Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENULISAN ESAI

Disusun oleh :
Kelompok 4

1. Silvya Indah Solihah (09020581721032)


2. Reza Novia Siska (0920581721023)
3. Deagif Munkarim (09020581721038)
4. Rizky Hilman Prayoga (09020581620006)

JURUSAN KOMPUTERISASI AKUNTANSI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata
kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Penulisan Esai” dengan sebaik-baiknya. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri serta
menuju kearah positif sepanjang hayat sehingga pendidikan merupakan kebutuhan yang pokok
dalam kehidupan dan patut untuk di perjuangkan.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu ilmu yang wajib dipelajari dalam kaitannya
dengan dunia pendidikan terutama bagi mahasiswa calon guru yang mengambil program studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. ESAI sangat menarik untuk pelajari dan
dipahami, karena akan memberikan wawasan baru bagi pembaca umumnya dan khususnya
bagi mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami menyadari
bahwa makalah yang kami susun ini sangatlah jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Palembang, 29 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2

1.4 Metode Penulisan ....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Esai........................................................................................................ 3

2.1.1 Sejarah Esai ........................................................................................................... 3

2.1.2 Jenis-Jenis Esai ................................................................................................... 3

2.1.3 Ciri-ciri Esai ........................................................................................................ 4

2.1.4 Struktur Esai.......................................................................................................... 5

2.1.5 Langkah-langkah Membuat Esai ........................................................................ 5

2.1.6 Contoh Esai ......................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 10

3.2 Saran ....................................................................................................................... 10


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Esai mulai dikenal pada tahun 1500- an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne,
menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku pertamanya
ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha. Montaigne
menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan
pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan Montaigne, bertujuan mengekspresikan
pandangannya tentang kehidupan.
Lalu bagaimana pengertian esai menurut Montaigne? Montaigne menuliskan sikap dan
pandangannya mengenai esai melalui deskripsi-deskripsinya yang tersirat, sahaja, rendah hati
tetapi jernih dalam sebuah kata pengantar bukunya : “Pembaca, ini sebuah buku yang jujur. Anda
diperingatkan semenjak awal bahwa dalam buku ini telah saya tetapkan suatu tujuan yang bersifat
kekeluargaan dan pribadi. Tidak terpikir oleh saya bahwa buku ini harus bermanfaat untuk anda
atau harus memuliakan diri saya. Maksud itu berada di luar kemampuan saya. Buku ini saya
persembahkan kepada para kerabat dan handai taulan agar dapat mereka manfaatkan secara pribadi
sehingga ketika saya tidak lagi berada di tengah-tengah mereka (suatu hal yang pasti segera mereka
alami), dapatlah mereka temukan di dalamnya beberapa sifat dari kebiasaan dan rasa humor saya,
dan mudah-mudahan, dengan cara itu, pengetahuan yang telah mereka peroleh tentang diri saya
tetap awet dan selalu hidup” (dari “To The Reader“).
Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama.
Bukunya berjudul Essay. Bentuk, panjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini menjadi
standar bagi esais-esais sesudahnya. Ada beberapa esai yang formal, dan ada beberapa esai lain
yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis karena lebih bersifat personal,
jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang tidak terlalu formal, dan bertutur. Bentuk esai
formal lebih sering dipergunakan oleh para pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk mengerjakan
tugas-tugasnya. Formal esai dibedakan dari tujuannya yang lebih serius, berbobot, logis dan lebih
panjang.
Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui tinjauan-tinjauannya
mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak empat jilid) dengan
judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985), tapi Jassin tidak bisa
menerangjelaskan rumusan esai.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penyusunan makalah ini adalah Bagaimana
menulis Esai dengan benar. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya
pembahasan,maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi hanya pada :

1. Apa Esai itu ?

2. Kapan Esai dikenal di Indonesia ?

3. Ada berapa tipe-tipe Esai ?

4. Bagaimana ciri-ciri Esai?

5.Bagaimana struktur Esai ?

6.Bagaimana Langkah-langkah Menulis Esai ?

7. Bagaimana Contoh Esai?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan ini dibagi menjadi dua,yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Tujuan khususnya : Untuk mengetahui bagaimana cara menulis Esai dengan baik dan
benar.

1.4 Metode Penulisan


Dalam proses penyusunan makalah ini kami mengumpulkan materi-materi yang bersumber
dari internet baik itu berupa link maupun powerpoint . Dengan mengambil materi-materi yang
menurut kami sesuai dengan materi makalah yang ingin kami susun.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Esai


Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang
subyek tertentu.

2.2 Sejarah Esai


Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne, menulis
sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku pertamanya ini
diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha. Montaigne
menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan
pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan Montaigne, bertujuan mengekspresikan
pandangannya tentang kehidupan. Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui
tinjauan-tinjauannya mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak
empat jilid) dengan judul “Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985)”.

2.3 Tipe-tipe Esai


 Esai Deskriptif, Yaitu : Esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang
seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa
pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek. Rincian pendukung disajikan dalam urutan
tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam, dll). Pola pergerakan
ini mencerminkan urutan rincian yang dirasakan melalui penginderaan.

 Esai Ekspositori, Yaitu : Esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi
dengan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-
akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau
mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe esai
ekspositori yang dibuat. Contoh: Esai proses : akan menyajikan urutan yang bersifat
kronologis (berdasarkan waktu) esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan
contoh-contoh. Esai perbandingan atau klasifikasi : akan menggunakan urutan kepentingan
(terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya) esai sebab-akibat mungkin
mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau sebaliknya, mulai dengan akibat
dan mencari sebabnya.

3
 Esai Naratif : Menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan
biasanya disajikan sesuai urutan waktu. Esai persuasif bersuaha mengubah perilaku
pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini
dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya
disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.

 Esai Dokumentatif : Memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu


institusi atau otoritas tertentu. Esai ini mengikuti panduan dari MLA, APA, atau panduan
Turabian.

 Esai tajuk : Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai
satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah
tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar
tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama
penulis.

 Esai cukilan watak : Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa
segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu
pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini
penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari
kehidupan dan watak pribadi tersebut.

 Esai pribadi : hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis
sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah
saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang
hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.

 Esai kritik : Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan,
tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional,
pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan
kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang
menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.

2.4 Ciri-Ciri Esai


 Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan
bahasa dan ungkapan figuratif.
 Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
 Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang
khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.

4
 Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek
dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan
kepada para pembaca.
 Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus
memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan,
pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan
yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca
tergantung di awang-awang.
 Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya
sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah
pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya,
dan dugaannya kepada pembaca.

2.5 Struktur Esai


Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf :
1. Paragraf Pertama : Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan
dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas,
sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf
berikutnya yang mengembangkan tesis tersebut dalam beberapa sub topik.
2. Paragraf Kedua sampai kelima : Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang
memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan
sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik.
3. Paragraf Kelima (terakhir) : Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan
kembali tesis dan sub topic yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah
sintesis untuk meyakinkan pembaca.

2.6 Langkah-langkah menulis Esai


1. Tentukan topic

Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk
memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum,
atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung
menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda
harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik
5
anda. Sebagai contoh, bilatopik tentang “Indonesia” adalah satu topik yang masih sangat
umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah
tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini
menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia”. Setelah anda yakin
akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.

Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Disisi lain, sebenarnya
anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai
anda jauh lebih kuat dan berkarakter.

2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda

Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam
naskah dalam sebuah format yang terorganisir.

a. Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas.

b. Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup
lebar diantaranya.

c. Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud : Jika anda mencoba
meyakinkan, berikan argumentasi terbaik. Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan
langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca. Jika anda mencoba
menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut.

d. Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sisi kiri halaman tersebut.
Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama

3. Tuliskan tesis anda dalam kalimat yang singkat dan jelas


Suatu pernyataan esai mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan
oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat
kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat.
Pernyataan esai anda terdiri dari dua bagian :

– Bagian pertama menyatakan topik. Contoh : Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia

– Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh : memiliki kekayaan yang
luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.

6
4. Tuliskan tubuh tesis anda :
Mulailah dengan poin-poin penting.
Kemudian buatlah beberapa sub topic.
Kembangkan sub topik yang telah anda buat.
5. Buatlah paragraf pertama (pendahuluan).
a. Mulailah dengan menarik perhatian pembaca. Memulai dengan suatu informasi nyata
dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru untuk pembaca anda, namun
bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda buat. Memulai dengan suatu anekdot, yaitu
suatu cerita yang menggambarkan poin yang anda maksud. Berhati-hatilah dalam
membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca,
anda harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati. Menggunakan dialog dalam
dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan poin anda.
b. Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan esai
anda.
c. Tutup paragraf anda dengan pernyataan esai anda.
6. Tuliskan kesimpulan
Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan
kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis
esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya
(memang) bersikap netral.
7. Berikan sentuhan terakhir
Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca
merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan
sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
a. Teliti urutan paragraf Mana yang paling kuat? Letakkan paragraf terkuat pada urutan
pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika
naskah anda menjelaskan suatu proses, anda harus bertahan pada urutan yang anda buat.
b. Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan
sebagainya.
c. Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan anda, memperkuat poin yang lemah. Baca
dan baca kembali naskah anda.
d. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam, kemudian baca kembali.
Apakah masih masuk akal?
e. Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak,
tambahkan bebearpa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu
kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya.
f. Teliti kembali penulisan dan tata bahasa anda.

7
2.7 Contoh Esai

Maraknya Kecelakaan Angkutan Umum.(1)


Beberapa minggu terakhir ini kita “dibiasakan” dengan berita kecelakaan angkutan umum.
Mengapa saya katakan “dibiasakan”? Karena memang dalam beberapa pekan terakhir ini di media
cetak maupun elektronik sering sekali kita jumpai berita tentang kecelakaan angkutan umum yang
celakanya kecelakaan tersebut hampir selalu memakan korban jiwa. Sangat ironis memang,
angkutan umum yang seharusnya menjanjikan pelayanan jasa transportasi yang nyaman dan lebih
aman malah belakangan menjadi penyumbang terbesar dalam kasus kecelakaan. (2)
Sebuah akibat tentu saja ada sebabnya. Jika kita amati sedikit saja bagaimana dunia
pertransportasian kita, terkhusus transportasi umum darat, tentu kita dapat melihat sebuah
kenyataan yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak mengkhawatirkan, jika melihat
kondisi alat angkut yang membawa beratus bahkan beribu nyawa setiap harinya kondisinya tidak
layak? Celakanya, kondisi yang tidak layak tersebut masih dibarengi dengan perilaku sopir yang
“ugal-ugalan” dan kondisi jalan yang buruk juga, sehingga peluang kecelakaan pun semakin
tinggi. (3) Berbicara tentang kelayakan angkutan umum, tentu perhatian kita akan mengarah pada
pengujian kelayakan kendaraan umum yang di dalam pengujian tersebut akan dinyatakan apakah
kedaraan tersebut layak jalan atau tidak. Pengujian ini seharusnya menjadi wahana bagi para sopir
dan atau pemilik untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada angkutan demi memberi
kenyamanan dan keselamatan pada penumpang. Namun, bagai menutup bangkai, kekurangan yang
jelas-jelas telah diketahui malah diusahakan dengan berbagai cara agar jangan sampai diketahui
petugas penguji. Sungguh sangat miris ketika beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah acara
yang menayangkan bagaimana beberapa sopir menyiasati tes pengujian kelayakan kendaraan
dengan menyewa ban dan mengganti onderdil yang sudah tidak layak hanya pada tes uji kelayakan
saja. Dan setelah itu mereka memasang kembali ban dan onderdil yang sudah tidak layak tersebut.
Harapan saya, semoga penggalakkan dan ketegasan pengujian kelayakkan kendaraan yang saat ini
sedang ramai terjadi bukan hanya sekadar “obat penenang sementara” bagi masyarakat yang mulai
“marah” pada angkutan umum dan integritas penanggung jawab keberadaan angkutan. (4)
Banyak kecelakaan terjadi tidak hanya disebabkan oleh kurang layaknya kendaraan. Faktor
manusia (human error) banyak berbicara di sini. Sopir adalah aktor utama yang paling bertanggung
jawab atas keselamatan kendaraan. Kondisi kesehatan yang buruk, kelelahan, dan ugal-ugalan
dalam berkendara telah banyak menyebabkan petaka. Lebih kompleks lagi sekarang ini alkohol
dan narkoba sudah “merakyat” sehingga tidak menutup kemungkinan dan sudah banyak sopir yang
ikut mengkonsumsi. Hal ini harus menjadi perhatian lebih bagi pemerintah dan pemilik angkutan
umum untuk menindak tegas sopir-sopir yang “nakal” seperti itu. Tindakan preventif pun
sepertinya harus dilakukan pemerintah dengan memberikan penyuluhan kepada para sopir agar
lebih bertanggung jawab atas keselamatan penumpang dan bersih dari miras dan narkoba. (5)

8
Terlepas dari kedua masalah di atas, tentu kita tidak dapat menafikan jika kondisi jalan
yang buruk pun memberi andil yang cukup signifikan dalam maraknya kecelakaan yang
belakangan ini sering terjadi. Memang tidak bisa kita pungkiri jika cuaca seperti sekarang ini telah
banyak membuat kondisi aspal jalan menjadi rusak. Namun, hal tersebut jangan dijadikan sebagai
sebuah pembenaran dan pemakluman akan banyaknya kondisi jalan yang buruk yang berakibat
pada terjadinya kecelakaan. Pemerintah yang bertanggung jawab dalam hal ini Dinas PU
seharusnya siap dan cekatan dalam menghadapi kondisi seperti ini. Jangan malah kondisi jalan
yang buruk dibiarkan berlarut-larut sampai menimbulkan korban seperti yang sekarang ini terjadi.
(6)
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa kondisi kendaraan umum yang tidak layak jalan,
human error dari sopir, dan kondisi jalan yang buruk adalah sebuah kombinasi sempurna untuk
menjelaskan berbagai kecelakaan yang akhir-akhir ini terjadi. Dan sudah selayaknya semua pihak
yang bertanggung jawab akan hal tersebut bahu-membahu bekerja sama dengan penuh kesadaran
agar keselamatan dan kenyamanan di jalan raya baik bagi penumpang maupun pengguna jalan
lainnya dapat tercapai. Tindakkan preventif baik berupa tes uji kelayakkan angkutan umum yang
jujur maupun penyuluhan kepada sopir untuk tidak mengkonsumsi miras dan narkoba demi
keselamatan harus segera dilakukan dengan serius. Sanksi tegas terhadap pihak terkait yang
membelot pun sudah selayaknya segera dilakukan demi keselamatan bersama. (7)
Dari contoh esai diatas dapat kita ketahui bagian-bagian dari sebuah esai :
1. No. 1 Judul Esai, judul merupakan nama. Jadi usahakan memberi judul sebuah tulisan
dengan kata-kata yang menggambarkan keseluruhan isi tulisan.
2. No. 2 menunjukkan paragraf pendahuluan yang berisi latar belakang masalah dari
penulisan esai.
3. 3. No. 3 berisi pandangan atau pendapat penulis terhadap permasalahan yang terjadi.
4. 4. No. 4, 5, 6 merupakan paragraf yang menjabarkan pendapat atau pandangan penulis
terhadap kejadian yang diangkat menjadi esai. Dibagian ini bisa disertai dengan bukti atau
data pendukung untuk memperkuat pandangan atau pendapat kita agar pembaca percaya
dengan pandangan kita tersebut.
5. 5. No. 7, merupakan bagian kesimpulan. Pada bagian ini penulis menyimpulkan apa yang
telah ditulis. Penyimpulan harus sesuai dengan apa yang telah ditulis. Jagan membuat
simpulan yang belum terulas pada paragraf sebelumnya (isi).

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang
subyek tertentu.
2. Esai mulai dikenal pada tahun 1500- an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne,
menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku
pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts
atau usaha.
3. Tipe-tipe Esai :
1. Esai Deskriptif.
2. Esai Ekspositori (Esai proses, Esai perbandingan atau klasifikasi)
3. Esai Naratif.
4. Esai Dokumentatif.
4. Struktur Esai terdiri dari : Paragraf pertama berisi pengenalan topic, Paragraf kedua
sampai kelima berisi tubuh Esai, Paragraf terakhir berisi kesimpulan.
5. Langkah-langkah membuat Esai :
a. Tentukan topic.
b. Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda.
c. Tuliskan tesis anda dalam kalimat yang singkat dan jelas.
d. Tuliskan tubuh tesis anda.
e. Buatlah paragraf pertama (pendahuluan).
f. Tuliskan kesimpulan.
g. Berikan sentuhan terakhir.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan dapat menjadi
referensi bagi para pembaca dalam penulisan esai dengan baik dan benar. Selain itu, saran dan
kritik dari para pembaca juga sangat dibutuhkan demi perkembangan bahasan makalah ini
selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wayankantel.com/2012/09/pengertian - esai - dan – contoh –esai –


lengkap.html (Diakses pada tanggal 29 Maret 2019)
Powerpoint esai universitas kediri
Source : http://www.asmakmalaikat.com. (Diakses pada tanggal 29 Maret 2019)
http://eprints.uny.ac.id/9186/2/bab%201-04201241021.pdf (pengertian bahasa indonesia)
(Diakses pada tanggal 29 Maret 2019)
Rokhmansyah, Alfian.2014.Studi dan Pengkajian Sastra.Yogyakarta:Graha Ilmu
http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.htmldiunduh 16/09/2015 (Diakses
pada tanggal 29 Maret 2019)
https://www.bagi-in.com/contoh-essay/ (Diakses pada tanggal 29 Maret 2019)

11

Anda mungkin juga menyukai