Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang adalah pemimpin, minimal pemimpin untuk dirinya sendiri.Namun, terkadang
manusia lupa tentang peranan dia sebagai seorang pemimpin dan terkadang dia tidak tahu bahwa
kelak dia akan ditanya tentang kepemimpinannya; Atau terkadang ada manusia yang ditakdirkan
menjadi seorang pemimpin tapi ia tidak tahu apa yang harus diperbuat sebagai seorang pemimpin.
Disinilah diperlukan pengetahuan dan keilmuan tentang kepemimpinan, sehingga seseorang yang
ditakdirkan menjadi pemimpin tidak gagap dan bingung dengan jabatannya.
Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Konon sangat
suilt mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Orang pada zaman sekarang
cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak atau kurang peduli pada kepentingan orang lain,
kepentingan lingkungannya. Krisis kepemimpinan ini disebabkan karena makin langkanya
kepedulian pada kepentingan orang banyak, kepentingan lingkungannya. Sekurang-kurangnya
terlihat ada tiga masalah mendasar yang menandai kekurangan ini. Pertama adanya krisis
komitmen. Kebanyakan orang tidak merasa mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
memikirkan dan mencari pemecahan masalah kemaslahatan bersama, masalah harmoni dalam
kehidupan dan masalah kemajuan dalam kebersamaan.
Kedua, adanya krisis kredibilitas. Sangat sulit mencari pemimpin atau kader pemimpin
yang mampu menegakkan kredibilitas tanggung jawab. Kredibilitas itu dapat diukur misalnya
dengan kemampuan untuk menegakkan etika memikul amanah, setia pada kesepakatan dan janji,
bersikap teguh dalam pendirian, jujur dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
padanya, kuat iman dalam menolak godaan dan peluang untuk menyimpang.
Ketiga, masalah kebangsaan dan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Saat ini
tantangannya semakin kompleks dan rumit. Kepemimpinan sekarang tidak cukup lagi hanya
mengandalkan pada bakat atau keturunan. Pemimpin zaman sekarang harus belajar, harus
membaca, harus mempunyai pengetahuan mutakhir dan pemahamannya mengenai berbagai soal
yang menyangkut kepentingan orang-orang yang dipimpin. Juga pemimpin itu harus memiliki
kredibilitas dan integritas, dapat bertahan, serta melanjutkan misi kepemimpinannya. Kalau tidak,
pemimpin itu hanya akan menjadi suatu karikatur yang akan menjadi cermin atau bahan tertawaan
dalam kurun sejarah di kelak di kemudian hari.
2

Salah satu hal yang menjadi permasalahan dalam kepemimpinan adalah dalam hal
pengambilan keputusan; terkadang hal ini menjadi perkara yang tidak mudah bagi seorang
pemimpin untuk memutuskan suatu perkara. Terkadang ego, kepentingan, kondisi bawahan, hal
yang menjadi pokok bahasan menjadi factor-faktor yang mempengaruhi seorang pemimpin dalam
mengambil sebuah keputusan. Dalam makalah singkat ini, kami membahas tentang kepemimpinan
dan pengambilan keputusan yang menjadi dua hal yang mutlak ada dalam kehidupan berorganisasi
pada khususnya dan kehidupan manusia secara umum selaku makhluk social.

1.2 Rumusan dan Batasan Pembahasan


Untuk lebih terarahnya makalah ini, maka kami membatasi permasalahan dengan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa pengertian dari kepemimpinan dan pengambilan keputusan ?
b. Bagaimana bentuk diagram dalam pengambil keputusan?
c. Bagaimana analisis pengambilan keputusan seorang pemimpin?
d. Tekhnik atau metode apa saja yang harus digunakan oleh seorang pemimpin dalam upaya
pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan Pembahasan


Dari rumusan dan batasan masalah di atas, ada beberapa tujuan yang ingin kami capai dari
makalah ini, yaitu:
a. Mengetahui pengertian dari kepemimpinan dan pengambilan keputusan;
b. Mengetahui teknik,analisis dan diagram dalam upaya pengambilan keputusan
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan


kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya bekerja sama di bawah
pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan tertentu,(James M
Black dalam bukunya Management, A guide to Executive Command).
Menurut Tead; Terry, Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan kelompok.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok; kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang
yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

2.2 Definisi Pengambilan Keputusan.

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif
yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan. Ada beberapa
pengertian atau definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli :

1. Menurut George R. Terry

Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua
atau lebih alternatif yang ada.

2. Menurut Sondang P. Siagian

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat


alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling cepat.
4

3. Menurut James A. F. Stoner

Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan
sebagai cara pemecahan masalah.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu
cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah
dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.

2.3 TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Berikut ini disampaikan beberapa teknik untuk membantu proses pengambilan


keputusan :
1. Teknik Kreatif
Pendekatan tipe ini mencoba untuk memanfaatkan semua hal yang tersedia untuk membantu
individu dalam pengambilan keputusan kreatif. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
merumuskan pedoman umum untuk merangsang kreativitas individual.

Empat pedoman sebagai alat bantu kreatifitas yang cukup refresentatif dikemukakan oleh
Newman dan Warren sebagai berikut :

1) Sadari berbagai hambatan psikologis, terutama rintangan budaya dan persepsual

2) Coba merubah atribut dengan pemusatan perhatian pada satu atribut masalah pada waktu
tertentu terutama atribut kunci.

3) Waspada terhadap penemuan-penemuan tak sengaja

4) Sadari bahwa komputer mempunyai potensi untuk menjadi pelengkap otak manusia dalam
tahapan tertentu proses kreatif.

Ada dua teknik dalam kelompok teknik kreatif yang dikenal dan digunakan secara luas yaitu :
5

A. Brainstorming (diskusi)
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan
memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
 Gagasan yang digunakan oleh peserta betapapun anehnya dan bahkan dirasakan tidak
masuk akal tetap dicatat secara teliti.
 Pimpinan diskusi diharapkan tidak melakukan penilai secara dini atas pendapat atau
gagasan yang dilontarkan oleh peserta diskusi.
 Para peserta diminta untuk mengemukakan pendapat sebanyak – banyaknya karen
kuantitas pandanganlah yang lebih dipentingkan, tapi aspek kualitas tetap diperhatikan
 Para peserta diminta meberikan gagasan / ide baru bukan melengkapi gagasan orang lain
ataupu diberikan kebebasan untuk menyanggah pendapat atau gagasan orang lain.
 Semua pendapat dan gagasan yang dikemukakan kemudian dibahas hingga kelompok tiba
pada suatu sintesis pendapat dan sistesis itulah yang dituangkan dalam bentuk pendapat.
Teknik Brainstorming bertolak dari empat asas utama ;
1. Tidak melakukan penilaian dipermulaan
2. Membiarkan diskusi berlangsung bebas
3. Pada permulaan diskusi kuantitas gagasan lebih penting daripada kulitasnya, meskipun
kulaitas gagasan tidak boleh diabaikan.
4. Melakukan kegiatan interrelasi, pimpinan diskuisi harus mampu menggabungkan berbagai
gagasan yang sejenis
3 syarat keberhasilan teknik Brainstorming :
1. Diskusi diarahkan pada suatu sasaran tertentu.
2. Adanya pimpinan diskusi yang menguasai sasaran apa yang hendak dicapai.
3. Dokumentasi yang akurat dari semua ide yang dikemukakan oleh peserta.
Syarat yang harus dipenuhi oleh pimpinan diskusi
a. Memiliki tingkat kemampuan konseptual yang tinggi.
b. Kepekaan terhadap perasaan dan pendirian orang lain/peserta
c. Kemampuanj untuk mendeteksi apabila peserta merasa terkekang dalam menyampaikan
pendapat dan gagasannya.
d. Kemampuan mengarahkan pembicraan dengan sebanyak mungkin gagasan mengalir
kearah yang diinginkan.
6

B. Synetics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan,
dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok.Teknik ini
merupakan pengembangan lebih lanjut dari teknik brainstorming karena pada dasarnya teknik ini
juga merupakan satu cara mengumpulkan informasi, pendapat dan gagasan dari sekelompok orang
sebagai bagian dari usaha pengambilan keputusan.
Perbedaan antara synetics dengan brainstorming ialah, bahwa pada tahap diskusi para
peserta didorong mengemukakan pendapat dan gagasan yang sifatnya emosional dan bahkan tidak
rasional untuk kemudian digabungkan dengan teknik teknik berpikir rasional dan telah
dikembangkan secara ilmiah
Teknik Synetics berkisar pada ;
 Mendengarkan secar aktif.
 Umpan balik
 Aneka ragam bentuk pernyataan pendapat gagasan
 Orientasi tujuan
 Perubahan peranan pimpinan
 Prosedur lain yang sifatnya spekulatif
Ciri khas dari teknik synetics, diskusi diadakan berlangsung ramai dan dinamis, jalan keluar
yang rasional dan jelas tampak ditolak dengan segera dan pendekatan – pendekatann yang
tampaknya tidak relevan dan bahkan aneh didorong untuk dikembangkan.
7

Gambar : Diagram Teknik Kreatif

2. Teknik Partisipatif
Dimana Individu-individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan.Kebanyakan teknik berorientasi pada perilaku, setidaknya secara tradisional, masuk
dalam kategori partisipatif. Sebagai teknik pengamhilan keputusan, partisipatif mencakup individu
atau kelompok dapat dilakukan secara formal maupun informal, dan memerlukan keterlibatan
intelektual, emosional, dan fisik. Sejumlah partisipasi dalam pengambilan keputusan berkisar dari
tidak ada partisipasi pada satu sisi, di mana manajer membuat keputusan dan tidak meminta
bantuan atau ide dari siapapun, sampai partisipasi penuh pada sisi lainnya, di mana setiap orang
yang berhubungan Jangan terpengaruh oleh keputusan, sepenuhnya terlibat.
Dalam praktiknya, tingkat partisipasi ditentukan, oleh faktor pengalaman individu atau
kelompok dan sifat tugas. Semakin banyak pengalaman, semakin terbuka, serta semakin tidak
terstrukturnya tugas, partisipasi di dalamnya pun semakin banyak.
Banyak manajer meminta partisipasi, tetapi saat bawahan menanggapinya dengan memberi
saran atau coba memberi masukan pada sebuah keputusan, mereka diabaikan dan tidak pernah
menerima umpan balik apa pun. Dalam beberapa kasus, manajer mencoba membuat orang terlibat
dalam tugas, tetapi tidak dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat menyebabkan
bumerang pada kepuasan karyawan. Jika manajer menginginkan partisipasi karyawannya, tetapi
8

tidak pernah melibatkan mereka secara intelektual atau emosional serta tidak pernah menggunakan
saran mereka, maka hasilnya negatif.

Partisipasi juga menghabiskan waktu dan mempunyai beberapa kerugian umum seperti
pelemparan tanggung jawab. Akan tetapi, dari sudut pandang perilaku, keuntungan pengambilan
keputusan partisipasi lebih banyak daripada kerugiannya. Mungkin keuntungan terbesarnya adalah
teknik partisipasi pengambilan keputusan menyatakan bahwa setiap orang dapat membuat
kontribusi signifikan terhadap pencapaian sasaran organisasi.

Gambar : Diagram Teknik Partisipatif

C. Teknik modern

1. Metode Delphi adalah suatu metode dimana dalam proses pengambilan keputusan
melibatkan beberapa pakar. Adapun para pakar tersebut tidak dipertemukan secara
9

langsung (tatap muka), dan identitas dari masing-masing pakar disembunyikan sehingga
setiap pakar tidak mengetahui identitas pakar yang lain.

Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dominasi pakar lain dan dapat meminimalkan
pendapat yang bias.

Ada empat tahap penting dalam metode Delphi, yaitu :

1. Eksplorasi pendapat Dalam hal ini, tim investigasi mengirimkan beberapa pertanyaan
kepada para pakar terkait dengan masalah yang dihadapinya. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut dapat disampaikan secara tertulis (surat atau email) atau secara lisan (telepon).
Para pakar diminta menjawab semua pertanyaan dan mengirimkannya kembali kepada tim
investigasi.
2. Merangkum pendapat para pakar dan mengkomunikasikannya kembali
Semua pendapat yang masuk, dirangkum oleh tim investigasi dan dikirimkan kembali ke
semua pakar, sehingga masing-masing pakar dapat mengetahui pendapat pakar lain. Setiap
pakar diberi kebebasan untuk tetap mempertahankan pendapatnya atau bahkan merubah
pendapatnya berdasarkan sudut pandang pakar lain, dan mengirimkannya kembali kepada
tim investigasi.
3. Mencari informasi mengenai alasan para pakar terkait atas pendapat yang
disampaikan
Revisi pendapat pada tahap dua memberi dua kemungkinan hasil yaitu pendapat yang
konvergen atau divergen. Jika terdapat pendapat yang agak berbeda dari pendapat lain, tim
investigasi kembali mencari informasi mengenai alasan pakar atas pendapat yang
disampaikan.
4. Evaluasi Proses berlangsung hingga tim investigasi merasa yakin bahwa semua pendapat
merupakan hasil pemikiran yang matang.

Kapan sebaiknya metode Delphi digunakan?

1. Ketika tidak dimungkinkan adanya pertemuan secara langsung (tatap muka) antara
sejumlah pakar
2. Ketika domisili para pakar yang terlibat saling berjauhan
10

3. Ketika adanya kemungkinan dominasi individu jika ada pertemuan secara langsung
4. Terbatasnya ketersediaan data masa lampau

Gambar : Diagram metode Delphi

Langkah – langkah yang dilakukan dalam teknik ini adalah :

1. Melakukan identifikasi isu dan masalah pokok yang hendak diselesaikan.


2. Membuat kuesioner dan membuat daftar para ahli yang kemudian dilakukan pemilihan ahli
atau pakar.
3. Kuesioner yang telah dibuat dikirim kepada para ahli, baik didalam maupun luar
organisasi, yang di anggap mengetahui dan menguasai dengan baik permasalahan yang
dihadapi.
11

4. Para ahli diminta untuk mengisi kuesioner yang dikirim, menghasilkan ide dan alternatif
solusi penyelesaian masalah, serta mengirimkan kembali kuesioner kepada pemimpin
kelompok, para pembuat keputusan akhir.
5. Sebuah tim khusus dibentuk merangkum seluruh respon yang muncul dan mengirimkan
kembali hasil rangkuman kepada partisipasi teknik ini.
6. Pada tahap ini, partisipan diminta untuk menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan
skala prioritas atau memperingkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan
mengembalikan seluruh hasil rangkuman beserta masukan terakhir dalam periode waktu
tertentu.
7. Proses ini kembali diulang sampai para pembuat keputusan telah mendapatkan informasi
yang dibutuhkan guna mencapai kesepakatan untuk menentukan satu alternatif solusi atau
tindakan terbaik.

Kegunaan Metode Delphi

Tujuan dari teknik Delphi adalah untuk mengembangkan suatu perkiraan konsensus masa
depan dengan meminta pendapat para ahli, dan pada saat yang sama menghilangkan masalah
sering terjadi yaitu komunikasi tatap muka.

Teori Delphi ini sangat baik untuk memecahkan masalah yang bersifat general, dimana
rencana kebijakan tersebut berkaitan erat dengan ahli-ahli bidang tertentu. Karena dari setiap ahli
pada bidang tertentu akan dapat mengeluarkan aspirasinya yang memiliki kemampuan dari segi
yang didalaminya. Selain itu, metode ini tidak memperhatikan nama dari ahli untuk mencegah
pengaruh besar satu anggota terhadap anggota yang lainnya, dan Masing – masing responden
memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan masing – masing bagian dan jika perlu
melihat informasi yang diperlukan untuk mengisi kuisioner sehingga dapat menghindari tekanan
social psikologi.

Namun, teori ini juga mempunyai beberapa kekurangan yang juga harus diperhatikan yaitu
waktu yang akan dihabiskan dalam mengisi kuisioner akan cukup lama, karena metode ini
menggunakan pendapat para ahli yang berbeda-beda aspek maka dikhawatirkan akan
12

merepresentasikan opini yang tidak dapat dipertahankan secara ilmiah dan cenderung berpikir
hanya dari aspek yang terbaik baginya.

2. Teknik Kelompok Nominal


Berhubungan dekat dengan Delphi adalah pendekatan kelompok nominal untuk
pengambilan keputusan kelompok. Kelompok nominal telah digunakan oleh ahli psikologi sosial
dalam penelitian mereka selama bertahun-tahun. Kelompok nominal hanyalah “kelompok di atas
kertas”. Ini hanya nama kelompok karena tidak ada interaksi verbal antaranggota. Dalam
penelitian dinamika kelompok, ahli psikologi sosial akan mengadu kelompok yang berinteraksi
dengan kelompok nominal (sebuah kelompok individu yang dikumpulkan bersama-sama, tetapi
tidak berinteraksi secara verbal). Dalam konteks jumlah ide, keunikan ide, dan kualitas ide,
penelitian menemukan bahwa kelompok nominal lebih unggul dibanding kelompok riil.

Kesimpulan umum adalah kelompok yang berinteraksi mempunyai disfungsi tertentu yang
menghalangi kreativitas.Saat pendekatan kelompok nominal murni dikembangkan menjadi teknik
khusus untuk pengambilan keputusan dalam organisasi, pendekatan ini dinamakan nominal group
technique (NGT) dan terdiri dari langkah berikut ini:

1. Pembangkitan ide yang tidak terucapkan melalui tulisan


2. Umpan balik round-robin dari anggota kelompok, yang mencatat setiap ide dalam frasa
pendek pada flip chart atau papan tulis
3. Pembahasan setiap ide yang tercatat untuk klarifikasi dan evaluasi
4. Voting individu mengenai ide prioritas, dengan keputusan kelompok diambil secara
matematis menurut rating

Perbedaan antara pendekatan tersebut dan metode Delphi adalah anggota NGT biasanya
diperkenalkan satu sama lain, mempunyai kontak langsung, dan berkomunikasi secara langsung
dalam langkah ketiga.

Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, terdapat beberapa bukti bahwa kelompok NGT
muncul dengan lebih banyak ide daripada kelompok yang berinteraksi secara tradisional dan me-
lakukan dengan lebih baik, atau sedikit lebih baik, daripada kelompok yang menggunakan Delphi.
Sebuah studi menemukan bahwa kelompok NGT mencapai kinerja pada tingkat akurasi yang sama
dengan anggota yang paling pandai, akan tetapi, studi lain menemukan bahwa kelompok NGT
13

tidak memiliki kinerja, kelompok pesertanya secara pervasif juga menyadari permasalahan
kelompok dan saat di mana tidak ada orang dominan yang menghalangi orang lain untuk
mengomunikasikan ide. Sebuah studi menemukan bahwa individu yang bekerja sendiri dan
kemudian masuk dalam kelompok nominal menjadi superior, tetapi untuk pembangkitan ide
melalui komputer, kelompok yang utuh (seperti kelompok kerja reguler) menghasilkan lebih
banyak ide (dengan kualitas tinggi) daripada orang yang bekerja dalam subkelompok atau individu
dalam kelompok nominal.

Pengambilan keputusan antara lain juga diartikan sebagai suatu tehnik memecahkan suatu
masalah dengan mempergunakan tehnik-tehnik ilmiah. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ada
7 langkah yang perlu diambil dalam usaha memecahkan masalah dengan mempergunakan teknik-
teknik ilmiah. Langkah-langkah itu adalah (Siagian SP, 1973) :

1. Mengetahui hakekat dari pada masalah yang dihadapi, dengan perkataan lain
mendefinisikan masalah yang dihadapi itu dengan setepat-tepatnya;
2. Mengumpulkan fakta dan data yang relevant;
3. Mengolah fakta dan data tersebut;
4. Menentukan beberapa alternatif yang mungkin ditempuh;
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif-alternatif yang telah diolah dengan matang;
6. Memutuskan tindakan apa yang hendak dilakukan;
7. Menilai hasil-hasil yang diperoleh sebagai akibat daripada keputusan yang telah diambil.
8.
2.4.ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Analisis pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitataif dilakukan berdasarkan pertimbangan dan pengalaman
manajemen. Analisis tersebut biasanya dilakukan jika masalah yang dihadapi relatif sederhana dan
pengambil keputusan memiliki pengalaman akan masalah sejenis. Jika masalah yang dihadapi
lebih rumit dan pengambil keputusan belum memiliki pengalaman, maka analisis kuantitatif patut
dipertimbangkan dalam analisis pengambilan keputusan.

Analisis kualitatif lebih bersifat seni daripada ilmu. Kemampuan melakukan analisis kualitatif
melekat pada diri pengambil keputusan dan biasanya meningkat seiring bertambahnya
14

pengalaman. Ketajaman dalam analisis pengambilan keputusan dapat ditingkatkan dengan


mempelajari dan memahami berbagai metode analisis kuantitatif lebih dalam. Pengambil
keputusan dapat memadukan analisis kualitatif dan kuatitatif dengan baik akan memiliki
keuntungan saat membandingkan dan mengevaluasi berbagai alternatif untuk memperoleh
keputusan terbaik.

Masalah yang bisa dipecahkan dengan Analisis Kuantitatif


Secara umum, masalah-masalah yang bisa dipecahkan dengan analisis kuantitatif harus memiliki
kriteria sebagai berikut :

1. Masalah tersebut cukup rumit dan penting serta memiliki alasan yang kuat untuk dianalisis
dan dipecahkan.
2. Tidak bisa dipecahkan secara langsung tanpa melakukan analisis kuantitatif dan
mempertimbangkan semua konsekuensi yang mungkin dapat terjadi.
3. Masalah tersebut memiliki aspek ekonomi yang cukup penting dan pengambil keputusan
menghendaki suatu analisis menyeluruh sebelum mengambil keputusan

Dalam aplikasi teknik pengambilan keputusan dapat dikelompokkan dalam dua


pendekatan yaitu :
1.Pendekatan Kuantitatif
adalah pendekatan yang didasari dengan analisis perhitungan matematis.Teknik atau
metode kuantitatif telah memberikan kontribusi secara ilmiah dalam pengambilan
keputusan.
2.Pendekatan Kualitatif
adalah pendekatan yang didasari oleh analisis social non matematis yang tidak sampai
melakukan perhitungan secara nominal, tetapi keputusan yang dibuat tetap mampu
mendapatkan kualitas mendekati ilmiah
Bagaimanapun juga banyak masalah keputusan dalam organisasi modern yang
membutuhkan kreativitas, motivasi dan penerimaan. Untuk memecahkan masalah seperti
itu para pemimpin memerlukan berbagai teknik lain selain dengan perhitungan-
15

perhitungan kuantitatif, meskipun mungkin memberikan derajat rasionalisasi dan


bantuan tertentu kepada pembuat keputusan, sering menyebabkan hasil yang tidak efektif
dan salah arah.

2.5.DIAGRAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Gambar Diagram Pengambilan Keputusan

INTELLIGENCE
informasi yang
(Penelusuran Lingkup didapat
Masalah )

DESIGN
(Perancangan Penyelesain
Masalah )

CHOICE
Analisis
(Pemilihan Tindakan )

IMPLEMENTATION

( Pelaksanaan Tindakan)
16

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, teknik pengambilan keputusan sangat
diperlukan karena untuk mengatur jalannya diskusi pada kelompok dalam menerima opini maupun
saran dari kelompok lain. Misalnya teknik sumbang saran dalam hal kebebasan untuk
menyampaikan ide karena tidak ada kekhawatiran untuk dikritik atau dihentikan sebelum selesai
berbicara didalam diskusi kelompok. Sedangkan teknik kelompok nominal dipergunakan untuk
mengidentifikasi keberatan- keberatan bahwa anggota kelompok mempunyai masalah yang
mungkin dapat dibicarakan atau dengan kata lain teknik ini dipergunakan untuk mengidentifikasi
kriteria dan halangan- halangan dimana anggota- anggota kelompok akan mempergunakan untuk
mengevaluasi situasi itu.
Oleh karena itu, didalam diskusi kelompok sangat memerlukan teknik-tekhnik tersebut agar
mengetahui tingkat kreativitas baik dari kelompok itu sendiri maupun kelompok lain yang
memberikan opini. Selain itu, suatu permasalahan tidak akan mendapatkan jalan keluar jika tidak
ada pendapat atau opini untuk memecahkannya. Dalam hal ini setiap orang dapat berkesempatan
untuk mengeluarkan kreativitasnya melalui informasi-informasi yang ditampung khususnya dalam
forum diskusi kelompok.
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat mengerti dan
memahami tentang teknik-teknik pengambilan keputusan.
Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta berguna bagi pembaca atau
mahasiswa, dalam makalah ini kami mohon maaf jika ada tulisan kami atau bahasa kami kurang
berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas tulisan kami agar bisa
membangun dan memotivasi kami agar membuat tulisan jauh lebih baik lagi.
17

DAFTAR PUSTAKA

Referensi:

1. Hanke, J. E., and D.W. Wichern, 2005, Business Forecasting , 8th ed, Pearson Prentice
Hall
2. Whellwright, S. C., and S. Makridakis, 1980, Forecasting Methods for management, 3th
ed,
John Wiley & Sons New York
3. http://tutorialkhen.blogspot.com/2015/12/makalah-makalah-teknik-teknik.html
4. https://www.google.com/search?q=teknik+kreatif+dalam+pengambilan+keputusan&oq=
TEKNIK&aqs=chrome.0.69i59l2j69i57j69i59j0j69i60.3355j0j8&sourceid=chrome&ie=
UTF-8
5. http://blogmuharfah.blogspot.com/2016/11/teknik-pengambilan-keputusan_8.html
18

soal objektif (jawablah dengan Benar dan Tepat)

1.” Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama
yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.’’Menurut siapakah defenisi kepemimpinan tersebut..?

A.Young (dalam Kartono, 2003) B. Moejiono (2002)

C.Tead; Terry, Hoyt D. George R. Terry

2. Dalam aplikasi teknik pengambilan keputusan dapat dikelompokkan dalam dua


pendekatan yaitu :
A.Formal dan Informal B. Aktif dan Pasif
C.Kuantitatif dan Kualitatif D. Efektif dan Partisipatif

3. Yang merupakan salah satu syarat keberhasilan teknik Brainstorming adalah :


A. Diskusi diarahkan pada suatu sasaran tertentu.
B. Memiliki tingkat kemampuan konseptual yang tinggi.
C. Kepekaan terhadap perasaan dan pendirian orang lain/peserta
D. Membiarkan diskusi berlangsung bebas

4. Proses pengambilan keputusan.Kebanyakan didapat dengan cara berorientasi pada perilaku


termasuk kedalam teknik..?
A.Teknik Kreatif B. Teknik Partisipatif
C. Teknik Modern D.Teknik Synetic

5. Metode apa saja yang termasuk dalam Teknik Modern..?


A.Metode brainstorming B. Metode kelompok nominal
C. Metode Delphi D.Metode NGT

6. Yang termasuk dalam 7 langkah-langkah teknik ilmiah adalah..?


19

B. Mengumpulkan fakta dan data yang relevant


C. Menentukan beberapa alternatif yang mungkin ditempuh
D. Semuah Benar
E.Semua Salah
7. Dibawah yang termasuk kedalam tahapan penting Metode Delphi adalah..?
A. Mencari informasi mengenai alasan para pakar terkait atas pendapat yang disampaikan
B. Melakukan identifikasi isu dan masalah pokok yang hendak diselesaikan.
C. Membuat kuesioner dan membuat daftar para ahli yang kemudian dilakukan pemilihan
ahli atau pakar
D. Semua Salah

8. Dibawah ini yang merupakan Teknik dalam pengambilan keputusan adalah..?


A. Metode Delphi,Synetic dan Kualitatif
B. NGT,Kelompok Nominal dan Kualitatif
C. Teknik Partisipatif,Kelompok Nominal dan Kualitatif
D. Teknik Modern,Brainstorming dan Metode Delphi

Soal Essay

9. Buatlah contoh kasus dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan salah satu teknik-
teknik dalam pengambilan keputusan beserta Analisis dan Diagramnya…!

10. coba sebutkan dan jelaskan perbedaan antara teknik-teknik dalam pengambilan keputusan
tersebut…!

SEMOGA SUKSES

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai