Anda di halaman 1dari 25

Dalam kimia, gugus fungsi sulfonamida dituliskan -S(=O)2-NH2, sebuah gugus

sulfonat yang berikatan dengan amina. Senyawa sulfonamida adalah senyawa yang

mengandung gugus tersebut. Beberapa sulfonamida dimungkinkan diturunkan dari asam

sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina. Dalam kedokteran,

istilah "sulfonamida" kadang-kadang dijadikan sinonim untuk obat sulfa, yang merupakan

turunan sulfanilamida.

Reaksi pada golongan sulfanilamide :

Sulfaguanidin :

Berupa bubuk putih tak berasa dengan TL = 185 0 C

Larut dalam air (13 mg/100 cc), tak larut dalam NaOH, sedikit larut dalam aseton dan alkohol

dan larut dalam asam mineral

Dengan pereaksi p-DAB-HCl : jingga

Dengan Roux : kuning, hijau-hijau

Dengan CuSO4 : Alkalis : biru tua

Netral : negatif

- Dengan indofenol ; kuning coklat (basa)

- Pyrolisa : NH3 dan ungu

- KBrO3 : ungu – coklat tua

- Penambahan NaOH dipanaskan NH3 keluar

- Zat + 3 tts HCl + 1 ml air + 2 tts NaNO2 0,1 % spritus : merah ungu ditarik dengan CHCl3

: hijau kuning

Sulfamezatin :
Berupa bubuk putih, kuning muda, tak berasa, TL = 193 – 198 0 C

Dalam air larut : 150 mg/100 cc

Dengan peraksi ROUX : ungu merah ungu coklat, hijau tua kotor

Dengan p-DAB-HCl : kuning jingga


Dengan vanillin : merah jingga

Dengan KBrO3 : ungu lemah-coklat kuning

Dengan Indophenol : merah

Dengan CuSO4 : jingga coklat

Dengan pyrolisa : coklat keluar H2S

Reaksi kristal

Sublimas, aseton – air, dragendorf, p-DAB-Cl, bouchardat, Fe-kompleks.

F. Alat dan Bahan


Alat :
1. Pipet tetes
2. Spirtus
3. Kaki tiga
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung
6. Gelas kimia
Bahan :
1. Sample 32 dan sample 59
2. Vanilin, asam sulfat, DAB HCl, aseton, aquadest, H2SO4, CuSO4, KBrO3, dll

G. Prosedur Kerja
- Pemeriksaan organoleptik :
Sample 32 : Warna putih
Bentuk serbuk halus
Rasa pahit
Bau tidak berbau
Sample 59 : Warna putih kemerahan/kecoklatan
Bentuk serbuk
Rasa tidak berasa
Bau tidak berbau

- Uji kelarutan
Sample 32 : Tidak larut dalam air
Sample 59 : Tidak larut dalam air

- Uji penegasan : Sample 32 dan 59 direaksikan dengan pereaksi anorganik.

H. Data dan Hasil Pengamatan


Uji organoleptis :
No Sample Warna Bentuk Rasa Bau Dugaan Simpulan
1 32 Putih Serbuk Pahit Tidak - -
halus berbau
2 59 Putih Serbuk Tidak Tidak - -
kecoklatan halus berasa berbau

Uji penegasan :
No Cara Kerja Hasil Dugaan Kesimpulan
1 Sample 32 + DAB HCl Larutan Sulfamezatin + Sulfamezatin
kuning
kehijauan
2 Sample 59 + vanillin + H2SO4 Larutan Sulfacetamid, -
kuning Sulfadiazin,
orange sulfamerazin
3 Sample 59 + CuSO4 Biru - -
4 Sample 59 + KBrO3 Putih - -

I. Pembahasan
Sulfanilamid dan barbital adalah suatu golongan obat yang akan diujikan dalam
praktikum ini. Beberapa golongan sulfanilamide seperti sulfaguanidin, sulfacetamid,
sulfadiazine, sulfamerazin, sulfamezathin, dsb dan golongan barbital seperti luminal akan
diujikan juga.
Pada umumnya, sulfanilamide digunakan untuk obat kemoterapi yang dapat mengobati
penyakit saluran kemih, serta luminal biasa digunakan dalam obat penenang yang termasuk
ke dalam golongan psikotropika. Dalam praktikum terdapat 8 sample yang akan
diidentifikasi, 7 sample golongan sulfanilamid dan 1 golongan barbital yaitu luminal.
Pada pengujian sample pertama dengan menggunakan uji organoleptis dari 2 sample
yang didapat, yaitu sample nomor 32 dan 59. Pada sample nomor 32 mempunyai warna
putih, tidak berbau, berbentuk serbuk, dan rasa yang pahit. Sedangkan pada sample 59
mempunyai warna putih kecoklatan serta tidak berasa, dan bentuk serta bau sama seperti
sample nomor 32.
Uji kedua yaitu uji kelarutan, kedua sample diatas tidak larut dalam air, kemungkinan
besar kedua sample diatas adalah golongan sulfanilamide, karena jika golongan
barbital/luminal jika sample direaksikan dengan air akan terlarut.
Pada uji penegasan, sample nomor 32 cukup diidentifikasi dengan mereaksikan antara
sample dengan DAB HCl yang akan menghasilkan warna kuning kehijauan, sesuai dalam
teori jika sulfamezatin direaksikan dengan DAB HCl akan menghasilkan warna positif
kuning kehijauan.
Pada uji penegasan sample nomor 59 cukup sulit dilakukan, dengan dugaan antara
sulfacetamid, sulfaguanidin dan sulfamerazin, tetapi dalam kenyataannya adalah
sulfaguanidin. Sample 59 direaksikan dengan DAB HCl menghasilkan warna kuning orange,
dan hasil ini positif untuk sulfacetamid, sulfadiazine dan sulfamerazin, dan direaksikan
dengan vanillin serta asam sulfat menghasilkan warna larutan kuning. Sample 59 bukan dari
dugaan 3 sulfa di atas, melainkan sulfaguanidin. Mungkin terdapat kesalahan dengan
beberapa factor diantaranya adalah kurangnya percobaan dalam mereaksikan dan hanya focus
terhadap 3 dugaan sulfa di atas.

Laporan KFA SULFONAMIDA

BAB I

PENDAHULUAN

Kimia analitik pada dasarnya menyangkut penentuan komposisi kimiawi suatu

materi. Dahulu hal tersebut adalah tujuan utama seorang ahli kimia analitik. Tetapi

dalam kimia analitik modern aspek-aspek juga meliputi identifikasi suatu zat

elusidasi struktur dan analisis kuantitatif komposisinya. Ada dua hal mengapa kimia

analitik merupakan satu-satunya cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai

penerapan begitu luas. Pertama, kimia analitik menawarkan banyak sekali


pemakaian dalam bermacam ilmu disiplin kimia anorganik, kimia organik, kimia fisik

dan biokimia dan kedua kimia analitik terpakai sangat luas di cabang-cabang ilmu

pengetahuan lainnya seperti ilmu-ilmu lingkungan, ilmu pertanian, ilmu kedokteran,

lmu kimia klinik, zat padat dan elektronik, oseanografi, ilmu forensik dan penelitian

luar angkasa.

Mutu suatu produk dapat menyimpang dari standar yang dipersyaratkan, tetapi

dalam melakukan suatu analisis, kita juga harus yakin bahwa mutu adalah bagian

integral pada semua proses industry modern dan tidak terkecuali industri farmasi.

Kimia Farmasi Analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan metode

untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu

senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya. Analisis kualitatif

merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies,dan atau senyawa

obat yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan

dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam

suatu sampel.

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara analisis kualitatif

terhadap obat-obat golongan sulfonamida.

Adapun tujuan dari percobaan ini untuk menentukan cara analisis kualitatif

terhadap obat-obat golongan sulfonamida.

Adapun prinsip dari percobaan ini adalah melakukan uji sesuai dengan

golongan obat untuk mengidentifikasi golongan sulfonamida dengan menggunakan

pereaksi yang spesifik (parry, vanillin, dan CuSO4).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Ringkas

Sulfonamida dan senyawa kuinolin merupakan kelompok obat penting pada

penanganan infeksi saluran kemih ( ISK ). Demi pengertian yang baik pertama-tama

akan dibicarakan secara singkat beberapa aspek dari ISK, termaksud

penangananya. Kemudian pada bagian berikutnya akan dibahas secara mendalam

kedua kelompok tadi. Antibiotika ISK lainya penisilin atau sefalosforin dan amini

glikosida. (Tjay, 2007).

Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara

sistematik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia.

Penggunaan sulfonamide kemudian terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun

1970 penemuan kegunaan sediaan kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol

meningktakan kembali penggunaan sulfonamide untuk pengobatan penyakit infeksi

tertentu.

Sulfonamida merupakan kelompok zat antibakteri dengan rumus dasar yang

sama yaitu H2N-C6H4-SO2NHR dan R adalah pelbagai macam substituen. Pada

prinsipnya senyawa ini dapat digunakan terhadap berbagai infeksi.

Sulfonamida bersifat amfoter artinya dapat membentuk garam dengan asam

maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat kecil, garam alkalinya lebih

baik, walaupun larutan ini tidak stabil karena mudah terurai. (Tjay, 2007).

Sulfadiazin adalah sulfonamida antibiotik . Ini menghilangkan bakteri yang

menyebabkan infeksi dengan menghentikan produksi asam folat di dalam sel

bakteri, dan umumnya digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (ISK).

Dalam kombinasi, sulfadiazin dan pirimetamin , dapat digunakan untuk mengobati


toksoplasmosis , penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. (Anonim,

2012).

Sulfanilamide adalah sulfonamida antibakteri . Secara kimia, itu adalah molekul

yang mengandung sulfonamide kelompok fungsional melekat pada anilin . Sebagai

antibiotik sulfonamide, itu berfungsi dengan kompetitif menghambat (yaitu, dengan

bertindak sebagai substrat analog) enzimatik reaksi yang melibatkan para-

aminobenzoic acid (PABA). PABA dibutuhkan dalam reaksi enzimatik yang

menghasilkan asam folat yang bertindak sebagai koenzim dalam sintesis purin,

pirimidin dan asam amino lainnya.

Istilah "sulfanilamid" juga digunakan untuk menggambarkan keluarga molekul

yang mengandung kelompok-kelompok fungsional. Contoh meliputi:

a. Furosemide , sebuah loop diuretik

b. Sulfadiazin , sebuah antibiotik

c. Sulfamethoxazole , sebuah antibiotik

(Anonim, 2012).

B. Uraian Bahan

1. Alkohol (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol, alkohol

Rumus molekul : C2H5OH

Berat Molekul : 46,07

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah

bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru

yang tidak berasap.


Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan dalam

eter p.

Penyimpan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya.

Kegunaan : Zat tambahan

2. Aquadest (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air suling

Rumus Kimia : H2O

Berat Molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai

rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. Co-Nitrat (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi : COBALT (II) NITRIT

Nama lain : Kobalt (II) Nitrat

Rumus kimia : Co (NO3)2.6H2O

Pemeriaan : Hablur, merah, meleleh basah

Kelarutan : Larut dalam air

4. CuSO4 (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi : CUPRI SULFAT

Nama Lain : Tembaga (II) sulfat

Rumus Kimia : CuSO4

Berat Molekul : 159,60

Pemerian : Serbuk keabuan

Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat adatif

5. HCl (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : Asam klorida

Rumus Kimia : HCl

Berat Molekul : 36,46

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang jika

diencerkan 2 bagian volume air, asap akan hilang.

Bobot Jenis : Lebih kurang 1,18

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

6. NH4OH (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi : AMMONIA

Nama Lain : Amonia

Rumus Molekul : NH4OH

Berat Molekul : 36,05

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,

menusuk kuat

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

7. Pereaksi parry ( Tim Dosen, Hal. 35 )

Larutan CoCl2 : 2 gram

HCl : 1 ml

Aquadest : ad 100 ml
Atau

Co-nitrat : 2 gram

HCl : 1 ml

Aquadest : ad 100 ml

8. Sulfadiazin (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi : SULFADIAZINUM

Nama Lain : Sulfadiazin

Rumus Molekul : C10H10N4O2S

Berat Molekul : 250, 27

Rumus bangun :

Pemerian : Serbuk putih kekunigan atau putih agak merah jambu,

hampir tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol

(95%) P dan dalam aseton P, mudah larut dalam asam mineral encer dan dalam

larutan alkali hidroksida

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya matahari.

Kegunaan : Antibakteri

Dosis Maksimum : Sekali 2 gram, sehari 8 gram

9. Sulfanilamida (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi : SULFANILAMIDU

Nama Lain : Sulfanilamida

Rumus Molekul : C6H8N2O2S


Berat Molekul : 172, 21

Rumus bangun :

Pemerian : Hablur serbuk halus atau putih, tidak berbau,

rasa agak pahit kemudian manis.

Kelarutan : Larut dalam 200 bagian air, sangat mudah larut dalam air

mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) P dan sangat sukar larut dalam

kloroform P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari

cahaya.

Kegunaan : Antibakteri

10. Vanillin (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi : VANILLINUM

Nama Lain : Vanillin; 4-Hidroksi-3-metoksibenzaldehida

(121-33-5)

Rumus Molekul : C8H8O3

Berat Molekul : 152,5

Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak kuning, rasa

dan bau khas, dipengaruhi cahaya, larutan bereaksi asam terhadap lakmus

Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, kloroform,

Dallam eter dan dalam larutan alkali hidroksida tertentu, larut dalam gliserin dan

dalam air panas


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Batang pengaduk

b. Corong

c. Gelas kimia

d. Gelas ukur

e. Erlenmeyer

f. Handscun

g. Labu ukur

h. Lap kasar dan lap halus

i. Lampu spiritus

j. Masker

k. Rak tabung

l. Sendok tanduk

m. Sendok porselin

n. Timbangan

o. Tabung reaksi

p. Pipet tetes
B. Bahan

a. Alkohol 70 %

b. Aquadest

c. HCl Pekat

d. Co-Nitrat

e. CuSO4 1 %

f. Pereaksi Parry

g. Sampel D1

h. Sampel D2

i. Vanilin 1 %

j. Tissue

C. Cara kerja

1. Uji Organoleptis

A. Disiapkan alat dan bahan

B. Diamati bentuk, warna, bau, dan rasa.

2. Uji Golongan / Uji Penegasan

a. Untuk CuSO4 1 %

1) Untuk kode sampel D1

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Diambil sampel D1 secukupnya masukkan dalam tabung

c) Reaksi kemudian dilarutkan dengan pereaksi CuSO4 1 % hingga menghasilkan

warna putih susu lama kelamaan warna putih endapan putih kebiruan.

2) Untuk Kode sampel D2

a) Disiapkan alat dan bahan


b) Diambil sampel D2 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dengan pereaksi CuSO4 1 % hingga menghasilkan endapan hijau

kebiruan.

b. Untuk Vanillin 1 %

1) Untuk kode sampel D1

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Diambil sampel D1 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dengan pereaksi vanilin 1 % hingga menghasilkan endapan putih.

2) Untuk kode sampel D2

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Diambil sampel D2 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dengan pereaksi vanillin 1 % hingga menghasilkan endapan putih

kekuningan.

c. Untuk NH4OH + Pereaksi Parry

1) Untuk kode sampel D1

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Diambil sampel D1 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dengan pereaksi NH4OH hingga menghasilkan warna putih susu lama

kelamaan warna putih endapan. Kemudian ditambahkan Pereaksi Parry

menghasilkan endapan merah.

2) Untuk kode sampel D2

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Diambil sampel D2 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dengan pereaksi NH4OH hingga menghasilkan warna kuning. Kemudian

ditambahkan Pereaksi Parry menghasilkan endapan hitam kemerahan.


d. Untuk Alkohol 70 %

1) Untuk kode sampel D1

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Diambil sampel D1 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dengan alkohol 70 % hingga menghasilkan warna bening.

2) Untuk kode sampel D2

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Diambil sampel D2 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian

dilarutkan dengan alkohol 70 % hingga menghasilkan warna bening.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

1. Uji Organoleptis

No Kode Sampel Warna Bentuk Bau Rasa


1. D1 Putih Serbuk Tidak Tidak
halus berbau berasa
2. D2 Putih Serbuk Tidak Tidak

halus berbau berasa


2. Uji Golongan / Uji Penegasan

Hasil
Hasil
(menurut Keteran
No Sampel Pereaksi (Menurut
hasil gan
Literatur)
praktikum)
1. D1 CuSO4 Endapan Ungu -

1% warna putih

susu, lama-

kelamaan

berwarna

putih

kebiruan.

Vanillin 1 % Endapan Coklat -

warna putih

NH4OH +

Parry Endapan Hijau kotor - -

putih, lama- ungu

kelamaan

endapan

merah
2. D2 CuSO4 Endapan putih -

1% hijau

kebiruan

Vanillin 1 % Endapan bening +

putih

NH4OH + kekuningan

Parry Kuning Hijau kotor- +

kemudian ungu

Hitam

Alkohol 70 % kemerahan

Putih Putih +

B. Pembahasan

Dalam kimia, rumus fungsi sulfonamide –s C=72-NH2, sebuah gugus sulfonat yang

berkaitan dengan amina. Senyawa sulfanimoda adalah senyawa mengandung

gugus tersebut. Beberapa sulfanomida dimungkinkan diturunkan juga dari asam

sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina.

Dalam kedokteran, istilah “ Sulfanomida” kadang – kadang dijadiakan siinonim untuk

obat sulfa,yang merupakan turunan sulfanilamid.

Pada percobaan golongan sulfonamida digunakan sampel yaitu Sampel D 1 dan

sampel D2 dimana masing – masing sampel terlebih dahulu dilakukan :

1. Uji organoleptis yaitu diamati bau, bentuk, warna, dan rasa.


2. Uji Golongan / Uji penegasan

Pada uji organoleptis sampel D1 berwarna putih, bentuk sebuk halus dan tidak

berbau, sedangkan pada sampel D2 berwarna putih, bentuk serbuk halus dan tidak

berbau.

Pada uji golongan / uji penegasan, untuk Sampel D1, pada tabung pertama

ditambahkan CuSO4 1 % menghasilkan warna putih lama kelamaan endapan putih

kebiruan. Pada tabung kedua ditambahkan pereaksi Vanillin 1 % menghasilkan

endapan putih. Pada tabung ketiga ditambahkan NH4OH menghasilkan warna putih.

Kemudian ditambahkan pereaksi Parry menghasilkan endapan merah.

Untuk sampel D2, pada tabung pertama ditambahkan CuSO4 1 % menghasilkan

endapan hijau kebiruan. Pada tabung kedua ditambahkan pereaksi Vanillin 1 %

menghasilkan endapan putih kekuningan. Pada tabung ketiga ditambahkan NH 4OH

menghasilkan warna putih. Kemudian ditambahkan pereaksi Parry menghasilkan

endapan hitam kemerahan.

Dari percobaan ini diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan literature, dimana

Sulfadiazin jika ditambahkan CuSO4 menghasilkan warna ungu, jika direaksikan

dengan Vanilin menghasilkan warna coklat, dan jika direaksikan dengan NH 4OH +

Parry menghasilkan Hijau kotor – ungu. Sedangkan pada Sulfanilamid jika

direaksikan dengan CuSO4 menghasilkan warna putih, jika direaksikan dengan

Vanilin menghasilkan warna bening, dan jika direaksikan dengan NH 4OH + Parry

menghasilkan warna Hijau kotor – ungu.

Adapun ketidaksesuaian hasil yang diperoleh dengan literatur, disebabkan oleh :

Alat yang digunakan kurang steril

Sampel yang digunakan kurang baik

Kurangnya ketelitian dalam melakukan percobaan


AB I
PENDAHULUAN
Dalam kimia, gugus fungsi sulfonamida dituliskan -S(=O)2-NH2, sebuah gugus sulfonat
yang berikatan dengan amina. Senyawa sulfonamida adalah senyawa yang mengandung
gugus tersebut.
Beberapa sulfonamida dimungkinkan diturunkan dari asam sulfonat dengan menggantikan
gugus hidroksil dengan gugus amina.
Dalam kedokteran, istilah “sulfonamida” kadang-kadang dijadikan sinonim untuk obat sulfa,
yang merupakan turunan sulfanilamida.

Struktur senyawaan sulfonamide

BAB II
PEMBAHASAN

Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistemik untuk


pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia
Sulfonamida merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih
(ISK). Demi pengertian yang baik, pertama – tama akan dibicarakan sepintas lalu beberapa
aspek dari aspek dari ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) hampir selalu diakibatkan oleh bakteri aerob dari flora usus.
Penyebab infeksi bagian bawah atau cystitis ( radang kandung) adalah pertama kuman gram
negative. Pada umumnya, seseorang dianggap menderita ISK bila terdapat lebih dari 100.000
kuman dalam 1 ml urine.
Antara usia lebih kurang 15 dan 60 tahun jauh lebih banyak wanita daripada pria menderita
ISK bagian bawah, dengan perbandingan Ca dua kali sekitar pubertas dan lebih dari 10 kali
pada usia60 tahun . hal ini dapat dijelaskan bahwa fakta bahwa sumber infeksi kebanyakan
adalah flora usus. Pada wanita, uretranya hanya pendek (2 -3 cm), sehingga kamdung kemih
mudah dicapai oleh kuman – kuman dari dubur melalui perineum, khususnya pada basil –
basil E.coli. pada pria disamping uretranya lebih panjang (15-18 cm), cairan prostatnya juga
memiliki sifat – sifat bakterisid sehingga menjadi pelindung terhadap infeksi oleh kuman –
kuman patogen
Sebagai kemoterapuetikum dalam resep, biasanya sulfa dikombinasikan dengan natrium
bikarbonat atau natrium sitras untuk mendapatkan suasana alkalis, karena jika tidak dalam
suasana alkalis maka sulfa – sulfa akan menghablur dalam saluran air kecing, hal ini akan
menimbulkan iritasi yang cukup mengerikan . Tapi tidak semua sulfa dikombinasikan dengan
natrium bikarbonat atau natrium sitrat. Misalnya Trisulfa dan Elkosin. Hal ini karena pH-nya
sudah alkalis, maka kristal urea dapat dihindari
Sulfonamida berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam
natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah sulfanilamide. Berbagai variasi radikal R
pada gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi gugs amino (NH2) menyebabkan perubahan
sifat fisik, kimia dan daya antibaktreri sulfonamida
Rumus umum Sulfonamida

R1 – H atau sisa ftalat atau suksinat


R2- H radikal alifatis atau heterosiklik
A. Pemakaian
1. Kemoterapeutikum : Sulfadiazin, Sulfathiazol
2. Antidiabetikum : Nadisa, Restinon, dll
3. Desibfektan saluran air kencing : Thidiour
4. Diuretikum : Diamox
B. Sifat – sifat
1. Bersifat ampoter, karena itu sukar dpindahka dengan acara pengocokan yang digunakan
dalam analisa organik
2. Mudah larut dalam aseton, kecuali Sulfasuksidin, Ftalazol dan Elkosin
C. Kelarutan
1. Umumnya tidak melarut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air anas. Elkosin
biasanya larut dalam air panas dan dingin.
2. Tidak larut dalam eter, kloroform, petroleum eter,
3. Larut baik dalam aseton
4. Sulfa – sulfa yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebas akan mudah larut dalam
HCl encer. Irgamid dan Irgafon tidak lariut dalam HCl encer.
5. Sulfa – sulfa dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalam HCl, misalnya septazin,
soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan tetapi larut dalam NaOH
6. Sulfa dengan gugusan –SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasak dengan asam kuat HCl
atau HNO3.
D. Identifikasi
a. cara kelarutan
1) Larut dalam air
a) Garam – garam natriumnya
b) Sulfonamidum
c) Sulfonamida = larut sebagian air

2) Diasamkan dengan asam cuka 3 %


a) Larut : Sulfanilamid
Sulfacetamid
Soluseptazin
b) Tidak larut : Sulfadiazin
Sulfamorazin
Sulfametazin
Sulfatiazol
Sulfapyridin
Irgafen
Irgamid
c) Larut dalam alkohol 96%
Sulfacetamid, Irgamid, Igafen, Sulfathiazol Na
d) Tidak larut dalam alkohol 96 %
Sulfadiazin Na, Sulfamerazin Na, Sulfametazin Na, Sulfapyridin Na, dan Sulfathiazol Na.
e) Larut dalam asam cuka 7%
Sulfanalamid, Sulfacetamid, Soluseptazin
f) Tidak larut dalam air
larut dalam air panas : sulfanalamid, sulfasetamid
g) Tidak larut dalam NaOH 10 %
Irgafen, Septiazin, Radilon, Sulfaguanidin
b. Larutan penampak noda
1) Larutan Roux ; selektif, warnanya tertentu
2) Pereaksi Erlich ; jungga dan tahan lama, sensitif
3) Pereaksi p-DAB-HCl : jingga
c. Larutan Pengelusi
1. Butanol : NH4OH : air = 4 : 1 :5
Ketiganya dikocok dengan alat corong pisah, terjadi dua lapisan, lapisan atas adalah butanol,
lapisan yang jernih adalah NH4OH
2. Butanol : pyridin = 8 : 1
3. Butanol : HCl (1 :5) = 10 : 1
Yang dilihat adalah nilai RF nya yang dihitung daru ratio antara naiknya lapisan dengan
naiknya pelarut pengelusi.
E. Reaksi Reaksi Umum
1. Reaksi elementer terhadap C, H, S : positif
2. Reasi terhadap gugus gugus amin : reaksi diazotasi, reaksi dengan p-DAB- HCl , reaksi
korek api, dan reaksi indohenol
3. Reaksi terhadap gugus sulfon :
Zat + H2SO4 30% + 1 tts FeCl3 + HNO3 dan FeCl3 atau Barium Nitrat : endapan BaSO3
putih
4. Reaksi Purfurol : terhadap gugus amin bebas:
1 tts reagen (2 % purfurel dalam asam asetat ) + zat memberi warna merah tua, ungu positif
kecuali sulfasuksidin, thalazol, Septazin
5. Reaksi Vanilin : Huckhal dan Turftiti
Terhadap derivat metil pyridin , diatas kaca arloji atau objek : 1 tts + H2SO4 + beberapa
kristal vanilin, campurkan + zat panaskan diatas nyala api kecil : kuning atau hijau muda
Kecuali : sulfamerazin Na : merah tua, sulfamezathin Na : merah tua Irgamid : hijau tua –
hitam dengan tepi merah
6. Rekasi Korek api
Zat + HCl encer lalu kedalamnya dicelupkan korek api, maka timbul warna jingga sampai
jingga kuning. Asam sulfanilat : Kuning
7. Rekasi Diazotasi : untuk amin aromatik primer
Zat + 2 tts HCl 2 N dan air : + NaOH dan teteskan larutan 0,1 g beta-naftol dalam 2 ml
NaOH, endapan jingga kemudian merah darah. Kalau yang dipakai alfa naftol : merah ungu.
Gratisin : kekeruhan jingga kuning
Negatif : sulfasuksidin, thalazol, septazin
8. Reaksi Erlich dengan p-DAB-HCl : reaksi yang umum dengan amin aromatik
Pereaksi : p-DAB-HCl : 1 gram dalam 10 ml + air ad 100 ml zat + pereaksi 1-2 tetes diatas
plat tetes : warna yang timbul adalah kuning jingga
Kuning sitrun : Sulfametazin, Sulfadiazin, Sulfamerazin, Gratisin
Kuning : Elkosin
Kuning tua : Thazalol, Sulfanalamid
Jingga : Sulfaguanidin
9. Reaksi dengan CuSO4
Larutan CuSO4 dalam air yang encer
Reaksi ini diberikan oleh sulfa yang hetersiklik dalam NaOH dengan CuSO4 : endapan dan
warna
Hijau : Elkosin, Globuoid, Eucacil, Sulfapyridin
Ungu : Sulfadiazin, Sulfasuksidin, Sulfatiazol
Putih : Irgafen, Sulfanalamid
10. Reaksi Indophenol
Khusus untuk gugus amin aromatik dengan tempat para yang kosong
Caranya :
Panaskan zat 100 mg dalam tabung reaksi + 2 cc air sampai mendidih lalu segera + 2 tts
NaoH dan 2 ml kaporit + 1 tts fenol liquafectum segera. Amati perubahan warna yang terjadi.
Albuoid : Hijau (hijau tua) Sulfaddiazin : Merah rosa
Elkosin : Coklat Sulfaguanidin : kuning
Cantrisin : Merah coklat Sulfamerazin : Merah rosa
Irgafen : Hijau Sulfametazin : merah rosa
Lucosil : Coklat merah Sulfanalamid : biru
Sulfapyridin : coklat Sulfasuksidin : kuning lemah
Sulfa thiazol : kuning jingga Thalazol : tak berwarna
11. Peraksi Roux
pereaksi : Na Nitroprusida 10
Aquadest 100
NaoH 2 cc
KmnO4 5 cc
Cara melakukan reaksi
Zat padat disimpan diatas plat tetes lalu + 1 tts perekasi lalu diaduk dengan batang penguluk.
Dilihat perubahan warna yang terjadi.
Albuoid : Coklat hijau – hijau Sulfapyridin : ungu
Elkosin : ungu coklat-ungu Sulfasuksidin : hijau kuning
Sulfadiazin : ungu-hijau biru sulfathiazol : hijau kining
Sulfaquanidin : ungu- coklat Sulfatiooreum: merah biru
Sulfamezatinus : ungu – hijau tua Irgafen : hijau kuning
Lucosil : hijau kuning hiaju Thazalol : (-0)
12. Reaksi dengan KBrO3
Tablet harus diisolasi dahulu
Caranya :
Dalam tabung reaksi kecil 10 mg zat + 1 cc H2SO4 + 1 tts KBr jenuh. Amati perubahan yang
terjadi
As. Sulfanilat : ungu coklat Sulfanalamid :ungu,merah lama lama keruh
Gratisin : coklat Sulfasuksidin : ungu coklat
Marfanil : keruh putih kuning Thiadicur : kuning coklat
Nadisan : coklat-ungu –coklat
Ftalazol : tidak berwarna
Sulfadiazin : kuning jingga coklat merah
13. Pirolisa
Semua sulfida bila dipanaskan diatas titik leburnya akan terurai dan timbul warna dari residu
:
Sulfadiazin : merah
Sulfaguanidin : ungu
Sulfanalamid : violet
Sulfatiazol : coklat merah
Atau akan membebaskan H2S
Elkosin Na – Sulfamezatin
Septazin Na – Sulfamerazin
Soluseptazain Na—Sulfathiazol
Sulfamerazain Na –Su;fadiazin
Ultraseptyl Sulfamezatin
Sulfatiazol Na-Irgamid
Perhatian : yang melepaskan H2S adalah garamnya !
Atau melepaskan NH3 : melepaskan gas SO2 :
Sulfaguanidin Lucosil
Sulfanalmid ulfapyridin
Sulfathiazol
14. Sublimasi
Untuk beberapa sulfa yakni : Sulfadiazin, Sulfamerazin, Sulfamezatin, Thalazol, Elkosin.
15. Reaksi Kristal
– Aseton – air
– Alkohol – air
– Dragendorf
– Bouchardat
– Eder
– Asam pikrat 1 % dalam air
– Asam pikrolon
– Mayer
– Cu kompleks
– P-DAB-HCl
– Asam sikikowolframat
– AuBr3
– PtCl
Senyawa – senyawa sulfonamida
1. Sulfadiazin

– berupa bubuk volumineus, berwarna kekuningan, TL = 250 o -256o


– Sedikit larut dalam air, alkohol dan aseton, larut baik dalam asam mineral, NaOH, basa-
basa
– Dengan pereaksi p-DAB-HCl : Kuning jingga
– Dengan pereaksi Roux : ungu – biru hijau
– Dengan CuSO4 : ungu dan ada kristal
– Dengan pereaksi indophenol : merah rosa
– Dengan pirolisa : merah coklat- hijau
– Dengan reaksi Raybin :
Zat : resorsinolo 5 % dalam alkohol 96 % + 1 cc H2SO4 p dipanasi : merah carmin, bila
diencerkan + 25 cc HAc biang, netralknan dengan amoniak : biru , berfluor, kuning hijau
– Reaksi kristal
Asam pikrat, bouchardat, dragendorf dan aseton- air
2. Sulfamerazin

a. Berupa bubuk tak berwarna dan kuning muda, hampir tidak berasa, T.L 234 o
b. Dengan pereaksi p-DAB-HCl : merah jingga
c. Dengan pereaksi ROUX : ungu – ungu biru – biru, hijau – hijau bagus dalam 15 menit
d. Dengan CuSO4 : coklat – abu – abu
e. Dengan Indophenol : rosa
f. Dengan Vanilin : merah stabil
g. Sublimat : 159 – 160 0 C
h. Memberi reaksi Raybin : (+)
i. Dengan reaksi kristal
Sulblimasi, asam pikrat, aseton – air, dragendorf, bouchardat, dan Fe-kompleks
a. Sulfamethyl Thiazol
Berupa kristal putih, TL = 238 – 240 o C
j. Sedikit larut dalam air, tak larut dalam eter dan alkohol
k. Larut dalam alkali dan alkaloid
l. Dengan pereaksi p-DAB-HCl : jingga
m. Dengan KBrO3 : ungu lalu mengendap
n. Dengan KBrO¬3 pekat : kuning coklat
o. Dengan KBrO3 encer : kuning saja
p. Dengan reaksi kristal
Aseton – air, bouchardat, dan sublimasi
b. Sulfamezatin

q. Berupa bubuk putih, kuning muda, tak berasa, TL = 193 – 198 0 C


r. Dalam air larut : 150 mg/100 cc
s. Dengan peraksi ROUX : ungu merah ungu coklat, hijau tua kotor
t. Dengan p-DAB-HCl : kuning jingga
u. Dengan vanillin : merah jingga
v. Dengan KBrO3 : ungu lemah-coklat kuning
w. Dengan Indophenol : merah
x. Dengan CuSO4 : jingga coklat
y. Dengan pyrolisa : coklat keluar H2S
z. Reaksi kristal
Sublimas, aseton – air, dragendorf, p-DAB-Cl, bouchardat, Fe-kompleks.
c. Sulfanilamid

aa. Berupa bubuk tabur, berwarna putih, TL + 163 0 C


bb. Larut dalam air
cc. Dengan Roux : hijau coklat, hijau ungu, hijau kotor
dd. Dengan p-DAB-HCl : kuning jingga
ee. Dengan korek api : (+)
ff. Dengan vanilin : kuning hijau
gg. KBrO3 : ungu merah coklat
hh. Dengan Indophenol : endapan biru langit
ii. Dengan CuSO4 : biru
gg. Pyrolisa : biru violet (gas NH3) bila + H2SO4 p + air : biru tinta
kk. Diazotasi : (+)
ll. Dengan amil alkohol : rosa
jj. Bila di(+) Hac : Flour; ungu biru
nn. Reaksi Kristal
Sublimasi, aseton – air, Fe-kompleks, asam pikrat, asam pikrolon,
d. Sulfaguanidin
Berupa bubuk putih tak berasa dengan TL = 185 0 C
oo. Larut dalam air (13 mg/100 cc), tak larut dalam NaOH, sedikit larut dalam aseton dan
alkohol dan larut dalam asam mineral
pp. Dengan pereaksi p-DAB-HCl : jingga
qq. Dengan Roux : kuning, hijau-hijau
rr. Dengan CuSO4 : Alkalis : biru tua
Netral : negatif
– Dengan indofenol ; kuning coklat (basa)
– Pyrolisa : NH3 dan ungu
– KBrO3 : ungu – coklat tua
– Penambahan NaOH dipanaskan NH3 keluar
– zat + 3 tts HCl + 1 ml air + 2 tts NaNO2 0,1 % spritus : merah ungu ditarik dengan CHCl3 :
hijau kuning

Anda mungkin juga menyukai