Anda di halaman 1dari 50

PAPER KEPANITERAAN KLINIK FORENSIK KEDOKTERAN

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC


Disusun oleh:

1. Petty Atmadja 060100024


2. Florensius Ginting 060100173
3. Ferlianisa Maharani 060100055
4. Herman William 060100197
5. Rajalakshmi Rajamogan 060100311

Pembimbing:
Dr. Surjit Singh, SpF, DFM

DEPARTEMEN KEDOKTERAN FORENSIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

RSUP. H. ADAM MALIK

MEDAN

2011

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya lah kami
dapat menyelesaikan paper kepaniteraan klinik forensik yang berjudul ‘Trace Evidence in
Forensic’.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Surjit Singh Sp. F selaku pembimbing yang telah
membantu kami sepanjang penyelesaian paper ini. Kami juga berterima kasih kepada teman-
teman yang membantu kami dalam beberapa kesulitan yang kami hadapi.

Kami berharap paper ini berguna bagi yang membaca. Kami mohon maaf atas sebarang
kekurangan yang didapati dalam paper ini dan kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan paper kami.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 2


DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA: 7
- Tempat kejadian perkara (TKP) 7
a. Definisi tempat kejadian 7
b. Cara pemeriksaan pemeriksaan tempat kejadian 7
c. Amalan pemeriksaan tempat kejadian 8
d. Keselamatan di tempat kejadian 8
e. Keterangan tentang latar kejadian 9
f. Rekaman hasil pemeriksaan tempat kejadian 9
g. Pemeriksaan tempat kejadian 9
- Barang bukti: 10
a. Definisi 10
b. Keterangan ahli 11
c. Alat bukti petunjuk 12
d. Keterangan terdakwa atau pelaku 12
e. Surat 13
f. Keterangan saksi 13
- Prosedur pengiriman barang bukti 13
- Trace Evidence 14
a. Definisi 14
b. Darah 22
c. Rambut 22
d. Kuku 29
e. Gigi 30
f. Cairan tubuh 35
g. Bukal (oral) swab 37
h. Semen dan semen stains 38

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 3


i. Bukti air mani dari kekerasan seksual 40
j. Air liur dan urin, cairan lain dari tubuh 40
k. Jaringan, tulang dan gigi 41
l. Sidik jari 42
m. Toksikologi 46
BAB 3 KESIMPULAN 50
DAFTAR PUSTAKA 54

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 4


BAB 1
PENDAHULUAN

Dalam perkembangannya hukum acara pidana di indonesia dari dahulu sampai sekarang
ini tidak terlepas dari apa yang di sebut sebagai pembuktian, apa saja jenis tindak pidananya
pastilah melewati proses pembuktian. Hal ini tidak terlepas dari sistem pembuktian pidana
Indonesia yang ada pada KUHAP yang masih menganut Sistem Negatif Wettelijk dalam
pembuktian pidana. Pembuktian dalam hal ini bukanlah upaya untuk mencari-cari kesalahan
pelaku saja namun yang menjadi tujuan utamanya adalah untuk mencari kebenaran dan keadilan
materil. Hal ini didalam pembuktian pidana di Indonesia kita mengenal dua hal yang sering kita
dengar yaitu alat bukti dan barang bukti di samping adanya proses yang menimbulkan keyakinan
hakim dalam pembuktian.Sehingga dalam hal pembuktian adanya peranan barang bukti
khususnya kasus-kasus pidana yang pada dewasa ini semakin beragam saja, sehingga perlunya
peninjauan khusus dalam hal barang bukti ini.1
Dalam proses perkara pidana di Indonesia, barang bukti memegang peranan yang sangat
penting, dimana barang bukti dapat membuat terang tentang terjadinya suatu tindak pidana dan
akhirnya akan digunakan sebagai bahan pembuktian, untuk menunjang keyakinan hakim atas
kesalahan terdakwa sebagaimana yang didakwakan oleh jaksa penuntut umum didalam surat
dakwaan di pengadilan.1
Barang bukti tersebut antara lain meliputi benda yang merupakan objek-objek dari tindak
pidana, hasil dari tindak pidana dan benda-benda lain yang mempunyai hubungan dengan tindak
pidana. Untuk menjaga kemanan dan keutuhan benda tersebut undang-undang memberikan
kewenangan kepada penyidik untuk melakukan penyitaan. Penyitaan mana harus berdasarkan
syarat-syarat dan tata cara yang telah ditentukan oleh undang-undang.2
Pasal-pasal KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) tentang pembuktian
dalam acara pemeriksaan biasa diatur didalam Pasal 183 sampai 202 KUHAP.

Pasal 183 KUHAP yang berbunyi :3


“Hakim tidak boleh menjatuhkan Pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya ada dua alat bukti yang sah, ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana
telah terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 5


Dengan suatu alat bukti saja umpamanya dengan keterangan dari seorang saksi, tidaklah
diperoleh bukti yang sah, akan tetapi haruslah dengan keterangan beberapa alat bukti. Dengan
demikian maka kata-kata “alat-alat bukti yang sah” mempunyai kekuatan dan arti yang sama
dengan “bukti yang sah”. Selain dengan bukti yang demikian diperlukan juga keyakinan hakim
yang harus di peroleh atau ditimbulkan dari dari alat-alat bukti yang sah.1
Sedangkan yang dimaksud dengan alat-alat bukti yang sah adalah sebagaimana yang
diterangkan di dalam Pasal 184 KUHAP sebagai berikut :2
1. Keterangan saksi;
2. Keterangan ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk;
5. Keterangan terdakwa.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 6


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP)


Tempat kejadian ialah tempat terjadinya kematian korban atau kejadian jenazah pada
suatu kasus.

CARA PEMERIKSAAN TEMPAT KEJADIAN


Cara dan pemeriksaan tempat kejadian adalah berlandaskan “Prinsip Locard” yang
mengatakan setiap sentuhan meninggalkan kesan atau bekas, oleh karena itu, bukti-bukti fisik
dapat dipindakan dari tersangka kepada korban dan tempat kejadian, dan begitu juga sebaliknya.1
Pendekatan terhadap pemeriksaan tempat kejadian perlu dilakukan dengan pikiran
terbuka. Apapun gambaran (prekonsepsi) dalam pikiran pemeriksa tempat kejadian (polisi,
dokter atau ahli patologi, ahli forensik) dapat mempengaruhi kecekapan dan keberkesanan
pemeriksaan tempat kejadian secara sadar ataupun tidak sadar. Pernah berlaku pemeriksaan
tempat kejadian dilakukan dengan sepintas lalu karena dianggap kasus tersebut sebagai kasus
kematian biasa. Cara selanjutnya menunjukkan bahwa anggapan awal tidak benar (kasus tersebut
merupakan kasus pembunuhan) dan saat itu tidak mungkin lagi untuk mendapatkan semua bukti
fisik yang telah rusak dari tempat kejadian. Suatu sebab yang jelas untuk menerangkan sebab
kematian korban mungkin bukan merupakan sebab yang sebenarnya. Sewaktu pemeriksaan
tempat kejadian, semakin banyak keterangan yang dikumpulkan oleh polisi dapat menyebabkan
pendapat awal tentang kejadian mungkin berubah.1
Tempat kejadian memerlukan pengurus untuk menyediakan setiap orang ahli yang
bertugas. Tempat kejadian pun perlu di jaga untuk membenarkan orang yang berkepentingan saja
yang masuk. Pengurusan tempat kejadian bermakna setiap ahli harus mempunyai pembagian
tugas yang jelas di tempat kejadian. Pengurus tempat kejadian dapat terdiri dari pegawai
pemeriksa ataupun penolongnya.1
Dokter ataupun anggota paramedik dibenarkan masuk ke tempat kejadian untuk
menangani korban. Tindakan ini adalah di luar kawalan dari pengurus tempat kejadian. Akan
tetapi bila korban telah meninggal, tempat kejadian perlu ditutup.1

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 7


Biasanya anggota polisi berpangkat rendah yang terlebih dahulu sampai ke tempat
kejadian. Kemudian apabila penyidik telah tiba, maka pemeriksaan tempat kejadian dapat
dimulai. Penting sekali untuk memberi batas pada tempat kejadian. Mungkin terdapat kawasan
lain yang juga terlibat dalam kasus yang sama. Setiap pemeriksa tempat kejadian harus
memastikan bahwa mereka telah melakukan kerja masing-masing.1

AMALAN PEMERIKSAAN TEMPAT KEJADIAN


Pengawetan tempat kejadian
Setiap ahli pemeriksaan tempat kejadian perlu sadar akan adanya bukti fisik lain di
tempat kejadian. Dokter atau ahli patologi perlu memperkirakan adanya kesan tapak kaki atau
sepatu apabila memasuki tempat kejadian. Pemeriksa tempat kejadian perlu memakai pakaian
khas untuk melindungi diri dari bahan-bahan di tempat kejadian. Perlu diperhatikan bahwa
sepatu tidak dapat menghapus jejak kaki atau sepatu, memindahkan darah dari satu tempat ke
tempat lain. Pemeriksa tidak boleh merokok di tempat kejadian. Barang-barang di tempat
kejadian pun tidak boleh dipergunakan. Pemeriksa dan pengurus tempat kejadian perlu
menentukan cara dan jalan yang baik untuk memasuki tempat kejadian untuk mengurangi
gangguan sebanyak mungkin. Oleh karena itu, foto tempat kejadian harus diambil sedini
mungkin untu dapat mengetahui benda-benda apa saja yng berubah.1

KESELAMATAN DI TEMPAT KEJADIAN


Setiap ahli dan pemeriksa tempat kejadian harus melindungi dirinya. Jika ditemui bahan
berbahaya yang tidak dapat dikendalikan oleh pemeriksa, maka pemeriksa harus memberitahu
pengurus tempat kejadian untuk memanggil ahli yang terkait. Apabila tempat kejadian belum
aman dari bahan berbahaya maka tempat tersebut harus diistirahatkan.1

KETERANGAN TENTANG LATAR KEJADIAN


Pengurus tempat kejadian sebagai pemeriksa yang pertama pergi ke tempat kejadian
seharusnya mendapatkan keterangan awal tentang latar belakang kejadian yang terjadi.
Keterangan bisa didapati dari polisi yang pertama sampai ke tempat kejadian dan membuat
laporan. Keterangan yang diperlukan diantaranya alamat tempat kejadian, keadaannya, tempat
kejadian terganggu atau tidak, serta latar belakang kejadian yang terjadi. Pengurus tempat
kejadian ini kemudian memanggil pemeriksa tempat kejadian serta meberi keterangan penting

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 8


kepada pemeriksa. Pengurus ini juga harus melaporkan bukti dan keterangan yang penting atau
signifikan yang ditemui di tempat kejadian seperti cap jari atau darah.1

REKAMAN HASIL PEMERIKSAAN TEMPAT KEJADIAN


Catatan setiap pemeriksan sangatlah penting. Ini dapat dijadikan pengingat untuk
mmahami tempat kejadian. Ini juga dapat diberikan sewaktu pembicaraan tentang hasil
pemeriksaan dan langkah-langkah yang telah diambil sewaktu menjalankan pemeriksaan tempat
kejadian. Oleh karena itu, catatan ini harus terperinci dan disertai dengan gambar-gambar. Peran
keseluruhan tempat kejadian biasanya didapati sewaktu rekonstruksi kejadian oleh pasukan
pemeriksa tempat kejadian dan pihak polisi.1

PEMERIKSAAN TEMPAT KEJADIAN


Untuk memastikan tempat kejadian diperiksa seluruhnya tanpa ada yang tertinggal, salah
satu dar lima kaidah penggeledahan digunakan. Kaidah ini adalah kaidah berpilin, kaidah grid,
kaidah jalur, kaidah kuadran, kaidah jejari. Kaidah berpilin adalah kaidah penggeledahan yang
dimulai dari kawasan luar menuju kawasan pertengahan dalam bentuk bulatan. Kaidah grid ialah
kaidah bagaimana tempat kejadian dibagikan kepada beberapa grid dan diperiksa satu per satu
menurut grid tersebut. Tempat kejadian diperiksa dari satu jalur ke jalur lain dalam kaidah jalur.
Kaidah kuadran dijalankan dengan membagikan kawasan tempat kejadian kepada beberapa
kuadran dan melakukan penggeledahan mengikuti kuadran-kuadran tersebut.1
Tujuan utama pemeriksaan tempat kejadian adalah untuk mengambil sampel untuk
dijadikan bukti pembicaraan saksi. Selain itu juga untuk mengenal pasti identitas orang yang
berada di tempat kejadian. Bukti-bukti ini disusun dari awal untuk memperkirakan hal yang telah
terjadi di tempat kejadian terhadap korban. Pemeriksa tempat kejadian yang berpengalaman
harus memilih bukti-bukti yang berkaitan dengan jenazah dan meninggalkan yang tidak
berkaitan. 1

DEFINISI BARANG BUKTI

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 9


Pada setiap kejahatan, hampir selalu ada barang bukti yang tertinggal, yang kalau diteliti
dengan memanfaakan berbagai macam ilmu forensik, maka tidak mustahil kejahatan tersebut
akan dapat terungkap dan bahkan korban yang sudah membusuk atau hangus serta pelakunya
akan dapat dikenali. Oleh sebab itu pada kasus-kasus tindak pidana yang dilakukan terhadap
manusia perlu dicari sebanyak mungkin barang bukti medik, baik yang berasal dari tubuh korban
maupun pelaku.2
Jejak bukti (trace evidence) merujuk pada berbagai jenis material yang memiliki karakter
kimia dan fisik yang dapat digunakan untuk membuktikan apakah tersangka berada pada tempat
kejadian perkara. Material yang digunakan untuk mengidentifikasi suspek meliputi semua
termasuk rambut hingga serat pakaian. Identifikasi jejak bukti merupakan proses
membandingkan karakter kimia dan fisik dari sampel yang didapat pada tempat kejadian perkara
dengan asal mulanya. 3
Jejak bukti terjadi saat objek yang berlainan bersentuhan satu dengan yang lainnya.
Material seperti ini biasanya berpindah melalui panas yang diawali melalui gesekan sentuhan.
Pentingnya jejak bukti pada penyelidikan kriminal telah ditunjukkan oleh dr.Edmond Locard
pada awal era 20-an. Sejak jaman dahulu, ilmu kedokteran forensik telah digunakan untuk
rekonstruksi kasus kriminal, deskripsi pelaku, lokasi, dan hal-hal lain yang terkait. 4
Barang bukti medik yang berasal dari tubuh korban akan lebih banyak memberikan
informasi seputar proses terjadinya kejahatan, sedangka barang bukti medik dari tubuh pelaku
seputar identitas yang bersangkutan. 2
Trace evidence adalah bukti yang dijumpai saat objek-objek yang berbeda berhubungan
satu sama lain.4 Barang bukti : benda-benda yang dipergunakan untuk memperoleh hal-hal yang
benar-benar dapat meyakinkan hakim akan kesalahan terdakwa terhadap perkara pidana yang di
tuduhkan.1 Barang bukti adalah benda bergerak atau tidak berwujud yang dikuasai oleh penyidik
sebagai hasil dari serangkaian tindakan penyidik dalam melakukan penyitaan dan atau
penggeledahan dan atau pemeriksaan surat untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan,
penuntutan, dan peradilan.5
Menurut pasal 184 KUHAP, alat bukti dalam perkara pidana bisa berupa keterangan
saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Hal-hal yang sudah diketahui
umum, tidak perlu dibuktikan lagi. Pada prinsipnya, penggunaan alat bukti saksi dan surat dalam
hukum acara pidana tidak berbeda dengan hukum acara perdata. Baik dalam bentuk maupun

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 10


kekuatannya. Namun, ada alat bukti lain yang perlu diketahui dalam perkara pidana, diantaranya
adalah:1

a. Keterangan Ahli
Keterangan Ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki
keahlian khusus tentang suatu hal yang diperlukan untuk memperjelas perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan.1,2 Jadi, seorang ahli itu dapat menjadi saksi. Hanya saja, saksi ahli ini
tidak mendengar, mengalami dan/atau melihat langsung peristiwa pidana yang terjadi. Berbeda
dengan ”saksi” yang member keterangan tentang apa yang didengar, dialami dan/ atau dilihatnya
secara langsung terkait dengan peristiwa pidana yang terjadi.1
Sama halnya dengan seorang ”saksi”, menurut hukum, seorang saksi ahli yang dipanggil di
depan pengadilan memiliki kewajiban untuk:1
- Menghadap/ datang ke persidangan, setelah dipanggil dengan patut menurut hokum
- Bersumpah atau mengucapkan janji sebelum mengemukakan keterangan (dapat menolak
tetapi akan dikenai ketentuan khusus)
- Memberi keterangan yang benar
Bila seorang saksi ahli tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka dia dapat dikenai
sanksi berupa membayar segala biaya yang telah dikeluarkan dan kerugian yang telah terjadi.
Akan tetapi seorang ahli dapat tidak menghadiri persidangan jika memiliki alasan yang sah.1

b. Alat Bukti Petunjuk


Menurut pasal 188 KUHAP, Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang
diduga memiliki kaitan, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana
itu sendiri, yang menandakan telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.1,3
Petunjuk hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan keterangan terdakwa.
Oleh karena itu, petunjuk juga merupakan alat bukti tidak langsung. 1 Penilaian terhadap
kekuatan pembuktian sebuah petunjuk dari keadaan tertentu, dapat dilakukan oleh hakim secara
arif dan bijaksana, setelah melewati pemeriksaan yang cermat dan seksama berdasarkan hati
nuraninya.1

c. Keterangan Terdakwa/ Pelaku

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 11


Menurut pasal 194 KUHAP, yang dimaksud keterangan terdakwa itu adalah apa yang
telah dinyatakan terdakwa di muka sidang, tentang perbuatan yang dilakukannya atau yang
diketahui dan alami sendiri.1,2 Pengertian keterangan terdakwa memiliki aspek yang lebih luas
dari pengakuan, karena tidak selalu berisi pengakuan dari terdakwa. Keterangan terdakwa
bersifat bebas (tidak dalam tekanan) dan ia memiliki hak untuk tidak menjawab Kekuatan alat
bukti keterangan terdakwa, tergantung pada alat bukti lainnya (keterangan terdakwa saja tidak
cukup) dan hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri.1

d. Surat
Surat diatur dalam KUHAP Pasal 187:6 Surat sebagaimana tersebut dalam pasal 184 ayat
(1) huruf c dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah adalah:
a. Dst
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh
pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya
dan yang diperuntukkan bagi pembuktian suatu keadaan.
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai suatu hal atau keadaan yang diminta secara resmi dari padanya.
Ketentuan dalam titik c sama dengan apa yang terjadi dalam pembuatan visum, artinya
surat keterangan dari dokter tentang orang luka atau jenazah dan lain keadaan yang diminta
secara resmi oleh penyidik. Dengan demikian VeR dapat digolongkan sebagai alat bukti surat.6

e. Keterangan Saksi
Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa
keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan
ia alami sendiri dengan menyebut alas an dari pengetahuannya.2

Prosedur Pengiriman Barang Bukti


Laboratorium kriminal kepolisian merencanakan dan menjalankan prosedur sehingga
bukti selalu dikirim dengan cara yang sama dan ke tempat yang sama. Bukti dimasukkan dalam
amplop dan disegel, diberikan pada pengirim untuk mengemas bukti. Amplop bukti
berisiinformasi berikut: nama tersangka, nomor laporan, kejadian, tanggal kejadian, nama polisi
yang mengirimkan, tanggal pengiriman, mata rantai penahanan (chain of custody) yang lengkap.7

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 12


Bukti harus dikemas dengan baik sehingga tidak ada bagian yang rusak atau hilang.
Substansi yang diawasi harus disegel rapat untuk menghindari kebocoran, bukti pembakaran
rumah harus dimasukkan dalam kaleng untuk mencegah penguapan, tabung darah harus
terlindung agar tidak pecah, dan barang bukti yang basah harus dikeringkan sebelum dikemas.
Barang bukti tidak pernah dikemas dalam plastik karena akan menimbulkan jamur, gunakan
kertas. Formulir Evidence Analysis Request harus menyatakan dengan jelas analisis apa yang
dilakukan oleh ahli forensik. Pengisian permintaan dilengkapi dengan bukti, dicatat dalam buku
catatan utama, distempel tanggal, dan dimasukkan dalam ruang bukti untuk disimpan. Setelah
bukti dikemas kemudian disegel dengan sebuah segel bukti yang mencantumkan nama penyegel,
nomor pelayanan, dan tanggal.7
Selanjutnya kasus segera dipelajari melalui analisis bukti dengan dasar yang lebih dulu
datang lebih dulu dilayani, kecuali dalam keadaaan mendesak. Barang bukti tetap tersimpan
dalam ruang bukti (evidence vault) sampai akhirnya dipelajari oleh penguji, yang membuka
paket tanpa merusak segel, jika semua memungkinkan. Setelah dianalisis, segel yang lain
dibubuhkan oleh penguji, dilengkapi dengan inisialnya, nomor pelayanan, dan tanggal. Bukti
kemudian dikembalikan ke ruang bukti, menunggu untuk dibawa oleh lembaga penegak hukum
atau dihancurkan.7

A)DARAH

Darah merupakan bagian tubuh manusia yang dapat memberikan banyak informasi
penting bagi pengungkapan peristiwa pidana, baik yang ditemukan sebagai bercak, diambil dari
tubuh manusia yang masih hidup ataupun yang sudah mati. 2

A.BERCAK DARAH

Pada peristiwa pidana, bercak darah sering kali ditemukan pada 2

 Tubuh korban
 Lantai di sekitar tubuh korban
 Dinding
 Alat-alat rumah tangga (almari atau meja)
 Senjata tajam
 Pakaian
 Kendaraan bermotor

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 13


Hampir semua korban mati dengan luka-luka dapat ditemukan genangan darah, kecuali tubuh
korban sudah dipindahkan dari tempatnya semula. Sebagian dari genangan itu terkumpul ketika
korban masih hidup dan sebagian lagi sesudah mati. 2

Adanya bercak darah pada tubuh korban dapat memberikan informasi mengenai posisi
korban ketika mendapatkan luka. Bercak yang ditemukan di kaki dan di lantai pada korban
tusukan di dada memberi petunju bahwa korban dalam keadaan berdiri ketika menerima
tusukan.2

Dari bentuk sifat bercak darah dapat diketahui sumber perdarahan, darah yang berasal dari
pembuluh balik pada luka yang dangkal , akan berwarna merah gelap, sedangkan yang berasal
dari pembuluh nadi pada luka yang dalam akan berwarna merah terang. Darah yang berasal dari
saluran pernafasan atau paru-paru berwarna merah terang dan berbuih, jika telah mengering
tampak seperti gambaran sarang tawon. Darah yang berasal dari saluran pencernaan akan
berwarna merah-coklat sebagai akibat dari bercampurnya darah dengan asam lambung.6

Bentuk bercak darah juga dapat memberikan informasi tentang bagaimana cara darah
menempel pada objek, yaitu jatuh secara pasif, menyemprot dari arteri yang terpotong atau
karena senjata yang berlumuran darah dikibas-kibaskan oleh pembunuhnya. Gambaran bercak
yang menyerupai pin bowling atau tanda seru memberikan petunjuk bahwa darah menyemprot
dari arteri ke permukaan objek secara miring, dimana ujung kecil dari pin bowling itu menunjuk
ke arah mana darah menyemprot. 2

Darah dari pembuluh nadi akan memberikan bercak kecil-kecil menyemprot pada daerah
yang lebih jauh dari daerah perdarahan, sedangkan yang berasal dari pembuluh balik biasanya
membentuk genangan, dikarenakan tekanan dalam pembuluh nadi lebih tinggi dari tekanan
atmosfer sedangkan tekanan dalam pembuluh balik lebih rendah hingga tidak mungkin
menyemprot. 6

Perkiraan umur/tuanya bercak darah. Darah yang masih baru bentuknya cari dengan bau
amis, dalam waktu 12-36 jam akan mengering sedangkan warna darah akan berubah menjadi
coklat dalam waktu 10-12 hari. Oleh karena banyak faktor yang mempengaruhi darah maka di
dalam prakteknya hanya disebutkan bahwa darah tersebut ‘sangat baru’, ‘baru’,’tua’, dan ‘sangat

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 14


tua’, yaitu berdasarkan perubahan-perubahan warna serta perbandingan jumlah dengan intensitas
reaksi terhadap uji-uji yang dilakukan di laboratorium. 6

Gambaran bercak besar yang salah satu sisi bergerigi atau membentuk jari-jari dengan ujung
runcing (seperti gambar ubur-ubur) memberi informasi bahwa korban diseret ke lain tempat.
Ujung jari-jari menunjuk ke arah korban diseret. 2

Letak ditemukannya bercak dapat memberi petunjuk dari mana darah berasal. Bercak-bercak
linier yang ditemukan di langit-langit kemungkinan besar berasal dari senjata tajam yang
dikibas-kibaskan oleh pelakunya. Bercak di lantai atau perabotan rumah tangga kemungkinan
besar berasal dari tubuh korban 2

Tidak semua bercak berwarna merah itu darah. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemeriksaan
guna menentukan : 2

 Bercak itu darah atau bukan


 Darah manusia atau bukan
 Jenis golongan darahnya
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pemeriksaan tersebut ialah :

1).Persiapan

Bercak darah yang menempel pada sesuatu objek, misalnya senjata, lantai, atau perabot
rumah tangga dikerok dan kemungkinan direndam pada larutan garam fisiologis. Sedangkan
yang menempel pada pakaian dapat langsung direndam pada larutan tersebut. 2

2).Tes Penyaringan (Presumptive Test)

Ada banyak tes penyaringan yang dapat dilakukan untuk membedakan apakahbercak itu
berasal dari darah atau bukan. Tes yang banyak dilakukanialah leuko-malachite green test (Tes
Benzidine) atau castle-Meyer test (Tes Phnolphtalein). Hanya bercak yang memberikan tes
positif saja yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tes-tes tersebut juga dapat dilakukan
terhadap bercak yang kecil dengan cara mengusap bercak tersebut dengan kertas filter dan
kemudian tes dikerjakan di kertas filter tersebut. 2

3).Tes Meyakinkan (Confirmatory Test)

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 15


a).Tes Serologik

Tes precipitin dengan menggunakan anti-human globulin atau antisera yang lain akan
memberikan konfirmask bahwa bercak yang diperiksa itu benar-benar darah dan dapat
membedakan darah manusia atau binatang. 2

b).Tes Kimiawi

Ada banyak tes kimiawi yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa diperiksa itu
bercak darah, atas dasar pembentukan kristal-kristal hemoglobin yang dapat dilihat dengan mata
telanjang atau dengan mikroskop. Tes-tes tersebut antara lain tes Takayama dan Teichmann2

c).Spektroskopik

Larutan reduced hemoglobin akan memberikan spektrum warna yang khas pada
spektroskop. Tes ini dibuat lebih spesifik dengan menambahkan berbagai reagensia untuk
membentuk berbagai produk dari hemoglobin , seperti misalnya methemoglobin yang akan
memberikan spektrum yang khas.2

d).Mikroskopik

Pada bercak-bercak darah yang telah kering biasanya sel-sel darah merah atau sel-sel
darah putih mengalami kerusakan. Walaupun demikian pada bercak-bercak yang masih baru
sering masih dapat diidentifikasi. Pada pemeriksaan tersebut dapat juga memberi informasi
tentang asal-usul darah. Sel-sel darah burung mempunyai inti dan sel-sel darah onta berbentuk
oval. 2

4).Penentuan Golongan Darah

Banyak sistem yang dapat dipakai untuk menentukan golongan darah, antara lain sistem
ABO. Penentuan tersebut dapat dilakukan terhadap bercak yang masih segar ataupun yang sudah
kering. Bahkan tes golongan darah dapat dilakukan pada bercak yang menempel pada serabut
pakaian. 2

Dengan cara yang sama, penentuan golongan darah juga dapat dilakukan terhadap cairan
tubuh (misalnya air liur atau sperma), dari orang-orang tergolong bertipe sekretor. Menurut

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 16


penyelidikan yang pernah dilakukan,terdapat lebih kurang 70% dari populasi yang tergolong
bertipe sekretor. 2

Penentuan golongan darah ini sangat penting guna melihat apakah ada kesesuaian antara
golongan darah yang menempel pada senjata atau mobil yang diduga menjadi penyebab
kematian dengan golongan darah korban2

B.DARAH ORANG HIDUP

Pada penyidikan perkara pidana kadang-kadang diperlukan pemeriksaan darah dari orang
yang masih hidup, yaitu 2

 Untuk membuktikan adanya alkohol dalam darah pelanggar lalu lintas, atau orang-orang
yang diduga melakukan kejahatan
 Untuk membuktikan adanya morfin dalam darah dari orang-orang yang diduga sebagai
pemakai zat tersebut
 Untuk membukikan ada tidaknya hubungan paternitas pada kejahatan di bidang imigrasi.
Perlu diketahui bahwa dalam upaya memasuki negara tertentu sering dilakukan dengan
cara-cara yang tidak syah, misalnya dengan memalsukan kesyahan.
 Untuk membuktikan adanya tindak pidana perzinahan yang mengakibatkan lahirnya anak

C.DARAH KORBAN MATI

Pemeriksaan darah dari korban mati perlu dilakukan guna menentukan : 2

 Golongan darahnya untuk dicocokkan dengan golongan darah yang menempel pada
senjata atau mobil yang dicurigai sebagai penyebab kematiannya
 Untuk menentukan sebab kematiannya, yaitu dengan memeriksa adanya zat atau racun
yang menyebabkan kematiannya

Kalau memungkinkan, darah yang telah diambil ditempatkan di dalam refrigerator dengan
suhu sekitar 4 derajat celcius. Penambahan sedikit sodium fluorida akan mencegah proses
enzimatik dari pembusukkan. Semakin banyak darah yang dapat diambil semakin baik, tetapi
pemeriksaan berbagai zat dengan teknik modern sekarang ini tidak memerlukan banyak darah. 2

Pemeriksaan darah yang telah kering.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 17


Didalam melakukan pemeriksaan darah yang telah kering di TKP atau pada barang-
barang bukti lainnya seperti pisau, tongkat,palu, pemukul dan lain sebagainya. Penyidik harus
memperoleh kejelasan dalam 3 hal yaitu, :

 Apakah bercak darah tersebut memang bercak darah?


 Jika bercak darah, apakah berasal dari manusia?
 Bila berasal dari manusia, apa golongan darahnya?
Kejelasan dari 3 hal pokok tersebut penting dalam menyelesaikan kasus oleh karena
bercak darah yang kering tidak dapat dibedakan dari bercak-bercak lainnya. Dengan dapat
dibuktikannya bahwa bercak yang terdapat pada senjata itu adalah bercak darah, maka
pembuktian di pengadilan jadi lebih mudah6

Tabel.Pemeriksaan Laboratorium pada Bercak darah yang kering

TUJUAN PEMERIKSAAN METODE PEMERIKSAAN HASIL YANG


DIHARAPKAN
Menentukan bercak darah Pendahuluan :

Tes Benzidine Terjadinya warna hijau-biru

Tes Luminol Bercak bersinar

Penentuan :

Tes Teichman Kristal hemin-HCl berbentuk


batang warna coklat

Tes Takayama Kristal Pyridine-


hemochromogen berbentuk
bulu, warna jingga
Menentukan darah manusia Tes Presipitin Terjadinya presipitasi
Menentukan golongan darah Absorption-Elution Terjadinya aglutinasi

KETERANGAN :

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 18


a).Tes Benzidine

Dalam perkara kriminal, Tes benzidine yang positif merupakan indikasi kuat bahwa
bercak yang diperiksa adalah bercak darah.

Cara pemeriksaan : bercak yang diduga bercak darah,digosok dengan kertas saring, bercak yang
menempel pada kertas saring kemudian diteteskan dengan 1 tetes Hidrogen peroksida 20% dan 1
tetes reagensia benzidine.

b).Tes Luminol

Tes luminol merupakan tes yang paling sensitif untuk mendeteksi darah. Bila bercak
darah disemprot dengan reagensia luminol maka akan bersinar mengeluarkan cahaya
(luminescence), oleh karena itu, tes ini dapat sebagai tes penyaring karena dapat dilakukan
dengan cepat.

Cara pemeriksaan : objek yang akan diperiksa disemprot dengan reagensia,oleh karena yang
dilihat adalah keluarnya cahaya bersinar, maka pemeriksaan dilakukan dalam keadaan gelap.

c).Tes Takayama dan Teichman

Identifikasi darah dengan Tes Takayama dan Teichman sangat spesifik namun sangat
mudah dipengaruhi oleh zat-zat yang mengkontaminasi,hal mana yang sering terjadi pada bercak
darah.

Cara pemeriksaan Tes Takayama : seujung jarum bercak kering diletakkan pada gelas objek,
teteskan 1 tetes reagensia, tutup dengan kaca penutup, kemudian dipanaskan. Baca dibawah
mikroskop.

Cara pemeriksaan Tes Teichman : seujung jarum bercak diletakkan pada gelas objek,
ditambahkan satu butir kristal NaCl dan 1 tetes asam asetat glasial, tutup kaca dengan kaca
penutup, panaskan dan baca dibawah mikroskop.

d).Tes Presipitin

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 19


Tes Presipitin adalah tes yang spesifik untuk menentukan spesies apakah bercak yang
diperiksa berasal dari manusia, anjing, kucing, dll. Namun pembuatan serum anti-manusia itu
cukup sulit.

e).Golongan darah

Teknik yang dipakai dalam menentukan golongan darah pada bercak darah yang sudah
kering ialah absorption-elution, dimana prosedur pemeriksaan ini termasuk dalam 4 tahap :

 Tahap 1 : anti serum diteteskan pada bercak darah,dibiarkan untuk beberapa saat supaya
antibodi bereaksi mengikat antigen
 Tahap 2 : serum yang tidak bereaksi dicuci supaya antibodi yang berlebihan dapat
dihilangkan
 Tahap 3 : dengan terbentuknya ikatan antibodi dengan antigen, maka ikatan tersebut
dapat dilepaskan lagi dengan proses yang dikenal dengan nama elution.
 Tahap 4 : antibodi yang terlepas kemudian ditambah dengan sel darah merah yang telah
diketahui golongan darahnya. Dengan demikian ada tidaknya aglutinasi dapat
terlihat,golongan darah dari bercak dapat diketahui.

B)RAMBUT
Rambut,baik rambut kepala ataupun kelamin, merupakan bagian tubuh manusia yang
dapat memberikan banyak informasi bagi kepentingan peradilan,antara lain tentang:
 Saat korban meninggal dunia
 Sebab kematian
 Jenis kejahatan
 Identitas korban
 Identitas pelaku
 Benda/senjata yang digunakan

Informasi tersebut di atas diperoleh dengan meneliti sifat-sifat, gambaran mikroskopik


serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat trauma atau racun tertentu.2
1. Saat meninggal dunia
Sifat-sifat dari rambut yang dapat dipakai untuk menentukan saat kematian
korban antara lain:2
a. Tingkat pertumbuhannya, yaitu sekitar 0,4mm per hari. Pertumbuhan tersebut
akan berhenti jika orang meninggal dunia. Atas dasar sifat tersebut maka saat kematian
dapat diperhitungkan asalkan diketahui kapan korban terakhir kali mencukur rambutnya.
Memang ada pendapat yang menyatakan bahwa rambut orang yang baru saja meninggal

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 20


dunia masih dapat tumbuh menjadi lebih panjang,tetapi sebetulnya bertambah
panjangnya rambut tersebut disebabkan oleh menyusutnya kulit.
b. Lepasnya rambut akibat pembusukan. Jika kematian sudah berlangsung 48-72 jam
maka rambut kepala akan mudah lepas.
c. Perubahan warna rambut juga dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian.
Pada penguburan yang dangkal perubahan warna akan terjadi sesudah 1-3 bulan, sedang
pada penguburan yang dalam sesudah 6-12 bulan.

2. Sebab kematian
Informasi tentang sebab kematian juga dapat diperoleh melalui rambut mengingat
beberapa racun tertentu, terutama racun mentalik, disimpan di bagian tubuh tersebut.2,5
3. Jenis kejahatan
Mengenai jenis kejahatan yang terjadi dapat diperkirakan dengan melihat macam rambut
yang ditemukan. Adanya rambut pubes pada tubuh korban memberikan dugaan adanya tindak
pidana perkosaan atau tindak pidana seksual lainnya dan adanya rambut binatang pada tubuh
manusia atau sebaliknya juga dapat memberikan perkiraan adanya bestialiti.2,3
4.Indentitas korban
Rambut mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan bahan-bahan kimia sehingga
dapat dijadikan sarana identifikasi bagi mayat-mayat tak dikenal yang sudah membusuk.
Meskipun tak dapat memberikan identitas personal tetapi dari rambut paling tidak dapat
ditentukan umur, jenis kelamin, ras, golongan darah dan sebagainya.2
5.Identitas pelaku
Rambut juga dapat dipakai sebagai sarana identifikasi guna mengetahui identitas
pelakunya. Sebagaimana diketahui bahawa pada tindak pidana perkosaan dan pembunuhan,
sering ditemukan rambut pelaku tertinggal atau berhasil dijambak oleh korban sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan identifikasi.

6.Benda/senjata yang digunakan


Kerusakan pada rambut kadang-kadang menunjukkan ciri-ciri tertentu. Pukulan di kepala
dapat meninggalkan kerusakan kortikal pada rambut, sedangkan tembakan senjata api dapat
menyebabkan kebakaran pada rambut. Rambut yang terbakar tersebut akan terlihat, hitam, rapuh,
terpilin atau menjadi keriting dan menimbulkan bau yang khas. Keadaan pangkal rambut juga
dapat dipakai sebagai petunjuk bagaimana rambut itu lepas. Pada pangkal rambut yang lepas
secara alami akan terlihat atrofi, sedang pada rambut yang dicabut secara paksa akan mengalami

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 21


robekan pada sarung rambut dan pada bulbus terlihat tak teratur. Ditemukanya rambut pada
senjata juga dapat member petunjuk tentang keterlibatan kenderaan tersebut dalam peristiwa
tabrakan.5
PEMERIKSAAN RAMBUT
Jika ditemukan rambut yang diduga ada kaitannya dengan kejadiaan maka hendaknya
rambut tersebut diperiksa dengan teliti untuk mengetahui :2,5,7
 Keasliannya
 Rambut itu rambut manusia atau binatang
 Identitas pemilik rambut
 Informasi-informasi lain yang ada kaitannya dengan kejahatan

1. Keaslian rambut
Pemeriksaan keaslian rambut perlu dilakukan mengingat adanya berbagai serat
yang bentuk dan warnanya mirip rambut. Rambut yang utuh biasanya terdiri atas akar,
batang, dan ujung. Akar rambut terdiri atas jaringan ikat longgar sedangkan batang
rambut terdiri kutikula, kortek, dan medulla. Serat yang bukan berasal dari rambut tidak
mempunyai susunan seperti itu. Serat sintesis misalnya, gambaran mikroskopisnya
terlihat homogen.5

2. Penentuan rambut manusia atau bukan


Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa serat itu rambut maka langkah
selanjutnya adalah menentukan apakah rambut tersebut berasal dari manusia atau hewan.
Cirri rambut manusia yaitu halus dan tipis, kutikula mempunyai sisik kecil dan bergerigi,
medulla sempit atau kurang dari 0.3 dan pigmennya lebih kearah perifer. Sedangkan cirri
rambut binatang ialah kasar dan tebal, kutikula mempunyai sisik lebar dan polihidral,
medulla lebar, kortex tipis, index medulla lebih dari 0,5 dan pigmennyadi perifer maupun
sentral. Dengan tes presipitasi akan dapat dibedakan dengan tepat antara rambut manusia
dan rambut hewan.5,6
3. Identifikasi
Jika sudah dapat dipastikan rambut manusia maka pemeriksaan lanjutan perlu
dilakukan untuk menentukan siapa pemiliknya. Perlu diketahui bahwa rambut
mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan bahan-bahan kimia sehingga dapat
dijadikan salah satu sarana identifikasi bagi mayat-mayat yang sudah membusuk.
Meskipun tak dapat memberikan identitas personal sepertti halnya sidik jari, tetapi dapat
memberikan identitas umum, antara lain:

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 22


a. Umur
Umur dari pemilik rambut dapat ditentukan dengan memeriksa rambut tersebut.
Rambut lanugo pada bayi yang baru lahir mempunyai sifat halus, tidak
berpigmen, tak bermedulla dengan pola sisik yang lebih seragam. Perlu
dikemukakan bahwa tumbuhnya rambut di berbagai bagian tubuh berbeda-beda
waktunya. Rambut pubis dan rambut ketiak misalnya, tumbuh pada masa adolsen.
Selain itu warna dari rambut juga dapat dipakai sebagai petunjuk umur dari
pemiliknya. Pada orang-orang tua warna rambut akan berubah menjadi putih.
b. Jenis kelamin
Melalui berbagai pemeriksaan yang teliti akan dapat ditentukan jenis kelamin dari
pemiliknya. Rambut laki-laki pada umumnya lebih kaku, lebih kasar, dan lebih
gelap. Sedang rambut wanita umumnya halus, panjang dan meruncing kearah
ujung. Dari distribusinya juga dapat ditentukan jenis kelaminnya. Rambut
jenggot, rambut dada, dan kumis adalah laki-lakli dan wanita juga menunjukkan
gambaran yang berbeda. Jika sel-sel akar rambut kepala masih ada dapat
dilakukan pemeriksaan sex-chromatin.
c. Ras
Untuk menentukan jenis rasnya dapat dilihat dari warna, panjang, bentuk dan
susunan rambut. Rambut orang Eropah misalnya, berwarna pirang, kecoklatan
atau kemerahan dan pendek.
d. Golongan darah
Penentuan golongan darah sekarang ini sudah dapat dilakukan dengan memeriksa
sehelai rambut dari bagian tubuh yang manapun melalui siatem ABO, PGM, EsD
ataupun system GLO-I. cirri-ciri khusus dari rambut juga dapat membantu proses
identifikasi, lebih-lebih jika ada rambut pembandingnya. Warna, bentuk, minyak,
cat atau struktur mikroskopik dari rambut dapat dijadikan bahan pembanding bagi
kepentingan identifikasi.7

Cara mengambil sampel:


1. Sepanjang garis yang ditarik di tengah bagian belakang kepala dari pusat satu telinga ke
pusat yang lain, mengumpulkan rambut setidaknya ketebalan pensil, dan mengikatnya
bersama-sama dekat ujung akar (dekat kulit kepala) dengan menggunakan tali kecil atau
karet gelang.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 23


2. Potong rambut dekat dengan kulit kepala tanpa memotong kulit kepala.
3. Mempertahankan posisi horizontal dari rambut yang terikat dengan membungkus bagian
yang dipotong dengan foil aluminium atau plastik.
4. Tunjukkan akar dan ujung dari rambut dengan menandai foil aluminium atau plastik
dengan label kertas. Jangan gunakan bahan yang boleh melekat langsung pada rambut.
5. Tempatkan spesimen dalam amplop terlabel, bersih dan kering, untuk pengiriman ke
laboratorium. Perhatikan apakah pemutih, pewarna rambut atau obat (misalnya selenium
atau minoxidil) digunakan.

Dalam kasus-kasus dimana tubuh membusuk, rambut dapat juga dikumpulkan dengan
menarik akar rambut dari kulit kepala. Rambut mudah untuk dipindah dari satu orang ke orang
lain. Ia boleh menempel pada perkakas rumah, permadani dan pakaian, dan dapat berlangsung
selama bertahun-tahun tanpa membusuk. Karakteristik ini membuat rambut yang tersisa di TKP
menjadi aspek penting dari tanda bukti. Bahkan jika seorang tersangka mencoba untuk
membersihkan lokasi TKP, dia kemungkinan besar akan meninggalkan rambut.8,9
Rambut mudah dianalisis dengan teknologi modern, seperti mikroskop cahaya terpolarisasi,
yang mengeluarkan warna dan rincian spesimen rambut; dan perbandingan mikroskop yang
memungkinkan ilmuwan untuk menganalisis dua potong rambut bersebelahan. 7,9
Specimen diambil untuk memastikan bahwa sampel tersebut berasal daripada manusia atau
binatang. Namun demikian, agak sulit untuk menentukan sampel secara direk, jadi harus
dilakukan melalui beberapa metode seperti berikut: 9,10

Metode 1:
1. Beri label pada objek gelas dengan tipe binatang yang kemungkinan memiliki rambut
tersebut
2. Teteskan cat kuku pada pertengahan objek gelas sehingga membentuk satu lapisan yang
tipis
3. Biarkan lapisan yang tipis tersebut mongering tetapi jangan sampai kering total.
4. Letakkan 2-3 helai sampel rambut pada cat kuku yang terdapat pada objek gelas.
5. Tunggu sampai cat kuku kering total, kemudian dengan menggunakan forsep keluarkan
rambut tersebut sehingga meninggalkan tanda rambut yang dikeluarkan tersebut

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 24


6. Periksa objek gelas tersebut di bawah mikroskop. Lihat satu persatu tanda helaian rambut
tersebut dan diinterpretasikan
Setelah selesai , isi data yang diperlukan dan deskripsikan setiap corak yang dilihat.10

Metode 2: Whole Mount ( metode ini dilakukan untuk melihat struktur internal rambut):
1. Beri label pada objek gelas dengan tipe binatang yang kemungkinan memiliki rambut
tersebut. Letak 1-2 helai rambut pada pertengahan objek gelas.
2. 1-2 tetes air diletakkan di atas permukaan rambut supaya rambut di tempatnya dan
letakkan dek gelas di atas rambut. Ini dikenal sebagai wet mount
3. Lihat sampel tersebut di bawah mikroskop.
4. Isi data yang dijumpai dan yang terlihat pada kertas data
5. Juga diukur panjang rambut tersebut. Perhatikan jikalau ada benda asing pada rambut.
Apakah medulla tampak terpecah-pecah, terpisah-pisah atau bersinambungan? Atau
apakah medulla hilang?
6. Perhatikan warna, diameter dan distribusi pigmen pada rambut.

Mengukur diameter rambut 10


1. Gunakan alat yang khas untuk membuat lubang pada kartu indeks. Tempelkan sampel
rambut pada lubang tersebut.
2. Letakkan kartu indeks tersebut dalam posisi vertikal supaya laser dapat menembus secara
langsung rambut yang ditempel tersebut. Arahkan laser tersebut pada dinding dan hasil
yang didapati adalah red spot horizontal pada dinding, dengan bagian tengahnya paling
terang.
3. Ukur jarak antara rambut dengan daerah yang paling terang pada dinding. Jarakini dilabel
sebagai ‘L’
4. Ukur jarak di antara spot yang terdapat di tengah dengan spot pertama dari salah satu
ujungnya. Ini dilabel sebagai ‘x’.
5. Determinasi ketebalan rambut, dalam micron, dengan menggunakan formula: d=(λL)/x,
di mana λ adalah wavelength dari laser yang digunakan
Contoh gambaran rambut di mikroskop:10

Wet Mounts

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 25


Scale casts

Analisis rambut forensik memiliki keterbatasannya. Manusia bersama-sama berkongsi


karakteristik rambut, seperti warna dan tekstur, sehingga rambut saja tidak dapat secara positif
mengidentifikasikan seseorang sebagai pelaku. Analisa rambut bisa menunjuk ke yang tersangka,
namun, tanpa bukti DNA, analisa forensik saja tidak dapat menyatakan secara positif bahwa
suatu sampel rambut tertentu berasal dari satu individu tertentu dan bukan orang lain. Bahkan
jika bekas rambut cocok dengan sampel rambut dari yang tersangka, itu akan mungkin juga
cocok dengan sampel dari individu lainnya. Tetapi bahkan dengan keterbatasan ini, analisa
rambut forensik dianggap sebagai salah satu alat yang paling berharga yang tersedia untuk
peneliti TKP.6,7,10

C)KUKU
Sampel kuku harus diperoleh dari yang melapor jika persoalan pelanggaran menunjukkan
bahwa tanda bukti mungkin hadir, misalnya, jika terjadi perebutan atau jika rincian serangan ini

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 26


adalah tidak pasti dan ahli forensik, dalam mengamati tangan pelapor , mendapati ada sesuatu
yang menarik dijumpai di bawah atau pada permukaan kuku. Juga harus dipertimbangkan jika
kuku pecah selama pelanggaran dan bagian yang pecah bisa dicari dari tempat kejadian. Sampel
harus diperoleh dari yang tersangka jika dituduh bahwa tangannya melakukan kontak langsung
dengan alat kelamin perempuan.6,8,9
Sampel optimal adalah potong seluruh kuku karena ini lebih praktis untuk ditangani.
Namun, dalam beberapa kasus, kuku mungkin terlalu pendek untuk dipotong atau pelapor
mungkin tidak memberi persetujuan untuk mengambil sampel. Dalam kasus tersebut, mengorek
bahan di bawah kuku dilakukan dan sampel tersebut diambil menggunakan tapered stick atau
kedua sisi kuku harus diseka dengan menggunakan teknik double-swab. Ketika mendapatkan
korekan kuku, ahli forensik harus mencoba untuk tidak mengganggu nail bed.9
Kedua tangan harus diambil sampel dan spesimen dibungkus secara terpisah dan
dimasukkan ke dalam amplop. Pada kasus yang jarang, apabila kuku patah dan sisa kuku yang
patah dijumpai di daerah kejadian, maka sisa kuku di jari yang relevan harus dipotong dalam
waktu 24 jam untuk memungkinkan perbandingan striasi kuku. Jika tidak jelas dari mana jari
kuku berasal, maka mungkin diperlukan untuk memotong dan menyerahkan semua kuku
makroskopik yang patah karena striasi kuku adalah berbeda pada setiap jari. Panjang kuku dan
kerusakan yang terjadi pada kuku harus diperhatikan. 7

D) GIGI

Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan sbb:8

1. Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh
lingkungan yang ekstrim.
2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi
menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi.

3. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis gigi (dental
record) dan data radiologis.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 27


4. Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morfologis, yang
mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga apabila terjadi
trauma akan mengenai otot-otot tersebut terlebih dahulu.

5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian bahwa gigi
manusia kemungkinan sama satu banding dua miliar.

6. Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400ºC.

7. Gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang terbunuh dan
direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan giginya masih utuh.

Batasan dari forensik odontologi terdiri dari:5,6

1. Identifikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan kraniofasial.
2. Penentuan umur dari gigi.

3. Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark).

4. Penentuan ras dari gigi.

5. Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan.

6. Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli.

7. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.

Penentuan usia

Perkembangan gigi secara regular terjadi sampai usia 16 tahun. Identifikasi melalui
pertumbuhan gigi ini memberikan hasil yang yang lebih baik daripada pemeriksaan antropologi
lainnya pada masa pertumbuhan. Pertumbuhan gigi desidua diawali pada minggu ke 6 intra uteri.
Mineralisasi gigi dimulai saat 13 – 17 minggu dan berlanjut setelah bayi lahir. Trauma pada bayi
dapat merangsang stress metabolik yang mempengaruhi pembentukan sel gigi. Kelainan sel ini
akan mengakibatkan garis tipis yang memisahkan enamel dan dentin di sebut sebagai neonatal
line. Neonatal line ini akan tetap ada walaupun seluruh enamel dan dentin telah dibentuk. Ketika
ditemukan mayat bayi, dan ditemukan garis ini menunjukkan bahwa mayat sudah pernah

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 28


dilahirkan sebelumnya. Pembentukan enamel dan dentin ini umumnya secara kasar berdasarkan
teori dapat digunakan dengan melihat ketebalan dari struktur di atas neonatal line. Pertumbuhan
gigi permanen diikuti dengan penyerapan kalsium, dimulai dari gigi molar pertama dan
dilanjutkan sampai akar dan gigi molar kedua yang menjadi lengkap pada usia 15 – 17 tahun. Ini
bukan referensi standar yang dapat digunakan untuk menentukan umur, penentuan secara klinis
dan radiografi juga dapat digunakan untuk penentuan perkembangan gigi.9,10

Gambar di atas memperlihatkan gambaran panoramic X ray pada anak-anak (a) gambaran yang
menunjukkan suatu pola pertumbuhan gigi dan perkembangan pada usia 9 tahun (pada usia 6
tahun terjadi erupsi dari akar gigi molar atau gigi 6 tapi belum tumbuh secara utuh).
Dibandingkan dengan diagram yang diambil dari Schour dan Massler (b) menunjukkan
pertumbuhan gigi pada anak usia 9 tahun.7

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 29


Penentuan usia antara 16 dan 22 tahun tergantung dari perkembangan gigi molar tiga
yang pertumbuhannya bervariasi. Setelah melebihi usia 22 tahun, terjadi degenerasi dan
perubahan pada gigi melalui terjadinya proses patologis yang lambat dan hal seperti ini dapat
digunakan untuk aplikasi forensik.7,8

Penentuan Jenis Kelamin

Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis kelamin. Gigi geligi
menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus mandibulanya. Anderson mencatat bahwa pada
75% kasus, mesio distal pada wanita berdiameter kurang dari 6,7 mm, sedangkan pada pria lebih
dari 7 mm. Saat ini sering dilakukan pemeriksaan DNA dari gigi untuk membedakan jenis
kelamin.6,9

Penentuan Ras
—-Gambaran gigi untuk ras mongoloid adalah sebagai berikut:6
1. Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata berbentuk sekop
pada 85-99% ras mongoloid. 2 sampai 9 % ras kaukasoid dan 13 % ras negroid
memperlihatkan adanya bentuk seperti sekop walaupun tidak terlalu jelas.
2. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar bawah
pada 1-4% ras mongoloid.

3. Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20% mongoloid.

4. Lengkungan palatum berbentuk elips.

5. Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 30


Gambaran gigi di atas untuk Ras kaukasoid adalah sebagai berikut: 10

1. Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada molar 1.


2. Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada gigi premolar kedua dari mandibula.

3. Maloklusi pada gigi anterior.

4. Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola.

5. Dagu menonjol.

Gambaran gigi di atas untuk ras negroid adalah sebagai berikut:8

1. Pada gigi premolar 1 dari mandibula terdapat dua sampai tiga tonjolan.
2. Sering terdapat open bite.

3. Palatum berbentuk lebar.

4. Protrusi bimaksila.

Di bawah ini merupakan contoh gambar open bite:9

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 31


E) CAIRAN TUBUH
Cairan merupakan beberapa bukti kelumit organik yang paling sering disebut karena dapat
ditentukan dari komposisinya. Cairan yang tertinggal di TKP dapat mencakup air liur, semen,
keringat, dan muntah, yang dapat ditieliti melalui keseluruhan tes yang besar pada laboratorium
pemeriksaan medis.10
Teknik apusan ganda terbukti efektif untuk mengambil air liur baik dari permukaan kulit
maupun dari benda mati. Apusan pertama dilakukan dengan menggunakan tangkai apusan yang
telah dibasahi air untuk membersihkan permukaan kulit yang kontak dengan lidah dan bibir,
dengan tekanan ringan dan gerakan sirkuler. Kemudian apusan kedua menggunakan tangkai
apusan kering untuk mengumpulkan sisa apusan pertama yang tertinggal di permukaan kulit.
Kedua apusan dikeringkan secara menyeluruh di udara pada suhu kamar, kurang lebih 45 menit
sebelum diserahkan ke pihak berwenang untuk di tes.8
Analisa uji praduga digunakan untuk mengindikasikan kehadiran air liur, yang secara khusus
sangat sulit dilihat dengan mata telanjang. Dua metode test biasa untuk mengestimasi tingkat
amylase dicontoh forensik termasuk Phadebas test dan test difusi radial tepung yodium. Warna
air liur mungkin ditemukan pada bekas gigitan, putung rokok, dan alat bekas minum. Pendekatan
biologi molekuler menggunakan turunan bagan RNA juga diambil untuk mengembangkan
sensifitas dan spesifik test untuk macam-macam cairan tubuh termasuk air liur. Begitu juga test
biologi molekuler harus bisa digunakan sebagai test untuk menguji kandungan logam pada
darah, air mani, air liur secara bersama-sama dengan kepekaan dan keakuratan yang tinggi.7
Secara visual bercak air mani pada pakaian berwarna abu-abu atau kekuningan; bila pakaian
atau bahan tersebut berwarna gelap, bercak berwarna putih mengkilap. Air mani mempunyai bau
yang khas bila masih baru (basah). Bercak air mani yang telah kering bila diraba dengan dua jari,
akan memberi kesan seperti meraba pakaian yang diberi tajin. Dengan menyinari ruangan atau

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 32


tempat dimana terjadinya peristiwa kejahatan dengan sinar-UV, bercak air mani yang sulit dilihat
bila hanya dengan mata telanjang, akan tampak sebagai daerah bercak-bercak yang
berfluoresensi putih. Cairan atau noda dapat dicurigai sebagai suatu cairan semen walaupun
pelaku telah melakukan vasektomi. Tes khusus untuk cairan semen berupa identifikasi
spermatozoa dan tes kimia terhadap noda yang ditemukan.7
Hampir dua pertiga kasus penelusuran test forensik DNA melibatkan kasus kekerasan
sesksual. Ratusan juta sperma dipancarkan (dikeluarkan) dalam beberapa mililiter cairan semen.
Noda-noda mani dapat dikarakteristikan dengan memvisualisasi sel-sel sperma dengan uji acid
phosphatase (AP) atau prostate specific antigen (PSA atau p30).6
Uji mikrokospik di beberapa laboratorium dapat melihat kehadiran spermatozoa pada kasus
kekerasan seksual. Bagaimanapun laki-laki aspermic atau oligospermic tidak juga mempunyai
sperma atau kadar sperma yang rendah dalam ejakulasi cairan semen mereka. Sebagai tambahan,
vasektomi pada laki-laki tidak akan menghasilkan sperma. Oleh karena itu pengujian-pengujian
yang dapat mengidentifikasi enzim-enzim spesifik mani membantu memverifikasi
kehadiran/keberadaan mani pada kasus-kasus kekerasan seksual.8
Acid phospatase adalah enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat di dalam cairan semen
dan didapatkan pada konsentrasi tertinggi di atas 400 kali dalam mani dibandingkan yang
mengalir dibagian tubuh yang lain. Warna ungu dengan penambahan beberapa penurunan
sodium alpha naphthylphospate dan solusi Fast Blue B atau fluoresensi dari 4-methyl
umbelliferyl phospate di bawah sinar ultraviolet (UV) mengindikasikan kehadiran (keberadaan)
AP. Daerah yang luas pada kain dapat disaring dengan menekan kain atau sprei melawan ukuran
kertas penyaring yang basah dan kemudian menggunakan kertas penyaring untuk tes-tes praduga
(presumtimptive).9
Sebagai kemungkinan yang lain pencarian sistematik dapat dilakukan pada semua wilayah
dari kain di bawah pengujian untuk membantasi lokasi air mani dengan masing-masing
pengujian berurutan.5
Prostate specific antigen diketemukan pada tahun 1970an dan dapat menunjukkan nilai
forensik dengan mengidentifikasi suatu protein dengan nama p30 yang nyata menunjukkan
30.000 bobot molekuler. p30 pada permulaannya adalah gagasan yang unik untuk cairan semen
walaupun hal ini dilaporkan mempunyai tingkat yang rendah pada susu ibu dan cairan-cairan
yang lain. Macam-macam PSA pada tingkatan rata-rata mulai 300-4.200ng/mL pada cairan mani.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 33


Seratec dan diagnosa Abacus menandai PSA/p30 perangkat uji yang sama untuk menguji
kehamilan sederhana dan yang mungkin digunakan untuk identifikasi forensik cairan mani.6
Kebanyakan laboratorium forensik meneliti spermatozoa sebagai bagian dari konfirmasi
kehadiran mani dalam suatu contoh evidentiary. Metode yang lazim digunakan adalah metode
membuktikan air mani yang telah mengering dari kain atau dari kulit manusia dengan de-
ionisasi kain penyeka yang dilembabkan (kain penyeka yang dilembabkan dengan deionisasi).
Bagian sel-sel yang akan dipulihkan diletakkan dalam slide mikroskop dan tetap berada di atas
slide. Sel-sel yang akan diperiksa diwarnai dengan pewarna “Christmas Tree” terdiri dari
aluminium sulfat, nuclear fast red, picric acid, dan indigo carmine. Slide pewarna diuji di bawah
cahaya mikroskop untuk sel-sel sperma dengan bentuk kepala dan ekor yang panjang. Christnas
Tree memberi tanda warna pada ujung kepala sperma dengan warna merah menyala atau merah
muda, sedangkan ekor kepala sperma dengan warna merah tua, separuh potongan separmatozoa
berwarna biru, dan warna ekornya hijau kenuningan. John Herr dari Universitas Virginia
mengembangkan beberapa “pewarnaan sperma” dengan tanda pijar pada bagian kepala dan ekor
spermatozoa dengan spesifik antibodi sperma dan dengan demikian membuat lebih mudah untuk
mengamati sel-sel sperma dalam kehadirannya pada kelebihan sel-sel epithelial wanita.6,8

F) BUKAL (ORAL) SWAB


Gunakan kapas yang bersih untuk mengumpulkan bukal (oral) sampel. Gosok
permukaan bagian dalam pipi secara menyeluruh. Mengeringkan swab dan menempatkan di atas
kertas yang bersih atau amplop dengan sudut tertutup. Jangan menggunakan kemasan plastik.
Mengidentifikasi masing-masing sampel dengan waktu, tanggal, nama orang, lokasi, nama
pengumpul, nomor kasus, dan nomor bukti. Membungkus sampel oral dari individu yang
berbeda secara terpisah. Sampel bukal tidak perlu didinginkan. Kirim ke laboratorium sesegera
mungkin.6,7
Jika darah yang digunakan untuk rujukan atau sampel oral tidak dapat diperoleh, sebuah
sampel referensi alternatif dapat diserahkan (untuk pemeriksaan nuklir saja). Ini mungkin
termasuk barang-barang seperti sampel bedah, pap smear, gigi yang dicabut, atau sikat gigi atau
item pakaian diketahui hanya digunakan oleh individu tertentu aja.8

G)SPERMA

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 34


Pemeriksaan sperma merupakan bagian yang sangat penting dalam mengungkap kasus
tindak pidana seksual sebab pemeriksaan tersebut tidak hanya dapat membuat terang perkara
tersebut, tetapi juga dapat menjelaskan identitas pelakunya. Mengingat sperma terdiri atas sel
spermatozoa dan plasma maka pertama-tama yang perlu dibuktikan terhadap sesuatu objek yang
diduga sperma adalah membuktikan secara medik ke dua unsur tersebut. Jika benar sperma
manuasia maka selanjutya dapat dilakukan pemeriksaan DNA dengan memanfaatkan sel-sel
yang ditemukan2

Adanya air mani yang tercecer baik pada pakainan korban maupun pada seprei, sarung
bantal, kelambu dan bahan tekstil lainnya dengan mudah dapat diketahui oleh penyidik; adapun
cara untuk mengetahuinya adalah sebagai berikut :2,6
a. Visual : pada pakaian atau tekstil yang berwarna cerah. Bercak air mani akan berwarna
abu-abu atau agak kekuning-kuningan; sedangkan pada bahan pakaian atau tekstil yang
berwarna gelap akan tampak bercak air mani mengkilat.bentuk bercak biasanya tidak
teratur dengan intesitas warna yang lebih tegas pada bagian pinggir bercak.
b. Mencium baunya : jika bercak air mani masih baru, basah maka dapat dikenali dari
baunya yang khas.
c. Meraba : bercak air mani yang telah mongering pada pakaian atau tekstil jika diraba
dengan dua jari akan member kesan seperti meraba kain yang telah kering dikanji.
d. Sinar ultra-violet : penyidik perlu dilengkapi dengan lampu senter ultra violet. Dengan
menyinari pakaian atau bahan teksil yang terdapat di TKP dengan sinar ultra violet, yang
memberikan flouresensi putih; oleh karena air mani mengandung zat berfluoresensi bila
di sinari dengan sinar ultra violet.

Dengan mengetahui cara mencari bercak air mani seperti diatas penyidik akan lebih
selektip dalam mengambil dan mengirim barang bukti pada kasus-kasus kejahatan seksual
atau penyimpanan seksual.6

A. PEMERIKSAAN SPERMATOZOA

Spesimen basah dapat diambil dariliang senggama dengan ose platina atau pipet. Jika dengan
cara ini tidak ada cairan yang terambul maka perlu dilakukan penyemprotan dengan cairan yang
fisiologis kedalam liang senggama (fornix posterior), kemudian cairan tersebut diambil dan
dipusingkan (disentrifusir). Edapan-nya diteteskan di atas gelas obyek, ditutup dengan deck-

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 35


glass dan diperiksa di bawah mikroskop secara langsung atau dicat lebih dulu dengan Methylen
atau Hematoxylin Eosin.6

Spesimen kering diambil dari bercak-bercak yang telah kering. Sesudah bercak itu dikerok,
ditetesi dengan cairan fisiologis atau dikerok maka bercak itu dikerok, ditetesi dengan cairan
fisiologis atau asam acetat glacial. Jika bercak menempel pada pakaian dan diatas gelas objek
dan diatasnya ditetesi cairan HCl 1% atau asam acetat glacial 0,3%. Sesudah itu dilihat di bawah
mikroskop secara langsung atau dilakukan pengecatan lebih dahulu. Sebaiknya dilakukan tes
skrining lebih dahulu dengan menggunakan ultraviolet. Hanya bercak yang mengalami
fluorescensu saja yang dilakukan pemeriksaan.6,8

B. PEMERIKSAAN PLASMA SPERMA

Jika pada pemeriksaan tidak ditemukan spermatozoa, tidak berarti yang diperiksa buka
sperma. Mungkin pemerkosa menderita azosspermia atau telah menjalani vasektomi sehingga
spermatozoa tidak ditemukan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemeriksan lanjutan untuk
mengetahui adanya unsur plasma; seperti misalnya acid phospatase, spemine atau choline7.

1. Pemeriksaan Acide Phosphatase


Karena zat ini merupakan enzyme yang mudah rusak maka pemeriksaan tersebut harus
dilakukan secepatnya. Pemeriksaan dapat dilakukan secara kualitiatif ataupun kuantitatif.
2. Pemeriksaan Spermine (Berbio Test)
Cairan sperma diletakkan diatas gelas obyek, ditetesi larutan asam jenuh, ditutup deck glass
dan dilihat di bawah mikroskop. Akan terbentuk Kristal-kristal dari spermine nitrat yang
bentuknya kecil-kecil seperti jarum dan berwarna kuning.
3. Pemeriksaan Choline (Florens Test)
Cairan sperma ditetesi larutan yang terdiri atas campuran 1,65 gram KJ, 2,54 J dan 30 ml
aquadest. Dibawah mikorskpo akan terlihat Kristal choline jodida yang bentuknya seperti
jarum atau belah ketupat dan berwarna coklat.

H) BUKTI AIR MANI DARI KEKERASAN SEKSUAL


Korban kekerasan seksual harus menjalani pemeriksaan kesehatan di rumah sakit dengan
menggunakan kit kekerasan seksual sebagai bukti standar untuk mengumpulkan bukti vagina,
oral, dan anal. Didinginkan dan serahkan bukti ke laboratorium sesegera mungkin.6,8

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 36


I) AIR LIUR DAN URIN, CAIRAN LAIN DARI TUBUH
Menyerap air liur atau urin yang dicurigai ke kain bersih atau kapas. Mengeringkan kain
atau swab dan dikemas dengan kertas yang bersih atau amplop dengan sudut tertutup. Jangan
gunakan wadah plastik. Hantar objek kecil yang dicemari air liur atau urin kering ke
laboratorium. membungkus untuk mencegah menghilangkan stain itu dengan tindakan abrasive
selama pengiriman. Membungkus dengan kertas yang bersih atau amplop dengan sudut tertutup.
Jangan gunakan wadah plastik.6,7
Apabila mungkin, memotong sampel besar dari benda-benda yang tidak bisa digerak
tetapi dicurigai dicemari air liur atau urin dengan alat yang bersih dan tajam. membungkus untuk
mencegah kehilangan noda oleh tindakan abrasif selama pengiriman. Membungkus dengan
kertas bersih. Jangan gunakan wadah plastik.7,8
Ambil puntung rokok dengan bersarung tangan atau forseps bersih. Jangan mengirimkan
abu. Mengering dan menempatkan puntung rokok dari yang ditemui dari tempat yang sama
dalam kertas yang bersih atau amplop dengan sudut tertutup. Jangan mengirim asbak kecuali
diminta untuk pemeriksaan cetak laten . Membungkus asbak secara terpisah. Jangan gunakan
wadah plastik.8,9
Ambil permen karet dengan bersarung tangan atau forseps bersih. Mengering dan
menempatkan di kertas yang bersih atau amplop dengan sudut tertutup. Jangan gunakan wadah
plastik.Ambil amplop dan perangko dengan bersarung tangan atau forseps bersih dan
menempatkan dalam amplop yang bersih. Jangan gunakan wadah plastik.6

J) JARINGAN, TULANG, DAN GIGI


Ambil jaringan, tulang, dan gigi dengan tangan bersarung atau forseps bersih. Kumpulkan 1-
2 inci kubik otot skeletal. Kirim tulang keseluruhan. Memotong tulang meningkatkan
kemungkinan kontaminasi. Kumpulkan gigi dalam urutan sebagai berikut:5,6
 Molar yang tidak dipulihkan.
 Premolar tidak dipulihkan.
 Kaninus tidak dipulihkan.
 Insisivus tidak dipulihkan.
 Molar dipulihkan.
 Premolar dipulihkan.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 37


 Kaninus dipulihkan.
 Insisivus dipulihkan.

Tempatkan sampel jaringan dalam wadah plastik kedap udara yang bersih tanpa formalin
atau formaldehida. Tempatkan gigi dan sampel tulang di kertas yang bersih atau amplop dengan
sudut tertutup. Bekukan bukti dan tempatkan di wadah styrofoam, dan masukkan ke es kering
selama pengiriman.7,8

memelihara bukti dna bagi penyimpanan jangka panjang


Darah / air liur (sampel rujukan).
Dinginkan, jangan beku, sampel darah cair.Simpan di kulkas, bekukan (jika kering), atau
pada suhu kamar, jauh dari cahaya dan kelembaban.10

Darah / air mani (sampel bukti).


Simpan di kulkas, dibekukan, atau pada suhu kamar, jauh dari cahaya dan kelembaban.10

K) SIDIK JARI
Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari epidermis pada
telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari kaki, yang juga dikenal sebagai
“dermal ridges” atau “dermal papillae”, yang terbentuk dari satu atau lebih alur-alur yang saling
berhubungan. Dari bayi pun, kita semua sudah mempunyai sidik jari yang sangat identik dan
tidak dimiliki orang lain. Alur-alur kulit di ujung jari dan telapak tangan dan kaki mulai tumbuh
di ujung jari sejak janin berusia empat minggu hingga sempurna saat enam bulan di dalam
kandungan.9,8
Bila catatan sidik jari seseorang ada, maka mudah untuk diidentifikasi. Pertama kali,
dactylography ini ditemukan oleh Herschel, tapi Sir Francis Balton adalah orang pertama yang
mengambil tanda-tanda ibu jari dan jari-jari lain untuk identitas seseorang dan membuat
golongan-golongannya. Cap jari adalah saluran –saluran kulit dan pori-pori ini bersifat tetap dan
tidak berubah seumur hidup. Setiap jari tangan mempunyai gambaran yang lain. Kemungkinan
gambaran sidik jari yang sama dari 2 orang yang berlainan adalah 1:64.000.000. Jadi tanda
tersebut dianggap tanda pasti untuk identitas seseorang.7,8
Metode ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari antemortem. Sampai
saat ini, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang diakui paling tinggi ketepatannya

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 38


untuk menentukan identitas seseorang. Dengan demikian harus dilakukan penanganan sebaik-
baiknya terhadap jari tangan jenazah untuk pemeriksaan sidik jari, misalnya dengan melakukan
pembungkusan kedua tangan jenazah dengan kantong plastik.2,3
Keunggulan sidik jari dibandingkan dengan DNA adalah bahwa sidik jari dapat
dibedakan antara dua anak kembar (prabhakar 2001), sedangkan DNA tidak dapat dibedakan.
Sebaliknya, DNA dapat memberikan identitas seseorang dengan lengkap dibandingkan dengan
sidik jari laten dan parsial yang tertinggal pada tempat kejadian.10
Dibawah ini merupakan sifat-sifat khusus yang dimiliki sidik jari :
1. Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit manusia
seumur hidup.
2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapatkan kecelakaan
yang serius.
3. Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.10
Ada 3 golongan bentuk sidik jari, yaitu:
1. Tipe Arch, Pada patern ini kerutan sidik jari muncul dari ujung, kemudian mulai naik di
tengah, dan berakhir di ujung yang lain.
2. Tipe Loop, Pada patern ini kerutan muncul dari sisi jari, kemudian membentuk sebuah
kurva, dan menuju keluar dari sisi yang sama ketika kerutan itu muncul.
3. Tipe Whorl, Pada patern ini kerutan berbentuk sirkuler yang mengelilingi sebuah titik
pusat dari jari.
Identifikasi melalui sidik jari ini sangat penting, oleh karena itu perlu dilakukan berbagai
usaha untuk mendapatkannya. Kadang-kadang dijumpai mayat sudah tidak utuh lagi atau sudah
mengalami proses pembusukan, pengambilan sidik jari masih tetap dapat dilakukan. Pada mayat
sudah mengalami kerusakan, jari-jari dimasukkan ke dalam formalin dan dicuci dengan alcohol
kemudian dikeringkan dan diambil cap jarinya. Jari-jari yang berdarah dapat member bekas pada
senjata, pakaian, pintu, jendela dan lain-lain. Bekas tersebut jangan disentuh, karena polisi akan
mengambil gambaran tersebut untuk identifikasi.8,9
Dengan menggunakan pemeriksaan melalui sidik jari, beberapa hal penting dapat diperoleh,
antara lain:
1. Identifikasi pelaku tindak kriminal.
2. Identifikasi mayat yang tidak dikenal walaupun telah terjadi pembusukan.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 39


3. Bekas sidik jari yang didapati pada TKP dapat dicocokkan dengan sidik jari pada senjata
yang diduga dipakai tersangka.
4. Sebagai ganti tanda tangan yang dikenal sebagai Cap Jempol.
Dari sembilan metode identifikasi yang dikenal hanya metode penetuan jati diri dengan sidik
jari (daktiloskopi), yang tidak lazim dikerjakan oleh dokter, melainkan dilakukan oleh pihak
kepolisian. Walaupun pemeriksaan sidik jari tidak dilakukan oleh dokter, dokter masih
mempunyai kewajiban yaitu untuk mengambilkan atau mencetak sidik jari, khususnya sidik jari
pada korban yang tewas dan keadaan mayatnya yang telah membusuk. Teknik pengembangan
sidik jari pada jari yang keriput, serta mencopot kulit ujung jari yang telah mengelupas dan
memasangnya pada jari yang sesuai pada jari pemeriksa, baru kemudian dilakukan pengambilan
sidik jari, merupakan prosedur standar yang harus dikethui dokter.7,8,9
Cara pengangkatan sidik jari yang paling sederhana adalah dengan metode dusting
(penaburan bubuk). Biasanya metode ini digunakan pada sidik jari paten / yang tampak dengan
mata telanjang. Sidik jari laten biasanya menempel pada lempeng aluminium, kertas, atau
permukaan kayu. Agar dapat tampak, para ahli dapat menggunakan zat kimia, seperti lem
(sianoakrilat), iodin, perak klorida, dan ninhidrin. Lem sianoakrilat digunakan untuk
mengidentifikasi sidik jari dengan cara mengoleskannya pada permukaan benda aluminium yang
disimpan di dalam wadah tertutup, misalnya stoples. Dalam stoples tersebut, ditaruh juga
permukaan benda yang diduga mengandung sidik jari yang telah diolesi minyak. Tutup rapat
stoples. Sianoakrilat bersifat mudah menguap sehingga uapnya akan menempel pada permukaan
benda berminyak yang diduga mengandung sidik jari. Semakin banyak sianoakrilat yang
menempel pada permukaan berminyak, semakin tampaklah sidik jari sehingga dapat
diidentifikasi secara mudah.
Cara lainnya dengan menggunakan iodin. Iodin dikenal sebagai zat pengoksidasi. Jika
dipanaskan, iodin akan menyublim, yaitu berubah wujud dari padat menjadi gas. Kemudian, gas
iodin ini akan bereaksi dengan keringat atau minyak pada sidik jari. Reaksi kimia ini
menghasilkan warna cokelat kekuning-kuningan. Warna yang dihasilkan tidak bertahan lama
sehingga harus segera dipotret agar dapat didokumentasikan. Zat kimia lain yang biasa
digunakan adalah perak nitrat dan larutan ninhidrin. Jika perak nitrat dicampurkan dengan
natrium klorida, akan dihasilkan natrium nitrat yang larut dan endapan perak klorida. Keringat
dari pelaku mengandung garam dapur (natrium klorida, NaCl) yang dikeluarkan melalui pori-

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 40


pori kulit. Pada praktiknya, larutan perak nitrat disemprotkan ke permukaan benda yang diduga
tersentuh pelaku. Setelah 5 menit, permukaan benda akan kering dan perak nitrat pun terlihat.
Lalu, sinar terang atau ultra violet yang disorotkan ke permukaan benda akan membuat sidik jari
yang mengandung perak nitrat terlihat. Seperti halnya iodin, warna yang dihasilkan tidak
bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar dapat didokumentasikan. Ninhidrin
merupakan zat kimia yang dapat bereaksi dengan minyak dan keringat menghasilkan warna
ungu. Jika jari pelaku kejahatan mengandung minyak atau keringat, lalu tertempel pada
permukaan benda, sidik jarinya akan terlihat dengan cara menyemprotkan larutan ninhidrin.
Setelah dibiarkan selama 10-20 menit, akan tampak warna ungu. Proses ini dapat dipercepat
dengan memanfaatkan panas lampu. 9
Metode paling mutakhir yang digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari adalah teknik
micro-X-ray fluorescence (MXRF). Teknik ini dikembangkan oleh Christopher Worley, ilmuwan
asal University of California yang bekerja di Los Alamos National Laboratory. Dibandingkan
dengan metode lainnya yang biasa digunakan, teknik MXRF mempunyai beberapa kelebihan.
MXRF dapat mengidentifikasi sidik jari yang tidak dapat diidentifikasi metode lain.9,10
Beberapa alat yang digunakan dalam pengambilan sidik jari, yang diantaranya adalah :
1. Stamping Kit
2. Kartu Sidik Jari AK-23
3. Kartu Tik atau Kartu Sidik Jari AK-24
4. Tinta Daktiloskopi
5. Roller
6. Magnifier/Loop
7. Sinyalemen

Terdapat pula berbagai macam alat yang berhubungan dengan sidik jari yang digunakan
dalam identifikasi dan penyidikan, alat-alat tersebut antara lain:
1. Fingerprint Magnifier
2. Forensic Comparator Type FC-281
3. Forensic Opsical Comparator Type FX-8A
4. Laboratory Fuming Cabinet
5. Fingerprint Development Station

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 41


6. Laser Photonics Printfinder

L)TOKSIKOLOGI
Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak normal yang
disebabkan oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain. Salah satu contohnya pada intoksikasi
karbon monoksida dimana terjadi keadaan toksik sebagai akibat dari terhirup dan terserapnya gas
karbon monoksida, dimana karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin dan menggantikan
oksigen dalam darah. 6,7,8
Harus dipikirkan kemungkinan kematian akibat keracuan bila pada pemeriksaan setempat
(scene investigation) terdapat kecurigaan akan keracunan, bila pada autopsi ditemukan kelainan
yang lazim ditemukan pada keracunan dengan zat tertentu, misalnya lebam mayat yang tidak
biasa, luka bekas suntikan sepanjang vena dan keluarnya buih dari mulut dan hidung serta bila
pada autopsi tidak ditemukan penyebab kematian.
Pemeriksaan forensik dalam proses keracunan dibagi menjadi dua kelompok:
1. Bertujuan untuk mencari penyebab kematian, misalnya kematian yang
disebabkan keracunan karbon monoksida, morfin, sianida, dsb
2. Untuk mengetahui mengapa suatu peristiwa itu terjadi, misalnya peristiwa pembunuhan,
perkosaan maupun kecelakaan lalu lintas (bertujuan untuk membiuat rekaan rekonstruksi
atas peristiwa yang terjadi, misalnya apakah racun tsb berperan sehingga terjadi
kecelakaan itu).
Guna pemeriksaan tambahan misalnya sampel/organ hasil otopsi untuk pemeriksaan
toksikologi adalah untuk melengkapi Visum et Repertum baik korban hidup atau jenazah.

Pengambilan Sampel Pada Korban Yang Tewas


Prinsip pengambilan sampel pada kasus keracunan adalah diambil sebanyak- banyaknya
setelah kita sisihkan untuk cadangan dan untuk pemeriksaan histopatologi. 10
Secara umum sampel yang harus diambil adalah:
a. Pada korban hidup: sisa makanan / minuman (muntahan), darah -/ + 100 ml,
Urine -/+ 100ml

b. Pada jenazah:
- lambung dengan isinya

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 42


- seluruh usus dengan isinya dengan membuat sekat dengan ikatan-ikatan pada usus setiap jarak
sekitar 60 cm
- darah, yang berasal dari sentral (jantung), dan yang berasal dari perifer (vena jugularis, arteri
femoralis, dll) masing-masing 50 ml dan dibagi dua. Yang satu diberi bahan pengawet NaF 1%
yang lain tidak diberi pengawet
- hati, sebagai tempat detoksifikasi tidak boleh dilupakan, diambil sebanyak 500 gram
- ginjal diambil keduanya, yaitu pada kasus keracunan logam berat terutama bila urine tidak
tersedia
- otak, diambil 500 gram khusus untuk keracunan kloroform dan sianida. Hal tersebut
dimungkinkan karena otak merupakan jaringan lipoid yang mampu meretensi racun walau
telah mengalami pembusukan
- urine diambil seluruhnya, penting karena racun akan diekskresikan melalui urine khususnya
untuk tes penyaring pada keracunan narkotika dan alkohol
- empedu, karena tempat ekskresi berbagai macam racun terutama narkotika
- pada kasus khusus dapat diambil: jaringan sekitar suntikan dalam radius 5-10 cm
jaringan otot yaitu dari tempat yang terhindar kontaminasi misalnya m. Psoas sebanyak 200
gram
- lemak dibawah kulit dinding perut sebanyak 200 gram rambut yang dicabut sebanyak 10 gram
- kuku yang dipotong sebanyak 10 gram
- cairan otak sebanyak-banyaknya

Wadah Bahan Pemeriksaan Toksikologi


Idealnya terdiri dari 9 wadah dikarenakan masing-masing bahan pemeriksaan diletakkan
secara tersendiri, yaitu :
1. 2 buah peles a 2 liter untuk hati dan usus
2. 3 peles a 1 liter untuk lambung beserta isinya, otak dan ginjal
3. 4 botol a 25 ml untuk darah (2 buah), urin dan empedu
4. Wadah harus dibersihkan dahulu dengan mencucinya memakai asam kromat hangat dan
dibilas dengan aquades serta dikeringkan.
5. Bahan Pengawet

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 43


Jumlah bahan pengawet untuk sampel padat minimal 2x volume sampel tersebut, bahan
pengawet yang dianjurkan:
• alkohol absolut (untuk sampel padat/ organ)
• larutan garam jenuh (untuk sampel padat/ organ)
• Natrium fluoride 1% untuk sampel cair
• Natrium fluoride + natrium sitrat (75 mg + 50 mg) untuk setiap 10 ml sampel
cair
• Natrium benzoat dan fenil merkuri nitrat khusus untuk pengawet urine

Cara Pengiriman
Untuk melakukan pengiriman bahan pemeriksaan forensik, harus memenuhi kriteria :
1. Satu tempat hanya berisi satu contoh bahan pemeriksaan
Syarat wadah : bahan gelas/plastik, mulut lebar & bersih (baru).
- Minimal 4 buah stoples :
Stoples I : organ saluran cerna
Stoples II: Organ lain (hati, otak dll)
Stoples III: organ UGI
Stoples IV: darah/ urine
- Tutup rapat, tepi dilapisi lilin (seal) & diikat oleh tali bersambung,
2. Contoh bahan pengawet harus disertakan untuk control
3. Tiap tempat yang telah terisi disegel dan diberi label
4. Hasil autopsi harus dilampirkan secara singkat
5. Adanya surat permintaan dari penyidik yaitu:

Surat permohonan pemeriksaan:


• Histopalogi
• Toksikologi
• Trace evidence
 Keterangan yg lengkap mengenai :
• Identitas korban
• Peristiwa kematian/modus operandi

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 44


• Riwayat dan perjalanan penyakit
• Bahan apa yg dikirim
• Bahan pengawet yg dipakai
• Laporan otopsi
 Berita acara pembungkusan dan penyegelan
 Fotocopy SPVR
 Contoh segel
 Label, memuat identitas korban, jenis dan jumlah bahan pemeriksaan, tempat dan
pengambilan bahan, tanda tangan dan nama penyegel dan dokter yang mengotopsi, cap
stempel, dan segel dinas

BAB 3

KESIMPULAN

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 45


Tempat kejadian ialah tempat terjadinya kematian korban atau kejadian jenazah pada
suatu kasus. Cara dan pemeriksaan tempat kejadian adalah berlandaskan “Prinsip Locard” yang
mengatakan setiap sentuhan meninggalkan kesan atau bekas, oleh karena itu, bukti-bukti fisik
dapat dipindakan dari tersangka kepada korban dan tempat kejadian, dan begitu juga sebaliknya.
Tujuan utama pemeriksaan tempat kejadian adalah untuk mengambil sampel untuk dijadikan
bukti pembicaraan saksi. Selain itu juga untuk mengenal pasti identitas orang yang berada di
tempat kejadian. Bukti-bukti ini disusun dari awal untuk memperkirakan hal yang telah terjadi di
tempat kejadian terhadap korban. Pemeriksa tempat kejadian yang berpengalaman harus memilih
bukti-bukti yang berkaitan dengan jenazah dan meninggalkan yang tidak berkaitan.
Jejak bukti (trace evidence) merujuk pada berbagai jenis material yang memiliki karakter
kimia dan fisik yang dapat digunakan untuk membuktikan apakah tersangka berada pada tempat
kejadian perkara. Material yang digunakan untuk mengidentifikasi suspek meliputi semua
termasuk rambut hingga serat pakaian. Identifikasi jejak bukti merupakan proses
membandingkan karakter kimia dan fisik dari sampel yang didapat pada tempat kejadian perkara
dengan asal mulanya. Trace evidence adalah bukti yang dijumpai saat objek-objek yang berbeda
berhubungan satu sama lain. Barang bukti : benda-benda yang dipergunakan untuk memperoleh
hal-hal yang benar-benar dapat meyakinkan hakim akan kesalahan terdakwa terhadap perkara
pidana yang di tuduhkan. Barang bukti adalah benda bergerak atau tidak berwujud yang dikuasai
oleh penyidik sebagai hasil dari serangkaian tindakan penyidik dalam melakukan penyitaan dan
atau penggeledahan dan atau pemeriksaan surat untuk kepentingan pembuktian dalam
penyidikan, penuntutan, dan peradilan.
Keterangan Ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki
keahlian khusus tentang suatu hal yang diperlukan untuk memperjelas perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan.
Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang diduga memiliki kaitan, baik
antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, yang menandakan
telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Petunjuk hanya dapat diperoleh dari
keterangan saksi, surat dan keterangan terdakwa.
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang cukup bermakna, karena darah
mempunyai cirri-ciri tersendiri sehingga dapat membantu memecahkan suatu perkara, misalnya

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 46


kasus pembunuhan, kecelakaan, bunuh diri, identifikasi bayi yang tertukar (disputed Paternity
Cares) ataupun dalam menentukan apakah darah tersebut berasal dari manusia atau bukan,
antemortem/ postmortem, bayi atau dewasa, wanita atau pria, dan lain-lain. Pada pemeriksaan
golongan darah, ada beberapa system yang dikenal tetapi system yang dilakukan adalah
pemeriksaan golongan darah dengan system ABO.
Rambut merupakan faktor yang penting dalam menentukan identitas karena tahan
terhadap pembusukan, pewarnaan, pembilasan, dan adanya bekas potongan akan mudah sekali
diketahui. Suku bangsa seseorang juga bisa diketahui dengan mengamati rambut. Analisa rambut
forensik adalah metode ilmiah untuk menganalisis tanda bukti dari tempat kejadian perkara
(TKP). Ini menyangkut pemeriksaan batang rambut, termasuk medulla (inti), korteks (lapisan
tengah) dan kutikula (mencakup bagian luar) melalui mikroskop dan, kadang-kadang,
menemukan bukti DNA dalam jaringan yang tertinggal pada batang rambut.
Sampel kuku harus diperoleh dari yang melapor jika persoalan pelanggaran menunjukkan
bahwa tanda bukti mungkin hadir, misalnya, jika terjadi perebutan atau jika rincian serangan ini
adalah tidak pasti dan ahli forensik, dalam mengamati tangan pelapor , mendapati ada sesuatu
yang menarik dijumpai di bawah atau pada permukaan kuku. Juga harus dipertimbangkan jika
kuku pecah selama pelanggaran dan bagian yang pecah bisa dicari dari tempat kejadian. Sampel
optimal adalah potong seluruh kuku karena ini lebih praktis untuk ditangani. Namun, dalam
beberapa kasus, kuku mungkin terlalu pendek untuk dipotong atau pelapor mungkin tidak
memberi persetujuan untuk mengambil sampel. Dalam kasus tersebut, mengorek bahan di bawah
kuku dilakukan dan sampel tersebut diambil menggunakan tapered stick atau kedua sisi kuku
harus diseka dengan menggunakan teknik double-swab. Ketika mendapatkan korekan kuku, ahli
forensik harus mencoba untuk tidak mengganggu nail bed.
Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan antara lain gigi
merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh lingkungan yang
ekstrim, karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi
menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi., kemungkinan tersedianya data
antemortem gigi dalam bentuk catatan medis gigi (dental record) dan data radiologis, gigi geligi
merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morfologis, yang mempunyai letak yang
terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot
tersebut terlebih dahulu, bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 47


bahwa gigi manusia kemungkinan sama satu banding dua miliar, gigi geligi tahan panas sampai
suhu kira-kira 400ºC., dan gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh
yang terbunuh dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan giginya
masih utuh.
Cairan merupakan beberapa bukti kelumit organik yang paling sering disebut karena
dapat ditentukan dari komposisinya. Cairan yang tertinggal di TKP dapat mencakup air liur,
semen, keringat, dan muntah, yang dapat ditieliti melalui keseluruhan tes yang besar pada
laboratorium pemeriksaan medis.
Pemeriksaan sperma merupakan bagian yang sangat penting dalam mengungkap kasus
tindak pidana seksual sebab pemeriksaan tersebut tidak hanya dapat membuat terang perkara
tersebut, tetapi juga dapat menjelaskan identitas pelakunya. Mengingat sperma terdiri atas sel
spermatozoa dan plasma maka pertama-tama yang perlu dibuktikan terhadap sesuatu objek yang
diduga sperma adalah membuktikan secara medik ke dua unsur tersebut. Jika benar sperma
manuasia maka selanjutya dapat dilakukan pemeriksaan DNA dengan memanfaatkan sel-sel
yang ditemukan.
Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari epidermis pada
telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari kaki, yang juga dikenal sebagai
“dermal ridges” atau “dermal papillae”, yang terbentuk dari satu atau lebih alur-alur yang saling
berhubungan. Dari bayi pun, kita semua sudah mempunyai sidik jari yang sangat identik dan
tidak dimiliki orang lain. Bila catatan sidik jari seseorang ada, maka mudah untuk diidentifikasi.
Cap jari adalah saluran –saluran kulit dan pori-pori ini bersifat tetap dan tidak berubah seumur
hidup. Setiap jari tangan mempunyai gambaran yang lain. Kemungkinan gambaran sidik jari
yang sama dari 2 orang yang berlainan adalah 1:64.000.000. Jadi tanda tersebut dianggap tanda
pasti untuk identitas seseorang.
Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak normal yang
disebabkan oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain. Pemeriksaan forensik dalam proses
keracunan dibagi menjadi dua kelompok yakni bertujuan untuk mencari penyebab kematian,
misalnya kematian yang disebabkan keracunan karbon monoksida, morfin, sianida, dsb serta
untuk mengetahui mengapa suatu peristiwa itu terjadi, misalnya peristiwa pembunuhan,
perkosaan maupun kecelakaan lalu lintas (bertujuan untuk membiuat rekaan rekonstruksi atas
peristiwa yang terjadi, misalnya apakah racun tsb berperan sehingga terjadi kecelakaan itu).

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 48


DAFTAR PUSTAKA

1. Wahid, Shahrom A. 1993. Patologi Forensik. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian
pendidikan malaysia. Kuala Lumpur.118-130.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 49


2. Dahlan, sofwan. 2004. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan Penegak
Hukum. Badan penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Chapter 18. Hal 255-269
3. Nelson, Emily. 2011. Trace Evidence. Available from :
http://www.myforensicsciencedegree.com/trace-evidence/ [Accesed Mei, 2011]
4. George, F. G. 2011. Trace Evidence. Available from :
http://en.wikipedia.org/wiki/Trace_evidence [Accesed Mei, 2011]
5. Gani, M Husni. 2003. Ilmu kedokteran forensik Fakultas Kedokteran universitas
andalas.109-111.
6. Indries, Abdul Mun’im., Tjiptomartono, Agung Legowo. 2011. Penerpan ilmu kedokteran
forensik dalam proses penyidikan. Sagung Seto. Hal 9-30.
7. Franklin, C. A. 1988. Modi’s Textbook of Medical Jurisprudence And Toxicology 21th ed.
Bombay N.M. Tripathi Private Limited. Chapter VII. Hal 104-152.
8. Wheeler, Barbara P., Wilson, Lori J. 2008. Practical Forensic Microscopy. A laboratory
Manual. Experiment 21 : semen examinations. Wiley-Blackwell. Page 289-293
9. Nandy, Apurba. 2001. Principles of Forensic Medicine. India : New Central Book
Agency. Page 129-132.
10. Chadha, P.V. 2003. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi edisi V. Jakarta:
Medika.

TRACE EVIDENCE IN FORENSIC Page 50

Anda mungkin juga menyukai