Anda di halaman 1dari 38

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATRA BARAT

SMA DM TRIGUNA
Alamat : Jalan Gajah Mada No. 41 B Telp. 0751 7052288
website : http:darulmaarif.web.id ,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                : SMA DM TRIGUNA PADANG


Mata pelajaran   : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester  : X IPA-IPS/ Gasal
Tahun : 2020-2021
Materi pokok      : Teks Laporan Hasil Observasi
Alokasi waktu     :  4 X 45 menit (2 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti :
1.  Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleransi, damai), santun, responsive, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahua faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian spesifik dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari apa yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.  Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD)  Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.1 Mengidentifikasi teks laporan hasil observasi 3.1.1 Menentukan isi pokok laporan hasil


yang dipresentasikan dengan lisan dan tulis. observasi
3.1.2  Menentukan ciri-ciri kebahasaan
dalam teks laporan hasil observasi
4.1      Menginterpretasi isi teks laporan hasil 4.1.1 Menyusun ringkasan teks laporan hasil
observasi berdasarkan interpretasi baik secara observasi berdasarkan struktur, ciri
lisan maupun tulis. kebahasaan, dan isi teks laporan hasil
observasi
4.1.2 Mempresentasikan hasil ringkasanteks
laporan hasil observasiberdasarkan struktur,
ciri kebahasaan, dan isi teks laporan hasil
observasi
C.  Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre, saintifik, dan CLIL
dengan model pembelajaran discovery learning  peserta didik dapat Menentukan isi pokok laporan
hasil observasi dan menentukan ciri-ciri kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi, menyusun
ringkasan teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur, ciri kebahasaan, dan isi teks laporan hasil
observasi dan terampil mempresentasikan hasil ringkasan teks laporan hasil observasi berdasarkan
struktur, ciri kebahasaan, dan isi teks laporan hasil observasi dengan rasa ingin tahu, kerja keras,
tanggung jawab, bersikap bersahabat/ komunikatif selama proses pembelajaran.

D. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran pertemuan 1
1. Teks laporan hasil observasi
2. Isi  teks laporan hasil observasi
3. Ciri-ciri kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi
a.Kata serta frasa verba dan nomina
b. Afiksasi
c.Kalimat definisi dan deskriptif
d. Kalimat simpleks dan kalimat kompleks

E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : Pedagogi genre,  Pendekatan Saintifik, CLIL
Model : discovery learning (pertemuan 1)
                     :  penugasan (pertemuan 2)
Metode        : penugasan, diskusi, tanya jawab

F. Media/Alat,  Bahan dan Sumber Belajar


1. Media/Alat :
a.       LCD, Laptop
b.      Lembar kerja
2. Bahan    : Teks laporan observasi

G. Bahan dan Sumber Belajar


1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
2. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya

G.    Kegiatan Pembelajaran
1.      Pertemuan Pertama ( 2 x 45 menit )
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Nilai Karakter Alokasi
(PPK), Literasi, Waktu
4C, HOTS
1.  Pendahulua 1.   Peserta didik merespon salam dan Religius 10
n mensyukuri anugerah Tuhan dan saling menit
mendoakan.
2.   Peserta didik merespon apersepsi yang Rasa ingin tahu
disampaikan pendidik dengan
memberikan dua gambar yang berbeda,
yaitu gambar lingkungan terawat dan
lingkungan tidak terawat. Peserta didik
merespon pertanyaan pendidik: “Apa
yang kalian amati dari gambar
tersebut?”, “Hal-hal menarik apa saja
yang kalian amati dari dua gamabr
tersebut?”serta “Apa yang harus kamu
lakukan ketika menghadapi
permasalahan yang terdapat dalam
gambar tersebut?”
3.   Peserta didik menerima informasi
tentang materi dan tujuan yang akan
dipelajari serta kegiatan yang akan
dipelajari dalam teks Laporan Hasil
Observasi.
2.    INTI Discovery 70
1.   Stimulasi ( pemberian rangsangan) menit
a.   Peserta didik membaca teks Laporan
Hasil Observasi dengan judul Wayang Literasi
pada halaman 9 (buku siswa).
b. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok. Setiap kelompok
beranggotakan empat orang.

2.  Identifikasi Masalah Kerja sama


Peserta didik menyimak penjelasan (Collaborative)
pendidik untuk berdiskusi
mengidentifikasi masalah yang akan
dibahas dalam teks Laporan Hasil
Observasi, yaitu
1.   Isi pokok teks laporan hasil observasi Berpikir kritis
2.   Ciri kebahasaan teks laporan hasil (Critical
observasi thinking)
3.   Pengumpulan data
Peserta didik berdiskusi kelompok untuk
menentukan isi pokok teks laporan hasil
observasi serta menentukan ciri
kebahasaan dalam teks laporan hasil
observasi.
4.   Pengolahan data
a.   Peserta didik mendiskusikan isi pokok
yang ditemukan dalam teks laporan hasil Kerja sama
observasi Berpikir kritis
b.   Peserta didik mendiskusikan ciri
kebahasaan yang ditemukan dalam teks
laporan hasil observasi
5.       Pemeriksaan data
a.   Dua kelompok secara bergantian
melaporkan hasil kerja kelompoknya Kerja sama
untuk ditanggapi oleh kelompok lain
tentang isi pokok teks laporan hasil Berpikir kritis
observasi
b.  Dua kelompok secara bergantian
melaporkan hasil kerja kelompoknya
untuk ditanggapi oleh kelompok lain
tentang ciri-ciri kebahasaan teks laporan
Komunikatif
hasil observasi
6.   Penarikan kesimpulan
(Communicative
Di bawah bimbingan pendidik, peserta
)
didik menyimpulkan:
a.   Isi teks laporan hasil observasi
b.  Ciri-ciri kebahasaan teks laporan hasil Kreativitas
observasi (Creativity)

3.    Penutup Kegiatan pendidik bersama peserta 10


didik yaitu : menit
a.  Memberi penghargaan kepada satu
kelompok yang berhasil menjadi
kelompok yang mempunyai jawaban
yang paling benar dan mampu bekerja
sama secara tim.
b.   Pendidik melaksanakan penilaian
c.   Pendidik memberikan tugas HOTS
d.   Menjelaskan rencana pembelajaran
berikutnya.

Pertemua ke-2
(2 x 45 menit)
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Nilai Karakter Alokasi
(PPK), Literasi, waktu
4C, HOTS
1.   Pendahulua 1.  Peserta didik merespon salam dan Religius 10
n mensyukuri anugerah Tuhan dan menit
saling mendoakan.
2.  Peserta didik merespon apersepsi yang Rasa ingin tahu
disampaikan pendidik tentang materi
pembelajaran sebelumnya, “ apa yang
kalian tentang teks laporan hasil
observasi?”Bagaimana ciri kebahasaan
teks Laporan hasil observasi.
3.  Peserta didik menerima informasi
tentang materi dan tujuan yang akan
dipelajari serta kegiatan yang akan
dipelajari dalam teks Laporan Hasil
Observasi hari ini.
2.      Inti 1.   Pendidik dengan rasa ingin tahu Literasi 70
membaca teks yang berjudul “D’ menit
Topeng Museum  Angkut” pada
halaman 16 di buku Siswa.
2.   Peserta didik dikelompokkan menjadi Kerja sama
bebebrapa kelompok, masing-masing (Collaborative)
kelompok terdiri atas empat orang. Berpikir kritis
Setiap siswa menyusun ringkasan teks (Critical
“D’ Topeng Museum Angkut” secara thinking)
mandiri. Kreativitas
3.   Secara  bergantian setiap siswa (Creativity)
mempresentasikan ringkasan yang
dibuatnya dalam kelompmpok masing- Komunikatif
masing. (Communicative
4.   Siswa lain menilai temannyadengan )
mengisi rubrik penilaian yang
dibagikan guru
5.   Setiap kelompok memilih ringkasan
yang terbaik
6.   Siswa yang ringkasannya menjadi
ringkasan terbaik di kelompoknya
harus mempresentasikan ringkasan di
depan kelas.

Penutup Kegiatan peserta didik bersama 10


pendidik, yaitu: menit
a.   Membuat kesimpulan bersama-sama
tentang cara membuat ringkasan yang Kreativitas
benar
b.   Pendidik melaksanakan penilaian HOTS
c.   Pendidik memberikan tugas untuk
memperkuat hasil belajar
d.   Mengingatkan tentang pembelajaran di
hari berikutnya.

H. Penilaian
1. Kompetensi keagamaan dan sosial
a. Teknik penilaian : observasi/ pengamatan
b. Bentuk      : catatan hasil observasi
c. Instrumen  : jurnal (terlampir)

2. Kompetensi Pengetahuan:
a. Teknik penilaian  : tes tulis dan tes penugasan
b. Bentuk Penilaian  : tugas individu dan tugas kelompok.
c. Instrumen penilaian :  lembar kerja. (terlampir)

3. Kompetensi keterampilan          :           


a. Teknik penilaian    : tes penugasan
b. Bentuk                  : tugas tertulis.
c. Instrumen penilaian : lembar kerja

4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas.
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tugas remedial, dilakukan sebanyak 3 kali  yaitu dengan cara menugaskan kepada
peserta didik untuk membenahi tugas yang telah dikerjakan sehingga memenuhi
ketentuan yang ditetapkan.

5. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
1) Siswa yang mencapai nilai  diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan.
2) Siwa yang mencapai nilai  diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan.
Lampiran
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan       : SMA


Tahun pelajaran                     : 2020/2021
Kelas/Semester                     : X/ 1
Mata Pelajaran                      : Bahasa Indonesia– Wajib

N KEJADIAN/
WAKTU NAMA TINDAK LANJUT
O PERILAKU
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan      : SMA


Mata Pelajaran  : Bahasa Indonesia – Wajib
Kelas                         : X IPA-IPS
Kompetensi Dasar     : 3.1 Mengidentifikasi teks laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan
lisan dan tulis.
Indikator                    :  3.1.1 Menentukan isi pokok laporan hasil observasi
3.1.2  Menentukan ciri-ciri kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi
Materi                        : 1. Isi  teks laporan hasil observasi
2. Ciri-ciri kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi
a. Kata serta frasa verba dan nomina
b. Afiksasi
c. Kalimat definisi dan deskriptif
d. Kalimat simpleks dan kalimat kompleks

Petunjuk :
Bacalah teks berikut, secara berkelompok jawablah pertanyaan yang terdapat di bawahnya!
  
1. Jawablah pertanyaan sebagai berikut!
a. Apakah wayang itu?
b. Apa fungsi dari pertunjukkan wayang?
c. Ada berapa jenis wayang berdasarkan pembuatannya?
d. Apa yang dimaksud dengan wayang suket?
e. Mengapa teks tersebut digolongkan teks laporan hasil observasi?

2. Analisilah kebahasaan teks laporan hasil observasi di atas dengan menggunakan  bagan


berikut!
No Hal Pengertian Contoh
1 Nomina Kata :
Frasa:
2 Verba Kata:
Frasa:
3 Kalimat definisi dan
kalimat deskripsi
4 Kalimat simpleks
5 Kalimat kompleks

3. Lalu presentasikan di depan kelas!


Rubrik Penilaian Penugasan kelompok:

Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Nama kelompok        : …………………………………………………


Kelas                           : …………………………………………………
Tanggal Penugasan   :...............................................................

Pedoman penyekoran:

No soal  Deskripsi Skor Skor


maksimal
1a Menjawab dengan benar 10 10
disertai alasan yang  tepat
Menjawab hampir benar dengan alasan yang 5
kurang tepat
1b Menjawab dengan benar 10 10
disertai alasan yang tepat
Menjawab hampir benar dengan alasan yang 5
kurang tepat
1c Menjawab dengan benar disertai 3 contoh. 10 10
Menjawab dengan benar disertai 2 contoh 5
Menjawab dengan benar disertai 1 contoh 3
1d Menjawab dengan benar disertai alasan 10 10
yang  tepat
Menjawab hampir benar dengan alasan yang 5
kurang tepat .
2 Menjawab dengan benar disertai alasan yang 10 10
tepat
Menjawab kurang benar disertai alasan yang 5
kurang tepat
3.1 Menjawab dengan benar disertai  pengertian 10 10
dan contoh yang tepat
Menjawab dengan benar disertai pengertian 5
dan contoh yang  kurang tepat
Menjawab dengan  kurang benar disertai 3
pengertian dan contoh yang tidak  tepat
3.2 Menjawab dengan benar disertai  pengertian 10 10
dan contoh yang tepat
Menjawab dengan benar disertai pengertian 5
dan contoh yang  kurang tepat
Menjawab dengan  kurang benar disertai 3
pengertian dan contoh yang tidak  tepat
3.3 Menjawab dengan benar disertai  pengertian 10 10
dan contoh yang tepat
Menjawab dengan benar disertai pengertian 5
dan contoh yang  kurang tepat
Menjawab dengan  kurang benar disertai 3
pengertian dan contoh yang tidak  tepat
3.4 Menjawab dengan benar disertai  pengertian 10 10
dan contoh yang tepat
Menjawab dengan benar disertai pengertian 5
dan contoh yang  kurang tepat
Menjawab dengan  kurang benar disertai 3
pengertian dan contoh yang tidak  tepat
3.5 Menjawab dengan benar disertai  pengertian 10 10
dan contoh yang tepat
Menjawab dengan benar disertai pengertian 5
dan contoh yang  kurang tepat
Menjawab dengan  kurang benar disertai 3
pengertian dan contoh yang tidak  tepat
Total 100

Kunci

1.a. wayang adalah suatu jenis pertunjukkan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli
Indonesia
1.b.fungsi pertunjukkan wayang adalah sebagai media pendidikan, media informasi, dan media
hiburan.
1.c. Berdasarkan pembutannya, wayang dibedakan menjadi tiga jenis, yakni wayang kulit,
wayang wong, dan wayang golek.
1.d. wayang suket adalah wayang yang merupakan tirua dari berbagai figur wayang kulit yang
terbuat dari rumput(bahasa jawa :  suket)

2. teks tersebut dikategorikan dalam teks laporan hasil observasi karena ditulis berdasarkan hasil
pengamatan/observasi pada kenyataan dan objek yang dilaporkan yaitu wayang dituliskan
secara detail

3.

No Hal Pengertian Contoh


1 Nomina Nomina adalah kata benda Kata : wayang
Kata adalah satuan bahasa Frasa: wayang orang
terkecil yang bersifat bebas
Frasa adalah unsur yang lebih
luas, yaitu kelompok
nonprediktif
2 Verba Verba adalah kata kerja Kata: adalah
Frasa: sudah membagi
3 Kalimat Kalimat yang menggunakan Wayang adalah seni
definisi verba definitif pertunjukkan yang telah
ditetapkan sebagai budaya
asli Indonesia
Kalimat Kalimat yang menggunakan Wayang ini terbua dari kulit
simpleks verba deskriptif kerbau yang ditatah dan
diberi warna sesuai kaidah
pulasan wayang
pendalangan, diberi tangkai
dari bahan tanduk kerbau
bule yang diolah sedemikian
rupa dengan nama cempurit
4 Kalimat Kalimat yang memiliki dua Dalam budaya modern,
kompleks atau lebih kompleks wayang berfungsi menghibur
dan mendidik
5 Kalimat Kalimat yang hanya memiliki Kelelawar merupakan hewan
simpleks satu klausa unik
INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN

Sekolah                : SMA DM TRIGUNA PADANG


Mata pelajaran   : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester  : X IPA-IPS/ Gasal
Tahun : 2019-2020

Kompetensi Dasar  :
4.1 Menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan
maupun tulis

Indikator pencapaian kompetensi :


4.1.1  Menyusun ringkasan teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur, ciri kebahasaan, dan isi
teks laporan hasil observasi
4.1.2  Mempresentasikan hasil ringkasan teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur, ciri
kebahasaan, dan isi teks laporan hasil observasi

Materi : ringkasan teks Laporan hasil observasi


1. Bacalah teks laporan hasil observasi yang berjudul Wayang lalu buatlah ringkasannya!
2. Presentasikan hasil ringkasan kalian di depan kelas!

RUBRIK PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN

Satuan Pendidikan      : SMA


Mata Pelajaran  : Bahasa Indonesia – Wajib
Kelas                         : X IPA-IPS
Kompetensi dasar       :
4.1  Menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan
maupun tulis

Indikator pencapaian kompetensi :


4.1.1   Menyusun ringkasan teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur, ciri kebahasaan, dan isi
teks laporan hasil observasi
4.1.2  Mempresentasikan hasil ringkasan teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur, ciri
kebahasaan, dan isi teks laporan hasil observasi

Materi : ringkasan teks Laporan hasil observasi


Rubrik penilaian presentasi ringkasan

No Nama Aspek penilaian Total


nilai
kelancaran Kelengkapan Kebenara
informasi n isi
1
2
3
4

Aspek penilaian kriteria Rentang skor Skor


maksimal
Kelancaran Sangat lancar 85-100 100
menyamapiakn isi teks
Cukup lancar 70-84
menyampaikan isi teks
Kurang lancar 55-69
menyampaikan isi teks
Tidak lancar 54-40
menyampaikan isi teks
Kelangkapan informas Isi teks yang 85-100 100
i disampaikan sangat
lengkap
Isi teks yang 70-84
disampaikan sedikit
kurang lengkap
Hanya separuh isi teks 55-69
yang disampaikan
Isi teks yang 54-40
disampaikan hanya
sedikit
Kebenaran isi Isi teks yang 85-100 100
disampaikan benar
semua
Isi teks yang 70-84
disampaikan sebagaian
besar benar
Isi teks yang 55-69
disampaikan separuh
yang benar
Isi teks yang 54-40
disampaikan sebagian
besar salah
Total

 
KISI-KISI SOAL HOTS
Tahun Pelajaran 2020/2021

Mata Pelajaran  :  Bahasa Indonesia


Kelas/Program             :  X
Semester                      :  1 (satu)
Kurikulum                   :  2013

N Kompetensi Kelas/ Level Bentuk Nomor


Materi Pokok Indikator Soal
o Dasar Semester Kognitif Soal Soal
1 3.1 Menentukan  isi X/1 Disajikan tekslaporan hasil C4 Uraian 1
Mengidentifikas pokok laporan observasi, peserta didik (menganalisis
i teks laporan hasil observasi dapatmenentukan isi pokok )
hasil observasi laporan hasil observasi
yang
dipresentasikan
dengan lisan dan
tulis
Menentukan X/1 Disajikan teks laporan hasil C4 uraian 2
ciri kebahasaan observasi,  peserta didik (menganalisis
teks laporan dapatmenentukan ciri )
hasill observasi kebahasaan teks laporan hasil
observasi
KISI-KISI SOAL HOTS
Tahun Pelajaran 2020/2021

Mata Pelajaran  :  Bahasa Indonesia


Kelas/Program             :  X
Semester                      :  1 (satu)
Kurikulum                   :  2013

Mater Kelas/ Bent Nom


Nom Kompetensi LevelKeteramp
i Semest Indikator Soal uk or
or Dasar ilan
Pokok er Soal Soal
1 4.1 Isi X/1 Disajikan teks laporan P3; Presisi Uraia 3
Menginterpre pokok hasil observasi , n
tasi isi teks lapora peserta didik mampu Menunjukkan
laporan hasil n hasil menentukan gagasan
observasi observ utama tiap paragraf
berdasarkan asi
interpretasi
baik secara
lisan maupun
tulisan
Disajikan teks laporan   P5: naturalisasi uraia 4
hasil observasi, peserta n
didik mampu Mendesain
menyusun  gagasan
pokok yang sudah
ditemukan menjadi
sebuah  ringkasan
KARTU SOAL HOTS

Mata Pelajaran          : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester          : X  / 1 (satu)

Kurikulum                 : 2013

Kompetensi Dasar       : 3.1 Mengidentifikasi teks laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan lisan dan tulis

Materi                          :  teks laporan hasil observasi

Indikator soal  no:

1. Disajikan teks laporan hasil observasi, peserta didik dapat menentukan isi pokok laporan hasil observasi.
2. Disajikan teks  laporan hasil observasi,  peserta didik dapat menentukan ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi.
3. Disajikan teks laporan hasil observasi , peserta didik mampu menentukan gagasan utama tiap paragraph.
4. Disajikan teks  laporan  hasil observasi, peserta didik mampu menyusun  gagasan pokok yang sudah ditemukan menjadi sebuah  ringkasan

                                                                                     Padang, 1 Juli 2020

Mengetahui
Kepala SMA DM TRIGUNA Guru Mata Pelajaran

Hasan Basri,S.Ag Yosi Zamzuardi,S.Pd


Materi Pembelajaran Teks Laporan Hasil Observasi

1. Mengidentifikasi Isi Teks Laporan Hasil Observasi


Dari segi isi, laporan hasil observasi mempunyai ciri sebagai Berikut.
a. Bersifat objektif.
b. Ditulis berdasarkan fakta yang ditemukan pada saat pengamatan.
c. Tidak mengandung hal-hal yang bersifat menyimpang, dugaan-dugaan yang tidak
tepat, atau pemihakan terhadap sesuatu.
d. Ditulis secara LENGKAP

Pokok-pokok isi teks terangkum dalam rumus 5W + 1H. Dalam bahasa Indonesia,
pokok-pokok isi atau informasi  itu dapat pula disingkat dengan ADIKSIMBA (Apa,
DI mana, SIapa, Mengapa, BAgaimana) .

a. Apa (what) peristiwanya?


Jawaban sesuatu/perihal peristiwa dalam bacaan.

b. Siapa (who) yang mengalami peristiwa itu?


Jawaban: Pihak (subjek) yang diinformasikan.

c. Di mana (where) terjadinya peristiwa itu?


Jawaban: tempat terjadinya peristiwa.

d. Kapan (when) terjadinya peristiwa itu?


Jawaban: Waktu terjadinya peristiwa.

e. Mengapa (why) peristiwa itu terjadi?


Jawaban: alasan/penyebab terjadinya peristiwa.

f. Bagaimana (how) proses peristiwanya?


Jawaban: proses terjadinya peristiwa. 

Berikut disajikan contoh teks dan  identifikasi isi teks laporan hasil observasi 

Wayang

Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli
Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November
2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari
Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni
bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga.
Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan
wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan
penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit
kerbau, sapi, atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau
diperankan oleh orang. Wayang golekadalah wayang yang menggunakan boneka kayu
sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap
dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain
wayang suket dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi
bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua
adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini
terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang
pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian
rupa dengan nama cempurit  yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong  (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan
wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar
adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng.
Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut
dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat
ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara
yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan
boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang
terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak
karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di
Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang
klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan
tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. 
Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong,
wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen. Perkembangan terbaru dunia
pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini
disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk
menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai fgur wayang
kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa:suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai
alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa. 
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastic berwarna.
Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang
kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang
motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan
warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem
pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat
dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media
informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena
isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini,
wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat
pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti
keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin
jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.
(Sumber: http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan singkat dan jelas sesuai dengan isi teks
tersebut.  
1. Apakah wayang itu? 
Jawaban:
Wayang adalah suatu seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya
asli Indonesia.
2. Kapan wayang ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia? 
Jawaban: 7 November 203.

3. Siapa yang menetapkan wayang sebagai warisan budaya asli Indonesia? 


Jawaban : UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB. 

4. Mengapa wayang ditetapkan sebagai mahakarya dunia? 


Jawaban :
Karena wayang merupakan warisan dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur
(Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

5. Ada berapa jenis wayang berdasarkan bahan pembuatannya?


Jawaban :
Berdasarkan pembuatannya, wayang dibedakan menjadi tiga jenis, yakni wayang
kulit, wayang wong dan wayang golek.

6. Apa sebutan dari wayang yang muncul kali pertama? 


Jawaban :
Sebutan bagi wayang yang muncul kali pertama adalah wayang purwa.

7. Apa saja gaya atau gagrak yang dimiliki oleh wayang purwa?  
Jawaban :
Wayang purwa terdiri atas beberapa gaya atau gagrak seperti gagrak Kasunanan,
Mangkunegaraan; Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan
sebagainya.

8. Apakah fungsi dari pertunjukan wayang?  


Jawaban:
Pertunjukkan wayang berfungsi sebagai media pendidikan, media informasi, dan
media hiburan

9. Apa yang dimaksud dengan wayang motekar?  


Jawaban :
Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa
wayang kulit. Akan tetapi, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam
saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa
tampil dengan warna-warni penuh.

10. Apa yang dimaksud dengan wayang suket?


Jawaban :
Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai fgur wayang kulit yang terbuat dari
rumput (bahasa Jawa: suket). 

Dari segi isi, laporan hasil observasi mempunyai ciri sebagai Berikut.
a. Bersifat objektif.
b. Ditulis berdasarkan fakta yang ditemukan pada saat pengamatan.
c. Tidak mengandung hal-hal yang bersifat menyimpang, dugaan-dugaan yang tidak
tepat, atau pemihakan terhadap sesuatu.
d. Ditulis secara lengkap 

Rujukan
1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.
2. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 

2. Menyusun Ringkasan Isi Teks Laporan Hasil Observasi


Sebuah ringkasan pada dasarnya merupakan rangkaian pokok-pokok pikiran yang
dirangkai menjadi satu dengan tetap memerhatikan urutan isi bagian demi bagian, dan
sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan. 
Untuk menyusun sebuah ringkasan, hal yang pertama harus dilakukan adalah
membaca pemahaman isi teks, kemudian menemukan pokok-pokok isi informasi di
dalamnya. Pokok-pokok isi sebuah teks dapat ditemukan dengan menemukan kalimat
utamanya. 
Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya mengandung pokok pikiran atau
gagasan utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan utama
bersifat umum dan dapat merangkum semua isi yang ada dalam sebuah paragraf. 

Wayang

Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli
Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November
2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari
Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni
bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga.
Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan
wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan
penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit
kerbau, sapi, atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau
diperankan oleh orang. Wayang golekadalah wayang yang menggunakan boneka kayu
sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap
dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain
wayang suket dan wayang motekar
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi
bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua
adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini
terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang
pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian
rupa dengan nama cempurit  yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong  (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan
wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar
adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng.
Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut
dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat
ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara
yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan
boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang
terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak
karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di
Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang
klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan
tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. 
Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong,
wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen. Perkembangan terbaru dunia
pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini
disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk
menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai fgur wayang
kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa:suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai
alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa. 
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastic berwarna.
Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang
kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang
motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan
warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem
pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat
dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media
informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena
isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini,
wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat
pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti
keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin
jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.
(Sumber: http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)

Contoh Identifikasi gagasan utama paragraf


Paragraf Gagasan Utama
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya Wayang kulit
pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling memilikiberbagai macam
terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua jenis jika dilihat dari
adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang umur dan gaya
berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang pertunjukan
ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang
pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule
yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang
terdiri atas tuding dan gapit. Cerita yang biasanya digunakan
adalah Ramayana dan Mahabharata. Wayang purwa terdiri
atas beberapa gaya atau gagrak seperti, gagrak Kasunanan,
Mangkunegaraan, Ngayogyakarta, Banyumasan,
Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan sebagainya. Selain
wayang purwa jenis wayang kulit yang lain yaitu: wayang
madya, wayang gedog, wayang dupara, wayang wahyu,
wayang suluh, wayang kancil, wayang calonarang, wayang
krucil, wayang ajen, wayang sasak, wayang sadat, wayang
parwa, wayang arja, wayang gambuh, wayang cupak, dan
wayang beber yang saat ini masih berkembang di Pacitan.
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah Pada setiap daerah,
salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung wayang wong memiliki
oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar sebutan yang berbeda.
adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa
adalah wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh
orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut
dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian.
Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak
hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan
dalam acara yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek Wayang golek adalah
yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal salah satu jenis wayang
dari Sunda. Wayang ini disebut juga sebagai wayang yang berasal dari Sunda
thengul. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat memiliki bahan dasar
dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut sebuah kayu
wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang
golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di Kudus.
Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah
wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek.
Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan
tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan
Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah
wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi,
wayang golek techno, dan wayang ajen.
Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan Perkembangan terbaru
kreasi berupa wayang suket. Disebut wayang suket karena dunia pewayangan
wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk menghasilkan kreasi
menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan berupa wayang suket.
dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput
(bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai
alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada
anak-anak di desa-desa Jawa.
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau Dalam versi modern
wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah sejenis terdapat wayang
pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. yangdisebut dengan
Akan tetapi, jika wayang kulit memiliki bayangan yang wayangmotekar atau
berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik wayang plastik yang
terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan berwarna.
warna-warni penuh. Wayang motekar ditemukan dan
dikembangkan oleh Herry Dim setelah melewati eksperimen
lebih dari delapan tahun (1993 – 2001). Wayang tersebut
menggunakan bahan plastic berwarna, sistem pencahayaan
teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi Wayang memiliki
kebudayaan, yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan berbagai manfaat bagi
pendidikan karena dapat dijadikan sarana untuk kehidupan, antara lain
menyampaikan ajaran-ajaran yang baik dengan cara yang sebagai
menarik. Pemerintah juga sering menggunakan wayang mediapendidikan, media
sebagai media informasi misalnya dengan menggelar informasi, dan media
wayang yang disisipi informasi tentang program hiburan.
pembangunan seperti keluarga berencana (KB), pemilihan
umum, dan sebagainya. Terakhir, meski semakin jarang,
wayang masih tetap menjadi media hiburan. Dengan kata
lain, wayang mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan
antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan
media hiburan.

 Setelah menemukan semua gagasan pokok tiap paragraf dalam teks laporan hasil
observasi di atas, kita dapat menggabungkan kalimat-kalimat itu dengan konjungsi yang
tepat.

Berikut ini contoh hasil ringkasan berdasarkan gagasan pokok yang telah diidentifikasi. 
Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli
Indonesia. Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi
menjadi bermacam jenis Wayang wong adalah salah satu pertunjukan wayang yang
diperankan langsung oleh orang. Wayang golek adalah jenis wayang yang
mempertunjukkan boneka kayu. Ada juga wayang suket yaitu wayang yang terbuat dari
rumput dan wayang motekar atau wayang plastik berwarna. Semua jenis wayang di atas
merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai
kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan.

Rujukan

1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa


SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
2. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 

3. Menyimpulkan Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi


Laporan hasil pengamatan dapat berfungsi untuk memberitahukan atau menjelaskan
tanggung jawab tugas dan kegiatan pengamatan. Hasil observasi terhadap suatu objek juga
dapat berfungsi untuk memberitahukan kepada pihak berwenang atau terkait suatu
informasi dan kemudian dijadikan dasar penyusunan kebijakan. Salah satu contohnya
adalah teks laporan hasil observasi kerusakan lingkungan. Selain itu, banyak teks laporan
hasil observasi yang dapat dijadikan bahan informasi untuk berbagai kepentingan. Teks
laporan hasil observasi secara umum juga berfungsi sebagai alat pendokumentasian suatu
objek atau kegiatan. 

Contoh teks laporan hasil observasi


Wayang 
Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli
Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November
2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari
Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni
bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga.
Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan
wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan
penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit
kerbau, sapi, atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau
diperankan oleh orang. Wayang golekadalah wayang yang menggunakan boneka kayu
sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap
dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain
wayang suket dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi
bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua
adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini
terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang
pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian
rupa dengan nama cempurit  yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong  (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan
wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar
adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng.
Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut
dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat
ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara
yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan
boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang
terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak
karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di
Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang
klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan
tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. 
Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang
timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen. Perkembangan terbaru
dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini
disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk
menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai fgur wayang
kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa:suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai
alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa. 
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastic berwarna.
Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang
kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang
motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan
warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem
pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat
dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media
informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena
isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini,
wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat
pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti
keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin
jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.
(Sumber: http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)

Simpulan fungsi teks laporan hasil observasi


Fungsi teks laporan hasil observasi berjudul Wayang tersebut adalah sebagai Berikut.
1. Memberitahukan kepada pihak berwenang atau terkait seni pertunjukan
Wayang  dan kemudian dijadikan dasar penyusunan kebijakan untuk melestarikan
Wayang.
2. Bahan informasi untuk berbagai kepentingan. Misalnya, untuk menyusun program
bagaimana melestarikan dan mengembangkan Wayang. 

4. Menganalisis Isi, Struktur,  dan Aspek Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi


Teks laporan hasil observasi mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh dari hasil
pengamatan, bukan hasil imajinasi. Teks laporan hasil observasi disusun dengan struktur
(a) pernyataan umum atau klasifikasi, (b)deskripsi bagian,  dan (c) deskripsi manfaat.
Aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi di antaranya meliputi kata serta frasa verba
dan nomina, afiksasi, kalimat definisi dan kalimat deskripsi, kalimat simpleks dan
kompleks.

A. Isi Teks Laporan Hasil Observasi


Laporan hasil observasi adalah berita atau informasi yang dibuat berdasarkan
pengamatan. Kosasih (2014:43) menyatakan bahwa teks laporan hasil observasi
mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh dari hasil pengamatan, bukan hasil imajinasi.
Hal ini menegaskan bahwa yang diungkapkan dalam laporan hasil observasi adalah
sesuatu yang terjadi.

B. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi


Teks laporan hasil observasi disusun dengan struktur (a) pernyataan
umum atau klasifikasi, (b)deskripsi bagian, dan (c) deskripsi manfaat. Pernyataan umum
berisi pembuka atau pengantar hal yang akan disampaikan. Bagian ini berisi hal umum
tentang objek yang akan dikaji, menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal
tersebut. Deskripsi per bagian berisi penjelasan detail mengenai objek atau bagian yang
diklasifikasikan. Deskripsi manfaat menunjukkan bahwa setiap objek yang diamati
memiliki manfaat atau fungsi dalam kehidupan. 

C. Aspek Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi


1. Kata serta Frasa Verba dan Nomina
Jenis kata dan kelompok kata (frasa) yang dominan digunakan dalam sebuah teks
laporan hasil observasi adalah verba (kata kerja) dan nomina (kata benda).
a. Afiksasi. Dalam kegiatan berbahasa, kata yang digunakan dapat berupa kata dasar
atau kata bentukan. Kata dasar adalah kata yang belum mendapat imbuhan,
pemajemukan, atau pengulangan. Kata bentukan adalah kata yang telah mendapat
imbuhan (afiksasi), pengulangan (reduplikasi), dan pemajemukan ketika digunakan.
Kata yang mendapat proses pengimbuhan dapat berubah jenis. Misalnya, kata berjenis
verba dapat berubah menjadi nomina jika mendapat imbuhan. Contoh, kata “minum”
(verba) mendapat imbuhan “– an” menjadi “minuman” (nomina). Suatu kata dasar
dapat berubah menjadi verba jika mendapat imbuhan me(N)-, be(R)-, di-, bahkan
terkadang ter- atau ke-an. Sementara itu, kata dasar yang sama dapat berubah menjadi
nomina jika diberi imbuhan pe(N)-, pe(R)-, -an, atau terkadang ke-an.

2. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi


Kalimat definisi, yaitu kalimat yang menggunakan verba definitif dan kalimat
deskripsi, yaitu kalimat yang menggunakan verba sebagai deskriptif.

3. Kalimat Simpleks dan Kompleks


Kalimat dalam sebuah teks dapat dibentuk hanya oleh satu klausa, yaitu bagian
kalimat yang memiliki subjek dan predikat (predikatif). Kalimat yang hanya memiliki
satu klausa disebut sebagai kalimat simpleks atau biasa disebut pula sebagai kalimat
tunggal.
Kalimat kompleks atau kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua atau lebih
klausa. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua macam, yaitu kalimat kompleks atau
majemuk setara dan kalimat kompleks atau majemuk bertingkat. Kalimat majemuk
setara memiliki dua klausa yang setara dalam suatu kalimat, sedangkan kalimat
majemuk bertingkat memiliki klausa ganda yang tidak sama atau berada di bawah
fungsi utama suatu kalimat.

Wayang

Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli
Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November
2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari
Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni
bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga.
Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan
wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan
penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit
kerbau, sapi, atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau
diperankan oleh orang. Wayang golekadalah wayang yang menggunakan boneka kayu
sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap
dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain
wayang suket dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi
bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua
adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini
terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang
pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian
rupa dengan nama cempurit  yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong  (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan
wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar
adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng.
Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut
dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat
ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara
yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan
boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang
terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak
karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di
Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang
klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan
tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. 
Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang
timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen. Perkembangan terbaru
dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini
disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk
menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai fgur wayang
kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa:suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai
alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa. 
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastic berwarna.
Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang
kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang
motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan
warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem
pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat
dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media
informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena
isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini,
wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat
pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti
keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin
jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.
(Sumber: http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)

Contoh analisis struktur teks tersebut adalah sebagai berikut.

Bagian Isi Analisis


Struktur
Wayang adalah seni pertunjukan yang telah
ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia.
Pernyataa
UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari Pernyataan
n
PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai Umum
umum
pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, atau
atau
sebuah warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam umum
klasifikasi
seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage
of Humanity).
Deskripsi Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya Deskripsi
Bagian pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling tentang
terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua salah
adalah wayangpurwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, satu jenis
yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau wayang
yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan
wayang pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk
kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan
nama  cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit. Cerita
yang biasanya digunakan adalah Ramayana dan
Mahabharata. Wayang purwa terdiri atas beberapa gaya
atau gagrak  seperti,gagrak Kasunanan, Mangkunegaraan;
Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu,
Cirebon, dan sebagainya. Selain wayang purwa jenis
wayang kulit yang lain yaitu: wayang madya wayang
gedog wayang dupara, wayang wahyu, wayang suluh,
wayang kancil, wayang calonarang, wayang krucil;
wayang ajen; wayang sasak, wayang sadat, wayang parwa
wayang arja, wayang gambuh, wayang cupak dan wayang 
beber yang saat ini masih berkembang di Pacitan.
Wayang wong  (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah
salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung
oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar
Deskripsi
adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa
tentang
Deskripsi adalah wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh
salah
Bagian orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut
satu jenis
dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. 
wayang
Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak
hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan
dalam acara yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek
yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek
berasal dari Sunda. Wayang ini disebut juga sebagai
wayang thengul. Selain wayang golek Sunda, wayang yang
terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga
disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan Deskripsi
wayang golek. Wayang tersebut pertama kali dikenalkan di tentang
Deskripsi
Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu salah
Bagian
adalah wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan satu jenis
golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang wayang
kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji
dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat 
dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang
timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan
wayang ajen.
Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan
kreasi berupa wayang suket. Disebut wayang suket karena
wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk Deskripsi
menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan tentang
Deskripsi
dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput salah
Bagian
(bahasa Jawa:  satu jenis
suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat wayang
permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada
anak-anak di desa-desa Jawa.
Deskripsi Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau Deskripsi
Bagian wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah sejenis tentang
pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang salah
kulit. Akan tetapi, jika wayang kulit memiliki bayangan satu jenis
yang berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan wayang
teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil
dengan warna warni penuh. Wayang motekar ditemukan
dan dikembangkan oleh Herry Dim setelah melewati
eksperimen lebih dari delapan tahun (1993 – 2001).
Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna,
sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi
kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai
kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media
informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai
media pendidikan karena isinya banyak memberikan
Deskripsi ajaran-ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern Manfat
Manfaat ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media wayang
informasi. Ini antara lain dapat kita lihat dari pagelaran
wayang yang disisipi informasi tentang program
pembangunan seperti keluarga berencana (KB), pemilihan
umum, dan sebagainya. Yang terakhir, meski semakin
jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.

Analisis Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

1. Kata serta Frasa Verba serta Nomina. Jenis kata dan kelompok kata (frasa) yang
dominan digunakan dalam sebuah teks laporan hasil observasi adalah verba (kata kerja)
dan nomina (kata benda). Untuk memahami hal tersebut, siswa harus mengetahui
perbedaan antara kata dan frasa. Kata berbentuk morfem atau morf bebas, yaitu satuan
bahasa terkecil (dapat memiliki arti maupun tidak) yang bersifat bebas. Frasa merupakan
unsur yang lebih luas, yaitu kelompok kata nonpredikatif, hanya menduduki satu fungsi
dalam sebuah kalimat.

Perhatikan contoh identifikasi kata benda dan frasa benda dalam teks berjudul Wayang

Paragraf Kata Frasa


seni pertunjukan yang telah ditetapkan
sebagai warisan budaya asli Indonesia
Wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka
I tersohor dari Indonesia
sebuah warisan mahakarya dunia yang
lembaga yang mengurusi kebudayaan
UNESCO
dari PBB

b. Verba

Paragraf Kata Frasa


adalah sudah membagi
I menetapkan
disesuaikan

Berdasarkan analisis kata dan frasa dapat dinyatakan bahwa pada paragraf pertama teks di
atas banyak digunakan frasa nomina. Sementara itu, frasa verba pada paragraf pertama
teks di atas hanya ada satu, sedangkan yang lainnya berupa kata. Dengan demikian,
nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek pada paragraf pertama teks di atas
banyak menggunakan frasa, sedangkan predikat banyak menggunakan kata.

2. Afiksasi. Sebuah kata dalam teks dapat berupa kata dasar atau kata turunan. Kata
turunan terbentuk melalui afiksasi, yaitu proses pengimbuhan. Suatu kata yang melalui
afiksasi bisa saja berubah jenis. Sebagai contoh, suatu jenis verba suatu ketika muncul
sebagai nomina dengan hanya menambah atau mengubah imbuhan. Suatu kata dasar dapat
berubah menjadi verba jika diberi imbuhan me(N)-, be(R)-, di-, bahkan terkadang ter- atau
ke-an. Sementara itu, kata dasar  yang sama dapat berubah menjadi nomina jika diberi
imbuhan pe(N)-, pe(R)-, -an, atau terkadang ke-an. Berikut adalah contoh afiksasi:

No
Kata Jenis Imbuhan Kata Dasar
.
1. disebut Verba di- sebut
2. menakutkan Verba me(N)-kan takut
3. kemampuan Nomina ke-an mampu
4. getaran Nomina -an getar
5. menyusui Verba me(N)-i susu
6. berasal Verba be(R)- asal
7. mengisap Verba me(N)- isap
8. menggigit verba me(N)- gigit
9. gigitan nomina -an gigit
10. penelitian nomina pe(N)-an teliti

4. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi.


Kalimat definisi adalah kalimat yang menggunakan verba definitif dan kalimat
deskripsi adalah kalimat yang menggunakan verba sebagai deskriptif.
Contoh kalimat definisi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi
berjudul Wayangadalah sebagai berikut.
a. Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan
budaya asli Indonesia.
b. Wayang golek  adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai
pemeran tokoh.
c. Wayang wong  (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu
pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang.
d. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang
terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket).

Kalimat deskripsi yang terdapat dalam teks tersebut adalah sebagai berikut.
a. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah
pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang
diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri dari: tuding dan gapit.
b. Wayang purwa terdiri atas beberapa gaya atau gagrak seperti, gagrak Kasunanan,
Mangkunegaraan; Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan
sebagainya.
c. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng..
d. Selain wayang golek Sunda yang terbuat dari kayu ada juga wayang menak atau
sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang golek.

4. Kalimat Simpleks dan Komples

Kalimat dalam sebuah teks dapat dibentuk hanya oleh satu klausa, yaitu bagian kalimat
yang mengandung subjek dan predikat (predikatif). Kalimat yang hanya memiliki satu
klausa disebut sebagai kalimat simpleks atau biasa disebut pula sebagai kalimat tunggal.
Berikut adalah contoh kalimat simpleks dengan bermacam pola:

Kalimat kompleks atau kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua atau lebih
klausa. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua macam, yaitu kalimat kompleks atau
majemuk setara dan kalimat kompleks atau majemuk bertingkat. Kalimat majemuk setara
memiliki dua atau klausa ganda yang setara dalam suatu kalimat, sedangkan kalimat
majemuk bertingkat memiliki klausa ganda yang tidak sama atau berada di bawah fungsi
utama suatu kalimat. Fungsi-fungsi utama dalam dalam kalimat majemuk setara
membentuk induk kalimat atau klausa atasan. Fungsi-fungsi yang membentuk tingkat,
yaitu yang mengikuti konjungsi subordinatif disebut klausa bawahan atau anak kalimat.
Kalimat majemuk setara biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi koordinatif
(setara), sedangkan kalimat majemuk bertingkat biasanya ditandai dengan penggunaan
konjungsi subordinatif (bertingkat).
Cermatilah contoh kalimat kompleks di bawah ini!
 

Rujukan

1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa


SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.
2. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

5. Mengonstruksikan Teks Laporan Hasil Observasi

Menyusun teks laporan hasil observasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah Berikut.
1. Menentukan objek yang akan diamati!
2. Menyusun jadwal observasi yang akan dilakukan.
3. Melakukan observasi terhadap objek tersebut dengan menyiapkan pertanyaan atau poin-
poin pengamatan terlebih dahulu.
4. Mencatat hasil observasi kamu. Bila memungkinkan siswa diminta mengambil foto dan
memvideokan observasi.
5. Menyusun teks laporan hasil observasimu dengan meperhatikan ketepatan isi, struktur,
dan kaidah kebahasaannya.

Mengonstruksikan Teks Laporan Hasil Observasi 

A. Melengkapi Gagasan Pokok dan Gagasan Penjelas

Setiap paragraf terdapat gagasan pokok. Jadi, mengembangkan teks dimulai dengan
menuliskan gagasan-gagasan pokok terlebih dahulu. Setiap gagasan pokok dikembangkan
menjadi satu paragraf.
Perhatikanlah contoh rangkaian gagasan pokok berikut.
1. Merpati sering disamakan dengan dara karena termasuk dalam ordo yang sama.
2. Merpati dan dara adalah burung yang berbadan gempal dengan leher pendek, paruh
ramping pendek, dan cere  berair.
3. Merpati dan dara memiliki spesies yang bermacam.
4. Berbagai spesies merpati dan dara dimanfaatkan sebagai burung hias.

Gagasan pertama dapat dikembangkan, dengan menambah gagasan-gagasan penjelas.

Nomo Gagasan Pokok Gagasan Penjelas


r
1 Merpati dan dara Merpati dan dara pada umumnya membentuk
adalah burung yang sarangnya dari ranting-ranting yang di
berbadan gempal tempatkan di pepohonan.
dengan leher pendek, Merpati dan dara mengerami satu atau dua
paruh ramping telurnya dan selalu menjaga anak-anaknya
pendek, dan cere dengan ketat sebelum mereka dapat mencari
berair. makan sendiri.
Anak dari merpati dan dara akan
meninggalkan sarangnya jika telah berusia 7-
28 hari
Merpati dan dara adalah burung pemakan biji-
bijian.
2 Merpati dan dara Dalam praktik ornitologi, terdapat suatu
memiliki spesies yang kecenderungan “dara” digunakan untuk
bermacam. spesies yang lebih kecil dan “merpati” untuk
yang lebih besar.
Burung merpati digolongkan menjadi dua jenis
yakni merpati lokal dan merpati impor.
Merpati lokal adalah merpati yang sering
disebut dengan “merpati balap”, sedangkan
merpati import sering disebut dengan “merpati
hias.
Merpati balap hanya akan kita temukan di
Indonesia saja.
3 Berbagai spesies Beberapa jenis burung merpati memiliki
merpati dan dara bentuk tubuh yang unik serta warna tubuh
dimanfaatkan sebagai yang indah sehingga seringkali digunakan
burung hias. sebagai burung hias.
Warna yang cantik dan bentuk tubuh yang
unik menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi
burung merpati dan dara ini.
Jenis dari burung merpati hias ini meliputi
homer, tumbler, cumulet dan flight.
Merpati hias ini memiliki banyak sekali
peminat dan memiliki harga yang lumayan
mahal.

 B. Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi

Menyusun teks laporan hasil observasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1. Menentukan objek yang akan diamati!
2. Menyusun jadwal observasi yang akan dilakukan.
3. Melakukan observasi terhadap objek tersebut dengan menyiapkan pertanyaan atau
poin-poin pengamatan terlebih dahulu.
4. Mencatat hasil observasi kamu. Bila memungkinkan siswa diminta mengambil foto
dan memvideokan observasi.
5. Menyusun teks laporan hasil observasimu dengan meperhatikan ketepatan isi,
struktur, dan kaidah kebahasaannya.

Rujukan
1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.
2. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi  Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 

Anda mungkin juga menyukai