Dokumentasi Dalam CPOB
Dokumentasi Dalam CPOB
Disusun oleh :
ABSTRACT
Untuk menjamin masyarakat memperoleh obat dengan mutu yang baik, upaya
pemastian mutu (Quality Assurance) telah dilaksanakan dengan penerapan Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Pedoman CPOB disusun sebagai petunjuk dan
contoh bagi industri farmasi dalam menerapkan cara pembuatan obat yang baik
untuk seluruh aspek dan rangkaian pembuatan obat.Ketentuan-ketentuan yang harus
dipenuhi dalam CPOB meliputi persyaratan-persyaratan dari personalia yang
terlibat dalam industri farmasi, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan
higiene, produksi, pengawasan mutu, insfeksi diri, penanganan keluhan obat dan obat
kembalian serta penarikan kembali obat, dan dokumentasi. Ketentuan-ketentuan ini
menjamin proses produksi obat yang berkualitas, bermutu, aman, dan dapat
dipertanggung jawabkan. Dokumentasi merupakan salah satu bagian yang esensial
dari pemastian mutu. Menurut CPOB 2006 Dokumentasi adalah bagian dari sistem
informasi manajemen dimana berperan dalam pemastian bahwa tiap personil
menerima urian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga dapat
memperkecil resiko terjadinya salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul
Karena hanya mengandalkan komunikasi lisan.
kata kunci : CPOB, dokumentasi
Dokumentasi adalah esensial dalam mengoperasikan suatu industri farmasi agar dapat
memenuhi persyaratan CPOB. Sistem dokumentasi yang dirancang atau digunakan
hendaklah mengutamakan tujuannya, yaitu menentukan, memantau dan mencatat
seluruh aspek produksi serta pengendalian dan pengawasan mutu. Untuk memenuhi
kebutuhan ini ada berbagai jenis dokumen yang diperlukan, antara lain Spesifikasi,
Dokumen Produksi Induk/ Formula Pembuatan, Prosedur Tetap (Protap), metode dan
instruksi, laporan dan catatan, yang semuanya harus tersedia secara tertulis, dapat
dibaca dan dipahami dengan mudah dan bebas dari kekeliruan. Dokumentasi
pembuatan obat merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang meliputi
spesifikasi. prosedur, metode dan instruksi, perencanaan, relaksanaan, pengendalian
serta evaluasi seluruh rangkaian kegiatan pembuatan obat. Dokumentasi sangat penting
untuk memastikan bahwa setiap petugas mendapat instruksi secara rinci dan jelas
mengenai bidang tugas yang harus dilaksanakannya sehingga memperkecil risiko
terjadinya salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karenahanyamengandalkan
komunikasi lisan.
Ketentuan Umum
Dokumen hendaklah dirancang dan dibuat dengan teliti, agar dapat digunakan
dengan mudah. benar dan efektif.
Dokumen hendaklah dapat mencatat kegiatan di bidang produksi, pengawasan
mutu, pemeliharaan peralatan, pergudangan, distribusi dan hal spesifik lainnya yang
berkaitan dengan CPOB.
Dokumen hendaklah mencakup semua data penting, tetapi tidak perlu berlebihan,
dan dijaga agar selalu aktual. Setiap perubahan hendaklah disahkan secara resmi.
Hendaklah diberi juga kemungkinan bagi peninjauan berkala maupun perbaikan,
bila diperlukan.
Hendaklah ada suatu sistem untuk menghindarkan terjadinya penggunaan dokumen
yang sudah tidak berlaku.
Apabila terjadi atau ditemukan suatu kekeliruan pada dokumen, hendaklah
dikoreksi dengan suatu cara yang tepat sehingga tulisan atau catatan semula tidak
hilang sama sekali dan koreksi itu ditulis dan dicantumkan disamping tulisan
semula, kemudian diparaf dan dibubuhi tanggal.
Jika dokumen memuat instruksi hendaklah ditulis dalam nada perintah serta
disusun dalam langkah yang diberi nomor urut. Instruksi tersebut hendaklah jelas,
tepat, tidak berarti ganda dan ditulis dalam bahasa yang dimengerti oleh pemakai.
Setiap dokumen produksi hendaklah dibubuhi tanggal dan tandatangan dan
disahkan oleh manajer produksi maupun manajer pengawasan mutu. Bagian atau
orang yang menerima turunan dokumen hendaklah tercantum setidak-tidaknyapada
dokumentasi aslinya.
Dokumentasi hendaklah tersedia bagi semua pihak terkait.
Dokumen dan catatan yang berkaitan dengan suatu bets sebagaimana contoh
rujukan obat jadi serta bahan awalnya hendaklah disimpan oleh perusahaan untuk
jangka waktu tertentu sesuai dengan keperluannya dan/atau jangka waktu yang
ditentukan Badan POM.
Spesifikasi
Dokumen spesifikasi meliputi spesifikasi bahan baku, bahan pengemas, produk antara,
produk ruahan dan obat jadi.
(c) pemerian. karakteristik fisika dan karakteristik kimia serta standar mikrobiologi,
jika ada;
(d) rujukan monograf atau metode pengujian yang digunakan untuk pemeriksaan dan
pengujian spesifikasi atau farmakope yang digunakan;
(e) frekuensi pengujian ulang terhadap bahan yang di simpan, jika perlu;
(f) jenis pengujian spesifik yang diperlukan dalam rangka penilaian ulang terhadap
bahan yang sudah daluwarsa untuk menentukan kemungkinan perpanjangan masa
daluwarsanya;
(j) tanggal diterbitkan spesifikasi kekerasan, keregasan, waktu hancur dan kemanfaatan
hayati in-vitro, bila perlu;
(f) spesifikasi obat jadi hendaklah juga mencakup jenis dan spesifikasi bahan
pengemasan yang digunakan;
1. Spesifikasi produk antara, produk ruahan atau spesifikasi obat jadi dapat terpisah
atau termasuk dalam Dokumen Produksi Induk.
Dokumen Produksi
Dokumen produksi terdiri dari:
(c) daftar lengkap bahan baku, baik, yang tidak akan berubah maupun yang akan
mengalami perubahan selama proses;
(d) spesifikasi bahan baku;
(h) daftar peralatan yang dapat dipakai untuk pengolahan dan pengemasan;
(i) pengawasan dalam proses yang harus dilaksanakan selama pengolahan dan
pengemasan; dan
1. Prosedur Pengolahan Induk ini hendaklah memuat prosedur dan instruksi lengkap
dan rinci mengenai pengolahan. termasuk pengawasan dalam proses yang harus
dilakukan bagian produksi dan pengawasan yang harus dilakukan bagian
pengawasan mutu, tindakan pengamanan dan hal khusus yang perlu diperhatikan
selama pengolahan dan selama penyimpanan produk antara dan produk ruahan.
Prosedur Pengolahan Induk hendaklah menyediakan ruang untuk mencatat data
pengolahan. Dokumen ini hendaklah dibuat. dibubuhi tandatangan oleh manajer
produksi serta diperiksa secara terpisah, diberi tanggal dan ditandatangani oleh
manajer pengawasan mutu.
(b). Daftar lengkap bahan baku, dengan menyebutkan nama serta kode yang spesifik
untuk menunjukkan karakteristik mutu, misal monograf rujukannya;
(c) Nama dan bobot atau ukuran dalam sistem metric dari tiap bahan berkhasiat dan
tidak berkhasiat untuk tiap satuan takaran atau ukuran bets;
(d) pemyataan mengenai pemakaianjumlah bahan baku yang dilebihkan yang telah
diperhitungkan;
(e) banyaknya sisa produk yang boleh ditambahkan ke dalam bets berikutnya, jika
diperlukan;
(f) jumlah bets berbeda dari bahan berkhasiat dan tidak berkhasiat yang boleh
digunakan dalam satu bets produk;
(g) pernyataan mengenai bobot atau ukuran teoritis yang diperoleh pada tahap
pengolahan tertentu;
(h) pernyataan mengenai hasil teoretis dan batas presentase termasuk persentase
maksimum dan minimum hasil nyata yang diperoleh terhadap hasil teoritis yang
diperkenankan; dan
1. Prosedur Pengemasan Induk hendaklah memuat prosedur dan instruksi lengkap dan
rinci mengenai pengemasan termasuk pengawasan dalam proses yang harus
dilakukan bagian produksi dan bagian pengawasan mutu, tindakan pengamanan dan
hal khusus yang perlu diperhatikan selama pengemasan. Prosedur Pengemasan
Induk hendaklah menyediakan ruang untuk mencatat data pengemasan. Dokumen
ini hendaklah dibuat, dibubuhi tanggal dan tanda tangan oleh manajer produksi
serta diperiksa secara terpisah, diberi tanggal dan ditandatangani oleh manajer
pengawasan mutu.
2. Prosedur Pengemasan Induk hendaklah mencakup hal berikut:
(a) Nama, bentuk sediaan dan kekuatan serta pemerian produk ruahan;
(b) Daftar lengkap wadah, tutup dan bahan pengemas lain termasuk satu contoh label
dan penandaan lainnya yang ditandatangani dan dibubuhi tanggal oleh petugas yang
berwenang untuk member persetujuan atas penandaan seperti itu;
(c) Pernyataan mengenai hasil teoretis dan batas persentase maksimum dan minimum
hasil nyata yang diperoleh terhadap hasil teoretis yang diperkenankan;
(d) prosedur rekonsiliasi antara produk ruahan dan bahan pengemas yang dikeluarkan;
dan
(b) Catatan analisis dan laporan hasil pengujian. Catatan tentang hasil uji stabilitas
biasanya diadakan sendiri. Laporan hasil pengujian dapat berupa sertifikat analisis.
(a) metode pengambilan contoh untuk pengujian termasuk rancangan pengambilan dan
standar yang digunakan;
(d) nama petugas atau bagian yang diberi wewenang untuk pengambilan contoh:
Metode Pengujian
Metode pengujian adalah prosedur rinci untuk pengambilan contoh dan pengujian
terhadap spesifikasi bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi. Prosedur
pengujian hendaklah mencakup pereaksi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan analisis,
uji identifikasi dan penetapan kadar serta formula perhitungan untuk memperoleh hasil
analisis.
(j) catatan hasil pengujian yang dilakukan yang dibubuhi tanggal dan tanda tangan
analis dan supervisor;
(k) pernyataan pelulusan atau penolakan dari bagian pengawasan mutu yang dibubuhi
tanggal dan tanda tangan penanggungjawab;
(1) nomor sertifikat yang diterbitkan untuk keputusan pelulusan atau penolakan; dan
(m) rujukan silang terhadap sertifikat yang diterbitkan sebelumnya, jika diperlukan.
1. Sertifikat analisis merupakan laporan hasil pengujian dan hendaklah memuat hal
berikut:
(a) nama dan alamat pabrik atau lembaga yang menerbitkan sertifikat tersebut;
(g) tanggal dan tanda tangan analis dan manajer pengawasan mutu.
1. Catatan uji stabilitas selain memuat hal yang tersebut hendaklah memuat pula hal
berikut:
(a) deskripsi bahan pengemas yang digunakan;
(e) hasil pengujian dibandingkan dengan spesifikasi produk dan hasil pengujian awal.
1. Kartu Persediaan
Hendaklah diadakan kartu persediaan yang berisi catatan atau system dokumentasi lam
tentang jumlah yang diterima, dikeluarkan dan yang tersedia untuk tiap bahan awal,
produk antara, produk ruahan dan obat jadi.
III. Kartu persediaan hendaklah menjadi alat untuk melaksanakan prinsip pertama
masuk pertama keluar dan pertama mendekati daluwarsa pestama keluar.
Penyimpangan dari prinsip ini dapaj diijinkan uwtuk jangka waktu pendek dan hanya
atas persetujuan manajer yang berwenang.
(h) syarat penyimpanan khusus atau tindakan pengamanan yang mungkin diperlukan
untuk penanganan produk