A. Subbagian I
Subbagian satu terkait dengan bidang asuransi, dana pensiun, pasar modal,
termasuk program pendukung reformasi birokrasi. RUU yang sedang ditangani
tentang Usaha Perasuransian, Pasar Modal, Dana Pensiun, Aparatur Sipil Negara,
Administrasi Pemerintahan, Jaring Pengaman Sistem Keuangan dan Kesetaraan
Gender, sementara RPP yang sedang ditangani terdiri dari RPP tentang Asuransi
Sosial PNS, Pungutan OJK, Usaha Bersama Asuransi, berbagai macam Jaminan
(Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian, dan Jaminan
Pensiun), dan penerima bantuan iuran. Sedangkan Rperpres yang sedang ditangani
adalah tentang Jaminan Kesehatan, Penyelenggaraan Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor, Pelayanan Kesehatan tertentu
Berkaitan dengan Kegiatan Operasional TNI dan Polri, Tata Cara Pemilihan dan
Penetapan Anggota Dewan Pengawas, Direksi, dan Penggantu Antarwaktu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Salah satu yang sedang urgent adalah Rperpres
tentang Bantuan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan 2018.
B. Subbagian II
Subbagian dua terkait dengan bidang perbankan. Pada subbag ini, saya
mempelajari UU No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis
Sistem Keuangan (selanjutnya disebut UU PPKSK). Adanya undang-undang ini
berkaitan dengan kasus collapesnya Bank Century dan munculnya sistem bail out.
Sistem bail out adalah penyuntikan dana (baik pemberian maupun peminjaman)
uang negara untuk membantu bank yang bermasalah secara sistemik
mempengaruhi sistem keuangan dan ekonomi. Negara sangat mengalami kerugian
dengan sistem bail out tersebut. Pada UU PPKSK, terdapat sistem baru dalam
Revina Hikmaty Fadilla (Vina)
rangka menyelamatkan bank sistemik yang gagal, yaitu sistem bail in. Sistem bail
in berkebalikan dengan sistem bailout, artinya apabila suatu bank dikategorikan
sebagai bank sistemik yang berpotensi gagal maka bank tersebut harus menangani
permasalahan likuiditas dan solvabilitas dari para pemegang saham dan kreditur
bank, hasil pengelolaan aset dan kewajiban bank, serta kontribusi industri
perbankan. Selain itu, di dalam undang-undang ini juga terdapat istilah bank
perantara atau bridgebank. Bank ini berfungsi sebagai perantara untuk mengambil
alih baik sebagian ataupun seluruh dari aset-aset dan/atau kewajiban bank untuk
selanjutnya menjalankan kegiatan usaha perbankan dan akan dialihkan
kepemilikannya kepada pihak lain.
Terkait pelaksanaan mata uang, kasus yang terakhir diputus adalah mengenai
gugatan gambar Cut Meutia tidak mengenakan hijab atau penutup kepala pada
uang lembar Rp 1000. Dalam putusan tersebut Hakim memenangkan Pemerintah
(tergugat) dengan alasan bahwa penggunaan gambar Cut Meutia tanpa hijab telah
mendapat persetujuan dari pihak keluarga Cut Meutia. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) merupakan salah satu counterpart dari Bagian V. Adanya koordinasi antara
Kementerian Keuangan dengan OJK, memberikan fungsi Kementerian Keuangan
sebagai pemrakarsa rancangan undang-undang terkait dengan lembaga keuangan,
karena OJK tidak dapat menjadi pemrakarsa RUU sebagaimana diatur dalam
Pasal 5 jo. Pasal 20 jo. Pasal 21 UUD NRI Tahun 1945 bahwa yang dapat
mengajukan usul RUU adalah Presiden dan DPR. Selain itu, saya juga belajar me-
review Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (RPOJK) mengenai
Pengawasan Permodalan Nasional Madani.
C. Subaggian III
D. Subbagian IV