Anda di halaman 1dari 5

HIRARC

(Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control)

HIRARC dimulai dengan menetukan jenis kegiatan pada suatu pekerjaan kemudian
mengidentifikasi sumber bahaya sehingga didapatkan konsekuensi dan risiko yang
diterima akibat dari bahaya tersebut. Kemudian dilakukan penilian dari risiko tersebut
agar dapat menentukan pengendalian risiko untuk mengurangi paparan bahaya yang
terdapat pada setiap jenis pekerjaan.

1. Identifikasi Bahaya
Dengan kita mengidentifikasi suatu bahaya maka kita akan mengerti dan
mengetahui risiko yang akan diterima dari bahaya tersebut, cara sederhananya dengan
melakukan pengamatan di lapangan.

2. Penilaian Risiko
2.1.1. Skala Likelihood atau Probabilitas
Skala likelihood atau skala probabilitas menunjukan seberapa besar
peluang tingkat resiko kecelakaan terjadi. Besarnya kemungkinan risiko dan
akibat risiko (besarnya kemungkinan dan akibat ditimbulkan bila peristiwa itu
terjadi) dibagi ke dalam 5 (lima) rate seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
berikut ini (berurutan mulai dari yang tertinggi).

Tabel 2.1. skala likelihood atau tingkat probabilitas

Rate Kemungkinan
5 Sangat Besar
4 Besar
3 Sedang
2 Kecil
1 Sangat Kecil
2.1.2. Skala Severity
Skala severity menunjukan tingkat keparahan akibat dari kecelakaan
yang terjadi. Berikut merupakan skala severity menurut PT. Hutama Karya
(Persero) seperti dapat dilihat pada Tabel 2.2. untuk aspek K3 dan Tabel 2.3.
untuk aspek lingkungan berikut ini.

Tabel 2.2. Tabel skala severity atau tingkat keparahan untuk aspek K3

Tabel 2.3. Tabel skala severity atau tingkat keparahan untuk aspek lingkungan
2.1.3. Risk Rating
Nilai risk rating adalah nilai yang menunjukan tingkat resiko yang di
dasar pada skala likelihood dan skala severity. Setelah diketahui besarnya akibat
risiko dan besarnya kemungkinan risiko maka selanjutnya harus ditetapkan
tingkat eksposur risiko.
Untuk memutuskan suatu eksposur digolongkan kemana, digunakan
kriteria rating yang berlaku. Penggunaan kriteria untuk masing-masing rating
akibat risiko dan rating kemungkinan risiko mengacu kepada tabel klasifikasi
risiko yang dapat dilihat pada Tabel 2.4. sebagai berikut.

Tabel 2.4. Tabel klasifikasi risiko

PT. Hutama Karya membagi penggolongan tingkat eksposur risiko menjadi 4


(empat) tingkat yaitu :
E (merah) : Risiko Ekstrim (extreme risk)
T (oranye) : Risiko Tinggi (high risk)
M (kuning) : Risiko Medium / sedang (medium risk)
R (hijau) : Risiko Rendah (low risk)
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan dengan mengurangi kemungkinan atau
keparahan dengan mengikuti hirarki pengendalian seperti pada Gambar 2.1. sebagai
berikut (Hirarchy of Control).:

Gambar 2.1. Hirarki pengendalian bahaya

1. Eliminasi (Elimination)
Eliminasi dapat didefinisikan sebagai upaya menghilangkan bahaya.
Eliminasi merupakan langkah menanggulangi bahaya/aspek dengan jalan
menghilangkan atau menghapus barang alat kerja/cara kerja yang dapat
menimbulkan bahaya.

2. Substitusi (Substitution)
Substitusi atau penggantian didefinisikan sebagai menanggulangi
bahaya/aspek dengan jalan mengganti barang/alat/cara kerja yang dapat
menimbulkan bahaya dengan barang/alat/cara kerja yang lain yang tidak
berbahaya.
3. Rekayasa (Engineering)
Rekayasa engineering merupakan upaya menanggulangi potensi
bahaya/aspek dengan melakukan rekayasa ulang atau meisolasi bahaya..
Ciri khas dalam tahap ini adalah menurunkan tingkat risiko dengan
mengubah desain tempat kerja, mesin, peralatan atau proses kerja menjadi
lebih aman.

4. Administratif
Dalam upaya sacara administrasi difokuskan pada penggunaan prosedur
seperti SOP (Standard Operating Procedure) sebagai langkah mengurangi
tingkat risiko. Bisa dengan membuat prosedur, instruksi jerja, pelatihan, dan
lainnya.

5. Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung diri merupakan langkah terakhir yang dilakukan yang
berfungsi untuk mengurangi keparahan akibat dari bahaya yang
ditimbulkan dengan memberlakukan pemakaian APD bagi setiap pekerja.
Dalam konsep K3, penggunaan APD merupakan pilihan terakhir atau last
resort dalam pencegahan kecelakaan. Hal ini disebabkan karena alat
pelindung diri bukan untuk mencegah kecelakaan (reduce likelihood)
namun hanya sekedar mengurangi efek atau keparahan kecelakaan (reduce
consequence).

Anda mungkin juga menyukai