Anda di halaman 1dari 5

Splinting Periodontal

a. Definisi
Dental splint adalah alat yang digunakan untuk menstabilkan gigi. Splinting gigi adalah
terapi penstabilan gigi tetapi tidak dapat menyembuhkan penyakit periodontal.
b. Fungsi
- Menghindari migrasi patologis
- Memegang gigi dalam posisisnya setelah prosedur ortodonsi
- Membantu dalam perawatan skeling, kuretase, dan pembedahan periodontal
- Mendukung gigi supaya efek occlusal interference dapat ditemui dan dieliminasi melalui
occlusal equilibrium
- Mendukung gigi supaya tekanan oklusal dapat terdistribusi secara merata
c. Pertimbangan penggunaan
- Jumlah tulang yang mendukung
- Hubungan mahkota akar
- Posisi dan kondisi sisa gigi
- Derajat penyakit periodontal
- Mobilitas dari sisa gigi
d. Prosedur yang harus dipenuhi sebelum dilakukan splinting
- Gigi yang menganggu proses splinting atau menghambat proses penormalan harus
diekstraksi sebelum splinting.
- Sebelum dilakukan splinting harus dilakukan perbaikan oklusi.
- Gigi yang sudah goyang harus displint sekurang-kurangnya pada dua gigi yang stabil dan
kuat
- Splint tidak boleh mengiritasi gingiva, pipi, atau lidah dan tidak boleh menyebabkan
impaksi makanan
e. Jenis-jenis splint
I. Temporary provisional splint
Digunakan untuk membantu penyembuhan dengan memberikan stabilisasi pada gigi yang
goyang selama perawatan periodontal. Untuk memastikan apakah gigi itu benar-benar
goyang atau tidak maka dilakukan pemasangan splint selama 3 bulan.
1. Wire ligation atau wire ligation dengan akrilik
2 untai kawat stainless steel 0,008 gauge disatukan kemudian salah satu ujungnya
dilewatkan pada embrasure gingival distal titik kontak gigi akhir dalam kelompok
gigi yang displint. Kaway dibuat mengelilingi permukaan lingual dan labial dari gigi
tersebut setelah itu kedua kawat dikencangkan dengan diputar searah jarum jam tetapi
pada keadaan ini kawat dalam keadaan masih belum terlalu kencang. Seuntai kawat
lain digunakan untuk mengikat kawat labial dan lingual pada daerah interproksimal.
Kawat dibentuk “U” lalu dimasukan dari arah lingual ke labial lewat daerah
embrasur. Kemudia kedua ujung kawat diputar searah jarum jam. Hal ini dilakukan
pada setiap embrasur gigi yang akan displint kawat yang berlebih disisakan sampai 3
mm lalu diarahkan ke gingival tetapi jangan sampai menekan gingival. Setelah itu
semua rangkaian kawat dikencangkan sekali lagi sampai benar-benar kencang.
2. Fixed orthodontic band splint
Splint jenis ini lebih mudah dibentuk dan lebih siap menahan gigi posterior dibanding
splint kawat. Pembuatannya dengan cara 2 strip band stainless steel dipatri pada
bagian pertengahan. Pastikan strip ini 1 inci lebih besar dibanding lingkar gigi.
Letakkan strip yang sudah terpatri pada gigi yang akan displint melewati daerah
sekeliling lingual melalui titik kontak dan sesuaikan bagian fasial dengan gunting
jepit. Pindahkan band dari gigi dan patri pada daerah yang dijepit. Kembalikan band
pada daerah gigi dan poles. Lipat daerah terluar dari permukaan, tutupi kelainan lalu
pindahkan band dan patri daerah lipatan. Tambahkan band seperlunya pada splint
dengan menggabungkan strip dari material band pada bentuk band sebelumnya pada
bagian pertengahan dengan prosedur yang telah dijelaskan di atas. Bentuk daerah
gingival dari band dan poles splint. Semen splint pada tempatnya.
3. Fixed external acrylic splint
Dibuat dari akrilik yang dibentuk pada bagian fasial dan lingual dari gigi seperti
sebuah jiplakan dan jepitan ganda. Sepotong kawat stainless steel dalam akrilik untuk
memberikan kekuatan yang lebih besar dalam pemakaiannya. Pembuatannya dengan
cara kawat stainless steel diletakkan pada bagian lingual dai sebuah cetakan gigi
penuh, kemudian mengelilingi seluruh permukaan gigi. Pada permukaan lingual gigi
anterior, kawat diletakkan diatas singulum. Pada gigi posterior kawat ditempatkan di
atas pemukaan tertinggi. Pindahkan kawat pada gigi pasien. Hindari daerah undercut
dan pastikan pasien dapat beroklusi dengan bebas.
4. Fixed temporary internal acrylic splint
i. Pada gigi anterior
Buat groove antara cingulum dan incisal edge dan berakhir pada gigi yang kuat.
Kemudian letakkan akrilik pada groove tersebut. letakkan kawat stainless steel
pada bagian tengahnya kemudian tambahkan akrilik sampai penuh. Setelah akrilik
mengeras, kemudian dipoles.
ii. Pada gigi posterior
Lakukan pengikatan gigi dan persiapan compound atau impression plaster untuk
matriks. Buat groove dengan lebar 3 mm dan kedalaman 1,5 mm pada permukaan
oklusal dan proksimal. Buat undercut sebagai retensi. Tempatkan akrilik pada
groove lalu letakkan kawat pada bagian tengahnya, permukaan akrilik ditutup
dengan permukaan selofan lalu ditekan. Jika akrilik sudah mengeras, pindahkan
matriks dan selofan. Terakhir, akrilik dipoles.
5. Continuous cast clasp splint
Berkontak rapat dengan gigi dan dapat digunakan baik pada gigi anterior maupun
pada gigi posterior. Splint ini melingkari gigi pada bagian fasial dan lingual. Splint
cor dengan emas atau kromium kobalt kemudian disemenkan pada gigi.
6. Acrylic bite guard
i. Splint oklusal
Splint dipasang pada gigi dari lengkung rahang yang memperlihatkan adanya
pergerakkan. Kedua rahang dicetak lalu dibuat model. Akan didapat dari cetakan
relasi sentrik lalu hasil cast dipasang pada artikulator. Area yang undercut pada
permukaan lingual dari gigi dihilangkan. Prosedur ini menggunakan teknik cold
cure. Model rahang yang akan displint diolesi dengan bahan separasi lalu cairan
akrilik dituangkan pada model. Kemudian powder dituangkan pada cairan akrilik
dengan botor bershaker pada tutupnya lalu ditambahkan cairan akrilik lagi.
Oklusal akan ditetapkan pada mulut, makan permukaan oklusal harus dijaga agar
tetap tipis. Perangkat lalu dilepaskan dari model dan selapis akrilik self-cured
diletakkan pada permukaan oklusal. Perangkat lalu diletakkan pada mulut pasien
ketika akrilik masih lunak. Pasien lalu diminta oklusi hingga relasi sentrik lalu
diinstrukkan untuk menggerakkan rahang bawah ke depan dan ke samping
dengan permukaan gigi yang berlawanan menyentuh rim akrilik. Perangkat
dilepas pada mulut pasien dan biarkan akrilik mengeras. Setelah mengeras
permukaan oklusal menjadi datar, meninggalkan cetakan tipis dari oklusal stop
dari gigi yang berlawanan. Area free way space diperiksa dan semua penghalang
dibersihkan dengan gerakan bolak-balik peluncuran rahang bawah. Perangkat
dipoles dan pasien diinstruksikan untuk melakukan prosedur perawatan di rumah.
Teknis selanjutnya, model rahang atas dilapisi dengan wax. Wax dilewati
sepanjang permukaan oklusal dari seluruh gigi menuju permukaan fasial sampai
kontur gigi di bagian lingual. Wax dilewati dilewati ke jaringan palatal kecuali
bagian tengah dari palatum. Dalam menentukan hubungan oklusi, free way space
tidak boleh dihilangkan. Puncak dari cusp bukal dan lingual dari gigi posterior
rahang bawah harus menyentuh permukaan mendatar oklusal dari wax ketika
posisi oklusi relasi sentrik. Area bite plane anterior harus berinklinasi insisal.
Setelah diproses splint diletakkan di dalam mulut pasien dan hubungan oklusi
diperiksa untuk hubungan keseragaman kontak oklusi relasi sentrik. Pada setiap
gigi harus terdapat centric stop. Pergerakan bolak balik diperiksa, penghalang
dihilangkan dan permukaan oklusal di poles.
ii. Hawley’s bite plane
Keutamaan dari tipe ini terletak pada perawatan disfungsi TMJ dan pergerakan
minor gigi. Alat ini memberikan kebebasan dari pergerakkan rahang bawah dan
oklusi yang tidak terkunci sehingga pasien merasakan relaksasi total dan
kenyamanan. Alat ini juga digunakan sebagai retainer sementara setelah
perawatan gigi dengan alat orto.
7. Acrylic crown
Tipe splinting ini dipakai untuk gigi yang pada akhirnya akan ditutup dengan retorasi
permanen, mahkota akrilik juga dapat dipakai sebagai pelindung sementara pada gigi
yang dipreparasi.
Prosedur pembuatan pertama:
Lapisan tipis akrilik dibuat pada cetakan negatif gigi. Setelah mengeras dipindahkan
pada gigi yang telah dipreparasi. Setelah preparasi gigi dilubrikasi, cold cured acrylic
ditempatkan sebelum shell akrilik dan shell diletakkan pada gigi.
Prosedur pembuatan kedua:
Splint yang diproses pada lab dental memiliki kelebihan estetis. Gigi dipersiapkan
pada cast yang bentuknya lebih besar dari pada gigi yang dipersiapkan. Restorasi di
wax kan pada bentuk dan oklusi yang diinginkan, kemudian diproses dengan bahan
mahkota akrilik. Splint yang lebih dibuat besar dari gigi yang akan dipreparasi untuk
member tempat supaya cold cured acrylic masuk ke dalam rongga yang tekniknya
sama dengan prosedur pertama
II. Permanent splint
Indikasi: gigi dengan jaringan periodontal yang mendukung tidak bisa menahan gaya
fungsi fisiologis biasa. Pada terapi periodontal pendahuluan termasuk splinting sementara
dilakukan untuk membedakan kemampuan gigi untuk mempertahankan kemampuan
fungsionalnya. Jika gigi tidak mempunyai fungsi yang tepat dengan dukungan tulang
yang ada maka harus disatukan untuk mahan beban oklusal. Stabilisasi dengan spint
permanen bertujuan:
a) Meningkatkan daerah tahanan untuk menahan tekanan dari oklusal. Efek ini dapat
mengubah titik ungkit sehingga gaya dapat ditolerir dan dihilangkan.
b) Mengubah arah gaya dari lateral ke vertikal.
c) Menahan dan menetralkan gaya-gaya (mesio-distal dan fasio-lingual) dari oklusi.
Prosedur splinting akan dilakukan pada gigi 432 dengan splint wire ligation
OS: Lina, Wanita, 72 Tahun
OP: Rizky A. I.
Dosen pembimbing: drg Irene S, Sp.Perio (K)

Anda mungkin juga menyukai