Anda di halaman 1dari 166

PT.

PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

1. INTRUMENTASI dan KONTROL

1.1 Instrumentasi pada Proses Pembangkitan

Kemajuan dunia teknologi ditandai dengan berkembang dan meningkatnya metoda


pemantauan dan pengendalian lingkungannya dengan tujuan meningkatkan kemampuan untuk
beradaptasi, memperkirakan, menurunkan resiko dan menghilangkan efek buruk terhadap
kehidupan dan lingkungan. Sebaliknya, istilah kontrol berarti metoda-metoda memaksa
parameter-parameter lingkungan untuk mengikuti harga-harga tertentu. Fungsi sistem
instrumentasi dan pengukuran (Instrumentation and Measurement systems) dapat
diklasifikasikan kedalam kategori berikut ini.

a. Penilaian harga atau kualitas (Value or quality assessment) – Inilah tujuan tertua
pengukuran dalam sejarah peradaban. Contoh instrument asesmen harga adalah adalah
timbangan perdagangan. Timbangan membantu kita dengan cara membandingkan dengan
berat standard untuk menentukan harga jual suatu barang. Contoh lainnya, pemanfaatan
sistem pengukur meteran air atau listrik (kwh meter). Di lingkungan pembangkitan, banyak
pengukuran untuk menjamin kualitas keandalan produksi listrik sesuai yang dibutuhkan.

b. Keselamatan dan Proteksi (Safety and Protection) – Bertujuan memantau dan mendeteksi
situasi berbahaya tertentu untuk menentukan aksi adaptif, protektif danpreventif; misalnya
tujuan pemantauan suhu untuk menentukan tindakan adaptif atau protektif. Dalam beberapa
hal, sistem pengukuran dibuat untuk menyulut suara atau lampu peringatan alarm, misalnya
alarm kebakaran; atau untuk mengambil tindakan lain seperti membuka katup pelepas
tekanan (relief valve) untuk mencegah tekanan lebih yang menyebabkan pecah.

c. Kendali otomatis (Automatic Control) – Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa istilah


kontrol berarti metoda-metoda memaksa parameter-parameter lingkungan untuk mengikuti
harga-harga tertentu. Misalnya menjaga ketersediaan air dalam tangki; mempertahankan
tinggi/level air dalam tangki ketel uap, atau proses start/stop dan pengoperasian unit
pembangkit. Secara umum, semua elemen-elemen yang diperlukan untuk melaksanakan
tujuan kendali (control) termasuk sistem instrumentasi, biasanya dijelaskan dengan istilah
sistem kendali (control system).

d. Pengumpulan data (Data collection) – Dalam banyak hal, data dikumpulkan dan diarsipkan
sebagai informasi untuk menganalisis penyebab gangguan dan pengembangan model
proses yang lebih baik

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    1 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

Teknologi kontrol buatan pertama kali dikembangkan memanfaatkan manusia sebagai bagian
integral aksi kontrol. Setelah mempelajari bagaimana menggunakan mesin dan elektronika
serta computer untuk menggantikan fungsi manusia, mulailah digunakan istilah kontrol otomatis
(automatic control). Pada proses kontrol, tujuan utamanya adalah mengatur harga suatu
kuantitas. Mengatur berarti menjaga harga tersebut tetap pada harga yang diinginkan walau
apa pun pengaruh dari luar. Harga yang diinginkan disebut harga acuan atau set-point.

Paragraf berikut menggunakan pengembangan suatu sistem kontrol untuk contoh kontrol
proses tertentu untuk mengenalkan beberapa istilah dan lambing di lapangan. Gambar 1.1
menunjukkan proses yang akan digunakan pada pembahasan berikut. Cairan mengalir ke
dalam tangki dengan laju qin, dan keluar dari tangki dengan laju qout. cairan dalam tangki
berketinggian (level) h. Tinggi cairan dalam tangki akan dipertahankan pada harga tertentu H,
walau berapa pun laju aliran masuk tangki.

1.1.1 Kontrol manual (Manual Control)

Untuk mengatur tinggi level, tangki dilengkapi dengan satu tabung gelas penduga S, seperti
gambar 1.1. Tinggi level cairan yang ada h disebut controlled variable (variabel terkontrol).
Aliran keluar tangki bisa dirobah oleh operator melalui katup. Laju aliran keluar disebut
manipulated variable atau controlling variable (variabel terselewengkan atau variabel
pengkontrolan).

Gambar 1.1 Kontrol Level Manual (Manual Level Control).

Dengan memanipulasi posisi katup, operator mengkontrol tinggi level tangki sedekat mungkin
dengan level yang diinginkan H.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    2 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

Disini, manusia operator menggunakan matanya sebagai elemen perasa (sensing element)
level. Umumnya, pada operasi manual, manusia merasakan: melihat, menyentuh, mencium,
merasa dan mendengar merupakan sistem pengukuran. Dalam banyak hal, manusia operator
bisa dibantu dengan sensor lain, misalnya indikator level, suhu, dan tekanan.

1.1.2 Kontrol Otomatis (Automatic Control)

Untuk menyediakan kontrol otomatis, sistem harus dimodifikasi seperti ditunjukkan pada
gambar 1.2, dimana mesin, elektronik atau komputer menggantikan operasi oleh manusia
operator.

Satu alat yang disebut perasa (sensor) ditambahkan, yang mampu mengukur nilai harga level
dan mengobahnya menjadi sinyal proporsional s. Sinyal ini disiapkan sebagai masukan input ke
mesin, rangkaian eletronik atau komputer, yang disebut pengkontrol (controller). Pengkontrol ini
melakukan fungsi manusia mengevaluasi pengukuran dan menyiapkan sinyal keluaran U untuk
merobah posisi katup melalui suatu penggerak actuator (motor atau sistem numatik/hidrolik)
yang terhubung ke katup dengan sambungan mekanikal. Inilah contoh khas dari kontrol proses
otomatik (automatic process control)

Gambar 1.2 Kontrol Level Otomatik cairan dalam tangki.

Instrumentasi yang tepat untuk sistem kontrol otomatis yang dimaksud pada gambar 1.2,
ditunjukkan pada gambar 1.3. Sensor level mengirim hasil pengukurannya sebagai suatu sinyal
listrik ke pengkontrol elektronik. Pengkontrol diprogram untuk membandingkan sinyal yang
diterima dengan harga yang disimpan H. Kemudian pengkontrol menghitung suatu harga

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    3 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

sebagai suatu sinyal yang akan dikirim katup kontrol (unit penggerak – actuator) untuk
mengobah aliran. Pengkontrol bisa juga dihubungkan ke komputer atau rekorder. Pada situasi
yang lebih realistis bisa juga dibuat Alarm untuk mengingatkan/ menyiagakan operator jarak
jauh jika level dalam tangki menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah yang bisa merusak
katup/actuator, tangki atau pipa, dll. Bisa juga mengirim laju aliran ke monitor,atau jumlah total
aliran untuk perhitungan biaya dengan menambahkan alat ukur pada sisi keluar tangki.
Pengukuran ini biasanya dikirim ke komputer yang terhubung ke jaringan komputer perusahaan
untuk diproses di bagian lain. Untuk tujuan pemeliharaan, banyak alat ukur dilapangan (field
instruments) juga dilengkapi dengan indikator lokal, yaitu harga yang terukur ditunjukkan di lokal
dan juga dikirim sebagai sinyal ke pusat kontrol.

Gambar 1.3 Instrumentasi untuk kontrol level otomatis

1.2 Diagram Blok Kontrol Proses (Process Control Block Diagram)

Tujuan pendekatan diagram blok adalah untuk memungkinkan suatu proses dianalisis sebagai
interaksi sub-sistem lebih kecil dan lebih sederhana. Jika karakter setiap elemen sistem bisa
ditentukan, maka kemudian karakter sistem yang terpasang dapat ditentukan dengan
mensaling-hubungkan subsistem-subsistem tersebut. Satu model bisa dibuat dengan
menggunakan blok-blok yang melambangkan tiap-tiap elemen yang berbeda. Karakter suatu
operasi proses bisa dikembangkan dari memperhatikan sifat dan perantara elemen-elemennya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    4 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

1.2.1 Elemen-elemen Lup Kontrol Proses (Elements of Process control loop)

Elemen-elemen suatu sistem kontrol proses ditentukan dengan hubungan bagian-bagian


fungsionil yang terpisah dari sistem. Paragraf berikut memberi definisi elemen-elemen dasar
sistem kontrol proses dan menghubungkannya dengan contoh diatas. Gambar 1.4
menunjukkan diagram blok yang dibuat dari elemen-elemen yang telah ditentukan sebelumnya.
Variabel yang dikontrol pada proses ditunjukkan dengan y pada diagram ini, nilai terukur dari
variabel yang dikontrol diberi simbol ym. Nilai acuan (setpoint) variabel yang dikontrol diberi
simbol ysp.

Pencari kesalahan (error) adalah titik bagian pengurangan-penambahan yang menghasilkan


sinyal error E = ysp - ym ke pengkontrol untuk pembandingan dan tindakan.

Gambar 1.4 Diagram blok suatu lup kontrol proses

Spesifikasi sistem kontrol proses untuk mengatur variabel y dalam batas tertentu dengan
respon waktu tertentu, menentukan karakteristik yang harus dimiliki sistem pengukuran. Pilihan
teknologi tertentu untuk pengukuran pada lupadalah tergantung keseluruhan kebutuhan dan
spesifikasi yang mendasari sistem kontrol. Istilah-istilah utama yang digunakan untuk
menjelaskan elemen-elemen lup kontrol adalah sebagai berikut.

Process : pada contoh sebelumnya, cairan mengalir masuk dan keluar tangki, tangkinya
sendiri, dan cairan, semuanya merupakan suatu proses yang akan dikontrol terhadap
tinggi level cairannya. Secara umum, suatu proses bisa terdiri dari suatu kumpulan
fenomena yang rumit yang berhubungan dengan beberapa urutan manufacturing.
Banyak variabel bisa dilibatkan pada proses sperti ini, dan bisa diperlukan sekali untuk
mengkontrol semua variabel ini pada waktu bersamaan. Ada proses-proses variabel
tunggal, dimana hanya satu variabel yang akan dikontrol; demikian juga proses-proses
bervariabel banyak (multi-variable), dimana banyak variabel, mungkin saling
berhubungan, yang perlu pengaturan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    5 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

Measurement : Jelaslah, untuk mempengaruhi kontrol suatu variabel pada satu proses, kita
harus memiliki informasi tentang variabel itu sendiri. Informasi itu diperoleh dengan
mengukur variabel tersebut. Pada umumnya, suatu pengukuran mengacu kepada
pengubahan variabel tersebut menjadi besaran sinyal analog yang sesuai dengan
variabel tersebut, tekanan pnumatik, tegangan atau arus listrik. Sensor adalah suatu
alat yang melaksanakan pengukuran awal dan pengubahan enerji suatu variabel
menjadi informasi pnumatik atau listrik yang sesuai. Pengubahan lebih lanjut atau
pengkondisian sinyal akan dibutuhkan untuk menyempurnakan fungsi pengukuran.
Hasil pengukuran adalah suatu pengubahan variabel menjadi beberapa informasi
yang sebanding dalam bentuk yang dibutuhkan oleh elemen-elemen lainnya dalam
operasi kontrol proses.

Transducer: Sensor yang digunakan untuk pengukuran bisa juga disebut transducer. Kata
sensor cocok untuk peralatan pengukuran awal, namun karena "transducer"
menggambarkan suatu alat yang mengubah suatu sinyal dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Sehingga, misalnya suatu alat yang mengubah tegangan menjadi arus yang
sebanding akan disebut sebuah transducer. Dengan kata lain, bahwa semua sensor
adalah transducer, tetapi tidak semua transducer adalah sensor,

Error Detector: Pada gambar 1.2, operator mengamati beda antara level sebenarnya h dengan
level yang diinginkan set-point H dan menghitung error-nya. Error ini memiliki besar
dan polaritas. Untuk sistem kontrol otomatis gambar 1.3, penentuan error yang sama
jenisnya ini harus dibuat sebelum aksi kontrol apapun dapat dilakukan oleh
pengkontrol. Walaupun error detector senantiasa merupakan bagian dari peralatan
pengkontrol, adlah sangat perlu menunjukkan perbedaan yang jelas antara keduanya.

Controller : Langkah berikutnya pada urutan kontrol proses adalah memeriksa error-nya jika
ada dan menentukan aksi apa yang harus diambil. Evaluasi bisa dilakukan oleh
operator (seperti pada contoh sebelumnya), dengan processing (pengolahan) sinyal
elektronik, dengan sinyal pnumatik atau dengan komputer. Penggunaan komputer
tumbuh dengan cepatpada bidang kontrol proses karena komputer mudah disesuaikan
terhadap operasi pembuatan keputusan dank arena kapasitas kemampuannya
melakukan kontrol sistem multi-variabel. Pengkontrol memerlukan kedua masukan
input, yaitu indikasi terukur dari variabel yang dikontrol dan satu gambaran dari harga
acuan variabel, dinyatakan dengan istilah yang sama sebagai nilai/harga terukur.
Harga acuan dari variabel akan disebut sebagai set-point. Evaluasi melakukan
penentuan aksi yang dibutuhkan untuk membawa variabel terkontrol menuju harga
set-point.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    6 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

Control Element : Elemen akhir pada operasi kontrol proses adalah alat yang menggunakan
pengaruh langsung pada proses: yaitu memberikan perubahan-perubahan variabel
terkontrol yang diperlukan itu untuk membawanya ke set-point. Elemen ini menerima
satu masukan input dari pengkontrol, yang kemudian dijelmakan kedalam beberapa
operasi proportional yang telah dilaksanakan pada proses. Pada contoh sebelumnya,
elemen kontrolnya adalah katup yang mengatur laju aliran cairan dari tangki. Elemen
ini juga disebut sebagai final control element.

The Loop : Perhatikan pada gambar 1.3 bahwa sinyal yang mengalir akan membentuk suatu
rangkaian yang menyeluruh dari proses melalui pengukuran, error detector, controller,
dan final control element. Hal inilah yang disebut loop, bahasa umumnya adalah
process-control loop (lup kontrol proses); sering-nya disebut a feedback loop, karena
kita menetapkan satu error dan feedback sebagai koreksi terhadap proses.

1.3 Diagram Proses & Instrumentasi

Suatu alat penting untuk komunikasi enjinering pada proses pembangkit adalah apa yang
disebut sebagai Diagram Proses & Instrumentasi (P&I diagram). Gambar 1.5 menunjukkan
diagram P&I sejenis penukar panas (heat exchanger) pada pembangkit. Penukar panas adalah
satu unit proses dimana uap digunakan untuk memanaskan suatu bahan cairan seperti minyak
residu. Material minyak residu (disebut feed-stock) dipompakan dengan laju aliran
tertentukedalam pipa-pipa melalui ruang penukar panas dimana panas dipindahkan dari uapke
dalam minyak dalam pipa. Biasanya diinginkan untuk mengatur suhu minyak keluar aliran agar
tetap, walaupun laju aliran berubah-ubah ataupun suhu masuk aliran juga berubah-ubah.
Pengaturan suhu keluar aliran diperoleh dengan kontrol otomatis mengatur laju aliran uap ke
penukar panas. Diagram P&I menggunakan simbol-simbol standard tertentu untuk
menggambarkan unit-unit proses, instrumentasi dan aliran proses.

Suatu diagram Process & Instrumentation berisikan:

a. Tampilan gambar bagian utama peralatan yang diperlukan dengan garis utama aliran
dari dan ke setiap bagian perlengkapan

b. Semua item perlengkapan lainnya dilengkapi dengan desain suhu, tekanan, flow dll

c. Semua interkoneksi pemipaan ditunjukkan dengan ukuran, bahan, dan spesifikasi


fabriknya.

d. Semua peralatan instrumen utama

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    7 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

Gambar 1.5 Diagram P & I suatu Heat Exchanger

Instrumen ditunjukkan pada diagram P&I dengan lingkaran, biasanya disebut “balloons”.
Balloon berisi angka dan huruf yang mencerminkan fungsi instrumen dan nomer kartunya.
Misalnya, TT102 berarti Temperature Transmitter (sensor suhu) nomer 2 pada unit proses
nomer 1. Bilangan 102 disebut nomer kartu (tag number).

Setiap Temperature Transmitter (TT) di pembangkit harus memiliki satu tag number yang khas.
Penomeran tag number bisa berbeda dari satu pabrikan dengan pabrikan lainnya. Diagram P&I
merupakan referensi berharga untuk instalasi projek yang sebenarnya. Enjiner instrumen
menggunakannya sebagai sumber banyak dokumen yang harus disediakan.

Jenis diagram lainnya dikenal sebagai Process flow Sheet. Process flow sheets juga berisikan
tampilan bergambar bagian-bagian utama peralatan yang dibutuhkan dengan garis aliran utama
dari dan ke setiap bagian. Bagaimanapun, informasi tambahan selalu diberikan meliputi kondisi
operasi pada beberapa tingkatan proses (flows, pressures, temperatures, viscosity, etc.),

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    8 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

keseimbangan material, ukuran peralatan, konfigurasi dan kebutuhan keperluan. Sebaliknya ,


instrumentasi pada process flow sheets bisa lengkap sempurna, bisa juga tidak.

Diagramjenis ketiga disebut Loop Wiring Diagrams. Electrical loop wiring diagrams adalah
gambar skematik listrik yang disiapkan untuk lup listrik individu. Lup paling sederhana adalah
yang berisi hanya satu transmitter dan satu receiver.

Lup lainnya bisa berisi banyak item seperti: transmitters. recorders. controllers, alarm units,
control valves, transducers, integrators, dan mungkin juga item lainnya. Loop Wiring Diagram
dimaksudkan untuk menunjukkan lokasi instrumen, nomer identifikasi dan terminasi kabel
interkoneksi. Jalur kabel, ukuran kabel, titik terminal tengah dan informasi berhubungan lainnya
perlu ditunjukkan pada gambar lain

Penjelasan Instrumen

FIC-101 Flow Indicator dan Controller (0 to 50 m3/Hr, normal 30 T/Hr). Instrumen ini
mengkontrol aliran cold feedstock yang masuk sisi tabung penukar panas dengan
mengatur posisi katup pada lintasan aliran cold feed stock.

FR-103 Flow Recorder, (0 to 10 T/Hr, 2.14 T/Hr). Instrument ini mencatat laju aliran uap.

HS-101 Hand Switch, ON/OFF (ON). Saklar (switch) ini untuk menghidup/matikan (on/off)
pompa cold feedstock P-101. Ketika saklar di posisi ON, pompa beroperasi. Ketika
saklar di posisi OFF, pompa berhenti.

HV-102 Hand Valve, OPEN/CLOSED, (OPEN). Saklar ini untuk membuka/tutup


(opens/closes) katup pemblok uap (steam block valve) yang melaluinya uap
dialirkan dari header ke sisi rumah penukar panas. Ketika saklar di posisi OPEN,
block valve membuka. Ketika saklar di posisi CLOSE, block valve menutup.

PAL-103 Pressure Alarm Low, (Normal). Alarm ini berbunyi bila tekanan di pipa utama uap
(steam header) kurang dari 6 kg/cm2.

PI-100 Pressure Indicator, 0 to 15 kg/cm2, (3.18 Kg/cm2). Instrumen ini menampilkan


tekanan uap pada sisi rumah (shell) penukar panas.

PI-103 Pressure Indicator, 0 to 15 kg/cm2, (10.55 Kg/cm2). Instrumen ini menampilkan


tekanan uap pada steam header.

TAH/L-102 Temperature Alarm High/Low, (Normal). Alarm ini berbunyi bila suhu feed-stock
(bahan bakar) pada sisi keluar penukar panas melebihi 85 OC atau kurang dari
71 OC.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    9 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

TI-103 Temperature Indicator, 0 to 200 OC, (186 OC). Instrumen ini menampilkan suhu uap
masuk ke penukar panas.

TIRC-102 Temperature Indicator, Recorder, and Controller, 0 to 200 OC, (80 OC). Instrumen
ini mengkontrol suhu feedstock pada sisi keluar penukar panas dengan mengatur
posisi katup yang mengatur aliran uap ke penukar panas.

TR-101 Temperature Recorder, 0 to 200 OC, (38 OC). Instrumen ini menampilkan suhu
feedstock yang masuk ke penukar panas.

1.4 Komponen Sistem Pengukuran


Tujuan sistem pengukuran adalah untuk menyajikan kepada pengamat nilai harga numerik
yang sesuai dengan variabel yang sedang terukur. Secara umum, harga numeric ini, nilai
terukur tidaklah tepat sama dengan harga variabel yang sebenarnya. Sehingga, nilai terukur
laju aliran dalam pipa seperti yang ditampilkan pada suatu indikator mungkin adalah 7.0 m3/hr,
sedangkan nilai sebenarnya mungkin7.4 m3/hr; putaran terukur suatu mesin yang ditunjukkan
pada tampilan digital mungkin 3000 rpm, sedangkan putaran sebenarnya mungkin 2950.
Hingga kini, cukuplah menganggap bahwa masukan ke sistem pengukuran adalah harga
variabel sebenarnya, dan keluaran outputnya adalah nilai terukur. Lihat Gambar 1.6

Gambar 1.6 Diagram Block sistem pengukuran (measurement system)

Sistem pengukuran terdiri dari beberapa elemen atau blok. Adalah mungkin untuk mengenal 4
jenis elemen,walaupun pada sistem yang diberi satu jenis elemen mungkin hilang atau bisa
terjadi lebih dari sekali. Ke-empat jenis tersebut ditunjukkan pada gambar 1.6 dan dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Sensing element (elemen perasa) - Ini yang bersentuhan dengan proses dan memberikan satu
output yang tergantung pada beberapa cara variabel diukur. Jika ada lebih
dari satu elemen perasa yang cascade (berpancaran kebawah), elemen
yang bersentuhan dengan proses disebut primary sensing element,
yang lainnya disebut secondary sensing elements. Keluaran output dari
suatu sensor bisa berupa perubahan tahanan, perubahan tegangan,
perubahan arus , frekuensi dll.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    10 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

Signal conditioning element (elemen mempersiapkan sinyal) - Ini yang mengambil output dari
sensing element dan mengubahnya menjadi satu bentuk yang lebih sesuai
untuk pemrosesan lebih lanjut, biasanya suatu tegangan DC, arus DC
atau sinyal frekuensi. Contohnya adalah: deflection bridge yang mengubah
suatu perubahan impedansi menjadi perubahan tegangan; penguat yang
menguatkan tegangan milli-volt menjadi volt; oscillator yang mengubah
perubahan impedansi menjadi tegangan frekuensi variabel. Dalam
kebanyakan hal keluaran output elemen signal conditioning mengikuti level
sinyal standard, yaitu 0 -10 Volts or 0-5 Volts. Jika sinyal akan dikirim
melalui wayar ke Control Room, output dari elemen signal conditioning
adalah 4-20 mA. Dalam hal ini, kombinasi sensor dan elemen signal
conditioning disebut Transmitter. Untuk transmitter suhu yang mengukur
suhu antara 0-120 OC, output 4mA sesuai dengan 0 OC, dan output 20 mA
sesuai dengan 120 OC.

Signal processing element (elemen pengolah sinyal) - Ini yang mengambil output dari
conditioning element dan mengubahnya dan mengubahnya menjadi satu
bentuk yang lebih sesuai untuk penyajian lebih lanjut. Misalnya: pengubah
analog ke digital ADC yang mengubah tegangan menjadi bentuk digital
sebagai masukan input ke komputer; mikro-komputer yang menghitung
nilai variabel terukur dari data digital yang masuk. Kalkulasi khasnya
adalah: perhitungan aliran masa total dari laju aliran volume dan data
rapat masa (density); analisa komponen harmonik dari pengukuran
getaran, dan koreksi ketidak linearan sensing element.

Data presentation element (elemen penyajian data) - Data presentation element menyajikan
nilai terukur dalam suatu bentuk yang dapat dengan mudah dimengerti
oleh pengamat. Misalnya elemen-elemen seperti: indikator, indikator
berskala pointer; chart recorders; alphanumeric displays; dan computer
monitors.

Contoh: Suatu penimbang berat (timbangan) dengan pembacaan digital. Timbangan terdiri
dari pegas S, potentiometer P, amplifier A, Analog to Digital converter ADC, dan
pembacaan digital R. Pegas S sebagai sensor utama menghasilkan pergeseran
linear 0 - 4 cm untuk berat antara 0 – 9,999 kg. Pergeserannya diukur dengan
potentiometer P. Potentiometer berfungsi sebagai sensor kedua yang menghasilkan
tegangan keluar V1 antara 0 – 2,5 volts bila bergeser antara 0 – 4,0 cm. Penguat
(amplifier) memiliki gain 4,0 sehingga mengeluarkan output V2 yang bervariasi antara

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    11 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

0 – 9,999 volts. Pengubah ADC menghasilkan bilangan digital yang dapat ditampilkan
dengan rangkaian pembacaan digital.

Kenalilah (identify) elemen-elemen sistem pengukuran diatas!

9 Pegas S adalah primary sensing element.

9 Potentiometer adalah secondary sensing element (atau transducer).

9 Amplifier dan A/D Converter adalah signal conditioning elements.

9 Pembacaan digital (digital readout) adalah indicator element.

1.5 Evolusi Instrumentasi

Pada tahun 1940 hingga awal 1950, instrumentasi analog berperangkat keras umumnya
berdasarkan pada pneumatic (air pressure), konsep berukuran besar (18x 18 in). Setiap
instrumen dihubungkan langsung ke titik ukur proses dan biasanya diletakkan dekat titik ukur
tersebut. Aiibatnya, kontrol dan pengukuran proses menjdai tersebar (decentralized) dan
operator hanya bisa melihat satu seksi dari satu unit operasi. Dengan perkembangan teknik
transmisi pneumatic, kontrol terpusat (centralized control) menjadi mungkin, perlahan-lahan
memungkinkan lebih banyak perangkat keras kontrol ditempatkan dalam satu seksi suatu panel
kontrol. Bagaimanapun, perangkat Instrumentasi masihsangat besar dan tidak praktis, dan
menyajikan tampilan dan kontrol satu variabel proses.

Revolusi baru Instrumentasi dating akibat penemuan transistor pada tahun 1947. Pada akhir
1950, kecenderungan meminiaturkan sajian instrumentasi berlanjut hingga langkah yang tinggi
dan ukuran perangkatnya menurun hingga berstandard 2 x 6 in. Pada masa itu, perangkat
keras instrumentasi elektronik telah resmi digunakan, berbasis pada teknologi transistor,
berkembang menjadi transmisi elektronik dan berlanjut dengan instrumentasi terpusat
(centralization) pada satu control panel kontrol; lahirlah ruang kontrol terpusat (centralized
control rooms).

Pada awal 1960, komputer digital mulai digunakan pada kontrol proses, dihubungkan dengan
perangkat keras peripheral di ruang kontrol. Perangkat keras pengantara baru seperti printers,
typewriters, screen CRT dan keyboards, sekarang digunakan operator, membuat suasana di
ruang kontrol menjadi kompleks, karena semua perangkat keras baru masih didukung dengan
panel instrumen analog yang konvensional. Sehingga, operator harus mempelajari teknik yang
baru sambil mengingat peralatan lama dalam hal darurat. Beginilah keadaan tata susunan
rancangan panel kontrol yang ada hingga belakangan ini.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    12 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

Selama akhir 1970-an dan awal 1980-an, revolusi filosofi rancangan pengantara orang dengan
mesin (man-machine interface) telah dimulai, dengan menggunakan arsitektur tersebar
berbasis perangkat mikro-prosesor. Perangkat baru ini mendigitalkan perangkat analog biasa
dan menjadikan mode kontrol yang baru. Mulai diterapkan juga jaringan komunikasi pada lup
analog konvensional dan memungkinkan mengembalikan desentralisasi beberapa kontroldi
lapangan, sambil bersamaan lebih memusatkan informasi pada tampilan-tampilan kontrol
utama. Studi intensif terus dilakukan pada aspek teknik manusia mendapatkan informasi,
misalnya rekomendasi ISA (ISA-RP60.3-1977) berjudul "Human Engineering for Control
Centers”. Studi ini membawa revolusi baru pada pengantara manusia (human interfacing)
sistem pengukuran berbasis komputer pada decade 1980-an.

Sistem tersebar memungkikan untuk mengganti semua informasi proses yang relevan pada
tampilan kontrol tersebut menjadi mudah digapai oleh operator yang duduk. Inilah inti utama
revolusinya. Gambar 1.8 menunjukkan Evolusi rancangan panel kontrol tahun1950-an hingga
1980-an.

Gambar 1.8 Evolusi Panel Control dan Instruments.

Sistem tersebar ini ditawarkan oleh kebanyakan pabrikan instrumen utama, seperti Honeywell,
Inc., Foxboro Corporation, Taylor Instrument Company, the Bristol Company, Fisher Controls
Corporation, EMC Corporation dan lainnya. "TDC2000" buatan Honeywell, Inc., adalah salah
satu yang pertama dikeluarkan (TDC =Totally Distributed Control). Sistem berbasis perangkat
mikro-prosesor yang disusun dalam suatu jaringan "data highway". Sejenis pusat kontrol
modern ditunjukkan pada gambar 1.9.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    13 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

Pada tahun 1990-an display station menerapkan teknologi tinggi mempertinggi human interface
dan memungkinkan operator untuk mengawasi informasi lebih banyak. Tampilan berbasis
teknologi “Windows”, animasi, 3D display, icons, mouses, touch screens, videos, dan instrumen
sebenarnya (virtual). Pengembangan selanjutnya adalah perangkat lunak penyokong operator,
dimana software cerdas digunakan untuk menggabung dan menganalisa banyak data dan
menyediakan bagi operator ringkasan cerdas, analisa dan anjuran ahli.

Gambar 1.9 Typical Control Center.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    14 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

Gambar 1.10 Workstation Modern

Gambar 1.11 Engineering Workstation

Periode 1950-an dan 1960-an transmisi sinyal berbasis teknik pnumatik, dimana sinyal analog
ditransmisikan melalui pipa sebagai tekanan udara bervariasi antara 3 hingga 15 psi. Periode
1970-an hingga 1990-an, sistem kabel listrik standard 4 - 20 mA menjadi metoda transmisi
sinyal yang paling popular pada bidang Instrumentasi. Selama 1990-an kemajuan di bidang
komunikasi digital, mikro-elektronik, dan jaringan networking, sehingga banyak usaha
memajukan teknik transmisi digital. Sensor-sensor menjadi lebih canggih dan generasi baru
smart transmitter memasuki pasaran. Teknologi fieldbus akhirnya menjadi terstandarkan pada
tahun 1997. Fieldbus memungkinkan satu kabel wayar dihubungkan ke banyak sensor
dilapangan. Transmisi digital memberikan tanggapan (response) lebih cepat dan meningkatkan
jumlah informasi yang bisa trnasmisikan melalui field bus. Transmisi digital menjadi revolusi
instrumentasi proses dengan skala yang jauh lebih besar dari pada revolusi yang telah dimulai
dengan transmisi elektrik selama tahun 1970-an dan1980-an sebagaimana tercermin pada
gambar 1.12. Kecerdasan juga menjadi terdistribusi dan tersimpan dalam smart transmitters.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    15 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTRUMENTASI dan KONTROL

Ruang lingkup instrumentasi akan ter-revolusi dengan jaringan, fiber optics, solidstate sensors,
dan teknologi Artificial Intelligence (kecerdasan bikinan).

Gambar 1.12 Evolusi teknologi komunikasi lapangan

Ringkasan

1. Fungsi utama suatu sistem instrumentasi adalah pencapaian harga/nilai dan kualitas,
proteksi dan keselamatan, kontrol, dan pengumpulan data.

2. Block diagrams membantu melihat sub-functions setiap bagian dari suatu proses dan
menentukan input dan outputnya, dan bagaimana dihubungkannya dengan bagian lain dari
proses.

3. bagian utama suatu lup kontrol adalah proses, pengukuran, error detector, pengkontrol, dan
elemen kontrol.

4. Diagram P&I terdiri dari simbol-simbol grafikal dan gaaris-garis yang menggambarkan aliran
proses dan mengenali (identify) lokasi dan fungsi instrumennya, misalnya sensors, katup,
recorders, indikator, dan interkonesi instrument.nya

5. Suatu sistem instrumentasi terdiri dari empat bagian fungsi dasar; sensors, signal
conditioning, signal processing, dan indicators.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    16 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

2. SISTEM OTOMATIS

Sistem otomatis (Automation System AS) merupakan perangkat workstation berbasis komputer
PC dan modul-modul pengkontrol microcomputer dengan kemampuan pengolahan tersebar
(distributed processing capability), dan memungkinkan penambahan fungsi input/output serta
pengembangan fungsi kontrol/pemrosesan.

Sistem otomatis meliputi komponen-komponen berikut:

Operation Workstation – Terdiri dari komputer-komputer Operator Workstation untuk


pengoperasian dan Engineering Workstation untuk pemeliharaan, beserta printer-
printernya. Workstation ini harus bekerja sesuai software standar untuk sistem
pengkontrol network dan sistem pengkontrol digital dari pabrikannya.

Pengkontrol network (Ethernet-based Network Controllers) - Pengkontrol network ini


menghubungkan langsung Workstation-workstation melalui kabel ethernet untuk
komunikasi dengan pengkontrol digital serta modul input/outputnya, juga merupakan
pintu masuk untk komunikasi dengan peralatan lainnya.

Pengkontrol digital (Digital Control Unit – Controller) – terdiri dari beberapa unit sesuai sistem
yang dikontrolnya. Setiap unit beroperasi sendiri-sendiri sehingga disebut SDCU (Stand-
alone Digital Control Units), berisikan input/output (I/O) dan program-program (software)
untuk mengkontrol peralatan-peralatan yang dibawah kendalinya.

Modem – berguna untuk pengecekan jarak jauh sistem otomatis. Modem berkapasitas minimal
28.8 Kbaud dan mampu mengakses semua jaringan (network) pengkontrol

2.1 Arsitektur Sistem Otomatis

Sistem kontrol otomatis terdiri dari:

a. Network Control Units (NCUs) - Pengkontrol network

b. Standalone Digital Control Units (SDCUs) - Pengkontrol digital

c. Input/Output Unit Modules (IOU Modules),

d. Operation Workstations (OWs),

e. File Server untuk membantu konfigurasi sistem dengan workstation lebih dari satu.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    17 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Sistem otomatis melaksanakan kontrol, deteksi alarm, manajemen pelaporan dan informasi
untuk semua fasilitas, dan Wide Area Network (WAN) dari database ODBC-complient tunggal.

Network Level 1, merupakan tulang punggung utama sistem otomatis, berupa suatu Ethernet
LAN/WAN. Network Control Units, Operator Workstations, dan File Server
dihubungkan langsung ke network ini tanpa alat gateway (gerbang masuk).

Network Level 2 dari sistem terdiri dari satu atau lebih field-bus (profibus) yang diatur oleh
Network Control Units. Field-bus Level 2 terdiri dari satu atau kedua jenis berikut:

1. RS485, token passing bus yang melayani hingga 127 Standalone Digital Control
Units (SDCUs)

2. RS485 field-bus yang melayani hingga 32 peralatan modul I/O jenis tusuk lepas
(plug in/out)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    18 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Modul-modul I/O ini dipasangkan langsung pada NCU atau terpisah dari NCU melalui
pengkabelan.

Sistem otomatis bisa dibuat bersegmen-segmen melalui software menjadi LAN ganda yang
tersebar pada satu WAN menggunakan satu file server, sehingga memungkinkan workstation
mengatur satu LAN (buliding), dan keseluruhan sistem dengan semua peralatan yang

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    19 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

tersambung untuk di-update dan menggunakan bersama database yang terbaru. Bila sistem
workstation hanya satu, ia akan berisi keseluruhan database, tidak memerlukan file server
terpisah.

Semua NCU, Workstation dan File Server bisa disambungkan langsung ke Ethernet TCP/IP
LAN/WAN tanpa memerlukan gateway. Selanjutnya, NCU, Workstation dan File Server bisa
menggunakan komponen infrastruktur Ethernet standar yang ada dipasaran, seperti router,
switch dan hub.

Tambahan pada arsitektur LAN/WAN diatas, software dari workstation yang sama harus
mampu mengatur sistem remote melalui saluran dial-up phone sebagai komponen standar dari
software.

Arsitektur sistem remote terdiri dari dua level penyediaan kontrol, deteksi alarm, manajemen
pelaporan dan informasi untuk fasilitas remote.

Level satu terdiri dari:

• Remote Site Control Unit (RSCU), komunikasi ke lokasi jauh (remotely)


• Operation Workstation, melalui modem dan saluran dial-up phone standar.

Level dua terdiri dari satu atau lebih field-bus yang dikontrol oleh RSCU

2.1.1 Pengembangan sistem (System expansion)

Sistem otomatis bisa diskalakan dan dikembangkan pada semua levelnya dengan
menggunakan interface software yang sama, dan pengkontrol level 1 dan 2 yang sama.

Pengembangan sistem otomatis mencakup fungsi Security dan Access Control tanpa
menambah workstation, dibutuhkan software sisi depan pengkontrol level 1. Pengkontrol digital
SCDU atau modul I/O bisa ditambahkan ke field-bus pengkontrol level 1 yang telah ada, untuk
melakukan aplikasi security dan card access.

Sistem ini harus menggunakan bahasa program aplikasi yang sama untuk semua level:
Workstation, Network Control Unit, Remote Site Control Unit and Standalone Digital Control
Unit. Selanjutnya, bahasa program tunggal ini harus digunakan pada semua aplikasi kontrol
lingkungan, kontrol card access, deteksi gangguan dan security, dan interface komunikasi data
digital ke peralatan berbasis mikro-prosessor lainnya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    20 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

2.1.2 Pengkontrol Network (NCU - Network Control Unit)

Pengkontrol network harus berbasis microprocessor, multi-tasking, multi-user, dan menerapkan


sistem operasi real time. Setiap control panel NCU terdiri dari perangkat modular termasuk
catu daya (power supply), CPU board, dan modul- modul input/output.

NCU untuk telephone dial-up telefon lokal harus sama dengan NCU Ethernet, tetapi tanpa plug-
in Ethernet network interface card (NIC), misalnya, NCU yang mencakup NIC, harus bisa saling
tukar pada LAN/WAN atau dial-up lokal.

Penggunaan Webserver (Webserver Functionality)

Semua NCU pada Ethernet TCP/IP LAN/WAN harus bisa (out-of-the box) diset-up sebagai Web
Server. NCU harsu mampu menyimpan kode HTML dan sebagai halaman web browser,
sehingga bisa melayani setiap peralatan komputer yang menggunakan sambungan Ethernet
TCP/IP dan mampu menjalankan Internet browser standar (Microsoft Internet Explorer™,
Netscape Navigator™, etc.) untuk mengakses data real-time dari keseluruhan sistem otomatis
melalui setiap NCU.

Grafik dan halaman web berbasis teks harus dibuat dengan menggunakan kode HTML standar.
Interface-nya memungkinkan pengguna (user) untuk memilih setiap teks standar dan editoe
HTML berbasis grafik untuk membuat halaman. Juga memungkinkan operator untuk membuat
halaman grafik resmi dan format-format.

Interface WEB server harus bisa menggunakan password security, termasuk validasi
permintaan alamat IP komputer PC; juga memungkinkan penggunaan bersama data atau
informasi antara semua pengkontrol, atau proses atau network interface (BACnet, LonTalk and
TCP/IP) yang diketahui BMS tanpa perduli dimana disambungkan pada network dan/atau dari
mana dibutuhkan.

Pengkontrol network harus langsung berfungsi sebagai WEB server, langsung membuat kode
HTML ke pengguna yang memerlukan (WEB browser), sehingga tidak memerlukan lagi
software dan hardware pada PC-based WEB server. Untuk menyederhanakan alokasi ruang
imej grafik (graphic image), HTML imej grafik, bila perlu, bisa disimpan pada setiap peralatan
network yang digunakan bersama (shared). WEB server sistem otomatis ini harus mampu
menerima setiap grafik yang perlu dengan menggunakan pathing syntax standar sesuai kode
HTML yang ada padanya. Hardware dan software luar tidak bisa diterima.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    21 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Spesifikasi hardware:

- Memory RAM – kapasitas 4 MB hingga 8 MB, termasuk satu floating-point math co-
processor

- Communication Port – setiap NCU menyediakan komunikasi ke workstation dan field-bus;


sedikitnya tersedia 3 sambungan port lainnya untuk modem telepon, alat servis portable,
printer seri dan ke pengkontrol jenis lainnya; pada sistem LAN/WAN, NCU tersedia dengan
network interface card untuk plug-in Ethernet TCP/IP dengan kapasitas 10Mbps.

- Input/Output (I/O) - setiap NCU harus melayani tambahan input dan output jenis berikut:

♦ Input digital untuk menghidupkan status/alarm


♦ Input counter untuk menjumlahkan denyut pulsa dari meteran.
♦ Input thermistor untuk pengukuran suhu
♦ Input analog untuk pengukuran tekanan, laju aliran dan tinggi permukaan.
♦ Output digital untuk menghidup-matikan kontrol peralatan.
♦ Output analog untuk mengatur pembukaan katup, damper dan kapasitas kontrol
peralatan utama.

- Modul yang dapat dikembangkan – sistem ini menerapkan model I/O modular agar mudah
dikembangkan. Kapasitas input dan output tersedia melalui modul tusuk lepas berbagai
macam jenis. Juga bisa mengabungkan modul-modul I/O sesuai keperluan aplikasi kontrol
individu. Minimal tersedia 10% persediaan kapasitas input/output.

- Saklar-saklar (Hardware Override Switches) – unit-unit keluaran output digital dilengkapi


saklar manual tiga posisi untuk memilih keadaan output ON, OFF atau AUTO. Saklar ini
dipasang di unit dan merupakan feedback ke pengkontrol sehingga posisi saklar bisa
dihasilkan melalui software. Juga, setiap output analog dilengkapi dengan potesiometer
(override potentiometer) untuk pengaturan manual sinyal output analog sepenuh rentangnya,
ketika saklar manual 3 posisi diposisikan ke ON.

- Lampu-lampu indikasi status lokal – menyediakan sedikitnya indikasi LED untuk status
CPU, status Ethernet LAN, dan status field-bus. Pada setiap output, menyediakan indikasi
LED untuk keadaan output On atau Off. Pada setiap modul output, menyediakan LED yang
mengindikasikan apakah ada output pada modul yang dimanualkan (manually overridden).

- Real Time Clock (RTC) – setiap NCU memiliki baterei back-up dan real time clock yang
akurat hingga 10 detik perhari. RTC menyiapkan: waktu, hari, bulan, dan tahun. Pada
operasi normal, clock sistem didasarkan pada frequency sumber listrik AC.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    22 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

- Catu daya (power supply) – catu daya NCU berjenis otomatis 120-220VAC, 60/50 Hz
dengan toleransi +/- 20%. Jika tegangan masuk kurang dari yang diijinkancatu daya akan
dimatikan. Pengkontrol dilengkapi dengan proteksi tegangan lebih, dan tidak perlu konverter
tambahan.

- Restart otomatis setelah gangguan catu daya – saat pemulihan daya setelah gangguan
catu daya, NCU secara otomatis tanpa intervensi manusia akan meng-update semua fungsi-
fungsi yang termonitor, melanjutkan operasi yang sebelumnya sedang berlangsung,
mensinkronkan waktu dan status, dan menerapkan strategi start-up khusus yang diperlukan.

- Baterei back-up – setiap NCU dengan catu daya standar 120-220 VAC, dilengkapi dengan
sistem catu cadangan arus DC yang dapat diprogram, mampu bertahan selama 72 jam untuk
mempertahankan semua memori mengambang (volatile), atau 2 jam sebagai UPS penuh.
Sistem catu cadangan arus DC ini harus dikonfigurasi setelah berfungsi sebagai UPS penuh,
unit akan mematikan fungsi UPS penuh dan hanya memfungsikannya untuk
mempertahankan memori saja.

Spesifikasi software

NCU berisi flash ROM sebagai sistem operasi yang menempatinya. Software aplikasi sebagai
RAM yang menempatinya. Software aplikasi hanya terbatasi oleh jumlah memori RAM-nya.
Tidak akan ada pembatasan ditempatkan pada jenis program aplikasi dalam sistem ini. Setiap
NCU mampu memproses secara paralel, dan melaksanakan program kontrol secara
bersamaan. Setiap program bisa mempengaruhi operasi setiap program lainnya. Setiap
program mempunyai akses penuh dari seluruh fasilitas I/O processor. Eksekusi fungsi kontrol
ini tidak akan terganggu oleh komunikasi normal oleh pengguna seperti interogasi, memasuki
program, memprint-out program untuk penyimpanan, dan lain-lain.

2.2 Bahasa pemrograman pengguna

Software aplikasi adalah program yang dapat diprogram oleh pengguna (user) yang mencakup
semua strategi, operasi sikuens (sequence), algorithma kontrol, parameter, dan set-point.
Program asal berbasis bahasa Inggris dan dapat diprogram oleh pengguna. Bahasnya harus
disrukturkan untuk memudahkan konfigurasi program kontrol, alarms, reports, telakomunikasi,
kalkulasi matematis, password dan histori. Bahasanya harus membuktikan kebenarannya
sendiri (self-documenting). Pengguna harus bisa menempatkan keterangan dimana saja dalam

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    23 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

program. Urutan program harus bisa disusun oleh pengguna dalam kelompok logika (logical
grouping).

2.2.1 Software kontrol

NCU harus mampu melakukan algorithma kontrol yang dites awal (pre-tested) berikut:

♦ Proportional, Integral plus Derivative Control (PID)


♦ Self Tuning PID
♦ Two Position Control
♦ Digital Filter
♦ Ratio Calculator
♦ Equipment Cycling Protection

Fungsi Matematis

Setiap pengkontrol harus mampu melaksanakan fungsi matematis dasar (+, -, *, /), kuadrat,
akar kuadrat, pangkat eksponen, logarithma, logika Boolean, atau kombinasinya. Pengkontrol
harus juga mampu melaksanakan fungsi logika komplek mencakup operasor seperti >, <, =,
AND, OR, XOR, dll. Hal-hal ini harus bisa digunakanpada persamaan yang sama dengan
operator metematik dan lima tanda kurung.

Penerapan menejemen enerji

NCU harus mampu melaksanakan setiap atau keseluruhan menejemen enerji rutin berikut:

♦ Time of Day Scheduling


♦ Calendar Based Scheduling
♦ Holiday Scheduling
♦ Temporary Schedule Overrides
♦ Optimal Start
♦ Optimal Stop
♦ Night Setback Control
♦ Enthalpy Switchover (Economizer)
♦ Peak Demand Limiting

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    24 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

♦ Temperature Compensated Duty Cycling


♦ CFM Tracking
♦ Heating/Cooling Interlock
♦ Hot/Cold Deck Reset
♦ Free Cooling
♦ Hot Water Reset
♦ Condenser Water Reset

Logging histori

Setiap pengkontrol harus bisa mencatat (logging) setiap besaran variabel sistem selama
rentang waktu antara 1 detik hingga 1440 menit. Setiap variabel sistem (input, output, kalkulasi
matematik, flag/image dll) dapat dicatat dalam histori. Maksimum 32767 harga dapat dapat
disimpan dalam setiap log. Setiap log dapat mencatat harga sesaat, rata-rata, minimum atau
maksimum setiap parameter. Log bisa otomatis atau manual; data yang sudah dilog harus bisa
di-download ke Operation Workstation untuk pengarsipan jangka panjang berdasar rentang
waktu yang ditentukan pengguna, atau perintah manual.

Menejemen Alarm

Untuk setiap point sistem, alarm bisa dibuat dengan pernyataan batas atas/bawah atau kondisi.
Semua alarm akan diuji setiap kali scan NCU dan bisa ditunjukkan di dalam sistem alarm atau
pelaporan.

Hingga 8 alarm dapat disusun pada setiap point dalam pengkontrol.

Pesan peringatan dan ppelaporan dapat dikirim ke terminal lokal, ke ujung depan (front end)
workstation, atau melalui modem ke peralatan komputasi jarak jauh (remote-computing).

Alarm dimunculkan berdasarkan prioritasnya. Sedikitnya harus disediakan 255 tingkat skala
prioritas.

Jika komunikasi dengan workstation terganggu sementara, alarm-alarm akan disimpan


sementara (buffered) dalam NCU. Bila komunikasi telah normal, alram akan dikirim ke
workstation jika alarm tadi masih dalam kondisi alarm.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    25 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Pelaporan (reporting)

NCU harus bisa memunculkan laporan-laporan yang ditentukan pengguna ke printer atau
terminal yang tersambung ditempatnya. Laporan harus berisi kombinasi teks dan besaran
variabel sistem

The NCU shall be able to generate user-definable reports to a locally connected printer or
terminal. The reports shall contain any combination of text and system variables. Bentuk model
(template) laporan harus dibuat pengguna pada pengolah kata (word processing environment).
Laporan bisa ditampilkan berdasarkan kondisi logika atau melalui perintah yang dibuat
pengguna.

2.3 Unit Pengkontrol Digital (SDCU-Stand-alone Digital Control Units)–digital controller

Unit pengkontrol Digital harus mengkontrol setiap sistem pada masing-masing unit pembangkit
daya, yaitu:
- Pengkontrol turbin gas (gas turbine controller)
- Pengkontrol turbin uap (steam turbine controller)
- Pengkontrol boiler (boiler controller)
- Pengkontrol generator (generator controller)

Setiap unit pengkontrol digital memiliki programnya sendiri dan akan terus tetap beroperasi
walaupun terjadi gangguan atau kehilangan komunikasi dengan NCU-nya.

Pengkontrol digital sebagai pengkontrol unit pembangkit daya harus memenuhi hal-hal berikut:

- Melayani (support) seluruh point-point kebutuhan input dan output sesuai yang
dibutuhkan urutan (sequence) dan beroperasi dengan moda berdiri sendiri (stand-alone
fashion)
- Dapat diprogram secara penuh oleh pengguna (fully user programmable), serta software
yang teraplikasi bisa dimodifikasi.
- Pengoperasian melalui tampilan (display) monitor atau LCD tersedia untuk mengetahui
harga parameter dan memungkinkan operator untuk mengubah harga set-point dan
parameter sistem.
- Tersedia saklar/ tombol manual (manual override switch) untuk semua output digital
maupun analog; posisi saklar termonitor dalam software dan muncul ditampilan operator
dan sistem alarm

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    26 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Memori RAM dan EPROM

Program kontrol akan tetap tersimpan pada RAM yang diback-up dengan baterei dan dalam
EPROM. Setiap memori RAM pengguna untuk pengkontrol minimal berkapasitas 32kb dan
EPROM 128KB.

Sambungan (port) komunikasi

SCDU memiliki sambungan (port) komunikasi dengan field-bus. Satu sambungan port juga
disediakan untuk hubungan dengan alat servis portable untuk keperluan komisioning dan
perubahan parameter dengan atau tanpa NCU yang on-line. Mungkin juga dari sambungan
servis pada setiap SCDU untuk melihat, enable/disable, dan memodifikasi nilai besaran suatu
point parameter atau program dalam setiap pengkontrol pada field-bus lokal.

Input/Output

Setiap SCDU harus melayani penambahan input dan output untuk jenis berikut:

♦ Digital Inputs for status/alarm contacts


♦ Counter Inputs for summing pulses from meters.
♦ Thermistor Inputs for measuring temperatures in space, ducts and thermowells.
♦ Analog inputs for pressure, humidity, flow and position measurements.
♦ Digital Outputs for on/off equipment control.
♦ Analog Outputs for valve and damper position control, and capacity control of primary
equipment.

Kapasitas input dan output bisa ditambah kembangkan dengan menggunakan modul-modul
tusuk lepas (plug in/out). Dua modul input atau output bisa ditambahkan ke SCDU utama tanpa
menambah kapasitas catu dayanya.

Setiap SDCU bisa saling tukar informasi berbasis peer to peer dengan SCDU lainnya selama
membaca (scan) setiap field-bus; juga bisa menyimpan dan mereferensikan besar variabel
global (pada LAN) dengan atau tanpa setiap workstation on-line. Program-program kontrol pada
setiap SDCU bisa dilihat dan/atau di-enabled/disabled-kan dari lokal dengan alat servis portable
atau workstation yang terhubung ke suatu NCU.

Lampu indikasi pada SDCU minimal, indikasi LED status CPU dan status field-bus.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    27 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Real Time Clock (RTC)

Suatu SCDU harus memiliki real time clock pada hardware dan softwarenya. Akurasinya dalam
10 detik per hari. RTC meliputi informasi berikut: waktu, hari, bulan, dan tahun. Setiap SCDU
menerima satu sinyal setiap jam, melalui network dari NCU yang menyamakan RTC seluruh
SCDU.

Restart otomatis setelah gangguan catu daya

Saat pemulihan daya setelah gangguan catu daya, NCU secara otomatis tanpa intervensi
manusia akan meng-update semua fungsi-fungsi yang termonitor, melanjutkan operasi yang
sebelumnya sedang berlangsung, mensinkronkan waktu dan status, dan menerapkan strategi
start-up khusus yang diperlukan.

Baterei back-up

Setiap SCDU dilengkapi dengan baterei back-up yang mampu bertahan hingga 3 tahun
menjaga semua memori yang mudah terhapus (volatile).

Menejemen Alarm

Untuk setiap point sistem, alarm bisa dibuat dengan pernyataan batas atas/bawah atau kondisi.
Semua alarm akan diuji setiap kali scan SDCU dan bisa ditunjukkan di dalam sistem alarm atau
pelaporan.

Hingga 8 alarm dapat disusun pada setiap point dalam pengkontrol memungkinkan peningkatan
perioritas (urgency) berdasarkan alarm yang mana yang disulut (triggered).

Pesan peringatan dan pelaporan dapat dikirim ke terminal lokal atau modem yang tersambung
ke NCU atau ke Operation Workstation.

Alarm dimunculkan berdasarkan prioritasnya. Sedikitnya harus disediakan 255 tingkat skala
prioritas.

Jika komunikasi dengan NCU terganggu sementara, alarm-alarm akan disimpan sementara
(buffered) dalam SDCU. Bila komunikasi telah normal, alram akan dikirim ke NCU jika alarm
tadi masih dalam kondisi alarm.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    28 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

2.3.1 Pengkontrol turbin gas (gas turbin controller)

Pengkontrol turbin gas harus mampu menyelenggarakan seluruh kebutuhan dan pengendalian
pengoperasian turbin gas sesuai spesifikasi yang telah ditentukan pada bagian execution
dengan program kontrolnya.

Kontrol turbin gas terdiri dari:

• Ready to start (stand by)


• Start-up/shutdown program
• In operation, yang terdiri dari:
o Temperature Control
o Speed Control
o Load Control

- Ready to start = adalah rangkaian lokiga (logic sequence) untuk memenuhi persyaratan
agar unit turbin gas bisa untuk mulai dijalankan (start).

- Start-up/shutdown program = adalah program bertahap (step control programm) untuk


memenuhi kriteria dan batasan selama mulai menjalankan (start-up)
maupun selama menghentikan (shutdown) unit turbin gas.

- Temperature control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama unit turbin gas
beroperasi untuk membatasi suhu gas buang turbin gas agar tidak
melebihi suhu batasan yang telah ditentukan.

- Speed control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama unit turbin gas
beroperasi untuk menjaga putaran poros turbin gas agar tetap konstan
sesuai putaran yang telah ditentukan.

- Load control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama unit turbin gas
beroperasi untuk mengendalikan beban unit sesuai dengan target yang
diinginkan, sambil tetap menjaga putaran poros turbin gas agar tetap
konstan sesuai putaran yang telah ditentukan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    29 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

2.3.2 Pengkontrol turbin uap (steam turbin controller)

Pengkontrol turbin uap harus mampu menyelenggarakan seluruh kebutuhan dan pengendalian
pengoperasian turbin uap sesuai spesifikasi yang telah ditentukan pada bagian execution
dengan program kontrolnya.

Kontrol turbin uap terdiri dari:

• Ready to start (stand by)


• Start-up/shutdown program
• In operation, yang terdiri dari: - Speed Control
- Load Control 

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    30 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

- Ready to start = adalah rangkaian lokiga (logic sequence) untuk memenuhi persyaratan
agar unit turbin uap bisa untuk mulai dijalankan (start).

- Start-up/shutdown program = adalah program bertahap (step control programm) untuk


memenuhi kriteria dan batasan selama mulai menjalankan (start-up)
maupun selama menghentikan (shutdown) unit turbin uap.

- Speed control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama unit turbin uap
beroperasi untuk menjaga putaran poros turbin uap agar tetap konstan
sesuai putaran yang telah ditentukan.

- Load control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama unit turbin uap
beroperasi untuk mengendalikan beban unit sesuai dengan target yang
diinginkan, sambil tetap menjaga putaran poros turbin uap agar tetap
konstan sesuai putaran yang telah ditentukan.

2.3.3 Pengkontrol boiler (boiler controller)

Pengkontrol boiler harus mampu menyelenggarakan seluruh kebutuhan dan pengendalian


pengoperasian turbin uap sesuai spesifikasi yang telah ditentukan pada bagian execution
dengan program kontrolnya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    31 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Kontrol boiler terdiri dari:

• Ready to start (stand by)


• Start-up/shutdown program
• In operation, yang terdiri dari:
o Kontrol level tangki boiler (drum level control)
o Kontrol tekanan uap (steam pressure control)
o Kontrol aliran air pengisi (feed water control)
o Kontrol uap pintas (steam by-pass control)
o Kontrol udara bakar (access air control)
o Kontrol suhu uap (steam temperature control)
o Kontrol tekanan air pengisi (feed water pressure control/sliding
pressure control)
- Ready to start = adalah rangkaian lokiga (logic sequence) untuk memenuhi
persyaratan agar unit boiler bisa untuk mulai dijalankan (start).

- Start-up/shutdown program = adalah program bertahap (step control programm) untuk


memenuhi kriteria dan batasan selama mulai menjalankan (start-up)
maupun selama menghentikan (shutdown) unit turbin uap.

- Drum level control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama unit boiler
beroperasi untuk menjaga level permukaan air di dalam tangki boiler
agar tetap konstan sesuai level yang telah ditentukan.

- Steam pressure control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama unit boiler
beroperasi untuk mengendalikan tekanan uap sesuai dengan target
yang diinginkan.

- Feed water control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama unit boiler
beroperasi untuk mengendalikan aliran air pengisi sesuai dengan
target yang diinginkan.

- Steam by-pass control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama unit boiler
beroperasi untuk mengembalikan aliran uap dari boiler ke kondenser,
bila jumlah uap produksi boiler jauh melebihi kebutuhan uap untuk
turbin uap.

- Access air control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama unit boiler
beroperasi untuk mengendalikan aliran udara bakar dari kipas FDF ke
ruang bakar agar sebanding dengan kebutuhan bahan bakarnya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    32 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    33 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

2.4 Pengkontrol monitor (display controller)

Pengkontrol monitor adalah berdiri sendiri, sebagai perantara operator dengan mesin melalui
layar monitor. Software-nya dapat diprogram oleh pengguna untuk membuat image grafis untuk
mensimulasikan sesuai dengan harga sekarang (real time)yang datang dari NCU; merubah
tampilan, mengoperasikan peralatan dan merubah acuan set-point.

2.4.1 Operator Dan Engineering Workstation

Software pada workstation harus bisa dibentuk menjadi sistem tunggal (single workstation)
dengan data base lokal, atau sistem ganda (multi workstation) dimana databasenya diletakkan
di central file server. Client software pada sistem ganda multi-workstation harus mengakses
program database file server melalui suatu rangkaian Ethernet TCP/IP yang bekerja pada
10MBPS atau 100MBPS.

Semua workstation berbasis komputer PC dengan sistem operasi Windows. Software aplikasi
harus bisa berkomunikasi ke seluruh NCU dan SDCU, bercirikan grafik berwarna resolusi
tinggi, peringatan alarm, pelaporan, pengumpulan data yang dapat disusun pengguna dan
fungsi penyajian data.

Untuk sistem multi-workstation, sedikitnya hingga 256 workstation bisa dihubungkan ke jaringan
Ethernet dengan central file server-nya. Pada susunan konfigurasi klien/server ini, setiap
perubahan atau tambahan yang dibuat dari satu workstation, secara otomatis akan muncul
pada seluruh workstation tanpa perlu mengkopi fail-failnya secara manual. Sistem multi-
workstation tanpa central database tidak dapat diterima. Sistem multi-workstation dengan file
server terdistribusi/terikat dan central database (master) yang dapat diterima.

Kelengkapan Workstation (konfigurasi single atau multi-workstation).

− 750 MHz Pentium III (or greater) processor with 256MB of RAM
− Microsoft NT Workstation operating system
− Two serial ports
− 10MBPS or 10/100MBPS Ethernet NIC
− 20 GB hard disk
− 3 ½” diskette drive
− CD-ROM drive
− SVGA compatible, 19” monitor.
− Mouse

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    34 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

− Full function keyboard


− Audio sound card and speakers
− License agreement for all applicable software.

Kelengkapan komputer File Server

− 750 MHz Pentium III (or greater) processor with 512MB of RAM
− Microsoft NT Server™ operating system
− 10MBPS or 10/100MBPS Ethernet NIC
− 30GB hard disk
− 3 ½” diskette drive
− CD-ROM drive
− SVGA compatible, 14” monitor.
− Mouse
− Full function keyboard
− License agreement for all applicable software.

Modem yang kompatible dengan Workstation (33.6 Kbaud)

Printer

Printer untuk alarm dan printer untuk grafik atau laporan terpisah. Printer alarm biasanya Epson
dot matrix atau persamaannya, dan printer untuk pelaporan biasanya jenis laser-jet.

Software untuk workstation

Perencanaan arsitektur software harus berorientasi pada objek, aplikasi 32 bit cocok untuk
teknologi Microsoft OLE, COM, DCOM dan ODBC. Teknologi ini memudahkan untuk
menggunakan seluruh kemampuan sistem operasi untuk digunakan bersama antara aplikasi
(dan untuk pengguna aplikasi tersebut), kekayaan data tersedia dari BAS.

Fungsi workstation mencakup pemantauan dan pemrograman semua pengkontrol DDC.


Pemantauan terdiri dari pengalarmaan, pelaporan, tampilan grafik, penyimpanan data jangka
panjang, pengumpulan data otomatis, dan aksi-aksi kontrol oleh operator seperti pengaturan
skedul dan setpiont.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    35 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Pemrograman pengkontrol harus bisa dilakukan dalam keadaan off-line maupun on-line dari
engineering workstation yang mana saja. Semua informasi harus tersedia dalam tampilan grafis
maupun teks. Tampilan grafis menonjolkan efek animasi untuk memperkaya penyajian data,
mengingatkan operator akan adanya problem, dan untuk memudahkan lokasi informasi
diseluruh sistem DDC. Semua fungsi operator bisa dipilih melalui mouse.

Database sistem

Mesin database file server harus Microsoft SQL Server, atau komplien ODBC (Open Database
Connectivity) lainnya, program database relasional. Mesin database komplien ODBC ini
memungkinkan pemilik menggunakan database pilihannya dan karena arsitekturnya yang
terbuka memungkinkan pemilik menulis aplikasi resmi dan/atau laporan yang langsung
berkomunikasi dengan database menghindari transfer data biasa untuk memperbaharui
(update) aplikasi alinnya. Database sistem berisi semua poin-poin konfigurasi dan program-
program dalam setiap pengkontrol yang telah ditempatkan dalam jaringan network. Juga,
database berisi file-file semua workstation berupa grafik warna (color graphic), alarm reports,
text report, historical data logs, schedules, dan polling records.

2.4.2 Pengantara Pemakai (User Interface)

Software workstation BAS (Building Automation System) memungkinan pembuatan pengantara


(interface) biasa jenis cari sana-ini (custom browser-style) yang dihubungkan ke pengguna yang
telah tercatat (logged) ke software workstation. Pengantara ini akan mendukung pembuatan
“hot-spots” sehingga pengguna bisa berhubungan untuk melihat dan mengedit setiap objek
dalam sistem atau menjalankan pengedit atau alat konfigurasi setiap objek yang ada dalam
software. Lebih lanjut lagi, pengantara ini harus bisa dikonfigurasi menjadi desktop PC
pengguna - dengan semua hubungan (link) yang diperlukan pengguna untuk menjalankan
aplikasi lainnya. Hal ini, bersama dengan kemampuan keamanan pengguna (user security) dari
Windows, akan memungkinan administrator sistem mengatur sambungan account workstation
yang tidak hanyan membatasi kemampuan pengguna dalan software BAS tetapi juga
membatasi apa yang boleh dilakukan pengguna pada PC dan/atau LAN/WAN. Hal ini untuk
menjamin, misalnya, pengguna workstation pemantau alarm tidak bisa mematikan penampilan
alarm yang aktif dan/atau tidak bisa memasukkan (loading) software kedalam PC.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    36 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Keamanan pengguna (user security)

Software harus dirancang sedemikian sehingga setiap pengguna software bisa memiliki satu
nama pengguna (username) dan kata kunci (password) yang unik. Kombinasi
username/password ini dihubungkan ke serangkaian kemampuan dalam software, disetel (set)
dan hanya bisa diedit oleh administrator sistem. Setelan kemampuan mulai dari hanya lihat
(View only), mengakui (acknowledge) alarm, meng-enable/disable-kan dan merubah harga,
Program , dan Administer. Sistem memungkinkan kemampuan diatas diterapkan secara bebas
ke setiap masing-masing kelas objek dalam sistem. Sistem harus memungkinkan sedikitnya
256 pengguna dikonfigurasikan perstation. Harus ada satu pewaktu tak aktif yang dapat diatur
dalam software yang otomatis mematikan (log-off) operator terakhir setelah waktunya habis.

Pengantara pengkonfigurasian (Configuration Interface)

Software workstation harus menggunakan pengantara interface Windows Explorer untuk


operator maupun programmer untuk melihat dan/atau mengedit setiap objek (controller, point,
alarm, report, schedule, dll.) dikeseluruhan sistem. Interface ini harus menyajikan map network
semua pengkontrol dan poin-poin, program, grafik, alarm, dan report yang berhubungan
dengannya dengan struktur yang mudah dimengerti. Semua nama objek harus alfanumerik dan
menggunakan konvensi nama file Windows yang panjang. Nama objek tidak perlu harus unik
diseluruh sistem; ini memungkinkan konsistensi penamaan poin; misalnya setiap pengkontrol
bisa memliki satu masukan input bernama Temperatur Gas Buang dan satu setpoint bernama
Set-point Aliran Bakar.

Pengantara konfigurasi juga harus mendukung objek-objek template yang akan digunakan
sebagai blok-blok untuk membuat database BAS. Jenis objek template yang didukung meliputi
semua jenis-jenis poin data (input, output, string variables, setpoints, dll.), algorithma alarm,
alarm notification objects, reports, graphics displays, schedules, dan programs. Group jenis
objek template harus bisa di-setup sebagai sistem dan sub-sistem template. Sistem template
harus cepat untuk data entry; juga harus menjaga hubungan ke objek anak (child object) yang
dibuat oleh setiap template. Jika pengguna ingin melakukan perubahan pada suatu objek
template, software harus menanyakan pengguna apakah ingin meng-update semua objek anak
dengan perubahan tersebut. Sistem template harus memfasilitasi konsistensi pengkonfigurasian
dan pemrograman dan memberi pengguna suatu metoda yang mudah dan cepat untuk
membuat perubahan global pada BAS.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    37 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Tampilan grafik berwarna (color graphic displays)

Sistem harus memungkinkan pembuatan tampilan grafik berwarna yang ditentukan pengguna
untuk menunjukkan sistem mekanikal dan elektrikal atau building schematics. Grafik-grafik ini
harus berisi informasi poin dari database meliputi atribut apa saja yang berhubungan dengan
poin tersebut, misalnya satuan enjinering (engineering units). Juga, operatorharus bisa
mengoperasikan peralatan atau merubah setpoint dari suatu grafik dengan menggunakan
keyboard atau mouse.

Kelengkapan subsistem grafik berwarna meliputi:

♦ SVGA, tampilan bit-mapped displays. Pengguna harus mampu mengimpor file gambar
yang dibuat dengan AutoCAD sebagai latar belakang tampilan.

♦ Built-in library objek yang dianimasi seperti damper, kipas, pompo, saklar, tombol,
meteran, dan grafik yang dapat di-drop ke grafik dengan menggunakan mouse. Objek ini
memmungkiakan operator berinteraksi dengan tampilan grafis mimik yang serupa dengan
panel kontrol yang terpasang. Dengan mouse, operator busa mengatur setpoints, start
dan stop peralatan, memodifikasi parameter loop PID, atau merubah skedul.

♦ Perubahan status atau kondisi alarm harus bisa disoroti dengan perubahan objek lokasi
screen, ukuran, warna, teks, kelap-kelip atau perubahan dari satu tampilan ke tampilan
lainnya.

♦ Objek-objek panel grafis harus bisa dikonfigurasi dengan halaman yang disebut “multiple
tabbed” yang memungkinkan operator dengan cepat melihat grafis individu peralatan
yang berupa sistem dan sub-sistem.

♦ Kemampuan menghubungkan tampilan grafis melalui objek yang telah ditentukan


pengguna, pengujian alarm, atau hasil rumusan matematik.operator harus bisa berpindah
dari satu grafis ke grafis lainnya dengan memilih suatu objek dengan mouse, tidak perlu
menu.

2.4.3 Pemantauan otomatis (automatic monitoring)

Software harus mampu secara otomatis mengumpulkan data dan laporan dari pengkontrol
mana saja melalui hubungan komunikasi kabel (hardwire) atau modem. Frekuensi
pengumpulan data harus seluruhnya dapat dikonfigurasi oleh pengguna.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    38 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Menejemen alarm

Software harus bisa menerima alarm langsung dari pengkontrol, atau membuat alarm
berdasarkan evaluasi data pada pengkontrol dan membandingkan batasan atau persamaan
kondisional yang dikonfigurasi melalui software. Setiap alarm (tak peduli asalnya) akan
diintegrasikan ke dalam sistem menejemen alarm keseluruhan dan akan dimunculkan pada
semua laporan alarm standar, siap untuk ditanggapi operator, dan ada pilihan untuk ditampilkan
secara grafis atau laporan.

Menejemen alarm meliputi:

• Sedikitnya 255 tingkat pemberitahuan alarm. Setiap tingkat akan membuat serangkaian
parameter yang unik untuk tampilan alarm pengkontrolan, tanggapan (acknowledgment),
annunsiasi keyboard, printout alarm dan menyimpan rekaman.
• Pencatatan (logging) otomatis didalam database berita alarm, nama poin nilai poin,
pengkontrol yang terhubung, pembubuhan waktu (timestamp), nama pengguna dan waktu
menanggapi serta waktu mematikan suara alarm (soft acknowledgement) .
• Print otomatis informasi alarm atau laporan alarm pada printer alarm atau printer laporan.
• Membunyikan suara beep atau file audio pada awal alarm atau kembali ke normal.
• Mengirim email atau halaman alfanumerik ke setiap yang terdaftar dalam alamat email
workstation pada awal terjadi alarm atau alarm berulang karena operator belum menanggapi
alarm dalam tenggang waktu yang telah ditentukan pengguna. Kemampuan menggunakan
email dan halaman alfanumerik alarm-alarm harus menjadi ciri standar software terpadu
dengan pengantara aplikasi surat sistem operasi (OS MAPI). Tidak perlu pengantara
software yang khusus.
• Alarm individual harus bisa juga ditampilkan di workstation yang waktu dan tanggalnya
ditentukan pengguna; misalnya alarm “temperatur pelumas sangat tinggi” ditampilkan di
workstation Bagian Menejemen selama jam dan hari kerja dan ke workstation Pusat
Pengalarman (Central Alarming) setiap saat.
• Termasuk juga pemantau alarm aktif yang dapat ditentukan ke setiap pengguna untuk
menampilkan atau menyembunyikan atribut alarm.
• Jenis dan warna huruf (font), dan warna belakang setiap level berita alarm sebagaimana
terlihat pada pemantau alarm aktif bisa ditentukan untuk memudahkan identifikasi jenis alarm
tertentu atau keadaan alarm.
• Pemantau alarm aktif bisa dikonfigurasi sehingga operator harus menuliskan pada entir
alarm atau mengambil dari daftar aksi pengguna untuk alarm tertentu; hal ini menjamin
akuntabilitas (audit trail) untuk merespon alarm-alarm kritis.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    39 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

2.4.4 Pembuatan pelaporan (report generation)

Software berisi pembuatan laporan dengan perangkat pengolah kata untuk membuat laporan
yang bisa di-setup agar berjalan otomatis atau bila diperlukan. Setiap workstation bisa
mengumpulkan laporan dengan program pengolah kata spreadsheet yang telah ada. Bila
laporan ditampilkan, otomatis menyebar ke pengedit laporan yang terhubung seperti Word™,
WordPerfect™, NotePad, atau Lotus 123

• Laporan bisa sepanjang apa pun dan berisi atribut poin apa saja dari pengkontrol mana saja
yang terhubung dengan jaringan network.

• Pembuat laporan punya akses ke bahasa pemrograman pengguna untuk melakukan


kalkulasi matematik didalam kerangka laporan, mengkontrol output tampilan laporan, atau
memudahkan pengguna untuk informasi tambahan yang diperlukan pelaporan.

• Memungkinkan melakukan program eksekusi lainnya kapan saja suatu pelaporan dimulai.

• Aktivitas pembuat laporanbisa dihubungkan ke sistem menejemen alarm, sehingga setiap


laporan yang dikonfigurasi bisa ditampilkan untuk merespon kondisi suatu alarm.

• Laporan standar meliputi:

- Points in each controller.


- Points in alarm
- Disabled points
- Overridden points
- Operator activity report
- Alarm history log.
- Program listing by controller with status.
- Network status of each controller

Laporan jenis spreadsheet (spreadsheet-style report)

Software juga menyediakan pelaporan sederhana jenis baris dan kolom (spreadsheet-style)
pada setiap kelas objek dalam sistem, yang bisa dikonfigurasi oleh pengguna dan mengambil
data segar dari pengkontrol atau dari database. Pengguna bisa men-setup setiap laporan
ditampilkan dalam bentuk huruf dan latar belakang berwarna, juga bisa dikonfigurasi untuk
menyaring data, memilih data dan menyorot data sesuai kriteria yang yang ditentukan
pengguna.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    40 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Pelaporan HTML (HTML reporting)

Laporan jenis spreadsheet bisa dijalankan pada file template HTML, untuk membuat file hasil
HTML dalam direktori template HTML. Direktori ini bisa digunakan bersama dengan pengguna
komputer lainnya untuk mengakses ke direktori untuk menunjuk browser web mereka pada file
dan melihat laporan.

Penjadwalan (scheduling)

Memungkinkan untuk mengkonfigur dan mendownload dari workstation penjadwalan


(scheduling) pengkontrol mana saja pada jaringan network.

♦ Jadwal waktu hari harus dalam bentuk kalender dan dapat diprogram sedikitnya satu
tahun kedepan. Setiap hari standard dalam seminggu harus bisa disesuaikan dengan
warna sehingga mudah untuk dilihat, sekilas pandang, untuk menetapkan jadwal untuk
hari tertentu walaupun dalam setahun. Untuk mengubah jadwal hari tertentu, pengguna
dengan mudah mengklik hari yang dipilih kemudian mengklik jenis hari yang diinginkan.

♦ Setiap jadwal akan muncul pada tampilan dapat dilihat untuk setahun, sebulan, seminggu
dan sehari. Mengklik dengan mouse untuk menukar tampilan. Mungkin juga menggulung
(scroll) dari satu tampilan bulan ke tamlipan bulan sebelum atau sesudahnya, dan
mengubah setiap jadwal waktu.

♦ Jadwal ditetapkan untuk pengkontrol tertentu dan disimpan dalam memori RAM local.
Setiap perubahan pada workstation secara otomatis akan di –updatekan jadwal yang
sesuai pada pengkontrol.

Programmer's Environment

Lingkungan programmer meliputi jalan masuk ke superset (penyetelan lebih tinggi) dari bahasa
program yang sama pada pengkontrol. Programmer bisa membentuk software aplikasi off-line
untuk pengembangan program yang diinginkan, menulis program kontrol keseluruhan, sistem
pelaporan, rutin pengumpulan data jaringan yang luas, dan software pengelolaan alarm yang
biasa. Pada tampilan yang sama sebagai pemeriksa program, lingkungan pemprograman akan
mencakup dockable debug dan watch bars untuk pen-debugging-an program dan melihat harga
up-date dan menghubungkan titik selama pemprograman. Juga satu alat wizard harus ada

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    41 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

untuk pen-loadingan program dari library file pada program editor.

Saving/Reloading

Workstation software akan memiliki satu aplikasi untuk save and restore file-file memori
pengkontrol lapangan. Aplikasi ini tidak dibatas untuk saving and reloading suatu keseluruhan
pengkontrol, juga harus mampu untuk save/reload objek-objek individu pada penkontrol. Hal ini
memungkinkan misalnya untuk pen-debuggingan program kontrol secara off-line, dan kemudian
me- reloading informasi yang baru dimodifikasi.

Data Logging

Perangkat lunak workstation harus mampu dengan mudah menyusun kelompok titik data
dengan trend logs dan menampilkan data trend lognya. Sekelompok titik-titik data sebaiknya
dibuat dengan metode drag-and-drop titik tersebut ke satu folder. Data trend log akan
ditampilkan melalui satu pemilihan menu yang mudah. Data-data ini akan dengan mudah
disimpan di file atau diprint.

Audit Trail

Perangkat lunak workstation harus secara otomatis me-log dan membubuhkan waktu (time-
stamp) setiap operasi yang dilakukan pengguna pada workstation, dari logging ON dan OFF
workstation sampai mengubah harga suatu titik, memodifikasi program, enabling/disabling
suatu objek, melihat tampilan grafis, menjalankan pelaporan, memodifikasi jadwal, dll.

Fault Tolerant File Server Operation

Sistem harus menyediakan pilihan untuk menyiapkan operasi fault tolerant bila terjadi
kegagalan CPU, disk drive, atau perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjaga integritas
operasinal sistem. Integritas operasinal mencakup semua pengantara pengguna, monitoring
titik-titik alarm dan akses, dan melaksanakan akses fungsi kontrol.

Mekanisma pertukaran (switchover) yang tersedia harus otomatis. Jika ada kegagalan karena

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    42 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

hardware, kemudian sistem harus segera beralih ke komputer back-up. Jika ada kegagalan
sistem karena software (instruksi atau data), sistem harus tidak memberikan kode kesalahan ke
komputer back-up, jika diberikan, komputer back-up juga akan gagal dengan cara yang sama
seperti komputer utama.

Peralihan ke komputer back-up akan dimulai dan diselesaikandengan satu cara dan kerangka
waktu yang menghindarkan hilangnya data kejadian, dan harus jelas (transparent) bagi
pengguna sistem, kecuali untuk pesan alarm laporan yang mengindikasikan bahwa telah terjadi
peralihan.

Ketika kegagalan sistem selesai dari komputer utama ke komputer back-up, tidak ada alarm
ataupun kejadian lainnya yang akan hilang, komputer back-up akan mengkontrol semua fungsi
sistem.

Kegagalan satu komponen pada sistem harus tidak menyebabkan kegagalan keseluruhan
sistem. Semua pengguna akan diberitahu setiap ada kegagalan komponen yang terdeteksi
melalui suatu alarm kejadian. Pengguna sistem tidak akan ter-logged off karena kegagalan atau
peralihan sistem.

Komputer utama akan menyiapkan indikasi kontinu bahwa komputer back-up tidak tidak
tersedia sampai sekian lama hingga fault-nya dihilangkan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    43 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM OTOMATIS

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    44 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

3. KOMUNIKASI DIGITAL

3.1 Pendahuluan

Pada rancangan yang besar dan system digital yang kompleks, diperlukan satu alat yang
mengkomunikasikan informasi-informasi digital dari dan ke perlengkapan lainnya. Salah satu
keunggulan informasi digital adalah kecendrungannya menjadi jauh lebih tahan akan salah
transmisi dan interpretasi dari pada informasi yang disimbolkan alam suatu media analog.

Andai kita diberi tugas untuk memantau level tangki air utama dari jarak jauh. Pertama
merancang system untuk mengukur level air dalam tangki dan mengirim informasi ini agar
dapat dimonitor dari jarak jauh. Mengukur level tangki tidaklah sulit dan dapat dilakukan dengan
berbagai cara yang berbeda, misalnya dengan float switches, pressure transmitters, ultrasonic
level detectors, capacitance probes, strain gauges, atau radar level detectors.

Untk memudahkan ilustrasi ini, digunakan alat pengukur level analog dengan sinyal output 4-20
mA. 4 mA menyatakan level tangki 0%, 20 mA menyatakan level tangki 100%, dan setiap harga
antara 4 and 20 mA menyatakan level tangki yang sebanding antara 0% and 100%. Jika
diinginkan, sinyal arus analog 4-20 milliamp ini dapat dengan mudah ke lokasi pemantauan
jarak jauh dengan menggunakan sepasang kabel tembaga untuk menggerakkan sejenis
meteran panel yang skalanya menyatakan tinggi air pada tangki sesuai satuan yang diinginkan.

Sistem komunikasi analog ini sederhana dan mudah, mencukupi dan sempurna. Tetapi
bukanlah satu-satunya cara. Untuk penerapan teknilogi digital, ada metoda lain untuk
memonitor tangki hypothetical ini, meskipun metoda analog diatas merupakan yang paling
praktis.

Sistem analog yang sederhana ini memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah masalah
interferensi sinyal analog. Karena level air pada tangki dinyatakan dalam besaran arus listrik DC

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    45 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

pada rangkaian, maka setiap perubahan/gangguan arus (noise) akan diterjemahkan sebagai
perubahan level air. Tanpa noise, grafik arus terhadap waktu pada level air yang tetap 50%
akan menjadi seperti gambar berikut ini.

Jika wayar rangkaian ini terlalu dekat dengan kabel bertegangan listrik AC 60 Hz, misalnya
kopling kapasitif dan induktif, bias menyebabkan sinyal palsu "noise" pada rangkaian dengan
cukup berarti.

Contoh diatas menegaskan bahwa setiap electrical noise pada sistem pengukuran analog akan
diinterpretasikan sebagai perubahan besaran yang diukur. Salah satu cara mengatasi masalah
ini adalah dengan mengkodekan level tangki air dengan menggunakan sinyal digital sebagai
ganti sinyal analog. Hal ini dapat dilakukan dengan mengganti peralatan ukur analog dengan
serangkaian level switch yang dipasang pada ketinggian yang berbeda pada tangki.

Setiap level switch disambungkan ke rangkaian tertutup, mengirimkan arus ke lampunya


masingmasing yang terpasang pada panel dilokasi pemantauan. Setiap switch yang menutup,
lampunya akan menyala, dan setiap yang memperhatikan panel akan melihat lima lampu yang
merepresentasikan level tangki.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    46 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

Sesungguhnya setiap rangkaian lampu adalah digital yang alami, tak masalah apakah 100% on
atau 100% off. Interferensi elektrikal dari kabel lain sepanjang jalur menyebabkan pengaruh
yang sangat rendah terhadap keakuratan pengukuran pada pemantauan terjauh dibanding
system sinyal analog. Diperlukan interferensi yang luar biasa untuk menyebabkan sinyal off
terinterpretasikan sebagai sinyal on, demikian juga sebaliknya. Ketahanan relative terhadap
interferensi elektrikal adalah keuntungan utama setiap bentuk komunikasi digital dibanding
analog.

Telah dipahami bahwa sinyal digital jauh lebih tahan terhadap gangguan noise, sehingga dapat
meningkatkan sistem pengukuran level ini. Misalnya meningkatkan resolusi sistem skala
pengukuran dengan menambah jumlah switch agar pengukuran level air menjadi lebih teliti.
Andaikan dipasang 16 switch di sepanjang ketinggian tangki, bukan cuma 5. ini akan sangat
meningkatkan resolusi engukuran ini, tetapi memerlukan sangat banyak wayar untuk
dibentangkan antara tangki dengan lokasi pemantauan. Salah satu cara mengurangi
penggunaan wayar dengan menggunakan pengkode prioritas (priority encoder) menggunakan
ke 16 switch dan membangkitkan suatu bilangan bineri yang merepresentasikan informasi yang
sama.

Sekarang hanya 4 wayar (ditambah kabel catu daya dan pentanahan) yang diperlukan untuk
mengkomunikasikan informasi, tidak lagi 16 wayar (ditambah kabel catu daya dan pentanahan).
Di lokasi pemantauan, diperlukan sejenis alat penunjuk yang akan menerima data bineri 4-bit
dan memunculkan tampilan yang mudah dibaca. Suatu pendekode (decoder) melalui wayar
menerima data 4-bit ini sebagai masukan input dan menyalakan 1 dari 16 lampu keluaran,
dapat digunakan dalam hal ini, atau dapat menggunakan pendekode 4-bit (rangkaian
pengoperasi – driver circuit) untuk mengoperasikan sejenis tampilan digit numerical.

Resolusi 1/16 tinggi tangki masih belum cukup; agar resolusi lebih baik, diperlukan lebih banyak
bit untuk output bineri dengan menambah lagi level switch; hal ini menjadi kurang praktis. Cara
lebih baik, memasang kembali transmitter analog ke tangki dan secara elektronik mengubah
output 4-20 mA-nya menjadi suatu bilangan bineri (dengan pengubah analog ke bineri ADC)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    47 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

dengan bit lebih banyak. Untuk menghindari efek noise, ADC ini dipasang dekat dengan tangki,
sehingga diperoleh sinyal yang merepresentasikan 4-20 mA yang bersih. Ada banyak cara
untuk mengubah sinyal analog ke digital. Namun penjelasan berikut akan membahas teknik
komunikasi sinyal digital itu sendiri.

Jenis informasi digital pada contoh ini adalah data digital parallel, dimana setiap bit bineri dikirim
melalui wayarnya masing-masing ( satu wayar per bit), sehingga akan sampai ditujuan secara
bersamaan. Jumlah wayar kemudian dapat dikurangi menjadi satu channel (kabel sinyal dan
ground), setiap bit dikirim berurutan; jenis ini disebut data digital serial.

Dengan suatu multiplexer atau shift register, data dari ADC dekat tangki diambil dengan parallel
data dan diubah menjadi serial data. Pada sisi pemantauan, digunakan suatu demultiplexer
atau shift register jenis lain untuk mengubah serial data kembali ke parallel data yang
digunakan rangkaian tampilan. Peralatan multiplexer & demultiplexer (mux/demux) dijaga tetap
sinkron. Untunglah, ada chip IC digital yang disebut UART (Universal Asynchronous Receiver-
Transmitters). Akan dipelajari bagaimana komunikasi informasi digital dari tangki ke lokasi
pemantauan.

3.2 Jaringan dan Bus (Networks and busses)

Sejumlah kumpulan wayar yang menghubungkan antara tangki air dan lokasi pemantauan
disebut jaringan (network) atau bus (bus). Beda kedua istilah ini lebih bernuansa semantic
daripada teknik, dan keduanya bisa saling tkar dalm prakteknya. Istilah “bus” biasanya
digunakan sebagai serangkaian wayar penghubung komponen-komponen digital pada
perangkat computer, dan istilah “network” untuk yang secara fisik lebih tersebar luas.
Belakangan ini, istilah “bus” menjadi lebih popular sebagai jaringan (network) yang khusus
untuk menghubungkan sensor-sensor instrumentasi diskrit yang jaraknya berjauhan, misalnya
"Fieldbus" and "Profibus"; juga merupakan penghubung antara dua atau lebih peralatan digital
sehingga data dapat dikomunikasikan diantaranya.

Sebutan seperti "Fieldbus" atau "Profibus" meliputi tidak hanya fisik wayar bus atau jaringannya
saja, tetapi juga tingkat tegangan tertentu untuk komunikasi, urutan waktunya (timing sequence
– terutama untuk transmisi data serial), spesifikasi sambungan (pin out), dan seluruh perbedaan
ciri-ciri teknik jaringan lainnya. Dengan kata lain, ketika bicara tentang bus atau jaringan jenis
tertentu dengan menyebut nama, berarti bicara tentang suatu standar komunikasi, yaitu tentang
aturan dan perbendaharaan kata bahasa tertulis. Misalnya, sebelum dua orang atau lebih
menjadi sahabat bersurat-suratan, mereka harus bias saling menulis dengan tulisan umum

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    48 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

yang sama. Hanya memliki satu sistem pengiriman surat-menyurat yang bisa mengirim surat
diantara mereka, itu tidaklah cukup. Jika ingin berkirim surat ke negara lain, mereka harus
setuju menggunakan kebiasaan huruf, kosa kata, ejaan, tata bahasa yang telah menjadi
standard bahasa di negara tersebut. Demikian juga jika ingin menghubungkan dua peralatan
Profibus, yang akan mampu saling berkomunikasi hanya jika standard Profibus telah diterapkan
dengan sangat teliti seperti tingkat tegangan, urutan waktu dll. Yang jelasnya, dengan hanya
menghubung-bentangkan wayar-wayar antara beberapa peralatan tidaklah cukup untuk
membangun suatu sistem jaringan (apalagi jika jika peralatan-peralatan tersebut dibuat oleh
pabrikan yang berbeda).

Agar lebih jelas, mari membuat rancangan standard bus kita sendiri. Buat sistem pengukuran
tangki air dengan 5 saklar (switches) untuk mengukur level yang berbeda, dan dengan
menggunakan sedikitnya 5 wayar untuk menyambungkan sinyalnya ke tempat tujuan, maka kita
bias memulai dasar-dasar yang mungkin merupakan jaringan BogusBus:

Secara fisik wayar untuk BogusBus terdiri dari 7 wayar antara peralatan transmitter (saklar –
switches) dengan peralatan penerima (lampu sinyal). Transmitter terdiri dari semua komponen-
komponen dan sambungan wayarnya kearah kiri dari sambungan terkiri (bersimbol "-->>--").
Setiap simbol penyambung legkap dengan elemen pasangan jantan-betina (male and female).
Bus wayar (bus wiring) terdiri dari ke tujuh wayar antara pasangan penyambung. Penerima
(receiver) dan semua wayar peralatannya terletak di sebelah kanan dari sambungan terkanan.
Lima wayar jaringan (bernomer 1 s.d. 5) membawa data, sedangkan dua wayar (berlabel +V
dan -V) merupakan sambungan untuk catu daya arus searah DC. Ada satu standard steker
penyambung 7-pin. Susunan pin tidak simetris untuk menghindari penyambungan terbalik.

Agar pembuat memperoleh sertifikat penghargaan "BogusBus-compliant" atas produknya,


mereka harus tunduk dengan ketentuan yang dibuat oleh perancang BogusBus (seperti

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    49 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

perusahaan lainnya yang merancang bus untuk tugas tertentu dan memasarkannya untuk
keperluan yang luas). Misalnya, semua peralatan harus bisa menggunakan catu daya 24 Volt
DC dari BogusBus; kontak saklar pada transmitter harus sesuai kemampuannya, lampu sinyal
harus sesuai dengan tegangan, dan penyambung-penyambung harus mampu mengalirkan
arusnya. Wayar-wayar juga harus memenuhi standard yang sama; lampu 1 s.d. 5 harus
disambungkan dengan tepat, sehingga ketika transmitter LS4 menutup, maka lampu receiver
akan menyala, demikian selanjutnya. Karena kedua transmitter dan receiver memerlukan catu
daya 24V DC, semua kombinasi transmitter/receiver (dari berbagai merek) harus memiliki catu
daya yang dapat disambung parallel dengan aman. Bayangkan apa yang akan terjadi jika
transmitter merek A menghubungkan sisi negative (-) catu daya 24V DCnya ke ground
sedangkan transmitter merek B menghubungkan sisi positive (+) catu daya 24V DCnya yang ke
ground; jika kedua ground tersebut adalah padu ("solid" – antara keduanya bertahanan rendah,
seperti keduanya menggunakan kerangka baja bangunan yang sama), maka kedua catu daya
akan menjadi terhubung singkat.

Tentu saja BogusBus adalah sebuah contoh jaringan digital yang cukup hipotetis dan tidak
praktis, sangat kekurangan resolusi data, membutuhkan banyak pengawatan untuk
menghubungkan peralatan, dan komunikasi hanya satu arah (dari transmitter ke receiver);
hanya cukup sebagai contoh mengetahui apakah jaringan itu dan beberapa pertimbangan
dalam pemilihan dan pengoperasian jaringan (network).

Banyak jenis-jenis bus dan jaringan, yang masing-masing memiliki aplikasi, keunggulan, dan
kelemahannya sendiri, beberapa contohnya aadalah sebagai berikut:

3.2.1 Bus jarak pendek (Short-distance busses)

PC/AT Bus yang digunakan pada komputer yang cocok dengan IBM terdahulu, untuk
menghubungkan peralatan sekelilingnya seperti disk drive, sound card dan lainnya ke
motherboard komputer.

PCI Bus yang digunakan pada komputer yang cocok tidak hanya dengan IBM. Jauh lebih
cepat dari pada PC/AT. Kecepatan transfer datanya 100 Mbytes/second (32 bit) dan
200 Mbytes/second (64 bit).

PCMCIA Bus yang digunakan menghubungkan peralatan sekeliling ke laptop dan notebook
berukuran personal komputer PC; ukuran fisik kaki-kakinya kecil dan sangat lambat
dibanding bus PC lainnya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    50 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

VME Bus yang potensial (dirancang ulang dari Motorola terdahulu dengan standard Versa-
Bus untuk membangun industri serba guna and komputer militer, dimana memori
ganda, peripheral, dan bahkan papan mikro-prosessor dapat disumbatkan (plugged)
di rak pasif untuk memfasilitasi rancangan sistemyang umum. Kecepatan transfer
datanya kira-50 Mbytes/second (64 bits wide).

VXI Pengembangan dari bus VME, VXI (ekstensi VME untuk Instrumentation) meliputi
bus VME standard bersama penyambung untuk sinyal analog antara card didalam
rak.

S-100 Kadang disebut Altair bus, bus standard ini hasil dari konferensi 1976, sebagai
interface ke mikroprosesor Intel 8080. Filosofinya serupa dengan VME, dimana card-
card multi fungsi bisa colokkan (plug in) pada rak pasif passive rack) untuk
memudahkan konstruksi sistem.

MC6800 Bus Motorola yang ekuivalen dengan Intel-centric S-100, dirancang sebagai
pengantara (interface) peralatan peripheral dengan chip Motorola 6800
microprocessor popular.

STD Simple-To-Design, rak pasif yang serupa dengan bus PC/AT, dan dapat disesuaikan
rancangan perangkat keras berbasis IBM-compatible. Dirancang oleh Pro-Log
dengan lebarmerlukan 8 bits wide (parallel), memerlukan rangkaian card yang kecil
(4.5 x 6.5 inch).

Multibus I and II Suatu bus untuk desain fleksibel sistem komputer, dirancang oleh Intel
dengan lebar 16 bits (parallel).

Compact PCI Suatu penyesuaian industrial standard PCI komputer pribadi, dirancang
berkinerja lebih tinggi sebagai alternative dari bus VME yang lama. Dengan bus clock
berkecepatan 66 MHz, laju transfer data 200 Mbytes/detik (32 bit) atau 400
Mbytes/detik (64 bit).

Microchannel Dirancang oleh IBM untuk komputer seri PS/2, sebagai perantara PC
motherboards ke peralatan peripheral.

IDE Suatu bus yang terutama digunakan untuk menghubungkan connecting penggerak
(drives) hard disk komputer pribadi PC dengan card-card peripheral yang sesuai.
Banyak digunakan pada komputer pribadi PC untuk perantara penggerak hard disk
dan CD-ROM.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    51 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

SCSI Suatu bus alternative (secara teknis lebih unggul dari IDE) yang digunakan untuk
penggerak disk komputer pribadi. SCSI stands for Small Computer System Interface.
Digunakan pada beberapa PC yang cocok (compatible) dengan IBM, juga Macintosh
(Apple), dan banyak komputer bisnis mini dan mainframe. Digunakan sebagai
perantara hard drives, CD-ROM drives, floppy disk drives, printers, scanners,
modems, dan tuan rumah (host) peralatan peripheral lainnya. Berkecapatan hingga
1.5 Mbytes per detik for standard asli.

GPIB (IEEE 488) General Purpose Interface Bus, juga dikenal senagai HPIB atau IEEE 488,
yang dimaksudkan sebagai perantara peralatan uji elektronis seperti oscilloscopes
dan multimeters ke komputer pribadi. Lebar lintasan alamat/data 8 bit dengan 8
saluran tambahan untuk kontrol komunikasi.

Centronics parallel Banyak digunakan pada komputer pribadi sebagai perantara peralatan
printer dan plotter, juga peralatan peripheral lainnya, seperti external ZIP (100 Mbyte
floppy) disk drives dan tape drives.

USB Universal Serial Bus, sebagai interkoneksi banyak peralatan peripheral eksternal
(seperti keyboards, modems, mice, etc.) ke komputer pribadi. Telah lama digunakan
pada PC Macintosh, ini digunakan sebagai pelengkapan baru pada mesin-mesin
yang cocok dengan IBM.

FireWire (IEEE 1394) Suatu jatingan serial kecepatan tinggi yang mampu beroperasi pada
100, 200, or 400 Mbps dengan ciri serba guna (versatile) seperti "hot swapping"
(peralatan menambah atau melepas dengan power on) dan topologi fleksibel.
Dirancang untuk pengantaraan (interfacing) komputer pribadi berkinerja tinggi.

Bluetooth Jaringan komunikasi berbasisi radio (radio-based) yang dirancang untuk


menghubungkan peralatan komputer perkantoran. Perlengkapan untuk keamanan
data dirancangkan dalam standard jaringan ini.

3.2.2 Jaringan jarak diperluas (Extended-distance networks)

20 mA current loop. Agar tidak bingung dengan standard analog instrumentasi umum 4-20
mA, ini adalah jaringan komunikasi digital berbasis pada gangguan rangkaian arus
20 mA (kadang 60 mA) untuk menggambarkan data bineri. Walaupun impedanasi
rendah memberi kekebalan (immunity) noise yang baik, diduga gangguan kabel
(misalnya putus) yang akan menggagalkan keseluruhan jaringan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    52 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

RS-232C Jaringan serial yang paling banyak digunakan dalam sistem komputer, biasanya
digunakan untuk menghubungkan peralatan peripheral seperti printers dan mice ke
komputer pribadi. Kecepatan dan jaraknya terbatas 45 feet and 20 kbps. RS-232C
sering disingkat menjadi RS-232 saja (tanpa C).

RS-422A/RS-485 Dua jaringan serial yang dirancang untuk mengatasi beberapa keterbatasan
jarak dan keserba-gunaan RS-232C. digunakan secara luas dalam perindustrian
untuk menghubungkan bersama-sama peralatan serial dalam lingkungan
pembangkit yang secara listrik"noisy". Batas jarak dan kecepatannya lebih tinggi dari
pada RS-232C, biasanya lebih dari setengah mil dan kecepatannya mencapai 10
Mbps.

Ethernet (IEEE 802.3) Suatu jaringan kecepatan tinggi yang menghubungkan bersama
beberapa komputer dan beberapa jenis peralatan peripheral. "Normal" Ethernet
beroperasi dengan kecepatan 10 million bits/detik, dan "Fast" Ethernet beroperasi
dengan kecepatan 100 million bits/second. "Normal" Ethernet implementasikan pada
berbagai alat kabel tembaga (thick coax = "10BASE5", thin coax = "10BASE2",
twisted-pair = "10BASE-T"), radio, dan pada fiber optik ("10BASE-F"). "Fast"
Ethernet juga implementasikan pada beberapa alat berbeda (twisted-pair, 2 pair =
100BASE-TX; twisted-pair, 4 pair = 100BASE-T4; optical fiber = 100BASE-FX).

Token ring Suatu jaringan kecepatan tinggi yang menghubungkan bebarapa perlatan
computer bersama-sama, menerapkan filosofi komunikasi yang sangat berbeda dari
Ethernet, memungkinkan respon waktu yang presisi dari peralatan jaringan individu,
dan kekebalan yang lebih besar terhadap kerusakan kabel jaringan.

FDDI Suatu jaringan kecepatan sangat tinggi, yang secara eksklusif diterapkan pada kabel.

Modbus/Modbus Plus Pada awalnya diterapkan oleh korporati Modicon, suatu perusahaan
besar yang membuat peralatan PLC, untuk menghubungkan rak-rak I/O
(Input/Output) yang berjauhan dengan satu prosesor PLC. Masih cukup populer.

Profibus Pada awalnya diterapkan oleh korporati Siemens, suatu perusahaan besar yang
membuat peralatan PLC.

Foundation Fieldbus suatu bus berkinerja tinggi yang sengaja direncang untuk memungkinkan
instrument banyak proses (transmitter, controllers, valve positioners) untuk
berkomunikasi dengan komputer induk dan node lainnya. Bisa secara penuh
menggantikan sinyal analog 4-20 mA sebagai sarana standard interkoneksi
instrumentasi control proses dimasa datang.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    53 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

3.2.3 Aliran data (Data flow)

Bus-bus dan jaringan dirancang untuk terjadi komunikasi antara peralatan individual yang
interkoneksi. Aliran informasi atau data antara dapat terjadi dengan bentuk yang beragam:

Dengan simplex communication, semua aliran data searah; dari transmitter yang ditentukan ke
receiver yang ditentukan. BogusBus adalah contoh simplex communication, dimana transmitter
mengirim siformasi ke lokasi pemantauan jarak jauh, tetapi tidak ada informsai yang dapat
dikirim kembali ke tangki air. Jika diperlukan mengirim informasi kesatu arah, maka simplex
sudah cukup. Kebanyakan aplikasi memerlukan lebih, yaitu:

Dengan duplex communication, aliran informasi adalah dua arah untuk setiap peralatan.
Selanjutnya Duplex dapat dibagi menjadi 2 kategori:

Half-duplex communication bisa diibaratkan seperti dua kaleng tipis yang dihubungkan dengan
seutas tali string. Kedua-dua kaleng bisa digunakan untuk mengirim dan menerima, tapi tidak
pada saat yang bersamaan. Full-duplex communication sama seperti telefon, dimana dua orang
yang masing-masing dapat berbicara dan mendengar pada saat yang bersamaan. Full-duplex
biasanya difasilitasi dengan dua saluran atau jaringan terpisah, dengan satu set wayar individu
untuk setiap arah komunikasi; biasanya menggunakan gelombang pembawa multi-frekuensi,
terutama pada hubungan radio, dimana satu frekuensi disediakan untuk setiap arah
komunikasi.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    54 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

3.3 Jenis sinyal listrik (Electrical signal types)

Dengan BogusBus, pensinyalan sangat sederhana dan langsung; setiap wayar sinyal (1 sampai
5) membawa satu bit data digital, 0 Vuntuk "off" dan 24V DC untuk "on." Karena semua bit tiba
ditujuannya bersamaan, maka BogusBus disebut teknologi jaringan parallel. Jika ingin
memperbaiki kinerja BogusBus dengan menambahkan pengkodean (encoding) disisi
transmitter dan pendekodean (decoding) disisi receiver, sehingga lebih banyak langkah-lsngksh
resolusi tersedia pengkabealan yang lebih sedikit, namun masih tetap sebagai jaringan parallel.
Bagaimanapun jika kita ingin menambahkan suatu pengubah parallel-to-serial pada sisi
transmitter dan pengubah serial-to-parallel disisi receiver, kita akan memiliki sesuatu yang
cukup berbeda.

Hal ini terutama dengan penggunaan teknologi serial kita terpaksa membuat cara cerdik
mengirim bit-bit data. Karena data serial memerlukan kita mengirim semua bit-bit data melalui
saluran kabel yang sama dari transmitter ke receiver yang memerlukan sinyal berfrekuensi
sangat tinggi pada kabel jaringan. Perhatikan ilustrasi berikut. Suatu sistem BogusBus yang
mengkomunikasikan data digital secara parallel dalam bentuk terkode binary (binary encoded).
Bukan mengirim 5 bit diskret seperti BogusBus yang asli, tetapi mengirim 8 bit dari transmitter
ke receiver. Suatu pengubah analog ke digital (ADC) disisi transmitter membangkitkan keluaran
output baru setiap detiknya yang membuat data 8 bit per menit sedang dikirim ke receiver.
Untuk memudahkan ilutrasi, katakanlah transmitter sedang beralih antara satu output
10101010 dan 10101011 setiap pembaruan data (update) sekali dalam 1 detik.

Karena hanya bit terendah yang berubah, frekuensi pada kabel jaringan (terhadap ground)
hanyalah 1/2 Hertz. Sebenarnya, tidak masalah bilangan apa yang sedang dibangkitkan oleh
pengubah ADC antara peng-update-an, frekuensi di setiap wayar pada jaringan BogusBus
yang dimodifikasi ini tidaklah dapat melebihi 1/2 Hz, karena itulah kecepatan pengubah ADC
meng-update keluaran digitalnya. 1/2 Hz sangat lambat, sehingga tidak menimbulkan masalah
pada kabel jaringan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    55 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

Sebaliknya, jika menggunakan jaringan serial 8-bit, seluruh bit-bit data harus muncul pada
saluran tunggal secara berurutan. Bit-bit ini harus dikeluarkan oleh transmitter dalam rentang 1
detik antara peng-update-an ADC. Oleh karena itu, perubahan output digital antara 10101010
dan 10101011(sekali dalam 1 detik) akan menjadi seperti berikut:

Frekuensi sinyal BogusBus ini sekarang menjadi 4 Hertz tidak lagi 1/2 Hertz, naik 8 kali lipat. 4
Hz masih sangat rendah, bukan persoalan dalam enjiniring, bayangkan bagaimana adanya jika
kita ingin mengirim data 32-bit atau 64-bit per update, bersama dengan bit lain yang diperlukan
untuk parity check dan signal synchronization, dengan kecepatan update ribuan kali per detik.
Frekuensi jaringan data serial akan mulai memasuki rentang frekuensi radio, dan kabel itu akan
menyerupai antena radio, pasangan kabel sebagai jaringan transmisi dengan semua perilaku
yang berhubungan karena reaktansi induktif dan kapasitif.

Apa yang jadi masalah? Sinyal yang akan dikomunikasikan dengan jaringan serial adalah
gelombang segi empat (square-wave), yang merupakan informasi bit-bit bineri. Gelombang segi
empat adalah hal khusus, secara matematis serupa dengan sederet tak berhingga gelombang
sinus yang berkurang amplitudonya dan bertambah frekuensinya. Gelombang segi empat
sederhana dengan frekuensi 10 kHz sebenarnya terlihat dengan kapasitansi dan induktansi
jaringan sebagai serangkaian dari banyak frekuensi gelombang sinus yang meluas menjadi
ratusan kHz pada amplitude berarti. Apa yang kita terima diujung jaringan 2 kabel yang
panjang, tidak lagi berupa gelombang segi empat yang sempurna, walaupun dalam kondisi
terbaik.

Ketika para sarjana bicara tentang rentang pita (bandwidth) jaringan, mereka mengacu pada
batas frekuensi praktis dari suatu media jaringan. Pada komunikasi serial, rentang pita adalah
suatu hasil volume data (bit-bit bineri per kata - "word" – yang terkirim) dan kecepatan data
("word" per detik). Ukuran standard rentang pita jaringan adalah bit per detik (bps = bits per
second). Satuan yang tidak digunakan lagi adalah baud (perubahan level sinyal per detik) yang
secara salah disamakan dengan bps. Banyak standard jaringan serial menggunakan beberapa
perubahan level tegangan atau arus untuk menunjukkan satu bit tunggal, makanya dalam
aplikasi ini bps dan baud adalah tidak sama.

Rancangan umum BogusBus, dimana semua bit adalah tegangan yang diacukan ke
sambungan ground umum ("common ground"), adalah situasi hal terjelek untuk komunikasi
data gelombang segi empat berfrekuensi tinggi. Semua bekerja dengan baik untuk jaringan

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    56 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

jarak pendek, dimana efek induktif dan kapasitif sangat rendah, tetapi untuk jaringan yang
panjang metoda ini akan sangat bermasalah

Pilihan kuat untuk metoda sinyal ground umum adalah metoda beda tegangan, dimana setiap
bit digambarkan dengan beda tegangan antara sepasang kabel yang terisolasi dari ground
bukan beda tegangan antara satu kabel dengan ground umum. Ini cendrung membatasi efek
induktif dan kapasitif yang terkena pada setiap sinyal dan kecendrungan sinyal terkorupsi
karena interferensi listrik dari luar, dengan demikian meningkatkan jarak praktis suatu jaringan
serial

Simbol penguat segitiga merupakan penguat perbedaan, yang mengeluarkan suatu sinyal
tegangan anatara 2 wayar, dan tidak satu pun terhubung ke ground. Dengan tidak adanya
hubungan antara tegangan sinyal dengan ground, hanya kapasitansi berarti yang terkenakan
pada tegangan sinyal yang ada antara ke dua kabel sinyal. Kapasitansi antara satu kabel sinyal
dengan penghantar yang digroundkan berefek sangat sedikit, karena jalur kapasitif antara
kedua kabel sinyal melalui sambungan ground adalah dua kapasitansi serie (dari kabel sinyal
#1 ke ground, kemudian dari ground ke kabel sinyal #2), dan nilai kapasitansi serie selalu lebih
rendah dari kapasitansi individual yang manapun. Selanjutnya, tegangan "noise" apapun yang
terinduksi antara kedua kabel sinyal dengan ground bumi oleh suatu sumber dari luar akan
tertiadakan, karena tegangan "noise" terinduksikan ke kedua kabel dengan nilai yang sama,
dan penguat penerima hanya menanggapi perbedaan tegangan antara kedua kabel sinyal,
bukan tegangan antara salah satu kabel sinyal dengan ground bumi.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    57 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

RS-232C adalah suatu contoh utama dari jaringan serial beracuan ground, sedangkan RS-422A
adalah suatu contoh utama dari jaringan serial tegangan berbeda. RS-232C menjadi aplikasi
populer pada lingkungan kantor dimana interferensi listriknya kecil dan kabel jaringannya
pendek. RS-422A lebih banyak digunakan pada aplikasi industry dimana kabel jaringannya
panjang dan potensi interferensi listriknya lebih besar karena adanya kabel daya listrik.

Bagaimanapun, masalah besar dengan sinyal-sinyal jaringan digital adalah gelombang segi
empat alami tegangan seperti penjelasan diatas. Hanya jika kita bisa menghidari gelombang
segi empat sekaligus, kita bisa menghidari kesulitan-kesulitan disepanjang jaringan frekuensi
tinggi. Suatu cara untuk melakukan ini adalah dengan memodulasi sinyal tegangan gelombang
sinus dengan data digital.

"Modulation" berarti besarnya satu sinyal memiliki kontrol pada beberapa aspek dari satu sinyal
lainnya. Teknologi radio memiliki modulasi terpadu hingga kini, menyediakan satu sinyal
tegangan frekuensi radio untuk mengkontrol amplitudo (AM) atau frekuensi (FM) dari suatu
tegangan pembawa ("carrier") berfrekuensi sangat tinggi, yang kemudian dikirim ke antena
transmisi. Teknik modulasi frekuensi (FM) dalam jaringan digital ternyata lebih bermanfaat dari
pada modulasi amplitudo, kecuali yang disebut Frequency Shift Keying (FSK). Dengan FSK
gelombang sinus dari dua frekuensi berbeda digunakan untuk menggambarkan kedua keadaan
bineri, yaitu 1 dan 0:

Karena problem praktis mendapatkan gelombang sinus frekuensi rendah/tinggi untuk memulai
dan mengakhiri pada titik zero crossover setiap kombinasi 0's dan 1's, kadang digunakan satu
variasi FSK yang disebut phase-continuous FSK, dimana kombinasi berurut frekuensi rendah-
tinggi menggambarkan satu keadaan bineri dan kombinasi frekuensi tinggi- rendah
menggambarkan keadaan bineri lainnya. Hal ini juga membuat situasi dimana setiap bit, apakah
0 atau 1, mengambil dengan tepat panjang waktu yang sama untuk mengirimkan sepanjang
jaringan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    58 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

Dengan tegangan sinyal gelombang sinus, banyak masalah yang ditemukan pada sinyak digital
gelombang segi empat menjadi terkurangi, walaupun rangkaian yang diperlukan untuk
memodulasi dan demodulasi sinyal-sinyal jaringan menjadi runit dan mahal.

3.4 Optical data communication

Suatu pilihan terkini untuk mengirimkan informasi digital (binary) melalui sinyal tegangan listrik
adalah dengan menggunakan sinyal-sinyal optikal (cahaya). Sinyal-sinyal elektrikal dari
rangkaian digital (tegangan tinggi/rendah) bisa dirobah menjadi sinyal-sinyal optic diskret
(menyala atau tidak) dengan LED atau laser keadaan padat. Juga, sinyal cahaya dapat
diterjemahkan kembali kedalam bentuk listrik melalui penggunaan photo-diode atau photo-
transistor untuk dimasukkan ke rangkaian gerbang.

Pengiriman informasi digital kedalam bentuk optikal bisa dilakukan di udara terbuka, dengan
mudah mengarahkan cahaya laser ke photodetector apda jarak terisah, tetapi interferensi
dengan sinar dalam bentuk lapisan pembalikan suhu, debu, hujan, kabut, dan rintangan lainnya
dapat menimbulkan masalah enjinering yang berarti.

Satu cara untuk menghindari masalah transmisi data optikal diudara terbuka adalah dengan
mengirim pulsa cahaya ke fiber glass murni. Fiber glass akan menerus berkas cahaya seperti
tembaga mengalirkan electron, dengan keuntungan yang sempurna menghindari masalah yang
berhbungan dengan induktansi, kapasitansi dan sinyal-sinyal listrik interferensi eksternal yang
mengganggu. Fiber optikal menjaga berkas cahaya tersimpan dalam inti fiber dengan fenomena
yang dikenal sebagai pemantulan (reflectance) internal total.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    59 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

Suatu fiber optic terdiri dari dua lapisan glas sangat murni, setiap dibuat dari glas dengan pantul
yang sedikit berbeda, atau kapasitas untuk membelokkan sinar. Dengan satu jenis glas yang
dilapiskan secara konsentris ke sekeliling inti glas tengah, cahaya yang masuk ke tengah inti
tidak bisa keluar dari fiber, tetapi terkurung memancar di dalam inti fiber optik

Lapisan glas ini sangat tipis, tutup "cladding" terluar biasanya berdiameter 125 microns. Ukuran
tipis ini membuat fiber cukup lentur. Untuk melindungi kerusakan fisik, fiber diberi lapisan
plastic, diselubungi tabung plastic, dibungkus dengan fiber kevlar untuk kekuatan tarik, dan
diberi sarung plastic seperti isolasi kabel listrik. Seperti kabel listrik, wayar-wayar fiber optik
biasanya diikat bersama dalam sarung yang sama menjadi kabel tunggal.

Fiber optic melebihi kinerja penanganan data kabel tembaga, cukup kebal terhadap interferensi
elektro-magnetik dan memiliki rentang pita sangat tinggi; namun ada juga kelemahan tertentu.

Salah satu kelemahan fiber optik adalah fenomena yang dikenal sebagai microbending, dimana
fiber bengkok dengan radius sangat kecil, menyebabkan cahaya keluar dari dalam inti melalui
cladding.

Micro-bending tidak hanya mengurangi kekuatan sinyal karena kehilangan cahaya, tetapi juga
menyebabkan kelemahan keamanan dimana sensor cahaya yang sengaja dipasang diluar
bengkokan tajam dapat meyergap data digital yang dikirim melalui fiber.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    60 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

Satu lagi problem unik fiber optik adalah perubahan bentuk sinyal karena banyaknya lintasan
cahaya, atau mode, yang memiliki jarak berbeda disepanjang fiber. Ketika cahaya dipancarkan
satu sumber, fotonnya (partikel cahaya) tidak semua melintas melalui lintasan yang tepat sama.
Hal ini pasti, setiap sumber cahaya tidak mengikuti garis lurus cahaya, walaupun dengan
perlata sinar laser. Jika diameter inti fiber optik cukup besar, akan mendukung beberapa
lintasan untuk foton mengalir, masing-masing lintasan memiliki sedikit perbedaan panjang dari
satu ujung fiber ke ujung lainnya. Fiber optik jenis ini disebut fiber multimode.

Pulsa cahaya yang dipancarkan oleh LED yang mengambil lintasan lebih pendek melalui fiber
akan sampai di detector lebih cepat dari pada pulsa cahaya yang mengambil lintasan lebih
panjang. Hasilnya perubahan bentuk ujung naik ataupun turun dari gelombang segi empat,
yang disebut perentangan pulsa (pulse stretching). Masalah ini menjadi buruk karena panjang
keseluruhan fiber menjadi bertambah.

Bagaimanapun, jika diameter inti fiber dibuat cukup kecil (kira-kira 5 microns), mode cahaya
terbatasi menjadi lintasan tunggal dengan satu panjang. Fiber yang dirancang sedemikian untuk
mengijinkan hanya satu mode tunggal cahaya dikenal sebagai fiber single-mode. Karena fiber
single-mode menghilangkan masalah pulse stretching yang dialamikabe fiber yang panjang;
inilah pilihan kabel fiber untuk jaringan jarak jauh (bebrapa mile atau lebih). Sebaliknya, tentu
saja, hanya dengan satu moda cahaya, fiber single-mode tidak mengalirkan sebanyak cahaya
pada fiber multi-mode. Pada jarak yang panjang, menyebabkan perlunya unit pengulang
"repeater" untuk menaikkan daya cahaya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    61 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

3.5 Network topology

Jika ingin menghubungkan dua peralatan digital dengan jaringan, kita akan memiliki satu jenis
jaringan yang dikenal sebagai "point-to-point"

Untuk memudahkan, kabel jaringan disimbolkan dengan garis tunggal antara dua peralatan.
Sebenarnya, bisa berupa pasangan wayar pilin (twisted pair), kabel coaxial, fiber optik, atau
bahkan 7-kabel BogusBus. Sekarang, kita hanya memfokuskan pada bentuk jaringan, secara
teknik dikenal sebagai topology.

Jika ingin menghubungkan lebih banyak peralatan (kadang disebut nodes) pada jaringan
tersebut, ada beberapa pilihan konfigurasi jaringan untuk dipilih

Banyak standard jaringan telah menentukan jenis topologi mana yang digunakan, sedangkan
lainnya lebih bebas (versatile). Ethernet misalnya, umumnya dilaksanakan pada topologi "bus",
namun dapat juga dilaksanakan pada topologi "star" atau "ring" dengan perlengkapan
interkoneksi yang sesuai. Jaringan lainnya, seperti RS-232C hanya untuk point-to-point; dan
token ring dilaksanakan hanya untuk topologi ring.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    62 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

Bus

Sangat mudah dipasang dan dipelihara. Node bisa dengan mudah ditambahkan atau
dilepaskan dengan sedikit perubahan pengkabelan. Sebaliknya, jaringan satu bus harus
menangani seluruh sinyal komunikasi dari semua node. Hal ini dikenal sebagai jaringan
broadcast, dan sama seperti sekelompok orang saling berbicara melalui satu saluran telefon
tunggal, dimana hanya satu orang yang dapat bicara pada satu saat (laju pertukaran data
terbatas), dan setiap orang dapat mendengar yang sedang bicara.

Star

Dengan peralatan yang dikenal sebagai "gateways" pada titik pencabangan jaringan, aliran data
dapat dibatasi antara node, memungkinkan komunikasi pribadi antara kelompok node tertentu.
Hal ini mengalamati beberapa kecepatan dan dan memberikan keamanan topologi bus
sederhana. Namun, cabang-cabang tersebut dapat diputus dengan mudah dari rest jaringan
"star" jika ada satu dari gerbang-gerbang yang gagal. Juga bisa diterapkan dengan saklar
("switches") untuk menghubungkan suatu node ke jaringan lebih besar yang diinginkan.
Jaringan bersaklar ini serupa dengan sistem telefon standard.

Ring

Topologi ini memberikan keandalan terbaik dengan kabel yang sedikit. Karena setiap node
memiliki dua titik sambungan ke ring, pemutusan tunggal pada bagian mana saja dari ring, tidak
mempengaruhi keterpaduan jaringan. Bagaimana pun, peralatan harus dirancang dengan
topologi ini dalam pikiran. Juga, jaringan ini harus terganggu ketika melepas datau memasang
node. Seperti dengan topologi bus, jaringan ring terpancar secara alami.

Seperti yang duharapkan, dua atau lebih topologi ring bisa digabung untuk memberi kedua
dunia terbaik (best of both worlds) pada aplikasi tertentu. Cukup sering, jaringan industrial
memilih model ini, secara sederhana dari enjiner dan teknisi menggabungkan beberapa
jaringan bersama untuk keuntungan akses informasi pembangkit yang lebih luas.

3.6 Network protocols

Disamping persoalan fisik jaringan (jenis sinyal dan tingkat tegangan, pin outs konektor,
pengkabelan, topologi dll), ada kebutuhan cara standard dimana komunikasi ditengahi
(arbitrated) antara beberapa node pada suatu jaringan, walaupun sistem sederhana point-to-
point antara dua node. Ketika node bicara pada jaringan, ia membangkitkan satu sinyal pada

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    63 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

kabel jaringan, bisa tegangan DC tingkat tinggi atau rendah, sejenis AC termodulasi membawa
geglombang sinyal, atau pun pulsa cahaya dalam kabel fiber optik. Node yang mendengar
hanya mengukur sinyal yang terpakai pada jaringan (dari node yang sedang mengirim) dan
dengan pasif memantaunya. Jika dua atau lebih node berbicara pada saat yang bersamaan,
bagaimanapun, sinyal keluarannya bisa berbenturan (bayangkan dua gerbang lojik mencoba
menerapkan tegangan sinyal yang berlawanan ke saluran tunggal pada bus), akan
mengkorupsi data terkirim.

Metoda yang distandardkan yang dengannya node-node diijinkan mengirim ke bus atau kabel
jaringan disebut protocol. Ada banyak protocol untuk menengahi (arbitrating) penggunaan
jaringan bersama antara beberapa node, dan akan dibahas beberapa darinya. Bagaimanapun,
perlu berhati-hati tentang beberapametoda ini, dan memahai kenapa beberapa bekerja lebih
baik untuk beberapa tujuan disbanding lainnya. Biasanya, suatu protocol tertentu sesuai
dengan suatu jenis jaringan yang distandardkan. Hal ini hanyalah suatu "layer" lainnya ke
serangkaian standard yang ditentukan pada judul berbagai jaringan.

International Standards Organization (ISO) telah menentukan arsitektur umum spesifikasi


jaringan pada model DIS7498-nya (dapat diterapkan pada hampir setiap jaringan digital).
Terdapat 7 "layers", garis besar ini berusaha mengkategorikan semua level gagasan yang perlu
untuk mengkomunikasikan data digital,

• Level 1: Physical; menentukan rincian elektrik dan mekanik komunikasi: jenis kabel,
desain konektor, jenis dan besaran sinyal.

• Level 2: Data link; menetapkan format pesan (messages), bagaimana data dialamati,
dan teknik mendeteksi/memperbaiki kesalahan.

• Level 3: Network; membangun prosedur untuk membungkus (encapsulation) data


kedalam paket untuk pengiriman dan penerimaan.

• Level 4: Transport; diantara hal-hal lain, lapisn transport menetapkan bagaimana file
data selengkapnya ditanani sepanjang jaringan.

• Level 5: Session; mengorganisir pengiriman data dengan istilah memulai dan


mengakhiri suatu pengiriman tertentu, serupa dengan job control pada sistem operasi
komputer multitasking.

• Level 6: Presentation; mencakup pendefinisian untuk character sets, terminal control,


dan graphics commands sehingga data abstrak dan dengan mudah di-enkodekan dan
di-dekodekan antara peralatan yang sedang berkomunikasi.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    64 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

• Level 7: Application; standard pengguna akhir untuk membangkitkan dan


menginterpretasikan data yang dikomunikasikan dalam bentuk akhirnya. Dengan kata
lain, program komputer sebenarnya yang sedang menggunakan data yang
dikomunikasikan.

Beberapa protocol jaringan yang telah dibangun hanya meliputi satu atau bebrapa level
DIS7498. Misalnya protokol komunikasi serial benar-benar hanya mengalamati layer pertama
("physical") dari model seven-layer ini. Protocol lainnya, seperti sistem X-windows graphical
client/server yang dibangun pada MIT untuk distributed graphic-user-interface computer
systems, meliputi semua seven layers.

Protokol berbeda bisa menggunakan standard physical layer yang sama. Sebagai contoh
adalah protokol RS-422A dan RS-485, kedua-duanya menggunakan rangkaian transmitter dan
receiver tegangan berbeda yang sama, menggunakan level tegangan yang sama untuk
menunjukkan bineri 1 dan 0. Pada level physical, kedua protokol komunikasi ini adalah identik.
Bagaimanapun, pada level yang lebih teoritis kedua protokol ini berbeda; RS-422A hanya point-
to-point, sedangkan RS-485 mendukung topologi bus "multidrop" hingga 32 node yang dapat
dialamati.

Mungkin protokol paling sederhana adalah jenis dimana hanya ada satu transmitter saja, dan
node lainnya hanya receiver. Seperti pada BogusBus, dimana satu transmitter membangkitkan
sinyal tegangan yang dikirimkam ke kabel jaringan, dan unit receiver lainnya (masing-masing
dengan 5 lampu) menyala sesuai keluaran transmitter. Beginilah biasanya terjadi pada jaringan
sederhana, hanya ada satu pembicara, dan detiap yang lainnya hanya mendengar.

Bila ada beberapa node pengirim, harus diatur pengirimannya sedemikian agar tidak konflik
satu sama lain. Node-node tidak tidak diijinkan bicara jika ada satu node sedang bicara,
sehingga setiap node mampu mendengar dan menahan diri untuk bicara sampai jaringan diam.
Pendekatan dasar ini disebut Carrier Sense Multiple Access (CSMA), dan ada beberapa variasi
pada tema ini. Perhatikan, bahwa CSMA bukan protokol standard padanya sendiri, tetapi
merupakan suatu metoda yang diikuti protokol tertentu.

Satu variasi sederhana, biarkan satu node mana saja untuk berbicara segera setelah
jaringannya diam. Hal ini mirip seperti sekelompok orang mengadakan rapat di satu meja
bundar, setiap orang memiliki kemampuan untuk bicara, sejauh itu mereka juga tidak
menginterupsi orang lain. Segera setelah orang terakhir selesai bicara, orang berikut yang
sedang menunggu untuk bicara akan mulai bicara. Maka, apa yang akan terjadi jika dua atau
lebih orang mulai bicara pada saat yang bersamaan? Dalam suatu jaringan, pengiriman
bersamaan dari beberapa node disebut collision. Dengan CSMA/CD (CSMA/Collision

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    65 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

Detection), node-node yang yang bertabrakan segera meret dirinya sendiri dengan rangkaian
penunda yang acak, dan orang pertama yang menyelesaikan waktu tundanya akan mencoba
untuk bicara lagi. Inilah dasar protokol untuk jaringan Ethernet yang popular itu

Contoh lain variasi CSMA adalah CSMA/BA (CSMA/Bitwise Arbitration), dimana node-node
yang bertabrakan menunjuk nomer prioritas yang telah ditetapkan untuk menentukan node
yang mana memiliki izinuntuk bicara lebih dulu. Dengan kata lain, setiap node memiliki satu
kedudukan yang menentukan setiap perselisihan kepada siapa yang bicara lebih dulu setelah
suatu tabrakan terjadi, seperti sekelompok orang dimana penduduk elit dan penduduk biasa
bercampur. Jika tabrakan terjadi, penduduk utama biasanya diizinkan untuk mulai bicara lebih
dulu dan penduduk biasa menunggu kemudian.

Pada kedua contoh diatas (CSMA/CD and CSMA/BA), diasumsikan bahwa setiap node bisa
memulai pembicaraan selama jaringannya sedang diam. Hal ini disebut komunikasi model
"unsolicited". Ada juga variasi untuk CSMA/CD atau CSMA/BA yang disebut model "solicited"
dimana permulaan pengiriman hanya bisa terjadi bila suatu node utama yang ditunjuk meminta
(solicits) suatu balasan. Deteksi tabrakan (CD Collision detection) atau (BA bitwise arbitration)
berlaku hanya untuk menentukan tempat tabrakan (post-collision arbitration) selama beberapa
node menanggapi permintaan peralatan utama (master).

Suatu strategi yang sama sekali berbeda pada komunikasi node adalah protokol Master/Slave,
dimana satu peralatan utama membagikan celah waktu untuk semua node lainnya pada
jaringan untuk mengirim, dan menjadwalkan celah-celah waktu ini sedemikian sehingga
beberapa node tidak dapat bertabrakan. Peralatan utama mengalamati setiap node dengan
nama, sekali pada satu waktu, membiarkan node tersebut berbicara untuk jangka waktu
tertentu. Bila telah selesai, peralatan utama mengalamati node berikutnya, demikian
seterusnya.

Masih ada strategi lain, yaitu protokol Token-Passing, dimana setiap node mendapat giliran
untuk berbicara (sekali pada satu waktu), dan bila telah selesai kemudian memberi izin untuk
node berikutnya untuk berbicara. Izin untuk berbicara disampaikan kesekitarnya dari node ke
node seperti setiap orang memberikan tanda (token) ke tetangganya secara berurutan. Token
sendiri bukanlah benda nyata, tapi sederetan bineri 1’s dan 0's memancar pada jaringan,
membawa alamat tertentu dari node beikutnya yang diizinkan berbicara. Walaupun protokol
token-passing sering diikuti dengan jaringan topologi ring, namun tidak dibatasi untuk topologi
mana saja.. dan bila protokol ini diterapkan pasa jaringan ring, urutan token passing tidak harus
mengikuti urutan fisik sambungan ring tersebut.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    66 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

Seperti pada topologi, beberapa protokol bisa digabung bersama terhadap segmen berbeda
dari suatu jaringan heterogen, agar keuntungan maksimal. Misalnya, suatu jaringan resmi yang
menghubungkan instrument-instrumen bersama-sama pada lantai pembangkit bisa
dihubungkan melalui suatu peralatan gerbang (gateway) ke satu jaringan Ethernet yang
mrnghubungkan beberapa komputer workstation bersama-sama, saslah satu dari beberapa
komputer workstation tersebut berfungsi sebagai gerbang (gateway).

Sama seperti topologi, multiple protocols bisa digabungkan bersama pada segmen berbeda dari
suatu jaringan heterogen, agar lebih menguntungkan. Misalnya, suatu jaringan Master/Slave
terdedikasi sedang menghubungkan instrument bersama pada lantai pembangkit tenaga bisa
dihubungkan melalui suatu peralatan gerbang ke suatu jaringan Ethernet yang menghubungkan
bersama beberapa komputer workstations, satu dari komputer tersebut berfungsi sebagai
gerbang untuk menghubungkan data ke satu jaringan fiber FDDI kembali ke mainframe
computer pembangkit. Setiap jenis jaringan, topologi dan protokol melayani kebutuhan dan
aplikasi berbeda dengan sangat baik, tetapi melaui peralatan gerbang gateway, sehungga
dapat menggunakan bersama data yang sama.

Mungkin juga memadukan strategi beberapa protokol kedalam hibrid baru pada satu jenis
jaringan tunggal. Demikian halnya untuk Foundation Fieldbus yang mengkombinasikan
Master/Slave dengan satu bentuk token-passing. Suatu peralatan LAS (Link Active Scheduler)
mengirim perintah data memaksa ("Compel Data" CD) terjadwal ke peralatan query slave (lave
yang masih meragukan) pada Fieldbus untuk informasi time-critical. Dalam hal ini, Fieldbusnya
adalah suatu protokol Master/Slave. Bagaimanapun, ketika ada waktu antara data memaksa
yang meragukan, LASnya akan mengirim keluar "tokens" ke masing-masing peralatan lainnya
pada Fieldbus, sekali waktu, memberi kesempatan pada peralatan-peralatan tersebut untuk
mengirimkan setiap data yang tak terjadwal. Bila telah selasai mengirimkan informasinya,
mereka mengembalikan tokennya ke LAS. LAS juga memeriksa peralatan baru pada Fieldbus
dengan perintah "Probe Node" (PN), yang diharapkan menghasilkan satu "Probe Response"
(PR) kembali ke LAS, tanggapan peralatan kembali ke LAS, apakah pesan PR atau token yang
dikembalikan, mendiktekan kedudukannya pada database "Live List" yang dijaga oleh LAS.
Ketepatan operasi peralatan LAS adalah sangat kritikal terhadap berfungsinya Fieldbus,
sehingga ada ketentuan operasi LAS redundant dengan menetapkan status "Link Master" ke
beberapa node, memberinya wewenang menjadi LAS pengganti jika LAS yang sedang
beroperasi gagal.

Ada protokol komunikasi data lain yang paling popular pada sistem control industrial yang
dibuat oleh Honeywell, dimana peralatan utama (master)nya disebut Highway Traffic Director (
HTD), mengarbitrasi (menengahi) semua jaringan komunikasi. Yang membuat jaringan ini
menarik adalah bahwa sinyal yang dikirim dari HTD ke semua peralatan slave (turunan)nya

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    67 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

untuk izin pengirimannya tidak dikomunikasikan pada kabel jaringan itu sendiri, tetapi cukup ke
serangkaian kabel pilin (twisted-pair) individual yang menghubungkan HTD kesetiap peralatan
slave (turunan). Selanjutnya, peralatan pada jaringan dibagi dalam dua kategori:

o Node-node yang terhubung ke HTD yang diizinkan memulai pengiriman

o Node-node yang tidak terhubung ke HTD hanya bisa mengirim untuk menanggapi suatu
pertanyaan yang dikirim oleh salah satu node sebelumnya

Primitive dan lamban adalah kata yang cocok untuk skema jaringan komunikasi ini, tetapi
berfungsi cukup memadai pada waktu itu.

3.7 Practical considerations

Pertimbangan prinsipil untuk jaringan kontrol industrial, dimana pemantauan dan pengkontrolan
proses-proses real-life yang harus berlangsung cepat dan sesuai, adalah waktu komunikasi
yang sangat terjamin dari satu node ke node-node lainnya. Jika sedang mengkontrol posisi
katup air pendingin dengan suatu jaringandigital, perlu untuk mampu menjamin bahwanode
jaringan katup menerima sinyal posisi yang tepat dari komputer kontrol pada waktu yang tepat.
Jika tidak, hal yang sangat buruk akan terjadi.

Kemampuan suatu jaringan untuk menjamin pengeluaran ("throughput") data disebut


determinism. Suatu jaringan yang deterministic memiliki suatu tunda waktu yang sangat
terjamin untuk transfer data dari node ke node, sedangkan jaringan non-deterministic tidak
memilikinya. Contoh jaringan non-deterministic yang agak tepat adalah Ethernet, dimana node-
node mengandalkan rangkaian waktu tunda yang acak untuk mereset dan mencoba kembali
pengiriman setelah suatu tabrakan (collision). Dalam keadaan begitu, pengiriman suatu data
node dapat tertunda untuk jangka waktu tidak terbatas dari sederetan panjang set kembali dan
coba kembali (re-sets and re-tries) setelah tabrakan berulang, tidak ada jaminan bahwa datanya
akan tetap terkirim ke jaringan. Lebih dulu secara realistis, rintangannya sebegitu sangat besar
bahwa hal itu akan terjadi yaitu adalah perhatian praktikal yang kecil pada suatu jaringan yang
dibebani sedikit.

Pertimbangan penting lainnya, terutama untuk jaringan kontrol industrial, adalahtoleransi


kesalahan jaringan: yaitu, seberapa rentan pensinyalan, topologi, dan/atau protokol suatu
jaringan tertentu terganggu? Telah dibicarakan secara ringkas beberapa persoalan sekitar
topologi, tetapi ketahanan pengaruh protokol secukupnya. Misalnya, jaringan Master/Slave,
yang sangat menentukan (deterministic) – hal yang baik untuk kontrol kritikal, yang
keseluruhannya tergantung pada node induk (master node) untuk menjaga segala sesuatunya

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    68 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

berjalan (hal yang buruk untuk kontrol kritikal). Jika karena suatu hal master node-nya gagal,
tidak ada node lainnya yang bisa mengirim data apapun sama sekali, karena tidak pernah
menerima izin slot waktu yang dibagikan untuk mengirim, dan keseluruhan sisten akan gagal.

Persoalan serupa melingkungi sistem token-passing: apa yang terjadi bila node yang sedang
memegang token (tanda bukti) gagal sebelum menyampaikan token ke node berikutnya?
Beberapa sistem penyampaian token mengalamati kemungkinan ini dengan memiliki beberapa
node yang ditunjuk yang membangkitkan token baru jika jaringan diam (silent) terlalu lama. Hal
ini akan bekerja baik jika satu node yang sedang memegang token menjadi mati, tetapi
menyebabkan persoalan jika bagian dari satu jaringan runtuh diam (falls silent) karena satu
sambungan kabel terlepas: bagian jaringan yang runtuh diam akan membangkitkan tokennya
sendiri sejenak kemudian, dan kita pada dasarnya ditinggal dengan dua jaringan lebih kecil
dengan satu token yang diteruskan ke sekitar masing-masingnya untuk mempertahankan
komunikasi.

Gangguan terjadi jika kabel yang lepas tersebut disambung kembali, kedua jaringan yang
terpotong tersebut akan tersatukan kembali, dan sekarang ada dua token yang disampaikan ke
sekeliling satu jaringan, menyebabkan tabrakan transmisi node.

Tidak ada jaringan sempurna untuk seluruh aplikasi. Tugas enjiner dan teknisi untuk
mengetahui aplikasi dan operasi jaringan yang tersedia. Hanya dengan demikian rancangan
dan pemeliharaan sistem yang efisien akan menjadi kenyataan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    69 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMUNIKASI DIGITAL

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    70 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

4. TRANSDUCER & SENSOR

Tranducers adalah peralatan yang dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Tranducers dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

Input Tranducers = Electric-Input Tranducers mengubah energi non-listrik seperti suara,


cahaya menjadi energi listrik.

Output Tranducers = Electric-Output Tranducers merupakan kebalikan dari Electric-Input


Tranducers.

Terdapat tipe-tipe tranducers yang dipergunakan untuk


mengkonversi energi mekanik, magnetik, panas, optik,
ataupun kimia menjadi arus dan tegangan listrik.

Sensor adalah peralatan yang dipergunakan untuk mendeteksi ataupun mengukur ukuran dari
sesuatu. Sensor umumnya dikategorikan menurut apa yang diukur dan sangat berperan penting
dalam proses pengendali manufaktur modern.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    71 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

4.1 Proximity Sensor

Proximity Sensor merupakan sensor yang mendeteksi keberadaan dari suatu objek tanpa
melakukan kontak fisik.

Proximity sensor ini akan dipergunakan dalam kondisi:

- Objek yang akan dideteksi terlalu kecil.


- Respons cepat dan kecepatan switching diperlukan, misalnya dalam menghitung, ataupun
ejection control applications.
- Objek harus diindra melalui pembatas non metalik, seperti kaca, plastik dan kartor kertas.
- Lingkungan yang berbahaya, dimana sistem terproteksi dengan baik, dan tidak
diharapkan adanya kontak mekanik.
- Jika dibutuhkan saklar yang panjang umur dan andal
- Sistem pengendali elektronik cepat yang membutuhkan signal masukan bebas pantulan.

4.1.1 Sensor Induktif dan Kapasitif


o Inductive Proximity Sensor adalah peralatan sensor yang diaktifkan oleh objek logam.
Inductive Sensor ini dapat diaktifkan baik dalam posisi aksial
ataupun radial.

o Capacitive Proximity Sensor adalah sensor yang diaktifkan oleh material konduktif
ataupun non-konduktif, seperti kayu, plastik, cairan, gula, tepung,
ataupun gandum.

Inductive Proximity Sensor

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    72 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

Capacitive Proximity Sensor

4.1.2 Magnetic switch (reed relay)

Switch magnetic atau sering juga disebut sebagai reed-relay. Sensor ini terdiri dari dua plat
kontak yang terproteksi penuh dalam ruang kaca yang mempunyai gas proteksi. Reed relays ini
cepat, lebih andal, dan menghasilkan penyimpangan yang lebih kecil dibandingkan dengan
saklar elektromekanik konvensional.

4.2 Sensor cahaya


Sensor cahaya yang paling sering dijumpai adalah photovoltaic atau sel solar, dimana
peralatan ini mengkonversi energi cahaya menjadi energi listrik.

4.2.1 Photoconductive (Photoresistive)


Photoconductive (Photoresistive) cell merupakan salah satu tranducers cahaya yang sering
dipergunakan. Energi cahaya yang jatuh pada sel photoconductive akan mengakibatkan
perubahan resistansi pada sel, jika cahaya sedang gelap, maka resistansi akan tinggi, demikian
juga sebaliknya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    73 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

Terdapat dua tipe utama dari sensor photoelektrik ini, yaitu:

- Reflective-type photoelectric sensor, dipergunakan untuk mendeteksi cahaya yang


dipantulkan dari objek

- Through-beam photoelectric sensor, dipergunakan untuk mengukur perubahan kuantitas


cahaya yang diakibatkan dari adanya objek yang melewati
aksis optiknya.

Fasilitas yang disediakan oleh sensor photoelektrik antara lain:

• Deteksi non-kontak. Proses deteksi ini tidak akan mengakibatkan kerusakan baik pada
target ataupun sensor.

• Deteksi target virtual dari segala material. Proses deteksi ini didasarkan atas jumlah
cahaya yang diterima, atau perubahan dalam jumlah cahaya yang dipantulkan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    74 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

Metoda ini memungkinkan untuk mendeteksi target yang terbuat dari berbagai
material, misalnya kaca, logam, plastik, kayu ataupun cairan.

• Jarak deteksi yang jauh. Reflective-Type PhotoElectric Sensor mampu mendeteksi sampai
jarak 1 (satu) meter, sedangkan Through-Beam PhotoElectric Sensor mampu
memdeteksi sampai jarak 10 (sepuluh) meter.

• Diskriminasi warna. Sensor ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi cahaya dari objek
berdasarkan reflektansi dan penyerapan cahaya dari warna tersebut.

• Deteksi dengan keakuratan tinggi. Dengan sistem optikal yang unik dan sirkit elektronik
presisi memungkinkan deteksi objek dengan keakuratan tinggi.

4.3 Bar-Code
Teknologi Bar-Code adalah yang paling banyak diimplementasikan di industri, biasanya
dipergunakan untuk memasukkan data secara cepat, dan akurat. Simbol Bar-Code terdiri dari
30 karakter yang dienkodekan menjadi bentuk yang bisa dibaca mesin.

Scanner Bar-Code adalah alat yang dipergunakan untuk mengoleksi data. Sumber cahaya dari
scanner akan memancarkan cahaya ke bar-code, kemudian bagian yang hitam akan menyerap
cahaya, sehingga bagian yang putih akan memantulkan cahaya, photo detector akan
mengumpulkan cahaya dalam bentuk signal elektronik, decoder yang menerima signal tersebut
akan dikonversikan menjadi karakter yang direpresentasikan oleh simbol bar-code tersebut.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    75 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

4.4 Hall-Effect Sensors

Sensor ini didesain untuk mendeteksi keberadaan dari objek magnetik, biasanya magnet
permanen. Biasanya digunakan untuk mensinyalir posisi dari komponen, dan sensor ini memiliki
tingkat ketelitian yang tinggi.

4.5 Ultrasonic Sensors

Sensor ini dioperasikan dengan mengirimkan gelombang suara pada target dan mengukur
waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk memantulkan kembali. Waktu yang dibutuhkan
oleh gema untuk kembali ke sensor adalah proporsional terhadap jarak dan tinggi dari objek,
karena suara memiliki kecepatan yang tetap. Reflektivitas dari gelombang suara di permukaan
cairan akan sama dengan permukaan padat, tapi pada tekstil dan foams, gelombang akan
diserap.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    76 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

4.6 Pressure Sensors

Strain Wire Gauge

Strain Wire Gauge Transducer akan mengkonversi tegangan mekanik menjadi signal elektrik.

- Prinsip yang diterapkan adalah mengikuti prinsip bahwa konduktor akan memiliki
resistansi yang berbeda pada sisi panjang ataupun mendatarnya.

- Gaya yang dikenakan pada bidang ukur akan menyebabkan bidang membengkok,
bengkokan ini akan mendistorsi ukuran bidang, dan akan terjadi perubahan resistansi.

- Perubahan resistansi ini akan disinyalir oleh sirkit yang ada.

Strain Gauge Load Cells biasanya terbuat dari baja dan bidang ukur tegangan yang sensitif.

Semiconductor strain gauge

Menggunakan piezo-electric crystal sebagai elemen pengindraannya. Jika kristal diberi gaya,
maka bentuk kristal akan berubah dan menghasilkan tegangan pada terminal keluaran dari
kristal, jenis strain gauge ini memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan strain
wire gauge.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    77 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

Displacement Tranducers

Displacement mengacu pada posisi suatu ofjek fisik terhadap suatu titik referensi tertentu.
Displacement Tranducers bisa linear (straight-line) ataupun angular (rotary). Potensiometer
dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan linear ataupun angular.

Displacement Tranducers yang paling umum dipakai industri adalah LVDT (Linear Variable
Differential Transformer). LVDT ini digunakan untuk mengendalikan level air di dalam tangki.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    78 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

Aplikasi LVDT

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    79 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

4.7 Temperature Sensors

Terdapat empat jenis sensor temperatur, yaitu:

a. Thermocouple. Thermocouple ini terdiri dari sepasang konduktor yang tidak sama yang
dikeling bersama pada satu sisi saja, sisi yang dikeling merupakan
persambungan untuk pengukuran, sedangkan sisi yang tidak dikeling merupakan
persambungan referensi. Dalam fungsinya sebagai thermocouple, maka akan
terdapat perbedaan temperatur pada kedua sisi ini. Jika terdapat perbedaan,
maka tegangan DC kecil akan dibangkitkan.

b. Resistance Temperature Detectors (RTDs). Konsep ini berdasar bahwa hambatan elektrik
pada logam bervariasi secara proporsional dengan suhu. Variasi proporsional ini
sangat tepat dan bisa berulang, sehingga memungkinkan untuk pengukuran
suhu yang konsisten melalui pendeteksian hambatan elektrik. Biasanya logam
yang sering digunakan ini adalah platina, karenaplatina adalah sangat bagus
dalam batas suhu, linearity, stability, dan reproducibility. Terdapat sensor aliran
udara yang menggunakan panas RTD yang mendeteksi reduksi ataupun
kenaikan dari aliran udara melalui efek pendingin yang melalui elemen
pengindra.

c. Thermistor. Merupakan hambatan suhu sensitif yang memiliki koefisien temperatur negatif.
Jika suhu meninggi, maka resistansi akan menurun, dan sebaliknya. Thermistor
ini sangat sensitif, sebanyak 5 % resistansi berubah untuk setiap perubahan
suhu (oC), untuk itu sangat tepat untuk mendeteksi setiap perubahan suhu, dan
massanya yang kecil memungkinkan untuk memberikan respon perubahan yang
cepat.

d. Integrated Circuit (IC) temperature sensors. IC ini menggunakan chip silikon sebagai
elemen pengindranya, dan tersedia dalam konfigurasi keluaran tegangan
ataupun arus tertentu, meskipun dalam range suhu yang sangat besar.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    80 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

4.8 Velocity / RPM Sensors

Tachometer biasanya merupakan magnet permanen DC generator kecil. Jika generator


berrotasi, akan menghasilkan tegangan DC yang proporsional langsung terhadap kecepatan.

Tachometer biasanya dipasang ke motor pada peralatan pengukur kecepatan motor.


Kecepatan dari putaran poros diukur menggunakan magnetic pickup sensor. Magnet
ditempelkan ke poros.

Kumparan kecil yang terletak dekat magnet menerima pulsa setiap kali magnet lewat. Dengan
mengukur frekwensi dari pulsa, maka kecepatan poros bisa ditentukan. Tegangan yang keluar
adalah sangat kecil, dan membutuhkan proses penguatan (amplifikasi) untuk bisa diukur.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    81 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

4.9 Encoders Sensors

Sensor ini berfungsi untuk mengkonversi gerak linear dan rotasi menjadi signal digital. Rotary
Encoder memonitor gerak rotasi dari peralatan. Terdapat dua tipe, yaitu:

a. Incremental Encoder, yang mengirimkan sejumlah pulsa untuk tiap putaran.

b. Absolute Encoder, yang menampilkan kode biner spesifik untuk perubahan posisi angular
dari peralatan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    82 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

4.10 Flow Measurement

Menggunakan prinsip mengkonversi energi kinetik dalam aliran fluida ke dalam bentuk yang
dapat diukur.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    83 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

4.11 Signal Conditioning

Sinyal elektrik yang diproduksi oleh sensor biasanya tidak dapat langsung dipergunakan. Signal
Conditioner mengubah sinyal menjadi sinyal yang mudah diukur. Amplifikasi dan atenuasi
merupakan teknik signal conditioning yang biasa.

Proses amplifikasi dipergunakan jika hasil dari sensor terlalu kecil. Sedangkan atenuasi
mereduksi tegangan sebelum diukur. Penyaringan signal untuk mengubah frekwensi juga
merupakan teknik yang umum dipakai. Penyaring yang umum antara lain, high pass, yang
hanya melewatkan frekwensi yang high saja, bandpass, melewatkan frekwensi pada rentang
tertentu, dan low pass, yang melewatkan frekwensi low saja.

Terkadang signal perlu dikonversikan dari analog ke digital, untuk itu dibutuhkan konverter A/D
(Analog Digital), atau sebaliknya D/A (Digital Analog).

Smart Signal Conditioner adalah alat yang menggunakan prosesor dan memiliki kemampuan
untuk mengkonversi signal sensor elektrik.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    84 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    85 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSDUCER & SENSOR

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                    86 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM INTERFACE

5. SISTEM INTERFACE

Penggunaan komputer saat ini tidak lagi terbatas pada pengolahan dan manipulasi data saja
tetapi sudah digunakan untuk mengkontrol berbagai peralatan seperti penghitung pulsa telepon,
menyalakan/mematikan lampu secara otomatis, dan lain sebagainya. Dengan penggunaan
komputer seperti yang telah disebutkan di atas maka seolah-olah komputer berperan sebagai
manusia yang dapat diprogram untuk menjalankan apa yang dikehendaki oleh programmernya.

Antara sistem digital (sebagai pengontrol) dan sistem analog (sebagai peralatan yang dikontrol)
harus terdapat suatu jembatan yang menghubungkan kedua sistem tersebut. Jembatan ini
selanjutnya disebut sistem interface I/O.

Jadi untuk sistem kontrol secara digital ini selalu terdiri dari 3 bagian yaitu: sistem digital, sistem
interface I/O dan sistem analog. Sistem digital merupakan sistem yang menjadi otak dari
sistem secara keseluruhan. Sistem digital ini membaca kondisi dari sistem analog
melalui sistem interface I/O dan mengkontrol sistem analog melalui sistem interface I/O.

Sistem kontrol secara digital ini menggantikan sistem kontrol manual yang menggunakan switch
mekanik dan diatur secara manual pula. Selain itu dengan sistem kontrol secara digital ini,
kondisi sistem analaog yang dikontrol dapat pula dimonitor keadaannya. Sistem analog
merupakan bagian dari peralatan analog yang aktivitasnya dikontrol oleh sistem digitalnya
melalui sistem interface I/O. Sistem analog dapat berupa lampu bolam 220 volt, motor AC,
bahkan sampai ke peralatan industri yang menggunakan arus besar.

Disini terlihat bahwa sistem interface I/O sangat penting peranannya yaitu untuk
menginterfacekan sistem digital yang hanya mengenal kondisi ‘H’, yang ekuivalen dengan
tegangan 4.5 volt sampai 5 volt dan kondisi ‘L’ yang setara dengan tegangan dibawah 1.2 volt
dengan sistem analog dengan tegangan 220 VAC dengan konsumsi arus yang paling tidak
1Amp ke atas.

Dari kondisi seperti di atas maka perlulah bagian digital dan bagian analog ini dilewatkan sistem
interface yang secara elektronik terisolasi antar bagiannya. Teknik interface I/O disini ada
beberapa teknik dan tiap teknik tersebut mempunyai keistimewaan pada aplikasi tertentu.

Contoh Aplikasi

Dengan menggunakan sebuah PC diharapkan dapat mengkontrol 10 buah titik lampu yang
menyala/mati pada jam-jam tertentu. Melalui sebuah PPI card (dengan menggunakan chip PPI

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 87 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM INTERFACE

8255) dapat dikontrol 24 buah beban. Output PPI adalah TTL level sedangkan untuk lampu
yang digunakan adalah lampu TL biasa. Untuk menginterfacekan antara PPI (sistem digital)
dengan lampu (sistem analog) digunakan relay 5volt.

Contoh aplikasi ini adalah salah satu contoh penggunaan relay sebagai interafce antara sistem
digital dan sistem analog.

5.1 Sistem Interface I/O

Sistem interface I/O yang paling baik adalah sistem interface dimana sistem digital dan sistem
analognya terisolasi, terpisah. Biasanya digunakan relay atau optocoupler. Penggunaan relay
lebih mudah namun lebih sering menimbulkan masalah karena relay dapat menghasilkan noise
pada sistem digital pada saat relay berubahan keadaan. Selain itu penggunaan relay
membutuhkan daya yang lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan optoisolator.

Sistem interface yang baik pada umumnya menggunakan optoisolator atau yang lebih dikenal
dengan optocoupler sepert 4N31 atau 4N35. Dengan menggunakan optocoupler arus yang
digunakan lebih sedikit paling tidak 10 mA -15 mA.

Gambar 1. Blok Diagram

Penggunaan optocoupler seperti 4N35 lebih disukai daripada penggunaan relay secara
langsung.

5.2 Optoisolator

Optoisolator merupakan komponen yang digunakan sebagai komponen kontrol I/O untuk
peralatan yang beroperasi dengan tegangan DC atau AC. Sebuah optocoupler terdiri dari GaAs
LED dan phottransistor NPN yang terbuat dari silicon. Untuk rangkaian penggunaan
optoisolator dapat dilihat pada gambar 3a dan 3b.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 88 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM INTERFACE

Pada gambar 3a. optoisolator mendapat input TTL berbentuk sinyal kotak sehingga outputnya
juga berupa sinyal kotak namun level tegangan berubah menjadi 0-+24 volt.

Gambar 2. Optoisolator

Gambar 3. Penggunaan Optoisolator

Pada gambar 3b optoisolator digunakan pada input yang termodulasi dengan tegangan Vin
terisolasi dengan Vout modulasi yang tegangan puncaknya +12V.

Faktor yang paling penting pada interface I/O terutama untuk beban yang menggunakan
tegangan AC maka isolasi merupakan hal yang paing penting dan harus diperhatikan dalam
disain. Sistem digital menggunakan level tegangan +5volt sedangkan beban menggunakan
tegangan 220VAC. Perbedaan tegangan ini sudah cukup untuk menyebabkan sistem kontrol
digital, PC misalnya, untuk rusak jika port pada komputer ini menerima tegangan imbas dari
beban 220VAC.

Dengan skematik pada gambar 4, optoisolator mendapatkan tegangan 115VAC namun arusnya
dilewat hanya 8mA dan arus sebesar ini sudah cukup untuk membuat phototransistor aktif dan

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 89 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM INTERFACE

logika yang diterima inverter menjadi ‘low’. Dengan rangkaian ini kita mendapatkan pulsa
periodik dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi tegangan PLN 50Hz tetapi berbentuk
pulsa kotak. Dengan adanya pulsa pada Pulse Out maka dapat dipastikan bahwa masih ada
tegangan pada jaringan PLN sedangkan jika sudah tidak terdapat pulsa lagi maka dapat
dipastikan tegangan jaringan PLN adalah 0 VAC.

Gambar 4. Aplikasi Optoisolator

Gambar 5. Diode-Diode Optocoupler

Kerugian atau keburukan dari optocoupler adalah pada kecepatan switchingnya. Hal ini
disebabkan karena efek dari area yang sensistif terhadap cahaya dan timbulnya efek
kapasitansi pada ‘junction’-nya. Jika diperlukan kecepatan switching yang cukup tinggi maka
optoisolator harus dikonfigurasikan sehingga yang digunakan adalah sebagai photodiode-nya
seperti tampak pada gamabr 5.

Cara lain untuk melakukan isolasi antara rangkaian tegangan tinggi dengan rangkaian tegangan
rendah adalah menggunakan relay. Kelemahan dari relay adalah harga sebuah relay dengan
kapasitas arus yang besar cukup mahal, ukuran dimensi relay besar sehingga PCB yang
digunakan semakin besar pula, menimbulkan sinyal noise, dan responnya lambat. Sedangkan
dengan menggunakan optocoupler, ukurannya kecil sehingga ukuran PCBnya menjadi lebih
kecil dan pada akhirnya perlatan tersebut menjadi kecil pula, kecepatan responnya lebih cepat.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 90 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM INTERFACE

5.3 Penggunaan Solid State Relay (SSR)

Pada pembahasan di atas, relay tetap dapat digunakan namun untuk saat ini lebih disukai
penggunaan solid state relay karena ada dua pertimbangan yaitu efek noise yang ditimbulkan
tidak terlalu besar dan harga solid state relay relatif lebih murah dari pada sebuah relay dengan
kualitas yang sama.

Gambar 6. Rangkaian Ekuivalen Solid State Relay

Ada satu faktor lagi yang perlu diperhatikan untuk mengendalikan beban yang menggunakan
tegangan AC. Yaitu pada masalah waktu aktivasinya. Karena tegangan untuk AC selalu
berubah-ubah maka aktivasi pada solid state relay harus dilakukan pada saat tegangan AC
pada saat mendekati nol volt. Tujuannya adalah untuk memperpanjang umur solid state itu
sendiri karena jika aktivasi SSR ini pada saat tegangan AC nya berada pada tegangan 220VAC
misalnya, maka akan timbul ‘surge current’ yang dapat menimbulkan arus yang sangat besar
dan pada akhirnya menyebabkan solid state relay tersebut rusak.

Untuk mengatasi hal tersebut di atas maka untuk penggunaaan solid state relay harus pula
diserta dengan rangkaian zero crossing detector. Rangkaian zero crossing detector ini akan
mendeteksi kapan tegangan VAC ini pada nilai nol volt. Dengan adanya pemberitahuan
keadaan ini maka kapan aktivasi solid state relay dapat ditentukan dan solid state relay dapat
bekerja dengan baik.

Pada gambar 7 merupakan rangkaian zero crossing detector yang menggunakan sistem yang
terisolasi dengan menggunakan transformer step down. Teknik ini paling aman digunakan
namun biaya pembuatannya relatif lebih mahal karena masih menggunakan transformer.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 91 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM INTERFACE

Gambar 7. Rangkaian Zero Crossing (Isolated)

Dengan adanya rangkaian sistem interface antara tegangan tinggi dan tegangan rendah maka
diharapkan tidak terjadi rusaknya port mikrokontroller atau PC karena mendapat imbas
tegangan tinggi dari aplikasi seperti motor AC.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 92 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

6. PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

Menghubungkan rangkaian digital ke peralatan sensor adalah mudah jika sensor-sensornya


juga digital. Saklar (switches), relay dan enkoder dengan mudah dihubungkan ke gerbang
rangkaian karena sinyalnya on/off (nyala atau mati). Tetapi jika peralatan sensornya analog,
penghubungannya menjadi lebih rumit. Apa yang dibutuhkan adalah cara yang secara
elektronik menterjemahkan sinyal analog menjadi digital (binary). Suatu pengubah sinyal analog
menjadi digital (ADC Analog to Digital Converter) melakukan pekerjaan ini.

Suatu ADC menerima masukan sinyal elektrik analog seperti tegangan atau arus, kemudian
mengeluarkannya sebagai bilangan bineri (digital), seperti ditunjukkan pada gambar dibawah
ini. ADC digunakan sebagai pengantara antara sensor-sensor analog dengan sistem digital
(digital computer).

6.1 Jenis-jenis Pengubah ADC

6.1.1 Flash ADC

Flash ADC disebut juga ADC parallel; rangkaian ini mudah dipahami. Terbuat dari sederetan
pembanding (comparator), setiap pembanding membandingkan sinyal masukan input
terhadapsatu tegangan acuan tertentu. Keluaran output pembanding disambungkan ke
masukan input suatu rangkaian enkoder yang kemudaian menghasilkan keluaran output binari.
Gambar berikut ini menunjukkan rangkaian flash ADC 3-bit.

Vref suatu tegangan acuan yang stabil disediakan oleh pengatur tegangan yang teliti sebagai
bagian dari rangkaian pengubah (converter) – tidak terlihat pada gambar. Jika tegangan input
analog melebihi tegangan acuan pada setiap pembanding, secara berurutan output

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 93 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

pembanding men jenuh menjadi keadaan tinggi. Enkoder prioritas membangkitkan bilangan
bineri berdasarkan pada input aktif tingkat tertinggi, mengabaikan input aktif lainnya.

Bila dioperasikan, flash ADC menghasilkan keluaran output seperti pada kurva berikut.

Untuk penerapan tertentu ini, suatu enkoder pruoritas biasa dengan semua kerumitan yang
menjadi sifatnya tidak diperlukan. Sesuai dengan sifat alami keadaan output pembanding
berurutan (setiap pembanding menajdi jenuh dan tinggi berurutan dari yang terendah ke yang
tertinggi), efek yang sama “pemilihan urutan input tertinggi” bisa difahami melalui serangkaian
gerbang Exclusive-OR, memungkikan penggunaan enkoder non-prioritas yang sederhana.

Dan tentu saja, rangkaian enkodernya sendiri dapat dibuat dari susunan matrix dioda,
memperagakan betapa mudah rancangan pengubah ini bisa dibuat

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 94 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

Pengubah flash ADC tidak hanya yang tersederhana dalam teori operasionalnya, tetapi juga
yang paling efisien dan cepat, kekurangannya hanya pada kecepatan rambat pembanding dan
gerbangnya. Kekurangannya adalah memerlukan pembanding yang banyak, Flash ADC 3-bit
memerlukan 8 pembanding comparator, versi 4-bit memerlukan 16 pembanding. Setiap

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 95 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

penambahan output 1 bit, jumlah pembandingnya berlipat dua. Untuk versi 8-bit, memerlukan
256 pembanding; inilah kekurangan metoda flash ini.

Keuntungan pengubah flash ADC adalah kemampuannya menghasilkan output non-linear.


Dengan nilai tahanan yang sama rangkaian pembagi tegangan acuan, setiap urutan hitungan
bineri merupakan kenaikan sinyal analog denagn jumlah yang sama, merupakan tanggapan
(response) yang sebanding. Untuk pemakaian tertentu, nilai tahanan pada rangkaian pembagi
bisa dibuat tidak sama, sehingga tanggapannya tidak linear terhadap sinyal masukan analog.
Tidak ada pengubah ADC yang bisa melakukan pengubahan sinyal seperti ini hanya
denganmerubah sedikit nilai komponennya.

6.1.2 Digital ramp ADC

Juga dikenal sebagai stairstep-ramp ADC, atau counter A/D, mudah difahami, tetapi mengalami
beberapa keterbatasan.

Dasar pemikirannya adalah menghubungkan output dari penghitung bineri bebas (free-running
binary counter) ke masukan input suatu DAC (pengubah digital ke analog), kemudian
membandingkan keluaran analog dari DAC dengan sinyal masukan analog yang akan
didigitalkan dan menggunakan keluaran pembanding untuk memerintahkan penghitung bineri
bebas untuk berhenti menghitung dan mereset. Gambar berikut ini menunjukkan dasar
pemikirannya.

Karena penghitung menghitung naik (counts up) dengan setiap denyut (clock pulse), DAC
mengeluarkan tegangan sedikit lebih tinggi (lebih positif). Tegangan ini dibandingkan terhadap

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 96 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

tegangan masukan oleh pembanding (comparator). Jika tegangan masukan lebih besar dari
pada keluaran DAC, keluaran pembanding akan tinggi dan penghitung akan terus menghitung
secara normal. Akhirnya, keluaran DAC akan melebihi tegangan masukan, menyebabkan
keluaran pembanding menjadi rendah. Hal ini menyebabkan dua hal terjadi:

• pertama, peralihan keluaran pembanding dari tinggi ke rendah akan menyebabkan


pencatat geser (shift register) ke beban “load“ apapun adanya hitungan bineri yang
dikeluarkan oleh penghitung, sehingga memperbaharui (updating) keluaran rangkaian
ADC

• kedua, penghitung akan menerima sinyal rendah pada masukan active-low “load“,
menyebabkannya reset ke 00000000 pada denyut (clock pulse) berikutnya.

Efek rangkaian ini menghasilkan keluaran DAC yang menanjak ke level sinyal masukan analog
yang ada, bilangan bineri keluaran sesuai dengan level masukan analog tersebut, dan start
ulang kembali; lihat gambar berikut

Perhatikan bagaimana waktu antara pembaruan (nilai keluaran digital yang baru) berubah
tergantung pada berapa tinggi tegangan inputnya. Untuk sinyal rendah, pembaruan (up-
date)nya agak cepat. Untuk sinyal tinggi pembaruan (up-date)nya agak lambat.

Pada kebanyakan penerapan ADC, variasi frekuensi pembaruan (up-date) ini tidak dapat
diterima. Bahwa rangkaian menghitung mulai dari 0 untuk tiap siklus sehingga menjadi lamban,
inilah sebenarnya yang menjadi kelemahan jenis ramp ADC ini.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 97 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

6.1.3 Successive approximation ADC

Satu metoda mengatasi (addressing) kekurangan ramp ADC digital disebut sebagai successive-
approximation ADC. Perubahan satu-satunya pada rancangan ini adalah rangkaian penghitung
yang sangat khusus, dikenal sebagai successive-approximation register. Bukan menghitung
naik urutan bineri, pencatat register ini menghitung dengan mencoba semua nilaibit mulai
dengan bit yang paling penting dan merakhir pada bit yang kurang penting. Melalui seluruh
proses hitung, pencatat registernya memantau keluaran pembanding untuk mengetahui jika
hitungan binerinya kurang dari atau lebih besar dari pada keluaran sinyal analog, mengatur nilai
bit secocoknya. Cara register menghitung serupa dengan metoda coba dan cocok (trial and fit)
dari pengubahan desimal ke bineri, dimana beda nilai bit dicoba dari MSB ke LSB untuk
mendapatkan bilangan bineri yang sama dengan bilangan decimal aslinya. Keuntungan strategi
penghitungan ini adalah hasilnya lebih cepat; keluaran DAC bertemu masukan sinyal analog
dengan langkah yang lebih besar dari pada dengan 0-100% urutan hitung dari suatu penghitung
biasa.

Tanpa menunjukkan cara kerja bagian dalam successive-approximation register (SAR),


rangkaiannya terlihat seperti gambar dibaawah ini.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 98 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

Harus diingat bahwa SAR umumnya mampu mengeluarkan bilangan bineri dengan format
berderet (serial – 1 bit pada 1 saat), sehingga tidak memerlukan pencatat geser (shift register),
digambarkan terhadap waktu, operasi SAR terlihat seperti gambar berikut ini.

Perhatikan bagaimana pembaruan untuk ADC ini terjadi dengan selang waktu yang teratur,
tidak seperti rangkaian ramp ADC digital.

6.1.4 Tracking ADC

Variasi ketiga pada tema pengubah berbasis penghitung DAC, adalah, dalam perkiraan saya,
yang paling baik. Pengganti daripada penghitung naik yang biasa yang mengerjakan DAC,
rangkaian ini menggunakan penghitung naik/turun. Penghitung terus menerus berdenyut
(clocked), dan jalur kendali naik/turun digerakkan oleh keluaran dari pembanding. Sehingga,
ketika sinyal masukan analog melebihi keluaran DAC, penghitung berpindang menjadi hitungan
naik. Jika keluaran DAC melebihi masukan analog, penghitung berpindang menjadi hitungan
turun. Keadaan yang manapun, keluaran DAC selalu menghitung kearah yang tepat mengikuti
sinyal masukan.

Perhatikan bagaimana tidak diperlukan lagi pencatat geser (shift register) untuk menyangga
hitungan bineri pada akhir suatu siklus. Karena keluaran penghitung terus menerus mengikuti
masukan (daripada menghitung mengikuti masukan dan kemudian reset kembali ke nol),
keluaran bineri secara resmi diperbaharui oleh setiap denyut clock.

Keuntungan rangkaian pengubah ini adalah kecepatan, karena penghitungnya tidak pernah
direset.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 99 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

Perhatikan perilaku rangkaian ini:

Perhatikan betapa cepat waktu pembaharuan dari pada rangkaian penghitung ADC lainnya.
Juga perhatikan bagaimana pada paling awal plot dimana penghitung harus menyamai sinyal
analog, laju perubahan untuk keluaran adalah identik dengan yang pertama menghitung ADC.
Juga, dengan tidak adanya pencatat geser pada rangkaian ini, sebenarnya keluaran bineri
bergerak naik bukan melompat dari nol ke suatu hitungan akurat seperti yang terjadi pada
rangkaian penghitung dan ADC perkiraan berturut.

Mungkin krkurang terbesar rancangan ADC ini adalah kenyataan bahwa keluaran bineri tidak
pernah stabil; selalu berpindah antara dua hitungan dengan setiap denyut clock, walaupun
dengan suatu sinyal masukan analog yang sangat stabil. Fenomena ini secara tak resmi
disebut sebagai bit bobble, dan hal ini bisa menjadi masalah (problematic) pada beberapa
sistem digital. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan kreatif pencatat geser (shift register).
Sebagai contoh, keluaran penghitung bisa dipertahankan (latched) melalui suatu pencatat geser
parallel-in/parallel-out hanya jika keluaran output berubah dengan dua langkah atau lebih.
Membangun suatu rangkaian untuk mendeteksi dua atau lebih hitungan berurut dengan arah
yang sama memerlukan sedikit kecerdikan, tetapi usaha bermanfaat

6.1.5 Slope (integrating) ADC

Sejauh ini, kita telah mampu menghindari sejumlah komponen dalam pengubah flash dengan
menggunakan sebuah DAC sebagai bagian dari rangkaian ADC; namun bukan hanya ini
pilihannya. Mungkin juga tidak menggunakan DAC jika kita mengganti suatu rangkaian naik
perlahan (ramping) analog dan satu penghitung digital dengan pewaktuan yang teliti.

Inilah pemikiran dasar pengubah ADC yang disebut single-slope atau integrating ADC.
Pengganti penggunaan DAC dengan keluaran perlahan, digunakan suatu rangkaian op-amp

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 100 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

yang disebut integrator utuk membangkitkan bentuk gelombang gigi gergaji yang selanjutnya
dibandingkan terhadap masukan analog oleh sebuah pembanding (comparator). Waktu yang
diperlukan gelombang gigi gergaji untuk melebihi nilai tegangan sinyal masukan diukur dengan
menggunakan denyut clock penghitung digital dengan gelombang segi empat berfrekuensi teliti
(biasanya dari osilator kristal). Skema dasarnya terlihat pada gambar berikut.

Skema transistor pelepas kapasitor (capacitor-discharging transistor) IGFET yang ditunjukkan


disini adalah satu bit yang sangat disederhanakan. Sebenarnya, suatu rangkaian penahan
(latching) yang teratur dengan sinyal clock biasanya harus dihubungkan ke gerbang IGFET
untuk menjamin pembuangan sempurna muatan kapasitor ketika keluaran kapasitor tinggi. Ide
dasarnya cukup jelas pada diagram diatas. Ketika keluaran pembanding rendah (tegangan
masuk lebih besar daripada keluaran integrator), maka integrator diijinkan mengisi kapasitor
secara linear. Sedangkan penghitung sedang menghitung naik dengan laju yang ditentukan
oleh frekuensi clock yang teliti. Waktu yang dibutuhkan kapasitor untuk mengisi hingga ke
tegangan yang sam dengan masukan input tergantung pada nilai sinyal masukan dan
gabungan dari -Vref, R, and C. Ketika kapasitor mencapai tegangan tersebut, keluaran
pembanding akan tinggi, memindahkan keluaran penghitung ke pencatat geser sebagai
keluaran akhir. IGFET tersulut "on" oleh keluaran pembanding yang tinggi, melepas kembali
muatan kapasitor ke nol volt. Bila tegangan keluaran integrator jatuh hingga nol, keluaran
pembanding berpindah kembali ke keadaan rendah, menghapus penghitung dan
memungkinkan integrator untuk menaikkan lagi tegangan perlahan-lahan.

Rangkaian ADC ini berprilaku sangat mirip dengan digital ramp ADC, bedanya, tegangan acuan
pembanding adalah bentuk gelombang gigi gergaji, bukan bentuk anak tangga.

Single-slope ADC mengalami semua kekurangan digital ramp ADC, ditambah kekurangan
calibration drift (penyimpangan kalibrasi). Persesuaian akurat keluaran ADC ini dengan
masukannya adalah tergantung pada laju tegangan integrator yang akan dicocokkan dengan
laju hitungan dari penghitung (frekuensi clock). Dengan digital ramp ADC, frekuensi clock tidak
berpengaruh pada ketelitian pengkonversian, hanya tergantung pada pembaruan waktu (update
time). Pada rangkaian ini, karena laju integrasi dan laju hitung tidak saling terkait satu samalian,

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 101 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

variasi antara keduanya pasti terjadi karena waktu berjalan, dan akibatnya kehilangan ketelitian.
Keuntungan rangkaian ini adalah tidak menggunakan DAC, yang mengurangi kerumitan
rangkaiannya.

Untuk mengatasi dilemma penyimpangan kalibrasi, ditemukan variasi rancangan yang disebut
pengubah dual-slope ADC. Pada ADC ini, rangkaian integrator dijalankan positif and negatif
dengan siklus bergantian untuk perlahan-lahan turun dan kemudian naik; bukan direset ke 0
volt pada akhir setiap siklus. Pada satu arah perubahan perlahan-lahan (ramping), integrator
dijalankan oleh sinyal masukan analog positif (menghasilkan laju variasi tegangan keluar
berubah negatif, atau kemiringan keluaran negatif) untuk jangka waktu tertentu, sebagai terukur
oleh penghitung dengan clock berfrekuensi teliti. Kemudian, pada arah lainnya, dengan
tegangan acuan tetap (menghasilkan perubahan laju tetap tegangan keluaran) dengan waktu
yang terukur oleh penghitung yang sama.

Penghitung berhenti menghitung jika keluaran integrator mencapai tegangan yang sama seperti
ketika memulai bagian waktu tetap dari siklus. Rentang waktu yang diperlukan kapasitor
integrator untuk melepas kembali tegangan keluaran aslinya, seperti terukur dengan bertambah
besarnya oleh penghitung, menjadi keluaran digital rangkaian ADC.

Metoda dual-slope bisa dianalogikan sebagai pegas berputar seperti yang digunakan pada
mekanisma clock mekanik, bayangkan membuat mekanisma untuk mengukur kecepatan
putaran poros; maka, putaran poros adalah sinyal masukan yang akan diukur. Siklus
pengukuran mulai dengan pegas dalam keadaan lepas (relax). Pegas kemudian diputar atau
gulung naik oleh poros yang berputar (sinyal masukan) untuk rentang waktu tertenu. Hal ini
akan menempatkan pegas pada suatu tegangan tertentu sebanding dengan kecepatan putar
poros; makin besar putaran poros semakin cepat laju gulungan (winding), dan semakin besar
jumlah teganganpegas yang terkumpul pada rentang waktu tersebut. Kemudian, pegas dilepas
dari poros dan dibiarkan untuk melepas gulungan (unwind) dengan laju tertentu, waktu untuk
kembali ke keadaan bebas (relax) diukur dengan pewaktu (timer). Jumlah (rentang) waktu yang
diperlukan pegas untuk bebas dengan laju tertentukan tersebut akan sebanding dengan

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 102 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

kecepatan ketika pegas digulung (besarnya sinyal masukan) selama bagian waktu tertentu dari
siklus.

Teknik pengkonversian analog ke digital ini terbebas dari persoalan penyimpangan kalibrasi
(calibration drift) pada single-slopr ADC, karena "gain" dari kedua integrator dan laju kecepatan
penghitung berpengaruh selama bagian siklus penggulungan dan melepas gulungan ("winding"
and "unwinding").

Jika kecepatan clock penghitung tiba-tiba naik, akan memperpendek perioda waktu yang telah
ditentukan dimana integrator menggulung naik ("winds up") mengakibatkan semakin
berkurangnya tegangan yang terakumulasi oleh integrator, tetapi juga berarti akan menghitung
lebih cepat selama waktu ketika integrator diijinkan untuk melepas ("unwind") pada laju tertentu.
Bagian dimana penghitung menghitung lebih cepat akan sama dengan bagian ketika tegangan
terakumulasi integrator yang dikurangkan dari sebelum perubahan kecepatan clock. Sehingga,
kesalahan (error) kecepatan clock akan terhapus sendiri dan keluaran digital akan tepat sama
dengan yang seharusnya.

Keuntungan penting lainnya dari metoda ini adalah bahwa sinyal masukan menjadi disama-
ratakan dengan ketika menjalankan (drive) integrator selama bagian tertentu dari siklus. Setiap
perubahan sinyal analog selama perioda waktu tersebut memiliki efek kumulatif pada keluran
digital diakhir siklus itu.

Strategi ADC lainnya hanyalah menangkap ("capture") nilai sinyal analog pada satu titik waktu
setiap siklus. Jika sinyal analog sangat ramai ("noisy") berisi gejolak tegangan palsu yangb
besar, salah satu teknologi pengubah ADC yang lain adakalanya bisa mengubah gejolak
karena ADC tersebut menangkap sinyal berulang-ulangpada satu titik waktu. Sebaliknya, ADC
dual-slope menyama-ratakan semua gejolak dalam perioda integrasi, sehingga merupakan
suatu keluaran dengan kekebalan gejolak yang lebih besar. Dual-slope ADC digunakan pada
pemakaian yang memerlukan ketelitian tinggi.

6.1.6 Delta-Sigma (∆Σ) ADC

Salah satu teknologi ADC yang lebih maju adalah apa yang disebut ADC delta-sigma ∆Σ. Pada
pengubah ADC ini, sinyal tegangan masukan analog disambungkan ke masukan suatu
integrator, menghasilkan laju perubahan tegangan atau slope pada keluaran yang sama
besarnya dengan masukan. Tegangan naik perlahan ini dibandingkan ke tegangan nol oleh
pembanding. Pembanding ini beraksi sebagai ADC 1-bit, menghasilkan 1 bit keluaran ("high" or
"low") tergantung pada apakah keluaran integratornya positif atau negatif. Keluaran

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 103 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

pembanding disimpan dalam flip-flop tipe D yang di-clock pada frekuensi tinggi, dan diumpan
balikkan ke saluran masukan lainnya pada integrator, untuk menjalankan (drive) integrator
tersebut ke arah keluaran 0 volt. Rangkaian dasarnya terlihat seperti gambar berikut:

Op-amp paling kiri adalah integrator (penjumlahan)nya. Op-amp berikutnya integrator


pengumpan (feed into) adalah pembanding, atau ADC 1-bit. Berikutnya flipflop tipe D yang
menahan keluaran pembanding pada setiap denyut clock, mengirimkan sinyal tinggi atau
rendah ke pembanding berikutnya dibagian atas rangkaian. Pembanding terakhir ini perlu
mengubah tegangan keluaran tingkat logika 0V / 5V polaritas tunggal dari flip-flop menjadi suatu
sinyal tegangan +V / -V untuk diumpan balikkan ke integrator.

Jika keluaran integratornya positif, pembanding pertama akan mengeluarkan sinyal tinggi ke
masukan D dari flip-flop. Pada denyut clock berikutnya, sinyal tinggi ini akan keluar dari saluran
Q ke masukan tidak terbalik (non-inverting) pembanding terakhir. Pembanding terakhir ini,
sedang melihat suatu tegangan masukan yang lebih besar daripada tegangan ambang
(threshold) ½ +V, jenuh pada arah positif, mengirimkan sinyal +V penuh ke masukan lain dari
integrator. Sinyal umpan balik +V ini cenderung menjalankan keluaran integrator ke arah
negatif. Jika tegangan keluaran ini menjadi negatif, rangkaian umpan balik akan mengirim
kembali sinyal korektif (-V) ke masukan atas integrator untuk menjalankannya kearah positif.
Inilah konsep delta-sigma dalam aksi: pembanding pertama merasakan perbedaan (∆) antara
keluaran integrator dan tegangan nol. Integrator menjumlahkan (Σ) keluran pembanding dengan
sinyal masukan analog.

Secara fungsional, hal menghasilkan serangkaian deret bit-bit keluaran oleh flip-flop. Jika
masukan analognya nol volt, integrator tidak akan punya kecenderungan untuk naik perlahan-
lahan baik kearah positif maupun negatif, kecuali menanggapi tegangan umpan balik. Dalam
skenario ini, keluaran flip-flop akan berosilasi secara terus menerus antara tinggi dan rendah,
sebagai sistem umpan balik memburu mundur dan maju, mencoba mempertahankan keluaran
integrator tetap nol volt.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 104 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

Jika menggunakan tegangan masukan analog negatif, integrator cenderung akan menaik
perlahan-lahan keluarannya kearah positif. Umpan balik hanya bisa ditambahkan dengan
tegangan dan selang waktu tertentu ke integrator yang naik perlahan-lahan, dengan demikian
keluaran aliran bit oleh flip-flop tidak akan persis sama.

Dengan menggunakan sinyal masukan analog negatif yang lebih besar ke integrator, memaksa
keluarannya berubah lebih cepat ke arah positif. Maka, sistem umpan balik harus mengeluarkan
lebih banyak bit 1 dari pada sebelumnya untuk mengembalikan keluaran integrator ke nol volt.

Jika sinyal masukan analog naik harganya, begitu juga bit 1 pada keluaran digital flip-flop.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 105 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

Suatu keluaran bilangan bineri sejajar (parallel) diperoleh dari rangkaian ini dengan merata-
ratakan aliran deret dari bit-bit bersama. Sebagai contoh, rangkaian penghitung bisa dirancang
untuk mengumpulkan keseluruhan keluaran 1 oleh flip-flop untuk sejumlah denyut clock yang
diberikan. Hitungan ini yang menunjukkan tegangan masukan analog.

Variasi pada tema ini ada, menggunakan integrator bertingkat banyak dan/atau beberapa
rangkaian pembanding yang mengeluarkan lebih dari sati bit, namun satu konsep umum untuk
semua pembanding ∆Σ adalah oversampling. Oversampling, yaitu bila banyak sampel dari satu
sinyal analog diambil dengan satu ADC (1-bit ADC), dan sampel-sampel yang telah didigitalkan
dirata-ratakan, hasil akhirnya adalah kenaikan efektif jumlah bit yang dirubah dari sinyalnya.
Dengan kata lain, satu pengubah ADC 1-bit yang dioversampling dapat melakukan kerja yang
sama dengan satu pengubah ADC 8 –bit dngan satu kali sampling, walaupun dengan laju yang
lebih lambat.

6.2 Pertimbangan penggunaan rangkaian ADC

Mungkin pertimbangan terpenting suatu pengubah ADC adalah resolusinya. Resolusi adalah
jumlah bit bineri keluaran pengubah. Karena rangkaian-rangkaian pengubah ADC mengambil
sinyal analog yang terus menerus berubah, dan memecahkannya menjadi satu irama banyak
keadaan berlainan (susunan bit 1 atau bit 0), menjadi perlu mengetahui berapa bit dalam
susunan irama tersebut.

Misalnya, satu ADC dengan keluaran 10- bit dapat melambangkan hingga 1024 (210) keadaan
unik dari pengukuran sinyal. Sepanjang rentang pengukuran dari 0% hingga 100%, akan ada
sebanyak 1024 keluaran bilangan bineri yang unik dari pengubah ADC (dari 0000000000
hingga 1111111111). Satu ADC 11-bit akan memiliki dua kali banyak keadaan pada
keluarannya (2048 atau 211), melambangkan dua kali banyaknya keadaan unik pengukuran
sinyal antara 0% hingga 100%.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 106 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

Resolusi sangat penting dalam sistem penerimaan data (rangkaian yang dirancang untuk
menerjemah dan mencatat pengukuran fisik dalam bentuk elektronik). Andai sedang mengukur
ketinggian air dalam tangki setinggi 40 kaki menggunakan instrumen degnan ADC 10-bit. 0 kaki
air dalam tangki sama dengan 0% pengukuran, sedangkan 40 kaki air dalam tangki sama
dengan 100% pengukuran. Karena ADC ditetapkan pada 10 bit keluaran data bineri, akan
menerjemahkan setiap tinggi air dalam tangki sebagai satu keluaran dengan 1024 kemungkinan
keadaan. Untuk menentukan berapa ketinggian air yang akan dilambangkan pada setiap
tahapan ADC, perlu membagi 40 kaki rentang pengukuran dengan jumlah tahapan pada
rentang kemungkinan 0 hingga 1024, yaitu 1023 (1 kurang dari 1024); sehingga diperoleh
angka 0.039101 kaki per tahap, atau sama dengan 0.46921 inci per tahap (sedikit lebih kecil
dari setengah inci) tinggi air dilambangkan untuk setiap hitungan biner dari ADC.

Nilai tahap 0.039101 kaki (0.46921 inci) merupakan jumlah terkecil perubahan tinggi air yang
dapat dirasakan oleh instrumen. Tak dapat disangkal, ini angka yang kecil, kurang dari 0,1%
dari seluruh rentang pengukuran 40 kaki. Namun untuk beberapa penggunaan, ini belum cukup
sempurna. Andai instrumen ini diperlukan agar mampu menunujukkan perubahan tinggi air
hingga sepersepuluh inci; untuk mendapatkan tingkat resolusi ini dan masih mempertahankan
rentang pengukuran 40 kaki, diperlukan instrumen ADC yang lebih dari 10 bit.

Untuk menentukan ADC berapa bit yang diperlukan, mula-mula tentukan ada berapa tahapan
1
/10 inci dalam 40 kaki; yaitu 40/(0,1/12) sama dengan 4800 tahapan 1/10 inci dalam 40 kaki.
Sehingga diperlukan bit yang cukup untuk menyediakan sedikitnya 4800 tahapan berlainan
(discrete) dalam urutan hitungan bineri. 10-bit memberi 1023 tahapan, 11-bit memberi 2047
tahapan, 12-bit memberi 4095 tahapan, sedangkan 13-bit memberi 8191 tahapan, lebih dari
cukup untuk 4800 tahapan; maka instrumen yang diperlukan setidak-tidaknya dengan resolusi
13-bit.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 107 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

Pertimbangan penting lainnya pada rangkaian ADC adalah frekuensi sampel atau laju
pengubahannya (sample frequency, or conversion rate), yaitu kecepatan pengubah
mengeluarkan harga bineri terbaru. Seperti resolusi, pertimbangan ini dihubungkan ke
pemakaian tertenru ADC. Jika pengubah digunakan untuk mengukur sinyal yang berubah pelan
seperti tinggi air dalam tangki, mungkin memiliki frekuensi sampe yang sangat pelan dan dirasa
cukup memadai. Sebaliknya jika digunakan untuk mendigitalkan sinyal frekuensi audio yang
bersiklus beberapa ribu kali dalam satu detik, diperlukan pengubah yang sangat cepat.

Perhatikan laju perubahan ADC berikut terhadap jenis sinyal, jenis ADC pendekatan berurut
dengan selang waktu teratur:

Disini, untuk sinyal yang berubah pelan, laju sample lebih dari cukup untuk menangkap
kecenderungan umumnya. Tetapi pertimbangkan contoh ini denga waktu sampel yang sama.

Ketika perioda sampel terlalu panjang (terlalu lambat), rincian penting dari sinyal analog akan
terabaikan. Perhatikan bagaimana, terutama pada bagian yang terakhir sinyal analog, keluaran
digital sama sekali gagal mereproduksi bentuk tang sebenarnya. Pun pada bagian awal bentuk
gelombang analog, reproduksi digital manyimpang banyak sekali dari bentuk gelombang
sebenarnya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 108 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

Penting sekali bahwa waktu sampel suatu ADC cukup cepat menangkap perubahan penting
bentuk gelombang analog. Dalam istilah penerimaan data (data acquisition), bentuk gelombang
frekuensi sangat tinggi yang dapat ditangkap suatu ADC secara teoritis adalah yang disebut
frekuensi Nyquist (Nyquist frequency), setara dengan setengah frekuesni sampel ADC.
Sehingga, jika rangkaian suatu ADC memiliki frekuensi sampel 5kHz, bentuk gelombang
frekuensi tertinggi yang bisa dipecahkan dengan berhasil baik adalah frekuensi Nyquist 2,5kHz.

Jika suatu ADC disambungkan sinyal masukan analog yang frekuensinya melebihi frekuensi
Nyquist untuk ADC tersebut, pengubah itu akan mengeluarkan sinyal digital frekuensi yang
salah. Penomena ini dikenal sebagai aliasing. Amati gambar berikut untuk melihat bagaimana
aliasing terjadi.

Perhatikan bagaimana perioda bentuk gelombang keluaran jauh lebih panjang (pelan) dari pada
perioda bentuk gelombang masukan, dan bagaimana bentuk kedua gelombang tidak serupa.

Harus dipahami bahwa frekuensi Nyquist adalah batas frekuensi maksimum mutlak bagi suatu
ADC, dan tidak melambangkan frekuensi praktis tertinggi yang dapat diukur. Agar aman, jangan
berharap suatu pengubah ADC dengan baik memecahkan setiap frekuensi yang lebih besar
dari seperlima hingga sepersepuluh kali frekuensi sampelnya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 109 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGUBAH ANALOG KE DIGITAL

Cara praktis mencegah aliasing adalah penempatkan saringan (low-pass filter) sebelum
masukan ADC, untuk memblokir setiap sinyal berfrekuensi lebih besar dari pada batasan
praktis. Pada cara ini, rangkaian ADC akan tercegah dari melihat setiap frekuensi lebih dan
tidak akan mencoba mendigitalkannya. Ini dianggap lebih baik bahwa frekuensi sedemikian
berlalu tidak diubah, dari pada membiarkannya ter-aliase dan muncul di keluaran sebagai sinyal
palsu.

Satu lagi ukuran kinerja ADC adalah yang disebut step recovery, yaitu ukuran seberapa cepat
suatu ADC merubah keluarannya untuk mengikuti perubahanmasukan analog yang cepat dan
besar. Dalam teknologi pengubah, step recovery adalah merupakan batasan yang serius.
Contohnya adalah pengubah tracking yang memiliki periosa pembaruan (up-date) yang cepat,
tetapi step recoverynya lambat dantak seimbang.

Suatu ADC yang ideal memiliki bit yang banyak untuk resolusinya, mengambil sampel sangat
cepat dan step recovery sesaat, tetapi hal ini belum tercipta. Tentu sifat-sifat ini bisa diperoleh
dengan menambah rangkaian yang rumit (complexity), apakah menambah komponen
penghitung atau membuat rancangan khusus yang bekerja dengan kecepatan clock yang lebih
tinggi. Berbeda teknologi ADCnya, berbeda kekuatannya. Berikut ini urutan ADC mulai dari
yang baik ke yang jelek

Rasio resolusi/ kerumitan (Resolution/complexity ratio): Single-slope integrating, dual-slope


integrating, counter, tracking, successive approximation, flash.

Kecepatan (Speed): Flash, tracking, successive approximation, single-slope integrating &


counter, dual-slope integrating.

Step recovery: Flash, successive-approximation, single-slope integrating & counter,


dual-slope integrating, tracking.

Perlu diingat bahwa urutan (ranking) ADC yang berbeda teknologi ini tergantung pada faktor
lain. Misalnya, bagaimana laju perubahan ADC pada step recovery tergantung pada sifat alami
perubahan stepnya. ADC tracking sama lambatnya dalam menanggapi semua perubahan step,
sedangkan single-slope atau ADC penghitung akan mencatat perubahan step tinggi ke rendah
dengan lebih cepat dari pada perubahan step rendah ke tinggi. ADC Successive-approximation
berubah langkah, hampir sama cepatnya merubah sinyal analog apa saja, tetapi ADC tracking
akan mengalahkannya jika sinyal berubah lebih lambat dari pada satu resolusi langkah per
clock pulsa.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 110 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

7. LOGIC DAN SEQUENCE

Logic atau logika menurut bahasa adalah sesuatu yang dapat diterima oleh akal. Namun
logic yang dimaksudkan disini adalah logic yang lazim digunakan dalam dunia keteknikan.

Selanjutnya logic tersebut dapat diimplementasikan dalam bentuk simbol yang dikenal dengan
simbol gerbang logic (logic gate). Simbol-simbol tersebut tidak menjelaskan bagaimana bentuk
alat itu, melainkan hanya menyatakan fungsinya

Sequence menurut pengertiannya adalah urut-urutan, dalam hal ini urut-urutan menjalankan
atau memberhentikan suatu peralatan pada suatu proses di dalam power plant/industri.

Menjalankan (start-up) maupun memberhentikan (shut-down) suatu peralatan yang diatur


sedemikian rupa, sehingga tiap-tiap peralatan telah disesuaikan dengan syarat-syarat yang
telah dipenuhi.

Pengendalian sejumlah peralatan tersebut pada berbagai macam proses dapat dikenal melalui
sistem logic dan sekuensial yang mengendalikan urutan saat start-up maupun saat shut-down,
dan sekaligus di dalam sistem tersebut juga mengandung fungsi pengamanan saat sedang
operasi. Didalam ruang lingkup instalasi peralatan-peralatan power plant dikenal dua istilah
diagram atau gambar rangkaian operasional melalui:

• Logic diagram

• Schematic diagram

Logic diagram menyajikan detail yang secara skematis memperlihatkan semua instrumen
perlatan yang akan mempengarui berlangsungnya pengaturan yang bersifat sekuensial yaitu
peralatan-peralatan yang berpengaruh dalam berlangsungnya pengaturan seperti switch, timer
dan memory yang mempunyai keluaran sebagai pengemudi/ menjalankan Pompa, katup,
kompresor dan sebagainya

Schematic diagram dibuat untuk memperlihatkan semua peralatan listrik yang digunakan yang
meliputi schematic control diagram seperti phenumatic dan hydraulik dan electrical schematic
diagram yang memperlihatkan semua peralatan listrik yang digunakan, hal ini akan membantu
untuk dapat mengerti operasional sistem peralatan maupun proses tersebut dengan cepat,
sehingga memudahkan dalam hal mencari gangguan dan pemeriksaan. Schematic diagram ini
ada yang diperuntukan pada schematic control diagram, yang menerangkan dan menjelaskan
fungsi dari bermacam-macam komponen kontrol.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 111 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

Oleh karenanya uraian yang akan disajikan dalam kursus ini menitik beratkan pada
pemahaman terhadap rangkaian operasi suatu peralatan melalui rangkaian Logic dan
Sekuensialnya berupa contoh-contoh kecil untuk memahami schematik dan logic diagram yang
lebih kompleks yang ada di tiap-tiap power plant.

Kompleksitas diagram instalasi macam-macam peralatan dapat diminimais dengan mempelajari


isi buku-buku petunjuk yang merujuk kepada peralatan yang dimaksud dan uraian dari semua
instalasinya dan ini pasti ada karena semua vendor yang terkait pastilah menyediakan buku-
buku tersebut sebagai pegangan untuk operator, engineer dan yang terlibat dalam lingkup
pemeliharaan dan pengembangan suatu power plant.

7.1 Gerbang Logika

Adalah merupakan komponen dari rangkaian logic berdasarkan rangkaian logic ini akan
terbentuk suatu fungsi fungsi logic yang diaplikasikan pada suatu sistem peralatan.

7.1.1 Rangkaian Logika

Rangkaian Logika secara umum dinamai juga rangkaian pintu (gate circuit) yang terdiri dari
gerbang-gerbang logic, didalam gatecircuit kita tidak perlu mengetahui bagaimana pengawatan
dalamannya, sudah tersedia dalam bentuk I.C (Integrated circuit) yang perlu diketahui
hanyalah bagaimana sinyal-sinyal masukan pada suatu gatecircuit akan mengeluarkan sinyal
keluaran, dimana sinyal keluaran hubungannya dengan sinyal masukan mempunyai keterkaitan
yang logis dan masuk akal.

Rangkaian logika diterapkan pada piranti-piranti digit dan komputer guna mengotomatikkan
proses-proses industri ataupun pekerjaan pengotomatisan suatu sistem peralatan

7.1.2 Komponen Dasar Logic Gate

Ada tiga komponen dasar suatu GERBANG LOGIKA, yaitu:

• AND Gate
• OR Gate
• NOT Gate

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 112 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

AND GATE

OR GATE

NOT GATE

Tiga komponen dasar pada gambar diatas terlihat suatu black-box dimana F= sinyal keluaran
dari suatu fungsi sinyal-sinyal masukan (A dan B), sedangkan pada NOT GATE hanya ada
satu masukan.

Rangkaian logika bekerja dengan sistem bilangan biner yaitu bilangan basis dua dengan
demikian hanya dikenal bilangan 0 dan 1, bilangan 0 dan bilangan 1 hanya dapat di
Interpretasikan dengan dua keadaan misal pada suatu saklar cuma dikenal membuka (=1) atau
menutup (=0) yang merupakan variabelnya, atau dalam suatu sistem tegangan logic circuit
hanya dikenal dengan Low dan High dimana tegangan 5V=high dan Low = 0V.

Pada tiga komponen dasar masing-masing gate mempunyai suatu hubungan yang logis antara
sinyal keluaran (F) dan sinyal-sinyal masukan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

AND GATE, Keluaran akan F=1, Jika semua sinyal masukan adalah 1

OR GATE, Keluaran akan F=0, Jika semua sinyal masukan adalah 0

NOT GATE, Keluaran akan merupakan kebalikan dari masukannya

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 113 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

7.2 Fungsi-Fungsi Digital Logic

Kita dapat membangun tiga komponen dasar fungsi-fungsi logika dengan rangkaian sederhana
berupa rangkaian lampu yang dibangun dari kontak kontak normally open (NO) dan normally
closed (NC) dari suatu kontaktor magnet lalu disambungkan dengan L1 dan L2, untuk dapat
menggambarkan dengan jelas logika antara sinyal keluaran dan hubungannya dengan sinyal-
sinyal masukan

7.2.1 Fungsi AND

Pada gambar tampak dengan jelas bawa keluaran fungsi AND akan sama dengan satu jika
semua sinyal masukan A=1 dan B=1 artinya lampu akan menyala apabila kontaktor A dan
kontaktor B secara simultan dienerjais sehingga lampu menyala karena dialiri arus dari L1 ke L2
apabila salah satu kontak normally open (NO) yang terhubung seri dari kontaktor (A atau B)
tidak dienerjais lampu akan padam.

Dari keterangan tadi dapat dipersingkat penjelasannya dengan membuat sutu Tabel Benaran.
Suatu Tabel Benaran dibuat dengan mengisi baris dan kolom dengan bilangan basis dua yaitu
0 dan 1, angka 0 = melambangkan dari situasi tidak enerjais sedangkan angka 1=
melambangkan situsi enerjais sehingga dengan Tabel Benaran logika dari sutu gerban logic
dapat di persingkat penjelasannya.

7.2.2 Fungsi OR
Untuk fungsi OR dapat di ilustrasikan seperti gambar dibawah ini

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 114 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

Fungsi OR dengan ilustrasi gambar diatas nampak jelas bahwa lampu akan padam jika kedua
kontak normally open (NO) yang dihubungkan parallel dari kontaktor (A dan B) dalam
keadaan tidak didienerjais. Sebaliknya jika salah satu kontaktor A atau kontaktor B enerjais
maka akan ada aliran arus dari L1 ke L2 sehingga lampu akan menyala. Dari kedua gambar
tadi dapat disimpulkan bahwa,

Logic dengan fungsi AND adalah mempunyai ciri-ciri dua atau lebih peralatan yang terhubung
seri, dengan notasi F=A.B identik dengan perkalian. Sedangkan Logic dengan fungsi OR
mempunyai cir-cirii dua atau lebih perlatan yang terhubung parallel, dengan notasi F=A+B
identik dengan penjumlahan.

7.2.3 Fungsi NOT

Suatu Logic NOT atau logic Inversi dapat dibentuk dengan menggunakan kontak Normally
Closed (NC) sebagai pengganti kontak Normally Open (NO) yang terhubung pada L1 dan L2
dari suatu rangkaian lampu seperti diatas , sebagai ilustrasi dapat dilihat pada gambar dibawah
ini,

Pada gambar ternyata bahwa apabila kontaktor A tidak dienerjais maka lampu akan nyala
sebaliknya apabila kontaktor A dienerjais maka lampu akan padam. Dengan bantuan Tabel
benaran pada gambar dapat mempersingkat penjelasan dari suatu Logic NOT

Kita dapat juga mengilustrasikan suatu keluaran fungsi invers yang ditimbulkan dari kontak
normaly open (A) dengan bantuan relay kontrol (CR=control relay)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 115 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

7.2.4 Logika Kombinasi


Ketiga komponen dasar seperti yang dijelaskan diatas dapat dikombinasikan sehingga
membentuk gerbang yang lain sebagai contoh kombinasi antara AND GATE dan NOT GATE
dihubungkan secara seri akan membentuk gerbang yang disebut NAND, Pada gambar tampak
jelas bahwa fungsi NAND adalah Inversi dari keluaran Fungsi AND

A A
F F F = (A.B)
B  
= B  
 

Sedangkan Gerbang OR yang terhubung seri dengan gerbang NOT akan membentuk Gerbang
NOR Pada gambar nampak jelas bahwa fungsi NOR adalah Inversi dari keluaran Fungsi OR

A A
F = F F = (A+B)
B B  
   

7.2.5 Gerbang OR KHUSUS


Gerbang OR Khusus yang disebut juga EX-OR adalah suatu susunan gerbang yang
keluarannya akan F=1, hanya apabila banyaknya logic state =1 yang ada di jalur masukan
berjumlah ganjil.

Notasi Fungsi EXOR, F=A + B

Fungsi logic Ex-OR Dapat dibangun dari kombinasi fungsi-fungsi logic dengan kontak-kontak
grup yang tersusun secara seri dan paralel seperti pada gambar. Contoh gambar dibawah ini
juga dijelaskan bagaimana fungsi EX-OR dibangun dari kombinasi gerbang AND, OR dan NOT

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 116 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

Pada gambar diatas jelas bawa satu grup kontak antara NO dan NC dari Kontaktor A dan
kontaktor B dihubungkan paralel sedangkan NO kontaktor A dihubungkan secara seri dengan
NC kontaktor B. Perhatikan juga Tabel benaran dari Fungsi EX-OR yang terlihat bahwa jika
jumlah 1 pada jalur input ganjil maka output akan menjadi 1.

7.3 Aljabar BOOLE

Aljabar boole merupakan aljabar saklar sebab Aljabar boole diterapkan terutama dalam
rangkaian yang menerapkan saklar, Aljabar boole diperlukan jika hendak merancang suatu
sistem logic yang lebih besar atau jika hendak membangun subsistem dari sistem yang sudah
ada dalam hal pengembangan suatu power plant.

Kaidah-kaidah dalam Aljabar boole ada yang menyerupai aljabar biasa ada juga yang tidak,
seperti yang dicontohkan pada identitas-identitas dibawah ini:

A=A (1)

A .A = A (2) A+A=A (6)


A .1 = A (3) A+0=A (7)
A .0 = 0 (4) A+1=1 (8)
A .A = 0 (5) A+A=1 (9)  

Penulisan A dan B seperti A.B kita sebut sebagai Pekalian logika, sebab perkalian ini
menyerupai perkalian didalam aljaba biasa. Demikian juga dengan penulisan A atau B sebagai
A+B disebut penjumlahan logika, sebab menyerupai penulisan A+B didalam aljabar biasa

Kita dapat membuktikan bentuk baku atau rumusan tetap dari kaidah-kaidah diatas (1 s.d 9)
dengan bantuan fungsi dari masing-masing tiga komponen dasar gerbang logika dan karena A
adalah bilangan biner maka nilai A akan bervariasi antara 0 dan 1 asumsikan jika A=0 dan Jika
A= 1, yang penjabarannya sebagai berikut;

Lambang dari kaidah (1) artinya membalik logic masukan sebanyak dua kali sehingga terjadi
bahwa sinyal masukan sama dengan sinyal keluaran, dapat di buktikan dengan melihat tabel
benarannya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 117 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

A F1 F2 A F1 F2
0 1 0
1 0 1  

Kesimpulan dari gambar diatas adalah A = F2

Untuk kaidah 2 s.d 5 behubungan dengan perkalian logika, sehingga pembuktian harus
memakai fungsi AND lalu berikan nilai A=0 selanjutnya A=1

A A F A
F=…. A F=….
0 0 0 A
   
1 1 1

Terbukti bahwa A.A = A, urutan sinyal input diikuti oleh sinyal output ... kaidah (2)

Fungsi AND gate dengan dua jalur masukan salah satu masukannya diberi sinyal konstan
(K)=1, apa yang terjadi pada jalur output jika sinyal masukan pada saat A=0 selanjutnya A=1

A K F A F=….
0 0 0 1
 
1 0 0

Dari Tabel benaran terlihat bahwa F=A, artinya jika salah satu dari dua masukan AND GATE
diberi Sinyal tetap dimana sinyal itu = high atau sinyal (1) maka sinyal output akan mengikuti
sinyal input sesuai dengan kaidah (3) yaitu A.1 = A

Fungsi AND gate dengan dua jalur masukan salah satu masukannya diberi sinyal konstan
(K)=0, apa yang terjadi pada jalur output jika sinyal masukan pada saat A=0 selanjutnya A=1

A K F
A F=….
0 1 0 0

1 1 1

Dari Tabel benaran terlihat bahwa F=0, artinya jika salah satu dari dua masukan AND GATE
diberi Sinyal tetap dimana sinyal itu = low atau sinyal (0) maka sinyal output = 0, tidak perduli
sinyal apa yang ada di masukan yang lain atau sinyal masukan diblok.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 118 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

Fungsi AND gate dengan dua jalur masukan dimana kedua sinyal masukan saling
berkomplemen artinya jika A=0 maka B=1 demikian sebaliknya.

A B F A
F=….
1 0 0
0 1 0 B
 

Dari Tabel benaran terlihat bahwa F=0, karna kedua masukan saling berkomplenen maka salah
satu jalur input mengandung sinyal 0 yang mana pada fungsi AND jika salah satu input
mempunyai nilai 0 maka output pastinya mengeluarkan sinyal 0

Untuk kaidah 6 s.d 9 behubungan dengan penjumlahan logika, sehingga pembuktian harus
memakai fungsi OR lalu berikan nilai A=0 selanjutnya A=1

A A F A
F=….
0 0 0
 
1 1 1

Dari Tabel benaran terlihat bahwa, A+A=A ...................kaidah(6)

Fungsi OR gate dengan dua jalur masukan salah satu masukannya diberi sinyal konstan (K)=0,
apa yang terjadi pada jalur output jika sinyal masukan pada saat A=0 selanjutnya A=1

A K F A
F=….
0 0 0 0

1 0 1

Dari Tabel benaran terlihat bahwa, A+0=A ...................kaidah(7)

Kesimpulan: Jika salah satu dari dua masukan masukan FUNGSI OR bernilai =0, maka sinyal
keluaran akan sama dengan sinyal masukan artinya meloloskan sinyal input

Fungsi OR gate dengan dua jalur masukan salah satu masukannya diberi sinyal konstan (K)=1,
apa yang terjadi pada jalur output jika sinyal masukan pada saat A=0 selanjutnya A=1

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 119 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

A K F A
F=….
0 1 1 1

1 1 1  

Kesimpulan: Jika salah satu dari dua masukan masukan FUNGSI OR bernilai =1, maka sinyal
keluaran akan sama dengan sinyal 1, artinya sinyal keluaran akan memblok sinyal input

Dari Tabel benaran terlihat bahwa, A +1=1 ...................kaidah(8)

Fungsi OR gate dengan dua jalur masukan dimana kedua sinyal masukan saling
berkomplemen artinya jika A=0 maka B=1 demikian sebaliknya

A B F
A
F=….
1 0 1 B

0 1 1  

Dari Tabel benaran terlihat bahwa F=1, karena kedua masukan saling berkomplenen maka
salah satu jalur input mengandung sinyal 0 yang mana pada fungsi OR jika salah satu input
mempunyai nilai 1 maka output pastinya mengeluarkan sinyal 1

7.3.1 Kaidah-Kaidah Boole Lainnya


de Morgan salah satu penemu rumus matematika diskrit untuk aplikasinya pada rangkaian
logika, namun disini akan dibahas aplikasi kaidah-kaidah Aljabar Boole yang lain yang salah
satunya dijelaskan oleh de Morgan

A (B+C) = (A B) + (A C) (10)
kaidah-kaidah distributif
A +(B.C) = (A+B) (A+C) (11)

A+A B =A (12)
sifat-sifat absorpsi
A (A + B) = A (13)

A (A+C) = A C (14)
sifat-sifat absorpsi logika
A + (A C) = A+C (15)

A B = A+B (16)
Kaidah-kaidah de Morgan
A+B =A B (17)  

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 120 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

Hukum-Hukum Distributif

Kaidah (10) dapat dibuktikan dengan menggambarkan logic diagram dari ke dua persamaan
tersebut.

Isilah tabel benaran pada ke dua fungsi diatas sehingga dapt dilihat dengan jelas bahwa

A.(B+C) = A.B + A.C

A B C B+C A.(B+C) A.B A.C A.B+A.C


0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0
0 1 0 1 0 0
0 1 1 1 0 0
1 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 1
1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1

Kaidah (11) dapat dibuktikan dengan menggambarkan logic diagram dari ke dua persamaan
tersebut.

F = A + (B C) F = (A+B) (A+C)
A F A

B
= B

C
C
 

Isilah tabel benaran pada ke dua fungsi diatas sehingga dapt dilihat dengan jelas bahwa

A+(B.C) = A+B . A+C

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 121 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

A B C B.C A+(B.C) A+B A+C A+B.A+C


0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1
0 1 0 0 1 0
0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1
1 0 1 0 1 1
1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1

Sifat-Sifat Absorpsi

Kaidah (12) dapat dibuktikan dengan menggambarkan logic diagram dari ke dua persamaan
tersebut.

A B A.B A+A.B F = A + (A B)
0 0 0 0 A F

0 1 0 0
1 0 0 1 B
1 1 1 1

Dari Tabel Benaran fungsi terlihat jelas bahwa urutan bit-bit A adalah sama dengan urutan bit-
bit pada kolom A+A.B sehingga dapat disimpulkan bahwa: A+(A.B) = A.

Sebenarnya fungsi pada Paragraf 6.2 dapat juga dibuktikan dengan cara-cara seperti pada
paragraf 6.1.bahwa A+(A.B) = (A+A).(A+B). Silahkan anda mencoba sendiri dengan membuat
logic diagramnya.

Kaidah (13) dapat dibuktikan dengan menggambarkan logic diagram dari ke dua persamaan
tersebut.

A B A+B A.(A+.B) F = A (A+B)


0 0 0 0 A F

0 1 1 0
1 0 1 1 B
 
1 1 1 1

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 122 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

Dari Tabel Benaran fungsi (F) diatas terlihat jelas bahwa urutan bit-bit A adalah sama dengan
urutan bit pada kolom A.A+B sehingga dapat disimpulkan bahwa: A.(A+B) = A. Sebenarnya
fungsi pada Paragraf 6.2 dapat juga dibuktikan dengan cara-cara seperti pada paragraf
6.1.bahwa A.(A+B) = (A.A)+(A.B). Silahkan anda mencoba sendiri dengan membuat logic
diagramnya

Sifat-Sifat Absorbsi Logika

Kaidah (14) dapat dibuktikan dengan kaidah (5) bahwa perkalian antrara A dan komplemen A = 0

A (A + C) = A A + A C  
A (A + C) = A C  
A (A + C) = A C

Kaidah (15) dapat dibuktikan dengan kaidah (5) bahwa penjumlahan antrara A dan Komplemen
A =1

A + (A C) = A C   A + (A C) = (A + A) (A + C)
 
A + (A C) = A C  

7.3.2 HUKUM Demorgan


Hukum DeMORGAN ke-1

Menurut DeMorgan jika keluaran fungsi OR di Invers, maka hasilnya akan sama dengan
keluaran fungsi AND dimana semua sinyal masukan fungsi AND masing-masing di Invers

A+B = A B  Kaidah ……17 

=
 

Hukum DeMORGAN ke-2

Menurut DeMorgan jika keluaran fungsi AND di Invers, maka hasilnya akan sama dengan
keluaran fungsi OR dimana semua sinyal masukan fungsi OR masing-masing di Invers

A B = A +B  Kaidah ……16 

=
 

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 123 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

7.4 Konversi Tabel Benaran Kedalam Ekspresi Boole


Jika ingin merancang rangkaian logika akan sangat membantu apabila terlebih dulu disusun
Tabel Benaran yang kemudian berdasarkan Tabel Benaran itu dibangun rangkaian logika.
Dikenal dua persamaan Aljabar Boole pada teknik perancangan ini yaitu,

7.4.1 Sum of Product


Sum of product atau Minterm disingkat SOP yaitu penjumlahan dari hasil kali, artinya susunlah
bit-bit keluaran dari Tabel Benaran yang bernilai nilai satu, yaitu F=1 asumsikan keluaran F=1
dari suatu fungsi AND kemudian amati bit-bit masukan pada baris F=1 seandainya ada sinyal
masukan yang mempunyai bit=0 maka jalur masukan itu harus diberi tanda inversi. Setelah
dikumpulkan sinyal-sinyal keluran yang bernilai satu lalu jumlahkan.

Dibawah ini diberikan contoh design dari tungku pembakaran sampah,

Katup sampah masuk di kontrol oleh rangkain logic dengan persaratan sebagai berikut, katup
akan menutup jikalau lebih dari satu sensor bahan bakar failure artinya katup akan membuka
kalau burner yang menyala paling sedikit dua buah.

Dari sekuensial penyalaan burner dan buka tutup katup sampah masuk harus di buat dulu
Tabel Benarannya seperti diekspresikan dibawah ini,

Dari Tabel benaran itu tampak ada empat keluaran yang outputnya=1, seperti yang dijelaskan
dibawa ini. Contoh untuk baris ke-4 A=0, supaya F=1 maka A dinvers karna keluaran fungsi
AND adalah semua sinyal input harus sama dengan satu.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 124 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

Sesuai dengan metode Sum of Product dari diatas dihasilkan persamaan output. sehingga
bisa dibangun rangkaian logika dengan gate circuit seperti :

atau dapat juga dibangun dengan Control Relay dengan lampu sebagai indikasi output

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 125 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

Sehingga Rangkaian logic untuk gate circuitnya menjadi,

Gambar tsb dapat direpresentasikan kedalam bentuk gambar Control Relay yang lebih
sederhana juga.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 126 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

Nama lain dari Sum of Product adalah Maxterm disingkat POS, adalah kebalikan dari Minterm.
Pada cara ini di kumpulkan keluaran F=0, asumsikan keluaran itu dari suatu fungsi OR, kalau
ada bit sinyal masukan =1 maka masukan itu diberi tanda Invers, kemudian semua keluaran
tadi di AND-kan

F = (A+B+C) . (A+B+C) . (A+B+C) . (A+B+C)

A B C

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 127 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LOGIC DAN SEQUENCE

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 128 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

8. PLC = Programmable logic controllers

Sebelum kehadiran sirkuit lojik solid state, sistem kontrol lojikal dirancang dan dibangun hanya
menggunakan relei elektro-mekanikal berukuran besar dan pengkawatan yang rumit dengan
pensaklaran bertegangan dan arus besar, serta memerlukan ruang yang luas.

Sistem dan proses pada indusri modern memerlukan banyak sekali kontrol "on/off" (fungsi
logika) yang sulit dibangun dengan relei elektro-mekanikal atau gerbang lojik diskret, tetapi
dengan komputer digital proses kontrol "on/off" ini dapat dengan mudah diprogram untuk
melakukan berbagai fungsi logika.

Pada akhir tahun 1960 telah dibuat komputer kontrol untuk tujuan khusus ini yang disebut
MODICON (Modular Digital Controller) dan dikenal sebagai PLC (Programmable Logic
Controller).

PLC langsung menggantikan relei elektro-mekanik dengan komputer digital terpadu (solid-state)
dengan program tersimpan yang mampu menyamai pengawatan sangat banyak relei untuk
melakukan fungsi lojik tertentu.

PLC memiliki banyak terminal masukan (input) yang menafsirkan keadaan lojik tinggi dan
rendah ("high" and "low") dari sensor dan saklar; juga terminal keluaran (output) untuk
memberikan sinyal (perintah) "high" and "low" (on/off) ke lampu sinyal, solenoid, kontaktor dan
peralatan lainnya pada kontrol on/off.

Untuk memudahkan program PLC, didisain bahasa program yang mirip diagram lojik tangga
(LAD ladder program) dan/atau diagram blok fungsi (FBD function block diagram) atau dengan
penulisan pernyataan/perintah (STL statement list atau CSL command statement list); sehingga
teknisi/ enjinir yang terbiasa membaca diagram lojik dapat dengan mudah memprogram PLC.

PLC adalah komputer industri menggantikan relei kontrol elektro-mekanik; dimana sinyal input
dan outputnya dapat berupa tegangan 5 hingga 220 volt AC ataupun DC.

Gambar dibawah ini menunjukkan sisi depan PLC sederhana. Dua terminal sekrup L1 dan L2
menghubungkan PLC ke sumber daya 120 volts AC. Enam terminal disisi kiri dengan label Xi
untuk masukan input dari masing-masing sensor atau saklar, terminal "Common" biasanya
dihubungkan ke L2 (neutral).

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 129 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

Didalam PLC, hubungan antara setiap input ke terminal Common dipasang suatu opto-isolator
device (LED light-emitting diode) untuk memberikan sinyal lojik "high" ke rangkaian komputer
(suatu photo-transistor menafsirkan sinar LED ini) ketika ada tegangan 120 VAC antara terminal
input dengan netral. Satu LED di panel depan PLC mengindikasikan jika input terenejais
("energized").

Sinyal output dikeluarkan rangkaian komputer PLC untuk mengaktifkan alat pensaklaran
(transistor, TRIAC, atau relei elektro-mekanik), menghubungkan terminal "Source" ke terminal
keluaran output berlabel Yi ("Source" dihubungkan ke L1). Satu LED di panel depan PLC
mengindikasikan jika output terenejais ("energized").

Dengan cara begini PLC (software) mampu berhubungan dengan dunia nyata (hardware)
seperti saklar dan solenoid.

Logika sesungguhnya dari sistem kontrol dibentuk didalam PLC menggunakan program
komputer. Program menentukan (dictate) output mana yang terenerjais dengan kondisi input
tertentu. Meskipun program ini tampak sebagai diagram lojik ladder dengan simbol relei dan
saklar, sesungguhnya tidak ada saklar kontak atau kumparan relei yang bekerja didalam PLC
untuk menciptakan hubungan logika antara input dan output (hanya saklar dan kumparan
hayal). Program dimasukkan dan ditampilkan melalui komputer yang dihubungkan ke port
pemrograman PLC. Perhatikan rangkaian dan program PLC berikut:

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 130 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

Ketika tombol tidak ditekan, tidak ada tegangan ke X1 pada PLC. Sesuai program yang
menunjukkan kontak X1 (NO normally open) disambung deret dengan koil Y1, tidak ada
tegangan ke koil Y1 (de-energized); dan indikator (LED) tidak menyala.

Jika tombol ditekan, tegangan akan ada di terminal X1 (energized) - indikatornya (LED)
menyala, kontak X1 (normally open) menjadi menutup (close) dan mengaktifkan koil Y1 -
indikatornya (LED) menyala, terminal Y1 akan bertegangan (energized).

Harus difahami bahwa kontak X1, koil Y1 kabel penghubung dan tegangan yang muncul
ditampil komputer bukanlah sebenarnya komponen kelistrikan yang sesungguhnya nyata ada.
Hanya ada sebagai perintah dalam program komputer, hanya software, cuma menyerupai suatu
diagram skematik relei sesungguhnya.

Sama pentingnya untuk memahami bahwa komputer personal PC yang digunakan untuk
menampilkan dan mengedit program PLC tidak diperlukan untuk meneruskan operasi PLC.
Sekali program telah dipasangkan (loaded) ke PLC dari komputer, maka komputer dapat
dilepas dari PLC, dan PLC meneruskan operasi menuruti perintah yang diprogramkan.

Kekuatan dan kecanggihan PLC nampak pada saat kita ingin mengubah peri laku sistem
kontrol. Karena PLC dapat diprogram, maka kita bisa mengubah peri lakunya dengan cara
mengubah perintah-perintahnya, tanpa harus mengubah susunan komponen-komponen yang
teleh tersambung. Contoh, anadai kita ingin rangkaian saklar dan lampu berfungsi dengan
model terbalik; jika tombol ditekan lampu akan mati, dan jika tombol dilepas lampu akan

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 131 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

menyala. Dengan pengkawatan ("hardware"), tombol tekan normally-open (NO) harus diganti
dengan tombol tekan normally-close (NC). Tetapi dengan "software" PLC menjadi lebih mudah,
cukup dengan mengubah program kontak X1 menjadi normally-closed (tidak perlu mengubah
hardware). Lihat gambar berikut, X1 dan Y1 (lampu) menyala pada saat tombol tidak ditekan.
Gambar selanjutnya menunjukkan pada saat tombol ditekan.

Salah satu keuntungan penerapan kontrol logika pada software disbanding hardware adalah
bahwa sinyal suatu input bisa digunakan berkali-lagi sasuai kebutuhan program. Misalnya,
perhatikan rangkaian dan program berikut, dirancang untuk menyalakan lampu jika sedikitnya
dua dari tiga saklar tombol tekan ditekan bersamaan.

Untuk membuat rangkaian serupa dengan menggunakan relei elektro-magnetik, harus


digunakan tiga buah relei yang masing-masing memiliki dua kontak NO (normally-open), untuk
menyediakan dua kontak per satu saklar input. Dengan menggunakan PLC, bagaimanapun,
kita bisa memprogram sebanyak kontak yangkita inginkan untuk setiap input "X" tanpa
menambah hardware tambahan, karena setiap input dan setiap output tidak lebih dari satu bit
tnggal di dalam memory PLC (apakah 0 atau 1), dan dapat dipanggil kembali sebanyak yang
diperlukan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 132 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

Selanjutnya, karena setiap output pada PLC tidak lebih dari satu bit dalam memory-nya, kita
bisa menempatkan kontak dalam satu program PLC yang digerakkan oleh satu status output
(Y). Misalnya untuk rangkaian kontrol start-stop motor listrik.

Tombol tekan disambungkan ke input X1 sebagai saklar "Start", satu lagi tombol tekan
disambungkan ke input X2 sebagai saklar "Stop". Satu kontak lain dalam program (Y1),
menggunakan status koil output sebagai kontak "seal-in", langsung, sehingga kontaktor motor
akan terus terenerjais (energized) setelah tombol tekan "Start" dilepas. Terlihat kontak NC
(normally-closed) X2 tampil dengan kotak berwarna, menunjukkannya dalam keadaan tertutup
(menghubungkan listrik).

Jika tombol "Start" ditekan, input X1 akan enerjais, menutup kontak X1 dalam program,
mengirim daya ke "coil" (koil) Y1, mengenerjais ouput Y1 dan menghubungkan tegangan 120
AC ke koil kontaktor motor sesungguhnya. Kontak Y1 yang parallel juga akan menutup "close",
sehingga mengancing (latching) rangkaian tetap dalam keadaan ter-enerjais.

Sekarang jika kita melepas tombol tekan "Start", kontak NO X1 akan kembali ke keadaan
membukanya, namun motor akan terus berjalan karena kontak "seal-in" terus menyediakan
hubungan daya ke koil Y1, sehingga output Y1 ter-enerjais.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 133 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

Untuk menghentikan motor, kita harus menekan sesaat tombol tekan "Stop", yang akan meng-
enerjais input X2 dan membuka kontak NC, memutuskan hubungan ke koil Y1.

Bila tombol tekan "Stop" dilepas, input X2 akan de-enerjais, mengembalikan kontak X2 ke
keadaan normal tertutupnya. Motor tidak jalan kembali sampai tombol "Start" ditekan, karena
"seal-in" dari Y1 telah hilang.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 134 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

Satu hal penting yang harus dibuat adalah rancangan fail-safe (aman dari kegagalan) yang juga
penting dalam sistem kontrol PLC, sebagaimana pentingnya pada sisten kontrol relei elektro-
magnetik. Kita harus mempertimbangkan efek dari pengkabelan yang gagal (kabel terputus)
peralatan atau perlatan yang sedang dikontrol. Pada rangkaian kontrol motor contoh ini
misalnya, ada masalah; jika kabel input untuk X2 (tombol "Stop") gagal membuka, maka tidak
ada cara untuk menghentikan motor!

Solusi untuk masalah ini adalah dengan membalikkan lokiga antara kontak X2 dalam program
PLC dan tombol "Stop" sesungguhnya.

Ketika tombol "Stop" (NC) tidak ditekan, input PLC X2 akan enerjais, sehingga menutup kontak
X2 dalam program, memungkinkan motor dijalankan bila input X1 ter-enerjais, dan akan terus
berjalan walaupun tombol "Start" tidak ditekan lagi. Ketika tombol "Stop" (NC) ditekan, input
PLC X2 akan de-enerjais, sehingga mebuka kontak X2 dalam program, dan menghentikan
motor. Terlihata tidak ada perbedaan antara rancangan baru dengan rancangan sebelumnya.

Betapapun, jika kabel ke input X2 gagal, input X2 akan de-enerjais, sama seperti cara ketika
tombol "Stop" ditekan. Akibatnya, jika ada kegagalan kabel ke input X2,maka motor akan
langsung berhenti.

Rancangan ini lebih aman dari pada rancangan yang ditunjukkan sebelumnya, dimana
kegagalan kabel ke tombol "Stop" mengakibatkan motor tidak bisa distop.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 135 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

Sebagai tambahan lagi ke elemen program input X dan output Y, PLC menyediakan koil dan
kontak internal tanpa sambungan hakiki (hardware) ke keluar perangkat PLC. Digunakan sama
seperti "control relays" (CR1, CR2, etc.) yang digunakan pada rangkaian relei standard;
menyediakan pembalikan sinyal lojik bila perlu.

Untuk memperagakan bagaimana suatu relei internal ini digunakan, perhatikan contoh
rangkaian dan program berikut, dirancang untuk menyerupai fungsi gerbang NAND 3-input (dari
tombol). Karena elemen-elemen program PLC dirancang khas dengan huruf tunggal, kita akan
menyebut relei kontrol internal dengan "C1" bukan "CR1" sebagaimana umumnyapada
rangkaian kontrol relei.

Pada rangkaian ini, lampu Y1 akan tetap menyala selama tidak ada satu pun tombol yang
ditekan. Untuk mematikan lampu, kita harus menekan ketiga-tiga tombol bersamaan.

Contoh ini pada PLC hanya merupakan contoh kecil dan sederhana dari kemampuan PLC.
Sebagaimana komputer, PLC dapat melakukan fungsi pewaktuan (seperti relei tunda waktu),
teromol berurutan (drum sequencing) dan fungsi-fungsi yang lebih maju dengan ketelitian dan
keandalan yang lebih baik dari apa mungkin dengan menggunaka peralatan lojik elektro-
mekanikal. Kebanyakan PLC memiliki kapasitas jauh melebihi dari pada sekedar beberapa
input dan output. Foto berikut menunjukkan beberapa modul-modul input dan output dari PLC
tunggal Allen-Bradley.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 136 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

Dengan setiap modul memiliki 16 sambungan input maupun output, PLC ini mampu memonitor
dan mengkontrol puluhan peralatan. Disusun dalam lemari kontrol (control cabinet), suatu PLC
memerlukan ruang yang kecil, bandingkan ruang yang diperlukan oleh relei elektro-mekanikal
untuk melakukan fungsi yang sama.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 137 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

Satu kelebihan PLC yang tidak bisa dilakukan dengan relei elektro-mekanikal adalah
pemantauan dan kontrol jarak jauh (remote monitoring and control) melalui jaringan komputer
digital. Karena PLC adalah komputer digital dengan fungsi tertentu, yang mampu berkomunikasi
dengan komputer lain dengan cukup mudah. Foto berikut menunjukkan komputer pribadi (PC)
sedang menampilkan gambaran grafik proses pengaturan level cairan sesungguhnya (sistem
pemompaan pengolahan air limbah) yang dikontrol denganPLC. Lokasi pemompaan
sesungguhnya berada cukup jauh dari tampilan komputer tersebut.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 138 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

9. PENGKONTROL PID (PID Controller)

Suatu pengkontrol Proportional-Integral-Derivative (PID controller) adalah komponen simpul


umpan balik yang umum dalam sistem kontrol industri.

Pengkontrol mengambil harga terukur dari suatu proses atau peralatan lainnya dan
membandingkannya dengan harga setpoint acuan; beda/deviasi (error signal)nya kemudian
digunakan menyetel beberapa masukan ke proses agar mengembalikan harga proses terukur
ke harga setpoint yang diinginkan. Tidak seperti pengkontrol sederhana, pengkontrol PID bisa
mengatur keluaran proses didasarkan pada penyebab dan laju perubahan deviasi, sehingga
kontrol menjadi stabil dan lebih akurat. Pengkontrol PID tidak memerlukan matematik tingkat
tinggi untuk merancangnya, dan dapat disetel dengan mudah (tuned) sesuai penerapan yang
diinginkan, tidak seperti kontrol berbasis algoritma yang rumit pada teori kontrol optimal.

9.1 Dasar-dasar simpul kontrol (Control loop basics)

Simpul PID berusaha mengotomatiskan apa yang akan dikerjakan oleh operator cerdas dengan
alat ukur dan tombol kontrol. Operator akan membaca meteran yang menunjukkan hasil
pengukuran suatu proses, dan menggunakan tombol untuk mengatur masukan ke proses
(action) sampai hasil pengukuran keluaran proses pada alat ukur stabil pada harga yang
diinginkan. Dalam literature yang lama, pengaturan proses ini desebut aksi reset (reset action).
Posisi jarum penunjuk pada meteran alat ukur disebut pengukuran (measurement) atau nilai
proses (process value) atau variabel proses (process variable). Perbedaan antara pengukuran
dan nilai acuan (set point) disebut kesalahan (error) atau deviasi.

Satu simpul/loop kontrol terdiri dari tiga bagian:

a. pengukuran dengan sensor yang disambungkan ke proses ("plant"),


b. keputusan dalam elemen pengkontrol
c. Aksi melalui peralatan penggerak (actuator) seperti katup kontrol.

Pengkontrol membaca sensor dan mengurangkan pengukurannya terhadap "setpoint" untuk


menentukan "error" atau deviasi, kemudian menggunakan error ini untuk menghitung besaran
koreksi ke variabel masukan proses (the "action"), sehingga koreksi ini akan menghilangkan
error dari pengukuran keluaran proses.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 139 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

Pada simpul PID, koreksi dihitung dari error dengan tiga cara:

• Langsung menghilangkan error/deviasi yang ada, disebut Proportional (P)


• Beberapa saat error dibiarkan terus tidak dikoreksi , disebut Integral (I)
• Mengantisipasi error selanjutnya dari laju perubahan error terhadap waktu, disebut
Derivative (D)

Sebagai contoh, andaikan tangki air digunakan untuk mencatu air ke beberapa bagian pada
pabrik, dan perlu menjaga ketinggian air tetap konstan. Suatu sensor akan mengukur tinggi air
dalam tangki, menghasilkan pengukuran, dan terus menerus mengalirkan data ini ke
pengkontrol. Pengkontrol memiliki nilai acuan (setpoint), misalnya 75% penuh. Pengkontrol
akan memiliki aksi keluarannya yang disambungkan ke katup kontrol yang berperilaku terkontrol
secara proporsional P untuk mengatur aliran air pengisi ke tangki. Pengkontrol akan
menggunakan pengukuran laju perubahan tinggi air terhadap waktu untuk menghitung
bagaimana menggerakkan katup kontrol agar menjaga tinggi air tetap sesuai nilai acuan
(setpoint)

Pengkontrol PID dapat digunakan untuk mengkontrol setiap variabel yang dapat diukur yang
bisa dipengaruhi dengan memainkan beberapa variabel proses lainnya. Misalnya dapat
digunakan untuk mengkontrol suhu, tekanan, laju aliran, komposisi komia, kecepatan, putaran
dan variabel lainnya.

Beberapa sistem kontrol menata pengkontrol PID dengan berurut ke bawah (cascade) atau
dalam jaringan (nerwork), yaitu suatu kontrol utama (master control) mengeluarkan sinyal-sinayl
yang akan digunakan oleh kontrol-kontrol dibawahnya (slave controller). Suatu pekerjaan umum
adalah kontrol motor, seseorang menginginkan motor harus terkontrol putarannya, dengan
pengkontrol bawahan (slave controller – bisanya untuk pengaturan frekuensi) yang langsung
mengatur putaran berdasarkan masukan proporsional. Masukan ke pengkontrtol bawahan ini
diberi oleh keluaran dari pengkontrol utama, yang mengkontrol berdasarkan variabel
berhubungan.

Menggandengkan dan mengurutkan kontrol adalah biasa terutama pada kontrol proses kimia,
pemanasan, ventilasi, sistem pendingin udara dan sistem lainnya dimana banyak bagian-bagian
yang bekerja.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 140 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

Teori Simpul PID

Simpul PID menambahkan koreksi positif, menghilangkan error dari variabel proses yang bisa
dikontrol (masukan/inputnya). Istilah-istilah berbeda pada industri kontrol proses; "process
variable" disebut juga "process's input" atau "controller's output." Keluaran proses disebut juga
"measurement" atau "controller's input."

Pergerakan sedikit keatas dan sedikit kebawah ("up a bit, down a bit") dari variabel masukan
proses adalah cara simpul PID secara otomais menemukan tingkat masukan yang benar bagi
proses. Memutar tombol kontrol mengurangi error, mengatur masukan proses untuk menjaga
keluaran terukur dari proses agar tetap sesuai acuan (setpoint).

Kesalahan error diperoleh dengan mengurangi acuan (setpoint) dengan harga terukur.

"PID" adalah nama bagi ketiga kalkulasi pembetulan yang merupakan jumlah keluaran (output)
dari pengkontrol PID

- Proportional : untuk mengatasi error mendadak, error ini dikalikan dengan harga kontanta P
("proportional"), dan ditambahkan ke nilai terkontrol yang ada. P hanya absah
pada pita rentang dimana keluaran pengkontrol sebanding error dari sistem.
Misalnya untuk pemanas, suatu pengkontrol dengan rentang kesebandingan
10°C dan acuan setpoint 20°C akan memiliki keluaran 100% pada 10°C, 50%
pada 15°C dan 10% pada 19°C. Ketika errornya nol, keluaran pengkontrol
proportional adalah nol.

- Integral : mempelajari telah terjadi, error digabungkan (ditambahkan ) diatas suatu


perioda waktu, dan kemudian dikalikan dengan satu konstanta I (membuat
rata-rata), dan ditambahkan ke nilai terkontrol yang ada. Suatu sistem
proportional sederhana baik yang berosilasi bergerak mundur maju disekitar
setpoint karena tidak ada yang menghilangkan error ketika melampaui batas,
ataupun berosilasi dan/atau menstabilkan pada harga terlalu tinggi atau
terlalu rendah. Dengan menambahkan sebagian dari error rata-rata (average
error) ke masukan proses, maka perbedaan rata-rata antara masukan proses
(process output) dengan acuan (setpoint) akan secara terus menerus
terkurangi. Maka akhirnya, suatu keluaran proses simpul PID yang disetel
dengan baik (well-tuned) akan berkesudahan pada setpoint. Sebagai contoh,
satu sistem yang berkecenderungan ke nilai yang lebih rendah (pemanas
lingkungan yang dingin), sistem proportional sederhana akan berosilasi dan

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 141 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

menstabilkan dapa nila terlalu rendah, karena ketika dicapai error nol, P juga
nol; dengan demikian menghentikan sistem hingga sistem terlalu rendah lagi.

- Derivative : untuk mengatasi yang akan datang, derivative pertama (kecondongan error)
terhadap waktu dikalkulasi, dan dikalikan dengan satu kontanta D, dan juga
ditambahkan ke nilai terkontrol yang ada. Hubungan derivative mengkontrol
tanggapan terhadap perubahan dalam sistem. Makin besar hubungan
derivative, makin besar tanggapan pengkontrol untuk merubah keluaran
proses. Hubungan D (derivative)nya inilah yang menjadi alasan suatu simpul
PID juga disebut pengkontrol prediktif (predictive controller). Hubungan D
akan berkurang ketika berusaha memperkecil tanggapan pengkontrol.
Pengkontrol praktikal untuk proses-proses yang tidak perlu cepat dapat
dilakukan tanpa hubungan D (derivative).

Secara lebih tehnik, simpul (loop) PID dapat difungsikan sebagai saringan (filter) yang
diapsangkan pada sistem dengan domain frekuensi yang rumit, berguna untuk mengkalkulasi
apakah akan mencapai nilai stapil sesungguhnya. Jika harga-harga terpilih tidak tepat,
masukan proses yang dikontrol akan berosilasi, dan keluaran proses mungkin tidak akan
pernah tepat sesuai dengan setpoint.

Pengkontrol PID bisa disebut pengkontrol PI atau PD ataupun P saja dengan tidak adanya aksi
kontrol masing-masing. Perlu diperhatikan bahwa pengkontrol EWMA (Exponential Weighted
Moving Average) adalah serupa dengan pengkontrol PI.

Fungsi pemindahan (transfer) umum bagi suatu pengkontrol PID bentuk interaksi adalah:

dengan C sebagai konstana yang tergantung pada lebar pita rentang (bandwidth) dari sistem
terkontrol tersebut.

Secara tradisi, keluaran pengkontrol (yaitu masukan ke proses) diberikan dengan:

dimana Pcontrib, Icontrib, dan Dcontrib adalah sumbangan umpan balik dari pengkontrol PID controller,
ditentukan sebagai berikut:

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 142 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

dimana e(t) = Setpoint - Measurement(t) adalah sinyal error, dan Kp, Ki, Kd adalah konstanta
yang digunakan untuk menyetel simpul kontrol PID:

− Kp: Proportional Gain – Makin besar Kp berarti makin cepat reaksi karena error makin
besar, makin besar umpan balik untuk mengimbangi.

− Ki: Integral Gain - Makin besar Ki berarti error yang stabil akan melenyapkan lebih
cepat. Imbal-baliknya adalah kelebihan (overshoot) yang lebih besar; setiap error
negatif yang tergabungkan selama reaksi sementara (transient) harus diimbangi
dengan error positif sebelum mencapai keadaan stabil.

− Kd: Derivative Gain - Makin besar Larger Kd akan menurunkan kelebihan (overshoot),
tetapi memperlambat reaksi sementara (transient response).

Biasanya pengkontrol dilaksanakan dengan Kp gain yang diterapkan ke hubungan Icontrib, dan
Dcontrib sesuai bentuk berikut:

Dimana dan berhubungan dengan konstanta yang ditetapkan


diatas.

Kebanyakan metoda penyetelan standard, seperti Ziegler-Nichols dan lainna, didasarkan pada
bentuk ini, karena mengurangi interaksi. Pada bentuk ini, Kip dan Kdp gain bertalian hanya
dengan dinamika proses, dan Kp bertalian dengan perolehan proses.

Lebih sering seseorang berhubungan dengan jarak waktu tersendiri dari pada terus menerus,
sehingga pengkontrol PID bisa diperlakukan dengan tergabung menjadi satu (recursively)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 143 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

Disini, hubungan pertama adalah integral, kedua proporsional, dan ketiga derevatif. Perhatikan
bahwa dalam bentuk ini, Ki harus sama dengan 1, kalau tidak, pengkontrol tidak akan
berkumpul ke setpoint. Integral ini sebanding, tetapi tidak identik dengan integral dalam bentuk
terus-menerus.

Dalam praktek, kebanyakan pengkontrol PID menggunakan 3 konstanta yang sedikit berbeda
yang dapat disamakan dengan proportional, integral, and derivative gain.

a. Proportional Band – selalu disingkat Pb, inilah rentang (band) dimana gain proportional
beraksi. Untuk mendapatkan Kp yang lebih besar, Pb dikurangi
sebagai berikut:

b. Integral Time - selalu disingkat It, inilah waktu dimana kesalahan dirata-ratakan.
Karena It memiliki dimensi waktu, sehingga hal berikut disimpulkan
dengan analisa dimensional:

c. c. Derivative Time - selalu disingkat Dt, inilah waktu dimana kesalahan yang sebenarnya
dievaluasi. Karena Dt memiliki dimensi waktu, sehingga hal berikut
disimpulkan dengan analisa dimensional:

9.2 Tata nama Parameter (Parameter nomenclature)

Parameter dari kontrol PID semula dinamai menurut pengaturan pada pengkontrol mekanikal
sedemikian yang disebut proportional band, reset and rate. Harga ini didasarkan pada interaksi
algoritma. Praktek modern menamainya sebagai gain, integral gain, and derivative gain karena
lebih mencocokkan penggunaannya dalam pengkontrol digital.

Ada beberapa pengkontrol PID bentuk berbeda. Istilah "interacting" dan "non-interacting"
digunakan dengan banyak cara dan bisa membingungkan

• parallel or bentuk "non-interacting" bentuk, dimana bagian P, I dan D dari pengkontrol


diberi masukan error yang sama secara parallel dan keluarannya ditambahkan bersama,

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 144 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

yang memungkinkan pengaturan konstanta proportional, integral atau derivative yang


berdiri sendiri.

• series atau bentuk "interacting", dimana keluaran setiap bagian pengkontrol digunakan
sebagai masukan bagi bagian lain, sedemikian sehingga pengkontrol P, I dan D
terpisah-pisah dan disambungkan bersama secara deret (series). Dengan cara inilah
pengkontrol pneumatik dan elektronik analog yang lama bekerja. Bentuk ini lebih
terbatas

Perhatikan bahwa bentuk pengkontrol yang paling umum dan efektif adalah bagian P yang
serie, kemudian keluarannya dimasukkan ke bagian I dan P secara parallel. Campuran kedua
bentuk ini menambah kebingungan tentang istilahnya.

Gain dan proportional band saling berhubungan terbalik. Penyetelan pengkontrol dengan
proportional band 100% berarti perubahan sinyal error 100% (setpoint – variabel proses) akan
menghasilkan 100% perubahan pada keluaran, yaitu dengan gain 1.0. Suatu proportional
band 20% menunjukkan bahwa perubahan error 20% menghasilkan perubahan keluaran 100%,
dengan gain 5.0.

Nilai reset dan rate diskalakan berdasar pada proportional band dari algoritma kontrol interaksi.
Reset diukur menit untuk mengkoreksi keluaran dengan proportional band. Rate diukur dalam
proportional band/minute.

9.2.1 Penyetelan/penyesuaian simpul (Loop tuning)

Penyetelan (Tuning) suatu simpul kontrol adalah pengaturan parameter-parameter kontrolnya


(gain/proportional band, integral gain/reset, derivative gain/rate) ke harga terbaik bagi reaksi
kontrol yang diinginkan. Perilaku terbaik pada perubahan proses atau perubahan setpoint akan
bervariasi tergantung pada penerapannya. Beberapa proses harus tidak mengijinkan kelebihan
(overshoot) variabel proses dari setpointnya. Proses liannya harus meminimalkan enekji yang
dikeluarkan untuk mencapai setpoint baru. Umumnya kestabilan reaksi diperlukan dan proses
harus tidak berisolasi pada setiap kombinasi kondisi proses dan setpoint. Penyetelan simpul
menjadi lebih rumit dengan waktu reaksi dari proses; bisa bermenit bahkan berjam-jam bagi
perubahan setpoint untuk menghasilkan efek yang stabil. Beberapa proses memiliki suatu
tingkat ketidak-linearan dan sehinga parameter-parameter yang bekerja baik pada kondisi
beban penuh tidak akan bekerja ketika proses dimulai (start-up) dari tanps beban. Disini akan
dijelaskan metoda manual traditional untuk penyetelan simpul.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 145 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

Ada beberapa metoda penyetelan simpul PID. Pilihan metoda sangat tergantung pada apakah
simpul dapat digunakan "offline" untuk penyetelan atau tidak, dan kecepatan reaksi dari sistem.
Jika sistem bisa digunakan offline, metoda penyetelan terbaik sering melibatkan pengenaan
sistem ke perubahan langkah/tindakan di input masukannya, pengukuran keluaran sebagai
fungsi waktu, dan penggunaan reaksi ini untuk menentukan parameter kontrol.

Jika sistem harus tetap online, satu metoda penyetelan adalah mula-mula menyetel harga I dan
D ke nol. Naikkan P sampai keluaran simpul berosilasi. Kemudian naikkan I sampai osilasi
berhenti. Akhirnya, naikkan D sampai simpul cocok dan cepat mencapai acuannya. Penyetelan
simpul PID yang cepat biasanya melebihkan (overshoot) sedikit untuk mencapai setpoint lebih
cepat; namun, beberapa sistem tidak mengijinkan overshoot.

Effects of increasing parameters


Parameter Rise Time Overshoot Settling Time S.S. Error
Kp Decrease Increase Small Change Decrease
Ki Decrease Increase Increase Eliminate
Kd Small Change Decrease Decrease Small Change

Metoda penyetelan lainnya yang disebut metoda Ziegler-Nichols, diperkenalkan oleh John G.
Ziegler dan Nathaniel B. Nichols. Seperti metoda diatas, mula-mula gain I dan D diset ke nol.
Gain P dinaikkan sampai mencapai "critical gain" Kc dimana keluaran simpul mulai berosilasi.
Kc dan perioda osilasi Pc digunakan untuk menyetel gain sebagai berikut:

Ziegler-Nichols method

Control Type Kp Ki Kd
P 0.5·Kc - -
PI 0.45·Kc 1.2Kp / Pc -
PID 0.6·Kc 2Kp / Pc KpPc / 8

Kebanyakan fasilitas industri modern tidak menyetel simpul (loop) menggunakan metoda
kalkulasi manual diatas. Sebagai gantinya, digunakan perangkat lunak (software) penyetelan
PID dan optimisasi simpul untuk memastikan hasil yang sesuai. Paket software ini akan
menghimpun data, membangun model proses, dan mengusulkan penyetelan terbaik. Beberapa
paket softwarebahkan mampu membangun penyetelan dengan penghimpunan data dari
perubahan referensi.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 146 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

Penyetelan simpul PID matematikal menyebabkan suatu rangsangan (impulse) dalam sistem,
dan kemudian menggunakan reaksi frekuensi sistem terkontrol untuk merancang nilai simpul
PID. Pada simpul-simpul dengan waktu reaksi beberapa menit, disarankan penyetelan simpul
PID matematikal, karena dengan mencoba-coba (trial and error) bisa benar-benar perlu berhari-
hari untuk mendapatkan setelan harga simpul yang stabil. Harga terbaik sangat sulit diperoleh,
belum lagi besarnya biaya yang dihabiskan. Software komersil tersedia dari beberapa sumber.
Beberapa pengkontrol simpul digital menawarkan keistimewaan penyetelan sendiri dimana
perubahan setpoint yang sangat kecil pun dikirim ke proses, memungkinkan pengkotrol itu
sendiri untuk menghitung harga penyetelan terbaik.

Rumusan-rumusan lain tersedia untuk menyetel simpul sesuai kriteria unjuk kerja yang beda.

9.2.2 Keterbatasan (Limitations)

Algoritma pengkontrol PID itu sendiri memiliki beberapa keterbatasan. Dalam prakteknya
kebanyakan masalah (problem) muncul dari instrumentasi yang dihubungkan ke pengkontrol.

Satu masalah umum adalah "integral windup". Ini bisa sangat lama bagi harga keluaran untuk
melandai (ramp up) ke harga yang diperlukan ketika simpul pertama kali distart-up. Kadang-
kadang simpul harus diberi beban awal (preloaded) dengan keluaran start. Pilihan lain adalah
dengan melumpuhkan (disable) fungsi integral sampai variabel terukur telah memasuki
proportional band.

Beberapa simpul PID mengkontrol katup atau peralatan mekanis yang serupa. Keausan katup
dan peralatan menjadi masalah pemeliharaan yang penting. Dalam hal ini, simpul PID
sebaiknya memiliki pita batas ("deadband") untuk mengurangi kesering-aktifannya peralatan
mekanis. Ini dimungkinkan dengan merancang pengkontrol agar tidak terpengaruh oleh
perubahan yang kecil (dalam rentang pita batas tertentu). Keluaran yang dikalkulasi harus
membiarkan pita batas sebelum keluaran sebenarnya akan berubah. Kemudian, pita batas baru
dibuat sekitar harga keluaran yang baru

Masalah lain dengan hubungan differensial yaitu gangguan kecil dapat menyebabkan
perubahan keluaran. Akan membantu dengan menyaring pengukuran, dengan harga rata-rata
atau saringan low-pass. Tetapi, penyaringan low-pass dan kontrol derivative akan saling
meniadakan, maka mengurangi gangguan dengan alat instrumentasi menjadi pilihan yang lebih
baik. Pilihan sebaiknya, rentang differensial kebanyakan sistem bisa dimatikan walaupum
dengan sedikit kerugian kontrol. Hal ini seperti menggunakan pengkontrol PID sebagai
pengkontrol PI.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 147 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

Hubungan proporsional dan differensial juga mengakibatkan hasil yang tidak diinginkan pada
sistem yang dihubungkan ke masukan berubah seketika (misalnya ketika komputer mengubah
setpoint). Untuk menghindari hal ini, beberapa algoritma PID menggabungkanberbagai pola:

− derivative of output; banyak sistem PID industrial sebenarnya mengukur beda harga keluaran
yang selalu kontinyu (bukan fungsi digital), dan biasanya bergerak kearah yang
sama seperti error.

− setpoint weighting; setpoint weighting menggunakan beberapa setpoint. Errors dari kedua
setpoint gabungkan untuk mengurangi gangguan. Beberapa pola secara perlahan-
lahan mengurangi proporsi error dari setpoint lama, dan menaikkan proporsi error
dari setpoint baru. Pola lain memiliki setpoint banyak (multiple setpoints) yang
dikontrol oleh pengkontrol luar yang berbeda. Error dalam hubungan integral harus
menjadi error kontrol sebenarnya untuk menghindari error kontrol yang mantap
(steady-state). Parameter yang mantap ini tidak mempengaruhi tanggapan
(response) terhadap gangguan beban dan pengukuran.

Implementasi digital dari suatu algoritma PID ada batasannya karena laju pengambilan data,
dan batas kalkulasi internal dan ketelitian. Misalnya, sistem PLC yang lama hanya
menggunakan 12 atau 16 bit untuk merepresentasikan variabel internal. Tambahan lagi,
beberapa implementasi software tidak dengan benar menangani kelebihan dalam (internal
overflow) dan harga ekstrim atau membatasi harga parameter gain yang bisa diatur.

Masalah lain yang dihadapi dengan pengkontrol PID adalah kelinearannya, sehingga kinerjanya
pada sistem yang tidak linear menjadi bervariasi. Lebih sering pengkontrol PID dipertinggi
melalui metoda lokiga pengaturan atau fuzzy.

9.2.3 Implementasi

Suatu simpul PID dapat diimplementasikan dengan sistem fisikal apa saja yang bisa
menghasilkan perilaku rasiometrik dan integrasi.

Software simpul PID adalah yang paling stabil karena tidak mengalami jenuh/lelah, dan murah.
Fungsi pengkontrol PID adalah ciri-ciri umum PLC yang digunakan banyak pabrik.

Pengkontrol PID dapat juga dibeli untuk penggunaan industri sebagai pengkontrol yang
terpasang pada panel; biasanya untuk satu atau dua rangkaian kontrol dan hanya digunakan
untuk sistem kecil yang berdiri sendiri yang tidak memerlukan kontrol komputer atau PLC.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 148 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

Pada masa lalu kontrol proses otomatis, pengkontrol PID diimplementasikan dengan peralatan
mekanisma yang digerakkan dengan udara bertekanan. Sistem mekanikal bisa menggunakan
tuas, pegas dan pemberat. Pengkontrol numatik telah digangikan dengan pengkontrol elektronik
digital.

Pengkontrol analog elektronik sekarang sangat murah dan dapat dibuat dari penguat keadaan
padat atau tabung, kapasitor dan tahanan. Simpul kontrol PID analog elektronik lebih banyak
dibuat dalam sistem elektronik yang rumit, misalnya posisi kepala penggerak cakram,
pengendali catu daya, bahkan rangkaian pendeteksi gerakan seismometer modern. Dewasa ini,
pengkontrol elektronik analog telah digantikan dengan pengkontrol digital yang
diimplementasikan dalam microcontroller atau FPGA.

9.3 Kontrol Proses Praktikal (Practical Process Control)

PID kepanjangan dari Proportional, Integral, Derivative. Pengkontrol dirancang untuk


melenyapkan perlunya perhatian terus menerus dari operator. Kontrol jelajah pada kendaraan
dan termostat rumah adalah contoh yang umum bagaimana pengkontrol digunakan agar secara
otomatis mengatur beberapa variabel untuk mempertahankan pengukuran (variabel proses)
sesuai set-point. Set-point adalah dimana atau berapa harga pengukuran yang diinginkan. Error
didefinisikan sebagaiperbedaan antara set-point dan pengukuran (error = set-point -
measurement).

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 149 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

Variabel yang diatur disebut variabel dimainkan (manipulated variable) yang biasanya sama
dengan keluaran pengkontrol. Keluaran pengkontrol PID akan merubah tanggapan (response)
terhadap perubahan pengukuran atau set-point. Pabrik-pabrik pembuat pengkontrol PID
menggunakan nama-nama yang berbeda untuk mencirikan (identify) ketiga mode tersebut.
Persamaan berikut menunjukkan hubungannya.

P = Proportional Band = 100/gain (gain = perolehan)

I = Integral = 1/reset (satuan waktu)

D = Derivative = rate = pre-act (satuan waktu)

Tergantung pada pabrik pembuat, aksi integral atau reset disetel dalam waktu/ulangan
(time/repeat) atau ulangan/waktu (repeat/time). Perhatikan bahwa pabrik pembuat tidak
konsisten dan sering menggunakan reset dalam satuan waktu/ulangan atau integral dalam
satuan ulangan/waktu. Derivative dan rate adalah sama.

Pemilihan harga yang cocok untuk P, I, dan D disebut penyetelan PID (PID Tuning).

9.3.1 Pita rentang Proportional (Proportional Band)

Dengan pita rentang proportional, keluaran pengkontrol adalah sebanding dengan error atau
perubahan pengukuran (tergantung pafa pengkontrol).

(controller output) = (error)*100/(proportional band)

Dengan suatu pengkontrol proportional akan ada offset (penyimpangan dari set-point).
Menaikkan gain (perolehan) akan menyebabkan simpul (loop) berjalan tidak stabil. Aksi integral
dimasukkan dalam pengkontrol untuk menghilangkan offset ini.

9.3.2 Integral

Dengan aksi integral, keluaran pengkontrol adalah sebanding dengan jumlah waktu adanya
error; aksi integral menghilangkan offset.

CONTROLLER OUTPUT = (1/INTEGRAL) (Integral of) e(t) d(t)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 150 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

Perhatikan bahwa offset ((penyimpangan dari set-point) pada grafik tanggapan waktu menjadi
hilang; aksi integral telah menghilangkannya. Tanggapan (reponse) agak berosilasi dan dapat
distabilkan dengan menambahkan aksi derivative. (Graphic courtesy of ExperTune Loop
Simulator)

Aksi integral memberi pengkontrol perolehan besar (large gain) dengan frekuensi rendah yang
menyebabkan hilangnya offset dan mengenyahkan (beating down) gangguan beban. Fasa
pengkontrol bermula pada – 90O dan menaik ke 0O pada perubahan frekuensi.
Ketinggalan/kelambatan fasa (phase lag) tambahan ini adalah penghentian karena
penambahan aksi integral. Aksi derivative menambah kelebih-duluanan fasa (phase lead) yang
digunakan untuk mengimbangi ketinggalan (lag) yang dihasilkan aksi integral.

9.3.3 Derivative

Dengan aksi derivative, keluaran pengkontrol adalah sebanding dengan laju perubahan
pengukuran atau error. Keluaran pengkontrol diperhitungkan dengan laju perubahan terhadap
waktu.

dm
CONTROLLER OUTPUT = DERIVATIVE ----
dt

dimana m adalah pengukuran pada waktu t.

Beberapa pabrik pembuat menggunakan istilah rate atau pre-act sebagai pengganti derivative.
Derivative, rate, dan pre-act adalah hal yang sama.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 151 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

DERIVATIVE = RATE = PRE ACT

Aksi derivative dapat mengimbangi perubahan pengukuran; sehingga derivative beraksi untuk
mencegah perubahan pengukuran yang lebih cepat dari pada aksi proporsional. Bila terjadi
perubahan beban atau set-point, aksi derivative akan menyebabkan perolehan (gain)
pengkontrol bergerak kearah yang salah ketika pengukuran mendekati set-point. Derivative
sering digunakan untuk menghindari aksi berlebih (overshoot).

Aksi derivative dapat menstabilkan simpul karena menambahkan fasa lebih duluan (phase
lead). Umumnya, dengan menggunakan aksi derivative, akan dapat digunakan pengkontrol gain
dan reset yang lebih besar.

Dengan pengkontrol PID, rasio amplitudo menjadi menukik ("dip") dekat pusat tanggapan
frekuensi. Aksi integral memberi pengkontrol perolehan (gain) yang tinggi dengan frekuensi
rendah, dan derivative menyebabkan gain mulai menaik setelah menukik. Pada frekuensi yang
lebih tinggi, filter pada aksi derivative akan membatasi aksi derivative. Pada frekuensi yang
sangat tinggi (diatas 314 radians/time; the Nyquist frequency), fasa pengkontrol dan rasio
amplitudo akan naik turun sangat sedikit karena discrete sampling. Jika pengkontrol tidak
berfilter, rasio amplitudo akan terus naik pada frekuensi tinggi hingga frekuensi Nyquist (1/2
frekuensi sampling). Fasa pengkontrol kini memiliki tonjolan (hump) karena aksi mendahului
derivative dan penyaringan (filtering). (Graphic courtesy of ExperTune Loop Simulator.)

Tanggapan wartu menjadi kurang berosilasi dibanding pengkontrol PI saja. Aksi derivative telah
membantu menstabilkan simpul kontrol.

9.3.4 Penyetelan Simpul Kontrol (Control Loop Tuning)

Perlu diketahui bahwa memahami proses adalah dasar untuk mendapatkan simpul kontrol yang
terancang dengan baik. Sensor-sensor harus pada lokasi yang tepat dan katup-katup dengan
ukuran dan posisi yang benar.

Pada umumnya, untuk kontrol simpul yang terbaik, gain (perolehan) pengkontrol dinamis harus
setinggi mungkin tanpa menyebabkan ketidak-stabilan simpul. Pemilihan gain pengkontrol
dikerjakan dengan mudah melalui perangkat lunak penyetelan PID (PID Tuning Software).

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 152 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

9.4 Kontrol PID (PID control)

Kontrol PID (proportional, integral, derivative) tidaklah serumit yang dibayangkan, banyak
persoalan kontrol yang bisa diselesaikan dengan pengkontrol sederhana, tanpa menggunakan
teori kontrol matematika yang sulit. Tehnik yang digunakan untuk menyetel pengkontrol adalah
mencoba dan mencocokkan metoda yang dapat diterapkan pada hampir seluruh persoalan
kontrol dengan sukses.

Pengkontrol PID dapat diterapkan dengan peralatan mekanis, numatik dan elektronik.
Pengkontrol PID digital menggunakan mikroprosesor dan pengkodean. Setiap elemen PID
merupakan elemen dasar dengan fungsi dan efek masing-masing pada sistem.

Ketiga elemen PID dijalankan oleh kombinasi perintah-perintah sistem dan umpan-balik dari
obyek yang dikontrol (biasa disebut "plant"). Untuk menghasilkan keluaran sistem.

Gambar berikut ini menunjukkan diagram blok suatu pengkontrol PID dasar, yang elemen
derivative-nya dijalankan hanya dari umpan balik plant. Umpan balik plant ini dibandingkan
dengan perintah (command) untuk mendapatkan error. Sinyal error ini menjalankan elemen
proportional dan integral. Sinyal yang dihasilkan dijumlahkan bersama untuk menjalankan plant.
Dibuatkan penyambungan pengganti bagi elemen proportional (garis putus-putus); bisa menjadi
lebih baik, tergantung keinginan bagaimana sistem menganggapi perintah.

Agar lebih memahami, diperlukan beberapa contoh sistem penerapannya, dan melihat efek
penggunaan bermacam-macam pengkontrol padanya:
• A motor driving a gear train
• A precision positioning system
• A thermal system

Setiap sistem ini memiliki karakteristik yang berbeda dan memerlukan strategi kontrol yang
berbeda untuk mendapatkan kinerja terbaik.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 153 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

9.4.1 Motor dan gear

Motor menggerakkan sistem roda gigi, posisi akhir roda gigi diukur dengan potensiometer
ataupun alat pembaca posisi lainnya. Terlihat, mekanisma ini menggerakkan printer, atau
mekanisma trotel (throttle) pada sistem kontrol otomobil, atau hampit pada setiap pengkontrol
posisi presisi umumnya. Gambar berikut menunjukkan diagram sisitem seperti itu. Motor
dijalankan dengan tegangan yang dikendalikan oleh software. Putaran motor diturunkan untuk
menggerakkan mekanisma sebenarnya. Posisi akhir yang digerakkan diukur dengan
potensiometer.

Motor DC yang dijalankan dengan tegangan akan berputar tetap yang sebanding dengan
tegangan yang ada. Biasanya armature motor memiliki tahanan yang membatasi kemampuan
untuk dipercepat, sehingga motor mengalami penundaan (delay) antara perubahan tegangan
masuk dengan peraubahan putaran yang dihasilkan. Rentetan gigi (gear train) memanfaatkan
putaran motor dan mengalikannya dengan suatu konstanta. Akhirnya, potensiometer mengukur
posisi poros keluaran.

Gambar dibawah ini menunjukkan tahapan tanggapan kombinasi gigi-gigi dan motor, dengan
konstanta waktu t0 = 0.2 s. Tanggapan tindakan (step response) sistem adalah merupakan
perilaku keluaran dalam menanggapi suatu masukan yang bergerak mulai dari nol hingga
beberapa harga konstanta pada waktu t = 0. Karena berhubungan dengan contoh generik,
disini ditunjukkan tanggapan tindakan sebagai pecahan (fraction) dari sekala penuh, sehingga
menjadi satu. Gambar menunjukkan masukan langkah dan tanggapan motor. Tanggapan motor
mulai keluar pelan sesuai dengan kontanta waktu, tetapi sekali tanggapan keluar dari caranya,
posisi motor akan melandai dengan kecepatan tetap.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 154 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

9.4.2 Aktuator presisi (Precision actuator)

Kadang-kadang perlu juga mengkontrol posisi sesuatu dengan sangat presisi. Sistem
pemosisian yang teliti bisa dibuat dengan menggunakan suatu tingkatan mekanikal yang
bergerak bebas, suatu kumparan pengeras suara (susunan kumparan dan magnet) dan
transduser posisi tanpa kontak.

Mungkin akan terlihat mekanisma jenis ini menstabilkan suatu elemen sistem optikal, atau
melokasikan beberapa bagian peralatan atau sensor. Gambar berikut menunjukkan sistem
seperti itu. Software mengendalikan arus dalam kumparan untuk membuat medan magnet yang
menimbulkan gaya pada magnet. Magnet dicantelkan pelat (stage) yang bergerak dengan
percepatanyang sebanding dengan arus ke kumparan. Akhirnya, posisi pelat dipantau dengan
transduser posisi tanpa sentuh.

Dengan susunan ini, gaya pada magnet terbebas dari gerakan pelat . untungnya lagi, hal ini
mengisolasi pelat dari efek luar. Ruginya, sistem ini menjadi sangat licin (mudah
tergelincir/bergerak), dan menjadi tantangan untuk kontrol. Tambahan lagi, kebutuhan elektrikal

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 155 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

untuk membuat penguat keluaran arus yang baik dan pengantara (interface) transduser posisi
tanpa sentuh akan jadi tantangan.

Persamaan gerak untuk sistem ini adalah sederhana. Gaya pada pelat (stage) hanya
tergantung pada perintah penggerak saja, sehingga percepatan sistem benar-benar sebanding
dengan penggerak. Tanggapan tindakan dari sistem itu sendiri adalah parabola, seperti terlihat
pada gambar dibawah. Hal ini membuat persoalan kontrol menjadi lebih menantang lagi karena
kelembaman dengan mana pelat stage mulai bergerak, dan kegairahannya untuk tetap
bergerak sekali ia mulai jalan.

9.4.3 Kontrol Temperature (Temperature control)

Gambar dibawah menunjukkan diagram suatu sistem pemanas. bejana dipanaskan dengan
pemanas listrik, dan suhu (temperature) cairan isinya diukur dengan peralatan sensor
suhu/temperatur.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 156 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

Sistem termal cendrung mengalami tanggapan yang rumit, namun dicoba untuk
mengesampingkan kerinciannya dan memberikan model yang lebih mendekati. Jika tidak
kebutuhan pelaksanaan akan sangat sulit, sebenarnya tidaklah diperlukan model yang sangat
teliti dan akurat.

Gambar berikut menunjukkan tanggapan tindakan dari sistem terhadap perubahan Vd, dengan
konstanta waktu t1 = 0.1s and t2 = 0.3s. Tanggapannya cendrung untuk menempati satu suhu
tetap untuk penggerak yang ada, tetapi bisa memerlukan banyak waktu untuk seperti ini. Juga,
tanpa banyak isolasi, sistem termal cendrung menjadi sangat sesitif terhadap pengaruh dari luar
pengaruh ini tidak ditunjukkan dalam gambar).

9.5 Penyetelan (Tuning)

Hal yang menggembirakan tentang penyetelan suatu pengkontrol PID adalah bahwa tidak
diharuskan untuk mengerti dengan baik teori kontrol yang formal untuk melakukannya secara
umum. Kebanyakan penerapan pengkontrol simpul tertutup (closed-loop controller) bekerja
dengan sangat baik walaupun hanya disetel secara biasa/normal.

Jika dapat, sambungkan sistemke beberapa peralatan uji, atau tuliskan kedalam beberapa kode
debug agar memungkinkan untuk memperhatikan variabel yang cocok. Bila sistemnya cukup
lambat, dapat menyambungkan variabel yang cocok ke seriel port dan menggrafikkannya ke
lembar kerja; jika ingin bisa memperhatikan keluaran penggerak dan keluaran plant. Tambahan
lagi, agar ingin mampu menerapkan beberapa jenis sinyal gelombang (square-wave signal) ke
masukan perintah sistem. Cukup mudah menuliskan kode uji yang akan membuat perintah uji
yang cocok. Jika penyetelan sudah siap, set semua gain ke nol.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 157 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGKONTROL PID

Jika menganggap tidak memerlukan kontrol differensial (seperti contoh motor dan gear atau
sistem termal) kemudian melangkah ke bagian yang mendiskusikan penyetelan gain
proprsional. Jika dianggap perlu, mulai lagi dengan penyetelan gain differensial.

Cara pengkontrol dikodekan tidak bisa menggunakan kontrol differensial sendiri saja. Setel gain
proporsional ke harga rendah (kurang dari satu). Cek untuk melihat bagaimana sistem bekerja.
Jika berosilasi dengan gain proporsional, maka harus bisa menghilangkannya dengan gain
differensial. Mulai dengan gain differensial yang 100 kali dari gain proporsional. Perhatikan
sinyal penggerak. Sekarang mulai naikkan gain differensial sampai terlihat osilasi, riak
berlebihan (excessive noise) atau excessive overshoot (lebih dari 50%) pada keluaran
penggerak atau plant. Perhatikan bahwa osilasi dari gain differensial yang terlalu besar adalah
jauh lebih cepat dari pada osilasi dari gain yang kurang. Sebaiknya naikkan gain hingga sistem
mencapai ambang osilasi, kemudian kembalikan gain dengan faktor dua atau empat. Yakinkan
bahwa sinyal penggerak masih terlihat baik. Pada keadaan ini, sistem mungkin akan
menaggapi dengan lambat sekali, maka inilah saatnya untuk menyetel gain proporsional dan
gain integral.

Jika belum diset, set gain proporsional ke harga awal antara 1 dan 100. Sistem mungkin akan
terlihat sangat lambat atau akan berosilasi. Jika terlihat berosilasi, turunkan gain proporsional
dengan faktor 8 atau 10 hingga osilasi berhenti. Jika tidak terlihat berosilasi, naikkan gain
proporsional dengan faktor 8 atau 10 hingga terlihat mulai berosilasi atau berlebihan (excessive
overshoot). Sebagaimana dengan pengkontrol differensial, biasanya penyetelan dinaikkan
sampai overshootnya terlalu banyak, kemudian turunkan gain dengan faktor dua atau empat.
Bila sudah mendekati baik, lakukan penyetelan halus (fine tune) pada gain proporsional dengan
faktor dua sampai benar-benar baik.

Jika sudah tercapai gain proporsional yang baik, mulailah naikkan gain integral, mulailah
dengan harga dari 0.0001 hingga 0.01. Hal ini, untuk mendapatkan rentang gain integral yang
akan menghasilkan performa cepat yang diinginkan tanpa oevershoot terlalu banyak dan tanpa
terlalu mudah berosilasi.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 158 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

10. Hubungan antara PLC dan HMI/MMI

Gambar berikut adalah ilustrasi hubungan antara PLC dan HMI/MMI ….

Situasi di lapangan (field) yang biasanya di gambarkan di P&ID, ada beberapa alat
instrumentasi (PIT=Pressure Indicator Transmitter, LIT=Level Indicator Transmitter, dll) yang di
pakai disini.

Alat-alat instrumentasi di field ini dihubungkan ke PLC melewati terminal block (bisa saja
langsung, tapi pada umumnya lewat sini dulu terkait dengan fabrikasi panel yang pada
umumnya ditempat terpisah dan safety karena beberapa terminal block dilengkapi dengan fuse
untuk menghindari short circuit yang bisa merusak modul I/O atau transmitter). Alat-alat ini di
kelompokkan dalam kategori yang sama (AI analog input, AO analog output, DI digital input, DO
digital output).

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 159 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PL C

Disini PLC yang sudah di isi dengan program sesuai dengan FDS (Functional Design
Spesification), akan melakukan fungsi logic dan pengontrolannya. Melihat kondisi input, lalu
megeksekusi programnya dan hasilnya akan di keluarkan ke output.

Apabila kita ingin melihat plant/system dari sebuah interface seperti komputer maka kita bisa
memasukkan program HMI/MMI. Pada program ini kita bisa menggambar plant yang terdapat di
diagram P&I atau bahkan menggambar sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, bisa
masukkan gambar 2D, 3D bahkan photo aktualnya.

Kita bisa menarik kabel komunikasi dari PLC ke Komputer, dan protokol untuk masing2 PLC
berbeda-beda, tapi untuk sekarang ini mereka sudah mendukung komunikasi
TCP/IP (Ethernet). jadi data yang dikirim dan diterima jadi lebih cepat. Selain itu tidak hanya
untuk memonitor, tetapi bisa untuk fungsi yang lain.

Contoh:

1. Sistem yang memakai PLC Modicon Quantum dengan Protocol Modbus TCP/IP. Apabila
kita ingin mengkoneksi ke Wonderware kita bisa pakai IO Server Modbus TCP/IP (mbenet).

2. Sistem yang memakai PLC S7-300 atau S7-400 dengan Protocol TCP/IP, untuk koneksi ke
wonderwarenya bisa kita pakai DASSIDirect, dan bisa saja dengan konfigurasi lainnya,
misal kita pakai 3rd party OPC Server/Client.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 160 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKTUATOR

11. AKTUATOR

Aktuator adalah peralatan yang mengkonversi sinyal elektrik menjadi gerak mekanik. Bentuk
umum dari aktuator, antara lain : relays, solenoid, dan motors.

11.1 Relays
Relay adalah peralatan yang dioperasikan secara elektrik yang secara mekanik akan men-
switch sirkuit elektrik.

Relay adalah bagian yang penting dalam sistem kontrol, karena kegunaannya dalam kendali
jarak jauh, dan mengendalikan listrik tegangan tinggi dengan menggunakan listrik tegangan
rendah.

Ketika tegangan mengalir ke dalam elektromagnet pada sistem kontrol relay, maka magnet
akan menarik lengan logam pada arah magnet, dengan demikian kontak terjadi.

Relay bisa memiliki jenis NO atau NC ataupun dua-duanya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 161 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKTUATOR

11.2 Solenoid

11.3 Solenoid Valves


Solenoid valve ini merupakan kombinasi dari dua unit fungsional dasar, yaitu:

- Solenoid dengan inti dan komponennya.


- Badan valve yang dimana terdapat piringan/colokan yang diposisikan untuk
menghentikan/mengalirkan aliran.

Solenoid dengan inti dan komponennya.

Badan valve yang dimana terdapat piringan / colokan yang diposisikan untuk menghentikan /
mengalirkan aliran.

Aliran dapat mengalir tergantung dari gerakan dari inti dan tergantung dari apakah solenoid
dialiri arus atau tidak. Jika dialiri arus, maka kumparan akan mendorong inti untuk membuka
saluran (valve), dan pada saat tidak dialiri arus, saluran akan dalam keadaan tertutup.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 162 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKTUATOR

Solenoid valve digunakan untuk mengendalikan hidrolik, pneumatik, dan aliran air. Solenoid
valve ini cocok untuk digunakan untuk aliran dalam satu arah saja, dengan tekanan yang
diberikan pada bagian atas dari piringan saluran.

Directional valve mengalirkan, menghentikan dan mengatur arah dari aliran. Saluran ini
mengalirkan aliran dengan membuka dan menutup jalur aliran dalam posisi saluran yang telah
didefinisikan

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 163 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKTUATOR

11.4 Motors
11.4.1 Stepper Motors
o Stepper Motor mengkonversikan pulsa elektrik yang diberikan padanya menjadi gerakan
diskrit rotor yang disebut step.
o Satu putaran motor membutuhkan 360 pulsa.
o Microstep motor membutuhkan ribuan step untuk satu revolusi.
o Stepper motor terdiri dari stator elektromagnet dan rotor magnet permanen.
o Arah dari putaran stepper motor juga dapat ditentukan.
o Jumlah langkah per revolusi ditentukan dari jumlah pasangan kutub pada rotor dan
stator.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 164 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKTUATOR

Terdapat tiga tipe stepper motor, yaitu:

a. Permanent Magnet Motors. Konstruksi ini akan menghasilkan sudut langkah yang besar.
Tipe ini cocok untuk diterapkan dalam peralatan komputer.

b. Variable Reluctant Motors. Tipe ini tidak memiliki magnet permanen, sehingga dibutuhkan
proses pengendalian tersendiri. Tipe ini biasanya dipergunakan dalam aplikasi
berskala kecil, misalnya meja mikroposisi.

c. Hybrid Motors. Tipe ini menggabungkan kedua tipe di atas. Tipe ini banyak sekali digunakan
di industri. Rotor terdiri dari dua keping kutub dengan tiga gigi diatasnya.
Diantara kutub terletak magnet permanen yang bermagnet sepanjang aksis
dari rotor, dan membuat membuat satu ujung merupakankutub utara dan
ujung lainnya kutub selatan. Gigi, terpasang pada kutub utara ataupun
selatan. Stator terdiri dari empat gigi yang memutar sepanjang rotor.
Kumparan dililitkan pada gigi stator dan terhubung bersama secara pasangan.

11.4.2 Brushless DC Motor


DC Brushless Motor adalah motor yang tidak memiliki "brush" ataupun mekanisme komutasi.

Brushless DC Motor dipergunakan dalam servo dan sistem robotik.

Motor ini memiliki tingkat efisiensi tinggi, panjang umur, suara kecil, dan mengkonsumsi energi
yang kecil.

Motor ini bukan stepper motor.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 165 


PT. PLN (PERSERO)
  PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKTUATOR

Motor ini memiliki putaran kontiniu yang lancar, seperti motor magnet dc permanen.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan                                                 166 

Anda mungkin juga menyukai