Anda di halaman 1dari 3

Revina Hikmaty Fadilla (Vina)

Laporan On Job Training Bagian Hukum Sektor Keuangan dan Perjanjian


(18-22 Desember 2017)

Pada umumnya, bagian-bagian di dalam biro Hukum memiliki tugas untuk


melakukan penyiapan bahan perumusan dan penelaahan rancangan peraturan
perundang-undangan dan menyiapkan bahan pertimbangan hukum dalam rangka
penyelesaian masalah hukum di beberapa bidang. Segala bidang yang terkait
dengan Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan menandakan
bahwa kebijakan/peraturan tersebut menggunakan uang negara di dalamnya.
Bagian Hukum Sektor Keuangan dan Perjanjian (Bagian V Biro Hukum)
memiliki 4 (empat) subbagian. Pada laporan ini saya akan memaparkan hal-hal
yang saya pelajari dari bagian V.

A. Subbagian I

Subbagian satu terkait dengan bidang asuransi, dana pensiun, pasar modal,
termasuk program pendukung reformasi birokrasi. RUU yang sedang ditangani
tentang Usaha Perasuransian, Pasar Modal, Dana Pensiun, Aparatur Sipil Negara,
Administrasi Pemerintahan, Jaring Pengaman Sistem Keuangan dan Kesetaraan
Gender, sementara RPP yang sedang ditangani terdiri dari RPP tentang Asuransi
Sosial PNS, Pungutan OJK, Usaha Bersama Asuransi, berbagai macam Jaminan
(Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian, dan Jaminan
Pensiun), dan penerima bantuan iuran. Sedangkan Rperpres yang sedang ditangani
adalah tentang Jaminan Kesehatan, Penyelenggaraan Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor, Pelayanan Kesehatan tertentu
Berkaitan dengan Kegiatan Operasional TNI dan Polri, Tata Cara Pemilihan dan
Penetapan Anggota Dewan Pengawas, Direksi, dan Penggantu Antarwaktu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Salah satu yang sedang urgent adalah Rperpres
tentang Bantuan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan 2018.

B. Subbagian II

Subbagian dua terkait dengan bidang perbankan. Pada subbag ini, saya
mempelajari UU No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis
Sistem Keuangan (selanjutnya disebut UU PPKSK). Adanya undang-undang ini
berkaitan dengan kasus collapesnya Bank Century dan munculnya sistem bail out.
Sistem bail out adalah penyuntikan dana (baik pemberian maupun peminjaman)
uang negara untuk membantu bank yang bermasalah secara sistemik
mempengaruhi sistem keuangan dan ekonomi. Negara sangat mengalami kerugian
dengan sistem bail out tersebut. Pada UU PPKSK, terdapat sistem baru dalam
Revina Hikmaty Fadilla (Vina)

rangka menyelamatkan bank sistemik yang gagal, yaitu sistem bail in. Sistem bail
in berkebalikan dengan sistem bailout, artinya apabila suatu bank dikategorikan
sebagai bank sistemik yang berpotensi gagal maka bank tersebut harus menangani
permasalahan likuiditas dan solvabilitas dari para pemegang saham dan kreditur
bank, hasil pengelolaan aset dan kewajiban bank, serta kontribusi industri
perbankan. Selain itu, di dalam undang-undang ini juga terdapat istilah bank
perantara atau bridgebank. Bank ini berfungsi sebagai perantara untuk mengambil
alih baik sebagian ataupun seluruh dari aset-aset dan/atau kewajiban bank untuk
selanjutnya menjalankan kegiatan usaha perbankan dan akan dialihkan
kepemilikannya kepada pihak lain.

Terkait pelaksanaan mata uang, kasus yang terakhir diputus adalah mengenai
gugatan gambar Cut Meutia tidak mengenakan hijab atau penutup kepala pada
uang lembar Rp 1000. Dalam putusan tersebut Hakim memenangkan Pemerintah
(tergugat) dengan alasan bahwa penggunaan gambar Cut Meutia tanpa hijab telah
mendapat persetujuan dari pihak keluarga Cut Meutia. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) merupakan salah satu counterpart dari Bagian V. Adanya koordinasi antara
Kementerian Keuangan dengan OJK, memberikan fungsi Kementerian Keuangan
sebagai pemrakarsa rancangan undang-undang terkait dengan lembaga keuangan,
karena OJK tidak dapat menjadi pemrakarsa RUU sebagaimana diatur dalam
Pasal 5 jo. Pasal 20 jo. Pasal 21 UUD NRI Tahun 1945 bahwa yang dapat
mengajukan usul RUU adalah Presiden dan DPR. Selain itu, saya juga belajar me-
review Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (RPOJK) mengenai
Pengawasan Permodalan Nasional Madani.

C. Subaggian III

Pada subbagian ini saya mempelajari tentang penyelesaia permasalahan


hukum di bidang lembaga keuangan internasional non publik, lembaga
penjaminan dan sektor keuangan lainnya. Selain itu saya juga belajar me-review
RPMK tentang Akuntan Negara Beregister. Saya me-review RPMK tersebut
hanya sebatas teknis penulisan bukan secara substansial. Dasar hukum mengenai
penyusunan peraturan perundang-undangan adalah UU No. 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan jo. PMK No.
123/PMK.01/2012 tentang Penyusunan Peraturan dan Keputusan di Lingkungan
Kementerian Keuangan serta Permenkumham No. 16 Tahun 2015 tentang Tata
Cara Pengundangan Peraturan Perundang-Undangan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia dan
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
Revina Hikmaty Fadilla (Vina)

D. Subbagian IV

Pada subbagian ini saya mempelajari tentang penyelesaian permasalahan


hukum di bidang hukum perjanjian nasional, dan perjanjian internasional
khususnya perjanjian pengadaan barang dan jasa, perjanjian perlindungan,
perjanjian promosi dan kerjasama investasi, perjanjian kerjasama penyediaan
infrastruktur yang terkait dengan jaminan pemerintah (government guarantee),
kewajiban kontijensi, dan manajemen resiko serta perjanjian kerjasama bilateral,
regional, dan internasional di bidang ekonomi dan keuangan. Terdapat berbagai
macam skema penjaminan, seperti Public Private Partnership (PPP), Kredit
Sindikasi, dll. Pelaksanaan proyek infrastruktur dapat berupa kerjasama dengan
pihak swasta atau melalui penugasan langsung. Untuk melakukan setiap
penjaminan, maka Pemerintah akan mengeluarkan PMK terkait proyek tersebut.
Beberapa proyek infrastruktur yang sedang di rapatkan oleh Pemerintah adalah
proyek LRT, Pembangkit Listrik oleh PT PLN Persero, proyek jalan tol sumatera
oleh PT Hutama Karya.

Anda mungkin juga menyukai