Pedoman Pemetaan Geologi PDF
Pedoman Pemetaan Geologi PDF
Hal
Kata Pengantar …………………………………………………………………..……..………... i
Daftar isi …………………………………………………………………………………….…..…… ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
TPU Pemetaan Geologi Pendahulaun ……………………………..……………………
TPK Pemetaan Geologi Pendahulaun ……………………………………………..……
Struktur Geologi …………………………………………………………………………..………
Stratigrafi ……………………………………………………………………………….…………...
2. Struktur Geologi
3. Sejarah Geologi
Karakteristik ilmu geologi tidak terlepas dari sejarah perkembangan ilmu geologi
yang berkembang selama ini dan sangat ditentukan oleh (determined by) pola fikir
(paradigma) yang berkembang dalam ilmu geologi.
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala. Peta geologi
menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur,stratigrafi, stuktur,
tektonika, fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi. Peta geologi disajikan berupa
gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Penjelasan berisi
informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam
bentuk keterangan pinggir (SNI 4691- 1998)
Oleh karena itu diperlukan pemahaman tentang pola fikir yang mendasari Metode
Pemetaan Geologi. Pemahaman ini tidak hanya untuk para mahasiswa geologi tetapi
untuk seluruh pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran matakuliah Pemetaan
Geologi Pendahuluan dan Pemetaan Geologi Lanjut.
1.2 Tujuan
GEOMORFOLOGI
• Mahasiswa dapat memisahkan kelompok bentang alam dari Peta Topografi/foto
udara/citra satelit/DEM
• Mahasiswa dapat mendeskripsi dan menganalisis pola aliran sungai dan kelompok
bentang alam untuk Penafsiran Kondisi Geologi dalam rangka menunjang proses
Pemetaan Geologi (dugaan litologi, struktur,arah lintasan dll)
STRUKTUR GEOLOGI
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur struktur geologi di lapangan
(kekar,perlapisan batuan, sesar dll)
2. Mahasiswa dapat menampilkan data unsur-unsur struktur ke dalam peta kerangka
(stereonet, roset diagram dll)
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis dan arah kekar-kekar yang ada di daerah
pemetaan pada setiap satuan batuan
4. Mahasiswa dapat membuat peta pola jurus perlapisan batuan
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengklasifkasikan jenis-jenis lipatan yang
ada di daerah pemetaan
6. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sesar-sesar yang ada di daerah pemetaan
7. Mahasiswa dapat mebuat penampang struktur geologi pada peta pola jurus
batuan dengan mengguanakan metoda-metoda pengambaran yang berlaku (misal
dengan metoda busur)
TIK Sejarah Geologi: Mahasiswa dapat menggunakan data geologi untuk merekonstruksi
sejarah geologi di daerah pemetaan.
TIK Bahan Galian dan Keairan : mahasiswa dapat menginventarisasi bahan galian dan
sumberdaya air
BAB 2
SISTEMATIKA PELAPORAN
PEMETAAN GEOLOGI
Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Termasuk harapan apa yang dicapai oleh hasil pemetaan geologi ini
1.4 Metode Pemetaan Geologi Revisi 10 November 2010
Bab 2 Kerangka Geologi Regional ( 20% dari jumlah halaman laporan ) Revisi 10 November 2010
2.1 Geomorfologi/Fisiografi
2.2 Stratigrafi
2.3 Struktur Geologi
Bab 3 Geologi ( 60% dari jumlah halaman laporan ) Revisi 10 November 2010
3.1 Geomorfologi Revisi 10 November 2010
3.2 Geologi Daerah Penelitian
3.2.1. Stratigrafi
Membahas satuan lithostratigrafi dalam kaitan ciri fisik/ lithologi (warna,
komposisi, tekstur, struktur sedimen, fosil dan ketebalan), lingkungan
pengendapan, penyebaran, umur dan hubungan stratigrafi, korelasi (posisi
stratigrafi).
3.2.2 Struktur Geologi
Membahas data lapangan secara umum. Membahas jenis-jenis struktur
berdasarkan klasifikasi yang berlaku. Analisis struktur termasuk
kronologisnya.
3.2.3 Sejarah Geologi
Interpretasi sejarah geologi dari Peta Geologi yang dihasilkan.
3.2.4 Sumberdaya dan Kebahayaan Geologi Revisi 10 November 2010
Berisi hasil pengamatan lapangan yang melaporkan adanya potensi geologi
dan kebencanaan di daerah pemetaan.
Bab 4 Rangkuman ( 10% dari jumlah halaman laporan ) Revisi 10 November 2010
Rangkuman berisi menyingkat laporan Pemetaan Geologi sehingga keadaan Geologi
(Stratigrafi, struktur, sejarah dan bahan galian) yang ada didaerah pemetaan tersaji dalam
bentuk butir-butir.
Daftar Pustaka
Penulisan pustaka berdasarkan format yang berlaku dalam penyusunan skripsi S-1
(Format penulisan laporan terlampir; AFA)
LAMPIRAN
- Hasil Analisis Fosil (PGP dan PGL)
- Hasil Analisis Petrografi (PGL)
DAFTAR PUSTAKA
Arif, A. Fachruding. 1989. Pengaruh Sampah DI Tempat Penimbunan Akhir, Dago,
Kotamadya Bandung, Terhadap Kualitas Airtanah Bebas Di Sekitarnya. Tesis
Magister Sains Ilmu Lingkungan, Program Studi Ilmu Lingkungan, Jurusan Antar
Bidang, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tidak
diterbitkan, 211 h.
Coates, Donald R. 1989. Environmental Geology. John Wiley & Sons, New York, Chichester,
Brisbane, Toronto, Singapore, 701 h.
Dajan, Anto. 1987. Pengantar Metode Statistik, Jilid II. Lembaga Penelitian, Pendidikan
dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta, 406 h.
Freeze, R. Allan and John A. Cherry. 1979. Groundwater. Prentice-Hall inc., Englewood
Cliffs, New Jersey, 604 h.
Hann Jr., Roy W. dan R.G. Willey, 1972. Water Quality Determinations, Volume II. The
Hydrologic Engineering Center, Corps of Engineers, U.S. Army, California.
Hartono, Djoko. 1980. Geologi Daerah Dataran Tinggi Bandung Dalam Hubungannya
Dengan Penyebaran Lapisan Pembawa Air Di Daerah Bandung Raya, Provinsi Jawa
Barat. Thesis Sarjana Teknik Geologi, Departemen Teknik Geologi, Fakultas
Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Tidak Diterbitkan, 118 h.
Koesoemadinata, R.P. 1963. The geology and oil possibilities of Northern West Java. Dept.
Geol. ITB. Contr., 53 : 1-32.
Land, L.S. and T.F. Goreau. 1970. Submarine lithification of Jamaican reefs. J. Sediment.
Petrol., 40 : 457-462.
Minear, R.A. and J.W. Patterson. 1972. Septic tanks and groundwater pollution. Dalam:
Ground water Pollution. 1972. Bill Cate (Editor), Directory Press. St. Louis, Missouri,
h. 52-69.
Purdy, E.G. 1964. Digenesis of Recent marine carbonate sediments. Bull. Am. Assoc.
Petrol. Geologist., 48 : 542-545.
Schneider, W.J. 1970. Hydrologic implication of soil-waste disposal. Dalam: Environmental
Geology. 1975. Frederick Betz, Jr. (Editor), Dowden, Hutchinson & Ross, Inc.,
Stroudsburg, Pennsylvania, h. 274-283.
Van Bemmelen, R.W. 1949. The Geology of Indonesia, Volume I A. The Hague Martinus
Nijhoff, Netherland, 732 h.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Format Proses pengajaran dan Penilaian Pemetaan Geologi
( ± 16 pertemuan dgn dosen)
PENDAHULUAN LANJUT
TAHAPAN Nilai
Nilai Ttd Dosen Bobot Nilai Ttd Dosen
Maks.
Pra Lapangan (20 - hari)
Pembuatan Peta Dasar 0,5
Diskusi Peta Topografi, Citra Satelit,
Foto Udara, DEM 0,5
Pembuatan Peta Pola Pengaliran 0,5
Interpretasi struktur melalui
topografi 0,5
Pengelompokan Bentang Alam
berdasarkan Pola Pengaliran, Pola
Punggungan, bentuk dan 1
kerapatan Kontur.
Penafsiran Kondisi Geologi
berdasarkan Peta Geomorfologi 1
Tentatif
Diskusi Geologi Regional 0,5
Pembuatan Peta Geomorfologi
Tentatif dan Tabel Satuan 0,5
Geomorfologi Tentatif
Diskusi Rencana Pekerjaan
Lapangan : Metodologi, penetapan
lintasan kunci, lokasi basecamp, 0,5
jadwal kerja lapangan.
Kemampuan Deskripsi Lapangan 1
Kesiapan Peralatan Lapangan 0.5
HSE di lapangan 0
Konfirmasi izin berangkat ke
lapangan
Total Bobot 7 4
LAPANGAN (20 – 30 hari)
Pengumpulan Data/singkapan 5
Keakuratan Plotting Stasiun
Pengamatan 10
Deskripsi Batuan 5
Deskripsi Struktur Geologi/data
mentah Geologi struktur (form 5
terlampir)
Kelengkapan Catatan Lapangan
dan Jurnal Lapangan (Foto) 10
Pengambilan contoh Batuan 1
Measure Section dan sketsa
singkapan 5
Pembimbingan Lapangan 15
Total Bobot 56 40
Pekerjaan Studio dan
Laboratorium (20 hari)
Pembuatan peta kerangka 1
Pembuatan peta pola jurus /
analisa kelurusan / stereonet 2
Pemilahan contoh batuan untuk
paleontologi 0
Pemilahan batuan untuk petrografi 0
Total Bobot 3 7
PENYUSUNAN PETA
GEOLOGI (20 hari)
Pembuatan Batas Litologi 1
Penarikan Stuktur Geologi 1
Pembuatan Penampang Geologi 1
Pembuatan Kolom Stratigrafi 1
Penyusunan Laporan dan Sintesis
Geologi 3 10
Multimedia Presentasi 1
Total Bobot 8 19
KOLOKIUM (penilaian oleh
Panel/penguji disusun 25 30
dalam format tersendiri )
Data hasil pengamatan dan pengukuran unsur-unsur struktur geologi ditampilkan dalam
peta kerangka geologi (untuk pemetaan geologi pendahuluan dan lanjut) atau peta lokasi
pengukuran unsur struktur (untuk skrispsi dengan kajian khusus bidang struktur).
Di dalam peta kerangka geologi yang lazim ditampilkan adalah hasil pengukuran jurus dan
kemiringan lapisan batuan, indikasi gejala pensesaran, simbol litologi dsb. Oleh karenanya peta ini
sangat penting karena berisi informasi segala gejala geologi hasil penelitian lapangan.
Ploting data unsur struktur seluruhnya harus ditampilkan dalam peta kerangka. Dalam hal
ini apabila di dalam suatu lintasan pengamatan dijumpai singkapan yang rapat dan menerus maka
sedapat mungkin data tersebut diplot ke dalam peta kerangka. Pada saat ini ada kendala untuk
memplot data pengukuran unsur struktur sebanyak mungkin ke dalam peta kerangka, karena di
dalam peta ini tidak hanya data struktur yang diplot namun simbol litologinyapun harus
dicantumkan. Oleh karenanya perlu dibuat satu peta lagi yang khusus menggambarkan hasil
pengukuran unsur struktur, yang dinamakan sebagai Peta Lokasi Unsur Struktur.
Peta lokasi unsur struktur ini menunjukan lokasi hasil pengukuran jurus dan kemiringan
lapisan batuan, data cermin sesar, gejala pensesaran berupa breksi sesar, milonit, mata air panas
dsb.
Peta lokasi struktur digunakan untuk merekontruksi pola jurus, dengan cara ini akan
diketahui posisi dan jalur sumbu lipatan (jika ada) maupun jalur sesarnya. Lebih jauh lagi apabila
dikompilasi dengan data stratigrafi dan paleontologi akan diketahui penyebaran batuannnya
secara lateral.
Pada saat ini hasil rekontruksi pola jurus ditampilkan dalam peta tersendiri yang dinamakan
sebagai Peta Pola Jurus Perlapisan Batuan. Selama ini rekontruksi pola jurus yang dilakukan oleh
mahasiswa tidak memperhatikan elevasi (topografi) sebagai dasar dalam koreksi topografi (ingat
hukum “V). Oleh karenanya hasil rekontruksi pola jurus hanya bersifat semu (karena ploting data
jurus dan kemiringan lapisan batuan tidak pada tempat sebenarnya). Prosedur sebenarnya dalam
merekontruksi pola jurus adalah dengan menyamakan kedudukan data pengukuran pada elevasi
yang sama (Hal ini berlaku pula dalam pembuatan penampang geologi). Untuk kepentingan ini
setiap data harus diproyeksikan pada level yang sudah ditentukan, sehingga memerlukan waktu
yang cukup lama (ingat waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas ini maksimal 3
semester). Oleh karenanya laboratorium geodinamik yang berkepentingan dalam masalah ini
memutuskan untuk mengganti Peta Pola Jurus Perlapisan Batuan menjadi Peta Struktur.
Peta struktur ini dibuat berdasarkan Peta Kerangka, Penampang struktur, stratigrafi dan
umur batuan. Semua data pengukuran umsur struktur seluruhnya ditampilkan di dalam Peta
Struktur (lihat contoh peta struktur pada lampiran).
Peta Geologi merupakan tujuan utama dalam pemetaan geologi. Peta geologi ini
merupakan hasil analisis data dari peta kerangka, peta struktur, penampang geologi, rekontruksi
pola jurus, stratigrafi dan umur batuan. (Semua data pengukuran Peta Struktur ditampilkan dalam
Peta geologi).
Catatan :
- Ukuran huruf di dalam peta beserta keterangan peta harus proposional, jelas dan rapih.
Tidak boleh menggunakan tangan bebas.
- Keterangan lembar peta diletakkan pada sudut kanan atas dari peta di luar garis bingkai/
frame peta
- Ukuran peta-peta = A1 – A0 disesuaikan dengan banyaknya data dari lapangan
LAMPIRAN 3
FORMAT PETA KERANGKA
1 5
9 8
1. PETA
a. Sumber peta dasar dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari BAKORSUTANAL
dengan skala 1 : 25.000
b. Untuk pemetaan geologi pendahuluan 1 : 12.500 merupakan perbesaran peta RBI
skala 1 : 25.000, interval kontur menjadi 6,25 m sehingga diperlukan penambahan
kontur
c. Koordinat yang digunakan longitude-latitude dan/atau UTM
d. Kontur yang dimunculkan kontur lengkap, sungai,
2. JUDUL PETA :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Font Arial
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI 16
JATINANGOR
2010
Font Arial
24
PETA KERANGKA GEOLOGI
Daerah Baribis
Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Font Arial
Propinsi Jawa Barat 16
(sebagian Peta Bakosurtanal, lembar..........)
3. Logo UNPAD
4. Skala Grafis/ Skala Bar disesuaikan dengan skala peta (Font Tahoma 8) diikuti dengan skala
teks (Font Arial 14)
5. Nama Mahasiswa dengan NPM (font Arial 14)
6. Keterangan litologi, struktur, pengambilan sampel (font Arial 11-12)
7. Legenda peta (font arial 11-12)
8. Peta indeks topografi
9. Peta indeks lokasi
10. Ukuran kotak keterangan litologi disesuaikan dengan teks
11. Penggambaran lintasan pengamatan berwarna netral (hitam)
12. Kontur lengkap
13. Nama geografis lengkap
14. Notasi kampung dan sungai tidak berwarna
Contoh Peta
LAMPIRAN 4
FORMAT PETA STRUKTUR/ POLA JURUS
1 5
9 8 7
10
1. PETA
a. Sumber peta dasar dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari BAKORSUTANAL
dengan skala 1 : 25.000
b. Untuk pemetaan geologi pendahuluan 1 : 12.500 merupakan perbesaran peta RBI
skala 1 : 25.000, interval kontur menjadi 6,25 m sehingga diperlukan penambahan
kontur
c. Koordinat yang digunakan longitude-latitude dan UTM
d. Penarikan pola jurus menggunakan hukum V
2. JUDUL PETA :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Font Arial
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI 16
JATINANGOR
2010
Font Arial
PERLAPISAN BATUAN
Daerah Baribis
Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Font
Propinsi Jawa Barat Tahoma 16
(sebagian Peta Bakosurtanal, lembar..........)
3. Logo UNPAD
4. Skala Grafis/ Skala Bar disesuaikan dengan skala peta (Font Tahoma 8) diikuti dengan skala
teks (Font Tahoma 14)
5. Nama Mahasiswa dengan NPM (font Tahoma 14)
6. Keterangan satuan (simbol), struktur (font Tahoma 11-12)
7. Legenda peta (font Tahoma 11-12)
8. Peta indeks topografi
9. Peta indeks lokasi
10. Penampang struktur
Contoh Peta
LAMPIRAN 5
FORMAT PENAMPANG
1 5
9 8 7
10
1. PETA
a. Sumber peta dasar dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari BAKORSUTANAL
dengan skala 1 : 25.000
b. Untuk pemetaan geologi pendahuluan 1 : 12.500 merupakan perbesaran peta RBI
skala 1 : 25.000, interval kontur menjadi 6,25 m sehingga diperlukan penambahan
kontur
2. JUDUL PETA :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI Font
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Tahoma 16
JATINANGOR
2010
PETA GEOLOGI Font
Tahoma 24
Daerah Baribis
Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Font
Propinsi Jawa Barat Tahoma 16
(sebagian Peta Bakosurtanal, lembar..........)
3. Logo UNPAD
4. Skala Grafis/ Skala Bar disesuaikan dengan skala peta (Font Tahoma 8) diikuti dengan skala
teks (Font Tahoma 14)
5. Nama Mahasiswa dengan NPM (font Tahoma 14)
6. Kolom Stratigrafi
7. Keterangan dan legenda peta (font Tahoma 11-12)
8. Peta indeks topografi
9. Peta indeks lokasi
10. Penampang Geologi
Contoh Peta