Dalam Kimia
Dalam Kimia
sulfonat yang berikatan dengan amina. Senyawa sulfonamida adalah senyawa yang
sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina. Dalam kedokteran,
istilah "sulfonamida" kadang-kadang dijadikan sinonim untuk obat sulfa, yang merupakan
turunan sulfanilamida.
Sulfaguanidin :
Larut dalam air (13 mg/100 cc), tak larut dalam NaOH, sedikit larut dalam aseton dan alkohol
Netral : negatif
- Zat + 3 tts HCl + 1 ml air + 2 tts NaNO2 0,1 % spritus : merah ungu ditarik dengan CHCl3
: hijau kuning
Sulfamezatin :
Berupa bubuk putih, kuning muda, tak berasa, TL = 193 – 198 0 C
Dengan peraksi ROUX : ungu merah ungu coklat, hijau tua kotor
Reaksi kristal
G. Prosedur Kerja
- Pemeriksaan organoleptik :
Sample 32 : Warna putih
Bentuk serbuk halus
Rasa pahit
Bau tidak berbau
Sample 59 : Warna putih kemerahan/kecoklatan
Bentuk serbuk
Rasa tidak berasa
Bau tidak berbau
- Uji kelarutan
Sample 32 : Tidak larut dalam air
Sample 59 : Tidak larut dalam air
Uji penegasan :
No Cara Kerja Hasil Dugaan Kesimpulan
1 Sample 32 + DAB HCl Larutan Sulfamezatin + Sulfamezatin
kuning
kehijauan
2 Sample 59 + vanillin + H2SO4 Larutan Sulfacetamid, -
kuning Sulfadiazin,
orange sulfamerazin
3 Sample 59 + CuSO4 Biru - -
4 Sample 59 + KBrO3 Putih - -
I. Pembahasan
Sulfanilamid dan barbital adalah suatu golongan obat yang akan diujikan dalam
praktikum ini. Beberapa golongan sulfanilamide seperti sulfaguanidin, sulfacetamid,
sulfadiazine, sulfamerazin, sulfamezathin, dsb dan golongan barbital seperti luminal akan
diujikan juga.
Pada umumnya, sulfanilamide digunakan untuk obat kemoterapi yang dapat mengobati
penyakit saluran kemih, serta luminal biasa digunakan dalam obat penenang yang termasuk
ke dalam golongan psikotropika. Dalam praktikum terdapat 8 sample yang akan
diidentifikasi, 7 sample golongan sulfanilamid dan 1 golongan barbital yaitu luminal.
Pada pengujian sample pertama dengan menggunakan uji organoleptis dari 2 sample
yang didapat, yaitu sample nomor 32 dan 59. Pada sample nomor 32 mempunyai warna
putih, tidak berbau, berbentuk serbuk, dan rasa yang pahit. Sedangkan pada sample 59
mempunyai warna putih kecoklatan serta tidak berasa, dan bentuk serta bau sama seperti
sample nomor 32.
Uji kedua yaitu uji kelarutan, kedua sample diatas tidak larut dalam air, kemungkinan
besar kedua sample diatas adalah golongan sulfanilamide, karena jika golongan
barbital/luminal jika sample direaksikan dengan air akan terlarut.
Pada uji penegasan, sample nomor 32 cukup diidentifikasi dengan mereaksikan antara
sample dengan DAB HCl yang akan menghasilkan warna kuning kehijauan, sesuai dalam
teori jika sulfamezatin direaksikan dengan DAB HCl akan menghasilkan warna positif
kuning kehijauan.
Pada uji penegasan sample nomor 59 cukup sulit dilakukan, dengan dugaan antara
sulfacetamid, sulfaguanidin dan sulfamerazin, tetapi dalam kenyataannya adalah
sulfaguanidin. Sample 59 direaksikan dengan DAB HCl menghasilkan warna kuning orange,
dan hasil ini positif untuk sulfacetamid, sulfadiazine dan sulfamerazin, dan direaksikan
dengan vanillin serta asam sulfat menghasilkan warna larutan kuning. Sample 59 bukan dari
dugaan 3 sulfa di atas, melainkan sulfaguanidin. Mungkin terdapat kesalahan dengan
beberapa factor diantaranya adalah kurangnya percobaan dalam mereaksikan dan hanya focus
terhadap 3 dugaan sulfa di atas.
BAB I
PENDAHULUAN
materi. Dahulu hal tersebut adalah tujuan utama seorang ahli kimia analitik. Tetapi
dalam kimia analitik modern aspek-aspek juga meliputi identifikasi suatu zat
elusidasi struktur dan analisis kuantitatif komposisinya. Ada dua hal mengapa kimia
dan biokimia dan kedua kimia analitik terpakai sangat luas di cabang-cabang ilmu
lmu kimia klinik, zat padat dan elektronik, oseanografi, ilmu forensik dan penelitian
luar angkasa.
Mutu suatu produk dapat menyimpang dari standar yang dipersyaratkan, tetapi
dalam melakukan suatu analisis, kita juga harus yakin bahwa mutu adalah bagian
integral pada semua proses industry modern dan tidak terkecuali industri farmasi.
untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu
senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya. Analisis kualitatif
obat yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan
dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam
suatu sampel.
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara analisis kualitatif
Adapun tujuan dari percobaan ini untuk menentukan cara analisis kualitatif
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah melakukan uji sesuai dengan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Ringkas
penanganan infeksi saluran kemih ( ISK ). Demi pengertian yang baik pertama-tama
kedua kelompok tadi. Antibiotika ISK lainya penisilin atau sefalosforin dan amini
tertentu.
maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat kecil, garam alkalinya lebih
baik, walaupun larutan ini tidak stabil karena mudah terurai. (Tjay, 2007).
bakteri, dan umumnya digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (ISK).
2012).
menghasilkan asam folat yang bertindak sebagai koenzim dalam sintesis purin,
(Anonim, 2012).
B. Uraian Bahan
bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru
eter p.
rasa.
menusuk kuat
HCl : 1 ml
Aquadest : ad 100 ml
Atau
Co-nitrat : 2 gram
HCl : 1 ml
Aquadest : ad 100 ml
Rumus bangun :
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
(95%) P dan dalam aseton P, mudah larut dalam asam mineral encer dan dalam
Kegunaan : Antibakteri
Rumus bangun :
Kelarutan : Larut dalam 200 bagian air, sangat mudah larut dalam air
mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) P dan sangat sukar larut dalam
kloroform P
cahaya.
Kegunaan : Antibakteri
(121-33-5)
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak kuning, rasa
dan bau khas, dipengaruhi cahaya, larutan bereaksi asam terhadap lakmus
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, kloroform,
Dallam eter dan dalam larutan alkali hidroksida tertentu, larut dalam gliserin dan
BAB III
METODE KERJA
1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Corong
c. Gelas kimia
d. Gelas ukur
e. Erlenmeyer
f. Handscun
g. Labu ukur
i. Lampu spiritus
j. Masker
k. Rak tabung
l. Sendok tanduk
m. Sendok porselin
n. Timbangan
o. Tabung reaksi
p. Pipet tetes
B. Bahan
a. Alkohol 70 %
b. Aquadest
c. HCl Pekat
d. Co-Nitrat
e. CuSO4 1 %
f. Pereaksi Parry
g. Sampel D1
h. Sampel D2
i. Vanilin 1 %
j. Tissue
C. Cara kerja
1. Uji Organoleptis
a. Untuk CuSO4 1 %
warna putih susu lama kelamaan warna putih endapan putih kebiruan.
kebiruan.
b. Untuk Vanillin 1 %
kekuningan.
dilarutkan dengan pereaksi NH4OH hingga menghasilkan warna putih susu lama
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Uji Organoleptis
Hasil
Hasil
(menurut Keteran
No Sampel Pereaksi (Menurut
hasil gan
Literatur)
praktikum)
1. D1 CuSO4 Endapan Ungu -
1% warna putih
susu, lama-
kelamaan
berwarna
putih
kebiruan.
warna putih
NH4OH +
kelamaan
endapan
merah
2. D2 CuSO4 Endapan putih -
1% hijau
kebiruan
putih
NH4OH + kekuningan
kemudian ungu
Hitam
Alkohol 70 % kemerahan
Putih Putih +
B. Pembahasan
Dalam kimia, rumus fungsi sulfonamide –s C=72-NH2, sebuah gugus sulfonat yang
Pada uji organoleptis sampel D1 berwarna putih, bentuk sebuk halus dan tidak
berbau, sedangkan pada sampel D2 berwarna putih, bentuk serbuk halus dan tidak
berbau.
Pada uji golongan / uji penegasan, untuk Sampel D1, pada tabung pertama
endapan putih. Pada tabung ketiga ditambahkan NH4OH menghasilkan warna putih.
Dari percobaan ini diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan literature, dimana
dengan Vanilin menghasilkan warna coklat, dan jika direaksikan dengan NH 4OH +
Vanilin menghasilkan warna bening, dan jika direaksikan dengan NH 4OH + Parry
BAB II
PEMBAHASAN
a. Berupa bubuk tak berwarna dan kuning muda, hampir tidak berasa, T.L 234 o
b. Dengan pereaksi p-DAB-HCl : merah jingga
c. Dengan pereaksi ROUX : ungu – ungu biru – biru, hijau – hijau bagus dalam 15 menit
d. Dengan CuSO4 : coklat – abu – abu
e. Dengan Indophenol : rosa
f. Dengan Vanilin : merah stabil
g. Sublimat : 159 – 160 0 C
h. Memberi reaksi Raybin : (+)
i. Dengan reaksi kristal
Sulblimasi, asam pikrat, aseton – air, dragendorf, bouchardat, dan Fe-kompleks
a. Sulfamethyl Thiazol
Berupa kristal putih, TL = 238 – 240 o C
j. Sedikit larut dalam air, tak larut dalam eter dan alkohol
k. Larut dalam alkali dan alkaloid
l. Dengan pereaksi p-DAB-HCl : jingga
m. Dengan KBrO3 : ungu lalu mengendap
n. Dengan KBrO¬3 pekat : kuning coklat
o. Dengan KBrO3 encer : kuning saja
p. Dengan reaksi kristal
Aseton – air, bouchardat, dan sublimasi
b. Sulfamezatin