Proposal TAK Gerontik
Proposal TAK Gerontik
Latar
Belakang Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif. Wisma Cempaka adalah salah satu
wisma yang terdapat di Panti Werda Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
Pembangunan. Lansia yang berada di Wisma Cempaka pada umumnya adalah menderita
penyakit pada sistem pernapasan, kardiovaskuler, perkemihan, pencernaan, endokrin,
muskoleskletal, integumen, dan penglihatan. Sebagian besar lansia di Cempaka,
aktivitasnya terbatas dan sebagian ada yang dibantu. Dalam kesehariannya, sebagian
besar waktu lansia dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Werda
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan dan ada sebagian yang hanya
didalam kama saja. Di Cempaka sarana hiburannya terbatas tetapi setiap hari selalu
ada kegiatan yang diadakan oleh Panti Werda Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
Pembangunan sehingga lansia bisa melakukan kegiatan yang ingindilakukan lansia.
Pada lansia terjadi penurunan fungsi tubuh. Berdasarkan hasil survei di lapangan,
lansia di ruang Cempaka sebanyak 18% mengalami penurunan fungsi pendengaran,
sebanyak 18% mengalami penurunan fungsi penglihatan, sebanyak 41% mengalami
penurunan daya ingat, dan immobilitas sebanyak 23%. Maka dengan data yang ada kami
mahasiswa program profesi UPN “Veteran” Jakarta akan melakukan terapi aktivitas
kelompok (TAK) yaitu
terapi musik dan eksplorasi perasaan. B. Topik Stimulasi sensoris, fungsi
pendengaran dan kemampuan mengeksperesikan perasaan C. Tujuan 1. Tujuan Umum a.
Lansia dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan oleh perawat yaitu musik. b.
Lansia dapat mengekspresikan perasaannya berupa pengalaman yang menyenangkan 2.
Tujuan Khusus a. Lansia mampu memberi respons terhadap musik yang didengar. b.
Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik c. Lansia merasa
tidak bosan dalam melewati hari harinya di wisma Cempaka. d. Lansia mampu
mengungkapkan perasaannya berupa pengalaman yang menyenangkan D. Landasan Teori
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan adalah proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai
dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak pertumbuhan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara
biologis maupun psikilogis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran dimana
salah satunya seperti pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk.
Penurunan sensori-persepsi dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang mana salah satunya
bisa berakibat depresi. Dimana seperti kita ketahui gangguan sensori persepsi
seperti penglihatan kurang jelas, pendengaran kurang jelas, dan persepsi mereka
dalam menilai dirinya sendiri yang kurang baik. Biasanya mereka akan beranggapan
merasa tidak berguna dan gampang putus asa, sampai menyebutkan kata mati.
Sebaliknya dengan mereka yang mempunyai penglihatan kurang jelas dan pendengaran
kurang jelas juga memicu klien untuk depresi, yang mana mereka merasa dengan
kondisi mereka yang seperti sekarang selalu merepotkan orang lain dan tidak berguna
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi secara teori depresi merupakan perasaan
sedih, ketidakberdayaan, dan pesimis, yang berhubungan dengan suatu penderitaan.
Dapat berupa serangan yang ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang
dalam. Gejala yang terjadi umumnya : pandangan kosong, kurang atau hilangnya
perhatian pada diri, orang lain, atau lingkungan, inisiatif menurun, ketidakmampuan
berkonsentrasi, aktivitas menurun, kurangnya nafsu makan, mengeluh tidak enak
badan, dan kehilangan semangat, sedih, atau cepat lelah sepanjang waktu, dan
mungkin susah tidur di malam hari. Terapi disini diartikan sebagai suatu aktifitas
yang digunakan di dalam kelompok seperti membaca puisi, seni, musik, menari dan
literature. Aktivitas disini diartikan sebagai stimulus dan persepsi. Stimulus yang
disediakan : baca artikel/majalah, buku/puisi, menonton acara TV (ini merupakan
stimulus yang disediakan) : stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan
proses persepsi lansia yang maladaptif atau destruktif, misalnya kemarahan,
kebencian, putus hubungan, pandangan negatif pada orang,dan halusinasi. Kemudian
dilatih persepsi lansia terhadap stimulus. Kelompok adalah kumpulan individu yang
memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang
sama (Stuart dan Laraia, 2001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya
berhubungan dengan orang lain serta mengubah prilaku yang obstruktif dan
maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan
saling membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika lansia ditemui dalam rancangan
waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus dari terapi
kelompok adalah membuat perubahan sadar diri, peningkatan hubungan interpersonal,
membuat perubahan atau ketiganya. Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu
terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok lansia yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi
dengan sejumlah pasien dengan waktu yang sama , manfaat terapi aktivitas kelompok
adalah agar lansia dapat kembali belajar bagaimana cara bersosialisasi karena
kelompok ini berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu satu sama
lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan
stimulus kepadanya. E. Lansia 1. Kriteria Lansia yang berada di Wisma Cempaka.
Lansia yang termasuk dalam katagori lansia mandiri dan lansia dengan alat bantu
(kursi roda) F. Pengorganisasian 1. Waktu a. Hari / tanggal b. Jam c. Acara Fase
Orientasi Fase Kerja : Rabu, 23 Mei 2012 : 09.30-10.15 WIB : 45 menit : 10 menit :
30 menit 2. Proses seleksi
-
Fase Terminasi
c. Co leader
d. Fasilitator Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok Memotivasi anggota
kelompok yang kurang atau tidak aktif selama TAK berlangsung Menjadi role model
selama acara berlangsung Menyiapkan alat/media Ikut serta sebagai anggota kelompok
Mengawasi jalannya kegiatan Menilai setiap jalannya kegiatan
e. Observer
b. Media
K F K F K
FK K K K CL F K KL K K O K
K F K K
K K F K
K F K K
K CL K O
c. Setting
2. Kerja a. Terapis mengajak lansia untuk saling memperkenalkan diri (nama, dan
nama panggilan) dimulai secara berurutan searah jarum jam. b. Setiap lansia selesai
memperkenalkan diri, terapis mengajak semua lansia untuk bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, lansia boleh tepuk tangan atau
boleh menari sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai lansia akan diminta
menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan lansia setelah mendengar lagu. d.
Terapis memutar lagu, lansia mendengar, boleh berjoget atau tepuk tangan (kira-kira
15 menit). Musik yang diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi
respons lansia terhadap musik e. Secara bergiliran, lansia diminta menceritakan isi
lagu/mengungkapkan mendapatkan giliran. f. Terapis memberikan pujian, setiap lansia
selesai menceritakan perasaannya, dan mengajak lansia bertepuk tangan. g. Terapis
dan lansia bernyanyi bersama. 3. Tahap terminasi a. Evaluasi 1) Mahasiswa
menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti kegiatan 2) Memberikan pujian atas
keberhasilan lansia. b. Rencana Tindak lanjut Terapis meminta lansia untuk
mengulang hal yang sama dengan salah satu teman yang berada di Wisma Cempaka,
menganjurkan klien untuk mendengarkan kehidupannya. c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia untuk musik yang disukai
dan bermakna dalam perasaannya selama dirawat/pengalaman hidup. Sampai semua lansia
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di Sasana Tresna Werdha. 4. Evaluasi dan
Dokumentasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris mendengar musik, kemampuan lansia yang
diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons terhadap musik, pendengaran, memberi
pendapat tentang musik yang didengar, dan perasaan saat mendengar musik. Formulir
evaluasi sebagai berikut. Terapi Musik dan Eksplorasi Perasaan No 1. 2. Aspek yang
dinilai Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir Memberi respons (ikut Nama Klien