Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KULIAH

PERENCANAAN WILAYAH
“PERAN ORANG TUA
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK
DI DESA PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
KABUPATEN DELI SERDANG”

(Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si)

Oleh

DARMA BAKTI (NIM 187003063)


ANDRI TRISUYADI (NIM 187003064)
MARA ONGGANG SIREGAR (NIM 187003072)

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper ini untuk memenuhi kurikulum
pendidikan di Sekolah Pascasarjana Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah
dan Pedesaan Universitas Sumatera Utara.
Selama melakukan penulisan paper ini, Penulis banyak memperoleh bantuan
moril dan materil dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE, selaku Ketua Program Studi
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Dr.Agus Purwoko, S.Hut, M.Si, selaku Dosen Mata Kuliah Perencanaan
Wilayah pada Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan
(PWD) Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Seluruh Dosen Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan
(PWD) Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh Karyawan/Karyawati Sekretariat Perencanaan Pembangunan Wilayah dan
Pedesaan (PWD) Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
5. Semua rekan satu angkatan yang telah bersama-sama selama perkuliahan dan
senantiasa memberi sumbangsih, saran dan masukan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan,namun penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat kepada seluruh
pembaca.

Medan, Juli 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Permasalahan....................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 3
D. Lingkup Pembahasan........................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4


A. Landasan Teori.....................................................................................4
1. Pengertian Peran Orang Tua............................................................ 4
2. Peran Orang Tua dalam Keluarga.................................................... 5
3. Peran Orang Tua dalam Pendidikan.................................................6
4. Motivasi Belajar............................................................................... 7
B. Gambaran Pendidikan Masyarakat di Desa Percut.............................. 8

BAB III PENUTUP................................................................................................. 13


A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran .....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desa Percut merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Percut Sei
Tuan dengan luas area 190,79 Km², terdiri dari 18 desa dan 2 kelurahan.
Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan di sebelah Utara berbatasan dengan Selat
Malaka, di sebelah Timur berbatasan dengan Batang Kuis, di sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli, di sebelah Selatan berbatasan
dengan Kota Medan. Desa Percut memiliki area seluas 10,63 Km2 atau sekitar
6,22 % dari luas Kecamatan Percut Sei Tuan.
Desa Percutmemiliki 18 dusun, dengan jenis mata pencaharian masyarakat
yang mayoritas adalah nelayan.Penduduk Desa Percut terdiri dari berbagai
suku bangsa, namun mayoritas penduduknya adalah suku Melayu sebagai
suku asli yang mendiami daerah ini. Selain itu juga terdapat penduduk dari
suku Batak Toba, Mandailing, Jawa, Karo, Simalungun dan sebagian lagi
terdapat etnis yang lain. Desa Percut merupakan daerah dataran rendah dengan
ketinggian 0 - 100 meter di atas permukaan laut dan beriklim tropis serta
memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kedua musim
ini dipengaruhi oleh dua arah angin, yaitu angin laut dan angin gunung,
dimana angin laut membawa udara panas dan angin gunung membawa udara
dingin. Letak wilayah Desa Percut berada di pesisir sungai dan terhubung
langsung ke laut, sehingga memiliki potensi di bidang perikanan.Hal ini yang
membuat mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan.
Kondisi perumahan dan pola pemukinan nelayan Desa Percut tidak jauh
berbeda dari pemukiman nelayan pada umumnya. Rumah-rumah mereka
berjejer di tepi jalan pinggir sungai yang bermuara langsung ke
laut.Kebanyakan rumah mereka sudah mulai semi permanen berdinding kayu
atau tepas, beratap seng, berlantai semen atau papan.Memang juga terdapat
rumah-rumah permanen yang beratap genteng dan berlantai keramik, tetapi
rumah – rumah jenis ini adalah rumah milik toke, tekong, atau agen penjualan

1
ikan, sehingga jumlahnya tidaklah sebanyak rumah-rumah semi permanen
yang dimiliki nelayan tradisional.Rumah-rumah tersebut saling berdempetan
antara satu rumah dengan rumah yang lainnya, dengan ukuran yang sangat
kecil sehingga memunculkan kesan kumuh dan semeraut. Sekalipun demikian
sebagian rumah-rumah tersebut sudah dimiliki sendiri oleh para nelayan baik
yang didapat dari warisan keluarga maupun membeli dari orang lain.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, maka diperoleh gambaran
tentang bagaimana kondisi geografis di Desa Percut yang memiliki struktur
tanah berjenis lunak dan lembab yang disebabkan karena seringnya terjadi
banjir sebagai dampak dari air laut yang pasang dan mengakibatkan
lingkungan tersebut terlihat kumuh dan kotor.Selain itu, rumah-rumah
masyarakat yang memiliki jamban pada umumnya membuang kotoran dengan
mengalirkannya ke pipa-pipa pembuangan yang mengarah ke rawa-rawa dan
sealiran dengan aliran sungai.
Selain itu yang menjadi salah satu perhatian adalah tentang pendidikan di
Desa Percut. Karena sebagaimana hasil pengamatan masih rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat yang dilatar belakangi motivasi untuk bekerja sejak
usia dini. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran orang tua sebagai orang
pertama yang memberikan pendidikan kepada anak.
Dengan demikian, berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik
untuk mengangkat judul tentang “Peran Orang Tua dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.”

B. Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam paper ini adalah tentang
Bagaimana Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak di
Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

2
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini, selain untuk memenuhi tugas
perkuliahan adalah untuk meningkatkan kesadaran orang tua dan anak tentang
pentingnya pendidikan, terutama pada Peran Orang Tua dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang.

D. Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam paper ini hanya membahas seputar
kehidupan di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang dengan Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Anak.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
Terkait pembahasan tentang Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Minat
Belajar Anak di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang, maka berikut dipaparkan landasan teori tentang Peran Orang Tua dan
Minat Belajar Anak.

1. Pengertian Peran Orang Tua


Orang tua yaitu terdiri dari ayah dan ibu. Orang tua memiliki peran
penting dalammembimbing dan mendampingi anak-anaknya baik dalam
pendidikan formal maupun non-formal. Peran orang tua itu sendiri dapat
mempengaruhi perkembangan anak dalam aspek kognitif, efektif, dan
psikmotor.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:854) “peran yaitu
perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat. Sedangkan Hamalik (2011:33)
menyatakan bahwa“peran adalah pola tingkah laku tertentu yang
merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan
tertentu”.
Menurut Lestari (2012:153) “peran orang tua merupakan cara yang
digunakan oleh orang tua berkaitan dengan pandangan mengenai tugas
yang harus dijalankan dalam mengasuh anak”. Hadi (2016:102)
menyatakan bahwa “orang tua memiliki kewajiban dan tanggung jawab
untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungianak”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa peran orang
tua yaitu cara yang digunakan oleh orang tua atau keluarga dalam
menjalankan tugas dalam mengasuh, mendidik, melindungi, dan
mempersiapkan anak dalam keidupan bermasyarakat. Peran orang tua
sangat penting dalamperkembangananak baik dari aspek kognitif, efektif

4
dan psikomotor. Selain itu peran orang tua juga sangat penting dalam
keluarga.

2. Peran Orang Tua dalam Keluarga


Peran orang tua dalam keluarga sangat penting terhadap perkembangan
anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang sering dijumpai anak.
Lingkungan keluarga akan mempengaruhi perilaku anak. Oleh karena itu,
orang tua harus membimbing dan memberikan contoh yang baik
padaanak. Sebagai unit pergaulan terkecil yang hidup dalam masyarakat,
keluarga batih mempunyai peranan-peranan tertentu, yaitu (Soerjono,
2004: 23):
a) Keluarga batih berperan sebagi pelindung bagi pribadi-pribadi
yang menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban
diperoleh dalam wadah tersebut.
b) Keluarga batih merupakan unit sosial-ekonomis yang secara
materil memenuhi kebutuhan anggotanya.
c) Keluarga batih menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah
pergaulan hidup.
d) Keluarga batih merupakan wadah dimana manusia mengalami
proses sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia
mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat.

Ki Hajar Dewantara (dalam Tirtarahardja, 2005:169) menyatakan


bahwa “suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-
baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan
sosial”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga


merupakan tempat terbaik untuk melakukan pendidikan dan dalam
keluarga terjadi interaksi pendidikan pertama dan utama. Keluarga terdiri

5
dari ayah, ibu dan anak. Setiap anggota keluarga memiliki peranan
masing-masing.

Peran keluarga menurut Jhonson (2010:9) sebagai berikut: “1) ayah


berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, serta sebagai kepala keluarga; 2) ibu berperan sebagai pengurus
rumah tangga, pelindung, pengasuh, dan pendidik anak-anaknya; 3) anak-
anak melaksanakanperanan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya”. Tirtarahardja (2005:169) menyimpulkan bahwa
“peran orang tua dalam keluarga sebagai panutan, sebagai pengajar, dan
sebagai pembericontoh”.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bawa peran orang


tua dalam keluarga yaitu sebagai pendidik, pelindung, pengasuh, dan
pemberi contoh. Selain peran yang harus dilakukan oleh orang untuk anak-
anaknya , orang tua juga harus memahami tentang fungsikeluarga.

Menurut Jhonson (2010:8) “fungsi keluarga terdiri dari fungsi


sosialisasi anak, fungsi afeksi, fungsi edukatif, fungsi religius, fungsi
protektif, fungsi rekreatif, fungsi ekonomis, dan fungsi status sosial”.

Berdasarkan penjelasan tentang peran dan fungsi keluarga diatas, dapat


disimpulkan bahwa orang tua memiliki posisi yang sangat menentukan
keberhasilan anak. Orang tua harus mampu menjalankan peran dan fungsi
keluarga sebaik mungkin. Orang tua juga harus memberikan contoh yang
baik kepada anaknya. Selain peran orang tua dalam keluarga, orang tua
juga berperan penting dalam pendidikananak-anaknya.

3. Peran Orang Tua dalam Pendidikan

Peran orang tua dalam pendidikan merupakan sesuatu yang sangat


penting untuk menentukan keberhasilan pendidikan anak-anaknya.
Pendidik pertama dan utama yang mesti diperhatikan orang tua adalah
perkembangan moral anak. Menurut Gunarsa (2006:62) sikap yang perlu

6
diperhatikan orang tua yaitu “konsisten dalam mendidik dan mengajar
anak, sikap orang tua dalam keluarga, penghayatan orang tua akan agama
yang dianutnya, dan sikap konsekuen orang tua dalam mendisiplinkan
anaknya”. Orang tua harus memberikan contoh yang baik bagi anaknya.
Adanya ketidaksesuaian antara yang orang tua ajarkan terhadap anak
dengan apa yang dilihat anak dari keseharian orang tuanya, maka hal itu
akan membuat anak berpikir untuk tidak melakukan apa yang diajarkan
orang tua.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa antara


peran orang tua dalam pendidikan dan sikap yang perlu diperhatikan dalam
perkembangan moral anak saling berkesinambungan. Sikap orang tua harus
sesuai dengan apa yang diajarkan kepada anak. Salah satu peran orang tua
yang dijelaskan diatas yaitu sebagai pendorong atau pemberi motivasi.
Motivasi yang dimaksud bisa berupa dorongan untuk belajar. Pada saat
belajar terkadang anak akan mengalami kesulitan dan semangatnya
menurun. Orang tua harus memberikan dorongan agar anak lebih semangat
dalam belajar dan mampu mengatasi kesulitannya.

4. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan daya penggerak yang mendorong siswa
untuk rajin belajar. Sardiman (2014;85-86) menyatakan bahwa ada tiga
fungsi motivasi, yaitu :
a) Mendorong manusia untuk berbuat,
b) Menentukan arah perbuatan atau arah tujuan yang hendak dicapai,
c) Menyeleksi perbuatan.

Hamalik (2011:161) menyatakan bahwa “fungsi motivasi yaitu


mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbutan, sebagai pengarah,
dan penggerak”.Uno (2013:27) menyimpulkan bahwa peran penting
motivasi dalam belajar dan pembelajaran yaitu:

7
a) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar,
b) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai,
c) Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar,
d) Menentukan ketekunan belajar.

Dimyati (2013:85) menjabarkan pentingnya motivasi belajar bagi


siswa antara lain:
a) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil,
b) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang
dibandingkan dengan temannya,
c) Mengarahkan kegiatan belajar,
d) Membesarkan semangat belajar,
e) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi


motivasi selain membuat anak semangat dan aktif dalam belajar, juga
membantu anak untuk mencapai tujuan belajar sehingga mencapai hasil
belajar yang optimal dan mendapatkan prestasi yang baik.Setiap anak
memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda, sehingga dalam memotivasi
anak harus mengetahui ciri motivasi dari masing-masing anak.

B. Gambaran Pendidikan Masyarakat di Desa Percut


Kehidupan masyarakat nelayan identik dengan kemiskinan dan
ketertinggalan.Masyarakat nelayan dikategorikan sebagai masyarakat miskin
dengan indikasi bahwa tingkat perekonomiannya masih lemah karena tingkat
pendapatan yang rendah, kualitas hidupnya rendah, kesejahteraan sosial
rendah, dan hidup dalam kesulitan.Nelayan terjebak dalam perangkap
kemiskinan yang pelik, tidak memiliki akses yang memadai terhadap
pendidikan dan kesehatan.Kemiskinan yang diderita oleh masyarakat nelayan
Indonesia (Kusnadi, 2009) disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

8
a) Susasana alam yang keras menyebabkan timbulnya
ketidakpastian bagi nelayan dalam menjalankan
aktivitas sosial ekonomi yang terus-menerus dalam
menjaga konsistensi produksi hasil tangkapan.
b) Kualitas sumber daya manusia nelayan yang
rendah yaitu rendahnya tingkatan pendidikan,
rendahnya budaya kewirausahaan, kurangnya
partisipasi dalam usaha produktif, pola kehidupan
yang konsumtif, dan gaya hidup yang dipandang
boros.
c) Keterbatasan modal usaha menyulitkan nelayan
untuk meningkan kegiatan ekonominya. Nelayan
sulit mendapatkan permodalan usaha mereka.
Lembaga keuangan seperti lembaga perbankan
sangat tidak tertarik dalam membantu pemberian
kredit untukmodal usaha mereka. Hal tersebut
disebabkan selain tidak memiliki jaminan
kebendaan yang merupakan persyaratan mutlak
bagi lembaga perbankan dalam pemberian kredit,
juga usaha mereka menangkap ikan dianggap
sebagai bukan usaha yang layak dibiayai sehingga
nelayan kesulitan dalam melakukan diversifikasi
usaha perikanan.
d) Pemasaran hasil perikanan yang lebih
menguntungkan perantara karena nelayan harus
menjual ikan kepada tengkulak dengan harga
dibawah harga pasar.
e) Program pemerintah yang belum memihak
nelayan. Sejauh ini program pemerintah hanya
menjadikan masyarakat nelayan sebagai objek,

9
bukan subjek sehingga akan meningkatkan pola
kebergantungan masyarakat nelayan itu sendiri.

Menurut Ono Surono (2015) kemiskinan nelayan dipengaruhi oleh


beberapa faktor.Pertama rendahnya tingkat pendidikan, pendidikan yang
dimiliki oleh nelayan pada umumnya sangat rendah.Rendahnya tingkat
pendidikan ini sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang pendidikan,
bagi nelayan pendidikan bukanlah kebutuhan penting, sebab menurut mereka
yang paling dibutuhkan dalam melaut adalah keterampilan dan kerja keras,
bagaimana menghasilkan tangkapan yang melimpah dan dijual dengan harga
yang tinggi.

Keterampilan tersebut tidak akan didapat dari bangku sekolahan, tetapi


didapat dari proses belajar dan pengalaman melaut dari orang tua mereka.
Persepsi ini masih mengakar pada masyarakat nelayan, tidak terkecuali pada
masyarakat nelayan yang berada di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.Gambarankondisi tersebut semakin diperkuat dari
komunikasi yang dilakukan dengan salah seorang aparat Desa Percut yang
mendampingi pada saat dilapangan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk


mengukur kualitas hidup manusia.Kebiasaan pola hidup yang konsumtif dan
tidak berorientasi pada masa depan secara langsung maupun tidak langsung
menjadi faktor mengapa kemudian orang-orang tua nelayan tidak memberikan
motivasi yang besar pada anak-anak mereka untuk melanjutkan pendidikan
sampai pada perguruan tinggi. Bahkan pada level tertentu kebanyakan nelayan
masih menganggap anak sebagai sebuah aset ekonomi, yang harus bekerja
membantu orang tua bekerja dilaut, sebagai faktor pendorong peningkatan
penghasilan orang tua, dan terkesan mengabaikan pendidikan anak-
anak.Selain itu masih banyak masyarakat nelayan dengan pola pikir hidup ini
bukan sebuah beban, karena laut telah menjadi sumber penghidupan bagi
mereka.Oleh karena itulah mereka sudah memberikan pengetahuan dan

10
keterampilan pada anak-anak merekasejak kecil tentang bagaimana cara untuk
melaut.

Gambaran kondisi pendidikan masyarakat nelayan dan anak-anak nelayan


yang rendah dengan hanya sebagian kecil yang mampu menyelesaikan
pendidikan sampai keperguruan tinggi didorong oleh berbagai penyebab, baik
dari penyebab faktor ekonomi maupun karena seringnya anak-anak tersebut
ikut melaut dan mendapatkan penghasilan sendiri, sehingga tidak lagi tertarik
untuk melanjutkan pendidikan. Dengan kondisi seperti ini, selain
akanberpengaruh buruk padakemampuanmerekadalam mengikuti
kemajuanteknologi dan informasi yang semakin pesat juga berpengaruh pada
tingkat kemampuanmereka dalam mengakses pekerjaan lain selain pekerjaan
yang berhubungan denganlaut khususnya pada masa paceklik (musim cuaca
ekstrem).Pada umumnya pekerjaanyang bisa mereka lakukan selain pekerjaan
yang berhubungan dengan laut adalah buruh bangunan atau pekerjaan lainnya
yang bersifat serabutan.

Selain itu dengan rendahnya tingkat pendidikan bisa menyebabkan


masyarakat nelayan rawan menjadi kelompok yang sangat rentan untuk di
eksploitasi. Hal ini dikarenakan sebagian besar nelayan di Desa Percut
bergantung pada pihak toke. Berdasarkan informasi dari salah seorang
masyarakat nelayan yang menceritakan beberapa faktor yang membuat
ketergantungan mendasar nelayan terhadap toke, salah satunya yaitu faktor
ketergantungan terhadap alat produksi yang dimana para nelayan Desa Percut
sebagian besar masih mengandalkan alat tangkap milik orang lain (toke), baik
dengan cara bagi hasil maupun sewa.

Berbagai program pendidikan sudah banyak dilakukan oleh pemerintah


dalam usaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Namun dari
pengamatan ini bisa ditarik pemikiran bahwa ada sasaran program pemerintah
pusat mau pun daerah yang belum menyentuh pada motivasi pendidikan
masyarakat terkhusus di wilayah pinggiran seperti di Desa Percut ini.Karena

11
bagaimana pun motivasi pendidikan sangat diperlukan, terutama peran dari
orang tua terhadap pemberian motivasi kepada anak untuk melanjutkan
pendidikan demi masa depan yang lebih baik.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pedidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
peningkatan kualitas seorang individu. Orang tua sebagai salah satu faktor
yang berperan aktif terhadap tumbuh kembang seoranganak mempunyai
peran lebih dalam memberikan motivasi kepada anak dalam
melanjutkanpendidikan baik secara formal mau non-formal. Desa Percut yang
berada pada wilayah pesisir dan lingkungan masyarakat nelayan yang
sebagian berpendidikan rendah akan berdampak pada lambatnya pergerakan
menuju kearah kehidupan yang lebih maju dan sangat rentan di eksploitasi
oleh pihak-pihak yang hanya berkepentingan terhadap keuntungan besar
semata. Peran sentral orang tua terhadap pendidikan anak tampak kurang aktif
dalam memberikan motivasi karena sebagian besar anak-anak dilingkungan
masyarakat nelayan ini sudah terlibat dalam aktivitas mencari ikan dilaut
sejak usia dini.Sehingga menyebabkan berkurangnya motivasi anak akan
pendidikan.
B. Saran
Sasaran dalam program pendidikan perlu lebih di tingkatkan pada
dorongan peran aktif orang tua dalam memberikan motivasi belajar kepada
anak terkhusus pada wilayah pinggiran dan wilayah yang pendidikan
masyarakatnya masih rendah. Sehingga diharapkan kedepannya peran orang
tua akan lebih aktif lagi dalam memberikan motivasi belajar kepada anak.

13
DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


Rajawali Pers
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.

David W. Johnson. 2010. Colaborative Learning: Strategi Pembelajaran Untuk


Sukses Bersama. Jakarta: Nusamedia
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Gunarsa, S.D., & Gunarsa, Y.S.D (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Kusnadi, 2009, Keberdayaan Nelayan Dalam Dinamika Ekonomi Pesisir,


Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Lestari, S. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: KENCANA

Profil Desa Percut. 2009. Data Desa Dan Kelurahan Desa Percut Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Keluarga. Rineka Cipta. Jakarta

Surono, Ono, 2015, Koperasi Nelayan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan


Tangkap Berbasis Ekonomi Gotong Royong, Jakarta : PT. Wahana Semesta
Intermedia
Tirtarahardja Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta

Uno, Hamzah B. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Gorontalo: Bumi


Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai