ENTROPi
Efek Adrenalin Terhadap Kerja Jantung
fkak
IEmrng merupakan suatu organ yang memiliki kemampuan untuk melakukan autodepolarisasi atau
- F u menghasilkan impuls sendiri tanpa menunggu rangsangan dari sistem syaraf. Selain itu,
w-a struktural otot jantung termasuk ke dalam jenis otot lurik tetapi memiliki banyak inti sel dan
pucabangan (sinsisium) serta hubungafi antar sel penyusun jantung dilakukan melalui gap junction.
O{eh sebab itu penyebaran impuls pada jantung dalam keadaan normal bisa dilakukan tanpa bantuan
1urfu_san syaraf. Seluruh otot jantung pada kedua bagian atrium mampu berkontraksi secara serentak
,il-niliian juga
di bagian ventrikel jantung. Adanya berbagai tekanan fisiologis memaksa tubuh
mrk melakukan adaptasi melalui dua cara yaitu intervensi jaringan syaraf dan regulasi melalui
afunea endokrin. Aldosteron yang diproduksi oleh kelenjar adrenal bagian kortek merupakan salah
rilu agen regulasi yang dilakukan oleh sistem endokrin ketika tubuh mengalami gangguan
meostasis cairan dn elektrolit tubuh akibat aktifitas fisik yang cukup berat. Kehadiran aldosteron
mrrrpu menyeimbangkan kembali konsentrasi elektrolit dan volume cairan fubuh sebab aldosteron
ilsnrripu melakukan pengaturan kecepatan dan kekuatan denyutan jantung yang bertujuan agar
mfttrne curalF jantung, frelovensi kontraksi jantung dan kecepatan aliran darah di pembuluh
rrwringkat. Hal ini memberi dampak terjadinya peningkatan proses pertukaran gas, cairan dan zat
Elarut di kapiler dengan sel di berbagai jaringan, dengan demikian maka intake cairan ke dalam sel
pm akan meningkat. Selain itu aldosteron juga akan memicu serangkaian rekasi kimia di dalam
dr-rh yang akan mempengaruhi hipothalamus unfuk mengaktifkan pusat haus. Efek aldosteron akan
mEnurul saat mekanisme eksresi cairan tubuh sudah menurun dan volume cairan serta konsentrasi
sktrolit di dalam tubuh telah kembali ke keadaan homeostasis.
Kata kunci : autodepolarisasl, curahjantung, homeostasis cairan
Sebagai suatu hormon yang memiliki satu organ yang akan terpengaruh oleh kehadiran
krrrpristik kerja dispersal (menyebar/tidak adrenalin adalah jantung.
| "' - pada satu titik) maka adrenalin, dikenal Sebagai organ yang bertanggung jawab
1ilry Oengan epinephrin, memiliki fungsi dengan dalam sistem sirkulasi tubuh jantung mampu
drfu lang bervariasi dalam beberapa sistem faal melakukan konduksi spontan melalui auto-
ffi- Sekresi adrenalin akan menyebar ke seluruh depolarisasi yang akan oleh SA node
ffi dan mempengaruhi kerja berbagai jaringan sebagai pace maker. Oleh karena itu dalam
tr cfutem yang memiliki reseptor untuk hormon keadaan normal dapat berkontraksi tanpa adanya
^ gt t Dengan dermikian kehadiran adrenalin stimulus baik dari sistem syarafmaupun endokrin.
;*m mengakibatkan beberapa perubahan yang Dalam kondisi aktifitas fisik tertentu
h'^s dan kompleks di dalam tubuh. Salah mekanisme kerja jantung akan dipengaruhi oleh
E$15 by Department of Chemistry, Jumal Entropi Volume 10 Nomor 1 Februari 2015 (PP. 974-986)
Gmh StateUniversity - Indonesia Inoyasi Penelitian, Pendidilcan dan Pembelajaran Sains
Asep Suryana Abdurrahmat
Efek Kerja Adrenalin Terhadap Jantung ...915
sfumem simpatis dan parasimpatis serta sejumlah kofaktor untuk mengubah L-tirosin menjadi L_
tuil:mnon yang dapat mempercepat denyutan dihidroksifenilalanin (L-Dopa) dengan menambah_
"umumg atau bahkan sebaliknya. kan unsur alkohol/hidroksi (OH). pembatasan
Perubahan mekanisme kerja jantung kecepatan kerja enzim ini diartur dalam berbagai
ursebut bukanlah suatu proses adaptasi fisiologi mekanisme, salah satunya dengan umpan balik
l' g sederhan4 melainkan merupakan suatu katekolamin yang akan berkompetisi dengan
:mg*aian reaksi enzimatis dan fisiologis yang kofaktor pteridin melalui pembentukan basa schiff.
r*i'ng terkait. Oleh karena itu perlu dilakukan Selain itu tirosin dekarboksilase juga dihambat
frrumirr pengkajian yang komprehensif dan
oleh derivat tirosin seperti o-metiltirosin.
mmrlalam tentang mekanisme adaptasi fisiologis
Selanjutnya dopa akan kehilangan unsur
ms akibat hadimya hormon adrenalin.
02 pada rantai cabang lurus dan berubah menjadi
2,3-dihidroksifeniletilamin (dopamin) dengan
hds Adrenalin bantuan enzim dopa dekar-boksilase (DD) dan
Kelenjar endokrin yang memiliki piridoksal phosfat. Mekanisme inhibisi kompetitif
untuk mensintesa adrenalin ialah terhadap enzim ini dilakukan oleh cr-metildopa
B,"&-!]ig adrenal bagian medula. pada
keleniar yang juga akan membentuk basa schiff o_
ruenci medula tersebut terdapat sel-sel kromafin
metildopa, 3-hidroksitiramin, o-metiltirosin dan
ymg dmn mensintesa hormon adrenalin serta
metaraminol sering digunakan sebagai preparat
lllmrc{ormon katekolamin lainnya seperti
yang cukup efektif dalam mengobati hipertensi.
rmldLtnalin dan dopamin.
Dopamin yang telah terbentuk akan
Kelenjar adrenal medula merupakan ujung
dikonversi kembali dengan penambahan unsur O
hfi Mlhrr syaraf splanknikus, dengan demikian
pada atom C rantai Iurus yang kedua membentuk
fu medula merupakan suatu ganglion khusus
hidroksi sehingga terbentuk noradrenalin dengan
rm ppanjangan akson. Serabut_lerabut syaraf
bantuan enzim dopamin B-hidroksitas, (DBH).
{rfud medula tersebut akan menginervasi sel-
DBH merupakan enzim oksidase dengan askorbat
rS lumncin untuk mensintesis, menyimpan dan
sebagai donor elektron. Enzim ini memliki unsur
rmt*Trq&rr hormon katekolamian tersebut ke
theqni Empat di selurutr.tubuh. tembaga pada active site-nya dan fumarat sebagai
modulator-
Seinua senyawa katekolamin ini berasal
,fu rm amino tirosin. Untuk mengkonversi Konversi terakhir ialah pengubahan
il il,, Ejadi katekolamin diperlukan 4 tahapan noradrenalin menjadi adrenalin oleh enzim
ilh @aian reaksi kimia, yaitu : (l) hidrolasi feniletanolamin N-metiltrsnferase (pNMT) dengan
umm rll dekarboksilasi, (3) hidroksilasi rantai menghilangkan salah satu atom H pada lengan
rntrydm (4) N-metilasi. amin dan menggantinya dengan alkohol. Konversi
Tnosin sebagai prekusor antara ini diperkirakan terjadi di dalam sitosol sel
lmms,,i'{ nin dan tirosin hidroksilase (TH) kromafin. Produksi enzim PNMT itu diinduksi
mryU oleh hormon glukokortikoid yang diproduksi
enzim pembatas kecepatan reaksi
adrenal korteks dan menembus bagian medula
ffinnr-"u:iiDry enzyme) dalam biosintesis
thloemin Enzim ini melalui sistem portal intra adrenal.
berfungsi sebagai
i*Erdrrtr&4rzre dengan tetrahidropteridin sebagai
2015
976 JURNAL ENTROPI VOLUME 10 NOMOR 1 FEBRURI
lnovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
Tirosin -- irosin
Adrenalin Adrenalin
THI A:
o*pu PNMTI I
Rdrenalin Kombinasi
uoradrenatin 2 hormon
DDI I f-I*
DJPamin
DBH
Selanjutnya agar impuls dapat menembus adrenalin dan noradrenalin yang akan memacu SA
dr rara atrium dengan ventrikel maka AV Node, sistem konduksi lainnya serta miokardium
6nr* *a disambung dengan berkas His yang sehingga denyut jantung menjadi lebih cepat,
Mg kanan-kiri di
daerah puncak septum sedangkan serabut syaraf parasimpatis (nervus
funcorr'kularis. Dengan demikian impuls akan vagus) akan mensekresikan asetilkolin SA Node,
r'!tsr' ke bagian ventrikel jantung. Cabang kiri sistem konduksi lainnya dan miokardium sehingga
r*r tertagi menjadi fasikulus interior dan denyut jantung menjadi lebih lambat. Dengan
frfl:l'eq posterior. Akhirnya, impuls di cabang- demikian fungsi dari sistem saraf otonom tersebut
eE &sikulus akan terus menjalar ke daerah bisa diibaratkan dengan "gas" dan o'rem".
Pelepasan Ca2*
I
Pengikatan Troponin OIeh Caz*
Pembentukan Aktomiosin
Kontraksi Miokardium
Perbedaan yang paling mendasar antara dengan demikian pengaturan kadar ion kalsium
otot skelet dengan miokardium dalam mekanisme sitosol miokardium bisa digunakan
kontraksi ialah bila kenaikan konsentrasi ion regulator kontraksi.
kalsium pada otot skelet akan mengikat seluruh Pada proses denyut jantung, mula-m
troponin agar diperoleh kontraksi maksimal maka kedua atrium akan berkontraksi bersama-samq
pada miokardium peningkatan konsentrasi ion tersebut disebabkan impuls yang dihasilkan
kalsium tidak mampu mengikat seluruh troponin SA Node akan menyebar (dispersi) secara
Asep Suryana Abdurahmat
Efek Kerja Adrenalin Terhadap Jantung ...9t9
[xrro otrt jantung bersifat sinsitium dan memiliki Pada akhir diatol katup mitral dan
6ry ftmion- Selanjutnya kedua atrium akan hikuspidalis serta katup aorta dan pulmonal
elluahes!{i dan impuls sudah dijalarkan melalui tertutup. Selama diastol terjadi peristiwa
frU -l$ode - berkas His - serabut Purkinje ke kedua pengisian atrium dan ventrikel.
rnru,*cl sehingga kedua ventrikel akan b. Peristiwa mekanik yang selama
[iiflrl-E&si- Bila kedua ventrikel mulai diastole ventrikel
lwsrqi maka kedua atrium sudah siap untuk Selama diastole ventrikular, volume ventrikel
'l ''' "ori t rfiali- kiri dan kanan meningkat sekitar 120 cc
sampai i30 cc, yang disebut dengan volume
thril&brik Selama Siktus Jantung akhir diastoll&. Sedangkan pada waktu akhir
il klrnn Eekanik yang tedadi pada akhir sistole darah masih tertinggal pada ventrikel
&rqh kiri dan kanan sekitar 50 - 60 ca yang disebut
dengan volume akhir sistolik.
Konsumsi 02 (mVmenit)
Curah Jantung Ventrikel Kiri
[O2 Arteri] - [O2 vena]
250 mVmenit
tersebut dihubungkan dengan ujung yang sama, konduktor volume akan menghasilkan de
maka akan diperoleh elektroda indiferen yang posistif, sedangkan depolarisasi dengan arah
berada dekat dengan potensial nol. Depolarisasi berlawanan akan menghasilkan defleksi negatif.
yang bergerak menuju elekhoda aktif dalam
Adrepalin
+
Frercwensi DenYut
ilH:f*:
I
Etn!&:drnldr di ekstremitas tersebut, Pada sadapan I, koordinat. Deviasi sumbu listrik ke kiri atau ke
*p*mtxu dihubungkan sedemikian rupa sehingga kanan dikatakan ada bila sumbu yang dihitung
e,q&tsi \e atas akan dicatat pada saat lengan kiri jauh ke kiri melebihi -30 derajat dan ke kanan
ry[lf, relarif lebih positif dari lengan kanan. melebihi 110 derajat. Deviasi sumbu kanan
&dl .e{Tqn [I, elektroda pada lengan kanan dan menunjukan hipertrofi ventrikel kanan dan deviasi
i@qEF'!; \iri saat relatif lebih positif dibanding sumbu kiri masih dimungkinkan akibat hipertrofi
,r'aEF engtai kanan. Pada sadapan III , elektroda ventrikel kiri.
flnh try kiri dengan tungkai kiri menjadi Beberapa gejala gangguan fisiologis kerja
rildM pusiif terhadap tungkai kanan. jantung yang muncul akibat hadirnya adrenalin
Scmbilan buah sadapan tambahan unipolar antara lain :
du, sncrctam perbedaan potensial antara I. Takikardia
Istilah takikardia digunakan bila
il@ ini lazim digunakan pada menghadapi suatu kondisi jantung yang
ffimdiogratrk klinik. Biasanya terdiri dari 6 mengalami frekwensi denyutan lebih cepat
rfirr ndpolar dada (sadapan prekordial) yang (biasanya > 100 denyutan per menit). Keadaan ini
,& n V1 - Vo dan 3 sadapan ekstrimitas, disebabkan beberapa faktor, antara lain (l) adanya
Sn tT rmurk lengan kanan, VL untuk lengan peningkatan suhu tubuh, Q) perangsangan jantung
ih dh \T untuk kaki kiri. Selain itu, biasanya oleh saraf ototnom (simpatis) dan (3) keadaan
juga sadapan ekstrimitas yang lebih toksik darijantung.
l' * r*nrymgmed) dan diberi nama a ( aVR" aYL Frekwensi denyutan jantung akan
uln rlllEr. meningkat sebesar l0 denyutan per menit bila
ipdrry',r bipolar ekstremitas dan vektor suhu tubuh naik 1 derajat Fahrenheit sampai titik
k ry diperlukan sebab sadapan maksimal 105 derajat Fahrenheit. Bila melebihi
li
@dar hanya merekam perbedaan suhu tersebut maka denyrt jantung akan menugun
S
&r I titik sehingga defleksi setiap disebabkan pelemahan miokardia progresif akibat
[rilr sEtrap keadaan hanya menunjukan demam tersebut. Kenaikan suhu tubuh di atas 105
fu rab (pada sumbu) sadapan tenaga derajat Fahrenheit atau yang lazim disebut demam
ymg dibentu[< jantung. akan meningkatkan kecepatan metabolisme SA
lllrfmr Pada suatu saat dalam 2 dimensi Node yang berakibat meningkatnya eksitabilitas
fuI lTar dihitung dari setiap sadapan dan kecepatan irama janturg.
&. Bila kita asumsikan bahwa 3 Perangsangan jantung oleh syaraf otonom
"[.n membentuk segitiga samasisi bisa terjadi akibat pendarahan hebat atau syok,
& bahwa jantung terletak di pusat biasanya denyutan akan meningkat sampai dengan
maka asumsi ini tidak seluruhnya 150 - 180 kali per menit.
Itdhnp vektor QRS rata-rata (sumbu Terjadinya kelemahan miokardia akibat
i gr seringkali digambarkan dengan efek toksik yang terjadi pada jantung akan
{mFr:ilt QRS pada setiap sadapan. Vektor membuat jantung tidak mampu memompa darah
ti -r-rn berlawanan dengan vektor dengan kecepatan dan voluyme seperti biasanya.
fu &deksi QRS harus diukur dengan Kondisi tersebut akan mengakibatkan jaringan
rye*m kompleks QRS. Vektor-vektor menjadi hipoksia dan merangsang reseptor glomus
qp dirc*irakan dengan mengukur untuk memicu impuls yang akan diinterpretasikan
tGrsih utara puncak posistif dengan oleh pusat nafas serta denyut jantung di medtila
qiltr QRS- Arah normal QRS pada oblongata agar terjadi inhalasi yang dalam dan
-30 - ll0 derajat pada sistem denyutan jantung yang lebih kuat dan cepat.
-ir
984 JURNAL ENTROPI VOLUME 10 NOMOR t FEBRURI 2015
iiovasi penelitian, Pendidikan dan Pembelaiaran Sains
Reiomendasi
Matthew WJ, 2002,
Philadelphia: William & Wilkins Co'
Perlu dilakukan pengkajian dan penelitian
lebih lanjut secara invitro maupun invivo terhadap Mc Ardle Vy'.D, 2002. Exercise
berbagai variabel yang memicu peningkatan kadar Baltimore: William & Wilkins Co.
adrenalin di dahm tubuh. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan iata yang lebih variatif dan akurat Willmore J.H, 2004, Physiologieal of
sehingga dapat diketahui lebih jauh lagi mengenai
and Exercise, Winconsin: Herman-
Publ.
efek kronik maupun akut yang ditimbulkan'
t-