Anda di halaman 1dari 36

Skenario Kasus

Nyonya Rossi membawa anaknya, Idris 5 tahun karena panik melihat kemaluan
anaknya yang tiba-tiba tersunat setelah bermain dilapangan. Nyonya Rossi
mengatakan anaknya mengeluh nyeri dan perih pada ujung kemaluannya.Riwayat
jatuh saat bermain tidak ada. Riwayat demam tidak ada. Idris rencananya akan
dikhitan pada bulan depan.Ny. Rossi bertanya kepada dokter apakah anak nya
dapat dikhitan,

Riwayat persalinan : Ibad lahir dengan Berat Badan 2500gr, PB 50cm cukup
bulan, dan persalinan normal

Riwayat imunisasi : Imunisasi Lengkap

Riwayat tumbuh Kembang : Normal

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum: Tampak sakit sedang

Kesadaran : Kompos Mentis

TB 100cm, BB 17 kg

Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg, nadi: 100x/menit, RR: 24x/menit, suhu: 37,8c
BB: 17 Kg, TB: 100 cm.

Pemeriksaan fisik umum :

Kepala : mata : konjungtiva tidak anamis , skelera tidak anemis

Thorak : simetris, retraksi tidak ada, jantung: BJ I dan II normal, bising jantung
(-) , paru : Vesikuler normal, ronki tidak ada.

Abdomen : datar, lemas, bising usus normal , hepar dan lien tidak teraba nyeri
tekan tidak ada.

Regio inguinal : tidak teraba benjolan , nyeri (-) , pembesaraan KGB (-)

Extremitas : Akral Hangat


2
Pemeriksaan spesifik organ genitalia eksterna :

Inspeksi: ukuran penis 5,5 cm, tampak kemerahan yang minimal, preputium
terjadi retraksi, epitel dalam preputium tampak kemerahan dan bengkak (+),
skrotum tidak ada kelainan

Palpasi: nyeri tekan preputium (+)

Testis dextra dan sinistra teraba di skrotum

Identifikasi Masalah

1. Nyonya Rossi membawa anaknya, Idris 5 tahun karena panik melihat


kemaluan anaknya yang tiba-tiba tersunat setelah bermain dilapangan.
Nyonya Rossi mengatakan anaknya mengeluh nyeri dan perih pada ujung
kemaluannya.

2. Riwayat jatuh saat bermain tidak ada. Riwayat demam tidak ada. Idris
rencananya akan dikhitan pada bulan depan. Ny. Rossi bertanya kepada
dokter apakah anak nya dapat dikhitan.

3. Riwayat persalinan : Ibad lahir dengan Berat Badan 2500gr, PB 50cm


cukup bulan, dan persalinan normal

Riwayat imunisasi : Imunisasi Lengkap

Riwayat tumbuh Kembang : Normal

4. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum: Tampak sakit sedang

Kesadaran : Kompos Mentis

TB 100cm, BB 17 kg

Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg, nadi: 100x/menit, RR: 24x/menit, suhu:


37,8c BB: 17 Kg, TB: 100 cm.

3
Pemeriksaan fisik umum :

Kepala : mata : konjungtiva tidak anamis , skelera tidak anemis

Thorak : simetris, retraksi tidak ada, jantung: BJ I dan II normal, bising


jantung (-) , paru : Vesikuler normal, ronki tidak ada.

Abdomen : datar, lemas, bising usus normal , hepar dan lien tidak teraba
nyeri tekan tidak ada.

Regio inguinal : tidak teraba benjolan , nyeri (-) , pembesaraan KGB (-)

Extremitas : Akral Hangat

5. Pemeriksaan spesifik organ genitalia eksterna :

Inspeksi: ukuran penis 5,5 cm, tampak kemerahan yang minimal, preputium
terjadi retraksi, epitel dalam preputium tampak kemerahan dan bengkak (+),
skrotum tidak ada kelainan

Palpasi: nyeri tekan preputium (+)

Testis dextra dan sinistra teraba di skrotum

Analisis Masalah

1. Nyonya Rossi membawa anaknya, Idris 5 tahun karena panik melihat


kemaluan anaknya yang tiba-tiba tersunat setelah bermain dilapangan.
Nyonya Rossi mengatakan anaknya mengeluh nyeri dan perih pada
ujung kemaluannya.

a. Bagaimana anatomi , fisiologi organ genitalia ekterna ?

Jawab :

Penis

4
Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa
metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu
reproduksi.
 Lokasi dan Deskripsi
Penis mempunyai radix penis yang terfiksasi dan copus penis yang
tergantung bebas (Snell, 2017).
 Radix penis dibentuk oleh tiga massa jaringan erektil yang
dinamakan bulbus penis dan crus dextra dan sinistra. Bulbus penis
ditembus oleh urethra dan permukaan luarnya dibungkus oleh
musculus bulbospongiosus. Bulbus melanjutkan diri kedepan sebagai
corpus penis dan membentuk corpus spongiosum penis. Di anterior
kedua crus penis saling mendeati dan di bagian dosrsal corpus penis
terletak berdampingan membentuk corpus cavernosum penis (Snell,
2017).
 Corpus penis terdiri dari tiga jaringan erektil yang diliputi sarung
fascia berbentuk tubular (fascia buck). Jaringan erektil dibentuk dari
dua corpora cavernosa penis yang terletak didorsal dan satu corpus
spongiosum penis terletak di ventral lalu melebar membentuk glans
penis yang meliputi distal corpora cavenosa. Glans penis terdapat
celah yang merupakan muara urethra disebut meatus urethrae externus
(Snell, 2017).
 Preputium penis merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang
menutupi glans penis. Preputium dihubungkan dengan glans penis oleh
lipatan yang terdapar tepat dibawah muara urethra dan dinamakan
frenulum preputi. Normalnya, kulit preputium selalu melekat erat
pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir,
namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya hormon dan
faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan
deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium
sehingga akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis. (Snell,
2017).

5
Musculi Penis
 Musculus Bulbospongiosus
Terletak di kanan dan kiri garis tengah, meliputi bulbus penis dan
bagian posterior corpus spongiosum penis. Fungsinya adalah menekan
urethrae pars spongiosa dan mengosongkan sisa urin atau semen.
Serabut-serabut anterior juga menekan vena dorsalis penis, jadi
menghambat airan vena dari jarigan erektil dan membantu prses ereksi
penis.
 Musculus Ischiocavernosus meliputi crus penis masing-masig sisi.
Fungsi masing-masing otot ini menekan crus peis dan membantu
proses ereksi penis (Snell, 2017).
Pendarahan
 Arteriae
Corpora cavernosa penis diperdarahi oleh arteri profunda penis.
Corpus spongiosum penis diperdarahi oleh arteri bulbi penis. Sebagai
tambahan ada arteri dorsalis penis. Semua arteri diatas adalah arteri
pudenda interna (Snell, 2017).
 Venae
Venae bermuara ke vena pudenda (Snell, 2017).
Aliran Limfe
Cairan limfe kulit penis dialirkan ke kelompok medial nodus
inguinalis superficialis. Struktur profunda penis meengalirkan cairan
limfenya ke nodi iliaci interni (Snell, 2017).
Persarafan
Persyarafan Berasal dari nervus pudendus dan plexus pelvicus (Snell,
2017).

6
Gambar Anatomi Penis (Paulsen F dan Waschke J, 2015)

7
Gambar Organ Genitalia Externa: Saraf dan pembuluh darah (Paulsen
F dan Waschke J, 2015)
Urethra masculina
Fungsi utama uretra uretra maskulina adalah untuk mengangkut semen
dan urin dari tubuh. Infeksi virus dan bakteri cenderung menyebabkan
uretritis yang ditandai dengan peradangan dan nyeri buang air kecil.
Setelah kandung kemih pria penuh, uretra membawa urin ke penis dan
keluar kanalis, yang terletak diujung penis. Uretra juga membawa air
mani dan sperma keluar dari tubuh selama tindakan seksual. Urethra
masculina panjangnya sekitar 8 inci (+ 20cm) dan terbentang dari
collum vesicae urinaria sampai urethra externum pada glans penis
(Snell, 2017).
Mempunyai 3 bagian:
 Urethra pars prostatica, panjang 3cm dan berjalan melalui prostat
dari basis sampai apex. Urethra prostatica merupakan bagian yang
paling lebar dan berdiameter paling lebar dari seluruh urethra. Pada
donding posterior terdapat peninggian longitudinal yang disebut crista
urethralis.
 Urethra pars membranacea, panjang 1,25cm terletak didalam
diaphragma urogenitale dan dikelilingi oleh musculus sphincter
urethrae. Bagian ini merupakan urethra yang paling pendek dan paling
kurang dapat dilebarkan.
 Urethra pars spongiosa, panjang 15,57cm dan dibungkus didalam
bulbus dan corpus spongiosum penis. Meatus urethrae externus
merupakan bagian yang tersempit dari seluruh urethrae.
Bagian urethra yang terletak didalam glans penis yang melebar
membentuk fossa navicularis (Snell, 2017).
Pendarahan
 Arteri vesica inferior memperdarahi pars intramularis et prostatica
via rami postatici

8
 Arteri rectalis media dan arteri pudenda interna memperdarahi pars
membranacea et spongiosa (Snell, 2017).
Persarafan
 Parasimpatis merupakan inhibitirik terhadap muscle sphincter
urethrae internus
 Simpatis merupakan motorik terhadap muscle sphincter urethrae
internus
 Aferen viceralis dan aferen somatik (Snell, 2017).

Gambar: Kandung Kemih sampai uretra pars spongiosa (Paulsen F dan


Waschke J, 2015)

9
Scrotum
Scrotum adalah kantong yang menonjol keluar dari bagian bawah
dinding anterior abdomen. Scrotum berisi testis, epididymis, dan ujung
bawah funiculuc spermaticus. Skrotum terletak di antara penis dan
anus serta di depan perineum Fungsi skrotum adalah untuk
memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC
lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat
terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap
yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi (Snell,
2017).
Dinding scrotum memiliki lapisan sebagai berikut : cutis, fascia
superfisialis, muskulus dartos (otot polos) menggantikan panniculus
adiposuss, fascia spermatica ekstrena berasal dari muskulus obliqus
eksternus abdominis, fascis cremasterica yang berasal dari muskulus
obliqus internus abdominis, fascia spermatica interna yang berasal dari
fascia transversalis, dan tunika vaginalis (Snell, 2017).
Pendarahan
 Arteriae
Arteriae pudenda eksterna dari arteri femoralis dan rami skrotales
arteriae pudenda interna (Snell, 2017).
 Venae
Venae mengikuti arteri yang sama, vena pudenda eksterna menuju
vena femoralis dan rami skrotales vena pudenda interna (Snell, 2017).
Aliran limfe
Aliran limfe dari kulit dan fascia, termasuk tunika vaginalis dialirkan
ke nodi lymphoidei inguinalis superficiales (Snell, 2017).
Perarafan
Permukaan anterior scrotum diurus oleh nervus ilioinguinalis dan
ramus genitalis nervus genitofemoralis, dan permukaan posterior

10
diurus oleh cabang nervi perinealis dan nervus cutaneus femoris
posterior (Snell, 2017).

Gambar Organ Genitalia Maskulina: kulit perut dan sebagian kulit


scrotum dilepas (Paulsen F dan Waschke J, 2015)

b. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus ?

Jawab :

Berdasarkan data epidemiologi, fimosis banyak terjadi pada bayi


atau anak-anak sehingga mencapai usia 3 atau 4 tahun. Sedangkan
sekitar 1-5% kasus terjadi sampai pada usia 16 tahun hanya sekitar 4%
bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis
pada saat lahir, namun mencapai 90% pada saat usia 3 tahun dan
hanya 1-1,5% laki-laki berusia 17 tahun yang masih mengalami

11
fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan
hanya 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh
kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis
Berdasarkan American Academimy of Pediatrics, melakukan
penelitian pada anak laki-laki berusia antara 3- 6 tahun menilai
kejadian kelainan bawaan, melakukan pemeriksaan genital menilai
adanya phimosis, hipospadia, kriptorkismus, hidrokel dam hernia.
Diantara sampel ini, 55,5 % usia anak 3-4 tahun dan 44,4 % berusia5-6
tahun ditemukan memiliki phimosis persisten

c. Apa makna kemaluan anaknya yang tiba-tiba tersunat setelah bermain


dilapangan dan nyeri dan perih pada ujung kemaluannya?

Jawab :

Maknanya adalah pasien mengalami gangguan parafimosis dimana


preputium tertarik.

d. Bagaimana etiologi kemaluan anaknya yang tiba-tiba tersunat setelah bermain


dilapangan dan nyeri dan perih pada ujung kemaluannya?

Jawab :

Parafimosis dapat disebabkan oleh tindakan menarik prepusium ke


proksimal yang biasanya di lakukan pada saat bersenggama atau
masturbasi atau sehabis pemasangan kateter tetapi preputium tidak
dikembalikan ketempat semula secepatnya3,4.

e. Bagaimana patofisiologi kemaluan anaknya yang tiba-tiba tersunat setelah


bermain dilapangan dan nyeri dan perih pada ujung kemaluannya?

Jawab :

Parafimosis atau pembengkakan yang sangat nyeri pada


prepusium bagian distal dari phimotic ring, terjadi bila prepusium tetap

12
retraksi untuk waktu lama. Hal ini menyebabkan terjadinya obstruksi
vena dan bendungan pada glans penis yang sangat nyeri. Pembengkakan
dapat membuat penurunan prepusium yang meliputi glans penis menjadi
sulit5.

Seiring waktu, gangguan aliran vena dan limfatik ke penis


menjadi terbendung dan semakin membengkak. Dengan berjalannya
proses pembengkakan, suplai darah menjadi berkurang dan dapat
menyebabkan terjadinya infark/nekrosis penis, gangren, bahkan
autoamputasi6.

Bermain preputium tertarik ke dalam (sulcus coronarius)  timbul


jeratan pada penis dibelakang sulcus coronarius obstruksi vena dan
bendungan pada glans penis  edema glands penis dan hiperemis 
terasa nyeri

f. Apa saja kemungkinan penyakit pada kasus ?

Jawab :

- Parafimosis

- Fimosis

- Balanitis

- Postitis

g. Bagaimana fisiologi dari miksi ?

Jawab :

Ginjal menghasilkan urin -> urin di alirkan ke ureter -> urin masuk
dan mengisi vessica urinaria -> vol. urin dalam vessica urinaria
meningkat -> reseptor di dinding vessica urinaria meregang -> vessica
urinaria berkontraksi dan menimbulkan refleks untuk berkemih ->
kontraksi vessica urinaria akan menarik spinchter urethra interna

13
terbuka -> spinchter uretra eksterna mengalami relaksasi -> urin keluar
melalui urethra

Kapasitas maksimum vesica urinaria orang dewasa adalah sekitar


500 ml. Miksi menupakan suatu kerja refleks yang pada orang wwasa
normal dikendalikan oleh pusat yang lebih tinggi di otak Reeks
berkemilh mulai bila volume urin mencapai kurang lebih 300 ml.
Reseptor regangan di dalam dinding vesica urinaria terangsang dan
impuls tersebut diteruskan ke susunan saraf pusat, dan orang itu
mempunyal kesadaran ingin berkemih. Sebagian besar impuls naik ke
atas melalui nervi splanchnici pelvici dan masuk ke segmen sacralis
kedua, ketiga, keempat medula spinalis.

Sebagian impuls aferen berjalan bersama dengan saraf simpatik


yang membentuk plexus hypogastricus dan masuk segmen lumbalis
pertama dan kedua medula spinalis. Impuls eferen parasimpatk
meninggalkan medula spinalis dari segmen sacralis kedua, ketiga, dan
keempat lalu berjalan melalui serabut-serabut preganglionik
parasimpatik dengan perantaraan nervi splanchnic pelvici dan plexus
hypogastricus inferior ke dinding vesica urinaria, tempat nervus
tersebut bersinaps dengan neuron posganglionik. Melalui lintasan saraf
ini, otot polos dinding vesica uninaria (musculus detrusor vesicae)
berkontraksi dan musculus sphincter vesicae dibuat relaksasi. Impuls
eferen juga berjalan ke musculus sphincter urethrae melalui nervus
pudendus (2 3, dan 4), dan menyebabkan relaksasi. Bila urin masuk ke
urethra, impuls aferen tambahan berjalan ke medula spinalis dari
urethra dan memperkuat refleks. Miksi dapat dibantu oleh kontraksi
dtdt-otot abdomen yang menaikkan tekanan intraabdominalis dan anan
pelvicus sehingga timbul tekanan dari luar pada dinding vesica
urinaria

14
2. Riwayat jatuh saat bermain tidak ada. Riwayat demam tidak ada.
Idris rencananya akan dikhitan pada bulan depan. Ny. Rossi bertanya
kepada dokter apakah anak nya dapat dikhitan.

a. Apa makna riwayat tidak ada demam dan tidak ada jatuh saat bermain ?

Jawab :

Keluhan bukan karena akibat balanitis (radang pada ujung preputium)

Menyingkirkan penyebab keluhan akibat trauma pada penis

b. Apakah Anaknya bisa di khitan ?

Jawab :

Ya, karena pada parafimosis harus dilakukan dorsumsisi cito atau


segera, karena dampaknya akan menyebabkan penis menjadi nekrosis.

c. Bagaimana tahapan perkembangan embriologi pada organ genitalia


maskulina ?

Jawab :

Embriologi Sistem Genitalia Pria

Penentuan jenis kelamin pada anak melalui tiga tahap, yaitu tahap
genetik, tahap gonad, dan tahap fenotip.

1. Tahap genetik : tahap yang bergantung pada kombinasi genetik


pada saat pembuahan. Jika sperma yang membawa kromosom Y
yang membuahi oosit maka akan menjadi anak laki-laki. Namun
sebaliknya, apabila sperma yang membawa kromosom X yang
membuahi oosit maka

akan menjadi anak perempuan.

2. Tahap gonad : tahap perkembangan testis atau ovarium

15
3. Tahap fenotip : tahap diferensiasi membentuk sistem reproduksi

Perkembangan sistem genitalia manusia terdiri dari:

GONAD
Meskipun jenis kelamin mudigah ditentukan secara genetis pada
saat pembuahan, gonad belum memperoleh karakteristik morfologis
pria atau wanita sampai minggu ke tujuh perkembangan. Gonad
mulamula tampak sebagai sepanjang bumbungan longitudinal.
Genital(gambar 15-17).keduanya terbantuk oleh proliferai epitel dan
pemadatan mesenkim dibawahnya. Sel germinativum belum muncul
di genital ridge sampai minggu ke enam perkembangan.

Sel germinativum primordinal mula-mula muncul pada tahap awal


perkembngan diantara sel-sel endoderm didinding yolk sac didekat
alantois (Gambar 15.18A.) sel ini bermigrasi dengan gerakan
amuboid disepanjang mesenterium dorsal usus belakang (gambar
15.18A,B) sampai digonad primitive pada awal minggu kelima san
menginvasi genital ridge pada minggu ke enam. Jika sel ini gagak
mencapai bubungan genital ini, gonat tidak akan terbentuk. Karena
itu germinatuvum primordinal memiliki pengaruh induktif pada
perkembangan gonad menjadi ovarium atau testis.

16
Sesaat sebelum dan setibanya sel germinatvum primordinal, epitel
genital ridg berproloferasi dan sel epitel menembus mesenkim
dibawahnya. Disini sel itu membentuk sejumlah korda berbentuk
ireguler , korda seks primitive (gambar 15.19). pada mudigah pria
dan wanita korda ini berhubungan dengan epitel permukaan dan
gonad pria dan wanita mustahil dibedakan, karena itu gonad dikenal
sebagai gonad indeferen,

Penentuan sex pada janin laki-laki dan perempuan terjadi setelah


fertilisasi,  janin dapat dibedakan secara genetik melalui kromosom
sex yaitu XX atau XY. Awal perkembangan alat reproduksi pada
janin dimulai dari terbentuknya sel germinal primordial yang
kemudian mengalami peristiwa hingga terjadilah tahap indiferen
gonad, di mana gonad masih belum dapat dibedakan antara testis
dan ovarium hingga minggu ke-7 embrional. Setelah akhir minggu
ke-7 embrional  barulah dikenali diferensiasi bakal gonad

Setelah gonad terbentuk, perkembangan alat reproduksi terus


berlanjut mulai dari perkembangan duktus genetalia

17
DUCTUS GENITALIS PADA PRIA
Seiring dengan regresi mesonefros, beberapa saluran eksresi , tubuli
epigenitalis , membentuk kontak dengan korda rete testis dan
akhirnya membentuk duktulus eferens testis (Gambar 15.27).
tubulus ekskretorik di sepanjang kauda testis, tubulus para genitalis ,
tidak bergabung dengan korda rete testis. Sisa dari sluran ini secwra
ke seluruhan dikenal sebagai paradidimis.
Perkembangan alat reproduksi terus berlanjut mulai dari
perkembangan duktus genetalia yaitu duktus mesonefros (duktus
Wolff) dan duktus paramesonefros (duktus Muller) yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor molekuler hingga terbentuk genetalia
interna sampai akhir minggu ke-20. Pada wanita duktus Muller akan
berkembang menjadi tuba fallopii, uterus, dan vagina  bagian atas,
sedangkan pada pria duktus Wolff akan berkembang menjadi duktus
epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, dan duktus
ejakulatorius

GENITALIA EKSTERNA

Perkembangan genetalia eksterna dipengaruhi oleh hormon estrogen


pada wanita dan testosteron pada pria. Pada  janin laki-laki genital
tubercle tumbuh menjadi penis (glans penis, corpus spongiosum,
dan uretra) dan pada saat yang sama karena pengaruh testosteron
membentuk corpus penis dengan kedua corpus cavernosum. Kedua
genital swelling membentuk skrotum yang berlanjut hingga
terjadinya desensus dari testis pada akhir kehamilan yang
menunjukkan kematangan seksual pria.

d. Bagaimana manfaat dari khitan dan dampak tidak di khitan ?

Jawab :

Menurut Gani (2007), manfaat khitan laki-laki bagi kesehatan antara


lain adalah:

18
a. Dengan dikhitan akan terjaga dari radang kemaluan.

b. Khitan akan memberikan kekebalan pada anak dari terjangkit


penyakit radang saluran kencing.

c. Dengan khitan mampu terhindar dari penyakit kelamin.

d. Khitan juga mampu mencegah kanker..

Dampak apabila tidak di khitan akan mudah menumpuknya kotoran


yang biasa disebut smegma sehingga dapat menimbulkan infeksi pada
penis serta kanker leher rahim pada perempuan yang disetubuhinya.
Secara medis juga dibuktikan, bagian kepala penis peka terhadap
rangsangan karena banyak mengandung syaraf erotis sehingga kepala
penis yang tidak disunat lebih sensitif daripada yang disunat dan sunat
membantu mencegah ejakulasi dini.

e. Bagaimana prosedur khitanan ?

Jawab :

1. Dorsumsisi

Merupakan metode konvensional yang dilakukan dengan mengiris


kulup melingkar hingga terlepas menggunakan gunting atau pisah
bedah.

Proses ini umumnya dilakukan pada anak dan orang dewasa dengan
metode bius lokal.

Kelebihan:

Dapat diterapkan pada pasien hiperaktif dan autis.

Kekurangan:

1. Proses penyembuhan relatif lama.

19
2. Pascasunat, anak perlu menggunakan perban dan kain katun
penyangga agar penis tidak banyak bergerak.

3. Meninggalkan luka jahitan bekas sunat.

4. Proses pengerjaan relatif lama, sekitar 30-50 menit.

5. Luka tidak boleh terkena air selama beberapa hari agar


penyembuhan lebih cepat.

2. Laser (Electrical Cauter)

Prosedur ini dilakukan dengan pemotongan kulit kulup penis


dilakukan dengan logam yang dialiri listrik.

Kelebihan:

1. Perdarahan dan jahitan minimal.

2. Lama penyembuh relatif lebih cepat dibanding metode


konvensional.

3. Hanya memerlukan waktu 15-30 menit.

4. Tidak perlu menggunakan alat yang menggantung seperti pada


metode klem.

Kekurangan:

1. Prosedur harus dilakukan oleh dokter bedah.

Jika tidak dilakukan dengan benar, penis dikhawatirkan dapat


menutup kembali.

2. Luka sunat tidak boleh terkena air selama beberapa hari.

3. Jika dilakukan pada balita, dokter mungkin akan menyarankan


bius total.

20
3. Klem

Klem adalah tabung plastik khusus dengan ukuran berbeda-beda


sesuai ukuran penis.

Kulit kulup dipotong melingkar dengan pisau bedah setelah klem


terpasang pada penis.

Klem tersebut akan tetap terpasang pada penis hingga luka


mengering sekitar 3-6 hari kemudian.

Setelah luka mengering, klem akan dilepas oleh dokter.

Kelebihan:

1. Perdarahan minimal, tanpa jahitan maupun perban.

2. Luka sunat diperbolehkan terkena air.

3. Proses hanya memerlukan waktu 7-10 menit.

4. Rasa sakit relatif lebih tidak terasa, sehingga pascasunat pasien


dapat beraktivitas seperti biasa.

5. Biaya lebih mahal daripada metode konvensional, tapi relatif


lebih ter jangkau dibandingkan menggunakan laser.

Kekurangan:

1. Klem masih menempel pada penis hingga kurang lebih 5 hari


setelah sunat.

2. Penerapan pada anak hiperaktif atau autis memerlukan perawatan


ekstra agar Si Kecil tidak mencopot klem yang masih terpasang.

f. Bagaimana klasifikasi kelainan genitalia maskulina ?

Jawab :

21
Fimosis
Fimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik)
ke proksimal sampai ke korona glandis. Fimosis dialami oleh
sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adhesi alamiah antara
prepusium dengan glans penis (Basuki, 2016).
Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan berkembang, dan debris
yang dihasilkan oleh epitel prepusium (smegma) mengumpul di
dalam prepusium dan perlahan-lahan memisahkan prepusium dari
glans penis. Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat
prepusium terdilatasi perlahan-lahan sehingga prepusium menjadi
retraktil dan dapat ditarik ke proksimal. Pada saat usia 3 tahun, 90%
prepusium sudah dapat diretraksi (Basuki, 2016).
Parafimosis
Parafimosis adalah prepusium penis yang diretraksi sampai di sulkus
koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan
timbul jeratan pada penis dibelakang sulkus koronarius. Menarik
(retraksi) prepusium ke proksimal biasanya dilakukan pada saat
bersanggama/masturbasi atau sehabis pemasangan kateter. Jika
prepusium tidak secepatnya dikembalikan ke tempat semula,
menyebabkan gangguan aliran balik vena superfisial sedangkan
aliran arteri tetap berjalan normal. hal ini menyehabkan edema glans
penis dan dirasakan nyeri. jika dibiarkan badan penis di sebelah
distal jeratan makin membengkak yang akhirnya bisa mengalami
nekrosis glans penis (Basuki, 2016).
Testis Maldensensus
Pada masa janin testis berada didalam rongga abdomen dan
beberapa saat sebelum bayi dilahirkan, testis mengalami desensus
testiculorum atau turun kedalam kantung skrotum. Diduga ada
beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan testis kekantong
skrotum, antara lain : adanya tarikan dari gubernaculum testis dan
otot kremaster, perbedaan pertumbuhan gubernaculum dengan

22
pertumbuhan badan, dan dorongan dari tekanan intra abdominal
(Basuki, 2016).
Testis maldesensus dapat terjadi karena adanya kelainan pada
gubernakulum testis, kelainan intrinsik testis, atau defisiensi hormon
gonadotropin yang memacu proses desensus testis (Basuki, 2016).
Hipospadias
Hipospadias adalah kelainan kongenital yang berupa muara uretra
yang terletak disebelah ventral penis dan proksimal ujung penis.
Letak meatus uretra bisa terletak pada glandular hingga perineal.
Akngka kejadian hipospadia adalah 3,2 dari 1000 kelahiran hidup
(Basuki, 2016).
Benign Prostatic Hiperplasia (BPH)
BPH merupakan sejenis keadaan di mana kelenjar prostat
membesar dengan cepat.Tanda klinis terpenting dalam BPH adalah
ditemukannya pembesaran pada pemeriksaan colok dubur / digital
rectal examination (DRE). Hingga sekarang masih belum diketahui
secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostat; tetapi beberapa
hpotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya
dengan peningkatan kadardihidrotestoteron (DHT) dan proses aging
(menjadi tua). Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab
timbulnya hiperplasia prostat adalah: (1) teori dihidrotestoteron, (2)
adanya ketidakseimbangan antara estrogen-testoteron, (3) interaksi
antara sel stroma dan sel epitel prostat. (4) berkurangnya kematian
sel (apoptosis), dan (5) teori stem sel (Basuki, 2016).
Torsio Testis
Adalah terpelintirnya funikulus spermatikus yang berakibat
terjadinya gangguan aliran darah pada testis. Keadaan ini diderita
oleh 1 diantara 4000 pria yang berumur kurang dari 25 tahun, dan
paling banyak diderita ole anak pada masa pubertas (Basuki, 2016).
Hidrokel

23
Adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal,
cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada
dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh system
limfatik di sekitarnya. Hidrokel menurut letaknya dibagi menjadi
hidrokel testis, hidrokel funikuli, dan hidrokel komunikan (Basuki,
2016).

g. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi dari khitan ?

Jawab :

Indikasi sirkumsisi :

1. Agama

Sirkumsisi merupakan tuntutan syariat islam yang sangat mulia dan


disyariatkan baik untuk laki-laki. Mayoritas ulama muslim
berpendapat bahwa hukum sirkumsisi bagi laki-laki adalah wajib

2. Sosial budaya

Orang tua memilih melakukan khitan pada anaknya dengan alasan


sosial atau budaya seperti anak merasa malu jika belum melakukan
khitan,sehingga segera ingin melakukannya.

3. Medis

Selain dilakukan karena alasan agama, budaya dan tradisi.


Sirkumsisi juga dilakukan untuk meningkatkan higienis dan kesehatan
seseorang, karena penis yang sudah di sirkumsisi lebih mudah
dibersihkan

Kontraindikasi sirkumsisi :

24
1. Hipospadia

Hipospadia merupakan kelainan kongenital muara uretra eksternna.


Kelainan berada di ventral penis mulai dari glans penis sampai
perincum. Hipospadia terjadi karena kegagalan atau kelambatan
penyatuan lipatan uretra di garis tengah selama perkembangan
embriologi.

2. Epispadia

Epispadia adalah kelainan kongenital dimana meatus uretra terletak


pad permukaan dorsal penis. Normalnya, meatus terletak diujung
penis, namun anak laki-laki dengan epispadia, meatus terletak diatas
penis. Insiden epispadia yang lengkap sekitar 1 dalam 120.000 laki-
laki. Perbaikan dengan pembedahan dilakukan untuk memperluas
uretra ke arah glans penis. Preputium digunakan dalam proses
rekontruksi, sehingga bayi baru lahir dengan epispadia tidak boleh di
sirkumsisi

3. Riwayat persalinan : Ibad lahir dengan Berat Badan 2500gr,


cukup bulan, dan persalinan normal

Riwayat imunisasi : Imunisasi Lengkap

Riwayat tumbuh Kembang : Normal

a. Apa makna dari riwayat persalinan ?

Jawab :

Normal, untuk menyingkirkan diagnosis parafimosis akibat kelainan


kongenital

b. Apa makna dari riwayat imunisasi ?

Jawab :

25
Menyingkirkan diagnosis gangguan sistem imun

c. Apa makna dari riwayat tumbuh kembang ?

Jawab :

Maknanya keluhan yang dialami Ibad bukan dikarenakan


gangguan tumbuh kembang seperti Malnutrisi, stanting dan lainnya.

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum: Tampak sakit sedang

Kesadaran : Kompos Mentis

TB 100cm, BB 17 kg

Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg, nadi: 100x/menit, RR: 24x/menit,


suhu: 37,8c BB: 17 Kg, TB: 100 cm.

Pemeriksaan fisik umum :

Kepala : mata : konjungtiva tidak anamis , skelera tidak anemis

Thorak : simetris, retraksi tidak ada, jantung: BJ I dan II normal,


bising jantung (-) , paru : Vesikuler normal, ronki tidak ada.

Abdomen : datar, lemas, bising usus normal , hepar dan lien tidak
teraba nyeri tekan tidak ada.

Regio inguinal : tidak teraba benjolan , nyeri (-) , pembesaraan KGB


(-)

Extremitas : Akral Hangat

Pemeriksaan spesifik organ genitalia eksterna :

26
Inspeksi: ukuran penis 5,5 cm, tampak kemerahan yang minimal,
preputium terjadi retraksi, epitel dalam preputium tampak kemerahan
dan bengkak (+), skrotum tidak ada kelainan

Palpasi: nyeri tekan preputium (+)

Testis dextra dan sinistra teraba di skrotum

a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan fisik umum ?

Jawab :

Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Fisik Umum : Subfebris T:37,8

Inspeksi: ukuran penis 5,5 cm, tampak kemerahan yang minimal,


preputium terjadi retraksi, epitel dalam preputium tampak kemerahan
dan bengkak (+), skrotum tidak ada kelainan

Palpasi: nyeri tekan preputium (+)  PARAFIMOSIS

a. Bagaimana Interpretasi pemeriksaan spesifik organ genitalia eksterna ?

Jawab :

Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Fisik Umum : Subfebris T:37,8

Inspeksi: ukuran penis 5,5 cm, tampak kemerahan yang minimal,


preputium terjadi retraksi, epitel dalam preputium tampak kemerahan
dan bengkak (+), skrotum tidak ada kelainan

Palpasi: nyeri tekan preputium (+)  PARAFIMOSIS

b. Bagaimana Mekanisme abnormal pemeriksaan spesifik ?

27
Jawab :

Bermain preputium tertarik ke dalam (sulcus coronarius)  timbul


jeratan pada penis dibelakang sulcus coronarius obstruksi vena dan
bendungan pada glans penis  edema glands penis dan hiperemis 
terasa nyeri

Bermain preputium tertarik ke dalam (sulcus coronarius)  timbul


jeratan pada penis dibelakang sulcus coronarius obstruksi vena dan
bendungan pada glans penis  edema glands penis dan hiperemis
Inflamasi  mekanisme demam

c. Kemungkinan penyakit pada kasus ?

Jawab :

Parafimosis

6. Apa bila keluhan diatas dikumpulan , maka :

a. Bagaimana cara mendiagnosis ?

Jawab :

Anamnesis:
- Ibad, umur 7 tahun dibawa oleh orangtuanya (Tn. Mat Idris)
mengeluh BAK terasa sakit dan menurut orang tua nya ada sisa air
kemih setelah BAK. Menurut orang tua nya , Ibad sering mengeluh
nyeri ketika BAK sejak 6 bulan yang lalu namun tidak pernah di
obati.
Riwayat persalinan : Normal
Riwayat imunisasi : Imunisasi Lengkap
Riwayat tumbuh Kembang : Normal
Pemeriksaan Fisik : Normal
Pemeriksaan fisik umum : Normal

28
Pemeriksaan spesifik organ genitalia eksterna : didapatkan ada
sisa air kemih di preputium dan preputium tidak dapat di buka.
b. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ?

Jawab :

- parafimosis

- fimosis dengan isk

- fimosis

- balanitis

- urethritis

c. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus ?

Jawab :

1. Pemeriksaan Leukosit Urin


Sepuluh ml sampel urin yang telah dikocok merata dan
disentrifugasi dengan kecepatan 2500 – 3000 rpm selama 5 menit.
Cairan yang terdapat diatas tabung pemusing dibuang, ditinggal
endapannya. Kemudian satu tetes sedimen ditempatkan ke slide
mikroskop, tertutup dan diperiksa menggunakan mikroskop cahaya
di bawah 40x perbesaran. Pertama kali dilihat dibawah mikroskopis
dengan lapangan pandang kecil (LPK), kemudian beberapa kali
dengan lapangan pandang besar (LPB). Penilaian dilakukan dengan
melihat beberapa kali dalam beberapa kali dalam LPB. Laporan
dihasilkan bila dijumpai lebih dari 5 leukosit/LPB (Chenari M et al,
2012).
2. Pemeriksaan Kultur Urin
Pemeriksaan kultur urin adalah pemeriksaan mikrobiologi atau
biakan urin berdasarkan kuantitatif bakteri untuk menentukan
infeksi saluran kemih. Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar

29
dan sebaiknya diambil pada pagi hari. Bahan urin dapat diambil
dengan cara punksi suprapubik, dari kateter dan urin porsi tengah
(midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah
urin
porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril

d. Bagaimana working diagnosis pada kasus ?

Jawab :

Parafimosis

e. Bagaimana tatalaksana pada kasus ?

Jawab :

Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan


teknik memijat glans selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang
dan secara perlahan-lahan prepusium dikembalikan pada tempatnya.
Jika usaha ini tidak berhasil, dilakukan dorsum insisi pada jeratan
sehingga prepusium dapat dikembalikan pada tempatnya. Walaupun
demikian, setelah parafimosis diatasi secara darurat, dimana edema
dan proses inflamasi menghilang, pasien dianjurkan untuk menjalani
sirkumsisi. Tindakan sirkumsisi dapat dilakukan secara berencana
dengan pemberian anestesi serta antibiotika oleh karena kondisi
parafimosis tersebut dapat berulang atau kambuh kembali3,4,8.

30
Sirkumsisi

Sunat adalah prosedur di mana bagian dari kulup akan dihapus dan
menghasilkan non-tertutup Kelenjar. Ini adalah prosedur yang telah
dijelaskan untuk bertahun-tahun dan dilakukan hampir secara
universal orang Yahudi dan Muslim. Tingkat bayi yang baru lahir
sunat tinggi di AS (> 50%), tetapi Khitanan rutin bukanlah tradisi
dalam bahasa Populasi. Leung et al menunjukkan Khitan anak
berusia 6 hingga 12 tahun di Hong Kong untuk 10,7%.

f. Bagaimana komplikasi pada kasus ?

Jawab :

Parafimosis harus dianggap sebagai kondisi darurat karena


retraksi prepusium yang terlalu sempit di belakang glans penis ke
sulkus glandularis dapat mengganggu perfusi permukaan prepusium
distal dari cincin konstriksi dan juga pada glans penis dengan risiko
terjadinya nekrosis2.

Jika parafimosis tidak segera diterapi, hal ini dapat


mengganggu aliran darah ke ujung distal dari penis (penis tip). Pada

31
kasus yang ekstrim, hal ini mungkin dapat menyebabkan kerusakan
atau cedera ujung penis, gangren maupun hilangnya ujung penis
(penis tip)7.

g. Bagaimana prognoosis pada kasus ?

Jawab :

Dubia et Bonam

h. Bagaimana SKDU pada kasus ?

Jawab :

4A
Lulusan dokter umum mampu mendiagnosis dan melakukan
penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas.

i. Bagimana NNI pada kasus ?

Jawab :

Khitan termasuk fitrah yang disebutkan dalam hadits shahih. Dari


Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :

‫ب‬ ِ ‫ار َوقَصُّ ال َّش‬


ِ ‫ار‬ ْ َ‫ ال ِختَانُ َواال ْستِحْ دَا ُد َونَ ْتفُ ا ِإل ْب ِط َوتَ ْقلِ ْي ُم األ‬: ُ‫ط َرةُ َخ ْمس‬
ِ َ ‫ظف‬ ْ ِ‫الف‬

“Lima dari fitrah yaitu khitan, istihdad (mencukur bulu kemaluan),


mencabut bulu ketiak, memotong kuku dan mencukur kumis”

32
Maksud dari fitrah adalah, pelakunya disifati dengan fitrah yang
telah Allah Subhanahu wa Ta’ala fitrahkan hambaNya atas hal
tersebut, dan Dia telah menganjurkannya demi kesempurnaan sifat
mereka. Pada dasarnya sifat-sifat tersebut tidak memerlukan perintah
syariat dalam pelaksanaannya, karena hal-hal tersebut disukai dan
sesuai oleh fitrah.

2.1 Kesimpulan

Ibad , laki laki 7 tahun mengeluh dyusria, ada sisa urin di preputium, preputium
sempit karena mengalami fimosis yang disertai ISK et causa hygiene yang buruk

33
34
2.7 Kerangka Konsep

FR : hygiene yang
buruk

Rentan Infeksi

Penyempitan
preputium penis

Urin tersisa didalam


preputium

Fimosis

Inflamasi glans
penis

Dysuria

35
DAFTAR PUSTAKA

Basuki B Purnomo. 2016. “ Dasar-dasar Urologi, Edisi Kedua”. Jakarta: Sagung


Seto
Chenari M.et al, 2012. Assesment of Urine Analysis Diagnostic Role: Cross
Sectional Study in South Eastern of Iran. Journal of Urology.2:227-231
Drake T, Rustom J, Davies M. Phimosis in Childhood. BMJ. 2013(346)1-4.
https://www.bmj.com/content/346/bmj.f3678

Fahmy, M. (2017). Phimosis and Paraphimosis. Congenital Anomalies of the


Penis, 245–250. doi:10.1007/978-3-319-43310-3_38a

Gani, A.A. 2007. Khitan Perempuan. Jurnal Ilmu Hukum Ligalisasi.


http://Jurnal.Pdii.lip.go.id

Ivy HY Chan, Kenneth KY Wong. 2016. Common urological problems in


children: prepuce, phimosis, and buried penis . Hong Kong Med J. Volume
22 Number 3 . Division of Paediatric Surgery, Department of
Surgery, The University of Hong Kong, Queen Mary Hospital, Hong
Kong

Khaidir, M. Penilaian Tingkat Fertilitas dan Penatalaksanaannya Pada Pria. Jurnal


Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas. 2006

McGregor TB, Pike JG, Leonard MP. Pathologic and Physiologic Phimosis. Can
Fam Phys. 2007(53)445-448.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1949079/pdf/0530445.pd
f_38a

Muslihatun, WN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Fitramaya,


Yogyakarta.

Morris, Brian J .; Wiswell, Thomas E. (2013). "Sunat dan Risiko Seumur Hidup
dari Infeksi Saluran Kemih: Tinjauan Sistematis dan Analisis Meta".

36
Jurnal Urologi . 189 (6): 2118–2124. doi : 10.1016 / j.juro.2012.11.114 .
ISSN 0022-5347 . PMID 23201382

Paulsen F & Waschke J, 2015. “Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid 2, Edisi
23”. Jakarta: EGC.
Shahid Kaur, Sukhbir. 2012. Phimosis In Children . NCBI.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1949079/ diakses
pada 23 Oktober 2019.

Thomas B, Mcgregor. 2007. Pathologic and Physiologic Phimosis Approach t


The Phimotic Foreskin. NCBI.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3329654/ diakses
pada 23 Oktober 2019

Snell, Richard S. 2017. “Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi ke-
6”. Jakarta: EGC.
Yutaro Hayashi,. et al. 2011. Prepuce: Phimosis, Paraphimosis, and Circumcision.
The Scientific World Journal. Department of Nephro-urology, Nagoya
City University Graduate School of Medical Sciences, Japan

37

Anda mungkin juga menyukai