Anda di halaman 1dari 3

PERBEDAAN TERAPI PIJAT TRADISIONAL DENGAN TERAPI PIJAT YANG

DILAKUKAN OLEH FISIOTERAPI


BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa kini pelayanan kesehatan di Indonesia sudah semakin maju. SK- dari
kementrian kesehatan juga telah banyak dikeluarkan mengenai penambahan pelayanan
kesehatan dalam berbagai bidang yang diharapkan dapat membantu meningkatkan tingkat
kesehatan masyarakat di Indonesia. Universitas – universitas mulai berlomba untuk membuka
prodi-prodi baru dalam bidang kesehatan, dipetakan menjadi ruang lingkup yang lebih kecil
dan lebih mendetail didalamnya, salah satu contohnya adalah pengobat tradisonal dan
fisioterapi.
Dengan adanya penambahan tenaga pelayanan kesehatan dalam berbagai bidang
tersebut, masyarakat dapat memilih perawatan seperti apa yang diinginkan dan sesuai dengan
kebutuhan dan kelas ekonomi yang dimiliki tanpa perlu khawatir.
Di dalam pengobat tradisonal terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki seorang
terapis pengobat tradisional, salah satunya adalah pijat (massage). Dalam fisioterapi teknik
manipulasi yang digunakan sebagai terapi salah satunya menggunakan massage atau pijat.
Keduanya juga menggunakan landasan ilmiah sebagai dasarnya.
Lalu apakah dapat ditemukan perbedaan ataukah persamaa diantara terapi pijat yang
dilakukan pijat tradisional dan fisioterapi ?.
Tujuan
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara terapi pijat tradisional dengan
terapi pijat yang dilakukan oleh fisioterapi.

BAB II : PEMBAHASAN
Pijat atau Massage berasal dari bahasa Arab “Mash” yang berarti “Sentuhan, menekan
dengan lembut”. Dan dari bahasa Yunani “ Massein” yang berarti “Memijat atau melurut”.
Pijat adalah suatu manipulasi pada jaringan lunak di tubuh yaitu: kulit, otot dan jaringan yang
ada di bawahnya. Pijat dapat dilakukan dengan lengan, tangan, siku atau kaki. Pijat
memberikan stimulasi pada tubuh, jiwa dan pikiran.
Sedangkan tradisional merujuk pada suatu tindakan atau polah pikir yang merupakan
suatu adat kebiasaan secara turun- temurun pada suatu daerah tertentu.
Dapat dikatakan bahwa pijat tradisional merupakan teknik penyembuhan dengan cara
memanipulasi jaringan lunak di dalam tubuh dengan teknik-teknik atau cara-cara yang
digunakan suatu daerah tertentu dan sudah dilakukan secara turun temurun.
Terdapat beberapa macam pijat tradisional yang ada di Indonesia, beberapa diantaranya
yaitu : Pijat tradisional Jawa, Pijat tradisional Bali dan Black Borneo. Di negara lain juga
terdapat pijat tradisional yang dimiliki khas negara tertentu, beberapa diantaranya yaitu :
Swedish massage yang dimiliki oleh negara Swedish atau Swedia dan juga Ayurveda massage
yang dimiliki oleh negara India.
Teknik dasar pemijatan yang dimiliki oleh pijat Jawa, Bali, Bleck Borneo, Swedish
massage dan Ayurveda massage memiliki teknik dasar pemijataan yang hampir sama. Yaitu
effleurage, petrissage, kneading, friction, vibrasi, dan tapotment. Pemijatan tradisional tidak
memerlukan diagnosa secara mendetail untuk penangannya dikarenakan pijat tradisional hanya
digunakan sebagai relaksasi dan merenggangkan kekakuan otot. Gerakan – gerakan pemijatan
yang dilakukan dapat meningkatkan produksi β-endorpin yang dapat membuat seseorang
merasa senang, tenang dan nyaman serta dapat mengurangi rasa sakit yang dirasa.
Fisioterapi atau Terapi Fisik secara bahasa merupakan teknik pengobatan dengan
modalitas fisik (fisika). Beberapa modalitas fisik yang dapat di pergunakan antara lain : listrik,
suara, panas, dingin, magnet, tenaga gerak dan air. Modalitas fisik inilah yang kemudian
menjadi dasar aplikasi fisioterapi.
teknik fisioterapi banyak dipergunakan untuk mengatasi cedera. Selain untuk mengatasi
cedera, pada anak-anak teknik fisioterapi banyak dipergunakan untuk mengatasi cerebral
palsy, muscular dystrophy, spina bifida, poliomyletis dan kelainan struktural lainnya.
fisioterapi dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot, mempercepat proses penyembuhan,
mengurangi rasa nyeri serta mengembalikan mobilitas dan ketahanan kerja otot paska cedera.
Fisioterapi pada gangguan fisik seperti stroke, asma, cerebral palsy dan sebagainya bertujuan
untuk meminimalisir tingkat kesakitan (morbiditas) dengan jalan memperbaiki respon tubuh
terhadap penyebab gangguan tersebut dengan mempergunakan berbagai teknik intervensi
fisioterapi.
Seorang fisioterapi harus melakukan anamesa atau diagnosa secara mendetai terlebih
dahulu terhadap suatu penyakit sebelum melakukan terapi penyembuhan. Diagnose yang harus
di lakukan yaitu pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan tonus, antropometri, pemeriksaan
fungsi, pemeriksaan otot, serta pemeriksaan MRI dan CT-scan sebagai penunjang. Dilakukan
pemeriksaan fungsi dan struktur tubuh, pemeriksaan adanya activity limitation, participation
retriction, pemeriksaan kemampuan motoric kasar dengan GMFM, dan pemeriksaan adanya
spasme pada otot sternocleidomastoideus serta adanya kontraktur pada knee, dan juga
Pemeriksaan Spastisitas dengan Asworth Scale
Dalam kasus kekakuan atau kelelahan otot, seorang fisioterapi menggunakan massage
atau pijat dalam penanganannya. Teknik pemijatan yang digunakan yaitu teknik gerakan dasar
dalam pemijatan seperti effleurage, petrissage, kneading, friction, vibrasi dan tapotment.
Teknik massage yang digunakan seorang fisioterapi dan pijat tradisional bertujuan untuk
pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan limfe, sehingga membantu memperlancar
sirkulasi, membantu sekresi, dan pemberian nutrisi ke dalam jaringan. Timbunan asam laktat
yang menyebabkan kelelahan. Ketika otot-otot kita menerima massage, asam laktat yang
menempel pada otot-otot tersebut akan dipecah dan dilarutkan ke dalam pembuluh darah.
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perbedaan
dan persaamaan antara pijat tradisional dan juga pijat yang dilakukan oleh fisioterapi. Dalam
kasus – kasus ringan tertentu seperti kelelahan otot dan atau low back pain pijat tradisional dan
fisioterapi menggunakan teknik terapi yang sama yaitu massage dengan gerakan dasar yang
sama pula seperti effleurage, petrissage, kneading, friction, vibration dan tapotment dengan
tujuan yang sama yaitu untuk mengurai asam laktat yang menempel pada otot dan
memperlancar sirkulasi serta memberi nutrisi ke dalam jaringan.
Perbedaan antara keduanya terdapat pada tahap anamesa suatu penyakit sebelum
dilakukan terapi penyembuhan. Pijat tradisional tidak memerlukan anamesa atau diagnose
secara mendetail sebelum memulai terapi, dikarenakan fungsi utama dalam pijat tradisional
hanya ingin memberikan efek relaksasi terhadap tubuh yang dapat meningkatkan produksi
hormone β-endorpin sehingga dapat membuat seseorang merasa nyaman dan mengurangi rasa
sakit yang dirasakan, lain halnya dengan seorang fisioterapi. Fisioterapi diharuskan melakukan
pemeriksaan secara mendetail agar terapi yang dilakukan dapat sesuai dengan yang
dibutuhkan, dikarenakan seorang fisioterapi tidak hanya bekerja pada ruang lingkup yang kecil
seperti kelelahan otot dan atau relaksasi, melainkan ruang lingkup yang lebih luas seperti
cedera, cerebral palsy, stroke, muscular dystrophy, spina bifida, poliomyletis dan kelainan
struktural lainnya. Karena itulah seorang fisioterapi harus melakukan diagnosa secara
mendetail untuk mengetahui kelainan fungsi tubuh apa saja yang dialami serta sampai manakah
taraf kelainan atau cedera yang dialami.
Perbedaan selanjutnya terdapat dalam penggunaan alat bantu yang digunakan seorang
pijat tradisional dengan pijat yang dilakukan seorang fisioterapi. Dalam pijat tradisional tidak
banyak menggunakan alat bantu dalam terapi pijat yang dilakukan, sebagian besar pijat
tradisonal menggunakan tangan untuk terapi pijatnya dibantu oleh minyak pijat untuk
mempermudah pemijatan. Namun ada beberapa pijat tradisonal yang memerlukan penekanan
pada titik-titik tertentu atau pada area tertentu sehingga dapat menggunakan alat bantu seperti
kayu untuk mempermudah penekanan. Sedangakan seorang fisioterapi menggunakan alat
berupa listrik, suara, panas, dingin, magnet, tenaga gerak dan air sebagai alat bantu untuk terapi
penyembuhan dan penyembuhan dengan pijat.

Anda mungkin juga menyukai