COBLONG
2019
PENGESAHAN
a. Ketua Kelompok
NIM : 16618138
2. Dosen Pembimbing
b. NIP : 198003222014042001
Menyetujui,
PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa karya tulis ilmiah dengan judul
sendiri dan kami tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara yang
tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam tradisi keilmuan. Atas pernyataan
ini, kami siap menerima tindakan atau sanksi yang dijatuhkan kepada kami
apabila ditemukan pelanggaran atas etika akademik dalam karya kami ini.
Ketua Kelompok
Priquela Aprilya
NIM : 16618138
Anggota I Anggota II
ABSTRAK
ABSTRACT
Waste has many negative impacts on the environment, such as water and air
pollution, ecosystem damage, and so on. Waste can be grouped into household
waste, industrial waste, agricultural waste, mining waste, and medical waste. One
of the biggest sources of waste contributors is household waste. According to
Santoso (1993), household waste is material that is wasted or intentionally
discarded from one source that comes from human activities in the home.
Household waste that is not properly processed will have an impact on the
availability of clean water so solutions must be sought to prevent and mitigate it.
The method used in making scientific papers is descriptive analytical. Data
collection is done in two ways, namely interviews and questionnaires. The target
for the interview was the representative of the Coblong community, and the target
of the questionnaire distribution was ITB students who lived in the Coblong
District area. Samples to be taken from questionnaires are 50. From the results of
data collection obtained, the largest source of household waste contributors
comes from bath products such as soap and shampoo. The product is used every
day more than twice. This has an impact on water pollution which will be used as
a source of water for local residents. So the way to overcome this is to use
products that are environmentally friendly or filter out contaminated water.
ii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Kecamatan Coblong” untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
(TTKI). Karya ilmiah ini dibuat atas adanya permasalahan akibat limbah rumah
pembuatan dan penyusunan karya ilmiah yaitu sulit dalam mencari data
ketersediaan air bersih dan sumber pustaka mengenai limbah rumah tangga secara
spesifik.
Penulisan karya ilmiah ini dapat diselesaikan atas bantuan dari banyak
pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu baik dalam proses pengumpulan data maupun selama
1. Ibu Yani Suryani S.S., M.Hum selaku dosen mata kuliah Tata Tulis Karya
Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama
pengisian angket
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
iii
iv
Ibarat peribahasa ‘tak ada gading yang tak retak’, penulis menyadari masih
terdapat banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis
Akhir kata penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................i
ABSTRACT...............................................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.5.1 Metode................................................................................................5
v
vi
4.1 Simpulan...............................................................................................31
4.2 Saran.....................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
LAMPIRAN...........................................................................................................35
RIWAYAT HIDUP................................................................................................39
SANWACANA......................................................................................................41
DAFTAR GAMBAR
Bersih.. ..................................................................................................................27
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu sumber limbah terbesar adalah sisa aktivitas rumah tangga. Sisa
aktivitas rumah tangga dapat berupa banyak hal, seperti sampah sisa makanan,
sayuran, plastik, limbah deterjen, limbah sampah basah, dan air cucian. Karena
jumlahnya yang banyak dan jenisnya yang beragam, limbah rumah tangga
rumah tangga tanpa kita sadari, sehingga limbah tersebut menumpuk dalam
jumlah yang sangat besar. Meningkatnya jumlah limbah rumah tangga berarti
Selain itu, limbah rumah tangga yang tidak diolah dengan tepat berpotensi
1
2
karena air banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Air bersih juga aspek yang sangat esensial dalam menyokong hidup yang
sehat. Oleh karena itu, permasalahan limbah tidak dapat diabaikan begitu saja.
Kecamatan Coblong. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mencegah dan
bersih. Maka dari itu, perlu diketahui dampak limbah rumah tangga terhadap
terkontaminasi?
Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal hal berikut.
9. Dampak air yang tercemar bagi makhluk hidup dan lingkungan sekitar
10. Cara menanggulangi pencemaran limbah rumah tangga yang sudah ada
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini adalah untuk
bersih.
Limbah domestik adalah bahan yang terbuang atau sengaja dibuang dari satu
sumber yang berasal dari aktivitas manusia dalam rumah. Limbah ini belum
memiliki nilai ekonomi yang bermanfaat dan bisa jadi malah berdampak negatif.
1.5.1 Metode
1. Wawancara
Pengumpulan data ini akan dilakukan dengan mewawancarai ibu kos, wakil dari
2. Penyebaran angket
kecamatan Coblong. Penyebaran angket akan dilakukan melalui media sosial dan
mahasiswa akan mengisi angket tersebut melalui google form. Target jumlah
Penulisan laporan ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, teori
dasar limbah dan air bersih, analisis dampak limbah rumah tangga terhadap
ketersediaan air bersih di Kecamatan Coblong, serta simpulan dan saran. Pada bab
satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan aspek laporan ini,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup kajian, teori atau
hukum yang mendasari penelitian ini, metode dan teknik pengumpulan data pada
laporan ini, serta sistematika penulisan. Pada bab dua dijabarkan penjelasan
umum mengenai limbah rumah tangga dan air bersih serta aspek-aspek yang akan
dikaji seperti jenis limbah yang dihasilkan di lingkungan masyarakat, sumber air
bersih, penggolongan air bersih dan air tercemar, kandungan dalam limbah yang
menyebabkan air tercemar, dampak limbah rumah tangga terhadap air bersih, cara
menanggulangi pencemaran limbah rumah tangga. Pada bab tiga akan disajikan
limbah rumah tangga, serta ketersediaan air bersih. Bab empat berisi tentang
simpulan dan saran penulis mengenai permasalahan terkait dampak limbah rumah
BAB II
TEORI DASAR
Menurut Karmana (2007) definisi limbah adalah sisa atau sampah dari suatu
proses kegiatan manusia yang dapat menjadi bahan polutan di suatu lingkungan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Susilowarno (2007) yang mengatakan limbah
adalah sisa atau hasil sampingan dari kegiatan manusia dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hal ini sejalan dengan definisi lain yang mengatakan limbah
adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan manusia (Ign
Suharto, 2011 :226). Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada
No.101 Tahun 2014, limbah adalah sisa suatu usaha dan kegiatan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa limbah adalah sisa atau
hasil buangan yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang dapat menjadi bahan
6
7
1. Limbah domestik atau rumah tangga adalah limbah yang berasal dari
kegiatan pemukiman penduduk atau rumah tangga dan kegiatan usaha seperti
2. Limbah industri adalah merupakan sisa atau buangan dari hasil proses
industri.
3. Limbah pertanian adalah limbah pertanian yang berasal dari daerah atau
kegiatan pertambangan.
6. Limbah medis adalah limbah yang berasal dari dunia kesehatan atau
1. Limbah padat
Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat kering dan
tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini biasanya berasal dari
sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil industri, dan lain-lain.
2. Limbah cair
Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini selalu larut
dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada wadah/bak). Contoh
dari limbah cair ini adalah air bekas cuci pakaian dan piring, limbah cair dari
3. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat dalam
bentuk asap dan selalu bergerak sehingga penyebarannya luas. Contoh dari limbah
gas adalah gas buangan kendaraan bermotor, buangan gas dari hasil industri.
1. Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit
3. Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan
oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi
4. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat
lingkungan.
bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami
Limbah domestik adalah bahan yang terbuang atau sengaja dibuang dari
satu sumber yang berasal dari aktivitas manusia dalam rumah. Limbah ini belum
memiliki nilai ekonomi yang bermanfaat dan bisa jadi malah berdampak negatif.
Menurut Said (2011), limbah domestik yang dihasilkan dari proses atau
2. Limbah cair: urine manusia, air bekas cucian, air bekas mandi dll
asalnya dari berbagai kegiatan sehari-hari dalam kehidupan rumah tangga namun
10
domestik adalah limbah yang dibuang dari satu pemukiman tempat tinggal
pencemaran perairan di pantai. Menurut Puji (2009), limbah cair rumah tangga atau
domestik adalah air buangan yang berasal dari penggunaan limbah dapur, kamar
merupakan tempat yang digunakan sebagai pembuangan akhir sampah dan limbah
yang sudah mencapai tahap akhir dalam pengelolaannya. Lokasi TPA harus
terisolasi secara baik agar kegiatan pengumpulan sampah pada TPA tidak
tahun 2008, tempat pemrosesan akhir dari sampah adalah tempat untuk memroses
dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan
lingkungan.
Nurita, dkk (2010) menyatakan karakteristik kimia dalam limbah cair rumah
1. Protein
kimia yang sangat kompleks dan tidak stabil, sehingga ada sebagian protein yang
dapat larut dalam air dan ada juga yang tidak. Di dalam limbah cair, protein
11
merupakan salah satu unsur penyebab bau, karena terjadinya proses pembusukan
2. Karbohidrat
cair, karbohidrat mengakibatkan bau busuk dan turunnya kadar oksigen terlarut,
Minyak dan lemak terdiri dari komponen utama karbon dan hidrogen dan
memiliki sifat tidak larut dalam air. Minyak juga memiliki sifat relatif stabil dan
4. Deterjen
Deterjen termasuk salah satu bahan organik yang sangat banyak digunakan untuk
organik dan senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan, urin, dan sabun.
Sebagian limbah rumah tangga berbentuk suspensi, lainnya dalam bentuk bahan
terlarut. Di indonesia misalnya pada kota - kota besar, beban organik (organic
load) limbah cair domestik dapat mencapai sekitar 70% dari beban organik total
limbah cair yang ada dikota tersebut. Limbah cair rumah tangga memiliki
12
karakteristik yaitu TSS 25-183 mg/l, COD 100-700 mg/l, BOD 47-466 mg/l, total
Menurut UU RI No.7 tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air, sumber air
adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas,
ataupun di bawah permukaan tanah. Menurut Natsir (2018), sumber air bersih
Berdasarkan letak:
1. Air Atmosfer
Air yang merupakan hasil dari proses penyubliman awan atau uap air, dengan
karakteristik:
3) Melarutkan Unsur yang terlarut di udara antara lain: O2, CO2, N2, debu
2. Air Permukaan
Air hujan yang telah jatuh ke permukaan bumi, biasanya jatuh pada tempat dalam
13
4) Tempat perkembangbiakan MH
3. Air Tanah
Berdasarkan terjadinya
Rumus kimia air, H O, telah dikenal secara umum, tetapi air memiliki
2
rumus kimia yang sama. Pada temperatur rendah, air akan membentuk ikatan
hidrogen dengan rumus molekul H O atau H O . Struktur molekul air dan sifatnya
6 3 8 4
dari bahan organik dari air hujan dalam jumlah yang sangat sedikit hingga air laut
dengan jumlah yang sangat banyak. Dalam air limbah biasanya terkandung unsur-
unsur terlarut dari persediaan air disertai dengan adanya partikel pengotor yang
muncul saat produksi limbah. Air dikatakan tercemar bila mengandung bibit
14
penyakit, parasit, bahan-bahan kimia yang berbahaya dan sampah atau limbah
2) Golongan B: Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum;
peternakan;
tenaga air.
Karakteristik air bersih dan air tercemar secara spesifik tidak dapat
1. Karakteristik fisik
Sifat fisik air adalah sifat yang relatif mudah untuk diukur dan biasanya beberapa
1) Temperatur
Air dianggap baik apabila dalam temperatur yang sejuk, tidak terlalu panas
maupun dingin Suhu air yang sejuk menghambat reaksi biokimia pada saluran air
15
berpengaruh pada pembekuan air. Suhu air yang normal dalam rentang 10 sampai
25 derajat celsius.
Air bersih biasanya tidak berasa dan tidak berbau. Adanya rasa logam, pahit, dan
lainnya menunjukkan kehadiran zat kimia pencemar air yang membahayakan bagi
kesehatan bila dikonsumsi. Air bersih juga tidak memiliki bau tertentu. Apabila
air lingkungan tersebut berbau menyerupai bau dari suasana asam, dapat
dipastikan air tersebut tidak layak untuk digunakan terlebih lagi untuk
dikonsumsi.
3) Warna
Tanda air bersih dan sehat yang selanjutnya yaitu tidak dikandung warna yang
penetrasi cahaya ke dalam air. Adanya warna dalam air menandakan pencemaran
yang dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Pada umumnya, warna pada
air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan organik, ion-ion
metal alam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan tanaman
air. Oksida besi dapat mengakibatkan warna kemerahan pada air, sedangkan
oksida mangan mengakibatkan warna kecoklatan atau kehitaman pada air. Pada
daerah berkapur, air dapat terkandung kalsium karbonat yang menimbulkan warna
kehijauan pada perairan. Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan asam
humus yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati menimbulkan
warna kecoklatan.
16
Warna pada air dibedakan menjadi dua berdasarkan zat penyebabnya, yaitu
warna sejati dan warna semu. Warna sejati disebabkan adanya zat-zat organik
dalam bentuk koloid seperti asam humus, plankton, atau tanaman air yang mati.
Warna semu disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air, artinya
4) Kekeruhan
Air jernih dan tidak keruh menjadi ciri utama dalam karakteristik fisik air bersih
dan sehat. Penyebab kekeruhan air dapat disebabkan karena air terkontaminasi zat
berbahaya atau terbawanya tanah atau pasir ketika air mengalir dalam pipa
penyaluran.
5) Kepadatan
Air jernih dan layak untuk dikonsumsi tidak akan ada endapan pada dasar
permukaan air tersebut. Jika secara kasat mata air terlihat jernih namun terdapat
endapan di bagian bawah, air tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai air bersih.
memungkin untuk larut kembali dan menjadi unsur pencemar yang berbahaya.
Daya hantar listrik atau konduktivitas merupakan kemampuan suatu cairan dalam
terlarut per volumenya dan mobilitas ion-ion tersebut. Nilai daya hantar listrik
semakin tinggi apabila garam-garam ion yang terlarut semakin banyak, dan juga
7) Radioaktivitas
17
Air yang mengandung zat radioaktivitas sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh
tertembus oleh sinar. Kerusakan pada sel tergantung pada intensitas sinar
radioaktivitas yang lewat, seperti sinar alpha yang sulit menembus kulit sehingga
menimbulkan kerusakan pada sel bagian luar, maupun sinar beta ataupun gamma
Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid atau TDS) merupakan bahan-bahan
terlarut (diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6 mm – 10-3 mm) yang
berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada
kertas saring berdiameter 0,45 µm (Rao, 1992 dalam Effendi, 2003). Karena dapat
mengakibatkan warna, rasa, dan bau yang tidak sedap pada air, TDS tidak
diinginkan dalam air. Kekeruhan dan kesadahan air bertambah, sebanding dengan
2. Karakteristik kimia
1) pH
pH netral air berkisar pada pH 7. Air yang sehat dan layak untuk dikonsumsi
berada pada rentang pH 6,5 sampai 9,2. Air dengan pH dibawah 6,5 ataupun
diatas 9,2 dapat menyebabkan senyawa kimia berubah menjadi zat yang sangat
berbahaya bagi kesehatan karena pH yang tidak netral dapat melarutkan zat kimia.
18
Air dengan pH diluar rentang tersebut dapat menimbulkan perubahan rasa, bau,
dan warna.
2) Alkalinitas
(ANC) atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen.
mencapai pH 4,5. Nilai alkalinitas berkaitan erat dengan korosivitas logam dan
alkalinitas yang baik berkisar antara 30 – 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan
nilai alkalinitas > 40 mg/liter CaCO3 disebut perairan sadah (hard water),
sedangkan perairan dengan nilai akalinitas < 40 mg/liter disebut perairan lunak
(soft water).
3) Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral tertentu atau ion-ion logam bervalensi
banyak yang dikandung dalam air, umumnya ion kalsium dan magnesium (ion
logam pada golongan alkali dan alkali tanah). Kesadahan air berkaitan dengan
4) Klorida
maksimal klorida yang diperbolehkan untuk air minum adalah 250 mg/liter. Kadar
klorida yang berlebihan dapat meningkatkan korosi logam pada sistem distribusi,
19
tergantung pada alkalinitas air. Kadar klorida umumnya meningkat seiring dengan
meningkatnya kadar mineral. Kadar klorida yang tinggi, yang diikuti oleh kadar
kalsium dan magnesium yang juga tinggi, dapat meningkatkan sifat korosif air.
5) Zat organik
Zat organik mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Oleh sebab itu, bila zat
dalam air berkurang. Bila keadaan ini terus berlanjut, maka jumlah oksigen akan
semakin menipis sehingga kondisi menjadi anaerob dan dapat menimbulkan bau.
3. Karakteristik biologis
Meskipun dalam kuantitas yang sangat kecil, beberapa bakteri pathogen masih
Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah air buangan yang berasal dari
penggunaan limbah dapur, kamar mandi, toilet, cucian, dan sebagainya (Puji,
2009). Fardiaz (1992) juga menyatakan air buangan masyarakat dan rumah tangga
banyak mengandung minyak dan lemak. Minyak dan lemak tersebut tidak dapat
terlarut sehingga akan mencemari air bersih. Pencemaran air bersih oleh minyak
20
minyak
adalah
Pencemaran air akan berdampak pada kualitas air tanah dan telah terjadi dalam
maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau
lingkungan.
21
2) Penetapan baku mutu air, baku beban pencemaran, dan baku mutu
pembuangannya.
evaluasi.
penegakan hukum.
BAB III
sampo, sabun, pasta gigi, pembersih lantai, sabun cuci piring, minyak, pembalut,
22
23
produk sabun sebagai produk yang menghasilkan banyak limbah rumah tangga,
bahwa produk penghasil limbah rumah tangga terbesar berasal dari produk
keperluan mandi.
Hal ini disebabkan oleh 29 dari 50 responden atau sekitar 58% responden
menggunakan produk keperluan mandi sebanyak 2 kali per hari. Sebanyak 10 dari
itu, hanya sebanyak 7 dari 50 responden atau sekitar 14% responden yang
menggunakan produk keperluan mandi 1 kali dan tidak ada responden yang tidak
menggunakan produk keperluan mandi kurang dari satu kali per hari.
24
sebagai salah satu penghasil limbah rumah tangga terbesar. 32 responden memilih
produk sabun cuci piring dan 31 responden memilih deterjen sebagai produk
penghasil limbah rumah tangga terbesar. Sebanyak 48% responden, yaitu sekitar
per minggu dan 10 dari 50 responden atau sekitar 20% responden menggunakan
25
keperluan mencuci berada pada urutan kedua terbanyak. Maka salah satu sumber
26
berjumlah 48 dari 50 responden terdapat pada opsi tidak berbau. Lalu, sebanyak
46 dari 50 orang memilih pilihan tidak berwarna dengan persentase 92% dari total
jernih dan tidak mengandung bahan kimia. Pada opsi tambahan, terdapat
persentase 2%, dan tidak berasa sejumlah 1 dengan persentase 2%. Maka
karakteristik air bersih berdasarkan hasil kuesioner dapat diukur dari bau pada air,
warna air, tingkat kejernihan air, dan bahan kimia yang terkandung dalam air
tersebut.
memengaruhi ketersediaan air bersih di Kecamatan Coblong mulai dari skala 1-5
limbah rumah tangga yang dihasilkan tidak memengaruhi ketersediaan air bersih -
27
sekitar 44% beranggapan bahwa produk limbah rumah tangga yang dihasilkan
sembilan dari 50 responden atau sekitar 18% beranggapan bahwa produk limbah
memiliki skala 5. Oleh karena itu, didapatkan dari data hasil kuesioner, limbah
Coblong.
Air Bersih
isian. Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari kumpulan jawaban
tersebut. Mayoritas jawaban mengatakan limbah produk yang tidak diolah dengan
baik akan mengurangi ketersediaan air bersih. Responden menyatakan limbah dari
28
berbagai produk rumah tangga yang diolah tanpa sistem drainase yang baik akan
memengaruhi ketersediaan air bersih melalui pencemaran sumber air bersih dan
seperti sabun, sampo, ataupun deterjen yang dibuang ke saluran air dan dibuang
ke saluran air tanpa pengolahan yang benar akan mencemari perairan dan
kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu, dampak dari adanya limbah produk
rumah tangga ini sangat dapat dirasakan dalam kehidupan masyarakat karena
membawa perubahan yang cukup signifikan seperti munculnya bau dan adanya
warna pada air, yang mencerminkan bahwa air tersebut sudah tercemar.
Terdapat beberapa solusi yang diberikan dari hasil kuesioner, sehingga dapat
ditarik kesimpulan dari jawaban yang ada. Solusi pertama adalah memfiltrasi air
sisa limbah rumah tangga, filtrasi dapat dilakukan dengan membuat fasilitas
pengolahan limbah rumah tangga. Cara lain dapat dilakukan dengan mengurangi
Wawancara dilakukan dengan salah seorang ibu penjaga kos, Ibu Rahma,
sebagai narasumber dengan letak kos di Jl. Dago Asri IV Blok H No. 7, Kec.
29
kamar kos, ia mencuci pakaian setiap harinya dengan kuantitas deterjen yang
digunakan satu saset setiap kali mencuci. Penghuni kamar kos di tempatnya
sebanyak enam orang dan setiap orang meletakkan tiga baju per hari di tempat
baju kotor. Ibu Rahma mengaku tidak mengetahui kemana pipa saluran air sisa
krisis air yang signifikan secara kuantitatif. Untuk kosnya, Ibu Rahma tidak
menggunakan air tanah, tetapi memakai fasilitas dari PAM. Menurutnya air dari
PAM lebih bersih dan terjamin dibanding air tanah. Air PAM yang lalu
endapan jika air ditampung pada suatu ember lalu didiamkan beberapa saat.
Namun, adanya endapan pada air PAM tidak sebanding ketika Ibu Rahma
menggunakan air tanah. Menurut informasi dari narasumber, air tanah digali
hingga kedalaman kurang lebih 42 meter. Ketika awal pemakaian, air yang
dihasilkan dari filtrasi air tanah memang tergolong bersih. Namun, karena
filtrasi air tanah semakin berkurang sehingga tercium bau logam dari air yang
bersih yang didistribusikan ke keran antara sekarang dan masa lampau. Air di
air PAM yang artinya terdapat zat pengotor yang membuat air tidak lagi dapat
30
digolongkan ke dalam air bersih. Air yang dialirkan dari PAM seharusnya dapat
menjadi sumber air minum atau dengan kata lain air yang mengalir dari keran
kebersihan air menurun dan tidak cukup higienis untuk langsung dikonsumsi.
Seperti yang telah dibahas pada BAB II, zat pengotor dapat berasal dari berbagai
macam hal termasuk limbah sisa rumah tangga. Selain air PAM, dibahas juga
mengenai air tanah oleh narasumber. Narasumber tidak lagi menggunakan air
tanah karena adanya bau logam yang disebabkan berkurangnya fungsi filter. Air
bersih seharusnya tidak berbau sehingga apabila tercium bau logam, air tidak
lebih bersih dibandingkan pada masa sekarang. Hal tersebut dapat disebabkan
tersedia. Meskipun air bersih sekarang tidak seperti air bersih pada masa lampau,
digolongkan sebagai air bersih. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kinerja
BAB IV
4.1 Simpulan
sampo, sabun, pasta gigi, sabun cuci piring, dan pembalut merupakan produk
yang paling banyak menghasilkan limbah. Produk kebersihan dan produk hasil
produk tersebut cenderung dibuang ke saluran air tanpa filtrasi dan sistem
drainase yang tepat sehingga dapat mencemari sumber air bersih. Selain itu,
Seluruh aktivitas yang menggunakan air bersih akan terganggu dan air yang tidak
bersih juga akan membawa dampak buruk terhadap kesehatan tubuh dan
membawa penyakit.
akibat limbah, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan. Beberapa solusi
tersebut adalah filtrasi dan pengolahan limbah rumah tangga untuk mencegah
tercemarnya sumber air, adanya sistem drainase yang lebih baik, kesadaran
31
32
penggunaan produk yang berlebihan, dan menggunakan produk yang lebih ramah
lingkungan agar sisa produk dapat lebih mudah diolah. Dengan melakukan hal-hal
tersebut, pencemaran air bersih akibat adanya limbah rumah tangga dapat dicegah
dan ditanggulangi.
4.2 Saran
untuk tidak membuang sisa limbah produk rumah tangga ke saluran air secara
serta mulai menggunakan produk rumah tangga yang ramah lingkungan. Selain
untuk mulai memiliki fasilitas filtrasi dan sistem drainase yang tepat untuk
melakukan hal-hal ini, diharapkan kualitas dan kuantitas air bersih akan tetap
Walaupun begitu, penulis harap penelitian ini masih bisa dilanjutkan. Penulis
lebih banyak dan lebih merata pada seluruh daerah di Kecamatan Coblong.
Dengan demikian, data yang digunakan akan menghasilkan analisis yang lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/368/1/Sumber%20air%20dan%20karakt
http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/Axiologiya/article/download/304/224(diakses pada 13
https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/08/parameter-fisika-kimia-biologi-
Miller, Frederic P., Agnes, John.2010. Best Management Practice for Water Pollution.
Sah Media
Kanisius
https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/download/140/137(diakses
33
34
pukul 19.50)
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
1. Nama fakultas:
gunakan?
air bersih
permasalahan diatas?
35
36
LAMPIRAN 2
37
LAMPIRAN 3
38
RIWAYAT HIDUP
2000 dari seorang ayah bernama Ferry Tobing dan seorang ibu
dari empat bersaudara dari ayah bernama Christian Heri dan ibu
39
40
Bandung.
SANWACANA
Finally tugas ini selesaiii!!! Masa TPB ditutup dengan selesainya tugas
TTKI ini. Tidak terasa sudah berada di akhir semester dua, waktu memang berlalu
dengan cepat. Terima kasih kepada Ibu Yani yang sudah membimbing kami
dalam mengerjakan tugas karya tulis ini. Kami sangat senang karena bisa
menyelesaikan tugas ini. Tidak hanya itu, kami juga mendapatkan banyak manfaat
selama proses pengerjaan tugas ini. Manfaatnya antara lain ilmu yang didapat
ketersediaan air bersih di sekitar Kecamatan Coblong, dll. Kami juga sangat
sukarela walaupun sedang chaos tubes dan uts. Salut sama kalian semuaaa!!
Terima kasih juga kepada ibu kos yang sudah mau diwawancara walaupun sedang
repot mengurus kosan hehe. Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah
memberi saran untuk mengoreksi karya ilmiah kamiii. Dan terimakasih kepada
karya ilmiah ini. Love u all guys. Tidak lupa kami panjatkan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa karena telah membimbing kami dalam mengerjakan tugas
ini sampai akhir. Semoga tugas yang kami buat akan bermanfaat dikemudian hari
nanti. Dengan ini kami tutup karya ilmiah yang telah kami buat. Salam sejahtera
Penulis
41