Anda di halaman 1dari 51

TELAAH JURNAL

REHABILITASI FASE 1 PADA PASIEN JANTUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah 1

Dosen pengampu :
Popy Siti Aisyah, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun oleh:
Aam Aminah, S.Kep
Acep Maskur, S.Kep
Asep Supriyadi, S.Kep
Farisha Noor, S.Kep
Heri Herniawan, S.Kep
Jajang Abdul Rohman, S.Kep
Sujiyah, S.Kep
Tuti Rohayati, S.Kep
Yadi Supriyadi, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

2019
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. 3

DAFTAR ISI ................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ........................ Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ...................... Error! Bookmark not defined.

B. Kasus atau skenario klinis..... Error! Bookmark not defined.

C. Metode penelusuran bukti ..... Error! Bookmark not defined.

D. Rumusan masalah ................. Error! Bookmark not defined.

BAB II ANALISIS JURNAL ................... Error! Bookmark not defined.

A. Hasil Penelusuran Bukti........ Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan ............................. Error! Bookmark not defined.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ........................... Error! Bookmark not defined.

B. Saran ..................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ................................ Error! Bookmark not defined.


3

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami yang tergabung dalam kelompok 4 dapat
menyelesaikan telaah jurnal dengan judul “Rehabilitasi Fase 1 pada Pasien Jantung”
Telaah jurnal ini ini telah kami dokumentasikan dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyelesaian asuhan keperawatan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
pendokumentasian asuhan keperawatan ini. Kami berharap semoga asuhan keperawatan ini
dapat memberikan manfaat maupun isnpirasi terhadap pembaca.

Bandung, Agustus 2019

Penyusun
4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan masalah kesehatan utama di negara
maju dan berkembang termasuk Indonesia. Data epidemiologis menyatakan bahwa
penyakit kardiovaskular merupakan masalah kesehatan masyarakat. Kemajuan
perekonomin sebagai dampak dari pembangunan di negara – negara sedang berkembang
sebagaimana di Indonesia menyebabkan perbaikan tingkat hidup dan terjadi perubahan
pola hidup. Perubahan pola hidup ini menyebabkan pola penyakit berubah dari infeksi
dan rawan gizi ke penyakit – penyakit degeneratif, diantaranya adalah penyakit jantung
dan pembuluh darah ( kardiovaskuler) dan akibat kematian yang ditimbulkannya.
Pada saat ini penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Di
Indonesia penyakit jantung juga cenderung meningkat sebagai penyebab kematian. Data
survei kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) tahun 2018 menunjukkan bahwa proporsi
penyakit ini meningkat dari tahun ke tahun sebagai penyebab kematian. Penyakit jantung
koroner merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena morbiditas dan
mortalitasnya yang tinggi.
Data sepuluh penyakit terbanyak di RS al islam, penyakit jantung menduduki urutan
ke 10, tetapi meskipun berada di urutan ke 10 penyakit jantung dapat meningkatkan
angka mortalitas yang tinggi apabila tidak dilakukan penanganan dengan tepat. Angka
rawat inap untuk kasus jantung antara periode bulan januari sampai agustus 2019
sebanyak 172 pasien, dengan angka her opname sebanyak 13 pasien rata-rata 2x
perawatan. Ditinjau dari segi pembiayaan dan biaya pengobatan penyakit jantung serta
pemeriksaan penunjangnya, tentu tidak sedikit. Belum lagi keberhasilan pengobatan
sangat bergantung kepada kecepatan penanganan penyakit. Oleh karena itu penanganan
upaya pencegahan Penyakit jantung sangat bermanfaat karena sudah pasti lebih murah
dan sangat lebih efektif.
Program rehabilitasi jantung merupakan salah satu prinsip penatalaksanaan pasien
jantung. Lebih lanjut Deaner, 2011 menjelaskan program rehabilitasi jantung terdiri dari
tiga fase yaitu : fase I selama pasien di Rumah Sakit, fase II segera setelah pasien keluar
Rumah Sakit, fase III segera setelah fase II masih dalam pengawasan tim rehabilitasi
jantung dan pemeliharaan jantung. (tambahin sumber dari PJNHK.go.id)
5

Progam rehabilitasi pada pasien jantung bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik,
mental, sosial, serta vokasional seoptimal mungkin. Tujuan program rehabilitasi akan
tercapai bila terdapat tiga komponen penting dalam perencanaan dan pelaksanaan
program. Komponen tersebut adalah penerapan konsep rehabilitasi dini, pendidikan
kesehatan bagi pasien beserta keluarganya, dan kesiapan staf pelaksana dalam
penanganan pasien jantung (Rokhaeni, Purnamasari, Rahayoe, 2001). Program
rehabilitasi dini dilakukan sejak pasien masih dirawat di rumah sakit yang termasuk
dalam program rehabilitasi jantung fase 1. Program rehibilitasi diberikan pada semua
pasien yang masih dalam perawatan, dan dilaksanakan sesegera mungkin pada pasien
jantung setelah status hemodinamik stabil.
Di rumah sakit Al Islam sendiri belum ada standar operasionel prosedur untuk
rehabilitasi pasien jantung, sehingga pelaksanaan rehabilitasi hanya sebatas instruksi dari
tim medis, bukan berdasarkan tahapan yang telah distandarkan.
1.2 Kasus / Skenario klinis
Pasien datang ke Rumah sakit Al Islam Bandung pada tangal 14 Agustus 2019 dengan
keluhan dada berdebar – debar dan nyeri ulu hati. Keluhan sering dirasakan ketika
pasien merasa kecapean karena tingginya aktivitas. Kegiatan sehari – hari pasien adalah
juru masak di acara nikahan atau hajatan. Pasien biasa kontrol penyakit jantung ke rumah
sakit Al Islam , memiliki riwayat jantung dan maag sudah 11 tahun sering bolak – balik
ke RS Al Islam Bandung. (JADINYA PASIEN KANG HERI YANG CHF
1.3 Rumusan Masalah
1. P (Patient/Problem)
Pasien jantung fase 1( inpatient).
2. I (Intervention)
Latihan Rehabilitasi Jantung fase 1 ( Fase Inpatient)
3. C (Comparisson)
Tidak menggunakan comparisson.
4. O (Outcome)
Tujuan yang diharapkan dalam telaah jurnal ini adalah
Peningkatan derajat kesehatan pada pasien jantung fase 1
6

1.4 Metode / Strategi penelusuran bukti


Nama Strategi Kriteria Kriteria Jumlah artikel yang diperoleh melalui Jumlah naskah lengkap yang
sumber pencarian inklusi: eksekusi: seleksi judul diperoleh
tempat (Kata kunci) CR fase 1, CR fase 2,3,
pencarian tahun CHF
2014- NHYA 2,3,
2019,
CAD,
CHF
NHYA 1,
AMI,
STEMI,
PCI
Pubmed Cardiac Fase I Fase II, III 1. Impact of inpatientcardiac 1. Exercise-Based Rehabilitation
Rehabilitation on barel index for HeartFailure:
Rehabilitatio
sore and prognosis CochraneSystematicReview,
n,exercise, inpatientswith acu Meta-Analysis,
decompensatedheartfailure andTrialSequentialAnalysis
Inpatient
2. Impact of Exercise 2. Exercise-
Rehabilitation on basedcardiacrehabilitation for
ExerciseCapacityandQuality- chronicheartfailure: the
of-LifeinHeartFailure: EXTRAMATCH II individual
Individual ParticipantMeta- participant data meta-analysis
Analysis 3. Cardiacrehabilitation: A class
7

3. Cardiovascularpreventionandr 1 recommendation
ehabilitationintheelderly: 4. ExercisePrescriptioninPatients
evidence for withDifferentCombinations of
cardiacrehabilitationaftermyo CardiovascularDiseaseRiskFa
cardialinfarctionorchronichear ctors : A
tfailure ConsensusStatementfromthe
EXPERT Working Group
5. Isexercise-
basedcardiacrehabilitationeffe
ctive? A
systematicreviewandmeta-
analysistore-
examinetheevidence.
Rese Cardi 1. Effects of Different 1. Intervensi Rehabilitasi
Rehabilitation Jantung Fase I Pada Pasien
archgate ac
ProtocolsinInpatientCardiac Yang Menjalani Operasi
Rehabilitatio Rehabilitation Bedah Pintas Koroner (Bpk):
AfterCoronaryArteryBypassG Literatur Review
n fase
raftSurgery: A 2.
Inpatient, RANDOMIZED CLINICAL
TRIAL
Heart
2. InpatientCardiac
failure Rehabilitation of LVAD
Patients-
UpdatedRecommendationsfro
mtheWorking Group of
theGermanSociety for
Prevention and Rehabilitation
of CardiovascularDiseases
3. Hubungan Antara Jarak
Tempuh Tes Jalan 6 Menit
Dan Fraksi Ejeksi Pada Pasien
8

Gagal Jantung Kronik


Terhadap Kejadian
Kardiovaskular
4. Evaluation of benefit of
cardiacrehabilitationinMorocc
o: Anexperience of
thefirstcardiacrehabilitation
unit
PNR
I
Scop
us
NC
BI
PM
C
Proq
uest
Coc 1. Exercise-
basedcardiacrehabilitation for
hrane
adultswithstable angin
2.
BAB II
HASIL TELAAH JURNAL
2.1 Hasil Penelusuran Bukti
2.2 Pembahasan
N
Jurnal Validitas I A
O
1
Judul V1 Penelitian ini Penelitian ini
Perubahan status respirasi Sampel pada peneletian ini adalah 90 responden .pasien penting untuk sulit di lakukan
setelah dilakukan IMA yang sudah stabil haemodinamiknya yang menjadi dasar karena jenis
mobilisasi dini pasien infark menjalani perawatan di ruang ICVCU RSUD Dr. perawatan pasien intervensi yang
miokard Moewardi yang terdiri dari 45 diberikan jantung dilakukan
mobilisasi dini dan 45 kelompok kontrol dan dipilih secara kurang jelas
Penulis random.Dalam jurnal ini disebutkan kriteria inklusi dan
Akhmad Rifai eksklusi tetapi tidak disebutkan apa saja yang menjadi
kriteria inklusi dan eksklusi
Tahun
2015 V2
Jurnal Terpadu Ilmu Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
Kesehatan, Volume 4, No eksperimental dengan desain pre-test-post-test Control
2,November 2015, hlm 82- Group Design
196 variabel dalam penelitian adalah mobilisasi dini dan tanda-
tanda vital.

V3
Dalam penelitian ini tidak disebutkan adanya variabel
perancu.

9
V4
Hasil uji Wilcoxon pada respirasi nilai p = 0,001 pada
kelompok intervensil dan hasil uji paired t-test nilai p =
0,001 pada kelompok kontrol.Artinya ada perbedaan yang
bermakna setelah dilakukan intervensi terhadap perubahan
respirasi pasien.

V5
Penelitian ini sesuai dengan Bourdin, Gael,(2010) yang
menyebutkan probabilitas denyut jantung 130
denyut/menit atau meningkat 20% selama intervensi
adalah 36%
2
Judul V1 Penelitian ini Penelitian ini
pengaruh pendidikan
Sampel:Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penting untuk sulit di lakukan
kesehatan latihan
rehabilitasi jantung penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah menjadi dasar karena jenis
terhadap pengetahuan dan
sampel sebanyak 30 orang. Penderita CHF yang sedang perawatan pasien intervensi yang
kemampuan mobilisasi dini
pada pasien chf Penulis dalam perawatan jantung dalam dilakukan
Elva Yenni, Sofiana
V2 kemampuan kurang jelas
Nurchayati, Febriana
Sabrian Publikasi : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mobilisasi dini
Jurnal Online Mahasiswa desain pra experimental, dengan pendekatan pre dan post
Program Studi Ilmu test without control
Keperawatan Universitas Instrument: Alat pengumpulan data yang digunakan berupa
Riau. Februari 2015 lembar kuesioner dan observasi yang dimodifikasi yang
terdiridarilembarkuesionerdemografi,
lembarkuesionerpengetahuan dan
lembarobservasimengenaikemampuanpasiendalammelakuka
nlatihanrehabilitasiJantung (mobilisasi ; gerakan tangan dan
kaki serta pengubahan postur yang diawasi) pada fase
inpatient selamapasienberada di rumahsakit.

V3
Tidak dijelaskan perancu dalam penelitia n ini
V4
Setelah dilakukan uji stastik wilcoxon diperoleh nilai
pengetahuan ρ value 0,004< α (0,05), maka dapat
disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara
pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan diberikannya
pendidikan kesehatan sedangkan untuk kemampuan
didapatkan nilai ρ value 0,000 < α (0,05),
V5
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Ningsih (2011), dimana hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan penyuluhan mobilisasi dini (p=0,007),
terdapat hubungan bermakna antara sikap petugas kesehatan
lain dengan penyuluhan mobilisasi dini (p=0,003),

3
judul Vi Penting sebagai penelitian ini
Effects of the dasar penentuan aflikatif karena
60 pasien pasca-CABG dengan metode convenience
first phase of cardiac tindakan rehabilitasi instrument yg di
sampling pada tahun 2016. Mereka yang terpilih secara
rehabilitation training on pada ps post CABG gunakan jelas
acak ,intervensi (n = 30) dan kelompok kontrol (n = 30) 72
self-efficacy among mudah untuk
jam pasca operasi. Kriteria inklusi terdiri dari usia antara 30
patients undergoing digunakan
dan 75 tahun, kesadaran penuh waktu dan ruang,
coronary artery bypass
kemampuan untuk memahami dan berbicara bahasa Farsi,
graft surgery
kemampuan minimum untuk membaca dan menulis, tidak
memiliki riwayat operasi jantung, tidak memiliki gangguan
gerak, dan fraksi ejeksi lebih besar dari 30%. Kriteria
penulis:
Borzou, S.R., Amiri, S., eksklusi terdiri dari aritmia tidak terkontrol, nyeri dada yang
Salavati, M., Soltanian, parah dan terus-menerus, dan penolakan untuk membantu
R., & Safarpoor, G dalam pengumpulan data

Tahun
V2
2018
The Instrumen pengumpulan data terdiri dari 2 bagian. Bagian
Journal of Tehran pertama meliputi variabel seperti usia, jenis kelamin, tinggi
University Heart Center, badan, berat badan, indeks massa tubuh, tempat tinggal,
13 (3), 126–131 pekerjaan, asuransi tambahan, status perkawinan, tingkat
pendidikan, sejarah rumah sakit, riwayat penyakit, riwayat
merokok, on / off pompa operasi, jumlah cangkokan, fraksi
ejeksi, dan makanan dan alergi obat.
Bagian kedua berisi kuesioner jantung-efficacy, diadaptasi
dari infark miokard self-efficacy
The jantung-efficacy kuesioner memiliki 3 dimensi,
selfefficacy yaitu umum, selfefficacy olahraga, dan perasaan
diri efisiensi, dan terdiri dari 32 pertanyaan membawa total
skor 160. Pertanyaan 1 sampai 10 berada di selfefficacy
umum, 11-20 pada selfefficacy olahraga, dan 21-32 pada
perasaan diri efisiensi. Pertanyaan 1 sampai 20 memiliki 100
poin, dan pertanyaan 21-32 memiliki 60 poin. Pertanyaan-
pertanyaan itu peringkat pada 5-titik Skala Likert
2 kelompok studi dibandingkan dengan menggunakan uji
Fisher dan uji Pearson Homogenisasi dimensi efikasi
dievaluasi menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

V3
Dalam penelitian tidak disebutkan perancu
V4
ada perbedaan statistik yang signifikan untuk faktor dan
kelompok efek di total skor self-efficacy antara intervensi
dan kelompok kontrol (P <0,001)

v5
hasil ini sesuai dengan penelitian Zhou et al.24 melaporkan
bahwa perbedaan antara skor selfefficacy sebelum dan
sesudah intervensi (6 mon), serta di 12 bulan setelah
intervensi, secara statistik signifikan (P <0,05) pada pasien
studi merek
4
Judul V1
Efek Program latihan
Penelitian ini merekrut secara acak 46 pasien antara
intensitas sedang yang
diawasi dalam Fase pertama kelompok usia 40-65 tahun yang diposkan untuk CABG
rehabilitasi jantung pasien
non-darurat untuk pertama kalinya.. Para pasien dirawat
CABG post operasi
Penulis : menggunakan protokol yang berbeda dalam hal intensitas
Rajan Modi, Anjali Bhise,
selama 8-10 hari segera pasca CABG. Kemudian parameter
Fagun Patel
hasil 6MWT dan sf-36 dibandingkan untuk analisis.
Tahun : 2014
V2
Jurnal : Desain penelitian ini menggunakan study recruited randomly
DOI :
sampling. Penilaian pra-operasi dilakukan secara
10.15621/ijphy/2014/v1i4/5
4561 www.ijphy.org menyeluruh dan dibagi menjadi dua kelompok, Grup A
perawatan konvensional dan Grup B kelompok latihan
intensitas sedang.
V3
Pada penelitian ini tidak dijelaskan faktor perancu

V4
Kedua kelompok secara individual menunjukkan hasil yang
sangat signifikan untuk dua ukuran hasil. Perbedaan 6 MWD
antara dua kelompok perlakuan menunjukkan hasil yang
signifikan dengan uji t tidak berpasangan (t = 8,5720, p
<0,001). Perbedaan skor kualitas hidup dalam kelompok
menunjukkan hasil yang sangat signifikan tetapi tidak ada
perbedaan yang ditemukan antara kedua kelompok.
V5
Penelitian ini didukung oleh penelitian Jenny Adam, PhD.
Mobilisasi dini juga secara komparatif mengurangi insiden
dan intensitas komplikasi paru pasca operasi, yang
membantu pemulihan lebih cepat. Dibandingkan dengan dua
dekade terakhir, proses rehabilitasi jantung mengambil
bentuk baru dengan menggabungkan berbagai latihan
aerobik, dan baru-baru ini dimasukkannya pelatihan yang
ditunda,juga harus dicatat. Hasil intervensi latihan sangat
tergantung pada parameter pelatihan seperti intensitas,
frekuensi, durasi.

Judul V1 Penelitian ini Dapat


penting, diaplikasikan
5 deep breathing exercise Responden berjumlah 32 orang yang
karenadapatmengeta oleh perawat
danactive range of motion dibagimenjadikelompok
hui dan keluarga
efektifmenurunkan dyspnea control dan intervensi dengan teknik stratified random
karenadapatmengeta karena
padapasiencongestive heart sampling
huideep breathing dapatmengantisi
failure Kriteriainklusi:
exercise danactive pasi dyspnea
 Status hemodinamikstabil, pasien CHF NYHA II dan
range of motion padapasien.
III,
Penulis : efektifmenurunkan
 Pasien yang tidakmengalamikelemahanpadakedua dyspnea
Novita Nirmalasari ekstremitas, padapasiencongesti
 Pasienberusia 18 tahun, danpasien yang ve heart failure
mendapatkanterapifarmakologi yang sama.
Kriteriaeksklusi
 Pasienpenyakitneuromusculo-
 skeletal, sistemikberat, gangguan mental dan
Tahun:  komunikasidanpenyakitpernafasan.
2018
V2
Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment
Dengan rancangan pretest-posttest control group design,
Kelompok control hanya mendapatkan intervensi standar
Jurnal : rumah sakit sedangkan kelompok intervensi mendapatkan
NurseLine Journal Intervensi standar rumah sakit dan intervensi deep breathing
Vol. 2 No. 2 Nopember exercise dan active range of motion
2017 p-ISSN 2540-7937 e- pengukuran dyspnea sebelum intervensi dengan
ISSN 2541-464X menggunakan modified Borg scale
V3 (Pengontrolan Perancu)
Dalam penelitian ini tidak terdapat variabel perancu yang
dijelaskan oleh peneliti.
V4 (Validitas Analisis)
Peneliti menggunakan analisis paired t-testuntuk
mengetahuiperbedaanpretest dan posttest. Analisis lebih
lanjut menggunakan uji Mannwithney untuk mengetahui
perbedaan dyspneu antara kelompok kontrol dan perlakuan
karena data tidak terdistribus inormal.pada kelompok
intervensi adalah p<0,001 sedangkan pada kelompok kontrol
adalah p=0,001. Hal ini berarti ada penurunan nilai dyspnea
yang bermakna pada hari pertama sampai ketiga pada kedua
kelompok.Hasil dari uji beda antar kelompok kontrol dan
intervensi adalah 0,004. Hal ini berarti intervensi deep
breathing exercise dan active range of motion lebih efektif
daripada intervensi standar rumah sakit atau semi fowler
dalam menurunkan dyspnea

V5 ( Validitas Eksterna)
Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang
menunjukkan breathing exercise pada pasien dengan gagal
jantung didapatkan hasil sangat efektif dalam menurunkan
derajat dyspnea 2,14 poin (p=0,000) dan meningkatkan
saturasi oksigen pada pasien gagal jantung sebesar 0,8%
(p=0,000) (Sepdianto, 2013). Hasil penelitian lain yang
dilakukan oleh Bernadi (1998) didapatkan bahwa dengan
intervensi latihan nafas dalam selama satu bulan pada50
pasien gagal jantung menunjukkan peningkatan saturasi dari
92,5% (SD 0,3) menjadi 93,2% (SD 0,4) dengan p<0,005.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bosnak yang dilakukan
pada pasien dengan gagal jantung juga mendukung
penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa latihan pernafasan
menurunkan dyspnea dari 2,42 1,73 menjadi 1,42 1,31
(Bosnak,2011).

Pengaruh Latihan Aktifitas 1.Validitas seleksi pentinguntuk Penelitian ini


mengurangikecemas dapat digunakan
6 Rehabilitasi Jantung Fase I Tesisinimembahaspengaruhlatihanaktifitasrehabilitas
anpasiendanberdamp karena
Terhadap Efikasi Diri dan ijantungfase I terhadapefikasidiridankecemasanpasien PJK. akpadapenyembuhan instrumennya
sudah baku
Kecemasan Pasien PJK di Penelitian yang
RSUP Sanglah Denpasar telahdilakukanmerupakanpenelitiankuantitatifekspremensem
u (quasy experiment) pre-post test without control group
Peneliti :
I Made Mertha V2 validitasInformasi
Penelitianiniadalahpenelitiankuantitatifdengandesain
Publikasi : kuasieksprimentanpakelompokkontrol.
Sampeldiambildenganmenggunakanteknik consecutive
FakultasilmukeperawatanU sampling denganjumlahsampel 30 orang.
niversitas Indonesia , 2010 Instrumenyang
digunakanadalahkuesionerefikasidiridengan 17 item
pertanyaandankuesionerkecemasandengan 18 item
pertanyaan.
Kriteriainklusipasien
1). Pasiendengandiagnosa PJK.
2). Bersediamenjadiresponden.
3). Pasienlancardiajakkomunikasi.
4). Bisamembaca, danmenulis.
b. Kriteriaeklusi
1). Angina Pektoris yang belumstabil
2). Tekanandarahsistoliklebih 200 mmHg
ataudiastoliklebih 110 mmHg.
3). Demam (suhulebih 37o c)
5). Takikardia (heart rate lebih130x/menit).
6). Pasien PJK
dengankomplikasisepertidenganaritmia, congestifheart
failure (CHF) fungsionalkelas III-IV.
7). Pasien PJK denganmasalahsistemmuskulosketal.
Penelitiandilaksanakantanggal 15 Mei 2010 sampai
16 Juni 2010

V3 validitasperancu
Pengaruhvariabelperancuterhadappeningkatanskorke
cemasan yang
dilihatadalahfaktorjeniskelamindanumur.tapidarihasil
penelitiantidakdidapatkanpengaruh yang
siginifikanantarapengaruhjeniskelaminmaupunumur.

V4 validitasanalisis
Hasilujivaliditasdanrealibilitasmenggunakan Alpha
Cronbach
denganhasilbaik. Analisis data
didapatkanbahwaterdapatpengaruhbermaknalatihanaktifitast
erhadappeningkatanefikasidiri (p=0,001),
danterhadappenurunankecemasanresponden (p=0,001)
setelahdilakukanintervensilatihanaktifitas.
Hasilpenelitianmerekomendasikanbahwapengambilk
ebijakan di RSUP Sanglah Denpasar
menyusundanmenetapkanprotap program rehabilitasi
jantungfase I bagipasien PJK selamadirawat.
V5 validitaseksterna
Kusl (2002) yang menyatakanbahwa
aplikasi program rehabilitasijantungfase I
dapatmenurunkantingkatkecemasanpadapasien CABG
selama di rawat di Taiwan.
Grady (2007, dalam Evans, 2007) dalamstudinya
Depression, anxiety take toll on cardiac rehabilitation
denganmelakukanpengukuranskor
kecemasanmenggunakan Beck Anxiety Inventory
terhadapsubyek yang mengikuti program
rehabilitasijantungsecarapenuhdansubyek yang
dropout.
Didapatkanbahwaterjadipenurunanskorkecemasansecarasign
ifikanpadakelompok yang mengikuti program
rehabilitasijantungsecarapenuh, sehingga Grady (2007)
menyarankanbahwauntukmemperolehmanfaatsecarasignifika
nmakaindividuharusmengikutisecarapenuhdariseluruh
program rehabilitasijantung.

Park (2010) melakukanpenelitian the effect of phase


I cardiac rehabilitation nursing care on knowledge, anxiety
and self-care behavior in patients with acute myocardial
infarction. Program
rehabilitasijantung ( latihanfisiksecarabertahap,
danpendidikankesehatanberupa booklet) dilakukanpada 17
subyekkelompokintervensidan17 subyekkelompokkontrol,
danmenyimpulkanbahwaasuhankeperawatanrehabilitasijantu
ngfase I merupakanintervensikeperawatan yang
efektifmeningkatkanpengetahuan, menurunkankecemasan,
danmemperbaikiperilakuperawatandiripasiendenganakutmio
kardinfark.
Latihan
7 Fisik Terarah Penderita 1. Validitas Seleksi Penelitian ini
Post Sindrom Koroner Akut Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen, subyek penting sebagai alternatif
7
dalam Memperbaiki Otot Jantung penelitian berjumlah 64 orang dibagi menjadi kelompok intervensi terapi non farmakologis
Author : sebanyak 32 orang dan kelompok kontrol sebanyak 32 orang. Penelitian sebagai bagian dari
Fatin Lailatul Badriyah, Sri ini dilakukan di rumah sakit Klinik Jantung Siti Khodijah Surabaya. program rehabilitatif
Kadarsih, Yuni Permatasari jantung untuk
Adapun kriteria inklusi penelitian ini yaitu pasien post mengembalikan
Publikasi : sindrom koroner akut di rumah sakit Klinik Jantung Siti Khadijah kemampuan
Muhammadiyah Journal of Surabaya. fisik paska
Nursing, 2014 serangan serta mencegah
Kriteria ekslusi: terjadinya
Dalam jurnal ini tidak dipaparkan dengan jelas serangan ulang

Instrumen :
Alat ukur tekanan darah, nadi dan mesin EKG

2. Validitas Informasi
Cara Terapinya :
Pada tahap awal semua sample dilakukan pemeriksaan (Tensi,
Nadi dan rekam EKG) kemudian kelompok intervensi diberikan latihan
fisik terarah sesuai modul (naik turun tangga, senam jantung atau
olahraga aerobik). Pada kelompok kontrol hanya diberikan obat. Setelah
diberi perlakuan selama empat minggu, semua sample dilakukan
evaluasi lagi pemeriksaan (Tensi,Nadi, dan rekam EKG). Responden
kelompok perlakuan diteliti pada waktu dirumah dan kelompok
pembanding/ kontrol diteliti di poli jantung rumah sakit siti khodijah
Sidoarjo dan herart clinic Surabaya.

Pemberi Terapi Modalitas :


Dalam jurnal ini peneliti memfasilitasi untuk latihan fisik bagi kelompok
intervensi dan pengawasan respon pemberian obat pada kelompok
kontrol.

Instrumen untuk mengukur :


Perlakuan diamati peneliti dengan menggunakan satuan analisis
keaktifan otot jantung individu dengan indikator hemodinamik ukuran
tekanan darah, frekuensi nadi dan gambaran EKG.

3. Validitas Pengontrolan Perancu


Pada penelitian ini variabel perancu tidak dijelaskan.

4. Analisis Bivariat
Uji Validitas :
Pada analisis bivariat peneliti menggunakan dua pendekatan uji
statistik, pendekatan pertama dengan uji Wilcoxon test dan pendekatan
kedua dengan dengan menggunakan uji Mann Whitney Test.
Hasil penelitian ini menunjukan hubungan latihan fisik terarah
terhadap fungsi otot jantung (berdasarkan tekanan darah, nadi, dan
EKG).

Kesimpulan :
Penelitian ini membuktikan bahwa latihan fisik terarah
memiliki pengaruh yang signifi kan terhadap fungsi otot jantung
berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah dan gambaran EKG.
Dimana signifi kansi yang paling besar adalah terhadap gambaran EKG
dibandingkan tekanan darah. Sedangkan latihan fisik terarah tidak
berpengaruh terhadap nadi seseorang yang menderita SKA, karena pada
prinsipnya setiap ada kenaikan aktivitas seseorang akan diikuti dengan
kenaikan nadi, karena dengan kenaikan aktivitas membutuhkan
metabolisme
tubuh.

V5 (Eksterna)
Sejauh ini peneliti tidak menemukan penelitian yang
menfokuskan pada latihan fisik terarah pada gambaran EKG penderita
post SKA. Penelitian-penelitian yang sudah ada hanya berfokus pada
factorfaktor yang berpengaruh pada kejadian PJK.

8 Judul: 1. Validitas Seleksi


Relaksasi Benson Penelitiian ini merupakan penelitian quasi
8
Untuk Durasi Tidur Pasien eksperimen dengan pendekatan control group pretest
Penyakit Jantung Koroner. posttest design. Penelitian ini membandingkan kelompok
Author: intervensi yang mendapat intervensi relaksasi Benson
Mulyanti Roberto dan kelompok kontrol yang mendapat perawatan standar
Muliantino, Tuti Herawati, Rumah Sakit.
Masfuri 2. Validitas Informasi
Penerbit: Sampel dalam penelitian ini berjumlah 29 orang
Jurnal Endurance (15 orang kelompok intervensi dan 14 orang kelompok
kontrol). teknik sampling menggunakan consequtive
3(3) Oktober 2018 (556-561
sampling.
Intervensi relaksasi Benson diberikan selama 5
hari, 2 kali sehari, masing-masing 20 menit pada
kelompok intervensi. Kelompok kontrol mendapatkan
perawatan rutin sesuai standar Rumah Sakit.
Pengumpulan data menggukan lembar
karakteristik responden, Depression Anxiety and Stress
Scale (DASS) untuk depresi, dan lembar sleep diary
untuk durasi tidur. Penelitian ini memperhatikan aspek
etik, kelaikan etik didapatkan dari Komite Etik
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.
3. Validitas Pengontrolan Perancu
Kriteria inklusi yaitu: 1. Pasien terdiagnosa
penyakit jantung koroner, angina pektoris stabil dan tidak
stabil, pasien post infark miokardium dengan tindakan
PCI, CABG, Corangiografi, trombolitik maupun regimen
terapi saja. 2. Menjalani rehabilitasi fase 2 dalam rentang
2 minggu pertama. 3. Pasien dengan Skor NYHA FC I
dan II. 4. Bersedia menjadi responden dengan
menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi
dalam penelitian ini yaitu pasien terdiagnosis kanker,
hepatitis, sirosis hepatis, gangguan neuromuskular,
ortopedi (stroke dengan hemiparese/ hemiplegia, fraktur,
parkinson), mendapatkan terapi modalitas lainnya seperti
akupressur, relaksasi otot progresif, aromaterapi, yoga,
hipnoterapi dan reflexoterapi serta mengalami gangguan
kognitif/psikiatrik.
4. Validitas Analisis
Analisis penelitian univariat dengan karakteristik
yaitu usia 52,55 (SD: 10,432), BMI 24,47 (SD: 3,67),
depresi 5,79 (SD: 3,74), jenis kelamin 65,5% lakilaki,
Skor NYHA 51,7% dengan FC II, komorbiditas 55,2%
pasien dengan satu komorbiditas.
Hasil analisis lebih lanjut menggunakan
Dependent T-test menunjukan terdapat perbedaan
signifikan durasi tidur pasien PJK sebelum dan setelah
intervensi relaksasi Benson dengan (p< 0,001, α 0,05)
pada kelompok intervensi.
Hasil analisis uji Independent T-test didapatkan
menunjukan perbedaan mean sebesar 0,30. Sehingga
dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan selisih durasi tidur pasien PJK antara
kelompok kontrol dengan kelompok intervensi (p: 0,116,
α 0,05). Hal ini berkaitan dengan responden yang
termasuk dalam kategori lansia, rerata usia responden
yaitu 52,55 tahun dimana secara fisiologis jam tidur
mulai berkurang.
5. Validitas Eksternal
Penelitian ini menunjukan peningkatan durasi
tidur secara signifikan pada pasien penyakit jantung
koroner yang menjalani rehabilitasi fase 1 dan dillakukan
relaksasi Benson. Dalam studi lain ditemukan 17%
pasien penyakit jantung koroner dengan durasi tidur <6
jam setiap malamnya (n = 352) (Sharma et al., 2014).
Studi lain dalam sebuah systematic review dan meta
analisis ditemukan rerata durasi tidur responden ≤ 5,139
jam (Wang et al., 2016).
9 Judul : V1 (Validitas Seleksi) Penelitian ini Dapat
penting, dilaksanakan
9 Tingkat keyamanan Penelitian ini untuk mengetahui tingkat kenyamanan
karenadengan seandainya
pasien acute myocardial pada pasien acute myiocardial infarction dengan yang dilakukan serta sudah menjadi
adanya SPO tentang SPO
infarction dengan diberikan intervensi rehabilitasi jantung tahap 1.
rehabilitasi jantung
rehabilitasi jantung fase 1 di Populasi penelitian yaitu semua penderita AMI di tahap 1 dapat
dijaidakn acuan
ipi rumah sakit baptis kediri Ruang IPI Rumah Sakit Baptis Kediri pada bulan Nopember
perawat dalam
2016-Januari 2017 sejumlah 78 Pasien. Sampel penelitian melaksanakan
intervensi
Penulis : diambil dengan mengunakan teknik quota sampling dengan
keperawatan serta
Desi Natalia jumlah sampel 40 yang dibagi menjadi 2 kelompok meningkatkan
kualitas coroner dari
Trijayanti Idris, Arlina intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok Intervensi
penderita AMI.
Dewi, Novita Kurnia Sari. dilakukan rehabilitasi jantung fase 1 dan kelompok kontrol
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai prosedur yang ada
Tahun: di rumah sakit.
2018
Jurnal : Kriteria inklusidari penelitian ini adalah pasien
Jurnal Penelitian dengan diagnosis AMI, setelah dilakukan perawatan selama
Keperawatan Vol 4. (1) 2 hari, hemodinamik stabil, tidak ada nyeri dada.
Januari 2018No.
kriteria eksklusi: pasien AMI yang tidak stabil, terdapat
komplikasi yang memperberat kondisi
V2 (Validitas Informasi)

Populasi penelitian yaitu semua penderita AMI di


Ruang IPI Rumah Sakit Baptis Kediri pada bulan Nopember
2016-Januari 2017 sejumlah 78 Pasien. Sampel penelitian
diambil dengan mengunakan teknik quota sampling dengan
jumlah sampel 40 yang dibagi menjadi 2 kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok Intervensi
dilakukan rehabilitasi jantung fase 1 dan kelompok kontrol
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai prosedur yang ada
di rumah sakit
Tidak dijelaskan rumus apa yang digunakan dalam
penentuan jumlah sampel.

Responden di bagi menjadi 2 kelompok.


Jumlah sampel 40 yang dibagi menjadi 2 kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok Intervensi
dilakukan rehabilitasi jantung fase 1 dan kelompok kontrol
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai prosedur yang ada
di rumah sakit
Cara dan Hasil Penelitian.
Penelitian tentang kenyamanan pada pasien dengan
AMI yang dilaksanakan di ruang IPI RS. Baptis Kediri pada
Mei-Juni 2017, didapatkan hasil bahwa kenyamanan yang
dibagi menjadi 4 domain yaitu fisik, psikospiritual, sosial
dan lingkungan.
Pengumpulan data tentang tingkat kenyamanan
menggunakan kuesioner yang sudah baku yaitu Short
General Comfort Questionnaire (selanjutnya disebut SGCQ).
Penghitungan yang untuk skor SGCQ dibagi menjadi 2
yaitu >84 dikategorikan nyaman dan <84 dikategorikan
tidaknyaman.

V3 (Pengontrolan Perancu)
Dalam penelitian ini tidak disebutkan tentang
variable perancu.
V4 (Validitas Analisis)
Analisis data menggunakan uji statistik uji
Independen Sample T-Test

V5 ( Validitas Eksterna)
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dikemukakan oleh Purwaningsih (2010) yang menyebutkan
bahwa aspek Domain fisik pada pasien AMI sangat
dibutuhkan karena adanya ketidaksempurnaan yang pada
akhirnya pasien mengalami gangguan fisik dan emosional.
Ini berarti, seseorang yang mempunyai gangguan fisik akan
mengalami gangguan kesehatan yang berdampak pada
kualitas kehidupannya. Pengaturan latihan rehabilitasi
jantung fase 1 adalah salah satu aspek dalam memberikan
tingkat kenyamanan fisik. Berdasarkan fakta-fakta yang
terjadi pada kondisi pasien dengan AMI, nyeri dada
merupakan salah satu keadaan yang dapat menimbulkan
adanya perubahan keadaan fisik, yang akhirnya
mengaktifkan saraf otonom yang mana detak jantung
menjadi bertambah, tekanan darah naik, frekuensi nafas
bertambah dan secara umum mengurangi tingkat energi pada
klien.

TABEL PERBANDINGAN JURNAL

Jurnal (1) Jurnal (2) Jurnal (3) Jurnal (4) Jurnal (5) Jurnal (6) Jurnal (7) Jurnal (8) Jurnal (9)
JUDUL Perubahan pengaruh Effects of Effect of deep Pengaruh Latihan Relaksasi Tingkat
JURNA status pendidikan the supervised breathing Fisik Benson
Latihan keyamanan
L respirasi kesehatan first phase of moderate exercise Terarah
Untuk
setelah cardiac intensity danactive Aktifitas Durasi pasien acute
latihan Penderita
dilakukan rehabilitation exercise range of Tidur
rehabilitasi Rehabilita Post myocardial
mobilisasi training on program motion Pasien
dini pasien jantung self-efficacy in phase efektifmen si Jantung Sindrom Penyakit infarction
infark terhadap among one urunkan Jantung
Fase I Koroner dengan
miokard pengetahuan patients cardiac dyspnea Koroner.
Akut dalam
dan undergoing rehabilitati padapasien Terhadap rehabilitasi
coronary on congestive Memperbaik
kemampuan Efikasi jantung fase
artery bypass of post heart i Otot
mobilisasi
graft surgery operative failure Diri dan Jantung 1 di ipi
dini pada CABG
pasien chf Kecemasa rumah sakit
patients -
a n Pasien baptis kediri
randomize
PJK di
d
Jurnal (1) Jurnal (2) Jurnal (3) Jurnal (4) Jurnal (5) Jurnal (6) Jurnal (7) Jurnal (8) Jurnal (9)
controlled RSUP
trail. Sanglah
Denpasar

JUMLA 90 orang 30 orang 60 orang 46 orang 32 orang 30 orang 64 orang 29 orang 78 org
H
RESPO
NDEN
Jenis AMI CHF CAD post CAD post CHF CAD CAD CAD AMI
Penyaki Cabg CABg
t
Jantung
LAMA 30 menit Tidak ada Dilakukan 72 Dilakukan Deep Latihan Tidak Diberikan tidak ada
LATIH jam pos setelah 72 breathing aktivitas disebutkan selama 5
AN operasi jam : exercise 30 sesuai hari 2 kali
Kelompok kali pedoaman sehari
A; dilanjutkan sebanyak masing –
Hari ROM 5 2 kali masing 20
pertama kali perhari menit pada
berjalan 1 intervensi selama 5 kelompok
menit dilakukan hari intervensi,
selama 3 sebanyak 3 kelompok
kali kali sehari kontrol
Hari ke selama 3 mendapatka
dua hari n perawata
berjalan sesuai
Jurnal (1) Jurnal (2) Jurnal (3) Jurnal (4) Jurnal (5) Jurnal (6) Jurnal (7) Jurnal (8) Jurnal (9)
selamama standdar
5 menit rumas sakit.
selama 3
kali hari ke
3 1o menit.
Kelompok
B
dilakukan
intervensi
yang sama
ditambah
latihan
pernapasan
2 kali
perhari.
ALAT Variabel Lembar Infark Modifien Skala Simple Menggunak Short
UKUR independent kuesioner dan miocard self- Mengguna Borg Scale efikasi Hand Held an DASS General
yaitu lembar efficaci. kan pulse midifikasi Vascular dan lembar
Comfort
pelaksanaan observasi oksimetri dari Doppler sleep diary.
senam kaki tentang untuk behavior Ultrasoun Questionnair
diabetes kemampuan menilai change d Probe e
menggunaka pasien dalam HR dan self efikasi untuk
(selanjutnya
n modul melakukan SpO2 sub mengukur
latihan dan latijan exercise ABI dan disebut
untuk rehabilitasi self efikasi Prosedur SGCQ).
mengukur inpatient. dan Diabetes
Penghitunga
variabel penilaian UK 2017
Jurnal (1) Jurnal (2) Jurnal (3) Jurnal (4) Jurnal (5) Jurnal (6) Jurnal (7) Jurnal (8) Jurnal (9)
dependent kecemasan untuk n yang untuk
nilai ABI dengan menguku skor SGCQ
menggunaka hospital IpTT
dibagi
n lembar anciety
observasi and menjadi 2
berbentuk depression yaitu >84
kuesioner scale
dikategorika
DASS yang anxiety
telah tersedia n nyaman
dan dan <84
tervalidasi
dikategorika
yaitu DASS
42 n
tidaknyaman
.

Hasil DASS 42 Pengetahuan ada perbedaan Intervensi Mean ABI Terdapat Rehabilitasi
Ukur Normal 1 org : p = ,004 statistic untuk deep Latihan 0,79 perbedaan jantung
- Sebel Berat 6 org antar breathing aktivitas durasi tidur tahap 1
um Normal 6 org Kemampuan kelompok exercise berpengar pasien PJK berpengaruh
Berat 2 org : kontrol dan dan ROM uh 0,85 fase 1 terhadap
p = 0,000 kelompok lebih terhadap sebelum peningkatan
- Sesu intervensi efektif peningkata dan setelah kenyamanan
dah dengan nilai p daripada n efikasi intervensi pasien AMI
< 0.001 standar diri dengan nilai dengan nilai
rumah dengan p = 0.001 p = 0,001
Jurnal (1) Jurnal (2) Jurnal (3) Jurnal (4) Jurnal (5) Jurnal (6) Jurnal (7) Jurnal (8) Jurnal (9)
sakit niali p=
(semifoler) 0,001 dan
dalam penurunan
menurunka kecemasan
n depsneu dengan
dengan p = nilai p
0.004 0.0001
Level
Ov
Evidenc
e
LEVEL OF EVIDENCE
NO JUDUL JURNAL LEVEL QUALITAS KETERANGAN
1 Perubahan status respirasi setelah dilakukan 2
mobilisasi dini pasien infark miokard

2 pengaruh pendidikan kesehatan latihan rehabilitasi 2


jantung terhadap pengetahuan dan kemampuan
mobilisasi dini pada pasien chf
3 Effects of the 2
first phase of cardiac rehabilitation training on
self-efficacy among patients undergoing
coronary artery bypass graft surgery

4 Effect of 2
supervised moderate intensity exercise
program in phase one cardiac rehabilitation
of post operative CABG patients - a
randomized controlled trail.
5 deep breathing exercise danactive range of motion 1
efektifmenurunkan dyspnea padapasiencongestive
heart failure

6 Pengaruh Latihan Aktifitas Rehabilitasi Jantung 2


Fase I Terhadap Efikasi Diri dan Kecemasan
Pasien PJK di RSUP Sanglah
Denpasar

7 Latihan Fisik Terarah Penderita Post Sindrom Koroner Akut 2


dalam Memperbaiki Otot Jantung

8 Relaksasi Benson Untuk Durasi Tidur Pasien 2


Penyakit Jantung Koroner.

9 Tingkat keyamanan pasien acute myocardial 2


infarction dengan rehabilitasi jantung fase 1 di ipi
rumah sakit baptis kediri
Pembahasan
- (harus dibahas)Interpretasi dan relevansi bukti dengan masalah klinis
yang dihadapidengan kasus pasien di d5(relevan/tidak jurnal tsb
dengan kasus)
- (Keterbatasan bukti yang ada / yang ditemukan (keterbatasan apa aja)
- Rekomendasi untuk tatalaksana
Berdasarkan jurnal yang telah ditelaah, diperlukan prosedur operasional
untuk rehabilitasi jantung

Anda mungkin juga menyukai