Anda di halaman 1dari 6

Kegiatan Ke I

Dicotyledoneae

A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa dapat mengenal ciri-ciri umum ordo Rosales
2. Mahasiswa dapat mengenal ciri-ciri umum ordo Myrtales
3. Mahasiswa dapat melihat sifat Parietales
4. Mahasiswa dapat melihat beberapa sifat khusus pada Brassicales
5. Mahasiswa dapat mengenal beberapa ciri khusus pada Marvales

B. Kajian Pustaka
Keragaman kelompok tumbuhan memiliki jenis-jenis berdasarkan satu keping
biji dikelompokkan sebagai tumbuhan monokotil, dan dua keping biji yang
dikelompokkan menjadi tumbuhan dikotil (tumbuhan belah). Ciri-ciri lain untuk
dapat membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil diantarnya dapat dilihat dari
bagian-bagian tubuh tumbuhan tersebut, seperti bagian akar, batang, daun dan
bunga (Safitri, 2018: 33).
Menurut Safitri (2018 :33-34), ciri-ciri perbedaan tumbuhan dikotil dan
tumbuhan monokotil
1. Tumbuhan Dikotil
a. Akar Berupa akar tunggang
b. Batang Berkambium dan bercabangcabang
c. Daun Bertulang daun sejajar atau melengkung
d. Bertulang daun menyirip atau menjari
e. Bunga Umumnya bagian bunga berjumlah 2, 4 dan 5 atau kelipatannya.
f. Berkas pengangkut pada batang: Pembuluh kayu dan pembuluh tapis
letaknya teratur. Pembuluh kayu sebelah dalam dari pembuluh tapis
2. Tumbuhan Monokotil
a. Akar Tersusun atas akar serabut
b. Batang Tidak berkambium
c. Daun berbentuk pita dan panjang
d. Daun lebar-lebar, dengan bentuk beraneka ragam
e. Bunga Umumnya bagian-bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya
f. Berkas pengangkut pada batang: Pembuluh kayu dan pembuluh tapis
letaknya tersebar pada batang.
Menurut Tjitrosoepomo (2010: 99), ciri-ciri morfologi tumbuhan dikotil yaitu:
1. Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai
lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk
lembaga yang tidak mempunyai pelindung yang khusus
2. Akar lembaga tumbuh terus menjadi menjadi akar pokok (akar tunggang)
yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang
3. Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan ruas-
ruas dan buku-buku yang tidak jelas
4. Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling
5. Daun tunggal atau majemuk, sering kali disertai oleh daun-daun penumpu,
jarang mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari
6. Pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang
letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut
7. Bunga bersifat di, tetra, atau pentamer
Bangsa ordo Rosales. Bangsa ini terdiri atas terna, samak, atau pohon dengan
daun-daun tunggal atau majemuk yang duduknya tersebar atau berhadapan,
dengan satu tanpa daun penumpu. Bunga banci, karena reduksi dapat menjadi
berkelamin tunggal, jelas mempunyai hiasan bunga yang dapat dibedakan anatara
kelopak dan mahkotanya, mahkota berdaun mahkota bebas kebanyakan
berbilangan 5. Jumlah benang sari sama dengan jumlah daun mahkota, ada yang 2
x lipat atau banyak, jarang lebih sedikit daripada jumlah daun mahkota. Bakal
buah sama dengan jumlah daun mahkota atau kurang, bebas, dapat berupa bakal
buah beruang banyak dengan tembuni sentral. Dasar bunga berbentuk cakram,
melebar atau cekung dengan bagian-bagian bunga (mulai kelopak sampai benang-
benang sari) pada tepinya. Bakal buah seringkali terdapat dalam cekungan dasar
bunga dan diselubungi dasar bunga itu, hingga letak bakal buah menjadi tengelam
(Tjitrosoepomo, 2010: 192).
Ordo Rosales memiliki 24 famili yaitu Brunelliaceae, Connaraceae,
Eucryphiaceae, Cunoniaceae, Davidsoniaceae, Dialypetalanthaceae,
Pittosporaceae, Byblidaceae, Hydrangeaceae, Columelliaceae, Grossulariaceae,
Greyiaceae, Bruniaceae, Anisophylleaceae, Alseuosmiaceae, Crassulaceae,
Cephalotaceae, Saxifragaceae, Rosaceae, Neuradaceae, Crossosomataceae,
Chrysobalanaceae, Surianaceae dan Rhabdodendraceae. Akan dibahas beberapa
famili seperti Crassulaceae dan Rosaceae (Silalahi 2014: 78).
Bangsa ordo Myrtales. Myrtales meliputi tumbuhan dengan berbagai macam
perawakan, tetapi kebanyakan berupa tumbuhan berkayu. umumnya mempunyai
daun daun tunggal yang duduknya bersilang berhadapan, pada cabang-cabang
yang yang mendatar mengalami modifikasi seakan-akan tersusun dalam 2 baris
yang berhadapan, kelenjar minyak. Bunga banci atau karena adanya reduksi salah
satu alat kelaminnya menjadi berkelamin tunggal, dengan hiasan bunga yang jelas
dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota bunga, kadang-kadang tanpa
mahkota, aktonomorf atau zigomorf, kebanyakan berbilangan 4. Benang sari sama
banyaknya dengan jumlah daun mahkota atau 2 x lipat, kadang-kadang hanya
beruang 1 dengan 1 tangkai putik dan bakal biji pada tembuni yang letaknya
sentral di sudut-sudut. Dasar bunga cekung sampai berbentuk mangkuk atau
tabung biasanya menyelubungi bakal buah, hingga bakal buah menjadi tenggelam.
Buah sering mempunyai sisa-sisa tangkai putik dan kelopak sisa benang sari pada
bagian ujung di antara daun-daun kelopak yang tidak runtuh an menjadi bagian
buah (Tjitrosoepomo, 2010: 211-212).
Bangsa ordo Parietales, terna atau tumbuhan berkayu dengan daun-daun yang
berhadapan atau tersebar, kebanyakan mempunyai daun penumpu. Bunga sebagian
besar banci, mempunyai kelopak dan mahkota yang berbilangan 5 benang sari
sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota atau lebih banyak. Bakal buah
kebanyakan menumpang, kadang-kadang tenggelam, biasanya beruang 1 dengan 3
papan biji pada dindingnya, kadang-kadang beruang lebih dari 1 (Juhriah, 2014:
121).
Bangsa ordo Rhoeadales (Brassicales), bangsa ini meliputi tumbuhan-
tumbuhan yang untuk sebagian besar berupa terna dengan daun-daun yang
duduknya tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga umumnya banci, aktinomorf,
hiasan bunga berupa kelopak dan mahkota yang bedaun lepas, berbilangan 2-4,
kadang-kadang 3-5. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota
atau lebih banyak. Bakal buah biasanya menumpang dengan 2 tembuni atau lebih
banyak yang terdapat pada dinding buah, kadang-kadang menjadi beruang banyak
karena adanya pembentukan sekat-sekat (Juhriah, 2014: 119).
Ordo Malvales famili, pohon sering besar tetapi kayunya lunak dan ringan.
Pokok batang sering membesar berisi jaringan penyimpan air. Biasanya berambut
bintang atau bersisik, biasanya menghasilkan asam lemak sinklopropenoid
terutama pada biji. Sel rongga atau saluran lendir terdapat pada parenkim. Daun
cepat gugur, tersebar, tunggal atau majemuk palmatus, stipula cepat jatuh. Bunga
tunggal atau dalam simosa berhadapan dengan daun, biseksual, aktinomorf, sering
dengan epikalis. Sepal 5, nektar berupa rambut kelenjar pada dasar sepa. Petal 5,
stamen 5-banyak, sering terdapat staminodia. Ovarium 2-5 karpel, ruang sebanyak
karpel, ovula 2-lebih tiap ruang, plasenta aksilaris. Buah kapsula yang lokulisidus,
biji sering berarilus, sering tertanam pada jaringan berambut dari dinding dalam
buah, ada atau tidak ada endosperm. Suku ini terdiri dari sekitar 20-30 marga
dengan 200 jenis tersebar di daerah tropis (Silalahi, 2014: 66).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Silet atau pisau
b. Alat tulis
c. Pengaris
d. Kaca pembesar
e. Pinset
2. Bahan
Kajian Pustaka

Juhriah. dkk. 2014. Sistematika Tumbuhan Tinggi. Makasar: Universitas Hasanuddin

Safitri, Julia. dkk. 2018. Implementasi Augmented Reality Sebagai Pembelajaran


Pertumbuhan Tanaman Dikotil Dan Monokotil Untuk Sekolah Dasar. Jurnal
Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer. 9 (1): 33-34.
https://jurnal.umj.ac.id. Diakses pada 12 Maret 2019.

Silalahi, Marina. 2014. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Jakarta: Universitas Kristen


Indonesia

Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai