Makalah Sifat Fisik Molekul Obat
Makalah Sifat Fisik Molekul Obat
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
C. KINETIKA REAKSI
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berpikir manusia. Dalam dunia kefarmasian tidak akan pernah lepas dari obat-
obatan, Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi
kefarmasian, salah satunya adalah ilmu farmasi fisik yang dapat membantu
dalam mempelajari sifat-sifat suatu sediaan obat. Oleh karena itu penting bagi
kita untuk mengetahui cara pembuatan obat tersebut, sehingga kita mampu
untuk membuat obat-obatan baru yang selama ini belum pernah ditemukan,
berlangsung diantara zat- zat yang akan dicampurkan dan membentuk sebuah
obat, yang mana penting bagi kita untuk mempelajari reaksi-reaksi tersebut
Sebagai mana yang telah diterangkan diatas bahwa penting bagi kita
untuk mengetahui reaksi yang ditimbulkan bahan obat tersebut dan juga waktu
kadaluarsa sediaan tersebut. Oleh karna itu sebagai mahasiswa farmasi dituntut
untuk mempelajari semua itu dalam mata pelajaran farmasi fisika yang
nantinya akan menjadi bekal untuk kita yang kelak akan menjadi calon
C. Perumusan masalah
PEMBAHASAN
Fase adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat – sifat
fisik seragam, yang terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas.
perubahan suhu.
hukum Raoult. Larutan non elektrolit nyata (real) akan mengikuti hukum
Henry. Sifat – sifat koligatif dari larutan dua komponen akan dibahas pada
bab ini.
Perubahan fasa dari padat ke cair dan selanjutnya menjadi gas (pada
tekanan tetap) dapat dipahami dengan melihat kurva energi bebas Gibbs
dengan uapnya pada suhu tetap, potensial kimia dari masing – masing
ditentukan karena jumlah dari fraksi mol menjadi satu kesatuan. Karena
terdapat P fasa, maka ada P(C-1) komposisi variabel. Tekanan dan suhu
mirip atau antaraksi antar larutan besarnya sama dengan interaksi di dalam
ΔHmix = 0
ΔVmix = 0
ΔSmix = - R Σni ln xi
cair bergerak dalam 3 arah dan dapat berputar pada 3 arah sumbu tegak
lurus satu terhadap yang lain. Sedangkan dalam wujud padat, molekul
Dua tipe utama dari Kristal cair adalah bentuk smektik (seperti
sabun atau lemak) dan nematik (seperti jarum). Pada bentuk smektik,
molekul bergerak dalam dua arah dan hanya berputar pada satu sumbu.
Pada bentuk nematik, molekul juga hanya berputar pada satu sumbu tetapi
bergerak dalam tiga dimensi. Tipe ketiga (Kristal kolesterol) ada juga tapi
dalam bidang farmasi, kerena fase ini biasanya terbentuk dalam campuran
terner (mungkin lebih) yang berisi surfaktan, air dan zat tambahan yang
peralihan, Kristal cair mempunyai beberapa sifat zat cair dan beberapa
sifat zat padat. Sebagai contoh, Kristal cair bergerak, oleh karena itu dapat
dikatakan mempunyai sifat mengalir seperti cairan. Pada saat yang sama
Kristal cair juga mempunyai sifat sebagai birefringent, suatu sifat yang
melewati zat dibagi atas dua komponen dengan kecepatan berbeda dan
2. Aturan fase
pada berbagai fase (padat, cair dan gas) yang terdapat berada dalam
F=C–P+2
jumlah komponen, dan P adalah jumlah fase yang ada. Jumlah komponen
adalah jumlah terkecil zat pendukung dimana komposisi dari setiap fase
kesetimbangan es, air, dan uap air adalah satu, karena komposisi dari
ada system yang berupa cairan misalnya air, dalam kesetimbangan dengan
secara sempurna karena tekanan dimana cairan dan uap berada bersama-
sama juga tertentu. Jika kita memutuskan untuk bekerja pada tekanan
tertentu, maka temperature dengan sendirinya tertentu juga. Ini juga sesuai
F=1–2+2=1
Jika komponen tidak ada atau berada pada tingkat yang diabaikan
dalam salah satu fasa dari sistem, akan ada lebih sedikit satu variabel
intensif untuk fasa tersebut sejak konsentrasi diabaikan dari satu unsur.
Juga akan ada satu relasi kesetimbangan yang lebih sedikit. Aturan fasa
berlaku untuk semua sistem terlepas dari apakah semua fasa memiliki
jumlah komponen yang sama atau tidak. Aturan ini berlaku hanya untuk
apa yang telah disebut sistem kimia biasa. Sifatdari beberapa system
mungkin lebih tergantung pada medan listrik atau magnet seluruh sistem
atau intensitas cahaya yang bersinar melalui sistem. Jika sifat seperti
tersebut tidak memiliki pengaruh yang nyata pada sistem, dan karena itu
memiliki komposisi yang pasti pada kedua fasanya pada suhu dan tekanan
tertentu, biasanya pada fasa cair dan uapnya. Perubahan dari keadaan
aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan.
KESETIMBANGAN ADALAH :
c. Perubahan suhu
zat sebagai fungsi suhu dan tekanan. Sebagai contoh khas, diagram fasa
air. Dalam diagram fasa, diasumsikan bahwa zat tersebut diisolasi dengan
baik dan tidak ada zat lain yang masuk atau keluar sistem. Diagram fasa.
Tm adalah titik leleh normal air, , T3 dan P3 adalah titik tripel, Tb adalah
cair tetapi sama sekali tidak bercampur pada fasa padat, sehingga hanya
fasa padat dari komponen murni yang akan keluar dari larutan yang
mendingin
didinginkan, plot suhu terhadap waktu memiliki lereng yang hampir tetap.
memadat. Hal ini ditunjukkan pada bagian kiri gambar 3.9, yaitu cairan
lepasnya kalor karena proses kristalisasi dari padatan yan gkeluar dari
larutan dan juga oleh perubahan kapasitas kalor. Hal ini dapat terlihat pada
komposisi 20% dan 80% Cd. Untuk komposisi 40% Cd pada suhu 140oC,
dimana larutan menghasilkan dua padatan ini disebut titik eutektik, yang
hanya terjadi pada komposisi dan suhu tertentu. Pada titik eutektik
terdapat tiga fasa, yaitu Bi padat, Cd padat dan larutan yang mengandung
40% Cd. Derajat kebebasan untuk titik ini adalah 0, sehingga titik eutektik
butiran halus.
suatu syarat formulasi suatu produk dan sering membuat kita menjadi lebih
kegiatan obat. Sifat-sifat ini boleh dianggap sebagai salah satu sifat aditif
(diturunkan dari sifat atom sendiri atau gugus fungsi didalam molekul), atau
Massa merupakan sifat aditif, sedangkan rotasi optic dianggap sebagai suatu
sifat konstitutif.
Beberapa sifat fisik adalah konstitutif dan juga sudah diukur sifat
aditifnya. Bias molar dari suatu senyawa, sebagai contoh, adalah penjumlahan
dari bias atom dan gugusnya yang menyusun senyawa tersebut. Tetapi
sehingga indeks bias dari dua molekul akan berbeda ; yaitu masing-masing
gugus didalam dua molekul yang berbeda memberikan harga yang berbeda
C2H5 C CH3
CH3 CH CH CH2 OH
molekul. Secara ideal, sifat fisik seharusnya secara mudah diukur atau
1. Radiasi elektromagnetik.
gelombang yang melewati suatu titik tertentu dalam satu detik. Panjang
∆v = c
̅v = v/c
kekeadaan dasar.
cahaya. Hal ini karena sifat butir Kristal suatu zat jika mendapat
rambu lalu lintas, beberapa jenis cat, dan stiker yang bersifat fluoresensi.
menyerap energi sinar dalam waktu yang relatif lebih lama (10-4 detik).
dapat mengalami emisi foton yang tertentu setelah terjadi eksitasi yang
listrik melalui induksi oleh suatu medan listrik eksternal atau oleh suatu
konstan oleh perubahan listrik pada kapasitansi antar dua pelat parallel.
larut obat sebagaimana diterangkan oleh Gorman dan hall, dan Ԑ untuk zat
walaupun daerah dari molekul tersebut dapat memiliki muatan, muatan ini
akan seimbang satu sama lainnya dengan demikian molekul sebagai suatu
tidak bergantung pada setiap dipole induksi dari medan listrik. Ini
dalam molekul, termasuk dari ikatan dan pasangan electron sunyi. Vector
itu bergantung pada jarak pemisahan antara muatan. Satuan dari μ adalah
debye, dimana satu debye samadengan 10-18 esu cm. ini diperoleh dari
muatan electron (kira-kira 10-18 esu) dikalikan dengan jarak rata-rata antar
suatu kelas senyawa obat sebagai contoh, aktivitas insektisida dari tiga
kristalin dan semua sifat struktur dari benda padat tersebut. Kristal es
melalui ruang hampa. Apabila cahaya memasuki suatu zat yang lebih
lambat dan panjang gelombang yang lebih pendek. Apabila suatu cahaya
memasuki suatu zat yang lebih rapat pada suatu sudut, seperti
memasuki suatu zat yang kurang rapat, cahaya itu akan dibiaskan
menjauhi antar muka, dan tidak mengarah kepadanya. Nilai relative dari
n=
Dimana sin i adalah sinus sudut sinar dating dari cahaya dan sin r
diselidiki.
bervibrasi, dan makin besar indeks bias pada suatu panjang gelombang,
makin besar pula induksi dipolar. Interaksi dari sinar foton dengan elektrin
kepolarisasian akan paling besar apabila interaksi dipolar dan cahaya juga
besar.
6. Rotasi optic
prisma nikol, fibrasi dan radiasi yang secara random terdistribusi dipilih
sedemikian rupa sehingga hanya fibrasi yang terjadi pada suatu bidang
menjadi lebih lambat atau lebih cepat apabila cahaya tersebut melalui
terpolarisasi dalam arah tertentu untuk suatu zat yang optis aktif. Putaran
yang searah jarum jam, pada pemeriksaan sinar dari cahaya yang
putaran yang berlawanan denga jarum jam menyatakan suatu zat memutar
sedang pada saat memutar kekiri sinar akan berputar kekiri, mempunyai α,
pusat a simetris dan kurang simetris disekitar bidang tunggal, adalah optis
aktiv, sedangkan molekul yang simetris adalah tidak optis aktiv (optis
cahaya dan disperse otasi optic (ORD) adalah pengukuran sudut rotasi
panjang gelombang cahaya, rotasi spesifik untuk zat optis aktiv akan
dinamika kimia, karena adanya gerakan molekul, elemen atau ion dalam
mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu. Mekanisme reaksi
adalah serangkaian tahap reaksi yang terjadi secara berurutan selama proses
system. Syarat untuk terjadinya suatu reaksi kimia bila terjadi penurunan
percobaan.
apakah zat aktif yang terkandung dalam obat dapat terabsorbsi dengan baik
absorbsi obat kedalam tubuh, laju distribusi obat dalam tubuh dan laju
jalur penglepasan; keempat kerja obat pada tingkat molecular obat dapat
Ada beberapa cara untuk mengukur laju dari suatu reaksi. Sebagai
contoh, jika gas dilepaskan dalam suatu reaksi, kita dapat mengukurnya
dengan menghitung volume gas yang dilepaskan per menit pada waktu
tertentu selama reaksi berlangsung. Definisi Laju ini dapat diukur dengan
menentukan laju suatu reaksi, laju biasanya diukur dengan melihat berapa
contoh, andaikan kita memiliki suatu reaksi antara dua senyawa A dan B.
Misalkan setidaknya salah satu mereka merupakan zat yang bisa diukur
berkurang dengan laju 0.0040 mol dm-3 s-1. Hal ini berarti tiap detik
konsentrasi A berkurang 0.0040 mol per desimeter kubik. Laju ini akan
molekul agar reaksi dapat berlangsung pada suatu energi tertentu, atau
laju reaksi dapat dianggap sebanding dengan jumlah mol reaktan yang
semakin tinggi harga k yang diperoleh, hal ini sesuai dengan persamaan
Arrchenius :
k = A e(-Ea/RT)
dimana :
A = Faktor tumbukan
maka harga k yang diperoleh semakin besar, hal ini menunjukkan bahwa
lain menaikan konversi (XA). Hal ini disebabkan karena dengan naiknya
kenaikannya ±2 kali dari nilai awal), hal ini sesuai dengan teori Arrhenius
4. Penguraian Obat
Ada 3 reaksi penguraian obat yaitu Hidrolisis reaksi penguraian oleh air,
fungsi
5. Penstabilan Obat
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sifat fisik suatu obat meliputi hubungan tertentu antara molekul dan
order tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Crys Fajar P, Heru P, dkk, 2003, Kimia dasar 2, Yogyakarta : IMSTEP UNY
Khairat, 2003. Kinetika Reaksi Hidrolisis Minyak Sawit dengan Katalisator Asam
Martin, Alfred, dkk. 1993. Dasar-dasar kimia fisik dlm ilmu farmasetiik fisik. UI
press. Jakarta