Makalah Jean Watson
Makalah Jean Watson
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
baik. Adapun judul Makalah ini yang penulis ambil adalah “TEORI KEPERAWATAN
MENURUT JEAN WATSON”
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas dari Mata
Kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
Ucapan terima kasih ke semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini yang namanya penulis tidak dapat sebutkan satu
persatu.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka
wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akandatang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. TujuanKhusus
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Sejarah Keperawatan
..........................................................................................................................
B. Pengertian Keperawatan
......................................................................................................................
C. Pengertian Model Konsep Dan Teori
..................................................................................................
D. Tujuan Teori Keperawatan
...................................................................................................................
BAB III TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON
A. Manusia sebagai Fokus Sentral Keperawatan
.......................................................................................
B. Sehat dan Kesehatan
...........................................................................................................................
C. Carrative faktor
...................................................................................................................................
D. Clinical Caritas Process
........................................................................................................................
E. Transpersonal Caring Relationship
........................................................................................................
F. Caring Occation Moment
....................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
.........................................................................................................................................
B. Saran
.................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia, kesehatan merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia.Oleh
sebab itu maka didirikanlah sebuah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan
umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss.WHO didirikan oleh PBB pada 7 April
1948.Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan menjabat mulai 8 November
2006.Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang
dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) : Memperhatikan
individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh, memandang sehat dengan mengidentifikasi
lingkungan internal dan eksternal, dan penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam
hidup. Tidak hanya organisasi kesehatan saja didirikan untuk memajukan kesehatan maka
butuhlah tenaga atau profesi keperawatan sehingga profesi keperawatan berkembang karena
tuntutan masyarakat serta kebutuhan keperawatan kesehatan dan kebijakan.Keperawatan
berespons dan beradaptasi terhadap perubahan, memenuhi tantangan baru yang timbul.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan yang muncul adalah bagaimana
perawat dapat mempraktekan teori menurut jean Watson?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Perawat dapat mempraktekan teori menurut Jean Watson.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sejarah keperawatanan
b. Mengetahui pengetian keperawatan
c. Mengetahui pengertian model konsep dan teori
d. Mengetahui faktor pengaruh teori keperwatan
e. Mengetahui tujuan teori keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Sejarah Keperawatan
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini,
keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan
kebudayaan.Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, Pada awal sejarahnya
keperawatan dikenal sebagai bentuk pelayanan komunitas dan pembentukannya berkaitan
dengan dorongan alami untuk melayani dan melindungi keluaga ( Donahue, 1995). Keperawatan
lahir sebagai bentuk keinginan untuk menjaga seseorang tetap sehat dan memberikan rasa
nnyaman, pelayanan dan keamanan bagi orang yang sakit. Walaupun secara umum tujuan
keperawatan relative secara sama dari tahun ke tahun, praktik keperawatan dipengaruhi oleh
perubahan kebutuhan masyarakat, sehingga keperawatan terilabat secara bertahap.
Selama era Hipprocrates, kedokteran bekerja tanpa perawat selama abad pertengahan,
keperawatan bekerja tanpa dukungan medis.(Donahue, 1995; Deloghery, 1996).Kekeristenan
cukup besar memperngaruhi profesi keperawatan.Salah satu catatan diawal sejarah digambarkan
bahwa keperawatan merupakan bentuk perintah dari Diakonia, suatu kelompok kerja seperti
perawat kesehatan masyarakat atau yang mengunjungi orang sakit.
Dalam tahun 1860, Nightingale menulis Notes on Nursing: What It Is and What It Is Not
untuk masyarakat umum. Filosofinya terhadap praktik keperawatan merupakan dari refleksi dari
perubahan kebutuhan masyarakat.Ia melihat peran perawat sebagai seseorang yang bertugas
menjaga kesehatan seseorang berdasarkan penghetahuan tentang bagaimana menempatkann
tubuh dalam suatu status yang terbebas dari penyakit atau sembuh dari suatu penyakit
(Nightingale, 1860; Schuyler, 1992). Dalam tahun yang sama, ia mengembangkan program
pelatihan untuk perawat pertama kali, sekolah Nightingale untuk perawat di St. Thomas’s
Hospital di London.
Keperawatan di rumah sakit berkembang pada akhir abad ke-19, tetapi di komunitas,
keperawatan tidak menunjukan peningkatan yang berarti sampai tahun 1893 ketika Lilian Wald
dan Mary Brewster membuka The Henry Street Settlement, yang berfokus pada kebutuhan
kesehatan orang-orang miskin yang tinggal dirumah penampungan di New York (Donahue,
1995; Silverstain, 1985). Perawat yang berkerja di tempat tersebut memiliki tanggung jawab
yang lebih besarterhadap klien mereka dari pada perawat yang bekerja di rumah sakit karena
mereka sering kalo menghadapi situasi yang membutuhkan tindakan mandiri dari perintah
dokter.Lebih dari itu, dalam mengobati penyakit, orang miskin membutuhkan terapi yang
ditunjukan untuk memperbaikin nutrisi, memberikan penginapan, dan mempertahankan
kebersihan. Wald menulis buku yang menggambarkan aktivitasnya di tempat bekerja, dengan
judul : The House on Henry Sreet (1915) dan Windows on Henry Street (1934). Perkembangan
keperawatan di dunia :
1. Mother Instink, pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan
ada sebagai suatu naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini menggunakan akal pikirannya
untuk menjaga kesehatan, menggurangi stimulus kurang menyengkan, merawat anak, menyusui
anak dan perilaku masih banyak perilaku lainnya.
2. Animisme, manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah
disebabkan oleh arwah/roh halus yang ada pada manusia yang telah meninggal atau pada
manusia yang hidup atau pada alam ( batu besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk
mengupayakan penyembuhan atau perawatan bagi manusia yang sakit maka roh jahat harus di
usir, para dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan berusaha mencari pengetahuan
tentang roh dari sesuatu yang mempengaruhi kesehatan orang yang sakit. Setelah dirasa
mendapatkan kemampuan, para dukun berupaya mengusir roh dengan menggunakan mantra-
mantra atau obat-obatan yang berasal dari alam.
3. Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa, pada tahap ini manusia sudah memiliki
kepercayaan tentang adanya dewa-dewa, manusia yang sakit disebabkan oleh kemarahan dewa.
Untuk membantu penyembuhan orang yang sakit dilakukan pemujaan kepada para dewa di
tempat pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuil adalah tempat pelayanan
kesehatan.
4. Ketabiban, mulai berkembang kemungkinan sejak ± 14 abad SM, pada masa ini telah dikenal
teknik pembidaian, hygiene umum, anatomi manusia.
5. Diakones dan Philantrop berkembang sejak ± 400 SM, para diakones memberikan pelayanan
perawatan yang diberikan dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah membantu pendeta
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pada masa ini merupakan cikal bakal
berkembangnya ilmu keperawatan kesehatan masyarakat. Philantop adalah kelompok yang
mengasingkan diri dari keramaian dunia, dimana mereka merupakan tenaga inti yang
memberikan pelayanan di pusat pelayanan kesehatan (RS) pada masa itu.
6. Perkembangan ilmu kedokteran islam pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui Nabi
Muhamad SAW dan para pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia.
Selain menyebarkan ajaran agama beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang perilaku
hidup bersih dan pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).
7. Perawat terdidik ( 600 – 1583 ) Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul,
dimana program itu menghasilkan perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan diawali di
Hotel Dien dan Lion Prancis yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit terbesar
disana.Pada awalnya perawat terdidik diseleksi dari para pengikut agama dimana tenaga mereka
diperbantukan dalam kegiatan perawatan paska terjadinya perang salib.Tokoh perawat yang
terkenal pada saat (1182 – 1226) itu adalah St Fransiscas dari Asisi Italia.
8. Perawat Profesional (abad 18 – 19) Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sejak
abad ini termasuk ilmu kedokteran dan keperawatan.Florence Nightingale (1820-1910) adalah
tokoh yang berjasa dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan sekolah
keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St. Thomas di London.
Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari tahap yang paling klasik
sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan yang professional dan diakui oleh dunia
internasional tentu dapat dijadikan cerminan bagi perkembangan keperawatan di Indonesia.
B. Pengertian Keperawatan
Teori Keperawatan merupakan usaha untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri, yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja
dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan
dalam menentukan model praktek keperawatan, mengingat dalam model praktek keperawatan
mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.
Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai berikut,
keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual
yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Florence Nightingale (A. Potter,Anne Grifiin Perry 2005) mendefinisikan keperawatan sebagai
berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam dan isinya
untuk bertindak.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.
Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para
perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan
pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan :
Penyusun Teori: Nightingale (1860) Tujuan Keperawatan: Untuk memfasilitasi “proses
penyembuhan tubuh” dengan memanipulasi lingkungan klien (Torres, 1986)
Kerangka Kerja Praktik: Lingkungan klien dimanipulasi untuk mendapatkan ketenangan, nutrisi,
kebersihan, cahaya, kenyamanan, sosialiasi, dan harapan yang sesuai
Penyusun Teori: Henderson (1955) Tujuan Keperawatan: Untuk bekerja secara mandiri dengan
tenaga pemberi pelayanan kesehatan (Marriner-Torney, 1994), membantu klien untuk
mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin
Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan membentuk klien untuk melakukan 14 kebutuhan
dasar Henderson (Henderson, 1966)
Penyusun Teori: Roy (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk mengidentifikasi tipe kebutuhan klien,
mengkaji kemampuan adaptasi terhadap kebutuhan dan membantu klien beradaptasi Kerangka
Kerja Praktik: Model adaptasi ini didasari oleh model adaptasi fisiologis, psikologis, sosiologis,
serta ketergantungan dan kemandirian (Roy, 1980).
Penyusun Teori: Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan,
mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring; caring merupakan
proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan kebutuhan
manusia (Torres, 1986)
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dalam
perkembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
1. Dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam
pelayanan keperawatan.
2. Membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan.
3. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah yang
jelas.
4. Memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan.
BAB III
TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON
Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi
klien dalam mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses
perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan
respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial, kebutuhan manusia
dan bagaimana respons terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan
keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan
kenyamanan pada perhatian serta empati pada klien dan keluarganya.
Menurut Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yag
digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A. Azis Alimul
Hidayat 2002).
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai
human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetia,
humanities dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk
mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson
(1985) " human care is the heart of nursing".
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan.Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan yang
saling berhubungan, diantaraanya:
1. Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan dan
Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi
2. Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang meliputi Kebutuhan Aktifitas
dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
3. Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan untuk
Berprestasi dan Berorganisasi
4. Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan)
yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the mind,body
and soul. Its also associated with the degree of congruence between the self as perceived and the
self as experienced, such a viewed of health focuses on the entire nature of the individual in his
or her physical, social, esthetic and moral realms-instead of just certain aspects oh human
behavior and physiology."
Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras
antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang
dipersepsikan dan diri yang diwujudkan.
Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat
fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan fisiologi
manusia semata.
Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip
antara lain :
1) Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional,
yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2) Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.
3) Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
4) Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
5) Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
(manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat
mengganggu (agent,environment).
C. Carrative Factor
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam
perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.
Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya
memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia
lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi
terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui
berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth,
kindness, compassion”.
Caring OccationMoment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang
pada saat human caringdilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik
mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human.
Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi
seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau
kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti
persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang,
sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini
sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment merawat
dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat
dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan
menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal
bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya
kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan –kemampuan untuk
berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna, sehingga untuk mencapai
kesempurnaan, manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sehat secara fisik dan rohani. Untuk
mencapai keadaan tersebut manusia harus memprioitaskan pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
B. Saran
Manusia hendaknya dapat beinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya.
Dengan berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi. Untuk dapat memenuhi
kebutuhannya, manusia harus memilki pengetahuan manusia dan pemeliharaan / perawatan
manusia.Tanpa adanya ilmu pengetahuan manusia tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi
dengan baik di masyarakat. Tanpa adanya pemeliharaan / perawatan diri, manusia juga akan
sakit dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan. Maka dari itu, manusia dituntut untuk menjaga
kesehatan dan pencegahan segala penyakit dimanapun dan kapanpun.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry.2005 “Fundamental Keperawatan volume 1”, Buku Kedokteran.EGC. Jakarta