Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP

KETERSEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN

COBLONG

KARYA TULIS ILMIAH

Tugas Mata Kuliah Tata Tulis Karya Ilmah

PRIQUELA APRILYA 16618138

NECELINE CHRISHERLIE 16618248

KRISTEL EUNIKE 16618278

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

2019

PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Pengaruh Limbah Rumah Tangga terhadap

Ketersediaan Air Bersih di Kecamatan Coblong

2. Peserta : Priquela Aprilya (16618138), Neceline Chrisherlie (16618248),

Kristel Eunike (16618278)

a. Ketua Kelompok

Nama : Priquela Aprilya

NIM : 16618138

Fakultas : Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

b. Jumlah Anggota : 2 orang

2. Dosen Pembimbing

a. Nama : Yani Suryani, S.S., M. Hum.

b. NIP : 198003222014042001

Bandung, 4 Mei 2019

Menyetujui,

Pembimbing Ketua Kelompok

Yani Suryani, S.S., M. Hum Priquela Aprilya

NIP : 198003222014042001 NIM : 16618138

PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa karya tulis ilmiah dengan judul

“PENGARUH LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP KETERSEDIAAN

AIR BERSIH DI KECAMATAN COBLONG” benar merupakan karya kami

sendiri dan kami tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara yang

tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam tradisi keilmuan. Atas pernyataan

ini, kami siap menerima tindakan atau sanksi yang dijatuhkan kepada kami

apabila ditemukan pelanggaran atas etika akademik dalam karya kami ini.

Bandung, 4 mei 2019

Yang membuat pernyataan

Ketua Kelompok

Priquela Aprilya

NIM : 16618138

Anggota I Anggota II

Neceline Chrisherlie Kristel Eunike N. T.

NIM : 16618248 NIM : 16618278

ABSTRAK

Limbah memiliki banyak dampak negatif terhadap lingkungan, seperti


pencemaran air dan udara, kerusakan ekosistem, dan sebagainya. Limbah dapat
dikelompokan menjadi limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian,
limbah pertambangan, dan limbah medis. Salah satu sumber penyumbang limbah
terbesar adalah limbah rumah tangga. Menurut Santoso (1993), limbah rumah
tangga adalah bahan yang terbuang atau sengaja dibuang dari satu sumber yang
berasal dari aktivitas manusia dalam rumah. Limbah rumah tangga yang tidak
diolah dengan tepat akan berdampak pada ketersediaan air bersih sehingga harus
dicari solusi untuk mencegah dan menanggulanginya. Metode yang digunakan
dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif analitis. Pengumpulan
data dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan penyebaran angket. Target
untuk wawancara adalah perwakilan masyarakat Coblong, dan target penyebaran
angket adalah mahasiswa ITB yang tinggal di kawasan Kecamatan Coblong.
Sampel yang akan diambil dari penyebaran angket berjumlah 50. Dari hasil
pengumpulan data yang didapat, sumber penyumbang limbah rumah tangga
terbesar berasal dari produk kebutuhan mandi seperti sabun dan sampo. Produk
tersebut digunakan setiap hari lebih dari dua kali. Hal tersebut berdampak pada
pencemaran air yang akan digunakan sebagai sumber air warga sekitar. Sehingga
cara mengatasinya adalah dengan memakai produk yang ramah lingkungan atau
menyaring air yang sudah tercemar.

Kata kunci : limbah, limbah rumah tangga, ketersediaan air bersih

ABSTRACT

Waste has many negative impacts on the environment, such as water and air
pollution, ecosystem damage, and so on. Waste can be grouped into household
waste, industrial waste, agricultural waste, mining waste, and medical waste. One
of the biggest sources of waste contributors is household waste. According to
Santoso (1993), household waste is material that is wasted or intentionally
discarded from one source that comes from human activities in the home.
Household waste that is not properly processed will have an impact on the
availability of clean water so solutions must be sought to prevent and mitigate it.
The method used in making scientific papers is descriptive analytical. Data
collection is done in two ways, namely interviews and questionnaires. The target
for the interview was the representative of the Coblong community, and the target
of the questionnaire distribution was ITB students who lived in the Coblong
District area. Samples to be taken from questionnaires are 50. From the results of
data collection obtained, the largest source of household waste contributors
comes from bath products such as soap and shampoo. The product is used every
day more than twice. This has an impact on water pollution which will be used as
a source of water for local residents. So the way to overcome this is to use
products that are environmentally friendly or filter out contaminated water.

Keywords : waste, household waste, availability of clean water

ii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang

berjudul “Pengaruh Limbah Rumah Tangga terhadap Ketersediaan Air Bersih di

Kecamatan Coblong” untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah

(TTKI). Karya ilmiah ini dibuat atas adanya permasalahan akibat limbah rumah

tangga yang memengaruhi ketersediaan air bersih. Adapun hambatan dalam

pembuatan dan penyusunan karya ilmiah yaitu sulit dalam mencari data

ketersediaan air bersih dan sumber pustaka mengenai limbah rumah tangga secara

spesifik.

Penulisan karya ilmiah ini dapat diselesaikan atas bantuan dari banyak

pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang membantu baik dalam proses pengumpulan data maupun selama

penulisan. Ucapan terima kasih ini disampaikan kepada :

1. Ibu Yani Suryani S.S., M.Hum selaku dosen mata kuliah Tata Tulis Karya

Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama

proses penulisan dan penyusunan karya ilmiah

2. Ibu kos sebagai perwakilan masyarakat Coblong, selaku narasumber pada

tahap wawancara dalam pengumpulan data

3. Teman-teman yang telah mendukung penulisan karya ilmiah ini dengan

pengisian angket

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan karya ilmiah ini.

iii
iv

Ibarat peribahasa ‘tak ada gading yang tak retak’, penulis menyadari masih

terdapat banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis

mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun.

Akhir kata penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan semua pihak.

Bandung, April 2019

Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................i

ABSTRACT...............................................................................................................ii

PRAKATA.............................................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah..................................................1

1.1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2

1.2 Ruang Lingkup Kajian...........................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................3

1.4 Anggapan Dasar.....................................................................................4

1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data.................................................5

1.5.1 Metode................................................................................................5

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data..................................................................5

1.6 Sistematika penulisan.............................................................................6

BAB II TEORI DASAR..........................................................................................7

2.1 Definisi Limbah.....................................................................................7

2.2 Jenis Limbah..........................................................................................7

v
vi

2.3 Limbah Rumah Tangga..........................................................................9

2.4 Pembuangan Akhir Limbah.................................................................10

2.5 Kandungan Ilmiah Limbah Rumah Tangga.........................................10

2.6 Sumber Air Bersih...............................................................................12

2.7 Karakteristik Air Bersih dan Air Tercemar..........................................13

2.8 Pencemaran Air Bersih Akibat Limbah Rumah Tangga.....................19

2.9 Dampak Pencemaran Air bagi Lingkungan.........................................20

2.10 Penanggulangan Limbah Rumah Tangga..........................................20

BAB III PENGARUH LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP

KETERSEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN COBLONG..........22

3.1 Paparan Hasil Kuesioner......................................................................22

3.2 Paparan Hasil Wawancara....................................................................28

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................31

4.1 Simpulan...............................................................................................31

4.2 Saran.....................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33

LAMPIRAN...........................................................................................................35

RIWAYAT HIDUP................................................................................................39

SANWACANA......................................................................................................41

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Pemetaan Tempat Tinggal Responden...................................22

Gambar 2 Diagram Penggunaan Produk Penyumbang Limbah............................23

Gambar 3 Diagram Frekuensi Pemakaian Produk Keperluan Mandi....................24

Gambar 4 Diagram Frekuensi Penggunaan Produk Keperluan Mencuci..............25

Gambar 5 Diagram Kriteria Air Bersih Menurut Responden................................25

Gambar 6 Diagram Pengaruh Pemakaian Produk terhadap Ketersediaan Air

Bersih.. ..................................................................................................................27

vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN ANGKET.........................................35

LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA..............................36

LAMPIRAN 3 SAMPEL JAWABAN ANGKET.................................................37

LAMPIRAN 4 LEMBAR KENDALI...................................................................42

LAMPIRAN 5 HASIL ASISTENSI......................................................................44

viii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pasti menghasilkan limbah. Limbah

memiliki berbagai dampak terhadap lingkungan, seperti pencemaran air dan

udara, kerusakan ekosistem, dan menimbulkan penyakit. Seiring dengan

meningkatnya kebutuhan hidup manusia, limbah yang dihasilkan juga meningkat.

Berdasarkan sumbernya, limbah dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis,

seperti limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian, limbah

pertambangan, limbah peristiwa, dan limbah medis.

Salah satu sumber limbah terbesar adalah sisa aktivitas rumah tangga. Sisa

aktivitas rumah tangga dapat berupa banyak hal, seperti sampah sisa makanan,

sayuran, plastik, limbah deterjen, limbah sampah basah, dan air cucian. Karena

jumlahnya yang banyak dan jenisnya yang beragam, limbah rumah tangga

berdampak besar terhadap lingkungan. Seringkali kita menghasilkan limbah

rumah tangga tanpa kita sadari, sehingga limbah tersebut menumpuk dalam

jumlah yang sangat besar. Meningkatnya jumlah limbah rumah tangga berarti

meningkatnya juga pencemaran lingkungan.

Keberadaan sampah dan limbah rumah tangga akan sangat memengaruhi

lingkungan permukiman. Permasalahan limbah adalah suatu permasalahan

mengikuti kegiatan manusia dan akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat.

Selain itu, limbah rumah tangga yang tidak diolah dengan tepat berpotensi

1
2

mencemari lingkungan perairan. Salah satu dampaknya adalah terhadap

ketersediaan air bersih di lingkungan.

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan

manusia. Berbagai aspek kehidupan manusia membutuhkan adanya air bersih

karena air banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Air bersih juga aspek yang sangat esensial dalam menyokong hidup yang

sehat. Oleh karena itu, permasalahan limbah tidak dapat diabaikan begitu saja.

Sehingga, untuk mencapai kehidupan masyarakat yang sejahtera dan sehat,

dibutuhkan pengolahan limbah yang baik.

Untuk itu, pengamatan dilakukan dilingkungan sekitar kita, yakni

Kecamatan Coblong. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mencegah dan

menanggulangi pencemaran limbah rumah tangga terhadap ketersediaan air

bersih. Maka dari itu, perlu diketahui dampak limbah rumah tangga terhadap

ketersediaan air bersih.

1.1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja kandungan dalam limbah yang membuat air bersih

terkontaminasi?

2. Bagaimana dampak limbah rumah tangga terhadap ketersediaan air bersih?

3. Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi pencemaran limbah rumah

tangga terhadap ketersediaan air bersih?

1.2 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal hal berikut.

1. Pembuangan akhir limbah

2. Jenis limbah yang dihasilkan di lingkungan masyarakat

3. Sumber air bersih

4. Penggolongan air bersih dan air tercemar

5. Sumber limbah rumah tangga

6. Kandungan dalam limbah yang menyebabkan air menjadi tercemar

7. Proses pencemaran air bersih oleh limbah

8. Dampak limbah rumah tangga terhadap air bersih

9. Dampak air yang tercemar bagi makhluk hidup dan lingkungan sekitar

10. Cara menanggulangi pencemaran limbah rumah tangga yang sudah ada

11. Cara mengurangi pencemaran limbah rumah tangga

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini adalah untuk

1. Menjabarkan jenis limbah yang dihasilkan masyarakat.

2. Menentukan tempat pembuangan akhir limbah.

3. Menentukan sumber air bersih.

4. Menjabarkan kandungan ilmiah limbah yang membuat air bersih tercemar.

5. Menjabarkan penggolongan air bersih dan air tercemar.

6. Menjabarkan dampak limbah rumah tangga terhadap ketersediaan air

bersih.

7. Menjabarkan cara mencegah dan menanggulangi pencemaran limbah

rumah tangga terhadap ketersediaan air bersih.

1.4 Anggapan Dasar

Limbah domestik adalah bahan yang terbuang atau sengaja dibuang dari satu

sumber yang berasal dari aktivitas manusia dalam rumah. Limbah ini belum

memiliki nilai ekonomi yang bermanfaat dan bisa jadi malah berdampak negatif.

Ir. Hieronymus Budi Santoso (1993)

1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.5.1 Metode

Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis karena penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan data yang diperoleh baik dari berbagai rujukan

maupun dari lapangan kemudian dianalisis.

1.5.2 Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah

1. Wawancara

Pengumpulan data ini akan dilakukan dengan mewawancarai ibu kos, wakil dari

masyarakat Coblong, sebagai salah seorang penyumbang limbah rumah tangga.

2. Penyebaran angket

Penyebaran angket ditargetkan kepada mahasiswa ITB yang khususnya tinggal di

kecamatan Coblong. Penyebaran angket akan dilakukan melalui media sosial dan

mahasiswa akan mengisi angket tersebut melalui google form. Target jumlah

orang yang mengisi angket yaitu kurang lebih 50 orang.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, teori

dasar limbah dan air bersih, analisis dampak limbah rumah tangga terhadap

ketersediaan air bersih di Kecamatan Coblong, serta simpulan dan saran. Pada bab

satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan aspek laporan ini,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup kajian, teori atau

hukum yang mendasari penelitian ini, metode dan teknik pengumpulan data pada

laporan ini, serta sistematika penulisan. Pada bab dua dijabarkan penjelasan

umum mengenai limbah rumah tangga dan air bersih serta aspek-aspek yang akan

dikaji seperti jenis limbah yang dihasilkan di lingkungan masyarakat, sumber air

bersih, penggolongan air bersih dan air tercemar, kandungan dalam limbah yang

menyebabkan air tercemar, dampak limbah rumah tangga terhadap air bersih, cara

menanggulangi pencemaran limbah rumah tangga. Pada bab tiga akan disajikan

analisis masalah-masalah yang telah dirumuskan berupa kuantitas produksi

limbah di masyarakat, jenis produk penyumbang limbah rumah tangga yang

digunakan di masyarakat, cara untuk mengurangi pemakaian produk penghasil

limbah rumah tangga, serta ketersediaan air bersih. Bab empat berisi tentang

simpulan dan saran penulis mengenai permasalahan terkait dampak limbah rumah

tangga terhadap ketersediaan air bersih khususnya di Kecamatan Coblong.

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Definisi Limbah

Menurut Karmana (2007) definisi limbah adalah sisa atau sampah dari suatu

proses kegiatan manusia yang dapat menjadi bahan polutan di suatu lingkungan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Susilowarno (2007) yang mengatakan limbah

adalah sisa atau hasil sampingan dari kegiatan manusia dalam upaya memenuhi

kebutuhan hidupnya. Hal ini sejalan dengan definisi lain yang mengatakan limbah

adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan manusia (Ign

Suharto, 2011 :226). Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses

produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada

saat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena menurunkan kualitas

lingkungan (Deden Abdurahman, 2008). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No.101 Tahun 2014, limbah adalah sisa suatu usaha dan kegiatan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa limbah adalah sisa atau

hasil buangan yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang dapat menjadi bahan

polutan dan membahayakan lingkungan serta kelangsungan hidup manusia dan

makhluk hidup lainnya.

2.2 Jenis Limbah

Menurut Zulkifli (2014), berdasarkan sumbernya, limbah dapat dibagi

menjadi enam jenis, yaitu sebagai berikut:

6
7

1. Limbah domestik atau rumah tangga adalah limbah yang berasal dari

kegiatan pemukiman penduduk atau rumah tangga dan kegiatan usaha seperti

pasar, restoran, gedung perkantoran dan sebagainya.

2. Limbah industri adalah merupakan sisa atau buangan dari hasil proses

industri.

3. Limbah pertanian adalah limbah pertanian yang berasal dari daerah atau

kegiatan pertanian maupun perkebunan.

4. Limbah pertambangan adalah limbah pertambangan yang berasal dari

kegiatan pertambangan.

5. Limbah pariwisata adalah limbah limbah yang berasal dari sarana

transportasi yang membuang limbahnya.

6. Limbah medis adalah limbah yang berasal dari dunia kesehatan atau

limbah medis mirip dengan sampah domestik pada umumnya.

Menurut Abdurrahman (2006), berdasarkan wujud limbah yang

dihasilkan, limbah terbagi 3 yaitu:

1. Limbah padat

Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat kering dan

tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini biasanya berasal dari

sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil industri, dan lain-lain.

2. Limbah cair

Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini selalu larut

dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada wadah/bak). Contoh

dari limbah cair ini adalah air bekas cuci pakaian dan piring, limbah cair dari

industri, dan lain-lain.

3. Limbah gas

Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat dalam

bentuk asap dan selalu bergerak sehingga penyebarannya luas. Contoh dari limbah

gas adalah gas buangan kendaraan bermotor, buangan gas dari hasil industri.

Menurut Haghi (2011), jenis limbah dapat dibedakan menjadi 5

berdasakan jenisnya, yaitu:

1. Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit

dan dapat membuat logam berkarat.

2. Limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) adalah limbah yang

mengandung racun berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah ini

mengakibatkan kematian jika masuk ke dalam laut.

3. Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan

oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi

dan dapat menyebabkan kebakaran.

4. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat

menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak

lingkungan.

5. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang

menghasilkan gesekan atau percikan api jika berdekatan dengan api.

Menurut Suharto (2011), limbah digolongkan menjadi dua berdasarkan

polimer penyusun mudah dan tidak terdegradasinya antara lain:

1. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste =

mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh

bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.

2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami

(nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya besi, plastik, kaca,

kaleng, dan lain-lain.

2.3 Limbah Rumah Tangga

Limbah domestik adalah bahan yang terbuang atau sengaja dibuang dari

satu sumber yang berasal dari aktivitas manusia dalam rumah. Limbah ini belum

memiliki nilai ekonomi yang bermanfaat dan bisa jadi malah berdampak negatif.

(Ir. Hieronymus Budi Santoso, 1993)

Menurut Said (2011), limbah domestik yang dihasilkan dari proses atau

kegiatan rumah tangga (domestik) antara lain:

1. Limbah padat: sisa makanan, tinja manusia dll

2. Limbah cair: urine manusia, air bekas cucian, air bekas mandi dll

3. Limbah gas: asap dapur, asap hasil pembakaran sampah, dll

Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008, limbah domestik adalah limbah yang

asalnya dari berbagai kegiatan sehari-hari dalam kehidupan rumah tangga namun

tidak termasuk kedalamnya adalah tinja. Menurut Suhartono (2009), limbah


10

domestik adalah limbah yang dibuang dari satu pemukiman tempat tinggal

penduduk, pasar, pertokoan ataupun perkantoran yang berperan penting dalam

pencemaran perairan di pantai. Menurut Puji (2009), limbah cair rumah tangga atau

domestik adalah air buangan yang berasal dari penggunaan limbah dapur, kamar

mandi, toilet, cucian, dan sebagainya.

2.4 Pembuangan Akhir Limbah

Rochman (2014) menyatakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

merupakan tempat yang digunakan sebagai pembuangan akhir sampah dan limbah

yang sudah mencapai tahap akhir dalam pengelolaannya. Lokasi TPA harus

terisolasi secara baik agar kegiatan pengumpulan sampah pada TPA tidak

membawa pengaruh negatif pada lingkungan sekitar TPA. Menurut UU No. 18

tahun 2008, tempat pemrosesan akhir dari sampah adalah tempat untuk memroses

dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan

lingkungan.

2.5 Kandungan Ilmiah Limbah Rumah Tangga

Nurita, dkk (2010) menyatakan karakteristik kimia dalam limbah cair rumah

tangga adalah sebagai berikut:

1. Protein

Protein mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen. Protein memiliki struktur

kimia yang sangat kompleks dan tidak stabil, sehingga ada sebagian protein yang

dapat larut dalam air dan ada juga yang tidak. Di dalam limbah cair, protein


11

merupakan salah satu unsur penyebab bau, karena terjadinya proses pembusukan

dan penguraian oleh bakteri.

2. Karbohidrat

Karbohidrat mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Dalam limbah

cair, karbohidrat mengakibatkan bau busuk dan turunnya kadar oksigen terlarut,

sehingga karbohidrat dapat mengganggu kehidupan biota air.

3. Minyak dan lemak

Minyak dan lemak terdiri dari komponen utama karbon dan hidrogen dan

memiliki sifat tidak larut dalam air. Minyak juga memiliki sifat relatif stabil dan

tidak mudah terdekomposisi oleh bakteri

4. Deterjen

Deterjen termasuk salah satu bahan organik yang sangat banyak digunakan untuk

keperluan rumah tangga, sehingga limbah rumah tangga sering memiliki

kandungan deterjen. Beberapa jenis deterjen mengandung bahan pembersih yang

dapat menimbulkan busa yang mempunyai sifat tahan terhadap penguraian

biologis, sehingga dapat menimbulkan masalah pencemaran air.

Menurut Li (2009), komposisi limbah cair rata-rata mengandung bahan

organik dan senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan, urin, dan sabun.

Sebagian limbah rumah tangga berbentuk suspensi, lainnya dalam bentuk bahan

terlarut. Di indonesia misalnya pada kota - kota besar, beban organik (organic

load) limbah cair domestik dapat mencapai sekitar 70% dari beban organik total

limbah cair yang ada dikota tersebut. Limbah cair rumah tangga memiliki


12

karakteristik yaitu TSS 25-183 mg/l, COD 100-700 mg/l, BOD 47-466 mg/l, total

coliforms 56-8,03x107 CFU/100 mL.

2.6 Sumber Air Bersih

Menurut UU RI No.7 tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air, sumber air

adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas,

ataupun di bawah permukaan tanah. Menurut Natsir (2018), sumber air bersih

dapat dibagi berdasarkan letaknya dan bagaimana terjadinya. Berikut adalah

penjelasan sumber air bersih:

Berdasarkan letak:

1. Air Atmosfer

Air yang merupakan hasil dari proses penyubliman awan atau uap air, dengan

karakteristik:

1) Memiliki kesadahan rendah

2) Bakteriologisnya lebih bagus tergantung pada tempat penampungan.

3) Melarutkan Unsur yang terlarut di udara antara lain: O2, CO2, N2, debu

dan mineral lainnya

4) Besarnya curah hujan merupakan patokan utama dalam perencanaan

penyediaan air bersih

2. Air Permukaan

Air hujan yang telah jatuh ke permukaan bumi, biasanya jatuh pada tempat dalam

permukaan tanah seperti sungai, danau, rawa, dengan karakteristik :

1) Hard water (kesadahan tinggi) tergantung lokasi


13

2) Cukup Mengandung mineral

3) Air keruh dan kotor

4) Tempat perkembangbiakan MH

5) Dipengaruhi daerah yang dilewatinya

6) Mudah terkontaminasi oleh aktifitas makhluk hidup. Contoh : air Sungai,

Danau, Waduk, rawa, dll K

3. Air Tanah

Berdasarkan terjadinya

1. Sumber air alami

2. Sumber air buatan

2.7 Karakteristik Air Bersih dan Air Tercemar

Rumus kimia air, H O, telah dikenal secara umum, tetapi air memiliki
2

beberapa sifat yang penyederhanaannya tidak selalu dapat dijelaskan dengan

rumus kimia yang sama. Pada temperatur rendah, air akan membentuk ikatan

hidrogen dengan rumus molekul H O atau H O . Struktur molekul air dan sifatnya
6 3 8 4

sebagai penghantar listrik dengan konstanta dielektrik yang sangat tinggi

menyebabkan air mampu melarutkan berbagai substansi. Dalam air alami

terkandung konsentrasi berbagai substansi dengan jumlah yang bervariasi mulai

dari bahan organik dari air hujan dalam jumlah yang sangat sedikit hingga air laut

dengan jumlah yang sangat banyak. Dalam air limbah biasanya terkandung unsur-

unsur terlarut dari persediaan air disertai dengan adanya partikel pengotor yang

muncul saat produksi limbah. Air dikatakan tercemar bila mengandung bibit


14

penyakit, parasit, bahan-bahan kimia yang berbahaya dan sampah atau limbah

industri (Chandra, 2007).

Dalam Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian

Pencemaran Air, menurut peruntukannya air digolongkan menjadi :

1) Golongan A: Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu;

2) Golongan B: Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum;

3) Golongan C: Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan;

4) Golongan D: Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan

dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik

tenaga air.

Karakteristik air bersih dan air tercemar secara spesifik tidak dapat

dibandingkan hanya dari satu aspek. Diperlukan beberapa parameter seperti

karakteristik fisik, kimia, dan biologi untuk membandingkannya. Berikut adalah

parameter-parameter dalam menentukan kualitas air:

1. Karakteristik fisik

Sifat fisik air adalah sifat yang relatif mudah untuk diukur dan biasanya beberapa

sifat dapat diamati secara langsung oleh orang awam

1) Temperatur

Air dianggap baik apabila dalam temperatur yang sejuk, tidak terlalu panas

maupun dingin Suhu air yang sejuk menghambat reaksi biokimia pada saluran air

ataupun pelarutan zat kimia dan mencegah berkembangbiaknya mikroorganisme.


15

Temperatur tinggi dapat memicu penguapan air, sedangkan temperatur rendah

berpengaruh pada pembekuan air. Suhu air yang normal dalam rentang 10 sampai

25 derajat celsius.

2) Rasa dan bau

Air bersih biasanya tidak berasa dan tidak berbau. Adanya rasa logam, pahit, dan

lainnya menunjukkan kehadiran zat kimia pencemar air yang membahayakan bagi

kesehatan bila dikonsumsi. Air bersih juga tidak memiliki bau tertentu. Apabila

air lingkungan tersebut berbau menyerupai bau dari suasana asam, dapat

dipastikan air tersebut tidak layak untuk digunakan terlebih lagi untuk

dikonsumsi.

3) Warna

Tanda air bersih dan sehat yang selanjutnya yaitu tidak dikandung warna yang

tercampur dalam kandungan air. Warna dapat menghambat penembusan atau

penetrasi cahaya ke dalam air. Adanya warna dalam air menandakan pencemaran

yang dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Pada umumnya, warna pada

air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan organik, ion-ion

metal alam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan tanaman

air. Oksida besi dapat mengakibatkan warna kemerahan pada air, sedangkan

oksida mangan mengakibatkan warna kecoklatan atau kehitaman pada air. Pada

daerah berkapur, air dapat terkandung kalsium karbonat yang menimbulkan warna

kehijauan pada perairan. Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan asam

humus yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati menimbulkan

warna kecoklatan.


16

Warna pada air dibedakan menjadi dua berdasarkan zat penyebabnya, yaitu

warna sejati dan warna semu. Warna sejati disebabkan adanya zat-zat organik

dalam bentuk koloid seperti asam humus, plankton, atau tanaman air yang mati.

Warna semu disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air, artinya

akan mengalami perubahan setelah disaring atau disentrifugasi akan mengendap.

4) Kekeruhan

Air jernih dan tidak keruh menjadi ciri utama dalam karakteristik fisik air bersih

dan sehat. Penyebab kekeruhan air dapat disebabkan karena air terkontaminasi zat

berbahaya atau terbawanya tanah atau pasir ketika air mengalir dalam pipa

penyaluran.

5) Kepadatan

Air jernih dan layak untuk dikonsumsi tidak akan ada endapan pada dasar

permukaan air tersebut. Jika secara kasat mata air terlihat jernih namun terdapat

endapan di bagian bawah, air tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai air bersih.

Adanya endapan menandakan air tersebut mengandung zat pengeruh dan

memungkin untuk larut kembali dan menjadi unsur pencemar yang berbahaya.

6) Daya Hantar Listrik

Daya hantar listrik atau konduktivitas merupakan kemampuan suatu cairan dalam

menghantarkan arus listrik. Konduktivitas air bergantung pada jumlah ion-ion

terlarut per volumenya dan mobilitas ion-ion tersebut. Nilai daya hantar listrik

semakin tinggi apabila garam-garam ion yang terlarut semakin banyak, dan juga

dipengaruhi jumlah ion organik, valensi, suhu, serta konsentrasi.

7) Radioaktivitas


17

Air yang mengandung zat radioaktivitas sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh

manusia. Adanya zat radioaktivitas menimbulkan kerusakan pada sel yang

tertembus oleh sinar. Kerusakan pada sel tergantung pada intensitas sinar

radioaktivitas yang lewat, seperti sinar alpha yang sulit menembus kulit sehingga

menimbulkan kerusakan pada sel bagian luar, maupun sinar beta ataupun gamma

yang dapat menembus kulit sangat dalam.

8) Jumlah Zat Padat Terlarut

Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid atau TDS) merupakan bahan-bahan

terlarut (diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6 mm – 10-3 mm) yang

berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada

kertas saring berdiameter 0,45 µm (Rao, 1992 dalam Effendi, 2003). Karena dapat

mengakibatkan warna, rasa, dan bau yang tidak sedap pada air, TDS tidak

diinginkan dalam air. Kekeruhan dan kesadahan air bertambah, sebanding dengan

nilai pertambahan TDS.

2. Karakteristik kimia

Karakteristik kimia cenderung lebih spesifik di alam dibanding parameter fisik

dan lebih bermanfaat dalam menentukan sifat suatu sampel.

1) pH

pH netral air berkisar pada pH 7. Air yang sehat dan layak untuk dikonsumsi

berada pada rentang pH 6,5 sampai 9,2. Air dengan pH dibawah 6,5 ataupun

diatas 9,2 dapat menyebabkan senyawa kimia berubah menjadi zat yang sangat

berbahaya bagi kesehatan karena pH yang tidak netral dapat melarutkan zat kimia.


18

Air dengan pH diluar rentang tersebut dapat menimbulkan perubahan rasa, bau,

dan warna.

2) Alkalinitas

Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa

menurunkan pH larutan atau dikenal dengan sebutan acid-neutralizing capacity

(ANC) atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen.

Alkalinitas merupakan kemampuan air untuk mengikat ion positif hingga

mencapai pH 4,5. Nilai alkalinitas berkaitan erat dengan korosivitas logam dan

dapat menimbulkan permasalahan pada kesehatan manusia, terutama yang

berhubungan dengan iritasi pada sistem pencernaan (gastro intestinal). Nilai

alkalinitas yang baik berkisar antara 30 – 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan

nilai alkalinitas > 40 mg/liter CaCO3 disebut perairan sadah (hard water),

sedangkan perairan dengan nilai akalinitas < 40 mg/liter disebut perairan lunak

(soft water).

3) Kesadahan

Kesadahan air adalah kandungan mineral tertentu atau ion-ion logam bervalensi

banyak yang dikandung dalam air, umumnya ion kalsium dan magnesium (ion

logam pada golongan alkali dan alkali tanah). Kesadahan air berkaitan dengan

kemampuan air membentuk busa.

4) Klorida

Dalam PERMENKES RI No. 492/Menkes/Per/ IV/2010, dikatakan bahwa kadar

maksimal klorida yang diperbolehkan untuk air minum adalah 250 mg/liter. Kadar

klorida yang berlebihan dapat meningkatkan korosi logam pada sistem distribusi,


19

tergantung pada alkalinitas air. Kadar klorida umumnya meningkat seiring dengan

meningkatnya kadar mineral. Kadar klorida yang tinggi, yang diikuti oleh kadar

kalsium dan magnesium yang juga tinggi, dapat meningkatkan sifat korosif air.

Hal ini mengakibatkan terjadinya perkaratan peralatan logam.

5) Zat organik

Tingginya zat organik yang dapat dioksidasi menunjukkan adanya pencemaran.

Zat organik mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Oleh sebab itu, bila zat

organik banyak terdapat di badan air, dapat menyebabkan jumlah oksigen di

dalam air berkurang. Bila keadaan ini terus berlanjut, maka jumlah oksigen akan

semakin menipis sehingga kondisi menjadi anaerob dan dapat menimbulkan bau.

3. Karakteristik biologis

Karakteristik biologi sangat penting dijadikan parameter kebersihan suatu air

untuk memeriksa keberadaan mikroorganisme yang terkandung dalam air.

Meskipun dalam kuantitas yang sangat kecil, beberapa bakteri pathogen masih

dapat ditemukan dalam suatu sampel air bersih.

2.8 Pencemaran Air Bersih Akibat Limbah Rumah Tangga

Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah air buangan yang berasal dari

penggunaan limbah dapur, kamar mandi, toilet, cucian, dan sebagainya (Puji,

2009). Fardiaz (1992) juga menyatakan air buangan masyarakat dan rumah tangga

banyak mengandung minyak dan lemak. Minyak dan lemak tersebut tidak dapat

terlarut sehingga akan mencemari air bersih. Pencemaran air bersih oleh minyak

akan sangat merugikan karena memberikan berbagai dampak, seperti:

1) Penetrasi sinar ke dalam air berkurang


20

2) Konsentrasi oksigen terlarut menurun karena terhambat oleh lapisan

minyak

3) Adanya minyak dalam air akan mengganggu kehidupan biota air

4) Beberapa komponen minyak dapat bersifat beracun terhadap hewan,

tumbuhan, dan manusia

2.9 Dampak Pencemaran Air bagi Lingkungan

Berdasarkan pendapat Warlina (2004), dampak pencemaran air bagi lingkungan

adalah

1. Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya

kadar oksigen terlarut dalam air tersebut, sehingga mengakibatkan kehidupan

dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.

2. Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air akan berdampak pada kualitas air tanah dan telah terjadi dalam

skala yang luas.

3. Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan,

maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau

yang menyengat maupun penumpukan busa yang memengaruhi estetika

lingkungan.

2.10 Penanggulangan Limbah Rumah Tangga

Menurut Subekti (2009), pengelolaan dan penanggulangan air limbah rumah

tangga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:


21

1) Membuat saluran air kotor dan bak peresapan

2) Penetapan baku mutu air, baku beban pencemaran, dan baku mutu

limbah cair untuk setiap jenis kegiatan.

3) Penetapan baku mutu limbah cair dan pemberian izin

pembuangannya.

4) Pemantauan perubahan kualitas air terhadap sumber air serta

evaluasi.

5) Pengawasan terhadap peraturan pengendalian pencemaran air serta

penegakan hukum.

BAB III

PENGARUH LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP

KETERSEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN COBLONG

3.1 Paparan Hasil Kuesioner

1. Paparan Jenis Produk Penyumbang Limbah Rumah Tangga

Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada 50 penduduk Coblong,

diketahui mayoritas pengisi kuesioner bertempat tinggal di daerah Dago dengan

persentase sebanyak 68%. Diikuti oleh kawasan Lebak Siliwangi dengan

persentase 16%. Selanjutnya, kawasan Sekeloa dengan persentase 12%. Lalu

diikuti dengan Sadang Serang dan Cipaganti.

Gambar 1. Diagram Pemetaan Tempat Tinggal Responden

Dari hasil kuesioner, diketahui data berbagai produk yang menghasilkan

limbah rumah tangga terbesar. Produk-produk tersebut diantara lain detergen,

sampo, sabun, pasta gigi, pembersih lantai, sabun cuci piring, minyak, pembalut,

dan bungkus makanan.

22
23

Gambar 2 Diagram Penggunaan Produk Penyumbang Limbah

Didapatkan dari data bahwa sebanyak 45 dari 50 responden memilih

produk sabun sebagai produk yang menghasilkan banyak limbah rumah tangga,

sebanyak 41 dari 50 responden memilih produk sampo, dan sebanyak 40 dari 50

responden memilih produk pasta gigi. Berdasarkan data tersebut, disimpulkan

bahwa produk penghasil limbah rumah tangga terbesar berasal dari produk

keperluan mandi.

Hal ini disebabkan oleh 29 dari 50 responden atau sekitar 58% responden

menggunakan produk keperluan mandi sebanyak 2 kali per hari. Sebanyak 10 dari

50 responden atau sekitar 20% responden menggunakan produk keperluan mandi

sebanyak 2 kali sehari dan sebanyak 4 dari 50 responden atau sekitar 8%

responden menggunakan produk keperluan mandi diatas 3 kali perhari. Sementara

itu, hanya sebanyak 7 dari 50 responden atau sekitar 14% responden yang

menggunakan produk keperluan mandi 1 kali dan tidak ada responden yang tidak

menggunakan produk keperluan mandi kurang dari satu kali per hari.


24

Gambar 3 Diagram Frekuensi Pemakaian Produk Keperluan Mandi

Setelah itu, sebanyak 36 dari 50 responden memilih bungkus makanan

sebagai salah satu penghasil limbah rumah tangga terbesar. 32 responden memilih

produk sabun cuci piring dan 31 responden memilih deterjen sebagai produk

penghasil limbah rumah tangga terbesar. Sebanyak 48% responden, yaitu sekitar

24 dari 50 responden menggunakan produk keperluan mencuci sebanyak 2-3 kali

per minggu dan 10 dari 50 responden atau sekitar 20% responden menggunakan

produk keperluan mencuci diatas 3 kali perminggu. Sementara itu, 16 dari 50

responden atau sekitar 32% responden menggunakan produk keperluan mencuci

sebanyak 1-2 kali per minggu.


25

Gambar 4 Diagram Frekuensi Penggunaan Produk Keperluan Mencuci

Hal ini menunjukkan setelah produk kebersihan, skala penggunaan produk

keperluan mencuci berada pada urutan kedua terbanyak. Maka salah satu sumber

penyumbang limbah rumah tangga terbesar terbukti dari banyaknya kebutuhan

penggunaan produk berdasarkan hasil angket yang didapat.

2. Paparan Karakteristik Air Bersih

Gambar 5 Diagram Kriteria Air Bersih Menurut Responden


26

Berdasarkan hasil kuesioner terdapat sembilan indikator air bersih

menurut responden. Indikator dengan persentase terbanyak sebesar 96% dan

berjumlah 48 dari 50 responden terdapat pada opsi tidak berbau. Lalu, sebanyak

46 dari 50 orang memilih pilihan tidak berwarna dengan persentase 92% dari total

responden. Sebanyak 45 dari 50 responden dengan persentase 90% memilih opsi

jernih dan tidak mengandung bahan kimia. Pada opsi tambahan, terdapat

tambahan pilihan drinkable sejumlah 1 dengan persentase 2%, pilihan layak

minum sejumlah 1 dengan persentase 2%, pilihan berH2O sejumlah 1 dengan

persentase 2%, dan tidak berasa sejumlah 1 dengan persentase 2%. Maka

karakteristik air bersih berdasarkan hasil kuesioner dapat diukur dari bau pada air,

warna air, tingkat kejernihan air, dan bahan kimia yang terkandung dalam air

tersebut.

3. Paparan Pengaruh Penggunaan Produk terhadap Ketersediaan Air Bersih

Berdasarkan hasil kuesioner, responden beranggapan bahwa air bersih

memengaruhi ketersediaan air bersih di Kecamatan Coblong mulai dari skala 1-5

(tidak berpengaruh-sangat berpengaruh). Sebanyak empat dari 50 responden atau

sekitar 8% beranggapan bahwa produk limbah rumah tangga yang dihasilkan

sangat tidak berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih - memilih skala 1.

Sebanyak tiga dari 50 responden atau sekitar 6% beranggapan bahwa produk

limbah rumah tangga yang dihasilkan tidak memengaruhi ketersediaan air bersih -

memiliki skala 2. Sebanyak 12 dari 50 responden atau sekitar 24% beranggapan

bahwa produk limbah rumah tangga yang dihasilkan berpengaruh terhadap

ketersediaan air bersih - memiliki skala 3. Sebanyak 22 dari 50 responden atau


27

sekitar 44% beranggapan bahwa produk limbah rumah tangga yang dihasilkan

cukup berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih - memiliki skala 4. Sebanyak

sembilan dari 50 responden atau sekitar 18% beranggapan bahwa produk limbah

rumah tangga yang dihasilkan sangat memengaruhi ketersediaan air bersih -

memiliki skala 5. Oleh karena itu, didapatkan dari data hasil kuesioner, limbah

rumah tangga cukup berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih di Kecamatan

Coblong.

Gambar 6 Diagram Pengaruh Pemakaian Produk terhadap Ketersediaan

Air Bersih

4. Dampak Limbah Produk Terhadap Ketersediaan Air Bersih

Berdasarkan hasil kuesioner, terdapat 50 jawaban responden dalam bentuk

isian. Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari kumpulan jawaban

tersebut. Mayoritas jawaban mengatakan limbah produk yang tidak diolah dengan

baik akan mengurangi ketersediaan air bersih. Responden menyatakan limbah dari


28

berbagai produk rumah tangga yang diolah tanpa sistem drainase yang baik akan

memengaruhi ketersediaan air bersih melalui pencemaran sumber air bersih dan

menurunnya kualitas air bersih yang tersedia.

Berbagai produk rumah tangga juga memiliki bahan kimia didalamnya,

seperti sabun, sampo, ataupun deterjen yang dibuang ke saluran air dan dibuang

ke saluran air tanpa pengolahan yang benar akan mencemari perairan dan

berdampak terhadap kehidupan biota laut, yang juga akan memengaruhi

kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu, dampak dari adanya limbah produk

rumah tangga ini sangat dapat dirasakan dalam kehidupan masyarakat karena

membawa perubahan yang cukup signifikan seperti munculnya bau dan adanya

warna pada air, yang mencerminkan bahwa air tersebut sudah tercemar.

5. Solusi yang dapat ditawarkan

Terdapat beberapa solusi yang diberikan dari hasil kuesioner, sehingga dapat

ditarik kesimpulan dari jawaban yang ada. Solusi pertama adalah memfiltrasi air

sisa limbah rumah tangga, filtrasi dapat dilakukan dengan membuat fasilitas

pengolahan limbah rumah tangga. Cara lain dapat dilakukan dengan mengurangi

penggunaan produk yang berbahaya bagi lingkungan dengan menemukan dan

menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan sehingga sisa-sisa produk

akan lebih mudah diolah.

3.2 Paparan Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan dengan salah seorang ibu penjaga kos, Ibu Rahma,

sebagai narasumber dengan letak kos di Jl. Dago Asri IV Blok H No. 7, Kec.

Coblong. Menurut narasumber yang bekerja untuk mencuci pakaian penghuni


29

kamar kos, ia mencuci pakaian setiap harinya dengan kuantitas deterjen yang

digunakan satu saset setiap kali mencuci. Penghuni kamar kos di tempatnya

sebanyak enam orang dan setiap orang meletakkan tiga baju per hari di tempat

baju kotor. Ibu Rahma mengaku tidak mengetahui kemana pipa saluran air sisa

limbah rumah tangga ditujukan, ia hanya mengetahui bahwa ia membuang limbah

bekas cuci ke saluran yang telah disediakan.

Menurut narasumber, di komplek Dago Asri belum pernah mengalami

krisis air yang signifikan secara kuantitatif. Untuk kosnya, Ibu Rahma tidak

menggunakan air tanah, tetapi memakai fasilitas dari PAM. Menurutnya air dari

PAM lebih bersih dan terjamin dibanding air tanah. Air PAM yang lalu

didistribusikan ke keran tergolong bersih walaupun terkadang masih terdapat

endapan jika air ditampung pada suatu ember lalu didiamkan beberapa saat.

Namun, adanya endapan pada air PAM tidak sebanding ketika Ibu Rahma

menggunakan air tanah. Menurut informasi dari narasumber, air tanah digali

hingga kedalaman kurang lebih 42 meter. Ketika awal pemakaian, air yang

dihasilkan dari filtrasi air tanah memang tergolong bersih. Namun, karena

kurangnya perawatan dan pemeriksaan berkala, efektivitas kerja filter untuk

filtrasi air tanah semakin berkurang sehingga tercium bau logam dari air yang

didistribusikan ke keran. Ibu Rahma menyatakan terdapat perbedaan antara air

bersih yang didistribusikan ke keran antara sekarang dan masa lampau. Air di

masa lampau jauh lebih bersih dibandingkan dengan air sekarang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, terdapat endapan pada

air PAM yang artinya terdapat zat pengotor yang membuat air tidak lagi dapat


30

digolongkan ke dalam air bersih. Air yang dialirkan dari PAM seharusnya dapat

menjadi sumber air minum atau dengan kata lain air yang mengalir dari keran

seharusnya dapat diminum. Namun, karena adanya zat pengotor, tingkat

kebersihan air menurun dan tidak cukup higienis untuk langsung dikonsumsi.

Seperti yang telah dibahas pada BAB II, zat pengotor dapat berasal dari berbagai

macam hal termasuk limbah sisa rumah tangga. Selain air PAM, dibahas juga

mengenai air tanah oleh narasumber. Narasumber tidak lagi menggunakan air

tanah karena adanya bau logam yang disebabkan berkurangnya fungsi filter. Air

bersih seharusnya tidak berbau sehingga apabila tercium bau logam, air tidak

dapat digolongkan ke dalam air bersih.

Menurut narasumber, air PAM yang didistribusikan pada masa lampau

lebih bersih dibandingkan pada masa sekarang. Hal tersebut dapat disebabkan

oleh semakin padatnya penghuni yang tinggal di daerah Kecamatan Coblong.

Bertambahnya populasi masyarakat mengakibatkan limbah rumah tangga yang

dihasilkan semakin meningkat sehingga semakin memengaruhi air bersih yang

tersedia. Meskipun air bersih sekarang tidak seperti air bersih pada masa lampau,

air yang didistribusikan ke rumah-rumah di Kecamatan Coblong masih dapat

digolongkan sebagai air bersih. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kinerja

perusahaan pengelolaan air untuk mendistribusikan air bersih ke masyarakat.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh penulis, produk limbah rumah

tangga akan memengaruhi ketersediaan air bersih. Produk-produk seperti deterjen,

sampo, sabun, pasta gigi, sabun cuci piring, dan pembalut merupakan produk

yang paling banyak menghasilkan limbah. Produk kebersihan dan produk hasil

kegiatan mencuci menghasilkan limbah dengan jumlah yang banyak karena

banyaknya frekuensi kegiatan tersebut harus dilakukan dalam seminggu. Limbah

produk tersebut cenderung dibuang ke saluran air tanpa filtrasi dan sistem

drainase yang tepat sehingga dapat mencemari sumber air bersih. Selain itu,

limbah produk tersebut juga akan menjadi penyebab polusi air.

Air merupakan kebutuhan pokok yang dibutuhkan dalam melakukan

kegiatan sehari-hari, sehingga berkurangnya ketersediaan air bersih akan sangat

berpengaruh terhadap kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Seluruh aktivitas yang menggunakan air bersih akan terganggu dan air yang tidak

bersih juga akan membawa dampak buruk terhadap kesehatan tubuh dan

membawa penyakit.

Untuk mencegah dan menanggulangi berkurangnya ketersediaan air bersih

akibat limbah, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan. Beberapa solusi

tersebut adalah filtrasi dan pengolahan limbah rumah tangga untuk mencegah

tercemarnya sumber air, adanya sistem drainase yang lebih baik, kesadaran

31
32

masyarakat untuk tidak membuang limbah sisa ke sungai, pengurangan

penggunaan produk yang berlebihan, dan menggunakan produk yang lebih ramah

lingkungan agar sisa produk dapat lebih mudah diolah. Dengan melakukan hal-hal

tersebut, pencemaran air bersih akibat adanya limbah rumah tangga dapat dicegah

dan ditanggulangi.

4.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, penulis menyarankan kepada masyarakat

untuk tidak membuang sisa limbah produk rumah tangga ke saluran air secara

sembarangan, mengurangi penggunaan produk rumah tangga yang berlebihan,

serta mulai menggunakan produk rumah tangga yang ramah lingkungan. Selain

itu, penulis menyarankan kepada badan pemerintah daerah yang bersangkutan

untuk mulai memiliki fasilitas filtrasi dan sistem drainase yang tepat untuk

mengolah limbah dan mencegah pencemaran sumber air bersih. Dengan

melakukan hal-hal ini, diharapkan kualitas dan kuantitas air bersih akan tetap

terjaga untuk mendukung kebutuhan manusia.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada karya tulis ini.

Walaupun begitu, penulis harap penelitian ini masih bisa dilanjutkan. Penulis

menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengusahakan adanya data yang

lebih banyak dan lebih merata pada seluruh daerah di Kecamatan Coblong.

Dengan demikian, data yang digunakan akan menghasilkan analisis yang lebih

akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Choirul, Amri.2017.Sumber Air dan Karakteristiknya.

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/368/1/Sumber%20air%20dan%20karakt

eristiknya.pdf(diakses tanggal 14 April 2019 pukul 23.10)

Dahruji, Pipit, Totok. 2017. Aksiologiya : Jurnal Pengabdian Masyarakat.

http://journal.um-

surabaya.ac.id/index.php/Axiologiya/article/download/304/224(diakses pada 13

April 2019 pukul 22.20)

Dedi, Irawan.2009. Sumber Air. https://www.scribd.com/doc/65060016/Sumber-

Air(diakses pada 14 April 2019 pukul 23.33)

Jujubandung.2012.Parameter Fisika-Kimia-Biologi Penentu Kualitas Air.

https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/08/parameter-fisika-kimia-biologi-

penentu-kualitas-air-2/(diakses pada 4 Mei 2019 pukul 10.27)

Miller, Frederic P., Agnes, John.2010. Best Management Practice for Water Pollution.

U.S.A. : Alphascript Publishing

Natsir Abduh, Muhammad. 2018. Ilmu dan Rekayasa Lingkungan. Makassar : CV

Sah Media

Siregar, Sakti A. 2009. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta : Penerbit

Kanisius

Subekti. 2009. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga.

https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/download/140/137(diakses

pada 14 April 2019 pukul 17.09)

33
34

Warlina, Lina. 2004. Pencemaran Air : Sumber, Dampak, dan Penanggulangannya.

http://rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf(diakses pada 13 April 2019

pukul 19.50)

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

DAFTAR PERTANYAAN ANGKET

1. Nama fakultas:

2. Di Coblong kamu tinggal dimana?

3. Biasanya, apa jenis produk penyumbang limbah yang sering kamu

gunakan?

4. Seberapa sering kamu memakai produk keperluan mandi perhari? (contoh:

sabun, sampo, dll)

5. Seberapa sering kamu memakai produk keperluan mencuci dalam 1

minggu? (contoh: detergen, sabun cuci piring, dll)

6. Menurut kamu air bersih itu seperti apa sih?

7. Seberapa berpengaruhnya produk yang kamu pakai terhadap ketersediaan

air bersih

8. Menurut kamu, apa sih dampak limbah produk tersebut terhadap

ketersediaan air bersih?

9. Menurut kamu, solusi apa yang dapat diberikan untuk mengatasi

permasalahan diatas?

35
36

LAMPIRAN 2

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Seberapa sering ibu mencuci?

2. Berapa jumlah penghuni kosan yang ada?

3. Kemana pipa saluran air buangan ditujukan?

4. Apakah ibu pernah mengalami krisis air bersih?

5. Adakah perubahan ketersediaan air bersih sekarang ini dibandingkan

dengan beberapa tahun lalu?


37

LAMPIRAN 3

SAMPEL JAWABAN ANGKET


38

RIWAYAT HIDUP

Kristel Eunike N. T. lahir di Bekasi pada tanggal 7 Oktober

2000 dari seorang ayah bernama Ferry Tobing dan seorang ibu

bernama Roza Hutabarat. Pada tahun 2006-2012 menempuh

pendidikan di SD Strada Bhakti Wiyata I. Pada tahun 2012-

2015 menempuh pendidikan di SMPK 5 Penabur Jakarta. Pada tahun 2015-2018

menempuh pendidikan di SMAN 61 Jakarta. Sampai dengan penulisan karya

ilmiah ini, penulis menjadi mahasiswa tingkat I di Institut Teknologi Bandung.

Neceline Chrisherlie lahir di Jakarta, 20 Juni 2000. Anak kesatu

dari empat bersaudara dari ayah bernama Christian Heri dan ibu

bernama Lidya Lie Lie. Penulis menempuh pendidikan dimulai

dari SD Budi Mulia pada tahun 2006-2012, melanjutkan ke SMP

Van Lith pada tahun 2012-2015 dan SMAN 68 Jakarta pada

tahun 2015-2018. Sampai penulisan karya ilmiah ini, penulis menempuh

pendidikan di Institut Teknologi Bandung pada tingkat I.

Priquela Aprilya lahir di Jakarta, 22 April 2000, sebagai anak

kedua dari dua bersaudara dari ayah bernama Johnson Gultom

dan ibu bernama Monalisa Dalawir. Pada tahun 2006-2012,

penulis menempuh pendidikan di SDK 4 BPK Penabur Jakarta,

penulis melanjutkan menempuh pendidikan tingkat menengah

39
40

pertama di SMP Labschool Jakarta pada tahun 2012-2015 dan pendidikan

menengah atas di SMAN 8 Jakarta pada tahun 2015-2018. Sampai penulisan

karya ilmiah ini, penulis menempuh pendidikan tingkat I di Institut Teknologi

Bandung.

SANWACANA

Finally tugas ini selesaiii!!! Masa TPB ditutup dengan selesainya tugas

TTKI ini. Tidak terasa sudah berada di akhir semester dua, waktu memang berlalu

dengan cepat. Terima kasih kepada Ibu Yani yang sudah membimbing kami

dalam mengerjakan tugas karya tulis ini. Kami sangat senang karena bisa

menyelesaikan tugas ini. Tidak hanya itu, kami juga mendapatkan banyak manfaat

selama proses pengerjaan tugas ini. Manfaatnya antara lain ilmu yang didapat

dalam membuat sebuah makalah, pengetahuan mengenai topik kami yaitu

ketersediaan air bersih di sekitar Kecamatan Coblong, dll. Kami juga sangat

berterima kasih kepada teman-teman yang sudah mengisi kuesioner dengan

sukarela walaupun sedang chaos tubes dan uts. Salut sama kalian semuaaa!!

Terima kasih juga kepada ibu kos yang sudah mau diwawancara walaupun sedang

repot mengurus kosan hehe. Terimakasih juga kepada teman-teman yang telah

memberi saran untuk mengoreksi karya ilmiah kamiii. Dan terimakasih kepada

teman-teman mafiki karena sudah memberikan info-info seputar teknis penulisan

karya ilmiah ini. Love u all guys. Tidak lupa kami panjatkan syukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa karena telah membimbing kami dalam mengerjakan tugas

ini sampai akhir. Semoga tugas yang kami buat akan bermanfaat dikemudian hari

nanti. Dengan ini kami tutup karya ilmiah yang telah kami buat. Salam sejahtera

untuk kalian semua!

Bandung, 5 Mei 2019

Penulis

41

Anda mungkin juga menyukai