Anda di halaman 1dari 15

GADJAH MADA JOURNAL OF PROFESSIONAL PSYCHOLOGY

VOLUME 1, NO. 1, APRIL 2015: 33 – 47


ISSN: 2407-7801

Intervensi Kebersyukuran dan Kesejahteraan


Penyandang Disabilitas Fisik
Wahyu Dewanto1, Sofia Retnowati2
Program Studi Magister Profesi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstract. This study was aimed to examine the effect of gratitude intervention towards
people with physical disabilities well-being. The participants were two groups of people
with physical disabilities (8 people for experimental group and 5 people for control group).
The design of this study was untreated control group design with dependent pre-test and
post-test samples. The similar treatment was also given for control group as a waiting list
after intervention for experimental group. Well being was assessed using SPANE, PWS, and
PTS. The result showed that there are significant differences in wellbeing score between
experimental group and control group which are measured by SPANE U test -2,509, p=0,012.
PWS U test -2,874, p=0,04. PTS U test -2,590, p=0,010.
Keywords: gratitude, gratitude intervention, physical disabilities, well-being

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh intervensi kebersyukuran
terhadap kesejahteraan penyandang disabilitas fisik. Subjek penelitian terdiri dari dua
kelompok penyandang disabilitas fisik yaitu kelompok eksperimen berjumlah delapan orang
dan kelompok kontrol berjumlah lima orang. Desain penelitian ini menggunakan desain
eksperimen dengan pengukuran sebelum dan setelah perlakukan pada subjek. Kelompok
kontrol sebagai daftar tunggu. Kesejahteraan diukur menggunakan skala pengalaman positif
negatif (SPANE), kesejahteraan psikologis (PWS), dan pikiran positif (PTS). Hasil penelitian
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan kesejahteraan penyandang disabilitas fisik
antara kelompok eksperimen dan kontrol. SPANE nilai Z sebesar -2,509, p=0,012. PWS nilai Z
sebesar -2,874, p=0,04. PTS nilai Z sebesar -2,590, p=0,010.
Kata kunci: syukur, intervensi kebersyukuran, penyandang disabilitas, kesejahteraan

Penelitian Kinasih (2010)1 dan Perwita- 1999), dan sering memiliki pengalaman
sari (2012) menyebutkan bahwa penyan- emosi negatif karena keterbatasan fisiknya
dang disabilitas memiliki tingkat kesejah- (Diener, Sandvik, Pavot, 2009; Seligman,
teraan hidup yang rendah. Rendahnya 2005; Eddington & Shuman, 2008). Keter-
kesejahteraan tersebut antara lain karena batasan fungsi fisik mengakibatkan penyan-
mereka memiliki keterbatasan fungsi fisik dang disabilitas kesulitan mengakses peker-
(Diener, Wirtz, Biswas-Diener, Tov, Prieto, jaan karena dianggap kurang produktif
Choi, & Oishi, 2009), merasa tidak berharga (Kinasih, 2010). Hal ini berdampak negatif
(Penny, Purves, Smith, Chambers, & Smith, bagi penyandang disabilitas seperti kehi-
langan peran, kemandirian, status, dan
1 Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilaku- stabilitas keuangan (Falvo, 2005; Clifton,
kan melalui: wonosegoro@gmail.com
2
2005; Sulistyorini, 2005; Bastaman, 2007).
Atau melalui: sofia_retnowati@yahoo.com

E-JURNAL GAMA JPP 33


DEWANTO & RETNOWATI

Keterbatasan ini juga memaksa penyandang terima kasih, penghargaan dan kebahagiaan
disabilitas tergantung kepada orang lain atas anugerah dan kehidupan yang dijalani.
dan harus mengeluarkan biaya yang lebih Kebersyukuran sebagai konstruksi perilaku
mahal untuk membayar perawatan atau yaitu melakukan tindakan balasan kepada
menyediakan alat bantu (Shah & Gerber, orang lain atas manfaat dan anugerah yang
1997; Clifton, 2005; Varga, 1978). telah diterima. Watkin (Emmons &
Menurut Diener, dkk. (2009) kesejah- McCullough, 2004) mengungkapkan ada
teraan terdiri dari tiga hal yaitu; penga- keterkaitan yang erat antara kebersyukuran
laman positif dan negatif, pikiran positif dengan komponen kesejahteraan. Bersyu-
dan negatif, serta kesejahteraan psikologis. kur merupakan pengalaman positif yang
Seseorang yang memiliki pengalaman akan menambah memori positif pada kog-
positif yang lebih banyak dibandingkan nitif. Semakin sering seseorang bersyukur
dengan emosi negatifnya akan lebih sejah- maka pengalaman emosi dan memori
tera. Berpikir positif dan mengurangi positif akan semakin banyak (recollective)
pikiran negatif adalah hal yang dibutuhkan kondisi ini yang disebut Diener sebagai
bagi seseorang untuk mencapai kesejah- kebahagiaan atau kesejahteraan subjektif.
teraan. Kesejahteraan psikologis mewakili Pengalaman positif tersebut akan dipanggil
fungsi manusia yang optimal yaitu makna kembali (recall) saat dibutuhkan, misalnya
dan tujuan hidup, hubungan yang saling saat menghadapi kondisi depresif. Frekuen-
mendukung dan menguntungkan, keter- si bersyukur yang semakin sering akan
libatan dan ketertarikan, berkontribusi memberikan pengalaman dan emosi positif
terhadap kesejahteraan orang lain, kompe- yang semakin banyak sehingga akan lebih
tensi, penerimaan diri, optimis, dan respek baik dalam menghadapi kondisi depresif.
terhadap diri dan orang lain. Kesejahteraan Penelitian yang dilakukan oleh Miller,
dapat ditingkatkan melalui pengungkapan Bansal, Wickramaratne, Hao, Tenke,
rasa syukur (Haworth, 1997) karena keber- Weissman, dan Patterson (2013) menemu-
syukuran memiliki hubungan yang besar kan bahwa orang yang bersyukur dengan
dengan komponen kesejahteraan psikologis landasan keimanan mengalami penebalan
yaitu penguasaan lingkungan, pertum- pada parietal, oksipital, dan lobus frontal
buhan pribadi, hubungan positif, tujuan medial di hemisper kanan dan juga di cuneus
hidup, dan penerimaan diri (Wood, Joseph, dan precuneus di hemisper kiri. Penebalan
& Maltby, 2009). pada bagian korteks ini meningkatkan keta-
hanan terhadap depresi. Temuan ini didu-
Kebersyukuran merupakan konstruksi
kung oleh penelitian Wood, Maltby, Gillett,
kognitif, emosi, dan perilaku (Emmons,
Linley, dan Joseph (2008) bahwa kebersyu-
2007). Kebersyukuran sebagai konstruksi
kuran dapat menurunkan tingkat depresi.
kognitif ditunjukkan dengan mengakui
McCraty dan Childre (dalam Emmons &
kemurahan dan kebaikan hati atas berkah
McCullough, 2004) menemukan bahwa
yang telah diterima dan fokus terhadap hal
terjadi sinkronisasi antara kerja otak, emosi,
positif di dalam dirinya saat ini. Sebagai
dan tubuh. Saat orang bersyukur, pola ritme
konstruksi emosi, kebersyukuran ditandai
jantung menjadi koheren yang mereflek-
dengan kemampuan mengubah respons
sikan kerja susunan syaraf autonom yaitu
emosi terhadap suatu peristiwa sehingga
terjadi peningkatan aktifitas syaraf parasim-
menjadi lebih bermakna (Rosenberg dalam
patik sehingga tubuh menjadi lebih tenang.
McCullough, Tsang, & Emmons, 2004).
Emosi syukur melibatkan perasaan takjub,

34 E-JURNAL GAMA JPP


KEBERSYUKURAN, KESEJAHTERAAN, PENYANDANG DISABILITAS FISIK

Beberapa penelitian membuktikan Tahap selanjutnya peneliti menjelaskan


keterkaitan antara rasa syukur dan emosi fakta bahwa penyandang disabilitas fisik
positif. Penelitian Froh, Kashdan, dan memiliki fisik yang berbeda, keterbatasan
Ozimkowski (2009) menemukan bahwa fungsi fisik, ketergantungan kepada orang
orang yang menuliskan surat terima kasih lain, stigma dan sikap negatif lingkungan,
memiliki perasaan positif dan rasa syukur akses pekerjaan lebih sulit, membutuhkan
yang lebih besar. Penelitian Froh, Emmons, biaya yang lebih mahal, dan kehilangan
Card, Bono, dan Wilson, (2011) dan peran. Fakta-fakta tersebut membuat
McCullough, Emmons, dan Tsang (2002) penyandang disabilitas fisik, stres karena
menemukan bahwa orang yang memiliki merasa menjadi beban orang lain, ketakutan
rasa syukur yang tinggi ternyata memiliki akan masa depan, rendah diri, memiliki
rasa iri hati dan depresi yang rendah. konsep diri rendah, kesulitan berinteraksi
Emosi-emosi positif yang muncul karena sosial, merasa kurang dicintai, dan kurang
rasa syukur diantaranya adalah kemurahan menerima diri. Kondisi-kondisi yang diala-
hati kepada orang lain (McCullough, mi penyandang disabilitas fisik tersebut
Kimeldorf, & Cohen, 2008), perasaan menurunkan kesejehteraan (Joshi, Kumar, &
optimis menjalani kehidupan (Hyland, Avasthi, 2003). Tahap selanjutnya penyan-
Whalley, & Geraghty, 2007), dan memiliki dang disabilitas fisik diberikan intervensi
suasana hati yang lebih baik (McCullough, kebersyukuran yang dilakukan dengan akti-
Tsang, & Emmons, 2004; Sheldon & vitas harian dan aktivitas kelompok. Aktivi-
Lyubomirsky, 2006). Kebersyukuran juga tas harian dilakukan dengan membaca
mengarahkan seseorang untuk memandang bacaan tentang syukur, menuliskan 3-5
dirinya lebih positif. Penelitian Froh, keberkahan, dan memanjatkan doa syukur.
Yurkewicz, dan Kashdan (2009) membuk- Aktivitas kelompok dilakukan dengan
tikan bahwa rasa syukur memiliki hubung- berefleksi tentang tiga pertanyaan pokok,
an yang kuat dengan penghargaan terhadap yaitu “Apa yang telah saya terima?”, “Apa
diri, pandangan hidup positif, dan inisiatif. yang bisa saya berikan?”, dan “Apa masa-
Penelitian Wood, Joseph, dan Linley (2007) lah dan kesulitan yang telah saya laku-
juga menemukan bahwa syukur berkorelasi kan?”, menuliskan surat ucapan terima
positif dengan reinterpretasi positif, koping kasih kepada orang yang telah berjasa
aktif, perencanaan hidup dan berkorelasi dalam hidup dan membacakannya, dan
negatif dengan perilaku menyalahkan. Rasa berbagi pengalaman.
syukur dapat meningkatkan perilaku Belajar dari pengalaman syukur pe-
prososial (Froh, dkk., 2009; Bartlett & nyandang disabilitas melalui membaca
DeSteno, 2006; Algoe, Haidt, & Gable, 2008; kisah hidupnya diharapkan akan mening-
Froh, Bono, & Emmons, 2010), merasa puas katkan kepercayaan diri penyandang disa-
dengan pengalaman hidupnya (Froh, Sefick, bilitas fisik dan lebih optimis menghadapi
& Emmons, 2008; Chen & Kee, 2008; masa depan. Menghitung berkah yang dite-
Lambert, Fincham, Stillman, & Dean, 2009), rima dan memanjatkan doa syukur sebagai
dan rasa syukur adalah prediktor kuat sarana penerimaan diri dan memahami
kesejahteraan seseorang (Watkin, Wood- bahwa Tuhan mencintai dirinya. Mereflek-
ward, Stone, & Kolt, 2003). sikan diri sebagai sarana pengenalan dan
Kerangka kerja dalam penelitian ini pemahaman diri sehingga penyandang
dimulai dengan mengungkap stresor sese- disabilitas fisik memiliki konsep diri yang
orang menjadi penyandang disabilitas fisik. lebih baik. Menuliskan surat ucapan terima

E-JURNAL GAMA JPP 35


DEWANTO & RETNOWATI

kasih kepada orang yang berjasa atas Pengukuran


kebaikan yang diterima dan berbagi penga-
Alat ukur yang digunakan untuk
laman akan menguatkan hubungan sosial
mengukur variabel dependen adalah adap-
dan memeliharanya. Percaya diri, optimis,
tasi skala kesejahteraan yang susun oleh
penerimaan diri yang lebih baik, merasa
Diener dkk. (2009) yaitu skala pengalaman
dicintai, memiliki konsep diri yang lebih
positif dan negatif yang mengungkap
baik, dan terampil berhubungan sosial seba-
tentang emosi positif dan negatif, skala
gai efek dari intervensi kebersyukuran akan
kesejahteraan psikologis untuk mengukur
meningkatnya kesejahteraan penyandang
makna dan tujuan hidup, hubungan yang
disabilitas fisik.
saling mendukung dan menguntungkan,
Penelitian ini bertujuan untuk menge- keterlibatan dan ketertarikan, kontribusi
tahui pengaruh intervensi kebersyukuran terhadap kesejahteraan orang lain, kompe-
dalam meningkatkan kesejahteraan penyan- tensi, penerimaan diri, optimis, dan respek
dang disabilitas fisik. Hipotesis dalam pene- terhadap diri dan orang lain. Skala pikiran
litian ini adalah ada pengaruh intervensi positif untuk mengukur pikiran dan persep-
kebersyukuran terhadap kesejahteraan si positif dan negatif. Pengukuran kebersyu-
penyandang disabilitas fisik yaitu mening- kuran menggunakan modifikasi Gratitide
katnya pengalaman emosi positif, kesejah- Questionnaire Six Form (n=37, α=0,747) untuk
teraan psikologis, dan pikiran positif pada mengetahui tingkat kebersyukuran.
kelompok eksperimen dibandingkan de-
ngan kelompok kontrol. Semakin tinggi Desain dan Prosedur Penelitian
kebersyukuran akan diikuti oleh semakin
Penelitian ini menggunakan desain
meningkatnya pengalaman emosi positif,
untreated control group design with dependent
kesejahteraan psikologis, dan pikiran
pretest and posttest samples (Shadish, Cook, &
positif.
Campbell, 2002). Penelitian ini melibatkan
dua kelompok yaitu; (1) kelompok ekspe-
Metode rimen merupakan kelompok yang menda-
patkan perlakukan, dan (2) kelompok
Subjek kontrol merupakan kelompok daftar tunggu
Subjek penelitian ini berjumlah 13 (waiting list) artinya kelompok ini menda-
orang, 8 orang sebagai kelompok ekspe- patkan perlakuan yang sama dengan
rimen dan 5 sebagai kelompok kontrol yang kelompok eksperimen setelah semua proses
memenuhi kriteria inklusi, yaitu laki-laki penelitian selesai. Pengukuran pada peneli-
atau perempuan penyandang disabilitas tian ini dilakukan tiga kali yaitu sebelum
fisik, bukan merupakan penyandang disa- intervensi (pretest), setelah intervensi
bilitas ganda, mampu membaca dan menu- (posttest), dan follow up satu minggu setelah
lis, mampu berkomunikasi dengan cukup intervensi
baik, memiliki skor kebersyukuran dan Tahap awal sebelum penelitian, peneliti
kesejahteraan yang rendah dan sedang, melakukan asesmen ke lembaga-lembaga
bersedia menjadi responden dengan menan- rehabilitasi penyandang disabilitas fisik.
datangani surat persetujuan. Kriteria eks- Hasil asesmen 16 orang bersedia menjadi
klusi adalah subjek yang tidak sedang atau subjek penelitian yang dibagi menjadi dua
pernah mendapatkan pelatihan atau perla- kelompok yaitu 8 orang kelompok eksperi-
kuan psikologis karena dapat memengaruhi men dan 8 orang (3 orang mengundurkan
hasil intervensi diri saat intervensi) sebagai kelompok kon-

36 E-JURNAL GAMA JPP


KEBERSYUKURAN, KESEJAHTERAAN, PENYANDANG DISABILITAS FISIK

trol. Peneliti menguji coba alat ukur yang jukkan nilai Z sebesar -2,509 dan p=0,012
telah yang digunakan dalam penelitian. (p<0,05), skala kesejahteraan psikologis nilai
Peneliti juga menyusun modul intervensi Z sebesar -2,874 dan p=0,04 (p<0,05), dan
dan menguji cobakan pada 6 orang penyan- skala pikiran positif nilai Z sebesar -2,590
dang disabilitas yang sesuai dengan kriteria dan p=0,01 (p<0,05). Hasil analisis ini mem-
subjek penelitian. buktikan bahwa intervensi kebersyukuran
Subjek penelitian mengisi lembar perse- memengaruhi secara signifikan peningkatan
tujuan (informed consent) sebelum dilakukan kesejahteraan pada kelompok eksperimen
intervensi. Pelaksanaan intervensi keber- dibandingkan dengan kelompok kontrol.
syukuran selama delapan hari. Pertemuan Hasil uji beda selisih nilai follow up dengan
kelompok dilakukan tiga kali yaitu pada post test pada skala pengalaman positif
hari pertama, hari keempat, dan hari kede- negatif menunjukkan nilai Z sebesar -2,294
lapan. Aktivitas individu yaitu mengerjakan dan p=0,022 (<0,05), skala kesejahteraan
tugas harian secara mandiri dilakukan pada psikologis nilai Z sebesar -0,519 dan p=0,604
hari pertama sampai hari ke tujuh. Subjek (>0,05), dan skala pikiran positif nilai Z
mengisi skala kebersyukuran, skala penga- sebesar -0,392 dan p=0,695 (>0,05). Hasil
laman positif negatif, skala kesejahteraan analisis ini artinya, setelah intervensi keber-
psikologi, dan skala pikiran positif pada syukuran dihentikan sampai dengan follow
waktu yang berbeda, yaitu sebelum inter- up kesejahteraan psikologis dan pikiran
vensi, setelah intervensi, dan satu minggu positif pada kelompok eksperimen bertahan
setelah intervensi. Peralatan yang diguna- konsisten dibandingkan dengan kelompok
kan dalam penelitian ini adalah lembar kontrol.
persetujuan, lembar observasi individu dan Hasil analisis variabel independen
kelompok, lembar evaluasi, modul keber- menggunakan skala kebersyukuran menun-
syukuran sebagai panduan fasilitator, buku jukkan ada perbedaan yang signifikan anta-
harian untuk subjek yang berisi bacaan ra kelompok eksperimen dengan kelompok
syukur, lembar untuk menuliskan keber- kontrol sebelum dan setelah intervensi
kahan, doa syukur, merefleksikan emosi, kebersyukuran yang dibuktikan dengan
dan checklist perilaku. nilai Z sebesar -2,523 dan p=0,012 (<0,05).
Hasil analisis tersebut berarti, intervensi
kebersyukuran memengaruhi secara signi-
Hasil
fikan peningkatan rasa syukur pada kelom-
Analisis data kuantitatif untuk menguji pok eksperimen dibandingkan dengan
hipotesis dilakukan dengan menggunakan kelompok kontrol. Rasa syukur bertahan
teknik analisis statistik non parametrik dengan konsisten setelah intervensi dihenti-
Mann Whitney U Test. Analisis ini bertujuan kan sampai dengan follow up, hal ini dibuk-
untuk menguji perbedaan hasil pengukuran tikan dengan selisih follow up dengan post
skala kesejahteraan antara kelompok ekspe- test yang memiliki nilai Z sebesar -0,222 dan
rimen dengan kelompok kontrol. Hasil uji p=0,825 (>0,05).
beda pada skala kesejahteraan menunjuk- Hasil analisis skala kesejahteraan pada
kan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen tanpa dibandingkan
kelompok eksperimen dengan kelompok dengan kelompok kontrol sebelum dan sete-
kontrol sebelum dan setelah diberikan inter- lah intervensi kebersyukuran menggunakan
vensi kebersyukuran. Analisis uji beda pada wilcoxon test untuk menguji perbedaan skor
skala pengalaman positif negatif menun- tes awal dan akhir pada masing-masing

E-JURNAL GAMA JPP 37


DEWANTO & RETNOWATI

kelompok menunjukkan perbedaan yang teraan psikologis nilai Z sebesar -0,674,


signifikan pada ketiga alat ukur kesejahte- p=0,500 (>0,05), skala pikiran positif dengan
raan. Perbedaan yang paling signifikan nilai Z sebesar -1,732 dan p=0,083 (>0,05),
terlihat pada kesejahteraan psikologis dan skala kebersyukuran dengan nilai Z
dengan nilai Z sebesar -2,533 dan p=0,011 sebesar -0,707 dan p=0,480 (>0,05). Hasil
(p<0,05) diikuti pengalaman positif negatif analisis ini berarti pada kelompok kontrol
dengan nilai Z sebesar -2,371 dan p=0,018 tidak ada perbedaan sebelum dan setelah
(p<0,05) dan pikiran positif dengan nilai Z intervensi kebersyukuran
sebesar -2,060 dan p=0,039 (p<0,05). Analisis Analisis skor skala pengalaman positif
setelah intervensi kebersyukuran dihenti- negatif masing-masing subjek kelompok
kan sampai dengan follow up menunjukkan eksperimen ditunjukkan pada Gambar 1,
skor skala pengalaman positif negatif menu- bahwa setelah intervensi kebersyukuran
run secara signifikan dengan nilai Z sebesar tujuh subjek mengalami kenaikan skor dan
-2,375 dan p=0,018 (p<0,05), sedangkan skor satu subjek skornya tidak berubah. Setelah
kesejahteraan psikologis tidak menunjuk- intervensi dihentikan sampai dengan follow
kan perbedaan dengan nilai Z sebesar -1,362 up hanya satu subjek yang skornya berta-
dan p=0,173 (p>0,05) begitu juga dengan han, subjek lainnya mengalami penurunan
skor skala pikiran positif dengan nilai Z skor. Skor skala kesejahteraan psikologis
sebesar -0,333 dan p=0,739 (p>0,05). Hasil setelah intervensi kebersyukuran ditunjuk-
analisis pada kelompok eksperimen menun- kan pada Gambar 2, yaitu semua subjek
jukkan hasil yang sama saat dibandingkan mengalami peningkatan skor. Setelah inter-
dengan kelompok kontrol yaitu intervensi vensi dihentikan sampai dengan follow up
kebersyukuran meningkatkan kesejahteraan lima subjek skornya menurun, dua subjek
pada kelompok eksperimen dan hanya mengalami kenaikan skor, dan satu subjek
pengalaman emosi positif yang tidak berta- skornya tidak berubah. Skor skala pikiran
han dengan konsisten sampai dengan follow positif setelah intervensi kebersyukuran
up. Analisis skor pretest, posttest, dan follow (Gambar 3) memperlihatkan bahwa lima
up pada skala kebersyukuran sebagai varia- subjek mengalami peningkatan skor dan
bel independen sebelum dan setelah inter- tiga subjek skornya tidak berubah. Setelah
vensi kebersyukuran menunjukkan nilai Z intervensi kebersyukuran dihentikan sam-
sebesar -2,536 dan p=0,012 (<0,05). Selisih pai dengan follow up, tiga subjek mengalami
follow up dengan post test menunjukkan nilai peningkatan skor, dua subjek skornya tidak
Z sebesar -1,065 dan p=0,287 (>0,05). Hasil berubah, dan tiga subjek mengalami penu-
analisis pada variabel independen menun- runan skor.
jukkan bahwa intervensi kebersyukuran
Analisis skor individu pada pada
meningkatkan rasa syukur pada kelompok
kelompok eksperimen menunjukkan bahwa
eksperimen dan bertahan konsisten sampai
tidak semua subjek meningkat pada semua
dengan follow up
skala kesejahteraan setelah intervensi keber-
Analisis skor pretest dan posttest pada syukuran. Lima orang subjek meningkat
skala kesejahteraan dan kebersyukuran pada ketiga skala kesejahteraan (subjek An,
pada kelompok kontrol menunjukkan tidak S, R, M, dan Y), dua orang meningkat pada
ada perbedaan sebelum dan setelah inter- skala pengalaman positif negatif dan
vensi kebersyukuran. Skala pengalaman kesejahteraan psikologis (subjek A dan W),
positif negatif menunjukkan nilai Z sebesar dan satu orang (subjek G) hanya meningkat
-0,000 dan p=1,000 (>0,05), skala kesejah- pada skala kesejahteraan psikologis.

38 E-JURNAL GAMA JPP


KEBERSYUKURAN, KESEJAHTERAAN, PENYANDANG DISABILITAS FISIK

60
50
40
30
20
10
0
An S A G R W M Y

Pretest Posttest Followup

Gambar 1. Histogram pretest, posttest, dan follow up skala pengalaman positif negatif

60
50
40
30
20
10
0
An S A G R W M Y

Pretest Posttest Followup

Gambar 2. Histogram pretest, posttest, dan follow up skala kesejahteraan psikologis

10
8
6
4
2
0
An S A G R W M Y

Pretest Posttest Followup

Gambar 3. Histogram pretest, posttest, dan follow up skala pikiran positif

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bah- telah berjasa. Tugas harian hanya diker-
wa G kurang aktif dan kurang memiliki jakan seadanya dan satu hari tidak
ketertarikan saat mengikuti sesi-sesi kelom- mengerjakannya. Saat menuliskan surat
pok maupun mengerjakan aktivitas indi- terima kasih kepada orang yang telah
vidu. G tidak mengikuti satu dari tiga sesi berjasa, G tidak menuliskan ungkapan
kelompok karena pulang saat sesi meng- terima kasih tetapi menuliskan tentang
ungkapkan terima kasih kepada orang yang kisah hidupnya. Checklist perilaku yang

E-JURNAL GAMA JPP 39


DEWANTO & RETNOWATI

cukup menonjol menunjukkan G lebih (Assajani, 1995) menyatakan bahwa peneri-


sering merasa sendiri, kesepian, menderita, maan keluarga merupakan salah satu faktor
putus asa, dan kurang bersemangat meski- yang memengaruhi keadaan psikologis
pun G cukup merasa bersyukur dan penyandang disabilitas. Keluarga yang
berterima kasih. Saat wawancara, G merasa kurang atau tidak menerima keberadaan
bahwa hidupnya sendiri dan kurang dipe- penyandang disabilitas, maka mereka akan
dulikan oleh keluarganya. Orangtua dan tumbuh dengan konsep diri negatif. Subjek
adiknya tidak memahami keadaan dirinya A selalu hadir pada sesi-sesi kelompok dan
dan sering menyalahkannya kenapa ia tidak mengerjakan seluruh tugas dengan baik,
sembuh-sembuh padahal biaya yang tetapi banyak kata-kata yang dituliskan oleh
dikeluarkan sudah banyak. G menceritakan A pada tugas harian membutuhkan klari-
beberapa kali diperlakukan kasar oleh fikasi untuk memahaminya. A menuliskan
adiknya. G juga merasa kesepian karena sedikit refleksi emosi yang dirasakan yaitu
anak satu-satunya sudah berkeluarga dan senang dan bersyukur, refleksi tersebut
tinggal terpisah dengan dirinya. G merasa hanya muncul pada dua hari. Lima hari
sedih karena diusianya yang seharusnya yang lain A tidak merefleksikan emosi teta-
sudah mapan tetapi merasa terbuang pi cenderung menyampaikan harapan
dengan tinggal di panti rehabilitasi. Hal lain kepada Tuhan. Pada sesi pertemuan kelom-
yang kemungkinan menjadi kendala adalah pok yang terakhir saat menuliskan dan
faktor usia yang terpaut terlalu jauh dengan membacakan surat terima kasih kepada
subjek lainnya sehingga menjadi hambatan orang yang dituju, A tidak bersedia untuk
secara psikologis saat berinteraksi dalam membacakannya, A hanya mengungkapkan
kelompok. G mengungkapkan bahwa ada terima kasih melalui teknik kursi kosong.
sedikit perbedaan yang ia rasakan sebelum Checklist perilaku menunjukkan selama
dan setelah proses intervensi yaitu bisa tujuh hari proses intervensi, A merasa
belajar dari kisah orang-orang penyandang cukup bersemangat, bersyukur, berterima
disabilitas yang berhasil. Hal yang sama kasih, dan percaya diri. Disisi lain A juga
juga terjadi pada W yang kurang diterima merasa sedih, menyusahkan, dan putus asa.
oleh keluarganya. Menurut pendamping, W A merasa tidak mengalami perbedaan
tidak diperlakukan dengan baik oleh dalam dirinya sebelum dan setelah inter-
keluarganya, disembunyikan, tidak boleh vensi. Tidak banyak data yang didapat saat
keluar rumah, dan diperlakukan dengan wawancara karena A cenderung tertutup
kasar. Berbeda dengan G, W terlihat cukup dan merasa baik dengan kondisi dirinya.
bersemangat, cukup aktif, dan terlihat terta- Skor subjek An, S, R, M, dan Y mening-
rik dengan kegiatan. W juga aktif mengerja- kat pada keseluruhan skala kesejahteraan
kan tugas harian. Doa syukur yang ditulis- setelah intervensi kebersyukuran. Kelima
kan oleh W kebanyakan adalah harapan subjek tersebut rajin mengerjakan tugas
kepada Tuhan, hanya dua doa yang meng- harian dan cukup aktif dalam mengikuti
ungkapkan rasa terima kasih. Refleksi sesi-sesi kelompok. R yang tidak mengikuti
emosi yang dominan selama tujuh hari sesi kedua pada pertemuan kelompok
adalah rasa syukur dan terima kasih. karena kontrol kesehatan di rumah sakit
Checklist perilaku memperlihatkan bahwa W tetapi tetap mengerjakan tugas kelompok
merasa sangat bersyukur, berterima kasih, yang diberikan oleh fasilitator. Checklist
cukup percaya diri, tetapi menyendiri, perilaku selama intervensi menunjukkan
menyusahkan, menyalahkan dan kurang bahwa kelima subjek merasa bersemangat,
puas. Lewandowsski dan Cruickshank

40 E-JURNAL GAMA JPP


KEBERSYUKURAN, KESEJAHTERAAN, PENYANDANG DISABILITAS FISIK

bersyukur dan berterima kasih serta meluaskan emosi positif dan kebahagiaan.
memiliki iri hati yang rendah. Mereka juga Menurut anggota kelompok yang menulis-
merasa memperoleh manfaat dari intervensi kan dan membacakan ungkapan terima
kebersyukuran seperti merasa lebih kasih secara langsung kepada orang yang
bersyukur, lebih bisa menikmati hidup, dituju, mereka merasa senang, lega, baha-
lebih bisa menerima kondisi dirinya, dan gia, dan bangga. Orang yang dituju juga
berpikir positif tentang keadaannya. Subjek merasa terharu, senang, bahagia, dan mera-
S, R, dan Y memiliki skor kesejahteraan sa berharga
yang meningkat setelah intervensi keber- Subjek A dan M menunjukkan skor
syukuran dan cenderung stabil sampai kesejahteraan yang meningkat seiring
dengan follow up, pada checklist perilaku dengan skor kebersyukuran yang juga
selama tujuh hari ketiganya menunjukkan meningkat setelah intervensi, tetapi setelah
iri hati dan putus asa yang rendah intervensi sampai dengan follow up, ketiga
sebaliknya ketiganya merasa optimis. Hal skor kesejahteraan menurun diikuti juga
ini menunjukkan kesesuaian bahwa orang oleh penurunan skor kebersyukuran yang
yang bersyukur memiliki iri hati dan cukup banyak (lebih dari 5). Meskipun
depresi yang rendah (Froh, Emmons, Card, beberapa subjek juga mengalami penurunan
Bono, & Wilson, 2011; McCullough, skor kebersyukuran tetapi penurunan terse-
Emmons, & Tsang, 2002) serta memiliki but tidak lebih dari 3 dan minimal salah
perasaan yang lebih optimis (Hyland, satu aspek kebersyukuran masih stabil. Hal
Whalley, & Geraghty, 2007) sehingga ini mendukung hipotesis penelitian bahwa
mendukung kesejahteraan. semakin meningkat rasa syukur akan diiri-
Pada sesi pertemuan kelompok ada dua ngi oleh semakin meningkatnya kesejahte-
subjek yang tidak mengikuti secara penuh. raan dan sebaliknya semakin menurun rasa
R tidak mengikuti pertemuan kedua yaitu syukur akan diikuti oleh menurunnya
pada sesi sharing kelompok dan menuliskan kesejahteran.
surat terima kasih karena memeriksakan Subjek M menurut anggota kelompok
kesehatan ke Surakarta tetapi selama perik- yang lain adalah orang yang menyendiri
sa R membuat surat terima kasih sebagai- dan cenderung pendiam. Skor skala kese-
mana anggota kelompok yang lain. G tidak jahteraan psikologis M yang salah satu
mengikuti pertemuan ketiga pada sesi aspeknya adalah hubungan positif dengan
sharing kelompok dan mengungkapkan rasa orang lain (Ryff & Keyes, 1995; Diener, dkk.,
terima kasih kepada orang yang dituju. Skor 2009) meningkat setelah intervensi keber-
kesejahteraan keduanya berbeda, skor R syukuran meskipun setelah intervensi
meningkat pada seluruh skala kesejahteraan dihentikan sampai dengan follow up skornya
sedangkan G hanya pada skala kesejah- kembali sebagaimana skor sebelum inter-
teraan psikologis. Hal ini menunjukkan vensi. Checklist perilaku selama tujuh hari
bahwa tidak hanya menuliskan surat terima intervensi menunjukkan bahwa M menulis-
kasih tetapi mengungkapkannya dengan kan bahwa dirinya tidak menyendiri. Hal
cara membacakan kepada orang yang dituju ini membuktikan bahwa rasa syukur
memengaruhi rasa syukur dan pada akhir- meningkatkan interaksi sosial (Froh, dkk.,
nya memengaruhi kesejahteraan. Hal ini 2009; Bartlett & DeSteno, 2006; Algoe, Haidt,
mendukung penelitian Seligman (2005) & Gable, 2008).
bahwa menuliskan surat terima kasih dan
membacakannya kepada orang yang dituju

E-JURNAL GAMA JPP 41


DEWANTO & RETNOWATI

Diskusi Yurkewicz, dan Kashdan, 2009; Wood,


Joseph, dan Linley, 2007)
Colerdge (dalam Basri 2007) menyata-
Hasil penelitian ini tidak lepas dari
kan bahwa penyandang disabilitas bawaan
modul intervensi kebersyukuran yang digu-
dan bukan bawaan memiliki konsekuensi
nakan dalam proses intervensi. Modul
psikologis yang berbeda. Penyandang disa-
intervensi kebersyukuran merupakan kom-
bilitas bawaan telah belajar menerima
binasi dari intervensi syukur yang telah
kondisi dirinya karena telah mengalami
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelum-
rehabilitasi sejak dini sehingga lebih tegar
nya. Menurut subjek pada kelompok
dan lebih bisa menerima keadaan dirinya
eksperimen, penugasan yang diberikan di
dibandingkan dengan penyandang disabi-
dalam modul intervensi tidak memberatkan
litas bukan bawaan. Mereka akan menga-
ataupun menyusahkan subjek. Hasil inter-
lami proses penolakan, timbul perasaan
vensi ini juga tidak lepas dari peran
marah, dan terus menerus meratapi kema-
fasilitator yang dinilai baik oleh pengamat,
langan. Pada penelitian ini dinamika terse-
kesediaan peserta untuk berbagi penga-
but terlihat pada subjek G yang merupakan
laman dan mengerjakan tugas harian
penyandang disabilitas bukan bawaan yang
dengan baik serta ketersediaan tempat yang
masih belum menerima keadaan dirinya.
cukup nyaman di BRTPD.
Intervensi kebersyukuran hanya menaikan
satu dari tiga skala kesejahteraan. Pada Beberapa keterbatasan pada penelitian
subjek Y dinamika tersebut tidak terlihat. Y ini adalah sedikitnya subjek dan tidak
merupakan penyandang disabilitas bukan seimbang antara kelompok eksperimen dan
bawaan tetapi intervensi kebersyukuran kontrol. Peneliti melakukan screening kepa-
terbukti meningkatkan keseluruhan skala da 52 penyandang disabilitas fisik di
kesejahteraan. BRTPD dan YPCM, tetapi yang memenuhi
syarat subjek inklusi adalah 24 orang. Saat
Hasil penelitian ini mendukung hipo-
peneliti menawarkan kesediaan untuk
tesis bahwa terjadi peningkatan kesejah-
menjadi subjek penelitian, 16 orang bersedia
teraan yang signifikan pada kelompok eks-
yang terdiri dari 8 kelompok eksperimen di
perimen dibandingkan dengan kelompok
BRTPD dan delapan kelompok kontrol di
kontrol yang diukur dengan menggunakan
YPCM. Saat proses intervensi, tiga orang
skala pengalaman positif negatif, kesejah-
dari kelompok kontrol mengundurkan diri,
teraan psikologis, dan pikiran positif.
sehingga subjek penelitian tinggal delapan
Meningkatnya kesejahteraan seiring dengan
orang (7 perempuan dan 1 laki-laki) sebagai
meningkatnya kebersyukuran. Hasil temu-
kelompok eksperimen dan lima orang (3
an ini mendukung penelitian sebelumnya
laki-laki 2 perempuan) sebagai kelompok
bahwa rasa syukur meningkatkan emosi
kontrol. Azwar (2012) mengemukakan bah-
positif (Froh, Kashdan, & Ozimkowski,
wa semakin kecil jumlah sampel dikhawa-
2009; McCullough, Tsang, & Emmons, 2004;
tirkan eror standarnya semakin besar.
Sheldon & Lyubomirsky, 2006), berkorelasi
Keterbatasan lain dalam penelitian ini ada-
dengan aspek kesejahteraan psikologis yaitu
lah modul intervensi kebersyukuran meng-
penguasaan lingkungan, pertumbuhan pri-
gunakan tugas harian yang membutuhkan
badi, hubungan positif, memiliki tujuan
kemampuan membaca, menulis, dan
hidup, dan penerimaan diri (Wood, Joseph,
menyusun kalimat. Disisi lain banyak
& Maltby, 2009), berpikir lebih positif
penyandang disabilitas yang memiliki
tentang hidup dan orang lain (Froh,
keterbatasan untuk melakukan hal tersebut

42 E-JURNAL GAMA JPP


KEBERSYUKURAN, KESEJAHTERAAN, PENYANDANG DISABILITAS FISIK

seperti tidak memiliki anggota tubuh yang kelompok kontrol. Pada saat intervensi
bisa digunakan untuk menulis, keterbatasan dihentikan sampai dengan follow up, skala
penglihatan, dan tidak mendapatkan pendi- kesejahteraan psikologis dan pikiran positif
dikan formal sehingga tidak mengenal bertahan konsisten, sedangkan skala penga-
huruf. Intervensi kebersyukuran dilakukan laman positif negatif mengalami penurunan
selama delapan hari dan follow up satu signifikan. Analisis skor pada kelompok
minggu setelah intervensi. Saat follow up eksperimen menunjukkan bahwa tidak
terjadi penurunan skor kesejahteraan pada semua subjek meningkat kesejahteraannya
mayoritas subjek kelompok eksperimen. setelah intervensi kebersyukuran, lima sub-
Penelitian tentang kebersyukuran oleh jek meningkat pada ketiga skala kesejahte-
peneliti sebelumnya dengan hasil yang raan, dua subjek meningkat pada skala
cukup konsisten setelah intervensi dihenti- pengalaman positif negatif dan kesejahte-
kan menunjukkan bahwa penelitian raan psikologis, dan satu subjek hanya
dilakukan rata-rata 21 hari dan follow up meningkat pada kesejahteraan psikologis.
secara rutin selama empat sampai enam Dua orang (G dan W) yang tidak meningkat
minggu seperti penelitian McCullogh, skor kesejahteraannya karena memiliki
Emmons dan Tsang (2004), Sheldon dan pengalaman masa lalu yang ditolak oleh
Lyubomirsky (2006), Lambert, Fincham, keluarga sehingga memengaruhi kosep diri
Braitwaite, Beach, dan Graham (2009), dan keduanya. Subjek A tidak banyak bercerita
Otsuka, Hori, dan Kawahito (2012). tentang masa lalunya (tertutup) dan merasa
Pengulangan selama delapan hari dalam baik dengan kondisinya. Skor kesejahteraan
penelitian ini tidak menunjukkan efek yang yang tidak meningkat juga dikarenakan
konsisten karena ketika pengulangan dihen- subjek tidak mengikuti sesi intervensi
tikan (intervensi kebersyukuran) kekuatan kebersyukuran sesuai prosedur penelitian.
koneksi melemah yaitu menurunnya skor Analisis kualitatif menunjukkan per-
kesejahteraan (Olson & Hergenhahn, 2009). kembangan yang berbeda-beda pada subjek
Intervensi dengan pengulangan yang sing- kelompok eksperimen. Mayoritas subjek
kat belum membentuk pengalaman emosi mengatakan bahwa ada perubahan sebelum
dan memori positif dalam jangka waktu dan setelah mengikuti intervensi kebersyu-
lama (Watkin dalam Emmons & Mc- kuran, diantaranya lebih bersyukur, mene-
Cullough, 2004) karena diperlukan latihan rima kondisi diri, percaya diri, dan lebih
berulang dalam jangka waktu yang cukup bisa menikmati hidup. Keberhasilan inter-
sehingga bagian korteks terjadi penebalan vensi kebersyukuran ditentukan oleh modul
yang menkondisikan konsistensi kebersyu- intervensi yang memiliki pijakan ilmiah,
kuran (Miller, Bansal, Wickramaratne, Hao, peran fasilitator, kondisi peserta yang berse-
Tenke, Weissman, & Patterson, 2013). dia untuk berproses, dan dukungan tempat
yang cukup representatif.
Kesimpulan Rekomendasi kepada peneliti selanjut-
nya adalah peneliti selanjutnya sebaiknya
Berdasarkan analisis data kuantitatif,
menggunakan subjek yang lebih banyak
penelitian ini membuktikan bahwa kesejah-
dan beragam. Peneliti selanjutnya sebaiknya
teraan kelompok eksperimen yang diukur
juga mempertimbangkan faktor usia pada
dengan skala pengalaman positif negatif,
subjek sehingga tidak terjadi hambatan
kesejahteraan psikologis, dan pikiran positif
psikologis. Selain itu penting juga untuk
meningkat secara signifikan setelah inter-
menyeleksi subjek penelitian sehingga
vensi kebersyukuran dibandingkan dengan

E-JURNAL GAMA JPP 43


DEWANTO & RETNOWATI

sesuai dengan pendekatan kelompok. Manfaat memiliki kesejahteraan yang


Orang yang memiliki motivasi yang tinggi tinggi adalah mendukung kesehatan yang
untuk berubah biasanya memperoleh lebih baik, meningkatkan usia harapan
keuntungan dalam tindakan intervensi. Ada hidup, dan kualitas hidup. Intervensi keber-
empat faktor penting yang muncul secara syukuran bisa menjadi salah satu alternatif
konsisten pada subjek terkait keberhasilan pilihan untuk meningkatkan kesejahteraan,
pendekatan kelompok yaitu memiliki sehingga kepada peneliti selanjutnya perlu
pengertian diri, keterbukaan (katarsis), untuk mengembangkan penelitian tentang
kemauan belajar berhubungan dengan intervensi kebersyukuran kepada kelom-
pribadi lain sebagai input, dan memiliki pok-kelompok masyarakat yang lebih luas.
rasa kebersamaan.
Daftar Pustaka
Saran
Penelitian selanjutnya sebaiknya mem- Algoe, S. B., Haidt, J., & Gable, S. L. (2008).
buat desain penelitian yang lebih lama Beyond Reciprocity: Gratitude and
untuk mendapatkan konsistensi efek dari Relationships in Everyday Life. Emotion,
intervensi kebersyukuran. Penelitian-pene- 8(3), 425–429. http://dx.doi.org/10.1037/
litian tentang kebersyukuran yang telah 1528-3542.8.3.425
dilakukan dan memiliki konsistensi efek Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi
yang cukup lama setelah intervensi dihen- Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
tikan dilakukan selama 21 hari dan follow up Bartlett, M. Y., & DeSteno, D. (2006).
dilakukan secara berkala selama empat Gratitude and Prosocial Behavior.
minggu. Subjek penelitian harus melapor- Psychological Science, 17(4), 19-32. http://
kan kondisinya tiap dua minggu baik secara dx.doi.org/10.1111/j.1467-9280.2006.
langsung maupun melalui media online. 01705
Intervensi kebersyukuran memiliki ke- Bastaman. (2007). Logoterapi: Psikologi untuk
kuatan pada pengerjaan tugas harian dan Menemukan Makna Hidup dan Meraih
pemaknaan dalam tugas tersebut. Modul Hidup Bermakna. Jakarta: Penerbit Raja
intervensi kebersyukuran dalam penelitian Grafindo
ini membutuhkan keterampilan membaca,
Chen, L. H., & Kee, Y. H. (2008). Gratitude
menulis, dan menyusun kalimat sehingga
and Adolescent Athletes’ Well-Being.
tidak bisa digunakan oleh orang-orang
Social Indicator Research, 89(2), 361–373.
dengan keterbatasan fisik yang parah yang
http://dx.doi.org/10.1007/s11205-008-923
tidak memiliki anggota tubuh untuk menu-
7-4.
lis, keterbatasan penglihatan, dan juga
keterbatasan dalam memperoleh pendidik- Clifton, D. W., Jr. (2005). Physical Rehabi-
an yang menyebabkan tidak bisa membaca litation’s Role In Disability Management:
dan menulis, untuk peneliti selanjutnya Unique Perspectives For Success. Missouri,
sebaiknya memodifikasi modul intervensi Elsavier Saunders St. Louis. 63146
kebersyukuran supaya bisa digunakan oleh Diener, E. (2009). Assessing Well-Being; The
penyandang disabilitas yang mengalami Collected Works of Ed Diener. New York:
hambatan membaca dan menulis, misalkan Springer Dordrecht Heidelberg London.
dengan pendekatan humanistik, maupun Diener, E., & Suh, E. (1997). Measuring
transpersonal atau pendekatan lain yang Quality Of Life: Economic, Social, And
relevan. Subjective Indicators. Social Indicators

44 E-JURNAL GAMA JPP


KEBERSYUKURAN, KESEJAHTERAAN, PENYANDANG DISABILITAS FISIK

Research, 40, 189–216. Froh, J. J. Kashdan, T. B., OZimkowski, K.


Diener, E., Sandvik, E., & Pavot, W. (2009). M., & Miller, N. (2009). Who Benefits
Happines is the Frequency, Not the The Most from A Gratitude Intervention
Intensity of Positive Versus Negative In Children and Adolescents? Exa-
Affect. Social Indicators Research Series, mining Positive Affect as A Moderator.
39, 213-231. The Journal of Positive Psychology, 4, 408–
422.
Diener, E., WirtZ, D., Tov, W., Kim-Prieto,
C., Choi, D., Oishi, S., & Biswas-Diener, Froh, J. J., YurkewicZ, C., & Kashdan, T. B.
R. (2009). New measures of well-being: (2009). Gratitude and Subjective Well-
Flourishing and Positive and Negative Being In Early Adolescence: Examining
Feelings. Social Indicators Research Series, Gender Differences. Journal of Adolescen-
39, 247-266. ce, 32, 633-650.

Eddington, N., & Shuman, R. (2008). Froh, J. J., Bono, J., & Emmons, R. (2010).
Subjective Well-Being (Happiness). Being Grateful Is Beyond Good
Continuing Psychology Education Inc. Manners: Gratitude and Motivation to
Contribute to Society Among Early
Emmons, R. A., & Hill, J. (2001). Words of
Adolescents. Motivation and Emotion, 34,
Gratitude; For Mind, Body, and Soul.
144–157. http://dx.doi.org/10.1007/
Philadephia & London: Temleton Foun-
s11031-010-9163-Z
dation Press
Froh, J. J., & Bono, G. (2011). Gratitude in
Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2003).
Youth; A Review of Gratitude Inter-
Counting Blessings Versus Burdens: An
vention and Same Idea for Application
Experimental Investigation of Gratitude
NASP. Communique, 39(5).
and Subjective Well-Being in Daily Life.
Journal of Personality and Social Psycho- Froh, J. J., Emmons, R. A., Card, N. A.,
logy, 84(2), 377–389. The American Bono, G., & Wilson, J. A. (2011).
Psychological Association, Inc Gratitude and the Reduced Costs of
Materialism in Adolescents. Journal of
Emmons, R. A., McCullough, M. E. (2004).
Happiness Study, 12, 289–302. http://
The Psychology of Gratitude. New York:
dx.doi.org/10.1007/s10902-010-9195-9
Oxford University Press, Inc.198
Madison Avenue Froh, J. J., Fan, J., Emmons, R. A., Bono, G.,
Huebner, E. S., & Watkins, P. (2011).
Emmons, R. A. (2007). Thank’s! How the New
Measuring Gratitude In Youth:
Science of Gratitude Can Make You
Assessing The Psychometric Properties
Happier. Boston New York: Houghton
Of Adult Gratitude Scales In Children
Mifflin Company
And Adolescents. Psychological Assess-
Falvo, D. (2005). Medical and Psychosocial ment. Advance online publication.
Aspects of Chronic Illness and Disability http://dx.doi.org/10.1037/a0021590
Third Edition. Sudbury: Jones and
Haworth, J. T. (1997). Work, leisure, and well
Bartlett Publishers, Inc
being. London: Routledge
Froh, J. J., Sefick, W. J., & Emmons, R. A.
Hyland, M. E., Whalley, B., & Geraghty, A.
(2008). Counting Blessings In Early
W. A. (2007). Dispositional Predictors
Adolescents: An Experimental Study of
Of Placebo Responding: A Motivational
Gratitude and Subjective Well-Being.
Interpretation of Flower Essence and
Journal of School Psychology, 46, 213–233.
Gratitude Therapy. Journal of Psychoso-

E-JURNAL GAMA JPP 45


DEWANTO & RETNOWATI

matic Research, 62, 331–340. http://dx.doi.org/10.1037//0022-3514.82.


Joshi, K., Kumar, R., & Avasthi, A. (2003). 1.112 82.
Morbidity Profile and Its Relationship McCullough, M. E., Tsang, J. A., & Emmons,
with Disability and Psychological Dis- R. A. (2004). Gratitude in Intermediate
tress Among Elderly People in Northern Affective Terrain: Links of Grateful
India. International Journal of Epidemio- Moods to Individual Differences and
logy, 32, 978–987. http://dx.doi.org/ Daily Emotional Experience. Journal of
10.1093/ije/dyg204 Personality and Social Psychology, 86(2),
Kashdan, T. B., Uswatte, G., & Julian, T. 295–309. The American Psychological
(2006). Gratitude and Hedonic and Association, Inc.
Eudaimonic Well-Being In Vietnam War McCullough, M. E., Kimeldorf, M. B., &
Veterans. Behaviour Research and Cohen, A. D. (2008). An adaptation for
Therapy, 44(2), 177–199 altruism? The social causes, social
Kinasih, A. S. (2010). Pelatihan Mindfulness effects, and social evolution of grati-
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psiko- tude. Current Dirrections Psychological
logis Pada Remaja Difabel Fisik. (Tesis Science, 17(4), 281-284.
tidak dipublikasikan). Yogyakarta. Fa- Miller, L. Bansal, R., Wikramaratne, P., Hao,
kultas Psikologi Universitas Gadjah X., Tenke, C. E., Weissman, M. M., &
Mada Patterson, B. S. (2013). Neuroanatomical
Lambert, N. M., Fincham, F. D., Braithwaite, Correlates of Religiousity and Spiri-
S. R., Beach, S. R. H., & Graham, S. M. tuality; A Study in Adults At High and
(2009). Can Prayer Increase Gratitude?. Low Familial Risk for Depression.
Psychology of Religion and Spirituality, JAMA Psychiatry. http://dx.doi.org/
1(3), 139-149. http://dx.doi.org/10.1037/ 10.101.jamapsychiatry.2013.3067
a0016731 Otsuka, Y., Hori, & M., Kawahito, J. (2012).
Lambert, N. M., Fincham, F. D., Stillman, T. Improving well-being with a gratitude
F., & Lukas, R. D. (2009). More exercise in Japanese workers: A ran-
Gratitude, Less Materialism: The domized controlled trial. International
Mediating Role of Life Satisfaction. The Journal of Psychology and Counselling,
Journal Of Positive Psychology: Dedicated 4(7), 86-91. http://dx.doi.org/10.5897/
to Furthering Research and Promoting IJPC11.031
Good Practice, 4(1), 32-42. Penny, K., Purves, A. M., Smith, B. H.,
Lambert, N. M., Graham, S. M., & Fincham, Chambers, W. A., & Smith, W. A.,
F. D. (2009) A Prototype Analysis of (1999). Relationship Between the
Gratitude: Varieties of Gratitude Expe- Chronic Pain Grade and Measures of
riences. Society for Personality and Social Physical, Social and Psychological Well-
Psychology, 35(9), 1193-1207. http://dx. Being. Elsevier Science B.V. 79(2), 275-
doi.org/10.1177/0146167209338071 279. http://dx.doi.org/10.1016/S0304-
McCullough, M. E., Emmons, R. A., & 3959(98)00166-3
Tsang, J. (2002). The Grateful Dispo- Perwitasari, F. (2012). Pengaruh Konseling
sition: A Conceptual and Empirical Kebermaknaan Hidup Terhadap Kesejah-
Topography. Journal of Personality and teraan Psikologis Difabel. (Tesis tidak
Social Psychology. The American Psy- dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas
chological Association, 82(1), 112–127. Psikologi Universitas Gadjah Mada

46 E-JURNAL GAMA JPP


KEBERSYUKURAN, KESEJAHTERAAN, PENYANDANG DISABILITAS FISIK

Seligman, M. E. P. (2005) Authentic Happi- Varga, J. W. (1978). Some Psychological


ness; Menciptakan Kebahagiaan dengan Effect of Physical Disability. American
Psikologi Positif. Terjemahan. Bandung: Journal of Occupational Therapy 32, 31-34.
PT Mizan Pustaka Watkin, P. C., Woodward, K., Stone, T., &
Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D. Kolt, R. L. (2003). Gratitude and
T. (2002). Experimental and Quasi-experi- Happiness; Development of A measure
mental Design for GeneraliZed Causal of Gratitude, and Relationship with
Inference. New York: Houghton Mifflin Subjective Well-Being. Journal of Social
Company Behavior and Personality.
Shah, J. P., & Gerber, L. H. (1997). Wood, A. M., Joseph, S., & Linley, P. A.
Evaluation of Musculoskeletal Disabi- (2007). Coping Style As A Psychological
lity: Current Concepts and Practice. Resource of Grateful People. Journal of
American Journal of Physical Medicine Social and Clinical Psychology, 26(9)
Rehabilitation, 76(4). 1076–1093.
Sheldon, K. M., & Lyubomirsky, S. (2006): Wood, A. M., Maltby, J., Gillett, R. Linley,
How To Increase And Sustain Positive A., & Joseph, S. (2008). The Role Of
Emotion: The Effects Of Expressing Gratitude In The Development Of Social
Gratitude And VisualiZing Best Support, Stress, And Depression: Two
Possible Selves. The Journal of Positive Longitudinal Studies. Journal of Research
Psychology, 1(2), 73-82 in Personality, 42(8), 54–87.
Sulistyorini, W. (2005). Terapi Kognitif Wood, A. M., Joseph, S., & Maltby, J. (2009).
Perilakuan untuk Depresi pada Penyandang Gratitude Predicts Psychological Well-
Cacat Tubuh. (Tesis tidak dipublikasi- Being Above The Big Five Facets.
kan). Yogyakarta. Fakultas Psikologi Personality and Individual Differences, 46,
Universitas Gadjah Mada 443–447.

E-JURNAL GAMA JPP 47

Anda mungkin juga menyukai