Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO B (Parafimosis)

IDENTIFIKASI MASALAH:

1. Ibu Ayu membawa anaknya, Tomi 6 tahun ke IGD RSMP karena kesakitan dan kesemutan
pada ujung kemaluan sejak 30 menit yang lalu.
2. Lebih kurang 3 jam yang lalu, keluhan sedang BAK, Tomi menarik-narik kulit ujung
kemaluan sehingga ujung kulit kemaluan tertarik sampai keseluruh penis. Kulit tersebut
tidak dapat dikembalikan keujung kemaluan.
3. Ibu Ayu bertanya kepada dokter apakah keadaan tersebut dapat membahayakan kesuburan
dan kepriaannya.
4. Pemeriksaan fisik:
Kesadaran umum: compos mentis
Vital: nadi 100x/menit, regular, isi & tegangan cukup, RR 20x/menit, regular, Suhu 34, 7oC
5. Keadaan spesifik:
Kepala: konjungtiva palpebral pucat (-) sclera ikterik (-)
Leher: pembesaran KGB (-)

PRIORITAS MASALAH No. 1


Menggaggu kenyamanan pasien, belum timbul banyak keluhan, keluhan utama jadi prioritas
harus diatasi terlebih dahulu, baru atasi penyebab utamanya  parafimosis (no.2)

ANALISIS MASALAH:

1. Ibu Ayu membawa anaknya, Tomi 6 tahun ke IGD RSMP karena kesakitan dan
kesemutan pada ujung kemaluan sejak 30 menit yang lalu.
a. Bagaimana hubungan usia & keluhan?
Jawab:
Prevalensi meningkat  penis tidak disirkumsisi / sirkumsisi dengan hasil kurang baik
Prevalensi sama  laki-laki semua usia
Kejadian tersering  bayi & remaja
b. Organ (Anatomi-Fisiologi-Histologi)?
Jawab:
Penis, glans penis, prepusium  buka di snell

c. Kemungkinan penyebab kesakitan & kesemutan pada ujung kemaluan?


Jawab:
- Gangguan saraf  neuropati, iskemik saraf
- infeksi / inflamasi  ex: balanitis, politis, balanopolitis
- Cancer  Ca penis

d. Mekanisme terjadinya kesakitan & kesemutan pada ujung kemaluan?


Jawab:
Prepusium yg ditarik sampai sulkus koronarius tidak dapat diretraksi/tarik kembali 
timbul jeratan pada penis (dibelakang sulkus koronarius)  sirkulasi arteri superficial
normal, tetapi aliran balik vena superficial penis terganggu
- aliran balik vena superficial penis terganggu  stasis vena  bengkak/edema glans
penis (menjadi eritema)  stimulus noksius ditangkap nociceptor nervus aferen 
penghantaran impuls saraf oleh nociceptor ke pusat nyeri (SSP, thalamus,dll), nyeri
dimodulasi  impuls dihantarkan balik melalui nervus eferen  timbul persepsi
nyeri  kesakitan.
- aliran balik vena superficial penis terganggu  hambatan suplai saraf perifer penis
 iskemik saraf  hilangnya sensasi normal saraf  Paresthesia / Kesemutan.
- jeratan pada penis  penekanan saraf perifer penis  hilangnya sensasi normal saraf
 Paresthesia / Kesemutan.

2. Lebih kurang 3 jam yang lalu, keluhan sedang BAK, Tomi menarik-narik kulit ujung
kemaluan sehingga ujung kulit kemaluan tertarik sampai keseluruh penis. Kulit
tersebut tidak dapat dikembalikan keujung kemaluan.
a. Apa makna kulit ujung kemaluan ditararik sampai keseluruhan penis, namun
tidak dapat dikembalikan keujung kemaluan?
Jawab:
- Kulit kemaluan ditarik sampai keseluruhan penis = prepusium diretraksi
sampai/melewati sulkus koronarius
- Kulit tersebut tidak dapat dikembalikan keujung kemaluan = prepusium terjerat
dibelakang sulkus koronarius, menjadi tidak dapat diretraksi
Makna: Tomi mengalami parafimosis

b. Bagaimana hubungan hal tersebut dengan KU (kesakitan & kesemutan pada ujung
kemaluan)?
Jawab:
Parafimosis (unretracted penis’s prepusium) dapat menyebabkan jeratan pada penis,
mengganggu aliran darah dan sensasi normal pada saraf di penis, dan menyebabkan
kesemutan dan nyeri diujung kemaluan.

3. Ibu Ayu bertanya kepada dokter apakah keadaan tersebut dapat membahayakan
kesuburan dan kepriaannya.
a. Apakah keluhan tersebut mempengaruhi kesuburan & kepriaan?
Jawab:
Tidak. Kesuburan (kemampuan membuahi) dan kepriaan (kemampuan pertumbuhan &
perkembangan seksual) dipengaruhi pada saat pertumbuhan & perkembangan secara
anatomi & perubahan hormonal. Parafimosis tidak disebabkan/menyebabkan kedua hal
tersebut, sehingga tidak mempengaruhi keduanya.

4. Pemeriksaan fisik:
Kesadaran umum: compos mentis
Vital: nadi 100x/menit, regular, isi & tegangan cukup, RR 20x/menit, regular, Suhu 34, 7oC
a. bagaimana interpretasi & mekanisme abnormal hasil pemeriksaan fisik?
Jawab:
SEMUA NORMAL
5. Keadaan spesifik:
Kepala: konjungtiva palpebral pucat (-) sclera ikterik (-)
Leher: pembesaran KGB (-)
a. Bagaimana interpretasi & mekanisme abnormal hasil pemeriksaan keadaan spesifik?
Jawab:
SEMUA NORMAL. Hasil pembesaran KGB (-) dapat dijadikan sebagai marker
ada/tidaknya infeksi yang menyebabkan/timbul akibat suspek parafimosis pada kasus.

6. Jika semua gejala digabungkan, maka:


a. HTD?
Anamnesis, pemeriksaan fisik (pemeriksaan genitalia externa)

b. DD?
Parafimosis, fimosis, balanopostitis

c. Pemeriksaan penunjang?
Tidak diperlukan

d. WD?
Parafimosis

e. Tatalaksana?
1) Retraksi/Reposisi prepusium manual
Teknik pijat glans penis 3-5 menit  harapan edema berkurang, perepusium
teretraksi perlahan
2) Jika retraksi manual tidak berhasil  lakukan dorsum insisi pada jeratan prepusium
3) Setelah edema & proses inflamasi menghilang  anjuran sirkumsisi
Walaupun demikian, setelah parafimosis diatasi secara darurat, selanjutnya
diperlukan tindakan sirkumsisi secara berencana oleh karena kondisi parafimosis
tersebut dapat berulang atau kambuh kembali.
f. Komplikasi?
- Nekrosis glans penis
- Balanopostitis
- Karsinoma penis

g. Prognosis?
Bonam

h. KDU?
4 (A) / 3B (Gawat darurat)

i. NNI?
“Barangsiapa yang masuk Islam maka hendaknya dia berkhitan” (HR. As-Syaukani)
“Hilangkan darimu rambut kekafiran (yang menjadi alamat orang kafir) dan
berkhitanlah” (HR. Abu Dawud)

KESIMPULAN
Tomi, laki-laki, 6 tahun, merasa kesakitan dan kesemutan karena mengalami parafimosis akibat
prepusium yang tidak dapat diretraksi kembali
KERANGKA KONSEP

Anda mungkin juga menyukai