Karena aldehid telah lama dikenal, nama-nama umum masih sering digunakan.
Nama-nama tersebut dicantumkan dibawah nama IUPAC-nya. Untuk aldehida
yang mempunyai subtituen, penomoran rantai dimulai dari karbon aldehida
sebagai mana contoh berikut :
c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu komponen yang paling penting
dalam makanan. Karbohidrat terdapat sebagai molekul terisolasi maupun
terhubung secara fisik atau terikat secara kimia dengan molekul lainnya. Molekul-
molekul individu dapat digolongkan berdasar jumlah monomer yang terkandung,
meliputi monosakarida, oligosakarida, atau polisakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida: terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi
dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana. macam-macam monosakarida : triosa (C3), tetrosa (C4), pentosa
(C5), heksosa (C6), heptosa (C7).
Triosa : gliserosol, gliseraldehid, dihidroksi aseton
Tetrosa : threosa, eritrosa, selulosa
Pentosa : lyxosa, xilosa, arabinosa, ribosa, ribulosa
Hexosa : galaktosa, glukosa, mannosa, fruktosa
Heptosa : sedoheptulosa
Monosakarida merupakan sakarida sederhana yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi satuan terkecil walaupun dalam suasana yang lunak sekalipun.
Monosakarida paling sederhana adalah gliseraldehid atau aldotriosa dan
isomerinya adalah dihidroksiaseton atau. Kedua senyawa tersebut merupakan
suatu triosa karena mengandung tiga atom karbon. Jadi suatu monosakarida, tidak
hanya dapat dibedakan berdasarkan gugus-gugus fungsionalnya melainkan juga
dari jumlah atom karbonnya.
2) Disakarida
Disakarida : senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yang sejenis atau
tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai
menjadi 2 molekul monosakarida.
Sukrosa: glukosa + fruktosa (C 1-2)
Maltose : 2 glukosa (C 1-4)
Trehalosa: 2 glukosa (C1-1)
Laktosa : glukosa + galaktosa (C1-4)
3) Oligosakarida
Merupakan senyawa yang terdiri dari gabungan molekul-molekul monosakarida
yang banyak gabungan dari 3-8 monosakarida misalnya maltotriosa dan dektrin.
4) Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul- molekul monosakarida yang banyak
jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul
monosakarida. Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari lebih 6
monosakarida dengan rantai lurus/cabang.
Contoh Karbohidrat
1) Kanji; merupakan campuran dua polisakarida, yaitu amilosa dan amilopektin.
2) Glikogen
a) Disimpan dalam hati dan otot;
b) Merupakan polimer unit glukosa;
c) Serupa dengan komponen amilopektin dalam kanji;
d) Mempunyai cabang lebih banyak dibanding kanji
e) Terdapat 11-18 residu glukosa di antara cabang-cabangnya
3) Dextrin
Merupakan produk hidrolisis parsial kanji.
4) Selulosa
a) Terbuat dari β-D glucose yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik β 1-4
b) Dicerna dengan enzim selulosa pada binatang, tidak terdapat pada tubuh
manusia
c) Berperan sebagai serat tumbuhan dan membantu proses peristaltik
5) Inulin
a) Terdiri dari sejumlah β D-fructose terhubung oleh ikatan glikosidik β 2-1
b) Digunakan untuk mengukur laju filtrasi glomerulus, yaitu suatu uji untuk
menilai fungsi ginjal.
5) Protein
Protein merupakan komponen utama dalam sel hidup yang memegang
peranan penting dalam proses kehidupan. Protein berperan dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Protein dalam bentuk enzim beperan
sebagai katalis dalam bermacam-macam proses biokimia. Sebagai alat transport,
yaitu protein hemoglobin mengikat dan mengangkut oksigen dalam bentuk (Hb-O)
ke seluruh bagian tubuh. Dalam tinjauan kimia protein adalah senyawa organik
yang kompleks berbobot molekul tinggi berupa polimer dengan monomer asam
amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Molekul protein mengandung
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan sulfur serta Posfor.
Asam Amino
Untuk mengetahui lebih jauh tentang protein kita kaji terlebih dahulu
monomer penyusun protein yaitu asam amino. Asam amino adalah senyawa
organik yang memiliki gugus fungsional karboksilat (COOH) dan amina (NH2)
yang terikat pada satu atom karbon (Cα) yang sama, atom ini juga umumnya
merupakan C asimetris. Secara rinci struktur asam amino dibangun oleh sebuah
atom C yang mengikat empat gugus yaitu; gugus amina (NH2), gugus karboksilat
(-COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa R. Gugus ini yang membedakan
satu asam amino dengan asam amino lainnya. Berikut adalah gambar dari asam
amino.
Ketika membahas struktur protein dan peptida, setiap asam amino diberikan
sebuah singkatan satu atau tiga huruf, contohnya:
2. POLIMERISASI
a. Polimerisasi adisi atau pertumbuhan rantai
Pada polimerisasi tipe ini, molekul-molekul monomer yang sama maupun
berbeda akan bergabung bersama untuk membentuk polimer. Monomer yang
digunakan pada tipe polimerisasi ini normalnya mengandung ikatan rangkap
karbon-karbon (senyawa tak jenuh, yaitu alkena dan turunannya) yang dapat
berpartisipasi dalam reaksi rantai. Reaksi tersebut terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1) Tahap inisiasi
Pada tahap inisiasi, molekul inisiator akan terdekomposisi secara termal
atau mengalami reaksi kimia menghasilkan spesies aktif, yang dapat berupa
radikal bebas atau kation atau anion, kemudian menginisiasi polimerisasi dengan
melakukan penambahan ikatan rangkap karbon-karbon pada monomer. Reaksi
berlangsung sedemikian rupa sehingga terbentuk radikal bebas, kation, atau
anion yang baru. Monomer awal menjadi unit ulangan pertama pada rantai
polimer yang baru terbentuk tersebut.
2) Tahap propagasi
Pada tahap propagasi, spesies aktif yang baru terbentuk ditambahkan
pada monomer lain dengan cara yang sama seperti pada tahap inisiasi. Prosedur
ini diulang terus-menerus sehingga tahap akhir proses terjadi, yaitu terminasi.
3) Tahap terminasi
Pada tahap terminasi, rantai yang tumbuh diakhiri melalui reaksi dengan
rantai lain yang tumbuh, melalui reaksi dengan spesies lain pada campuran
polimer atau melalui dekomposisi sisi aktif. Pada kondisi tertentu, anionic dapat
dilaksanakan tanpa tahap terminasi untuk menghasilkan polimer hidup.
Tahapan Penjelasan
Tahap yaitu tahap pembentukan pusat-pusat aktif.
Inisiasi
Tahap yaitu tahap pembentukan rantai lewat adisi
propagasi monomer secara kontinyu.
bertahap
d. Kopolimerisasi
Merupakan reaksi polimerisasi dimana campuran lebih dari satu
spesies monomeric berpolimerisasi membentuk kopolimer. Kopolimer dapat
dibuat tidak hanya melalui polimerisasi pertumbuhan rantai tetapi juga
melalui polimerisasi bertahap, juga mengandung beberapa unit per monomer yang
digunakan dalam rantai polimerik yang sama.
3. ESTERIFIKASI
a. Pengantar
Pada umumnya ester diproduksi melalui reaksi antara asam
karboksilat dan alkohol dengan mengeliminasi air melalui reaksi esterifikasi.
Ester asam karboksilat adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R
dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Esterifikasi berkataliskan asam dan
merupakan reaksi yang reversibel.Laju esterifikasi suatu asam karboksilat
bergantung terutama pada halangan sterik dalam alkohol dan asam
karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil
dalam laju pembentukan ester.
Urutan bertambahnya kereaktivan alkohol terhadap esterifikasi :
ROHtersier, ROHsekunder, ROHprimer, dan CH3OH.
b. Reaksi antara Asam Organik dan Alkohol
Pada esterifikasi asam organic dengan alcohol, ditunjukkan bahwa pada hamper
semua kasus dengan katalis asam, terjadi perpaduan gugus asil dan alkoksi.
Hidrolisis asam dari asam asetoksisuksinat menghasilkan asam malat dengan
retensi konfigurasi pada atom karbon asimetrik, sebagai berikut:
dengan air yang diperkaya dengan 18O tidak mengandung oksigen 18.
c. Pengaruh Struktur
Laju dimana alkohol dan asam yang berbeda diesterifikasi dan reaksi
kesetimbangan tergantung pada struktur molekul dan tipe pengganti fungsional
alkohol dan asam. Dalam pembuatan ester asetat, alkohol primer diesterifikasi
secara cepat dan sempurna, methanol memperoleh yield yang tertinggi dan reaksi
yang tercepat. Etil, n- propil, dan n-butil alkohol bereaksi dengan kecepatan dan
konversi yang hampir sama.
Pada pembuatan etil ester menggunakan etil alkohol anhidrat dan katalis
HCl, laju esterifikasi asam lemak rantai lurus dari propionate melalui stearate
adalah konstant, percabangan rantai asam lemak menyebabkan perlambatan laju
esterifikasi.
d. Proses Esterifikasi
1) Etil asetat
Asam etanoat atau asam asetat bereaksi dengan etanol dengan keberadaan
asam sulfat pekat sebagai katalis, untuk menghasilan ester etil etanoat atau atil
asetat. Reaksi berlangsung lambat dan reversible. Untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya reaksi balik, setelah terbentuk, ester akan didistilasi.
Etil etanoat
2) Metil Metanoat
Reaksi antara asam metanoat (HCOOH) dan metanol (CH3OH) menghasilkan
metil metanoat.
HCOOH + CH3OH → HCOOCH3 + H2O
Asam metanoat + Metanol → Metil Metanoat + Air
Metil metanoat
Metode distilasi dapat diterapkan untuk menghilangkan produk air dan ester
dari reaksi esterifikasi. Pada umumnya, esterifikasi dibagi menjadi tiga kelas,
tergantung pada volatilitas ester, yaitu:
1) Ester dengan volatilitas tinggi, seperti metil format, metil asetat, dan etil
format, mempunyai titik didih yang lebih rendah dibanding alcohol
sehingga mudah dihilangkan melalui proses distilasi.
2) Ester dengan volatilitas menengah, air yang terbentuk dapat dihilangkan
melalui proses distilasi.
3) Ester dengan volatilitas rendah dapat diperoleh melalui berbagai tipe
esterifikasi.
4. JANGKA SORONG DAN MIKROMETER
Jangka sorong dan mikrometer sekrup adalah jenis alat ukur langsung
yang digunakan untuk mengetahui berbagai ukuran atau dimensi benda kerja dimana
datanya dapat langsung dibaca. Instrumen ini memiliki skala utama (dalam milimeter)
dan skala nonius geser atau berputar.
a. Skala utama
Pada jangka sorong skala utama terletak pada rahang tetap yang berupa skala dalam
cm dan mm.
Pada mikrometer sekrup: skala utama mempunyai skala mm dan 0,5 mm.
b. Skala nonius
Pada jangka sorong: skala nonius terletak pada rahang geser yang terdapat 10 skala
yang panjangnya 9 mm. skala nonius mempunyai 50 skala dengan laju putar 0,5
mm/putaran.
Jangka Sorong
Bagian-Bagian Utama Pada Jangka Sorong
Gambar 1. Bagian- bagian utama jangka sorong
Bagian-bagian utama jangka sorong
1) Rahang dalam (Jaws), terdiri dari rahang geser dan tetap yang berfungsi untuk
mengukur dimensi luar atau sisi bagian luar sebuah benda.
2) Rahang luar (Jaws), terdiri dari rahang geser dan tetap yang berfungsi untuk
mengukur diameter dalam atau sisi dalam sebuah benda.
3) Pengunci (Screw clamp), berfungsi untuk menahan bagian-bagian yang
bergerak saat berlangsung proses pengukuran.
4) Skala utama (Main scale), menyatakan ukuran utama.
5) Skala nonius (Vernier scale), sebagai skala pengukur fraksi.
6) Pengukur kedalaman (Stem for measuring depth), untuk mengukur kedalaman
sebuah benda.
Contoh Pengukuran Dengan Jangka Sorong
Untuk mengukur dimensi luar suatu benda, benda tersebut ditempatkan di
antara rahang, yang kemudian rahang tersebut digerakkan bersama-sama sampai
mereka menyentuh objek dengan tepat. Kemudian sekrup penjepit dapat
dikencangkan untuk memastikan bahwa pembacaan tidak berubah selama
pembacaan skala sedang dilakukan.
Angka utama dibaca di sebelah kiri nol dari skala nonius dan angka/digit yang
tersisa diambil sebagai bagian dari skala nonius yang berada tepat segaris
(berimpit) dengan bagian skala utama. Beberapa contoh lain pengukuran
menggunakan jangka sorong diberikan di bawah ini. Pada masing-masing gambar
berikut diberikan juga gambar daerah penting dari skala nonius yang diperbesar
(inset) di sudut kanan atas.
Gambar 2. Pembacaan Hasil Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong
Pada Gambar 2 di atas, angka utama yang diambil dari pembacaan skala utama
yang terdapat di sebelah kiri angka nol pada skala nonius adalah 37 mm. Dua
digit angka sisanya diambil dari pembacaan skala nonius yang posisinya tepat
segaris dengan skala utama, yaitu 46 atau 0.46 mm. Sehingga pembacaan hasil
pengukuran adalah 37.46 mm.
Mikrometer
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur dimensi benda yang lebih
kecil yang sulit dilakukan dengan jangka sorong. Mikrometer juga memiliki skala
tambahan (skala nonius dengan pengukuran hingga seratus milimeter) yang
ditandai pada bidal- putar. Pada prinsipnya, alat ini adalah sekrup dengan suatu
jarak ukur (pitch) yang tetap secara akurat (banyaknya bidal bergerak maju atau
mundur untuk satu putaran penuh).
Bagian-Bagian Mikrometer
c) diethyl ketone
d) 3-methylbutanal
: siklopentil anilin
: 3,4 bromo anilin
: etil heksilamia
: metil siklopentamida
: metil,etil benzalmida
: metil dekanoat
: isopropil benzoat
: etil butanoat
: propil propanoat
Referansi:
Modul PLPG Kimia Industri 2017
Buku Panduan Pendidik Kimia Untuk SMK, Emi Sulami, Intan Pariwara, 2010
Kimia Analitik, Adam Wiryawan dkk, Dirjen Pembinaan SMK, 2008
Kimia Organik untuk SMK, Dirjen Pembinaan SMK, 2013
Mikrobiologi untuk SMK, Dirjen Pembinaan SMK, 2013
Kimia organik, jilid I / Ralph J. Fessenden, Joan S. Fessenden