1
didalam menciptakan produk yang lebih banyak, modern, inovatif
dan berkualitas.
Sistem ketenagakerjaan adalah kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas
pengadaan tenaga kerja, pengembanan, kompensasi, integrasi,
pemeliharaan dan pemusatan hubungan kerja dengan sumber
daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan organisasi
dan masyarakat (Margono, 2006). Sistem ketenagakerjaan yang
diterapkan perusahaan terhadap tenaga kerjanya merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terciptanya
produktivitas perusahaan yang tinggi. Penerapan sistem
penggajian yang sesuai, serta pemberian pemberian fasilitas dan
kesejahteraan terhadap tenaga kerja perusahan, hal ini
diharapkan akan menumbuhkan semangat kerja dari tenaga
kerja sehingga akan meningkatkan produktivitas dari
perusahaan. Pentingnya sistem ketenagakerjaan ini agar dapat
mengkoordinasikan tenaga kerja yang berfokus pada beberapa
bidang seperti HRD, produksi, kebun dll, sehingga proses
produksi dapat berjalan efektif dan efisien. Sistem
ketenagakerjaan yang diterapkan PG Kebon Agung Malang
terhadap tenaga kerjanya yaitu adanya rekrutmen tenaga kerja,
penerapan sistem penggajian, pemberian fasilitas dan
kesejahteraan karyawan, adanya penilaian kinerja dan lainnya.
Semua sistem ketenagakerjaan yang diterapkan oleh PG Kebon
Agung terbukti mempengaruhi peningkatan produktivitas PG
Kebon Agung. Hal inilah yang mendorong penulis untuk
melakukan kegiatan praktek kerja lapang (PKL) di PG Kebon
Agung Malang.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Tujuan umum pelaksanaan Praktek Kerja Lapang di PG
Kebon Agung yang berlokasi di Malang, Jawa Timur ini adalah
untuk mengetahui tentang lokasi perusahaan, struktur organisasi,
ketenagakerjaan, mesin dan peralatan, tata letak fasilitas, proses
produksi, pengendalian mutu, sanitasi dan limbah serta
pemasaran.
2
1.2.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapang di PG Kebon
Agung Malang ini adalah untuk mempelajari dan menganalisis
tentang Sistem Ketenagakerjaan PG Kebon Agung Malang.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gula
Gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok
yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sebagian besar gula
dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sumber energi, pemberi cita
rasa dan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman.
Dalam Pedoman Pola Pangan Harapan (PPH), tercantum energi
yang dianjurkan yang berasal dari gula sebesar enam persen dari
total kecukupan energi atau 110 kalori per kapita per hari setara
dengan 30 gram gula pasir. Selain itu, gula termasuk pemanis
alami yang tidak membahayakan kesehatan apabila dikonsumsi
secukupnya (Isnawati, 2009).
Peran Gula dalam industri pangan sangat penting
terutama sebagai pemberi rasa manis terhadap produk. Tujuan
penambahan bahan pemanis adalah untuk memperbaiki flavor
dan dapat juga memperbaiki tekstur bahan makanan, seperti
kenaikan viskositas, penambahan bobot rasa, sehingga
meningkatkan mutu sifat kunyah (Mouth Fullness bahan
makanan) (Mudjajanto dkk, 2008). Gula sendiri lebih banyak
dipasarkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula sebagai
sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula atau aren. Proses untuk
menghasilkan gula mencakup tahap ekstraksi (pemerasan) diikuti
dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan) (Tegar, 2010).
4
Lokasi merupakan salah satu faktor penting bagi
perusahaan karena dapat mempengaruhi perkembangan dan
kelangsungan hidup perusahaan. Perencaan lokasi perusahaan
ini merupakan suatu kegiatan strategis yang bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan, sehingga
perusahaan dapat beroperasi secara lancar, dengan biaya yang
rendah, dan memungkinkan perluasan di masa yang akan
datang. Dalam penentuan lokasi, terdapat dua hal penting yang
harus dipertimbangkan, yaitu komitmen jangka panjang dan
berpengaruh terhadap biaya operasi dan pendapatan (Herjanto,
2008).
Penentuan lokasi pabrik sangat menentukan
kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.
Pemilihan lokasi berarti menghindari sebanyak mungkin seluruh
segi-segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan paling banyak
faktor - faktor positif. Penentuan lokasi yang tepat akan
meminimumkan beban biaya jangka pendek ataupun jangka
panjang, dan ini akan meningkatkan daya saing perusahaan
(Prasetya dan Fitri, 2009).
5
mengidentifikasi dari pengelolaan sumber daya manusia dan
segala fungsi - fungsi yang ada untuk penyelesaian pekerjaan
perusahaan dengan pedoman visi, misi dan tujuan organisasi
(Gammahendra dkk, 2014). Dengan adanya struktur organisasi
maka dapat mengatur masing - masing personil kegiatan, baik
dalam manajerial maupun operasional. Saat ini terdapat 6
macam struktur organisasi yang bisa dijumpai dalam suatu
organisasi, yaitu struktur garis, struktur garis dan staff, struktur
fungsional, struktur produk, struktur komite dan struktur matriks
(Suharyadi dkk, 2007).
7
dihasilkan dari proses produksi yang terus menerus akan
dipindahkan dengan peralatan handling yang menggunakan
tenaga mesin seperti conveyor. Proses produksi yang terputus –
putus biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang kecil
dan didasarkan atas pesanan (Herjanto, 2008).
2.2.7 Sanitasi
Sanitasi lingkungan merupakan cara untuk menyehatkan
lingkungan hidup manusia. Hal tersebut terutama lingkungan
pada lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Sanitasi
meliputi pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan,
suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan dari
lingkungan, peralatan, dan pekerja pada semua tahapan proses
(Winarsih, 2007).
Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit yang
menitikberatkan pada usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia. Sanitasi merupakan upaya menjaga pemeliharaan agar
seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan hygienis
8
(sehat) dan bebas pencemaran (Amaliyah, 2015). Sanitasi
didefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara
menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang
berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut. Prinsip -
prinsip yang dimiliki sanitasi yaitu membantu memperbaiki atau
mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia. Tujuan
sanitasi adalah mencegah dan menghindari produk dari cemaran
yang merugikan dan merusak (Purnawijayanti, 2007).
2.2.9 Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan perorangan dan organisasi
yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran
yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui
penciptaan, pendistribusian, promosi, dan penentuan harga
9
barang dan gagasan. Tujuan dari pemasaran adalah untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan sangat baik sehingga
produk yang terkait nyaris menjual dirinya sendiri (Cannon,
2008).
Kesuksesan sebuah perusahaan dilihat dari tingkat
pemasaran yang dicapai. Jika tingkat pemasaran suatu
perusahaan tinggi, maka perusahaan tersebut dianggap sukses.
Kesuksesan dalam pemasaran dapat dilakukan dengan
menerapkan marketing mix yang terdiri dari product, place, dan
promotion (Furrer dkk, 2007).
2.3 Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama
dan setelah selesainya masa hubungan kerja. Tenaga kerja yang
bekerja di pabrik dikelompokkan menjadi dua, yaitu tenaga kerja
langsung dan tenaga kerja tidak langsung (Saraswati dkk, 2008).
Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang
kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir,
terutama dalam penentuan harga pokok. Tenaga kerja tidak
langsung terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat
secara langsung dalam proses produksi dan biaya-nya dikaitkan
pada biaya overhead pabrik (Sirait, 2006).
Kegiatan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi,
integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan
sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan
organisasi dan masyarakat ( Margono, 2006). Ketenagakerjaan
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu, sebelum, selama
dan sesudah masa kerja. Kemampuan berkompetisi dalam
mempertahankan hidup perusahaan salah satunya ditentukan
oleh mutu sumber daya manusia yang dimiliki. Tenaga kerja yang
memiliki keterampilan dan kemampuan menguasai teknologi
dapat mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan
peraturan terpadu antara pengembangan ketenagakerjaan,
10
peningkatan produktivitas dan kualitas tenaga kerja serta
kesejahteraan bagi tenaga kerja (Rahman, 2008).
Tenaga kerja memiliki peran yang cukup penting dalam
pembangunan ekonomi baik tingkat ekonomi perusahaan
maupun tingkat ekonomi suatu negara. Bersamaan dengan
infrastruktur dan governance, tenaga kerja menjadi faktor kunci
yang dapat mendorong dan mempercepat naik turunnya daya
saing suatu perekonomian tingkat perusahaan maupun negara.
Beberapa studi empiris menunjukkan terdapat korelasi yang
cukup kuat antara daya saing tenaga kerja dengan daya saing
perekonomian. Semakin tinggi daya saing tenaga keja di suatu
negara ataupun antar perusahaan, maka semakin tinggi juga
daya saing perekonomian negara ataupun perusahaan –
perusahaan (Adam, 2016).
11
BAB III METODE PELAKSANAAN
13
j. Penanganan Limbah (teknik pembuangan serta
pengelolaan limbah cair, padat, dan gas).
k. Pemasaran (segmenting, targeting, positioning, dan
strategi pemasaran marketing mix).
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Total Productive. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem 1 (2) : 1 – 10.
Kusdi, 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Penerbit
Salemba Humanika. Jakarta.
Margono. 2006. Manajemen Perawatan. Penerbit CV. Sinar
Baru. Bandung.
Mudjajanto, E. Setyo dan L. N. Yulianti. 2008. Membuat Aneka
Roti. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Nur, R., dan Suyuti, M. A. 2017. Pengantar Sistem Manufaktur.
Yogyakarta: Deepublish
Pitoyo, W. 2010.Panduan Praktis Hukum Ketenagakerjaan.
Transmedia Pustaka. Jakarta.
Prasetya, H dan Fitri, L. 2009. Manajemen Operasi. PT Buku
Kita. Yogyakarta.
Purnawijayanti, HA. 2007. Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan
Kerja dalam Pengolahan Makanan. Kanisius.
Yogyakarta.
Rahman, R. 2008. Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung
Terhadap Volume Produksi (Studi Kasus Pada
Perusahaan Galunggung Raya Block Tasikmalaya).
Jurnal Akuntansi FE Unsil 3 (1) : 5 – 15.
Rusdi, dan Nurlaena Isnawati. 2009. “Awas Anda Bisa Mati
Cepat Akibat Hipertensi dan Diabetes”. Powerbooks
publishing. Yogyakarta.
Saraswati, M dan Widaningsih, I. 2008. Be Smarti Ilmu
Pengetahuan Sosial. Grasindo. Bandung.
Sirait, J T. 2006. Anggaran Sebagai Alat Bantu bagi
Manajemen. PT Gramedia Widiasarana. Jakarta.
Subagyo, A. 2007. Studi Kelayakan. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Sugiono, S. 2006. Kamus Manajemen (Mutu). PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
16
Suharyadi, A. 2007. Kewirausahaan Membangun Usaha
Sukses Sejak Usia Muda. Salemba Empat. Jakarta.
Suprapti, L. 2008. Tepung Tapioka. Kanisius. Yogyakarta.
Tegar, E.P. 2010. Evaluasi Keragaman dan Penyimpangan
Mutu Gula Kristal (Gula Semut) Di Kawasan Home
Industri Gula Kelapa Kabupaten Banyumas. Skripsi.
Fakultas Pertanian Univertsitas Soedirman. Purwokerto.
Wibowo, S. 2007. Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Winarsih, S. 2007. Mengenal dan Membudidayakan buah
Naga. Aneka Ilmu. Semarang.
17