Anda di halaman 1dari 27

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Palopo


Mata pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester : X/ Ganjil
Materi Pokok : Laporan Hasil Observasi
Alokasi Waktu : 8 X45 menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2;Memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif
dalam mencari solusi permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya
sebagai mahluk ciptaan yang Maha Kuasa serta menjalankan
kewajibannya sesuai dengan agama yang dianutnya.
KI3: Kompetensi Pengetahuan, yaitu Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Kompetensi Keterampilan, yaitu Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.1Mengidentifikasi laporan hasil 3.1.1 Mengidentifikasi isi teks.laporan
observasi yang dipresentasikan hasil observasi.
dengan lisan dan tulis 3.1.2 Menyusun ringkasan isi teks
laporan hasil observasi.
3.1.3 Menyimpulkan fungsi teks
laporan hasil observasi.
4.1 Menginterpretasi isi teks 4.1.1 Menunjukkan struktur teks
laporan hasil observasi laporan hasil observasi.
berdasarkan interpretasi baik 4.1.2 Melengkapi isi teks laporan hasil
secara lisan maupun tulis observasi.
4.1.3 Menyempurnakan kesalahan isi
teks laporan hasil observasi.
C. Tujuan Pembelajaran
: Melalui pemdelajaran ini, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi, menyusun
ringkasan, menyimpulkan isi teks, menuljukkan struktur teks, melengkapi isi teks,
dan menyempurnakan kesalahan isi teks laporan hasil observasi.

D. Materi Pembelajaran
Isi pokok laporan hasil observasi:

 pernyataan umum;
 hal yang dilaporkan;
 deskripsi bagian;
 deskripsi manfaat; dan
 maksud isi teks (tersirat dan tersurat).
E. Metode
 Metode tanya jawab
 Metode diskusi
 Metode penugasan (resitasi)
F. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
 Media/alat : proyektor, Laptop, Power point
G. Sumber Belajar
 Buku siswa kelas X SMA ( Kur. 2013) Kementerian pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia 2017
 Internet, koran, majalah, buku paket yang relevan, dan lingkungan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama ( 2 jam pelajaran)
Indikator:
3.1.1 Mengidentifikasi isi teks laporan hasil observasi
Sintaks
Langkah Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
(inkuiri)
Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri 10’
Pendahuluan anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan persiapan belajar.
communication

Critical Thinking/communication
Peserta didik menyampaikan hasil pengamatan
disertai alasan mengapa itu menjadi contoh
kegiatan negosiasi.

3. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif


tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
Mengeksplore Peserta didik untuk kembali mengingat materi pada
pertemuan sebelumnya. yang akan dilaksanakan.
dengan pembelajaran
4. Memberikan
Peserta didik
gambaranmenerima informasi
agar Peserta didik tentang
konsentrasi dengan alur
pembelajaran pada materi negosiasi
kompetensi dasar, materi, dan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti Perencanaan Peserta didik menyimak penjelasan 70’
guru mengenai teks laporan hasil
observasi
Mencari Peserta didik membaca contoh teks
informasi laporan hasil observasi yang
berjudul Wayang.
Mengolah data Peserta didik menjawab pertanyaan
yang sesuai dengan teks laporan
hasil observasi yang berjudul
Wayang.
Mengolah data Peserta didik menentukan gagasan
pokok dari teks laporan hasil
observasi yang berjudul Wayang.

Critical Thinking

Peserta didik melakukan pengamatan tentang observasi,


Peserta didik diminta mencermati isi observasi dengan
melibatkan pola pikir kritis, menyampaikan komentar
terhadap isi observasi tersebut.

Berbagi/sharing Peserta didik melaporkan hasil


pekerjaan.
.
Mengevaluasi Peserta didik mendapatkan koreksi
dan penilaian dari guru berdasarkan
hasil pekerjaan kelompok.
Kegiatan 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang 10’
penutup isi teks laporan hasil observasi.
2. Peserta didik merefleksi kegiatan yang sudah
dilakukan.
3. Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai
tugas selanjutnya.
4. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa
untuk mengakhiri pembelajaran

Pertemuan kedua ( 2 jam pelajaran)


Indikator:
3.1.2Menyusun ringkasan isi pokok teks laporan hasil observasiPeserta didik
3.1.3Menyimpulkan fungsi teks laporan hasil observasi.
Sintaks
Langkah Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
(PBL)
Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri 10’
Pendahuluan anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan persiapan belajar.

CriticalThinking/communicatio Peserta
menyampaikan hasil pengamatan disertai alasan
mengapa itu menjadi contoh kiatan

3. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif


tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi
dasar, materi, dan tujuan pembelajaran.
5. Peserta didik dibagi atas beberapa kelompok secara
heterogen 4-5 orang.
Kegiatan inti Orientasi peserta Peserta didik menyimak penjelasan 70’
didik pada guru mengenai perbedaan antara
masalah ringksan dan ikhtisar dan fungsi teks
laporan hasil observasi.

Critical Thinking/communication
Peserta didik menyampaikan hasil pengamatan
disertai alasan mengapa itu menjadi contoh
kegiatan negosiasi.

Mengorganisasi Peserta didik membaca contoh teks


peserta didik laporan hasil observasi yang berjudul
Wayang
Membimbing Peserta didik dibimbing oleh guru untuk
dan menyelidiki berdiskusi bersama anggota kelompok
individu dan yang telah ditentukan.
kelompok
Mengembangkan Peserta didik menentukan gagasan
dan menyajikan pokok dari teks laporan hasil observasi
hasil karya yang berjudul D’TopengMuseum
Menguji Angkut.
hipotesis Peserta didik merangkai gagasan pokok
dengan menggunakan kata penghubung
menjadi sebuah ringkasan.
Peserta didik menyimpulkan fungsi teks
laporan hasil observasi pada teks
Wayang dan D’topeng Museum
Angkut.
Peserta didik bersama anggota
kelompok melaporkan hasil pekerjaan
melalui diskusi kelas.
Menganalisis Peserta didik mendapatkan koreksi dan
dan penilaian dari guru berdasarkan hasil
mengevaluasi pekerjaan kelompok.
proses Critical Thinking/communication
Peserta didik menyampaikan hasil pengamatan
pemecahan
disertai alasan mengapa itu menjadi contoh
masalah kegiatan negosiasi.

Kegiatan 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang 10’


penutup ringkasan dan fungsi teks laporan hasil observasi.
2. Peserta didik merefleksi kegiatan yang sudah dilakukan.
3. Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai tugas
selanjutnya.
4. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk
mengakhiri pembelajaran

Pertemuan ketiga ( 2 jam pelajaran)


Indikator:
4.1.1 Menunjukkan struktur teks laporan hasil observasi.
4.1.2 Melengkapi isi teks laporan hasil observasi

Sintaks
Langkah Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
(Inkuiri)
Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah 10’
Pendahuluan Tuhan dan saling mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan
dengan persiapan belajar.

communication

Mengeksplore Peserta didik untuk kembali mengingat materi pada


pertemuan sebelumnya.

Memberikan gambaran agar Peserta didik konsentrasi dengan alur


pembelajaran pada materi negosiasi
3. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif tentang
keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi
dasar, materi, dan tujuan pembelajaran.
5. Peserta didik dibagi atas beberapa kelompok secara
heterogen 4-5 orang.
Kegiatan inti Perencanaan Peserta didik menyimak penjelasan guru 70’
mengenai struktur teks laporan hasil
observasi
Mencari Peserta didik membaca contoh teks
informasi laporan hasil observasi yang
berjudulMengenal Suku Badui.
Mengolah data Peserta didik bersama anggota kelompok
menunjukkan struktur teks laporan hasil
observasi yang berjudulMengenal Suku
Badui.
Peserta didik bersama anggota kelompok
melengkapi teks laporan hasil observasi
yang berjudulMengenal Suku Badui.
Berbagi Peserta didik bersama anggota kelompok
/sharing melaporkan hasil pekerjaan melalui diskusi
kelas.
Mengevaluasi Peserta didik mendapatkan koreksi dan
penilaian dari guru berdasarkan hasil
pekerjaan kelompok.
Kegiatan 1.Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang struktur 10’
penutup teks laporan hasil observasi.
2.Peserta didik merefleksi kegiatan yang sudah dilakukan.
3.Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai tugas
selanjutnya.
4.Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk
mengakhiri pembelajaran

Pertemuan keempat ( 2 jam pelajaran)


Indikator:
4.1.3 Menyempurnakan kesalahan isi teks laporan hasil observasi.
Sintaks
Langkah Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
(PBL)
Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri 10’
Pendahuluan anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan persiapan belajar.
Critical Thinking/communication

Peserta didik menyampaikan hasil pengamatan disertai


alasan mengapa itu menjadi contoh kegiatan negosiasi.

3. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif


tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi
dasar, materi, dan tujuan pembelajaran.
5. Peserta didik dibagi atas beberapa kelompok secara
heterogen 4-5 orang.
Kegiatan inti Orientasi peserta Peserta didik menyimak penjelasan 70’
didik pada guru mengenai unsur kebahasaan teks
masalah laporan hasil observasi
Mengorganisasi Peserta didik membaca teks laporan
peserta didik hasil observasi yang berjudul Mengenal
Suku Badui.
Membimbing Peserta didik dibimbing oleh guru untuk
dan menyelidiki berdiskusi bersama anggota kelompok
individu dan yang telah ditentukan.
kelompok
Mengembangkan Peserta didik berdiskusi bersama
dan menyajikan anggota kelompok untuk menganalisis
hasil karya kesalahan penulisan dalam teks laporan
Menguji hasil observasi yang berjudul Mengenal
hipotesis Suku Badui
Critical thingking and comunication

Peserta didik mengemukakan/ mengomentari secara lisan dari


hasil pengamatan terhadap bagian-bagian sebuah permainan
peran dari form yang telah disiapkan. Terlihat bagaimana
Peserta didik menganalisis, mengevaluasi

Menganalisis Peserta didik bersama anggota


dan kelompok melaporkan hasil pekerjaan
mengevaluasi melalui diskusi kelas.
proses Peserta didik mendapatkan koreksi dan
pemecahan penilaian dari guru berdasarkan hasil
masalah pekerjaan kelompok.
Kegiatan 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan tentang 10’
penutup unsure kebahasaan teks laporan hasil observasi.

Critical thingking and comunication

Peserta didik mengemukakan manfaat dari belajar negosiasi ini


kaitanya dengan apa yang dilihat saat pembelajaran serta akan
kehidupan yang kelak dijalaninya. Peserta didik mampu
mengeksplore dirinya untuk sesuatu yang belum dijalani dan
menjadikannya sebuah bekal kelak bila menjalaninya

2. Peserta didik merefleksi kegiatan yang sudah dilakukan.


3. Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai tugas
selanjutnya.
4. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk
mengakhiri pembelajaran.

I. Penilaian
Teknik: Tes tertulis dan lisan
Bentuk: uraian

Palopo, 16 Juli 2018


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Muhammad Arsyad, S.Pd Muh. Kasim, S.Pd


NIP 197300223 199803 1 006
Lampiran-lampiran
1. Materi
Isi pokok laporan hasil observasi:
 pernyataan umum;
 hal yang dilaporkan;
 deskripsi bagian;
 deskripsi manfaat; dan
 maksud isi teks (tersirat dan tersurat).
a. Fakta : Teks LHO
Membaca teks yang berjudul Wayang.
b. Konseptual
Pertemuan kesatu
3.1.1 Mengidentifikasi isi teks laporan hasil observasi
Teks laporan hasil observasi disusun dengan struktur (a) pernyataan umum
atau klasifikasi, (b) deskripsi bagian, dan (c) deskripsi manfaat. Pernyataan
umum biasanya disajikan dalam kalimat definisi.Kalimat definisi seringkali
mengggunakan konjungsi adalah, ialah, yakni, merupakan, dan yaitu.
Wayang

Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagaiwarisan


budaya asli Indonesia.UNESCO, lembaga yang mengurusikebudayaan dari PBB,
pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagaipertunjukan bayangan boneka
tersohor berasal dari Indonesia.Wayangmerupakan warisan mahakarya dunia yang
tidak ternilai dalam senibertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of
Humanity).Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah
membagiwayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang wong atau
wayangorang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di
JawaBarat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang.
Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi,
atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan
oleh orang. Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu
sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar
tetap dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara
lain wayang suket dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi
menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki
umur paling tua adalah wayang purwa.Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang
berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna
sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk
kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan namacempurit yang terdiri dari:
tuding dan gapit.
Wayang wong(bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu
pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang
dikenal di suku Banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa
adalah wayang topeng.Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan
topeng.Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-
tarian.Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya digunakan
dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang
mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda.Selain wayang
golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering
juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang
golek.Wayang tersebut pertama kali dikenalkan di Kudus.Selain golek, wayang
yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik.Wayang klithik berbeda dengan
golek.Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit.Akan tetapi, cerita
yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari
kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang
golek techno, dan wayang ajen.
Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa
wayang suket.Jenis wayang ini disebut suket karena wayang yang digunakan
terbuat dari rumput yang dibentuk menyerupai wayang kulit. Wayang suket
merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput
(bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau
penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa.
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastik
berwarna.Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau
serupa wayang kulit.Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna
hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-
bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh.Wayang tersebut menggunakan
bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang
dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media
pendidikan, media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai
media pendidikan karena isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada
manusia.Pada era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media
informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pagelaran wayang yang disisipi
informasi tentang program pembangunan seperti keluarga berencana (KB),
pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang
masih tetap menjadi media hiburan. (Sumber:
http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)
Kegiatan1
1. Buatlah minimal 5 pertanyaan terkait isi laporan yang berjudul Wayang!
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan benar dan jelas!
3. Mengapa teks tersebut dikategorikan teks laporan hasil observasi?
Contoh Jawaban
Contoh jawaban ini tidak mengikat.Artinya, siswa dibenarkan menjawab dengan
jawaban berbeda selama substansinya benar.
Pertanyaan terkait 1. Apakah wayang itu?
isi laporan 2. Ada berapa jenis wayang berdasarkan bahan
pembuatannya?
3. Apa sebutan dari wayang yang muncul pertama kali?
4. Apa saja gaya atau gagrak yang dimiliki oleh wayang
purwa?
5. Apakah fungsi dari pertunjukkan wayang?
6. Apa yang dimaksud dengan wayang motekar?
7. Apa yang dimaksud dengan wayang suket?
1. Wayang adalah suatu seni pertunjukan yang telah
Jawaban dari ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia.
setiap pertanyaan 2. Berdasarkan pembuatannya wayang dibedakan menjadi
tiga jenis, yakni wayang kulit, wayang wong dan wayang
golek.
3. Sebutan bagi wayang yang muncul pertama kali adalah
wayang purwa.
4. Wayang purwa terdiri atas beberapa gaya atau gagrak
seperti, gagrak Kasunanan, Mangku-negaraan;
Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu,
Cirebon dan sebagainya
5. Pertunjukkan wayang berfungsi sebagai media
pendidikan, media informasi, dan media hiburan.
6. Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater
bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Akan tetapi, jika
wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam
saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga
bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna-warni
penuh.
7. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur
wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa:
suket).
Mengapa teks Teks tersebut dimasukkan dalam teks laporan hasil observasi
tersebut karena ditulis berdasarkan hasil pengamatan atau observasi.
dimasukkan Karena itulis berdasarkan hasil observasi maka isinya obyektif
dalam teks berdasar pada kenyataan dan obyek yang dilaporkan yaitu wayang
laporan hasil dituliskan secara detail.
observasi?
KRITERIA PENILAIAN

Skor
No Deskripsi skor
Maksimal
1 a. Membuat 5 pertanyaan atau lebih dan sesuai dengan teks. 30 30
b. Membuat 5 pertanyaan atau lebih dan sebagian tidak sesuai 20
dengan teks.
c. Membuat kurang dari 5 pertanyaan dan sesuai dengan teks. 10
d. Membuat kurang dari 5 pertanyaan dan tdak sesuai dengan teks. 5
2 a. Membuat 5 jawaban atau lebih dan sesuai dengan teks. 30 30
b. Membuat 5 jawaban atau lebih dan sebagian tidak sesuai dengan 20
teks.
c. Membuat kurang dari 5 jawaban dan sesuai dengan teks. 10
d. Membuat kurang dari 5 jawaban dan tdak sesuai dengan teks 5
3 a. Alasan kategori teks laporan hasil observasi jelas, lengkap, dan 40 40
benar.
b. Alasan kategori teks laporan hasil observasi tidak lengkap, dan 20
benar.
c. Alasan kategori teks laporan hasil observasi tidak lengkap, dan 5
salah.
Total Nilai 100

Bacalah teks Wayang di atas, tentukanlah gagasan pokok dari setiap paragraf!
Kunci Jawaban
GAGASAN POKOK
PARAGRAF

Wayang kulit memiliki berbagai macam Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya
jenis jika dilihat dari umur dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi
pertunjukkan. bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal,
karena diperkirakan memiliki umur paling tua
adalah wayang purwa. Purwa berasal dari
bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini
terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan
diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang
pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk
kerbau bule yang diolah sedemikian rupa
dengan nama cempurit yang terdiri dari:
tuding dan gapit. Cerita yang biasanya
digunakan adalah Ramayana dan
Mahabharata. Wayang purwa terdiri atas
beberapa gaya atau gagrak seperti, gagrak
Kasunanan, Mangkunegaraan;
Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran,
Kedu, Cirebon dan sebagainya. Selain wayang
purwa jenis wayang kulit yang lain yaitu:
wayang madya wayang gedog wayang dupara,
wayang wahyu, wayang suluh, wayang kancil,
wayang calonarang, wayang krucil; wayang
ajen; wayang sasak, wayang sadat, wayang
parwa wayang arja, wayang gambuh, wayang
cupak dan wayang beber yang saat ini masih
berkembang di Pacitan

Pada setiap daerah, wayang wong Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’)
memiliki sebutan yang berbeda. adalah salah satu pertunjukan wayang yang
diperankan langsung oleh orang. Wayang orang
yang dikenal di suku Banjar adalah wayang
gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa
adalah wayang topeng. Wayang topeng
dimainkan oleh orang yang menggunakan
topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan
iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan
wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya
digunakan dalam acara ritual, tetapi juga
digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.
Wayang golek adalah salah satu Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang
jenis wayang yang berasal dari golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang
Sunda memiliki bahan dasar golek berasal dari Sunda. Wayang ini disebut juga
sebuah kayu. sebagai wayang thengul. Selain wayang golek Sunda,
wayang yang terbuat dari kayu adalah wayang menak
atau sering juga disebut wayang golek menak karena
cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut
pertama kali dikenalkan di Kudus. Selain golek,
wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang
klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek.
Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang
kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita
Panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat
dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang
timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan
wayang ajen.
Perkembangan terbaru dunia Perkembangan terbaru dunia pewayangan
pewayangan menghasilkan kreasi menghasilkan kreasi berupa wayang suket.
berupa wayang suket. Disebut wayang suket karena wayang yang
digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk
menyerupai wayang kulit. Wayang suket
merupakan tiruan dari berbagai figur wayang
kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa:
suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai
alat permainan atau penyampaian cerita
pewayangan kepada anak-anak di desa-desa
Jawa.
Dalam versi modern terdapat Dalam versi lebih modern, terdapat wayang
wayang yang disebut dengan motekar atau wayang plastik berwarna.
wayang motekar atau wayang Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan
plastik yang berwarna. teater bayang-bayang atau serupa wayang
kulit. Akan tetapi, jika wayang kulit memiliki
bayangan yang berwarna hitam saja, wayang
motekar menggunakan teknik terbaru hingga
bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna-
warni penuh. Wayang motekar ditemukan dan
dikembangkan oleh Herry Dim setelah
melewati eksperimen lebih dari delapan tahun
(1993 – 2001). Wayang tersebut
menggunakan bahan plastik berwarna, sistem
pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Wayang memiliki berbagai Semua jenis wayang di atas merupakan wujud
manfaat bagi kehidupan, antara ekspresi kebudayaan. yang dapat dimanfaatkan
lain sebagai media pendidikan, dalam Dewasa ini wayang dimanfaatkan untuk
media informasi, dan media kepentingan pendidikan karena dapat dijadikan
hiburan. sarana untuk menyampaikan ajaran-ajaran yang
baik dengan cara yang menarik. Pemerintah
juga seering menggunakan wayang sebagai
media informasi misalnya dengan menggelar
wayang yang disisipi informasi tentang
program pembangunan seperti keluarga
berencana (KB), pemilihan umum, dan
sebagainya. Terakhir, meski semakin jarang,
wayang masih tetap menjadi media hiburan.
Dengan kata lain, wayang mempunyai banyak
manfaat bagi kehidupan antara lain sebagai
media pendidikan, media informasi, dan media
hiburan.

KRITERIA PENILAIAN
Skor
No Deskripsi Skor Maksi
mal
1 a. Menentukan gagasan pokok sesuai jumlah paragraf dan benar. 100 100
b. Menentukan gagasan pokok tidak sesuai jumlah paragraf dan 50
benar.
c. Menentukan gagasan pokok tidak sesuai jumlah paragraf dan 10
salah.
Total 100
Pertemuan kedua
3.1.2 Menyusun ringkasan isi pokok teks laporan hasil observasiPeserta didik
3.1.3 Menyimpulkan fungsi teks laporan hasil observasi.
Susunlah gagasan pokok dari teks laporan hasil observasi yang berjudul Wayang!
Menyusun ringkasan
Aspek Penilaian
No Nama Kelengkapan
Kelancaran Kebenaran Isi Total Nilai
Informasi
Kriteria Penilaian
Skor
Aspek penilaian Kriteria Rentang Skor
Maksimal
Kelancaran Sangat lancar 85 -100 100
menyampaikan isi teks

Cukup lancar 70 - 84
menyampaikan isi teks
Kurang lancar 55 - 69
menyampaikan isi teks
Tidak lancar menyampai- 54 - 40
kan isi teks
Kelengkapan Isi teks yang disampaikan 85 -100 100
sangat lengkap.
informasi Isi teks yang disampaikan 70 - 84
sedikit kurang lengkap.
Hanya separoh isi teks 55 - 69
yang disampaikan.
Isi teks yang disampaikan 54 - 40
hanya sedikit.
Kebenaran isi Isi teks yang disampaikan 85 -100 100
benar semua.
Isi teks yang disampaikan 70 - 84
sebagian besar benar.
Isi teks yang disampaikan s 55 - 69
eparo yang benar
Isi teks yang disampaikan 54 - 40
sebagian besar salah.
Total : 100

Simpulkanlah fungsi teks laporan hasil observasi pada teks Wayang dan D’topeng
museum Angkut!
Kunci Jawaban
Judul teks Fungsi Teks
a. Memberitahukan kepada pihak berwenang atau terkait suatu
Wayang informasi dan
b. kemudian dijadikan dasar penyusunan kebijakan.
c. Bahan informasi untuk berbagai kepentingan.
D’topeng a. Memberitahukan kepada pihak berwenang atau terkait suatu
Museum informasi dan kemudian dijadikan dasar penyusunan kebijakan.
Angkut b. Bahan informasi untuk berbagai kepentingan.

KRITERIA PENILAIAN
Skor
No Deskripsi Skor Maksim
al
1 a. Menjelaskan fungsiteks laporan hasil observasi yang 50 50
berjudul wayang benar.
b. Menjelaskan fungsiteks laporan hasil observasi yang 30
berjudul wayang kurang tepat.
c. Menjelaskan fungsiteks laporan hasil observasi yang 10
berjudul wayang salah.
a. Menjelaskan fungsi teks laporan hasil observasi yang 50 50
berjudul D’topeng Museum Angkut benar.
b. Menjelaskan fungsi teks laporan hasil observasi yang 30
berjudul D’topeng Museum Angkut kurang tepat.
c. Menjelaskan fungsi teks laporan hasil observasi yang 10
berjudul D’topeng Museum Angkut salah.
Pertemuan ketiga
4.1.1 Menunjukkan struktur teks laporan hasil observasi.
4.1.2 Melengkapi isi teks laporan hasil observasi
Mengenal Suku Badui
Orang Kanekes atau orang Badui/Badui adalah suatu kelompok
masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak,
Banten.Masyarakat Suku Badui di Banten termasuk salah satu suku yang
menerapkan isolasi dari dunia luar.Itulah salah satu keunikan Suku
Badui.Sehingga wajar mereka sangat menjaga betul ‘pikukuh’ atau ajaran mereka,
entah berupa kepercayaan dan kebudayaan.
Badui Dalam belum mengenal budaya luar dan terletak di hutan
pedalaman.Karena belum mengenal kebudayaan luar, suku Badui Dalam masih
memiliki budaya yang sangat asli.Mereka dikenal sangat taat mempertahankan
adat istiadat dan warisan nenek moyangnya.Mereka memakai pakaian yang
berwarna putih dengan ikat kepala putih serta membawa golok.Pakaian Suku
Badui Dalam pun tidak berkancing atau kerah.Uniknya, semua yang dipakai Suku
Badui Dalam adalah hasil produksi mereka sendiri. Biasanya para perempuan
yang bertugas
membuatnya. Mereka dilarang memakai pakaian modern.Selain itu, setiap kali
bepergian, mereka tidak memakai kendaraan bahkan tidak memakai alas kaki dan
terdiri dari kelompok kecil berjumlah 3-5 orang.Mereka dilarang menggunakan
perangkat teknologi, seperti HP dan TV.
Suku ini memiliki kepercayaan yang dikenal Sunda Wiwitan (sunda:
berasal dari suku sunda, Wiwitan : Asli). Kepercayaan ini memuja arwah nenek
moyang (animisme) yang pada selanjutnya kepercayaan mereka mendapat
pengaruh dari Budha dan Hindu.Kepercayaan suku ini merupakan refleksi
kepercayaan masyarakat Sunda sebelum masuk agama Islam.
Hingga saat ini, suku Badui Dalam tidak mengenal budaya baca tulis.Yang
mereka tahu, ialah aksara Hanacaraka (aksara Sunda).Anak-anak Suku Badui
dalam pun tidak bersekolah, kegiatannya hanya sekitar sawah dan kebun. Menurut
meraka inilah cara mereka melestarikan adat leluhurnya. Meskipun sejak
pemerintahan Soeharto sampai sekarang sudah diadakan upaya untuk membujuk
mereka agar mengizinkan pembangunan sekolah, tetapi mereka selalu
menolak.Sehingga banyak cerita atau sejarah mereka hanya ada di ingatan atau
cerita lisan saja.
Badui Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan
wilayah Badui Dalam.Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkanya warga
Badui Dalam ke Badui Luar. Pada dasarnya, peraturan yang ada di Badui Luar
dan Badui dalam itu hampir sama, tetapi Badui Luar lebih mengenal teknologi
disbanding Badui Dalam. Sumber: http://faidatulhikmah.blogspot.co.id dengan
penyesuaian
1. Tentukan struktur teks laporan hasil observasi yang berjudul Mengenal Suku
Badui? Jelaskan jawabanmu.
2. Lengkapilah isi teks laporan hasil observasi tersebut sehingga menjadi teks
laporan hasil observasi yang lengkap!
KUNCI JAWABAN
1. Orang Kanekes atau orang Badui/Badui adalah suatu
kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten
Lebak, Banten. Masyarakat Suku Badui di Banten termasuk salah
satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Itulah salah satu
keunikan Suku Badui. Sehingga wajar mereka sangat menjaga betul
‘pikukuh’ atau ajaran mereka, entah berupa kepercayaan dan
kebudayaan.(pernyataan umum)
Badui Dalam belum mengenal budaya luar dan terletak di
hutan pedalaman. Karena belum mengenal kebudayaan luar, suku
Badui Dalam masih memiliki budaya yang sangat asli. Mereka
dikenal sangat taat mempertahankan adat istiadat dan warisan nenek
moyangnya. Mereka memakai pakaian yang berwarna putih dengan
ikat kepala putih serta membawa golok. Pakaian Suku Badui Dalam
pun tidak berkancing atau kerah. Uniknya, semua yang dipakai Suku
Badui Dalam adalah hasil produksi mereka sendiri. Biasanya para
perempuan yang bertugas
membuatnya. Mereka dilarang memakai pakaian modern. Selain itu,
setiap kali bepergian, mereka tidak memakai kendaraan bahkan tidak
memakai alas kaki dan terdiri dari kelompok kecil berjumlah 3-5
orang. Mereka dilarang menggunakan perangkat teknologi, seperti
HP dan TV.
Suku ini memiliki kepercayaan yang dikenal Sunda Wiwitan
(sunda: berasal dari suku sunda, Wiwitan : Asli). Kepercayaan ini
memuja arwah nenek moyang (animisme) yang pada selanjutnya
kepercayaan mereka mendapat pengaruh dari Budha dan Hindu.
Kepercayaan suku ini merupakan refleksi kepercayaan masyarakat
Sunda sebelum masuk agama Islam. (pernyataan bagian)
2 Perbaikan struktur pernyataan umum dan klasifikasi:
Orang Kanekes atau orang Badui/Badui adalah suatu kelompok
masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten ebak, Banten.
Masyarakat Suku Badui di Banten termasuk salah satu suku yang
menerapkan isolasi dari dunia luar itulah salah satu keunikan Suku Badui.
Wajar, jika mereka sangat menjagabetul ‘pikukuh’ atau ajaran mereka,
entah berupa kepercayaan dan kebudayaan.Berdasarkan kepatuhannya
memegang budaya nenek moyangnya, suku Baduidibedakan menjadi
Suku Badui Dalam dan Suku Badui Luar.
Perbaikan struktur deskripsi manfaat (ditambahkan
menjadiparagrafterakhir)
Dengan mengenali karakteristik Suku Badui Dalam dan Suku Badui
Luarkita dapat mengetahui keberagaman budaya Indonesia. Informasi ini
jugabermanfaat bagi pemrintah dalam melakukan pembinaan dan
pelestarian suku-sukubangsa di Indonesia
KRITERIA PRNILAIAN
Skor
No Deskripsi Skor
Maksimal
1. a. Penjelasan pernyataan umum lengkapdan benar. 25 25
b. Penjelasan pernyataan umum kurang tepat. 15
c. Penjelasan pernyataan umum salah. 5
2 a. Penjelasan pernyataan bagian lengkapdan benar. 25 25
b. Penjelasan pernyataan bagiankurang tepat. 15
c. Penjelasan pernyataan bagiansalah. 5
3 a. Penjelasan pernyataan manfaat lengkapdan benar. 25 25
b. Penjelasan pernyataan manfaatkurang tepat. 15
c. Penjelasan pernyataan manfaatsalah. 5
4 a. Melengkapi isi teks lengkap dan benar. 25 25
b. Melengkapi isi teks tidak lengkap dan benar. 15
c. Melengkapi isi teks tidak lengkap dan salah. 5
Total Nilai 100

Pertemuan keempat
4.1.3 Menyempurnakan kesalahan isi teks laporan hasil observasi.
Mengenal Suku Badui
Orang Kanekes atau orang Badui/Badui adalah suatu kelompok
masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak,
Banten.Masyarakat Suku Badui di Banten termasuk salah satu suku yang
menerapkan isolasi dari dunia luar.Itulah salah satu keunikan Suku
Badui.Sehingga wajar mereka sangat menjaga betul ‘pikukuh’ atau ajaran mereka,
entah berupa kepercayaan dan kebudayaan.
Badui Dalam belum mengenal budaya luar dan terletak di hutan
pedalaman.Karena belum mengenal kebudayaan luar, suku Badui Dalam masih
memiliki budaya yang sangat asli.Mereka dikenal sangat taat mempertahankan
adat istiadat dan warisan nenek moyangnya.Mereka memakai pakaian yang
berwarna putih dengan ikat kepala putih serta membawa golok.Pakaian Suku
Badui Dalam pun tidak berkancing atau kerah.Uniknya, semua yang dipakai Suku
Badui Dalam adalah hasil produksi mereka sendiri. Biasanya para perempuan
yang bertugas
membuatnya. Mereka dilarang memakai pakaian modern.Selain itu, setiap kali
bepergian, mereka tidak memakai kendaraan bahkan tidak memakai alas kaki dan
terdiri dari kelompok kecil berjumlah 3-5 orang.Mereka dilarang menggunakan
perangkat teknologi, seperti HP dan TV.
Suku ini memiliki kepercayaan yang dikenal Sunda Wiwitan (sunda:
berasal dari suku sunda, Wiwitan : Asli). Kepercayaan ini memuja arwah nenek
moyang (animisme) yang pada selanjutnya kepercayaan mereka mendapat
pengaruh dari Budha dan Hindu.Kepercayaan suku ini merupakan refleksi
kepercayaan masyarakat Sunda sebelum masuk agama Islam.
Hingga saat ini, suku Badui Dalam tidak mengenal budaya baca tulis.Yang
mereka tahu, ialah aksara Hanacaraka (aksara Sunda).Anak-anak Suku Badui
dalam pun tidak bersekolah, kegiatannya hanya sekitar sawah dan kebun. Menurut
meraka inilah cara mereka melestarikan adat leluhurnya. Meskipun sejak
pemerintahan Soeharto sampai sekarang sudah diadakan upaya untuk membujuk
mereka agar mengizinkan pembangunan sekolah, tetapi mereka selalu
menolak.Sehingga banyak cerita atau sejarah mereka hanya ada di ingatan atau
cerita lisan saja.
Badui Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan
wilayah Badui Dalam.Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkanya warga
Badui Dalam ke Badui Luar. Pada dasarnya, peraturan yang ada di Badui Luar
dan Badui dalam itu hampir sama, tetapi Badui Luar lebih mengenal teknologi
disbanding Badui Dalam. Sumber: http://faidatulhikmah.blogspot.co.id dengan
penyesuaian.
Tugas
Cermatilah penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dalam teks tersebut
dan analisislah kesalahan penulisan!
Kunci jawaban
Kalimat Kesalahan Pembenahan Keterangan
Orang Kanekes atau sub-etnis Orang Kanekes atau orang sub merupakan
orang Badui/Badui Badui/ Badui adalah suatu imbuhan
adalah suatu kelompok masyarakat adat sehingga
kelompok masyarakat subetnis Sunda di wilayah penulisannya
adat sub-etnis Sunda Kabupaten Lebak, Banten. harus dirangkai
di wilayah Kabupaten dengan kata
Lebak, Banten. yang
mengikutinya.
Sehingga wajar ‘pikukuh’ Sehingga wajar mereka sangat Kata-kata dari
mereka sangat menjaga betul pikukuh atau bahasa daerah
menjaga betul ajaran mereka, entah berupa atau
‘pikukuh’ atau ajaran kepercayaan dan kebudayaan. bahasa asing
mereka, entah berupa yang
kepercayaan dan belum diserap
kebudayaan. ke dalam bahasa
Indonesia ditulis
dengan huruf
miring.

KRITERIA PENILAIAN
No Deskripsi Skor Skor Maksimal
1 1. Menganalisis dengan lengkap setiap kata 100 100
dalam teks dan benar sesuai EYD.
2. Menganalisis dengan tidak lengkap setiap kata 70
dalam teks dan benar sesuai EYD.
3. Menganalisis dengan tidak lengkap setiap kata 30
dalam teks dan tidak sesuai EYD.

Anda mungkin juga menyukai