Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Uji kompetensi dan Ujian Nasional
Disusun oleh :
Habib Faturahman
NIS:-
i
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Menyetujui,
Mengetahui :
Pimpinan Instansi / Perusahaan,
i
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Menyetujui,
Mengetahui,
Kepala Smk negeri 1 cipatat
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dikerjakan selama 3 bulan tepatnya
dari 02 Januari s/d 31 Maret 2019. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
merupakan bagian dari salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap siswa
Di Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Bandung yang berlokasi Jl. Cianjur
Nomor 34 Bandung. Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini kami sampaikan
Lapangan (PKL) yang bertujuan lebih mengetahui dan memahami hal-hal yang di
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini pula, penulis
iii
1. Allah SWT, atas anugerah dan karunia-Nya yang diberikan kepada
penulis.
2. Kepada orang tua yang telah mendukung penulis baik secara moril
3. Bapak H.R. Dudi Rudiatna, S.Pd., S.ST., M.T sebagai Kepala Sekolah
Kota Bandung.
8. Seluruh Guru Dan Staff SMK Negeri 1 Cipatat yang telah memberikan
10. Serta umumnya kepada seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu
iv
Semoga karya tulis yang penyusun sajikan dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya penyusun. Dan semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak
Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Bandung
Penyusun,
Rizal Fauzi
v
DAFTAR ISI
vi
3.7 Lampu ..................................................................................................................... 20
3.8 Kabel ....................................................................................................................... 21
3.9 Alat Alat yang digunakan ....................................................................................... 29
3.9.1 Tang kombinasi ................................................................................................ 29
3.9.2 Tang pemotong ................................................................................................ 30
3.9.3 Obeng plus (+) ................................................................................................. 30
3.9.4 Obeng min (-) ................................................................................................... 31
3.9.5 Tespen .............................................................................................................. 31
3.9.6 Kunci L ............................................................................................................ 32
3.9.7 Kunci inggris .................................................................................................... 32
BAB IV ............................................................................................................................. 33
URAIAN HASIL KEGIATAN ......................................................................................... 33
BAB V .............................................................................................................................. 36
PENUTUP ........................................................................................................................ 36
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 36
5.2 SARAN ................................................................................................................... 37
5.2.1 Saran untuk seksi PJU Dinas Bina Marga........................................................ 37
5.2.2 Saran untuk sekolah ......................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 38
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 3.27 obeng plus
Gambar 3.28 obeng min
Gambar 3.29 tespen
Gambar 3.30 kunci L
Gambar 3.31 kunci inggris
Gambar 4.1 pekerja sedang mengganti photosel
ix
BAB I
PENDAHULUAN
pembangunan karakter peserta didik sebagai hasil sinergi antara pendidikan yang
miliki menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap
merupakan wahana bagi dunia kerja (DU/DI) untuk berkontibusi dalam upaya
1
1.2 Landasan Hukum Praktik Kerja Lapangan
Landasan hukum dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu permendikbud No.
setengah semester (sekitar 3 bulan), dapat pula dengan cara masuk 3 hari
2
Pasangan (DU/DI) sesuai dengan sumber daya yang tersedia di masing-
masing pihak.
4. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia
a. Halaman judul
d. Kata pengantar
e. Daftar isi
f. Daftar gambar
3
Bab I pendahuluan
Bab II Perusahaan
referensi dijadikan sebagai acuan teoritis untuk penulisan pada bab IV.
4
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
5
BAB II
PERUSAHAAN
2.1 Visi dan Misi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung
Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi Kepala Daerah Tahun 2014-2018
dan menunjukan cita-cita layanan terbaik SKPD, maka Dinas Bina Marga dan
Pengairan menetapkan Visi SKPD, yaitu :
“Terwujudnya Infrastruktur Kebinamargaan, Pengairan, Dan Penerangan Jalan
Umum Yang Unggul, Nyaman dan Andal Untuk Kota Bandung Yang
Bermartabat”.
Untuk mewujudkan Visi SKPD Dinas Bina Marga dan Pengairan, dirumuskan 5
(lima) Misi, yaitu :
1. Meningkatkan aksesibilitas antar wilayah kota dan mobilitas warga kota;
2. Membangun jalan, trotoar dan drainase jalan kota dengan struktur yang
berkualitas dan menjamin keselamatan pengguna jalan;
3. Menata sungai sebagai sistem drainase alami pengendali banjir dan bagian
muka pembangunan kota (river-front city);
6
Direktur, yang membawahi beberapa Afdelingen dan Diensten sesuai dengan
tugas / wewenang Departemen ini. Yang meliputi bidang PU (openbare werken)
termasuk afdeling Waterstaat, dengan onder afdelinger. : 1. Lands gebouwen,
2.Wegen, 3. Irrigate & Assainering, 4.Water Kracht, 5. Constructie bureau (untuk
jembatan). Disamping
yang tersebut di atas, yang meliputi bidang PU (Openbare Werken) juga afd.
Havenwezen Pelabuhan), afd. Electricitswezen (kelistrikan) dan afd. Luchtvaart
(Penerbangan sipil). Organisasi PU (Openbare werken) Di daerah-daerah adalah
sebagai berikut : Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur urusan
Waterstaat/openbare werken diserahkan pada pemerintahan Provinsi yang disebut
: Provinciale Waterstaatdienst” dan dikepalai oleh seorang Hoofd Provinciale
Waterstaatdienst (H.P.W).
Ketika Bandung ingin mengembalikan kekuasaan pemearintahan di Hindia
Belanda sebelum perang, datang mengikuti tentara sekutu masuk ke Indonesia
akibat dari keinginan pemerintahan belanda ini, terjadilah pertentangan fisik
dengan pemuda Indonesia yang ingin mempertahankan tanah air berikut gedung-
gedung yang telah didudukinya, antara lain “Gedung Sate” yang telah menjadi
Gedung Departemen Pekerjaan Umum pada waktu itu. (Peristiwa bersejarah itu
dikenal dengan peristiwa “3 Desember 1945”). Pasa waktu revolusi fisik dari
tahun 1945 s/d 1949, Pemerintah Pusat RI di Jakarta terpaksa mengungsi ke
Purworejo untuk selanjutnya ke yogjakarta, begitu juga kementrian PU. Sesudah
pemerintahan belanda tahun 1949 mengakui kemerdekaan Republik Indonesia
maka pusat pemerintahan RI di Yogyakarta, di pindahkan ke Jakarta.
Dalam masa prolog G 30 S /PKI terjadilah dalam sejarah Pemerintahan RI
suatu cabinet yang besar disebut dengan nama Kabinet DwiKora Atau Kabinet
100 Menteri, dimana pada masa itu ikut mengalami perubahan orgasisasi menjadi
5 Dept. dibawah kompartemen PUT ketika membawahi, antara lain :
Departemen Listrik dan Ketenagakerjaan
7
Departemen Jalan Raya Sumatera
Kedudukan dan struktur Dinas Bina Marga dan Pengairan telah diatur
dalam Peraturan Daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan
dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung.
Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung mempunyai tugas pokok
untuk melaksanakan kewenangan daerah dibidang pekerjaan umum lingkup
kebinamargaan dan sumber daya air.
(struktur organisasi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung terlampir)
8
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
9
2.5 Peta dan Denah Lokasi
2.4.1 Peta
2.4.2 Denah
10
BAB III
LANDASAN TEORI
11
2. Tipikal potongan melintang jalan, situasi (layout) jalan dan persimpangan
jalan
3. Geometri jalan, seperti alinyemen horisontal, alinyemen vertikal
4. Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi pantulan
cahaya lampu penerangan
5. Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya, data fotometrik lampu dan
lokasi sumber listrik
6. Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan
7. Perencanaan sistem lampu penerangan efektif dan ekonomis
8. Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan daerah
sekitarnya
9. Data kecelakaan dan kerawanan lokasi.
12
3.4 Photocell
Pengertian Photocell
Photocell adalah suatu alat yang berupa rangkaian elektronik yang berfungsi
sebagai pemutus atau penghubung aliran listrik yang bekerja secara otomatis
sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Didalamnya berisi
komponen LDR (Light Dependent Resistor) yang berfungsi sebagai saklar
otomatis yang on dan off-nya bisa disetting secara otomatis berdasarkan sensor
cahaya. LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan
resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. Photocell bentuknya berbeda
beda namun memasangnya tetap sama, ada 3 kabel yang keluar dari alat ini
yaitu kabel warna hitam, merah dan putih. Kabel hitam pada listrik, kabel
merah ke lampu, dan kabel putih ke netral. Berikut adalah gambar photocell :
13
terang, nilai resistansi menjadi tinggi sehingga arus tidak dapat mengalir dan
lampu akan mati.
3.5 Ballast
Pengertian ballast
Ballast elektronik adalah konverter elektronika daya yang fungsinya untuk
mensuplai discharge lamp. Jenis ballast yang digunakan adalah
electromagnetik ballast induktif (inductive ballast) yang berfungsi sebagai
pembatas arus. Kontruksi harus sedemikian hingga dapat terkunci pada
dudukan komponen dan mudah dirakit/proses penyambungan. Pada tiap
ballast harus dilengkapi dengan marking petunjuk wiring, werk, model, arus
nominal. Ballast elektronik mulai popular setelah berkembangnya mosfet
yang berdaya besar dan harga relatif murah.
Fungsi ballast
Ballast berfungsi memberikan sumber tegangan AC 220 volt dari PLN
untuk menyalakan lampu TL. Menurut fungsi ballast dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Ballast BHL
Ballast BHL adalah ballast yang berfungsi untuk menurunkan tegangan,
biasanya dipakai untuk lampu TL berjenis HPL (warna penerangan putih) .
ballast BHL mempunyai dua soket, yang pertama soket input pusat atau
input AC dari PLN (fasa) dan soket kedua adalah soket keluaran yang
menadi fasa lampu
14
2. Ballast BSN
Ballast BSN berfungsi untuk menurunkan tegangan, biasanya dipakai
untuk lampu TL berjenis SON (warna penerangan kekuning – kuningan).
Yang membedakan Ballast BHL dan Ballast BSN adalah jumlah soketnya.
Ballast BHN memiliki tiga soket, yang pertama soket input pusat atau input
AC dari PLN, soket kedua adalah penguning input yang berasal dari ignitor,
soket ketiga merupakan keluaran yang menjadi fasa lampu.
3.6 Fitting
Pengertian fitting
Fitting lampu adalah suatu alat yang digunakan untuk menghubungkan
lampu dengan kawat jaringan agar aman. Dengan menggunakan fitting
peralatan listrik. yang kita punya seperti lampu akan lebih aman untuk
digunakan.
15
Jenis jenis fitting
1. Berdasarkan kegunanaannya
a. Fitting langit langit
Pemasangan fitting langit langit ditempelkan pada langit langit
(eternit) dan dilengkapi dengan roset. Roset diperlukan untuk
meletakan fitting supaya kokoh kedudukannya pada langit langit.
16
b. Fitting gantung
Disebut fitting gantung karena pemasangannya yang menggantung
di langit langit. Berfungsi sebagai pemegang bola lampu dan sebagai
penghantar daya listrik ke lampu.
17
2. Berdasarkan ukurannya
a. Fitting E12
Dipakai untuk dop lombok kecil, ukurannya sangat kecil.
b. Fitting E14
Dipakai untuk dop lombok tanggung, ukurannya lebih besar sedikit
dari E12.
c. Fitting E27
Dipakai untuk dop biasa, lampu hemat energi, dan sebagainya.
Ukurannya lebih besar dari E14
d. Fitting E40
Dipakai untuk lampu hemat energi dengan watt besar, lampu
mercury, dan sebagainya. Ukurannya lebih besar dari E27
3. Berdasarkan penempatannya
a. Fitting flapon
Dipakai untuk lampu yang diletakan di flapon
b. Fitting gantung
Dipakai untuk lampu yang digantungkan dengan kabel.
c. Fitting colok
Dipakai untuk lamou yang dipasang di stop kontak.
18
4. Berdasarkan materialnya
a. Fitting keramik
b. Fitting plastik
19
3.7 Lampu
Lampu adalah komponen listrik yang bisa menerangi dan memancarkan
cahaya bila dialiri listrik. Lampu dibagi menjadi dua, yaitu lampu pijar dan lampu
TL. Jenis jenis lampu diantaranya:
20
Lampu SON digunakan di jalan jalan besar atau jalan yang ramai digunakan,
karena lampu SON ini mampu menembus kabut. Berbeda dengan lampu
HPL/LHE, lampu ini digunakan di jalan yang kurang ramai di lewati seperti jalan
komplek, atau gang gang. Lampu HPL/LHE adalah lampu yang hemat energi,
kareana keuntungan lampu LHE salah satunya tidak menggunakan travo atau
ballast dan ignitor karena lampu ini tegangan kecil jadi cukup memakai sumber
listrik di PLN. Pada lampu SON ada beberapa jenis, yaitu ada SON-E dan SON-T
yang membedakan adalah dari bentuknya.
3.8 Kabel
1. Kabel NYM
Kabel NYM digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung
dan system tenaga. Kabel NYM berinti lebih dari satu, memiliki lapisan
isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu abu), ada yang berinti dua, tiga
atau empat. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat
keamanannya lebih baik dari kabel NYA. Kabel ini dapat dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.
21
2. Kabel NYA
Digunakan untuk instalasi rumah dan dalam instalasi rumah yang
sering digunakan adalah NYA ukuran 1,5 mm dan 2,5 mm, berinti
tunggal, berlapis, bahan isolasi, ada warna merah, kuning, biru, dan hitam.
Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air dan
mudah digigit tikus. Agar aman menggunakan kabel tipe ini lebih baik
kabel dipasang di dalam pipa atau saluran penutup, karena selain tidak bias
diganggu oleh hewan pengerat dan tidak terkena air, juga apabila isolasi
terbuka tidak bias tersentuh langsung oleh manusia.
22
3. Kabel NYY
Kabel NYY dirancang untuk instalasi tetap di dalam tanah yang mana
harus tetap diberikan perlindungan khusus (misalnya duct, piva pvc, atau
pipa besi). Kabel protodur tanpa sarung logam. Instalasi bias di tempatkan
di dalam dan luar ruangan, dalam kondisi lembab ataupun kering,
memiliki lapisan isolasi PVC, ada yang berinti 2, 3 atau 4. Dan memiliki
lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM. Isolasi kabel NYY terbuat
dari bahan yang tidak disukai oleh tikus.
23
4. Kabel NYAF
Kabel NYAF direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi
dalam kabel kotak distribusi pipa atau di dalam duct. Merupakan jenis
kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC.
Digukan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang
tinggi. Kabel ini sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan-
belokan tajam. Digunakan dilingkungan yang kering dan tidak dalam
kondisi lembab/basah atau terkena pengaruh cuaca secara langsung.
24
5. Kabel NYFGBY/NYRGBY/NYBY
Kabel ini dirancang khusus untuk instalasi tetap dalam tanah yang
ditanam langsung tanpa memerlukan perlindungan tambahan (kecuali
harus menyebrang jalan). Pada kondisi normal kedalaman pemasangan di
bawah tanah adalah 0,8 meter.
25
7. Kabel BC
Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran/tegangan maksimal 6-
500 mm2 / 500 v pemakaian saluran di atas tanah dan penghantar
pertahanan.
26
ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu
digunakan kawat penghantar ACSR .
27
11. Kabel NYMHYO
Merupakan kabel jenis serabut dengan berintikan dua serabut. Kabel
ini biasanya digunakan untuk soundsystem, loudspeaker, virtual video.
Jenis kabel ini mampu menghantar hingga 700 VA sehingga aman dan
menjadikan pembayaran rekening listrik menjadi murah. Jenis ini biasanya
digunakan pada model roll. Pemakaian daya yang besar hanya bersifat
sementara karena jenis kabel ini hanya mampu menghantar listrik 20VA-
50VA. Kurang atau hilangkan pemakaian jenis kabel ini karena mudah
sekali menimbulkan bahaya listrik serta menjadikan pembayaran listrik
membengkak. Spin control berputar berdasarkan panas yang dikeluarkan
oleh energi listrik. Kabel ini biasanya digunakan pada lampu taman.
28
Gambar 3.24 kabel NYMHY
29
3.9.2 Tang pemotong
Memiliki rahang tajam. Fungsinya untuk memotong kawat, kabel
plastik, dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium.
Gagangnya dilapis plastik. Kelemahannya tidak mampu memotong
ukuran bidang yang besar atau tebal.
30
3.9.4 Obeng min (-)
Obeng minus berfungsi untuk mencongkel sesuatu yang sulit
dibuka karena bentuknya pipih.
3.9.5 Tespen
Tespen berbentuk obeng yang mempunyai mata minus (-)
berukuran kecil pada bagian ujungnya. Tespen juga memiliki jepitan
seperti pulpen sebelumnya dan di dalamnya terdapat led yang mampu
menyala sebagai indikator tegangan listrik.
31
3.9.6 Kunci L
Kunci L atau kunci heksagonal adalah kunci yang digunakan untuk
melepas baut yang kepala bautnya berbentuk bulat tetapi didalamnya
terdapat lubang yang berbentuk segienam.
32
BAB IV
2. Tespen 2. Isolasi
Langkah kerja
33
6. Setelah penggantian selesai tutup kabel yang terkelupas dengan
menggunakan isolasi
7. Turunkan boom dan naikan kaki hidrolik
8. Kemudian off kan MCB
9. Pekerjaan selesai
34
Gambar 4.1 perkerja sedang mengganti potosell
35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Selama tiga bulan penulis melaksanakan prakerin di suatu instansi
pemerintahan yaitu Dinas Bina Marga Kota Bandung. Dari hasil analisis dan
pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Alat dan bahan yang digunakan juga mudah didapatkan, baik di toko
elektronika maupun di olshop.
2. Perbaikan penerangan tidak terlalu sulit, asalkan tahu bagaimana
menyambungkan komponen yang satu dengan yang lain dan mengetahui
pusat kerusakan yang menyebabkan penerangan jalan tidak berfungsi.
3. Transportasi yang mendukung saat memperbaiki penerangan jalan.
4. Tempat yang sangat strategis yang terletak di dalam kota, yang
memungkinkan masyarakat lebih mudah untuk melapor apabila terjadi
kerusakan pada penerangan jalan.
5. Seorang yang ahli adalah tidak hanya seorang yang tidak pernah salah dalam
melakukan perbaikan tetapi semua hal yang dilakukan harus sesuai dengan
pedoman.
6. Pemeliharaan system penerangan yang mencakup penggantian lampu dan
komponen listrik yang rusak atau yang sudah menurun kualitasnya.
7. Lebih bisa menghargai waktu.
8. Perbaikan hanya memperbaiki dengan mengganti komponen yang lama
dengan yang baru.
9. Mendidik diri agar menjadi lebih dewasa.
10. Dapat turut serta dalam melakukan kegiatan perawatan dan pemeliharaan
penerangan jalan umum.
36
5.2 SARAN
37
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ppid.bandung.
go.id/%3D20934&ved=2ahUKEwiv9eHZzLPhAhVbVH0KHTC7CYEQFjABeg
QIBhAB&usg=AOvVaw08Xr1GbqVIGHDxXnJQqZqk
38