Anda di halaman 1dari 13

NAMA : KRESNA WAHYU ARIE PRADHANA

NIM : 180210103090
KELAS : C
Hukum Newton
Hukum Newton – Hukum Newton merupakan suatu hukum yang ada dalam dunia fisika
yang menggambarkan hubungan antara suatu gaya yang bergerak dikarenakan adanya sebab. Hal
ini menjadi pondasi dalam mekanika klasik dalam hukum fisika dengan 3 jenis hukum yang ada.
Pada awalnya hukum newton dikemukakan oleh seorang ahli fisikawan dalam masanya yang
namanya dijadikan sebagai nama dari hukum ini. Bernama lengkap Potret Sir Isaac Newton
(1643 – 1722). Seorang fisikawan asal Eropa yang menemukan hukum gravitasi, hukum gerak,
kalkulus, spektrum, serta teleskop pantul. Dikarenakan dedikasinya dalam dunia pendidikan dan
ilmuwan, sehingga hukum yang diitemukan oleh newton ini diberi nama dengan hukum newton
yang memiliki 3 konsep dasar, yaitu Hukum Newton 1, Hukum Newton 2, dan Hukum Newton
3.

Hukum Newton 1
Bunyi Hukum Newton 1

Bunyi Hukum Newton 1 : “Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan
nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang mula-mula bergerak lurus
beraturan akan tetap lurus beraturan dengan kecepatan tetap.“

Pengertian Hukum Newton 1

Dari bunyi hukum newton 1 ini dapat dipahami bahwasanya suatu benda akan berusaha
mempertahankan keadaannya atapun posisi awalnya yang ia miliki. Dimana, benda yang
awalnya diam akan berusaha untuk tetap diam. Begitu juga jika benda yang awalnya bergerak
akan berusaha untuk tetap bergerak. Dikarenakan adanya kecenderungan dalam mempertahankan
posisi semula yang dialami oleh suatu benda tersebut, maka hukum newton 1 ini disebut juga
sebagai hukum inersia atau hukum kelembaman. Dalam penerapan kesehariannya, hukum
newton 1 ini memiliki contoh penerapan disaat Anda berkendara apakah itu dengan motor,
mobil, dan alat yang bergerak seperti lift. Kemudian, benda tersebut tiba – tiba di rem atau
berhenti secara mendadak. Maka, badan Anda cenderung maju ke depan atau terus melaju ke
depan. Hal inilah dimaksud dengan “kecendrungan untuk terus melaju.”
Hal yang sama juga terjadi saat Anda akan mulai bergerak dari keadaan diam. Contoh yang
paling terasa adalah saat Anda berkendara dengan mobil. Anda cenderung tersentak ke belakang
saat kendaraan mulai melaju. Dari kedua contoh di atas dan contoh yang Anda alami dalam
keseharian ini merupakan peristiwa dari hukum inersia atau kelembaman. Dimana, adanya
kelembaman ini suatu benda dipengaruhi oleh massa benda tersebut yang semakin besar massa
benda tersebut, maka semakin besar pula kelembamannya. Dengan adanya pengaruh dari massa
suatu benda, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi besarnya daya dan gaya yang
diperlukan untuk melakukan percepatan saat dalam kondisi diam atau menghentikan benda yang
berada dalam kondisi bergerak.

Rumus Hukum Newton 1

Dengan demikian rumus hukum newton 1 dapat dirumuskan sebagai berikut :

∑F = 0

Atau

Resultan gaya (kgm/s2)

Hukum Newton 2
Bunyi Hukum Newton 2

Bunyi Hukum Newton 2 : “Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total
yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan
arah gaya total yang bekerja padanya.”

Pengertian Hukum Newton 2

Berdasarkan dari bunyi hukum newton 2 ini, dapat dipahami bahwasanya suatu gaya benda
akan semakin bertambah besar jika diberikan dorongan daya yang searah dengan laju arah gaya
benda tersebut. Namun, jika diberikan gaya tolak atau berlawanan arah dari gaya benda tersebut,
maka akan memperkecil atau memperlambat dari laju gaya benda tersebut. Dikarenakan terjadi
perubahan kecepatan dan perubahan laju dari benda yang mendapat gaya tersebut, akan membuat
total gaya dari massa benda dan percepatan benda yang diberikan dapat menyebabkan percepatan
dan perlambatan benda tersebut, dimana semakin besar percepatan atau perlambatan yang
diberikan akan mempengaruhi arah gerak benda tersebut. Contoh hukum newton 2 dapat diamati
saat Anda menggelindingkan bola di tanah datar. Jika semula Anda menggelindingkan bola dari
kanan menuju kiri lalu memberikan gaya dari kanan pula dengan cara menendang bola tersebut,
maka bola tersebut akan mendapat gaya searah dari kanan ke kiri yang membuatnya mengalami
percepatan. Contoh lain dari hukum newton 2 adalah ketika Anda melempar batu ke atas secara
vertikal. Pada awalnya batu tersebut akan melaju ke atas dengan kecepatan yang konstan.
Kemudian, akibat adanya gaya gravitasi akan memperlambat batu dan menghentikannya. Lalu,
batu tersebut akan kembali ke bumi dengan kecepatan dari massa batu ditambah dengan adanya
gaya gravitasi yang mempercepat batu tersebut.

Rumus Hukum Newton 2


Dengan demikian, dikarenakan adanya keterkaitan antara percepatan dan gaya atau
percepatan dengan massa benda, sehingga gaya yang ada berbanding lurus dengan percepatan
yang dipengaruhi massa benda tersebut. Dapat dirumuskan sebagai berikut :

F=ma

Dengan

F = gaya (N)
m = massa benda (kg)
2
a = percepatan (m/s )

Hukum Newton 3

Bunyi Hukum Newton 3

Bunyi Hukum Newton 3 : “Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, jika suatu benda
memberikan gaya pada benda yang lain maka benda yang terkena gaya akan memberikan gaya
yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama, tetapi arahnya
berlawanan.“

Pengertian Hukum Newton 3

Dari bunyi hukum newton 3 ini dimana setiap aksi akan menimbulkan aksi atau setiap
sebab akan menimbulkan akibat, dimana setiap gaya sebab yang diberikan akan menghasilkan
besarnya gaya akibat yang dihasilkan. Pada contoh penerapan hukum newton 3 ini bekerja pada
setiap benda yang diberikan gaya aksi akan menghasilkan gaya reaksi. Namun, gaya aksi reaksi
tersebut saling berlawanan arah dan bekerja pada benda yang berbeda. Sebagai contoh hukum
newton 3, ketika Anda memukul paku dengan paku, dimana palu adalah gaya aksi dengan gaya
dari paku adalah gaya reaksi dari palu tersebut. Saat Anda memukul paku dengan palu, begitu
palu menyentuh paku, palu berhenti sesaat atau bahkan memantul. Gaya berhenti sesaat atau
bahkan memantul tersebut merupakan gaya reaksi yang dihasilkan oleh aksi palu tersebut.

Contoh Penerapan Hukum Newton 3

Sebuah benda dengan berat (W) yang berada di atas meja. Meja akan memberikan reaksi
gaya normal (N), sehingga N = W dengan arah gaya saling berlawanan.
Menggantung benda secara vertikal akan menghasilkan gaya tegang tali (T) yang sama
besarnya dengan massa benda (W) dengan arah yang berlawanan.

Ketika seseorang dengan berat (W) menaiki lift. Saat dalam keadaan diam, gaya yang
dihasilkan sama dengan berat orang tersebut (F = W). Saat lift bergerak naik, maka gaya yang
dihasilkan lebih besar dari berat orang (F > W). Ketika lift turun makan berat orang tersebut
lebih besar dari gaya yang dihasilkan (F < W).

Rumus Hukum Newton 3

1. Gaya Gesek

2. Gaya Berat
3. Berat Sejenis
Contoh Soal dan Pembahasan

1. Kereta M dipercepat ke kanan dengan percepatan . Abaikan semua gesekan,


massa katrol, dan juga massa tali. Anggap g = 10 m/s2. Jika maka
tegangan tali T pada sistem sebesar …. (Simak UI 2010).

(A) 8 N
(B) 12 N
(C) 15 N
(D) 20 N
(E) 25 N

Pembahasan :

Karena yang mengalami percepatan adalah kereta M, maka kotak yang juga mengalami
percepatan yang nilai dan arahnya sama adalah kotak 3 karena terletak secara vertikal tepat di
sebelah kanan, serta kotak 2 karena terhubung dengan kotak 3. Percepatan pada kotak satu tidak
sama dengan nilai percepatan pada kotak 2 dan 3.

Persamaan Hukum Newton 2 pada kotak 1 secara horizontal dapat ditullis dengan :

tidak dapat dihitung.

Persamaan pada kotak 2 secara horizontal dapat ditullis dengan :


Persamaan pada kotak 3 secara vertikal dapat ditullis dengan :

disubstitusikan dengan persamaan kotak 2.

Kita dapat mencari nilai sebesar :

Jadi, tegangan tali T pada sistem sebesar

Jawaban: B

2. Balok A beratnya 100 N diikat dengan tali mendatar di C (lihat gambar). Balok B beratnya
500 N. Koefisien gesekan antara A dan B = 0,2 dan koefisien gesekan antara B dan lantai = 0,5.
Besarnya gaya F minimal untuk menggeser balok B adalah .... Newton (UMPTN 1993).
A. 950
B. 750
C. 600
D. 320
E. 100
Pembahasan
fAB → gaya gesek antara balok A dan B
fBL → gaya gesek antara balok B dan lantai

fAB = μAB N
fAB = (0,2)(100) = 20 N

fBL = μBL N
fBL = (0,5)(100 + 500) = 300 N

Tinjau benda B
Σ Fx = 0
F − fAB − fBL = 0
F − 20 − 300 = 0
F = 320 Newton

3. Seorang pria berada dalam lift. Ia berdiri di atas timbangan badan. Pada awalnya, ketika lift
diam, timbangan menunjukkan angka 60 kg. Ketika lift bergerak ke bawah dengan percepatan
0,5 m/s2 (g = 10 m/s2), maka jarum akan menunjukkan angka … kg (UN 2013/2014).

Pembahasan :

Diketahui :
m = 60 kg
a = 0,5 m/s2
g = 10 m/s2
Ditanyakan : m' = ?
Jawab :
F = m.a
W - N = m.a
N = W - m.a
N = m.g - m.a
N = (60)(10) - (60)(0,5)
N = 600 N – 30 N
N = 570 N
Jarum yang ditunjuk timbangan saat lift bergerak menunjukkan berat semu orang tersebut. Berat
semu sama dengan gaya normal yang diberikan lantai lift terhadap orang tersebut. Jadi massa
semua orang tersebut pada saat lift bergerak adalah :
m' = N/g
m' = 570/10
m' = 57 kg
Jadi, ketika lift bergerak ke bawah, jarum timbangan tersebut menunjukkan angka 57 kg.

4. Perhatikan gambar di atas!


Sebuah balok kayu berada pada bidang miring kasar ditarik dengan gaya sebesar 200 N. Jika
massa balok adalah sebesar 18 kg dan percepatannya sebesar 3 m/s, serta sudut bidang miring
adalah 30 derajat, maka gaya gesekan yang dialami oleh bidang miring adalah …. (UN
2012/2013).

Pembahasan :
Diketahui :
F = 200N
m = 18 kg
a = 3 m/s2
g = 10 m/s2
Ditanyakan : fk = ?
Jawab : Gambar gaya - gaya yang bekerja pada balok tersebut terlebih dahulu. Perhatikan
gambar berikut!

Gaya gesek atau fk adalah yang ditunjukkan oleh anak panah yang berlawanan dengan F.
Gaya berat yang mempengaruhi gerak benda adalah gaya yang segaris dengan F dan fk yaitu W
sin 30, sehingga persamaannya menjadi :
F = m.a
F - W sin 30 - fk = m.a
200 - (18)(10)(1/2) - fk = (18)(3)
200 - 90 - fk = 54
fk = 200 - 90 - 54
fk = 56

Jadi, gaya gesek yang dialami oleh balok adalah sebesar 56.

5. Seseorang bermassa 60 kg berada didalam lift yang sedang bergerak dari lantai 5 menuju
lantai dasar. Jika desakan kaki orang tersebut terhadap lantai adalah sebesar 420 N, dan g = 10
m/s2, maka percepatan yang dialami oleh lift adalah sebesar … m/s2 (UN 2013/2014).

Pembahasan :
Diketahui :
m = 60 kg
g = 10 m/s2
N = 420 N
Ditanyakan : a = ?
Jawab :
F = m.a
W - N = m.a
a = (W - N)/m
a = (60)(10) - 420 N)/60 kg
a = 180/60
a = 3 m/s2
Jadi, percepatan yang dialami oleh lift adalah sebesar 3 m/s2.

Anda mungkin juga menyukai