2.WAHYU ALINDA
3. YOLA ANGRAINI
JURUSAN KEBIDANAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
gynekologi yang berjudul kelainan kongenital pada sistem reproduksi.
Selama proses penyusunan makalah ini, tidak lepas dari peran dan dukungan dari berbagai pihak
yang telah memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing penulis,
teman – teman yang telah membantu dan memberi dukungan terhadap penulis sehingga makalah
ini selesai tepat pada waktunya.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca
maupun dosen pembimbing sangat di harapkan demi perbaikan untuk masa-masa yang akan
datang.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
a.Latar belakang.................................................................................................
b.Rumusan masalah............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
a.pengertian..................................................................................
b.sejarah ginekologi.........................................................................
c.batasan ginekologi........................................................................
d.istilah-istilah ginekologi....................................................................
a,Hymen infeforata:..............................................................................
d,duplikasi vulva:.............................................................................
a. septum vagina:......................................................................................
c.kista vagina:......................................................................................
d. uterus dan tuba fallopi:.................................................................
e.ovarium:......................................................................................
g.kelainan pada sistem reproduksi karena keadaan tidak normal atau karena
pengaruh hormonal...............................................................................
BABIII PENUTUP
Kesimpulan :......................................................................................
Saran:......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA:......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
a.Latar Belakang
Derajat kesehatan memiliki arti penting dalam pengembangan dan pembinaan sumber daya
manusia dan sebagai modal pelaksanaan pembangunan nasional. Seorang bidan memiliki peran
yang unik yang tugasnya saling melengkapi dengan tenaga kesehatan profesional lainnya di
dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Bidan sebagai praktisi memberikan asuhan kebidanan
bagi ibu hamil dan bersalin yang normal, serta asuhan terhadap kasus gangguan system
reproduksi pada wanita dan gangguan kesehatan bagi anak balita sesuai dengan kewenangannya.
Sesuai dengan tugas seorang bidan dalam memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan yang
terfokus kepada ibu dan anak balita yang lebih rinci dapat kita ketahui bahwa pelayanan
kebidanan mencakup praperkawinan, kehamilan,melahirkan, menyusui dan nifas dan pelayanan
asuhan kebidanan pada bayi, balita, remaja dan wanita usia subur, maka kebidanan dalam
bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang pada paradigma yaitu berupa
pandangan terhadap manusia atau wanita, lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan atau
kebidanandanketurunan.
b.Tujuan
1.Agar dapat dan mampu mengetahui pengertian kelainan kongenita
Manfaat
1.Penulisdapat dan mampu mengetahui kelainan kongenital
2.Lingkup ginekologi
a.pengertian
Ginekologi berasal dari kata Gynaecology yang secara harfiah berarti "ilmu mengenai wanita"
atau science of woman yaitu cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari dan menangani
penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita (rahim, vagina dan ovarium).
Kata ginekologi sendiri berasal dari gyno/gynaikos = perempuan dan logos = ilmu, ilmu tentang
perempuan. Perdefenisi berarti ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang organ (reproduksi)
wanita diluar kehamilan. Bidang ginekologi termasuk didalamnya: kelainan bawaan, infeksi,
tumor, kelainan haid, infertilitas dan lain-lain sebagainya.
ginekologi adalah ilmu penyakit kandungan, ilmu kelamin wanita. (sumber : Achmad, Maulana,
dkk. 2003. Kamus Ilmiah Populer. Cetakan Pertama. Jakarta: Absolut.)
Ginekologi adalah dokumen bagian dari ilmu kedokteran yang berkenaan dengn fungsi-fungsi
dan penyakit yang khas pada wanita. (sumber : Poerwadarminta, W.J.S. 1987. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.)
Ginekologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mengobati penyakit saluran kelamin pada
wanita. (sumber: Tim Penrjemah EGC. 1994. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 26. Jakarta:
EGC )
b.sejarah ginekologi
Gynecology atau gynecology berasal dari bahasa yunani gynaika(yovaika) yang berarti
wanita,logia yang berarti ilmu, jadi gynecology adalah ilmu mengenai wanita, dapat didefenisi
ilmu yang mempelajari tentang kondisi fisiologis dan patologis sistem reproduksi wanita pada
keadaan tidak hamil . sebelum ilmu ginekologi berkembang pada zaman kuno menjadi
keterbatasan pengetahuan tentang anatomi,keluhan nyeri, perdarahan dan infeksi merupakan
hambatan utama untuk dapat melakukan operasi,perawatan luka,post op dan penutupan luka
untuk menjadi trial dan error.
Perkembangan ginekologi
Pada tahun 1543 Andreas Vesalia menjadi De humani corporis fabrico (surgeon anatomists) John
Hunter(1728-1793)
c.batasan ginekologi
Ginekologi mempelajari mengenai gangguan haid, perdarahan uterus abnormal,keputihan,
endometriosis, penyakit radang panggul, bartolinitis, mioma uteri, tumor ovarium neoplastik
jinak, infertilitas, dan menopause:
1 Gangguan Haid
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid :
Hipermenorea atau menoragia yaitu perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih
lama dari normal (lebih dari 8 hari).
Hipomenorea yaitu perdarahan haid yang jumlahnya sedikit, ganti pembalut 1-2 kali per hari, dan
lamanya 1-2 hari. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen & progesteron, stenosis himen,
stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom Asherman). Sinekia uteri didiagnosis dengan
histerogram atau histeroskopi.
Kelainan Siklus :
Polimenorea yaitu siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Polimenorea dapat
disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi
pendek masa lutea. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan
sebagainya.
Oligomenorea yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Pada kebanyakan kasus
oligomenorea kesehtan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik.
Amenorea yaitu bila tidak haid lebih dari 3 bulan baru dikatakan amenore, diluar amenore
fisiologik. Penyebabnya dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel),
uterus (endometrium) dan vagina. Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya
tanda-tanda kelaki-lakian (maskulinisasi), adanya galaktorea, cacat bawaan, uji estrogen dan
progesteron yang negatif, adanya penyakit lain (tuberkulosis, penyakit hati, diabetes melitus,
kanker), infertilitas atau stress berat.
Perdarahan diluar haid :
Metroragia yaitu perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan
ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan
dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium,
karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen
eksogen.
Gangguan lain yang berhubungan dengan haid :
Premenstrual tension (ketegangan prahaid)
Mastodinia
Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
Dismennorea
2. Menorrhagia
Menorrhagia adalah perdarahan yang berlebihan saat menstruasi. Normalnya, masa
menstruasi adalah 4-7 hari. Menurut para pakar, darah yang mengalir di waktu itu sekitar 80 mL.
Nah, jika periode haid berlangsung lebih lama atau darah yang keluar sangat banyak, diikuti
nyeri hebat pada perut, kemungkinan besar Qt mengalami menorraghia.
3. Metrorhagia
Metrorrhagia adalah perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid6
namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak11,12.
Metrorrhagia dapat disebabkan oleh kehamilan seperti abortus ataupun kehamilan ektopik6 dan
dapat juga disebabkan oleh faktor luar kehamilan seperti ovulasi, polip endometrium dan
karsinoma serviks. Akhir-akhir ini, estrogen eksogen menjadi penyebab tersering
metrorrhagia11. Terapi yang diberikan tergantung etiologi.
4. Vaginitis
Vaginitis adalah peradangan pada Miss V, yang disebabkan oleh infeksi atau flora bakteri.
Salah satu gejalanya keluarnya cairan dari Miss V yang diikuti rasa gatal, iritasi bagian bawah,
bau tak sedap, bahkan kadang terjdi pendarahan pada Miss V.
5. Mastalgia
Mastalgia adalah nyeri pada payudara yang terbagi menjadi dua, yaitu mastalgia siklik
(yang berhubungan dengan siklus menstruasi) dan non-siklik. Nyeri non-siklik berasal dari
payudara itu sendiri atau dari otot sendi terdekat.Mastalgia adalah kondisi dimana payudara
merasa nyeri. Sebenarnya mastalgia ini akrab dengan setiap wanita, karena selalu datang
mengiringi waktu menstruasi.
6. Oligomenorea
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari
35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan
mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus
menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai
amenorea sekunder.
7. Amenorea
Amenorea ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Lazim
diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Kita berbicara tentang
amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah mendapat haid,
sedang pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat
lagi (Wiknjosastro, 2008)
8. Polimenorea
Polimenorea adalah siklus haid lebih pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari siklusnya
atau masa bersih tanpa darah haid kurang dari 2 minggu). Secara awam bisa terlihat sebagai haid
yang terjadi dua kali atau lebih dalam satu bulan.Banyaknya perdarahan bisa sama atau lebih
banyak dari haid normal. Penyebabnya antara lain gangguan hormonal
sehingga siklus haid menjadi lebih pendek.
9. Dysmenorea
Dismenorrhea adalah nyeri sewaktu haid6,7,12,13. Dismenorrhea terdiri dari gejala yang
kompleks berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya
disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum2,7,13.
10. Mittelshmerz
Mittelshmerz:nyeri intermenstrual pada abdomen bagian bawah yang umunya berkaitan
dengan ovulasi.atau nyeri pada waktunya terjadi ovulasi biasanya 14 hari sebelum haid.rasa nyeri
saat pertengahan siklus menstruasi karena ovulasi
11. Klitoromegali
Klitoromegali adalah gejala interseksualitas, karena klitoris membesar sehingga
menyerupai penis.
16. Kolposkopi
Kolposkopi adalah meneropong mulut rahim/serviks dengan kaca pembesar,agar kelainan
serviks bisa terlihat dan di lakukan Biopsi/mengambil jaringan yang di curigai,lali di periksa
dibawah mikroskop.tindakan kolposkopi adalah tindak lanjut dari pemeriksaan pap smear yang
bermasalah atau di temukan kelainan pada pap smear nya.
17. Histeroskopi
Histeroskopi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk memandang bagian dalam rahim.
Alat yang digunakan tampak seperti teleskop tipis. Alat ini dimasukkan ke dalam vagina, melalui
leher rahim, perlahan-lahan bergerak melalui saluran leher rahim ke dalam rongga rahim.
18. Laparoskopi
Laparoskopi adalah semua tindakan bedah yang tidak membutuhkan sayatan lebar dalam
melakukan eksplorasinya, tetapi memerlukan alat bantu kamera, monitor dan instrumen-
instrumen khusus melakukan pembedahan melalui layar monitor tanpa melihat dan menyentuh
anggota badan pasien. Bedah laparoskopi merupakan metode baru yang lebih nyaman untuk
pasien yaitu bedah invasif minimal. Sejak pertama kali diperkenalkan teknik pembedahan ini
memperlihatkan keunggulannya dibanding bedah konvensional sehingga berkembang pesat
hingga saat ini.
19. Ligasi Tuba
Ligasi tuba (tubal ligation) adalah sterilisasi permanen dengan pembedahan yang
memotong dan mengikat tuba falopi. Prosedur ini dapat dilakukan pada saat yang sama sebagai
operasi caesar, yang menghilangkan kebutuhan untuk operasi kedua, atau enam minggu atau
lebih setelah persalinan vaginal.
21. Histerosalfingografi
23. Ovulasi
Ovulasi adalah proses dalam siklus menstruasi wanita dengan ruptur folikel mana ovarium
matang dan pembuangan sebuah ovum (juga dikenal sebagai oosit, gamet betina, atau santai,
telur). Ovulasi juga terjadi dalam siklus estrus pada mamalia betina lain, yang berbeda dalam
cara fundamental dari siklus menstruasi. Waktu sekitarnya segera ovulasi disebut sebagai fase
ovulasi atau masa periovulatory.
26. Dyspareunia
Dispareunia adalah nyeri pada alat kelamin atau nyeri di dalam panggul yang terjadi
selama melakukan hubungan seksual. Dyspareunia merupakan istilah medis yang
mengindikasikan adanya rasa nyeri pada genital sebelum, selama atau setelah bersenggama.
Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan dengan adanya otot-otot pada bagian luar vagina
yang mengencang. Dyspareunia juga dapat berhubungan dengan masalah medis seperti
vestibulitis (inflamasi kelenjar), atrophy vaginal atau vagina kering atau infeksi vaginal.
Dyspareunia juga dapat disebabkan oleh faktor fisiologik atau psikologik, atau bahkan kombinasi
keduanya.
29. Marsupialisasi
Marsupialisasi adalah menghilangkan kista.
31. Leukorea
Leukoreo adalah Keputihan (white discharge, fluor albus, leukorea) merupakan istilah
untuk setiap cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genitalia wanita yang tidak berupa darah.
Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar,
bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolin.
32. Hymenoplasty
Hymenoplasty termasuk operasi kecil. Biasanya dilakukan dengan bius lokal atau sedasi.
Teknik operasinya ada dua macam, yaitu simple hymenoplastydan alloplant.
Hymenoplasty adalah tindakan memperbaiki selaput dara sehingga tampak masih perawan.
Awalnya prosedur operasi ini dilakukan khusus untuk wanita-wanita yang mengalami robek
pada selaput dara akibat kecelakaan. Namun seiring perkembangannya, operasi "permak" ini
malah mengalami pergeseran tujuan. Banyak wanita penganut paham "free sex" lantas ikut-
ikutan pula melakukan "permak keperawanan". Alasan mereka melakukannya, tentu saja sebagai
hadiah terindah untuk pasangannya kelak.
33. Vaginoplasty
Vaginoplasty adalah operasi yang dilakukan untuk mengencangkan vagina. Kerusakan
umumnya disebabkan oleh kehamilan dan melahirkan. Kepala bayi yang dilahirkan, melewati
vagina, bisa menyebabkan otot panggul terlalu "melar" dan merobeknya. Dan bisa menjadi lebih
buruk lagi bila sang pasien tidak melakukan senam Kegel selama hamil dan setelah melahirkan.
34. Kolforafi
Kolforafi adalah Perbaikan vagina melalui pembedahan.
35. Histerektomi
Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim, uterus) seorang wanita. Dengan
demikian, setelah menjalani histerektomi seorang wanita tidak mungkin lagi untuk hamil dan
mempunyai anak.
36. Salfingektomi
Salfingektomi adalah Pengangkatan saluran sel telur baik keseluruhan maupun sebagian.
37. Ooforektomi
Ooforektomi adalah operasi pengangkatan ovarium atau indung telur. Operasi ini juga
disebut ovariektomi, tetapi istilah ini telah digunakan secara tradisional dalam penelitian ilmu
dasar yang menggambarkan operasi pengangkatan indung telur pada hewan laboratorium.
41. Estradiol
Estradiol (E2 atau 17β estradiol-) (juga estradiol) adalah hormon seks. Estradiol adalah
hormon seks pada wanita dominan hadir. Hal ini juga hadir pada laki-laki, dan pada tingkat yang
lebih tinggi karena sedang terus-menerus diproduksi. Pada wanita hanya diproduksi 3 dari 30
hari dari siklus. Ini merupakan estrogen utama pada manusia.
Estradiol merupakan bentuk estrogen yang paling aktif yang diproduksi ovarium,
diperlukan untuk pematangan normal pada wanita. Estradiol memainkan peranan penting &lam
perkembangan lapisan dalam endometrium. Paparan estrogen yang terus menerus dalam waktu
lama menyebabkan hiperplasia endometrium yang biasanya disertai pola perdarahan abnormal,
yang merupakan manifestasi dui perdarahan uterus disfungsi (PUD).
42. Galaktorea
Galaktorea adalah cairan puting susu yang tidak terkait dengan produksi susu. Galaktorea
sendiri bukanlah penyakit, tetapi itu adalah tanda suatu masalah. Meskipun paling sering terjadi
pada wanita, galaktorea bisa terjadi pada laki-laki dan bahkan kadang-kadang pada bayi.
43. Hirsutisme
Hirsutisme adalah suatu keadaan dimana rambut tumbuh secara berlebihan pada kulit yang
biasanya tidak terlalu banyak memiliki rambut
Hirsutisme adalah gejala munculnya rambut pada bagian tubuh perempuanyang biasanya
tidak ditumbuhi rambut seperti di bawah dagu atau di atas bibir. Hirsutisme bukanlah
merupakan penyakit namun gejala (symptom) saja. Kemungkinan ada kelainan medis lainnya,
apalagi jika hal ini muncul setelahpubertas.
44. Molimina Menstrualia
Molimena menstrualia adalah Nyeri yang siklis tanpa haid.
45. Hematokolpos
Hematokolpos, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam vagina.
46. Hematometra
Hematometra, yaitu darah masuk dan terkumpul dalam rahim.
47. Pyosalphinx
Timbunan nanah pada tuba falopii
48. Kryptomenorea
Pada keadaan ini haid ada, tapi darah haid tidak keluar karena tertutupnya tractus genetalis
(cervix, vagina atau hymen). Kelainan ini terjadi karena adanya kelainan bawaan pada alat
genetalia wanita seperti tidak adanya lubang vagina atau genetalia interna tidak ada.
Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital besar, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi
berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi berat
lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama
kehidupannya.
Di Indonesia juga pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan diagnosis
kelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosis pre/ante-natal kelainan
kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu misalnya pemeriksaan ultrasonografi
pemeriksaan air ketuban dan darah janin.Angka kejadian yang sering terjadi biasanya berupa
satu jenis kelainan saja atau dapat pula berupa beberapa kelainan kongenital secara bersamaan
sebagai kelainan kongenital multipel. Angka kejadian kelainan kongenital yang besra berkisar 15
per 1000 kelahiran, angka kejadian ini akan menjadi 4-5% bila bayi diikuti terus sampai berumur
1 tahun. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (1975-1979) secara klinis ditemukan angka
kejadian kelainan kongenital sebanyak 225 bayi diantara 19.832 kelahiran hidup atau sebesar
11,61 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan (1977-1980)
sebesar 48 bayi (0,33%) diantara 14.504 kelahiran bayi, dan di Rumah Sakit Universitas Gadjah
Mada (1974-1979) sebesar 1,64% dari 4.625 kelahiran bayi. Angka kejadian dan jenis kelainan
kongenital dapat berbeda-beda untuk berbagai ras dan suku bangsa, begitu pula dapat tergantung
pada cara perhitungan besar kecilnya kelainan kongenital.
5) Kelainan perineum
Dimana bayi tidak mempunyai lubang anus, atau anus bermuara dalam sinus urogenitalis, dan
terdapat satu lubang dari mana keluar air kencing dan feases.
a. Septum Vagina
Septum Vagina adalah sekat sagital di vagina dapat ditemukan di bagian atas vagina. Septum
vagina dapat dalam bentuk septum yang longitudinal atau vertikal. Septum longitudinal dapat
terjadi sepanjang vagina sehingga dapat menghalangi jalannya persalinan. Septum vagina yang
vertikal dapat menghalangi penurunan dan kesulitan menilai pembukaan. Bila kepala sudah turun
mencapai hodge III, septum vertikal dapat digunting sehingga persalinan berlangsung dengan
aman.
Sekat sagital di vagina dapat ditemukan di bagian atas vagina. Tidak jarang hal ini ditemukan
dengan kelainan pada uterus, oleh karena ada gangguan dalam fusi atau kanalisasi kedua duktus
mulleri. Pada umumnya kelainan ini tidak menimbulkan keluhan pada yang bersangkutan, dan
baru ditemukan pada pemeriksaan ginekologik. Darah haid juga keluar secara normal. Pada
persalinan septum tersebut dapat robek spontan atau perlu disayat dan diikat. Tindakan tersebut
dilakukan pula bila ada dispareuni.
Septum vagina akibat gangguan fusi atau kanalisasi kedua duktus muleri Pada persalinan dapat
robek atau perlu diguntung dan diikat bila berdarah Aplasia dan atresia vagina Duktus muler
berfusi tapi tidak membentuk kanal.teraba sebagai jaringan yang tebal saja.tidak ada vagina,
pada lubang masuk seperti cekungan saja.
Atresia vulva dalam bentuk atresia himenalis yang menyebabkan hematokolpos, hematometra
dan atresia vagina dapat menghalangi konsepsi. Kelainan vagina yang cukup sering dijumpai
dalam kehamilan dan persalinan adalah septum vagina terutama vertika longitudinal.
Septum yang lengkap sangat jarang menyebabkan distosia karena separoh vagina yang harus
dilewati oleh janin biasanya cukup melebar sewaktu kepala lahir. Akan tetapi septum yang tidak
lengkap kadang-kadang menghambat turunnya kepala. Struktur vagina yang kongenital biasanya
tidak menghalangi turunnya kepala, akan tetapi yang disebabkan oleh perut akibat perlukaan
dapat menyebabkan distosia.
Etiologi
Septum vagina tidak jarang hal ini ditemukan dengan kelainan pada uterus, oleh karena ada
gangguan dalam fusi atau kanalisasi kedua duktus mulleri.
Tindakan
Cara yang efektif untuk tindakan persalinan septum tersebut adalah dengan robekan spontan atau
di sayat dan diikat. Tindakan ini dilakukan pula bila ada dispareuni.
Penatalaksanaan
Sikap bidan dalam menghadapi kelainan ini, adalah menegakkan kemungkinan septum vagina,
vertikal atau longitudinal pada waktu melakukan pemeriksaan dalam dan selanjutnya merujuk
penderita untuk mendapat pertolongan persalinan sebagaimana mestinya.
b. Aplasia dan Atesia Vagina
Pada aplasia vaginae kedua duktus mulleri mengadakan fusi, akan tetapi tidak
berkembang dan tidak mengadakan kanalisasi, sehingga bila diraba hanya ditemukan jaringan
yang tebal saja. Pada aplasia vagina tidak ada vagina, dan ditempatnya intruitus vaginae hanya
terdapat cekungan yang dangkal atau yang akan dalam.
Disini therapynya adalah : Pembuatan vagina baru.
Vagina menghubungkan genetalia ekterna dengan genetalia interna.Introitus vagina
tertutup pada hymen atau selaput darah,suatu lipatan selaput setempat.Pada seorang virgo selaput
darahnya masih utuh,dan lubang selaput darah umumnya hanya dapat dilalui oleh jari
kelingking.Pada koitus pertama hymen robek di beberapa tempat dan sisanya di namakan
katunkulae mittiformes.Besarnya lubang hymen tidak menentukan apakah wanita tersebut masih
virgo atau tidak.
Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan dibelakang 9,5cm.Sumbunya berjalan kira kira
sejajar dengan arah pinggir bawah simpisis ke promontorium.Arah ini penting diketahui.jika
memasukkan jari kedalam vagina pada pemeriksaan ginekologi.Pada pertumbuhan janin dalam
uterus 2/3bagian atas vagina beralas dari duktus inuller (asal dari entroderm) sedangkan 1/3
bagian bawahnya dari limparan limparan ektorderm.Hal ini penting diketahui dalam menghadapi
kelainan kelainan bawaan.
Pada aplasia vagina kedua duktus mulleri mengadakan fusi,akan tetapi tidak berkembang
dan tidak mengadakan kanalisasi,sehingga bila diraba hanya ditemukan jaringan yang tebal
saja.Pada umumnya bila di jumpai aplasia vagina ,maka sering pula ditemukan uterus yang
rudimenter.Ovarium dapat pula menunjukkan hipoplasi atau menjadi polikistik.
Pada aplasia vagina tidak ada vagina, dan di tempatnya introitus vagina hanya terdapat
cekungan yang dangkal atau yang agak dalam .
Disini terapi terdiri atas pembuatan vagina baru beberapa metoda telah dikembangkan
untuk keperluan itu. Operasi ini sebaiknya pada saat wanita yang bersanmgkutan akan
menikah.Dengan demikian vagina baru dapat digunakan dan dapat dicegah bahwa vagina buatan
akan menyempit.
Pada atresia vagina terdapat gangguan dalam kanalisasi sehingga terbentuk suatu septum
yang horizontal. Septum itu dapat ditemukan pada bagian proksimal vagina,akan tetapi bias juga
pada bagian bawah, diatas hymen (atresia retrohymenalis).
Bila penutupan vagina itu menyeluruh, menstruasi timbul tetapi darah haid tidak keluar
.Terjadilah hematokolpos yang dapat mengakibatkan hematometra dan
hematotalpinks.Penanganan hematokolpos sudah dibahas dalam pembicaraan tentang atresia
hymennalis.
Penatalaksanaan
Operasi pembuatan vagina baru ini sebaiknya pada saat wanita yang bersangkutan akan menikah.
Dengan demikian vagina baru dapat digunakan dan dapat dicegah bahwa vagina buatan akan
menyempit.
Pada attresia vaginae terdapat gangguan dalam kanalisasi : sehingga terbentuk suatu septum yang
horisontal. Septum itu dapat ditemukan pada bagian proksimal vagina, akan tetapi bisa juga pada
bagian bawah, diatas himen. Bila penutupan vagina itu menyeluruh, mensturasi timbul terapi
vagina tidak menyeluruh, tidak akan timbul kesulitan.
c. Kista Vagina
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering ditemui.
Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang
berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya.Kista termasuk tumor jinak yang
terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan
normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak
relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan
penderitanya.Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-neoplastik dan
neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2
hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun
tergantung pada ukuran dan sifatnya.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar
alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus
gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain
pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal.
Kista di vagina bisa mempersempit lubang vagina yang akhirnya akan menghambat
persalinan. Bahkan jika bentuknya besar, bisa menghalangi hubungan intim dan akibatnya malah
tak bisa hamil. Karenanya, jika ibu menemukan kista di vaginanya, harus segera dioperasi agar
bisa hamil. Bila setelah hamil dijumpai ada kista, harus dilakukan operasi ketika usia kehamilan
masih muda, sekitar 3-4 bulan. Jika sudah telanjur, harus dilakukan operasi sesar.
Kista vagina biasanya kecil berasal dari duktus gartner atau duktus mulerri .Letaknya
lateral dalam vagina bagian proksimal, ditengah atau distal dibawah orifisium uretra externum.
Kista berisi cairan jernih dan dindingnya ada yang sangat tipis, dan ada pula yang agak tebal.
Wanita tidak mengalami kesulitan waktu persetubuhan dan persalinan. Jarang sekali kista ini
sedemikian besarnya,sehingga menghambat turunnya kepala dan perlu difungsi atau pecah akibat
tekanan kepala.
Adakalanya pada kista terjadi peradangan ,bahkan dapat pula terjadi abses. Biasanya
abses pecah sepontan bila sudah besar. Apabila tidak perlu dilakukan insisi.
Terapi kista vagina pada umumnya tergantung pada besarnya ,tempatnya,dan saat di
temukannya.
Kista kecil yang tidak melebihi buah duku biasanya tidak diketahui oleh penderita dan ini
tidak perlu di apa apakan .Akan tetapi kista yang besar dan di sadari oleh penderita lebih lebih
apabila disertai keluhan,sebaiknya di angkat,saat yang paling baik untuk pembedahan ialah
diluar kehamilan.Dalam kehamilan tua atau apabila kista baru pertama kali diketahui sewaktu
wanita dalam persalinan sikap konservatif lebih baik marsupialisasi dan dilakukan kira kira tiga
bulan setelah bayi lahir
Patofisiologi
Tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium invaginasi yang sederhana dari epitel germinal
sampai ke invaginasi disertai permukaan ruangan kista yang luas terjadi pembentukan papil-papil
kearah dalam tumor kistik.
Etiologi
Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
1. Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya;
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c. Kurang olah raga
d. Merokok dan konsumsi alcohol
e. Terpapar denga polusi dan agen infeksius
f. Sering stress
2. Faktor genetic.
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen ,
polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Tindakan
Cara yang paling efektif untuk mengatasi kista yaitu:
1. Dengan mengangkat kista melalui operasi. Namun, tindakan pengobatan tersebut hingga
kini belum memberikan hasil yang memuaskan. Tindakan operasi pengangkatan kista tidak
menjamin kista tidak akan tumbuh kembali nantinya. Selama seorang wanita masih
memproduksi sel telur, maka potensi untuk tumbuh kista akan tetap ada. Namun, dengan
meningkatnya pengetahuan serta kesadaran kaum wanita saat ini untuk memeriksakan organ
reproduksinya merupakan langkah awal yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya kista.
2. Mengatasi Kista dengan Laparoskopi
Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan membuat dua
atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10 milimeter) di sekitar perut pasien. Satu lubang pada
pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan
gambar dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan
bedah yang lain.
Tanda dan Gejala
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang lama.
Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;
Gangguan haid
Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
sponta dansakit diperut.
Nyeri saat bersenggama.
Penatalaksanaan
Penderita kanker ovarium stadium dini dapat ditangani dengan operasi yang kemudian
dilanjutkan dengan terapi. Bila kanker ovarium telah memasuki stadium lanjut baru di
lakukan kemoterapi atau radiasi.
C. FUNGSI OVARIUM
1. Fungsi Reproduksi
Pada setiap ovarium akan terjadi perkembangan sel telur. Pada proses ini sel telur akan disertai
dengan sekelompok sel yang disebut sel folikel (sel yang berisi cairan tempat tumbuhnya sel
telur). Perkembangan dari sel folikel ini akan dirangsang oleh hormon Follicle Stimulating
Hormone (FSH). Sejak masa embrio, sudah terjadi perkembangan oogonium menjadi oosit,
sedangkan oosit tidak akan berkembang menjadi sel ovum matang sampai dimulainya masa
pubertas.
Setelah mulai memasuki masa pubertas, ovum yang sudah matang akan dilepaskan dari sel
folikel dan dikeluarkan dari ovarium ke uterus (rahim). Sel ovum siap untuk dibuahi oleh sel
sperma pria. Apabila sel tersebut tidak dibuahi, maka seorang wanita akan mengalami masa
mestruasi, yaitu luruhnya dinding endometrium bersama dengan sel ovum yang tidak dibuahi.
Sedangkan apabila sel ovum berhasil dibuahi oleh sel sperma, maka hasil pertemuan keduanya
atau yang biasa disebut hasil fertilisasi akan tumbuh dan berkembang di uterus (rahim) menjadi
embrio.
e.sistem genetalia dan sistem traktus uranium
Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme yang bekerja
sama untuk tujuan reproduksi seksuall. Banyak zat non-hidup seperti cairan, hormon,
dan feromon juga merupakan aksesoris penting untuk sistem reproduksi.[1]Tidak seperti
kebanyakan sistem organ, jenis kelamin dari spesies yang telah terdiferensiasi sering memiliki
perbedaan yang signifikan. Perbedaan ini memungkinkan untuk kombinasi materi genetik antara
dua individu, yang memungkinkan untuk kemungkinan kebugarangenetik yang lebih besar
dari keturunannya.[2]
Dua system ini saat pertumbuhan embriologi memiliki hubungan yang dekat sehingga dapat
terjadi kelainan bersamaan oada kedua sistem ini misalnya kloaka persisten . x trofi kandung
kemih sehingga mendorong vagina kedaerah subprapublik dan klitoris yang terbagi menjadi dua
Kelainan sistem reproduksi karena gangguan hormone padawanita dapat menyebabkan berbagai
masalah karena proses reproduksiwanita dipengaruhi oleh hormon seperti estrogen, progesteron,
dan prolaktin. Hormon hormon pada wanita, Estrogen adalah hormon yang berfungsi
untukperkembangan sifat seksual wanita. Hormon
progesteron berfungsi untuk persiapan hamil. Prolaktin merupakan hormon untuk persiapan
menyusui.Selain ketiga hormon tersebut wanita juga memiliki hormon
yang berperan seperti sifat seksual pria. walaupun kadarnya rendah. yaituhormon androgen.
Peranan hormon sangat penting bagi prosesreproduksi wanita sehingga jika mengami gangguan
pada ketiga hormontersebut dapat menyebabkan beberapa gangguan pada fungsi
tubuhlainnya.Terdapat beberapa jenis gangguan yang disebabkan olehgangguan hormon,
diantaranya adalah gangguan perkembangan sel telur.gangguan ovulasi, gangguan haid,
gangguan reproduksi. keluarnya airsusu sebelum waktunya, dan munculnya sifat kelaki-lakian.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kelainan sistem reproduksi karena gangguan hormone pada wanita dapat menyebabkan masalah
karen proses reproduksi wanita dipengaruhi oleh hormone seperti estrogen,progesteron dan
prolaktin. Hormon hormon pada qanita. Estrogen adalah hormon yang berfungsi untuk
perkembangan sifat seksual wanita.hormon progesteron berfungsi untuk persiapan hamil
.prolaktin merupakan hormone untuk persiapan menyusui
Kelainan conginetal sistem reproduksi dapat disebabkan oleh faktor lingkungan,nutrisi,penyakit
metabolik,infeksi,virus,obat teratogenik dan lain-lain.
SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan makalah ini
,tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan
kekurangan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis khususnya pembaca umumnya
mengenai kelainan uterus.
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/11/ilmu-kandungan-ginekologi/)
sumber : http://www.drdidispog.com/2008/07/istilah-obstetri-dan-ginelogi.html
(sumber : http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/07/ginekologi.html)
Yatim.Wildan.Dr.1994.Reproduksi dan embriologi.Bandung.Tarsito
Wibowo.Daniel S.2005. Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta .Pt Grsindo
http:/id.wikipedia.org/wiki/hormon