Anda di halaman 1dari 31

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA

TINGKAT NASIONAL EURYCOMA 2016

PAMAMON ( PAMAM G5- EURYCOMANON):


ISOLAT Eurycomae longifolia Jack TERKAPSULASI

NANOPARTIKEL PAMAM G5 SPESIFIK MCF-7 SEBAGAI

TERAPI KANKER PAYUDARAH POSITIF MFC-7

Diusulkan oleh :

Nur Fitri / 1500023245


Dzulhaifa / 1500023088
Muhammad Faruq Zakiy /1600023150

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


YOGYAKARTA

2016
i

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis: PAMANON (PAMAM G5- Eurycomanon)


Isolat Eurycomae longifolia Jack
Terenkapsulasi Nanopartikel PAMAM G5
Spesifik MCF-7 Sebagai Terapi Kanker
Payudara Positif MCF-7
2. Instansi / PerguruanTinggi : Universitas Ahmad Dahlan

3. Sub Tema Karya : Inovasi Pengobatan Teknologi dan

Komplementer dalam Aplikasi Klinik

4. Ketua
a. Nama Lengkap : Nur Fitri

b. NIM : 1500023245

c. Jurusan/Fakultas : Farmasi/Farmasi

d. Asal Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ichwan Ridwan Rais., M. Sc., Apt

b. NIDN : 0511127801

Yogyakarta, 27Oktober 2016


Menyetujui,
Dosen Pembimbing Ketua Tim

Ichwan Ridwan Rais., M. Sc., Apt NurFitri


NIDN. 0511127801 NIM. 1500023245
ii

Mengetahui,
Wakil Dekan Fakultas Farmasi

Dr. Nining Sugihartini., M. Si., Apt


NIDN. 0528067501

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA


LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA
TINGKAT NASIONAL EURYCOMA 2016

Judul Karya Tulis :PAMANON (PAMAM G5 – Eurycomanon) : Isolat


Eurycomae longifolia Jack Terenkapsulasi Nanopartikel PAMAM G5 Spesifik
MCF-7 Sebagai Terapi Kanker Payudara Positif MCF-7

NamaPeserta : 1) Nur Fitri (Ketua Kelompok)


2) Dzulhaifa (Anggota)
3) Muhammad Faruq Zakiy (Anggota)

Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa memang benar


karya tulis dengan judul yang tersebut diatas merupakan karya orisinal yang
dibuat oleh penulis dan belum pernah dipublikasikan atau dilombakan di luar
kegiatan ”Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa EURYCOMA 2016” yang
diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya,
apabila terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk
didiskualifikasi dari kompetisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.
iii

Yogyakarta, 27 Oktober 2016


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Tim

Ichwan Ridwan Rais., M. Sc., Apt NurFitri


NIDN. 0511127801 NIM. 1500023245
iv

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI . .................................................................................................... iv
RINGKASAN .................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3.Tujuan dan Manfaat ...................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan ..................................................................................................... 3
1.3.2 Manfaat ................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4


2.1 Pasak Bumi ................................................................................................... 4
2.2 Eurycomanon ................................................................................................ 5
2.3 Nanopartikel .................................................................................................. 6
2.4 Dendrimer ..................................................................................................... 7
2.5 Dendrimer PAMAM G-5 .............................................................................. 9
2.6 Sel Kanker ..................................................................................................... 9
2.7 Sel kanker MCF-7 ........................................................................................ 11

BAB III METODE PENULISAN ...................................................................... 12


3.1 Pendekatan Penulisan ................................................................................... 12
3.2 Variabel dan Desain Penulisan ..................................................................... 12
3.4 Sumber Penulisan ......................................................................................... 13
3.5 Sasaran Penulisan ......................................................................................... 13
v

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 14

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 17


5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 17
5.2 Saran ............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18


vi

RINGKASAN

Akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) adalah salah satu tanaman
Indonesia yang dapat digunakan sebagai penghambat sel kanker dengan
kandungan zat aktif berupa eurycomanon yang toksik terhadap sel kanker MCF-7
yang merupakan cell line dari jaringan pleural kanker payudara.
Inovasi formulasi karya tulis ilmiah ini yaitu kombinasi nanopartikel
PAMAM G5 dan isolat eurycomanon. PAMAM G5 termasuk dendrimer yang
berfungsi sebagai penghambat sintesis asam folat pada sel kanker MCF-7 yang
mengekspresikan reseptor asam folat. Selain itu, PAMAM G5 dapat berproliferasi
dengan eurycomanon sebagai penghantar eurycomanon pada target sel kanker
MCF-7. Sedangkan, eurycomanon berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan
sel MCF-7 dengan memicu apoptosis melalui jalur sintesis protein Bcl-2.
Mekanisme antara PAMAM G5 dengan eurycomanon secara komplementer dapat
berfungsi untuk pengobatan kanker payudara spesifik sel target MCF-7.
Formulasi PAMANON ini terenkapsulasi dalam bentuk nanopartikel
dengan tujuan agar efek terapi tertarget pada sel kanker payudara MCF-7, dimana
PAMAM G5 tersebut berfungsi sebagai marker ke sel target dan eurycomanon
yang terenkapsulasi dalam PAMAM G5 akan dikeluarkan bila sudah mencapai sel
target.
Tujuan dari karya tulis ilmiah ini untuk mengetahui inovasi formulasi
nanopartikel PAMAM G5 dengan isolat eurycomanon dari akar pasak bumi yang
dapat meningkatkan potensi terapi kanker payudara positif MCF-7. Sehingga
diperoleh formulasi yang dapat diperluas untuk terapi kanker payudara di
Indonesia.

Key word : Eurycomanon, PAMAM G5, Sel Kanker MCF-7


1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker kompleks dan melibatkan proses
mikroevolusioner sehingga usaha penyembuhannya sangat sulit. Berdasarkan data
dari Kementrian Kesehatan secara nasional prevalensi penyakit kanker payudara
selama tahun 2010-2013 merupakan penyakit kanker terbanyak di RS Kanker
Dharmais dengan persentase 43.3% dan jumlah kematian akibat kanker payudara
yang terus meningkat sebesar 12.9%. Faktor resiko terjadinya kanker payudara
lebih sering terjadi pada wanita, walaupun pria juga dapat terkena kanker
payudara tetapi dengan rasio 1:1000 (Kemenkes, 2015).
Pengobatan kanker payudara dapat dilakukan secara kemoterapi, operasi,
radioterapi, terapi hormon dan pengobatan herbal dari bahan alam. Bahan alam
yang secara empiris sudah dibuktikan dengan penelitian dapat digunakan sebagai
terapi kanker payudara adalah akar pasak bumi (Normakiyah, 2010).
Akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) merupakan tanaman herba
yang banyak ditemukan di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand,
Laos, Kamboja, dan Vietnam. Di Indonesia, Pasak bumi tumbuh subur
dipedalaman Kalimantan yang juga telah dikenal dan digunakan masyarakat
sebagaimana tanaman yang memiliki beragam khasiat. Akar pasak bumi
menunjukan akivitas afrodisiaka, antipiretika, anti inflamasi, anti hipertensi dan
sebagai anti kanker. Akar pasak bumi dapat mencegah terjadinya serangan kanker
dengan kandungan senyawa berupa eurycomanon yang dapat menghambat
pertumbuhan sel kanker. Eurycomanon memiliki efek sitotoksik terhadap sel
kanker MCF-7, dimana sel kanker tersebut merupakan sel kanker payudara
(Siburian, 2009).
Perkembangan teknologi farmasetis tekrini megacu pada teknologi
nanopartikel. Aplikasi nanopartikel telah menerima banyak perhatian untuk
meningkatkan potensi dalam terapetik, bioengineer dan penemuan obat terapi
(Abhilash, 2010). Tujuan utama dalam pembuatan nanopartikel adalah
memodifikasi ukuran partikel, sifat permukaan dan profil pelepasan obat agar
2

dapat mencapai sel aksi spesifik untuk mengoptimalkan efek terapi (Delie dan
Blanco, 2005). Aplikasi nanopartikel telah digunakan dalam bidang penghantaran
obat, diantaranya adalah pengobatan sel kanker (Mohanraj dan Chen, 2015).
Terapi kanker membutuhkan bahan pembawa yang dapat menghantarkan obat
tepat ke sel kanker karena sifat dari sel kanker yang dapat mengalami metastatis.
Pemanfaatan eurycomanon dapat dimodifikasi dengan penghantar zat aktif yaitu
nanopartikel PAMAM G5. Sistem penghantaran eurycomanon dengan pembawa
PAMAM G5 dapat meningkatkan bioavailabilitas dan efek terapi eurycomanon.
Gugus fungsi permukaan PAMAM G5 dapat dimodifikasi untuk mengatur
sitotoksisitas dan distribusinya melewati barrier biologis. Kemampuan PAMAM
G5 sebagai penghantar obat berdasarkan pada kemampuannya untuk
meningkatkan kelarutan, permeabilitas molekul obat, dan membantu formulasi
obat controlled release. Selain itu, PAMAM G-5 memiliki sifat nontoksik dan
mampu melewati membrane biologis, sehingga memungkinkan PAMAM G5
sebagai pembawa obat untuk berada dalam sirkulasi sistemik selama waktu yang
dibutuhkan untuk dapat memberikan efek klinis dan mencapai sel target(Kumar et
al, 2010).
Nanopartikel PAMAM G5 termasuk dendrimer yang berfungsi sebagai
penghambat sintesis asam folat pada sel kanker MCF-7 yang mengekspresikan
reseptor asam folat. Selain itu, PAMAM G5 dapat berproliferasi dengan
eurycomanon sebagai penghantar eurycomanon pada target sel kanker MCF-7.
Sedangkan, eurycomanon berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan sel MCF-7
dengan memicu apoptosis melalui jalur sintesis protein Bcl-2. Mekanisme antara
PAMAM G5 dengan eurycomanon secara komplementer dapat berfungsi untuk
pengobatan kanker payudara spesifik sel target MCF-7 (Mahfudh, 2008).
Formulasi isolat eurycomanon yang digunakan sebagai terapi kanker
payudara dengan penghantar dendrimer PAMAM G5 secara teoritis dapat lebih
efektif terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan kombinasi komplementer.

1.2 Perumusan Masalah


Apakah formulasi komplementer nanopartikel PAMANON dapat
meningkatkan potensi terapi kanker payudara pada sel target positif MCF-7 ?
3

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui
efektivitas komplementer nanopartikel PAMAMON sebagai terapi kanker
dengan efek komplementer terhadap sel target MCF-7.
1.3.2 Manfaat
Inovasi teknologi formulasi ini diharapkan memberikan informasi
aktivitas antikanker nanopartikel PAMANON yang lebih mendalam dan
penggunaannya sebagai terapi kanker di Indonesia. Selain itu, diharapkan
fungsi formulasi nanopartikel PAMANON dalam bidang kesehatan dapat
diperluas dan diaplikasikan pada ranah industri, berguna untuk penelitian
berkelanjutan dalam rangka inovasi agen terapi kanker baru yang lebih
efektif. Formulasi ini diharapkan juga dapat bermanfaat lebih untuk
meningkatkan keberhasilan terapi kanker di sarana pelayanan kesehatan
yang ada di Indonesia.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasak Bumi
Pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) adalah tanaman asli
Indonesia yang banyak di temukan di Kalimantan, yang sudah terkenal
degan manfaatnya sebagai afrodisiaka, antipiretika, anti malaria dan anti
kanker (Panjaitan et al, 2009) .
Berikut klasifikasi ilmiah dari pasak bumi :

Gambar 1. Tanaman Pasak bumi (Ginting, 2011)


Kerajaan : Plantae
Division :Magnoliophyta
Class :Magnoliophyta
Sub class :Rosidae
Ordo :Sapindales
Family :Simaroubaceae
Genus :Eurycoma
Spesies : Eurycoma longifolia Jack
Pasak bumi merupakan tumbuhan perdu atau pohon kecil yang
tingginya dapat mencapai 20 m daun pasak bumi berbentuk lanset dengan tepi
rata berukuran 2.5-14.2 X 0,7-4,5 cm. Daun menyirip ganjil dengan jumlah
anak daun 11-38 mengumpul pada ujung ranting. Bunga berwarna merah
berbentuk malai dan berbulu. Buah berwarna kuning kemerahan ketika muda
serta menjadi hitam saat tua. Pasak bumi termasuk tumbuhan berumah satu
atau berumah dua (Hadad dan Taryono, 1998).
5

Kegunaan pasak bumi sebagai pengobatan meliputi semua bagian


tumbuhan. Akar pasak bumi dapat digunakan sebagai obat kuat, antipiretika,
antimalaria dan anti kanker. Daunnya digunakan untuk mengobati penyakit
gatal dan bunga dan buahnya bermanfaat dalam mengobati sakit kepala, sakit
perut dan nyeri tulang (Siburian dan Marlinza, 2009).
Hasil analisis yang telah dilakukan oleh beberapa ahli baik dari
Malaysia, Jepang, Thailand juga Indonesia menyatakan bahwa dalam akar
pasak bumi terdapat kandungan kimia aervin, kampesterol, kantin-6-on,9-
hidroksi, kantin-6-on,9-hidroksi,n-oksida, kantin-6-on, 9-metoksi, kantin-6-
on,9-metoksi,n-oksida, karbolina, -1-asid propionik, karbolina, -7-metoksi, 1-
asid propionik, eurikomalakton, eurikomanol, eurikomanol, 13- -18-dihidro,
eurikomanol,-2- -D-glukosida, eurikomanon, eurikomanona, 13-21-dihidro,
eurikomanona, 13-beta-21-dihidroksi, klaineanon, 14-15-beta-dihidroksi,
klaineanon,14-15-dihidroksi, longilaston, sitosterol, stigmasterol (Ginting,
2011).
Banyaknya kandungan yang terdapat dalam pasak bumi, menyebabkan
pasak bumi dapat digunakan sebagai pengobatan dan pada bagian akar dapat
digunakan sebagai obat yang dapat menghambat pertumbuhan kanker
(Normakiyah, 2010).

2.2 Eurycomanon

Gambar 2. Struktur kimia dari eurycomanon (Mahfudh, 2008).


Eurycomanon senyawa yang berasal dari isolasi akar pasak bumi atau
eurycoma longifolia ini dapat menghambat pertumbuhan sel MCF-7 dengan
memicu apoptosis melalui jalur sintesis protein Bcl-2. Hal ini relatif tidak
beracun dijalur non kanker sel payudara MCF-10A (Mahfudz, 2008).
6

Gambar 3. Efek toksik eurycomanon terhadap sel kanker (Mahfudh, 2008).


Gambar 3 diatas menjelaskan bahwa Eurycomanon secara signifikan
mengurangi kelangsungan hidup dan proliferasi sel kanker CaOv-3, HeLa,
HepG2, HM3KO,MCF-7 dengan cara tergantung konsentrasi. Ditemukan juga
bahwa eurycomanon relative tidak beracun untuk sel-sel normal (MDBK dan
Vero). Temuan ini menyarankan potensi eurcomanon sebagai agen anti kanker.

2.3 Nanopartikel
Nanopartikel didefinisikan sebagai partikel dengan diameter lebih
kecil dari 100 nm, semakin banyak digunakan dalam aplikasi yang berbeda,
termasuk sistem pembawa obat dan untuk melewati hambatan organ seperti
darah-otak penghalang. Karena sifat unik mereka nanocrystals (titik kuantum)
dan nanopartikel lainnya (koloid emas, nanobars, dendrimers dan nanoshells)
telah menerima banyak perhatian untuk menggunakan potensi dalam
Therapeutics, Bioengineering dan penemuan obat terapi. Dalam ulasan ini
potensi penggunaan nanocrystals ini dan Nanopartikel di berbagai bidang
penting telah dibahas. Sifat khusus dari nanopartikel ini mungkin
menawarkan kemajuan baru dalam penemuan obat (Abhilash, 2010).
Nanopartikel adalah partikel berukuran antara 1-100 nanometer.
Nanopartikel dalam bidang farmasi mempunyai dua pengertian yaitu
senyawa obat yang melalui suatu cara tertentu dibuat berukuran nanometer
yang disebut dengan nanokristal dan senyawa obat dienkapsulasi dalam
suatu sistem pembawa tertentu berukuran nanometer yang disebut dengan
nanocarrier (Rachmawati, 2007).
7

Pada dasarnya, nanopartikel dapat dibagi menjadi dua yaitu


nanokristal dan nanocarrier. Nanocarrier memiliki berbagai macam seperti
nanotube, liposom, nanopartikel lipid padat (solid lipid nanopartikel/SLN),
misel, dendrimer, nanopartikel polimerik dan lain-lain (Rawat et al, 2006).
Tujuan utama dalam merancang nanopartikel sebagai sistem pengiriman
untuk mengontrol ukuran partikel, permukaan properti dan pelepasan dari
agen farmakologis aktif untuk mencapai tindakan spesifik obat pada tingkat
terapi optimal dan rejimen dosis (Mohanraj dan Chen, 2006).
Polimer dapat dibuat dari berbagai macam polimer seperti protein,
polisakarida, dan polimer sintetik. Pemilihan polimer tergantung pada
karakteristik obat (kelarutan dan stabilitas), ukuran partikel yang diharapkan
sifat permukaan (muatan dan permeabilitas) yang diharapkan, profil
pelepasan obat yang diinginkan, dan tingkat biodegrabilitas, biokompatibilitas
dan toksisitas dari polimer (Mohanraj dan Chen, 2006).
Tujuan utama dalam pembuatan nanopartikel adalah memodifikasi
ukuran partikel, sifat permukaan dan profil pelepasan obat agar dapat
mencapai sel aksi spesifik untuk mengoptimalkan efek terapi .Pembuatan
nanopartikel menggunakan polimer, berdasarkan pada pembentukam
endapan. Pada prinsipnya, larutan organic yang mengandung polimer
diemulsikan dalam fase air dengan atau tanpa bahan surfaktan. Kemudian
pelarut organik dihilangkan dengan berbagai macam cara seperti penguapan,
difusi atau salting out dengan disertai pengadukan hingga terbentuk partikel
(Delie dan Blanco, 2005).
Aplikasi nanopartikel telah digunakan dalam bidang penghantaran
obat, diantaranya adalah pengobatan sel kanker menggunakan teknologi
targeting drug delvery systems, penghantaran peptide dan protein secara oral,
penghantaran gen, penghantaran obat ke sel epitel saluran cerna,
penghantaran obat melalui sawar darah otak, dan memperpanjang waktu
paruh obat (Mohanraj dan Chen, 2015).

2.4 Dendrimer
Dendrimer merupakan polimer dengan rantai bercabang berulang
berbentuk sferis dengan diameter berkisar antara 1 hingga 100 nm. Dendrimer
8

terdiri dari tiga komponen, yaitu gugus inti, rantai cabang, dan gugus fungsi
terminal. Gugus inti terletak di tengah dendrimer dan cabang dendrimer yang
menyusun struktur intradrendimer terikat pada gugus inti. Monomer yang
terikat pada gugus inti (G0) disebut generasi 1 (GI), cabang yang terikat pada
GI dendrimer di sebut generasi 2 (G2), dan seterusnya. Sintesis dendrimer
dapat dilakukan dengan metode divergen dan kovergen (Caminade et al,
2011).

Gambar 4. Bentuk dan Struktur Dendrimer (Tomalia. 2005).


Dendrimer sesuai untuk aplikasi kelarutan obat, penghantaran DNA,
targeting obat pada reseptor spesifik dan kemampuan sebagai pembawa untuk
system penghantaran obat. Dendrimer memiliki polidispersitas rendah yang
dapat diberikan dalam beberapa rute pemberian, seperti intravena, oral,
transdermal, pulmonal dan ocular. Dendrimer digunakan untuk menghadapi
masalah obat seperti kelarutan yang buruk, bioavailibilitas dan permeabilitas
dan biokompaktibilitas dan toksisitas yang dapat diatasi melalui suatu teknik
pada permukaan dendrimer (Caminade et al, 2011).
Penggunaan dendrimer sebagai pembawa memberikan keuntungan
antara lain (Caminade et al., 2011):
1. Karakteristik melipat dendrimer mampu menjadi system pembawa
nanopartikel yang unik,
2. Gugus perifer dendrimer dapat dimodifikasi untuk optimasi aktivitas,
3. Pembentukan nanopartikel dapat dilakukan dengan penjerapan dalam
dendrimer yang kemudian di ekstrasi.
9

Terdapat beberapa metode dalam menggunakan dendrimer yaitu ikatan


kovalen obat dengan lapisan luar dendrimer, kedua adalah ikatan ionik obat
dengan lapisan luar, sedangkan yang ketiga dendrimer bertindak sebagai
enkapsulasi unimolekuler (Morgan, Nakanishi, dan Kroll., 2006).

2.5 Dendrimer PAMAM G5


Famili dendrimer yang pertama kali berhasil di sintesis, dikarakteristik
dan diperjualbelikan adalah dendrimer poliamidoamin (PAMAM). Dendrimer
PAMAM memiliki inti yang terdiri dari dua atom nitrogen yang berikatan
dengan gugus amida (etilendiamin). Dendrmer PAMAM banyak digunakan
karena dianggap aman, biokompatibel, non imunogenik, larut dalam air dan
menunjukan sitotoksisitas yang minimum, dan memiliki gugus amin yang
dapat dimodifikasi untuk dapat berikatan dengan sel target atau dimasukkan
material biologis yang diinginkan. Dendrimer PAMAM diperjualbelikan
biasanya dalam pelarut methanol (Narayan et al, 2010).
Dendrimer PAMAM disintesis dengan metode divergen dari inti
ammonia (etilendiamin melalui alkilasi berulang dengan metal akrilat
kemudian amidasi dengan etilendiamin yang setiap langkah tersebut
meningkatkan tingkat generasi dari dendrimer PAMAM) kenaikan tingkat
generasi dendrimer PAMAM menyatakan kenaikan ukuran erat molekul dan
jumlah gugus fungsi pada permukaannya, jumlah gugus fungsional pada
permukaan dendrimer meningkat secara eksponensial sebanding fungsi
generasi, yang berimplikasi pada struktur geometris tergantung pada jumlah
struktur perifer dendrimer. Dendrimer PAMAM sampai saat ini terdapat dari
generasi 0 sampai generasi 10. Dendrimer PAMAM generasi penuh (G1, G2,
G3, G4, G5, dll) memiliki gugus amin pada permukaannya. Sedangkan
dendrimer PAMAM generasi setengah (G1.5, G2.5 dll) memiliki gugus asam
karboksilat pada permukaannya (Narayan et al, 2010).

2.6 Sel kanker


Kanker merupakan penyakit dengan ciri gangguan atau kegagalan
mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada
organisme seluler. Perkembangan sel normal diatur oleh sinyal fisiologis
yang menentukan poliferasi, diferensiasi dan apoptosis sel sedangkan sel
10

kanker memiliki kemampuan mengatur sinyal perkembangan sendiri sehingga


terjadi pertumbuhan dan proliferasi sel yang tidak terkendali. Sedangkan, sel
kanker yaitu sel yang menyebabkan penyakit kanker. Semua orang memiliki
sel-sel kanker tetapi hanya sel kanker yang tidak normal saja yang dapat
menyebabkan penyakit (Hejmadi, 2009).
Siklus sel dapat dibedakan menjadi 4 fase, yaitu :
1. Fase G1
Pada fase G1 sintesis DNA tidak terjadi. Selama fase ini terjadi sintesis
RNA, protein dan membrane diikuti dengan pertumbuhan nucleus dan
sitoplasma dari masing-masing sel anakan hingga tercapai sel dewasa.
2. Fase S
Merupakan tahap terjadinya sintesis DNA dan protein histon. Protein histon
dibutuhkan pada sintesis DNA untuk membentuk DNA baru dengan
nukleosom. Oleh karena itu, masing masing kromosom memiliki 2 molekul
DNA dan satu set duplikat gen. Pada umumnya, sel tubuh manusia
membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil
replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua
nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fase M.
3. Fase G2
Pada fas ini terjadi sintesis RNA dan protein yang dibutuhkan pembentukan
sel. 10-20% waktu total 1 siklus sel merupakan fase G2.
4. Fase M
Fase ini merupakan tahap terjadinya pembelahan sel. Terjadi penurunan
jumlah RNA dan protein secara tiba-tiba diikuti kondensasi kromosom dan
pembelahan sitoplasma. Dalam fase M terjadi jenjang fase, yaitu:
a. Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan
pemintalnya. Pada saat ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma.
b. Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang
mengandung 2 kromatid mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial
(piringan metafase).
c. Metafase, fase terjadinya kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial
mencapai titik puncaknya
11

d. Anafase, fase dimana tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari
masing-masing kromosom tertarik menuju pemintal kutub.
e. Telofase, fase terjadinya kromosom pada tiap kutub mulai mengalami
dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya kembali membran inti sel dan
sitoplasma perlahan mulai membelah
f. Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi
antara pemintal mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel, dan
menghasilkan dua sel anak yang identik.

2.7 Sel Kanker MCF-7


Sel MCF-7 merupakan cell line yang diambil dari jaringan pleural
kanker payudara. Sel tersebut diambil dari jaringan payudara seorang wanita
Kaukasian berumur 69 tahun golongan darah O, dengan Rh positif. Sel
MCF-7 pertama kali dikembangkan Michigan Cancer Foundation pada
tahun 1970 dan telah menjadi model standar untuk berbagai pengujian di
seluruh dunia (Fatimah, 2012).
Sel MCF-7 memiliki karakteristik antara lain resisten agen
kemoterapi, mengekspresikan reseptor estrogen (ER∝), overekspresi Bcl-2,
dan tidak mengekspresikan caspase-3. Sel MCF-7 mengekspressikan
reseptor ER∝ yang di ekspresikan oleh 80% kanker payudara, bersifat
adhesive dan memiliki doubling time selama 29 jam (Fatimah, 2012).
12

BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Pendekatan Penulisan
Karya tulis ilmiah ini menggunakan pendekatan induktif yaitu
pendekatan dari khusus menuju umum. Metode penulisan disusun dengan
mengumpulkan studipustaka berupa jurnal dan referensi lain seperti buku
resmi, panduan,materi kulah serta hasil diskusi.Data yang terkumpul
kemudian disimpulkan dengan mengkaji dan mempertimbangkan aspek
secara kompherensif sehingga tercipta kesimpulan berupa gagasan yang
inovatif.

3.2 Variabel dan Desain penulisan


3.2.1 Variabel penulisan
Dalam variabel penulisan karya tulis ini, dilakukan dengan
mengumpulkan studi pustaka berupa jurnal dan referensi lain. Karena
prevalensi penderita kanker payudara yang banyak dan angka kematian yang
terus meningkat. Serta pada umumnya usaha penyembuhan yang sangat sulit,
bahkan jika melakukan terapi berulang-ulang menciptakan efek samping yang
berbahaya bagi tubuh. Alasan tersebut mendasari tujuan untuk menemukan
inovasi dan formulasi yang efektif dan terpercaya untuk kanker payudara.
3.2.2 Desain Penulisan

PENENTUAN
JUDUL

STUDI PUSTAKA

RUMUSAN
MASALAH

PENULISAN
GAGASAN

KESIMPULAN
13

3.3 Sumber Penulisan


Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini kami mencari isi dan data
bersumber Studi Pustaka yaitu berupa beberapa jurnal dan literature dengan
mempertimbangkan aspek kompherensive yang sesuai dengan Tema Lomba
Karya Tulis Ilmiah ini.

3.4 Sasaran Penulisan


Sasaran penulisan Karya tulis ilmiah ini yaitu masyarakat terutama yang
terlibat dalam dunia kesehatan bias mengembangkan dan memanfaatkan
inovasi terbaru kami sehingga prevalensi penderita dan kematian akibat
kanker payudara dapat menurun
14

BAB IV
PEMBAHASAN
Inovasi pengembangan teknologi formulasi nanopartikel PAMAM G5
sebagai penghantar isolate eurycomanon yang merupakan salah satu zat aktif dari
akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) yang dapat menghambat
pertumbuhan sel kanker MCF-7.
Telah dibuktikan berdasarkan penelitian-penelitian bahwa akar pasak bumi
dapat digunakan untuk penghambat pertumbuhan sel kanker MCF-7. Pada
penelitian Nur Khasanah 2008, sitotoksisitas dari eurycomanon dievaluasi
menggunakan pewarnaan methylen blue dan modus kematian terdeteksi oleh
pewarnaan Hoechst 33258, TUNEL dan aliran cytometry dengan Annexin-V /
propidium iodida ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eurycomanon
sitotoksik pada kanker sel MCF-7 dan kurang toksik pada sel normal (MDBK,
Vero). Studi ini juga membuktikan bahwa proses apoptosis yang dipicu oleh
eurycomanon melibatkan jalur regulasi penghambatan sintesis protein Bcl-2 dan
p53.
Penelitian lain dilakukan oleh Laela Hayu 2010, dengan pemberian ekstrak
etanol akar pasak bumi yang diujikan pada tikus yang telah diinduksi oleh DMBA
20 mg/bb. Diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol akar pasak bumi dosis 400 mg/bb
mampu menurunkan ekspresi protein p53 mutant (proapoptosis) dan mampu
menghambat pertumbuhan kanker payudara tikus betina yang diinduksi DMBA
(dimethil benza anthrasen).
PAMAM G5 sebagai penghantar isolate eurycomanon telah dibuktikan
oleh Fatimah 2012, bahwa PAMAM G5 bersifat sitotoksik yang berpotensi
sebagai agen antikanker dan PAMAM dapat dikonjugasikan untuk berbagai
aplikasi dalam pengobatan kanker. Mekanisme PAMAM ini menghambat sintesis
asam folat pada sel kanker MCF-7 yang mengekspresikan reseptor asam folat.
Sistem penghantaran eurycomanon dengan pembawa PAMAM G5 dapat
meningkatkan bioavailabilitas dan efek terapi eurycomanon. Gugus fungsi
permukaan PAMAM G5 dapat dimodifikasi untuk mengatur sitotoksisitas dan
distribusinya melewati barrier biologis. Kemampuan PAMAM G5 sebagai
penghantar obat berdasarkan pada kemampuannya untuk meningkatkan kelarutan,
15

permeabilitas molekul obat, dan membantu formulasi obat controlled release.


Selain itu, PAMAM G-5 memiliki sifat nontoksik dan mampu melewati
membrane biologis, sehingga memungkinkan PAMAM G5 sebagai pembawa obat
untuk berada dalam sirkulasi sistemik selama waktu yang dibutuhkan untuk dapat
memberikan efek klinis dan mencapai sel target (Kumar et al, 2010).
Mekanisme pelepasan isolate eurycomanon yang terenkapsulasi dendrimer
yaitu apabila PAMAM G5 membawa isolate eurycomanon yang terenkapsulasi ke
situs aksinya, maka zat aktif tersebut dilepaskan untuk mencapai bioaktivitasnya.
Struktur interior dendrimer yang sterik dengan adanya banyak percabangan dapat
mencegah pelepasan obat sebelum mencapai situs aksinya. Pelepasan obat
terenkapsulasi dari dendrimer terjadi melalui degradasi dendrimer pada kondisi
aqueous (Sampathkumar dan Yarema, 2007).
Proses degradasi dendrimer dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
ikatan kimia pada unit monomernya, hidrofobisitas dari unit monomernya,
dimana semakin hidrofilik maka semakin cepat degredasinya, ukuran dan berat
molekul lebih besar maka akan lebih lama terdegradasi, dan susceptibilitas
pemutusan struktur interior dan permukaan dendrimer (Ritawidya, 2012).
Identifikasi pasak bumi dapat dilakukan secara mikroskopis berdasarkan
gambaran mikroskopik ciri-ciri serbuk akar pasak bumi pada Materia Medika V.
Isolasi dilakukan dengan mengekstraksi serbuk akar pasak bumi 200 gram
menggunakan metode maserasi dengan 500 mL pelarut methanol selama 24 jam
disaring dengan corong Buchner. Maserasi diulang sebanyak 5 kali, sari methanol
dievaporasi hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak methanol difraksinasi dengan
VLC (Vacuum LiquidChromatography) dengan fase diam silika gel dan fase
gerak dengan tingkat kepolaran yang semakin besar, berturut-turut yaitu:
kloroform-metanol-air denganperbandingan 5:5:1, 3:7:1, 1:9:1, sehingga diperoleh
6 fraksi. Seluruh fraksi dimonitorkan dengan kimianya dengan KLT
menggunakan fase diam silika gel GF254 dengan fase gerak CHCl3 :MeOH : H20
= 6,5 : 2,5 : 0,4 menggunakan pembanding eurycomanone (Salamah et al., 2009).
Fraksi kedua dipurifikasi menggunakan KLT preparative dengan fase diam
silika gel GF254 dan fase gerak CHCl3 :MeOH : H20 = 6,5 : 2,5 : 0,4 deteksi
dengan lampu UV 254 nm. Senyawa hasil isolasi disebut isolate A dan isolat B.
16

Isolat A mengakibatkan pemadaman pada UV 254 nm. Isolat A selanjutnya


diidentifikasi struktur senyawanya dengan metode spektrometri UV, IR, NMR
dan Massa kemudian hasil interpretasi spectra dibandingkan dengan pustaka. Dari
interpretasi memberikan kesimpulan bahwa isolate A menunjukkan kemiripan
dengan eurycomanone (Salamah et al., 2009).

Gambar 5. Spektra UV isolate A dengan pelarut methanol (Salamah et al., 2009).


Untuk pembuatan nanopartikel PAMAM G-5 dibuat dengan berbagai
konsentrasi (0, 20, 40, 60, 80, 100%) dengan permukaan capping yang disintesis
menggunakan asetat anhidrida atau triethylamine, apabila akan dibuat dendrimer
netral, (100% asetilasi dengan kelebihan anhidrida asetat) dengan meninggalkan
amina terminal sisa berdasarkan stoikiometri anhidrisa asetat yang digunakan
dalam reaksi. Selain itu, penambahan anhidrida asetat dalam aliquots pada
pengenceran yang lebih tinggi akan membuat sebuah capping yang lebih
homogen. Konjugat yang terisolasi dan ekstensif yang dimurnikan dengan
ultrafiltrasi sel diaduk, liofilisasi, dan ditandai dengan 1H NMR dan Mass
spektrometri. Tingkat variabel capping dikonfirmasi dengan membandingkan
integrasi terminal asetamido-CH3 proton dari dendrimer di δ 1,85 untuk sinyal
metilen proton internal. Mobilitas elektroforesis (potensial zeta) dari dendrimers
difungsikan secara bertahap menjadi netral dengan peningkatan derajat capping
17

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Formulasi komplementer nanopartikel PAMANON dapat
meningkatkan potensi terapi kanker payudara pada sel target positif MCF-7.
Dengan sistem penghantaran eurycomanon oleh pembawa PAMAM G5 yang
dapat meningkatkan bioavailabilitas dan efek terapi eurycomanon. Dan
bertujuan agar efek terapi tertarget pada sel kanker payudara MCF-7.

5.2 Saran
Berdasarkan penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan selanjutnya
dapat dilakukan berbagai uji farmakologi, stabilitas dan toksisitas. Formulasi
nanopartikel PAMAM G5-eurycomanon dari akar pasak bumi diharapkan
dapat dilakukan pengembangan penelitian karena dilihat dari prospek
tumbuhan pasak bumi sangat besar kuantitasnya di Indonesia terutama di
Kalimantan, sehingga nantinya diharapkan mampu untuk memproduksi
sediaan nanopartikel PAMANON menjadi produk yang aman dan berguna
untuk digunakan pada masyarakat Indonesia maupun luar negeri.
18

DAFTAR PUSTAKA
Abilash. 2010. Potential Applications of Nanoparticles. International
Journal of Pharma and Bio Sciences 1: 1
Amundson, S.A., T.G. Myers., D. Scudiero., S. Kitada., J.C. Reed.,
and A.J. Fornace. 2000. An Informatics Approach Identifying Markers of
Chemosensitivity in Human Cancer Cell Lines. Cancer Res 60: 6101-6110.
Aouali, N., H. Morjani., A. Trussardi., E. Soma., B. Giroux., and
M. Manfait. 2003. Enhanced Cytotoxicity and Nuclear Accumulation of
Doxorubicin-loaded Nanospheres in Human Breast Cancer MCF-7 Cells
Expressing MRP1. International Journal of Oncology 23: 1195-1201.
Arifah, A.N. dan Nurkhasanah. 2014. Efek Fraksi Etil Asetat
Ekstak Etanol Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia, Jack) Terhadap
Aktivitas Fagositosis Makrofag Secara In Vitro. Pharmaciana 4: 9-14.
Butt, A.J., S.M. Firth., M.A. King., and R.C. Baxter. 2000. Insulin-
Like Growth Factor-Binding Protein-3 Modulates Expression of Bax and
Bcl-2 and Potentiates P53-Independent Radiation-Induced Apoptosis In
Human Breast Cancer Cells. Journal Biol Chem 275(50): 39174-39181.
Caminade. 2011. Dendrimers : Towards Catalityc, Material and
Biomedical Uses. United Kingdom: John Willley and Son, Ltd.
Fatimah. 2012. Pembuatan dan Uji Sitotoksisitas Nanopartikel
Emas-Dendrimer Poliamidoamin (PAMAM) Generasi 4 Terhadap Sel
Kanker Payudara MCF-7. Jakarta: Universitas Indonesia.
Ginting. 2011. Kajian Ekologi Pasak Bumi (Eurycoma longifolia,
Jack). Medan: Universitas Sumatra Utara.
Infodatin. 2015. Stop Kanker. Jakarta
Itjin, D. dan L. Kuswibawati. 2004. Pengaruh Infusa Akar Pasak
Bumi (Eurycoma longifolia, Jack) Terhadap Lipido Tikus Putih Jantan.
Majalah Farmasi Indonesia 15 (3): 130-135.
Mahfudh, N. dan A.H Lope. 2008. Eurycomanone Induces
Apoptosis through the Up-Regulation of p53 in Human Cervical
Carcinoma Cells. Journal of Cancer Molecules 4 (4) : 109-115.
Menchetner, E., A. Kyshtoobayeva., S. Zonis., H. Kim., R. Stroup.,
R. Garcia., R.J. Parker., and J.P. Fruehauf. 1998. Levels of Multidrug
Resistance (MDR1) P-Glycoprotein Expression by Human Breast Cancer
Correlate with in Vitro Resistance to Taxol and Doxorubicin. Clinical
19

Cancer Research 4:389-398.


Monharaj, V.J. dan Chen. 2006. Nanoparticles. Tropical Journal Of
Pharmaceutical Research: 561-573.
Nurani, L.H. dan Normakiyah. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak
Etanol Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia, Jack) Terhadap Ekspresi
Protein p53 Pada Kanker Payudara Tikus Betina Sprague Dalwey(SD)
yang Diinduksi 7,12-dimetilbenzen[α]anthrasen(DMBA). Pharmacon 11
(1): 13-18.
Onuki, R., H. Kawasaki., T. Baba., dan K. Taira. 2003. Analysis
of A Mitochondrial Apoptotic Pathway Using Bid-Targeted Ribozymes in
Human MCF7 Cells in the Absence of A Caspase-3-Dependent Pathway.
Antisense and Nucleic Acid Drug Development 13 (2): 75-82.
Panjaitan, R.G.P., A. Jayuska., Z. Harahap., dan Z. Zakiah. 2009.
Pemberian Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia, Jack) Pada Induk
Laktasi Untuk Meningkatkan Bobot Badan Anak Mencit. Makara Sains 13
(2): 195-199.
Perdana Y.O. 2012. Pembuatan dan Karakterisasi Fisokimia
Nanopartikel Kurkumin-Dendrimer Poliamidoamin (PAMAM) Generasi 4.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Prunet, C., S. Lemaire-Ewing., F. Ménétrier., D. Néel., dan G.
Lizard. 2005. Activation of Caspase-3-Dependent and -Independent
Pathways During 7-Ketocholesterol- and 7β-Hydroxycholesterol-Induced
Cell Death: A Morphological and Biochemical Study. Journal of
Biochemical and Molecular Toxicology 19 (5): 311-326.
Rawat, M.D. dan S. Saraf. 2006. Nanocarries: Promising Vehicle
for Bioactive Drugs. Biological and Pharmaceutical Bulletin
198
Ritawidya R. 2012. Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Au
Terenkapsulasi Dendrimer Poli(Amidoamin). Jakarta: Universitas
Indonesia.
Salamah N., Sugiyanto., M.S Hartati. 2009. Isolasi dan Identifikasi
Eurycomanon Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia, Jack) Serta Uji
Anti-Angiogenik. Majalah Farmasi Indonesia 15 (1): 118-126.
Sari Z.M. 2012. Pembuatan dan Karakterisasi Fitokimia
Naopartikel Emas (Nanogold)-Dendrimer Polidoamin (PAMAM) Generasi
4. Jakarta: Universitas Indonesia.
20

Semberova J. 2012. Nanoparticle size and surface charge determine


effects of PAMAM dendrimers on human platelets in vitro. HHS Author
Manuscript: 382-393.
Siburian J dan R. Marlinza. 2009. Efek Pemberian Ekstrak Akar
Pasak Bumi (Eurycoma longifolia, Jack) Pada Tahap Prakopulasi Terhadap
Fertilitas Mencit (Mus Musculus L) Betina. Biospesies 2(2): 24-30.
Tomalia, D. 2005. Birth Of a New Macromolecular Architecture:
Dendrimer As a Quantized Building Blocks For Nanoscale Synthetic
Polimer Chemistry. Progress In Polymer Sciene: 294-322.
Zampieri, L., P. Bianchi., P. Ruff, dan P. Arbuthnot. 2002.
Differential Modulation by Estradiol of P-glycoprotein Drug Resistance
Protein Expression in Cultured MCF7 and T47D Breast Cancer Cells.
Anticancer Res 22 (4): 2253-9.
21

5.3 Daftar Riwayat Hidup

Curiculum vitae
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA
TINGKAT NASIONAL EURYCOMA 2016

1. Nama Lengkap : Nur Fitri


2. NIM/Angkatan : 1500023245
3. Tempat, TglLahir : Sambas, 10 Januari 1998
4. Alamat : Desa Sungai Bundung laut, Dusun Mayasari, Kec
Sungai Kunyit, Kab Mempawah, Kalimantan Barat
5. Asal Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan
6. Fakultas : Farmasi
7. Program Studi : Farmasi
8. IPK : 3.66
9. No. Telp/HP : 089652669455
10. Email : nurfitri744@gmail.com
11. Motto Hidup : Menjadi orang yang bermanfaat buat orang lain,
karena sebaik baik nya manusia adalah manusia yang bermafaat
12. Riwayat Pendidikan
a. SDN 14 SUNGAI KUNYIT
b. SMPN 01 SUNGAI KUNYIT
c. SMAN 01 MEMPAWAH HILIR
13. Prestasi yang pernah diraih
a. Juara 2 lomba cerdas cermat PAI se- Provinsi (SMP)
b. Juara 1 lomba kompetis fisika Mipa UNTAN( SMA) se-
Kabupaten
c. Lomba KTI Pharasoed Competition 2016
22

Curiculum vitae
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA
TINGKAT NASIONAL EURYCOMA 2016

1. Nama Lengkap : Dzulhaifa


2. NIM/Angkatan : 1500023088/2015
3. Tempat, Tgl Lahir : Kuningan, 15 April 1997
4. Alamat : Jl. Ahmad Yani, Kuningan Jawa Barat
5. Asal Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan
6. Fakultas : Farmasi
7. Program Studi : Farmasi
8. IPK : 3.69
9. No. Telp/HP : 08986973129
10. Email : dzulhaifa15@yahoo.co.id
11. Motto Hidup : Apa yang kamu lihat, dengar dan rasakan
jadikanlah sebagai motivasi
12. RiwayatPendidikan
a. SDN 1 Kuningan (2003 – 2009)
b. SMP IT Umar Sjarifuddin (2009 – 2012)
c. SMF Muhammadiyah Cirebon (2012 – 2015)
d. Universitas Ahmad Dahlan (2015 – sekarang)
13. Prestasi yang pernah diraih
a. -
b. -
c. -
23

Curiculum vitae
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA
TINGKAT NASIONAL EURYCOMA 2016

1. Nama Lengkap : Muhammad FaruqZakiy


2. NIM/Angkatan : 1600023150/2016
3. Tempat, Tgl Lahir : Kulonprogo, 11 Desember 1997
4. Alamat : Paras, RT 54 RW 27 Banjarasri, Kalibawang,
Kulonprogo, DIY
5. AsalPerguruanTinggi : Universitas Ahmad Dahlan
6. Fakultas : Farmasi
7. Program Studi : Farmasi
8. IPK :-
9. No. Telp/HP : 085645991726
10. Email : faruqzakiy11@yahoo.com
11. Motto Hidup : Sesungguhnya bersama kesusahan ada kemudahan
12. Riwayat Pendidikan
a. SDN Candirejo (2004-2010)
b. Mts Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta (2010-2013)
c. Ma Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta (2013-2016)
d. Universitas Ahmad Dahlan (2016 – sekarang)
13. Prestasi yang pernah diraih
a. -
b. -
c. -
24

Anda mungkin juga menyukai