Abstract. This study was aimed to examine the effect of gratitude intervention towards
people with physical disabilities well-being. The participants were two groups of people
with physical disabilities (8 people for experimental group and 5 people for control group).
The design of this study was untreated control group design with dependent pre-test and
post-test samples. The similar treatment was also given for control group as a waiting list
after intervention for experimental group. Well being was assessed using SPANE, PWS, and
PTS. The result showed that there are significant differences in wellbeing score between
experimental group and control group which are measured by SPANE U test -2,509, p=0,012.
PWS U test -2,874, p=0,04. PTS U test -2,590, p=0,010.
Keywords: gratitude, gratitude intervention, physical disabilities, well-being
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh intervensi kebersyukuran
terhadap kesejahteraan penyandang disabilitas fisik. Subjek penelitian terdiri dari dua
kelompok penyandang disabilitas fisik yaitu kelompok eksperimen berjumlah delapan orang
dan kelompok kontrol berjumlah lima orang. Desain penelitian ini menggunakan desain
eksperimen dengan pengukuran sebelum dan setelah perlakukan pada subjek. Kelompok
kontrol sebagai daftar tunggu. Kesejahteraan diukur menggunakan skala pengalaman positif
negatif (SPANE), kesejahteraan psikologis (PWS), dan pikiran positif (PTS). Hasil penelitian
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan kesejahteraan penyandang disabilitas fisik
antara kelompok eksperimen dan kontrol. SPANE nilai Z sebesar -2,509, p=0,012. PWS nilai Z
sebesar -2,874, p=0,04. PTS nilai Z sebesar -2,590, p=0,010.
Kata kunci: syukur, intervensi kebersyukuran, penyandang disabilitas, kesejahteraan
Penelitian Kinasih (2010)1 dan Perwita- 1999), dan sering memiliki pengalaman
sari (2012) menyebutkan bahwa penyan- emosi negatif karena keterbatasan fisiknya
dang disabilitas memiliki tingkat kesejah- (Diener, Sandvik, Pavot, 2009; Seligman,
teraan hidup yang rendah. Rendahnya 2005; Eddington & Shuman, 2008). Keter-
kesejahteraan tersebut antara lain karena batasan fungsi fisik mengakibatkan penyan-
mereka memiliki keterbatasan fungsi fisik dang disabilitas kesulitan mengakses peker-
(Diener, Wirtz, Biswas-Diener, Tov, Prieto, jaan karena dianggap kurang produktif
Choi, & Oishi, 2009), merasa tidak berharga (Kinasih, 2010). Hal ini berdampak negatif
(Penny, Purves, Smith, Chambers, & Smith, bagi penyandang disabilitas seperti kehi-
langan peran, kemandirian, status, dan
1 Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilaku- stabilitas keuangan (Falvo, 2005; Clifton,
kan melalui: wonosegoro@gmail.com
2
2005; Sulistyorini, 2005; Bastaman, 2007).
Atau melalui: sofia_retnowati@yahoo.com
Keterbatasan ini juga memaksa penyandang terima kasih, penghargaan dan kebahagiaan
disabilitas tergantung kepada orang lain atas anugerah dan kehidupan yang dijalani.
dan harus mengeluarkan biaya yang lebih Kebersyukuran sebagai konstruksi perilaku
mahal untuk membayar perawatan atau yaitu melakukan tindakan balasan kepada
menyediakan alat bantu (Shah & Gerber, orang lain atas manfaat dan anugerah yang
1997; Clifton, 2005; Varga, 1978). telah diterima. Watkin (Emmons &
Menurut Diener, dkk. (2009) kesejah- McCullough, 2004) mengungkapkan ada
teraan terdiri dari tiga hal yaitu; penga- keterkaitan yang erat antara kebersyukuran
laman positif dan negatif, pikiran positif dengan komponen kesejahteraan. Bersyu-
dan negatif, serta kesejahteraan psikologis. kur merupakan pengalaman positif yang
Seseorang yang memiliki pengalaman akan menambah memori positif pada kog-
positif yang lebih banyak dibandingkan nitif. Semakin sering seseorang bersyukur
dengan emosi negatifnya akan lebih sejah- maka pengalaman emosi dan memori
tera. Berpikir positif dan mengurangi positif akan semakin banyak (recollective)
pikiran negatif adalah hal yang dibutuhkan kondisi ini yang disebut Diener sebagai
bagi seseorang untuk mencapai kesejah- kebahagiaan atau kesejahteraan subjektif.
teraan. Kesejahteraan psikologis mewakili Pengalaman positif tersebut akan dipanggil
fungsi manusia yang optimal yaitu makna kembali (recall) saat dibutuhkan, misalnya
dan tujuan hidup, hubungan yang saling saat menghadapi kondisi depresif. Frekuen-
mendukung dan menguntungkan, keter- si bersyukur yang semakin sering akan
libatan dan ketertarikan, berkontribusi memberikan pengalaman dan emosi positif
terhadap kesejahteraan orang lain, kompe- yang semakin banyak sehingga akan lebih
tensi, penerimaan diri, optimis, dan respek baik dalam menghadapi kondisi depresif.
terhadap diri dan orang lain. Kesejahteraan Penelitian yang dilakukan oleh Miller,
dapat ditingkatkan melalui pengungkapan Bansal, Wickramaratne, Hao, Tenke,
rasa syukur (Haworth, 1997) karena keber- Weissman, dan Patterson (2013) menemu-
syukuran memiliki hubungan yang besar kan bahwa orang yang bersyukur dengan
dengan komponen kesejahteraan psikologis landasan keimanan mengalami penebalan
yaitu penguasaan lingkungan, pertum- pada parietal, oksipital, dan lobus frontal
buhan pribadi, hubungan positif, tujuan medial di hemisper kanan dan juga di cuneus
hidup, dan penerimaan diri (Wood, Joseph, dan precuneus di hemisper kiri. Penebalan
& Maltby, 2009). pada bagian korteks ini meningkatkan keta-
hanan terhadap depresi. Temuan ini didu-
Kebersyukuran merupakan konstruksi
kung oleh penelitian Wood, Maltby, Gillett,
kognitif, emosi, dan perilaku (Emmons,
Linley, dan Joseph (2008) bahwa kebersyu-
2007). Kebersyukuran sebagai konstruksi
kuran dapat menurunkan tingkat depresi.
kognitif ditunjukkan dengan mengakui
McCraty dan Childre (dalam Emmons &
kemurahan dan kebaikan hati atas berkah
McCullough, 2004) menemukan bahwa
yang telah diterima dan fokus terhadap hal
terjadi sinkronisasi antara kerja otak, emosi,
positif di dalam dirinya saat ini. Sebagai
dan tubuh. Saat orang bersyukur, pola ritme
konstruksi emosi, kebersyukuran ditandai
jantung menjadi koheren yang mereflek-
dengan kemampuan mengubah respons
sikan kerja susunan syaraf autonom yaitu
emosi terhadap suatu peristiwa sehingga
terjadi peningkatan aktifitas syaraf parasim-
menjadi lebih bermakna (Rosenberg dalam
patik sehingga tubuh menjadi lebih tenang.
McCullough, Tsang, & Emmons, 2004).
Emosi syukur melibatkan perasaan takjub,
trol. Peneliti menguji coba alat ukur yang jukkan nilai Z sebesar -2,509 dan p=0,012
telah yang digunakan dalam penelitian. (p<0,05), skala kesejahteraan psikologis nilai
Peneliti juga menyusun modul intervensi Z sebesar -2,874 dan p=0,04 (p<0,05), dan
dan menguji cobakan pada 6 orang penyan- skala pikiran positif nilai Z sebesar -2,590
dang disabilitas yang sesuai dengan kriteria dan p=0,01 (p<0,05). Hasil analisis ini mem-
subjek penelitian. buktikan bahwa intervensi kebersyukuran
Subjek penelitian mengisi lembar perse- memengaruhi secara signifikan peningkatan
tujuan (informed consent) sebelum dilakukan kesejahteraan pada kelompok eksperimen
intervensi. Pelaksanaan intervensi keber- dibandingkan dengan kelompok kontrol.
syukuran selama delapan hari. Pertemuan Hasil uji beda selisih nilai follow up dengan
kelompok dilakukan tiga kali yaitu pada post test pada skala pengalaman positif
hari pertama, hari keempat, dan hari kede- negatif menunjukkan nilai Z sebesar -2,294
lapan. Aktivitas individu yaitu mengerjakan dan p=0,022 (<0,05), skala kesejahteraan
tugas harian secara mandiri dilakukan pada psikologis nilai Z sebesar -0,519 dan p=0,604
hari pertama sampai hari ke tujuh. Subjek (>0,05), dan skala pikiran positif nilai Z
mengisi skala kebersyukuran, skala penga- sebesar -0,392 dan p=0,695 (>0,05). Hasil
laman positif negatif, skala kesejahteraan analisis ini artinya, setelah intervensi keber-
psikologi, dan skala pikiran positif pada syukuran dihentikan sampai dengan follow
waktu yang berbeda, yaitu sebelum inter- up kesejahteraan psikologis dan pikiran
vensi, setelah intervensi, dan satu minggu positif pada kelompok eksperimen bertahan
setelah intervensi. Peralatan yang diguna- konsisten dibandingkan dengan kelompok
kan dalam penelitian ini adalah lembar kontrol.
persetujuan, lembar observasi individu dan Hasil analisis variabel independen
kelompok, lembar evaluasi, modul keber- menggunakan skala kebersyukuran menun-
syukuran sebagai panduan fasilitator, buku jukkan ada perbedaan yang signifikan anta-
harian untuk subjek yang berisi bacaan ra kelompok eksperimen dengan kelompok
syukur, lembar untuk menuliskan keber- kontrol sebelum dan setelah intervensi
kahan, doa syukur, merefleksikan emosi, kebersyukuran yang dibuktikan dengan
dan checklist perilaku. nilai Z sebesar -2,523 dan p=0,012 (<0,05).
Hasil analisis tersebut berarti, intervensi
kebersyukuran memengaruhi secara signi-
Hasil
fikan peningkatan rasa syukur pada kelom-
Analisis data kuantitatif untuk menguji pok eksperimen dibandingkan dengan
hipotesis dilakukan dengan menggunakan kelompok kontrol. Rasa syukur bertahan
teknik analisis statistik non parametrik dengan konsisten setelah intervensi dihenti-
Mann Whitney U Test. Analisis ini bertujuan kan sampai dengan follow up, hal ini dibuk-
untuk menguji perbedaan hasil pengukuran tikan dengan selisih follow up dengan post
skala kesejahteraan antara kelompok ekspe- test yang memiliki nilai Z sebesar -0,222 dan
rimen dengan kelompok kontrol. Hasil uji p=0,825 (>0,05).
beda pada skala kesejahteraan menunjuk- Hasil analisis skala kesejahteraan pada
kan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen tanpa dibandingkan
kelompok eksperimen dengan kelompok dengan kelompok kontrol sebelum dan sete-
kontrol sebelum dan setelah diberikan inter- lah intervensi kebersyukuran menggunakan
vensi kebersyukuran. Analisis uji beda pada wilcoxon test untuk menguji perbedaan skor
skala pengalaman positif negatif menun- tes awal dan akhir pada masing-masing
60
50
40
30
20
10
0
An S A G R W M Y
Gambar 1. Histogram pretest, posttest, dan follow up skala pengalaman positif negatif
60
50
40
30
20
10
0
An S A G R W M Y
10
8
6
4
2
0
An S A G R W M Y
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bah- telah berjasa. Tugas harian hanya diker-
wa G kurang aktif dan kurang memiliki jakan seadanya dan satu hari tidak
ketertarikan saat mengikuti sesi-sesi kelom- mengerjakannya. Saat menuliskan surat
pok maupun mengerjakan aktivitas indi- terima kasih kepada orang yang telah
vidu. G tidak mengikuti satu dari tiga sesi berjasa, G tidak menuliskan ungkapan
kelompok karena pulang saat sesi meng- terima kasih tetapi menuliskan tentang
ungkapkan terima kasih kepada orang yang kisah hidupnya. Checklist perilaku yang
bersyukur dan berterima kasih serta meluaskan emosi positif dan kebahagiaan.
memiliki iri hati yang rendah. Mereka juga Menurut anggota kelompok yang menulis-
merasa memperoleh manfaat dari intervensi kan dan membacakan ungkapan terima
kebersyukuran seperti merasa lebih kasih secara langsung kepada orang yang
bersyukur, lebih bisa menikmati hidup, dituju, mereka merasa senang, lega, baha-
lebih bisa menerima kondisi dirinya, dan gia, dan bangga. Orang yang dituju juga
berpikir positif tentang keadaannya. Subjek merasa terharu, senang, bahagia, dan mera-
S, R, dan Y memiliki skor kesejahteraan sa berharga
yang meningkat setelah intervensi keber- Subjek A dan M menunjukkan skor
syukuran dan cenderung stabil sampai kesejahteraan yang meningkat seiring
dengan follow up, pada checklist perilaku dengan skor kebersyukuran yang juga
selama tujuh hari ketiganya menunjukkan meningkat setelah intervensi, tetapi setelah
iri hati dan putus asa yang rendah intervensi sampai dengan follow up, ketiga
sebaliknya ketiganya merasa optimis. Hal skor kesejahteraan menurun diikuti juga
ini menunjukkan kesesuaian bahwa orang oleh penurunan skor kebersyukuran yang
yang bersyukur memiliki iri hati dan cukup banyak (lebih dari 5). Meskipun
depresi yang rendah (Froh, Emmons, Card, beberapa subjek juga mengalami penurunan
Bono, & Wilson, 2011; McCullough, skor kebersyukuran tetapi penurunan terse-
Emmons, & Tsang, 2002) serta memiliki but tidak lebih dari 3 dan minimal salah
perasaan yang lebih optimis (Hyland, satu aspek kebersyukuran masih stabil. Hal
Whalley, & Geraghty, 2007) sehingga ini mendukung hipotesis penelitian bahwa
mendukung kesejahteraan. semakin meningkat rasa syukur akan diiri-
Pada sesi pertemuan kelompok ada dua ngi oleh semakin meningkatnya kesejahte-
subjek yang tidak mengikuti secara penuh. raan dan sebaliknya semakin menurun rasa
R tidak mengikuti pertemuan kedua yaitu syukur akan diikuti oleh menurunnya
pada sesi sharing kelompok dan menuliskan kesejahteran.
surat terima kasih karena memeriksakan Subjek M menurut anggota kelompok
kesehatan ke Surakarta tetapi selama perik- yang lain adalah orang yang menyendiri
sa R membuat surat terima kasih sebagai- dan cenderung pendiam. Skor skala kese-
mana anggota kelompok yang lain. G tidak jahteraan psikologis M yang salah satu
mengikuti pertemuan ketiga pada sesi aspeknya adalah hubungan positif dengan
sharing kelompok dan mengungkapkan rasa orang lain (Ryff & Keyes, 1995; Diener, dkk.,
terima kasih kepada orang yang dituju. Skor 2009) meningkat setelah intervensi keber-
kesejahteraan keduanya berbeda, skor R syukuran meskipun setelah intervensi
meningkat pada seluruh skala kesejahteraan dihentikan sampai dengan follow up skornya
sedangkan G hanya pada skala kesejah- kembali sebagaimana skor sebelum inter-
teraan psikologis. Hal ini menunjukkan vensi. Checklist perilaku selama tujuh hari
bahwa tidak hanya menuliskan surat terima intervensi menunjukkan bahwa M menulis-
kasih tetapi mengungkapkannya dengan kan bahwa dirinya tidak menyendiri. Hal
cara membacakan kepada orang yang dituju ini membuktikan bahwa rasa syukur
memengaruhi rasa syukur dan pada akhir- meningkatkan interaksi sosial (Froh, dkk.,
nya memengaruhi kesejahteraan. Hal ini 2009; Bartlett & DeSteno, 2006; Algoe, Haidt,
mendukung penelitian Seligman (2005) & Gable, 2008).
bahwa menuliskan surat terima kasih dan
membacakannya kepada orang yang dituju
seperti tidak memiliki anggota tubuh yang kelompok kontrol. Pada saat intervensi
bisa digunakan untuk menulis, keterbatasan dihentikan sampai dengan follow up, skala
penglihatan, dan tidak mendapatkan pendi- kesejahteraan psikologis dan pikiran positif
dikan formal sehingga tidak mengenal bertahan konsisten, sedangkan skala penga-
huruf. Intervensi kebersyukuran dilakukan laman positif negatif mengalami penurunan
selama delapan hari dan follow up satu signifikan. Analisis skor pada kelompok
minggu setelah intervensi. Saat follow up eksperimen menunjukkan bahwa tidak
terjadi penurunan skor kesejahteraan pada semua subjek meningkat kesejahteraannya
mayoritas subjek kelompok eksperimen. setelah intervensi kebersyukuran, lima sub-
Penelitian tentang kebersyukuran oleh jek meningkat pada ketiga skala kesejahte-
peneliti sebelumnya dengan hasil yang raan, dua subjek meningkat pada skala
cukup konsisten setelah intervensi dihenti- pengalaman positif negatif dan kesejahte-
kan menunjukkan bahwa penelitian raan psikologis, dan satu subjek hanya
dilakukan rata-rata 21 hari dan follow up meningkat pada kesejahteraan psikologis.
secara rutin selama empat sampai enam Dua orang (G dan W) yang tidak meningkat
minggu seperti penelitian McCullogh, skor kesejahteraannya karena memiliki
Emmons dan Tsang (2004), Sheldon dan pengalaman masa lalu yang ditolak oleh
Lyubomirsky (2006), Lambert, Fincham, keluarga sehingga memengaruhi kosep diri
Braitwaite, Beach, dan Graham (2009), dan keduanya. Subjek A tidak banyak bercerita
Otsuka, Hori, dan Kawahito (2012). tentang masa lalunya (tertutup) dan merasa
Pengulangan selama delapan hari dalam baik dengan kondisinya. Skor kesejahteraan
penelitian ini tidak menunjukkan efek yang yang tidak meningkat juga dikarenakan
konsisten karena ketika pengulangan dihen- subjek tidak mengikuti sesi intervensi
tikan (intervensi kebersyukuran) kekuatan kebersyukuran sesuai prosedur penelitian.
koneksi melemah yaitu menurunnya skor Analisis kualitatif menunjukkan per-
kesejahteraan (Olson & Hergenhahn, 2009). kembangan yang berbeda-beda pada subjek
Intervensi dengan pengulangan yang sing- kelompok eksperimen. Mayoritas subjek
kat belum membentuk pengalaman emosi mengatakan bahwa ada perubahan sebelum
dan memori positif dalam jangka waktu dan setelah mengikuti intervensi kebersyu-
lama (Watkin dalam Emmons & Mc- kuran, diantaranya lebih bersyukur, mene-
Cullough, 2004) karena diperlukan latihan rima kondisi diri, percaya diri, dan lebih
berulang dalam jangka waktu yang cukup bisa menikmati hidup. Keberhasilan inter-
sehingga bagian korteks terjadi penebalan vensi kebersyukuran ditentukan oleh modul
yang menkondisikan konsistensi kebersyu- intervensi yang memiliki pijakan ilmiah,
kuran (Miller, Bansal, Wickramaratne, Hao, peran fasilitator, kondisi peserta yang berse-
Tenke, Weissman, & Patterson, 2013). dia untuk berproses, dan dukungan tempat
yang cukup representatif.
Kesimpulan Rekomendasi kepada peneliti selanjut-
nya adalah peneliti selanjutnya sebaiknya
Berdasarkan analisis data kuantitatif,
menggunakan subjek yang lebih banyak
penelitian ini membuktikan bahwa kesejah-
dan beragam. Peneliti selanjutnya sebaiknya
teraan kelompok eksperimen yang diukur
juga mempertimbangkan faktor usia pada
dengan skala pengalaman positif negatif,
subjek sehingga tidak terjadi hambatan
kesejahteraan psikologis, dan pikiran positif
psikologis. Selain itu penting juga untuk
meningkat secara signifikan setelah inter-
menyeleksi subjek penelitian sehingga
vensi kebersyukuran dibandingkan dengan
Eddington, N., & Shuman, R. (2008). Froh, J. J., Bono, J., & Emmons, R. (2010).
Subjective Well-Being (Happiness). Being Grateful Is Beyond Good
Continuing Psychology Education Inc. Manners: Gratitude and Motivation to
Contribute to Society Among Early
Emmons, R. A., & Hill, J. (2001). Words of
Adolescents. Motivation and Emotion, 34,
Gratitude; For Mind, Body, and Soul.
144–157. http://dx.doi.org/10.1007/
Philadephia & London: Temleton Foun-
s11031-010-9163-Z
dation Press
Froh, J. J., & Bono, G. (2011). Gratitude in
Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2003).
Youth; A Review of Gratitude Inter-
Counting Blessings Versus Burdens: An
vention and Same Idea for Application
Experimental Investigation of Gratitude
NASP. Communique, 39(5).
and Subjective Well-Being in Daily Life.
Journal of Personality and Social Psycho- Froh, J. J., Emmons, R. A., Card, N. A.,
logy, 84(2), 377–389. The American Bono, G., & Wilson, J. A. (2011).
Psychological Association, Inc Gratitude and the Reduced Costs of
Materialism in Adolescents. Journal of
Emmons, R. A., McCullough, M. E. (2004).
Happiness Study, 12, 289–302. http://
The Psychology of Gratitude. New York:
dx.doi.org/10.1007/s10902-010-9195-9
Oxford University Press, Inc.198
Madison Avenue Froh, J. J., Fan, J., Emmons, R. A., Bono, G.,
Huebner, E. S., & Watkins, P. (2011).
Emmons, R. A. (2007). Thank’s! How the New
Measuring Gratitude In Youth:
Science of Gratitude Can Make You
Assessing The Psychometric Properties
Happier. Boston New York: Houghton
Of Adult Gratitude Scales In Children
Mifflin Company
And Adolescents. Psychological Assess-
Falvo, D. (2005). Medical and Psychosocial ment. Advance online publication.
Aspects of Chronic Illness and Disability http://dx.doi.org/10.1037/a0021590
Third Edition. Sudbury: Jones and
Haworth, J. T. (1997). Work, leisure, and well
Bartlett Publishers, Inc
being. London: Routledge
Froh, J. J., Sefick, W. J., & Emmons, R. A.
Hyland, M. E., Whalley, B., & Geraghty, A.
(2008). Counting Blessings In Early
W. A. (2007). Dispositional Predictors
Adolescents: An Experimental Study of
Of Placebo Responding: A Motivational
Gratitude and Subjective Well-Being.
Interpretation of Flower Essence and
Journal of School Psychology, 46, 213–233.
Gratitude Therapy. Journal of Psychoso-