Anda di halaman 1dari 78

cara memelihara doc ayam kampung

Melihara DOC ayam kampung perlu


perhatian khusus. DOC atau anakan
adalah masa rentan terhadap
kematian. Jadi, perlu penanganan
dan memeliharaan serta perhatian
yang ekstra demi mencegah
kemungkinan kematian anak ayam
tersebut. Dalam halaman ini kami
ingin berbagi bagaimana cara
merawat DOC atau anak ayam pada
usia 1-7 hari.

DOC usia 1-7 hari termasuk usia


kritis dimana usia tersebut sering
terjadi kematian. Sering kami
melihat ayam yang diliarkan bila
seekor induk ayam bersama 9-12
anak ayam kemungkinan hanya
bertahan 7-8 ekor hingga usia
dewasa. Untuk itu bila kita
memelihara sejak dari DOC umur 1-7
hari perlu usaha merawat anak ayam
dengan serius. Adapun tips
memelihara anakan umur 1-7 hari
adalah sebagai berikut :
1. Perkandangan
Persiapan kandang DOC
Sesaat sebelum kita memiliki DOC
usahakan untuk membuat kandang
terlebih dahulu. Kandang ayam untuk
1-7 hari disebut brooder. Broder
adalah kandang pemanas untuk
menggantikan lindungan induk ayam.
Karena anak ayam tersebut masih
membutuhkan panas berlebih
dibanding suhu dari luar. Tempatkan
kandang tersebut di dalam rumah
untuk menghindari dari pemangsa dll.

Syarat Kandang
Pastikan kandang untuk anak ayam
memudahkan kita memantau dan
mengambil ayam serta berbagai
peralatan untuk pemeliharaannya.
Kandang terlalu rapat dan susah
dibuka akan menyulitkan kita
mengambil ayam, tempat pakan dll.
Usahakan kita mudah untuk
memasukkan dan mengeluarkan ayam,
pakan, tempat minum dll secara
cepat.

Alas Kandang
Untuk alas sebaiknya adalah datar
atau rata. Penempatan DOC pada
alas berlubang seperti strimin akan
menyebabkan kaki pengkor karena
ayam susah berdiri dan dipaksa
mencengkeram alas. Jika sahabat
merasa repot dengan kotorannya,
gunakan strimin yang berlubang kecil
Dinding Kandang
Dinding haruslah terbuat dari bahan
yang kedap udara. Tahan air dan
kurangi beberapa bahan yang
mengandung besi atau kawat.
2. Peralatan
Peralatan yang dipakai untuk
pemeliharaan DOC umur 1-7 hari
adalah tempat pakan, tempat minum,
dan pemanas.
a. Tempat Pakan
Pemberian tempat pakan bila kita
ambil perbandingan adalah 2:1.
Intinya tempat pakan haruslah
melebihi dari kapasitas ayam. Misal
dalam kandang terdapat 20 ekor, dan
1 tempat pakan memuat 10 ekor
maka tempat pakan haruslah diberi 3
buah. Hal ini memungkinkan DOC
ayam tidak berebut saat makan.
Bila sahabat mengalami masalah
pakan anak ayam yang berhamburan
karena dikais-kais, maka gunakan
nampan dan beri pakan ayam.
Kemudian di atas pakan tersebut
diberi strimin agar pakan tidak
berhamburan. Cara ini lebih efektif
dan efisien dibanding tempat pakan
yang dibiarkan terbuka lebar.
b. Tempat Minum
Berilah tempat minum dengan
keadaan yang bersih. Bisa membeli di
poultry terdekat atau membuat
sendiri dengan bambu yang
dilubangi tiap ruasnya seperti
kentongan. Di daerah kami menyebut
clonthang (bahasa jawa). Gantilah air
dengan yang baru paling lama 2 hari
se-kali.
c. Pemanas
Banyak sumber panas dapat
digunakan untuk menggantikan tugas
induknya. Gunakan lampu pijar
dengan 25-60 Watt sesuai
kebutuhan. Tentu dengan
memperhatikan suhu ideal untuk
anak ayam seperti poin 5.
3. Pembuatan Broder Sederhana
Broder sederhana, efektif dan efisien
adalah penggunaan kardus dengan
memberikan alas koran di bawahnya.
Berilah pemanas seperti poin 2 c.
4. Pemberian Pakan dan minum
Seperti yang sudah kami tulis
tentang jenis pakan ayam berdasar
umur. Kita harus memberikan jenis
pakan yang tepat. Jangan sampai
DOC umur 1-7 hari diberi pakan
kasar. Berilah BR1 yang sudah
dihaluskan agar tidak terjadi berak
dan pengerasan kotoran pada anus
anak ayam. Anak ayam membutuhkan
protein lebih tinggi dibanding ayam
dewasa sebesar 19-24%. Protein
yang cukup memungkinkan anak
ayam tumbuh cepat dan bulu tumbuh
lebih cepat. Kami memberikan
protein hewani seperti ulat hongkong
dll. Bila ulat hongkong terlalu mahal
sahabat bisa memberikan pelet ikan
sebagai pengganti. Saya jamin anak
ayam akan super cepat
pertumbuhannya.
Pemberian minum yang manis akan
menyebabkan anak ayam makan
dengan lahap. Jadi berilah air gula
jawa atau sejenis secukupnya.
Jangan sampai menimbulkan semut di
area kandang. Kami biasa
mencampurkan dengan air wortel
untuk mencegah mata sayup akibat
cahaya lampu terlalu terang.
5. Suhu dalam kandang
Kami sudah menulis tentang suhu
tepat untuk ayam
kampung khususnya DOC. Dimana
suhu ideal adalah 29-33 derajat
Celsius. Pastikan untuk tidak kurang
atau lebih terlalu banyak.
6. Vaksin
Seperti prinsip metode pemeliharaan
kami yaitu memproduksi ayam
kampung organik. Kami tidak
memberikan vaksin kepada anak
ayam. Ini dimaksudkan agar ayam
terbiasa sejak awal untuk tidak
dimasuki kandungan berbahaya. Kami
memberikan rendaman air kapur atau
gamping (jawa) sebagai pengganti
vaksin. Sahabat bisa mengganti
pelarut vaksin dengan air kelapa
muda jika vaksin terpaksa diberikan.
Air kelapa muda (kelapa hijau) lebih
tahan lama setelah diencerkan
selama 2 kali lipat dibanding aturan
pemberian vaksin yaitu 4 jam.
Biasanya vaksin harus diberikan 2
jam setelah diencerkan.
7. Pemantauan
Pemantauan pertumbuhan adalah
kegiatan terakhir setelah langkah-
langkah di atas dilakukan.
Pengecekan bila ada anak ayam
yang kurang bergairah atau bahkan
menunjukkan gejala sakitharus cepat
ditangani dan dipisahkan.
Seperti itulah pemeliharaan dan cara
merawat doc ayam kampung versi
kami. Semoga artikel kami
bermanfaat dan membantu
memecahkan masalah membesarkan
DOC umur 1-7 hari. Ada keluhan,
kritik dan saran? Jangan sungkan
memberi tanggapan di kotak
komentar. Salam sukses Peternak
Ayam Indonesia!.
Nah, berikut ini saya akan
memberikan tips untuk anda cara
cepat membesarkan anak ayam
kampung super dengan citarasa
daging mendekati atau bahkan mirip
dengan ayam kampung lokal. Ini
dia…
1. bibit ayam kampung yang kita
pelihara haruslah ayam kampung
super yang cepat besar, seperti yang
saya punya contohnya. Supaya
perttumbuhan cepat dan bisa dipacu
2. usahakan kandang yang
digunakan sistem umbaran, jangan di
kandang batere. Lebih baik lagi,
alasnya tanah sehingga ayam bebas
berkeliaran dan dalam kandang
tersebut buatlah tangkringan ayam
dari kayu atau bambu, kan ayam
suka lompat, loncat dan nagkring, ini
akan melatih otot ayam sehingga
relatif kekar.
3. nah ini yang terpenting, rekayasa
ransum. Maksud saya begini, tidak
usah pake teori yang canggih-
canggih. Kita tau kalo supaya ayam
cepat besar, intinya ransum harus
mengandung protein tinggi. Nah,
protein ini bisa dicari dengan pakan
pabrik (mis BR 1), atau kalo di desa
saya “amis-amisan” dari ikan atau
yuyu, keong atau tepung ikan.
Untuk praktisnya, saya mending beli
BR 1. Komposisi ransum yang saya
gunakan adalah :
- anak ayam umur 0 – 25 hari = 100
% BR 1. Pada umur ini jangan lupa,
beri lampu/penerangan, selain
supaya hangat juga bisa makan di
malam hari. Dan juga air minum
diberi rebusan sayuran, contoh daun
pepaya atau temu-temuan untuk
menjaga kesehatan tubuh, anti cacing
dan menjaga nafsu makan.
- umur 25 hr – 2 bulan = 30 % BR 1 :
30 % jagung giling halus : 40 %
dedak padi halus. Pada umur ini
lampu sudah bisa dikurangi bertahap.
- umur 2 bulan keatas = 20 %
konsentrat daging : 30 % jagung : 40
% dedak padi : 5 – 10 % sayuran.
(konsentrat bisa diganti tepung
ikan/amis-amisan). Saya biasa
menambahkan sayuran untuk
suplemen vitamin, mineral atau
serat. Sayuran/daun-daunan yang
sering saya campurkan pada ransum
adalah daun pepaya, daun singkong,
daun “gudal meled” atau lengko, dan
daun temu ireng. Pada prinsipnya
jenis daun yang berstruktur agak
lunak bisa digunakan. Pemberian
sayuran pada ayam tentu saja harus
dirajang atau diiris-iris dulu,
kemudian kalau bisa direbus atau
langsung dicampur ke ransum. Oya,
saya lebih suka menggunakan pakan
basah. Nah, dengan cara diatas,
alhamdulillah selain ayam kampung
cepat pertumbuhannya, juga sehat
dan sejauh ini citarasanya seperti
ayam kampung biasa. Bobot ayam
kampung super dengan ransum
seperti kira-kira umur 2,5 – 3 bulan
mencapai 1 kg-an lebih lah, walau
ada yang kurang, ada yang lebih
juga, dengan syarat ayam sehat,
makanan teratur dan kandang
mendapat cukup sinar matahari.
Sebenarnya komposisi pakan diatas,
bisa diotak-atik sendiri. Pada
prinsipnya penambahan protein yang
cukup signifikan akan berdampak
pada cepatnya pertumbuhan ayam.
Saya menghindari 100 % pakan jadi
dari pabrik, karena nanti pasti
dagingnya lembek, walaupun
pertumbuhaannya pesat. Oya, saya
juga sering menambahkan pada
pakan, yaitu singkong, talas maupun
ubi. Semua ini saya lakukan agar
ayam kenyang dan yang penting
struktur dagingnya yang pasti kenyal
karena makannya beragam. Untuk
ayam dewasa menghabiskan kira-kira
pakan 80 – 100 gram pakan,
tergantung jenis ayam, umur, dan
jenis kelamin
Memelihara DOC ayam kampung di
dalam Box - Sebenarnya ada
beberapa kelebihan dan kekurangan
dalam memelihara anak ayam dalam
box.
Ada beberapa hal yang harus anda
hindari saat perawatan doc ayam
kampung super , terutama umur 0 -
30 hari. Berdasarkan pengalaman
saya dalam merawat dan
membesarkan doc ayam kampung,
sedikitnya mencatat ada lima hal
yang sebaiknya dihindari. Insya
ALLAH dengan menerapkan tips ini
maka doc anda akan sehat dan cepat
besar karena kesehatan dan
pertumbuhan ayam yang sehat
nantinya berawal dari pemeliharaan
semenjak kecil. Jadi sangat penting
untuk merawat doc dengan benar.
Tips ini juga berlaku untuk jenis-
jenis ayam yang lain.
1. Jangan menempatkan doc yang
baru menetas sembarangan di tempat
yang kurang rapat, apalagi dicampur
dengan induknya. DOC membutuhkan
kandang yang rapat dan hangat oleh
karena itu berilah lampu yang cukup
selain itu juga agar DOC tsb bisa
makan sepanjang hari sehingga
pertumbuhan sehat dan maksimal.
Jangan biarkan induknya yang
memelihara DOC, walau jumlahnya
sedikit cuman 5 ekor,
continue reading...hal ini untuk
mencegah supaya menjaga tidak
mudah tertular penyakit ayam
dewasa dan tidak diganggu ayam
yanglain. Berilah ventilasi
secukupnya.
2. Jangan memberi pakan yang
kasar, terutama pada ayam umur 5 -
7 hari. Sebaiknya pakan yang
digunakan adalah pakan pabrik BR1
dan pada umur tsb ditumbuk hingga
halus karena paruh mereka masih
kecil dan sistem pencernaan masih
belum sempurna. Selain itu selama
30 hari sebaiknya pakan yang
diberikan khusus pakan BR1 karena
kandungan atau komposisi nutrisinya
sudah cukup baik. Berikan pakan
yang cukup serta minuman diganti
setiap hari.
Posted by Himpro Ornitologi on
February 14th, 2012
DOC merupakan singkatan dari Day
Old Chick yang merupakan istilah
untuk anak ayam yang berumur satu
hari. Saat umur kurang dari satu
bulan jenis ayam sulit untuk
diketahui jenis kelaminnya. Hal
tersebut menyebabkan orang awam
tidak bisa membedakan jenis kelamin
ayam pada usia tersebut.
Para peternak menggunakan
beberapa cara sesuai dengan
pengalamanya dibidang peternakan
ayam untuk membedakan jenis
kelamin pada anak ayam. Ada
peternakan yang membedakan jenis
kelamin anak ayam dengan cara
melihat jengger, bulu, atau kaki anak
ayam. Namun, Ada pula peternak
yang melihat dari kloaka anak ayam
tersebut. Metode ini anak ayam umur
seharipun sudah dapat memastikan
jenis kelaminya.
Sebelumnya, temen-temen harus
mengetahui apa sih kloaka itu?.
Kloaka (Latin: Cloaca) adalah lubang
posterior (belakang tubuh) yang
perfungsi sebagai satu-satunya
lubang untuk saluran pencernaan,
urin, dan genital pada spesies
tertentu. Seperti pada bangsa
burung, reptil, amfibi, dan ikan.
Cara memastikan jenis kelamin
dengan metode melihat kloaka ini
lebih tepat, tetapi lebih
membutuhkan keterampilan dan
pengalaman. Cara tersebut dapat
dilakukakan paling lambat 36 jam
setelah menetas. Pada saat tersebut
anak ayam tidak perlu diberi makan
dan minum karena masih ada
cadangan makanan. Pada saat itu
juga kloka tersebut belum mengeras
sehingga memudahkan seleksi dan
mengurangi stress pada DOC.
Nah, dari kloaka tersebut kita dapat
memastikan apakah DOC itu jantan
atau betina. Organ kelamin jantan
akan tampak kecil sekali, bentuknya
menyerupai seperti kepala jarum.
Sedangkan pada betina bentuk itu
jarang ditemukan.
Bagaimana sih langkah-langkahnya?
Begini caranya:
1. Anak ayam yang
baru menetas dipegang
dengan tangan kanan
2. Lehernya dijepit
di antara jari tengah dan
jari manis tangan kiri
3. Perut bagian
bawah diraba dengan ibu
jari dan kelingking tangan
kiri. Hal ini untuk
memberihkan feses yang
terdapat pada anus
4. Kemudian
punggung DOC diketuk-
ketuk perlahan dangan jari
tengah tangan kiri hingga
kotoran terjatuh
5. Bagian bawah
lubang kloaka ditekan
dengan ibu jari tangan
mengarah ke atas
6. Telunjuk tangan
kanan juga ditaruh pada
anus
7. Ketiga jari-
telunjuk kanan, ibu jari
kanan, dan ibu jari kiri-
digerakan bersama-sama
sehingga anus terbuka dan
kloaka bagian dalam
menonjol keluar
8. Kloka dapat
diamati di bawah lampu
atau di penyinaran yang
cukup. Jika ada tonjolan
sebesar kepala jarum
berarti DOC tersebut
jantan.
Semoga info tersebut memberikan
informasi dan ilmu kepada kita semua
untuk membedakan jenis kelamin
DOC.
Diposkan oleh SAHABAT SEDJATI
FARM Label: ayam kampung
super, bibit berkualitas , doc ayam
kampung super, jual bibit ayam
kampung super
Bibit/Doc yang berkualitas
mempunyai peran penting dalam
keberhasilan usaha beternah
ayam kampung, peternak ayam
kampung sebaiknya selektif
dalam memilih pembibit/breeder
doc untuk usaha ternak nya.
Bibit atau Doc ayam kampung
berkualitas hanyalah berasal
dari pembibit yang berkualitas
dan berpengalaman dalam
pembibitan doc.
Beberapa ciri bibit atau doc
ayam kampung yang berkualitas
diantaranya adalah :
Berasal dari indukan yang
sudah mempunyai umur yang
matang.
Bebas dari penyakit dan
mempunyai kekebalan dari
indukan.
Doc terlihat lincah
Mata cerah dan bulu komplit
Anus bersih
Besar tubuh ayam normal
Dengan mendapatkan bibit atau
doc ayam kampung berkualitas
dengan ciri-ciri seperti diatas
maka para pelaku usaha
beternak ayam kampung tidak
perlu waspada dengan
kemungkinan kendala yang di
alami dalam masa ternak ayam
kampungnya dan mendapatkan
hasil yang maksimal pada waktu
panen
Tips Menetaskan
Telur
Menggunakan
Mesin Penetas
Diposkan oleh Redaksi
Kompak di 06:10
Share on :
digg
Di era modern sekarang ini metode
penetasan telur kalkun pun
menggunakan Mesin Tetas telur
kalkun dengan berbagai macam
model. Dengan demikian peluang
usaha dari unggas ini cukup
terbuka lebar bagi peternak yang
berminat menggelutinya. Tidak
hanya dari sektor pengolahan hasil
ternakan kalkun saja tetapi juga dari
bisnis-bisnis lainnya, diantaranya
penyediaan bibit kalkun yang
berkualitas. Penyediaan bibit kalkun
dapat dilakukan dengan cara
konvensional melalui pengeraman
indukan kalkun dan penetasan telur
kalkun dengan mesin tetas telur.
Untuk skala besar dan tujuan bisnis
tentu tidak mungkin kita
menggunakan ayam sebagai alat
penetas telur.
Langkah-langkah :
1. Panaskan mesin tetas paling
tidak 24 jam sebelum telur
masuk mesin.
2. Isi bagian bawah mesin
dengan air secukupnya untuk
memperoleh kelembaban yang
sesuai.
Letakkan 2 buah thermometer
dalam incubator. Pastikan
keduanya berada pada posisi
setengah tinggi telur(kira-
kira 1 inchi). Anda bisa
memakai gelas plastik yang
dipotong untuk menempatkan
termometer
3. Letakkan sepotong kain di
dalam air dan tempelkan
salah satu ujungnya
menyentuh salah satu ujung
termometer. Termometer ini
disebut thermometer basah,
yang akan menjadi patokan
kasar tentang kelembaban
didalam mesin, jika kain telah
basah sepenuhnya sampai ke
termometer.
4. Pastikan suhu stabil pada
posisi 99 derajat F/ 37
derajat C, dan Termometer
basah berada pada suhu
antara 85-100 derajat F /
sekitar 29-37 derajat C.
5. Tandai telur di kedua
sisinya (misal dengan “X”
dan “O”) dalam posisi telur
berbaring. Ini adalah tanda
untuk pembalikan telur,
Hingga anda bisa membalik
telur tepat 180 derajat.
6. Letakkan telur dalam mesin
secara perlahan. Tempatkan
telur dengan tanda yang
sama berada diatas. Selama
25 hari: putar telur sebanyak
3-5 kali sehari. Ini untuk
mencegah agar isi telur tidak
menempel pada kulitnya.
7. Hari ke 25, HENTIKAN
MEMUTAR TELUR. Agar
anakan kalkun dapat merubah
posisinya dalam posisi siap
menetas. Dalam jangka waktu
sekitar 28 hari mereka akan
segera menetas. Saat sudah
ada kalkun yang menetas,
mereka kemungkinan akan
memutar telur lain yang
belum menetas. Putarlah telur
yang belum menetas sesuai
dengan tanda pada telur
lain.
Tips
· Penetasan normal adalah
28 hari, akan tetapi bisa
maju atau mundur sekitar
3-4hari.
· Pegang telur sesedikit
mungkin. Semakin sedikit
getaran yang terjadi, semakin
besar kemungkinan telur akan
berhasil menetas.
· Jaga ketinggian air. Jika
permukaan terlalu rendah,
kelembaban di dalam mesin
akan semakin kecil.
Kelembaban yang ideal
adalah 65% atau lebih, untuk
menjaga agar anakan kalkun
tidak menjadi kering didalam
telurnya dan mati.
· Saat kalkun mulai
memecah telur, jangan
sekalipun memutar telur.
Pastikan retakan ada diatas.
Jika retakan ada dibawah,
Kalkun mungkin tidak akan
mampu memecahkan telur dan
keluar. Dalam jangka waktu 3
hari kalkun akan merubah
posisinya ke posisi menetas.
6-12 jam sebelum mereka
menetas, anda mungkin kan
mendengar mereka menciap-
ciap.
· Retakan pertama akan
terlihat di dekat lobang
udara telur(bagian telur yang
bulat).
· Proses kalkun keluar dari
telurnya butuh waktu antara
5-10 jam.
· Anakan kalkun yang baru
menetas akan selalu menciap,
terlihat lelah,lemah dan
basah. Pastikan mereka bias
beristirahat tenang dan
tetap hangat.
· Setelah 24 jam berikan
mereka makanan dan
minuman. Celupkan paruhnya
ke dalam air (Cukup paruhnya
saja dan jangan sampai
kepalanya masuk dalam air)
awasi pemberian minumnya.
Ulangi dengan makanan.
Semoga kalkun anda bisa
belajar minum dan makan
dengan sendirinya.
Perhatian :
· Selalu cucilah tangan
anda dengan sabun antiseptic
(dan jangan menyentuh muka
dengan tangan) sebelum
memegang telur. Minyak dan
kotoran dari anda bisa
merusak embrio kalkun
didalam telur.
· Jangan campurkan
anakan kalkun dengan ayam.
Ada banyak penyakit yang
bias ditularkan ayam ke
kalkun (meskipun kalkun
dewasa mungkin tidak
berpengaruh).
· Jika anda tidak memutar
telur dengan benar, munkin
anakan kalkun yang menetas
akan mengalami gangguan di
kakinya, seperti kaki pengkor.
· Tahanlah diri anda agar
tidak membantu kalkun
menetas(keluar dari
cangkang), bantuan anda
mungkin hanya akan
membahayakan kalkun anda.
Karena mereka akan menjadi
rentan terhadap penyakit.
Biarkan berjalan dengan
alami.
13 Juni 2012 at 1:21 pm 1 komentar
Keterlibatan swasta dalam
pembibitan ayam kampung skala
besar sudah menjadi tuntutan.
Sandungan Perpres masih
mengundang pertanyaan
http://trobos.com/images/artikel/Jun
Di atas lahan seluas 1,2 hektar di
Kampung Bepak, Desa Tangkil,
Kecamatan Caringin, Sukabumi itu
berdiri kompleks peternakan
pembibitan dengan 10
kandang battery yang dipenuhi tak
kurang 17 ribu ayam kampung, dan
sekitar 5 % diantaranya pejantan.
Sebagai produsen DOC (anak ayam
umur sehari) kompleks dilengkapi
dengan hatchery (kamar penetasan)
berkapasitas mesin 115.200 butir
dan daya tetas 80 – 85 %.
Ayam-ayam indukan di kandang-
kandang tersebut adalah hasil seleksi
panjang yang dilakukan Kelompok
Unggul Pusat Perbibitan Ayam
Kampung (KUPPAK). Menurut
penjelasan Sigit Widodo, Ketua
KUPPAK, bersama Balai Penelitian
Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor
pihaknya melakukan riset sejak 2005.
Dan produksi massal sebagai produsen
DOC atau breeding untuk
diperdagangkan terhitung mulai
2010.
Seleksi dilakukan dari ayam-ayam
kampung unggul, antara lain ayam
pelung, kedu, sentul dan terakhir
gauk dari Madura. Belasan ribu ayam
generasi ke-3 hasil seleksi itu
kemudian ditahbiskan sebagai
indukan (Parent Stock/PS) yang
memproduksi telur tetas. Hasilnya,
berupa DOC final stock yang dilepas
ke peternak untuk dibesarkan
sebagai pedaging.
Usaha pembibitan ayam kampung
yang dikelola Sigit ini merupakan
usaha dia dengan status kepemilikan
bersama rekannya Tutum Rananta
dan Kepraks (Kelompok Peternak
Ayam Kampung Sukabumi). Ia
mengaku, saat ini mampu
menghasilkan 140 ribu DOC setiap
bulannya atau 35 ribu per pekan.
Angka ini masih jauh di bawah
permintaan yang masuk. “Tiap bulan,
permintaan yang datang mencapai
250 ribu DOC,” sebut Sigit.
Akhir tahun ini ia menargetkan
peningkatan kapasitas produksi
menjadi 200 ribu ekor DOC per
bulan. Konsekuensinya, induk akan
didongkrak menjadi 24 ribu ekor dan
1.200 ekor diantaranya adalah
pejantan.
Selain itu, ia menargetkan, akhir
tahun ini produksi DOC ayam sentul
mencapai rasio 50 % dari total
produksi, dan pertengahan 2013
produksinya 100 % DOC ayam sentul.
Ia menjelaskan, saat ini produk yang
dijual utamanya DOC ayam kampung
biasa dan sebagian DOC ayam sentul.
Terdapat 2 macam DOC ayam sentul
yang dipasarkan, yaitu kombinasi
warna abu – abu dan merah; serta
kombinasi warna abu – abu dan
putih.
Berburu Calon Induk Jauh sebelum
pembibitan yang dikelola Sigit
berdiri, “Jimmy Farm” yang berlokasi
di Cipanas Puncak, Bogor sudah
dikenal luas peternak ayam kampung
sebagai pemasok DOC. Dan diakui
sebagai pionir produsen DOC ayam
kampung berskala besar.
Menurut keterangan Benny Arifin,
pemilik Jimmy Farm pihaknya mulai
terjun di ayam kampung sejak 1998.
Sebelumnya ia adalah pembibit
DOC broiler yang gulung tikar karena
dihantam badai krismon kala itu.
Infrastruktur yang ada kemudian
dikembangkan untuk memproduksi
DOC ayam kampung.
Tetapi tak hanya jadi pemain di
pembibitan, “Jimmy Farm” juga
mengembangkan pembesaran.
Disebut Yohan Kurniawan
ManajerJimmy Farm, populasi indukan
terkini adalah 14 ribu. “Total seluruh
populasi 36 ribu termasuk pejantan,
DOC dan pembesaran,” ujarnya. Dan
produksi DOC di kisaran 18 ribu – 20
ribu ekor per pekan.
Berbeda dengan Sigit, yang
memproduksi sendiri indukan,
perusahaan pembibitan Jimmy
Farm harus berburu bibit ayam ke
pelosok-pelosok tanah air. Yohan
mengaku, tidak gampang mencari
bibit ayam kampung. Ia harus
mencari “darah baru” untuk
menghindari inbreeding (kawin
sedarah). “Selalu cari informasi di
daerah mana ada, lalu saya ambil
dalam bentuk DOC agar aman karena
bisa divaksin sejak dini,” jelas Yohan.
Ia membenarkan, kini semakin sulit
mendapatkan bibit ayam kampung
berkualitas. Terhitung sejak 1998 ia
sudah 7 – 8 kali mengganti indukan
dengan memasukkan darah baru.
Menurut Benny, breeding ayam
kampung tidak bisa satu jenis, mau
tidak mau harus kawin silang agar
tidak inbreeding. “Sumber ayam
kampung bisa dari daerah Jawa,
Sumatera atau Kalimantan,”
sebutnya. Ia mensyaratkan
pengusahabreeding harus tahu jenis
dan kualitas ayam kampung calon
bibitnya. Ia pun berburu ke daerah
asal dan langsung ke peternak lokal.
Benny tak mempersoalkan kemurnian
ayam yang dicarinya. “Yang penting
ayam kampung,” ucapnya. Kualitas ia
mampu menilai dengan melihat
fisiknya. Misalnya, bentuk dada V
tidak U seperti broiler dan warna
khas ayam kampung.
Berbagai strain dari ayam kampung
itu lah yang kemudian ia kawinkan
silang.
Benny pun mengakui selain persoalan
sulitnya mendapatkan bibit,
usahabreeding skala besar menurut
dia banyak tantangannya. Risiko
tinggi, tidak bisa menyepelekan
kualitas karena pertaruhannya
terlalu besar, dan pasti perputaran
bisnisnya (return of investment/ROI)
tak secepat di segmen pembesaran.
Target 400 juta DOC Usaha
pembibitan skala besar
sebagaimana Jimmy Farm, atau
terpadu dengan pemuliaan seperti
dilakoni Sigit dan kawan-kawan
merupakan kontribusi penguatan
pengembangan usaha peternakan
ayam kampung nasional. Produksi
DOC ayam kampung sejauh ini
tertatih-tatih. Ade Zulkarnaen,
Ketua Himpuli (Himpunan Peternak
Unggas Lokal Indonesia) mengatakan,
selama ini peternak pembesaran
untuk memenuhi permintaan
konsumsi, kerap kesulitan
mempertahankan kontinuitas
usahanya.
Selepas panen satu siklus, peternak
terpaksa menganggurkan kandangnya
dikarenakan tidak adanya pasokan
DOC untuk dibudidayakan periode
berikutnya. Biasanya harus masuk
daftar tunggu dari pembibit dan dua
bulan kemudian baruchick in (masuk
DOC). Tak jarang lamanya menunggu
menyebabkan dana yang semestinya
untuk membeli DOC habis terpakai
keperluan lain. ”Akhirnya berhenti
beternak,” sesal Ade.
Belum lagi soal kualitas. Sudah
mendapatkan DOC pun, mutu DOC
kerapkali tidak standar. Pasalnya,
pembibit yang kebanyakan juga
peternak tradisional masih cenderung
abai akan kualitas. Produksinya jauh
dari kaidah GBP (Good Breeding
Practice). Meskipun, imbuh Ade,
Himpuli terus melakukan sosialisasi
menggeser pola peternakan dari
tradisional ke semi-intensif dan
intensif.
Padahal, sebagaimana diterangkan
Ade, Himpuli punya obsesi besar
bersama pemerintah menggadang
program menjadikan unggas lokal
sebagai tuan di negeri sendiri.
Targetnya, pada 2019 mampu
berkontribusi mengisi 25 % total
kebutuhan daging unggas nasional.
Artinya sedikitnya 400 – 450 juta
DOC ayam kampung harus disiapkan
dalam setahun.
Fase awal pemeliharaan ayam
kampung di mulai sejak hari pertama
[ masih berupa DOC] hingga
seminggu.Pada masa ini sering
terjadi berbagai masalah yang cukup
serius jika tidak kita tangani secara
baik, Oleh karna itu peternak biasa
menyebutnya dengan fase kritis
I. Efek yang ditimbulkan akibat
kegagalan pemeliharaan ayam
kampung super pada fase awal ini
antara lain, kegagalan mencapai
bobot standar, kematian tinggi
akibat terjadi serangan penyakit
viral (yang diakibatkan oleh virus),
dan yang terpenting yaitu tidak
mampu secara maksimal melewati fase
berikutnya.
Induk buatan atau yang biasa kita
sebut dengan box doc merupakan
suatu teknik pemeliharaan awaldoc
ayam kampong yang bertujuan untuk
meminimalkan terjadinya berbagai
masalah di fase awal ini. Box
dirancang khusus bertujuan untuk
membuat ruang disekitarnya hangat,
kering dan sirkulasi udara cukup baik
layaknya induk ayam kampung yang
sebenarnya, sehingga diharapkan doc
ayam kampung tidak terpapar suhu
dingin dan kelembapan yang
berlebihan akibat lingkungan sekitar.
Suhu awal yang diperlukan berkisar
antara 35-38 derajat celcius
tergantung lingkungan masing-
masing, serta yang paling penting
untuk diperhatikan adalah respon doc
ayam kampong setelah masuk dalam
box tersebut. Jika suhu di dalam
masih terlalu dingin maka doc akan
mengumpul di dekat sumber
penghangat dan biasanya terjadi
aksi penumpukan doc yang biasanya
mengakibatkan kematian yang cukup
tinggi.
Sejak tahun 2000-an yang lalu
saya sudah memulaibeternak
ayam secara intensif, walau dengan
jumlah tidak terlalu banyak,
yah...kira-kira dulu seratusan ekor
lah..., kalau sekarang tinggal
puluhan, habis waktunya tidak
sesempat seperti dulu dan terutama
maklum, gak punya modal,
sih....akhirnya merantau ke saudi
lagi cari modal hehe...Pertama, saya
beternak ayam arab petelur, ayam
kampung, ayam pelung dan ayam
hutan. Nah, sekarang populasi ayam
kampung super saya banyakin. Ayam
kampung super saya merupakan
silangan dari ayam lingnan dengan
ayam kampung lokal. Artikel ini
merupakan lanjutan dari artikel saya
sebelumnya tips praktis-beternak-
ayam-kampung
Gambar diatas merupakan anak-anak
ayam lingnan dan silangan lingnan
dengan ayam kampung lokal (jadi
ayam kampung super) yang berumur
sekitar 1,5 bulan. Walau
dengan ransum makanan /pakan
seadanya, pertumbuhannya tetap
lebih cepat dibanding dengan ayam
kampung biasa. Saya sengaja tidak
memberi pakan melulu pakan jadi
seperti Ayam pedaging) karena pasti
citarasa daging yang dihasilkan
menjadi lembek, tidak kenyal, kurang
berserat dan kadar lemaknya/
kolesterol tinggi, mirip daging ayam
pedaging ras. (sekarang banyak
dijual ayam kampung tetapi diberi
pakan mirip ayam ras
pedaging, silakan anda rasakan
apakah sama citarasanya dengan
ayam kampung asli ?, maaf ini bukan
pertanyaan provokatif, tapi perlu
kiranya diteliti apakah ada
perbedaan kandungan nutrisi daging
ayam, kadar kolesterol, sifat fisis dan
kimia daging pada ayam kampung
lokal dengan ayam kampung yang
diberi pakan sama dengan ayam ras
pedaging).
Nah, berikut ini saya akan
memberikan tips untuk anda cara
cepat membesarkan anak ayam
kampung super dengan citarasa
daging mendekati atau bahkan mirip
dengan ayam kampung lokal. Ini
dia...
1. bibit ayam kampung yang kita
pelihara haruslah ayam kampung
super yang cepat besar, seperti yang
saya punya contohnya. Supaya
pertumbuhan cepat dan bisa dipacu
2. usahakan kandang yang
digunakan sistem umbaran, jangan di
kandang batere. Lebih baik lagi,
alasnya tanah sehingga ayam bebas
berkeliaran dan dalam kandang
tersebut buatlah tangkringan ayam
dari kayu atau bambu, kan ayam
suka lompat, loncat dan nagkring, ini
akan melatih otot ayam sehingga
relatif kekar.
3. nah ini yang terpenting, rekayasa
ransum. Maksud saya begini, tidak
usah pake teori yang canggih-
canggih. Kita tau kalo supaya ayam
cepat besar, intinya ransum harus
mengandung protein tinggi. Nah,
protein ini bisa dicari dengan pakan
pabrik (mis BR 1), atau kalo di desa
saya "amis-amisan" dari ikan atau
yuyu, keong atau tepung ikan.
Untuk praktisnya, saya mending beli
BR 1. Komposisi ransum yang saya
gunakan adalah :
- anak ayam umur 0 - 25 hari = 100
% BR 1. Pada umur ini jangan lupa,
beri lampu/penerangan, selain
supaya hangat juga bisa makan di
malam hari. Dan juga air minum
diberi rebusan sayuran, contoh daun
pepaya atau temu-temuan untuk
menjaga kesehatan tubuh, anti cacing
dan menjaga nafsu makan.
- umur 25 hr - 2 bulan = 30 % BR
1 : 30 % jagung giling halus : 40 %
dedak padi halus. Pada umur ini
lampu sudah bisa dikurangi bertahap.
- umur 2 bulan keatas = 20 %
konsentrat daging : 30 % jagung : 40
% dedak padi : 5 - 10 % sayuran.
(konsentrat bisa diganti tepung ikan/
amis-amisan). Saya biasa
menambahkan sayuran untuk
suplemen vitamin, mineral atau
serat. Sayuran/daun-daunan yang
sering saya campurkan
padaransum adalah daun pepaya,
daun singkong, daun "gudal meled"
atau lengko, dan daun temu ireng.
Pada prinsipnya jenis daun yang
berstruktur agak lunak bisa
digunakan. Pemberian sayuran pada
ayam tentu saja harus dirajang atau
diiris-iris dulu, kemudian kalau bisa
direbus atau langsung dicampur
ke ransum . Oya, saya lebih suka
menggunakan pakan basah. Nah,
dengan cara diatas, alhamdulillah
selain ayam kampung cepat
pertumbuhannya, juga sehat dan
sejauh ini citarasanya seperti ayam
kampung biasa. Bobot ayam
kampung super
dengan ransum seperti kira-kira
umur 2,5 - 3 bulan mencapai 1 kg-
an lebih lah, walau ada yang kurang,
ada yang lebih juga, dengan
syaratayam sehat, makanan teratur
dan kandang mendapat cukup sinar
matahari.
Sebenarnya komposisi pakan diatas,
bisa diotak-atik sendiri. Pada
prinsipnya penambahan protein yang
cukup signifikan akan berdampak
pada cepatnya pertumbuhan ayam.
Saya menghindari 100 % pakan jadi
dari pabrik, karena nanti
pasti dagingnya lembek, walaupun
pertumbuhaannya pesat. Oya, saya
juga sering menambahkan pada
pakan, yaitu singkong, talas maupun
ubi. Semua ini saya lakukan agar
ayam kenyang dan yang penting
struktur dagingnya yang pasti kenyal
karena makannya beragam. Untuk
ayam dewasa menghabiskan kira-kira
pakan 80 - 100 gram pakan,
tergantung jenis ayam, umur, dan
jenis kelamin.
Sekian dulu ya tips gratis dari saya,
insya ALLAH akan saya posting
artikel tentang cara atau Tips
mencegah penyakit ND atau tetelo
pada ayam kampung menggunakan
obat-obat tradisional, tentunya
berdasar pengalaman saya...salam
dan sukses selalu
Masa persiapan kandang
mempunyai andil yang besar
terhadap keberhasilan pemeliharaan
ayam. Kegagalan pada masa
pemeliharaan ini akan
mengakibatkan peningkatan ancaman
serangan bibit penyakit.
Saat kondisi kandang yang kotor,
konsentrasi atau tantangan bibit
penyakit dalam kandang meningkat.
Kondisi ini akan memperlebar
peluang ayam terinfeksi atau
terserang penyakit. Dan
kebalikannya, saat kondisi kandang
bersih dan telah didesinfeksi maka
konsentrasi bibit penyakit akan
menurun sehingga tantangan bibit
penyakit berkurang dan ayam aman
dari infeksi atau serangan penyakit.
Setelah Ayam Meninggalkan Kandang
Saat ayam diafkir atau dipanen, di
dalam kandang akan tertinggal sisa-
sisa pemeliharaan ayam, baik
kotoran, debu maupun bulu. Tak
tertinggal juga, sejumlah besar bibit
penyakit yang pada periode
sebelumnya telah menyertai
keberadaan ayam.
Kondisi kandang setelah ayam
diafkir atau dipanen relatif kotor
dan banyak terkontaminasi
oleh bibit penyakit
Ayam seluruhnya telah meninggalkan
kandang, begitu juga seharusnya
sisa-sisa pemeliharaan ayam
tersebut. Oleh karena itu kita perlu
melakukan beberapa manajemen
pembersihan dan desinfeksi kandang
agar kandang sebisa mungkin kembali
pada kondisi semula, baik dari
struktur (kondisi fisik) maupun
fungsinya.
Kotoran ayam menumpuk di setiap
sudut kandang, bulu-bulu ayam juga
merata di seluruh bagian kandang.
Tak ketinggalan juga debu banyak
berterbangan di dalam dan sekitar
kandang. Kondisi ini tentu menjadi
media yang baik sebagai tempat
persembunyian dan perkembangan
bibit penyakit.
Perlu menjadi pemahaman kita
bersama, saat kondisi kandang dan
lingkungannya kotor, bibit penyakit
akan bertahan lebih lama. Terlebih
lagi ada bahan organik, seperti feses
yang bisa menjadi media bibit
penyakit untuk tetap hidup.
Bibit penyakit memiliki kemampuan
bertahan dalam jangka waktu yang
bermacam-macam (tabel 1). Hal ini
perlu kita perhatikan agar saat
proses pembersihan dan
pendesinfeksian kandang kita
lakukan dengan sepenuhnya.
Tabel 1. Daya
Tahan Bibit Penyakit di Luar Tubuh
Ayam
Perlakuan Kandang Kotor
Fokus keberhasilan manajemen
pembersihan dan desinfeksi kandang
ini ialah jumlah bibit penyakit yang
berada di dalam kandang dapat
dikurangi atau diminimalkan. Kenapa
bukan dihilangkan (sterilisasi)?
Sterilisasi bukan istilah yang tepat
digunakan untuk aktivitas tersebut,
mengingat kondisi kandang yang
tidak bisa terkendali secara penuh,
misalnya saja aliran udara yang tidak
bisa dikendalikan akan
mengakibatkan bibit penyakit selalu
ada di dalam kandang. Oleh karena
itu, istilah yang digunakan dalam
manajemen pembersihan kandang
ialah sanitasi dan desinfeksi.
Tahapan penanganan kandang kotor
antara lain :
Keluarkan dan bersihkan sisa
kotoran (feses dan sisa litter)
Sisa kotoran ayam, baik berupa
feses, sisa litter, bulu maupun debu
hendaknya dikeluarkan dari kandang
dengan cara disapu. Setelah itu,
lakukan penyemprotan air
bertekanan dengan memakai
jetspray. Pastikan semua bagian
kandang tersemprot oleh jetspray.
Gunakan jetspray untuk
membersihkan sisa kotoran ayam di
sela-sela dinding atau lantai
Penggunaan jetspray ini akan
memudahkan kita untuk
menghilangkan sisa feses yang
berada di sela-sela dinding atau
lantai secara optimal. Selain itu,
pemakaian jetspray ini akan
mempercepat proses pembersihan
kandang dengan hasil yang lebih
optimal.
Seringkali yang menjadi
permasalahan ialah masih adanya
sisa feses yang berada di bagian ini.
Jika tidak dihilangkan maka bisa
dipastikan siklus bibit penyakit akan
selalu berlangsung dan bibit
penyakit selalu berada di dalam
kandang. Adanya sisa feses ini
menjadi tempat persembunyian bibit
penyakit dan daya kerja desinfektan
membasmi bibit penyakit yang
berada di sisa feses ini menjadi
tidak optimal.
Sisa feses yang berada di sela-sela
lantai kandang akan menyebabkan
bibit penyakit selalu berada di dalam
kandang
Membersihkan lantai dengan cara
menggosok menggunakan sabun juga
perlu dilakukan. Feses ayam memiliki
lapisan lemak atau minyak sehingga
saat menempel di lantai kandang sulit
dihilangkan jika hanya menggunakan
air. Oleh karena itu diperlukan
pemakaian sabun yang mampu
melarutkan minyak tersebut.
Pembersihan dengan sabun ini juga
sekaligus sebagai cara untuk
menghilangkan kotoran yang masih
tersisa dari penyemprotan dengan
menggunakan jetspray.
Proses pembersihan dengan sabun
akan memastikan lapisan lemak atau
minyak dari feses ayam hilang
Setelah penyabunan, kandang
hendaknya disemprot dengan air lagi
kemudian dikeringkan. Sabun yang
masih tersisa dapat menurunkan
potensi beberapa jenis desinfektan,
terutama yang mengandung zat aktif
dari golongan ammonium quartener
(Medisep atau Mediklin).
Penyemprotan desinfektan
Penyemprotan desinfektan
(desinfeksi, red) bertujuan membasmi
bibit penyakit yang masih tersisa di
dalam kandang, baik di lantai maupun
udara kandang. Penyemprotan
desinfektan yang pertama sebaiknya
dilakukan dengan optimal, dimana
seluruh bagian kandang harus basah
atau terkena cairan desinfektan.
Perlu diketahui, desinfektan hanya
akan bekerja jika kontak dengan
bibit penyakit. Oleh karena itu,
penyemprotan desinfektan yang
pertama kali sebaiknya menggunakan
jetspray. Dengan demikian cairan
desinfektan dapat masuk ke pori-pori
dinding atau lantai kandang.
Desinfektan yang bisa digunakan
antara lain Formades, Sporades,
Mediklin, Medisep, Antisep atau Neo
Antisep. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan saat penggunaan
desinfektan :
Jenis bibit penyakit
Tidak semua bibit penyakit dapat
dibasmi oleh desinfektan, oleh
karenanya pemilihan desin-fektan
harus dilakukan secara tepat.
Contohnya ialah virus yang tidak
memiliki amplop (non enveloped),
seperti virus Gumboro, Egg drop
syndrome (EDS) dan reovirus tidak
dapat dibasmi oleh desinfektan dari
golongan ammonium chloride (quats)
seperti Medisep atau Mediklin. Hal
ini dikarenakan mekanisme kerja dari
desinfektan golongan quats ialah
merusak dinding sel sehingga
mengurangi permeabilitas dinding sel
dan akhirnya bibit penyakit mati.
Virus yang tidak memiliki amplop
tidak memiliki dinding sel sehingga
desinfektan golongan quats tidak
bisa membasminya.
1. Materi organik
Materi organik, seperti sisa feses
dan lendir juga dapat menurunkan
kerja desinfektan. Materi organik ini
akan menghalangi kontak antar
desinfektan dan bibit penyakit.
Akibatnya daya kerja desinfektan
cenderung menurun, terlebih lagi
desinfektan dari golongan klorin,
iodine (Antisep, Neo Antisep) dan
quats (Medisep, Mediklin). Disinilah
pentingnya melakukan pembersihan
kandang dengan menghilangkan
semua bahan organik yang ada.
2. pH
Potent of hydrogen atau tingkat
keasaman air yang digunakan untuk
melarutkan desinfektan juga
berpengaruh terhadap daya kerja
desinfektan. Desinfektan golongan
iodine dan kaporit akan bekerja
optimal di suasana asam-netral (pH
4-7) dan golongan quats dan
glutaraldehyde akan berfungsi
optimal saat dilarutkan dalam air
dengan pH basa - netral. Melihat
karakteristik itu, maka alangkah
baiknya jika kita menggunakan air
dengan pH netral untuk melarutkan
desinfektan sehingga semua jenis
desinfektan dapat bekerja dengan
optimal.
3. Tingkat kesadahan
Tingkat kesadahan ditentukan dari
kandungan ion Ca2+, Mg2+ atau
Fe3+ dalam air tersebut. Semakin
tinggi kandungan ion-ion itu,
semakin tinggi juga tingkat
kesadahan air. Sama halnya pada
obat, pelarutan desinfektan dalam air
dengan tingkat kesadahan yang
tinggi akan mengakibatkan
penurunan potensi desinfektan,
utamanya desinfektan dari golongan
quats dan iodine. Saat dilarutkan
dalam air sadah, desinfektan itu akan
diikat oleh ion-ion tersebut,
akibatnya daya kerjanya menurun.
Indikasi yang menunjukkan air
memiliki tingkat kesadahan yang
tinggi ialah saat dilarutkan sabun
atau detergen dalam air itu tidak
akan terbentuk busa. Guna
memastikan tingkat kesadahan air
sebaiknya dilakukan pengujian di
laboratorium dan Medion memiliki
fasilitas ini.
Penyemprotan desinfektan
hendaknya dilakukan di seluruh
bagian kandang, baik lantai, dinding,
atap maupun udara dalam kandang.
Perlu dipastikan semua bagian
kandang terkena dan basah oleh
cairan desinfektan agar bibit
penyakit yang mencemari kandang
berkurang.
Hasil trial penyemprotan Formades
dan Sporades pada dinding dan
udara dalam kandang yang dilakukan
dengan teknik swap
Penanganan kandang kotor tidak
hanya dilakukan pada kandangnya
saja, tetapi juga peralatan dan
lingkungan kandang. Peralatan
kandang seperti tempat ransum,
tempat minum, tirai, brooder
(Indukan Gas Medion [IGM]), chick
guard dalam peralatan yang lainnya
hendaknya dibersihkan, didesinfeksi
dan diperiksa keoptimalan kerja dan
fungsinya.
Tempat makan dan tempat minum
harus dibersihkan dan didesinfeksi
sebelum digunakan kembali
Tempat makan dan minum dicuci
sampai bersih kemudian didesinfeksi
dengan cara direndam dalam larutan
desinfektan selama 30 menit.
Desinfektan yang biasanya
digunakan ialah Medisep (15 ml tiap
10 liter air). Setelah itu, dikeringkan
dengan cara diangin-anginkan. Kami
menyarankan untuk pengeringan
sebaiknya tidak dilakukan di bawah
sinar matahari langsung karena bisa
mempercepat kerusakan peralatan
itu.
Kondisi atau kelayakan peralatan
juga perlu diperiksa. Pastikan semua
peralatan dapat berfungsi secara
optimal. Pastikan IGM dapat bekerja
dengan baik dalam menghasilkan
panas bagi DOC, jangan sampai saat
akan digunakan IGM mengalami
masalah. Kondisi ini akan
menyebabkan ayam stres sehingga
pertumbuhannya
terhambat.
Biofilm menjadi tempat
persembunyian bibit penyakit yang
aman dan bisa menghambat kerja
desinfektan membasmi bibit penyakit
Demikian juga dengan tempat minum,
ganti piringan tempat minum yang
sudah pecah agar air minum tidak
membasahi lantai kandang sehingga
memicu peningkatan kadar amonia.
Pada pemakaian Tempat Minum Ayam
Otomatis (TMAO) atau ND-360
(nipple drinker) lakukan pembersihan
saluran air atau paralon dengan cara
flushing. Flushing bisa diartikan
sebagai teknik pembersihan dengan
menyemprotkan air bertekanan.
Namun, jika lapisan biofilm (sisa
obat, vitamin dan vaksin yang
menempel pada dinding paralon)
telah terbentuk lama dan menjadi
kerak maka perlu penambahan zat
kimia tertentu untuk
menghilangkannya. Zat kimia ini
antara lain hidrogen peroksida
(H2O2) (10%), ozon (1-2 mg/l) atau
asam sitrat (10 ml/l). Flushing
hendaknya dilakukan secara rutin
setelah pemberian vitamin, obat atau
vaksin melalui air minum. Namun jika
tidak memungkinkan maka minimal
dilakukan saat proses persiapan
kandang.
Selain saluran air, pembersihan dan
desinfeksi juga dilakukan pada
tempat penampungan air minum, baik
torn di masing-masing kandang
maupun water ground. Perlu kita
perhatikan, saat desinfeksi tempat
dan penampungan air minum
hendaknya dipilih desinfektan yang
aman bagi ayam, seperti Medisep,
Neo Antisep atau Antisep.
Rumput yang berada di sekitar
kandang perlu dirapikan agar tidak
menjadi sarang nyamuk maupun
insekta lainnya
Selokan yang bersih dan aliran
lancar akan meminimalkan sarang
atau tempat berkembang biak
nyamuk
Kondisi lingkungan kandang juga
perlu diperhatikan. Rumput atau
semak-semak yang tumbuh di sekitar
kandang harus dikontrol jangan
sampai tumbuh secara liar karena
bisa menjadi tempat persembunyian
nyamuk, lalat maupun insekta
lainnya. Rumput hendaknya dipotong
atau dirapikan. Selokan dibersihkan
sehingga aliran airnya lancar.
Genangan air diselokan akan menjadi
media yang cocok untuk
perkembangan nyamuk yang menjadi
agen atau vektor penularan penyakit
malaria like atau malaria unggas.
Perbaikan Kandang
Kondisi kandang juga perlu
mendapatkan perhatian saat masa
persiapan kandang. Kandang
merupakan tempat tinggal ayam dan
kandang yang baik tentu harus
nyaman.
Kondisi atap, dinding maupun lantai
harus dikontrol. Saat ditemukan
kerusakan pada salah satu bagian
kandang tersebut perlu segera
dilakukan perbaikan.
Atap yang bocor dan lantai yang
rusak berlubang hendaknya
diperbaiki saat masa persiapan
kandang
Kondisi tanah di bawah kandang
yang berperan menyerap air dari
feses juga perlu diberikan perlakuan
khusus, seperti penambahan kapur.
Selain membunuh bibit penyakit,
penambahan kapur ini juga dapat
mengembalikan pH tanah menjadi
netral dan juga meningkatkan daya
serap tanah terhadap air.
Kandang Diistirahatkan
Setelah kandang dibersihkan dan
didesinfeksi seluruhnya, tiba saatnya
kandang diistirahatkan untuk
beberapa waktu. Secara umum, masa
istirahat kandang hendaknya tidak
kurang dari 14 hari. Bahkan saat
terjadi kasus, misalnya serangan
Gumboro maka masa istirahat
kandang diperpanjang. Tujuannya
agar bibit penyakit yang berada di
kandang bisa dikurangi secara
optimal.
Saat istirahat kandang sebaiknya
tidak ada aktivitas di dalam dan
sekitar kandang atau minimal
aktivitas pekerja keluar masuk
dibatasi. Pintu dan tirai kandang
ditutup. Hanya saja kita sering lupa
meski kandang dalam masa istirahat
namun lalu lintas kendaraan yang
keluar masuk lokasi peternakan
kurang terkontrol. Anggapannya di
kandang sedang tidak ada ayam,
makanya mobil yang keluar masuk
tidak dibatasi dan didesinfeksi.
Sebuah dilematis tentunya, selama
istirahat kandang ini, peternak atau
pekerja kandang untuk sementara
waktu menganggur dan tidak
memperoleh pendapatan. Oleh
karenanya ada beberapa peternak
yang mempersingkat masa istirahat
kandang dengan dalih ingin
mengejar produksi. Perlu kita ingat,
masa istirahat kandang yang lebih
singkat ini akan membawa
konsekuensi bibit penyakit belum
sepenuhnya berkurang. Dengan
demikian, saat manajemen
pemeliharaan harus dilakukan
dengan lebih ketat, terutama proses
biosecurity atau penyemprotan
kandang.
Inspeksi Kesiapan Kandang
Inspeksi kesiapan kandang dirasa
perlu dilakukan untuk memastikan
kondisi kandang benar-benar siap
menerima kedatangan ayam. Inspeksi
ini biasanya dilakukan 1 minggu
sebelum chicks in. Aspek kesiapan
yang perlu diinspeksi diantaranya :
Kebersihan kandang
Kebersihan menjadi aspek yang
pertama kali perlu diamati saat
melakukan inspeksi kesiapan
kandang. Jika kandang masih kotor,
misalnya masih terdapat sisa feses
atau litter yang menempel pada
lantai kandang dengan sebaran yang
cukup banyak maka hendaknya
dilakukan pembersihan dan
desinfeksi ulang. Bahkan di salah
satu farm di Jakarta Timur jika
ditemukan hal itu diputuskan untuk
mengundur jadwal chick in pada
kandang itu.Adanya sisa feses di
lantai kandang bisa menjadi sumber
penyakit untuk ayam yang akan
dipelihara
Keadaan kandang
Inspeksi keadaan kandang ini lebih
diarahkan pada struktur kandang.
Apakah masih ada atap yang bocor,
lantai yang jebol atau dinding yang
rusak? Kekokohan kandang juga
harus kita perhatikan. Selain itu,
tanah yang berada di bawah lantai
kandang panggung juga perlu
diperik-sa apakah masih ada sisa
feses.
Kesiapan peralatan
Peralatan kandang seperti tempat
ransum, tempat minum, tirai maupun
pemanas juga harus diinspeksi baik
kebersihan maupun fungsinya.
Jumlah tempat minum dan ransum
juga harus diperhatikan. Selain itu,
bahan litter sebaiknya telah
disiapkan di dalam kandang.
Kondisi lingkungan kandang
Jika ada rumput atau semak-
semakan yang masih tumbuh liar di
sekitar kandang maka perlu
dilakukan pemotongan. Saluran air
juga perlu dicek kembali untuk
memastikan aliran air pembuangan
lancar.
Jika diperlukan bisa dibuat form
khusus untuk keperluan inspeksi ini.
Hasil inspeksi ini dijadikan dasar kita
untuk menentukan siap tidaknya
kandang menerima DOC.
Setelah dinyatakan kandang siap
menerima DOC maka persiapan
selanjutnya ialah membuat kandang
brooding. Peralatan juga mulai
dipasang dimasing-masing kandang
brooding. Litter yang telah
didesinfeksi mulai dihamparkan di
dalam kandang.
Desinfeksi kandang ulang (desinfeksi
ke-2) juga perlu dilakukan.
Desinfeksi ke-2 ini bisa dilakukan
dengan teknik semprot halus atau
pengasapan (fogging). Desinfeksi
ulang ini bisa dilakukan 3 hari
sebelum chicks in.
Proses persiapan kandang yang
meliputi pembersihan dan desinfeksi
peralatan, kandang maupun
lingkungannya hendaknya kita
lakukan dengan optimal. Mengingat
proses pembersihan dan desinfeksi
kandang yang optimal akan
menurunkan konsentrasi bibit
penyakit. Dan juga kondisi kandang
yang nyaman dan peralatan yang
optimal sangat diperlukan bagi ayam
untuk mengoptimalkan potensi
genetik yang dibawanya, yaitu
pertumbuhan berat badan atau
produksi telur secara optimal.
Keberhasilan awal sangat mendukung
produktivitas ayam.
Penyakit dan
Pengobatan
Tulisan disusun oleh: dr. Sauvani J.
--- Memang ---
lebih baik mencegah dari pada
mengobati
Dalam suatu peternakan
ayam, dapat terjadi banyak
sekali variasi penyakit yang
sudah sangat dipahami atau
familiar bagi peternak
terutama peternak skala
menengah dan besar.
Berbicara keberhasilan
mengenai peternakan
(tanpa tergantung skala
bisnisnya) oleh seorang
peternak ditentukan dari
pengetahuan dan
pemahaman dengan
pengenalan sumber
hambatan dan ancaman dari
penyakit yang mungkin
dapat menjadikan ledakan
penyakit menular dan
berakibat sangat merugikan.
Oleh sebab itu, pengamanan
dan menjauhkan ternak
ayam dari sumber wabah
dan hambatan potensial
tersebut menjadi prioritas
dan perhatian khusus.
Dimulai dengan pemilihan
indukan yang unggul,
pengelolaan yang baik,
sanitasi, peningkatan daya
tahan ayam dengan
vaksinasi dan usaha
menjauhkan ternak ayam
dari sumber penyakit adalah
kunci sukses dalam beternak
ayam.
Secara prinsip penyakit ayam
dapat disebabkan oleh 3 hal yaitu :
1. Penyakit yang menular
dan disebabkan oleh
bakteri, protozoa, virus,
parasit dan jamur.
2. Penyakit yang disebabkan
oleh faktor atau sebab
lainnya.
3. Penyakit yang disebabkan
oleh defisiensi atau
kekurangan zat-zat
makanan yang diperlukan
dalam perkembangan dan
ketahanan tubuh ayam yang
lebih disebabkan karena
ketergantungan ayam pada
kualitas makanan yang
diberikan oleh peternak
Berikut ini kami mencoba
memberikan ringkasan
beberapa penyakit yang
sering dijumpai pada ayam,
termasuk penyakit yang
baru-baru ini sangat
meresahkan para peternak
yaitu Avian Influenza atau
yang lebih dikenal dengan
Flu Burung.
Tetelo
Newcastle Disease (ND)
Sampar Ayam
Pes Cekak
ND merupakan infeksi viral
yang menyebabkan
gangguan pada saraf
pernapasan. Penyakit ini
disebabkan oleh
virus Paramyxo dan
biasanya dikualifikasikan
menjadi:
1. Strain yang
sangat berbahaya
atau disebut
dengan
Viscerotropic
Velogenic Newcastle
Disease (VVND)
atau tipe
Velogenik, tipe ini
menyebabkan
kematian yang luar
biasa bahkan
hingga 100%.
2. Tipe yang lebih
ringan disebut
degan
“Mesogenic”.
Kematian pada
anak ayam
mencapai 10%
tetapi ayam
dewasa jarang
mengalami
kematian. Pada
tingkat ini ayam
akan
menampakangejala
seperti gangguan
pernapasan dan
saraf.
3. Tipe lemah
(lentogenik)
merupakanstadium
yang hampir tidak
menyebabkan
kematian. Hanya
saja dapat
menyebabkan
produktivitas telur
menjadi turun dan
kualitas kulit telur
menjadi jelek.
Gejala yang
tampak tidak
terlalu nyata
hanya terdapat
sedikit gangguan
pernapasan.
ND sangat menular,
biasanya dalam 3-4 hari
seluruh ternak akan
terinfeksi. Virus ini
ditularkan melalui sepatu,
peralatan, baju dan burung
liar.
Pada tahap yang
mengenai pernapasan maka
virus akan ditularkan
melalui udara. Meskipun
demikian pada penularan
melalui udara, virus ini
tidak mempunyai jangkauan
yang luas. Unggas yang
dinyatakan sembuh dari ND
tidak akan dinyatakan
sebagai “carrier” dan
biasanya virus tidak akan
bertahan lebih dari 30 hari
pada lokasi pemaparan.
Gejala yang nampak pada
ayam yang terkena
penyakit ini adalah sebagai
berikut:
- excessive mucous
di trakea
- gangguan
pernapasan dimulai
dengan megaop-
megap, batuk,
bersin dan ngorok
waktu bernapas
- ayam tampak lesu
- napsu makan
menurun
- produksi telur
menurun
- mencret, kotoran
encer agak
kehijauan bahkan
dapat berdarah
- jengger dan
kepala kebiruan,
kornea menjadi
keruh, sayap turun,
otot tubuh
gemetar,
kelumpuhan hingga
gangguan saraf
yang dapat
menyebabkan
kejang-kejang dan
leher terpuntir.
Penanggulangan
penyakit ini dapat
dilakukan dengan
beberapa cara yaitu:
- ayam yang tertular
harus dimusnahkan.
- vaksinasi harus
dilakukan untuk
memperoleh kekebalan.
Jenis vaksin yang kami
gunakan adalah ND
Lasota yang kami beli
dari PT. SHS. Vaksinasi
ND yang pertama, kami
lakukan dengan cara
pemberian melalui tetes
mata pada hari ke 2.
Untuk berikutnya
pemberian vaksin kami
lakukan dengan cara
suntikan di
intramuskuler otot
dada.
- untuk memudahkan
untuk mengingat
mengenai waktu
pemberian vaksin,
seorang penulis
menyarankan agar
memberikan vaksin ini
dengan pola 444.
maksudnya vaksin ND
diberikan pada ayam
yang berumur 4 hari, 4
minggu, 4 bulan dan
seterusnya dilakukan 4
bulan sekali. Namun
kami mempunyai sedikit
perbedaan dengan
jadwal pola 444.(lihat
jadwal pemberian
vaksin modifikasi kami)
Pencegahan yang harus
dilakukan oleh para
peternak mengingat
penyakit ini sangat
infeksius adalah sebagai
berikut:
- memelihara kebersihan
kandang dan
sekitarnya. Kandang
harus mendapat sinar
matahari yang cukup
dan ventilasi yang
baik.
- memisahkan ayam lain
yang dicurigai dapat
menularkan penyakit
ini.
- memberikan ransum
jamu yang baik.
Gumoro
Infectious Bursal Disease
Penyakit ini menyerang
kekebalan tubuh ayam,
terutama bagian fibrikus
dan thymus. Kedua bagian
ini merupakan pertahanan
tubuh ayam. Pada
kerusakan yang parah,
antibody ayam tersebut
tidak terbentuk. Karena
menyerang system
kekebalan tubuh, maka
penyakit ini sering disebut
sebagai AIDSnya ayam.
Ayam yang terkena akan
menampakan gejala seperti
gangguan saraf, merejan,
diare, tubuh gemetar, bulu
di sekitar anus kotor dan
lengket serta diakhiri
dengan kematian ayam.
Virus yang menyebabkan
penyakit ini adalah virus
dari genus Avibirnavirus. Di
dalam tubuh ayam, virus ini
dapat hidup hingga lebih
dari 3 bulan, kemudian akan
berkembang menjadi
infeksius. Gumoro memang
tidak menyebabkan
kematian secara langsung
pada ayam, tetapi infeski
sekunder yang mengikutinya
akan menyebabkan
kematian dengan cepat
karena kekebalan tubuhnya
tidak bekerja.
Seorang penulis
menyebutkan bahwa gumoro
menyerang anak ayam pada
usia 2 – 14 minggu dengan
gejala awal sbb:
- napsu makan berkurang
- ayam tampak lesu dan
mengantuk
- bulu tampak kusam dan
biasanya disertai
dengan diare berlendir
yang mengotori bulu
pantat
- peradangan di sekitar
dubur dan
kloaka.biasanya ayam
akan mematoki
duburnya sendiri.
- jika tidur, paruhnya
menempel di lantai dan
keseimbangan tubuhnya
terganggu.
Sedangkan penulis yang
berbeda menyebutkan
gejala gumoro adalah sbb:
- diare berlendir
- nafsu makan turun
- gemetar dan sukar
berdiri
- bulu di sekitar anus
kotor
- ayam suka mematuk di
sekitar kloaka
Penulis yang lain
menyebutkan bahwa
gumoro dapat dibagi 2
yaitu gumoro klinik dan
sub klinik. Gumoro klinik
menyerang anak ayam
berumur 3-7 minggu.
Pada fase ini serangan
terhadap kekebalan
tubuh ayam tersebut
hanya bersifat
sementara antara 2-3
minggu. Gumoro subklinik
menyerang anak ayam
berumur 0-3 minggu.
Penyakit ini paling
menakutkan karena
kekebalan tubuh ayam
dapat hilang secara
permanen, sehingga
ayam dengan mudah
terserang infeksi
sekunder.
Gumoro menyebar
melalui kontak langsung,
air minum, pakan, alat-
alat yang sudah
tercemar virus dan
udara. Yang sangat
menarik adalah gumoro
tidak menular dengan
perantaraan telur dan
ayam sudah sembuh
tidak menjadi “carrier”.
Upaya penanggulangan
gumoro ini dapat
dilakukan dengan
beberapa cara yaitu
vaksinasi, menjaga
kebersihan lingkungan
kandang.
Penyakit ini disebabkan
oleh Corona virus yang
menyerang system
pernapsan. Pada ayam
dewasa penyakit ini
tidak menyebabkan
kematian, tetapi pada
ayam berumur kurang
dari 6 minggu dapat
menyebabkan kematian.
Informasi yang lain
menyebutkan bahwa
ayam yang terserang
penyakit ini dan berumur
di bawah 3 minggu,
kematian dapat
mencapai 30-40%.
Penularan dapat terjadi
melalui udara, peralatan,
pakaian. Virus akan
hidup selama kurang 1
minggu jika tidak
terdapat ternak pada
area tersebut. Virus ini
mudah mati karena
panas atau desinfektan.
Gejala penyakit IB ini
sangat sulit untuk
dibedakan dengan
penyakit respiratory
lainnya. Secara umum
gambaran penyakit
tersebut adalah:
- batuk
- bersin
- rattling
- susah bernapas
- keluar lendir dari
hidung
- terengah-engah
- napsu makan
menurun
- gangguan
pertumbuhan
- pada periode layer
akan didapatkan
produksi telur yang
sangat turun hingga
mendekati zero
dalam beberapa
hari, butuh waktu
sekitar 4 minggu
agar ayam kembali
berproduksi, bahkan
beberapa
diantaranya tidak
akan kembali ke
normal. Telur yang
dihasilkan akan
berukuran kecil,
cangkang telur lunak,
bentuk telur menjadi
irregular.
Sanitasi merupakan
factor pemutus rantai
penularan penyakit
karena virus tersebut
sangat rentan terhadap
desinfektan dan panas.
Pencegahan lain yang
sangat umum dilakukan
adalah dengan
memberikan vaksinasi
secara teratur.
Avian pox mempunyai
daya sebar yang relatif
lambat. Avian pox
disebabkan oleh minimal
3 strain atau tipe yaitu:
fowl pox virus (virus
cacar pada unggas),
pigeon pox virus (virus
cacar pada burung dara)
dan canary pox virus
(virus cacar pada burung
kenari). Biasanya cacar
yang terjadi pada ayam
disebabkan oleh fowl pox
virus. Virus ini dapat
ditularkan secara
langsung maupun tidak
langsung. Virus ini
sangat resisten pada
keropeng yang kering
dan dalam beberapa
kondisi dapat hidup
hingga beberapa bulan.
Virus ini dapat
ditransmisikan melalui
beberapa spesies
nyamuk. Nyamuk ini
akan membawa virus
yang infeksius ini
setelah nyamuk tersebut
menggigit unggas yang
terinfeksi.
Meskipun fowl pox
penyebarannya relatif
lambat, kawanan unggas
ini dapat berpengaruh
selama beberapa bulan.
Perjalanan penyakit ini
memerlukan waktu
sekitar 3-5 minggu.
Gejala yang didapatkan
pada penyakit ini
adalah:
- pertumbuhan yang
lambat pada unggas
muda
- telur menurun pada
periode layer
- kesulitan bernapas
dan makan
- dry pox, dimulai
dari “small whitish
foci” dan kemudian
berkembang menjadi
“wart-like nodules”.
Nodule tersebut
kemudian akan
mengelupas dalam
proses penyembuhan.
Lesi ini biasanya
terlihat pada bagian
tubuh yang tidak
berbulu seperti
lubang telinga, mata
, jengger, pial dan
kadang-kadang
ditemukan di kaki.
- wet pox
diasosiasikan dengan
cavitas oral dan
traktus respiratorius
bagian atas,
terutama pada
laryng dan trakea.
Langkah pencegahan
yang utama adalah
memberikan vaksinasi
pada ayam. Pemberian
vaksinasi dilakukan
dengan melakukan
penusukan pada sayap
dengan jarum khusus.
Marek (Visceral Leukosis)
Disebabkan oleh virus
tipe DNA yang tergolong
herpes tipe B. Marek
diidentikan dengan
penyakit anak ayam,
meskipun demikian
penyakit ini juga dapat
menginfeksi ayam yang
lebih tua. Anak ayam
terserang adalah
kelompok umur 3-10
minggu. Umur 8-9
minggu merupakan umur
yang paling rawan.
Penularan dapat terjadi
secara kontak langsung,
kotoran ayam, debu dan
peralatan kandang.
Marek dapat
menimbulkan beberapa
variasi gejala klinis,
antara lain:
- Marek tipe visceral
Ditandai dengan lesi
pada gonad, hati,
limpa, ginjal dan
kadang-kadang pada
jantung, paru dan
otot. Penyakit ini
biasanya akut,
rupanya unggas yang
sehat akan
mengalami kematian
secara cepat dengan
tumor internal yang
masif.
- Marek tipe neural
Ditandai dengan
kelumpuhan yang
progresif pada
sayap, kaki dan
leher. Penurunan
berat badan,
anemia, kesulitan
bernapas dan diare
merupakan gejala
yang sering
ditemukan .
- Ocular leucosis atau
“gray eye”
Morbiditas dan
mortalitas biasanya
sangat kecil tetapi
disebutkan
mendekati 25%.
Gejalanya
dikarakteristikan
dengan spotty
depigmentation atau
diffuse
graying pada iris
mata. Pupil mata
berbentuk irregular
dan gagal bereaksi
terhadap cahaya.
Diare berat dan
kematian.
- Skin leukosis
Pembesaran folikel
bulu karena
akumulasi limfosit.
Pencegahan dapat
dilakukan dengan
memberikan vaksinasi
pada DOC berumur 1
hari dengan vaksin
Cryomarex HVT atau
Cryomarex Rispens.Ayam
yang terinfesi sebaiknya
dimusnahkan agar tidak
menularkan ke ayam
yang sehat.
Disebabkan oleh
bakteri Haemophillus
gallinarum. Penyakit ini
biasanya menyerang ayam
akibat adanya perubahan
musim. Perubahan musim
biasanya mempengaruhi
kesehatan ayam. Snot
banyak ditemukan di daerah
tropis. Penyakit ini
menyerang hampir semua
umur ayam. Angka kematian
yang ditimbulkan oleh
penyakit ini mencapai 30%
tetapi angka morbiditas
atau angka kesakitannya
mencapai hingga 80%. Snot
bersifat kronis, biasanya
berlangsung antara 1-3
bulan. Ayam betina berumur
18-23 minggu paling rentan
terhadap penyakit ini.
Namun menurut pengalaman
kami, ayam berumur kurang
dari 16 minggu mempunyai
angka kematian yang cukup
tinggi jika terkena penyakit
ini. Sedangkan ayam yang
sedang bertelur dapat
disembuhkan tetapi
produktivitas telur menurun
hingga 25%. Penularan Snot
dapat melalui kontak
langsung, udara, debu,
pakan, air minum,
petugaskandang dan
peralatan yang digunakan.
Dari berbagai referensi
yang kami dapatkan gejala
penyakit Snot pada ayam
adalah sbb:
- ayam terlihat
mengantuk, sayapnya
turun
- keluar lendir dari
hidung, kental
berwarna kekuningan
dan berbau khas
- muka dan mata
bengkak akibat
pembengkakan sinus
infra orbital
- terdapat kerak
dihidung
- napsu makan menurun
sehingga tembolok
kosong jika diraba
- ayam mengorok dan
sukar bernapas
- pertumbuhan menjadi
lambat.
Pengobatan Snot yang
diberikan adalah preparat
sulfat seperti
sulfadimethoxine atau
sulfathiazole, menurut
beberapa penulis penyakit
ini dapat diobati dengan
antibiotika seperti
Ultramycin, imequil atau
corivit. Kami menggunakan
preparat enrofloksacyn atau
lebih dikenal dengan Enflox
produksi SHS dan saat ini
kami sedang mencoba
menggantinya dengan
preparat amphycillin dan
colistin atau lebih dikenal
dengan Amphyvitacol
produksi Vaksindo. Seorang
penulis menyebutkan
pengobatan tradisional juga
dilakukan dengan
memberikan susu bubuk
yang dicampur dengan air
dan dibentuk sebesar
kelereng sesuai dengan
bukaan mulut ayam dan
diberikan 3 kali sehari.
Sedangkan pengobatan
tradisional yang kami
lakukan adalah memberikan
perasan tumbukan jahe,
kunir, kencur dan
lempuyang. Air perasan ini
dicampurkan pada air
minum. Sedangkan
ampasnya kami campurkan
pada sedikit pakan. Selain
ramuan ini menghangatkan
tubuh ayam, ramuan ini
juga berkhasiat untuk
menambah napsu makan
ayam. Selain memberikan
obat yang diberikan
bersama dengan air minum,
kami juga memberikan obat
secara suntikan pada ayam
yang sudah parah. Obat
yang kami berikan adalah
Sulfamix dengan dosis 0.4
cc/kg BB ayam. Hal lain
yang perlu dilakukan karena
penyakit ini mempunyai
penularan yang sangat
cepat dan luas, ayam yang
terkena Snot harus sesegera
mungkin dipisahkan dari
kelompoknya.
Upaya pencegahan yang
dilakukan adalah dengan
menjaga kebersihan
kandang dan lingkungan
dengan baik. Kandang
sebaiknya terkena sinar
matahari langsung sehingga
mengurangi kelembaban.
Kandang yang lembab dan
basah memudahkan
timbulnya penyakit ini.
Berak kapur disebabkan
oleh bakteri Salmonella
pullorum. Berak kapur sering
ditemukan pada anak ayam
umur 1-10 hari.
Gejala yang timbul adalah :
- napsu makan menurun
- kotoran encer dan
bercampur butiran-
butiran putih seperti
kapur
- bulu dubur melekat
satu dengan yang lain
- jengger berwarna
keabuan
- badan anak ayam
menjadi menunduk
- sayap terkulai
- mata menutup
Penulis yang lain
mengatakan gejala anak
ayam yang terkena berak
kapur selain gejala yang
disebutkan di atas, anaka
ayam akan terlihat pucat,
lemah, kedinginan dan suka
bergerombol mencari tempat
yang hangat.
Berbeda dengan ayam
dewasa, gejala berak kapur
tidak nyata benar. Ayam
dewasa yang terkena berak
kapur akan mengalami
penurunan produktivitas
telur, depresi, anemia,
kotoran encer dan berwarna
kuning.
Pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan
menjaga sanitasi mulai dari
mesin penetasan hingga
sanitasi kandang dan
melakukan desinfeksi
kandang dengan
formaldehyde sebanyak
40%. Ayam yang terkena
penyakit sebaiknya
dipisahkan dari
kelompoknya, sedangkan
ayam yang parah
dimusnahkan.
Pengobatan Berak
Kapur dilakukan dengan
menyuntikkan antibiotik
seperti furozolidon, coccilin,
neo terramycin, tetra atau
mycomas di dada ayam.
Penulis lain menyebutkan
pengobatan dapat dilakukan
dengan menggunakan
preparat sulfonamide.
Penyebab penyakit ini
belum diketahui secara
pasti, demikian pula
pengobatannya. Selama ini
penyakit ini diduga
disebabkan oleh bakteri
sejenis Salmonella
pullorum. Penularan berak
hijau sangat mudah yaitu
melalui kontak langsung
termasuk saat jantan
mengawini betina dan
melalui pakan dan minuman
yang terkontaminasi dengan
ayam yang sakit. Pengaruh
penyakit ini dapat sampai
ke DOC keturunan induk
yang sakit.
Gejala penyakit ini adalah:
- jengger berwarna
biru
- mata lesu
- napsu makan
menurun
- sekitar pantat
terlihat memutih dan
lengket.
Upaya pencegahan
merupakan hal utama
antara lain dengan menjaga
sanitasi kandang,
memisahkan antara ayam
yang sakit memberikan
pakan yang yang baik.
Jika ayam yang terinfeksi
mengalami kematian , lebih
baik ayam tersebut dibakar
agar bakteri tersebut ikut
mati dan tidak menular ke
ayam yang lain.
Penyebab penyakit ini
adalah bakteri Pasteurella
gallinarum atau Pasteurella
multocida. Biasanya
menyerang ayam pada usia
12 minggu. Penyakit ini
menyerang ayam petelur
dan pedaging. Serangan
penyakit ini bisa bersifat
akut atau kronis. Ayam yang
terserang kolera akan
mengalami penurunan
produktivitas bahkan mati.
Bakteri ini menyerang
pernapasan dan
pencernaan.
Kolera dapat ditularkan
melalui kontak langsung,
pakan, minuman, peralatan,
manusia, tanah maupun
hewan lain. Pada serangan
akut, kematian dapat
terjadi secara tiba-tiba.
Sedangkan pada serangan
kronis didapatkan gejala
sbb:
- napsu makan berkurang
- sesak napas
- mencret
- kotoran berwarna
kuning, coklat atau
hijau berlendir dan
berbau busuk
- jengger dan pial
bengkak serta kepala
berwarna kebiruan
- ayam suka
menggeleng-gelengkan
kepala
- persendian kaki dan
sayap bengkak disertai
kelumpuhan
- lesi yang didapatkan
pada unggas yang
mengalami kematian
pada kolera akut antara
lain adalah :
+ perdarahan
pintpoint pada
membran
mukosa dan
serosa dan
atau pada
lemak
abdominal
+ inflamasi pada
1/3 atas usus
kecil
+ gambaran
“parboiled”
pada hati
+ pembesaran
dan
pembengkakan
limpa
+ didapatkan
material
berbentuk
cream atau
solid pada
persendian
Diagnosis secara tentative
dapat didirikan atas riwayat
unggas, gejala dan lesi
postmortem. Sedangkan
diagnosis definitive
didapatkan pada isolasi dan
identifikasi organisme ini.
Tindakan pencegahan
sangat penting dilakukan
antara lain dengan menjaga
agar litter tetap kering,
mengurangi kepadatan
kandang, menjaga
kebersihan peralatan
kandang dan memberikan
vitamin dan pakan yang
cukup agar stamina ayam
tetap terjaga.
Pengobatan kolera dapat
dilakukan dengan
menggunakan preparat
sulfat atau antibiotik
seperti noxal, ampisol atau
inequil.
Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri Mycoplasma
galisepticum. Biasanya
menyerang ayam pada usia
4-9 minggu. Penuluaran
terjadi melalui kontak
langsung, peralatan
kandang, tempat makan dan
minum, manusia, telur tetas
atau DOC yang terinfeksi.
Seorang penulis
menyebutkan bahwa gejala
CRD ini mirip dengan Snot
atau Coryza yaitu:
- batuk-batuk
- napas berbunti
atau ngorok
- keluar cairan dari
lubang hidung
- nafsu makan turun
- produksi telur
turun
- ayam suka
menggeleng-gelengkan
kepalanya
Sedangkan penulis lain
mengatakan gejala yang
timbul pada
CRD adalah:
- ayam kehilangan napsu
makan secara tiba-tiba
dan terlihat lesu
- warna bulu pucat,
kusam dan di beberapa
lokasi terjadi
perlengketan terutama
di sekitar anus
- terjadi inkoordinasi
saraf
- tinja cair dan
berwarna putih
Pencegahan terhadap
penyakit ini dapat
dilakukan dengan berbagai
cara, mulai dari cara yang
paling sederhana yaitu
tidak membeli DOC dari
produsen yang tidak
diketahui dan melakukan
sanitasi kandang.
Pengobatan CRD pada ayam
yang sakit dapat diberikan
baytrit 10% peroral,
mycomas dengan dosis 0.5
ml/L air minum, tetraclorin
secara oral atau bacytracyn
yang diberikan pada air
minum.
Penyebab penyakit ini
adalah Escherichia coli.
Problem yang ditimbulkan
dapat infeksi akut berat
dengan kematian yang
tiba-tiba dan angka
kematian yang tinggi
hingga infeksi ringan
dengan angka kesakitan
dan kematian yang
rendah.infeksi dapat terjadi
pada saluran pernapasan,
septicemia atau enteritis
karena infeksi pada
gastrointestinal. Penyakit
ini dapat berdiri sendiri
atau diikuti oleh infeksi
sekunder. Infeksi sekunder
yang menyertai penyakit ini
adalah Mycoplasma
gallisepticum. Semua umur
dapat terkena penyakit ini,
namun yang paling banyak
adalah ayam usia muda.
Gejala yang ditimbulkan
pada penyakit ini
disebabkan oleh toksin yang
dikeluarkan oleh bakteri
akibat pertumbuhan dan
multiplikasi. Invasi primer
terjadi pada system
pernapasan dan system
gastrointestinal. Omphalitis
atau infeksi pada anak
ayam terjadi karena
penutupan tali pusat yang
kurang baik atau karena
invasi bakteri melalui
cangkang telur pada saat
inkubasi.
Berikut ini gejala yang timbul
pada penyakit ini adalah:
- napsu makan
menurun
- ayam lesu dan
tidak bergairah
- bulu kasar
- sesak napas
- kotoran banyak
menempel di anus
- diare
- batuk
Pada septicemia akut dapat
menyebabkan kematian
yang tiba-tiba.
Pada pembedahan akan
didapatkan:
- dehydrasi
- bengkak dan kongesti
pada hati, limpa dan
ginjal
- perdarahan pinpoint
pada organ viscera
- eksudat fibrinous pada
kantung udara, kantung
jantung dan permukaan
jantung, hati dan paru
(sangat karakteristik)
- usus menipis dan
inflamasi serta
mengandung mucous
dan area perdarahan
Pencegahan dapat dilakukan
dengan menjaga sanitasi
kandang seperti menjaga
ventilasi udara, litter yang
terjaga kebersihannya,
secara teratur melakukan
desinfeksi terhadap
peralatan dan fasilitas
lainnya. Hal yang tidak
kalah pentingnya adalah
menjaga kualitas pakan dan
air minum, kepadatan
kandang harus diperhatikan,
penanganan mesin penetas
telur dan menjauhkan ayam
dari stress yang dapat
menurunkan daya tahan
tubuh.
Pengobatan
Colibasillosis dapat dilakukan
dengan obat-obat sulfa,
neomisin, streptomisin dan
tetrasiklin. Meskipun
demikian, menurut info yang
lain dikatakan pengobatan
penyakit ini cenderung
susah dan tidak menentu.
INFEKSI PROTOZOA
Berak Darah/ Koksidiosis
Berak darah atau sering
disebut dengan koksidiosis
disebabkan oleh protozoa
dari genus Eimeria.
Penularan penyakit ini
dapat melalui kontak secara
langsung maupun tidak
langsung seperti kontak
dengan droplet dari unggas
yang terinfeksi. Pada saat
unggas memakan koksidia,
organisme ini akan
menginvasi usus dan
mengakibatkan kerusakan
dan kemudian mulai
berkembang biak. Beberapa
minggu setelah terjadinya
infeksi, koksidia akan
berubah menjadi oocyst.
Oocyst masih belum cukup
matur, meskipun oocyst
terdapat pada droplet,
oocyst ini tidak dapat
menginfeksi unggas lain
kecuali ia berkembang
(sporulasi) menjadi bentuk
yang lebih matang di litter.
Bentuk inilah yang dapat
menyebabkan infeksi pada
unggas. Berat tidaknya
penyakit ini tergantung
dari jumlah protozoa yang
termakan. Di dalam
peternakan, penyakit ini
sangat mudah ditularkan
melalui alas kaki, baju,
burung liar, peralatan,
tempat pakan, serangga
atau rodent.
Gejala yang timbul pada
penyakit ini adalah sbb:
- kotoran lembek
cenderung cair dan
berwarna coklat
kehitaman kerena
mengandung darah
- pertumbuhan
terhambat
- napsu makan menurun
- pada pembedahan
ayam yang mengalami
kematian akibat
penyakit ini akan
ditemukan pada usus
besarnya akan bengkak
berisi darah.
Pencegahan dapat dilakukan
dengan cara memberikan
vaksinasi pada ayam pada
usia 4 hari. Biasanya kami
akan memberikan vaksinasi
ini dengan melakukan
penyemprotan pada pakan.
Selain itu harus dilakukan
sanitasi yang baik pada
kandang DOC. Pilihlah pakan
yang sudah mengandung
koksidiostat ( preparat
pembunuh
protozoa Eimeria).
Cacingan
Worm Disease
Cacingan pada ayam dapat
disebabkan oleh:
- Ascaridia galli
Infeksi cacing ini
terutama menyerang
ayam usia 3-4 bulan.
Spesimen dari parasit
ini kadang-kadang
ditemukan dalam telur.
Cacing ini berpindah
tempat dari usus ke
oviduct dan dapat
masuk ke dalam telur
pada saat pembentukan
telur tersebut. Cacing
dewasa mudah dilihat
dengan mata telanjang
karena panjang cacing
dewasa mencapai ½
hingga 3 inchi.
Riwayat hidup cacing
ini sangat simple.
Cacing betina akan
meletakan telurnya di
usus unggas yang
terinfeksi dan akan ikut
dikeluarkan bersama
tinja. Embrio akan
terus berkembang
dalam telur tersebut
meskipun tidak akan
langsung menetas.
Larva dalam telur
mencapai stadium
infektif dalam 2-3
minggu. Telur yang
mengandung embryo ini
sangat tahan banting
bahkan dalam kondisi
laboratorium dapat
bertahan hingga 2
tahun, sedangkan dalam
keadaan biasa akan
tetap bertahan hingga
1 tahun bahkan lebih.
Hal yang penting di
sini adalah desinfektan
yang digunakan pada
peternakan tidak dapat
membunuh/ merusak
telur. Unggas akan
terinfeksi jika memakan
telur cacing ini.
Unggas yang terinfeksi
oleh cacing ini akan
terlihat lesu, diare dan
kurus. Kerusakan utama
yang ditimbulkan
adalah penurunan
efisiensi pakan, namun
kematian hanya timbul
pada infeksi yang
sangat berat.
Pencegahan dapat
dilakukan dengan
melakukan sanitasi
kandang dengan baik
dan pemisahan ayam
berdasarkan umur.
Bersihkan kandang
sebersih mungkin jika
kandang akan
digunakan untuk
populasi ayam yang
baru.Sedangkan obat
yang digunakan adalah
preparat piperazine
yang hanya dapat
memutus rantai
penularan dengan
membunuh cacing
dewasa. Preparat yang
biasa kami gunakan
dan kami berikan tiap
4 minggu adalah
Piperavaks produksi
dari Vaksindo.
Pemberian obat ini
cukup dicampurkan
pada air minum.
- Heterakis gallinae
Parasit ini tidak
menimbulkan akibat
yang serius pada
kesehatan ayam.
Minimal tidak
menimbulkan gejala
atau patologi yang
signifikan. Cara
penularan cacing ini
sama
dengan Ascaris. Namun
telur yang mengandung
larva akan infektif
dalam 2 minggu. Dalam
cuaca yang dingin akan
membutuhkan waktu
yang lebih panjang.
Parasit ini dapat
dibasmi dengan
fenbendazole.
- Capillaria annulata
atau Capllaria contorta
Cacing ini sering
ditemukan pada
esophagus dan
tembolok. Parasit ini
menyebabkan penipisan
dan inflamasi pada
mukosa. Pada system
gastrointestinal bagian
bawah, dapat
ditemukan beberapa
spesies parasit tetapi
biasanya
adalah Capillaria
obsignata.
Berbeda dengan cacing
yang lain, pembentukan
embryo memakan waktu
6-8 hari dan akan
sangat infeksius untuk
peternakan. Kerusakan
terparah akan terjadi
pada 2 minggu setelah
infeksi. Parasit ini akan
menimbulkan inflamasi
berat dan kadang-
kadang terjadi
perdarahan. Erosi pada
usus akan menyebabkan
kematian. Problem yang
sering ditimbulkan oleh
parasit ini adalah
penurunan
pertumbuhan,
penurunan produksi dan
fertilitas.
Sanitasi yang baik
merupakan kunci
pencegahan yang
utama. Pemberian
vitamin A dapat
memberikan nilai
tambah. Parasit ini
dapat dibasmi dengan
menggunakan
fenbendazole atau
leviamisole.
Secara umum, seorang penulis
menggambarkan gejala penyakit
cacingan pada ayam adalah sbb:
- tubuh ayam menjadi
kurus
- nafsu makan berkurang
- sayap kusam dan
terkulai
- kotoran encer,
berlendir berwarna
keputihan dan kadang
berdarah
- pertumbuhan lamban
Penanggulangan yang dapat
dilakukan secara umum adalah:
- sanitasi kandang
dengan desinfektan
- pemberian Caricid
pada umur 4-6 minggu
dengan dosis 30 ml/3
liter air untuk 100 ekor
ayam. Umur lebih dari
6 minggu diberi dosis 6
ml/10 L air untuk 100
ekor ayam
- campurkan premix
2.4% ke dalam
makanan dengan dosis
2.5 kg/kg pakan
diberikan selama 5-6
hari
--- Faktor Lain ---
Faktor utama penyebab ayam sakit
adalah karena kecerobohan dalam
mengelola peternakan yang
diakibatkan oleh faktor-faktor :
1. Sanitasi yang tidak benar,
dengan ciri peternakan
menjadi kotor, bau dan
terkesan jorok
2. Tidak melakukan
pembersihan rutin dan
pemberian obat dan vitamin
kepada unggas yang ada.
3. Dan tidak dilakukannya
vaksinasi pada unggas.
Yang terpenting adalah
" LAKUKAN VAKSINASI "
Dengan cara-cara yang benar dan
waktu yang teratur seperti kami
terangkan pada halaman vaksinasi.
Sebagian dari cara vaksinasi yang
kami lakukan
(semua gambar adalah milik
GloryFarm)
http://dc166.4
Vaksinasi Coryza
http://dc166.4
Vaksinasi Cacar
http://dc166.4
Vaksinasi ND-IB
http://dc166.4
Vaksinasi ND
Vaksinasi Menurut
Literatur
Tulisan disusun oleh: dr. Sauvani J.
Pada buku “Pembibitan Ayam Ras”
dimuat table vaksinasi untuk anak
ayam masa starter dan table program
vaksinasi untuk ayam bibit tipe
berat di daerah kasus ND. Di dalam
table kedua memang mempunyai
kondisi khusus yaitu daerah yang
endemis ND. Jadi tidak
mengherankan jika pada program
vaksinasinya dipenuhi dengan
vaksinasi ND baik ND Kill maupun ND
La Sota.
TABLE: Vaksinasi Untuk Anak Ayam
Masa Starter
Program vaksinasi pada anak ayam
ras masa starter tergolong sangat
komplit mengingat anak ayam ras
memang lebih rentan dibandingkan
dengan anak ayam kampung.
Program vaksinasi ini dimulai saat
DOC divaksinasi Marek dan IB
dilakukan dengan tetes mata pada
hari kedua. Yang menarik adalah ND
dilakukan secara bersamaan pada
hari kelima dengan melalui subcutan
dan tetes mata lalu diulang kembali
1 minggu kemudian dengan
pemberian secara tetes mata.
Pengulangan atau booster ND
berikutnya pada hari ke 21 dengan
pemberian melalui intramuskuler
pada otot dada dan pada hari ke 35
(minggu kelima) yang diberikan
secara intramuskuler pada otot dada
dan tetes mata serta dibarengi
dengan fowl pox. Satu hal yang
menarik untuk diperhatikan adalah
pada hari ke 35 dilakukan 3
vaksinasi sekaligus.
Hal ini cukup merepotkan karena
masing-masing mempunyai perlakuan
yang sangat berbeda sehingga
membutuhkan waktu yang sangat
lama untuk dapat menyelesaikan
seluruh vaksinasi tersebut.
Satu hal lain yang menarik adalah
vaksinasi ND dianjurkan untuk
dilakukan di hampir setiap minggu.
TABLE: Program Vaksinasi &
Pemberian Obat-obatan Untuk Ayam
Bibit Tipe Berat (breeder broiler) di
Daerah Kasus Penyakit ND
Program vaksinasi ini hampir dapat
dikatakan kelanjutan dari program
vaksinasi anak ayam masa starter
dengan sedikit perbedaan pada hari
ke 5 ND Kill hanya diberikan secara
subcutan dan hari ke 9 diberikan IBD
live pada air minum.
Pada table ini dapat dilihat
pengulangan vaksinasi ND sangat
sering yaitu pada minggu ke 11, 18
dan 25. Setelah minggu ke 25
pengulangan dilakukan 4 bulan
berikutnya lalu setiap 2,5 bulan.
Pengulangan vaksinasi ini disebabkan
karena kasus ND yang sedang
berjangkit pada wilayah tersebut.
Modifikasi Vaksinasi
http://d
Tulisan disusun oleh: dr. Sauvani J.
Program vaksinasi yang kami lakukan
merupakan modifikasi yang kami buat
untuk mempermudah mengingat dan
proses vaksinasi itu sendiri tanpa
mengabaikan keadaan lingkungan.
TABLE: Vaksinasi Modifikasi
Standard - Glory Farm
Program vaksinasi yang kami jalankan
adalah sbb:
- Vaksinasi ND + IB
Vaksinasi ini bertujuan
untuk menimbulkan
kekebalan ayam terhadap
infeksi ND dan IB. Pada
area peternakan kami saat
ini bukan merupakan daerah
yang endemis ND maupun
IB, namun karena letak
peternakan kami
berdekatan dengan
peternakan yang lain, maka
sebagai antisipasinya kami
selalu melakukan vaksinasi
ini. Kami melakukan
vaksinasi ini dengan dua
cara yaitu tetes mata dan
injeksi intramuskular pada
otot dada.
Metode tetes mata
Kami biasanya akan
memberikan vaksin dengan
metode tetes mata pada
anak ayam usia 3 hari. Oleh
karena itu, karton atau doos
yang digunakan untuk
pengemasan DOC dari
breeder jangan buru-buru
dibuang, karton ini
digunakan untuk mengemas
anak ayam sebelum
dilakukan vaksinasi dan
pada saat vaksinasi, anak
ayam tersebut diambil dari
karton satu persatu untuk
dilakukan vaksinasi. Dengan
demikian tidak ada anak
ayam yang terlewati.
Vaksin ini berupa serbuk
yang dikemas di dalam vial.
Pada saat penggunaan,
tutup ampul dibuka dan
dicampur dengan diluent
khusus yang dapat dibeli
bersamaan dengan
pembelian vaksin. Jangan
langsung menuangkan
seluruh diluent, cukup
sebagian saja hingga vaksin
tersebut larut dan kemudian
lakukan pembilasan
beberapa kali dengan sisa
diluent. Botol diluent
tersebut nantinya akan
digunakan sebagai alat
penetes mata.
Biasanya kami membeli
vaksin ND + IB ini untuk
1000 dosis, dengan
pengertian bahwa 1 ampul
vaksin dapat digunakan
untuk memvaksinasi 1000
anak ayam. Demikian pula
dengan diluent yang
digunakan juga untuk 1000
dosis.
Anak ayam yang telah
disiapkan sebelumnya, kami
ambil seekor demi seekor
dan kami lakukan vaksinasi
dengan meneteskan vaksin
ke salah satu mata anak
ayam tersebut. Pada proses
vaksinasi yang perlu
diperhatikan adalah jangan
sampai vaksin tersebut
habis terbuang karena
vaksin terus menerus
menetes akibat cara
memegang botol pelarut
(yang digunakan sebagai
alat penetes) yang salah.
Biasanya kami melakukan
proses vaksinasi ini pada
sore hari sekitar jam 17.00
WIB hingga selesai.
Jika vaksin yang telah
dicampurkan dengan diluent
tidak habis terpakai, maka
vaksin tersebut harus
dibuang atau dimusnahkan
dan tidak dapat disimpan
kembali.
Metode injeksi intramuskuler
Metode ini biasanya kami
lakukan pada ayam usia 30
dan 50 minggu. Vaksinasi
ini hanya bersifat
penggulangan atau booster
terhadap vaksinasi yang
telah dilakukan sebelumnya.
Metode ini memerlukan alat
bantu berupa stroker dan
selang khusus. Stroker ini
merupakan alat suntik
otomatis yang dapat kita
atur berapa jumlah cairan
yang akan kita suntikan.
Memang alat ini cukup
mahal harganya, namun
dengan adanya alat ini
vaksinasi akan lebih mudah
untuk dilakukan. Sedangkan
selang khusus merupakan
selang penghubung antara
botol penyimpan vaksin dan
stoker. Biasanya selang ini
didapatkan dari produsen
vaksin. DSCN
Persiapan yang harus
dilakukan adalah melarutkan
vaksin dengan aqua
destilata. Banyaknya aqua
destilata tergantung dari
dosis vaksin dan keinginan
dari pelaku vaksinasi.
Biasanya kami menggunakan
0.3 ml perdosis vaksin
sehingga kami melarutkan
vaksin untuk 1000 dosis
dengan 300 ml aqua
destilata. Pada table
vaksinasi, kami gunakan
11/2 – 2 dosis untuk setiap
ayam. Maksudnya adalah 1
ekor ayam kami suntik
dengan dosis 11/2 kalinya
atau double dosis namun
tetap menggunakan jumlah
pelarut yang sama sehingga
tetap menggunakan 300 ml
aqua untuk 1500 atau 2000
dosis.
Cara melarutkannya sangat
mudah yaitu dengan
memasukan vaksin ke aqua
destilata yang telah diukur
jumlahnya, kemudian kocok
dan bilas ampul vaksin
beberapa kali dengan aqua
tersebut. Setelah semua
siap, pasang selang pada
botol aqua tersebut dengan
menancapkan ujung selang
yang mempunyai jarum
khusus dan ujung pada
belahan yang lain
disambungkan pada stroker.
Yang perlu diperhatikan
pada pemasangan stroker
adalah penyesuaian dosis
pada alat tersebut, jika
hanya menginginkan hanya
0,3 ml saja yang kita
suntikan, maka alat tersebut
juga harus kita set sehingga
vaksin yang akan
dikeluarkanpun 0,3 ml.
Penyesuaian alat ini sangat
mudah hanya dengan
menyetel sekrup ulir pada
ujung alat. DSCN
Setelah semuanya siap,
sekat kandang menjadi 2
bagian dengan
menggunakan terpal.
Seluruh ayam dikumpulkan
pada salah satu sisi
kandang. Pegang 5 ekor
ayam sekaligus pada bagian
kakinya dengan
menggunakan satu tanggan
dan usahakan agar dada
ayam menghadap ke atas
untuk memudahkan
penyuntikkan. Penyuntikkan
dilakukan pada dada ayam
dengan hati-hati jangan
sampai terlalu dekat dengan
tulang dada dan jangan
sampai tembus hingga
mengenai hati. Biasanya
kami menyuntikkan stroker
dengan jarak ± 0,5-1 cm
dari tulang dada dengan
arah suntikkan lebih
mendatar. DSCN
Kami melakukan vaksinasi
ini pada sore hari. Biasanya
kami memulainya pukul
17.00 WIB hingga selesai.
Jika pada musim kemarau
dan pada pukul 17.00 WIB
matahari masih bersinar
kuat, botol larutan vaksin
harus ditutup dengan
plastik hitam atau
diletakkan di tempat yang
teduh agar tidak terkena
sinar matahari langsung
yang dapat membuta vaksin
tersebut menjadi tidak aktif
atau rusak. Sisa vaksin yang
masih ada harus segera
dimusnahkan dan tidak
dapat dipakai kembali.
- Vaksinasi IB
Selain merupakan gabungan
dengan ND, kami juga
melakukan vaksinasi IB
dengan memberikannya
pada air minum. Vaksinasi
ini kami berikan pada ayam
umur 35 hari dan 13
minggu.
Langkah pertama yang
harus dilakukan adalah
memuasakan air minum pada
ayam yang akan divaksin.
Caranya adalah ambil
seluruh tempat minum 2 jam
sebelum melakukan
vaksinasi.
Setelah 2 jam kemudian,
campurkan vaksin pada air
minum ayam. Jumlah air
minum yang dicampurkan
jangan terlalu banyak,
hanya cukup untuk jumlah
ayam dalam kandang
tersebut namun harus habis
dalam waktu 2 jam setelah
pemberian. Hal ini
dilakukan untuk mencegah
kerusakan vaksin akibat
hawa panas sehingga tidak
akan ada gunanya lagi.
Pemberian vaksin ini
dilakukan pada pagi hari
sekitar pukul 08.00 WIB.
Pencampuran vaksin pada
air minum dilakukan pada
tempat yang teduh dan
pada saat membawa ke
kandang pastikan agar air
minum tersebut tidak
terpapar sinar matahari
langsung atau suhu yang
tinggi karena dapat merusak
vaksin.
- Vaksinasi ND La Sota
Vaksin ND La Sota kami
lakukan pada anak ayam
umur 4 hari, 28 & 29 hari,
hari ke 56 & 57, minggu ke
12 dan minggu ke 16.
Metode pemberian vaksinasi
ND La Sota ini ada 2 macam
yaitu melalui air minum dan
injeksi intramuskuler pada
otot dada. Kami sengaja
memberikan kedua metode
tersebut pada hari ke 28 &
29 serta hari ke 56 & 57
hanya untuk memastikan
bahwa kekebalan yang
terbentuk dapat sempurna.
Namun tidak menutup
kemungkinan jika anda
yang ingin mengadopsi
program vaksinasi ini tidak
memberikan vaksinasi ND
metode air minum namun
cukup dengan melakukan
injeksi intramuskuler otot
dada saja. Penjelasan
mengenai kedua metode
tersebut dapat dilihat pada
vaksinasi ND + IB untuk
injeksi intramuskuler
sedangkan untuk metode air
minum dapat dilihat pada
vaksinasi IB
- Vaksinasi Cocci
Meskipun kebanyakan
peternak tidak melakukan
vaksinasi ini, namun kami
tetap melakukannya untuk
mencegah timbulnya berak
darah pada ayam kami.
Vaksinasi kami lakukan pada
anak ayam berumur 5 hari.
Metode pemberian
vaksinasi yang kami
lakukan adalah
penyemprotan pada pakan.
Seperti layaknya
memberikan vaksinasi
melalui air minum, anak-
anak ayam ini juga
dipuasakan makan terlebih
dahulu selama kurang lebih
2 jam sebelumnya.
Alat yang perlu disiapkan
adalah nampan pakan, gelas
ukur dan alat semprot.
Kemudian timbang pakan
ayam hingga masing-masing
ayam mendapat 10 gr/ekor.
Biasanya untuk 1000 ekor
anak ayam kami membagi
pakan tersebut pada 15
nampan pakan dengan
tujuan agar vaksin dapat
mengenai pakan secara
merata dan anak ayam
tidak saling berebut dan
semuanya mendapat pakan
secara merata pula.
Untuk persiapan vaksinasi,
kami sediakan aqua
destilata sebanyak 200 ml
pada gelas ukur dan
diberikan stabilizer yang
akan mencegah
penggumpalan vaksin saat
dicampur ke dalam aqua.
Jika stabilizer tersebut
sudah tercampur dengan
baik dan tidak terdapat
bongkahan yang tersisa,
campur vaksin cocci tersebut
dan diaduk kembali hingga
semuanya tercampur rata.
Kemudian tambahkan aqua
destilata hingga 500 ml,
diaduk kembali dan larutan
tersebut dimasukkan ke
dalam alat penyemprot lalu
disemprotkan secara merata
ke seluruh pakan yang
terdapat dalam nampan
pakan. Ulangi penyemprotan
tersebut beberapa kali pada
nampan pakan yang sama
hingga yakin benar bahwa
seluruh pakan sudah terkena
vaksin cocci.
Nampan-nampan pakan
tersebut diletakkan secara
merata pada seluruh
chickguard sehingga anak-
anak ayam tersebut tidak
berebut makanan.
Pemberian vaksin cocci pada
pakan ini kami lakukan pada
pagi hari sekitar pukul
08.00 WIB dan seperti
halnya vaksin yang lain,
vaksin ini juga tidak boleh
terpapar oleh sinar
matahari secara langsung.
- Vaksinasi Gumoro
Vaksin gumoro kami berikan
pada anak ayam umur 16
dan 23 hari melalui air
minum. Langkah-langkah
yang dilakukan pun sama
saja dengan vaksinasi IB.
Kami sengaja memberikan
pengulangan atau booster
selang 1 minggu kemudian
untuk mendapatkan
kekebalan terhadap gumoro
yang sempurna.
- Vaksinasi Coryza
Pada peternakan kami Snot
merupakan masalah
penyakit yang paling sering
timbul. Menurut literature
yang kami dapat, snot ini
menyerang ayam pada umur
18-23 minggu, namun pada
kenyataannya anak-anak
ayam diberbagai usia dapat
terinfeksi oleh snot. Setelah
kami amati, snot yang
menyerang peternakan kami
biasanya terjadi pada anak
ayam usia diatas 12
minggu. Oleh karenanya
kami melakukan penjagaan
yang ketat untuk anak
ayam di bawah usia
tersebut.
Vaksinasi modifikasi kami
berikan pada anak ayam
usia 8/9 minggu dengan
melakukan injeksi
intramuskuler pada paha
dengan dosis 0,2 cc/ekor.
Kami melakukannya dengan
menggunakan spuit dengan
ukuran 1 cc karena
mengingat paha anak ayam
yang sangat kecil. Kami
sengaja melakukan vaksinasi
modifikasi ini dengan asumsi
sebelum usia 12 minggu
anak-anak ayam tersebut
sudah mempunyai kekebalan
terhadap snot.
Pada saat vaksinasi, anak-
anak ayam tersebut
dipegang dengan posisi
dada menghadap ke atas
sehingga kedua kaki anak
ayam menjadi bebas. Pelaku
vaksinasi akan menarik
salah satu kaki dan
menyuntikkan vaksin pada
paha bagian belakang.
Penyuntikkan vaksin ini
harus dilakukan secara
hati-hati jangan sampai
mengenai tulang karena
akan menyebabkan infeksi
dan berakhir dengan
kematian.
Hasil yang kami dapatkan
dengan modifikasi ini
adalah angka kesakitan dan
agka kematian akibat snot
yang tadinya melanda
peternakan kami dapat kami
tekan sedemikian rupa
sehingga dalam satu
kandang dengan jumlah
sekitar 300 ekor kami hanya
menemukan sekitar 5 ekor
yang menunjukkan gejala
terserang snot. Dan satu hal
yang menarik di sini,
setelah kami berikan
pengobatan dengan
menggunakan injeksi
intramuskuler atau
menggunakan peroral, anak
ayam tersebut cepat sekali
kembali kekeadaan semula
dan napsu makan anak
ayam tersebut tetap normal
selama sakit.
Berbeda pada penyuntikkan
ayam usia 17 minggu,
penyuntikkan dilakukan
dengan menggunakan
stroker dengan dosis 1 cc/
ekor. Cara memegang
ayamnya pun juga berbeda
karena pada ayam dewasa,
pembantu vaksinasi akan
memegang ayam pada
kedua kakinya sehingga
akan lebih memudahkan
vaksinasi karena paha
ayam-ayam tersebut sudah
lebih “berdaging”
dibandingkan dengan anak-
anak ayam. DSCN
Proses vaksinasi dilakukan
pada sore hari sekitar pukul
17.00 WIB. Perlakuan
terhadap botol vaksinpun
sama, yaitu tidak boleh
terpapar sinar matahari
secara langsung dan suhu
yang tinggi.
Vaksin ini dikemas dalam
botol plastik dengan ukuran
500 ml untuk 500-1000
dosis. Setelah melakukan
vaksinasi, sisa vaksin yang
masih tersisa dalam botol
langsung disimpan dalam
lemari es.
- Vaksinasi Fowl Pox
Fowl Pox memang jarang
terjadi, tetapi kami tetap
melakukan vaksinasi karena
kami tidak mau menanggung
resiko. Metode vaksinasi ini
berbeda dengan yang
lainnya yaitu dengan
menusuk sayap ayam
dengan menggunakan jarum
khusus. (Metode vaksinasi
dapat dilihat pada
keterangan sebelumnya
mengenai vaksinasi fowl
pox)
Pelaksanaan vaksinasi
biasanya dilakukan pada
sore hari pukul 17.00 WIB
hingga selesai. Jika
terdapat vaksin yang
tersisa, vaksin tersebut
harus dibuang atau
dimusnahkan. Demikian
halnya dengan vaksin yang
lain, vaksin ini juga tidak
diperbolehkan terpapar
sinar matahari langsung
atau suhu yang tinggi.
- Vaksinasi ILT
Cara vaksinasi sama seperti
melakukan ND + IB tetes
mata. Biasanya kami
melakukan vaksinasi ini
pada sore hari pukul 17.00
WIB. Demikian pula untuk
vaksin ini, vaksin harus
dijauhkan dari suhu yang
tinggi atau terpapar sinar
matahari langsung. Vaksin
yang tersisa harus dibuang
atau dimusnahkan.
- Vaksinasi ND + IB + EDS
(Vaksinasi Triple)
Kami melakukan vaksinasi
ini tepat sebelum ayam
layer masuk ke kandang
baterai yaitu pada usia 16
minggu. Cara vaksinasi sama
dengan injeksi intramuskuler
pada dada ayam (vaksin ND
+ IB pada ayam usia 30 dan
50 minggu).
- Vaksinasi AI (Flu
Burung)
Vaksin inilah yang menolong
dari kematian ternak kami
akibat flu burung di akhir
tahun 2003. Pada saat kami
mendengar terjangkitnya flu
burung di Indonesia saat itu
terjadi di Jawa Timur, Jawa
Tengah dan Jawa Barat
khususnya daerah Legok,
kami segera melakukan
antisipasi dengan melakukan
vaksinasi pada seluruh ayam
yang kami punyai. Pada
ayam yang telah siap masuk
ke kandang baterai atau
ayam indukan pada saat itu,
kami lakukan injeksi
intramuskuler pada otot
dada sebanyak 0,5 ml.
Sedangkan anak-anak ayam
yang kami punyai semuanya
kami suntik secara subcutan
dengan dosis 0,2 ml.
Beruntunglah antisipasi
cepat kami jalankan karena
peternakan-peternakan
yang berada dekat dengan
lingkungan kami mengalami
kerugian yang luar biasa
bahkan ada yang mengalami
kebangkrutan karena
seluruh ayamnya mati dalam
waktu 3 hari!
Pada saat ini kami
melakukan vaksinasi AI
tergantung pada keadaan
lingkungan sekitar kami,
meskipun demikian, ayam di
atas usia 12 minggu, ayam
layer dan indukan telah
kami vaksin seluruhnya
dengan dosis 0,5 ml.
Berbeda dengan anak-anak
ayam, karena kami lebih
menitik beratkan pada
terjangkitnya snot sehingga
kami lebih memprioritaskan
vaksinasi snot terlebih
dahulu.
K eberhasilan pemeliharaan ayam
secara umum ditentukan pula oleh
manajemen sebelum DOC masuk dalam
kandang (pre chick in) dan saat
pertama kali masuk ke kandang (chick
in). Manajemen ini memang sangat
membutuhkan perhatian khusus
karena secara garis besar dalam
periode ini peternak dituntut untuk
bisa menciptakan tempat dan kondisi
yang nyaman bagi anak ayam (DOC)
sebagai langkah awal untuk mencapai
performa yang optimal.
Manajemen Pre Chick In
Pre chick in disebut juga dengan
masa persiapan kandang sebelum
chick in. Persiapan kandang
merupakan tahap penting dalam
pemeliharaan ayam karena tujuan
utama dari manajemen pre chick in
adalah untuk menghindari timbulnya
infeksi penyakit yang menyebabkan
kerugian ekonomis cukup besar.
Dalam tahap ini perlu diperhatikan
mengenai :
1) Biosekuriti yang ketat
Biosekuriti ketat adalah kunci
menekan penularan penyakit dari
periode sebelumnya. Untuk
mewujudkannya, peternak dapat
melakukan berbagai tindakan selama
pre chick in yang dimulai dari :
Tahap persiapan kandang yang
optimal seperti pengeluaran feses,
penyikatan hingga ke sela-sela
kandang, perbaikan kerusakan
kandang, pengapuran kandang dan
desinfeksi kandang menggunakan
Formades atau Sporades
Desinfeksi Tempat Minum Ayam
(TMA) dan Nampan Ransum Ayam DOC
(NRDOC) sebelum digunakan kembali.
Rendam dalam Zaldes atau Medisep
selama 15-30 menit lalu diangin-
anginkan sebelum dipakai
Lakukan pembersihan selokan dan
pemotongan rumput di areal sekitar
kandang untuk mencegah
perkembangbiakan vektor penyakit
seperti lalat dan nyamuk
Masa istirahat kandang yang
cukup setelah desinfeksi (minimal
selama 14 hari sebelum chick in)
2) Persiapan peralatan dan
perlengkapan kandang
Meliputi pemilihan bahan litter,
jumlah NRDOC, TMA dan Indukan Gas
Medion (IGM). Perencanaan dan
manajemen yang matang dari tahap
ini menentukan keberhasilan fase
chick in.
Bahan litter
Bahan litter yang dapat digunakan
antara lain sekam padi, jerami,
serutan kayu halus dan kertas.
Sekam padi merupakan bahan litter
yang paling sering digunakan.
Ketebalan litter sekam padi yang
dianjurkan ialah 8-12 cm. Sebelum
dimasukkan ke dalam kandang, litter
dikeringkan dulu lalu disemprot
dengan Formades atau Sporades,
kemudian diangin-anginkan.
Tujuannya untuk mematikan bibit
penyakit dan memastikan litter
benar-benar kering sehingga tidak
mudah berjamur.
Tempat ransum, air minum dan
pemanas
Peternak harus membuat list
peralatan yang dibutuhkan sesuai
jumlah DOC tiap kandang dan
disesuaikan dengan kapasitas
masing-masing peralatan. Usahakan
agar jumlahnya tidak kurang dari
kebutuhan agar menekan terjadinya
persaingan antar ayam baik dalam
hal ransum, air minum maupun ruang
gerak. Cek semua peralatan untuk
memastikan semua alat berfungsi
optimal. Nyalakan pemanas 1-3 jam
sebelum chick in. Tujuannya agar
panas sudah menyebar merata baik
udara, litter maupun air minum.
Tindakan ini juga akan mengusir gas
amonia, menghangat-kan udara dan
air minum serta menurunkan
kelembaban litter.
Tabel 1. Peralatan dan Perlengkapan
Kandang Brooder Kapasitas 1000 ekor
DOC
Manajemen Chick In
Saat chick in, segera buka box DOC
dan lakukan penimbangan,
penghitungan serta penyeleksian
kualitas DOC. Sampel DOC yang akan
ditimbang sekitar 10-20%. Bobot
badan DOC yang tidak sesuai standar
breeder (di atas atau di bawah
standar) dipisahkan untuk
selanjutnya dipelihara dan diberi
perlakuan tersendiri.
Culling DOC yang kualitasnya buruk
seperti lesu, bulu kusam, mata keruh
atau sakit. Selain berpotensi menjadi
sumber penyakit, DOC berkualitas
buruk akan menurunkan persen
keseragaman berat badan. Setelah
itu, segera tebar DOC di brooding.
Saat chick in, peternak juga wajib
menyediakan nutrisi dan lingkungan
yang baik. Berikut ulasannya :
1) Nutrisi
Sediakan air gula 2-5% (20-50 gram
dalam 1 liter air minum) untuk
mengganti energi yang hilang dari
tubuh ayam dengan segera. Ada
baiknya air minum tersebut hangat
(20-240C). Hal ini untuk mencegah
cold shock atau ayam trauma
meminum air minum karena suhu air
terlalu dingin.
Bersamaan dengan itu, berikan pula
ransum. Selain sebagai sumber
nutrisi, pemberian ransum dini akan
memacu perkembangan vili dan
pemanjangan usus. Pemberian yang
sedikit demi sedikit akan lebih baik
daripada sekaligus dalam satu kali
pemberian. Daya tampung tembolok
DOC yang terbatas dan terjaganya
kesegaran ransum adalah alasan
anjuran tersebut sehingga nafsu
makan ayam tetap tinggi.
Keuntungan lain saat memberi
ransum yaitu peternak bisa sekaligus
mengontrol kondisi ayam. Berikan air
minum biasa setelah air gula habis
atau 1-2 jam setelah chick in. Akan
lebih baik, jika air tersebut ditambah
Vita Chick atau Strong n Fit sehingga
perkembangan tubuh ayam lebih
optimal. Strong n Fit dengan
kandungan L-carnitin dan
vitaminnya dapat mengubah lemak
menjadi energi sehingga
meningkatkan berat badan dan daya
tahan tubuh ayam. Sedangkan
kandungan multivitamin dan growth
promoter antibiotic dalam Vita Chick
berperan pula dalam mendukung dan
meningkatkan pertumbuhan anak
ayam. Jika kondisi anak ayam jelek
(seperti kaki kering, bulu kusam dan
sebagainya) berikan Neo Meditril,
Proxan-C, Proxan-S atau Tycotil
untuk meminimalkan resiko infeksi
bakteri misalnya CRD dan
colibacillosis.
Lakukan pemeriksaan konsumsi
ransum dan air minum, 2-3 jam
setelah pemberian ransum pertama
melalui perabaan tembolok. Konsumsi
ransum dikatakan baik bila minimal
75% sampel DOC teraba kenyal dan
lunak yang mengindikasikan bahwa
ayam sudah mengkonsumsi cukup
ransum dan juga air minum. Jika
perlu, peternak dapat melakukan
pemeriksaan kembali 24 jam setelah
pemberian ransum dengan indikator
95-100% tembolok ayam harus
teraba kenyal dan lunak. Tembolok
yang keras menunjukkan bahwa ayam
tidak cukup mengkonsumsi air minum
atau bahkan mengkonsumsi sekam
(litter). Tetapi jika tembolok berisi
air, diduga ayam cukup
mengkonsumsi air namun tidak
dengan ransum. Jika tidak mencapai
95-100%, peternak wajib
mengevaluasi manajemen chick in
misalnya kualitas fisik dan
kandungan nutrisi ransum,
kenyamanan kandang, jumlah TRA,
TMA dan sebagainya. Selain ketika
chick in, metode perabaan tembolok
ini juga dapat digunakan saat
penggantian tempat ransum.
Metodenya sama yaitu pemeriksaan
dilakukan 3 jam setelah perlakuan.
Pemeriksaan
konsumsi ransum melalui perabaan
tembolok
2) Modifikasi Lingkungan
Pada 1-3 jam setelah chick in,
lakukan pemeriksaan suhu litter
apakah sudah nyaman atau belum.
Salah satu teknik mendeteksinya
ialah melihat kondisi kaki DOC. Jika
litter terlalu panas, kaki DOC akan
kemerahan dan terlihat pecah-pecah
terutama di kuku dan telapak kaki.
DOC yang mengalami hal ini biasanya
akan berkumpul jauh dari brooder.
Suhu kandang brooder ideal berkisar
antara 31-330C (Lohman Manual
Guide, 2010). Sebaliknya jika litter
terlalu dingin, kaki DOC akan teraba
dingin (dibanding suhu tubuh kita).
Konsumsi ransum dari DOC yang
kedinginan atau kepanasan juga
akan menurun karena DOC cenderung
diam dan meringkuk.
3) Kesehatan
Hal yang tidak kalah penting setelah
ayam chick in ialah memperhatikan
faktor kesehatan sebagai faktor
pendukung. Sebaiknya lakukan
pengukuran titer antibodi maternal.
Antibodi maternal merupakan
antibodi yang diwariskan dari induk
ayam kepada anaknya. Uji serologis
untuk mengukur antibodi maternal
bisa dilakukan ketika DOC.
Pengukuran yang sering dilakukan
ialah uji titer antibodi maternal
Gumboro. Gambaran antibodi
maternal ini bermanfaat untuk
memprediksi kapan waktu yang tepat
untuk vaksinasi Gumboro pertama
dilakukan. Uji titer antibodi maternal
tersebut bisa dilakukan di Medilab
Medion.
Seluruh kegiatan manajemen, baik
pre chick in maupun chick in
berkontribusi untuk menciptakan
kondisi DOC yang sehat dan mampu
menghasilkan produktivitas optimal
karena manajemen awal ini juga
sangat menentukan keberhasilan
periode pemeliharaan ayam
berikutnya. DOC yang terserang
penyakit sejak awal, tidak akan
mampu berproduksi optimal dan hal
ini tentu akan sangat merugikan
peternak. Oleh karena itu, segera
terapkan manajemen pre chick in dan
chick in dengan baik dan benar.
KANDANG YANG NYAMAN
Kandang dikatakan nyaman jika
ayam betah tinggal di dalamnya
sehingga dapat tumbuh dan
berproduksi secara optimal. Ada
beberapa parameter yang
menunjukkan kenyamanan kandang
ini, diantaranya ialah :
SUHU DAN KELEMBAPAN
Suhu dan kelembaban yang nyaman
untuk ayam dewasa ialah 25-28°C
dan 60-70%. Namun saat masa
brooding (indukan), suhu yang
nyaman untuk anak ayam berkisar
33-29°C (berkurang secara periodik
sejalan dengan bertambahnya umur).
Ayam akan langsung memberikan
respon saat suhu melebihi zona
nyaman (comfort zone) diantaranya
dengan membuka sayap, mencari
tempat dingin dan panting (megap-
megap).
SIRKULASI UDARA
Sistem ventilasi udara yang baik
akan menjaga kualitas udara tetap
optimal bagi ayam. Udara kotor yang
bercampur dengan amonia dan CO2
akan bisa terbuang keluar kandang
digantikan dengan oksigen.
Pengaturan buka tutup tirai, lebar
dan tinggi lantai maupun jarak antar
kandang sangat berpengaruh
terhadap sistem ventilasi udara.
KEPADATAN
Standar kepadatan ayam yang ideal
adalah 15 kg/m2 atau setara dengan
6-8 ekor ayam pedaging dan 12-14
ekor ayam petelur grower (pullet) per
m2 nya. Kepadatan yang berlebih
akan menyebabkan pertumbuhan
ayam terhambat (kerdil) karena
terjadi persaingan untuk
mendapatkan ransum, air minum
maupun oksigen.
KETERSEDIAAN RANSUM DAN AIR
MINUM
Ransum dan air minum menjadi
kebutuhan utama bagi ayam untuk
bisa tumbuh dan berkembang.
Keduanya harus tersedia dalam
jumlah dan kualitas yang sesuai
dengan kebutuhan.
KEBERSIHAN
Kandang yang bersih akan
meminimalkan tantangan bibit
penyakit. Seketat apapun program
vaksinasi dan pengobatan yang
dijalankan namun jika tidak
diimbangi dengan kegiatan
pembersihan dan desinfeksi kandang,
maka kemungkinan untuk terjadi
outbreak penyakit semakin besar.
Setidaknya lakukan pembersihan
tempat ransum dan air minum setiap
hari, serta penyemprotan desinfektan
setiap 3-4 hari sekali.
LAYOUT DAN STRUKTUR KANDANG
Lokasi peternakan yang ideal
biasanya jauh dari lokasi pemukiman
penduduk, namun memiliki akses
transportasi yang lancar. Jarak antar
peternakan juga perlu diperhatikan,
minimal 1 km. Idealnya kandang
sebaiknya membujur ke arah Barat –
Timur sehingga intensitas sinar
matahari tidak berlebih. Topografi
lahan juga perlu diperhatikan
sehingga bisa mendukung sistem
sirkulasi udara. Ketersediaan sumber
air menjadi hal vital yang perlu
diperhatikan, terlebih lagi air
menjadi kebutuhan utama bagi ayam
serta menjadi sarana untuk
pembersihan dan desinfeksi kandang.
Lalu lintas personal, kendaraan
maupun hewan liar hendaknya
dikendalikan, diantaranya dengan
penambahan pagar di sekeliling
peternakan, serta penggunaan kawat
ram pada bagian dinding kandang.
Kondisi kenaikan suhu akibat global
warming yang saat ini terjadi, sedikit
banyak berpengaruh terhadap
struktur kandang. Pemilihan bahan
atap yang tepat menjadi salah satu
solusi untuk mengurangi suhu panas
di dalam kandang. Penggunaan atap
dari bahan seng di daerah bersuhu
tinggi tentu akan mengakibatkan
heat stress yang dasyat pada ayam.
Ketinggian lantai kandang dengan
tanah sebaiknya 1,25 – 1,75 m. Hal
ini untuk membantu sirkulasi udara
dan meminimalkan pengaruh amonia
dari kotoran. Kualitas karkas juga
meningkat dengan penggunaan
kandang slat ini karena kotoran
jatuh ke bawah dan tidak dijadikan
alas tidur bagi ayam.
Lebar kandang yang ideal adalah 7
m. Lebar kandang yang cukup akan
membantu aliran udara dari dalam
kandang keluar dan sebaliknya. Jika
terlalu lebar, perlu sekiranya di
dalam kandang ditambahkan kipas
maupun struktur atap menggunakan
monitor.
Jarak antar kandang sebaiknya
minimal 1 x lebar kandang. Dan
diantara kandang ini sebaiknya
diminimalkan adanya tanaman yang
bisa menghambat proses sirkulasi
udara.
Dan saat ini perkembangan teknologi
perkandangan perunggasan begitu
pesat. Telah banyak ditemukan di
lapangan, kandang ayam dibuat
sedemikian bagusnya dengan
fasilitas peralatan yang lengkap dan
modern. Kandang dibangun dengan
sistem ventilasi yang diatur
sedemikian rupa sehingga suhu dan
kelembaban di dalam kandang tidak
terpengaruh kondisi lingkungan.
Sistem kandang ini disebut closed
house (kandang sistem tertutup).
Dalam kandang ini pun ransum dan
air minum dapat didistribusikan
secara otomatis. Untuk mengetahui
dan memahami sistem kandang closed
house ini secara detail bisa langsung
menghubungi tenaga lapangan
(Technical Sales Representatif)
Medion yang tersebar di seluruh
Indonesia.
MANAJEMEN PERKANDANGAN
Layout dan struktur kandang yang
sebaik dan se-modern apapun, jika
tidak ditangani dengan manajemen
yang baik, maka bukan suatu
keniscayaan ayam tidak nyaman
tinggal di dalamnya. Berikut
beberapa hal yang perlu
diperhatikan terkait dengan
manajemen perkandangan :
PERSIAPAN KANDANG YANG
OPTIMAL
Setelah panen atau afkir, kandang
sesegera mungkin dibersihkan dan
didesinfeksi. Hal ini untuk menekan
berkembangnya bibit penyakit dan
mengoptimalkan masa istirahat
kandang. Harapannya saat masuk
ayam yang baru, tantangan bibit
penyakit lebih rendah. Untuk
desinfeksi kandang ini bisa
menggunakan Formades atau
Sporades. Sedangkan untuk
peralatan bisa digunakan Medisep.
Untuk paralon air minum hendaknya
dilakukan pembersihan fisik atau
dengan flushing menggunakan asam
sitrat atau H2O2.
MODIFIKASI KANDANG SESUAI
KONDISI AYAM DAN LINGKUNGAN
Tidak ada “harga mati” untuk layout
dan struktur kandang. Semuanya
dipengaruhi dari kondisi lingkungan
peternakan, meliputi suhu dan
kelembaban (terendah, tertinggi,
maupun fluktuatifnya), jarak antar
peternakan, tekstur dan topografi
tanah maupun kemampuan finansial
peternak. Semua harus
dipertimbangkan sesuai dengan
kondisi terbaik di masing-masing
peternakan.
Salah satu contohnya ialah
pengaturan buka tutup tirai yang
seharusnya disesuaikan dengan
kondisi ayam. Jika ayam bergerombol
di sisi kandang dimana tirai belum
dibuka, diindikasikan bahwa ada
sinar matahari yang masuk atau ada
angin kencang.
SEGERA PERBAIKI BAGIAN
KANDANG YANG RUSAK
Atap yang bocor dan lantai panggung
yang patah menjadi hal yang sering
dijumpai. Saat menemukan kondisi ini
hendaknya segera lakukan perbaikan
agar tidak mengganggu kenyamanan
ayam.
PEMBERSIHAN DAN DESINFEKSI
KANDANG SECARA RUTIN
Kandang hendaknya dibersihkan dan
didesinfeksi secara rutin.
Pembersihan ini tidak hanya
dibagian dalam kandang, tetapi
termasuk luar kandang yang meliputi
selokan (bersih, lancar, air tidak
menggenang), semak-semak, dan
dilakukan penyemprotan desinfektan
(Sporades, Medisep) secara rutin
(minimal 1 x seminggu).
Kandang adalah tempat tinggal ayam
dalam melakukan semua aktivitasnya.
Mulai dengan makan, minum dan
tentu saja tumbuh maupun
menghasilkan telur. Perlu sekiranya
diperhatikan kenyamanan kandang
sehingga mampu mendukung
tercapainya performan ayam yang
optimal. Salam.
Info ini di ambil dari ASGINDO FARM
sebagai mitra terbesar
kami dan Medion sebagai produsen
besar obat-obatan ayam ternak edisi
July 2012
Ibarat bayi yang senantiasa
memerlukan kasih sayang dan
kehangatan dekapan seorang ibu,
itulah kondisi yang dialami anak
ayam. Saat masa brooding atau di
awal pemeliharaannya, anak ayam
juga memerlukan perhatian lebih dari
peternak. Terutama menjelang musim
penghujan seperti saat ini. Musim
dimana curah hujan sangat tinggi
dan kadang diikuti dengan angin
kencang, yang mengakibatkan terjadi
penurunan suhu udara dan
peningkatan kelembaban udara.
Sebagai peternak kita harus ingat,
efek musim hujan tersebut dapat
berdampak pada ayam. Tanpa
persiapan dan penanganan yang
optimal, pertumbuhan ayam dapat
terganggu. Lantas sudah siapkah
Anda menghadapinya?
PENTINGNYA BROODER
Kita ketahui bersama, kondisi cuaca
sangat berpengaruh terhadap
kenyamanan ternak dalam
beraktivitas di kandang. Sistem
thermoregulatory (pengatur suhu
tubuh) ayam baru optimal saat ayam
berumur 2 minggu, sehingga anak
ayam belum mampu mengatur suhu
tubuhnya. Akibatnya ketika terjadi
penurunan suhu, ayam dapat
mengalami stres yang menyebabkan
terjadinya gangguan metabolisme
tubuh seperti penyerapan kuning
telur terhambat sehingga
pertumbuhan ayam menjadi
terganggu. Atau bisa juga terjadi
gangguan fisiologis seperti lazy
leucocytes syndrome (gangguan
fisiologis dimana sel darah putih
tidak memberikan respon yang
optimal terhadap bibit penyakit yang
menginfeksi ke dalam tubuh) yang
berakibat ayam mudah sakit.
Anak ayam komersial sendiri dapat
diibaratkan sebagai anak yatim
piatu, karena pemeliharaannya lepas
induk sehingga mau tidak mau kita
harus memberikan brooder sebagai
pengganti induk. Brooder diperlukan
agar anak ayam tetap mendapat
kehangatan, serta lingkungan yang
nyaman untuk tinggal dan
berkembang biak. Apalagi dengan
sifat genetik ayam yang lebih peka
terhadap kondisi lingkungan dan
mudah stres, maka kecukupan brooder
menjadi satu hal yang wajib untuk
disediakan. Pertumbuhan ayam tidak
seragam akibat tidak tercukupinya
pemanas tambahan.
Pertumbuhan ayam tidak seragam
akibat tidak tercukupinya pemanas
tambahan
Pada periode brooding sendiri, anak
ayam akan memilih suhu yang
nyaman sesuai kebutuhannya. Suhu
yang nyaman ini dapat dipenuhi dari
pemakaian pemanas. Pemanas
biasanya digunakan hingga anak
ayam berumur 2 minggu. Namun hal
ini bukanlah sebuah standar yang
mutlak karena penggunaan pemanas
dapat disesuaikan dengan kondisi
cuaca di farm. Contohnya pada musim
hujan, pemanas dapat digunakan
lebih lama (hingga umur 3 minggu).
Menyadari pentingnya pamanas
tersebut, maka kecukupan, kestabilan,
dan kemudahan pengaturan suhu
pemanas sangat penting untuk
dipenuhi. Jika pemanas yang
digunakan tidak bagus atau suhu
tidak mencukupi untuk tumbuh-
kembang anak ayam, maka bersiap-
siaplah dengan hasil produksi yang
tidak optimal.
Brooder untuk Anak Ayam
Dalam pemeliharaan ayam banyak
dikenal jenis pemanas tambahan dari
yang tradisional hingga modern.
Dilihat dari bahan bakar yang
digunakan, dikenal 4 jenis pemanas,
yaitu:
1. Pemanas gas/Gasolek/lamp
Berbahan bakar gas LPG, dengan
desain yang modern, pemanas ini
dirancang agar mudah digunakan.
Hanya saja karena harganya relatif
agak mahal, kadang peternak penuh
pertimbangan saat akan
menggunakan pemanas jenis ini.
Padahal banyak keunggulan yang
bisa diperoleh, diantaranya panas
yang dihasilkan cukup, stabil,
terfokus, tidak menimbulkan polusi
suara maupun udara (asap).
2. Pemanas batu bara
Batu bara dikenal juga sebagai
bahan bakar altenatif non minyak.
Saat ini banyak peternak yang sudah
memanfaatkannya sebagai pemanas
tambahan pada ayam. Harga batu
bara yang murah serta tungku atau
alat pembakar yang sederhana,
menjadikan investasi pengadaan
pemanas ini murah.
Pemakaian pemanas batu bara dapat
menimbulkan asap
Namun pemakaiannya bukan tanpa
kelemahan. Saat digunakan, panas
yang dihasilkan cukup namun tidak
stabil/sulit diatur, serta diperlukan
tungku dalam jumlah yang lebih
banyak. Ketika pertama kali
dinyalakan juga akan timbul asap
yang dapat menganggu pernapasan
ayam (bisa menjadi faktor pemicu
penyakit pernapasan). Selain itu jika
sudah selesai digunakan tapi bahan
bakar masih banyak, maka sisa batu
bara tersebut akan terbuang sia-sia.
3. Semawar
Pemanas ini relatif sederhana karena
hanya memanfaatkan kompor/tungku
seperti yang digunakan oleh penjual
mie ayam keliling, yang dimodifikasi
dengan diberi payung berbentuk
bulat. Bahan bakar yang biasanya
digunakan adalah minyak tanah.
Namun dengan adanya pembatasan
subsidi dan makin langkanya minyak
tanah, saat ini bahan bakar tersebut
diganti dengan gas LPG.
Dari segi biaya pengadaan
peralatan, semawar gas LPG relatif
lebih murah dibanding pemanas gas
modern. Namun kelemahan pemanas
ini adalah terjadinya nyala api yang
sangat riskan menyebabkan
kebakaran. Selain itu tudung/payung
yang digunakan sebagai pemfokus
panas mudah rusak, sehingga akan
menyebabkan ada panas yang
terbuang percuma, pemborosan
penggunaan gas dan penggantian
peralatan pemanas yang lebih sering.
4. Pemanas kayu bakar
Pemanas ini masih sangat tradisional,
karena hanya memanfaatkan drum
bekas kemudian diisi dengan kayu
bakar, sekam padi atau sekam sisa
pengergajian kayu yang kemudian
dibakar. Biaya pengadaannya paling
murah dibandingkan dengan ketiga
pemanas sebelumnya, namun saat
digunakan paling tidak efektif.
Selain karena menimbulkan asap
sepanjang pemakaian, yang
berbahaya bagi kesehatan ayam dan
riskan terhadap gangguan saluran
pernapasan. Suhu yang dihasilkan
juga sulit dikontrol dan difokuskan.
Hal ini bisa berakibat pertumbuhan
ayam menjadi tidak merata karena
lingkungan yang tidak nyaman dan
ayam tidak dapat beraktivitas
dengan baik.
Brooder dari Medion Atau produk lain
Dari uraian jenis-jenis pemanas di
atas, pemanas berbahan gas paling
efektif dan aman digunakan dalam
pemeliharaan ayam. Meski investasi
awal mahal namun dibandingkan
keunggulan dan manfaat yang
diberikan, kenapa harus berpikir dua
kali untuk menggunakannya. Salah
satu contoh pemanas gas adalah
Indukan Gas Medion (IGM). Medion
selaku produsen IGM telah mendesain
dan memproduksi IGM dengan
bahan-bahan pilihan sehingga awet
dan tahan lama untuk digunakan.
Jaminan purna jual seumur hidup
bagi pemakai IGM, menjadi
keunggulan lebih dibandingkan
dengan pemanas sejenis. Konsumsi
gasnya juga paling hemat. Dari trial
bagian Research & Development
(R&D) Poultry Equipment Medion,
dibandingkan pemanas gas sejenis,
IGM lebih hemat hingga 6.300 gram
gas/unit IGM (lihat tabel 1). Selain
itu dari tabel 2 juga diperoleh
informasi bahwa pemakaian IGM
menghemat hingga 100 ribu rupiah
tiap periode pemeliharaannya
(asumsi harga gas LPG ukuran 3 kg
adalah Rp 15.000/tabung).
Jumlah brooder/pemanas yang
dipakai = 8 unit
Pemakaian per 1 periode = (7 hari x
24 jam) + (7 hari x 12 jam) = 252
jam
Keberhasilan masa brooding akan
mengoptimalkan potensi genetik anak
ayam. Kecukupan pemanas tambahan
menjadi poin penting pada masa
brooding. Sekarang menjadi tugas
Anda untuk memilih pemanas yang
tepat demi tercapainya performa
ayam tersebut. Sudah siapkah Anda
dengan hal tersebut ?
Posted by doc ayam kampung on
14/04/2011
Tingkat
mortalitas yang terbaik adalah 0%
tapi ini mustahil. Akan tetapi dengan
manajemen yang baik (pakan dan
lingkungan) tidak menutup
kemungkinan angka yang diperoleh
akan mendekati 0%. Berikut kami
uraikan beberapa penyebab
kematian DOC dan upaya
mengatasinya:
1. Dehidrasi
Terjadi karena pengangkutan dan
ketika di dalam mesin tetas. Jarak
pengangkutan yang terlalu jauh
dapat menyebabkan DOC mengalami
dehidrasi. Penyebab dehidrasi
lainnya adalah tata laksana
penetasan yang kurang baik seperti
suhu mesin tetas yang terlalu tinggi
dengan tingkat kelembaban yang
rendah.
Cara mengatasi :
§ Memilih produsen DOC yang
terdekat.
§ Memilih jasa pengiriman barang
yang nyaman dan aman bagi
ternak.
§ Memperhatikan kepadatan pada
waktu pengiriman.
§ Memperhatikan tata laksana
penetasan seperti suhu dan
kelembaban.
§ Memilih dan memperhatikan umur
telur tetas.
§ Penanganan yang tepat ketika
DOC datang.
§ Memberikan sayuran (kecambah)
waktu pengiriman.
§ Mengirim DOC yang hanya
berumur satu hari (baru
menetas).
2. Kesalahan dalam program vaksinasi
Kesalahan dalam pemilihan vaksin
dan juga waktu pelaksanaan
vaksinasi dapat memberikan efek
negatif terhadap DOC. Waktu
pemberian vaksin pada umur DOC
berbeda-beda di tingkat peternak.
Ada yang memberikannya pada umur
1-2 hari dan ada juga yang
memberikan pada umur 3-4 hari
untuk kali pertamnya. Vaksin yang
diberikan untuk kali pertama
hendaknya vaksin yang inaktif bukan
yang aktif apalagi bertipe ganas.
Akibat yang timbul dari kesalahan
vaksinasi adalah tidak mau makan,
minum dan daya kekebalan tubuh
menurun dan tak jarang akan timbul
penyakit yang lebih ganas.
Cara mengatasi :
§ Memilih jenis vaksin yang tepat.
§ Memilih waktu pelaksanaan
vaksinasi yang tepat.
§ Ingat, hanya ayam yang sehat
yang boleh divaksin
3. Kesalahan pengaturan alat
pemanas (brooder)
Alat pemanas berfungsi untuk
membantu anak ayam untuk
mengatur suhu tubuhnya. Sehingga
keberadaan alat pemanas untuk DOC
mutlak diperlukan. Pada periode
kritis alat pemanas harus senantiasa
dijaga fungsinya sehingga mampu
mempertahankan suhu yang
diinginkan. Pengaturan jarak antara
alat pemanas dengan litter juga
perlu mendapat perhatian. Coba
perhatikan penyebaran anak ayam di
bawah alat pemanas, apabila
menyebar merata berarti suhu sudah
ideal tapi kalau anak ayam menjauhi
alat pemanas atau menggerombol di
bawah alat pemanas maka suhu alat
pemanas masih belum ideal.
Cara mengatasi :
§ Memilih alat pemanas yang aman,
murah dan mudah
pengoperasiannya.
§ Memperhatikan pengaturan jarak
antara alat pemanas dengan
litter.
§ Mengontrol suhu pemanas dengan
teratur.
§ Perlu persiapan pemanas
cadangan untuk menghindari
hal-hal yang tidak kita
inginkan.
4. Kesalahan transporatasi
Kesalahan pada waktu pengangkutan
atau transportasi antara lain :
karena kondisi jalan yang tidak
mulus sehingga kadang terjadi
guncangan keras, mengangkut DOC
ketika terik matahari menyengat
tanpa perlindungan, dan juga
kepadatan tempat pengangkutan
kurang diperhatikan (box). Tapi
kalau jarak produsen DOC dengan
tempat pembeli tidak terlalu jauh
maka hal itu tidak memberi pengaruh
yang berarti.
Cara mengatasi :
§ Memilih produsen DOC yang
terdekat.
§ Memilih jasa pengiriman barang
yang nyaman dan aman bagi
ternak.
§ Memperhatikan kepadatan.
§ Memberikan sayuran (kecambah
dan lainnya) waktu pengiriman.
5. Terjadinya infeksi
Sanitasi lingkungan kandang yang
kurang baik dapat menyebabkan
tumbuh suburnya mikroorganisme
penyebab penyakit tertentu. Apabila
anak ayam terinfeksi maka bisa
menyebabkan system kekebalan
tubuh ayam menurun. Akibatnya
ayam akan menunjukkan gejala
penyakit secara umum seperti
demam, lesu, tidak mau makan dan
minum. Anak ayam yang sudah
terinfeksi akan memilih berdiam diri
di bawah alat pemanas untuk
menghangatkan tubunya. Karena
terlalu lamanya anak ayam tersebut
berada di bawah alat pemanas
menyebabkan dehidrasi dan tak
jarang berujung pada kematian.
Cara mengatasi :
§ Menjaga sanitasi lingkungan
kandang baik peralatan
kandang dan juga manusianya.
§ Mengusahkan agar ada sinar
matahari yang masuk ke dalam
kandang.
§ Mengisolasi unggas yang sakit
agar wabah tidak menyerang.
§ Memelihara DOC yang seragam
baik strain nya ataupun
umurnya.
Nah, dengan mengetahui beberapa
penyebab kematian pada DOC maka
kita perlu meminimalkan aspek
tersebut untuk mencapai usaha yang
berhasil. Sekali lagi belajar pada
pengalaman adalah tetap yang
terbaik dan semoga wawasan kita
semakin bertambah. Semoga
bermanfaat
Minggu, 09 September 2012
Cara memelihara ayam
kampung pedaging
doc umur 3 hari
Cara Cepat memperbesar DOC
ayam kampung super
Memelihara DOC ayam
kampung di dalam Box
Gambar Images Memelihara DOC
ayam kampung di dalam Box
Hal-hal yang harus
dihindari saat memelihara
DOC ayam kampung super
Hal-hal yang harus dihindari saat
memelihara DOC ayam kampung
super
CARA MENENTUKAN JENIS
KELAMIN BIBIT AYAM (DOC)
AYAM JANTAN ATAU BETINA
http://ornitologi.lk.ipb.ac.id/files/20
Usaha Beternak Ayam
Kampung : Tentang Bibit
atau Doc Berkualitas
http://1.bp.blogspot.com/-6iXLzOBa
http://4.bp.blogspot.com/-EMEN0qL
Ayam Kampung Pun
Dilirik Industr

Diposting oleh ade pathudin di 05.11


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Budidaya Ayam Kampung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Widget Animasi
Widget Animasi

Widget Animasi

Label
Blog SEO (8) Review Toko Online (2) Tips Belanja Online (4)

Laman
 Beranda
 Toko Laptop, Ipad, dan Gadjet lainya
 Toko Obat Herbal
 Jasa Travel dan Hotel
 Property
 Fashion dan Acsesoris
 bagaimana

Isi Blog
 Blog SEO (8)
 Budidaya Albasia (1)
 Budidaya Anggur (2)
 Budidaya Ayam Kampung (3)
 Budidaya Ayam Kamung (1)
 Budidaya Bawang Daun (1)
 Budidaya Bawang Merah (1)
 Budidaya Bawang Putih (1)
 Budidaya Bayam (1)
 Budidaya Belut (1)
 Budidaya Buah Naga (1)
 Budidaya Burung Kenari (1)
 Budidaya Burung Merpati (1)
 Budidaya Burung Puyuh (1)
 Budidaya Cabe (3)
 Budidaya Cacing (3)
 Budidaya Cengkeh (1)
 Budidaya Durian (1)
 Budidaya Gurame (1)
 Budidaya Hamster (1)
 Budidaya Ikan Bawal (1)
 Budidaya Ikan Fatin (1)
 Budidaya Ikan Gurame (1)
 Budidaya Ikan lele (1)
 Budidaya Ikan Mas (1)
 Budidaya Jagung (1)
 Budidaya Jahe (1)
 Budidaya Jamur Tiram (1)
 Budidaya jangkrik (1)
 Budidaya Jengkol (1)
 Budidaya Kacang (1)
 Budidaya Kambing (1)
 Budidaya kangkung (1)
 Budidaya Kapulaga (2)
 Budidaya Kelapa (1)
 Budidaya Kentang (2)
 Budidaya kol (1)
 Budidaya kroto (2)
 Budidaya Kucing Persia (1)
 Budidaya Kunyit (2)
 Budidaya Lada (1)
 Budidaya Lengkeng (1)
 Budidaya Melon (1)
 Budidaya Nanas (1)
 Budidaya Padi (1)
 Budidaya Paria (1)
 Budidaya Pepaya (1)
 Budidaya Petai (1)
 Budidaya Pisang (1)
 Budidaya Puyuh (1)
 Budidaya Sawi (1)
 Budidaya Semut Kroto (1)
 Budidaya Sengon (1)
 Budidaya Sidat (1)
 Budidaya Singkong (1)
 Budidaya Terong (1)
 Budidaya Timun (1)
 Budidaya Toge (1)
 Budidaya Tomat (1)
 Budidaya Ulat Hongkong (1)
 Budidaya Waluh (1)
 Pertanian (5)
 Peternakan (2)
 Pupuk Organik dan Anorganik (1)
 Review Toko Online (2)
 Tips Belanja Online (4)
 Tips Budidaya (1)

Entri Populer
 cara memelihara doc ayam kampung

Melihara DOC ayam kampung perlu perhatian khusus. DOC atau anakan adalah masa
rentan terhadap kematian. Jadi, perlu penanganan dan memel...

Cara Mempercantik Blog Dengan Mudah

Cara Mempercantik Blog Dengan Mudah Sahabat pemikir cerdas mungkin ini yang lagi
sahabat cari yaitu cara mempercantik blog...

ciri-ciri toko online penipu

Sangat kecewa bila akhirnya kita ketipu juga dengan yang namanya toko online .
Sekarang banyak cara yang dilakukan penjual agar dapat ke...

Review Tokone

TokoOne Amazonnya Indonesia . Khabar gembira untuk rekan rekan yang ingin
berjualan online tapi ndak punya barang yang di jual, ...

 urine kelinci
Mengapa urin kelinci... Jika dibandingkan dengan hewan pemakan rumput lainnya,
airkencing kelinci memiliki kadar Nitorgen yang tinggi karena...

Tips Belanja Online Aman

0 Tips Belanja Online Aman pada Toko Online Seri Edukasi Pelanggan : Tips Belanja
Online Aman Berikut 10 tips belanja online aman pada...

 kisah sukses ternak ayam kampung

Sebelumnya saya mengira tidak ada istimewa dari peternak ayam kampung sebab bisnis
unggas lokal yang satu ini sudah menjadi komoditas m...

 toko spare part

<a href="http://www.mmionline.net/?id=herculless" title="Distributor Sparepart


Handphone"><img src="http:...

Kelebihan dan kekurangan Belanja Online

Kelebihan dan kekurangan Belanja Online - Bagi anda penggemar belanja online tentu
saja sudah memiliki daftar toko online yang anda su...

 Keyword Efektif untuk Deskripsi Produk Toko Online

Menentukan keyword yang efektif dalam deskripsi produk toko online Anda di
bursamuslim.com adalah ...

Mengenai Saya
ade pathudin
Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai