Anda di halaman 1dari 18

1

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA TUAN. K UMUR 55 TAHUN
DENGAN HEMIPARESE
DIRUANG IGD RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN

Disusun oleh :
Esty Ningrum
(S.17.1713)

AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA


BANJARMASIN
2018
2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemiparese adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,
progesif cepat, berupa deficit neurologis fokal dan global, yang berlangsung 24
jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatic (sumber :
Kapita Selekta Kedokteran Jilid II). Hemiparese biasanya disebabkan oleh
stroke yaitu kejadian yang timbul karena terjadinya gangguan peredarahan
darah fiotak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Battiacaca
2008).
Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan
hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang
berusia muda dan produktif. Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di
dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun
negara berkembang. Satu dari 10 kematian disebabkan oleh stroke (Ennen,
2004; Marsh&Keyrouz, 2010; American Heart Association, 2014; Stroke forum,
2015). Secara global, 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya, satu
pertiga meninggal dan sisanya mengalami kecacatan permanen (Stroke forum,
2015). Stroke merupakan penyebab utama kecacatan yang dapat dicegah
(American Heart Association, 2014)
Angka ini diperberat dengan adanya pergeseran usia penderita stroke yang
semula menyerang orang usia lanjut kini bergeser keaarah usia produktif.
Bahkan kini banyak menyerang anak-anak usia muda (Gemari, 2008). Hal yang
perlu diperhatikan adalah akibat lanjut pasca stroke atau saat rehabilitasi, yang
biasanya dijumpai berbagai masalah akibat gejala sisa dari fungsi otak yang
tidak membaik dengan sepenuhnya. Gejala sisa ini diantaranya adalah
kelumpuhan pada satu sisi tubuh, menurun atau hilangnya rasa, gangguan
status mental/kognitif, gangguan bahasa dan lebih lanjut gangguan fungsional
(Acivena, 2010).
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke
Indonesia (Yastroki), masalah stroke semakin penting dan mendesak karena
kini jumlah penderita stroke di Indonesia adalah terbanyak dan menduduki
urutan pertama di Asia. Jumlah kematian yang disebabkan oleh stroke
3

menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada
usia 15-59 tahun (Yastroki, 2012).

B. Tujuan Masalah
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan pada pasien hemiparese yang ada di
Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mengidentifikasi pangkajian data subjektif dan data objektif
kepada Tn.K dengan Hemiparese diruang IGD RS Sari Mulia
Banjarmasin. Mampu menganalisis diagnosa pada Tn.K dengan
Hemiparese diruang IGD RS Sari Mulia Banjarmasin.
b. Melakukan interprestasi data
c. Menyusun rencana dan penatalaksanaan pada pasien dengan
hemiparese
d. Mengevaluasi hasil dari penatalaksanaan pada Tn.K dengan
Hemiparese diruang IGD RS Sari Mulia Banjarmasin.

C. Manfaat

1. Bagi Pusat Pelayanan Kesehatan


Dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan tindakan yang harus
dilakukan dengan diagnosa Hemiparese.

2. Bagi Klien dan Keluarga


Dapat menjadi bahan informasi dan pengetahuan bagi klien maupun
keluarga bagaimana kebutuhan pada pasien Hemiparese.

3. Bagi Penulis
Dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan agar lebih
memperhatikan dan meningkatkan mutu pelayanan profesi sesuai standar
asuhan kebidanan khususnya pada kasus Hemiparese.

BAB II
4

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian
Hemiparesis adalah istilah medis untuk menggambarkan suatu kondisi
adanya kelemahan pada salah satu sisi tubuh atau ketidakmampuan untuk
menggerakkan anggota tubuh pada satu sisi. Istilah ini berasal dari kata hemi
yang berarti separuh, setengah, atau satu sisi dan paresis yang berarti
kelemahan. Hemiparesis juga sering disebut hemiparese. Anggota tubuh yang
terkena dampak biasanya otot-otot wajah, otot-otot pernafasan di dada, lengan,
tangan, tungkai bawah pada salah satu sisi. Bisa terjadi pada sebelah kanan
saja atau sebelah kiri saja, apabila terjadi pada kedua sisi maka disebut dengan
paresis total atau bilateral. Hemiparese biasanya disebabkan oleh stroke yaitu
kejadian yang timbul karena terjadinya gangguan peredarahan darah fiotak
yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Battiacaca 2008).
Stroke merupakan penyakit yang terjadi karena terganggunya peredaran
darah otak yang dapat menyebabkan kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan kelumpuhan bahkan kematian pada penderita stroke, stroke
dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik
(Batticaca, 2008). Menurut World Health Organization (WHO) stroke
didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh gangguan peredarah
darah diotak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik
lokal maupun global yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang dapat
menyebabkan kematian.

2. Etiologi
Trauma hebat pada kepala yang menyebabkan kerusakan otak. Infeksi
pada otak dan juga selaput otak, Cacat sejak lahir, Cerebral palsy, Multiple
sclerosis, Tumor otak, Kerusakan korda spinalis (serabut saraf yang berada di
dalam tulang belakang), dan berbagai penyakit lain yang dapat berpengaruh
pada sistem saraf. Otak merupakan suatu alat yang sangat penting karena
merupakan pusat computer dan semua alat tubuh, bagian dari syaraf sentral
yang terletak didalam rongga tengkorak yang dibungkus oleh selaput otak yang
kuat.
5

Berat jaringan otak manusia kira-kira merupakan 2% dari berat orang


dewasa. Otak menerima 20% dan seluruh curah jantung dan membutuhkan
sekitar 20% dari pemakaian O2 tubuh. Otak merupakan jaringan yang paling
banyak memakai energy dalam seluruh tubuh manusia dan membutuhkan
O2 serta glukosa melalui aliran darah tetap konstan karena jaringan otak sangat
rapuh. Bila aliran darah ke otak terhenti selama 10 detik saja dapat
mengakibatkan kesadaran mungkin sudah akan hilang dan dalam beberapa
menit saja dapat menimbulkan kerusakan irreversibel yang kritis sebagai pusat
integritas dan koordinasi organ dan system efektor perifer tubuh dan berfungsi
sebagai penerima informasi mengeluarkan implus dan tingkah laku.
Bagian-bagian hemisfer otak. setiap hemisfer serebri dibagi dalam 4
lobus, yaitu: lobus frontal, pariental, temporal dan oksipital, fungsi dari setiap
lobus berbeda-beda. Lobus frontal terlihat dalam mental, emosi, dan fungsi
fisik. Bagian anterior mempunyai peran dalam control tingkah laku social,
pendapat dan aktivitas intelektual yang kompleks, bagian sentral dan posterior
mengatur fungsi motorik. Lobus parietal, menterjemahkan input sensorik
sensasi yang dirasakan pada satu sisi bagian tubuh yang lain diterjemahkna
melalui lobus pariental bagian kontra lateral. Sensasi somatic yang diterima
dalah nyeri, temperature, sentuhan dan tekanan, lobus pariental juga berperan
dalam proses memory. Lobus oksipital mengandung daerah veiseral primer dan
daerah gabungan visual. Daerah visual primer menerima informasi dan
menafsirkan warna. Lobus temporalis berfungsi dalam sensorik pendengaran,
penciuman dan rasa.

3. Fatofisiologi
a. Trombus
Timbunan / kumpulan plak lemak yang menempel pada pembuluh
darah akan mengganggu aliran darah bila terjadi diotak maka akan
menyebabkan aterosklerosis pembuluh darah sehingga akan
mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak bila dalam
waktu yang lama maka akan mengakibatkan iskemik dan akhirnya infark dan
terjadi kematian jaringan otak.
b. Emboli.
Emboli yaitu lepasnya plak lemak, udara, pada pembuluh darah yang
akan mengikuti aliran darah hingga sampai pada otak dan akan
6

menempel pada pembuluh darah di otak. Bila terjadi pada pembuluh darah
kecil akan menimbulkan sumbatan, Gejala muncul tergantung dari daerah
yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut.
c. Hemoragi Intraserrebral.
Pecah pembuluh darah akan menekan jaringan otak dan
menurunkan aliran darah sehingga terjadi iskemi dan akhirnya infark.
d. Hemoragi Subarakhnoid.
Aneurisma akan menimbulkan perdarahan otak akan sehingga terjadi
edema serebri yang dapat menekan pembuluh darah sehingga terjadi di
hipoksia lalu iskemik dan bila terjadi lama maka akan infark dan
akhirnya kematian jaringan.

4. Tanda dan Gejala


Tanda dan Gejala yang paling dapat dilihat dari pasien yang mengalami
hemiparesis adalah tidak dapat menggerakan otot-otot wajah, otot-otot
pernafasan di dada, lengan, tangan, tungkai bawah pada salah satu sisi.
Pergerakan yang ada sangat kecil dan mungkin tidak terlihat jelas. Derajat
kelemahan otot-otot tersebut tergantung dari seberapa parah gangguan
yang terjadi di otak ataupun jalur saraf lainnya.
Akibat adanya kelemahan otot-otot pada salah satu sisi tubuh, maka
gejala lain dapat menyertai hemiparasis seperti:
a. Hilang keseimbangan.
b. Tidak dapat berjalan.
c. Sulit untuk memegang benda.
d. Koordinasi gerak yang terganggu.
e. Gangguan berbicara.
f. Sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
g. Kelemahan otot.
h. Dan sebagainya.
5. Klasisifikasi
Klasifikasi stroke (Arif Muttaqin, 2008)
1) Stroke Hemoragik (SH)
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
subaracnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah pada area otak
tertentu. Biasanya kejadian saat melakukan aktivitas atau saat aktif,
7

namun bisa juga saat istrirahat.Kesadaran klien umumnya menurun


.Perdarahan otak dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Perdarahan intraserebral
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena
hipertensi mengakibatkan darah masuk kedalam jaringan otak,
membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema
otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dapat mengakibatkan kematian
mendadak karena heniasi otak. Pendarahan intraserebri yang disebabkan
hipertensi sering dijumpai di daerah putamen, talamus, pons, dan
serebellum.
b) Perdarahan subaracnoid
Pendarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma. Aneurisma yang
pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi willisi dan cabang-
cabangnya yang terdapat diluar parenkim otak. Pecahnya arteri dan
keluarnya ke ruang subarakhnoid menyebabkan TIK meningkat
mendadak, merenggangnya struktur peka nyeri, dan vasospasme
pembuluh darah serebri yang berakibat disfungsi otak global (nyeri
kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan
hemisensorik, afasia, dan lainnya).
2) Stroke Non Haemoragik (SNH)
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebri,
biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur, atau di
pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
Kesadaran umumnya baik.

6. Komplikasi
a. Gangguan otak yang berat
b. Kematian bila tidak dapat mengontrol respons pernafasan atau
kardiovaskuler
c. Edema Serebri dan Tekanan Intra cranial tinggi yang dapat menyebabkan
herniasi atau kompresi batang otak.
d. Aspirasi Atelektasis
e. Gagal Nafas
f. Disrithmia Jantung
8

g. Kematian.

7. Penata Laksanaan
a. Melakukan pemeriksaan dan memberitahukan kepada keluarga pasien
tentang hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Tn. K TD : 140/100 mmHg,
suhu : 37,1°𝐶, Nadi : 110 x/menit dan RR : 22 x/menit.
“keluarga mengetahui hasil pemeriksaan”
b. Memberitahukan kepada keluarga pasien bahwa pasien menderita
Hemiparese sebelah kiri.
“ Keluarga pasien mengetahui sakit yang di derita pasien “
c. Menganjurkan keluarga pasien untuk mengatur pola makan yang sehat
seperti :
Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak garam
(natrium), dimana batas aman asupan sodium tidak lebih dari 1500 mg per
harinya
Tidak makan-makanan yang mengandung kolestrol tinggi seperti udang,
kuning telur, cumi-cumi, kepiting, daging kambing, bebek, kulit ayam dan
jeroan.
Lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung serat yang tinggi
misalnya seperti apel yang mengandung serat yang larut, asam organik,
dan kalium.
d. Banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
e. Mencegah pasien untuk merokok karena dapat meningkatkan risiko
penyakit jantung, stroke, dan juga penyakit paru-paru.
“ Keluarga pasien paham dan bersedia mengatur pola makan pasien”
f. Berkolaborasi dengan dokter dan melaksanakan intruksi dokter untuk
memberikan terapi yaitu :
Inf : RL 20 tpm ( iv)
Unj : Brain act 250 mg ( iv)
Inj : Neurotam 3 gr ( iv)
“ Terapi sudah diberikan “
g. Pasien di antar keruangan VIP dan tindakan selanjutnya dilakukan
diruangan inap.
9

BAB III
TINJAUAN KASUS
LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA TUAN.K DENGAN HEMIPARESE
DIRUANG IGD RUMAH RS MULIA BANJARMASIN

Tempat Pengkajian : Rs.Sari Mulia Ruangan IGD


Tanggal /jam pengkajian : Senin, 12 februari 2018
Pukul : 21.00 wita

A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Tn.K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 55 th
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kota Baru
Status perkawinan : Sudah Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa :Indonesia
Tanggal Masuk RS : Senin 12-02-2018
Nomor Rekam Medik :X
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 36 th
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kota Baru
Hubungan Dengan Keluarga : Anak Kandung
10

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Keluarga Pasien mengatakan pasien sakit seperti ditusuk, tubuh
bagian kiri tidak dapat digerakkan, Pasien Kesulitan untuk beraktivitas
dan berbicara, Pasien dalam keadaan lemas dan merasa sangat sakit ,
Pasien Mulai sakit sejak 10-02-2018 rujukan dari RSUD Kota Baru.

b. Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien merasakan sakit di area perut sebelah kiri seperti ditusuk
dan tubuh bagian kiri tidak dapat digerakkan.Pasien rujukan dari RSUD
Kota Baru pada senin 12-02-2018 Malam.
c. Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya memiliki riwayat Hipertensi dan stroke.
Pasien sebelumnya juga merasakan sakit di area perut sebelah kiri
seperti ditusuk dan tubuh bagian kiri tidak dapat digerakkan.
d. Riwayat Kesehatan/penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga
sebelumnya yang mengalami stroke atau penyakit yang berisiko
menimbulkan stroke seperti hipertensi, diabetes, maupun kolesterol.

3. POLA KEBUTUHAN SEHARI-HARI


a. Nutrisi

Nutrisi Sebelum Sakit Selama Sakit

Jenis Makanan Nasi dan lauk pauk Bubur, buah-buahan,sayur

Frekuensi 3 x/hari 3 x/hari

Porsi 1 piring 2 sendok makan


Tidak makan-makanan yang
mengandung kolestrol tinggi
Tidak makan makanan dan mengurangi konsumsi
Pantangan yang berlemak garam
11

b. Eliminasi

Bab Sebelum Sakit Selama Sakit


Frekuensi 1 x/hari 1 x/hari
konsistensi padat padat

Warna kuning kuning


Masalah - -

Bak Sebelum Sakit Selama Sakit


Frekuensi 7 x/hari 3 x/hari
Bau Khas Urine Khas Urine
Warna Kuning pucat Kuning Pucat
Masalah - -

c. Personal hygiene

Personal hygiene Sebelum Sakit Selama Sakit

Mandi 2 x/hari 2 x/hari

Frekuensi gosok 2 x/hari 1 x/hari


gigi
Frekuensi Ganti Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
Pakaian

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : Somnolen (eye : 3, verbal :3, motorik : 4 jumlah
nilai tingkat kesadaran : 9)
c. Berat Badan : 83 Kg
12

d. Tinggi Badan : 159 cm


e. Tanda – tanda Vital
TD : 140/100 mmHg
Nadi : 110 x/100
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 37,1°𝐶
2. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala : Bentuk Mesochepal, tidak ada luka dan jejas,
rambut hitam, tidak ada oedem.
b. Mata : Mata simetris kanan dan kiri, sclera tidak ikterik,
konjungtiva anemis, kedua pupil miosis, reflek pupil +/-
c. Telinga : Kedua telinga simetris, tidak ada jejas dan tidak ada
serumen.
d. Hidung : Tidak ada secret dihidung, tidak ada napas cuping
hidung
e. Mulut : Bibir pucat, tidak simetris
f. Leher : Tidak terdapat pembesaran limfe dan tiroid, tidak terjadi
kaku kuduk.
g. Dada
1). Jantung
Inspkesi : Ictus Cordis tak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, tidak ada bunyi jantung
tambahan
2). Paru-paru
Inspkesi : Paru kanan dan kiri simetris, terdapat retraksi
interkosta, tidak ada penggunaan otot bantu napas, RR 23 x/menit
Palpasi : Tidak dikaji
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, terdapat suara tambahan
ronkhi basah di basal paru kanan.
h. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising Usus 13 x/menit
13

Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak terjadi distensi abdomen.
i. Ekstremitas : Tidak ada jejas, tidak ada oedem, kekuatan otot
1/1
j. Genitalia : Bentuk Penis normal, skrotum dan ukuran
normal, tidak ada jejas.

C. Analisa Data
Diagnosa : Tn K umur 55 tahun dengan Hemiparese
Masalah : Sakit di area perut sebelah kiri dan tubuh bagian kiri
tidak dapat digerakkan.
Kebutuhan : Perawatan, pengobatan dan KIE

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan pemeriksaan dan memberitahukan kepada keluarga pasien tentang
hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Tn. K TD : 140/100 mmHg, suhu : 37,1°𝐶,
Nadi : 110 x/menit dan RR : 22 x/menit.
“keluarga mengetahui hasil pemeriksaan”
2. Memberitahukan kepada keluarga pasien bahwa pasien menderita Hemiparese
sebelah kiri.
“ Keluarga pasien mengetahui sakit yang di derita pasien “
3. Menganjurkan keluarga pasien untuk mengatur pola makan yang sehat seperti :
a. Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak garam
(natrium), dimana batas aman asupan sodium tidak lebih dari 1500 mg per
harinya
b. Tidak makan-makanan yang mengandung kolestrol tinggi seperti udang,
kuning telur, cumi-cumi, kepiting, daging kambing, bebek, kulit ayam dan
jeroan.
c. Lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung serat yang tinggi
misalnya seperti apel yang mengandung serat yang larut, asam organik,
dan kalium.
d. Banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
e. Mencegah pasien untuk merokok karena dapat meningkatkan risiko
penyakit jantung, stroke, dan juga penyakit paru-paru.
“ Keluarga pasien paham dan bersedia mengatur pola makan pasien”
14

4. Berkolaborasi dengan dokter dan melaksanakan intruksi dokter untuk


memberikan terapi yaitu :
Inf : RL 20 tpm ( iv)
Unj : Brain act 250 mg ( iv)
Inj : Neurotam 3 gr ( iv)
“ Terapi sudah diberikan “
15

BAB IV
PEMBAHASAN

Hemiparesis adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesif


cepat, berupa deficit neurologis fokal, atau/dan global, yang berlangsung 24 jam atau
lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak non traumatic (sumber : Kapita Selekta Kedokteran
JilidII).Hemiparesis adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah
otak (sumber : Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin).
Pengkajian pada Tn.K umur 55 tahun pada tanggal 12 februari 2018 diruang
IGD Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin dengan di dampingi anaknya. Dari data
subjektif yang didapatkan keluarga pasien mengatakan pasien kesulitan untuk
beraktifitas dan berbicara, pasien mengalami sakit di area perut sebelah kanan seperti
ditusuk serta tubuh bagian kiri pasien tidak dapat digerakkan. Dari data objektif yang
diperoleh keadaan umum pasien tampak lemah, kesadaran somnolen, tekanan darah
140/100 mmHg, suhu badan 37,1°𝐶, nadi 110 x/menit, Pernafasan 22 x/menit dan BB
83 kg. Hal ini terdapat kesesuaian antara teori ( Warlow et al.,2017) bahwa tanda-
tanda orang yang mengalami Hemiparese tubuh bagian kanan atau kiri tidak dapat
digerakkan, koordinasi gerak yang terganggu dan kelemahan otak.
Dari data subjektif dan data objektif dokter mendiagnosa bahwa Tn.K
mengalami Hemiparese, asuhan kebidanan yang diberikan pada keluarga pasien hasil
pemeriksaan TTV , suhu badan 37,1°𝐶, nadi 110 x/menit, Pernafasan 22 x/menit dan
BB 83 kg. Memberitahukan kepada keluarga pasien bahwa pasien menderita
Hemiparese sebelah kiri. Menganjurkan keluarga pasien untuk mengatur pola makan
yang sehat seperti mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak garam
(natrium), dimana batas aman asupan sodium tidak lebih dari 1500 mg per harinya,
Tidak makan-makanan yang mengandung kolestrol tinggi seperti udang, kuning telur,
cumi-cumi, kepiting, daging kambing, bebek, kulit ayam dan jeroan dan berkolaborasi
dengan dokter dan melaksanakan intruksi dokter untuk memberikan terapi yaitu Inf :
RL 20 tpm ( iv), Unj : Brain act 250 mg ( iv) dan Inj : Neurotam 3 gr ( iv). Berdasarkan
dari data terdapat kesamaan teori dan praktek klinik lapangan untuk menangani kasus
hemiparese.
16

BAB V
SIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Pada kasus Tn.K usia 55 tahun di ruang IGD Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin,
Tanggal 12 Februari 2018. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengalami
kesulitan untuk bergerak dibagian tubuh sebelah kiri, koordinasi gerak yang
terganggu dan kelemahan otak. Diketahui hasil TTV didapatkan tekanan darah
140/100 mmHg, suhu badan 37,1°𝐶, nadi 110 x/menit, Pernafasan 22 x/menit dan
BB 83 kg.
2. Berdasarkan hasil dari data subjektif dan objektif dapat disimpulkan bahwa pasien
di diagnosa Hemiparese.
3. Menganjurkan keluarga pasien untuk mengatur pola makan yang sehat seperti :
a. Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak garam (natrium),
dimana batas aman asupan sodium tidak lebih dari 1500 mg per harinya
b. Tidak makan-makanan yang mengandung kolestrol tinggi seperti udang, kuning
telur, cumi-cumi, kepiting, daging kambing, bebek, kulit ayam dan jeroan.
c. Lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung serat yang tinggi
misalnya seperti apel yang mengandung serat yang larut, asam organik, dan
kalium.
d. Banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
e. Mencegah pasien untuk merokok karena dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung, stroke, dan juga penyakit paru-paru.
4. Berkolaborasi dengan dokter dan melaksanakan intruksi dokter untuk memberikan
terapi yaitu Inf : RL 20 tpm ( iv), Unj : Brain act 250 mg ( iv) dan Inj : Neurotam 3
gr ( iv)

B. Saran
1. Instansi Rumah Sakit
a. Pada ruang instalasi Gawat Darurat (IGD) sebaiknya terdapat protab
perawatan DC, dressing infuse, perawatan NGT sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
b. Untuk bidan di ruang instalasi Gawat Darurat (IGD) sebaiknya bidan yang
benar-benar terlatih dalam keperawatan kritis, sehingga lebih peka terhadap
perawatan pasien di instalasi Gawat Darurat (IGD).
2. Tenaga Kesehatan
17

a. Pasien stroke dengan bedrest dimungkinkan terjadinya decubitus, sehingga


bidan perlu lebih memperhatikan pasien dengan tanda-tanda decubitus dan
penatalaksanaan decubitus.
b. Bidan diharapkan mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien serta memakai alat pelindung diri untuk mencegah terjadinya resiko
infeksi dan infeksi nosokomial pada pasien di instalasi Gawat Darurat (IGD).
c. Bidan diharapkan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
dan kesadaran masing-masing yang bertujuan untuk kesembuhan dan
keselamatan pasien. Keluarga Pada keluarga sebaiknya senantiasa
mendampingi dan memberikan support kepada pasien meskipun dalam
kondisi koma sekalipun.
3. Untuk diri sendiri
Diharapkan dapat memanfaatkan waktu yang telah diberikan dengan
efektif dan efisien untuk melakukan asuhan keperawatan. Mahasiswa juga
diharapkan secara aktif untuk membaca dan meningkatkan keterampilan serta
menguasai kasus yang diambil untuk mendapatkan hasil asuhan keperawatan
yang komprehensif.

4. Institusi Pendidikan
Laporan ini diharapkan bisa digunakan sebagai referensi yang
menunjang pembelajaran dan referensi untuk penulisan laporan selanjutnya.
18

DAFTAR PUSTAKA

Arisoy YM. Gambaran NIHSS RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2014
Juni 2015. eCliniC. 2016;4(1).

Baehr M, Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. 5th ed. EGC; 2016.

Batticaca,F.B. (2018).Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem


Persararafan . Jakarta : Salemba Medika.

Elizabeth J. Corwin.(2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta : Aditya Media

Gemari. 2008. Faktor Resiko Stroke. Gemari edisi 94/Tahun IX/November 2008.

Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. 1st ed. Mardjono M, Sidharta P,


editors. Jakarta: PT.Dian Rakyat; 2012.

Maqassary, Al Ardi. 2015. Left Hemiparesis e.c Hemorrhargil Stroke. Com / 2015 /05

left hemiparesisi - ec- hemorrhagic -stroke html.

Muhlisin, Ahmad.Hemiparese : Gejala, penyebab ,pengobatan dan Mediskus. https :


mediskus.com/hemiparesis.

Ngoerah IGNG. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Saraf. Bali: Udayana University Press;
2017.

Wirawan RP. Rehabilitasi Stroke Dalam Pelayanan Kesehatan Primer. SMF


Rehabilitasi Medis RS Fatmawati. Jakarta;2009.p.61-2.

Yastroki, 2012. Stroke Penyebab Kematian Urutan Pertama di Rumah Sakit Indonesia.
Diakses tanggal 5 mei 2015, dari http:// www. Yastroki.or.id

Anda mungkin juga menyukai