Anda di halaman 1dari 8

58

Pengembangan Inovasi Pertanian 5(1), 2012: 58-64 Muhammad Arifin

PENGELOLAAN KUMBANG TOMCAT SEBAGAI


PREDATOR HAMA TANAMAN DAN PENULAR
PENYAKIT DERMATITIS
Muhammad Arifin
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Jalan Tentara Pelajar No. 10, Bogor 16114
e-mail: bbp2tp@litbang.deptan.go.id
Telp. (0251) 8351277; Faks. (0251) 8350928

Diajukan: 24 Januari 2012; Disetujui: 28 Februari 2012

ABSTRAK

Kumbang tomcat (Paederus fuscipes Curt.) merupakan salah satu predator penting berbagai jenis
serangga hama pada padi dan palawija yang ditanam setelah padi sawah. Kumbang ini dapat menularkan
penyakit paederus dermatitis pada manusia sehingga sebagian masyarakat berusaha untuk membasminya.
Tindakan ini akan merugikan petani karena predator sebagai faktor pengendali alami bagi hama
tanaman akan berkurang. Makalah ini membahas deskripsi dan bioekologi kumbang tomcat, peran
kumbang tomcat dalam ekosistem, serta dampak racun paederin pada manusia dan cara menanggulanginya.
Di Indonesia, kumbang tomcat dikenal sebagai semut kanai atau semut kayap; diberi nama tomcat
karena bentuknya seperti pesawat tempur Tomcat F-14. Kumbang berukuran panjang 7-10 mm dan
lebar 0,5 mm, dengan tubuh ramping dan ujung bagian perut meruncing. Telur diletakkan di dalam
tanah. Larva mengalami dua kali pergantian kulit. Setelah dewasa, kumbang hidup pada tajuk tanaman
dan mencari mangsa berupa serangga hama. Kumbang aktif pada siang hari dan tertarik cahaya pada
malam hari. Kumbang dapat mengeluarkan racun yang disebut paederin yang dapat menyebabkan
iritasi pada kulit. Reaksi pada kulit terjadi 12-36 jam setelah kulit kontak dengan racun. Untuk
menanggulanginya, bagian kulit yang terkena racun dicuci dengan sabun kemudian dibilas dengan air
mengalir. Jika timbul rona merah, kulit dikompres dengan air es atau dioles salep steroid.

Kata kunci: Kumbang tomcat, Paederus fuscipes, predator, dermatitis

ABSTRACT
Management of Rove Beetle as Predator of Crop Pests and Vector
of Dermatitis Disease

Rove beetle (Paederus fuscipes Curt.) is one of the important predators of insect pests on rice and
secondary crops planted after rice. This beetle can transmit a disease known as paederus dermatitis in
humans, so most people try to remove it. Of course this will hurt farmers because predators as a natural
controlling factor for crop pests will reduce. This paper discusses the description and bioecology of
rove beetle, role of rove beetle in ecosystem, as well as impact of paederin and efforts to overcome
them. In Indonesia, rove beetle is known as kanai ant or kayap ant; it is called tomcat as its shape like
a fighter plane Tomcat F-14. Rove beetle has 7-10 mm body lenght and 0.5 mm wide with a slim body
Pengelolaan kumbang tomcat sebagai predator ... 59

and tapered tip of the abdomen. Eggs are laid in the ground. Larva underwent two skin turnover. Adult
beetles live on plant canopy to find preys of insect pests. The bettles are active during the day and
attracted to light at night. The beetles can release toxin called paederin which can cause irritation to
the skin. The reaction occurred 12-36 hours after the skin contacts with toxin. To cope, the skin exposed
to the toxin was washed with soap and then rinsed with running water. If there is a red symptom, the
skin was bathed with ice water and smeared with steroid ointment.

Keywords: Rove beetles, Paederus fuscipes, predators, dermatitis

PENDAHULUAN DESKRIPSI DAN BIOEKOLOGI

Dalam beberapa bulan terakhir, kumbang Deskripsi


tomcat telah menghebohkan masyarakat,
terutama warga Surabaya dan sekitarnya. Kumbang tomcat atau kumbang Paederus
Serangga yang biasanya hidup pada (dalam bahasa Inggris dinamai rove beetles
pertanaman padi dan palawija yang atau kumbang penjelajah) termasuk ordo
ditanam setelah padi sawah ini telah Coleoptera dan famili Staphylinidae.
menyerang permukiman di sekitarnya. Kumbang ini memiliki lebih dari 622 spe-
Serangan kumbang tomcat pada manusia sies (Singh dan Ali 2007), salah satu di
menyebabkan dermatitis, ditandai oleh antaranya terdapat di Indonesia, yaitu
kulit yang melepuh seperti luka bakar, Paederus fuscipes Curtis (Kalshoven
gatal, dan mengeluarkan cairan. 1981). Kumbang yang telah lama dikenal
Kumbang yang menurut Kalshoven masyarakat sebagai semut kanai atau semut
(1981) bernama ilmiah Paederus fuscipes kayap ini akhir-akhir ini diberi nama tomcat
ini tergolong sebagai predator berbagai mungkin karena sepintas bentuknya mirip
jenis serangga, terutama yang berstatus pesawat tempur Tomcat F-14.
hama, seperti wereng batang coklat, Kumbang tomcat berukuran panjang
ngengat, dan telur penggerek batang padi. 7-10 mm dan lebar 0,5 mm. Tubuhnya
Dengan demikian, kumbang tomcat sebe- ramping dengan ujung bagian perut
narnya merupakan sahabat petani karena (abdomen) meruncing, dada (thorax) dan
memiliki potensi dalam mengatur populasi perut bagian atas berwarna merah muda
hama di alam. Bila kumbang tomcat dan hingga tua, serta kepala, sayap depan
predator potensial lainnya, seperti (elytra), dan ujung perut (dua ruas terakhir)
kumbang (Ophionea nigrofasciata) dan berwarna hitam. Sayap depannya pendek,
laba-laba (Lycosa pseudoannulata) berwarna biru atau hijau metalik bila dilihat
musnah akibat penggunaan pestisida dengan kaca pembesar. Sayap depan yang
kimiawi secara berlebihan dalam pengen- keras menutupi sayap belakang dan tiga
dalian hama, dikhawatirkan predator ruas perut pertama. Sayap belakang
sebagai faktor pengendali hama secara digunakan untuk terbang (Gambar 1).
alamiah akan musnah sehingga dapat Meskipun dapat terbang, kumbang lebih
menyebabkan populasi hama menjadi suka berlari dengan gesit. Kumbang memi-
eksplosif. liki kebiasaan yang mudah diidentifikasi,
60 Muhammad Arifin

Gambar 1. Morfologi kumbang tomcat dari arah atas (kiri) dan dari bawah
(kanan) (Wikipedia 2011).

yakni melengkungkan bagian perutnya 1,0; dan 3,8 hari. Lama hidup serangga
bila diganggu dan sedang berlari. betina 113,8 hari dan serangga jantan 109,2
hari. Seekor kumbang betina mampu
menghasilkan telur 106 butir selama
Bioekologi hidupnya. Tingkat penetasan telur 90,2%
dan tingkat perkembangan menjadi
Kumbang tomcat tersebar secara luas di dewasa 77,6%. Kemampuan kumbang
seluruh dunia, meliputi Eropa, Asia, Afrika, memangsa wereng batang coklat rata-rata
New Guinea, dan Australia (Manley 1977). 7,3; 7,5; 4,2; 3,2; dan 2,3 ekor masing-
Serangga ini bersifat kosmopolit (berada masing untuk instar 1, 2, 3, 4, dan 5 (FAO
di mana-mana) dan berhabitat di tanah dalam Hadi 2012). Kemampuan kumbang
lembap pada pertanaman padi dan palawija memangsa wereng hijau berkisar antara
yang ditanam setelah padi sawah. Di dalam 1,8–2,4 ekor/3 jam (Sarana 1998). Kelompok
tanah, telur diletakkan secara tunggal. burung merupakan predator bagi larva dan
Setelah telur menetas, larva mengalami dua kumbang tomcat.
instar (dua kali pergantian kulit) sebelum Kumbang tomcat aktif pada siang hari
menjadi pupa (Gambar 2). dan tertarik cahaya terang pada malam hari.
Setelah dewasa, kumbang keluar dari Sifat inilah yang diduga memicu masuknya
dalam tanah kemudian hidup pada tajuk kumbang ke permukiman, selain karena
tanaman untuk mencari mangsa yang berubahnya habitat tomcat.
umumnya adalah kelompok serangga Populasi kumbang meningkat pesat
hama. Perkembangan dari telur menjadi pada akhir musim hujan (Maret dan April),
dewasa berlangsung 13-19 hari (Singh dan kemudian dengan cepat berkurang seiring
Ali 2007). Stadium telur, larva, prapupa, dan munculnya cuaca kering pada bulan-bulan
pupa masing-masing berlangsung 4,0; 9,2; berikutnya. Beberapa laporan penelitian
Pengelolaan kumbang tomcat sebagai predator ... 61

Gambar 2. Paederus fuscipes dewasa (A), pupa (B), larva instar kedua
(C), dan larva instar pertama (D) (Nikbakhtzadeh dan Tirgari
2008).

menunjukkan bahwa populasi kumbang narkan. Sebaliknya, meskipun populasi


tomcat meningkat pesat sejalan dengan hama di pertanaman cukup banyak, karena
meningkatnya curah hujan, terkait feno- populasi predator juga cukup banyak dan
mena El Nino di beberapa negara pada diperkirakan mampu mengatur populasi
beberapa waktu yang lalu (Hadi 2012). hama maka pengendalian dengan insekti-
sida tidak dibenarkan. Oleh karena itu,
upaya perlu dilakukan agar keberadaan
PERAN KUMBANG TOMCAT kumbang tomcat dapat dilestarikan, tetapi
DALAM EKOSISTEM populasinya tidak menjadi eksplosif agar
tidak mengganggu manusia.
Dalam ekosistem pertanian, kumbang Eksplosi kumbang tomcat dapat
tomcat berperan sebagai predator gene- disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
ralis karena memiliki mangsa berbagai jenis peningkatan populasi kumbang menjelang
serangga, terutama yang berstatus hama. berakhirnya musim hujan, panen secara
Oleh karena itu, kumbang ini memiliki peran serempak, dan pembangunan kawasan
penting dan perlu diperhitungkan dalam permukiman di dekat habitat kumbang.
pengambilan keputusan pengendalian Pada kondisi demikian, pada malam hari
hama dengan insektisida. kumbang akan berterbangan dan bergerak
Dalam kondisi tertentu, kehadiran menuju sumber cahaya di permukiman.
suatu jenis hama di pertanaman diper- Mengingat kumbang tomcat meru-
kirakan akan mengakibatkan kerugian bagi pakan sahabat petani yang dapat mem-
petani. Karena populasi predator relatif bantu mengendalikan hama secara alamiah,
sedikit sehingga tidak mampu mengatur untuk mengantisipasi terjadinya eksplosi
populasi hama maka tindakan pengen- perlu upaya untuk melestarikan habitatnya.
dalian dengan insektisida dapat dibe- Perubahan area persawahan menjadi
62 Muhammad Arifin

permukiman berarti meniadakan habitat Oleh karena itu, semua bahan atau alat
kumbang tomcat sehingga akan memicu yang tercemar racun paederin harus
terjadinya eksplosi. dibersihkan.
Umumnya paederin diproduksi dalam
tubuh kumbang betina. Rumus kimia
DAMPAK PAEDERIN DAN UPAYA paederin adalah C 24 H 45 O 9 N. Jumlah
MENGATASINYA molekul H yang dominan menjadikan
senyawa ini bersifat sangat asam sehingga
bersifat korosif dan mampu mengiritasi
Dampak Paederin permukaan kulit. Piel (2002) menyatakan
produksi paederin bergantung pada
Kumbang tomcat dinamai Paederus karena aktivitas endosimbion (bakteri Pseudo-
cairan hemolimpfa yang ada dalam rongga monas sp.) yang hidup bersimbiosis dalam
tubuhnya mengandung senyawa beracun tubuh kumbang. Senyawa tersebut juga
yang disebut paederin. Racun ini dapat dapat menjadi racun bagi predator poten-
menyebabkan penyakit kulit, yang dalam sial lainnya.
istilah kedokteran disebut dermatitis
paederus, yaitu iritasi kulit yang terjadi
jika racun paederin menyentuh kulit. Upaya Mengatasi Dampak
Reaksi kulit terhadap paederin terjadi Paederin
antara 12-36 jam setelah kontak dengan
cairan racun. Jika ada bagian tubuh yang terkena cairan
Kumbang tomcat juga disebut kum- paederin, jangan diusap, tetapi bagian
bang pelepuh (blister) karena dapat tubuh dan pakaian yang dihinggapi
menyebabkan kulit melepuh (Gambar 3). kumbang tomcat segera dicuci dengan
Selain karena sentuhan langsung, mele- sabun kemudian dibilas dengan air
puhnya kulit juga dapat terjadi karena mengalir. Sabun bersifat basa sehingga
sentuhan tidak langsung melalui bahan dapat menetralkan paederin yang bersifat
atau alat yang tercemar racun paederin. asam. Jika timbul rona merah, bagian tubuh
yang terkena paederin dikompres dengan
air es untuk mengecilkan pembuluh
darah dalam kulit. Hal ini dimaksudkan
agar paederin yang masuk dalam jaringan
akan terisolasi dan pembengkakan dapat
berkurang. Tindakan lain yang dapat
dilakukan adalah mengoleskan salep
steroid tipis-tipis pada permukaan kulit
yang teriritasi untuk mengurangi rasa gatal
dan radang. Salep antibiotik sebaiknya
hanya digunakan jika timbul infeksi
sekunder, misalnya menjadi bisul yang
besar (Singh dan Ali 2007). Luka yang
Gambar 3. Gejala melepuh akibat terkena racun
paederin. masih basah jangan sampai terkena sinar
Pengelolaan kumbang tomcat sebagai predator ... 63

matahari karena dapat meninggalkan KESIMPULAN DAN IMPLIKASI


bekas hitam yang sulit dihilangkan. Jangan KEBIJAKAN
menggaruk luka karena racun dapat
berpindah ke bagian kulit yang lain. Bila Saran
luka terjadi pada area mata dan selaput
lendir, sebaiknya segera ke dokter. Dengan 1. Kumbang tomcat memiliki potensi
pengobatan, umumnya luka akan membaik dalam mengatur populasi hama.
dalam 10-21 hari tanpa menimbulkan Upaya memusnahkan kumbang akan
bekas. meniadakan faktor pengendali hama
Menghindari terjadinya kontak ma- secara alamiah sehingga akan memicu
nusia dengan kumbang merupakan terjadinya eksplosi hama.
tindakan utama mencegah dermatitis 2. Kumbang tomcat menyukai habitat
karena paederin. Untuk itu, taktik yang tanah yang lembap. Apabila habitat
dilakukan antara lain adalah (Singh dan berubah, misalnya karena alih fungsi
Ali 2007): lahan, kumbang tomcat yang memiliki
sifat tertarik pada cahaya terang pada
1. Mengenal kumbang tomcat dan tidak
malam hari akan masuk ke permukiman
menyentuh atau memusnahkannya.
dan mengganggu manusia.
2. Menutup ventilasi rumah dengan kain
3. Kumbang tomcat dapat mengeluarkan
kasa untuk mencegah kumbang masuk
senyawa paederin yang dapat menye-
serta menutup jendela dan pintu pada
babkan penyakit paederus dermatitis.
malam hari sebelum menyalakan
Berbagai cara pencegahan dan peng-
lampu.
obatan telah direkomendasikan, tetapi
3. Menggunakan kelambu saat tidur
yang utama adalah menghindari kontak
untuk mengurangi kemungkinan
manusia dengan kumbang, baik secara
kumbang menyentuh kulit.
langsung maupun tidak langsung.
4. Memberi jaring pelindung yang
diikatkan di bawah lampu untuk
mencegah kumbang jatuh ke manusia.
Implikasi Kebijakan
5. Jika kumbang hinggap di bagian
tubuh, jangan ditepuk atau dipencet,
Untuk mencegah kumbang tomcat masuk
tetapi cukup ditiup atau dihalau
ke permukiman dan menyerang warga
dengan kertas atau benda lain. Kulit
masyarakat, terutama yang berdekatan
yang tersentuh kumbang segera
dengan persawahan, diperlukan langkah
dicuci.
kebijakan, antara lain:
6. Memeriksa dinding dan langit-langit
1. Meluruskan persepsi masyarakat
di sekitar sumber cahaya sebelum
bahwa kumbang tomcat adalah sahabat
tidur. Kumbang yang masuk ke dalam
petani sehingga tidak dianggap sebagai
rumah boleh dibunuh dengan insek-
musuh yang harus dibasmi.
tisida nabati atau kimia piretroid.
2. Memanfaatkan keberlimpahan popu-
7. Membersihkan lingkungan, terutama
lasi kumbang tomcat dan musuh alami
semak belukar di sekitar rumah.
lainnya sebagai agens pengendalian
64 Muhammad Arifin

hama secara hayati melalui upaya Kalshoven, L.G..E. 1981. The Pests of Crops
konservasi, antara lain membatasi in Indonesia. In P.A. van der Laan (Ed).
penggunaan pestisida pada lahan PT Ichtiar Baru – van Hoeve, Jakarta.
pertanian. Manley, G..V. 1977. Paederus fuscipes (Col.:
3. Menyusun dan mensosialisasikan pe- Staphylinidae): A predator of rice fields
doman pencegahan dan penanganan in West Malaysia. BioControl 22(1): 47-
serangan kumbang tomcat pada 59.
manusia, yang memuat informasi antara Nikbakhtzadeh, M.R. and S. Tirgari. 2008.
lain: (a) pengamatan kumbang tomcat Medically important beetles (Insecta:
secara intensif di permukiman, terutama Coleoptera) of Iran. J. Venom. Anim.
pada akhir musim hujan (Maret dan Toxins incl. Trop. Dis. 14(4): 597-618.
April) karena kondisi ekosistem saat itu Piel, J. 2002. A polyketide synthase-peptide
cocok bagi kumbang tomcat untuk ber- synthetase gene cluster from an
kembang biak; (b) tidak berburu burung uncultured bacterial symbiont of
pemakan serangga yang berperan Paederus beetles. Proceedings of the
dalam menjaga kestabilan ekosistem; National Academy of Sciences 99(22):
dan (c) menggunakan pestisida secara 14002–14007.
bijaksana di pertanaman untuk men- Sarana, A.P. 1998. Perilaku konsumsi
cegah hama dan musuh alami yang predator Paederus fuscipes Curtis
tertarik pada cahaya pada malam hari terhadap dua spesies wereng padi.
bergerak menuju ke permukiman. Majalah Ilmiah Flora dan Fauna 8(7): 1-
5.
Singh, G. and S.Y. Ali. 2007. Paederus
DAFTAR PUSTAKA dermatitis. Indian J. Dermatol. Venereol.
Leprol. 73(1): 13–5.
Hadi, U.K. 2012. Fenomena tomcat atau Wikipedia. 2011. Paederus. http://en.
dermatitis paederus. http://upikke. wikipedia.org/wiki/Paederus
staff.ipb.ac.id/files/2012/03/Fenomena-
Dermatitis-Paederus-tomcat.1.pdf
Pengelolaan kumbang tomcat sebagai predator ... 65

Anda mungkin juga menyukai