Anda di halaman 1dari 27

Catatan Sosialisasi PGL (17 Februari 2011)

(Keterangan lengkap bisa di baca di pedoman pemetaan)


1. Batas pengerjaan Mapping lanjut adalah 2 Semester, jika lewati dari itu, maka
akan dilakukan pemutihan.
- Untuk KMD07, tertanda mulainya pada Februari 2011 dan batasnya
sampai Februari tahun 2012, jika sampai bulan itu belum selesai, maka
akan dikeluarkan kavling baru.
2. Bimbingan kepada dosen pembimbing ada absennya. (kayak kuliah ceunah)
- bimbingan kurang lebih ada 16x pertemuan (kondisional tergantung
dosen pembimbing masing2)
- Tiap pertemuan (bimbingan) akan ada bobot nilai progress mapping kita
- Format proses pengajaran dan penilaian bisa di ambil di Hanif 2007
(contoh di bawah ada, tp blum ada kop unpadnya)
3. Semua data mentah mapping kita dikumpulkan
- Data tiap stasiun (no. Stasiun, koordinat, strike dip, deskripsi batuan, jenis
litologi, dll) di kumpulkan dalam satu file excel.
- Data Struktur (kekar, pitch, dll) dikumpulkan dalam file excel yang sama dalam
sheet yang berbeda.
- data tracking kita di lapangan juga dikumpulkan (dlama bentuk map info atau
lainnya)
- semua softcopy peta juga dikumpulkan
- masih belum jelas dimasukkan kedalam kelengkapan pemetaan geologi atau
tidak
4. Measure Section (MS) wajib di setiap pemetaan.
- Jika teman – teman masih banyak yang tidak bisa MS, pak irvan mau aja
memberi kuliah ke KMD07 ngajarin MS (kalo mauu, kalo gmau ya sudah)

Yang perlu di revisi dari buku pedoman pemetaan:


1. Untuk Format tiap peta (kerangka, [pola jurus, geologi) masih belum fix, nanti akan di beri
tahu info selanjutnya, contoh2 peta di bawah belum sesuai yang distandarisasikan
2. Untuk peta geomorfologi tidak perlu di print dengan ukuran besar, cukup dengan print
ukuran kertas A3 dan di masukkan dalam penjilidan laporan (tapi masih belum fix)
3. Jurnal harian, hasil analisis fosil, hasil analisis petrografi mempunyai format2 tertentu dan
akan diberikan selanjutnya.
PEDOMAN
PEMETAAN GEOLOGI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL


FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
NOVEMBER 2010
Kata Pengantar
Tujuan pembuatan Pedoman Pemetaan Geologi adalah sebagai pemandu untuk para
pihak yang berkepentingan didalam proses mengampu matakuliah Pemetaan Geologi. Dengan
demikian tidak saja ditujukan sebagai acuan bagi para peserta kuliah tetapi juga bagi para
Pembimbing. Walaupun buku pedoman ini masih bersifat sangat umum, tetapi dalam beberapa
hal sudah dibuat secara lebih mendetail yang ditampilkan dalam bentuk Lampiran Penjelasan
Buku Pedoman, yang disusun menurut sistimatika per Bab yang dibahas dalam buku Laporan
Pemetaan Geologi.
Secara komprehensif ditampilkan pula Proses Pembimbingan yang walaupun belum
lengkap langkah2nya tetapi diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi Dosen Pembimbing,
sehingga mampu mengembangkan lebih lanjut tahapan-tahapan proses Pemetaan Geologi. Disisi
lain tabel proses pembimbingan ini diikuti pula oleh bobot penilaian yang didasarkan kepada
beban yang harus dikerjakan oleh para mahasiswa peserta mk. Pemetaan Geologi. Dengan
demikian didalam rangka mencapai tingkat akurasi yang diharapkan lebih mendekati keadaan
sebenarnya dari kondisi geologi yang dipetakan, maka proses pembimbingan dan penilaian tidak
pada ujung berupa produk Peta Geologi tetapi lebih ditekankan kepada proses pembimbingannya.
Bobot penilaian yang diberikan pada Pemetaan Geologi Pendahuluan dan Pemetaan
Geologi lanjut adalah berbeda. Pemetaan Geologi Pendahuluan ditekankan terutama kepada
akurasi mendapatkan dan menampilkan fakta lapangan yang lebih akurat. Sehingga dapat tercipta
Bank Data yang memadai yang dimiliki Progam Studi Teknik Geologi FTG Unpad. Sementara itu
karena pemetaan lanjut merupakan kelanjutan dari Pemetaan Geologi Pendahuluan maka pada
Pemetaan Geologi Lanjut proses pra lapangan dan Lapangan sudah dianggap mempunyai
kemampuan mandiri sehingga dalam bobot penilaian tidak menjadi perhatian yang utama. Pada
Pemetaan Geologi Lanjut penilaian terutama ditekankan kepada Proses Rekonstruksi dan analisis
data sehingga dapat menampilkan Peta Geologi yang mengacu kepada ranah Pembelajaran dari
mulai Kognitif sampai dengan Psikomotorik sehingga mencerminkan produk pendidikan
profesionalisme sarjana Teknik geologi.
Buku Pedoman Pemetaan Geologi disusun berdasarkan hasil workshop Pemetaan Geologi
yang dilaksanakan oleh FTG di Anyer, November 2010. Buku Pedoman ini akan diperbaharui
secara berkala berdasarkan hasil evaluasi kekurangan dan kelebihannya. Diharapkan dengan
diterbitkannya Buku Pedoman Pemetaan Geologi ini akan menjadi panduan yang seragam baik
bagi mahasiswa peserta mk. Pemetaan Geologi Pendahuluan (PGP) dan Pemetaan Geologi Lanjut
(PGL) maupun bagi dosen selaku pembimbing pemetaan geologi

Anyer, 11 November 2010


a/n Dekan Fakultas Teknik Geologi
Pembantu Dekan I,

Ir. Mega F Rosana. MSc. Ph.D


NIP. 196611051992032003
Daftar isi

Hal
Kata Pengantar …………………………………………………………………..……..………... i
Daftar isi …………………………………………………………………………………….…..…… ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan
TPU Pemetaan Geologi Pendahulaun ……………………………..……………………
TPK Pemetaan Geologi Pendahulaun ……………………………………………..……
Struktur Geologi …………………………………………………………………………..………
Stratigrafi ……………………………………………………………………………….…………...

BAB 2 Sistematika Pelaporan Pemetaan Geologi …………………..……………………….


PENJELASAN BAB 2 Kerangka Geologi Regional
PENJELASAN BAB 3 GEOLOGI
GEOMORFOLOGI
Geologi Daerah Penelitian
1. Stratigrafi

2. Struktur Geologi

3. Sejarah Geologi

4. Bahan Galian dan Keairan

PENJELASAN BAB 4 RANGKUMAN


LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 : FORMAT PROSES PEMBIMBINGAN DAN PENILAIAN PEMETAAN
GEOLOGI
Lampiran 2 : PENJELASAN PETA-PETA
Lampiran 3 : FORMAT PETA KERANGKA
Lampiran 4 : FORMAT PETA STRUKTUR/ POLA JURUS
Lampiran 5 : FORMAT PENAMPANG GEOLOGI
Lampiran 6 : FORMAT PETA GEOLOGI
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Karakteristik ilmu geologi tidak terlepas dari sejarah perkembangan ilmu geologi
yang berkembang selama ini dan sangat ditentukan oleh (determined by) pola fikir
(paradigma) yang berkembang dalam ilmu geologi.

Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala. Peta geologi
menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur,stratigrafi, stuktur,
tektonika, fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi. Peta geologi disajikan berupa
gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Penjelasan berisi
informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam
bentuk keterangan pinggir (SNI 4691- 1998)

Metodologi pemetaan geologi merupakan metode riset yang sederhana, yakni


rekontruksi berdasarkan pakem-pakem yang telah disepakati untuk memperoleh peta
geologi yang utuh yang merupakan penjelasan dari fenomena geologi wilayah yang
dipetakan sebagai hasil “potret wilayah”, yang sarat dengan metode diagnostika,
identifikasi, dan berakhir dengan interpretasi (bukan kesimpulan). Banyak sekali pakem-
pakem yang dibentuk dari asumsi (tanpa pengujian), yang kemudian dipakai untuk
menjelaskan fenomena geologi yang dipetakan, sehingga membentuk tingkat kebenaran
yang rendah. Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman lebih luas tentang dasar-
dasar keilmuan sebagai landasan pijak yang kuat dalam perumusan metodologi pemetaan
geologi, sehingga produk yang dihasilkan bukan sekedar produk interpretasi, melainkan
fakta empiris yang menjadi dasar eksplanasi kondisi geologi yang dipetakan yang dapat
dibuktikan di lapangan (validasi/konfirmasi).

Oleh karena itu diperlukan pemahaman tentang pola fikir yang mendasari Metode
Pemetaan Geologi. Pemahaman ini tidak hanya untuk para mahasiswa geologi tetapi
untuk seluruh pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran matakuliah Pemetaan
Geologi Pendahuluan dan Pemetaan Geologi Lanjut.

1.2 Tujuan

TPU PEMETAAN GEOLOGI


Revisi 10 November 2010
• Setelah mengikuti Pemetaan Geologi maka mahasiswa dapat mengumpulkan data
dan menganalisis data geologi sehingga dapat menyajikan data dalam peta dan
membuat peta geologi, dengan bobot pekerjaan pada pengambilan data lapangan
beserta penyajiannya.
o Afektif, kognitif (kuliah), dan psikomotor  mahasiswa
o Pemilihan kavling pemetaan yang sesuai dengan TPU dan TPK

TPK PEMETAAN GEOLOGI

GEOMORFOLOGI
• Mahasiswa dapat memisahkan kelompok bentang alam dari Peta Topografi/foto
udara/citra satelit/DEM

• Mahasiswa dapat membuat pola Pengaliran Sungai dari Peta topografi/citra


satelit/foto udara/DEM

• Mahasiswa dapat mengenali bentuk lembah/punggungan/kerapatan kontur dari


Peta topografi/foto udara/citra satelit/DEM

• Mahasiswa dapat mendeskripsi dan menganalisis pola aliran sungai dan kelompok
bentang alam untuk Penafsiran Kondisi Geologi dalam rangka menunjang proses
Pemetaan Geologi (dugaan litologi, struktur,arah lintasan dll)

STRUKTUR GEOLOGI
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur struktur geologi di lapangan
(kekar,perlapisan batuan, sesar dll)
2. Mahasiswa dapat menampilkan data unsur-unsur struktur ke dalam peta kerangka
(stereonet, roset diagram dll)
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis dan arah kekar-kekar yang ada di daerah
pemetaan pada setiap satuan batuan
4. Mahasiswa dapat membuat peta pola jurus perlapisan batuan
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengklasifkasikan jenis-jenis lipatan yang
ada di daerah pemetaan
6. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sesar-sesar yang ada di daerah pemetaan
7. Mahasiswa dapat mebuat penampang struktur geologi pada peta pola jurus
batuan dengan mengguanakan metoda-metoda pengambaran yang berlaku (misal
dengan metoda busur)

STRATIGRAFI (termasuk Peleontologi, Sedimentologi)


1. Mahasiswa dapat mengumpulkan data – data dasar stratigrafi (singkapan)
2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran penampang stratigrafi
3. Mahasiswa dapat mengolah data stratigrafi
4. Mahasiswa dapat menyajikan data stratigrafi yang telah diolah
5. Mahasiswa dapat melakukan analisis stratigrafi
6. Mahasiswa dapat melakukan interpretasi stratigrafi

TIK Sejarah Geologi: Mahasiswa dapat menggunakan data geologi untuk merekonstruksi
sejarah geologi di daerah pemetaan.

TIK Bahan Galian dan Keairan : mahasiswa dapat menginventarisasi bahan galian dan
sumberdaya air
BAB 2
SISTEMATIKA PELAPORAN
PEMETAAN GEOLOGI
Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel

Bab 1 Pendahuluan ( 10% dari jumlah halaman laporan )


1.1 Latar Belakang
Latar belakang bukan sebagai kewajiban menempuh matakuliah tapi latar
belakang mengapa di daerah tersebut dilakukan pemetaan geologi, alasan
dari kacamata kondisi geologi
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berisi penyampaian identifikasi berbagai permasalahan kondisi geologi
yang akan dijumpai di lapangan setelah melihat referensi dari geologi
regional serta dari Peta Geomorfologi tentatif yang dibuat pada Pra
Lapangan. Setelah itu dirumuskan permasalahannya dalam sebuah atau
beberapa butir
1.3 Maksud, tujuan, dan manfaat Revisi 10 November 2010

Termasuk harapan apa yang dicapai oleh hasil pemetaan geologi ini
1.4 Metode Pemetaan Geologi Revisi 10 November 2010

Berisi metode yang digunakan, meliputi : objek penelitian, alat yg


digunakan, langkah-langkah penelitian, dan analisis data.
1.5 Geografi Umum
Berisi kondisi umum daerah pemetaan termasuk kesampaian daerah,
jumlah penduduk dan pendidikannya, mata pencaharian, agama, sekolah,
budaya kepercayaan dan adat istiadat yang khas (TERUTAMA DIDAPAT
DARI DATA PRIMER BERUPA PENGAMATAN SERTA DILENGKAPI DENGAN
DATA SEKUNDER)
1.6 Waktu Pemetaan dan Kelancaran Kerja Revisi 10 November 2010

Bab 2 Kerangka Geologi Regional ( 20% dari jumlah halaman laporan ) Revisi 10 November 2010
2.1 Geomorfologi/Fisiografi
2.2 Stratigrafi
2.3 Struktur Geologi

Bab 3 Geologi ( 60% dari jumlah halaman laporan ) Revisi 10 November 2010
3.1 Geomorfologi Revisi 10 November 2010
3.2 Geologi Daerah Penelitian
3.2.1. Stratigrafi
Membahas satuan lithostratigrafi dalam kaitan ciri fisik/ lithologi (warna,
komposisi, tekstur, struktur sedimen, fosil dan ketebalan), lingkungan
pengendapan, penyebaran, umur dan hubungan stratigrafi, korelasi (posisi
stratigrafi).
3.2.2 Struktur Geologi
Membahas data lapangan secara umum. Membahas jenis-jenis struktur
berdasarkan klasifikasi yang berlaku. Analisis struktur termasuk
kronologisnya.
3.2.3 Sejarah Geologi
Interpretasi sejarah geologi dari Peta Geologi yang dihasilkan.
3.2.4 Sumberdaya dan Kebahayaan Geologi Revisi 10 November 2010
Berisi hasil pengamatan lapangan yang melaporkan adanya potensi geologi
dan kebencanaan di daerah pemetaan.

Bab 4 Rangkuman ( 10% dari jumlah halaman laporan ) Revisi 10 November 2010
Rangkuman berisi menyingkat laporan Pemetaan Geologi sehingga keadaan Geologi
(Stratigrafi, struktur, sejarah dan bahan galian) yang ada didaerah pemetaan tersaji dalam
bentuk butir-butir.

Daftar Pustaka
Penulisan pustaka berdasarkan format yang berlaku dalam penyusunan skripsi S-1
(Format penulisan laporan terlampir; AFA)

LAMPIRAN
- Hasil Analisis Fosil (PGP dan PGL)
- Hasil Analisis Petrografi (PGL)

Kelengkapan Laporan Pemetaan Geologi terdiri atas :


• Peta Kerangka
• Peta Pola Jurus
• Peta Geologi
• Penampang Stratigrafi Terukur
• Jurnal Harian termasuk data mentah Geologi Struktur

Sumberdaya dan Kebencanaan Geologi


Berisi hasil pengamatan lapangan yang melaporkan adanya potensi sumberdaya geologi
dan kebencanaan geologi di daerah pemetaan.
Bahan acuan untuk pedoman pemetaan geologi.
1. Pedoman Geomorfologi
2. Pedoman Sedimentologi,
3. Pedoman Petrologi dan Petrografi,
4. Pedoman Stratigrafi,
5. Pedoman Paleontologi,
6. Petunjuk Praktis Pemetaan Struktur Geologi
7. Pedoman Metode Pemetaan Geologi
8. Basic Geological Mapping, Barnes 2004
9. Geology in The Field, Compton, 1985
10. Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996
11. ………………….
Contoh “Daftar Pustaka” (model 1)

DAFTAR PUSTAKA
Arif, A. Fachruding. 1989. Pengaruh Sampah DI Tempat Penimbunan Akhir, Dago,
Kotamadya Bandung, Terhadap Kualitas Airtanah Bebas Di Sekitarnya. Tesis
Magister Sains Ilmu Lingkungan, Program Studi Ilmu Lingkungan, Jurusan Antar
Bidang, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tidak
diterbitkan, 211 h.
Coates, Donald R. 1989. Environmental Geology. John Wiley & Sons, New York, Chichester,
Brisbane, Toronto, Singapore, 701 h.
Dajan, Anto. 1987. Pengantar Metode Statistik, Jilid II. Lembaga Penelitian, Pendidikan
dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta, 406 h.
Freeze, R. Allan and John A. Cherry. 1979. Groundwater. Prentice-Hall inc., Englewood
Cliffs, New Jersey, 604 h.
Hann Jr., Roy W. dan R.G. Willey, 1972. Water Quality Determinations, Volume II. The
Hydrologic Engineering Center, Corps of Engineers, U.S. Army, California.
Hartono, Djoko. 1980. Geologi Daerah Dataran Tinggi Bandung Dalam Hubungannya
Dengan Penyebaran Lapisan Pembawa Air Di Daerah Bandung Raya, Provinsi Jawa
Barat. Thesis Sarjana Teknik Geologi, Departemen Teknik Geologi, Fakultas
Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Tidak Diterbitkan, 118 h.
Koesoemadinata, R.P. 1963. The geology and oil possibilities of Northern West Java. Dept.
Geol. ITB. Contr., 53 : 1-32.
Land, L.S. and T.F. Goreau. 1970. Submarine lithification of Jamaican reefs. J. Sediment.
Petrol., 40 : 457-462.
Minear, R.A. and J.W. Patterson. 1972. Septic tanks and groundwater pollution. Dalam:
Ground water Pollution. 1972. Bill Cate (Editor), Directory Press. St. Louis, Missouri,
h. 52-69.
Purdy, E.G. 1964. Digenesis of Recent marine carbonate sediments. Bull. Am. Assoc.
Petrol. Geologist., 48 : 542-545.
Schneider, W.J. 1970. Hydrologic implication of soil-waste disposal. Dalam: Environmental
Geology. 1975. Frederick Betz, Jr. (Editor), Dowden, Hutchinson & Ross, Inc.,
Stroudsburg, Pennsylvania, h. 274-283.
Van Bemmelen, R.W. 1949. The Geology of Indonesia, Volume I A. The Hague Martinus
Nijhoff, Netherland, 732 h.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Format Proses pengajaran dan Penilaian Pemetaan Geologi
( ± 16 pertemuan dgn dosen)
PENDAHULUAN LANJUT
TAHAPAN Nilai
Nilai Ttd Dosen Bobot Nilai Ttd Dosen
Maks.
Pra Lapangan (20 - hari)
Pembuatan Peta Dasar 0,5
Diskusi Peta Topografi, Citra Satelit,
Foto Udara, DEM 0,5
Pembuatan Peta Pola Pengaliran 0,5
Interpretasi struktur melalui
topografi 0,5
Pengelompokan Bentang Alam
berdasarkan Pola Pengaliran, Pola
Punggungan, bentuk dan 1
kerapatan Kontur.
Penafsiran Kondisi Geologi
berdasarkan Peta Geomorfologi 1
Tentatif
Diskusi Geologi Regional 0,5
Pembuatan Peta Geomorfologi
Tentatif dan Tabel Satuan 0,5
Geomorfologi Tentatif
Diskusi Rencana Pekerjaan
Lapangan : Metodologi, penetapan
lintasan kunci, lokasi basecamp, 0,5
jadwal kerja lapangan.
Kemampuan Deskripsi Lapangan 1
Kesiapan Peralatan Lapangan 0.5
HSE di lapangan 0
Konfirmasi izin berangkat ke
lapangan
Total Bobot 7 4
LAPANGAN (20 – 30 hari)
Pengumpulan Data/singkapan 5
Keakuratan Plotting Stasiun
Pengamatan 10
Deskripsi Batuan 5
Deskripsi Struktur Geologi/data
mentah Geologi struktur (form 5
terlampir)
Kelengkapan Catatan Lapangan
dan Jurnal Lapangan (Foto) 10
Pengambilan contoh Batuan 1
Measure Section dan sketsa
singkapan 5
Pembimbingan Lapangan 15
Total Bobot 56 40
Pekerjaan Studio dan
Laboratorium (20 hari)
Pembuatan peta kerangka 1
Pembuatan peta pola jurus /
analisa kelurusan / stereonet 2
Pemilahan contoh batuan untuk
paleontologi 0
Pemilahan batuan untuk petrografi 0

Total Bobot 3 7
PENYUSUNAN PETA
GEOLOGI (20 hari)
Pembuatan Batas Litologi 1
Penarikan Stuktur Geologi 1
Pembuatan Penampang Geologi 1
Pembuatan Kolom Stratigrafi 1
Penyusunan Laporan dan Sintesis
Geologi 3 10
Multimedia Presentasi 1
Total Bobot 8 19
KOLOKIUM (penilaian oleh
Panel/penguji disusun 25 30
dalam format tersendiri )

Total Bobot 100 100


LAMPIRAN 2
PENJELASAN PETA-PETA

Data hasil pengamatan dan pengukuran unsur-unsur struktur geologi ditampilkan dalam
peta kerangka geologi (untuk pemetaan geologi pendahuluan dan lanjut) atau peta lokasi
pengukuran unsur struktur (untuk skrispsi dengan kajian khusus bidang struktur).
Di dalam peta kerangka geologi yang lazim ditampilkan adalah hasil pengukuran jurus dan
kemiringan lapisan batuan, indikasi gejala pensesaran, simbol litologi dsb. Oleh karenanya peta ini
sangat penting karena berisi informasi segala gejala geologi hasil penelitian lapangan.
Ploting data unsur struktur seluruhnya harus ditampilkan dalam peta kerangka. Dalam hal
ini apabila di dalam suatu lintasan pengamatan dijumpai singkapan yang rapat dan menerus maka
sedapat mungkin data tersebut diplot ke dalam peta kerangka. Pada saat ini ada kendala untuk
memplot data pengukuran unsur struktur sebanyak mungkin ke dalam peta kerangka, karena di
dalam peta ini tidak hanya data struktur yang diplot namun simbol litologinyapun harus
dicantumkan. Oleh karenanya perlu dibuat satu peta lagi yang khusus menggambarkan hasil
pengukuran unsur struktur, yang dinamakan sebagai Peta Lokasi Unsur Struktur.
Peta lokasi unsur struktur ini menunjukan lokasi hasil pengukuran jurus dan kemiringan
lapisan batuan, data cermin sesar, gejala pensesaran berupa breksi sesar, milonit, mata air panas
dsb.
Peta lokasi struktur digunakan untuk merekontruksi pola jurus, dengan cara ini akan
diketahui posisi dan jalur sumbu lipatan (jika ada) maupun jalur sesarnya. Lebih jauh lagi apabila
dikompilasi dengan data stratigrafi dan paleontologi akan diketahui penyebaran batuannnya
secara lateral.
Pada saat ini hasil rekontruksi pola jurus ditampilkan dalam peta tersendiri yang dinamakan
sebagai Peta Pola Jurus Perlapisan Batuan. Selama ini rekontruksi pola jurus yang dilakukan oleh
mahasiswa tidak memperhatikan elevasi (topografi) sebagai dasar dalam koreksi topografi (ingat
hukum “V). Oleh karenanya hasil rekontruksi pola jurus hanya bersifat semu (karena ploting data
jurus dan kemiringan lapisan batuan tidak pada tempat sebenarnya). Prosedur sebenarnya dalam
merekontruksi pola jurus adalah dengan menyamakan kedudukan data pengukuran pada elevasi
yang sama (Hal ini berlaku pula dalam pembuatan penampang geologi). Untuk kepentingan ini
setiap data harus diproyeksikan pada level yang sudah ditentukan, sehingga memerlukan waktu
yang cukup lama (ingat waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas ini maksimal 3
semester). Oleh karenanya laboratorium geodinamik yang berkepentingan dalam masalah ini
memutuskan untuk mengganti Peta Pola Jurus Perlapisan Batuan menjadi Peta Struktur.
Peta struktur ini dibuat berdasarkan Peta Kerangka, Penampang struktur, stratigrafi dan
umur batuan. Semua data pengukuran umsur struktur seluruhnya ditampilkan di dalam Peta
Struktur (lihat contoh peta struktur pada lampiran).
Peta Geologi merupakan tujuan utama dalam pemetaan geologi. Peta geologi ini
merupakan hasil analisis data dari peta kerangka, peta struktur, penampang geologi, rekontruksi
pola jurus, stratigrafi dan umur batuan. (Semua data pengukuran Peta Struktur ditampilkan dalam
Peta geologi).

Catatan :
- Ukuran huruf di dalam peta beserta keterangan peta harus proposional, jelas dan rapih.
Tidak boleh menggunakan tangan bebas.
- Keterangan lembar peta diletakkan pada sudut kanan atas dari peta di luar garis bingkai/
frame peta
- Ukuran peta-peta = A1 – A0 disesuaikan dengan banyaknya data dari lapangan
LAMPIRAN 3
FORMAT PETA KERANGKA

1 5

9 8

Peta kerangka geologi adalah bank data, berisi :


• Simbol arah mata angin
• Simbol nomor stasiun, lintasan
• Simbol jenis batuan sebagai calon penyusun satuan peta
• Plotting strike /dip lapisan
• Plotting simbol elemen struktur
• Pengisian legenda untuk keterangan tiap simbol litologi
• pengisian legenda untuk keterangan tiap elemen struktur
• membaca sebaran simbol-simbol batuan / elemen
• indikasi struktur geologi untuk bahan rekonstruksi peta-peta pola jurus perlapisan dan geologi

1. PETA
a. Sumber peta dasar dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari BAKORSUTANAL
dengan skala 1 : 25.000
b. Untuk pemetaan geologi pendahuluan 1 : 12.500 merupakan perbesaran peta RBI
skala 1 : 25.000, interval kontur menjadi 6,25 m sehingga diperlukan penambahan
kontur
c. Koordinat yang digunakan longitude-latitude dan/atau UTM
d. Kontur yang dimunculkan kontur lengkap, sungai,

2. JUDUL PETA :

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Font Arial
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI 16
JATINANGOR
2010
Font Arial
24
PETA KERANGKA GEOLOGI
Daerah Baribis
Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Font Arial
Propinsi Jawa Barat 16
(sebagian Peta Bakosurtanal, lembar..........)

3. Logo UNPAD
4. Skala Grafis/ Skala Bar disesuaikan dengan skala peta (Font Tahoma 8) diikuti dengan skala
teks (Font Arial 14)
5. Nama Mahasiswa dengan NPM (font Arial 14)
6. Keterangan litologi, struktur, pengambilan sampel (font Arial 11-12)
7. Legenda peta (font arial 11-12)
8. Peta indeks topografi
9. Peta indeks lokasi
10. Ukuran kotak keterangan litologi disesuaikan dengan teks
11. Penggambaran lintasan pengamatan berwarna netral (hitam)
12. Kontur lengkap
13. Nama geografis lengkap
14. Notasi kampung dan sungai tidak berwarna
Contoh Peta
LAMPIRAN 4
FORMAT PETA STRUKTUR/ POLA JURUS

1 5

9 8 7

10

1. PETA
a. Sumber peta dasar dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari BAKORSUTANAL
dengan skala 1 : 25.000
b. Untuk pemetaan geologi pendahuluan 1 : 12.500 merupakan perbesaran peta RBI
skala 1 : 25.000, interval kontur menjadi 6,25 m sehingga diperlukan penambahan
kontur
c. Koordinat yang digunakan longitude-latitude dan UTM
d. Penarikan pola jurus menggunakan hukum V

2. JUDUL PETA :

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Font Arial
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI 16
JATINANGOR
2010
Font Arial

PETA POLA JURUS 24

PERLAPISAN BATUAN
Daerah Baribis
Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Font
Propinsi Jawa Barat Tahoma 16
(sebagian Peta Bakosurtanal, lembar..........)

3. Logo UNPAD
4. Skala Grafis/ Skala Bar disesuaikan dengan skala peta (Font Tahoma 8) diikuti dengan skala
teks (Font Tahoma 14)
5. Nama Mahasiswa dengan NPM (font Tahoma 14)
6. Keterangan satuan (simbol), struktur (font Tahoma 11-12)
7. Legenda peta (font Tahoma 11-12)
8. Peta indeks topografi
9. Peta indeks lokasi
10. Penampang struktur

Contoh Peta
LAMPIRAN 5
FORMAT PENAMPANG

1. Skala Penampang Geologi disesuaikan dengan skala peta


2. Skala vertikal dan horisontal disamakan
3. Interval elevasi dalam garis/ bar ketinggian topografi
disesuaikan dengan skala (skala vertical = skala horizontal : 1 :
25.000  interval elevasi = 250 m)
4. Dalam rekostruksi penampang digunakan metoda busur (Arc
Method)
LAMPIRAN 6
FORMAT PETA GEOLOGI

1 5

9 8 7

10

1. PETA
a. Sumber peta dasar dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari BAKORSUTANAL
dengan skala 1 : 25.000
b. Untuk pemetaan geologi pendahuluan 1 : 12.500 merupakan perbesaran peta RBI
skala 1 : 25.000, interval kontur menjadi 6,25 m sehingga diperlukan penambahan
kontur

2. JUDUL PETA :

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Font
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Tahoma 16
JATINANGOR
2010
PETA GEOLOGI Font
Tahoma 24

Daerah Baribis
Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Font
Propinsi Jawa Barat Tahoma 16
(sebagian Peta Bakosurtanal, lembar..........)

3. Logo UNPAD
4. Skala Grafis/ Skala Bar disesuaikan dengan skala peta (Font Tahoma 8) diikuti dengan skala
teks (Font Tahoma 14)
5. Nama Mahasiswa dengan NPM (font Tahoma 14)
6. Kolom Stratigrafi
7. Keterangan dan legenda peta (font Tahoma 11-12)
8. Peta indeks topografi
9. Peta indeks lokasi
10. Penampang Geologi
Contoh Peta

Anda mungkin juga menyukai