Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstruksi geometri adalah suatu tata cara dalam menggambar suatu benda 3
Dimensi dengan didasarkan pada konstruksi geometri dasar. Gambar mesin harus
digambar dengan teliti dan cermat. Untuk itu diperlukan keterampilan dalam
menggunakan penggaris T, jangka, segitiga dan sebagainya, sebagai dasar
menggambar bentuk bentuk geometri. Konstruks Geometri mempunyai fungsi
yang penting dalam pembuatan gambar kerja maupun pemecahan masalah
dengan grafik atau diagram.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apakah pengertian konstruksi geometris?
2. Apa saja konstruksi dengan garis?
3. Apa saja konstrksi dengan lingkaran?
4. Apa saja garis-garis lengung?

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Mahasiswa mengetahui definisi tentang konstruksi geometri
2. Mahasiswa mengetahui macam-macam konstruksi geometri
3. Mahasiswa mampu menggambar kontruksi dengan baik
4. Mahasiswa mampu memahami cara menggambar konstruksi

1.4 Batasan Masalah


Pada makalah kali ini kami diminta untuk mengenal dasar-asar konstruksi
geometri, maka dari itu ruang lingkup yang akan kami bahas ialah seputar
konstruksi geomtri dan bagaiman cara konstruksi dengan garis tegak, garis
lengkung, dan lengkungan bentuk gigi.

1
Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan
yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai
berikut:
1. Perancangan makalah ini harus disertai dengan presentasi.
2. Isi dari makalah ini harus disertai hasil eksekusi dari beberapa literatur.
3. Makalah ini tidak hanya berisi tentang hasil dari presentasi.

1.5 Sistematika Penulisans


1. Bab 1 menjelaskan tentang latar berlakang, perumusan masalah, batasan
masalah, maksud dan tujuan praktikum, sistematika penulisan.
2. Bab 2 menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan penulis untuk
mendefinisikan suatu konstruksi-konstruksi dasar, beberapa konstruksi
dengan garis, konstruksi-kontruksi dengan lingkaran, garis-garis
lengkung, potongan-potongan kerucut, lengkungan bentuk gigi.
3. Bab 3 menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konstruksi – Konstruksi Dasar


Gambar mesin harus digambar dengan teliti dan cermat. Untuk ini diperlukan
keterampilan dalam menggunakan penggaris T, jangka, segitiga, dsb. Sebagian
dasar menggambarkan bentuk-bentuk geometri, yang dasar-dasarnya akan
dibahas dibawah ini.
Bentuk geometris adalah bentuk yang berhubungan dengan sifat garis, sudut,
bidang, dan ruang. Titik menggambarkan suatu tempat dalam ruang atau pada
suatu gambar dan tidak memiliki lebar, tinggi atau kedalaman atau titik disajikan
oleh perpotongan dua garis, garis gores pendek, atau tanda silang. Garis
didefinisikan oleh Euclid sebagai “yang memiliki panjang tanpa lebar”. Garis
lurus merupakan jarak terpendek antara dua titik. Sudut dibentuk oleh dua garis
yang saling berpotongan. Bidang merupakan daerah yang dibatasi oleh tiga buah
garis atau lebih. Ruang merupakan daerah yang dibatasi oleh beberapa bidang.
Untuk mengikuti contoh penggambaran bentuk-bentuk geometris yang
diuraikan disini, dipergunakan alat-alat gambar seperti sepasang segitiga, mistar-
T, jangka.

2.1.1 Beberapa Konstruksi dengan Garis


a) Membagi sebuah garis dalam bagian-bagian yang sama

Gambar 2.1 Contoh konstruksi garis

3
Caranya hubungkanlah titik B dengan titik 5. tariklah garis-garis melalui titik
1 sampai dengan titik 4 sejajar dengan garis B5. titik potong antara garis-
garis sejajar ini dengan garis AB merupakan bagian – bagian yang diminta.
b) Menggambar garis tegak lurus

Gambar 2.2 Contoh gambar garis tegak lurus


Caranya letakan penggaris atau sebuah segi tiga, sehingga sisi-sisinya
sejajar dengan garis AB. Letakan segi tiga lain dengan sebuah sisinya
menempel pada sisi penggaris atau sisi segitiga pertama melalui titik D,
dan tariklah garis melalui titik D. Garis terakhir ini adalah yang
dinyatakan.
c) Membagi dua sebuah sudut

Gambar 2.3 Garis bagi tegak lurus dari sebuah garis

Gambar 2.4 Membagi dua sebuah sudut

4
Dengan jari-jari yang cukup besar, gambarlah sebuah busur lingkaran
dengan titik A sebagai titik pusat, dan memotong kaki-kaki sedut AB dan
AC pada titik D dan E. Dengan jari-jari r yang sama buatlah dua buah
busur lingkaran dengan titik-titik D dan E sebagai titik pusat. Dua buah busur
lingkaran ini akan berpotongan pada titik F. Garis penghubung AF adalah
garis pembagi yang dicari.

d) Segi lima teratur

Gambar 2.5 Segi lima teratur dengan sebuah sisi tertentu

Gambar 2.6 Segi lima teratur dalam sebuah lingkaran

5
e) Segi banyak teratur
Segi banyak teratur yang dapat digambar secara geometris, hanya
segitiga sama sisi, bujur sangkar, atau segi banyak teratur yang jumlah
sisinya merupakan hasil perkalian dari jumlah sisi segi banyak teratur.

2.1.2 Konstruksi – Konstruksi dengan lingkaran


a) Membagi keliling lingkaran

Gambar 2.7 Membagi keliling lingkaran menjadi


12 bagian yang sama

b) Menggambar garis singgung pada sebuah lingkaran

Gambar 2.8 Sebuah garis singgung pada sebuah lingkaran


melalui sebuah titik pada lingkaran

c) Menggambar lingkaran atau busur lingkaran yang menyinggung pada


dua buah garis lurus.

6
Gambar 2.9 Sebuah busur yang menyinggung dua garis tegak
lurus.

d) Menggambar garis – garis singgung pada dua lingkaran


Ada dua pasang garis singgung pada dua lingkaran, seperti tampak
pada gambar dibawah. Jari – jari lingkaran adalah R dan r, dan jarak
antara titik pusat di O1O2 = c.
 Buatlah lingkaran dengan jari-jari (R-r) dan titik pusat di O1.
 Tentukanlah titik A pada lingkaran ini, sebagai berikut.
Gambarlah busur lingkarang dengan O2 sebagai titik pusat dan
jari-jari c/2, yang memotong lingkaran dengan jari-jari (R-r) di A
dan B. Titik O3 ialah titik tengah dari O1O2.
 Hubungkan O1 dengan A dan B, dan perpanjanganlah garis-garis
penghubung ini, sehingga masing-masing memotong lingkaran
besar pada T1 dan T’1.
 Tariklah garis sejajar dengan AO2 dan BO2 melalui T1 dan T’1.
Garis-garis T1T2 dan T’1T’2 adalah pasangan garis singgung yang
pertama.

Dengan cara yang sama seperti diatas masalah ini dapat diselesaikan,
dengan perbedaan bahwa lingkaran yang digambar berjari-jari (R+r)
pada titik pusat O2.

7
e) Menggambar busur lingkaran yang menyinggung dua buah lingkaran
dengan jari-jari R1 dan R2.
Disini terdapat juga dua pasang busur lingkaran singgung.
 Gambarlah busur-busur lingkaran dengan jari-jari R1 + r dan R2 +
r, masing-masing dengan O1 dan O2 sebagai titik pusat. Kedua
busur lingkaran ini akan berpotongan di titik M.
 Dengan titik M sebagai titik pusat dan jari-jari r gambarlah busur
lingkaran ditanyakan.

Pelaksanaannya sama seperti diatas dengan perbedaan jari-jari busur


lingkaran. Jari-jari busur lingkaran disini adalah r – R1 dan r – R2.
Setelah ditentukan titik M, maka busur lingkaran singgung dapat
diselesaikan dengan mudah.

Gambar 2.10 Sebuah busur menyinggung dua buah lingkaran

f) Panjang garis lurus yang mendekati panjang busur lingkaran atau


sebaliknya.

8
Suatu bagian garis lurus yang panjangnya sama dengan panjang busur
lingkaran, atau panjang busur lingkaran yang panjangnya sama dengan
panjang garis lurus, dapat digambar dengan cara pendekatan.
 Tentukanlah titik bagi C dari busur lingkaran AB, dan
perpanjanganlah BA dengan AD = AC.
 Gambarlah garis singgung busur pada titik A, dan gambarlah
busur lingkaran dengan jari-jari BD dan titik pusat D, yang
memotong garis singgung tadi di E. Maka AE = AB.

Jika sudut busur AOB lebih besar dari 90◦, kesalahannya akan
menjadi terlalu besar. Dalam hal ini bagilah busur lingkaran tersebut
dalam beberapa bagian dengan sudut yang lebih kecil dari pada 90◦,
kemudian tentukannlah panjang busur lingkaran seperti gambar
dibawah. Maka panjang keseluruhan dari busur lingkaran tersebut
adalah jumlah dari bagian-bagian panjang busur lingkaran.

Gambar 2.11 Panjang garis lurus yang sama dengan panjang busur

g) Menentukan gambar garis lurus pada busur lingkaran


 Gambarlah garis singgung busur pada titik A. Buatlah AC sama
dengan seperempat AB.
 Gambarlah dengan titik C sebagai titik pusat dan CB sebagai jari-
jari busur lingkaran yang memotong busur lingkaran yang
diketahui di D. Maka AD = AB.

9
Jika sudut busur lebih besar dari 60◦, selesaikanlah dengan
membaginya dalam dua atau empat bagian dengan cara seperti diatas.

Gambar 2.12 Panjang busur yang sama dengan panjang garis lurus

h) Panjang garis lurus yang mendekati keliling lingkaran.


Cara yang digambarkan merupakan pendekatan, tetapi mempunyai
ketelitian yang cukup tinggi.
 Ambillah titik C pada lingkaran, dimana sudut AOC = 30◦.
 Gambarlah CD tegak lurus pada AB.
 Gambarlah garis singgung pada lingkaran dititik B, dan
tentukanlah titik E dengan BE = 3 x AB.
 Hubungkanlah D dengan E, maka panjang DE adalah pendekatan
panjang keliling lingkaran yang diketahui.

Gambar 2.13 Panjang garis lurus yang sama dengan keliling


lingkaran

10
i) Panjang garis lurus yang mendekati panjang keliling setengah lingkaran.
Cara pada gambar dibawah merupakan pendekatan dengan ketelitian
yang cukup tinggi.
 Tentukanlah titik C pada garis singgung lingkaran melalui titik B,
dimana sudut BOC = 30◦.
 Buat CD = 3 x OA. OA adalah jari-jari lingkaran.
 Hubungkanlah D dengan A, maka AD adalah kurang lebih
panjang setengah keliling lingkaran yang diketahui.

Gambar 2.14 Panjang garis lurus yang sama dengan setengah


keliling lingkaran

2.2 Garis-garis lengkung


2.2.1 Potongan-potongan kerucut
Jika sebuah kerucut dipotong oleh sebuah bidang datar dalam macam-
macam kedudukan, akan terjadi bermacam-macam garis potong. Tergantung
dari kedudukan bidang datar tersebut, maka garis potongnya dapat berbentuk
lingkaran, elips, parabola atau hyperbola, yang disebut potongan-potongan
kerucut.
Sudut antara sumbu kerucut dan garis pembentuk disebut α, dan sudut
antara sumbu kerucut dan bidang potong disebut β. Hubungan antara α dab β
menentukan bentuk potongan kerucut sebagai berikut :

11
 α < β, elips
 α = β, parabola
 α > β, hyperbola

Gambar 2.15 Elips Gambar 2.16 Parabola Gambar 2.17 Hyperbola

Jika β = 90°, potongan kerucutnya adalah sebuah lingkaran. Ini adalah suatu
keadaan istimewa. Sebuah silinder dapat dianggap sebagai sebuah kerucut
dengan α = 0°, sehingga garis potong antara silinder dan bidang adalah suatu
elips.

a) Elips
Cara menggambar elips, yang kedua sumbu utamanya diketahui akan
dibahas berikut ini.

Gambar 2.18 Mengambar elips dengan dua buah lingkaran

12
Cara gambar 2.18
1) Gambar dua buah lingkaran sepusat dengan sumbu panjang dan
sumbu pendek sebagai diameter.
2) Tariklah garis-garis radial yang memotong kedua lingkaran pada 2, .
. . dan 1',2', . . .
3) Dari titik-titik 1, 2, . . . tariklah garis-garis sejajar dengan sumbu
pendek, dan dari titik-titik 1',2', . . . garis-garis sejajar dengan sumbu
panjang. Dua macam garis ini akan saling berpotongan di titik 1'',2'',
. . . Titik-titik potong ini adalah titik titik dari elips.
4) Hubungankanlah titik-titik ini dengan menggunakan sebuah mal
lengkungan, maka akan dihasilkan elips yang ditanyakan.

Gambar 2.19 Menggambar elips dengan garis-garis berpotongan

Cara gambar 2.19


1) Gambarlah segi empat dengan panjang sumbu-sumbu elips sebagai sisi-
tarsisinya.
2) Bagilah setengah sumbu panjang AO dalam beberapa bagian yang sama,
dan sebutlah titik-titik baginya 1, 2, 3, . . . Bagilah AE dalam jumlah
yang sama, dalam bagian-bagian yang sama, dan sebutlah titik-titik
baginya 1', 2', 3', . . .

13
3) Tariklah D-1 yang memotong C-1' di titik 1'', D-2 yang garis memotong
C-2' di titik 2'', dan seterusnya. Titik-titik potong ini adalah titik-titik
dari elips yang harus digambar.
4) Bagian-bagian lain dari elips dapat diselesaikan dengan cara yang sama.

Gambar 2.20 Menggambar elips dengan cara penggeseran

Cara gambar 2.20

1) Pada sebuah garis lurus tentukanlah jarak PR sama dengan setengah


sumbu panjang dan PQ sama dengan setengah sumbu pendek.
2) Letakkan titik R pada sumbu pendek dan Q pada sumbu panjang dari
elips, maka titik P adalah titik dari elips. Dengan menggeser P pada garis
sumbu panjang dan R pada garis sumbu pendek, maka titik P akan
melukis garis elips yang diminta. Cara ini disebut cara penggeseran dan
dipergunakan pada mesin ellipsograph.

Cara ini dapat dipergunakan juga untuk menentukan salah satu sumbu
elips, jika sebuah titik dari elips dan salah satu dari setengah sumbu
diketahui. Misalkan titik P dan setengah sumbu panjang diketahui, yaitu
PR.

1) Letakkan titik R pada sumbu BB', dan hubungkanlah P dengan R.


2) Garis PR akan memotong sumbu panjang di Q. Panjang PQ adalah
sumbu pendek yang dicari.

14
Gambar 2.21 Gambar pendekatan dari elips

Cara gambar 2.21

Menggambar elips dengan cara pendekatan 1

1) Gambarlah sebuah jujur sangkar dengan sisi sama dengan setengah dari
setengah selisih sumbu panjang dan sumbu pendek dari elips, dengan
diagonal MN berhimpit dengan sumbu pendek MB.
2) Ambil titik O1 pada perpanjangan sumbu pendek pada jarak MB = 2b.
3) Perpanjangan NO2 sehingga memotong sumbu panjang di O3.
4) Gambarlah busur lingkaran dengan pusat O1 dan jari-jari O1B,
kemudian busur lingkaran dengan pusat O2 dan jari-jari O22 dan dengan
titik pusat O3 dan jari-jari O31 buatlah busur lingkaran A1. Garis
lengkung A12B adalah seperempat bagian elips yang diatanyakan.
5) Bagian elips yang lain dapat diselesaikan dengan cara yang sama.

Gambar 2.22 Gambar pendekatan dari elips

15
Cara gambar 2.22

Menggambar elips dengan cara pendekatan 2

1) Hubungkanlah A dengan C. tentukan titik F pada AC dengan jarak CF


sama dengan setengah selisih sumbu panjang dan sumbu pendek.
Caranya dengan mengambil OE sama dengan setengah sumbu panjang
dan lingkarkanlah E ke F dengan C sebagai titik pusat.
2) Gambarlah garis bagi tegak lurus dari AF , yang memotong sumbu
panjang dan sumbu pendek di H dan K.
3) Dengan titik H sebagai titik pusat dan jari-jari HA buatlah busur
lingkaran AG. Selanjutnya gambar busur lingkaran GC dengan titik
pusat K dan jari-jari KG. Lengkungan AGC adalah seperempat elips
yang ditanyakan.
4) Selesaikanlah bagian elips yang lain dengan cara yang sama.

b) Parabola

Gambar 2.23 Parabola

Pada Gambar 2.23 diperlihatkan cara menggambar parabola, jika sumbu


AB, titik puncak A dan sebuah titik sembarang P diketahui.
1) Gambarlah garis tegak lurus CD pada AB melalui titik puncak A.

16
2) Gambarlah garis tegak lurus PE pada AB melalui titik P, dan ambillah
BE= BP
3) Bagilah BP dan CP dalam beberapa bagian yang sama dan jumlahnya
sama, dan berilah tanda 1,2,3, . . . dan 1',2',3', . . . pada titik bagi
tersebut.
4) Tariklah garis-garis sejajar dengan AB melalui titik-titik bagi 1,2,3, . .
. Hubungkanlah A dengan titik-titik bagi 1',2',3', . . . Garis-garis ini
akan memotong garis-garis sejajar pada titik 1'',2'',3'', . . . , yang
merupakan titik-titik dari parabola yang ditanyakan. Dengan
menghubungkan titik-titik parabolaini dengan mal lengkungan akan
diperoleh parabolanya. Bagian parabola yang simetris dapat
diselesaikan dengan cara yang sama.

c) Hyperbola

Gambar 2.24 Hyperbola

Pada Gambar 2.24 diperlihatkan cara menggambar hyperbola, jika sumbu


AB, dua titik puncak A dan A' dan sebuah titik P pada hyperbola diketahui.

17
1) Gambarlah segi empat panjang melalui titik puncak A dan titik P,
dengan BE=PE.
2) Bagilah BP dan CP dalam beberapa bagian yang sama dalam jumlah
yang sama, dan berilah tanda 1,2,3, . . . dan 1',2',3', . . .
3) Hubungkanlah titik A dengan 1',2',3', . . . dan titik A' dengan 1,2,3, . .
. Kumpulan garis-garis ini akan berpotongan pada titik 1'',2'',3'', . . .
4) Hubungkanlah titik-titik terkahir ini dengan menggunakan sebuah mal
lengkungan, maka hasilnya adalah bagian dari hyperbola yang
ditanyakan. Bagian yang lain dapat diselesaikan dengan cara yang
sama.

2.2.2 Lengkungan bentuk gigi


Beberapa bentuk lengkungan dipakai untuk membentuk sebuah gigi
dari suatu roda gigi. Yang umum dipakai adalah lengkungan evolvent dan
lengkungan cyclodia.

a) Evolvent
Sebuah lengkungan evolvent adalah sebuah lengkungan yang dihasilkan
oleh sebuah titik pada benang yang dilepas dari gulungan pada sebuah
lingkaran, atau sebaliknya, dengan ketentuan bahwa benangnya harus
tetap tegang.

Gambar 2.25 Evolvent

18
Cara gambar 2.25
1) Gambarlah sebuah lingkaran denga titik pusat O, dan tariklah
garis singgung AB melalui titik A pada lingkaran tersebut.
Panjang AB adalah sama dengan panjang keliling lingkaran.
2) Bagilah keliling lingkaran dang garis singgung dengan bagian-
bagian yang sama dalam jumlah yang sama. Di sini keduanya
dibagi dalam duabelas bagian yang sama. Berilaj tanda pada
titik-titik bagi masing-masing 1,2,3, . . . dan 1',2',3', . . .
3) Tariklah pada titik-titk 1, 2, 3, . . . garis-garis singgungnya.
Buatlah panjang garis singgung 11'' = A1', 22' = A2', 33' = A3',
dst. Jika titik-titik 1'' , 2'' , 3'' , . . . dihubungkan denga bantuan
sebuah mal lengkungan, maka akan dihasilkan garis evolvent.

b) Cycloida
Jika sebuah lingkaran digelindingkan pada sebuah garis lurus
tanpa tergelincir (slip), maka sebuah titik pada lingkaran tersebut akan
menggambarkan sebuah cyclodia.

Gambar 2.26 cycloida


Cara gambar 2.26
1) Gambarlah garis singgung AB pada lingkaran yang diketahui.
Panjang AB adalah sama dengan panjang keliling lingkaran.
2) Bagilah lingkaran dan garis singgung dalam bagian-bagian yang
sama dalam jumlah yang sama. Disini diambil duabelas bagian
yang sama. Berilah tanda-tanda 1, 2, 3, . . . pada lingkaran dan
1',2',3', . . . pada garis singgung.

19
3) Tariklah garis-garis sejajar dengan AB melalui titik-titik 1, 2, 3,
. . . , dan garis-garis tegak lurus pada AB melalui 1',2',3', . . . Dua
kelompok garis ini akan saling berpotongan di titik-titik 1'' , 2''
, 3'' , . . .
4) Gambarlah pada titik 1'' , 2'' , 3'' , . . . sebagai titik pusat
lingkaran-lingkaran yang sama dengan lingkaran yang
diketahui. Lingkuran-lingkuran ini akan memotong garis-garis
sejajar dengan AB di titik-titik 1''' , 2''' , 3''' , . . . Jika titik-titik
terakhir ini dihubungkan oleh sebuah garis licin, akan
dihasilkan cyclodia.

c) Epicycloida dan Hypocycloida


Jika sebuah lingkaran menggelinding di luar atau di dalam sebuah
lingkaran, maka sebuah titik pada lingkaran gelinding ini akan
menggambarkan sebuah epicycloida dan hypocycloida.

Gambar 2.27 Epicycloida dan Hypocycloida

Pada Gambar. 2.27 diperlihatkan cara menggambar epicycloida dan


hypocyclida. Cara yang sama pada pembuatan cycloida dipakai juga di
sini, kecuali garis lurusnya diganti dengan sebuah busur lingkaran.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu, maka penulis bisa menyimpulkan
konstruksi geometri tidak harus menggunakan garis saja, melainkan banyak
faktor yang mendukungnya seperti lingkaran, kerucut, elips, parabola dan
hypocycloida. Karena itu semua diterapkan didunia terknik.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

G. Takeshi Sato, N. Sugiarto Hartanto 2000. Mechanical Drawing According to ISO


Standars. Jakarta. PT Pradnya Paramita.

22

Anda mungkin juga menyukai