A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleransi, damai), santun, responsive, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahua faktual, konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
spesifik dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari apa yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre, saintifik, dan CLIL
dengan model pembelajaran discovery learning peserta didik dapat Menentukan isi pokok
laporan hasil observasi dan menentukan ciri-ciri kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi,
menyusun ringkasan teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur, ciri kebahasaan, dan isi
teks laporan hasil observasi dan terampil mempresentasikan hasil ringkasan teks laporan hasil
observasi berdasarkan struktur, ciri kebahasaan, dan isi teks laporan hasil observasi dengan rasa
ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap bersahabat/ komunikatif selama proses
pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran pertemuan 1
1. Teks laporan hasil observasi
2. Isi teks laporan hasil observasi
3. Ciri-ciri kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi
a. Kata serta frasa verba dan nomina
b. Afiksasi
c. Kalimat definisi dan deskriptif
d. Kalimat simpleks dan kalimat kompleks
Pertemua ke-2
(2 x 45 menit)
Tahap Langkah-langkah Nilai Karakter Alokasi
Pembelajaran (PPK), Literasi, waktu
4C, HOTS
1. 1. Peserta didik merespon Religius 10
Pendahulua salam dan mensyukuri menit
n anugerah Tuhan dan saling
mendoakan. Rasa ingin tahu
2. Peserta didik merespon
apersepsi yang
disampaikan pendidik
tentang materi
pembelajaran sebelumnya,
“ apa yang kalian tentang
teks laporan hasil
observasi?”Bagaimana ciri
kebahasaan teks Laporan
hasil observasi.
3. Peserta didik menerima
informasi tentang materi
dan tujuan yang akan
dipelajari serta kegiatan
yang akan dipelajari dalam
teks Laporan Hasil
Observasi hari ini.
2. Inti 1. Pendidik dengan rasa Literasi 70
ingin tahu membaca teks menit
yang berjudul “D’ Topeng
Museum Angkut” pada
halaman 16 di buku Siswa. Kerja sama
2. Peserta didik (Collaborative)
dikelompokkan menjadi Berpikir kritis
bebebrapa kelompok, (Critical
masing-masing kelompok thinking)
terdiri atas empat orang. Kreativitas
Setiap siswa menyusun (Creativity)
ringkasan teks “D’ Topeng
Museum Angkut” secara Komunikatif
mandiri. (Communicative)
3. Secara bergantian setiap
siswa mempresentasikan
ringkasan yang dibuatnya
dalam kelompmpok
masing-masing.
4. Siswa lain menilai
temannya dengan mengisi
rubrik penilaian yang
dibagikan guru
5. Setiap kelompok memilih
ringkasan yang terbaik
6. Siswa yang ringkasannya
menjadi ringkasan terbaik
di kelompoknya harus
mempresentasikan
ringkasan di depan kelas.
Penutup Kegiatan peserta didik 10
bersama pendidik, yaitu: menit
a. Membuat kesimpulan
bersama-sama tentang cara Kreativitas
membuat ringkasan yang
benar HOTS
b. Pendidik melaksanakan
penilaian
c. Pendidik memberikan
tugas untuk memperkuat
hasil belajar
d. Mengingatkan tentang
pembelajaran di hari
berikutnya.
G. Penilaian
1. Kompetensi keagamaan dan sosial
a. Teknik penilaian : observasi/ pengamatan
b. Bentuk : catatan hasil observasi
c. Instrumen : jurnal (terlampir)
2. Kompetensi Pengetahuan:
a. Teknik penilaian : tes tulis dan tes penugasan
b. Bentuk Penilaian : tugas individu dan tugas kelompok.
c. Instrumen penilaian: lembar kerja. (terlampir)
3. Kompetensi keterampilan :
a. Teknik penilaian : tes penugasan
b. Bentuk : tugas tertulis.
c. Instrumen penilaian : lembar kerja
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor
sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tugas remedial, dilakukan sebanyak 3 kali yaitu dengan cara menugaskan kepada peserta
didik untuk membenahi tugas yang telah dikerjakan sehingga memenuhi ketentuan yang
ditetapkan.
5. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan
sebagai berikut:
a. Siwa yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan.
b. Siwa yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan.
Lampiran
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Pedoman penyekoran:
1.a. wayang adalah suatu jenis pertunjukkan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli
Indonesia
1.b.fungsi pertunjukkan wayang adalah sebagai media pendidikan, media informasi, dan media
hiburan.
1. c. Berdasarkan pembutannya, wayang dibedakan menjadi tiga jenis, yakni wayang kulit,
wayang wong, dan wayang golek.
1.d. wayang suket adalah wayang yang merupakan tirua dari berbagai figur wayang kulit yang
terbuat dari rumput(bahasa jawa : suket)
2. teks tersebut dikategorikan dalam teks laporan hasil observasi karena ditulis berdasarkan hasil
pengamatan/observasi pada kenyataan dan objek yang dilaporkan yaitu wayang dituliskan secara
detail
3.
No Hal Pengertian Contoh
1 Nomina Nomina adalah kata benda Kata : wayang
Kata adalah satuan bahasa terkecil Frasa: wayang orang
yang bersifat bebas
Frasa adalah unsur yang lebih luas,
yaitu kelompok nonprediktif
2 Verba Verba adalah kata kerja Kata: adalah
Frasa: sudah
membagi
3 Kalimat Kalimat yang menggunakan verba Wayang adalah seni
definisi definitif pertunjukkan yang
telah ditetapkan
sebagai budaya asli
Indonesia
Kalimat Kalimat yang menggunakan verba Wayang ini terbua
simpleks deskriptif dari kulit kerbau
yang ditatah dan
diberi warna sesuai
kaidah pulasan
wayang
pendalangan, diberi
tangkai dari bahan
tanduk kerbau bule
yang diolah
sedemikian rupa
dengan nama
cempurit
4 Kalimat Kalimat yang memiliki dua atau lebih Dalam budaya
kompleks kompleks modern, wayang
berfungsi menghibur
dan mendidik
5 Kalimat Kalimat yang hanya memiliki satu Kelelawar
simpleks klausa merupakan hewan
unik
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model pembelajaran project based learning (pembelajaran berbasis projek)
siswa dapat bekerja mandiri, jujur dalam menentukan struktur, isi teks eksposisi dan menentukan
ciri kebahasaan teks eksposisi.
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual
- Contoh Teks Eksposisi berjudul “Manfaat Bursa Efek”
2. Konseptual
- Pemahaman struktur teks eksposisi
- Pemahaman ciri-ciri teks eksposisi
- Pemahaman ciri-ciri kebahasaan teks eksposisi
- Pemahaman dalam menganalisis kesalahan kebahasaan teks eksposisi
3. Prosedural
Langkah-langkah menyusun teks eksposisi
- Menentukan topik
- Menentukan struktur teks eksposisi
- Menulis teks eksposisi
- Menganalisis teks eksposisi
- Menyunting teks eksposisi
4. Metakognitif
Menyimpulkan keterkaitan (relevansi) atas kemanfaatan pemahaman teks eksposisi terhadap
kehidupan
E. Pendekatan/Metode/Model
1. Pendekatan
Scientifik Learning
2. Metode
Diskusi
3. Model
- Inquiri Learning
- Project Based Learning
G. Sumber Belajar
1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
2. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK.
Bandung: Yrama Widya
H. Kegiatan Pembelajaran
I. Teknik Penilaian
1. Tes tertulis
2. Tes praktik
Instrumen Penilaian
1. Soal uraian
2. Soal Praktik
Lampiran 1
A. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran
a. Pengertian Teks ekposisi
Pengertian Teks Eksposisi
Pengertian teks Eksposisi adalah paragraf atau karangan yang terkandung sejumlah informasi
dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat. Pendapat lain menyatakan
bahwa Teks Eksposisi adalah jenis atau ragam teks yang memiliki fungsi menyampaikan
gagasan-gagasan berupa pemikiran tentang suatu topik. Paragraf eksposisi ini bersifat Ilmiah
atau dapat dikatakan non fiksi. Ragam teks Eksposisi ini sering digunakan dalam konteks
komunikasi sehari-hari secara lisan, maupun tulisan. Misalnya, ketika kalian melakukan diskusi
dalam forum seminar, seseorang yang menyampaikan argumen dalam debat pendapat dan
sebagainya.
Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai
catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja.
Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Teks Eksposisi layaknya teks yang lain, yakni
memiliki struktur.
b. Ciri-ciri teks eksposisi
Ciri Umum Teks Eksposisi
- Singkat
- Padat
- Akurat
- Berusaha menjelaskan sesuatu
- Gaya bersifat informatif
- Fakta dipakai sebagai alat distribusi
- Fakta dipakai sebagai alat konkritasi
- Umumnya menjawab pertanyaan apa,siapa,kapan,di mana,mengapa,bagaimana
Teks 2 (eksposisi)
Manfaat Bursa Efek
Pada umumnya terdapat peranan besar atas pasar modal yang meliputi dua hal yaitu pertama,
menjadi tempat pertemuan untuk dapat memperoleh informasi mengenai keadaan pasar efek.
Kedua, menjadi tempat pertemuan dan alat untuk dapat mengetahui seperti apa situasi pinjaman
jangka panjang seperti Obligasi dan saham. Dengan adanya peningkatan pada volume transaksi
dan semakin banyaknya perusahaan yang aktif pada lantai bursa telah mengindikasikan bahwa
akan semakin membaiknya perekonomian nasional, yang berarti bahwa keadaan ini bisa terjadi
disebabkan perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih luas lagi dalam mengembangkan
investasi yang akhirnya akan dapat menggugah adanya peningkatan produksi. Semakin
meningkatnya kemampuan beli masyarakat, berarti terdapat peningkatan produksi yang pada
gilirannya akan dapat menciptakan sebuah lapangan kerja dan secara sekaligus terjadi
pemerataan ekonomi kerakyatan, serta dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, keadaan
ini adalah sebuah konsekuensi logis dari sehatnya aktivitas ekonomi yang ada didalam
masyarakat.
B. Instrumen penilaian
Pertemuan 1
soal
Jenis soal : tes tertulis
bentuk soal : uraian
a. Jelaskan definisi teks eksposisi!
b. Sebutkanlah ciri-ciri kebahasaan teks eksposisii!
c. Sebutkan jenis-jenis teks eksposisi!
d. Jelaskanlah struktur teks eksposisii
e. Tuliskanlah kaidah penulisan teks eksposisi.
soal
jenis soal : tes praktik
bentuk soal : soal proyek
a. Buatlah sebuah teks ekposisi dengan tema lingkungan sepanjang satu halaman buku tulis!
Pertemuan 2
Soal
Jenis soal : tes tertulis
bentuk soal : tes uraian
1) Bacalah teks eksposisi hasil tulisan temanmu!
2) Suntinglah teks eksposisi yang ditulis teman berdasarkan ciri bahasa teks eksposisi dengan
cermat!
3) Rubrik kemampuan menyunting teks eksposisi
C. Rubrik Penilaian
Pertemuan 1
No Indikator Skor
1. Definisi teks eksposisi
Menyebutkan definisi teks ekposisi secara lengkap, dan tepat 15-20
Menyebutkan definisi teks eksposisi secara lengkap namun kurang 9-14
tepat 1-8
Menyebutkan definisi teks ekposisi kurang tepat
2 Ciri Kebahasaan teks ekposisi
Menyebutkan ciri kebahasaan teks ekposisi secara lengkap, dan 15-20
tepat 9-14
Menyebutkan ciri kebahasaan teks ekposisi secara lengkap namun
kurang tepat 1-8
Menyebutkan ciri kebahasaan teks ekposisi kurang tepat
3 Jenis teks eksposisi
Menyebutkan jenis teks ekposisi secara lengkap, dan tepat 15-20
Menyebutkan jenis teks eksposisi secara lengkap namun kurang 9-14
tepat 1-8
Menyebutkan jenis teks ekposisi kurang tepat
4 Struktur teks ekposisi
Menyebutkan struktur teks ekposisi secara lengkap, dan tepat 15-20
Menyebutkan struktur teks eksposisi secara lengkap namun kurang 9-14
tepat 1-8
Menyebutkan struktur teks ekposisi kurang tepat
5 Kaidah kepenulisan teks ekposisi
Menyebutkan kaidah kepenulisan teks ekposisi secara lengkap, dan 15-20
tepat 9-14
Menyebutkan kaidah kepenulisan teks eksposisi secara lengkap
namun kurang tepat 1-8
Menyebutkan kaidah kepenulisan teks ekposisi kurang tepat
Pertemuan 2
Sekolah : SMA ..
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/Gasal
Materi Pokok : Cerita Rakyat ( Hikayat)
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual : a. Contoh hikayat Indera Bangsawan
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
b. Contoh hikayat Bayan Budiman
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
c. Contoh hikayat Si Miskin
Alamat situs: https://indotim.wordpress.com / cerita rakyat-2nusantara/hikayat-simiskin
2. Konseptual : a. Pemahaman ciri-ciri hikayat
b. Pemahaman unsur-unsur hikayat
c. Pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat
3. Prosedural : Langkah-langkah menceritakan kembali isi hikayat
a. Membaca hikayat dengan saksama
b. Mencatat pokok-pokok isi hikayat yang dibacanya
c. Menuliskan tokoh-tokoh dalam hikayat
d. Menuliskan hal-hal penting yang terdapat dalam hikayat seperti: kemustahilan, fantastis, dll
4. Metakognitif : Menghubungkan relevansi cerita dalam hikayat dengan kehidupan
sehari-hari
E. Pendekatan/ Metode/ Model
1. Pendekatan : Saintific Learning
2. Metode : Diskusi
3. Model : Discovery Learning
F. Media/ Alat dan Bahan
1. Media/ Alat : Laptop, LCD Projektor
2. Bahan : Teks Hikayat
G. Sumber Belajar
1. Buku Teks Kurikulum 2013 (Pusat Perbukuan Nasional)
2. Komposisi, Gorys Keraf
H. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam dari guru 10
Pendahuluan sebagai tanda mensyukuri anugerah Tuhan menit
dan saling mendoakan. (PPK)
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berkaitan dengan materi pembelajaran
sebelumnya tentang teks anekdot (tanya
jawab).
3. Peserta didik mendiskusikan informasi
dengan proaktif tentang hal-hal yang akan
dipelajari dan dikuasai khususnya tentang
ciri, unsur dan nilai yang terdapat dalam
hikayat.
4. Peserta didik memperhatikan penjelasan
guru tentang tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang harus dilakukan peserta didik
Kegiatan Inti (1) Stimulation 10
(stimulasi/pemberianrangsangan)
menit
a) Peserta didik memperhatikan tayangan video
contoh hikayat/cerita rakyat (LITERASI)
b) Peserta didik membaca teori tentang cirri-
ciri/karaktertistik cerita rakyat/hikayat
c) Peserta didik membaca teori tentang unsure
intrinsic.
I. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap sosial
b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)
2. Pengetahuan
Jenis/Teknik tes : tertulis
Bentuk tes : uraian
Keterampilan
a. Teknik/Bentuk Penilaian: Lisan
b. Bentuk : praktik
c. Instrumen Penilaian : (terlampir)
Mengetahui ………………………..
Kepala Sekolah, Guru Mapel Bahasa Indonesia,
……………….. ………………………………
A.
Lampiran 1
MATERI PEMBELAJARAN
Materi Faktual
a. Contoh hikayat Indera Bangsawan
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
b. Contoh hikayat Bayan Budiman
Judul buku : Buku Guru Bahasa Indonesia
Pengarang : Suherli, dkk
Penerbit : Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud
c. Contoh hikayat Si Miskin
Alamat situs: https://indotim.wordpress.com / cerita rakyat-2nusantara/hikayat- simiskin
Materi Konseptual
2. SETING/LATAR
a. tempat → dimana peristiwa itu terjadi
b. waktu →kapan peristiwa itu terjadi
c. suasana→bagaimana keadaan waktu peristiwa itu terjadi
3. ALUR
a. alur maju/lurus/progresif → peristiwa
diceritakan secara urut dari awal sampai akhir.
b. alur mundur/flashback/regresif→ cerita
dimulai dari akhir atau tengah (konflik) kemudian
dicari sebab-sebabnya.
c. alur campuran/maju mundur →menggunakan
dua alur (novel/roman)
4. SUDUT PANDANG PENGARANG
a. orang pertama tokoh utama
b. orang pertama tokoh sampingan
c. orang ketiga serba tahu
d. orang ketiga tokoh utama
e. orang ketiga dalam cerita/sebagai pengamat
5. MAJAS/GAYA BAHASA
Suatu cerita tidak terlepas dengan bahasa kias dan konotasi
misalnya : metafora, personifikasi, hiperbola, paradoks, sinestesia, sinekdok
6. AMANAT→ Pesan yang akan disampaikan oleh pengarang. Bisa melalui perilaku tokoh-
tokohnya, ceritanya, atau lainnya.
• Nilai-nilai hikayat.
a. Nilai moral→ berkait dengan etika, tanggung
jawab, kewajiban, dll
b. Nilai sosial → berkait dengan kemanusian,
yaitu menolong/membantu baik dengan
manusia lain atau makhluk lain.
c. Nilai adat budaya → berkait dengan tradisi/
kebiasaan di suatu daerah atau kelompok.
d. Nilai agama → berkait dengan Allah,
kewajiban makhluk kepada Sang Pencipta
Isi hikayat:
Memahami isi hikayat yaitu dengan cara menentukan siapa tokohnya, apa yang dilakukan,
bagaimana ia melakukan, dengan siapa ia melakukan, di mana ia melakukan, apa hasil dari yang
dilakukan, dsb. (5 W + 1 H)
Lampiran 2
Instrumen Soal:
Kunci Jawaban:
an, anonim, kesaktian, istanasentris
Pedoman penskoran
00
00
00
00
00
00
00
00
00
Penugasan
Bacalah teks hikayat berikut ini!
Hikayat Raja Donan
Tersebutlah cerita seorang raja yang terlalu besar kerajaannya. Negeri itu bernama Mandi
Angin. Baginda bernama Raja Besar. Istri baginda bernama Tuan Puteri Lindungan Bulan.
Sayang baginda tidak berputera. Maka milailah baginda berkaul, berniat serta memberi sedekah
kepada fakir miskin. Selang berapa lama, Puteri Lindungan Bulan pun hamillah. Maka baginda
minta pada ahli nujum yang tujuh beradik itu meramal putera baginda yang masih dalam
kandungan itu. Malang tidak berbau. Ketujuh ahli nujum itu menaruh khianat kepada raja dan
mengatakan bahwa jika putra baginda ditaruh di dalam negeri, negeri pasti akan binasa. Itulah
sebabnya, apalbila Raja Donan dil;ahirkan, ia lalu dihanyutkan ke dalam laut. Kelahirannya yang
luar biasa, bersama-sama dengan sebilah pedang dan sebilah keris, tidak dapat menghilangkan
rasa bimbang baginda.
Tersebut pula perkataan Bendahara Tua, abang baginda yang tinggal di muara sungai.
Bendahara seolah-olah mengetahui nasib yang menimpa anak saudaranya dan memohon kepada
Tuhan supaya anak saudaranya itu terdampar ke tempatnya. Hal itu benar-benar terjadi. Tetapi
apabila anak itu sudah naik ke perahu, perahu itu terhanyut ke laut pula. Setahun lamanya,
sampai Raja Donan sudah pandai berkata, ai masih belum dapat kembali ke tempat tinggalnya.
Pada suatu hari, perahu mereka berjumpa dengan angkatan laut Raja Camar Laut yang meminta
cukai kerajat dari mereka. Raja Donan enggan membayar cukai. Maka terjadi peperangan. Raja
Camar Laut tewas, adik perempuannya, Cik Ambong, menjadi sahabat Raja Donan dan dibawa
sama dalam perjalanan. Selang berapa lama antaranya, datang pula kapal Raja Pertukal meminta
cukai kepada mereka. Raja Donan menolak membayar cukai yang pula diminta. Maka terjadi
pula peperangan. Dalam peperangan ini, Raja Pertukal juga tewas. Adik perempuannya dapat
pula dibujuk supaya mengikuti pengembaraan bersama-sama.
(Kesusastraan Melayu Klasik, Liaw Yock Fang, Erlangga 1991)
Soal:
1. Tentukan karakteristik hikayat tersebut!
2. Tentukan unsur-unsur intrinsik hikayat tersebut !
3. Sebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut!
4. Tentukan maksud dan isi hikayat tersebut!
Hari, Tanggal:
KELOMPOK : ……
Nama : 1…………………………
2………………………....
3…………………………
4. ………………………..
1.
2.
3.
Seting
2.
Sudut pandang
4.
5 Amanat
1.
2.
3.
Kunci Jawaban:
1. Karakteristik hikayat tersebut!
d. Istanasentris : menceritakan raja Raja Besar dan Raja Donan beserta keluarganya.
e. Kesaktian tokoh/kemustahilan : Bayi Raja Donan yang sudah dibuang ke laut, ternyata masih
hidup
2. Tentukan unsur-unsur intrinsik hikayat tersebut !
Nilai sosial
3. Cik Ambong, menjadi sahabat Raja Donan dan
dibawa sama dalam perjalanan
Penilaian psikomotorik
Bacalah kembali hikayat Raja Donan,kemudian ceritakan kembali hikayat tersebut dengan
bahasa kalian sendiri!
RUBRIK PENILAIAN
MENCERITAKAN KEMBALI ISI HIKAYAT
Nama Siswa :
Kelas/No. Absen :
Tanggal Penilaian :
KOMPONEN SKOR
1 2 3 4 5
1.Kesesuaian isi cerita
2. Ekspresi wajah
3. Penggunaan bahasa
4. Gerakan
5. Ucapan
6. Intonasi
7. Pengaturan jeda
8. Intensitas dan kelancaran berbicara
9. Diksi yang digunakan
10. Sistematika
: Bahasa Indonesia
r : X/1
: 4 X 45 ( 2 pertemuan)
B. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
gnitif : Menyimpulkan relevansi isi hikayat dan cerpen terhadap kehidupan sehari-hari.
2. Metode : Diskusi
G. Sumber Belajar
2. Internet : ttps://indotim.wordpress.com/ceritarakyat-2nusantara/hikayat-simiskin
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
2. Pertemuan ke-2
I. Penilaian
1. Penilaian Sikap
2. Pengetahuan
a. Tertulis
b. Penugasan
c. Instrumen Penilaian (terlampir)
3. Keterampilan
Mengetahui, …………………………..
…………………….. ……………………………..
Lampiran 1
Materi Pembelajaran
1. Faktual
CONTOH HIKAYAT
Sebermula ada saudagar di negara Ajam. Khojan Mubarok namanya, terlalu amat kaya,
akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka
saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan
Maimun Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka di serahkan oleh
bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima
belas tahun.
Ia dipinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab.
Hatta beberapa lamanya Khojan Maimun beristri itu, ia membeli seekor burung bayan
jantan. Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina, lalu di bawanya ke
rumah dan di taruhnya hampir sangkaran bayan juga.
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia
kepada istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada barang suatu
pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena
fitnah di dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata. Hatta beberapa lama di tinggal
suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok.
Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. Maka pada suatu
malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu. Maka
bernasihatlah ditentang perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT. Maka marahlah
istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan
dihempaskannya sampai mati. Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang
berpura-pura tidur. Maka bayan pun berpura-pura terkejut dan mendengar kehendak hati
Bibi Zainab pergi mendapatkan anak raja. Maka bayan pun berpikir bila ia menjawab
seperti tiung maka ia juga akan binasa. Setelah ia sudah berpikir demikian itu, maka
ujarnya, “Aduhai Siti yang baik paras, pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja
itu. Apapun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, Insya Allah di
atas kepala hambalah menanggungnya. Baiklah tuan sekarang pergi, karena sudah dinanti
anak raja itu. Apatah dicari oleh segala manusia di dunia ini selain martabat, kesabaran,
dan kekayaan? Adapun akan hamba, tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayan
yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar.”
Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka
Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan
perempuan itu. Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja
itu, dan setiap berpamitan dengan bayan. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24
kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf
terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari
rantauannya.
Burung Bayan tidak melarang malah dia menyuruh Bibi Zainab meneruskan rancangannya
itu, tetapi dia berjaya menarik perhatian serta melalaikan Bibi Zainab dengan cerita-
ceritanya. Bibi Zainab terpaksa menangguh dari satu malam ke satu malam pertemuannya
dengan putera raja. Begitulah seterusnya sehingga Khoja Maimun pulang dari
pelayarannya.
Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat
menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama
baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya. Antara cerita bayan itu ialah
mengenai seekor bayan yang mempunyai tiga ekor anak yang masih kecil. Ibu bayan itu
menasihatkan anak-anaknya supaya jangan berkawan dengan anak cerpelai yang tinggal
berhampiran. Ibu bayan telah bercerita kepada anak-anaknya tentang seekor anak kera
yang bersahabat dengan seorang anak saudagar. Pada suatu hari mereka berselisih faham.
Anak saudagar mendapat luka di tangannya. Luka tersebut tidak sembuh melainkan diobati
dengan hati kera. Maka saudagar itupun menangkap dan menangkap anak kera itu untuk
mengubati anaknya.
Kami pun penasaran ingin merasakan pijatannya. Maklum, tak ada tukang pijat di
kampung kami, apalagi yang keliling. Biasanya kami saling pijat memijat dengan istri di
rumah masing-masing, itu pun hanya sekadarnya. Kami harus menuju ke dukun pijat di
kampung sebelah bila ingin merasakan pijatan yang sungguh-sungguh atau mengurut
tangan kaki kami yang terkilir.
Hampir kebanyakan warga di kampung kami ini adalah buruh tani. Hanya beberapa
orang yang memiliki sawah, dapat dihitung dengan ingatan. Setiap hari kami harus
menumpahkan tenaga di ladang. Dapat dibayangkan keletihan kami bila malam menjelang.
Tentulah kehadiran Darko membuat kampung kami lebih menggeliat, makin bergairah.
Setiap malam, dengan membawa minyak urut, dia menyusur dari gang ke gang
kampung guna menjemput pelanggan. Kakinya bagai digerakkan tanah, dia begitu saja
melangkah tanpa bantuan tongkat. Tidak pernah menabrak pohon atau jatuh ke sungai.
Memang, tangannya kerap meraba-raba udara ketika melangkah, seperti sedang menatap
keadaan.
Dia suka pula menceritakan kisah lucu di sela pijatannya. Meskipun begitu, kami
tetap tidak tahu asal usulnya dengan jelas. Bila kami menanyakannya, dia selalu
mengatakan bahwa dirinya berasal dari kampung yang jauh di kaki gunung. Kemudian
kami ketahui, bila malam hampir tandas, Darko kembali ke tempat pemakaman di ujung
kampung. Di antara sawah-sawah melintang. Sebuah tempat pemakaman yang muram,
menegaskan keterasingan. Di sana terdapat sebuah gubuk yang menyimpan keranda,
gentong, serta peralatan penguburan lain yang tentu saja kotor sebab hanya diperlukan
bila ada warga meninggal. Di keranda itulah Darko tidur, memimpikan apa saja. Dia selalu
mensyukuri mimpi, meskipun percaya mimpi tak akan mengubah apa-apa. Sudah berhari-
hari dia tinggal di sana.
Tak dapat kami bayangkan bagaimana aroma mayit yang membubung ke udara
lewat tengah malam, menggenang di dadanya, menyesakkan pernapasan. Kami lantas
menyarankan supaya menginap di masjid saja. Namun dia tolak. Katanya kini masjid
sedang berada di ujung tanduk. Entahlah, dia lebih memilih tinggal di pemakaman,
membersihkan kuburan siapa saja. Seminggu kemudian orang-orang kampung gusar. Pak
Lurah mengumumkan bahwa masjid kampung satu-satunya yang berada di jalan utama,
akan segera dipindah ke permukiman berimpitan rumah-rumah warga dengan alasan agar
kami lebih dekat menjangkaunya. Supaya masjid senantiasa dipenuhi jemaah.
Namun, berhamburan kabar Pak Lurah akan mengorbankan tanah masjid dan
sekitarnya ini kepada orang kota untuk sebuah proyek pasar masuk kampung.Tentu saja
merupakan tempat yang strategis daripada di pelosok permukiman, harus melewati gang
yang meliuk-liuk dan becek seperti garis nasib kami. Di saat seperti itu kami justru teringat
Darko. Ucapannya terngiang kembali, mengendap ke telinga kami bagai datang dari
keterasingan yang kelam. Kami mulai bertanya-tanya. Adakah Darko memang sudah
mengetahui segala yang akan terjadi? Sejauh ini kami hanya saling memendam di dalam
hati masing- masing tentang dugaan bahwa Darko memiliki kejelian menangkap hari lusa.
Namun diam-diam ketika sedang dipijat, Kurit, seorang warga kampung yang
terkenal suka ceplas-ceplos, meminta Darko meramalkan nasibnya. Darko hanya
tersenyum sambil gelengkan kepala berkali-kali isyarat kerendahan hati, seakan berkata
bahwa dia tidak bisa melakukan apa-apa selain memijat. Namun Kurit terus mendesak.
Akhirnya seusai memijat, Darko pun menuruti permintaannya.
Dengan sikap yang tenang dia mulai mengusap telapak tangan Kurit, menatapnya
dengan mata terpejam, kemudian berkata; Telapak tangan adalah pertemuan antara
kesedihan dan kebahagiaan. Entahlah apa maksudnya, Kurit kali ini hanya diam saja,
mendengarkan dengan takzim.
”Ada kekuatan tersimpan di telapak tanganmu.” Kurit serius menyimaknya masih
dalam keadaan berbaring.
***
Barangkali dia lebih memilih menyepi dalam hening pemakaman. Ada saja sesuatu
yang dia kerjakan. Bahkan yang mungkin tidak begitu penting sekalipun. Mencabuti
rerumputan liar di permukaan tanah makam, mengumpulkan dedaunan yang
berserakan dengan sapu lidi lalu membakarnya. Padahal, lihatlah betapa daun-daun tidak
akan pernah berhenti menciumi bumi. Dia begitu tangkas melakukan itu semua, seakan
memang tak pernah ada masalah dengan penglihatannya.
Kurit membenarkan ucapan Darko. Bawang merah yang dipanennya kini lebih besar
dan segar daripada hasil panen sebelumnya. Bertepatan dengan naiknya harga bawang
yang memang tak menentu. Dengan meluap-luap Kurit menceritakan kejelian Darko
membaca nasib seseorang kepada siapa saja yang dijumpainya. Kabar tentang ramalannya
pun bagai udara, beredar di perkampungan.
Kini hampir setiap malam selalu saja ada yang membutuhkan jasanya. Para
perempuan, yang biasanya lebih menyukai pijatan suami, mulai menunggu giliran.
Entah karena memang butuh mengendorkan otot yang tegang atau sekadar ingin
mengetahui ramalannya. Mungkin dua-duanya. Bila kebetulan kami menjumpainya di
jalan dan minta diramal tanpa pijat sebelumnya, Darko tidak akan bersedia melakukannya.
Katanya, dia hanya menawarkan jasa pijat, bukan ramalan. Di warung wedang jahe, orang-
orang terus membicarakannya. Mereka saling menceritakan ramalan masing-masing.
”Akan datang kepadaku putri kecil pembawa rezeki.”
”Eh, dia juga bilang, sebentar lagi akan habis masa penantianku,” kata perempuan
pemilik warung dengan nada berbunga-bunga. Ia hampir layu menunggu lamaran. ”Dia
menyarankan supaya aku beternak ayam saja,” seseorang menambahi. Begitulah, dengan
sangat berkobar-kobar kami menceritakan ramalan masing-masing. Setiap lamunan kami
habiskan untuk berharap. Menunggu dengan keyakinan mengucur seperti curah keringat
kami yang terus menetes sepanjang hari.
Sungguh tak dapat kami pungkiri. Tak dapat kami sangkal, segalanya benar-benar
terjadi. Talim dianugerahi bayi perempuan yang sehat dari rahim istrinya. Tak lama jelang
itu, Surtini si perawan tua menerima lamaran seorang duda dari kampung sebelah.
Sementara Tasrip bergembira mendapati ternak ayamnya gemuk dan lincah. Disusul
dengan kejadian-kejadian serupa. Kejelian Darko dalam meramal semakin diyakini
orang- orang kampung. Ketepatannya membaca nasib seperti seorang petani memahami
gerak musim-musim. Pak Lurah pun merasa terusik mendengar kabar yang dari hari ke
hari semakin meluap itu. Ia sebelumnya memang belum pernah merasakan pijatan Darko.
Ia lebih memilih pijat ke kampung sebelah yang bersertifikat, menurutnya lebih pantas
dipercayai.
Malam itu diam-diam Pak Lurah memanggil Darko ke rumahnya. Seusai dipijat,
dengan suara penuh wibawa ia meminta diramalkannya nomer togel yang akan keluar
besok malam. Seperti biasa, Darko hanya menggeleng sambil tersenyum. Namun Pak
Lurah terus mendesak, bahkan sedikit memohon. Darko diam beberapa jenak. Kemudian,
dengan sangat terang dia pun menyebutkan angka sejumlah empat kali diikuti gerak jari-
jari tangannya. Kali ini Pak Lurah yang tersenyum, gembira melintasi raut mukanya.
Seperti biasa, setelah merasa tidak ada sesuatu yang harus dikerjakan, Darko permisi.
Membiarkan tubuhnya diterpa angin malam yang lembab.
***
Orang-orang kampung kini mulai gelisah. Sudah dua malam kami tidak
menjumpai Darko keliling kampung. Kami hanya bisa menduga dengan
kemungkinan-kemungkinan. Sementara Pak Lurah kian geram, merasa dilecehkan.
Lampiran 2
Materi Konseptual
1. Hikayat disajikan dengan menggunakan bahasa Melayu Klasik. Di antara ciri bahasa yang
dominan dalam hikayat adalah banyak menggunakan konjungsi hampir pada setiap awal
kalimat. Selain banyak menggunakan konjungsi, hikayat menggunakan kata-kata
arkais. Hikayat merupakan karya sastra klasik. Artinya, usia hikayat jauh lebih tua
dibandingkan usia Negara Indonesia. Meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia (berasal dari bahasa Melayu), tidak semua kata dalam hikayat kita jumpai dalam
bahasa Indonesia sekarang. Kata-kata yang sudah jarang digunakan atau bahkan sudah
asing tersebut disebut sebagai kata-kata arkais.
beroleh Mendapat
2. Hikayat dan cerpen sama-sama merupakan teks narasi fiksi. Keduanya mempunyai unsur
intrik yang sama yaitu tema, tokoh dan penokohan, sudut pandang, seting, gaya bahasa,
dan alur. Kaidah bahasa yang dominan dalam cerpen adalah penggunaan gaya bahasa
(majas) dan penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan waktu dan urutan kejadian.
Hikayat juga banyak menggunakan gaya bahasa untuk memperindah cerita yang
disampaikan.
1. Majas
Penggunaan majas dalam cerpen dan hikayat berfungsi untuk membuat cerita lebih
menarik dibandingkan menggunakan bahasa yang bermakna lugas. Ada berbagai jenis
majas yang digunakan baik dalam cerpen dan hikayat. Di antara majas yang sering
digunakan dalam cerpen maupun hikayat adalah majas antonomasia, metafora, hiperbola
dan majas perbandingan.
Mekipun sama-sama menggunakan gaya bahasa, tetapi gaya bahasa yang digunakan
dalam hikayat berbeda penyajiannya dengan gaya bahasa dalam cerpen.
Si Miskin laki-bini dengn rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari
rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah dibawah pemerintahan Maharaja Indera
Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-
ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah
tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah Si Miskin berdua itu dengan sangat lapar
dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki.
Si Miskin dalam kutipan hikayat di atas merupakan contoh majas antonomasia yaitu
majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol. Bandingkan
dengan penggunaan majas antonomasia dalam penggalan novel Putri Tidur dan Pesawat
Terbang karya Gabriel garcia marquez berikut ini.
Materi Prosedural
Lampiran 3
1. Kisi-kisi Soal
a) Sikap
c) Kelas/Semester : X/ Semester 2
Butir Sikap
Sikap
Kejadian/
No Waktu Nama dominanPositif
Perilaku
/Negatif
Ketaatan Perilaku Sikap Sikap
kegiatan
ester : X/ 2
kok : Mereplikasi isi buku ilmiah yang dibaca dalam bentuk resensi.
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
Skor Maksimal = 20
Skor Maksimal
b) Penilaian Pengetahuan
b.2 Soal
1. Bacalah “Hikayat Bayan Budiman” pada buku teks dan tunjukkan karakteristik bahasa hikayat
tersebut, meliputi:
a. konjungsi
b. kata arkais
c. majas
2. Bacalah cerpen berjudul “Tukang Pijat Keliling”, kemudian bandingkan bahasa yang digunakan
dalam hikayat “Bayan Budiman” dan cerpen tersebut!
3. Bandingkan nilai-nilai dalam hikayat “Bayan Budiman” dan cerpen “Tukang Pijat Keliling”!
1 Karakteristik bahasa: 30
a. Konjungsi
Maka, lalu, dan hatta
b. Arkais
Sebermula, hatta, hubaya-hubaya
c. Majas
Majas asosiasi:
“karena fitnah di dunia amat lagi tajam
dari pada senjata.”
Majas personifikasi:
“burung itu bercerita, hingga
akhirnyalah Bibi Zainab pun
insyafterhadap perbuatannya yang
menunggu suaminya Khojan Maimun.
2 a. Bahasa dalam hikayat: 40
Penilaian Keterampilan
Indikator HOTS
Teknik Bentuk
Pencapaian / Instrumen No
Penilaian Penilaian
Kompetensi HOTS
4.8.1 Tes Uraian HOTS Buatlah tabel 3
Membandin tertulis yang berisi
gkan alur perbandingan
cerita alur cerita
dalam dalam hikayat
hikayat dan dan cerpen!
cerpen.
c.2 Soal
1. Buatlah tabel yang berisi perbandingan alur cerita dalam hikayat dan cerpen!
2. Ceritakan kembali isi hikayat ke dalam entuk cerpen dengan memperhatikan isi dan nilai-nilai!
Kinerja Presentasi
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang
Kelas/Program :X/
Kompetensi : ...............................................
1
2
Skor Maksimal : 70
Nilai
: Bahasa Indonesia
r : X/1
: 4 X 45 ( 2 pertemuan)
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran (role playing)
dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat menganalisis isi, struktur dan kebahasaan
teks negosiasi serta dalam ketrampilan memerankan dalam praktik nyata/lisan dengan
rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran dan bersikap jujur,
percaya diri serta pantang menyerah.
D. Materi Pembelajaran
orientasi
1. Pendekatan : Saintific
an : Teks Negosiasi
G. Sumber Belajar
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
Tahap Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Peserta didik 10
Pendahuluan merespon salam dari menit
guru sebagai tanda
mensyukuri anugerah
Tuhan dan saling
mendoakan. (PPK)
2. Peserta didik
merespon pertanyaan
dari guru berkaitan
dengan materi
pembelajaran
sebelumnya tentang
teks negosiasi (tanya
jawab).
3. Peserta didik
menerima informasi
secara proaktif
tentang hal-hal yang
dipelajari dan
dikuasai khususnya
teks negosiasi
4. Peserta didik
mendiskusikan
informasi dengan
proaktif tentang hal-
hal yang akan dipela-
jari dan dikuasai
khususnya tentang
struktur dan kaidah
kebahasaan teks
negosiasi.
5. Peserta didik
memperhatikan
penjelasan guru
tentang tujuan
pembelajaran dan
kegiatan yang harus
dilakukan peserta
didik melalui
tayangan LCD
projektor
Kegiatan Inti Simulasi dan 70
Identifikasi menit
Masalah
6. Peserta didik
mencermati teks
negosiasi
(LITERASI)
7. Peserta didik
mencermati
struktur teks
negosiasi
Mengumpulkan
Informasi
8. Peserta didik
mengidentifikasi
teks negosiasi
9. Peserta didik
menemukan dan
mencatat struktur
teks negosiasi
10. Peserta didik
menemukan dan
mencatat kaidah
penulisan
kebahasaan teks
negosiasi
Mengolah
Informasi
11. Peserta didik
merumuskan
orientasi pengajuan,
penawaran teks
negosiasi dalam
kelompok
12. Peserta didik
merumuskan
struktur dalam teks
negosiasi
13. Peserta didik
merumuskan kaidah
dalam penulisan
kebahasaan dalam
kelompok
Verifikasi Hasil
14. Peserta didik
mempresentasikan
hasil diskusi tentang
, struktur, dan
kaidah kebahasaan
teks negosiasi
(4C=COMMUNICATI
ON)
15. Peserta didik
mempresentasikan
hasil diskusi tentang
perbedaan unsur,
struktur, dan kaidah
kebahasaan teks
negosiasi melalui
tayangan LCD
Projektor
16. Peserta dari
kelompok lain
menyampaikan
tanggapan
Generalisasi
17. Peserta didik
membuat simpulan
hasil diskusi tentang
unsur, struktur, dan
kaidah kebahasaan
teks negosiasi
Kegiatan 18. Peserta didik 10
Penutup melakukan konfirmasi menit
dengan guru tentang
unsur, struktur teks
dan kaidah teks
resensi
19. Peserta didik
bersama guru
melakukan refleksi
tentamg proses
pembelajaran yang
sudah dilakukan
20. Peserta didik
menerima penjelasan
tentang tugas
menyusun teks
negosiasi (HOTS)
2. Pertemuan ke-2
1. Penilaian
1. Penilaian Sikap
2. Pengetahuan
a. Tertulis
b. Penugasan
3. Keterampilan
b. Bentuk : Fortofolio
Mengetahui, ……………………
Lampiran 1
Materi Pembelajaran
Kelas/Semester : X / 2 (satu)
Kurikulum : 2013
Pegawai Bank: "Selamat pagi pak, silahkan duduk, ada yang bisa kami bantu?"
Nasabah: "Selamat pagi bu. Ya, terimakasih."
Nasabah: "Begini bu, saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang untuk usaha ikan
lele saya."
Pegawai Bank: "Maaf, bisa saya lihat proposalnya?"
Nasabah: "Ini bu, silahkan."
Pegawai bank: "Sebenarnya, proposal bapak ini sangat bagus, tidak ada masalah. Cuma
kami dari
pihak bank tidak bisa memenuhi permintaan dana sebesar 500 juta."
Nasabah: "Jadi, kira-kira pihak bank mampu memberikan berapa bu?"
Pegawai Bank: "Setelah saya hitung, kami hanya menyanggupi sampai 300 juta pak, dengan
bunga 4 %."
Nasabah: "Tidak bisa ditambah lagi bu? Usaha ini sebenarnya sangat sukses, pesanan ikan
lele ke kami dari seluruh Indonesia."
Nasabah: "Dana ini rencananya akan kami gunakan untuk menambah kapasitas produksi
untuk memenuhi permintaan ikan lele tersebut"
Pegawai Bank: "Tunggu dulu pak, saya hitung ulang dulu"
Pegawai Bank: "Yah, sepertinya kami sanggup memberikan 350 juta".
Nasabah: "Wah, apakah tidak bisa dinaikin lagi bu? Gimana kalau 400 juta?"
Pegawai Bank: "Maaf pak, hanya segitu yang bisa kami sanggupi."
STIMULUS 2
Wali Kelas: "Anto, bagaimana rencana Study Wisata ke Tanjung Bira, apakah semua
temanmu setuju?"
Ketua Kelas: "Saya sudah berbicara dengan teman-teman bu, cuma ada usulan study
wisatanya ke Pantai Marina aja bu."
Wali Kelas: "Wah, kenapa bisa begitu?"
Ketua Kelas: "Kalau Tanjung Bira sekolah kita sudah sangat sering berkunjung ke sana bu.
Sedangkan, Pantai Marina belum pernah sama sekali."
Wali Kelas: "Tapi anto, ibu sudah bicarakan rencana ini ke bapak kepala sekolah dan beliau
sudah menyetujuinya"
Ketua Kelas: "Iya bu, tapi sepertinya banyak teman-teman yang tidak ikut jika study wisata
itu dilaksanakan di Tanjung Biara."
Wali Kelas: "Aduh, jadi gimana yah, padahal ibu sudah mempersiapkan semuanya."
Ketua Kelas: "Begini saja bu, biar saya dan teman-teman yang menghadap ke kepala
sekolah dan menceritakan rencana ini."
Wali Kelas: "Baiklah kalau begitu, secepatnya kamu bicara dengan beliau, laporkan ke ibu
hasilnya".
Ketua Kelas: "Baik bu."
Soal:
Ketua RW : para warga yang saya hormati, malam ini tiba saatnya bagi kita untuk memutuskan
pembangunan lapangan olahraga. Silahkan yang akan mengemukakan pendapatnya
Warga 1 : bapak ketua RW yang hormati, menurut saya lapangan yang perlu dibangun adalah
lapangan volly jangan lapangan bulu tangkis
Warga 2 : pak RW anak-anak kita kan banyak, jadi biar semua dapat berolahraga lebih baik
lapangan voli saja.
Warga 3 : Betul pak RW, biar semua bisa bermain saya setuju lapangan voli saja.
Ketua RW : Bagaimana bapak-bapak yang lain? Apakah bisa diputuskan lapangan voli yang akan kita
bangun di sudut desa kita.
5. Berdasarkan gambar dan dialog diatas seandainya Anda sebagai ketua RW Anda harus
memenuhi keinginan warga yang berbeda pendapat dalam rencana pembangunan
lapangan olahraga baru. Buatlah kalimat dialog negosiasi baru dengan memperhatikan
kaidah kebahasaan yang baik dan benar..
ester : X/ 2
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
Skor Maksimal = 20
Skor Maksimal
a) Penilaian Pengetahuan
. INSTRUMEN PENUGASAN 1
Mengetahui
INSTRUMEN PENUGASAN 2
Satuan : SMA ..
Pendidikan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.11 Menganalisis isi, struktur (orientasi,
pengajuan, penawaran, persetujuan,
penutup) dan kebahasaan teks negosiasi..
Indikator : 3.11.1 Mengidentifikasi isi teks negosiasi.
3.11.2 Menentukan struktur teks negosiasi.
3.11.3 Menganalisis kebahasaan teks negosiasi
Materi : Menganalisis Teks Negosiasi
Contoh Tugas:
Mengetahui
Kelas : …………………………………………………
Kriteria:
Satuan : SMA …
Pendidikan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.11 Menganalisis isi, struktur (orientasi,
pengajuan, penawaran, persetujuan,
penutup) dan kebahasaan teks negosiasi.
Indikator : 3.11.1 Mengidentifikasi isi teks negosiasi.
3.11.2 Menentukan struktur teks negosiasi.
3.11.3 Menganalisis kebahasaan teks negosiasi
Tes Tertulis
2. Sikap yang bagaimanakah yang harus dimiliki seorang negosiator dalam menghadapi
lawan dengan sikap keras atau kaku
3. Seandainya Kamu sebagai seorang pimpinan, karyawan Anda menuntut kenikan upah,
sementara perusahaan Anda dalam kondisi yang sedang tidak mungkin menaikkan upah,
solusi apakah yang akan Anda lakukan
4. Sebagai ketua RW Anda harus memenuhi keinginan warga yang berbeda pendapat dalam
rencana pembangunan lapangan olahraga baru, kemukakan rencana Anda.
Rubrik penilaian
Mengetahui
Satuan : SMA ….
Pendidikan
Mata : Bahasa Indonesia - Wajib
Pelajaran
Kelas : X
Materi : Menganalisis dan
memerankan dialog negosiasi
Kompetensi : 4.11 Mengkonstruksikan
dasar teks negosiasi
dengan
memerhatikan isi,
struktur (orientasi,
pengajuan,
penawaran,
persetujuan,
penutup) dan
kebahasaan
Indikator : 4.11.1 Membuat teks
negosiasi dengan
memperhatikan isi,
struktur dan
kebahasaan.
4.11.2 Memainkan peran
dialog negosiasi
dengan
memperhatikan isi,
struktur dan
kebahasaan
a. Buatlah sebuah teks dialog negosiasi dengan memperhatikan isi, struktur dan kebahasaan
b. Pilihlah peran yang sesuai dan lakukan permainan drama negosiasi sesuai teks negosiasi
yang dibuat.
2. Rubrik Penilaian
Jumlahkreteria/soal
Contoh
12
Mengetahui
Tugas I
1. Simpan setiap tugas yang diberikan ke dalam map individu Peserta didik (warna map
sesuai dengan kelas masing-masing/tiap kelas beda warna map
2. Buat rangkuman dari setiap tugas yang telah diberikan dan rangkuman dibuat pada kertas
folio bergaris.
PEDOMAN PENSKORAN:
SKOR
KRITERIA YANG DINILAI
MAKSIMAL
Peserta didikmenyimpan semua tugas yang telah dikerjakan dengan 4
lengkap, dan tugas dikerjakan dengan benar, serta dikumpulkan tepat
waktu
Peserta didik menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, dan 3
sebagian besar benar tapi kurang lengkap, serta dikumpulkan tepat
waktu
Peserta didik menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, namun 2
sebagian besar salah, kurang lengkap, dan tidak dikumpulkan tepat
waktu
Peserta didik menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, namun 1
tugas yang dikerjakan salah, dan kurang lengkap, serta tidak
dikumpulkan tepat waktu
Peserta didiktidak menyimpan satu pun tugas-tugas yang diberikan 0
karena tidak pernah mengumpulkan tugas