Anda di halaman 1dari 17

TERAPI TERKINI UNTUK KANKER OVARIUM

Oleh
Harry Kurniawan Gondo
Program Pendidik Dokter Specialis (PPDS) 1 Obstetri & Ginekologi
Fakultas Kedokteran Udayana – RS Sanglah
Denpasar – Bali
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Abstrak
Walaupun penyakit tumor ovarium biasanya menunjukkan gejala yang serupa, diagnosis awal kanker ovarium
lebih menekankan pada penemuan secara klinis bukan pada metode ilmiah yang canggih. Begitu terjadi
pembesaran, ada kompresi yang progresif pada struktur pelvik disekitarnya, yang menyebabkan rasa tidak
nyaman pada abdomen, dispepsia, peningkatan frekuensi buang air kecil, dan tekanan dalam pelvik.
Variabel yang paling penting yang mempengaruhi terapi dan prognosis pada kasus kanker ovarium adalah
stadium atau luasnya penyakit. Sistem staging yang dipakai adalah memungkinkan perbandingan hasil terapi
diantara pada masing – masing institusi berbeda, oleh karena itu terapi kanker ovarium sebaiknya dilakukan
berdasarkan stadium. Survival tergantung pada stadium lesi, grade diferensiasi lesi, temuan gross makroskopik
saat operasi, jumlah tumor residu setelah operasi dan terapi tambahan setelah operasi.
Pada banyak institusi, pilihan terapi untuk kanker ovarium adalah total abdominal hysterectomy dan bilateral
salpingo-oophorectomy (TAH-BSO), omentektomi dan pemberian kemoterapi intraabdominal (32P). Pusat
penelitian lain memilih irradiasi pelvik dan abdominal sebagai terapi pasca operasi. Institusi lain menunjukkan
kesuksesan dengan kombinasi irradiasi pelvik dan kemoterapi sistemik. Secara umum radioisotope dan terapi
iiradiasi bukanlah terapi lini pertama untuk karsinoma ovarium. Biasanya dilakukan operasi dan kemudian
diikuti dengan kemoterapi, biasanya terapi kombinasi yang berbasis Platinum.

THE LATEST THERAPY FOR OVARIAN CANCER


By
Harry Kurniawan Gondo
Physician Educator Program Specialist (PPDS) 1 Obstetrics & Gynecology
Faculty of Medicine Udayana - Sanglah
Denpasar - Bali
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya
Abstract
Although disease of ovary tumor usually show the similar symptom, diagnosed early ovary cancer more
emphasizing at invention by klinis non sophisticated erudite method. That so happened magnification, there is
progressive compressive at structure pelvik, causing to feel is not balmy at abdomen, dyspepsia, frequency
urinate, and pressure in pelvik
Variable influencing therapy and prognosis of case of ovary cancer is stadium or disease broadness. System
Staging weared enable the comparison of result of therapy among institution differ, therefore therapy of ovary
cancer better be done by pursuant to stadium. Survival depend on peaky stadium, peaky grade diferensiasi,
macroscopic gross finding moment operate for the, amount of tumor residu after additional therapy and
operation after operation
A lot of institution, therapy choice for the cancer of ovary is totally abdominal hysterectomy and bilateral
salpingo-oophorectomy (TAH-BSO), omentektomy and gift of kemoterapi intraabdominal (32P). Other research
center chosen the irradiasi pelvik and abdominal as therapy pasca operate for the. Other institution show the
successfulness with the combination of systematical irradiasi pelvik and kemoterapi. In general radioisotope and
therapy iiradiasi is not first therapy lini for the karsinoma of ovary. Usually operated and later then followed by
kemoterapi, usually combination therapy being based on Platinum.
I. PILIHAN TERAPI PRIMER seperti dalam pelvik dan limfonodi
abdominal. Baik bukti klinis dan patologis
I.1 Neoplasma Epithelial Maligna tersedia untuk mendukung hipotesis bahwa
Borderline tumor ekstra-ovarium, setidaknya pada
Pada 3 dekade terakhir, ada bukti beberapa pasien, mewakili proliferasi
jelas yang telah menunjukkan adanya tumor multifocal bukannya implantasi atau
ovarium epithelial yang gambaran histologi metastasis.
dan biologinya berada diantara tumor yang Terapi operasi standar yang ada saat
jinak dan neoplasma ovarium yang maligna. ini adalah Total Abdominal Hysterectomy dan
Neoplasma maligna borderline ini, yang Bilateral Salpingo-Oophorectomy (TAH-
mencakup kurang lebih 15% dari semua BSO). Banyak ahli percaya bahwa terapi
kanker ovarium epithelial, seringkali ajuvan belum terjamin tanpa memperhatikan
dimasukkan ke dalam kategori cystadenoma stadium penyakit karena neoplasma ekstra-
proliferative, tumor dengan low malignant ovarium apapun harus dilihat sebagai
potential. Dibandingkan dengan neoplasma multifocal dan insitu, bukan metastasis. Isu
ovarium epithelial yang ganas, tumor ini jelas memerlukan studi lebih lanjut yang
epithelial borderline cenderung lebih banyak mencakup evaluasi yang teliti dalam grading
ditemukan pada populasi yang lebih muda. deposit tumor ekstra-ovarium, dan juga pada
Survival rate 10 tahun untuk penyakit ini neoplasma ovarium, dan hubungan antara
mencapai kurang lebih 95%. Namun, munculnya dan hasil akhirnya.
rekurensi simtomatis dan kematian mungkin Lesi berulang mungkin terjadi
terjadi dalam waktu 20 tahun setelah terapi setelah interval laten kurang lebih 20-50
Pada beberapa pasien, neoplasma ini tahun. Setelah follow-up yang panjang,
lebih tepat disebut dengan low malignant kurang lebih 25% pasien yang diteliti
potential. Berdasarkan sifatnya yang paling meninggal. Rekurensi biasanya memiliki
jinak, banyak ahli ginekologi memberikan gambaran histologi yang serupa dengan
terapi konservatif, terutama pada pasien tumor primer, yang menunjukkan bahwa sel-
yang masih ingin memiliki keturunan dan sel tumor borderline tidak mengalami
memiliki penyakit stadium Ia. Mayoritas anaplasia progresif dengan berjalannya
pasien dengan borderline serous tumor waktu. Metastase ke limfonodi terkadang
memiliki tumor stadium I (70%-85%). muncul, namun metastase hematogenus dan
Sekitar 30% pasien memiliki tumor diluar perluasan keluar rongga peritoneal jarang
ovarium (bukan berasal dari ovarium, extra- ditemukan.
ovarian) pada saat diagnsosis, dengan jumlah Terapi tumor stadium III masih
pasien yang memiliki tumor stadium II dan belum ditentukan. Banyak dokter yang
III, hampir sama. Sebagian besar kematian percaya bahwa terapi radiasi atau kemoterapi
akibat tumor terjadi pada pasien dengan efektif terhadap populasi slow-dividing cell
neoplasma stadium II atau III, namun ada ini. Tidak ada studi prospektif atau yang
beberapa perbedaan yang penting dari terkontrol dengan baik terhadap penyakit
adenocarcinoma ovarium. Lebih dari 50% stadium lanjut yang telah dilakukan,
pasien dengan tumor ekstra-ovarium bertahan walaupun ada banyak laporan tentang respon
walaupun reseksi tidak komplit. penyakit terhadap kemoterapi. Fort,
Perjalanan penyakit tumor yang melaporkan pengalaman dari Memorial
panjang menyebabkan follow up yang Sloan-Kettering Cancer Center dengan tumor
panjang, merupakan komponen penting dari ovarium epithelial dengan low malignant
penyelidikan ilmiah. Waktu survival yang potential diterapi dengan kemoterapi. Studi
panjang dan penyembuhan yang jelas pada ini mencakup 29 pasien dengan penyakit
pasien dengan advanced-stage proliferating stadium I, 5 pasien stadium II, 11 pasien
serous tumor masih belum jelas dan stadium III, dan 1 pasien stadium IV.
mengarah pada spekulasi bahwa beberapa Sembilan belas pasien memiliki residu
pasien memiliki proliferasi multifocal pada penyakit setelah operasi. Kesembilan belas
epitel selomik yang melibatkan pada satu pasien tersebut mendapat kemoterapi ajuvan,
atau dua ovarium dan lokasi ekstra-ovarium, terapi radiasi atau kombinasi. Dua belas
termasuk beberapa lokasi yang tidak biasa, pasien dengan penyakit residu ditemukan
bebas penyakit pada penilaian operasi kedua Stadium Ia, Ib, dan Ic
setelah terapi ajuvan. Review ini Terapi yang terbaik untuk lesi
mengindikasikan bahwa terapi ajuvan stadium I adalah total abdominal
mengeradikasi penyakit residu pada beberapa hysterectomy dan bilateral salpingo-
pasien dengan tumor ovarium epithelial oophorectomy (TAH-BSO) dengan staging
dengan low malignant potential. Ditemukan operasi yang akurat. Pada banyak institusi,
operasi eksisi pada tumor merupakan terapi omentectomy adalah bagian dari staging
yang paling efektif dan dari eksplorasi untuk lesi stadium I. Omentum adalah organ
berulang ditemukan bahwa kemoterapi yang tampaknya menarik sel-sel tumor
diberikan pada pasien dengan ascites atau (absorsi) dan menunjukkan penyakit
yang gambaran histologis tumornya berubah mikroskopik pada pasien dengan lesi stadium
atau menunjukkan pertumbuhan yang cepat. I yang jelas. Nilai omentektomi sebagai
modalitas terapi untuk lesi stadium I masih
I.2 Terapi neoplasma epithelial maligna belum ditegakkan.
Kanker epithelial pada ovarium yang Limfonodi pelvik dan peraaortik
paling sering terjadi dikategorikan secara mungkin terlibat dalam 10-20% penyakit
histologi menjadi serous, musinus, stadium I, dan limfadenektomi diperkirakan
endometrioid, dan tipe clear cell merupakan prosedur diagnostik dan
(mesonephroid). Walaupun ada beberapa terapeutik yang penting. Burghardt dkk,
kontroversi di masa lalu, dimana sekarang menyebutkan tentang 23 pasien dengan
varietas histologi yang berbeda ini bersifat kanker epithelial ovarium stadium I, dimana
serupa baik dalam stadium maupun grade. semua menjalani limfadenektomi komplit,
Beberapa tipe, seperti musinus dan dan 7 pasien menunjukkan keterlibatan
endometrioid, lebih sering ditemukan pada limfonodi (30%).
stadium awal. Buchsbaum dkk, melaporkan insiden
Satu teori pertumbuhan kanker keterlibatan limfonodi pelvik yang lebih
epithelial ovarium menunjukkan bahwa rendah dari studi the Large Gynecologic
penyakit ini awalnya tumbuh lokal, dan Oncology Group (GOG) (0% untuk stadium
menginvasi kapsul dan mesovarium, dan I, 19,5% untuk stadium II, dan 11,1% untuk
kemudian menginvasi organ disekitarnya dan stadium III). Studi GOG hanya memasukkan
menyebar melalui aliran limfa. Pada saat pasien dengan lesi metastase dengan diameter
neoplasma maligna mencapai permukaan < 3 cm. Burghardt dkk, melaporkan sejumlah
eksternal kapsul, sel-sel mengalami eksfoliasi pasien dengan semua ukuran lesi yang
ke rongga peritoneal, dimana sel ini bebas menjalani limfadenektomi pelvik dan
untuk bersirkulasi dan kemudian peraaortik komplit, dan keterlibatan
berimplantasi. Metastasis limfatik local dan limfonodi pelviknya diketahui lebih tinggi
regional mungkin melibatkan uterus, tuba (15% untuk stadium I, 57% untuk stadium II,
fallopii, dan limfonodi pelvik. Keterlibatan and 64% untuk stadium III).
limfonofi para-aortik pada ligament Baiocchi dkk, mereview pengalaman
infundibulopelvik juga sering terjadi. mereka pada 242 wanita yang menjalani
Woodruff, menyebutkan mekanisme limfadenektomi pelvik dan paraaortik yang
lain penyebaran penyakit yang mungkin lesi kankernya ditemukan hanya pada
terjadi pada kanker epithelial ovarium, bahwa ovarium (stadium I). Metastasis nodal
seluruh epitel selomik dapat menimbulkan ditemukan pada 32 pasien (13,2%).
lesi ini dibawah pengaruh agen karsinogenik Adenokarsinoma serous memiliki insiden
yang mungkin memiliki akses ke rongga metastasis ke limfonodi yang tertinggi (27
peritoneal dari vagina melalui tuba fallopii. dari 106, 25,4%). Mereka dengan lesi grade 3
Bahkan lesi mungkin berasal dari distribusi mengalami 38,5% metastasis (15 dari 39)
multifocal, dengan banyaknya porsi epitel dibandingkan dengan 5,8% (9 dari 155) lesi
selomik. Teori ini menjelaskan observasi grade 1 dan 2. Ada 33 wanita dengan tumor
penyakit stadium lanjut pada pasien yang low malignant potential dan 7 diantaranya
diperiksa dengan teliti dalam waktu tidak (21%) mengalami metastasis nodal. Bila
lama sebelumnya dan bebas dari penyakit hanya satu dari tiga limfonodi yang terlibat,
tanpa massa pelvik yang teraba. metastasis biasanya terjadi ipsilateral, namun
pasien ini juga mengalami metastasis ke
limfonodi illiaka komunis atau paraaorta. ajuvan pada pasien stadium Ia, Ib, lesi grade
Limfonodi paraaorta terlibat tanpa ada 1 dan 2. Pasien stadium I, lesi grade 3 adalah
metastase pelvik. Keterlibatan limfonodi masalah yang sulit diputuskan. Insiden
pelvik bilateral terutama ditemukan bila rekurensi pada grup ini mencapai 50%, pada
limfonodi multiple mengalami metastasis. kasus dalam grup ini harus diberi kemoterapi
Pada analisis multivariate, stadium, tipe ajuvan multiagen walaupun tidak ada data
histologi dan grade bukan merupakan alat jelas yang menunjukkan hasil yang superior
prediktif survival. dibandingkan dengan terapi agen tunggal.
Creasman dkk, mendeskripsikan Terapi ajuvan yang paling sesuai
empat pasien dengan kanker ovarium yang untuk pasien dengan lesi stadium I dimana
setelah kemoterapi atau imunokemoterapi telah dilakukan total abdominal hysterectomy
kombinasi, ditemukan mengalami penyakit dan bilateral salpingo-oophorectomy (TAH-
retroperitoneal pada saat laparotomi BSO) masih kontroversi. Beberapa peneliti
eksploratif kedua, walaupun tidak ada bukti menyebutkan tidak perlu pemberian terapi
adanya residu kanker intraabdominal. Kanker ajuvan. Sedangkan yang lain mengusulkan
ovarium dapat bermetastase ke limfonodi irradiasi seluruh abdomen dengan atau tanpa
pelvik dan paraaorta, sehingga area ini harus kemoterapi, tetapi dapat dipilih kemoterapi
dievaluasi untuk penilaian yang lebih teliti multiagen yang berbasis Platinum untuk grup
untuk mencari luasnya penyakit pasien pasien resiko tinggi ini.
kanker ovarium. Tanpa operasi staging yang Studi oleh the GOG dan The Ovarian
menyeluruh, metastasis tersembunyi Cancer Study Group telah melaporkan bahwa
mungkin terjadi dan tidak disadari. pasien stadium Ia dan Ib dan grade penyakit
Penggunaan terapi ajuvan dan 1 atau grade 2 diacak untuk mendapat
peranannya pada kanker ovarium stadium I Melphalan (0,2 mg/m2/hari per oral selama 5
masih terus diteliti. Dalam sebuah studi hari) selama 12 siklus dan mereka yang tidak
retrospektif dari Inggris. Ahmed dkk, mendapat terapi lanjutan. Survival 5 tahun
mereview sebuah kasus pada 194 pasien pada kedua kelompok studi sangat baik
dengan panyakit stadium I, dimana 103 (>90%). Dengan mempertimbangkan
pasien diperkirakan di staging dengan “baik” toksisitas, biaya, ketidaknyamanan pasien,
(low malignant potential dieksklusi). Tidak dan resiko neoplasma maligna sekunder yang
satupun dari pasien tersebut mendapat terapi diasosiasikan dengan terapi agen Alkylating ,
pasca operasi. Ada banyak faktor yang maka menentukan pasien yang tidak
dievaluasi sehubungan dengan prognosis, dan memerlukan terapi tambahan perlu
dalam analisis multivariate, hanya grade dipertimbangkan. Uji GOG Ovarian Cancer
(grade 1 atau grade 2 hingga grade 3), adanya Study Group lainnya memasukkan semua
asites dan tumor permukaan ovarium yang pasien yang memiliki penyakit stadium Ic
bermakna untuk relaps namun tidak memiliki tanpa residu mikroskopik, pasien stadium Ia
dampak pada survival. Angka relaps penyakit dan stadium Ib dengan ruptur kapsul, pasien
ini adalah 6,5%, 24,7%, dan 38,1% untuk yang mengalami lesi stadium Ia dan Ib grade
stadium Ia, Ib, dan stadium Ic. Pasien yang 3, dan pasien yang memiliki penyakit
megalami relaps diterapi secara eksklusif stadium II yang tidak menunjukkan bukti
dengan Carboplatin atau Cisplatin dengan adanya residu makroskopik. Pasien tersebut
angka respon 44%. dikelompokkan secara acak untuk mendapat
Beberapa institusi memilih melphalan atau 15 mCi koloid 32P
memberikan kemoterapi sebagai terapi pasca intraperitoneal. Survival dan disease free
operasi untuk stadium Ib dan Ic dan untuk survival pada kedua kelompok serupa
tipe histologi undifferentiated. Pada era (kurang lebih 80%). Frekuensi efek samping
terakhir, ajuvan terapi yang dipilih biasanya berat adalah rendah pada kedua kelompok.
analog Platinum atau dalam kombinasi Namun, 32P diasosiasikan dengan efek
dengan agen Alkylating atau Paclitaxel samping yang lebih sedikit daripada
(Taxol). Pada penanganan lesi grade rendah Melphalan, dan hanya 25% pasien yang
(grade 1). Dokter harus memperhitungkan diterapi dengan 32P mengalami toksisitas.
kemungkinan manfaat kemoterapi ajuvan Pada follow-up, GOG mempelajari populasi
dibandingkan dengan resikonya, tidak stadium awal yang beresiko tinggi yang sama
direkomendasikan pemberian kemoterapi dan membandingkan kombinasi kemoterapi
Siklofosfamid plus Cisplatin, dengan koloid ovarium stadium awal yang distaging dengan
32
P intraperitoneal. Angka kematian pasien baik.
yang diterapi dengan kemoterapi 17% lebih Karena protokol terapi untuk
rendah daripada koloid radioaktif. Saat ini penyakit stadium lanjut telah menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan secara peningkatan survival dengan menggantikan
statistik dalam survival, namun angka Siklofosfamid dengan Paclitaxel, GOG
rekurensi yang lebih rendah pada kelompok mengevaluasi Carboplatin (AUC 7,5) dan
yang mendapat kemoterapi dan angka Paclitaxel (175 mg/m2) pada penyakit
komplikasi yang lebih tinggi pada kelompok stadium awal resiko tinggi. Uji ini
koloid 32P mengarah pada kesimpulan bahwa membandingkan 3 siklus kemoterapi dengan
kemoterapi yang berbasis Platinum lebih kemoterapi 6 siklus. Setelah lebih dari 3
dianjurkan. tahun interval, 457 pasien direkrut dan
Sebuah studi terhadap 271 pasien dievaluasi setelah median follow-up 6,8
kanker ovarium stadium I oleh The Intalian tahun. Sementara angka rekurensi pada
Gynecologic Group dikelompokkan menjadi kelompok 6 siklus 24% lebih rendah
2 uji. Pasien dimasukkan menjadi kelompok (P=0,18), keseluruhan angka kematian pada
stadium Ia dan Ib, grade 2 atau grade 3, kedua kelompok serupa (hazard ratio 1,02).
kemudian diacak untuk mendapat Cisplatin Studi ini menyimpulkan bahwa tambahan 3
(6 seri) dan kelompok yang tidak mendapat siklus menyebabkan peningkatan toksisitas
terapi. Angka relaps berkurang secara (11% neurotoksisitas grade 3 dan atau 4
signifikan pada kelompok Cisplatin, namun versus 2% pada kelompok 3 siklus) tanpa
angka survival pada kedua kelompok tidak hasil akhir yang terlalu bermakna.
berbeda secara bermakna (88% pada Pada wanita muda dengan penyakit
kelompok cisplatin vs 82% pada kelompok stadium Ia yang menginginkan memiliki
tanpa terapi) pada median 76 bulan follow- keturunan dikemudian hari, unilateral
up). Pada pasien yang dikelompokkan salpingo-oophorectomy (USO) diasosiasikan
kedalam kelompok stadium Ia2, stadium Ib2, dengan peningkatan resiko rekurensi
dan stadium Ic, diacak untuk mendapat minimal, dan menyediakan prosedur staging
Cisplatin dan 32P (intraperitoneal). Angka yang teliti dan berdasarkan pertimbangan
relaps pada kelompok cisplatin lebih rendah, untuk melakukan grading dan self-
namun secara keseluruhan survival 5-tahun containment neoplasma yang ada.
kedua kelompok serupa.
The European Gynecologic Group Stadium IIa, IIb, dan IIc
melaporkan suatu analisis kombinasi uji Pada banyak institusi, pilihan terapi
ICON 1 dan ACTION. Lebih dari 900 pasien untuk penyakit stadium IIa dan IIb adalah
dengan kanker ovarium stadium awal yang total abdominal hysterectomy dan bilateral
mendapat baik kemoterapi ajuvan berbasis salpingo-oophorectomy (TAH-BSO),
platinum atau observasi hingga kemoterapi omentectomy dan pemberian 32P. Pusat
diindikasi. Setelah median follow-up lebih penelitian lain memilih irradiasi pelvik
dari 4 tahun, keseluruhan survival pada saat 5 danabdominal sebagai terapi pasca operasi.
tahun adalah 82% untuk pasien dengan Institusi lain menunjukkan kesuksesan
kemoterapi primer dan 74% pada pasien dengan kombinasi irradiasi pelvik dan
kelompok observasi. Disease-free survival kemoterapi sistemik. Secara umum
pada 5 tahun adalah 76% versus 65%. radioisotope dan terapi iiradiasi bukanlah
Disimpulkan bahwa recurrence-free survival terapi lini pertama untuk karsinoma ovarium.
dan keseluruhan survival pada 5 tahun Biasanya dilakukan operasi dan kemudian
meningkat pada kemoterapi yang berbasis diikuti dengan kemoterapi, biasanya terapi
Platinum. Pada uji European Organization kombinasi yang berbasis Platinum.
for Research and Treatment Group of Cancer Sedangkan pada penyakit stadium I nilai
(EORTC)-ACTION lain terhadap 448 pasien, omentektomi masih belum jelas. Namun,
mereka menemukan bahwa manfaat banyak pihak yang setuju bahwa pada semua
kemoterapi terbatas pada pasien yang kurang stadium omentektomi bertindak sebagai alat
mendapat operasi staging yang komprehensif, diagnostik yang berharga. Operasi staging
sehingga memunculkan perlunya terapi yang baik sangat penting artinya bagi
ajuvan pada pasien dengan karsinoma kesuksesan rencana terapi. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, pasien dengan mendapat agen multipel, dan sebagian besar
penyakit stadium II diterapi dengan cara yang menyimpulkan (sehubungan dengan respon
serupa dengan penyakit stadium III yang tumor) bahwa polikemoterapi memiliki
optimal debulked. keuntungan yang bermakna dibandingkan
dengan regimen tunggal pada penyakit
Stadium III stadium lanjut, non-optimally debulked. Isu
Setiap usaha harus dilakukan untuk ini sangat penting karena morbiditas pada
membuat operasi usus mayor untuk polikemoterapi lebih besar daripada regimen
mengeluarkan massa tumor (bulk) termasuk tunggal aen Alkylating.
omentum yang cukup luas setelah dilakukan
TAH-BSO. Studi retrospektif menyebutkan Stadium IV
bahwa angka survival pasien dengan penyakit Penanganan ideal untuk stadium IV
stadium III berhubungan dengan jumlah adalah mengeluarkan sebanyak mungkin
residu tumor pasca operasi, dimana pasien kanker dan memberikan kemoterapi setelah
dengan residu tumor yang lebih sedikit operasi. Keseluruhan survival pada stadium
memiliki prognosis yang lebih baik dengan ini lebih rendah daripada pasien stadium lain.
terapi ajuvan. Pasien dengan penyakit II. USAHA OPERASI MAKSIMAL
stadium III harus diterapi dengan kemoterapi. Ada axiom diantara banyak ahli
Sebagian besar pusat kanker kini memilih ginekologi onkologi bahwa adalah bijaksana
kemoterapi agen multiple yang berbasis untuk mengeksisi sebanyak mungkin tumor
Platinum seperti Carboplatin dan Paclitaxel, yang dapat dieksisi bila ditemukan
karena grup pasien ini memiliki angka respon penyebaran penyakit pada saat operasi primer
yang baik. untuk kanker ovarium. Telah diketahui bahwa
Durasi terapi agen multiple biasanya terapi yang bermakna dapat dicapai dengan
6-8 siklus. Bila pasien selamat selama reduksi atau mengurangi beban tumor yang
periode waktu ini dan tidak menunjukkan berat.
bukti klinis adanya penyakit, biasanya Munnell, melaporkan angka survival
dipertimbangkan untuk melakukan prosedur 5 tahun sebesar 28% pada pasien yang
operasi kedua. Namun kemudian hal ini menjalani “usaha operasi maksimal”
mengalami transisi dimana banyak peneliti dibandingkan dengan angka survival 5 tahun
tidak menganjurkan untuk melakukan sebesar 9% pada pasien yang menjalani
laparotomi kedua kecuali pasien masuk reseksi parsial dan 3% pada pasien yang
dalam suatu studi. Saat ini, analisis sekunder hanya menjalani biopsy. Pada 14 pasien yang
terhadap studi GOG #158 menunjukkan tidak bertahan pada Munnell’s, usaha operasi
ada manfaat pada hasil akhir dengan maksimal yang terdiri dari histerektomi,
melakukan operasi kedua. Namun, bilateral salpingo-oophorectomy, dan
laparotomi kedua merupakan suatu alat omentectomy (TAH-BSO Omentektoy)
diagnostik sehingga mungkin bermanfaat Aure dkk, menunjukkan peningkatan
bagi pasien yang sebelumnya belum survival yang signifikan diantara pasien
mendapat intervensi pembedahan yang penyakit stadium III yang semua tumornya
adekuat. diangkat. Hasil yang serupa diperoleh oleh
Sebelumnya ada laporan bukti yang Griffiths dkk, yang menggunakan multiple
menunjukkan bahwa grup optimal (pasien linear regression equation dengan survival
dengan diameter residu yang kurang dari 1-2 sebagai variabel dependen untuk mengontrol
cm), angka survival dan respon terhadap terapiutik multiple dan faktor biologis yang
kemoterapi setara dengan irradiasi abdominal mempengaruhi hasil akhir pasien secara
dan pelvik. Namun, morbiditas jangka simultan. Faktor yang paling penting adalah
panjang pada terapi irraadiasi lebih besar dan grade histologi tumor dan ukuran massa
faktor ini mempengaruhi terapi pasca operasi residu terbesar setelah operasi primer.
untuk penyakit stadium III sehingga sebagian Operasi sendiri tidak mempengaruhi survival
besar pusat memberikan kemoterapi agen kecuali mempengaruhi reduksi ukuran massa
multiple sebagai terapi primer bukan terapi residu terbesar tumor hingga dibawah batas
irradiasi. Studi prospektif awal pada beberapa 1,6 cm.
grup pasien yang diacak untuk mendapat Prosedur debulking saat ini mendapat
kemoterapi agen tunggal dan mereka yang perhatian lebih dalam penanganan kanker
ovarium. Konsep yang ada adalah GOG ingin meneliti lebih dalam tentang
mengurangi atau menghilangkan residu operasi sitoreduksi primer dengan analisis
tumor hingga ukuran dimana terapi ajuvan yanhg lebih detil mengenai hasil operasi pada
dapat bekerja secara efektif. Semua bentuk pasien stadium lanjut. Pada studi awal,
terapi ajuvan akan lebih efektif bila residu dibandingkan survival pasien stadium III
tumor yang tersisa minimal. Hal ini terutama yang memiliki penyakit abdominal ≤ 1 cm
berlaku untuk karsinoma ovarium, yang dengan pasien yang memiliki penyakit > 1
merupakan salah satu tumor solid yang cm namun setelah sitoreduksi tumor menjadi
sensitif terhadap kemoterapi. Sebuah operasi berdiameter ≤ 1 cm. Apabila operasi
yang teliti dan persisten dapat mengangkat merupakan satu-satunya faktor yang penting,
massa tumor yang besar yang pada kesan survival mungkin akan ditemukan serupa
pertama tidak dapat direseksi. Dengan pada kedua kelompok.
menggunakan area retroperitoneal yang Pasien yang memiliki penyakit
bersih, dokter dapat mengidentifikasi dengan volume lebih kecil bertahan lebih
ligamentum infundibulopelvik dan suplai lama daripada mereka yang menjalani
darah ovarium. Begitu pembuluh darah ini sitoreduksi hingga volume tumor menjadi
dikenali dan ditranseksi, pengangkatan massa lebih kecil, yang menunjukkan bahwa biologi
ovarium yang besar secara retrograde tumor juga memiliki signifikansi prognosis.
menjadi lebih mudah dan lebih aman. Ureter Pada studi kedua, GOG mengevaluasi efek
sedapat mungkin harus dilindungi dari diameter terbesar tumor terhadap survival
diseksi sehingga kemungkinan trauma pasien dengan sitoreduksi suboptimal. Studi
struktur pelvik ini dapat diminimalisir. Area ini menunjukkan bahwa sitoreduksi hingga
yang bersih biasanya ditemukan pada kolon residu massa terbesar yang ada berukuran ≤ 2
transversum dimana area omentum yang cm menunjukkan hasil survival yang
besar pada kanker ovarium diangkat setelah signifikan, namun semua residu yang
pembuluh darah gastroepiploic kanan dan kiri berukuran > 2 cm juga memberikan survival
diligasi. yang ekuivalen. Sehingga kecuali massa
Pengangkatan massa tumor yang dapat direduksi menjadi ≤ 2 cm, diameter
besar dan omentum yang terlibat sering residu tidak mempengaruhi survival. Dalam
mereduksi beban tumor hingga 80-99%. Nilai mengevaluasi sitoreduksi optimal dan
teoretikal dari prosedur debulking ada pada suboptimal, penelitian oleh GOG
reduksi jumlah sel dan keuntungan hal ini menunjukkan bahwa ada tiga grup yang
dalam terapi ajuvan. Hal ini terutama relevan berbeda muncul : residu mikroskopik, residu
pada bulky solid tumor seperti kanker massa < 2 cm, dan residu > 2 cm. Dari studi
ovarium, dimana pengangkatan sel dalam ini jelas diketahui bahwa pasien dengan
jumlah yang besar pada fase istirahat (G0) penyakit mirkoskopik memiliki angka
menggerakkan sel residu ke fase proliferatif survival 4 tahun sebesar 60%, sedangkan
yang lebih rentan. pasien dengan penyakit makroskopik ≤ 2 cm
Beberapa studi retrospektif memiliki angka survival 4 ahun sebesar 35%.
menunjukkan peningkatan angka survival Di sisi lain, pasien yang tumornya tidak
pada pasien yang berada dalam status beban disitoreduksi hingga ≤ 2 cm memiliki angka
tumor minimal melalui operasi. Laporan dari survival 4 tahun sebesar <20%. Namun yang
MD Anderson Hospital and Tumor Innstitute lebih mengejutkan adalah kegagalan
menunjukkan suatu peningkatan angka lini sitoreduksi tidak memiliki efek terhadap
kedua yang signifikan pada pasien dengan survival kecuali residu penyakit ≤ 2 cm.
kanker epithelial stadium II dan III dimana Sebuah laporan pada tahun 2005
operasi awal tanpa ada residu tumor atau menganalisis dampak pembedahan
tidak ada residu massa tumor tunggal yang sitoreduksi terhadap progression-freesurvival.
berdiameter lebih dari 1 cm. Laporan ini Diadakan sebuah analisis retrospektif
merefleksikan angka survival 2 tahun sebesar terhadap 889 pasien pada 1077 pasien yang
70% pada pasien kanker stadium III dimana direkrut dalam the Scottish Randomised Trial
tidak ada penyakit makroskopis yang tersisa in Ovarian Cancer (SCOTROC-1). Analisis
dan angka survival sebesar 50% bila nodul ini menunjukkan bahwa debulking optimal
residu berdiameter kurang dari 1 cm. Hal ini (<2 cm) lebih sering dicapai pada pasien
lebih baik daripada angka survival biasa. yang berasal dari Amerika Serikat, Eropa,
dan Australia daripada pasien yang direkrut tergantung pada faktor-faktor independen
dari Inggris (71% vs 58%). Progression-free operasi sitoreduksi. Belum jelas seberapa
survival (PFS) ditemukan lebih baik pada banyak pasien dengan penyakit bulky yang
pasien yang menjalani debulking optimal bila dapat dengan sukses menjalani sitoreduksi
penyakit mereka tidak seluas pada saat awal massa tumor hingga kurang dari 2 cm dan
direkrut (P=0,003). Perbandingan antara pada seberapa banyak pasien operasi yang
pasien Inggris dan non-Inggris yang tidak agresif ini merupakan kontraindikasi secara
memiliki residu penyakit yang terlihat klinis. Dan, bila kemoterapi terlambat karena
menunjukkan survival yang lebih baik pada komplikasi pembedahan, akan memberikan
pasien non-Inggris, dan peneliti efek yang buruk terhadap survival jangka
memperkirakan hal ini disebabkan oleh panjang pasien.
pasien non-Inggris lebih sering menjalani Waktu sitoreduksi yang paling tepat
limfadenektomi primer. masih belum ditentukan, sebelum kemoterapi
Peranan debulking pada tumor atau setelah satu sampai tiga induksi
stadium IV masih dipertanyakan. Ada 3 studi kemoterapi, atau setelah selesainya siklus
yang menyebutkan bahwa debulking optimal kemoterapi 6 hingga 12 bulan. Persentase
dapat dilakukan pada sebagian besar pasien pasien dengan kanker ovarium stadium lanjut
tersebut dengan efek yang baik. Liu dkk, yang dapat menjalani operasi sitoreduksi
menyebutkan 47 pasien dengan kanker secara efektif berkisar antara 43-87%,
stadium IV, dimana 14 (30%) menjalani tergantung pada laporan yang direview.
debulking optimal hingga residu <2 cm. Perbedaan ini mungkin merefleksikan
Median survival pada pasien tersebut adalah kemampuan ahli bedah, namun hal ini lebih
37 bulan, dibandingkan dengan median 17 mungkin mewakili pola rujukan yang
bulan pada mereka yang menjalani debulking berbeda dan faktor seleksi lainnya. Dalam
suboptimal. Sebuah studi oleh Memorial studi The Southwest Oncology Group-GOG
Sloan-Kettering mengidentifikasi 92 pasien terhadap terapi intraperitoneal dengan terapi
dimana debulking optimal dicapai pada 45% intravena pada kanker stadium III optimal,
pasien dengan median survival 40 bulan median survivalnya adalah 76 bulan, 42
dibandingkan dengan 18 bulan pada mereka bulan dan 32 bulan bila ditemukan residu
yang mendapat debulking suboptimal. mikroskopik saja, residu <0,5 cm, dan residu
The MD Anderson Group 0,5-2 cm.
mendeskripsikan 100 pasien yang menjalani Eisenkop dkk, menyebutkan 163
debulking. Mereka dengan debulking optimal pasien stadium IIIc dan stadium IV.
memiliki median survival 25 bulan, Sitoreduksi komplit berhasil dilakukan pada
dibandingkan dengan median survival 15 86% pasien. Keseluruhan median survival
bulan pada mereka yang mendapat debulking adalah 54 bulan, namun didapatkan survival
suboptimal. Efek operasi sitoreduksi primer 64 bulan pada mereka yang tumornya
dapat dilihat pada persentase prosedur menjalani debulking optimal. Peranan
negative second-look. Walaupun operasi limfadenektomi pada pasien dengan penyakit
sitoreduksi primer tampaknya memiliki nilai stadium lanjut masih terus didebatkan.
terapeutik, namun masih ada kontroversi Semua studi menunjukkan keterlibatan
yang muncul. Isu utama yang belum limfonodi yang signifikan pada penyakit
terselesaikan disebabkan oleh adanya stadium lanjut (>50%).
peningkatan beban tumor (pada kasus dimana Burghardt, ahli yang pertama
operasi sitoreduksi memberi manfaat yang menunjukkan manfaat terapeutik tindakan
potensial) atau apakah hal ini berhubungan ini. Data yang didapatkan menunjukkan
dengan perbedaan biologi tumor atau bahwa bahkan dengan limfonodi positif,
penurunan sensitifitas terhadap regimen pasien dengan penyakit stadium lanjut
kemoterapi (apabila hal tersebut yang memiliki survival yang lebih baik daripada
kemungkinan menyebabkan, operasi pasien yang serupa yang tidak menjalani
sitoreduksi mungkin tidak memiliki dampak evaluasi limfonodi. Telah disebutkan bahwa
utama terhadap survival). Maka implikasi beberapa metastase pada limfonodi tidak
yang muncul adalah bahwa pasien yang merespon kemoterapi begitu juga dengan
memiliki penyakit yang dapat disitoreduksi metastasis intraperitoneal sehingga
adalah grup tertentu dengan prognosis baik sebaiknya limfonodi diangkat. Pernyataan
yang berlawanan muncul pada kasus pasien diafragma mungkin berperan dalam
yang mengalami kekambuhan, yang juga sitoreduksi.
terjadi di intraperitoneal dan jarang hanya Ada peningkatan usaha dalam
terjadi di rongga retroperitoneal, sehingga mengevaluasi pasien kanker ovarium dengan
status limfonodi hanya memiliki sedikit laparoskopi bukan laparotomi. Secara teknis
dampak pada perjalanan alamiah penyakit. hal ini dapat dilakukan, walaupun
Dua studi dari Italia, walaupun tidak identik kebijaksanaan mengangkat massa adnexa
dalam hal desain, mengungkapkan temuan yang besar dengan laparoskopi masih
yang berbeda. dipertanyakan. Rekurensi kanker pada lokasi
Parazzini dkk, mengevaluasi 456 insisi operasi juga pernah terjadi namun
wanita dengan penyakit stadium III-IV dalam jarang walaupun ada kanker intrabdominal.
sebuah uji kemoterapi randomisasi Wang dkk, mereview literature untuk
prospektif. Ada 161 pasien dengan limfonodi menentukan faktor resiko yang mungkin
positif. Mereka menemukan bahwa tumor berperan dalam kekambuhan dini pada lokasi
grade 3 lebih banyak menunjukkan status kanker ginekologi, kanker ovarium adalah
limfonodi positif dibandingkan dengan tumor neoplasma maligna yang paling sering
grade 1 dan 2. Hal ini juga berlaku bagi menimbulkan metastasis pada lokasi utama
penyakit stadium IV dibandingkan dengan kanker tumbuh. Hal ini terjadi pada pasien
stadium III. Mereka tidak menemukan dengan atau tanpa asites, pada pasien dengan
perbedaan dalam hal survival antara mereka tumor makroskopik dalam rongga abdominal,
yang memiliki limfonodi positif atau negatif; pada pasien yang menjalani prosedur
apakah pengangkatan limfonodi positif diagnostik atau paliatif, dan pada penyakit
dengan operasi mempengaruhi survival stadium dini.
masih belum diketahui. Metastasis pada lokasi kanker juga
Scarabelli dkk, mengevaluasi status ditemukan pada pasien dengan tumor low
limfonodi 98 pasien kanker stadium IIIc-IV malignant potential. Metastasis pada lokasi
yang tidak memiliki residu massa port lebih sering ditemukan bila terjadi asites
makroskopik setelah operasi dibandingkan dan bila terjadi karsinomatosis
dengan 44 pasien yang tidak menjalani intraperitoneal. Waktu terpendek munculnya
limfadenektomi. Survival ditemukan metastasis lokasi kanker dengan laparoskopi
meningkat secara signifikan pada mereka adalah 8 hari. Beberapa teori mengenai
yang menjalani limfadenektomi. Studi ini mekanisme metastasis lokasi port telah
menunjukkan bahwa pada sekelompok disebutkan, antara lain implantasi sel kanker
tertentu pasien, limfadenektomi memiliki yang menyebar karena trauma operasi pada
efek terapeutik. Analisis uji SCOTROC-1 saat operasi pengangkatan tumor primer,
sebelumnya juga menunjukkan bahwa implantasi langsung dengan instrument dan
limfadenektomi mungkin memiliki manfaat pembentukan perbedaan tekanan oleh
terapeutik. pneumoperitoneum, dengan aliran keluar gas
Dalam praktek, sebaiknya dilakukan mengalirkan sel-sel tumor melalui lokasi
limfadenektomi pelvik dan paraaorta secara kanker. Walaupun laparoskopi telah
rutin bila tumor pasien dapat didebulking dilakukan dengan sukses dalam penanganan
secara optimal. Manfaat limfadenektomi pada massa adnexa benigna, tetapi lebih dipilih
pasien dengan residu bulky masih melakukan laparotomi terbuka untuk kanker
dipertanyakan. Saat ini tampaknya sesuai bila ovarium. Bila ditemukan kanker secara tidak
pasien dengan diagnosis kanker ovarium sengaja pada saat laparoskopi, biasanya
stadium lanjut harus menjalani reseksi semua langsung dilakukan laparotomi.
massa yang terlihat secara teknis. Antusiasme Peranan prosedur second-look
debulking kanker ovarium mengarah pada laparotomy masih kontroversial, walaupun
berbagai teknik yang berkembang untuk lebih jarang digunakan kecuali bila pasien
mencapai tujuan tersebut. Beberapa dokter direkrut dalam sebuah protokol penelitian.
telah mengusulkan penggunaan ultrasound Sebagian besar setuju bahwa tidak ada atau
surgical aspirator. Yang lain mengusulkan hanya ada sedikit dampak prosedur ini
electrosurgical debulking dengan sinar argon terhadap survival, walaupun status penyakit
sebagai koabulator. Lainnya mengusulkan pada beebrapa titik waktu tertentu dapat
bahwa reseksi peritoneum atau otot dipastikan. Beberapa yang mendukung
prosedur second-look laparotomy dan merekrut 550 pasien. Pasien yang tidak
menyebutkan bahwa bahwa debulking mendapat debulking secara optimal (residu
sekunder mungkin bermanfaat dan tumor >1 cm) mendapat tiga siklus Paclitaxel
meningkatkan survival. Setidaknya ada lima plus Cisplatin. Pasien diacak untuk
studi yang mengevaluasi peranan debulking melanjutkan kemoterapi atau menjalani
sekunder pada pasien-pasien dengan penyakit operasi sitoreduksi sekunder dan kemudian
klinis yang ada setelah kemoterapi. Dari total melanjutkan kemoterapi. Baik PFS maupun
193, hanya 11 (5,6%) mengalami reduksi resiko relatif kematian meningkat pada
penyakit hingga tidak ada penyakit residu tambahan interval operasi. Peneliti
dan hanya 3 (37%) yang bertahan sampai memperkirakan bahwa pasien pada studi
pada waktu publikasi dengan 19% dengan GOG juga menjalani operasi yang lebih
penyakit residu sebesar 1-2 cm dan 6% agresif daripada pasien dalam studi EORTC,
dengan penyakit residu >2 cm. ada 1207 hal ini mungkin menyebabkan hasil yang
pasien (pada semua stadium) yang berbeda. Yang terpenting, yang dapat
diidentifikasi pada 16 artikel yang menjalani disimpulkan dari kedia studi ini adalah
laparotomi second-look yang tidak bahwa pasien dengan kanker ovarium
menunjukkan gejala klinis penyakit setelah stadium lanjut harus mendapat setidaknya
kemoterapi. Ada 600 pasien dengan penyakit satu usaha maksimal dalam hal sitoreduksi,
makroskopik; pada 118, dilakukan debulking yang dilakukan oleh ahli ginekologi
hingga penyakit mikroskopik, dan 31% onkologi.
bertahan. Bila debulking dilakukan hingga <5 Sementara usaha operasi primer
mm, survival terjadi sebesar 22%; dari 420 maksimal tampaknya merupakan bagian yang
pasien dengan penyakit residu >5 mm, hanya penting dalam potensi survival jangka
14% yang bertahan. Yang menarik adalah, panjang, waktu untuk melakukan usaha
pada kasus debulking hingga penyakit operasi masih merupakan fokus perdebatan.
mikroskopik, ada 31% yang bertahan Pada pasien dengan status penyakit
dibandingkan dengan 47% pasien yang borderline, didasarkan pada usia, penyakit
memiliki penyakit mikroskopik hanya pada medis yang menyertai, efusi ekstensif
saat laparotomi second-look. Walaupun (terutama pleural atau perikardial), dan pada
mungkin ada manfaat bila debulking dapat pasien dengan penyakit abdominal ekstensif,
dilakukan hingga tersisa tingkat mikroskopik tidak efektif untuk dilakukan debulking dan
saja, dimana dari review sebuah pustaka hal sebaiknya dipikirkan untuk memberikan
ini dapat dicapai pada <10% pasien yang kemoterapi neoajuvan. Setelah 2 sampai 4
bersih dari penyakit secara klinis dan siklus biasanya terjadi respon klinis yang
menjalani laparotomi second-look. baik yang memungkinkan untuk melakukan
Grup the European Organization for operasi debulking yang efektif dengan angka
Research and Treatment of Cancer (EORTC) komplikasi yang cukup rendah.
telah melaporkan pengalamannya dengan Sebelum memulai kemoterapi,
operasi debulking intervensional pada pasien- sebaiknya ditegakkan diagnosis kanker
pasien dengan karsinoma ovarium stadium ovarium, tuba, atau peritoneal berdasarkan
lanjut. Pasien mendapat 3 siklus Cisplatin sitologi atai operasi invasif minimal. Kini,
dan Siklofosfamid dan kemudian diacak hasil kemoterapi neoajuvan (yang diikuti
untuk mendapat operasi debulking dengan operasi debulking) telah dilaporkan
intervensional atau tidak dioperasi. Semua dalam sebuah laporan retrospektif pada 20-90
pasien mendapat enam siklus kemoterapi. pasien. Studi ini menunjukkan bahwa hasil
Ada 278 pasien yang dievaluasi, dan median akhir penyakit serupa dengan yang terjadi
survival adalah 26% vs 20% (operasi vs pada pasien yang diberikan intervensi operasi
tanpa operasi, P=0,012). Operasi debulking primer. Saat ini diadakan sebuah uji klinis
adalah faktor prognostik independen dalam oleh EORTC dan NCI-Kanada terhadap lebih
analisis multivarian. Setelah penyesuaian dari 700 pasien pada tahun 2006.
terhadap semua faktor prognostik, operasi
diketahui mengurangi resiko kematian III, PERANAN TERAPI RADIASI
sebesar 33% (P=0,008). Teknik terapi radiasi mencakup
The GOG juga melakukan studi yang instilasi kromium fosfat radioaktif ke
serupa. Studi ini dilaporkan pada tahun 2004 intraperitoneal dan radiasi external-beam ke
abdomen dan pelvis. Pasien dengan dan III asimtomatis yang mendapat terapi
karsinoma epithelial ovarium yang dipilih radiasi dengan atau tanpa Klorambusil.
untuk mendapat irradiasi pasca operasi harus Klorambusil, 6 mg perhari, diberikan selama
mendapat terapi pada seluruh abdomen dan 2 tahun, dan pasien mendapat radiasi
juga radiasi padapelvis. Lapangan terapi yang abdomen dan pevik sebesar 2250 cGydalam
luas ini didasarkan pada analisis terhadap 10 fraksike portal pelvik yang kemudian sege
kekambuhan pasca irradiasi pada tumor diikuti dengan 2250 cobalt dalam 10 fraksi
stadiumI dan II, yang menunjukkan bahwa dengan teknik downward moving abdominal
sebagian besar kekambuhan atau rekurensi pelvik strip. Untuk pasien stadium I atau II,
terjadi diluar pelvis. Tidak ada penutup pada diberikan irradiasi pelvik saja dengan dosis
pelvis, dan sel-sel maligna akan meluruh dari 4500 cGy. Studi ini menyimpulkan bahwa
tumor ovarium primer dan bersirkulasi untuk pasien stadium Ib, II atau stadium III
melalui seluruh rongga abdomen. Penyebaran asimtomatis, operasi pelvik inkomplit pada
limfatik juga mungkin terjadi. awal berhubungan dengan survival yang
Dua teknik terapi radiasi yang buruk. Untuk pasien yang operasinya
berbeda telah digunakan untuk irradiasi komplit, irradiasi abdomen dan pelvik lebih
abdomen. Biasanya digunakan portal yang superior dibandingkan dengan irradiasi
besar, dengan dosis 2500-3000 cGy diberikan pelvik saja atau irradiasi pelvik diikuti
selama 4-5 minggu ke seluruh abdomen. dengan Klorambusil, dalam hal survival
Ginjal dan kemungkinan lobus kanan hepar jangka panjang dan kontrol penyakit
dilindungi untuk membatasi dosis hingga abdominal. Keefektifan irradiasi abdomen
2000-25000 cGy. Biasanya prosedur ini dan pelvic tidak tergantung pada stadium dan
menyebabkan mual dan muntah, dan terapi gambaran histologi penyakit. Nilai irradiasi
biasanya terganggu. Pada beberapa pusat abdomen dan pelvik lebih ekstrim terlihat
irradiasi abdomen dilakukan dengan teknik pada pasien yang tidak memiliki residu
moving-strip. Baik teknik seluruh abdomen tumor. Peneliti-peneliti tersebut juga
dan moving-strip biasanya diakhiri dengan menyimpulkan bahwa irradiasi pelvik saja
boost pelvik dengan dosis mendekati 2000- tidak adekuat dan merupakan terapi pasca
3000 cGy. operasi yang tidak sesuai untuk pasien
Karena pemahaman terhadap stadium Ib atau II. Irradiasi abdomen dan
kemoterapi pada kanker ovarium semakin pelvik yang meliputi kedua kubah diafragma
mendalam, peranan radiasi dalam terapi tanpa perlindungan hepar akan mengurangi
penyakit ini semakin berkurang. Pola kegagalan tumor di luar pelvik dan
penyebaran kanker ovarium dan beda meningkatkan survival.
jaringan normal yang terlibat dalam terapi Namun, kemoterapi ajuvan dengan
neoplasma inilah yang mempersulit terapi klorambusil harian setelah irradiasi pelvik
radiasi efektif. Bila residu tumor setelah tidak efektif dalam penanganan pasien ini.
laparotomi adalah bulky, maka terapi radiasi Peneliti juga menyimpulkan bahwa dalam
tidak efektif. Seluruh abdomen harus memilih terapi pasca operasi, adanya jumlah
dianggap berisiko, sehingga dibutuhkan penyakit yang sedikit pada abdomen bagian
volume irradiasi yang besar, dan atas bukan merupakan alasan memilih
menyebabkan limitasi multiple pada ahli kemoterapi dibandingkan dengan radioterapi.
radioterapi. Mereka yakin bahwa terapi radiasi efektif,
GOG menguji kelayakan penggunaan bahkan bila ada jumlah kecil penyakit yang
terapi radiasi bersama dengan kemoterapi. ada pada abdomen bagian atas.
Sebuah studi randomisasi prospektif dengan Studi oleh Dembo dkk, melaporkan
menggunakan 4 kelompok yang menilai angka survival 5 tahun yang baik, seperti
terapi radiasi saja, terapi radiasi sebelum 85% untuk pasien kanker stadium II dan 43%
kemoterapi (Melphalan), kemoterapi saja, pada pasien stadium III. Martinez dkk,
dan kemoterapi sebelum terapi radiasi tidak melaporkan angka survival 5 tahun sebesar
menemukan perbedaan yang signifikan 54% pada 42 pasien dengan kanker ovarium
antara keempat kelompok tersebut. stadium II dan III. Peranan terapi radiasi
Dembo dkk, melaporkan sebuah terhadap penyakit yang terlokalisir juga
studi randomisasi prospektif terhadap masih membutuhkan diskusi lebih lanjut.
231pasien dengan kanker stadium I dan II, Sebuah studi randomisasi prospektif
terhadap kanker ovarium stadium I yang irradiasi seluruh abdomen, biasanya dengan
diadakan oleh GOG menunjukkan hasil boost pelvik. Actuarial disease-spesific
sebagai berikut. Pasien dikelompokkan survival 5 tahun adalah 40% dan 50 % pada
menjadi 3, yaitu : tanpa terapi tambahan, pasien yang refrakter terhadap Platinum. Bila
Melphalan (Alkeran), dan irradiasi pelvik. residu tumor adalah <1,5 cm, disease-free
Pasien yang mendapat Melphalan mendapat survival 5 tahun adalah 53%, namun 0% pada
manfaat yang besar, dan mereka yang pasien dengan penyakit >1,5 cm. Hampir
mendapat irradiasi pelvik tidak mendapat sepertiga pasien yang gagal menyelesaikan
manfaat. Peranaan irradiasi pelvik pada irradiasi seluruh abdomen disebabkan oleh
kanker ovarium stadium II belum dipastikan. toksisitasnya. Tiga pasien memerlukan
Beberapa institusi menggunakan irradiasi operasi untuk mengkoreksi masalah traktus
pelvik bersama dengan kemoterapi sistemik gastrointestinal. Sedlacek dkk,
pelvik meningkatkan survival dibandingkan mendeskripsikan 27 pasien yang diterapi
dengan dengan operasi saja. Efikasi irradiasi dengan irradiasi seluruh abdomen, semua
pelvik dibandingkan dengan kemoterapi pada telah menjalani kemoterapi yang berbasis
penyakit stadium II masih belum diuji Platinum. Semua pasien menyelesaikan
dengan studi prospektif. radiasi. Angka survival pada5 tahun adalah
Studi GOG yang dilaporkan oleh 15%. Pasien dengan penyakit mikroskopik
Young dkk, membandingkan kemoterapi bertahan rata-rata 63 bulan, namun bila
dengan koloip 32P intraperitoneal. Sehingga penyakit >2 cm, maka rata-rata survival
bila dilakukan terapi radiasi pasca operasi, adalah 9 bulan. Empat pasien membutuhkan
tampaknya lebih tepat bila teknik dilakukan operasi untuk mengoreksi masalah
kepada seluruh permukaan abdomen dan gastrointestinal.
pelvik. Tidak ada data fase III yang Mungkin ada peranan radiasi seluruh
membandingkan kemoterapi yang berbasis abdomen pada pasien yang telah mendapat
Platinum dengan terapi radiasi pada pasien kemoterapi bila residu tumor kecil. Sedlacek,
kanker epithelial ovarium resiko rendah dan dalam sebuah review literature menemukan
intermediate. Limitasi perbandingan terapi bawha 47 dari 130 (36%) bertahan jangka
radiasi dengan kemoterapi disebabkan oleh panjang jika hanya penyakit mirkoskopik
banyaknya studi retrospektif. Pada berbagai yang ada pada saat radiasi seluruh abdomen
kondisi, studi terapi radiasi lebih lama, dan namun hanya 15 dari 218 (6,8%) bila ada
prosedur staging tidak dilakukan dengan penyakit makroskopik.
akurasi yang sama dengan sekarang. Studi
prospektif gagal karena akrual yang rendah. IV. TERAPI ISOTOPE
Kedua metode terapi sangat berbeda sehingga Radioisotope telah banyak digunakan
bias peneliti biasanya mencegah akrual pada dalam terapi kanker ovarium. Baik beta
pasien. Teknik terapi radiasi kini semakin emitter radioactive chromium phosphate
canggih, dengan toksisitas yang lebih rendah. (waktu paruh 14,2 hari) dan radioactive gold
Hal ini dikombinasikan dengan seleksi data (waktu paruh 2,7 hari) telah digunakan.
pasien dengan lebih baik akan memberikan Isotop ini mengemisi radiasi dengan penetrasi
bahan uji fase III modalitas ini dalam terapi maksimal efektif 4-5 mm sehingga hanya
karsinoma ovarium. bermanfaat pada penyakit minimal. Kedua
Terapi radiasi sebagai terapi lini agen diambil oleh makrofag serosa dan
kedua pada pasien dengan kemoterapi ditransportasikan ke limfonodi
persisten atau kanker oarium rekuren retroperitoneal dan mediastinal.
semakin banyak pendukungnya. Seperti yang Kemungkinan bahwa koloid radioaktif akan
telah disebutkan sebelumnya, terapi radiasi mengeradikasi metastasis limfonodi dengan
sebagai bagian dari terapi inisial telah uptake limfatik selektif masih diragukan
ditinggalkan dan lebih dipilih kemoterapi. karena studi-studi menunjukkan bahwa
Yang mendorong ketertarikan kembali pada limfonodi maligna tidak mengambil isotop,
terapi radiasi lini kedua adalah bahwa namun tumor dengan limfonodi bersih
kemoterapi lini kedua tidak bermanfaat. mengambil isotop. Telah diperkirakan bahwa
Cmelak dan Kapp melaporkan, 6000 cGy dikirim ke omentum dan
pengalamannya dengan 41 pasien yang gagal permukaan peritoneal dan 7000 cGy pada
merespon kemoterapi. Semua diterapi dengan beebrapa struktur retroperitoneal.
Beberapa uji telah dilakukan untuk peningkatan median survival hingga 12-30
membandingkan 32P intraperitoneal dengan bulan pada sebagian besar studi. Kisaran
atau tanpa irradiasi pelvik dengan radiasi yang luas ini seringkali disebabkan oleh
seluruh abdomen atau kemoterapi agen pemilihan pasien yaitu pasien yang mendapat
tunggal dalam berbagai kondisi klinis kanker debulking suboptimal 30 bulan. Senyawa
ovarium. Karena 32P intraperitoneal gagal Platinum masih merupakan komponen
menunjukkan peningkatan hasil akhir dan integral dalam terapi hingga kini.
sulit secara teknis, pilihan ini dikeluarkan Pada tahun 1990an terjadi perkenalan
dari rencana terapi yang ada. Paclitaxel, suatu agen yang awalnya
diekstraksi dari Taxus brevifolia. Paclitaxel,
V. KEMOTERAPI KANKER OVARIUM yang kini disintesis secara kimiawi
Evolusi kemoterapi pada kanker menunjukkan mekanisme kerja yang baru
ovarium stadium lanjut selama lebih dari 30 dengan memicu perakitan mikrotubular dan
tahun semakin bermanfaat. Kanker ovarium menstabilkan pembentukan polimer tubulin,
adalah satu tumor maligna solid pertama sehingga menghambat pembelahan sel yang
yang menunjukkan respon terhadap cepat dalam menyelesaikan proses mitosis.
kemoterapi. Efektifitas berbagai kemoterapi Respon terhadap agen tunggal Paclitaxel
telah ditunjukkan dalam bentuk angka respon inisial pada pasien-pasien dengan kanker
(biasanya respon komplit atau parsial), angka ovarium refrakter berkisar 25-35%.
second-look negatif, dan median survival. Perkembangan sementara obat-obatan kini
Semua ukuran hasil akhir tersebut adalah berkisar pada formulasi berbagai grup
subyek error dan walaupun yang paling Taxane. Sebuah studi oleh SCOTROC
reliable adalah median progression-free menunjukkan substitusi Paclitaxel dengan
survival dan median overall survival. Docetaxel memberikan hasil operasi yang
Agen kemoterapi yang awalnya serupa, dan profil toksisitas yang lebih
digunakan dalam terapi kanker ovarium unggul pada Docetaxel. Modifikasi Taxane
(1970-1990) sebgaian besar terdiri dari lainnya masih dalam penelitian lebih lanjut,
Alkylating agen Melphalan (yang juga contoh CT-2103 (Xyotax) dan Abraxane,
dikenal dengan Phenylalanine mustard, yang memungkin memberikan manfaat lebih
Alkeran, L-PAM dan L-sarcolysin), atau toksisitas yang lebih rendah
Siklofosfamid. Klorambusil dan Tiotepa. dibandingkan pendahulunya.
Angka respon biasanya dilaporkan dalam Lima hingga 10 tahun terakhir juga
kisaran 20-60%, namun angka median tetlah diperkenalkan agen aktif lain dalam
survival untuk pasien dengan kanker ovarium terapi kanker ovarium, yang paling terlihat
stadium lanjut biasanya berkisar antara 10-18 adalah Topotecan, sebuah Topoisomerase I-
bulan, cukup rendah dibandingkan dengan inhibitor; suatu bentuk pegylated liposomal
hasil uji klinis akhir-akhir ini. Antimetabolit, encapsulated dari Doxorubicin (Doxil), dan
seperti 5-Fluorouracil dan Metotrexat, Gemcitabine, sebuah obat yang pertama kali
banyak digunakan pada uji klinis, terutama diuji pada kankar pancreas. Ketiga obat ini
dalam kombinasi dengan agen Alkylating. diuji dalam sebuah uji klinis oleh GOG
Penggunaan sementara agen-agen tersebut 182/ICON-5. Beberapa fokus terapeutik baru
pada kanker epitelial ovarium sangat jarang. dalam uji klinis terakhir adalah menguji agen
Pada akhir 1970an dan 1980an ada yang menargetkan pada target molekular
perkenalan regimen kemoterapi kombinasi, spesifik. Salah satu agen yang mendapat
Hexa CAF-Hexamethylmelamine, perhatian tersebut adalah Bevacizumab.
Cyclophosphamide, Doxorubicin dan 5-
Fluorouracil; dan CAP-Cyclophosphamide, Uji klinis
Doxorubicin dan Cisplatin, yang merupakan Angka respon yang relatif rendah
dua kombinasiyang paling sering digunakan. terhadap sebagian besar agen kemoterapi
Pada awal 1980an, terapi kombinasi adalah tunggal menstimulasi penelitian untuk
terapi standar untuk sebagian besar pasien. mencari kombinasi agen. Saat ini, kombinasi
Pada tahun 1980an juga terjadi perkenalan yang berbasis Platinum telah terbukti menjadi
Cisplatin dan kemudian Carboplatin. obat kombinasi yang paling sukses. Sebuah
Perkenalan senyawa Platinum meningkatkan studi oleh GOG (GOG#47) membandingkan
angka respon menjadi kisaran 50-80% dan Doxorubicin (Adriamycin) dan
Cyclophosphamide (AC) dengan AC dan Cisplatin, maka apakah hasil CAP yang lebih
Cisplatin (CAP) yang mengindikasikan besar disebabkan oleh dosis yang lebih besar
kemajuan dengan kombinasi tiga regimen. atau karena Doxorubicin itu sendiri masih
Dengan AC ditemukan 26% respon komplit, belum diketahui. Sebuah studi oleh GOG
dan pada CAP ditemukan 51% respon (GOG#132) mengevaluasi 614 pasien dengan
komplit. Durasi respon berkisar antara 9 kanker yang tidak dilakukan debulking secara
bulan hingga 15 bulan, dan progression-free optimal yang diterapi dengan protokol 3
interval adalah 7 bulan hingga 13 bulan. kelompok yang membandingkan pemberian
Median survival dalam uji ini adalah 16 Cisplatin saja, Paclitaxel saja, dan kombinasi
bulan hingga 19 bulan untuk CAP pada kedua obat. Progression free survival atau
semua pasien, namun tidak ada signifikansi survival pada ketiga kelompok obat serupa.
statistical dalam hal survival pada kedua Beberapa menginterpretasikan bahwa hasil
kelompok. Bila pasien dengan penyakit yang studi ini mengindikasikan agen Platinum
dapat diukur dievaluasi secara terpisah (227 harus menjadi komponen terapi primer.
dari 440 pasien yang dapat dinilai), statistik Studi GOG (GOG#111) telah
berbeda bermakna untuk survival ditemukan mengacak pasien dengan penyakit volume
pada kelompok CAP. Tidak ada signifikansi besar untuk mendapat 6 siklus Cisplatin 75
survival yang ditemukan pada penyakit mg/m2 plus Cyclophosphamide 750 mg/m2
residual yang tidak dapat diukur. Studi ini setiap 3 minggu atau Paclitaxel 135 mg/m2
menunjukkan manfaat pada pasien kelompok selama 24 jam kemudian diikuti dengan
Platinum yang memiliki penyakit residual Cisplatin 75 mg/m2 setiap 3 minggu. Pada
yang dapat diukur setelah menjalani operasi kelompok Paclitaxel, pemberian Paclitaxel
debulking yang suboptimal. sebelum Cisplatin sangat penting untuk
Studi lain pada saat itu menemukan mengoptimalkan respon dan meminimalkan
bahwa agen Alkylating seefektif regimen toksisitas. Ada total 386 pasien yang dapat
kombinasi (termasuk Platinum) yang terdiri dinilai dalam studi ini. Dalam hal efikasi
dari hingga 4 obat. Pada studi lain oleh GOG terapeutik, kelompok Paclitaxel memberi
(GOG #52) terhadap pasien dengan kanker keseluruhan respon yang lebih baik (73%
ovarium stadiumIII yang sudah menjalani hingga 60%) dan respon klinis komplit,
debulking optimal hingga ukuran penyakit dimana frekuensi respon patologi komplit
residu ≤1 cm, CAP dibandingkan dengan serupa antara kedua kelompok. Persentase
Cyclophosphamide dan Cisplatin. pasien yang mencapai status tanpa
Progression-free interval dan survival tidak residupenyakit markoskopis lebih tinggi pada
banyak berbeda antara kedua kelompok. kelompok Paclitaxel (41%) dibandingkan
Sehingga kombinasi Cyclophosphamide dan dengan kelompok kontrol (25%).
Cisplatin, menjadi kelompok standar untuk Progression-free survival pada kelompok
banyak uji klinis pada akhir 1980an dan awal paclitaxel lebih besar (18 hingga 13bulan).
1990an. Resiko pregresifitas 32% lebih rendah pada
Ada empat studi yang dimasukkan mereka yang diterapi dengan Paclitaxel
dalam metaanalisis untuk menjawab daripada regimen Cyclophosphamide.
pertanyaan tentang peranan Doxorubicin Survival lebih lama pada kelompok
dalam kanker ovarium. Dengan hanya Paclitaxel (38 hingga 24 bulan). Resiko
mempertimbangkan respon komplit patologi, kematian 39% lebih rendah pada mereka
studi ini menunjukkan suatu manfaat kecil yang diterapi dengan regimen paclitaxel.
yang konstan pada CAP, dan lebih tinggi Suatu uji European-Canadian Intergroup
pada studi The North-West Oncology Group (OV-10) memiliki studi desain yang serupa
(DACOVA). Dengan menyatukan data-data dengan GOG #111, yang menguji
tersebut dalam metaanalisis, sangat mungkin penggantian Cyclophosphamide dengan
untuk mendeteksi suatu signifikansi statistik Paclitaxel. Studi ini memasukkan penyakit
sebesar 6% pada persentase respon komplit stadium III optimal dan stadium IIB-C.
patologi dengan CAP. Dan metaanalisis ini Respon klinis dalam uji ini ditemukan lebih
menunjukkan signifikansi survival sebesar besar pada kelompok Paclitaxel (45% vs
7% pada 6 tahun dengan CAP. Namun, 59%). Kombinasi Paclitaxel dengan Cisplatin
karena dalam 3 uji intensitas dosis CAP lebih dianggap sebagai kombinasi standar untuk
besar daripada Cyclophosphamide dan kemoterapi lini pertama dalam terapi kanker
ovarium. pasih belum terbukti.
Bila dikombinasikan dengan
Cisplatin, Paclitaxel memerlukan interval
infus yang panjang (24 jam) untuk mencegah REFERENSI
neuropati yang tidak diharapkan. Pemberian
ini memberi rasa tidak nyaman pada pasien 1. Bartlett JM. Ovarian Cancer Method and
dan karena itu banyak pusat yang Protocol. Humana Press, Tokowa
menggantikan Cisplatin dengan Carboplatin, 2. Britow RE, Karlan BY. Surgical For
sehingga GOG mengadakan studi ekuivalen Ovarian Cancer Principle And Practice.
untuk mengetahui efikasi serupa dari Informa Healtcare Taylor and Francis,
Paclitaxel (175-185 mg/m2) yang London, 2006.
dikombinasikan dengan Carboplatin (AUC 5- 3. Choy H. Chemoradiation In Cancer
7,5). GOG mengadakan GOG# 158 pada Therapy. Humana Press, New Jersey,
populasi pasien optimal (<1 cm) sebagai uji 2003.
non-infreioritas. Resiko relatif progresifitas 4. Copeland LJ. Epithelial Ovarian Cancer,
pada kelompok Paclitaxel plus Carboplatin In Clinial Gynecology Oncology 7th
adalah 0,88 (95% CI 0,75-1,03). Toksisitas edition page 313 - 68, Eds : DiSaia PJ,
kelompok Paclitaxel plus Cisplatin lebih William WT. Mosby Elsevier,
tinggi. Suatu laparotomi second-look juga Philadelphia, 2007.
merupakan bagian dari protocol. 5. Davellar EM. Serum Tumor Marker In
Pada studi The International Ovarian And Cervical Cancer. Vrije
Collaborative Ovarian Neoplasm (ICON2), Universiteit, Amsterdam, 2008.
1526 pasien kanker ovarium diacak untuk 6. DiSaia PJ. The Adnexal Mass And Early
mendapat carboplatin dan CAP. Tidak ada Ovarian Cancer, In Clinial Gynecology
perbedaan yang signifikan dalam hal survival Oncology 7th edition page 283 - 312, Eds
pada kedua kelompok. Usia, stadium, residu : DiSaia PJ, William WT. Mosby
penyakit, diferensiasi, dan gambaran Elsevier, Philadelphia, 2007.
hsitologi tidak mempengaruhi survival pada 7. Donato ML, Wang X, Kavanagh VV, et
kedua kelompok. al. Chemotherapy For Epithelial Ovarian
Untuk menginterpretasikan respon Cancer, In Gynecologic Cancer page 188
harus dilakukan dengan sangat hati-hati – 206, Eds :Buzdar AU, Freedman MS.
karena merupakan indikator kecenderungan Springer Science, United Stated Of
dalam angka survival. Seringkali regimen America, 2006.
kemoterapeutik memberikan angka respon 8. Hesley ML, Alektiar KM, Chi DS.
yang sangat baik namun tidak memberi efek Ovarian And Fallopian Tube Cancer, In
terhadap angka survival. Sehingga dokter Handbook Gynecologic Oncology 2nd
harus menunggu studi yang lebih panjang edition page 243 – 64, Eds : Barakat RR,
tentang kemoterapi kombinasi yang berbasis Bevers MW,Gersheson DM. Martin
Cisplatin untuk memahami dengan lebih Dunitz Publisher, London, 2001.
akurat mengenai dampaknya terhadap 9. Leung PC, Adasi EY. The Ovary.
survival pasien. Omura dkk, melaporkan Elsevier, London, 2004.
analisis terhadap dua studi GOG terhadap 10. Piso P, Dahlke MH, Loss M, et al.
kemoterapi multistadium pada kanker Cytoreductive surgery and hyperthermic
epithelial ovarium.dalam analisis terhadap intraperitoneal chemotherapy in
726 wanita dengan stadium III atau IV, telah peritoneal carcinomatosis from ovarian
dilakukan follow-up yang baik. Peneliti cancer. World Journal Of Surgical
menyimpulkan bahwa dampak kemoterapi Oncology, Biomed Central, 2004.
kini berada dalam tingkat sedang. Kurang 11. Penson RT, Gynecologic Oncology
dari 10% dari pasien dalam studi ini bebas Ovarian Cancer, In Horrison Manual Of
progresifitas dalam waktu 5 tahun, dan Oncology page 485 -96, eds Chabner
kegagalan tertunda masih muncul, bahkan BA, Lynch TJ, Longo DL. McGrawHill
sebelum 7 tahun. Sutton dkk, melaporkan 7% Medical,United Stated Of America, 2008.
disease-free survival pada10 tahun.namun 12. Shorge JO, Schaffer JI, Holvorson LM, et
superioritas kombinasi agen kemoterapi al. Epithelial Ovarian Cancer, In William
manapun dalam hal survival jangka panjang Gynecology. McGrawHill, China, 2008.
13. Tinnelli A, Tinnelli R, Tinneli FG, et al.
Conservative Surgery For Borderline
Ovarian Tumor : Review. Jurnal
Gyneclogy Oncology (100) 181 - 91,
Elsevier, 2006.
14. Wright C. Ovarian Malignancies, In
Handbook Of Gynecologic Management
page 462 – 7, ed Rosevear SK. Blackwell
Science, London, 2002.

Anda mungkin juga menyukai