Anda di halaman 1dari 12

PROSES HIDROGENASI I-OKTENA MENJADI I-OKTANA

Adilla Pratiwi, Leon Lukhas Santoso, Mu’to Naimah, dan Muhamad Yulianto
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
E-mail: adillapratiwi02@gmail.com, leonluke17@gmail.com, mutonaimah98@gmail.com,
muhamadyulianto002@gmail.com

Abstrak
Sintesis i-oktana melalui reaksi hidrogenasi yang melibatkan reaktan i-oktena dan hidrogen
(H2). Reaksi hidrogenasi membutuhkan katalis untuk mempercepat laju reaksinya yang dapat
berupa Nickel boride maupun Pd/Al2O3 yang memiliki tahap penentu laju (TPL) yang berbeda.
Nickel boride memiliki TPL pada tahap adsorpsi hidrogen sedangkan TPL Pd/Al2O3 terdapat
pada reaksi permukaan. Tahap penentu laju yang berbeda akan menghasilkan persamaan laju
reaksi yang berbeda. Persamaan laju rekasi yang didapatkan digunakan untuk mendapatkan nilai
parameter laju reaksi. Nilai parameter laju reaksi yang diperoleh dievaluasi kembali berdasarkan
aspek statistik (R2 dan variance) dan negatif/tidaknya nilai parameter. Regresi non-linier
dilakukan dengan menggunakan software Polymath berdasarkan data eksperimen untuk
menentukan kesesuaian mekanimse yang dibuat dengan data eksperimen. Dari hasil regresi,
diperoleh bahwa reaksi dengan katalis Pd/Al2O3 dengan adsorpsi H2 secara molekular
menunjukkan kesesuaian yang paling tinggi dengan data eksperimen, di mana nilai parameter
laju reaksi yang diperoleh logis dan tidak bernilai negatif.

Kata Kunci : i-oktana, i-oktena, Tahap Penentu Laju, Hidrogenasi, Katalis, Parameter Laju

1. Pendahuluan cenderung menunjukkan lebih banyak


1.1. Latar Belakang keuntungan dalam pemakaian dibandingkan
Hidrogenasi katalitik tidak diragukan lagi katalis homogen, seperti dalam hal stabilitas
telah menjadi salah satu metode yang paling katalis, kemudahan proses pemisahan produk
sering digunakan dan telah diterapkan secara dari katalis, kondisi reaksi yang berlaku, dan
luas untuk proses reduksi substansi – substansi kemampuannya untuk dapat digunakan dalam
kimia. Proses ini sering diaplikasikan dalam hidrogenasi gugus – gugus fungsi yang sulit
sintesis senyawa organik baik untuk penelitian di direduksi seperti inti aromatik.
laboratorium maupun proses skala industri. Dalam proses – proses petrokimia,
Hampir seluruh reaksi hidrogenasi katalitik hidrogenasi digunakan untuk mengkonversi
dilaksanakan dengan menggunakan bantuan alkena dan senyawa – senyawa aromatik
katalis heterogen sejak tahap awal reaksi. menjadi alkana jenuh (parafin) dan sikloalkana
Hingga saat ini, katalis homogen juga telah (naftena), yang lebih tidak beracun dan kurang
dikembangkan lebih lanjut dan telah diperluas reaktif.
lingkup aplikasinya dalam reaksi hidrogenasi Salah satu aplikasi dari proses hidrogenasi
katalitik, khususnya dalam transformasi yang katalitik ini adalah konversi i-oktena (tergolong
sangat selektif. Akan tetapi, katalis heterogen alkena) menjadi i-oktana (tergolong alkana). i-
oktana merupakan komponen penting penyusun 2. Menentukan tahap penentu laju (TPL) dari
bahan bakar atau bensin. Substansi ini dikatakan serangkaian tahap yang terdapat dalam
penting karena kemampuannya dalam reaksi.
meningkatkan daya tahan terhadap knocking dari 3. Mengembangkan hukum laju dan
suatu bahan bakar. Oleh karena itu, kandungan i- mengevaluasi seluruh parameter hukum
oktana dijadikan parameter dalam mengukur laju berdasarkan mekanisme yang telah
kualitas suatu bahan bakar / bensin, yang sering dikembangkan.
disebut sebagai bilangan oktan. Semakin tinggi
kandungan i-oktana, maka semakin tinggi nilai 2. Metode Penelitian
bilangan oktan suatu bahan bakar, dan semakin 2.1. Landasan Teori
tinggi kualitas dari bahan bakar tersebut 1. Sifat - Sifat Reaktan dan Produk
(semakin rendah knockingnya). 2,4,4-Trimetil-1-Pentena, atau yang
Hidrogenasi i-oktena menjadi i-oktana lebih dikenal sebagai isooktena (i-oktena)
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai merupakan senyawa organik yang
jenis katalis. Penggunaan jenis katalis yang merupakan isomer dari oktena (C8H16).
berbeda dapat mengakibatkan perbedaan Senyawa ini memiliki rumus
mekanisme reaksi yang terjadi, yang juga dapat (CH3)3CCH2C(CH3)=CH2. Senyawa ini
mempengaruhi laju reaksi. Oleh karena itu, umumnya ditemukan dalam bentuk cairan
evaluasi lebih lanjut dapat dilakukan untuk (liquid) yang tidak berwarna.
menentukan mekanisme reaksi yang mungkin Hidrogen merupakan susbtansi
terjadi untuk penggunaan berbagai katalis berbentuk gas yang memiliki banyak
sehingga laju reaksinya dapat dibandingkan. manfaat dalam industri petrokimia.
Umumnya, gas hidrogen diproduksi
1.2. Rumusan Masalah melalui proses steam reforming gas alam
Rumusan masalah dalam proses (metana).
hidrogenasi i-oktena menjadi i-oktana adalah 2,2,4-Trimetilpentana, atau yang juga
1. Bagaimana menyusun mekanisme atau dikenal sebagai isooktana (i-oktana),
tahap – tahap reaksi dalam proses merupakan senyawa organik yang
hidrogenasi i-oktena menjadi i-oktana? memiliki formula (CH3)3CCH2CH(CH3)2.
2. Bagaimana menentukan tahap penentu laju Isooktana merupakan salah satu dari
(TPL) dari serangkaian tahap yang beberapa isomer oktana. Seperti i-oktena,
terdapat dalam reaksi? senyawa ini juga biasanya ditemukan
3. Bagaimana mengembangkan hukum laju dalam bentuk cairan tidak berwarna.
dan mengevaluasi seluruh parameter 2. Hidrogenasi i-Oktena Menjadi i-Oktana
hukum laju berdasarkan mekanisme yang Hidrogenasi merupakan sebuah reaksi
telah dikembangkan? kimia antara molekul gas hidrogen (H2)
dengan senyawa atau unsur lain. Proses
1.3. Tujuan hidrogenasi biasanya dilakukan untuk
Pembuatan paper dalam proses hidrogenasi mereduksi atau menjenuhkan senyawa
i-oktena menjadi i-oktana bertujuan untuk organik. Dalam hidrogenasi, penambahan
1. Menyusun mekanisme atau tahap – tahap H2 pada ikatan 𝜋 alkena akan
reaksi dalam proses hidrogenasi i-oktena menghasilkan alkana.
menjadi i-oktana.
Salah satu contoh proses hidrogenasi menghidrogenasi i-oktena (C8H16) menjadi i-
alkena adalah hidrogenasi i-oktena menjadi i- oktana (C8H18) karena katalis tersebut dapat
oktana. Umumnya reaksi hidrogenasi melibatkan menghasilkan reaktivitas lebih tinggi
katalis berupa nikel, palladium, maupun dibandingkan dengan Ni. Perbandingan
platinum. Katalis yang digunakan tidak larut penggunaan katalis paladium dan nikel dalam
dalam media reaksi sehingga proses yang terjadi reaksi hidrogenasi ditunjukkan oleh kedua
sering disebut sebagai katalisis heterogen. gambar berikut. (Hidrogenasi berikut melibatkan
Katalis tersebut akan membantu pemutusan reaktan heptuna, tetapi kedua jenis katalis, Pd
ikatan 𝜋 pada alkena dan ikatan 𝜎 pada hidrogen dan Al, digunakan pada hidrogenasi secara
(H-H). Mekanisme hidrogenasi dengan umum).
menggunakan katalis heterogen ditunjukkan
melalui gambar berikut.

Gambar 2. Konsentrasi 1-heptuna (reaktan) vs.


waktu dalam hidrogenasi

Gambar 1. Mekanisme Hidrogenasi dengan


Menggunakan Katalis Heterogen.
Dengan katalis solid / padat, mekanisme
hidrogenasi yang umum digunakan mengacu
pada mekanisme yang disusun oleh Horiuti-
Polanyi sebagai berikut.
a. Pengikatan ikatan tak jenuh, dan
disosiasi molekul hidrogen menjadi atom
hidrogen pada permukaan katalis.
b. Adisi atom hidrogen pertama (tahap
Gambar 3. Konsentrasi 1-heptena (produk) vs.
bersifat reversibel).
waktu dalam hidrogenasi
c. Adisi atom hidrogen kedua (tahap secara
Berdasarkan kedua gambar di atas, dapat
efektif bersifat ireversibel).
diketahui bahwa, dengan katalis Pd, reaktan
lebih cepat terkonversi menjadi produk
3. Katalis
dibandingkan dengan reaksi dengan katalis Ni.
Dalam proses hidrogenasi, katalis yang
Di samping itu, konversi yang dihasilkan dengan
umum dipakai adalah Paladium (Pd) dan Nikel
menggunakan katalis Pd juga lebih tinggi
(Ni). Katalis Pd digunakan untuk
dibandingkan dengan katalis Ni.
Katalis Pd digunakan dengan carrier / dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
support Alumina (Al2O3), untuk mendapatkan gambar, maupun elektronik. Kemudian
luas permukaan yang tinggi. Pd akan terdispersi data yang diperoleh dari literatur diolah
pada Al2O3 untuk memperluas sifat katalitik. menggunakan perhitungan yang terdapat
Pemilihan carrier didasarkan pada beberapa dalam mata kuliah Teknik Reaksi Kimia 1
faktor, yaitu stabilitas dalam medium reaksi, 2.4. Proses Pengumpulan Data
sifat dari struktur pori, luas permukaan, 1. Tahap Pelaksanaan
keasaman, dan lain-lain. Data yang telah dikumpulkan dijadikan
referensi. Kemudian penulis melakukan
2.2. Ruang Lingkup Penelitian studi literatur untuk mempelajari data-
Untuk mempermudah penulisan paper data yang diperoleh. Penulis juga
ini, maka perlu dibuat batasan-batasan masalah. melakukan kajian terhadap studi serupa
Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan yang telah dilakukan sebelumnya.
dibahas dalam penulisan paper ini, yaitu : Setelah tahapan pengujian selesai, hasil
1. Proses reaksi hidrogenasi melibatkan dijadikan data utama.
katalis berupa nikel, palladium, 2. Tahap Pengolahan Data
maupun platinum. Katalis yang Pada tahap ini, penulis menyusun dan
digunakan tidak larut dalam media mengolah data utama. Perhitungan
reaksi. dilakukan dengan menggunakan
2. Tinjauan termodinamika reaksi rumus-rumus yang ada pada mata
hidrogenasi i-oktena menjadi i-oktana kuliah Teknik Reaksi Kimia 1.
melibatkan tiga parameter
termodinamika yaitu entalpi, entropi, 3. Analisis dan Interpretasi Data
dan energi bebas Gibbs. 3.1 Mekanisme Hidrogenasi i-Oktena Menjadi
3. Reaksi hidrogenisasi i-oktena menjadi i-Oktana
i-oktana tergolong sebagai reaksi Secara umum reaksi hidrogenasi i-oktena
eksotermis. menjadi i-oktana dapat dituliskan dalam
4. Reaksi hidrogenasi i-oktena menjadi i- persamaan reaksi berikut.
oktana tergolong sebagai reaksi yang i-Oktena + Hidrogen → i-Oktana
ireversibel. A + B2 → C
5. Reaksi hidrogenasi yang terjadi Dalam pembahasan kali ini reaksi
merupakan reaksi yang spontan pada hidrogenasi i-oktena menjadi i–oktana dapat
keadaan standar. dilakukan dengan menggunakan dua jenis katalis
6. Reaktor yang digunakan dalam reaksi yang berbeda, yaitu Pd/Al2O3 dan Nickel boride.
ini berupa packed bed reactor (PBR) Mekanisme reaksi dari hidrogenasi i-oktena
dan (CSTR). menjadi i-oktana mengikuti mekanisme Horiuti
2.3. Metode dan Teknik – Polanyi (HP) seperti yang ditunjukkan gambar
Teknik yang dilakukan untuk berikut.
mengumpulkan data dalam penelitian ini
yaitu studi kepustakaan. Studi kepustakaan
merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis
Dalam reaksi hidrogenasi i–oktena menjadi i–
oktana, didapatkan tiga kemungkinan model
persamaan laju yang terangkum sebagai berikut.
a. Katalis Pd/Al2O3
(Adsorpsi Disosiatif Hidrogen)
Persamaan laju :
𝐾𝑃𝐴 𝑃𝐵
𝑟′ =
𝑃𝐶 3
(1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + (𝑃𝐵 𝐾𝐵 )1/2 + )
Gambar 4. Mekanisme hidrogenasi Horiuti – 𝐾𝐷
Polanyi (HP) b. Katalis Pd/Al2O3
Pada gambar tersebut A mewakili i-oktena, (Adsorpsi Molekuler Hidrogen)
B2 mewakili hidrogen, AH mewakili Persamaan laju :
intermediate, AH2 mewakili i–oktana. Dapat 𝐾𝑃𝐴 𝑃𝐵2
𝑟′ =
𝑃𝐶 2
dilihat bahwa pada tahap 3 dan 4 terdapat (1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + 𝑃𝐵2 𝐾𝐵 +
𝐾𝐷
)
intermediate, sehingga kedua tahap tersebut c. Nickel Boride
dapat digabung menjadi satu tahap. Alasan Persamaan laju :
penggabungan ini adalah karena intermediate 𝐾𝑃𝐵
𝑟′ = 2
merupakan senyawa yang sangat tidak stabil dan 𝑃𝐶 1/2
𝑃
(1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + ( ) + 𝐶)
reaktif, sehingga waktu keberadaan bentuk 𝐾𝐷 𝐾𝑆 𝑃𝐴 𝐾𝐴 𝐾𝐷
intermediate sangatlah cepat (dapat dilihat
bahwa pada tahap 3 terjadi reaksi balik, dan pada dengan :
tahap 4 intermediate terkonsumsi untuk menjadi K (katalis Pd/Al2O3 dan adsorpsi disosiatif H2)
bentuk produk yang lain). Setelah = ksKAKBCT3
menggabungkan tahap 3 dan 4, maka mekanisme K (katalis Pd/Al2O3 dan adsorpsi molekular H2)
reaksi hidrogenasi yang digunakan adalah = ksKAKBCT2
sebagai berikut. K (katalis Nickel boride) = kBCT2
(1) Adsorpsi :𝐴+𝑆 ⇌𝐴∙𝑆 PA = tekanan parsial i-oktena
(2) Adsorpsi : 𝐵2 + 2𝑆 ⇌ 2𝐵 ∙ 𝑆
PB = tekanan parsial hidrogen
(3) Reaksi permukaan : 𝐴 ∙ 𝑆 + 2𝐵 ∙ 𝑆 ⇌ 𝐶 ∙ 𝑆 + 2𝑆
PC = tekanan parsial i-oktana
(4) Desorpsi :𝐶∙𝑆 ⇌𝐶+𝑆
KA = konstanta kesetimbangan reaksi adsorpsi i-
dengan A = i-oktena, B2 = hidrogen, dan C = i–
oktena
oktana. Berdasarkan keempat tahap mekanisme
KB = konstanta kesetimbangan reaksi adsorpsi
reaksi, persamaan laju untuk masing – masing
hidrogen
tahap adalah sebagai berikut.
𝐶𝐴∙𝑆 KS = konstanta kesetimbangan reaksi permukaan
𝑟1 = 𝑘𝐴 𝑃𝐴 𝐶𝑉 − 𝑘𝐴′ 𝐶𝐴∙𝑆 = 𝑘𝐴 (𝑃𝐴 𝐶𝑉 − ) KD = konstanta kesetimbangan reaksi desorpsi
𝐾𝐴
𝐶𝐵∙𝑆 2
𝑟2 = 𝑘𝐵 𝑃𝐵 𝐶𝑉 2 − 𝑘𝐵′ 𝐶𝐵∙𝑆 2 2
= 𝑘𝐵 (𝑃𝐵 𝐶𝑉 − ) 3.2 Studi Kasus
𝐾𝐵
𝐶𝐶∙𝑆 𝐶𝑉 2 P10-10C dari Buku Elements of Chemical
𝑟3 = 𝑘𝑆 𝐶𝐴∙𝑆 𝐶𝐵∙𝑆 2 − 𝑘𝑆 ′ 𝐶𝐶∙𝑆 𝐶𝑉 2 = 𝑘𝑆 (𝐶𝐴∙𝑆 𝐶𝐵∙𝑆 2 − ) Reaction Engineering, 4th Edition
𝐾𝑆
di mana The following data for the hydrogenation
𝑘 𝑘 𝑘 𝑘 of i-octene to form i-octane were obtained using
𝐾𝐴 = 𝑘 𝐴 ; 𝐾𝐵 = 𝑘 𝐵 ; 𝐾𝑆 = 𝑘 𝑆 ; 𝐾𝐷 = 𝑘 𝐷
𝐴′ 𝐵′ 𝑆′ 𝐷′ a differential reactor operated at 2000C
Rate Partial Pressure Untuk set B yaitu laju 3 dan 4 (ketergantungan
Run
(mol/g.h) Hydrogen i-octene i-octane pada hydrogen dan i-octene). I-octene teradsopsi
1 0,0362 1 1 0 dan hydrogen tidak teradsorpsi sehingga:
2 0,0239 1 1 1 𝑃𝐵
−𝑟𝐴′ =
3 0,0390 3 1 1
1 + 𝐾𝐴 𝑃𝐴 + ⋯ .

4 0,0351 1 3 1
Untuk set C yaitu laju 5 dan 6 (ketergantungan
5 0,0114 1 1 3
pada i- octane dan hyrdogen ). i-octane
teradsoprsi dan hydrogen tidak, sehingga:
6 0,0534 10 1 0
𝑃𝐵
7 0,0280 1 10 0 −𝑟𝐴′ =
1 + 𝐾𝐶 𝑃𝐶 + ⋯ .
8 0,0033 1 1 10 Untuk set D yaitu laju 7 dan 8 (ketergantungan
9 0,0380 2 2 2 pada i-octene dan i-octane). I-octane teradsorpsi
10 0,0090 1 1 4 sedangkan i-octene tidak, sehingga:
11 0,0127 0,6 0,6 0,6
𝑃𝐴
12 0,0566 5 5 5 −𝑟𝐴′ =
1 + 𝐾𝐶 𝑃𝐶 + ⋯
a) Develop a rate law, and evaluate all the rate Untuk set E yaitu laju 9 dan 10 (ketergantungan
law parameters pada i-octane). I-octane teradsorpsi dua kali lipat
b) Suggest a mechanism consistent with the sehingga:
experimental data. Hydrogen and i-octene are −𝑟𝐴′ ≈ 𝑃𝐵
to be fed in stoichiometric proportions at a Sehingga dengan menentukan persamaan laju
total rate of 5 mol/min at 2000C and 3 atm reaksi secara manual maka didapatkan
c) Neglecting pressure drop, calculate the persamaan laju reaksi , yaitu :
catalyst weight necessary to achieve 80% 𝑘. 𝑃𝐴 𝑃𝐻2
−𝑟𝐴′ =
conversion of i-octane in a CSTR and in a (1 + 𝐾𝐴 𝑃𝐴 + 𝐾𝐵 𝑃𝐵 + 𝐾𝐶 𝑃𝐶 )2
plug-flow reactor
d) If pressure drop is taken into account and the 2. Menentukan mekanisme reaksi
1 1 Untuk mekanisme reaksi pada reakdi
-in. catalyst pellets are packed in 1 -in. hidrogenasi, dilakukan dengan mekanisme
8 2
Schedule 80 pipes 35 ft long, what catalyst adsorpi disosiasi dan adsorpsi molekuler sebagai
weight is necessary to achieve 80% berikut :
conversion? The void fraction is 40% and the  Katalis Palladium (Adsorpsi Disosiatif)
density of the catalyst is 2,6 g/cm3 (1) Adsorpsi : 𝐴 + 𝑆 ⇌ 𝐴 ∙ 𝑆
[Pembahasan] : (2) Adsorpsi : 𝐵2 + 2𝑆 ⇌ 2𝐵 ∙ 𝑆
Pembahasan (a dan b) (3) Reaksi permukaan : 𝐴 ∙ 𝑆 + 2𝐵 ∙ 𝑆 ⇌ 𝐶 ∙ 𝑆 + 2𝑆
(4) Desorpsi : 𝐶 ∙ 𝑆 ⇌ 𝐶 + 𝑆
1. Menentukan laju reaksi
𝐶𝐴∙𝑆
Untuk set A yaitu laju 1 dan 2 𝑟1 = 𝑘𝐴 𝑃𝐴 𝐶𝑉 − 𝑘𝐴′ 𝐶𝐴∙𝑆 = 𝑘𝐴 (𝑃𝐴 𝐶𝑉 − )
𝐾𝐴
(ketergantungan pada i-octane product). I-octane 𝐶𝐵∙𝑆 2
teradsopsi ke permukaan. Peningkatan tekanan 𝑟2 = 𝑘𝐵 𝑃𝐵 𝐶𝑉 2 − 𝑘𝐵′ 𝐶𝐵∙𝑆 2 = 𝑘𝐵 (𝑃𝐵 𝐶𝑉 2 − )
𝐾𝐵
parsial mengakibatkan laju reaksi menurun, 𝐶𝐶∙𝑆 𝐶𝑉 2
𝑟3 = 𝑘𝑆 𝐶𝐴∙𝑆 𝐶𝐵∙𝑆 2 − 𝑘𝑆′ 𝐶𝐶∙𝑆 𝐶𝑉 2 = 𝑘𝑆 (𝐶𝐴∙𝑆 𝐶𝐵∙𝑆 2 − )
sehingga: 𝐾𝑆
1 𝑃𝐶 𝐶𝑉
−𝑟𝐴 = 𝑟4 = 𝑘𝐷 𝐶𝐶∙𝑆 − 𝑘𝐷′ 𝑃𝐶 𝐶𝑉 = 𝑘𝐷 (𝐶𝐶∙𝑆 − )
1 + 𝐾𝐵 𝑃𝐵 + ⋯ 𝐾𝐷
Dengan menjadikan reaksi permukaan sebagai
TPL, maka persamaan laju reaksi menjadi :
𝐾𝑃𝐴 𝑃𝐵 Tabel 1. Data Regresi Polymath
𝑟3 = 𝑟′ =
𝑃 3
(1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + (𝑃𝐵 𝐾𝐵 )1/2 + 𝐶)
𝐾𝐷

 Katalis Palladium (Adsorpsi Molekuler)


(1) Adsorpsi : 𝐴 + 𝑆 ⇌ 𝐴 ∙ 𝑆
(2) Adsorpsi : 𝐵2 + 𝑆 ⇌ 𝐵2 ∙ 𝑆
(3) Reaksi permukaan : 𝐴 ∙ 𝑆 + 𝐵2 ∙ 𝑆 ⇌ 𝐶 ∙ 𝑆 + 𝑆
(4) Desorpsi : 𝐶 ∙ 𝑆 ⇌ 𝐶 + 𝑆
𝐶𝐴∙𝑆
𝑟1 = 𝑘𝐴 𝑃𝐴 𝐶𝑉 − 𝑘𝐴′ 𝐶𝐴∙𝑆 = 𝑘𝐴 (𝑃𝐴 𝐶𝑉 − )
𝐾𝐴
𝐶𝐵 ∙𝑆 Model 1 :
𝑟2 = 𝑘𝐵 𝑃𝐵2 𝐶𝑉 − 𝑘𝐵′ 𝐶𝐵2∙𝑆 = 𝑘𝐵 (𝑃𝐵2 𝐶𝑉 − 2 )
𝐾𝐵 Katalis Pd/Al2O3 (adsorpsi disosiatif H2)
𝐶𝐶∙𝑆 𝐶𝑉
𝑟3 = 𝑘𝑆 𝐶𝐴∙𝑆 𝐶𝐵2∙𝑆 − 𝑘𝑆′ 𝐶𝐶∙𝑆 𝐶𝑉 = 𝑘𝑆 (𝐶𝐴∙𝑆 𝐶𝐵2∙𝑆 − ) Persamaan laju :
𝐾𝑆
𝑃𝐶 𝐶𝑉 𝐾𝑃𝐴 𝑃𝐵
𝑟4 = 𝑘𝐷 𝐶𝐶∙𝑆 − 𝑘𝐷′ 𝑃𝐶 𝐶𝑉 = 𝑘𝐷 (𝐶𝐶∙𝑆 − ) 𝑟′ =
𝐾𝐷 𝑃𝐶 3
(1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + (𝑃𝐵 𝐾𝐵 )1/2 + )
Dengan menjadikan reaksi permukaan sebagai 𝐾𝐷
TPL, maka persamaan laju reaksi menjadi :

𝐾𝑃𝐴 𝑃𝐵2
𝑟3 = 𝑟′ =
𝑃𝐶 2
(1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + 𝑃𝐵2 𝐾𝐵 + )
𝐾𝐷 𝑚𝑜𝑙 1 1
dengan 𝐾 = 𝑔𝑟𝑎𝑚.ℎ.𝑎𝑡𝑚2 , 𝐾𝐴 = 𝑎𝑡𝑚, 𝐾𝐵 = ,
√𝑎𝑡𝑚
 Katalis Nikel Boride (Adsorpsi dan 𝐾𝐷 = 𝑎𝑡𝑚
Molekuler)
(1) Adsorpsi : 𝐴 + 𝑆 ⇌ 𝐴 ∙ 𝑆
(2) Adsorpsi : 𝐵2 + 2𝑆 ⇌ 2𝐵 ∙ 𝑆
(3) Reaksi permukaan : 𝐴 ∙ 𝑆 + 2𝐵 ∙ 𝑆 ⇌ 𝐶 ∙ 𝑆 + 2𝑆
(4) Desorpsi : 𝐶 ∙ 𝑆 ⇌ 𝐶 + 𝑆
𝐶𝐴∙𝑆
𝑟1 = 𝑘𝐴 𝑃𝐴 𝐶𝑉 − 𝑘𝐴′ 𝐶𝐴∙𝑆 = 𝑘𝐴 (𝑃𝐴 𝐶𝑉 − )
𝐾𝐴
𝐶𝐵∙𝑆 2
𝑟2 = 𝑘𝐵 𝑃𝐵 𝐶𝑉 2 − 𝑘𝐵′ 𝐶𝐵∙𝑆 2 = 𝑘𝐵 (𝑃𝐵 𝐶𝑉 2 − )
𝐾𝐵
𝐶𝐶∙𝑆 𝐶𝑉 2 (a)
𝑟3 = 𝑘𝑆 𝐶𝐴∙𝑆 𝐶𝐵∙𝑆 2 − 𝑘𝑆′ 𝐶𝐶∙𝑆 𝐶𝑉 2 = 𝑘𝑆 (𝐶𝐴∙𝑆 𝐶𝐵∙𝑆 2 − )
𝐾𝑆
𝑃𝐶 𝐶𝑉
𝑟4 = 𝑘𝐷 𝐶𝐶∙𝑆 − 𝑘𝐷′ 𝑃𝐶 𝐶𝑉 = 𝑘𝐷 (𝐶𝐶∙𝑆 − )
𝐾𝐷
Dengan menjadikan adsorpsi hidrogen sebagai
TPL, maka persamaan laju reaksi menjadi :
𝐾𝑃𝐵
𝑟2 = 𝑟 ′ = 2
1/2
𝑃𝐶 𝑃
(1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + ( ) + 𝐶)
𝐾𝐷 𝐾𝑆 𝑃𝐴 𝐾𝐴 𝐾𝐷
(b)
3. Regresi Polymath Gambar 5. Grafik Kecenderungan (a) Hidrogen
dan (b) i-octene
Model 2 :
Katalis Pd/Al2O3 (adsorpsi molekuler H2)
Persamaan laju :

𝐾𝑃𝐴 𝑃𝐵2
𝑟′ = 𝑚𝑜𝑙 1
𝑃𝐶 2 dengan 𝐾 = 𝑔𝑟𝑎𝑚.ℎ.𝑎𝑡𝑚, 𝐾𝐴 = 𝑎𝑡𝑚, 𝐾𝑆 = tidak
(1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + 𝑃𝐵2 𝐾𝐵 + )
𝐾𝐷
berdimensi, dan 𝐾𝐷 = 𝑎𝑡𝑚

𝑚𝑜𝑙 1 1
dengan 𝐾 = 𝑔𝑟𝑎𝑚.ℎ.𝑎𝑡𝑚2 , 𝐾𝐴 = 𝑎𝑡𝑚, 𝐾𝐵 = 𝑎𝑡𝑚,
dan 𝐾𝐷 = 𝑎𝑡𝑚

(a)

(a)

(b)

Gambar 7. Grafik Kecenderungan (a) Hidrogen


dan (b) i-octene

Dari ketiga hasil tersebut dapat dilihat


(b)
bahwa secara statistik model yang paling cocok
Gambar 6. Grafik Kecenderungan (a) Hidrogen adalah model dengan menggunakan katalis
dan (b) i-octene Pd/Al2O3 (dengan reaksi adsorpsi molekular H2).
Lalu bila diperiksa kembali, nilai – nilai
Model 3 : Katalis Nickel Boride konstanta yang didapat hasilnya pun logis
Persamaan laju : (semua bernilai positif) karena tidak mungkin
𝐾𝑃𝐵 konstanta laju bernilai negatif. Artinya model
𝑟′ = 2
1/2
𝑃𝐶 𝑃 yang paling cocok untuk merepresentasikan data
(1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + ( ) + 𝐶)
𝐾𝐷 𝐾𝑆 𝑃𝐴 𝐾𝐴 𝐾𝐷 eksperimen reaksi hidrogenasi i–oktena menjadi
i–oktana adalah ketika menggunakan katalis
Pd/Al2O3 dengan reaksi adsorpsi molekular
hidrogen. Mekanisme yang menghasilkan 1−𝑋
PA = CA0 . 1+Ɛ𝑋 RT
persamaan laju tersebut adalah sebagai berikut.
PB = PB0 (1 – X) = P0 (1 – yA0) . (1 – X)
(1) Adsorpsi
PC = PA0 . X
𝐴+𝑆 ⇌𝐴∙𝑆
 CSTR
(2) Adsorpsi
𝐵2 + 𝑆 ⇌ 𝐵2 ∙ 𝑆
(3) Reaksi permukaan
𝐴 ∙ 𝑆 + 𝐵2 ∙ 𝑆 ⇌ 𝐶 ∙ 𝑆 + 𝑆
(4) Desorpsi Asumsi = Reaksi berlangsung uniform
𝐶∙𝑆 ⇌𝐶+𝑆 𝑋
𝐹𝐴0 = −𝑟𝐴 ′
𝑊
Pembahasan (c): No Pressure Drop; ΔP = 0 𝑋𝐹𝐴0
Asumsi : Sistem Isotermal, V0 = 1 L 𝑾=
−𝑟𝐴
Kondisi Proses : 𝑾 = 551,88 𝑔
Steady State
 PBR
Feed = 5 mol/min (yA0 = 0,5)
Terdapat perbedaan besaran konversi per
T = 200oC titik panjang pipa
P0 = 3 atm 𝑑𝑋
Reaksi : 𝐹𝐴0 = −𝑟𝐴 ′
𝑑𝑊
A+BC 𝑑𝑋 𝑟𝐴′
(TPL = Adsorpsi Molekular H2 [B]) =−
𝑑𝑊 𝐹𝐴0
k = 0,115
KA = 0,493
KB = 0,317
KDes = 2,345
Semua spesi dalam fasa gas
Diinginkan X = 80% konversi Menggunakan Polymath, maka didapatkan
grafik pengaruh massa katalis terhadap
Reaksi  r’ = r(W)  Reaksi merupakan konversi.
fungsi massa katalis (Semakin banyak, semakin Tabel 2. Massa Katalis terhadap Konversi
cepat)
𝐾𝑃𝐴 𝑃𝐵 X W (g)
𝑟′ = 0 0
𝑃𝐶 2
(1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + 𝑃𝐵 𝐾𝐵 + ) 0.112267 42.03088
𝐾𝐷
karena seluruh komponen dalam fasa gas, maka 0.202996 78.03088
berlaku persamaan gas : 0.302828 120.0309
PV = nRT 0.409372 168.0309
V = V0 (1 + Ɛ X) 0.520097 222.0309
Ɛ = faktor koreksi volume dalam proses reaksi = 0.610747 270.0309
yA0. 0.704221 324.0309
Δcoeff. = -yA0 0.806081 390.0309
0.906389 468.0309
0.998823 800
Maka didapatkan persamaan menjadi
 PFR  PBR
Memperhatikan perubahan konversi dan
pressure drop pada setiap titik panjang pipa

𝐹𝐴 = 𝐹𝐴0 (1 − 𝑋) = 𝐹𝑜 . yA0 (1 − 𝑋)
𝐹𝐵 = 𝐹𝐵0 (1 − 𝑋) = 𝐹𝑜 (1 − yA0 )(1 − 𝑋)
𝐹𝐶 = 𝐹𝐴0 𝑋 = 𝐹𝑜 yA0 𝑋
𝐹𝑇 = 𝐹𝐴 + 𝐹𝐵 + 𝐹𝐶
𝐹𝐴 𝐹𝐵 𝐹𝐶
𝑃𝐴 = 𝑃𝑇 ; 𝑃𝐵 = 𝑃𝑇 ; 𝑃𝐶 = 𝑃𝑇
Gambar 8. Grafik Pengaruh Massa Katalis 𝐹𝑇 𝐹𝑇 𝐹𝑇
terhadap Konversi
Maka massa katalis yang dibutuhkan adalah 𝑘𝑃𝐴 𝑃𝐵
−( )
𝑃 2
390,03 gram. 𝑑𝑋 (1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + 𝑃𝐵2 𝐾𝐵 + 𝐶 )
𝐾𝐷
=
𝑑𝑊 𝐹𝐴0
Pembahasan (d):
With Pressure Drop, PBR 𝑑𝑃 𝐺 1 − 𝛷 150(1 − 𝛷)𝜇
= ( 3 )[ + 1,75 𝐺]
Asumsi : Sistem Isotermal 𝑑𝐿 𝜌𝑔𝑐 𝐷𝑃 𝛷 𝐷𝑃
Kondisi Proses :
𝑑𝑃 𝐺 1 150(1 − 𝛷)𝜇 1
Steady State = ( 3) [ + 1,75 𝐺] ( )
𝑑𝑊 𝜌𝑔𝑐 𝐷𝑃 𝛷 𝐷𝑃 𝐴𝑐 𝜌𝑐
Feed = 5 mol/min
T = 200oC dengan :
P0 = 3 atm 𝜱 = void fraction = 0,4
V0 = 1 L 1 1 𝑓𝑡 1
𝑫𝑷 = particle diameter = ( 𝑖𝑛) ( )= 𝑓𝑡
Reaksi : 8 12 𝑖𝑛 96
A+BC 𝒈𝒄 = gravitational conversion factor
𝑙𝑏𝑚 𝑓𝑡
(TPL = Adsorpsi Molekular H2 [B]) = 32,174
𝑙𝑏𝑓 𝑠𝑒𝑐 2
k = 0,115 𝑙𝑏𝑚
KA = 0,493 𝑮 = 7546,9 2
𝑓𝑡 ℎ𝑟
KB = 0,317 57 𝑙𝑏 𝑃
𝝆 = 𝐶𝑇 𝑚
̅ =( )
KDes = 2,345 𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙 𝑅𝑇
Semua spesi dalam fasa gas 57 𝑙𝑏
( ) (3 𝑎𝑡𝑚)
= 𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙
Diinginkan X = 80% konversi 𝑓𝑡 3 𝑎𝑡𝑚
Ukuran Pipa dan Katalis : (0,7301 ) [(200 + 273,15)(1,8)]°𝑅
𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙°𝑅
Diameter Pellet = 1/8 inch 𝑙𝑏𝑚
= 0,2750 𝑓𝑡 3
Diameter Pipa = 1 ½ inch 𝑙𝑏𝑚
L pipa = 35 ft 𝝁 = 0,02188
𝑓𝑡ℎ𝑟
Void Fraction (φ) = 0,4 𝐷2
ρcat = 2,6 g/cm3 𝐴𝑐 = 𝜋 ∗ = 0.012 𝑓𝑡 2
4
Menggunakan Polymath, maka hasil yang
didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 3. Massa Katalis terhadap Konversi katalis Pd/Al2O3 dengan adsorpsi
W(g) X hidrogen secara molekular. Laju reaksi
0 0 untuk mekanisme ini adalah sebagai
0.228492 0.248779 berikut.
0.300607 0.312051 𝐾𝑃𝐴 𝑃𝐵
𝑟′ =
0.456775 0.428065 𝑃 2
(1 + 𝑃𝐴 𝐾𝐴 + 𝑃𝐵 𝐾𝐵 + 𝐾𝐶 )
0.616775 0.521912 𝐷

0.856775 0.626713
1.176775 0.720576 Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.656775 0.804771
1. Prof. Dr. Ir. Slamet, M.T.selaku dosen mata
3.016775 0.902268
kuliah Teknik Reaksi Kimia 1 yang telah
10 0.975573
mendukung terlaksananya paper ini.
2. Ahmad Rafif selaku asisten dosen mata
kuliah Teknik Reaksi Kimia 1 yang telah
memberikan masukan dan membimbing
dalam proses perhitungan.

Daftar Acuan
Fogler, H. Scott. (2006) Elements of Chemical
Reaction Engineering, 4th Edition. New
Jersey : Prentice Hall.
Gambar 9. Grafik Pengaruh Massa Katalis Kotz, Treichel, Townsend (2010) Chemistry &
terhadap Konversi Chemical Reactivity, Enhanced Edition.
Maka massa katalis yang dibutuhkan sebanyak USA: Brooks/Cole, Cengage Learning.
1,65 gram. Maccarrone et al. (2012) Kinetic Study of the
Partial Hydrogenation of 1-Heptyne over
4. Kesimpulan Ni and Pd Supported on Alumina. [online]
Kesimpulan dari paper ini adalah Tersedia pada : www.intechopen.com/
1. Katalis yang digunakan dalam reaksi download/pdf/39728 (diakses pada
hidrogenasi dapat berupa Pd/Al2O3 Minggu, 30 September 2018).
maupun Nickel boride. Nag, Nabin K. (1994) “A Study on the
2. Untuk reaksi yang menggunakan katalis dispersion and catalytic activity of gamma
Pd/Al2O3, (baik yang melibatkan alumina-supported palladium
adsorpsi H2 disosiatif dan molekular) catalysts”.Catalysis Letters, 24(1-2):37-46.
reaksi yang menjadi TPL adalah reaksi Nishimura, Shigeo (2001) Handbook of
permukaan, sedangkan untuk reaksi Heterogeneous Catalytic Hydrogenation
dengan katalis Nickel boride yang for Organic Synthesis. New York : John
menjadi TPL adalah reaksi adsorpsi Wiley & Sons, Inc.
hidrogen. Reynders, Fritz (2011) Gas-Limited
3. Setelah melakukan regresi, data yang Hydrogenation of 1-Octene in a Packed
diberikan dalam buku Fogler cocok Bed Reactor. Disertasi. University of
untuk mekanisme dengan menggunakan Pretoria.

Anda mungkin juga menyukai