ABSTRAK
Kumbang tomcat (Paederus fuscipes Curt.) merupakan salah satu predator penting berbagai jenis
serangga hama pada padi dan palawija yang ditanam setelah padi sawah. Kumbang ini dapat menularkan
penyakit paederus dermatitis pada manusia sehingga sebagian masyarakat berusaha untuk membasminya.
Tindakan ini akan merugikan petani karena predator sebagai faktor pengendali alami bagi hama
tanaman akan berkurang. Makalah ini membahas deskripsi dan bioekologi kumbang tomcat, peran
kumbang tomcat dalam ekosistem, serta dampak racun paederin pada manusia dan cara menanggulanginya.
Di Indonesia, kumbang tomcat dikenal sebagai semut kanai atau semut kayap; diberi nama tomcat
karena bentuknya seperti pesawat tempur Tomcat F-14. Kumbang berukuran panjang 7-10 mm dan
lebar 0,5 mm, dengan tubuh ramping dan ujung bagian perut meruncing. Telur diletakkan di dalam
tanah. Larva mengalami dua kali pergantian kulit. Setelah dewasa, kumbang hidup pada tajuk tanaman
dan mencari mangsa berupa serangga hama. Kumbang aktif pada siang hari dan tertarik cahaya pada
malam hari. Kumbang dapat mengeluarkan racun yang disebut paederin yang dapat menyebabkan
iritasi pada kulit. Reaksi pada kulit terjadi 12-36 jam setelah kulit kontak dengan racun. Untuk
menanggulanginya, bagian kulit yang terkena racun dicuci dengan sabun kemudian dibilas dengan air
mengalir. Jika timbul rona merah, kulit dikompres dengan air es atau dioles salep steroid.
ABSTRACT
Management of Rove Beetle as Predator of Crop Pests and Vector
of Dermatitis Disease
Rove beetle (Paederus fuscipes Curt.) is one of the important predators of insect pests on rice and
secondary crops planted after rice. This beetle can transmit a disease known as paederus dermatitis in
humans, so most people try to remove it. Of course this will hurt farmers because predators as a natural
controlling factor for crop pests will reduce. This paper discusses the description and bioecology of
rove beetle, role of rove beetle in ecosystem, as well as impact of paederin and efforts to overcome
them. In Indonesia, rove beetle is known as kanai ant or kayap ant; it is called tomcat as its shape like
a fighter plane Tomcat F-14. Rove beetle has 7-10 mm body lenght and 0.5 mm wide with a slim body
Pengelolaan kumbang tomcat sebagai predator ... 59
and tapered tip of the abdomen. Eggs are laid in the ground. Larva underwent two skin turnover. Adult
beetles live on plant canopy to find preys of insect pests. The bettles are active during the day and
attracted to light at night. The beetles can release toxin called paederin which can cause irritation to
the skin. The reaction occurred 12-36 hours after the skin contacts with toxin. To cope, the skin exposed
to the toxin was washed with soap and then rinsed with running water. If there is a red symptom, the
skin was bathed with ice water and smeared with steroid ointment.
Gambar 1. Morfologi kumbang tomcat dari arah atas (kiri) dan dari bawah
(kanan) (Wikipedia 2011).
yakni melengkungkan bagian perutnya 1,0; dan 3,8 hari. Lama hidup serangga
bila diganggu dan sedang berlari. betina 113,8 hari dan serangga jantan 109,2
hari. Seekor kumbang betina mampu
menghasilkan telur 106 butir selama
Bioekologi hidupnya. Tingkat penetasan telur 90,2%
dan tingkat perkembangan menjadi
Kumbang tomcat tersebar secara luas di dewasa 77,6%. Kemampuan kumbang
seluruh dunia, meliputi Eropa, Asia, Afrika, memangsa wereng batang coklat rata-rata
New Guinea, dan Australia (Manley 1977). 7,3; 7,5; 4,2; 3,2; dan 2,3 ekor masing-
Serangga ini bersifat kosmopolit (berada masing untuk instar 1, 2, 3, 4, dan 5 (FAO
di mana-mana) dan berhabitat di tanah dalam Hadi 2012). Kemampuan kumbang
lembap pada pertanaman padi dan palawija memangsa wereng hijau berkisar antara
yang ditanam setelah padi sawah. Di dalam 1,8–2,4 ekor/3 jam (Sarana 1998). Kelompok
tanah, telur diletakkan secara tunggal. burung merupakan predator bagi larva dan
Setelah telur menetas, larva mengalami dua kumbang tomcat.
instar (dua kali pergantian kulit) sebelum Kumbang tomcat aktif pada siang hari
menjadi pupa (Gambar 2). dan tertarik cahaya terang pada malam hari.
Setelah dewasa, kumbang keluar dari Sifat inilah yang diduga memicu masuknya
dalam tanah kemudian hidup pada tajuk kumbang ke permukiman, selain karena
tanaman untuk mencari mangsa yang berubahnya habitat tomcat.
umumnya adalah kelompok serangga Populasi kumbang meningkat pesat
hama. Perkembangan dari telur menjadi pada akhir musim hujan (Maret dan April),
dewasa berlangsung 13-19 hari (Singh dan kemudian dengan cepat berkurang seiring
Ali 2007). Stadium telur, larva, prapupa, dan munculnya cuaca kering pada bulan-bulan
pupa masing-masing berlangsung 4,0; 9,2; berikutnya. Beberapa laporan penelitian
Pengelolaan kumbang tomcat sebagai predator ... 61
Gambar 2. Paederus fuscipes dewasa (A), pupa (B), larva instar kedua
(C), dan larva instar pertama (D) (Nikbakhtzadeh dan Tirgari
2008).
permukiman berarti meniadakan habitat Oleh karena itu, semua bahan atau alat
kumbang tomcat sehingga akan memicu yang tercemar racun paederin harus
terjadinya eksplosi. dibersihkan.
Umumnya paederin diproduksi dalam
tubuh kumbang betina. Rumus kimia
DAMPAK PAEDERIN DAN UPAYA paederin adalah C 24 H 45 O 9 N. Jumlah
MENGATASINYA molekul H yang dominan menjadikan
senyawa ini bersifat sangat asam sehingga
bersifat korosif dan mampu mengiritasi
Dampak Paederin permukaan kulit. Piel (2002) menyatakan
produksi paederin bergantung pada
Kumbang tomcat dinamai Paederus karena aktivitas endosimbion (bakteri Pseudo-
cairan hemolimpfa yang ada dalam rongga monas sp.) yang hidup bersimbiosis dalam
tubuhnya mengandung senyawa beracun tubuh kumbang. Senyawa tersebut juga
yang disebut paederin. Racun ini dapat dapat menjadi racun bagi predator poten-
menyebabkan penyakit kulit, yang dalam sial lainnya.
istilah kedokteran disebut dermatitis
paederus, yaitu iritasi kulit yang terjadi
jika racun paederin menyentuh kulit. Upaya Mengatasi Dampak
Reaksi kulit terhadap paederin terjadi Paederin
antara 12-36 jam setelah kontak dengan
cairan racun. Jika ada bagian tubuh yang terkena cairan
Kumbang tomcat juga disebut kum- paederin, jangan diusap, tetapi bagian
bang pelepuh (blister) karena dapat tubuh dan pakaian yang dihinggapi
menyebabkan kulit melepuh (Gambar 3). kumbang tomcat segera dicuci dengan
Selain karena sentuhan langsung, mele- sabun kemudian dibilas dengan air
puhnya kulit juga dapat terjadi karena mengalir. Sabun bersifat basa sehingga
sentuhan tidak langsung melalui bahan dapat menetralkan paederin yang bersifat
atau alat yang tercemar racun paederin. asam. Jika timbul rona merah, bagian tubuh
yang terkena paederin dikompres dengan
air es untuk mengecilkan pembuluh
darah dalam kulit. Hal ini dimaksudkan
agar paederin yang masuk dalam jaringan
akan terisolasi dan pembengkakan dapat
berkurang. Tindakan lain yang dapat
dilakukan adalah mengoleskan salep
steroid tipis-tipis pada permukaan kulit
yang teriritasi untuk mengurangi rasa gatal
dan radang. Salep antibiotik sebaiknya
hanya digunakan jika timbul infeksi
sekunder, misalnya menjadi bisul yang
besar (Singh dan Ali 2007). Luka yang
Gambar 3. Gejala melepuh akibat terkena racun
paederin. masih basah jangan sampai terkena sinar
Pengelolaan kumbang tomcat sebagai predator ... 63
hama secara hayati melalui upaya Kalshoven, L.G..E. 1981. The Pests of Crops
konservasi, antara lain membatasi in Indonesia. In P.A. van der Laan (Ed).
penggunaan pestisida pada lahan PT Ichtiar Baru – van Hoeve, Jakarta.
pertanian. Manley, G..V. 1977. Paederus fuscipes (Col.:
3. Menyusun dan mensosialisasikan pe- Staphylinidae): A predator of rice fields
doman pencegahan dan penanganan in West Malaysia. BioControl 22(1): 47-
serangan kumbang tomcat pada 59.
manusia, yang memuat informasi antara Nikbakhtzadeh, M.R. and S. Tirgari. 2008.
lain: (a) pengamatan kumbang tomcat Medically important beetles (Insecta:
secara intensif di permukiman, terutama Coleoptera) of Iran. J. Venom. Anim.
pada akhir musim hujan (Maret dan Toxins incl. Trop. Dis. 14(4): 597-618.
April) karena kondisi ekosistem saat itu Piel, J. 2002. A polyketide synthase-peptide
cocok bagi kumbang tomcat untuk ber- synthetase gene cluster from an
kembang biak; (b) tidak berburu burung uncultured bacterial symbiont of
pemakan serangga yang berperan Paederus beetles. Proceedings of the
dalam menjaga kestabilan ekosistem; National Academy of Sciences 99(22):
dan (c) menggunakan pestisida secara 14002–14007.
bijaksana di pertanaman untuk men- Sarana, A.P. 1998. Perilaku konsumsi
cegah hama dan musuh alami yang predator Paederus fuscipes Curtis
tertarik pada cahaya pada malam hari terhadap dua spesies wereng padi.
bergerak menuju ke permukiman. Majalah Ilmiah Flora dan Fauna 8(7): 1-
5.
Singh, G. and S.Y. Ali. 2007. Paederus
DAFTAR PUSTAKA dermatitis. Indian J. Dermatol. Venereol.
Leprol. 73(1): 13–5.
Hadi, U.K. 2012. Fenomena tomcat atau Wikipedia. 2011. Paederus. http://en.
dermatitis paederus. http://upikke. wikipedia.org/wiki/Paederus
staff.ipb.ac.id/files/2012/03/Fenomena-
Dermatitis-Paederus-tomcat.1.pdf
Pengelolaan kumbang tomcat sebagai predator ... 65