Pengukuran Teknik PDF
Pengukuran Teknik PDF
;t'1.$['l ,**!l
F**** mr
8,.
USTAKAAN
WATIMUR
,2 M. Sayut
I Fadliffah
.. S, *
Pengukuran
Teknik
M. Sayuthi
Fadlisyah
Syarituddin
MTLIK
Urdeo PcrPwukrsc
Pengukuran Tekni -Propiott
lava Tirnur
Oleh : M. SaYuthi
FadlisYah
SYarifuddin
ttb ,u$2
Edisi Pertama
Cetakan Pertama, 2008
vi e.*ou*r*nTrrHtr
I
BAB 3 - JENIS ALAT UKUR DAN CARA 6.4 Penyimpangan yang Berasaldari
PENGUKURAN 61 Lingkungan 172
6.5 Penyimpangan yang Berasaldari
BAB 4 _ KONSTRUKSI ALAT UKUR DAN Operator 177
PRINSIP KERJA 79
4.1 Sensor 81 DAFTAR PUSTAKA.... 179
4.2 Pengubah 82 TENTANG PENULIS 18',|
4.3 Penunjukdan Pencatat ................'.. 117
4.4 Pencatat 136
BAB 6 - KESALAHAN/PENYIMPANGAN
PROSES PENGUKURAN................ 1ss
6.1 Penyimpangan yang Berasaldari
Alat Ukur 161
O Q aorth a, aub.
"** tinsk-*
-. Tabel 1.2 Penggunaan elemen dasar/ acuan
fd
\t
-_
E} dsorah d antara dua lingksran yang s€pusd
q daenh dl antars dua grils (lengkung atau lwus) yang solaia' Tidak memerlukan elemen Memerlukan elemen
// :
dasar/acuan dasar/acuan
@) Cl ruang di dalam suatu bola
kelurusan - kesejajaran
,PO Ei ot*Y t- tt*tt **
ruang dl dalam silindor atau
3-
{JO E} ruang dl antBra d,, p"-'lY b'd-n v"ng t"l4t kebulatan - kemiringan
"t'
r? q) rua,lg dl dalam balok berponamParE sogl dnpat
kebenaran profil garis - konsentrisitas
kerataan - ketegaklurusan
0,1 / 0,1 A
Gambar 1.2. Gambar kotak toleransi Gambar 1.3 Aturan penulisan garis dan tanda ujung panah yong
menghubungkan kotak toleransi dengan elemen geometrik
a. Simbol karakter yang akan diberitoleransi yang diberitoleransi
b. Harga total toleransi (dengan satuan sesuai dengan
satuan ukuran; mm). Apabila daerah toleransi ber- Garis sumbu Jika toleransi tersebut diberikan untuk
upa silinder ataupun lingkaran perlu diberi tanda sumbu atau bidang tengah semua elemen-elemen yang
O di muka harga toleransi ini. mempunyaisumbu atau bidang tengah yang sama.
2
c
o
E
rrz'P
rr '3' 6
-dJmdq
. bh..rl I
-aldEDdg
0,6 o l. Sumbu silinder h6.us torlstsk di dat€m
da€rah toleransi yang b.rupa silinder
d6ngan daamotaa srb!!aa O.OB mm.
l@ \,..7
H
'aLmds
- blddd 0 0.05
I tanda panah, haiuslah terl6t!k di 6ntara
dua garis lurus seiaiar yang beriarsk O,1
b
kotak tqleransi harus te,lstak di antara
lingkaran d€ngan dismeter O.O4 mm dua garis lurus saiaiar yang borisrsk 0,1
dengan titit pusal yang terletak pada mm, yang t6gak lurus dengan bidang
garis dengan bentuk geometrik yang dasar lbidang bawahl.
benar.
F- Tole.insi Kobon..an Bontut Pcmuklan lP.ofile Tolercnce ol any Sutfacel'
4. Sumbu silinder harus tsrletak di dalam
paralelopipedum 0,1 x 0,2 mm, yang
Permukaan yang dimaksud harus terle- tegak lurus dengan bidang dasar.
tak di anta.a dua permukaan yang me-
nyinggung bola-bola dengan diameter
O.O2 mm dengan titik pusat yang te.le'
tak pada permukaan Yang mempunyai 5. Sisi/bidang sebelah kanan kompon€n
bentuk geometrik Yang benar. harus terletak di ant.ra dua bidang
sejaisr bsrjarak O,O8 mm. yang tegak
lurus d€ngan sumbu silindor.
G. Toldrnri Kcroiaiaran lPa.rlletism Toleroncer.
Wr;
O,O8 mm. y6ng t6gak lu,ua d.ngan
mm yang seiaia. dengan sumbu lubaog bidang dasar.
di bawah {sumbu dssat A}.
o.1,zaA/.-,/
2. Sumbu lubang di at6s harus terletsk di
antara dua garis lurus ysng terletak
pada bidang mendatar dengan iarak O-1
ui)
mm yang seiajar dengan sumbu lubang
di bawah (elemen dasar).
-l
ffirffi
dua garis lurus seiaiar beriar8k 0.08 mm ransi (lingkaran luar) harus terlslak pada
dan yang membuat 6udut sebesar 60o lingkaran berdiameter O,O1 mm dan
dengan sumbu ho.izontal A'
Cat!tan:
Apabila garis yang dimaksud dongan
titik pusatnya berimpit dengan titik
pusat lingkaran acuan A llingkaran
c
da lam)
garis acuan iidak terlstak dalam satu
bidang ltidak saling berpotongan), dae-
rah toleransinya dianggap pada bidang
\:-7H /*, 2. Sumbu silinder yang ditun,ukkan oleh a 0,a
yang melalui garis acuan dan proyeksi a4Vt-/ / f," kotak toloransi (silinder lengah) harus \zq
garis yang dimaksud. lerletak dalam silinder berdiameter 0,08 a<.
mm yang mempunyai sumbu berimpit
-THa4r ot+rl- dengan sumbu acuan AB.
ffi:rmAI
boleh lebih besar dari O,1 mm, iika diu-
kur pada setiap bidang ukur yang ber-
bentuk silinder selama satu putaran 17 (R'-10,
pada suhbu elomon D. td-.--/
//////////
Hdgtr R8 dinrydd.m (hnge Jil6 blJtan paEmrllr Ra mrh
Angk! l(olffi (lSO lmhd) hru ditli*rn noiarldyE dm
diletrkk& dbMn imde gnis
MILTK
D.rden Pcrpuerrkrel
Ptopieri frwa Timur
Besaran dasar Nama satuan standat Simbol Semua besaran standar bagi setiap pengukuran yang
Panjang meter (meter) m bukan merupakan besaran dasar tersebut di atas adalah
Massa kiloqram (kilogram) k9 merupakan turunan (gabungan) beberapa besaran dasar.
Waktu Detik(second) s Contoh besaran turunan adalah seperti yang tercantum
Arus listrik amper (ampere) A pada tabel 2.2.
Temperatur termo-
kelvin (kelvin) K
dinamika Tabel 2.2 Besaran turunon dengan satuan standarnya
Jumlah zat mol(mole) mol
Besaran turunan Nama satuan turunan Simbol
lntensitas cahaYa lilin (candelo) cd
Luas bidanq meterperseqi m2
Satuan tambahan Volume meterkubik m3
*
Sudut bidang radial (radian) Rad Kecepatan meteroerdetik m/s
**
Sudut ruang steradial (sterodian) sr
24 I P.*ou*u*u
Koxsep Dmnn ,5
I
Trrrutx
|
meter-per-detik mls2
Percepatan I0-t Desi (deci) d 1 nm =10-em
kuadrat
Gaya newton N; ks.m/s2 10-2 Senti (centi) c
26 I Pr*or*u*ouTexnrr
Koxsep Desan 27
I
500 SM Protagoros (Yunoni) mengatakan bahwa: "Ma-
Untuk memahami hal ini berikut disajikan ulasan
nusia merupakan ukuran semua benda'i Perkataan filsuf ini
singkat mengenai aspek sejarah yang berkaitan dengan be-
membawa pengaruh sampai beratus tahun kemudian bagi
saran panjang dan kondisi ilmu serta teknologi yang men-
masyarakat "dunia" saat itu.
dukung penentuan standar panjang.
825 Al-Khaworizmi (Baghdad) menulis sistem desimal
4000 5M Mesir kuno Standar Pan- (pengenalan angka 0 dan aturan logaritma) yang ia sempur-
jang yang mereka anut diberi nama "len- nakan dari sistem hitungan bangsa lndia (dengan angka 1
goni" yaitu sesuai dengan panjang dari s/d 9). Saat itu telah berkembang ilmu matematika dengan
siku sampai ujung jari tengah raja yang menggunakan notasiangka sepertiyang kita gunakan sam-
berkuasa saat itu; 463,3 mm menurut pai kini. Berangsur-an gsu r notasi ang ka arab menggantikan
ukuran sekarang. Berdasarkan panjang notasi angka romawi yang dahulu banyakdigunakan dalam
batang yang mereka tiru dari ukuran len- perhitungan. Perkembangan ilmu & teknologi dimulai oleh
gan raja mereka dibuat beberapa fraksi umat Muslim. Pada saat itu mulai dirintis ilmu fisika, kimia,
atau bagian satuan standar yaitu: dan matematika termasuk ilmu astronomidan kedokteran.
Dasar-dasar optik yang nantinya digunakan sebagai alat
-1 lengan = 1 1/2 (tapak) kaki untuk menetapkan satuan panjang mulai dikenal. Demiki-
= 2 jengkal an pula dengan satuan waktu dimana Al-Battanimembuat
= 6 (lebar tapak) tangan fraksi satuan waktu (jam) menjadi menit dan detik dengan
=24 jari (lebar telunjuk) bilangan 60, jam hidrolik dan mekanik diciptakan.
I l0l lnggris dikenalsatuan panjang yang diberi nama
Semua alat ukur panjang dibuat dengan meniru 1 Yard (Henry l) yaitu jarak dari ujung hidung ke ujung jem-
"tiruan asli" dari satuan di atas. Dari catatan sejarah ini pol saat tangan raja Henry dibentangkan. Sistem desimal
diketahui bahwa kecermatan alat ukur panjang mereka belum mereka kenal dalam perhitungan.
adalah 1 jari (harga terkecil fraksi satuan panjangnya, jadi Abad l5 Al-Koshi (Samarkond) memperkenalkan pan-
kecermatannya setara dengan 19.3 mm). Dengan modal gkat negatif bagi sistem bilangan 10 dan juga sistem bilan-
standar panjang ini mereka mampu membangun piramid gan 60.
(2750 5M) dengan alas kubus berjarak nominal 230 m (500 l52B Jean Fernel (Perancis) mengajukan ide untuk
lengan) dengan ketepatan t 14 mm (sedikit lebih kecil dari menjadikan bumi sebagai acuan (jarak pada garis bujur
kecermatan alat ukur yang mereka pakai) dan ketepatan bumi dari Paris sampai Amiens).
kesikuan t 1 2s.
28 I Pr*or*r*N Trrrurx
KoHsepoesnn
|
29
I
l66l Christopher Wren (lnggris) mengajukan ide un-
tuk menggunakan bandul waktu (setengah panjang tali lB40 Meter sebagai satu-satunya satuan panjang
bandul: pendulum dengan periode 0,5 detik) sebagaisatu- yang resmi dipakai secara internasional dideklarasikan
an panjang. Jadi, standar panjang mulai dikaitkan dengan pada tanggal 1 Januari 1840 (meskipun masih ada bebera-
besaran waktu. pa negara yang menggunakan satuan lain; lnggris dengan
1664 Christiaan Huygens (Belanda) mendukung ide negara-negara jajahannya). Selama kurun waktu 30 tahun
panjang tali bandul sebagai standar panjang (sepertiga pemerintah Perancis membuat 25 tiruan standar meter
panjang talibandul bergoyang dengan periode 1 detik). yang diberikan kepada negara-negara lain.
1670 Gabriel Mouton (Perancis) mendukung ide Fer- Agustus 1870 Pertemuan lnternational Meter Com-
nel. mission membentuk komisi peneliti standar meter.
April 1872 Komisi peneliti memutuskan untuk mem-
End-Stondard buat standar meter dari paduan 90olo platinum 107o iridium.
Untuk membuat materialyang tahan aus seperti ini secara
1 7 90 Aca d e my of S ci enti st (Parsl mend u ku n g ide bu m i
teliti komposisinya amatlah sulit. Beberapa usaha telah dila-
sebagai acuan karena satuan panjang berdasarkan pendu-
kukan namun hasilnya tidak memuaskan.
lum tidak tepat atau tak mampu menunjukkan pengulan-
gan yang baik. Mulai saat itu lahirlah nama standar meter
Line-Standard
(Yunani: "metron" berarti dimensi) yaitu:
"Satu meterodaloh seperempatpuluh juto keliling bumi 1875 Berdasarkan kontrak tgl. 20 Mei 1875 suatu pe-
yang diukur podo garis bujuryang melalui Paris dariDunkirk rusahaan di London (Johnsons & Matthey) berhasil mem-
(pantai utaro Peroncis) sampai Barcelona (Spanyol)'! buat 30 batang platinum-irridium yang teliti komposisinya.
Berdasarkan defi nisi meter ini dilakukan pengu kuran Sebagian (17 batang) dipilih untuk dibuatkan garis tanda
yang sebenarnya dari th'1792 s.d. th 1798 yang kemudian pada bidang netral pada daerah di dekat ke dua ujungnya.
diwujudkan dengan batang platinum berpenampang segi Batang berpenampang X (ukuran 20x20 mm, berat sekitar
empat 25 x 4,05 mm. Karena 1 meter adalah jarak antara 3,3 kg, lihat gambar 2.1) ditumpu secara simetrik (0.559
ke dua permukaan ujung batang maka dinamakan sebagai L) tersebut jika di ukur pada temperatur 0"C, jarak antara
End-Stondard. Tahun 1799 standar meter ("metre des archi- dua garis tanda di ke dua ujungnya adalah 1 meter. Karena
ves"; definitive reference standard; standar resmi acuan menggambarkan jarak antara dua garis maka acuan pan-
panjang) diresmikan (oleh Perancis) bersama-sama jang inijuga dinamakan sebagai Line-Standard.Yang dis-
dengan standar massa (kilogram). impan di Paris dinamakan sebagai standar primer dan 16
36 I
I
Pr*or*u*ru Trrrurx Kousep Desen
t,,
2.2 KALIBRASI & STANDAR PANJANG 1. kekeliruan pelaksanaan proses pengukuran.
rr4 Oarb
I
I
3
+lf2 oads
p.lrilb.(!mk
#-ffilffiffia{4*'r'
Gambar 2.3 Skala pada pelattronsparan yang dimonfastkan seb-
ogai alot ukur posisi, misalnya bagi mesin perkakos. Foto-selyang
terletak di belokang mampu mendeteksi gerakan pelat skala akibat Gambar 2.4 Sotu blok ukur otau susunan beberapo btok ukur do-
perubahan intensitas cohaya yong diterimanya. pat dijadikan acuan dalam pengukuran tinggi objek ukur
secaro tak langsung.
I
44 I Prror*r*ouTrxrurx MILIN
MILiK i Korvsep Dnsnn 45
Brdeo ?trPustaka*t
I
I
Propiusl tawr
{imuJ I
untuk mengkalibrasi ketelitian dan ketepatan pemosisian laian dan pengakhiran pembacaan skala yang dikalibrasi,
mesin perkakas NC. lihat gambar 2.6.
Berkas sinar monokromatis (dipilih dari salah satu
p* panjang gelombang, misalnya spektrum merah, dari ber-
s-<]H-.={fo.
h'
kas sinar lampu tabung gas mulia misalnya Cadmium)
d ulov-r
leffi dipisahkan oleh pelat gelas (dengan orientasi 45') yang
setengah memantulkan dan setengah meneruskan cahaya
yang mengenainya. Sebagian berkas diteruskan (ke bawah)
)
dipantulkan kembalioleh cermin (di bawah) menuju pelat
bbzL
gelas. Sebagian berkas yang lain dipantulkan oleh pelat
gelas ini (ke kanan) menuju cermin yang dapat digeserkan
dengan sangat cermat. Oleh cermin (di kanan) berkas ca-
haya tersebut dipantulkan kembali ke pelat gelas.
Oleh pelat gelas, sebagian berkas yang berasal dari
cermin di bawah akan dipantulkan ke kiri dan sebagian
Gambar 2.5 Ketelitian don ketepatan gerokan sumbu mesin NC berkas yang berasal dari cermin di kanan akan diteruskan
(sumbu tronstosi X,YZ) atas aspek pemosisian,keseioioran, dan ke kiri. Penyatuan ke dua berkas ini menimbulkan interfe-
ketegaklurusan nya dapat diperikso dengo n rensi. Tergantung pada posisi cermin di kanan, perbedaan
mem akai Lase r I nterfe ro m eter.
fase panjang gelombang ke dua berkas yang bersatu akan
Berbagaijenis interferometer yang disebut di atas se- menyebabkan interferensi yang menghasilkan berkas ca-
cara garis besar diuraikan pada tiga sub-bab berikut. Pem- haya yang intensitasnya lemah (gelap)atau kuat (terang).
bahasan ditekankan pada aspek prinsip kerja dengan hara- Setiap gerakan cermin di sebelah kanan (mendekat
pan pembaca dapat menghayati arti kecermotan, ketelition atau menjauh) sepanjang setengah panjang gelombang
dan ketepatan. sinar (spektrum merah lampu cadmium) akan mengulangi
proses interferensi (lemah atau kuat). Fotoselyang menang-
Michelson lnterferometer kap berkas sinar yang terinterferensikan akan memberikan
sinyal yang dihitung (secara elektronik) berapa jumlah pen-
Bagian utama Michelson interferometer terdiri atas
gulangan gejala interferensinya (misalkan pengulangan
sumber cahaya, pelat gelas dan cermin interferator, peng-
intensitas cahaya yang kuat) akibat gerakan cermin peman-
hitung pengulangan interferensi, dan penentu saat pemu-
tul di sebelah kanan.
Gambar 2.6 lnterferometer model Michelson yang dapat di- . sumber cahaya; beberapa lampu tabung dengan isi
gunakan untuk mengkalibrasi pelaVbatang berskala.
gas mulia Ne, He, Ar, atau Kr dapat dipasang secara ber-
gantian. Biasanya digunakan kombinasi 2s.d.4 macam
"Mikroskop Elektrik" diperlukan untuk mam pu "meli- lampu tabung dengan isi gas yang berbeda-beda un-
hat" saat pemulaian dan pengakhiran penghitungan jum- tuk mengkalibrasi blok ukur dengan ukuran nominal
lah interferensi akibat gerakan cermin pada mana skala 0.5 s.d. 120 mm. Suatu lampu dengan berkas cahaya
yang dikalibrasi diletakkan. Dengan cara ini akan dijamin putih (Halogen) dapat digunakan untuk mengkalibrasi
ketepatan pengulangan kalibrasiyang dilakukan untuk se- blok ukur dengan panjang nominal > 120 mm (lihat
tiap gerakan sepanjang satu skala. Misalnya, pada kondisi penjelasan berikut mengenai pemakaiannya).
lingkungan standar (1 atm, 20" C,65olo RH) satu skala den- . susunan prisma Fabry-Perrot; berkas cahaya yang telah
gan jarak 0.008 mm (0.000 008 m) akan memberikan disejajarkan oleh susunan lensa kalimator diarahkan
jumlah interferensi bagi sinar merah lampu cadmium ke susunan prisma yang akan memecah berkas cahaya
sebesar: ini menjadi fraksi berkas-berkas cahaya monokromatik
dengan sudut bias yang beragam. Salah satu berkas
1 skala = 0.000 008 x 1 552 I tr.l 3 I 2 = 6208 = 6 interferensi cahaya monokromatik dengan panjang gelombang
48 I Pr*or*r*HTernrr
KorusrpDnsnn n
I
1
tikan posisi baris-baris gelap di atas blok ukur relatif
(warna) tertentu dibiaskan dengan sudut 90" ke bawah.
terhadap baris-baris gelap diatas meja.
Jenis berkas yang diteruskan ke bawah ini dapat dipilih
(merah, kuning, hijau, atau biru) dengan memutar su-
sunan prisma Fabry-Perrot.
pelat gelas dan cermin interferator; berkas cahaya
monokromatik dipisahkan dan digabungkan kembali
(tidak tergabung kembali 100o/o, sebab ada yang ter-
pantul dan terbias ke arah lain) oleh pelat gelas berori-
entasi 45'. Bila pada Michelson lnterferometer peng-
gabungan ini akan menyebabkan proses interferensi
yang sama untuk selebar penampang berkas, pada
Koster lnterferometer proses interferensi akan terjadi
dengan bentuk baris-baris berkas gelap terang aki-
bat posisi 'termin-bawah" dibuat sedikit miring (tidak
tegak-lurus sempurna) terhadap "sumbu" berkas sinar.
meja & blok ukur; blok ukur dengan ukuran nominal
Gambar 2.7 Koster lnterferometeryang dimonfaatkan untuk
tertentu diletakkan di atas meja. Karena permukaan mengkalibrasi blok-ukur (g a u gel g o g e b I o c k ). Meiadi
blok ukur dan permukaan meja dibuat rata dan halus atas mona blok ukur diletakkan diatur sedikit miring. Akibotnya,
(mirror finishing) berkas cahaya akan terpantulkan (ber- terjadi interferensi yang terl ihat sebagai garis-garis di permukaan
meja dan di permukaan blok ukur. Berdasarkan posisi garis-garis
fungsi serupa dengan 'termin-bawah" pada Michelson
ini, yang bisa menyatu otau sedikit menggeser, dilokukon inter
lnterferometer). Karena posisi meja sedikit dimiringkan polosi posisi garis di otas permukaan blok ukur terhodop garis di
maka berkas cahaya yang dipantulkan akan tergabung permukaan meja. Melalui perbandingan hosilyang diperoleh dori
dengan berkas cahaya pantulan "cermin-kanan" yang misalnya 3 berkas dengan spektrum yang berbeda dapot diketohui
pe rbed a a n tebal (ketin ggi an) blok- u ku r terh ad a p
menghasilkan proses interferensi baris-baris gelap-
harga nominalnya.
terang serupa dengan yang terjadi pada pelat gelas
yang sedikit dimiringkan terhadap cermin di bawahnya.
teleskop; fokus teleskop ditetapkan sehingga permu-
kaan meja dan permukaan atas blok ukur terlihat den-
gan jelas. Melalui okuler pengamat dapat memperha-
Korusrp Dmm 51
50 I Pr*or^r*HTexrrx
I
ris gelap ke garis gelap berikutnya) dan dinyatakan dengan
suatu angka desimal (f = fraksi).
Jika pengukuran diulang dengan memakaitiga atau
empat spektrum (warna cahaya; 1 = illeroh, 2 = kuning, 3
= hUau,4 = biru; dengan memutar prisma Fabry-Perrot) di-
peroleh persamaan:
t=(a+b,+f,)72 )\,
t-(a+bo+fo)Vzho
56 I Pr*or*r*u Terrurr
Korusep Dnsnn 57
I
kalibrasi yang tak bergerak. Oleh interferator, yang terdiri lnterferator dengan Target. Sinyal ini kemudian diperkuat
atas susunan prisma optik, sebagian berkas (f, dengan po- dan dikirimkan ke Counter untuk dihitung jumlah pulsanya
larisasi tegak) dibelokkan kembali menuju Laser Head (den- yang menggambarkan jarak pergeseran antara lnterferotor
gan perubahan bidang polarisasi) dan sebagian (f,dengan dengan Reflector (Target).
polarisasi datar) diteruskan ke Reflector. Jika lnterferatortak Setelah dikoreksi terhadap pengaruh perbedaan
bergerak (diam) Reflector harus merupakan bagian yang temperatur dan tekanan udara standar (20'C, 1 atm,650/0
bergerak yang bisa dipasang pada bagian mesin perkakas RH) jarak yang ditunjukkan pada Laser Display ini dipakai I
NC yang akan dikalibrasi (pada meja atau spindel) atau di- sebagai acuan pada waktu dibandingkan dengan jarak
pasang pada penggeser seperti halnya pada Michelson ln- yang ditunjukkan oleh komputer penEontrolgerakan sum- ir
terferometer, lihat gambar 2.6. bu mesin NC yang diperiksa (atau gerakan sejauh satu skala
Refl ecto r membelokka n berkas Laser kembal i men uju yang dikalibrasi seperti pada Michelson lnterferomerer). 5e-
lnterferator sehingga berkas tersebut bersatu dengan bagi- tiap perbedaan penunjukan jarak merupakan kesalahan
an berkas yang berasal dari satu sumber. Pada saat bersatu pemosisian bagi sumbu mesin yang bersangkutan (Positio- i
Laser Head.
Melalui Depolarisator di muka Laser Head berkas
l-aser yang kembali ini kemudian diterima Photodetector
(Photocelt) sehingga diubah menjadi sinyal listrik dengan
frekuensi tertentu sesuai dengan pergerakan relatif antara
yakni:
Ke enam jenis proses pengukuran ini diilustrasikan
1. Alat ukur khas (khusus, spesifik); yang dibuat khusus
dengan contoh pada gambar 3.1. Sementara itu, gambar
untuk mengukur geometri yang khas misalnya kekasa-
3.2 adalah contoh pengukuran geometri khusus misalnya
ran permukaan, kebulatan, profil gigi suatu roda-gigi.
kebulatan dan profil suatu gigi roda-gigi, dan gambar 3.3
Termasuk dalam kategori ini adalah yang dirancang un-
memperlihatkan mesin ukur koordinat.
tuk kegunaan tertentu, misalnya Koster lnterferom\r
untuk mengkalibrasi blok ukur. Selain mekanismeny\
I
l
/
./
Pengukuran langsung
Adalah proses pengukuran dengan memakai alat
ukur langsung. Hasil pengukuran dapat langsung terbaca.
Merupakan cara yang lebih dipilih jika seandainya hal ini di-
mungkinkan. Proses pengukuran dapat cepat diselesaikan.
I F..!l&m frarut
Alat-ukur-langsung umumnya memiliki kecermatan (-tr nft!.*,
,t-
Pengukuran tak Iangsung liki harga yang terletak di dalam atau di luar daerah toler-
ansi ukuran, bentuk, atau posisi. Objek ukur akan dianggap
Merupakan proses pengukuran yang dilaksanakan baik bila terletak di dalam daerah toleransi dan dikatakan
dengan memakai beberapa jenis alat ukur berjenis pem- jelek bila batas materialnya berada di luar daerah toleransi
banding/komparator, standar dan bantu. Perbedaan harga yang dimaksud. Proses pemeriksaan berlangsung cepat dan
yang ditunjukkan oleh skala alat ukur pembanding sewak- cocok untuk menangani pemeriksaan kualitas geometrik
tu objek ukur dibandingkan dengan ukuran standar (pada produk hasil proses produksi massal. Gambar 3.1.c meru-
alat ukur standar) dapat digunakan untuk menentukan di- pakan contoh proses pemeriksaan toleransi lubang dengan
mensiobjek ukur. Karena alat ukur pembanding umumnya memakai kaliber poros (go & not go gauges).
rnemiliki kecermatan yang tinggi, sementara itu alat ukur
standar memiliki kualitas (ketelitian) yang bisa diandalkan,
Perbandingan dengan bentuk acuan
maka proses pengukuran tak langsung dapat dilaksanakan
sebaik mungkin untuk menghasilkan harga yang cer- Bentuk suatu produk (misalnya profil ulir atau roda
mat serta teliti dan tepat. Proses pengukuran tak lang- gigi) dapat dibandingkan dengan suatu bentukacuan yang
sung umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif ditetapkan atau dibakukan (standar) pada layar alat ukur
lama. Contoh pengukuran semacam ini ditunjukkan proyeksi. Kebenaran bentuk konis dapat diperiksa dengan
pada gambar 3.1.b, dengan alat ukur pembanding je- menggunakan kaliber Konis. Pada prinsipnya pemeriksaan
nis pupitas (dioltest indicotor) yang dipasangkan pada seperti ini tidaklah menentukan dimensi ataupun toleransi
dudukan-pemindah (transfer stand; sebagai alat ukur suatu benda ukur secara langsung, akan tetapi lebih kepa-
bantu), alat ukur standar berjenis kaliber-induk-tinggi da menentukan tingkat kebenarannya bila dibandingkan
(height moster; yang memi I iki ska la pen gatu r keti n gg ia n dengan bentuk standar, lihat contoh pada garnbar 3.1.d.
muka-ukur) dan meja-rata (surfaceplate) sebagai alat
ukur bantu. Pengukuran geometri khusus
Berbeda dengan pemeriksaan secara perbandin-
Pemeriksaan dengan kaliber batas gan, pengukuran geometri khusus benar-benar mengukur
Dinamakan sebagai proses pemeriksaan karena tidak geometri produk. Dengan memperhatikan daerah toleran-
menghasilkan data angka (numerik) seperti halnya yang di- sinya, alat ukur dan prosedur pengukuran dirancang dan
hasi I kan proses peng u ku ran. Pemeri ksaan d i la ku kan i-r*u\ dilaksanakan secara khusus. Berbagai masalah penguku-
memastikan apakah objek ukur (objek pemeriksaan) memi- \ ran geometri umumnya ditangani dengan cara ini, misal-
rl
taioan
rE+
,!r
tdn i.,ntadq,
(.trr{dil)ytE
CfqtEl.rtrra
Gambar 3.2. a. Pengukuran Geometri Khusus; Gambar 3.2. b Pengukuran Geometri Khusus;
Contoh profil kebulatan sebagai hasil pengukuran Kebulatan hanya bisa diukur dengan benar dengan
denganalatukurkebulatandapatdianalisisberdasarkan alat ukur kebulatan jenis sensor putar atau meja putar. Ber-
empat cara yaitu cara lingkaran luar minimum' lingkaran
urJt XorlFr *
70l PrrucuxunRn Trxrurr JeNrs Aur UruR oeu Cnnn Prrucurunnm 71.
Alat UkurVariasiPits (pada lingkaran dasar) Roda gigi disatukan dengan sektor lingkaran yang
merupakan lingkaran dasar pembentuk involut bagi roda
eJ gigi ybs. Jika sektor lingkaran tsb diputar sebesar 0 rnaka
komponen yang menempel diatasnya akan bergerak trans-
lasi seJauh ro(D. Sementara itu sensor yang ditempatkan
persis pada tepinya juga akan ikut bergerak translasi sam-
bil menggeser pada sisi roda-gigi. Karena gerakan sensor
relatif terhadap sisi roda-gigi tsb merupakan gerakan invo-
db lut murni maka kesalahan profil roda-gigiybs akan terbaca
oleh sensor.
A. Dengan tumpuan Silinder/bola. B. Dengan tumpuan rahang. Contoh metrologi Roda-Gigi. Kesalahan Pits (jarak
antar gigi) dapat diperiksa dengan lebih praktis dengan
Prinsip kerja alat ukur profil involut dan contoh grafik hasil mengukurnya pada lingkaran dasar. Kesalahan pits, ini
pengukuran perlu dibatasi terutama bagi roda-gigi penerus daya dan
penerus putaran yang teliti. Sementara itu, profil gigiyang
berupa involut dapat diukur dengan alat ukur profil. Kesala-
han bentuk profil involut ini akan mengurangi keandalan
roda gigi dan kebisingan akan timbuljika roda gigi tersebut
dioperasikan.
W
du- db tror"d,
Alat ukur dinamakan mesin ukur karena dimensinya
yang relatif besar dan dioperasikan dengan prosedur ter-
tentu, memiliki tiga sumbu gerak yang membentuk sumbu
W
du" db t*r"rk
koordinat kartesius (X,Y,Z). Sensor alat ukur dapat diger-
akkan pada sumbu ini secara manual dan mungkin juga
secara otomatik mengikuti program gerakan pengukuran
yang tersimpan dalam komputer pengontrolnya. Setiap
Gambar 3.2.e. Pengukuran Geometri Khusus; sumbu memiliki alat ukur jarak berjenisinductosyn, pho-
72 FencuxunRru Trxrurr
Jenrs Aur Urun onn Cme Perucuxuneru ?3
|
to co sy n, atau o pt i co l - g rati n g (seperti yang diperl ihatkan han, demikian pula dengan jenis sensor yang bisa meru-
pada gambar 3.3). pakan sensor kontak atau sensor scanning. Proses pengu-
kuran yang rumit bisa dilaksanakan dengan relatif mudah
dan cepat. Meskipun demikian, tetap dibutuhkan opera-
tor yang mempunyai keahlian dan keterampilan di bidang
metrologi geometrik.
FII [I
,s.8
\f,
cffir
Eor
&
v #.&
Gambar 3.3. b Pengukuran dengan Coordinote Measuring
Samho Srs 2D
Mochine (CMM)
Gambar 3.3.a. Pengu kuran dengan Co o rd i n ate M ea su rin g Berbagai jenis CMM dapat dipilih/disesuaikan den-
Machine (CMM) gan jenis pekerjaan yang banyak ditangani di mana ukuran
dan ketelitian memegang peranan. Sementara itu, jenis
CMM; Coordinate Measuring Machine merupakan sensor dapat dibeli terpisah. Selain itu, perlu juga diper-
alat ukur geometrik modern dengan memanfaatkan kom- timbangkan kemampuan software yang dimiliki CMM un-
puter untuk mengontrol gerakan sensor relatif terhadap
tuk mempermudah analisis pengukuran serta berbagai
benda ukur serta untuk menganalisis data pengukuran. program statistik yang dimanfaatkan dalam pengontrolan
Berbagai rancangan mesin dibuat sesuai dengan kebutu- kualitas geometrik.
?k\
.----1-.
(bisa menjadi besaran lain) atau diolah terlebih dahulu p.!e
sebelum diteruskan ke bagian lain alat ukur. Pada bagian \Gh:}. I *"li':ats
\";"**f #" )"D'
inilah diterapkan bermacam-macam prinsip kerja yaitu
dp@yq
\'
mekanik (kinematik), optik, elektrik, pneumatik atau prin- prddllM
(eturu*r,
sip kerja gabungan. Fungsi utama pengubah adalah untuk s3:I*g
Srl&p
memperbesar dan memperjelas isyarat sensor yaitu suatu g{Lddruleru
wn6yd(ep)
perubahan kecil bagi geometri objek ukur menJadi suatu enern mgft
4.2.1 PENGU BAH MEKANIK (KINEMAT!K) Merupakan alat ukur dengan pengubah berprinsip
mekanik/kinematik. Satu putaran poros ukur secara teo-
Prinsip kerja pengubah mekanik berdasarkan prinsip
retik akan menggeserkan poros ini sebesar satu pits ulir
kinematik yang meneruskan serta mengubah isyarat sen-
utama (0.5 mm)" Skala yang dibuat pada silinder putar dapat
sor berupa gerakkan translasi menjadi gerakan rotasi yang
dibagi menjadi 50 bagian yang berarti 1 bagian skala setara
relatif lebih mudah untuk diproses/diubah. Secara teoretik
dengan gerakan translasi sebesar 0.01 mm. Kebenaran ke-
prinsip kinematik rnudah dirancang akan tetapi secara
cermatan pengukuran ini dapat dicapai berkat ulir utama
praktis sulit diterapkan akibat kendala dalam proses pem-
yang dibuat dengan geornetri yang teliti serta pemakaian
buatan dan perakitan. Berbagai jenis pengubah mekanik
88 PrncuruRRru Trxnrx
KonsrRuxsr Aur Urun onru PnrNsp Krrue 89
I
tai sistem mekanik yaitu histerisis (akan diulas lebih lanjut dirancang memiliki panjang sebesar 200 mm bila kecer-
pada babl 5 Sifat Umum Alat Ukur). matan dirancang sebesar 1 gm.
Perubahan posisi penunjuk ini dapat diamati secara
tak langsung dengan memakai sistem optik (sehingga men- o'oolr2oo:l:mm
,s=
jadi sistem gabungan optomekanik) atau langsung melalui 0,2
garis tipis relatif terhadap bidang skala. Jarak antar garis
skala dan kecermatan alat ukur ini dapat dirancang seperti Bagian pengubah alat ukur pembanding Johansson
yang diperlihatkan pada gam.bar 4.3. Mikrokator mempunyai pelat tipis dengan jarum penunjuk
(yang sangat ringan) ditempelkan di tengah-tengahnya.
Mulai dari bagian tengah ini pelat tipis tersebut secara per-
,rrlrrA*_ 1 ,nm manen dipuntir/dipilin dalam arah yang berlawanan se-
hingga membentuk spiral kiri dan spiral kanan, lihat gam-
s -o.r- $n bar 4.4. Salah satu ujung pelat yang terpilin dipasang tetap
pada batang pengatur, sedang ujung yang lain dipasang-
^OG
6.9.o-rq" kan pada salah satu lengan penyiku. Lengan yang lain bagi
penyiku ini, yang terbuat dari pegas baja, dihubungkan
xd
b dengan poros pengukur.
CD
I F rur.-$t pondok
"r
sensoi
96 I Pr*or*r*ru TexNrr
I KoNsrnurs Aur Urun oeru Pnrxsrp Kmtn 97
3. Suatu sistem optik (atau gabungan optomekanik),
yang dirancang untuk mendeteksi (peka terhadap)
Y2 =Vmula -9Vmuta.L{,
2 perubahan gerakan, diusahakan untuk mengubah
Apabila ke dua kumparan sekunder ini dihubungkan
intensitas cahaya yang mengenai fotosel yaitu
secara seri dengan orientasi terbalik, tegangan keluar akan
pada saat terjadi perubahan gerakan.
sama dengan:
4. Pengolahan sinyal foto sel (besaran listrik) sede-
mikian rupa sehingga korelasi (hubungan) antara
Vo=V,-Vr= CV.,,".A8
perubahan intensitas cahaya dengan peruba-
han gerakan dapat dibaca dengan kecermatan
di mana C adalah konstanta yang dipengaruhi oleh kon-
tertentu.
struksi alat ini.
Berbagai macam teknik penerapan prinsip dasar di
atas dapat diterapkan. Salah satu teknik penerapan yang
sederhana adalah sepertiyang diperlihatkan pada gambar
4.9 yang merupakan bagian sensor dan bagian pengubah
alat ukur kekasaran permukaan.
s8 Pencurunnru TrxNrr
KorusrRurs Aur Urun oau PmNsrp Krrur I gg
I
I
Sensor yang berupa ujung jarum diatur sehingga 4.2.5 PENGUBAH PNEUMATIK
menempel permukaan yang akan diukur kekasarannya Alat ukur geometrik dengan pengubah pneumatik
(sampai penunjuk skala berhenti pada posisi nol). Disini bekerja atas dasar suatu gejala bahwa kondisi suatu aliran
bekerja sistem mekanik, optik dan elektrik. udara yang tertentu (tetap) akan berubah apabila ada pe-
rubahan pada celah antara permukaan benda ukur dengan
Sistem mekanik: permukaan sensor alat ukur (di mana udara ini mengalir
Akibat tekanan pegas pada batang ayun sensor akan melaluinya). Perubahan kondisi aliran udara ini dapat dik-
selalu menempel pada permukaan. Poros alat ukur digeser- etahui dengan cara mengukur perubahan tekanan atau ke-
kan (digerakkan oleh motor yang dikontrol kecepatannya) cepatan aliran.
sepanjang sampel kekasaron dan sensor menggeser sambil Alat ukur pneumatik ini secara keseluruhannya di-
bergerak turun naik mengikuti profil kekasaran. Gerakan anggap sebagai suatu sistem aliran udara yang terdiri atas
sensor menggoyangkan batang ayun pada engselnya dan bagian-bagian sebagai berikut:
pelat bercelah mengikutinya sesuai dengan perbandingan 1. Sumber udara tekan,
jarak sensor engsel dan pelat engsel. 2. Sensoryang berfungsi juga sebagai pengubah,
3. Alat ukur perubahan kondisialiran udara.
Sistem optik:
Berdasarkan ca ra peng ukuran perubaha n kondisi ali-
Berkas cahaya diarahkan pada sepasang fotosel me- ran udara dapat diklasifikasikan dua jenis alat ukur pneu-
lalui celah. Akibat goyangan celah, ke dua fotosel akan me- matik yaitu,
nerima cahaya dengan bergantian intensitasnya. Saat celah 1. SistemTekanan Balik(Back Pressure System)
bergerak ke atas fotosel yang di atas akan menerima cahaya 2. Sistem Kecepatan Aliran (Flow-Velocity System)
dengan intensitas yang lebih besar daripada yang diterima
foto sel yang di bawah. Hal sebaliknya akan berlaku saat 4.2.5.1 Sistem Tekanan Balik
celah bergerak ke bawah.
Prinsip kerja alat ukur pneumatik dengan sistem
tekanan balik dapat diterangkan dengan menggunakan
Sistem elektrik:
skema seperti gambar 4.10
Perubahan sinya! listrik karena perubahan intensitas Udara dengan tekanan tertentu p, mengalir melalui
cahaya pada sepasang fotosel secara sistematik mengikuti lubang pengontrol (yang dapat diatur diameter efektifnya)
irama goyangan celah (naikturunnya sensor mengikuti pro- menuju ke ruang antara. Sementara diameter lubang pen-
fil permukaan) dapat diproses secara elektronik.
4RNi
dengan Sislsm
daripada jenis tekanan balik. Meskipun harga satuan alat A.
B,
fotakurtmgen
Bola
C.
ukur inicukup mahal, ongkos pengukuran umumnya akan Polat
M ffiffi
A&B:toloransi
diamtd
Kontak antara permukaan sensor dengan permukaan C : kesilindrisan
J
I ln Zk***J A
cao
;[::,:J:1
Semakin kasar permukaan objek ukur aliran udara akan se-
(A) -M (B) --,ED%
(c)
W--'--- (o)
'r"i"l"-"'"'
makin tidak beraturan.
d? fu
,
E.Fdanc
Untuk permukaan yang relatif kasar (Ra > 1,25 pm
perlu digunakan sensor kontak yang mempunyai bagian
ffi- "-5k- @TJ
(E) (F) (g) (H)
,.,:"#,:lily-
4.2.6.1Lensa Pembesar
Sistem optik yang paling sederhana yang memun-
gkinkan seseorang untuk melihat suatu objek dengan Gambar 4.14 . Prinsip lensa pembesar
lebih jelas adalah lensa pembesar. Suatu objek yang dile-
takkan pada jarak fokus (titik api) lensa pembesar akan 4.2.6.2 Mikroskop
terlihat oleh mata sebagai suatu bayangan objek dengan Apabila dua lensa pembesar (susunan lensa) diatur
ukuran yang lebih besar, lihat gambar 4.13. Lensa pembe- menjadi satu sistem optik dapat dibuat menjadi mikroskop.
sar umumnya dipakai pada sistem pembacaan skala atau Lensa pembesar (susunan lensa)yang berada didekat mata
sebagai alat ukur pembanding yaitu dengan menyisipkan disebut okuler, sedang yang berada di dekat objek berna-
gambar transparan bentuk geometri acuan/standar yang ma objektif. Skema mikroskop ini diperlihatkan pada gam-
akan terlihat sebagai latar depan objek ukur. Pembesaran- bar 4.15. Suatu objek MN yang diletakkan di depan objektif
nya (magnification) lensa pembesar ditentukan dengan ru- akan membentuk bayangan nyata dan terbalik pe. Melalui
mus sederhana berikut: okuler bayangan PQ ini akan terlihat oleh mata sebagai
bayangan RS, yang jika dibandingkan dengan ukuran objek
aslinya, pembesaran totaladalah :
OPD
MN=7 R^S R,S PO
MN PQ MN
di mana,
D = jarak terdekat benda ukur yang masih dapat terlihat
di mana,
oleh mata dengan jelas (tanpa lensa). Untuk mata
normaladalah 250 mm. RS
f = jarak fokus lensa pembesar, mm. = pembesaran total
MN
108 I P.*or*u*NTernrx
KousrnuxsrAr-er Uxun oRN PRrusrp KrR:a I f Og
I
l
RS 4.2.6.3 Proyektor
= pembesaran okuler
MN Dua sistem lensa, yaitu kondensor dan proyektor
merupakan komponen proyektor, lihat gambar 4.16. Ber-
.RS = pembesaran objektif
kas cahaya dari suatu sumber cahaya diarahkan oleh kon-
MN
densor menuju objek yang diletakkan di antara kondensor
dan proyektor. Karena benda ukur biasanya tidak tembus
cahaya jadi hanya sebagian berkas cahaya yang diteruskan
dan diproyeksikan ke suatu layar, sehingga terlihat bayan-
gan benda ukur yang gelap dengan latar belakang yang
terang.
Pemeriksaan bayangan benda ukur (pengukuran
atau pembandingan dengan contoh bentuk standar) di-
_.1\=-. lakukan dari balik layar yang terbuat dari kaca buram. Sep-
. -\\\ erti halnya pada mikroskop, benda ukur dicekam pada meja
Js geser (koordinat X-Y) sehingga bayangan benda ukur dapat
digerakkan relatif terhadap garis silang yang terdapat pada
Gambar 4.15 . Prinsip mikroskop
layar. Jarak yang ditempuh oleh gerakan bayangan dapat
Seperti halnya dengan kegunaan mikroskop pada dibaca pada skala kepala mikrometer dengan mana meja
posisi digerakkan; arah X dan/atau Y.
umumnya alat ukur ini memang digunakan untuk mem-
perbesar objek ukur yang relatif kecil. Dengan sistem optik Alat ukur proyektor profiljenis CNC dilengkapi den-
gan sistem kontrol gerakan meja. Bayangan digerakkan
objek ukur tak teraba oleh sensor (non kontak)dan pen-
secara otomatik sesuai dengan program pengukuran yang
gukuran dimensi dilaksanakan dengan meletakkan
dibuat khusus untuk suatu benda ukur. Serupa dengan me-
benda ukur pada meja translasi yang digerakkan den-
gan kepala-mikrometer (micrometerhead). Pengamat sin ukur CNC (CMM; Coordinate Measuring Machine) atau
mesin perkakas CNC, sistem kontrolgerakan meja meman-
melakukan penyetelan nol, kemudian menggerakkan
faatkan motor servo dan alat ukur jarak (inductosyn atau
meja sehingga garis silang (bayangan gambar yang
encoder). Dalam hal ini sensor jenis fotosel ditempelkan
disisipkan di sistem lensa okuler) terlihat menempel
pada kaca buram untuk mendeteksi saat pemulaian dan/
pada ujung objek ukur. Panjang objek ukur dilihat den-
gan membaca skala mikrometer penggerak meja. atau pengakhiran penghitungan jarak gerakan bayangan.
110 PrxcuxuReru Trrrurr KorusrRuxsr Amr Urun oeu Pntrusrp KrruR 11L
menggunakan prisma, cermin ataupun sistem lensa pem-
balik. Pembesaran yang dapat dicapaiteleskop merupakan
perbandingan antara jarak fokus dari objektif dengan okul-
er. Dua macam alat ukur geometrik yang menggunakan
prinsip teleskop adalah autokolimator dan teleskop posisi.
otlr*ttr
4.2.6.4Teleskop
Teleskop adalah nama suatu sistem optik yang digu-
nakan untuk melihat objek yang jauh supaya terlihat dekat
o ll o-oo
dengan bayangan yang jelas. Dua sistem lensa yaitu ob-
t,
jektif dan okuler diatur jaraknya sedemikian rupa sehingga -4i
---n--
berkas cahaya yang sejajar (yang berasal dari objek yang
jauh) akan difokuskan oleh objektif pada titik yang sama dc#b
dengan jarak fokus okuler. -
Oleh okuler berkas cahaya inidibiaskan menjadiber- Gambar 4.1 8. menunjukkan prinsip autokolimator (autocollima-
kas cahaya yang sejajar lagi sehingga bayangan objekdapat tor), dengan suotu kondensor yang mengarahkan berkas cahoya
terlihat oleh mata dengan lebih jelas tanpa atau dengan se- dari sumber cohaya di otas sumbu optik menuju torget yang
berupo garis. Suatu cermin semi reflektor (sebagion berkas cahoya
dikit penyesuaian (akomodasi), lihat gambar 4.17. Bayangan
dipontulkon, sebagian lain diteruskan) dengan posisimiring 45"
yang terlihat oleh mata posisinya terbalik. Bila dikehendaki,
terhodap sumbu optikteleskop akan membuat seoloh-olah target
bayangan tersebut dapat dibuat menjadi tegak dengan terletak pada sumbu optik persis poda jarok fokus objektif
112 PencuruRnl TrrNtx Korusrnuxsr Aur Uxun oln PRrr.rsrp KrruR ff3
I
Dengan rancangan seperti ini berkas cahaya yang
keluar dari objektif akan merupakan berkas cahaya yang
sejajar, dan melalui okuler pengamat tidak akan langsung
=T= df, lslr -F{r
dg--'larmruX,
ort lrr9.l
melihat sumber cahaya. Berkas cahaya, yang mengandung : b.lui drilnl(
bayangan garis target ini, dipantulkan kembali oleh suatu rfnt|(
cermin, disebut reflektor, yang diletakkan pada jarak ter-
tentu di depan autokolimator.
Melalui okuler, pengamat akan melihat bayangan
garis target yang telah dipantulkan oleh reflektor yakni Teleskop Posisi
garis horisontal dengan latar belakang terang. Pada fokus
Berbeda dengan autokolimator yang mendeteksi
okuler dipasang pelat gelas tipis yang ditengahnya dibuat
kemiringan suatu target yang berupa cermin, teleskop po-
dua garis sejajar horisontal. Pelat gelas tersebut dapat di-
sisi digunakan untuk mengamati perpindahan posisitarget
gerakkan naik-turun dengan bantuan mikrometer. Melalui
relatif terhadap sumbu optiknya dalam arah horisontaldan
mikrometer ini pengamat berusaha untuk melingkupi garis
vertikal (linear). Dalam hal ini target berupa gambar skala
bayangan target dengan dua garis sejajar ini sesimetrik ya ng terdi ri ataskaran-lingkaran konsentri k. Umumnya
li n g
mungkin. Kemudian, posisi dua garis sejajar (berarti: posisi
skala konsentrik tersebut dibuat pada gelas transparan, se-
garis target) dibaca pada skala mikrometer.
hingga bila diinginkan dapat diterangi dengan lampu yang
Tergantung pada rancangannya, skala mikrometer
dipasang di belakangnya secara langsung atau dengan me-
autokolimator bisa memiliki kecermatan 0.1 sekon dengan
makai sistem lensa pembuat sejajar berkas sinar.
kapasitas ukur hanya 10 menit. Autokolimator sebenarnya
Seperti halnya pada teleskop, pengamat dapat me-
memang merupakan alat ukur sudut, yaitu sudut kemirin-
lihat target yang berada di depannya. Supaya target yang
gan cermin reflektor relatif terhadap sumbu optiknya. Jika
diletakkan di dekatnya (> fokus objektif ) atau jauh di depan
posisi reflektor diubah karena dipindahkan posisinya (atau (beberapa puluh meter) dapat terlihat dengan jelas dan tak
karena terubah akibat perbedaan yang terjadi pada sistem
terbalik, teleskop posisi dilengkapi dengan sistem lensa
pengukuran), posisi garis target yang dipantulkan kembali
pemfokus dan sistem lensa pembalik, lihat gambar 4.19.
menuju objektif akan terletak pada bidang fokus okuler Pada fokus okuler dipasang pelat gelas tipis dengan
yang tak selalu pada sumbu optik melainkan dapat di mana
gambar garis silang dengan titik perpotongan persis pada
saja di atas atau di bawahnya.
sumbu optik. Gambar garis silang ini tak dapat digerakkan
dan dimanfaatkan pengamat untuk melakukan pembacaan
1L4 PeNcuxuRRu TrrNtx Konsrnursr Aur Urun oen PRrr.rsrp Krrue 115
posisi target yaitu dengan melihatnya relatif terhadap skala
konsentrik pada target (arah horisontal dan/atau arah verti-
kalrelatif terhadap sumbu optik).
S" S* "c- ry
F
(E!. h )
120 PeucurunRru Texntx KoNsrRuxsr Ar-er Uxun oex Pntnsrp KrruR 121
Jarak k menggambarkan kecermatan pem bacaa n
Garis nol nonius (garis indeks) segaris dengan garis A skala
posisi garis indeks dengan memakai skala nonius. Jadi
utama.
dengan kata lain, pengaruh pemakaian skala nonius adalah
menaikkan kecermatan alat ukur. Semakin kecil k kecerma-
u- jarak satu bagian skala utama
tannya semakin tinggi, artinya penentuan posisi garis nol
n- jarak satu bagian skala nonius
nonius relatif terhadap suatu garis skala utama menjadi se-
k= u-n
makin pasti. Akan tetapi, semakin kecil k memerlukan lebih
banyak garis pada skala nonius. Sebab jumlah garis nonius
Garis nol nonius tergeser sejauh k dari garis A; garis
(kecuali garis nol nonius) atau jumlah bagian skala nonius
pertama nonius segaris dengan salah satu garis skala uta-
adalah sama dengan l/k buah. Dengan demikian k tidak
ma. Garis nol nonius tergeser sejauh 2k dari garis A; garis
boleh terlalu kecil, untuk:
kedua nonius segaris dengan salah satu garis skala utama'
Jika garis indeks (garis nol nonius) berada pada po-
sisiyang segaris dengan salah satu garis pada skala utama' ffd .kt rl:ltr
Prn rng
l_-___{
pada saat itu hasil pengukuran dibaca sama dengan nilai 0
122 I P.*ou*u*oxTrxltx
KoxsrRuxsrAur Uxun oar Pnrusrp KErun 1 pl
I
I
penunjukan berharga sama dengan harga skala utama ses- Posisi garis indeks (garis nol nonius) pada berbagai
jenis skala nonius (satu dimensi). Untuk mempercepat pen-
udah garis nol nonius ditambah dengan harga garis skala
nonius yang segaris dengan salah satu garis skala utama. carian garis nonius yang berimpit dengan garis skala utama
Perhatikan teknik penandaan/penomoran garis-garis skala serta untuk menghindarkan kekeliruan pembacaan, ter-
nonius. lebih dahulu perlu dilakukan interpolasigaris indeks secara
kira-kira. Kemudian, barulah pandangan diarahkan pada
Sk f.mp'{.ri,: .*
;;, daerah di mana garis nonius yang menjadi segaris dengan
O r(6) 2 3 O l(6) 2 3 garis skala utama bakalditemukan.
Skala nonius
Besar u
pada skala Besar n
Kecermatan utama pada skala Jumlah Paniang/besar
nonrus bagian keseluruhan
{ *'r
Psh.tke p6ld grt rcl rcilrt ( 0[l.
lndclc ) .p.bh riLad( prda d(& ulrE
yu|g tBnbaqs k kio.far k HrL uruL
ltuot an+d.drd.ahmdalffil 2o 230
-Tr l2 230
d& kH y.nO ara! dh.ld.
#,t 1o b90
-Etr 30 29.50 '+
t\
l.t Ll(l|l,.a7.2OlJ
busurdengan radius yang besar, misalnya pada proyektorprofil.
*+) u sama dengan dua bagian
skala utama.
4.3.1.2. Skala Nonius Dua Dimensi Gambar 4.23 Prinsip skala nonius dua dimensi
ffiffi
.** \
128 I Pr*or*r*ru Terrurx KonsrRursr Aur Urun oRru Pmxsrp Krrul 129
!
Biasanya untuk satu kali putaran, tepi silinder putar
akan menggeser sejauh setengah skala tetap (0.5). Oleh Jdrrqthr3
karena itu, angka pada skala putar bermula dan berakhir
pada angka 0 yang juga berarti angka 50 apabila pemba-
gian skala putar adalah 50 buah. Dengan demikian, satu ba-
gian skala putar setara dengan jarak 0.01 mm. Apabila tepi
l'r'r'r'r'l'l
silinder putar telah melewati setengah bagian skala tetap,
angka pada skala putar yang ditunjuk garis indeks (misal-
G.{87ilnl
nya 48) harus ditambah dengan 50 (menjadi9S).
Beberapa mikrometer mempunyai silinder putar Gambar 4.26. Pembocaan skalo mikrometer
dengan diameteryang relatif besar, dengan demikian pem- dengan skala nonius
bagian skala putar dapat diperhalus. Kecermatan sampai
0.002 mm dapat dicapaidengan membuat pembagian ska- 4.3.1.4. Skala Dengan Jarum Penunjuk
la putar menjadi250 buah.
Alat ukur pembanding (komparator) umumnya
Jika silinder putar berdiameter kecil, misalnya untuk
mem punyai jaru m pen u njuk yang bergerak relatif terhada p
jenis mikrometer tiga sensor pengukur lubang berdiameter
skala yang diam. Gerakan jarum penunjuk dapat berdasar-
kecil, pembagian skala putar tidak bisa terlalu cermat (mis-
kan prinsip kerja mekanik ataupun elektrik. prinsip kerja
alnya hanya 10 bagian). Dalam hal ini dapat digunakan ban-
mekanik dipakai pada alat ukur dengan pengubah mekan-
tuan skala nonius (satu dimensi). Garis indeks pembacaan
ik, sedang prinsip kerja elektrik digunakan pada alat ukur
halus (garis aksial pada skala tetap) menjadi garis nol nonius
dengan pengubah elektrik.
dan garis-garis lainnya berjajar aksial mengelilingi silinder
Suatu kesalahan pembacaan yang dikenal dengan
tetap di dekat tepi silinder putar. Gambar 3.46 memperli-
nama parallaks dapat terjadi pada waktu membaca posisi
hatkan skala nonius untuk menaikkan kecermatan pem-
jarum penunjuk relatif terhadap skala. Parallaks akan terjadi
bacaan skala putar. Dengan contoh seperti ini kecermatan
bila pengamat tidak mengusahakan (salah satu) matanya
mikrometer dinaikkan dari 0.0'l mm menjadi 0.001 mm.
kira-kira terletak pada bidang baca. Bidang baca adalah bi-
dang yang mengandung garis jarum penunjuk dan tegak
lurus bidang skala, lihat gambar 4.27.
Cermin yang dilekatkan pada bidang skala dapat di-
gunakan untuk membantu pengamat supaya dapat memo-
130 I Pr*or*r*u Trxutx KoHsrnus Aur Uxun oeru PRrNsrp Krrue faf
I I
sisikan matanya (sebelah kanan atau sebelah kiri) sehingga 4.3.2 PENUNJUK BERANGKA (D|G!TAL)
berada pada bidang baca. Bila mata pengamattidak berada
Pada alat ukur dengan penunjuk berangka hasil pen-
pada bidang baca, ia akan melihat bayangan jarum penun-
gukuran dapat langsung diketahui melalui deretan angka
juk pada cermin. Mata digerakkan sedikit ke kanan/kiridan
yang ada padanya. Penunjuk berangka ini dapat digolong-
pembacaan posisijarum penunjuk pada skala boleh dilaku-
kan menjadi 2 macam yaitu jenis mekanik dan jenis elek-
kan setelah jarum penunjuk menutupi bayangannya.
tronik. Penunjuk digital mekanik terdiri atas beberapa sil-
Kesalahan akibat parallaks dapat dikurangi dengan
inder yang disusun pada satu sumbu putar. Setiap silinder
membuat letak jarum penunjuk sangat dekat dengan bi-
diberi angka pada permukaannya mulai dari 0 sampai
dang skala. Dan kesalahan ini bisa ditiadakan jika jarum
dengan 9, lihat gambar 4.28. Mulai dari yang paling kanan
penunjuk menempel pada bidang skala.Tentu saja hal yang
diteruskan ke kiri silinder-silinder tersebut disebut silinder
terakhir ini tak bisa dilakukan kecuali bila jarum penunjuk
pertama, kedua dan seterusnya.
bukan merupakan jarum yang nyata melainkan hanya seb-
agai bayangan jarum yang diproyeksikan oleh sistem optik
ke bidang skala.
*(*E
.-
-
- isf'H - harlamolhallrrum
pdd maiay3noaolah
t. 1 a
-A'- b,tsdPr*xs
- rnClhdlarumdan
b!y!ngannya
diterangi akan terlihat kode angka 8 yang gelap dengan mudah diperoleh oleh pabrik pembuat alat ukur. penunjuk
latar belakang terang). Jika hanya beberapa LED/LCD yang digital elektronik lebih menguntungkan karena berbagai
aktif pada tempat - tempat tertentu, akan terlihat sebagai halantara lain:
kode angka lain. 1. Keterbacaan yang tinggi,.tak sesulit membaca
Suatu sirkuit elektronik mengaktifkan susunan LED/ skala melalui jarum penunjuk atau garis indeks
LCD ini untuk menunjukkan suatu kode angka. Hal yang dengan skala nonius.
sama dilaksanakan untuk susunan LED/LCD lain yang ber- 2. Pengenolan / Reset; pada setiap saat zero reset
dapat dilakukan guna memulai penghitungan si-
@ v-,
iF-.l
/
-'
batan whetstone, yang berfu ngsi sebagai alat pembandin g,
diberi voltase acuan/referensi pada ke dua ujung yang ber-
td
F-id
^^^^^^^J
seberangan, lihat gambar 4.30.b. Ke dua ujung berseber-
angan yang lain, yang berupa kontak geser, dihubungkan
/ dengan bagian pengubah alat ukur yang mengeluarkan
I \_+"ld
isyarat voltase yang hendak diukur.
B PrL.bSffir
Selama ke dua voltase yang diperbandingkan ini be-
lum seimbang, akan ada arus listrik DC yang melalui kontak
geser menuju ke penguat arus. Penguat akan menaikkan
Gambar 4.3O Alat pencatat dengon prinsip Galvonometer beda voltase tersebut sehingga timbul arus yang cukup
don prinsip Servomotor
besar untuk menggerakkan motor servo. Karena putaran
motor, kontak geser akan tergeser ke salah satu arah (ter-
Kertas grafik perlu dibuat khusus untuk keperluan
gantung pada beda tegangan negatif atau positif) sampai
ini. Bahan dasar berupa kertas hitam yang permukaan ak-
terjadi suatu keseimbangan voltase. Dengan demikian, pena
tifnya dilapis dengan serat (biasanya diberi warna kelabu
yang dipasang pada ujung kontak geser ini akan membuat
pada mana garis-garis skala dicetak; grafik linear atau po-
suatu garis pada kertas berskala yang digerakkan oleh mo-
lar) yang tak mudah terbakar secara spontan merambat ke
tor khusus. Kontak geser pada sisi yang lain darijembatan
mana-mana melainkan secara lokalyaitu hanya pada lokasi
il
rl!l-
:l
;-l il
E",'
E
K€Dokm alal
K€p€ra.n slsl
,1n,1 ; aya /Ax
r*u S : ayg /Ax
misalnya voltase listrik, bagian penunjuk alat ukur besaran
panjang bisa merupakan suatu alat ukur lain yakniVoltme-
)q) x ter. Melalui kalibrasi dapat dibuat grafik yang menggambar-
dilMii dm ( hdgE Yang diukur )
*"T"o,H,I?o kan besaran keluaran (misalnya mV) sebagaifungsi besaran
ksmtl8flrya
dgth kets
masukan (mm).Jadi, dalam hal ini kepekaannya akan me-
rlal rkrr A dssh lqra
ltrt uaqr B
miliki satuan [mV / mm]. Bila skala voltmeter ini tak diganti,
pengamat harus mengubah harga setiap penunjukan [mV]
Gambar 5.1 Contoh grafikkepekaan
ukur maka histerisis umumnya memiliki keterulangan yang kebalikan dari kepekaan, tapi tidaklah demikian. Jika kepe-
berkaitan dengan posisi poros-ukur. kaan dikaitkan dengan kemampuan menerima, mengolah,
dan meneruskan isyarat sensor, kepasifan dikaitkan den-
gan waktu yang digunakan perjalanan isyarat mulai dari
I to.rvrpembacarn:
sensor sampai pada penunjuk. Suatu alat ukur dapat me-
miliki kepekaan tinggi dengan kepasifan yang tinggi atau
sebaliknya, sebab antara kepekaan dan kepasifan tak ada
keterkaitan.
A-tffi Kepasifan yang rendah sangat menguntungkan se-
r -harye$benmF(trm) bab alat ukur cepat reaksinya. Alat ukur, terutama bagian
y -kedahm(pm)
mel.-rltr pengubahnya, dirancang dengan memperhatikan hal ini.
Suatu kondisi terburuk harus dihindari yaitu kepekaan yang
rendah dikombinasikan dengan kepasifan yang tinggi. Da-
Gambar 5.2 Histerisis yang dapat teriadi poda iam-ukur lam hal ini isyarat akibat suatu perubahan kecil yang dide-
teksi sensor tidak sampai ke bagian penunjuk. Beberapa
Supaya histerisis tidak terjadi, gesekan pada poros contoh kepasifan antara lain:
dengan bantalannya harus dihilangkan atau setidak-tida- 1. Kepasifan pada alat ukur jenis mekanik yang di-
knya diperkecil. Pengaruh histerisis dapat dikurangi apabila sebabkan oleh pengaruh kelembaman, misalnya
pengukuran dilakukan sedemikian rupa sehingga hanya besarnya masa komponen dan pegas yang tidak
sebagian kecil skala alat ukur tersebut saja yang digunakan elastik sempurna.
(perubahan posisijarum penunjuk diusahakan hanya me- 2. Kepasifan dapat terjadi pada alat ukur jenis pneu-
lewati beberapa garis skala). Oleh sebab itu, pengukuran matik deng an sistem tekanan balik yaitu bila pipa
dengan cara tak langsung sebaiknya dilakukan dengan me- elastik yang meng hubungkan sensor dengan
milih/mengatur tinggi alat ukur standar (susunan blok ukur) ruang perantara terlalu panjang. Karena volume
sehingga sama dengan tinggi objek ukur. Bila ada selisih udara (yang diukurtekanannya) terlalu besar, maka
ketinggian, harga yang ditunjukkan komparator akan rela- pengaruh kompresibilitas udara menjadi terasa,
tif kecil(hanya dalam beberapa mikrometer). akibatnya barometer akan terlambat bereaksi.
ffiffi
ada empat kemungkinan yang bisa terjadi mengenai hasil
pengukuran yaitu (lihat gambar 6.1):
1. Proses peng ukuran yang tak tepat dan tak teliti;
jika keterulangannya rendah (sebarannya lebih be-
Pl@ ksbgod 1 Pr@ kltegdlz Pres. kdegod 3 P@s kegdi ,{
sardaripada luas daerah sasaran) dan harga rata- t8k ropd & hk blitl Ek bpat, hpi telld tepar , bpi teliti
hk t6pat & btiti
( sullt dipdbalkl ) ( $lit dlpo.balki ! ( blsr dp(b6lH ) ( tak p6du diporbaikl )
ratanya ltitik tengah usaha pengulang anl terletak
jauh dan titik tengah daerah sasaran. Seluruh atau
kebanyakan hasil pengukuran terletak di luar dae- Gambar 6.1 Empat kategori proses pengukuran (ilustrasi)
rah sasaran.
Empat kategori proses pengukuran yang.dijelaskan
2. Proses pengukuran yang tak tepat tetapi teliti; jika
melalui imajinasi target dan hasil tembakan. Besar daerah
keterulangannya rendah dengan harga rata-rata-
nya terletak pada atau di dekat titik tengah daerah
toleransi objek ukur diimajinasikan sebagai lingkaran sa-
sasaran. Meskipun demikian, cukup banyak hasil
saran paling tengah dengan diameter tertentu. Hasil
pengukuran yang terletak di luar daerah sasaran. tembakan menyebar sesuai dengan kemampuan penem-
bak (proses). Semakin kecil diameter lingkaran sebaran ha-
MrLrs -l
166 PencurunRn Terutx Badau Perpustf,knaa KesauHnr.r/PTNyIMpANGAN Pnosrs PrncuxunRx 1.67
Propinsl Jawa Timur I
i
kaan sensor,lihat gambar 6.4b). Keadaan seperti inidapat
gadsdimettg dicegah dengan teknik yang sesuai dengan jenis alat ukur
L-Mor0-d$n0 dan cara pemegangannya yaitu; lihat gambar 6.4 (A & B):
L . M - d.0
(untuk 0 kecil)
garls dlmensl
gade ukur
fT- Mj.ol
garis ukur smss bola lebh baik
I garis dimensi
i;;- fiflk kontal(
,:,
rfisor dEerald(8n kr ldd*rnan aailord'rgpfrrrg unld(
mncarl harla tf,lccl
Gambar 6.3 Kesalohan Kosinus
berubah, akibat gaya pengukuran yang tak segaris contoh keterampilan operator metrologi yang patut kita
akan menimbulkan momen putar yang saling bereaksi hargai.
pada benda ukur dan alat ukur. Jika benda ukur bebas Gambar 6.4(E) merupakan contoh alat ukurdiameter
bergerak, momen tersebut akan memutarnya dan sen- lubang (diameter dalam) dengan tiga sensor. Ujung sensor
sor bergerak menjepitnya sehingga garis ukur akan memiliki permukaan berbentuk silindrik. Dengan posisi
berimpit dengan garis dimensi. lnilah contoh kondisi sensor yang simetrik putar seperti ini gaya penekanan sen-
pengukuran yang mampu menyetel sendiri posisinya sor pada benda ukur akan membuat alat ukur mampu me-
(self aligning). nyesuaikan sendiri posisinya (self aligning) sehingga garis
ukur berimpit dengan garis dimensi.
Posisi pengukuran memegang peranan penting sebab Dalam contoh kasus pengukuran diameter lubang,
besaran yang diukur adalah dimensi. Sebagai contoh, alat ukur tiga sensor kontak tentunya harus lebih dipilih
gambar 6.4 (C & D) menunjukkan usaha pengukuran daripada alat ukur dua sensor kontak. Tiga sensor kontak
diameter lubang dengan memakai mi krometer batang dalam hal ini pun memenuhi segiteori geometri, "melalui
(telescopic micrometer). Untuk memastikan bahwa tiga titik yang tak segaris hanya dapat dibuat satu lingka-
yang diukur adalah diameter lubang (garis dimensinya ran'i Sementara itu, "melalui dua titik dapat dibuat banyak
tak bisa dilihat, diraba sebab merupakan garis imajiner sekali (tak terhingga) lingkaran dengan beragam diameter".
alias khayal) pengukur harus: Meskipun demikian dalam beberapa kasus, alat ukur dua
c. Menggerakkan sensor ke kiri-kanan untuk mencari kontak (misalnya telescopic/cylindrical micromefer) lebih
harga terbesar. Kemudian, dengan posisi akhir sep- praktis bila dipakai untuk pengukuran lubang berdiameter
erti yang .pengukur yakini sebagai posisi pengukuran besar (tak ada alat ukur jenis 3 sensor yang dibuat untuk
samping terbaik, dilanjutkan dengan: ukuran besar), atau untuk pengukuran tinggi celah.
D. Menggoyangkan (menganggukkan) sensor ke depan-
belakang untuk mencari harga terkecil. Harga terakhir
l
rnya meskipun pengukuran tidak dilakukan pada tem- 6.5 PENYIMPANGAN YANG BERASAL DARI
peratur standar. Meskipun demikian, bila ada perbedaan OPERATOR
temperatur antara benda ukur dengan blok ukur, mungkin
Dua orang yang melakukan pengukuran secara ber-
terjadi kesalahan yang cukup berarti. Dengan demikian,
gantian dengan menggunakan alat ukur dan benda ukur
suatu sistem pengukuran (benda ukur dan alat ukur) harus
serta kondisi lingkungan yang dianggap tak berubah
selalu diusahakan temperaturnya sama semuanya dan tak
mungkin menghasilkan data yang berbeda. Sumber per-
berubah-ubah.
bedaan ini dapat berasal dari cara mereka mengukur yang
Kamar ukur biasanya diwujudkan untuk memberikan
dipengaruhi oleh pengalaman, keahlian, kemampuan, dan
kenyamanan bekerja dengan udara terkondisikan terutama
keterampilan serta perangai masing-masing pengukur.
untuk menurunkan kelembaban sehingga mencegah atau
Pengukuran adalah suatu pekerjaan yang memerlukan ke-
mempersulit terjadinya proses korosi pada alat ukur dan
saksamaan.
benda ukur. Bila suhu kamar ukur ini dijaga konstan mis-
Dengan demikian, orang yang pekerjaannya melaku-
alnya sebesar 25 "C, alat ukur dan berbagai peralatan lain
kan pengukuran harus:
yang disimpan dalam kamar ukur akan juga bersuhu 25
oC. Bila benda ukur, terutama yang berdimensi besar yang 1. Mempunyai pengalaman praktek yang didasari
oC, perlu teori yang mendukung penguasaan pengetahuan
dibawa masuk dari ruang pabrik yang bersuhu 30
akan proses pengukuran. Hal ini bisa dicapai le-
waktu untuk menyesuaikan temperaturnya sehingga sama
wat pelatihan pengukuran dan dipelihara, diman-
dengan suhu kamar ukur.
tapkan, serta dikembangkan lewat pekerjaan yang
Berbicara mengenaisuhu, jangan lupa bahwa tangan
berkesesuaian,
Anda bersuhu 36 'C. Jadi, jangan terlalu lama memegang
alat ukur atau benda ukur (terutama yang berdimensi kecil)
2. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan akan alat
ukur, cara kerja alat ukur, cara pengukuran, cara
jika melakukan pengukuran geometri di kamar ukur ber-
mengkalibrasi dan memelihara alat ukur,
suhu 25 "C. Adalah merupakan kebiasan yang baik untuk
bersikap saksama, sebab pada hakekatnya kesaksamaan
3. Waspada akan kemungkinan letak sumber peny-
impangan dan tahu bagaimana cara mengeliminir
adalah pencegah munculnya kesalahan sistematik maupun
(mengurangi sampai sekecil mungkin sehingga
kesalahan rambang.
praktis dapat diabaikan) pengaruhnya terhadap
hasil pengukuran,
4. Mampu menganalisis suatu persoalan pengukuran
yakni dalam membaca acuan kualitas (gambar tek-
ir.ei.,r lu*"
rglll