Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia industri merupakan salah satu elemen yang
memberikan manfaat cukup penting bagi negara, salah satu
diantaranya yaitu industri gula yang berbahan baku tebu. Tebu
merupakan salah satu komoditas perkebunan yang dapat diolah
menjadi gula. Kebutuhan gula di indonesia pada bidang industri
akan meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Pengolahan tebu menentukan nilai tambah yang diperoleh. Oleh
karena itu pengolahan tebu harus diperhatikan dengan baik,
sehingga diperoleh hasil olahan berupa gula yang bermutu dan
berharga jual tinggi (Indrawanto dkk, 2010).
Gula merupakan senyawa kimia yang termasuk karbohidrat,
mempunyai rasa manis dan larut dalam air. Gula mudah dicerna
dalam tubuh sebagai sumber kalori. Gula dapat digunakan
sebagai bahan pengawet alami bagi berbagai makanan terutama
pada pabrik pembuatan makanan seperti selai, jelly, sirup, buah-
buahan kaleng dan sebagainya. Peran gula dalam dunia industri
pangan sangat penting terutama sebagai pemberi rasa manis
bagi suatu produk makanan. Tujuan dari penambahan bahan
pemanis adalah untuk memperbaiki flavor dan dapat juga
memperbaiki tekstur dari suatu bahan makanan, seperti kenaikan
viskositas, penambahan bobot rasa, sehingga meningkatkan
mutu sifat kunyah (Mouth Fullness bahan makanan) ( Mudjajanto
dkk, 2008).
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan tebu menjadi gula adalah PG Kebon Agung Malang.
Pabrik Gula (PG) Kebon Agung terletak di Desa Kebon Agung,
Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan telah
memiliki umur lebih dari 100 tahun. Dalam melaksanakan
kegiatan produksinya PG Kebon Agung Malang menggunakan
Sumber daya manusia dalam mencapai tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia merupakan salah satu aset perusahaan
yang memberi pengaruh cukup besar terhadap kinerja dan
kemampuan perusahaan. Perkembangan Pabrik Gula (PG)
Kebon Agung tidak terlepas dari persaingan yang semakin ketat

1
didalam menciptakan produk yang lebih banyak, modern, inovatif
dan berkualitas.
Sistem ketenagakerjaan adalah kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas
pengadaan tenaga kerja, pengembanan, kompensasi, integrasi,
pemeliharaan dan pemusatan hubungan kerja dengan sumber
daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan organisasi
dan masyarakat (Margono, 2006). Sistem ketenagakerjaan yang
diterapkan perusahaan terhadap tenaga kerjanya merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terciptanya
produktivitas perusahaan yang tinggi. Penerapan sistem
penggajian yang sesuai, serta pemberian pemberian fasilitas dan
kesejahteraan terhadap tenaga kerja perusahan, hal ini
diharapkan akan menumbuhkan semangat kerja dari tenaga
kerja sehingga akan meningkatkan produktivitas dari
perusahaan. Pentingnya sistem ketenagakerjaan ini agar dapat
mengkoordinasikan tenaga kerja yang berfokus pada beberapa
bidang seperti HRD, produksi, kebun dll, sehingga proses
produksi dapat berjalan efektif dan efisien. Sistem
ketenagakerjaan yang diterapkan PG Kebon Agung Malang
terhadap tenaga kerjanya yaitu adanya rekrutmen tenaga kerja,
penerapan sistem penggajian, pemberian fasilitas dan
kesejahteraan karyawan, adanya penilaian kinerja dan lainnya.
Semua sistem ketenagakerjaan yang diterapkan oleh PG Kebon
Agung terbukti mempengaruhi peningkatan produktivitas PG
Kebon Agung. Hal inilah yang mendorong penulis untuk
melakukan kegiatan praktek kerja lapang (PKL) di PG Kebon
Agung Malang.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Tujuan umum pelaksanaan Praktek Kerja Lapang di PG
Kebon Agung yang berlokasi di Malang, Jawa Timur ini adalah
untuk mengetahui tentang lokasi perusahaan, struktur organisasi,
ketenagakerjaan, mesin dan peralatan, tata letak fasilitas, proses
produksi, pengendalian mutu, sanitasi dan limbah serta
pemasaran.
2
1.2.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapang di PG Kebon
Agung Malang ini adalah untuk mempelajari dan menganalisis
tentang Sistem Ketenagakerjaan PG Kebon Agung Malang.

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gula
Gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok
yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sebagian besar gula
dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sumber energi, pemberi cita
rasa dan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman.
Dalam Pedoman Pola Pangan Harapan (PPH), tercantum energi
yang dianjurkan yang berasal dari gula sebesar enam persen dari
total kecukupan energi atau 110 kalori per kapita per hari setara
dengan 30 gram gula pasir. Selain itu, gula termasuk pemanis
alami yang tidak membahayakan kesehatan apabila dikonsumsi
secukupnya (Isnawati, 2009).
Peran Gula dalam industri pangan sangat penting
terutama sebagai pemberi rasa manis terhadap produk. Tujuan
penambahan bahan pemanis adalah untuk memperbaiki flavor
dan dapat juga memperbaiki tekstur bahan makanan, seperti
kenaikan viskositas, penambahan bobot rasa, sehingga
meningkatkan mutu sifat kunyah (Mouth Fullness bahan
makanan) (Mudjajanto dkk, 2008). Gula sendiri lebih banyak
dipasarkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula sebagai
sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula atau aren. Proses untuk
menghasilkan gula mencakup tahap ekstraksi (pemerasan) diikuti
dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan) (Tegar, 2010).

2.2 Manajemen Industri


Manajemen industri adalah tatacara mengatur sebuah
industri yang bertumpu pada keunggulan sumber daya insani
dalam menghadapi lingkungan usaha. Manajemen industri juga
dapat diartikan sebagai upaya sistematik untuk menggerakkan
pembangunan ekonomi dalam menciptakan kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat yang tersusun atas faktor – faktor
seperti sejarah, seni dan desain, ekonomi pemasaran, teknologi
dan dampak sosial (Herjanto, 2008). Secara umum aspek- aspek
manajemen industri meliputi:
2.2.1 Lokasi Perusahaan

4
Lokasi merupakan salah satu faktor penting bagi
perusahaan karena dapat mempengaruhi perkembangan dan
kelangsungan hidup perusahaan. Perencaan lokasi perusahaan
ini merupakan suatu kegiatan strategis yang bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan, sehingga
perusahaan dapat beroperasi secara lancar, dengan biaya yang
rendah, dan memungkinkan perluasan di masa yang akan
datang. Dalam penentuan lokasi, terdapat dua hal penting yang
harus dipertimbangkan, yaitu komitmen jangka panjang dan
berpengaruh terhadap biaya operasi dan pendapatan (Herjanto,
2008).
Penentuan lokasi pabrik sangat menentukan
kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.
Pemilihan lokasi berarti menghindari sebanyak mungkin seluruh
segi-segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan paling banyak
faktor - faktor positif. Penentuan lokasi yang tepat akan
meminimumkan beban biaya jangka pendek ataupun jangka
panjang, dan ini akan meningkatkan daya saing perusahaan
(Prasetya dan Fitri, 2009).

2.2.2 Struktur Organisasi


Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan
hubungan antara bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur
organisasi menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta
memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas sampai batas -
batas tertentu. Selain itu struktur organisasi memperlihatkan
tingkat spesialisasi aktivitas tersebut. Struktur organisasi juga
menjelaskan hirarki dan susunan kewenangan, serta hubungan
pelaporan (siapa melapor pada siapa). Dengan adanya struktur
organisasi, maka stabilitas dan komunitas organisasi bisa tetap
bertahan. (Wibowo, 2007).
Bagi pengelola organisasi, Struktur organisasi pada
hakikatnya adalah suatu cara untuk menata unsur- unsur dalam
organisasi dengan sebaik - baiknya, demi mencapai berbagai
tujuan yang telah ditetapkan (Kusdi, 2009). Oleh Sebab itu,
pentingnya struktur organisasi akan membantu manajer dari hasil
keputusan dalam mendesain organisasi sebagai cara

5
mengidentifikasi dari pengelolaan sumber daya manusia dan
segala fungsi - fungsi yang ada untuk penyelesaian pekerjaan
perusahaan dengan pedoman visi, misi dan tujuan organisasi
(Gammahendra dkk, 2014). Dengan adanya struktur organisasi
maka dapat mengatur masing - masing personil kegiatan, baik
dalam manajerial maupun operasional. Saat ini terdapat 6
macam struktur organisasi yang bisa dijumpai dalam suatu
organisasi, yaitu struktur garis, struktur garis dan staff, struktur
fungsional, struktur produk, struktur komite dan struktur matriks
(Suharyadi dkk, 2007).

2.2.3 Mesin dan Peralatan


Mesin merupakan alat bantu dalam mencapai tujuan
organisasi. Dengan adanya mesin, maka proses produksi atau
kegiatan yang terkait dengan tujuan organisasi akan lebih efisien.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, mesin-mesin semakin
memegang peranan penting dalam kelancaran kegiatan
organisasi (Astuty, 2015).
Mesin dan peralatan merupakan alat bantu dalam
mencapai tujuan organisasi. Kelancaran kegiatan produksi
sangat tergantung pada baik tidaknya mesin yang digunakan.
Baik tidaknya suatu mesin tergantung pada cara menggunakan
mesin tersebut dan perawatan yang dilakukan. Kegiatan
perawatan meliputi kegiatan pengecekan, meminyaki
(lubrication) dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan -
kerusakan yang ada serta penyesuaian atau penggantian suku
cadang (spare part) atau komponen yang terdapat pada mesin
atau fasilitas tersebut (Jiwantoro dkk, 2013).

2.2.4 Tata Letak Fasilitas


Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat
didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas - fasilitas
pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan
tersebut akan berguna untuk luas area penempatan mesin atau
fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan
perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat
temporer maupun permanen, personel pekerja, dan sebagainya.
6
Tujuan utama didalam desain tata letak pabrik pada dasarnya
adalah untuk meminimalkan total biaya yang antara lain
menyangkut elemen - elemen biaya seperti biaya konstruksi dan
instalasi untuk bangunan, mesin, biaya pemindahan bahan, biaya
produksi, perbaikan, keamanan, biaya penyimpanan produk
setengah jadi dan biaya - biaya lainnya (Arif, 2016).
Tata letak pabrik adalah tata cara pengaturan fasilitas –
fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.
Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space)
untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi
lainnya, kelancaran gerakan – gerakan material, penyimpanan
material (storage) baik yang bersifat temporer maupun
permanen, personil pekerja dan sebagainya (Suharyadi, 2007).

2.2.5 Proses Produksi


Proses produksi adalah serangkaian pekerjaan dimana
berbagai sumber daya digunakan untuk memproduksi produk
barang atau jasa (Mulyadi, 2007). Proses produksi merupakan
suatu sistem yang berawal dari input, proses, output, dan
outcome. Salah satu komponen penting dalam suatu proses
produksi adalah bahan baku. Proses produksi berdasarkan
kontinuitasnya dibagi menjadi 3 tipe, yaitu proses produksi
terputus - putus (batch process), proses produksi terus - menerus
(continuous process), dan gabungan keduanya. Jenis proses
produksi ini akan mempengaruhi tata letak fasilitas dan peralatan
produksi (Subagyo, 2007).
Manufacturing process atau proses produksi adalah suatu
metode dan teknik untuk menciptakan atau membuat suatu
barang menggunakan berbagai macam sumber (sumber tenaga
kerja, mesin, bahan - bahan dan modal/dana) yang tersedia.
Proses produksi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu proses
produksi terus menerus (Continuous processes) dan proses
produksi terputus putus (Intermittent processes) (Nur dan Suyuti,
2017). Proses produksi yang continuous process biasanya
produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar. Apabila salah
satu mesin atau peralatan terhenti karena rusak atau sebagainya,
maka seluruh proses produksi akan terhenti. Produk yang

7
dihasilkan dari proses produksi yang terus menerus akan
dipindahkan dengan peralatan handling yang menggunakan
tenaga mesin seperti conveyor. Proses produksi yang terputus –
putus biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang kecil
dan didasarkan atas pesanan (Herjanto, 2008).

2.2.6 Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu /kualitas merupakan salah satu fungsi
yang terpenting dari suatu perusahaan. Suatu produk yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan dapat memberikan dampak
yang cukup besar terhadap mutu produk yang dihasilkan secara
keseluruhan. Proses pengendalian mutu dapat menekan
presentase dari cacat sekecil mungkin, sehingga perusahaan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar (Assauri, 2004;
Sugiono, 2006).
Mutu bukan hanya menjadi prioritas atau keharusan bagi
produsen, tetapi juga prioritas bagi konsumen. Mutu atau kualitas
selalu menjadi persyaratan yang paling penting dalam ekonomi
modern ini. Mutu suatu produk sering kali menjadi kekhawatiran
bagi banyak orang, karena baik tidaknya suatu produk dinilai dari
mutu atau kualitas yang dimiliki dari produk itu (Ahmed dan Niar,
2013).

2.2.7 Sanitasi
Sanitasi lingkungan merupakan cara untuk menyehatkan
lingkungan hidup manusia. Hal tersebut terutama lingkungan
pada lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Sanitasi
meliputi pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan,
suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan dari
lingkungan, peralatan, dan pekerja pada semua tahapan proses
(Winarsih, 2007).
Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit yang
menitikberatkan pada usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia. Sanitasi merupakan upaya menjaga pemeliharaan agar
seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan hygienis

8
(sehat) dan bebas pencemaran (Amaliyah, 2015). Sanitasi
didefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara
menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang
berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut. Prinsip -
prinsip yang dimiliki sanitasi yaitu membantu memperbaiki atau
mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia. Tujuan
sanitasi adalah mencegah dan menghindari produk dari cemaran
yang merugikan dan merusak (Purnawijayanti, 2007).

2.2.8 Penanganan Limbah


Limbah adalah produk akhir yang berupa material
buangan dari sebuah proses pencucian, dekontaminasi atau
proses metabolisme tubuh, yang dapat berbentuk cair atau
setengah padat. Sama halnya dengan sampah, limbah juga
dapat mengganggu kesehatan, lingkungan, serta mempengaruhi
mutu estetika. Limbah industri pangan dapat menimbulkan
masalah dalam penanganannya, karena mengandung sejumlah
besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam mineral dan juga
sisa-sisa bahan-bahan kimia yang dipergunakan dalam proses
pengolahan dan pembersihan (Jenie, 2011).
Tujuan utama penanganan limbah adalah untuk
menghindari pencemaran terhadap lingkungan sekitar yang
dapat menimbulkan dampak negatif berupa hal-hal sebagai
berikut: bau busuk, sumber air yang berada didekat pembuangan
limbah menjadi berbau busuk dan tidak dapat difungsikan lagi
karena menyebabkan gatal-gatal; limbah padat yang berupa
ampas menjadi sampah yang menggunung, berbau busuk,
menyebabkan mual-mual, dan mengganggu kesehatan melalui
lalat atau serangga lainnya. Penanganan limbah perlu dilakukan
secepatnya agar tidak menimbulkan masalah pencemaran
lingkungan (Suprapti, 2008).

2.2.9 Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan perorangan dan organisasi
yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran
yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui
penciptaan, pendistribusian, promosi, dan penentuan harga
9
barang dan gagasan. Tujuan dari pemasaran adalah untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan sangat baik sehingga
produk yang terkait nyaris menjual dirinya sendiri (Cannon,
2008).
Kesuksesan sebuah perusahaan dilihat dari tingkat
pemasaran yang dicapai. Jika tingkat pemasaran suatu
perusahaan tinggi, maka perusahaan tersebut dianggap sukses.
Kesuksesan dalam pemasaran dapat dilakukan dengan
menerapkan marketing mix yang terdiri dari product, place, dan
promotion (Furrer dkk, 2007).

2.3 Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama
dan setelah selesainya masa hubungan kerja. Tenaga kerja yang
bekerja di pabrik dikelompokkan menjadi dua, yaitu tenaga kerja
langsung dan tenaga kerja tidak langsung (Saraswati dkk, 2008).
Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang
kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir,
terutama dalam penentuan harga pokok. Tenaga kerja tidak
langsung terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat
secara langsung dalam proses produksi dan biaya-nya dikaitkan
pada biaya overhead pabrik (Sirait, 2006).
Kegiatan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi,
integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan
sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan
organisasi dan masyarakat ( Margono, 2006). Ketenagakerjaan
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu, sebelum, selama
dan sesudah masa kerja. Kemampuan berkompetisi dalam
mempertahankan hidup perusahaan salah satunya ditentukan
oleh mutu sumber daya manusia yang dimiliki. Tenaga kerja yang
memiliki keterampilan dan kemampuan menguasai teknologi
dapat mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan
peraturan terpadu antara pengembangan ketenagakerjaan,

10
peningkatan produktivitas dan kualitas tenaga kerja serta
kesejahteraan bagi tenaga kerja (Rahman, 2008).
Tenaga kerja memiliki peran yang cukup penting dalam
pembangunan ekonomi baik tingkat ekonomi perusahaan
maupun tingkat ekonomi suatu negara. Bersamaan dengan
infrastruktur dan governance, tenaga kerja menjadi faktor kunci
yang dapat mendorong dan mempercepat naik turunnya daya
saing suatu perekonomian tingkat perusahaan maupun negara.
Beberapa studi empiris menunjukkan terdapat korelasi yang
cukup kuat antara daya saing tenaga kerja dengan daya saing
perekonomian. Semakin tinggi daya saing tenaga keja di suatu
negara ataupun antar perusahaan, maka semakin tinggi juga
daya saing perekonomian negara ataupun perusahaan –
perusahaan (Adam, 2016).

11
BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Praktek Kerja Lapang (PKL) akan dilaksanakan pada
tanggal 1 Juli 2018 sampai dengan 1 Agustus 2018 bertempat di
PG Kebon Agung Malang, Jl.Pakisaji, Desa Kebon Agung
Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang 65115, Jawa Timur,
Indonesia.

3.2 Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam PKL ini adalah sebagai
berikut:
1. Studi Perpustakaan
Studi perpustakaan merupakan suatu metode yang
digunakan dengan mengumpulkan bahan-bahan, materi-
materi, data-data, dan informasi-informasi yang diperoleh
dari buku-buku dan atau jurnal yang tersedia. Penelitian
kepustakaan ini secara teori diharapkan dapat menjawab
permasalahan yang dibahas.
2. Studi Penelitian Lapangan
Studi penelitian lapang adalah metode pelaksanaan yang
akan digunakan dalam pengumpulan data dengan cara
langsung terjun ke lapang. Metode yang dilakukan dalam
studi penelitian lapangan adalah:
a. Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam
mendapatkan data dengan cara mengajukan pertanyaan
secara langsung pada saat perusahaan mengadakan
suatu kegiatan.
b. Observasi, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan
yang sebenarnya dalam perusahaan.
c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mempelajari dokumen yang erat
hubungannya dengan perusahaan dan kegiatan
perusahaan.
d. Praktek, yaitu pelaksanaan secara nyata apa yang
disebut dalam teori.
12
3.3 Materi atau Aktivitas Praktek Kerja Lapang (PKL)
Materi Kegiatan yang dipelajari selama pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah:

3.3.1 Materi Tugas Umum


Materi Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) secara
umum meliputi:
a. Sejarah Perusahaan (visi dan misi perusahaan, ruang
lingkup bidang usaha, dan logo perusahaan).
b. Lokasi Perusahaan (alamat perusahaan, dasar pemilihan
lokasi perusahaan, kondisi sekitar pabrik, denah
perusahaan, kekurangan dan kelebihan lokasi
perusahaan).
c. Struktur organisasi perusahaan (bagan struktur
organisasi, tipe struktur organisasi, job description
masing-masing jabatan, kekurangan dan kelebihan
struktur organisasi, job specification).
d. Ketenagakerjaan (klasifikasi tenaga kerja, waktu kerja,
penerimaan tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja,
kompensasi pemberhentian tenaga kerja, K3).
e. Mesin dan peralatan (gambar mesin dan peralatan
beserta spesifikasi, fungsi, utilitas (jenis, sumber),
kapasitas jumlah mesin, tipe mesin, dan perawatan
mesin).
f. Tata letak fasilitas (tipe tata letak perusahaan dan bagian
produksi, pola aliran bahan, denah tata letak).
g. Proses produksi (tahapan-tahapan pengelolaan bahan
baku gula awal hingga proses akhir pengemasan, tipe
produksi, pengemasan).
h. Pengendalian mutu (pengendalian mutu dan standar
pengemasan gula, pengendalian mutu bahan baku,
pengendalian mutu proses produksi, dan pengendalian
produk).
i. Sanitasi (sanitasi bahan baku, sanitasi mesin dan
peralatan, sanitasi gudang dan sanitasi pekerja).

13
j. Penanganan Limbah (teknik pembuangan serta
pengelolaan limbah cair, padat, dan gas).
k. Pemasaran (segmenting, targeting, positioning, dan
strategi pemasaran marketing mix).

3.3.2 Materi Tugas Khusus


Materi Tugas khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja
Lapang (PKL) di PG Kebon Agung Malang adalah untuk
mengetahui dan mempelajari Penerapan Sistem
Ketenagakerjaan, meliputi Klasifikasi tenaga kerja, waktu kerja,
kompensasi dan penilaian kinerja yang diterapkan di PG Kebon
Agung Malang.

3.3.3 Jadwal Kegiatan


Jadwal pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang
(PKL) di PG Kebon Agung Malang dapat dilihat di Tabel 3.1

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

14
DAFTAR PUSTAKA

Adam, L. 2016. Membangun Daya Saing Tenaga Kerja


Indonesia Melalui Peningkatan Produktivitas. Jurnal
Kependudukan Indonesia 11 (2) : 71 - 84
Ahmed, K. dan Niar, A. 2013. Quality Control of Milk in the
Dairy Industry. World Journal of Dairy and Food Sciences
8 (1) : 18 – 26.
Amaliyah, N. 2015. Penyehatan Makanan dan Minuman – A.
CV Budi Utama. Yogyakarta.
Arif, M. 2016. Bahan Ajar Rancangan Teknik Industri.
Deepublish. Yogyakarta.
Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi
Revisi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Astuty, T. 2015. Ekonomi. Vicosta Publishing. Jakarta.
Cannon. 2008. Pemasaran Dasar 1. Salemba. Jakarta.
Furrer, O., Maria, T.A., dan Sudharshan, D. 2007. The Impact of
Resource Strategy Correspondences on Marketing
Performance Financial Performance Tradeoffs. Journal
of Strategic Marketing 15 (16) : 161 – 183.
Gammahendra, F., Djamhur H., Muhammad F R. 2014.
Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektivitas
Organisasi ( Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Kediri). Jurnal Administrasi
Bisnis 7 (2) :1 - 9.
Harmaizar, Z. 2002. Menangkap Peluang Usaha. CV Dian
Anugrah Perkasa. Bekasi.
Herjanto, E. 2008. Manajemen Operasi Edisi 3. Grasindo.
Jakarta.
Indrawanto, C., Purwono, Siswanto, M. Syakir, dan Widi R. 2010.
Budidaya dan Pasca Panen Tebu. Eska Media. Jakarta.
Jenie, 2011. Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius.
Yogyakarta.
Jiwantoro, A., Argo, B., Dwi., dan Nugroho, W.A. 2013. Analisis
Efektivitas Mesin Penggiling Tebu Dengan Penerapan

15
Total Productive. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem 1 (2) : 1 – 10.
Kusdi, 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Penerbit
Salemba Humanika. Jakarta.
Margono. 2006. Manajemen Perawatan. Penerbit CV. Sinar
Baru. Bandung.
Mudjajanto, E. Setyo dan L. N. Yulianti. 2008. Membuat Aneka
Roti. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Nur, R., dan Suyuti, M. A. 2017. Pengantar Sistem Manufaktur.
Yogyakarta: Deepublish
Pitoyo, W. 2010.Panduan Praktis Hukum Ketenagakerjaan.
Transmedia Pustaka. Jakarta.
Prasetya, H dan Fitri, L. 2009. Manajemen Operasi. PT Buku
Kita. Yogyakarta.
Purnawijayanti, HA. 2007. Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan
Kerja dalam Pengolahan Makanan. Kanisius.
Yogyakarta.
Rahman, R. 2008. Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung
Terhadap Volume Produksi (Studi Kasus Pada
Perusahaan Galunggung Raya Block Tasikmalaya).
Jurnal Akuntansi FE Unsil 3 (1) : 5 – 15.
Rusdi, dan Nurlaena Isnawati. 2009. “Awas Anda Bisa Mati
Cepat Akibat Hipertensi dan Diabetes”. Powerbooks
publishing. Yogyakarta.
Saraswati, M dan Widaningsih, I. 2008. Be Smarti Ilmu
Pengetahuan Sosial. Grasindo. Bandung.
Sirait, J T. 2006. Anggaran Sebagai Alat Bantu bagi
Manajemen. PT Gramedia Widiasarana. Jakarta.
Subagyo, A. 2007. Studi Kelayakan. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Sugiono, S. 2006. Kamus Manajemen (Mutu). PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

16
Suharyadi, A. 2007. Kewirausahaan Membangun Usaha
Sukses Sejak Usia Muda. Salemba Empat. Jakarta.
Suprapti, L. 2008. Tepung Tapioka. Kanisius. Yogyakarta.
Tegar, E.P. 2010. Evaluasi Keragaman dan Penyimpangan
Mutu Gula Kristal (Gula Semut) Di Kawasan Home
Industri Gula Kelapa Kabupaten Banyumas. Skripsi.
Fakultas Pertanian Univertsitas Soedirman. Purwokerto.
Wibowo, S. 2007. Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Winarsih, S. 2007. Mengenal dan Membudidayakan buah
Naga. Aneka Ilmu. Semarang.

17

Anda mungkin juga menyukai