Anda di halaman 1dari 4

Dendam Si Yatim Piatu

Nama Pengarang : Sintha Rosse,S.E.,M.Pd.

Judul Karya : Dendam Si Yatim Piatu

Penerbit : PT Pustaka Mandiri

Tempat Terbit : Tangerang

Jumlah Bab : 17 Bab

Jumlah Halaman : 266 Halaman

Penulis dalam membubuhkan kata “dendam” pada judul buku ini yang berarti bahwa, kata tersebut
memiliki makna tentang harapan, cita-cita dan mimpi yang senantiasa dipupuk sejak sang tokoh
masih kecil hingga dewasa. Jadi, terkadang pemilihan diksi yang berlawanan dengan maksud yang
dituju lebih mampu menyihir pembaca untuk mengetahui lebih lanjut isi buku. Ketika membaca
buku ini, sekilas seperti sebuah memoar. Sebab, Sintha Rosse, menuliskan kisah seseorang yang
masih hidup dan mendapatkan informasinya secara lansung. Makanya dalam sub judul buku ia
menuliskan, Sebuah Perjalanan Kalbu : Malik Ibnu Sabil.

Berawal dari masa kecil seorang yang bernama Malik Ibnu sabil , dia adalah seorang anak yang
saleh , rajin dan pandai. Dia lahir dari keluarga yang sangat terpandang di kampungnya dulu.
Ayahnya Malik bernama Mahfud merupakan seorang kiai di sebuah pondok Pesantren Nurul
Qalbi, dan ibunya Malik bernama Aisyah, mereka tinggal di Kampung Sindang Asih , Desa
Lengkongbarang, Kecamatan Cikatomas. Waktu terus berjalan hingga perpisahan pun terjadi
antara Kiai Mahfud dengan Malik sehingga menyebabkan Malik dititipkan oleh ibunya ke saudara
yang terdekat untuk menyambung kehidupan dan pendidikan Malik. Ayahnya meninggal
dikarenakan ada sebuah fitnah yang tersebar di kalangan masyarakat cikatomas yang mengatakan
bahwa , Kiai Mahfud merupakan seorang camat pemberontak DI/TII (Darul Islam) daerah
Cikatomas . Hal ini menyebabkan Kiai Mahfud harus ditahan oleh anggota TNI yang diberi tugas
untuk menghabisi para pemberontak DI/TII karena mereka dianggap sebagai sebuah kelompok
yang ingin mengganti ideology dasar negara Indonesia dengan berdasarkan pada syariat islam dan
membentuk negera indonesia sebagai negara islam . Padahal negara Indonesia mempunyai banyak
agama sehingga tidak dapat dibentuk sebagai negara Indonesia Islam. Setelah Kiai Mahfud ditahan
mulailah adanya keinginan beberapa anggota TNI untuk menghabisi Kiai tersebut dengan cara
menembak mati di jembatan. Lalu Kiai Mahfud mendengar hal tersebut langsung berpikir
bagaimana cara kabur dari tempat itu dan akhirnya Kiai Mahfud memutuskan untuk kabur ketika
Sholat . Tapi nasib takdir berkata lain setelah Kiai Mahfud kabur tiba –tiba kepala penjaga
mengejar dia sampai ke dekat sumur dekat dengan sebuah masjid lalu ada seorang anggota prajurit
TNI tersebut menembak dia , Lalu matilah Kiai Mahfud dan dikubur di dekat dengan sumur.Ketika
saat itu keadaan Malik, semakin memburuk dikarenakan Malik harus berpindah dari satu rumah
ke rumah yang lain demi menyambung keberlangsungan hidup Malik. Sementara itu ibu Malik
juga berusaha untuk menafkahi Malik , walaupun Malik menumpang di rumah seseorang baik itu
teman dekat hingga saudara dekat. Maka ibunya Malik masih mempunyai rasa kesadaran akan
menakafkahi malik bersekolah. Waktu terus berjalan Malik pun tumbuh besar menjadi seorang
remaja , ketika saat itu malik merasa terpukul atas kehilangan ibunya akibat ibunya malik
menikahi seseorang laki-laki yang ternyata orang tersebut merupakan bagaian dari anggota DI/TII
di daerah Jawa Barat. Ibunya terpaksa bersembunyi di hutan-hutan untuk menyelamatkan diri dari
serangan anggota TNI. Sampai suatu ketika terjadi perperangan yang sengit antara TNI melawan
kelompok DI/TII yang menyebabkan Ibunya malik tertembak peluru dari salah satu anggota TNI.
Hidup malik pun semakin terpukul dan sedih mendengar berita tersebut dari wak jumadi. Tapi
Malik berusaha untuk bangkit dari kehidupannya yang kelam itu. Malik pun berhutang budi
kepada wak jumadi, anjengan rahmat , mang uka , dan semua orang yang telah menolong dia
sampai pada tahap dewasa. Pada tahap dewasa ini Malik tumbuh sebagai seseorang pemuda yang
pandai dari segi pendidikan di sekolah hingga pendidikan mengenai agama islam. Pada tahapan
dewasa ini malik melihat dan berlian paling berkilau, sampai pada akhirnya dia dipertemukan oleh
seorang perempuan yang sangat cantik seperti berlian yang paling berkilau yang ia pernah temui,
dia bernama nur’aini . Perempuan inilah yang dicari-cari oleh Malik sejak dia duduk di bangku
SMP. Akhirnya di dalam pertemuannya itu malik ingin dijodohkan dengan nur’aini hal itu atas
permintaan dari wak jumadi selaku wali dari malik. Walaupun mereka ingin dijodohkan malik pun
menerima sedangkan nur’aini juga menerima dengan berkata pilihan bapak dan ibu Insya Allah
pilihan Nur’aini juga. Dalam masa pacaran mereka , baik Malik dan Nur’aini tidak berpacaran
saling menuntut pergi ke suatu tempat , makan di suatu tempat yang romantis. Bagi Nur’aini Malik
dating menemui dia di rumah orang tuanya saja sudah cukup. Ia akan biarkan lelaki yang akan
mendampinginya seumur hidup itu menjadi dirinya sendiri , bergelut dengan dunianya yang haus
ilmu dan selalu berpikir tentang masa depan. Ketika Malik sedang berpacaran masalah datang
yaitu masalah perkuliahan. Masalah perkuliahan ini terkait dengan masalah perekonomian, tapi
Malik tetap berusaha dan menceritakan kepada wak jumadi serta meminta izin kepada Nur’aini
mengenai kuliah di PGSLP Negeri Tasikmalaya dan mengambil jurusan Bahasa sunda. Lalu
Nur’aini menyetujui hal tersebut. Wak jumadi sudah menyetujui terlebih dahulu rencana Malik
yang akan melanjutkan kuliah lagi tapi masalah perekonomian pun menjadi kendala lagi bagi wak
jumadi dalam membantu masalah uang kuliah Malik. Lalu wak jumadi memberikan solusi untuk
menjual tanah warisan dari ibunya di Cicurug, walaupun ukuran tanahnya tidak begitu besar tapi
itu dapat membantu mengurangi beban biaya kuliah yang begitu mahal. Malik pun selain berusaha
di dalam perkuliahan yang dia ambil sekarang , dia juga berusaha untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya dengan cara menjadi guru di SMP Islam Awipari ,Cibeureum, Tasikmalaya karena
mengandalkan warisan dari keluarga besarnya tidak akan cukup untuk mencukupi kebutuhan
hidup sehari-hari, hanya cukup untuk membayar uang kuliah. Sampai pada akhirnya dia dapat
meraih gelar sarjana muda tapi perjuangan belum selesai dia tertarik untuk bersekolah lagi
mengambil kuliah di IKIP Bandung yang membuka program kelas jauh di Tasikmalaya. Dia pun
bertekad mendaftarkan diri dan diterima pada jurusan Bahasa Sunda. Perjalan dalam meraih
kesuksesan dia seringkali mengalami jatuh bangun, sampai pada umur 27 tahun dia menikah
dengan Nur’aini. Tapi menikah dengan Nur’aini pun kehidupan mereka mengalami kesusahan di
dalam perekonomian terutama Malik mengambil kuliah magister hingga dia berpindah dari
bandung sampai dia menginjakan kakinya ke Jakarta. Perjalanan yang tidak mudah bagi malik
dalam meraih cita-cita hingga dia nobatkan sebagai Guru Besar dan mendapat gelar Profesor
Linguistik.

Kualitas buku yang diresensi ini sangat bagus dari segi pemilihan gambar cover hingga kertas yang
digunakan sangat bagus membuat pembaca senang dengan membaca buku tersebut. Di dalam buku
yang saya baca memiliki kelebihan yaitu judul yang diambil membuat sebuah buku yang membuat
para pembaca semakin menarik lagi untuk membaca novel tersebut. Selain itu ilustrasi-ilustrasi
yang ada di dalam buku “Dendam” si Yatim Piatu tersebut membuat kita sebagai para pembaca
menjadi lebih mudah membayangkan kejadian yang dialami oleh tokoh Malik Ibnu Sabil dalam
dia meraih kesusksesan dan buku ini sangat inspirasi sekali membuat pembaca dan mahasiswa
yang membacanya akan lebih bersemangat lagi di dalam mengerjakan sesuatu dan selalu
mengandalkan tuhan di dalam hidup . Kekurangan di dalam novel ini hanyalah perlu ditambah
ilustrasi gambar yang membuat para pembaca semakin menarik lagi dalam membaca tapi secara
keseluruhan isi dan ilustrasi di dalam novel tersebut sudah cukup baik dan menarik. Perbedaan
dengan buku yang sejenis , buku ini sangat memiliki nilai-nilai agama dan nilai –nilai yang dapat
menginspirasi seseorang supaya mau maju dan terus berkembang di dalam meraih mimpi yang
setinggi langit , walaupun rintangan seberat apapun ceritakan lah kepada seorang yang dapat
memberikan solusi dan serahkanlah seluruh masalah yang kita hadapi kepada sang pencipta pasti
akan diberikan jalan seperti ada kalimat yaitu “ada kemauan pasti ada jalan” dan “ada jalan banyak
menuju roma”.

Penulis menyajikan kisah ini dengan alur cerita yang apik, ending yang menyenangkan dan
tentunya nilai-nilai luhur dari seorang tokoh pendidikan. Bahwa bagaimanapun beratnya ujian dari
Tuhan, namun kewajiban menuntut ilmu merupakan satu-satu jalan memenangkan persaingan
hidup. Jadi, buku “Dendam” si Yatim Piatu ini sangat recomended bagi Anda yang menyukai
kisah inspiratif, romantis, dan membakar semangat. Terutama bagi para mahasiswa dan para
pelajar di seluruh Indonesia dan berbagai negara di dunia yang tradisi literasinya sudah sangat
maju.

Indentitas Penulis Resensi

Nama Lengkap : Daniel Surianto

Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 17 Januari 2000

Pendidikan : Mahasiswa Strata I

Fakultas : Hukum Universitas Tarumanagara

NIM : 205180035

Anda mungkin juga menyukai