Anda di halaman 1dari 11

C.

Memahami prinsip kerja/proses grading dan kualitas TBS yang dilakukan


oleh bagian sortasi

Grading adalah suatu kegiatan penyortiran TBS sebagai salah satu kendali
mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi kuantitas dan kualitas. Grading
menjadi salah satu bagian dalam alur pengolahan TBS menjadi CPO.

Grading memiliki fungsi, dimana fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kualitas Tandan Buah Segar


2. Sebagai salah satu parameter yang akan mempengaruhi rendemen/OER (oil
extrasion rendemen) di pabrik, dan kualitas minyak yang akan dihasilkan.
3. Acuan pembayaran TBS untuk pihak ke 3.

Sebelum melajut ke proses grading, tandan buah segar dibedakan menjadi


tiga jenis berdasarkan tebal tipisnya cangkang dan daging buah tersebut, adapun
jenis- jenisnya adalah sebagai berikut:
1. DURA
Jenis dura memilki ciri– ciri yaitu: tebal cangkangnya sekitar 2-8 mm,
kemudian tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang. Pada
bagian daging buah relatif tipis,daging biji besar dengan kandungan minyak
rendah, banyak digunakan sebagai induk betina dalam program pemuliaan.
2. PSIPERA
Jenis psipera memiliki jenis- jenis yaitu : tebal cangkangnya sangat tipis (
bahkan hampir tdak ada ) kemudian daging buah lebih tebal dari pada daging
buah jenis dura, daging biji sangat tipis, tidak dapat diperbanyak tanpa menyilang
dengan jenis lain. Dengan persilangan diperoleh jenis tenera. Psipera tidak dapat
digunakan untuk tanaman komersil tetapi digunakan sebagai induk jantan.

3. TENERA
Jenis tenera ciri – cirinya antara lain : tebal cangkangnya tipis 0,5-4 mm
terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung, daging buah sangat tebal,
tandan buah lebih banyak ( tetapi ukurannya lebih kecil ) merupakan persilangan
antara dura dan psifera. Jenis tenera merupakan yang paling banyak ditanam
dalam perkebunan dengan skala yang besar.
Tetapi pada PT Nubika Jaya, biasanya hanya ada menerima buah Tenera
dan Dura saja, jarang sekali jika ada buah Pisipera.

Prinsip kerja di PT Nubika Jaya adalah sebagai berikut:

1. Setelah kendaraan yang mengangkut TBS melalui jembatan timbang,


selanjutnya kendaraan diarahkan ke stasiun grading ( sortasi TBS )
2. Pada saat kendaraan membongkar TBS yang diangkut, karyawan sortasi
memisahkan TBS yang tidak sesuai kriteria TBS yang diterima perusahan dan
sesuai fraksi yang telah ditentukan.
3. Karyawan sortasi menghitung jumlah tandan TBS yang dibawa oleh kendaraan
dengan menggunakan alat counter agar dapat diketahui komidel TBS yang
dibawa.
4. Setelah TBS selesai disortir, karyawan sortasi menunggu hingga TBS yang
disortir benar-benar dimuat kedalam kendaraan.
5. Supir kendaraan menyerahkan SP kepada karyawan sortasi.
6. Karyawan sortasi mengisi pada SP ( surat pengantar ) TBS jumlah buah
pulang, potongan berupa ( sampah, air atau berondolan) sesuai dengan keadaan
TBS yang diterima dan menghitung komidel ( berat rata-rata) TBS yang
dibawa kendaraan agar diketahui TBS yang dibawa termasuk kategori buah
sedang, besar ataupun buah super.
7. Karyawan sortasi merekap data yang diisi pada SP kedalam kertas yang
disediakan.
8. Karyawan sortasi memberikan SP ( surat pengantar) TBS kepada supir
kendaraan dan menyuruh supir agar SP tersebut di parafkan ke pengawas
sortasi.
9. Kendaraan menuju jembatan timbang untuk menimbang berat kendaraan agar
diketahui netto ( berat bersih ) TBS yang dibawa kepabrik.
Berikut ini adalah alur kerja pada Stasiun Grading (sortasi TBS)
Kendaraan TBS diarahkan pada stasiun grading untuk disortir.

Jika TBS dari Kebun sendiri Karyawan sortasi menyortir TBS


maupun buah Kontrak maka Truk dan memisahkannya sesuai kriteria
langsung mendam TBS menuju TBS yang diterima oleh
Loading Ramp Perusahaan

Karyawan sortasi menunggu Karyawan sortasi menghitung


hingga TBS yang telah disortir jumlah tandan dengan alat counter
dimuat kedalam kendaraan

Karyawan sortasi menunggu

Petugas Sortasi mengisi SP berupa


Supir memberikan SP (Surat
Pengantar) TBS ke petugas Sortasi : (Buah pulang,potongan sampah)
dan menghitung komidel TBS

Supir kendaraan mem paraf SP


Kendaraan diarahkan ke jembatan
timbang (Surat Pengantar) TBS ke
pengawas sortasi

Krani timbangan mencatat netto TBS yang diterima oleh pabrik


Proses Grading dan kualitas TBS yang dilakukan oleh bagian sortasi adalah
sebagai berikut :

Mesin dan alat yang digunakan adalah

1. Tojok
2. Loader
3. Kampak

Prose grading yang dilakukan adalah:

1. Truk TBS secara teratur berada didepan pintu-pintu loading ramp yang
masih kosong
2. Pengawas sortasi mengatur posisi truk yang akan melakukan
pembongkaran Tandan Buah Segar diatas peron
3. TBS belum bisa dibongkar daro mobil sebelum personil sortasi datang
4. Personil sortasi menghitung TBS yang dibongkar dari mobil dengan
menggunakan counter
5. TBS yang dibongkar dari truk tidak boleh menumpuk (satu lapis)
6. Pengawas/personil sortasi memeriksa kondisis TBS yang dibongkar
apakah sesuai dengan kriteria TBS yang diterima, seperti:
a. Buah busuk dipulangkan
b. Buah mentah dipulangkan
c. Buah kastrasi (5kg ke bawah) dipulangkan
d. Buah abnormal dipulangkan
e. Pemotongan kadar air (maksimal 5%)
f. Pemotongan tangkai panjang (tangkai panjang mak 5cm)
g. Pemotongan sampah (mak 3%)
7. Personil sortasi tidak boleh meninggalkantruk TBS sebelum buah pulang
hasil sortasi dimuat kembali kedalam truk
8. Pengawas sortasi (asisten SPV/kepala regu) melakukan pengawasan
terhadap semua TBS yang telah siap disortir sebelum disorong oleh loader
ke loading ramp
9. Pengawas sortasi (asisten SPV/kepala regu) memerintah loader
menyorong TBS ke loading ramp

Kriteria TBS yang dikembalikan setelah sortasi adalah sebagai berikut:\


1. Fraksi 00 ( Mentah Hitam )
Buah mentah (unripe) merupakan tandan buah segar kriteria tidak ada fraksi
yang membrondol dan biasa nya buah akan berwarna hitam.

2. Fraksi 0 (Mentah)
Buah yang masih Muda/under ripe adalah TBS yang lapisan luarnya belum
berondol, dan jika dipukul warna kulitnya seperti kuning pucat. Biasanya
berondolan yang lepas dari tandan kurang dari 5 berondolan.

3. Fraksi 5 (Tandan Kosong)


Tandan yang jumlah brondolan lapisan dalam lebih dari 90% telah lepas dan
yang tertinggal hanya tandan kosong nya.

4. Buah Abnormal
Buah kurang polinasi terjadi karena adanya pemberian pupuk yang tidak
merata, iklim yang berubah-ubah, dan factor penyerbukan bunga yang tidak
merata pada setiap bunga betina, dengan ciri-ciri pembentukan brondolan yang
tidak merata pada tandan tersebut, hanya sebagian dari tandan saja yang akan
menghasilkan buah. Sehingga akan menurunkan tingkat persentase minyak
yang akan dihasilkan

5. Buah Restan/Busuk

Tandan buah segar yang sudah bermalam dan membusuk, yang ditandai
dengan tangkai yang sudah membusuk dan tidak segar lagi.
6. Buah Kastrasi (Buah dibawah 5kg)
Buah yang berat nya dibawah 5 kg/janjang sehingga tidak produksi karena
tingkat persentase minyak yang rendah. Hal ini dapat terjadi karena buah
pasir / buah kastrasi dari TBM yang baru berbuah lolos dari grading di TPH
sehingga terbawa saat angkut.
7. Brondolan Busuk, Kering, Ketek dan cincang
Brondolan busuk yaitu brondolan yang warnanya menghitam, telah
lembek/kering, busuk, dan berjamur.

Fraksi yang diinginkan pada proses pengolahan yang baik adalah fraksi I dan
fraksi II dan III sebab pada fraksi tersebut kandungan minyak pada TBS tinggi.
Buah yang telah disortasi dimasukkan kedalam Loading Ramp dengan tujuan agar
mempermudah TBS masuk kedalam lori atau cages.

D. Memahami prinsip kerja dan mampu melakukan analisa pengisian TBS


di Loading Ramp

Pengertian Loading Ramp


Loading Ramp merupakan rangkaian proses awal dari pengolahan kelapa
sawit sebelum memasuki proses selanjutnya. Stasiun loading ramp berfungsi
sebagai tempat penampungan sementara TBS sebelum dimasukkan ke dalam lori
buah (Fruit cages). Pada PT Nubika Jaya memiliki 1 buah peron dan terdiri dari
28 pintu dengan masing-masing pintu berkapasitas
Loading Ramp dirancang sesuai fungsinya dengan sisi kemiringan bidang luncur
ideal 25-30 derajat dan dipasang Plat Form atau besi T yang berjarak 10 mm
dengan tujuan untuk menjaring sampah/pasir yang terikut saat mengangkut
Tandan Buah Segar.

Tujuan stasiun Loading Ramp adalah :


 Mengatur pengisian lori, untuk mendapatkan kapasitas olah dan parkir lori di
St. Sterilizer
 Meminimalkan oil loss di loading ramp
 Meminimalkan asam lemak bebas (FFA) CPO

Pada stasiun loading ramp memilik mesin dan peralatan pendukung, yaitu :

1. Hydrolic control system


Mesin ini bekerja atas dasar tekanan oil yang diaturkan oleh pompa
Hydraulic, sistem dirancang sedemikian rupa agar mudah dioperasikan.
Cylinder Hydraulic berfungsi untuk mengalirkan minyak ke handle agar
dapat membuka dan menutup pintu loading ramp.

Adapun Prinsip Kerja pengisian TBS ke loading ramp adalah sebagai


berikut:

1. Posisikan Truk TBS secara teratur berada pada pintu-pintu loading ramp
yang masih kosong
2. Pastikan truk TBS dalam keadaan mati pada saat pembongkaran atau
penuangan TBS
3. Pastikan kerani sortasi melakukan sortir TBS berdasarkan mutu yang
ditentukan.
4. Pastikan loader menyorong TBS ke loading ramp
5. Pastikan posisi lori tepat berada dipintu-pintu loading ramp
6. Isi TBS kedalam lori berdasarkan metode first in-first out.
7. Sesuaikan pengisian TBS dengan kapasitas lori, TBS atau berondolan
harus dimuat seluruhnya kedalam lori.
8. Transfer lori bermuatan ke stasiun perebusan.

E. Memahami prinsip kerja dan mampu melakukan analisa pengaturan


pengisian TBS ke lori dan pengaturan penggunaan lori (FIFO)

Adapun Prinsip kerja pengisian TBS ke lori adalah sebagai berikut :

1. Hidupkan power panel dan juga peralatan hydraulic pump, motor pada
reservoir akan beroperasi dan tunggu untuk beberapa saat agar fluida
dalam reservoir telah bersirkulasi dengan sempurna.
2. Buka pintu loading ramp secara perlahan dengan cara menarik handle-
nya. Pembukaan pintu jangan langsung dibuka penuh untuk menghindari
terjadinya luapan TBS dalam lori dan benturan keras.
3. Pada saat pintu loading ramp terbuka. TBS yang masuk kedalam lori kita
atur sedemikian rupa sehingga semua ruang didalam lori terisi secara
merata, usahakan jangan sampai menggunung melebihi dari permukaan
atas lori.
4. Apabila lori sudah penuh tutup pintu loading ramp dengan cara menekan
handle sehingga pintu berjalan terus ke dasar loading ramp.
5. jika pada saat pertama membuka pintu loading ramp ternyata TBS tidak
mau juga turun ke lori, kita bantu dengan menarik TBS dengan ganju
panjang sampai TBS dapat turun masuk ke lori.
6. Apabila lori sudah penuh tutup pintu hopper ramp dengan cara menekan
handle sehingga pintu berjalan terus ke dasar loading ramp.
7. Parkirkan lori ke depan Sterilizer sesuai kebutuhan Sterilizer (6 lori untuk
1 unit Sterilizer)
8. Operator St. Loading Ramp harus selalu berkoordinasi dengan operator St.
Steriliser.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada loading ramp:
9. Pastikan pada saat pengisian lori tepat pada posisinya untuk mencegah
TBS tumpah ke lantai.
10. Untuk mendapatkan kapasitas PKS 50 Ton/Jam dengan isi lori 6,8 – 6,9
ton/lori maka lori/jam minimal harus terpenuhi.
11. Mengutip brondolan dan pastikan lingkungan kerja senantiasa bersih.
Pada stasiun Loading Ramp di PT Nubika Jaya mempunyai prinsip kerja
pengaturan penggunaan lori First In Firs Out (FIFO). FIFO yaitu prinsip kerja
yang mengutamakan TBS yang terlebih dahulu ada untuk segera di olah. Hal ini
dilakukan karena jumlah TBS yang tidak henti-hentinya masuk kedalam pabrik.
Fungsi FIFO : Meminimalkan kenaikan asam lemak bebas (FFA). Menurut teori
kenaikan FFA dari pohon sawit sampai ke lori, tahapan kenaikan FFA sudah
mencapai lebih kurang 1,85 %, sedangkan persyaratan mutu minyak sawit asam
lemak bebas (ALB) sebesar 2.5 – 3.5 % maksimum.

Anda mungkin juga menyukai