Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

MANAJEMEN K3
PADA PT SMBA

OLEH:

Fabianus Jonathan Soekahar


1706121584

PEMBIMBING :
Bpk. Eka Satya Putra

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA – APRIL 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

KATA PENGANTAR

Makalah berjudul “Penerapan Manajemen K3 Pada PT SMBA” ini dibuat sebagai


salah satu tugas mata kuliah Manajemen dalam kurikulum pendidikan Magister
Kedokteran Kerja di Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Makalah ini berupa sebuah bentuk penulisan dengan berdasarkan dari


pengamatan, wawancara dan upaya penerapan manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja pada sebuah perusahaan usaha menengah yang bergerak pada bidang industri
plastik kemasan makanan.

Penulis mengucapkan terima kasih pada dosen pembimbing mata kuliah


Manajemen yaitu bapak Eka Satya Putra atas bimbingan dan kesempatan yang diberikan
kepada penulis untuk menyusun makalah ini, dan tidak lupa juga mengucapkan terima
kasih pada bapak Herry selaku pemilik PT SMBA atas kesediaan dan kesempatan yang
diberikan untuk melakukan pengamatan dan wawancara.

Masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan yang penulis rasakan pada


makalah ini, oleh karena itu segala bentuk masukan dan kritik yang membangun akan
sangat berharga bagi penulis untuk perbaikan penulisan makalah atau naskah ilmiah
berikutnya.

Atas perhatian yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.

Jakarta, Mei 2018


Hormat saya,

Penulis.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 i


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………..…………... i


Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………..……..…… ii

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………………………..……………………. 1


I.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………. 1
I.2. Permasalahan …………………………………………………………………………………………. 2
I.3. Tujuan Penulisan …………….…………………………………………………………………. 2
I.3.1. Tujuan Umum ……..………………………………………………………….... 2
I.3.2. Tujuan Khusus ………………………..…………………………..…………….. 2

BAB II : ORGANISASI PERUSAHAAN ………………………………………………………………………. 3


II.1. Profil Organisasi …………………………………………………………………………………… 3
II.1.1. Visi, Misi dan Nilai ……………………………………………………………………. 3
II.1.2. Tahun Berdiri ……………………………………………………………………….. 3
II.1.3. Bidang Usaha ……………………………………………………………………….. 4
II.1.4. Produk ………………………………………………………………………………. 4
II.1.5. Jumlah dan Status Pekerja ……………………………………………..….…… 5
II.1.6. Struktur Organisasi …………………………………………………..….…….. 5
II.1.7. Denah Lokasi ………………………………………………………….……….….. 6
II.1.8. Denah Tempat Produksi ………………………………………….……….…. 6
II.2. Manajemen Organisasi ………………………………………………………….………….….. 7
II.2.1. Proses Bisnis ………………………………………………………….….…….…… 7
II.2.2. Alur Proses Produksi …………………………………………………………….... 7
II.2.2.1. Proses Pencetakan …………………………………………………….... 7
II.2.2.2. Proses Pengeringan Pertama …………………………….………. 10
II.2.2.3. Proses Laminasi …………………………………………………….……. 11
II.2.2.4. Proses Pengeringan Kedua …………………………………………. 13
II.2.2.5. Proses Cutting and Folding ……………………………………….… 13
II.2.2.6. Proses Packing dan Delivery …………………………………….… 14
II.2.3. Operasional Bisnis ……………………………………………………………….. 14
II.2.4. Komposisi Tenaga Kerja ………………………………………………….……. 15
II.2.5. Data Kesehatan ……………………………………………………………….….. 15

BAB III : ANALISIS DAN STRATEGI …………………………………………………………………………… 16


III.1. Analisis SWOT …………………………………………………………………………………….……. 16
III.1.1. Internal Process Strenght ………………………………………………...…. 16
III.1.2. Internal Process Weakness ……………………………………………...…. 17
III.1.3. Internal Process Opportunities ………………………………………….…. 17
III.1.4. Internal Process Threat ………………………………………………………… 18
III.2. Analisis Hazard ……………………………………………………………………………………. 19
III.3. Matriks TOWS ……………………………………………………………………………………… 20

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 ii


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

III.4. Peta Strategi ………………………………………………………………………………………… 21


III.5. Matriks Strategi ……………………………………………………………………………………. 22

BAB IV : PETA JALAN PENERAPAN K3 …………………………………………………………….……… 23


IV.1. Peta Jalan …………………………………………………………………………………….……… 23
IV.2. Return On Prevention …………………………………………………………………….…… 24

BAB V : KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………….. 25


V.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………… 25
V.2. Saran …………………………………………………………………………………………………... 25

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………………….. 27

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 iii


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Berdasarkan Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
menjamin kesehatan dan keselamatan setiap tenaga kerja yang berada di Republik
Indonesia. Oleh sebab itu semua perusahaan atau kegiatan usaha apapun harus
memastikan bahwa semua pekerjanya selamat dan terjamin kesehatannya (1).

Bekerja dengan aman, selamat dan sehat juga merupakan salah satu hak azasi
manusia yang tertuang dalam Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh
Perserikatan Bangsa Bangsa pada tahun 1948 pada pasal 23 yang berbunyi :
“Everyone has the right to work, to free choice of employment, to just and favourable
conditions of work ...”. Pernyataan diatas kembali ditegaskan dalam Konvensi
Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Perserikatan Bangsa – Bangsa tahun
1976 pada pasal 7 yang berbunyi : “The States Parties to the present Covenant
recognize the right of everyone to the enjoyment of just and favourable conditions of
work, which ensure, in particular: ...(b) Safe and healthy working conditions.” (2)

Berdasarkan peraturan dan konvensi internasional tersebut diatas, maka setiap


pengurus perusahaan harus dapat menyediakan program, sarana dan prasarana yang
dapat menunjang dan menjamin kesehatan dan keselamatan para pekerjanya. Namun
sangat disayangkan bahwa banyak yang menganggap bahwa program kesehatan dan
keselamatan kerja hanya menambah beban perusahaan atau dianggap sebagai cost dan
bukan sebagai investasi bagi perusahaan. Pengurus perusahaan banyak yang belum
menyadari bahwa apabila terjadi kecelakaan kerja atau gangguan kesehatan akibat
lingkungan kerja, justru perusahaan akan mengalami kerugian yang lebih besar
dibandingkan “cost” untuk penyelenggaraan program K3.

Apabila pekerja tidak dalam kondisi kesehatan yang prima tentu saja akan
menurunkan produktivitas, turunnya kualitas produk yang dihasilkan, dan hal ini tentu
akan membawa dampak pada nama baik perusahaan dan perusahaan dapat kehilangan
kredibilitasnya. Tentu saja dalam jangka panjang hal ini akan merugikan perusahaan.
Belum lagi apabila terjadi kecelakaan kerja maka perusahaan akan kehilangan jam
kerja, kehilangan tenaga trampil, harus membayar biaya pengobatan atau RS, belum
lagi ditambah adanya kemungkinan tuntutan hukum dari pihak keluarga atau serikat
pekerja.

Sayangnya penerapan program K3 masih banyak kekurangan atau bahkan belum


banyak diterapkan, terutama pada perusahaan kecil dan menengah (2). Dalam makalah
ini penulis berusaha menerapkan roadmap penerapan K3 pada sebuah perusahaan

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 1


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

yang tergolong sebagai usaha menengah yang bergerak pada bidang usaha pembuatan
kemasan plastik makanan.

I.2. PERMASALAHAN
Pada saat melakukan survey dan pengamatan pada perusahaan PT SMBA terdapat
beberapa hal yang masih membutuhkan penerapan program K3 dengan lebih baik.
Penulis memperhatikan pada proses pencetakan kemasan dan proses laminasi terdapat
uap larutan pengencer yang mengandung toluen yang tidak dikontrol dengan baik.
Pengusaha sudah berusaha memberikan ventilasi berupa exhaust fan tambahan tetapi
kurang efektif karena bau uap toluen masih cukup menyengat. Ditambah dengan
faktor kurangnya kesadaran dari para pekerja terhadap risiko bahaya kesehatan dari
uap toluen.

Selain itu pada bagian proses folding and cutting juga terdapat faktor risiko suara
bising dan faktor risiko ergonomi pada hampir seluruh proses produksi.

I.3. TUJUAN PENULISAN


I.3.1. Tujuan Umum
Menganalisa dan menentukan strategi K3 yang tepat untuk diterapkan pada
perusahaan ini.

I.3.2. Tujuan Khusus


1. Memberikan gambaran mengenai keuntungan yang diperoleh dengan
menerapkan program K3 yang baik dan benar.
2. Memberikan gambaran perhitungan Return on Prevention sehingga program
K3 dapat dianggap sebagai investasi dan bukan sekedar cost bagi pengusaha.
3. Diterimanya dan diterapkan program K3 pada perusahaan.
4. Menjadikan program K3 sebagai budaya bagi pengurus perusahaan dan
sebagai kebutuhan bagi pekerjanya.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 2


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

BAB II
ORGANISASI PERUSAHAAN

II.1. PROFIL ORGANISASI


II.1.1. Visi, Misi dan Nilai
PT SMBA adalah sebuah perusahaan keluarga yang dirintis oleh satu dari tiga
orang bersaudara kandung. Bapak Herry sebagai perintis mengajak seorang
kakak kandung dan seorang adik kandungnya untuk bergabung dan patungan
mendirikan sebuah perusahaan yang memproduksi kemasan plastik makanan.

Berdasarkan klasifikasi Undang – Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha


Mikro, Menengah dan Kecil, maka PT SMBA termasuk dalam kategori
sebagai sebuah perusahaan usaha menengah.

Namun berdasarkan wawancara dengan bapak Herry belum ditentukan secara


baku apa visi, misi dan nilai dari perusahaan yang dimiliki olehnya.
Berdasarkan wawancara dan pemantauan dilokasi perusahaan, maka penulis
akan mencoba memberikan perkiraan apa yang menjadi visi, misi dan nilai dari
perusahaan PT SMBA.

Visi : pada tahun 2025 menjadi sebuah perusahaan produsen plastik kemasan
makanan yang berkualitas dan mampu bersaing ditingkat nasional dan
memberikan kesejahteraan bagi pemilik dan para pekerjanya.

Misi : menghasilkan produk yang berkualitas sesuai pesanan pelanggan dengan


tepat waktu dan harga kompetitif.

Nilai : kejujuran, etos kerja, semangat kekeluargaan dan mandiri.

II.1.2. Tahun Berdiri


PT SMBA mulai dirintis sejak tahun 2009, namun pada saat itu belum resmi
berbentuk badan usaha CV maupun PT. Awal mulanya adalah dari bapak
Herry yang bekerja sebagai salesman pada sebuah perusahaan besar yang juga
memproduksi plastik kemasan makanan. Sebagai salesman bapak Herry
mencarikan order bagi perusahaan tempatnya bekerja.

Selama bekerja tersebut bapak Herry mendapati bahwa banyak pesanan dari
para pelanggan yang jumlahnya tidak banyak ( kuantitas kecil ) tidak dapat
dilayani oleh perusahaan tempatnya bekerja. Melihat bahwa pesanan yang
tidak dapat dilayani ini merupakan sebuah peluang bisnis, bapak Herry
kemudian meminta persetujuan dari pimpinan / pemilik perusahaan tempatnya

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 3


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

bekerja apakah pesanan yang tidak dapat dilayani ini dapat dikerjakan oleh
dirinya. Pemilik perusahaan tempatnya bekerja tidak merasa keberatan dan
mengijinkan, dengan syarat bapak Herry tetap bekerja pada perusahaan
tersebut.

Bapak Herry kemudian mengajak kedua saudara kandungnya untuk bergabung


dan patungan membeli mesin bekas dan perlengkapan produksi lainnya dan
menyewa sebuah ruko di daerah Bekasi. Ternyata bisnisnya lancar dan
usahanya berkembang pesat.

Pada tahun 2015 dengan alasan untuk mempermudah administrasi pesanan dan
administrasi pajak, maka perusahaan diformalkan dengan membentuk
Perseroan Terbatas dengan nama PT SMBA ( pemilik perusahaan memberikan
pesan untuk tidak menuliskan terlalu detail mengenai identitas perusahaan
dengan alasan pribadi ).

Penulis bersama bapak Herry pemilik perusahaan.

II.1.3. Bidang Usaha


Seperti yang sudah disebutkan diatas, PT SMBA bergerak dibidang usaha
industri pembuatan plastik kemasan makanan.
Perusahaan mendapatkan pesanan dari industri makanan yang membutuhkan
kemasan plastik untuk memasarkan produk makanannya.

II.1.4. Produk
Produk yang dihasilkan berbagai macam ukuran, tergantung dari pesanan para
pelanggannya. Desain, corak warna dan tulisan pada produk kemasan
ditentukan oleh para pemesan / pelanggan. Kemasan berbahan plastik food
grade dan berbentuk kantong persegi empat.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 4


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

Berikut adalah contoh produk plastik kemasan yang sudah jadi dan siap
dikirimkan ke pelanggan :

II.1.5. Jumlah dan Status Pekerja


Jumlah pekerja pada saat ini adalah sebanyak 14 orang pekerja terdiri dari 12
orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Sebagian besar pekerja berasal dari
daerah Banyumas Jawa Tengah. Namun disayangkan hingga saat ini belum ada
perjanjian kerja yang dibakukan secara formal, sehingga status pekerja belum
jelas walaupun oleh pemilik perusahaan dikatakan bahwa pekerjanya semua
berstatus pekerja tetap dan mendapatkan gaji bulanan melebihi dari UMR yang
ditetapkan pemerintah. Tidak ada pekerja yang mendapatkan upah secara
harian / pekerja harian.

Pekerja diberikan tempat tinggal berupa mess / kamar kost yang letaknya tidak
jauh dari lokasi pabrik. Pekerja cukup berjalan kaki dari tempat tinggal menuju
ke lokasi kerja.

Perusahaan tidak menyediakan makan bagi pekerjanya, hanya memberikan


uang makan. Pekerja diberikan istirahat dan bisa istirahat makan siang diluar
lokasi pabrik.

II.1.6. Struktur Organisasi

Pimpinan Perusahaan

Bagian Administrasi
Bagian Pemasaran Bagian Produksi
dan Keuangan

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 5


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

II.1.7. Denah Lokasi


Lokasi pabrik tempat produksi plastik kemasan makanan ada di sebuah
kompleks perumahan di daerah Bekasi.

II.1.8. Denah Tempat Produksi


Pada saat ini lokasi perusahaan menempati sebuah bangunan ruko dua lantai
dengan ukuran 5 x 20 meter persegi. Lantai pertama digunakan sebagai lokasi
produksi dan lantai kedua digunakan sebagai ruang istirahat bagi para pekerja.
Pekerja tidak tinggal di ruko tempat produksi.
Tidak ada sekat pembagian ruangan seperti terlihat pada denah berikut ini :

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 6


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

II.2. MANAJEMEN ORGANISASI


II.2.1. Proses Bisnis
Proses bisnis PT SMBA dapat dilihat pada diagram berikut ini :

II.2.2. Alur Proses Produksi


Alur proses produksi plastik kemasan makanan seperti yang digambarkan pada
diagram diatas sebagai nomer 1 sampai dengan 6 adalah sebagai berikut :

Proses Proses
Proses laminasi
pencetakan pengeringan

Proses packing Proses cutting Proses


dan delivery and folding pengeringan

II.2.2.1. Proses Pencetakan


Proses pencetakan adalah mencetak desain kemasan makanan pada bahan baku
berupa plastik kemasan dalam bentuk roll.
Pengusaha telah menggunakan mesin otomatis pada proses pencetakan ini.
Namun karena mesin pencetak yang digunakan dibeli dalam kondisi bekas

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 7


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

pakai dan telah berusia sekitar 25 tahun, diperlukan pengawasan dan


penyetelan manual selama proses pencetakan berjalan.

Peralatan yang digunakan :


1. Mesin cetak sablon kemasan otomatis.
2. Plastik kemasan roll.
3. Cat pewarna sablon.
4. Cairan pengencer cat pewarna sablon mengandung toluen.
5. Pisau silet / cutter.
6. Forklift hidraulik manual.
7. Peralatan kunci kunci ring pas, obeng, dan tang.

Tugas pekerja dibagian pencetakan kemasan :


1. Membersihkan dan memeriksa setiap bagian roller mesin pencetak.
2. Memasang plastik roll pada bagian input mesin pencetak.
3. Memasang plat roller pencetak sablon.
4. Mempersiapkan campuran cat pewarna dan larutan pengencer.
5. Menuang larutan cat pewarna pada bak penampung di mesin.
6. Menyalakan mesin dan menjalankan pada kecepatan rendah untuk
melihat hasil cetak.
7. Apabila hasil cetak sempurna maka kecepatan cetak mesin
ditingkatkan.
8. Mengawasi jalannya mesin dan kualitas hasil cetak dan melakukan
penyesuaian / penyetelan pada mesin bila perlu.

Proses pemasangan plastik roll pada mesin cetak sablon.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 8


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

Proses pemasangan plastik roll pada mesin pencetak.

Pekerja melakukan pengawasan mesin dan melakukan penyesuaian untuk menjaga kualitas cetak.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 9


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

Bak penampung cat pewarna sablon pada mesin cetak.

Salah satu risiko bahaya pada mesin pencetak yaitu roda gigi dan rantai yang berputar tanpa penutup.

II.2.2.2. Proses Pengeringan Pertama


Tahap produksi selanjutnya adalah pengeringan plastik kemasan roll yang
sudah selesai dicetak.
Proses pengeringan hanya menggunakan suhu ruangan biasa dan roll hanya
diletakan di salah satu tempat penyimpanan yang ada di ruko.
Lama proses pengeringan yang ideal adalah 2 x 24 jam setelah selesai dicetak.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 10


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

II.2.2.3. Proses Laminasi


Proses berikutnya setelah roll plastik kemasan selesai melalui tahap
pengeringan pertama adalah proses laminasi.
Proses laminasi adalah memberikan lapisan plastik tambahan ( laminasi )
diatas permukaan plastik yang dicetak. Tujuan proses laminasi adalah
memberikan lapisan plastik food grade untuk menutupi cat pewarna sablon
sehingga tidak kontak dan mencemari makanan yang dikemas.

Pada proses laminasi ini tidak dikerjakan di lokasi ruko, tetapi dibawa ke
lokasi pabrik yang baru. Pemilik usaha sudah memikirkan untuk ekspansi
usaha dan memindahkan usahanya ke lokasi yang lebih luas dan lebih layak.
Mesin laminasi telah berada di lokasi yang baru, tetapi mesin – mesin lainnya
masih berada di lokasi ruko yang lama.
Proses pemindahan pabrik terkendala dengan banyaknya pesanan, sehingga
belum ada kesempatan untuk membongkar dan memindahkan mesin ke lokasi
yang baru.

Mesin laminasi yang digunakan juga otomatis, namun karena dibeli dalam
kondisi bekas dan berusia kurang lebih 20 tahun, maka butuh pengawasan dan
penyesuaian selama pengoperasiannya untuk menjaga kualitas laminasi.

Pada proses laminasi ini peralatan yang digunakan antara lain :


1. Mesin laminasi otomatis.
2. Plastik laminasi dalam bentuk roll.
3. Perekat plastik laminasi.
4. Cairan pengencer perekat laminasi yang mengandung toluen (4).
5. Pisau silet / cutter.
6. Fork lift hidraulik manual.
7. Peralatan berupa kunci ring pas, tang dan obeng.
8. Kain lap.

Tugas pekerja dibagian laminasi :


1. Mengangkut roll kemasan yang telah dicetak ke dalam kendaraan
pengangkut.
2. Membersihkan dan memeriksa setiap bagian roller mesin laminasi.
3. Memasang plastik roll yang sudah dicetak pada bagian input mesin
laminasi.
4. Memasang plastik roll laminasi pada mesin laminasi.
5. Mempersiapkan campuran perekat dan larutan pengencer.
6. Menuang larutan perekat pada bak penampung di mesin.
7. Menyalakan mesin dan menjalankan pada kecepatan rendah untuk
melihat laminasi.
8. Apabila hasil cetak laminasi maka kecepatan cetak mesin ditingkatkan.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 11


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

9. Mengawasi jalannya mesin dan kualitas hasil laminasi dan melakukan


penyesuaian / penyetelan pada mesin bila perlu.

Pekerja mengangkut dan menaikan roll plastik ke kendaraan untuk dibawa ke lokasi mesin laminasi.

Pekerja sedang mempersiapkan dan membersihkan bagian roller mesin laminasi dari
sisa – sisa perekat. Pada foto sebelah kanan tampak pekerja membersihkan roller dengan
cairan pelarut yang mengandung toluen. Pembersihan dilakukan dengan kain lap yang
dicelupkan ke dalam ember berisi pengencer, pekerja melakukan tanpa sarung tangan.

Proses pemasangan roll plastik pada mesin laminasi dan pekerja sedang mengawasi proses laminasi.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 12


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

II.2.2.4. Proses Pengeringan Kedua


Setelah melalui proses laminasi, maka plastik kemasan akan dikeringkan
kembali untuk memastikan perekat kering dengan sempurna. Proses
pengeringan menggunakan suhu ruangan dan plastik kemasan diletakan di
ruang penyimpanan. Durasi pengeringan yang ideal adalah 2 x 24 jam setelah
selesai laminasi.

II.2.2.5. Proses Cutting and Folding


Plastik kemasan yang selesai dikeringkan akan memasukin tahap produksi
berikutnya, yaitu proses folding ( pelipatan ) dan cutting ( pemotongan ).
Pada tahap ini menggunakan mesin otomatis yang dapat melipat plastik
kemasan dan melakukan pemotongan sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Produk yang keluar dari mesin ini adalah produk jadi yang siap diserahkan
pada pemesan.

Peralatan yang digunakan :


1. Mesin folding dan cutting.
2. Pisau silet / cutter.
3. Plastik pengikat.
4. Kardus.
5. Kunci ring pas, tang dan obeng.

Tugas pekerja dibagian laminasi :


1. Memasang roll plastik kemasan pada bagian input mesin.
2. Membersihkan dan memeriksa setiap bagian mesin.
3. Melakukan penyesuaian pada bagian pelipat dan pemotong agar hasil
dari mesin sesuai dengan ukuran yang diinginkan pemesan.
4. Menyalakan mesin dan menjalankan pada kecepatan rendah untuk
melihat hasil pelipatan dan pemotongan.
5. Apabila hasil pelipatan dan pemotongan dinilai sudah sempurna maka
kecepatan mesin ditingkatkan.
6. Mesin secara otomatis akan mengelompokan plastik kemasan yang
selesai dilipat dan dipotong dalam kelipatan 100 lembar.
7. Pekerja mengambil plastik kemasan dan mengikat dalam satu ikatan
yang berisi 100 lembar.
8. Pekerja memasukan plastik kemasan yang telah diikat ke dalam dus.
9. Mengawasi jalannya mesin dan kualitas hasil produk dan melakukan
penyesuaian / penyetelan pada mesin bila perlu.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 13


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

Proses pemasangan plastik roll kemasan ke bagian input mesin pelipat dan pemotong.

Produk yang telah dipotong dikeluarkan oleh mesin dan dipisahkan dalam jumlah 100 lembar.
Pekerja cukup mengambil kemasan plastik kemudian mengikat dengan tali pita plastik
kemudian memasukan ke dalam dus sementara untuk dikirim ke tahap proses berikutny a.

II.2.2.6. Proses Packing dan Delivery


Tahap selanjutnya adalah pengemasan sebelum dikirimkan ke pemesan. Plastik
kemasan yang sudah jadi di ikat dalam kelipatan 100 lembar untuk
mempermudah penghitungan.
Kemudian dimasukan dalam kardus dengan jumlah 25 ikat setiap kardus.
Kemudian kardus disegel dengan menggunakan plakban.
Pengiriman produk jadi menggunakan kendaraan roda empat / mobil box.
Biasanya yang mengirimkan adalah pengusaha sendiri atau adik pengusaha
karena sekaligus akan memberikan nota penagihan pada pemesan

II.2.3. Operasional Bisnis


PT SMBA beroperasi setiap hari kerja mulai dari pukul 07:00 WIB dan selesai
pada pukul 17:00 WIB dengan diselingi waktu istirahat siang pada pukul 12:00
– 13:00 WIB. Apabila dibutuhkan untuk mengejar tenggat waktu maka
diberlakukan lembur tambahan hingga pukul 20:00 WIB dan bila diperlukan
akan tetap berproduksi pada hari Minggu.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 14


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

Jumlah tenaga kerja yang bekerja sehari – hari adalah sebanyak 14 orang.
Pembagian tugas tidak baku dan bersifat saling membantu, tetapi ada beberapa
orang yang memiliki ketrampilan tertentu memiliki tanggung jawab khusus,
misalnya setting mesin, perawatan mesin, pengawasan mesin, dll.

Cuti diberikan sesuai dengan aturan pemerintah yaitu 12 hari dalam satu tahun,
namun karena bersifat usaha menengah dan menjunjung semangat
kekeluargaan, terkadang dari pemilik usaha memberikan libur tambahan pada
pekerja yang mempunyai keperluan mendadak.

II.2.4. Komposisi Tenaga Kerja


 Laki – laki : 12 orang
 Perempuan : 2 orang
 Rentang usia : 17 – 46 tahun
 Rentang pendidikan : Tamat SD – tamat SMA
 Masa kerja : 1 tahun s/d 8 tahun

II.2.5. Data Kesehatan


Perusahaan masih berstatus sebagai usaha menengah, sehingga tidak
mempunyai fasilitas kesehatan sendiri.
Dari hasil wawancara dengan pemilik perusahaan diketahui bahwa apabila ada
pekerja yang mengalami gangguan kesehatan dipastikan berobat ke dokter di
klinik terdekat dengan lokasi perusahaan.
Dari hasil wawancara dengan pekerja diperoleh keterangan bahwa keluhan
yang ada biasanya hanya sakit biasa seperti batuk pilek dan badan lelah pegal
akibat bekerja.
Selain dari itu tidak ada data kesehatan lain yang bisa didapatkan oleh penulis.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 15


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

BAB III
ANALISIS dan STRATEGI

III.1. ANALISIS SWOT


III.1.1. Internal Process Strenght
1. Funsi internal proses apa yang paling efektif :
 Pekerja yang berpengalaman dengan mesin cetak kemasan plastik.
 Pimpinan / pemilik perusahaan yang berpengalaman sebagai sales
pabrik plastik kemasan makanan.
 Penggunaan mesin cetak, cutting folding dan laminasi otomatis.
 Penggunaan alat scissor lift dan fork lift.

2. Sebutkan salah satu fungsi proses internal yang menurut kita paling baik :
 Penggunaan scissor lift dan fork lift.

3. Apa yang menyebabkan fungsi proses internal tersebut paling baik :


 Mempercepat proses pemasangan roll plastik yang akan dicetak
dan mengurangi kerja manual dari karyawan.

4. Sebutkan cara yang paling efektif untuk meningkatkan proses internal


dalam organisasi ini. Apakah cara tersebut dapat digunakan secara efektif
untuk semua bagian :
 Upgrade mesin cetak, cutting folding dan laminasi yang sudah
berusia lebih dari 20 tahun dengan mesin yang lebih modern,
canggih dan lebih efisien menghasilkan produk.
 Pelatihan K3 bagi para pekerja.

5. Di bagian mana dari organisasi ini yang paling menghasilkan proses paling
efisien :
 Proses pengeringan.

6. Apa yang menyebabkan bagian tersebut sangat efisien :


 Tidak membutuhkan energi listrik, cukup di keringan di suhu
ruangan selama 2 x 24 jam sehingga tidak memberikan cost bagi
perusahaan.

7. Apa yang harus dilakukan untuk semakin meningkatkan kekuatan internal


yang kita miliki :
 Training bagi pekerja, karena banyak yang hanya tamat sekolah
menengah.
 Upgrade mesin yang lebih modern dan efisien.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 16


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

III.1.2. Internal Process Weakness


1. Proses internal apa yang harus segera diperbaiki :
 Tidak ada APD.
 Ventilasi udara tidak adekuat.
 Masih banyak manual handling yang dilakukan pekerja.

2. Sebutkan tiga hal penyebab proses internal yang kita miliki tidak efisien :
 Mesin cetak, cutting folding dan laminasi yang sudah tua.
 Masih banyak menggunakan manual handling.
 Mesin belum otomatis penuh.

3. Apa yang menyebabkan tidak efisien :


 Mesin sudah tua sehingga kapasitas produksi tidak maksimal.
 Mesin harus diawasi dan dilakukan penyetelan terus menerus setiap
saat.
 Angkat angkut masih banyak menggunakan tenaga manusia.

4. Di bagian mana dari proses internal kita yang menjadi penghambat :


 Mesin sudah tua sehingga kapasitas produksi tidak maksimal.

5. Apa yang sudah kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut :


 Mengumpulkan modal untuk membeli mesin yang baru yang lebih
efisien, otomatis penuh dengan kapasitas produksi yang lebih besar.

6. Apa yang harus dilakukan untuk memperkecil kelemahan proses internal


yang kita miliki :
 Menyediakan APD pada pekerja.
 Rekayasa teknik untuk memperbaiki ventilasi.
 Menggunakan mesin yang lebih modern dan efisien.

III.1.3. Internal Process Opportunities


1. Efisiensi apa yang telah dilakukan oleh pesaing tetapi belum kita lakukan :
 Pesaing telah menggunakan mesin yang lebih baru dan lebih
efisien.

2. Apa yang harus kita lakukan agar dapat lebih efisien :


 Mengganti mesin yang tua dengan mesin yang lebih efiesien.
 Melakukan perawatan berkala sehingga mesin mesin yang ada tetap
dapat berjalan dengan seefisien mungkin.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 17


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

3. Metode atau teknologi apa yang dapat diterapkan agar kita dapat lebih
efisien lima tahun mendatang :
 Menggunakan mesin yang lebih baru dan efisien.

4. Apa yang dapat kita lakukan sekarang untuk mempersiapkan penggunaan


metode baru tersebut :
 Mengumpulkan modal untuk membeli mesin yang lebih baru dan
efisien.

5. Sebutkan satu proses internal yang dapat segera diterapkan sehingga kita
dapat lebih baik dibandingkan dengan pesaing :
 Penerapan prinsip dan norma K3 pada seluruh proses produksi dan
memberikan APD yang sesuai pada pekerja.

6. Apa yang harus dilakukan untuk merebut peluang proses internal yang kita
miliki :
 Mencari pinjaman modal ke perbankan.
 Menerapkan prinsip K3 pada proses produksi.

III.1.4. Internal Procees Threat


1. Sebutkan proses internal yang paling tidak efisien sehingga mengancam
kita :
 Mesin produksi yang sudah cukup tua.

2. Sebutkan proses internal yang paling banyak dikeluhkan pelanggan :


 Waktu proses produksi yang kadang melewati tenggat waktu,
sehingga sering ditagih tagih / dikejar – kejar oleh pelanggan.

3. Sebutkan proses teknologi yang akan muncul di masa depan sehingga


mengancam bisnis kita :
 Mesin produksi yang jauh lebih efisien dan lebih besar kapasitas
produksinya sehingga lebih tepat waktu dan harga cost per unit bisa
lebih murah.

4. Sebutkan proses internal yang kita lakukan sehingga memiliki risiko


merusak lingkungan, kesehatan atau keamanan :
 Penggunaan larutan pengencer yang mengandung toluen.
 Belum ada penerapan K3 yang baik.
 Belum ada APD yang sesuai untuk pekerja.

5. Bagaimana agar kita dapat mencegah risiko tersebut :


 Memperbaiki sistem ventilasi dan sirkulasi udara sehingga
memperkecil paparan uap pelarut toluen.
Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 18
Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

 Segera menerapkan prinsip K3 yang baik.


 Menyediakan APD yang sesuai untuk pekerja.

6. Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi ancaman proses internal yang
kita hadapi :
 Upgrade mesin yang lebih efisien dan berkapasitas produksi yang
lebih besar.
 Menerapkan prinsip K3 yang baik dan menyediakan APD yang
sesuai untuk pekerja.

III.2. ANALISIS HAZARD

Bahaya Potensial Gangguan


Risiko
kesehatan
Alur Produksi kecelakaan
yang
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikososial kerja
mungkin

-Tertimpa
roll plastik
- Dehidrasi -Tertimpa
- NIHL plat roller
- Dermatitis besi
kontak alergi - Terjepit
- Sakit kepala roda gigi
-Suhu - Mual muntah - Terjepit
Pencetakan -Toluene -Manual
panas (4) -- -- - Rasa lelah roller
kemasan handling
-Bising - Aritimia - Tersengat
- Chemical listrik
pneumonitis -Kebakaran
- Gangguan - Tersayat
muskulo pisau silet
Skeletal - Terbentur
rangka
mesin

- Gangguan
Pengeringan - Manual -Tertimpa
-- -- -- -- muskulo
pertama handling roll plastik
Skeletal

-Tertimpa
roll plastik
- Dehidrasi - Tertimpa
- NIHL plat roller
- Dermatitis besi
kontak alergi - Terjepit
- Sakit kepala roda gigi
- Mual muntah - Terjepit
Proses - Toluene - Manual
-Bising (4) -- -- - Rasa lelah roller
laminasi handling
- Aritimia - Tersengat
- Chemical listrik
pneumonitis - Kebakaran
- Gangguan - Tersayat
muskulo pisau silet
Skeletal - Terbentur
rangka
mesin

- Gangguan
Pengeringan - Manual -Tertimpa
-- -- -- -- muskulo
kedua handling roll plastik
Skeletal

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 19


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

-Tertimpa
roll plastik
- Tertimpa
plat roller
besi
- Terjepit
-Manual - Gangguan
roda gigi
handling muskulo
-Bising - Terjepit
Proses folding -Repetitive skeletal
-Suhu -- -- -- roller
& cutting movement -Carpal tunnel
panas - Tersengat
-Awkward syndrome
listrik
position -Dehidrasi
- Kebakaran
- Tersayat
pisau silet
- Terbentur
rangka
mesin

-Manual -Gangguan
Pengemasan handling muskulo
dan -Repetitive skeletal
-- -- -- -- --
pengiriman movement -Carpal tunnel
produk jadi -Manual syndrome
handling

III.3. MATRIKS TOWS

Kekuatan Kelemahan
( Strenghts )
Internal ( Weakness )
 Pekerja dan pemimpin
 Penerapan K3 belum baik.
perusahaan yang
 Ventilasi tidak adekuat.
berpengalaman.
 Masih ada manual handling.
 Penggunaan mesin produksi.
 Mesin kondisi bekas dan tua.
 Penggunaan alat bantu
 Kapasitas produksi belum
angkat dan angkut.
Eksternal maksimal.
 Proses pengeringan bebas
 Belum menyediakan APD.
energi.

 Segera menerapkan prinsip


 Mengumpulkan modal
Peluang untuk pengadaan mesin
K3 yang baik.
( Opportunities )  Melakukan rekayasa teknik
produksi yang lebih efisien.
untuk memperbaiki ventilasi
 Memaksimalkan peralatan
 Upgrade mesin baru yang yang ada sehingga lebih
udara.
lebih efisien.  Menyediakan APD kepada
efisien.
pekerja.

 Memaksimalkan
penggunaan mesin dan alat
Ancaman  Menggunakan pengalaman bantu angkat angkut.
( Threats ) pekerja dan pimpinan
 Menyediakan APD pada
 Mesin produksi sudah tua. dalam mengolah dan
pekerja.
 Terkadang melewati batas membagi pekerjaan agar
 Menggunakan pengalaman
tenggat waktu yang telah pesanan pelanggan dapat
selesai tepat waktu. pekerja dan pimpinan untuk
disepakati.
dapat memaksimalkan
mesin produksi.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 20


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

III.4. PETA STRATEGI

Visi : pada tahun 2025 menjadi sebuah perusahaan produsen plastik kemasan
makanan yang berkualitas dan mampu bersaing ditingkat nasional dan
memberikan kesejahteraan bagi pemilik dan para pekerjanya.

Peningkatan
pendapatan perusahaan

Perspektif Peningkatan produktifitas dan Penurunan biaya pemeliharaan


Finansial penurunan biaya produksi kesehatan

Peningkatan produktifitas Penerapan K3 yang baik dan benar

Peningkatan kualitas produk Peningkatan kualitas produk


Perspektif
Pelanggan
Pesanan selesai tepat waktu Pesanan selesai tepat waktu

Penggunaan mesin yang lebih efisien Penggunaan APD yang sesuai

Perspektif Mencari suplier bahan baku dengan Penerapan prinsip ergonomi


Proses Internal harga yang lebih kompetitif
Pengontrolan terhadap risiko dan
hazard di tempat kerja

Perspektif
Membangun dan mengembangkan Mempelajari dan menerapkan aspek-
Pembelajaran
proses produksi yang efisien dan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dan
peningkatan kompetensi pekerja. dalam industri menengah.
Pertumbuhan

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 21


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

III.5. MATRIKS STRATEGI

Obyektif Strategis
Tema Inisiatif Program
Perspektif
strategi Strategis Kerja
Lag Lead
Deskripsi Target
Indikator Indikator

Pembaharuan Mencari
Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Finansial  25% mesin tambahan
produksi penjualan pesanan
produksi modal
Peningkatan Produktifitas
dan Penerapan K3

Penurunan
Bekerja Alat angkat
angka Pelatihan
dengan dan angkut Penggunaan
Proses kejadian penggunaan
teknik digunakan 100% alat angkat
internal gangguan alat angkat
ergonomi dengan dan angkut
muskulos- dan angkut
yang baik benar
skeletal

Penerapan  Memperbaiki
Pembelajaran Derajat Penurunan
prinsip K3 ventilasi
dan kesehatan angka  100% Program K3
yang baik  Menyiapkan
pertumbuhan pekerja pekerja sakit
dan benar APD pekerja

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 22


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Mei-18 Jun-18 Jul-18 Agus-18 Sep-18 Okt-18 Nov-18 Des-18

Starting State Fase 1 : PERSIAPAN Fase 2 : PELAKSANAAN Fase 3 : EVALUASI Target State
Pada PT SMBA

1. Belum ada APD 1. Analisa APD apa saja yang 1. Pengadaan dan pendistribusian APD pada pekerja sesuai 1. Penggunaan APD yang sesuai
1. Penggunaan APD oleh pekerja
dibutuhkan dengan pekerjaannya oleh pekerja
Makalah Manajemen K3

2. Ventilasi tidak 2. Konsultasi rancang bangun 2. Ventilasi telah terpasang 2. Ventilasi adekuat sehingga tidak
2. Instalasi ducting dan kipas exhaust ventilasi
adekuat ventilasi dengan baik tercium bau uap toluen
IV.1 PETA JALAN

Busines Change
3. Bekerja tidak 3. Data pekerja dan pos 3. Pelatihan dan edukasi pekerja tentang aspek bekerja secara 3. Penurunan keluhan
3. Bekerja dengan prinsip ergonomi
secara prinsip pekerjaan dengan gangguan ergonomi terutama cara angkat dan angkut yang benar gangguan muskuloskeletal
ergonomi muskuloskeletal

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584


Analisa kebutuhan APD 100%

Pengadaan APD 100%

Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018


Rancang bangun ventilasi 100%

KPI
Instalasi ventilasi 100%
BAB IV

Pengumpulan data pekerja 100%

Pelatihan ergonomi 25% 50% 75% 100%

Analisa kebutuhan APD Pengadaan APD Penggunaan APD yang sesuai oleh semua pekerja
PETA JALAN PENERAPAN K3

Rancang bangun ventilasi Instalasi ventilasi dan exhaust fan Bau uap toluen sudah tidak ada

Pengumpulan data pekerja Pelatihan ergonomi bagi pekerja Penurunan keluhan gotrak

Projects & Initiatives

23
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

IV.2 RETURN ON PREVENTION

PREVENTION BALANCE SHEET

Occupational safety and health cost per employee Occupational safety and health benefits per
per year ( in thousand IDR ) employee per year ( in thousand IDR )

Cost saving through prevention of


Personal protective equipment 1.000 1.000
distruptions

Cost saving through prevention of


Guidance on safety technology and
1.000 wastage and reduction of time spent 1.000
company medical support
for catching up after disruption

Added value generated by increased


Specific prevention training 500 employee motivation and 1.000
satisfaction

Added value generated by sustained


Preventive medical check-up 1.500 focus on quality and better quality 2.000
of products

Added value generated by product


Organizational cost 200 1.000
innovations

Adde value generated by better


Investment cost 200 1.000
corporate image

Total cost 4.900 Total benefit 7.000

Prevention profit 2.100

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 24


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

BAB V
KESIMPULAN dan SARAN

V.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan proses wawancara yang dilakukan pada proses
produksi PT SMBA, dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Penerapan K3 yang masih perlu banyak perbaikan, seperti belum
tersedianya APD yang sesuai pada pekerja. Contohnya :
a. pekerja membersihkan roll cetak dengan menggunakan cairan
pelarut toluen tetapi tanpa menggunakan respirator dan sarung
tangan.
b. Peralatan mesin produksi juga perlu rekayasa teknik, seperti pada
mesin pencetak dengan roda gigi yang berputar cepat tetapi tidak
memiliki penutup.
c. Bau uap toluen yang cukup menyengat pada area sekitar mesin
cetak. Toluen adalah salah satu bahaya di tempat kerja menurut
dokumen OSHA (4).
d. Belum ada data kesehatan pekerja.
2. Pemilik perusahaan sudah menyadari kekurangan yang ada pada
perusahaannya, dan telah mencoba untuk mengurangi faktor risiko dan
bahaya di tempat kerja dengan melakukan beberapa hal :
a. Mencoba memperbaiki sirkulasi dan ventilasi di area mesin cetak
dengan menggunakan fan, tetapi belum sempurna.
b. Telah berusaha memberikan masker pada pekerja, tetapi yang
diberikan masker yang tidak sesuai peruntukannya.
c. Memberikan fasilitas kesehatan dengan cara menanggung biaya
berobat karyawan yang sakit ke klinik dokter terdekat.
3. Berdasarkan analisa SWOT dan sesuai hasil pengamatan maka perlu
segera dilakukan intervensi berupa pengadaan APD dan pengendalian
teknik di tempat kerja.
4. Perlu dilakukan penggantian mesin yang lebih baru, modern dan efisien
agar visi perusahaan tahun 2025 dapat segera terwujud.
5. Berdasarkan hasil pembahasan Return on Prevention pada makalah ini,
penerapan program K3 yang baik akan dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan.

V.2. SARAN
Beberapa saran yang dapat diberikan adalah :
1. Mempercepat penerapan prinsip K3 yang baik dan benar pada perusahaan.
2. Mempercepat proses rekayasa teknik pada mesin dan memperbaiki
ventilasi dan sistem sirkulasi udara.
Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 25
Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

3. Mempercepat proses modernisasi mesin peralatan produksi dengan yang


lebih efisien, sehingga meningkatkan efisiensi dan menekan biaya
produksi.

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 26


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018
Makalah Manajemen K3
Pada PT SMBA

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang Undang Republik Indonesia No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

2. Fundamental Principles of Occupational Health and Safety


http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@dgreports/@dcomm/@publ/docum
ents/publication/wcms_093550.pdf

3. Undang – Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Menengah dan Kecil

4. Toluen Hazard https://www.osha.gov/SLTC/toluene/health_hazards.html

Fabianus Jonathan Soekahar / 1706121584 27


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FK UI – Mei 2018

Anda mungkin juga menyukai