I. Tim Penyusun
1. Dr. Muhdar Abubakar SpAn KAP
2. Dr. Pandit Saosa H SpAnK
3. Dr. Bambang Soeryono SpAn KNA, KAO
4. Dr. Ngurah Artika SpAn KAKV
5. DR. Dr. Sri Rahardjo SpAn KNA NCC
6. Dr. Yusmein Uyun SpAn, KAO
7. DR. Med. Dr. Untung Widodo SpAn KIC
8. Dr. Calcarina FRW SpAn KIC
9. Dr. Bhirowo Yudo Pratomo SpAn KAKV
10. DR. Dr. Sudadi SpAn KNA, KAR
11. Dr. Djayanti Sari . MKes, SpAn KAP
12. Dr. Yunita PhD, SpAn, KAP
13. Dr. Ahmad Yun Jufan, MKes, SpAn
14. Dr. Mahmud MSc, SpAn
15. Dr. Juni Kurniawaty, MSc, SpAn
16. Dr. Ratih Kumala Fajar H, MSc, SpAn
v
DAFTAR ISI
vii
BAB 1
1. Parade / laporan jaga setiap hari pukul 06.30 s.d 08.00 WIB
2. Acara rutin pelayanan pada butir 1 pukul 08.00 s.d 16.00 WIB
atau sampai ada serah terima dengan pengganti.
3. Tugas jaga pukul 07.00 – 07.00 esok harinya
4. Acara ilmiah / konferensi harus dihadiri pukul 06.30 WIB
5. Acara diskusi di kamar bedah dan atau ICU dilakukan selama
kegiatan
pelayanan.
6. MMC diadakan JUMAT, minggu ketiga setiap bulan.
7. Referat, tugas baca dan laporan kasus sesuai jadwal.
8. Journal Reading setiap Selasa dan Kamis.
1
f. Kelancaran tugas dokter jaga pelayanan pasien menjadi
tanggung jawab chief residen untuk mengatur.
g. Apabila peserta program studi ijin tidak mengikuti kegiatan
pendidikan selama lebih dari 3 hari kerja berturut-turut
maka peserta harus mengulang stase pada sub bagian
dimana dia berada pada saat itu.
h. Peserta yang ijin lebih dari 14 hari berturut-turut evaluasi
ditangguhkan satu semester, dan wajib mengikuti jadwal
stase.
i. Pada kondisi darurat ijin lisan bisa disampaikan kepada KPS,
segera setelah datang mengajukan ijin tertulis disampaikan.
3. Lain-lain
a. Bila peserta PPDS I mengalami masalah sosial ekonomi
yang dapat mengganggu kelancaran pendidikan yang
bersangkutan, sebaiknya konsultasi dengan Kepala Bagian.
b. Apabila seorang peserta dinyatakan gagal pada evaluasi
tahunan ataupun semester maka peserta akan diundur
selama 6 bulan.
c. Apabila seorang peserta melakukan pelanggaran seperti
yang telah ditentukan di atas pada batas – batas yang
tertentu maka si peserta akan dikenakan sanksi yang bisa
berupa teguran lisan, teguran tertulis, skorsing dan yang
terberat dikeluarkan dari Program Studi Anestesiologi.
2
C. Pelanggaran Attitude dan Membahayakan Pasien .
3
DAFTAR KEGIATAN
PPDS I ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
Semester Kegiatan Pembimbing
• Diskusi kasus tiap Senin-Jumat jam Konsulen harian
06.30–08.00 WIB
• Melaksanakan tindakan anestesi umum Pengampu modul
sungkup muka dan konsulen lantai
• Melakukan observasi pasien pasca Konsulen lantai
operasi di RR
• Sebagai dokter jaga IV di UGD RS Konsulen jaga
Dr.Sardjito
• Kuliah PPDS tiap hari dari jam 12.00 – Pengampu
I (Klas Ia)
14.00 (kuliah MKDU)
• Dua tugas baca dan dipresentasikan Pembimbing dan
moderator
• Journal Reading dan critical appraisal
d i p re s e n t a s i k a n d a l a m ba h a s a
Inggris
tiap hari Selasa
• Mengikuti Kegiatan Modul semester 1 Pengampu modul
sesuai jadwal
• Evaluasi semester / tahap Pengampu modul
II
( klas I b ) Diskusi kasus setiap hari Senin-Jumat jam Konsulen lantai
06.30–08.00 WIB
Melakukan tindakan anestesi umum Pengampu modul
dengan intubasi ET dan insersi LMA dan konsulen lantai
Melakukan tindakan anestesi Spinal Konsulen lantai
Sebagai dokter jaga III di IGD RSS dan Konsulen jaga
jaga II PACU di RS Dr. Sardjito
Journal Reading dan critical appraisal
dipresentasikan dalam bahasa Inggris tiap
hari Kamis
Kuliah PPDS MKDK Pengampu
Dua tugas referat dan dipresentasikan Pembimbing dan
moderator
Modul Pengampu modul
Evaluasi semester / tahap Pengampu modul
Diskusi kasus setiap hari Senin-Jumat jam Konsulen lantai
06.30–08.00
4
Semester Kegiatan Pembimbing
Melakukan tindakan anestesi kasus Pengampu Modul
Obsgyn, THT, Mata dan pediatrik dan konsulen lantai
(termasuk blok kaudal)
III
(Klas II a) Sebagai dokter jaga II di IGD RSS, jaga I di Konsulen Jaga
PACU RS Dr. Sardjito
• Diskusi kelompok kecil tiap materi Pengampu Modul
(Obsgyn, THT, Mata dan pediatrik)
• Referat dan dipresentasikan (2 referat)
Pembimbing dan
moderaot
• Tugas stase di RS jejaring Konsulen jejaring
dan Konsulen
supervisi
• Modul Pengampu Modul
• Ujian Semester/Tahap Pengampu Modul
IV
(Klas II b) Diskusi kasus setiap hari Senin-Jumat jam Konsulen lantai
06.30 – 08.00
Melakukan tindakan anestesi balans, Pengampu Modul
epidural dan anestesi pada neonatus dan konsulen lantai
Sebagai dokter jaga I di IGD RSS, jaga I Konsulen Jaga
di PACU RS Dr. Sardjito, poli anestesi dan
poli nyeri
Dua referat dan dipresentasikan Pembimbing dan
moderator
Stase di RS jejaring Konsulen jejaring
dan Konsulen
supervisi
Ujian Board Nasional Tim Nasional
Stase PACU Konsulen Jaga
Modul Pengampu Modul
Ujian semester / tahap Pengampu Modul
V
(Klas II c) • Diskusi kasus setiap hari senin-Jumat Konsulen lantai
jam 06.30 – 08.00 WIB
• Melakukan tindakan anestesi bedah Pengampu Modul
syaraf, blok perifer dan konsulen lantai
• Stase ICU I (selama 2 bulan) Konsulen ICU
• Satu laporan kasus dan BAB 1 proposal Pembimbing dan
penelitian, keduanya dipresentasikan semua konsulen
5
Semester Kegiatan Pembimbing
• Stase di RS jejaring dan RS D
r.Soetomo Konsulen jejaring
Surabaya dan Konsulen
supervisi
• Mendampingi dokter muda Kodik S1
• Modul Pengampu Modul
• Ujian semester / tahap Pengampu Modul
Diskusi kasus setiap hari Senin-Jumat jam Konsulen lantai
06.30 – 08.00 WIB
Stase ICU II (selama 2 bulan) Konsulen ICU
Mendampingi dokter muda Kodik S1
Poli anestesi Konsulen sesuai
jadwal
• Melakukan tindakan anestesi Bedah Konsulen bedah
Thorax / Kardiovaskuler dan anestesi jantung
kasus dan tehnik khusus
Stase bedah syaraf II (tumor intrakranial) K o n s u l e n
pengampu modul
dan konsulen lantai
VI
(Klas III a) Mengajukan proposal penelitian lengkap Pembimbing
dan Penelitian penelitian dan
metodologi
Ujian hasil penelitian Pembimbing
penelitian dan
metodologi serta 2
orang penguji
Mengajukan 2 laporan kasus dan Pembimbing dan
dipresentasikan moderator laporan
kasus
Stase RS jejaring dan RS Harapan Kita Konsulen jejaring
Modul Pengampu modul
Ujian Semester / tahap Pengampu modul
VII
(Klas III b) Chief Residen
Ujian komprehensif
6
Catatan :
Kagiatan yang tercantum didalam kolom adalah yang dilakukan
oleh semester yang bersangkutan, walaupun dalam prakteknya setiap
kegiatan ilmiah dibagian selalu dihadiri oleh semua Residen dan
konsulen.
7
BAB 2
TUGAS ILMIAH
A. TUGAS ILMIAH
9
4. Makalah yang akan dipresentasikan harus sudah mendapat
persetujuan pembimbing.
5. Setiap kali pembimbingan residen wajib menulisnya di log book
dan minta tanda tangan pembimbing.
6. Pembimbingan tulisan ilmiah bertahap bab per bab
7. Koreksi di Pembimbing maksimal 1 minggu
8. Makalah sudah harus selesai satu minggu sebelum diajukan
dan diserahkan kepada moderator, pembimbing dan sekretaris.
9. Jadwal presentasi referat disusun oleh KPS dan dikoordinir oleh
chief residen atau wakilnya.
10. Pada waktu mengajukan referat harus menggunakan LCD
(Viewer).
11. Referat dipimpin oleh moderator (staf pengajar).
12. Audiens minimal sepuluh residen dihadiri residen dengan
komposisi level yang sama, diatasnya dan dibawahnya.
13. Minimal dua orang residen ditunjuk oleh moderator sebagai
pembahas untuk mengajukan pertanyaan sesuai dengan
tingkatnya (makalah harus dipelajari lebih dahulu).
14. Waktu mengajukan referat 20 menit dengan diskusi ± 40 menit
sehingga setiap referat memerlukan waktu ± 60 menit.
15. Sebelum sidang ilmiah ditutup moderator yang ditunjuk
memberikan ulasan mengenai makalah dipresentasikan.
B. PETUNJUK PENULISAN
10
c. Teknik Penulisan
• Minimal 10 lembar (selain halaman judul dan
kepustakaan)
• Kertas A4 70 gram, font time new Roman ukuran
12, spasi 1.5
• Sistem Harvard.
• Naskah ditulis dengan mengikuti kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia yang berlaku
• Istilah medis sedapat mungkin menggunakan
istilah Bahasa Indonesia yang baku
Teknik Penulisan
a. Halaman judul dan pengesahan tanpa logo UGM
b. Judul naskah ditulis ringkas dan tidak menggunakan
singkatan, tidak lebih dari 14 kata
c. Abstrak dan kata kunci
Abstrak dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris;
berupa satu paragraph yang memuat inti pendahuluan,
subjek dan metode, hasil terpenting dan kesimpulan utama;
11
tidak lebih dari 200 kata; disertai 3-6 kata kunci dalam
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
d. Pendahuluan
1. Definisi/pengertian atau batasan topik yang diangkat.
2. Latar belakang kenapa tertarik menulis hal tersebut
3. Tujuan penulisan referat
e. Isi / Tinjauan Pustaka
• Memuat uraian yang disesuaikan dengan judul atau
uraian yang berhubungan dengan judul referat
• Memuat fisiologi, patofisiologi dan penatalaksanaan
• Memuat base evidence dengan referensi terbaru
( journal 5thn, buku 5 tahun terakhir)
f. Simpulan :
Merupakan rangkuman isi (secara singkat)
g. Tabel dan Gambar
• Judul tabel diletakkan di atas dan setiap tabel diberi
keterangan sesuai dengan nomor yang ditulis dengan
angka Arab
• Setiap singkatan dalam tabel diberi keterangan berupa
catatan kaki di bawah tabel
• Gambar diberi nomor dengan angka Arab dan nama/
keterangan ditulis di bawah
• Keterangan pada gambar dan tabel harus cukup
informatif, sehingga mudah dimengerti
• Jumlah tabel dan gambar maksimal adalah 2
h. Daftar pustaka
• Daftar pustaka disusun sesuai dengan ketentuan
Vancouver, minimal 10 buah, text book tidak lebih dari
3 buah, dan untuk jurnal merupakan terbitan terbaru
dalam 8 tahun terakhir
• Rujukan diberi nomor sesuai dengan urutan
pemunculannya dalam naskah
12
• Hindari penggunaan abstrak dan komunikasi pribadi,
kecuali sangat esensial
• Nama jurnal disingkat sesuai yang tercantum dalam
Index Medicus
3. LAPORAN KASUS
Bentuk naskah
1. Naskah ditulis dengan huruf Times New Roman 12, spasi
ganda, jarak tepi-tepi kertas dengan tulisan 2,5 cm, dan
ukuran kertas A4 (210 x 297 mm)
2. Naskah tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata (tidak
lebih dari 20 halaman)
3. Naskah tersusun sesuai aturan : 1) judul dan penulis, 2)
abstrak dan kata kunci, 3) isi, 4) ucapan terima kasih bila ada,
5) daftar pustaka, 6) tabel dan gambar dengan keterangan
4. Tidak diperkenankan menggunakan singkatan yang tidak
lazim dan catatan kaki
5. Pencantuman nomor daftar pustaka, nomor gambar dan
tabel tersusun sesuai urutan kemunculannya di dalam
naskah
6. Gunakan angka Arab yang ditulis superskrip untuk merujuk
daftar pustaka
Sistematika
• Halaman judul dan pengesahan tanpa logo UGM
• Abstrak
Abstrak dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris;
berupa satu paragraph yang memuat inti pendahuluan,
subjek dan metode, hasil terpenting dan kesimpulan utama;
tidak lebih dari 200 kata untuk laporan kasus ; disertai 3-6
kata kunci dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Gambaran umum kasus, pengelolaan / terapi dan
keberhasilan / kegagalan pengelolaan
13
• Pendahuluan
Definisi/pengertian atau batasan topik yang diangkat. (Latar
belakang, keunikan atau kekhususan sehingga memilih
kasus tersebut, tujuan kasus dilaporkan, singkat tetapi jelas)
• Kasus
a. Identitas lengkap nama tersamar
b. Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penujang,
assesment
c. Planing penatalaksanaan
d. Pengelolaan, pengamatan, hasil tindakan (keberhasilan/
kegagalan)
e. Singkat dan lengkap : terutama ditampilkan data yang
sesuai dengan masalah kasus yang dilaporkan.
• Pembahasan
a. Membahas diagnosa dan pengelolaan kasus,
b. Membahas kesenjangan antara teori dengan yang
aktual yang dihubungkan dengan keberhasilan /
kegagalan, kesulitan, sesuai atau tidak dengan teori,
bandingkan dengan kepustakaan lain atau teori lain.
• Simpulan
Menyimpulkan hasil pembicaraan di atas, termasuk anjuran
yang perlu dikemukakan.
• Tabel dan gambar
a. Judul tabel diletakkan di atas dan setiap tabel diberi
keterangan sesuai dengan nomor yang ditulis dengan
angka Arab
b. Setiap singkatan dalam tabel diberi keterangan berupa
catatan kaki di bawah tabel
c. Gambar diberi nomor dengan angka Arab dan nama/
keterangan ditulis di bawah
d. Keterangan pada gambar dan tabel harus cukup
informative, sehingga mudah dimengerti
14
e. Jumlah tabel dan gambar maksimal pada laporan kasus
adalah 2
• Referensi
a. Daftar pustaka disusun sesuai dengan ketentuan
Vancouver, minimal 10 buah, untuk textbook tidak lebih
dari 3 buah dan untuk jurnal merupakan terbitan dalam
8 tahun terakhir
b. Rujukan diberi nomor sesuai dengan urutan
pemunculannya dalam naskah
c. Hindari penggunaan abstrak dan komunikasi pribadi,
kecuali sangat esensial
d. Nama jurnal disingkat sesuai yang tercantum dalam
Index Medicus.
15
Buku dan monograf
1. Penulis perorangan
Ringsven MK, Bond D. Gerontology and leadership
skills for nurses, 2nd ed. Albany (NY): Delmar Publishers,
1996
2. Editor sebagai penulis
Norman IJ, Redfern SJ, editor. Mental health care for
elderly people. New York: Churchill Livingstone, 1996
3. Organisasi sebagai penulis dan penerbit
Institute of Medicine (US). Looking at the future of the
Medicaid program. Washington (DC) : The Institute,
1992
4. Bab dalam buku
Philips SJ, Whisnat JP. Hypertension and stroke. In
: Laragh JH, Brenner BM, editors, Hypertension :
pathophysiology, diagnosis and management, 2 nd
ed. New York : Raven Press, 1995. P. 456-78
16
BAB 3
SANGSI PELANGGARAN
17
Sanksi atas pelanggaran Norma Affektif
Jenis Sanksi
Jenis Pelanggaran
Pertama Kedua Ketiga
Memberi keterangan palsu/ Peringatan Skorsing Dikeluarkan
tidak melaporkan kejadian yang keras
membahayakan pasien
Residen laki-laki atau wanita yang Skorsing Dikeluarkan -
melakukan perbuatan asusila *
Mabuk, berjudi, berkelahi di tempat Skorsing Dikeluarkan -
pendidikan
Menolak perintah atasan/konsulen Peringatan Skorsing Dikeluarkan
sesuai dengan aturan pendidikan keras
atau melalaikan kewajiban tanpa
alasan yang jelas
Tidak datang ke tempat pendidikan Peringatan I Peringatan Skorsing
tanpa alasan yang kuat keras
Mencemarkan nama baik konsulen, Peringatan Skorsing Dikeluarkan
bagian atau institusi pendidikan keras
Meninggalkan tempat kerja tanpa Peringatan I Peringatan Skorsing
ijin pimpinan atau konsulen keras
Datang terlambat atau pulang Peringatan I Peringatan Skorsing
sebelum waktunya keras
Peringatan Skorsing Dikeluarkan
Membocorkan rahasia jabatan
keras
Bekerja sama dengan perusahaan Peringatan Skorsing Dikeluarkan
farmasi dan mendapat imbalan keras
Pencurian, manipulasi alat RSS atau Dikeluarkan
alat pendidikan
Melakukan penganiayaan terhadap Skorsing Dikeluarkan
atasan atau teman kerja
Melakukan tindakan yang Peringatan Skorsing Dikeluarkan
menyebabkan kerusakan alat-alat keras
RSS
Kelalaian dalam memelihara Peringatan Skorsing Dikeluarkan
barang RSS/pendidikan keras
18
Jenis Sanksi
Jenis Pelanggaran
Pertama Kedua Ketiga
Menghasut teman untuk melawan Peringatan Skorsing Dikeluarkan
kebijakan bagian/konsulen/ keras
pimpinan
Melanggar hukum pidana Dikeluarkan
Melanggar tata tertib umum Peringatan I Peringatan Skorsing
sebagai residen anestesi keras
Penyalahgunaan narkoba Dikeluarkan
*) sanksi akan ditentukan berdasarkan rapat bagian setelah melalui tahap
konfirmasi.
Jenis Sanksi
Jenis pelanggaran
Pertama Kedua Ketiga
Tidak melakukan kegiatan ilmiah Tidak boleh ikut - -
sesuai semesternya ujian
Tidak ikut ujian walaupun telah Tidak naik kelas - -
memenuhi syarat , tanpa alas an
yang jelas
Tidak maju proposal penelitian Peringatan keras Tidak naik
pada semester lima kelas
Bila ujian tidak lulus, akan diadakan ujian ulangan dalam waktu 1 - 2
minggu, bila masih tidak lulus yang bersangkutan tidak naik kelas. Bila
2 kali ujian praktek tidak lulus akan diganti dosen pengujinya.
19
BAB 4
21
diwaktu malam hari?
Banyak kencing diwaktu malam hari?
Sudah
kencing?
Nyeri daerah lambung, dan atau muntah-muntah?
Berat badan menurun dalam waktu singkat?
B erat badan
bertambah dalam waktu singkat? Pening (sakit kepala)?
Penderita
epilepsi (ayan)?
Adakah trombosis ? Pernah menderita asthma?,
obat? Pernah pingsan? Pernah hepatitis / sakit kuning? Adakah
tendensi perdarahan spontan ? Adakah penyakit diabetis militus
keluarga?
Alergi terhadap obat-obatan? (penicillin, preparat
jodium dan lain – lain), Alergi terhadap plester?
Apakah sedang
hamil? adakah komplikasi kehamilan?
Apakah sedang memakai
pil?
Apakah sedang memakai lensa kontak?
Apakah sedang
memakai gigi palsu?
3. Anamnesa dari obat-obatan yang dipakai
Obat-obatan anti pembekuan darah, Obat-obatan anti
hipertensi,
d iuretik,
kortikosteroid, preparat digitalis,
a nti
arithmia,
obat tidur dan analgetik, obat penenang,
obat anti
epilepsi,
bronkodilator,
alkohol dan tembakau,
obat-obat lain
(kontrasepsi, MAO, inhibitor) serta
preparat-preparat lainnya
(vasodilator, antagonis beta, antibiotika).
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum, Tinggi badan,
Berat badan,
Tekanan darah,
Denyut
nadi dan iramanya, Temperatur,
Tipe respirasi,
Susunan gigi
geligi, Anatomi mulut
5. Pemeriksaan Laboratrorium
Pemeriksaan laboratorium tergantung dari pasien, meliputi
: umur, kesehatan secara umum, pengobatan yang sedang
dialami dan jenis operasi. Pemeriksaan ini disesuaikan dengan
standar pelayanan medis dan standar prosedur operasional.
Hal – hal yang sama dilakukan untuk Elektrocardiogram. Pada
penderita umur diatas 40 tahun atau indikasi, dilakukan evaluasi
kardiologi. Foro thorak dilakukan bila ada indikasi
22
a. Semua kunjungan anestesia harus dilaporkan kepada
konsulen lantai pada sore / malam harinya.
b. Pembatalan anestesi / operasi, hanya dapat dilakukan oleh
konsulen (tulis nama konsulen serta alasannya didalam
status penderita)
c. Beritahu perawat ruangan, supaya ia memberitahu dokter
jaga dari disiplin yang bersangkutan.
d. Kalau ada operasi berat memerlukan ICU pasca bedah,
pesanlah tempat dahulu. Bila tidak ada tempat di ICU
sedangkan ini indikasi mutlak, pembedahan ditunda
dengan catatan dokter spesialis bedah yang bersangkutan
diberitahu.
e. Kalau mutlak perlu suatu obat / alat tertentu sedangkan
persedian tidak ada, adakanlah komunikasi dengan dokter
spesialis bedahnya, kalau perlu ditunda atau buatlah resep.
f. Medical record (status) harus diisi pada waktu pemberian
anestesi. Penting : J
angan lupa mencatat penyulit-penyulit
yang timbul serta tindakannya, hal ini sangat berguna untuk
riset
g. Evaluasi pra anestesi ditulis pada status pra anestesia dan
dibacakan waktu parade
h. Evaluasi, pasca anestesia / analgesia harus dilakukan oleh
dokter anestesiologi yang bersangkutan.
i. Informed Consent
Wajib diberikan kepada pasien dengan penjelasan.
23
BAB 5
Peserta Tk IA dan IB
a. Melakukan anestesi umum dengan ASA I dan II pada pembedahan
ringan d
an sedang jumlah minimal 2 kasus/hari, kalau kurang maka
peserta
harus menjadi orang ke II atau ke III pada kasus lain.
b. Tidak boleh memakai ventilator
c. Tidak boleh menggunakan analgesi epidural atau analgesia
regional lain
kecuali kalau sudah lulus ujian praktek/teori analgesia
Subarakhnoid.
d. Harap ditanyakan Protokol Kerja Sub Disiplin Ilmu (kalau sudah
tahu
jangan membuat modifikasi sendiri kecuali izin supervisor )
25
PesertaTkIIIA,IIIB
a. Melakukan anestesi umum (sebanyak mungkin dengan tehnik
anestesi
imbang ) dan analgesia regional
b. Umur tidak ada batasan
c. Status fisik tidak ada batasan
d. Jumlah minimal 2 kasus /hari kalau kurang maka peserta menjadi
orang ke
II dan ke III pada kasus lain.
e. Dilarang merubah protokol kerja sipenanggung jawab kasus, kalau
menjadi
orang ke II atau orang ke III
f. Harapa tanyakan dan pelajari protokol kerja atau policy ICU dan
anestesia
bedah syaraf kepada suba bagian yang bersangkutan
(kalau sudah tahu jangan sekali-kali menyimpang dari protokol atau
policy sub bagian tersebut)
g. Melayani penderita di ICU sebagai peserta senior (tanyakan / pelajari
protokol kerja dan policy ICU)
h. Melakukan tehnik-tehnik khusus Anesthesia / Analgesia
26
BAB 6
Jaga UGD
Jaga 1 (R4/Komandan Jaga)
a. Harus siap setiap waktu dikamar bedah cito
b. Membagi pekerjaan untuk dokter jaga lainnya, sesuai dengan
kemampuan masing-
masing dokter jaga (manager khusus kamar
bedah cito )
c. Bertanggung jawab penuh atas kejadian atau pekerjaan dikamar
27
bedah cito.
d. Melakukan pekerjaan anestesia / analgesia dikamar bedah cito
terutama penderita dengan resiko tinggi atau sulit.
e. Siap untuk menanggulangi penderita gawat.
f. Membuat laporan jaga setiap hari dalam buku laporan (status
anestesia penderita
lengkap harus disertakan) dan dalam bentuk
power point untuk ditayangkan di ruang parade
g. Penanggung jawab penyerahan status ke Medical Record bagian.
h. Bertanggung jawab pemantauan koas jaga UGD.
Jaga 2 (R3)
a. Melakukan pekerjaan Anestesia / Analgesia sesuai dengan tugas
yang diberikan dokter jaga II, terutama penderita ASA II dan ASA
III.
b. Siap untuk menanggulangi penderita gawat.
c. Jangan sekali-kali melakukan / menjadi penanggung jawab kalau
belum pernah melakukan kepaniteraan pada sub bagian yang
bersangkutan dengan penderita cito yang akan dihadapi.
Jaga 3 (R2 )
a. Melakukan pekerjaan Anaestesia / Analgesia sesuai dengan tugas
yang diberikan oleh dokter jaga I
b. Siap untuk menanggulangi penderita gawat
c. Jangan sekali-kali melakukan / menjadi penanggung jawab kalau
belum pernah
melakukan kepaniteraan pada sub bagian yang
bersangkutan dengan penderita yang akan dihadapi.
Jaga 4 (R1 )
a. Melakukan pekerjaan Anaestesia / Analgesia sesuai dengan tugas
yang diberikan oleh dokter jaga I
b. Siap untuk menanggulangi penderita gawat
c. Jangan sekali-kali melakukan / menjadi penanggung jawab kalau
28
belum pernah
melakukan kepaniteraan pada sub bagian yang
bersangkutan dengan penderita yang akan dihadapi.
29
BAB 7
a. Kriteria :
• Telah menjalani semua stase.
• Lulus ujian prachief.
• Chief ditetapkan oleh KPS melalui rapat pendidikan.
b. Pelayanan
• Menguasai masalah medis, baik segi anestesi maupun
pembedahannya
• Bertanggung jawab atas lancarnya operasi
• Mengatur daftar jaga residen
• Bertanggung jawab atas kelancaran pre operasi visit dan
konsultasi antar
bagian.
• Menjadi penengah bila terjadi kesalah pahaman diantara junior
dengan
residen bagian lain.
• Bila tidak ada senior, menjadi wakil senior untuk memutuskan
sesuatu
dalam hal pelayanan anestesi maupun ICU
• Tidak menciptakan policy.
c. Kegiatan Pendidikan
• Mengkoordinasikan / mengatur bimbingan praktis dan teori
untuk residen Stase di Anestesiologi (Bedah, Kebidanan, THT,
Anak, Bedah Mulut ).
• Mengkoordinasikan / mengatus bimbingan praktis dan teori
untuk Ko Ass (Mahasiswa S1)
• Mengkoordinasikan / mengatur bimbingan praktis dan teori
untuk paramedis yan g belajar anestesi.
• Mengkoordinasikan latihan ketrampilan RJP untuk bimbingan
Mahasiswa S1.
• Mengkoordinasikan para residen yang ikut mengawasi
31
ujian Mahasiswa S1 baik tingkat sarjana maupun tingkat
profesi
C atatan :
Kegiatan bimbingan berupa penanganan
kasus emergensi, Resusitasi , Dasar Anestesi, Farmakodinamik
dan farmakokinetik obat anestesi, Persiapan pre anestesi,
Pemantauan fungsi vital selama dan pasca anestesi, Obat dan
sistem anestesi
d. Kegiatan Ilmiah
• Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas kelancaran “
Acara Parade kasus “ setiap hari jam kerja jam.: 06.30 – 08.00.
• Mengatur dan bertanggung jawab atas kelancaran acara “
journal reading” bahasa Inggris setiap hari Kamis jam 06.30 –
08.00, dilanjutkan laporan pasien dalam bahasa Inggris.
• Mengatur dan bertanggung jawab atas kelancaran acara Referat
• Mengatur dan bertanggung jawab atas Laporan Jaga setiap
hari
32
BAB 8
STASE ICU I
TIU :
Peserta didik memahami prinsip dasar critical care
2. Peserta didik
memahami dasar-dasar manajemen pasien kritis
3. Peserta didik
mampu melakukan tindakan-tindakan life saving dan life support pada
pasien kritis
TIK
A. Knowledge
1. Mampu mengenali dan melakukan penanganan masalah jalan
nafas
2. Mampu melakukan RJPO
3. Mampu mengenali gagal nafas, mampu memberikan terapi
oksigen, ventilasi mekanik. Mengetahui mekanika respirasi.
4. Mengetahui monitoring oksigenasi dan ventilasi (Gas darah,
pulse oksimetri dan kapnografi)
5. Mampu melakukan monitor hemodinamik, non invasif/invasif,
mengenali shock, mengetahui jenis-jenis shock, patofisiologi
dan manajemennya
6. Mampu mengenali life threatening arithmia dan terapinya.
Mampu melakukan defibrilasi
7. Mampu mengenali kelainan elektrolit, asam basa dan koreksinya
serta menguasai interprestasi analisa gas darah.
8. Mampu mengamankan pasien kritis ditempat kejadian, selama
transport dan ditempat perawatan selanjutnya (IRD, ICU)
9. Mengetahui dan mampu melakukannya brain protection
10. Mengetahui dan mampu monitor dan support nutrisi enteral
33
dan parenteral
11. Mengetahui fisiologi dan mampu memberikan support
organ : jantung, paru, ginjal,
t raktus gastrointestinal dan
muskuloskeletal.
12. Mampu melakukan konsultasi pada disiplin ilmu lain dan
mampu menjawab konsultasi dari disiplin ilmu lain.
13. Mampu mengelola pasien pasca bedah dan memberikan
analgesia pasca bedah
14. Mengetahui dan mampu melakukan manajemen pasien-pasien.
a. Ketosidosis, diabetika, hiperosmoler non ketotik
b. Pneumonia, bronkopnemonia
c. Status asmatikus
d. Decompensatio cordis
e. Paska operasi dengan penyakit
f. Status convulsivus
g. Tetanus
h. Pre eklamsi berat, Eklamsi
B. Attitude
Melakukan tugas pengelolaan pasien, tugas jaga dan tugas
administratif yang diberikan selama menjalankan stase, Absensi
dengan alasan jelas tidak lebih dari 2 hari selama masa Stase
C. Psikomotor
No Tindakan Jumlah
1 Pemasangan central venous catheter subclavia 7 4 2 2
D/S
Jugularis interna D / S
Femoralis D / SBrachialis D / S
2 Kanulasi Arteri 2
3 Manajemen centilator pada pasien kritis 10
34
D. Management
1. Mampu menginventarisasi pasien
2. Mampu menyajikan data BOR, LOS, TOI, GDR, NDR dan 10
penyakit terbanyak
3. Mampu mendokumentasikan perkembangan medis dalam
catatan medis
E. Ilimiah
Mampu melakukan critical appraisal terhadap penelitian critical care
STASE II
TIU
Penanganan pasien terutama pasien kritis
TIK
A. Knowledge
1. Mengetahui dan mampu mengelola pasien dengan kelainan
a. Acute Renal Failure dan acute on chronic renal failure
b. Sepsis
c. Disseminated Intravascular Coagulation
d. Acute Respiratory Distress Syndrome
e. Penyakit infeksius yang critical III
f. Paska op bedah jantung, paska op bedah thorak dan
vaskuler
g. Penyakit-penyakit keganasan yang masuk ICU
h. Brain death certification
i. Multiple trauma termasuk trauma thorak
1. Peserta didik memahami prinsip dasar critical care
2. Peserta didik memahami dasar-dasar menejemen pasien kritis
3. Peserta didik mampu melakukan tindakan-tindakan life saving
dan life support
• Trauma spinal dan kolumna vertebralis
35
• Thyroid strom
• Hyperthermi storm
• m. Post cradiac aresst
B. Attitude
1. Melaksanakan tugas pengelolaan pasien, tugas jaga dan tugas
administratif yang diberikan selama menjalankan stase
2. Absensi dengan alasan jelas tidak lebih dari 2 hari selama masa
stase
C. Psikomotor
E. Ilmiah
Mampu menyusun protap medis ( judul sesuai yang diminta )
36
KRITERIA PASIEN MASUK IRI
PASIEN MONDOK 1 (SATU)
• Pasien sakit kritis
• Hemodinamik tidak stabil
• Memerlukan terapi intensif
• Memerlukan dukungan ventilasi mekanik
• Tidak terbatas macam terapi yang diterimanya (contoh : paska bedah
kardiotoraksik, shock sepsis)
No Tindakan Jumlah
1 Insersi CVC pada anak 1
2 Insersi HD catheter 2
3 Fungsi Pleura 2
37
PENGECUALIAN
• Pasien-pasien yang kompeten tetapi menolak terapi tunjangan
hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan yang nyaman”
saja. Ini tidak menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR”.
Sesungguhnya, pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat
dari tunjangan canggih yang tersedia di IRI untuk meningkatkan
kemungkinan survivalnya.
• Pasien dalam keadaan vegetatif permanen
38
5. Metabolisme
Kriteria
Suhu badan normal
GDR normal (individual)
Insulin tidak dengan kontinyu intravena
39
BAB 9
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Dr.Sardjito adalah Rumah Sakit Dep.Kes yang ditunjuk
menjadi Rumah Sakit Pendidikan. Tugas utama RS dr.Sardjito disamping
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat
juga melaksanakan tugas pendidikan bagi calon dokter spesialis.
Direktur Rumah Sakir Dr.Sardjito bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, disamping
mempunyai tugas menyediakan sarana dan mengijinkan penggunaan
sarana tersebut untuk pendidikan. Direktur juga bertanggung jawab
dan mengatur semua jenis pelayanan medis di RS Dr.Sssardjito yang
dilaksanakan oleh calon dokter spesialis yang pendidikannya dilakukan
di RS Dr.Sardjito.
Jadi RS Dr.Sardjito yang mempunyai tugas dwi fungsi tersebut,
akan merupakan arena yang potensial untuk penelitian baik yang
bertujuan untuk peningkatan ilmu maupun untuk peningkatan mutu
pelayanan. Kegiatan penelitian merupakan kegiatan bersama antara FK
UGM dan RS Dr.Sardjito, hingga perlu penanganan yang terpadu dan
berkeseimbangan.
Penelitian sebagai sarana peningkatan ilmu dan sarana akademi
yang dilaksanakan oleh Staf, calon dokter spesialis, dan calon dokter
( S2, S3 S0 dll ), perencanaannya dan pengembangannya menjadi
kewenangan dekan Fakultas Kedokteran UGM, sedang pelaksanaan
penelitian di RS Dr.Sardjito dengan memperhatikan saran Tim medis /
Komite Medis. Sedang penelitian oleh Mahasiswa, non FK perlu ditelaah
dan dimonitor oleh Bidang Diklit RS Dr.Sardjito.
41
Untuk menjaga terpeliharanya suatu pelayanan dan mutu
pendidikan, maka semua penelitian yang dilaksanakan oleh calon dokter,
calon dokter spesialis, Staf FK UGM / FKG UGM dan RS Dr.Sardjito harus
melalui dekan / minimal kepala seksi, Bagian / Kepala Instalasi disertai
usulan penelitian (proposal) yang memadai diajukan ke Direktur.
Penyimpangan atau pelanggaran dapat dikena sanksi / pemberhentian
penelitian yang diputuskan dalam rapat dimana Direktur dan dekan
hadir.
I. KETENTUAN UMUM
1. Dekan adalah dekan Fakultas Kedokteran UGM dan pejabat
yang ditunjuk Dekan
2. Direktur
A dalah Direktur RS Dr.Sardjito atau pejabat yang
ditunjuk Direktur
3. Penelitian
Penelitian adalah bagian dari Pendidikan di semua
strata dan peningkatan ilmu, yang merupakan kegiatan yang
cermat dan teratur serta terus menerus, untuk mencari fakta
/ memecahkan masalah dan menggunakan metode dan cara
berfikir ilmiah.
4. Peneliti / calon Peneliti
Peneliti dan calon peneliti adalah :
a. Mahasiswa Pendidikan Ahli Madya (D3)
b. Mahasiswa Kedokteran / Kedokteran Gigi Semester 7 dan
8 (S1)
c. Mahasiswa tingkat terakhir dari Fakultas lain (S1)
d. Calon dokter Spesialis PPDS I, Residen (S2)
e. Peserta Pendidikan Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan dan Non
Kesehatan(S2)
f. Peserta Pendidikan Program Doktor, medis maupun non
medis (S3)
g. Staf medis / non medis RS Dr.Sardjito
Peneliti dari Luar
negeri
42
5. Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Persyaratan Surat
permohonan dibuat oleh
• Direktur Akademik ( D3 )
• Dekan Fakultas dilingkungan UGM dan luar UGM (S1)
• Dekan Fakultas Pasca Ssarjana ( S2 )
• Dekan Program Doktor ( S3)
• Ketua SMF/Instalasi / Sub di RS Dr.Sardjito dan yang
ditujukan ke Direktur RS
Dr.Sardjito untuk mendapatkan
ijin dan persetujuan, disertai Proposal Penelitian dan Ethical
Clearance untuk penelitian pada manusia
• Ijin Gubernur cq Dit.Sos Pol jika penelitian mengenai
masalah sosial
budaya.
6. Penelitian Medis
Penelitian medis adalah penelitian yang
menyangkut semua aspek medis dari pasien yang dirawat serta
menggunakan data Rekam Medis.
7. Penelitian Non Medis
P enelitian yang tidak langsung
berhubungan dengan dokter dan pasien dan tidak secara
langsung menggunakan rekam medis.
8. Ethical Clearance
Ethical Clearance adalah surat yang dikeluarkan
/ dibuat oleh Komisi Etik Penelitian Bio medis Pada manusia
pada Fakultas Kedokteran UGM tentang laik tidaknya tersebut
dilakukan pada manusia
9. Ijin Gubernur
Adakah ijin yang dikeluarkan oleh Dit Sospol
Pemda DIY / Bappeda mengenai penelitian yang menyangkut
sosial budaya yang dapat menimbulkan kerawanan sosial di
Masyarakat pada individu maupun instansi diwilayah Pemda
DIY.
10. Tim Medis
Adalah suatu badan non struktural yang mempunyai
kelompok tenaga fungsional medis di Rumah Sakit yang
mendampingi Direktur Rumah Sakit.
11. Materi Penelitian
Adalah hal-hal yang mengenai pelayanan
kepada pasien atau sarana dan penunjang medis yang
43
dijinkan oleh Direktur untuk menjadi obyek penelitian , setelah
mendengarkan / menerima masukan dari Tim Medis
12. Tim Peneliti RS Dr.Sardjito
Adalah Tim yang trdiri dari Tim Medis
kepala SMF / Instalasi / Bidang / Sub.Bagian. Serta Ka.Sub
Seksi Penelitian Diklit yang mempunyai tugas memberikan
pertimbangan kepada Direktur mengenai pemberian ijin dan
persetujuan penelitian
44
o Membuat formulir persetujuan pasien / keluarga, untuk
kesediannya
diikut sertakan dalam penelitian, setelah
diberikan keterangan sejelas-jelasnya mengenai resiko
ikut penelitian termasuk pembiayaannya (informed
consent)
2. Bidang Diklit mengajukan berkas yang telah lengkap tersebut,
ke Direktur untuk mendapatkan ijin penelitian / penolakan
3. Setelah terbit surat ijin penelitian, peneliti / calon peneliti
mengisi blanko pertanyaan yang tersedia di Diklit yang berisi 3
.1.
Kesediaan penelitian mengikuti tata tertib RS Dr.Sardjito 3.2.
Penggunaan fasilitas sesuai yang dijinkan
3.3. Akan menyerahkan
2 eksemplar hasil penelitian untuk unit yang b
ersangkutan dan
perpustakaan RS Dr.Sardjito
4. Dengan surat pengantar dari Diklit, ke SMF / Instalasi yang
bersangkutan dilampiri surat ijin Direktur dan surat pernyataan
peneliti, calon peneliti menghadap ke SMF / Instalasi bahwa
penelitian bisa dilaksanakan
5. Bila terjadi penyimpangan sanksi / penghentian penelitian
ditetapkan oleh Tim peneliti RS Dr.Sardjito dalam rapat yang
dihadiri oleh Dekan dan Direktur.
45
b. Rekomendasi dari Direktorat Sospol Pemda Tk I DIY /
Bappeda bahwa materi penelitian bisa diinformasikan
kepada umum
2. Atas dasar surat permohonan beserta lampiran berikut Diklit
minta pertimbangan Tim Peneliti RS Dr.Sardjito (Kepala SMF
/ Instalasi Bidang / Subbag) apakah penelitian tersebut bisa
dilaksanakan
3. Surat pertimbangan Tim Peneliti RS Dr.Sardjito beserta bendel
surat permohonannya, diajukan ke Direktur RS Dr.Sardjito untuk
mendapatkan ijin / penolakan
4. Berdasarkan iji Direktur, Bidang Diklit memberikan pengantar
kepada calon penliti / peneliti yang diserta surat pernyataan
dari peneliti / calon peneliti, yang diajukan kepada kepala SMF
/ Instalasi / Bidang / Subbag bahwa peneliti bisa dimulai.
5. Tim peneliti RS Dr.Sardjito memantau pelaksanaan penelitian
6. Bila terjadi penyimpangan / pelanggaran, Tim peneliti RS
Dr.Sardjito memberikan sanksi / penghentian penelitian yang
ditentukan dalam rapat dimana Dekan dan Direktur hadir.
46
2. Permohonan beserta lampirannya diajukan ke Direktur untuk
mendapatkan ijin / penolakan.
3. Berdasarkan surat ijin dari Direktur tersebut, Bidang Diklit
membuat surat pengantar yang telah diisi tersebut.
4. Surat pengantar beserta lampirannya (pernyataan dari peneliti
yang berisi tata tertib ) oleh calon peneliti / peneliti yang
diserahkan ke Sub Bagian Rekam Medis dan penelitian bisa
dimulai.
5. Bila terjadi penyimpangan / pelanggaran Tim Peneliti RS
Dr.Sardjito memberikan sanksi / penghentian penelitian yang
ditentukan dalam rapat yang dihadiri oleh Dekan dan Direktur.
47
LAMPIRAN
Catatan :
Semester dapat tidak sesuai dengan kelas, bila residen tidak
lulus ujian tahap, maka yang bersangkutan tetap dikelas yang lama
(Stase yang sesuai kelas) meskipun semester telah bertambah
49
MATRIK KEGIATAN PSIKOMOTOR / KETRAMPILAN RESIDEN
ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
/ RS DR.SARDJITO
Catatan :
• Anestesi Emergency / Resusitasi pada setiap tahap
• Akan dilakukan pergeseran bila keadaan memerlukan
• Residen harap memberitahukan bila stase disuatu bagian terlewat
atau dirasa kurang
50
RINCIAN JUMLAH KASUS SEBAGAI PRASYARAT KOMPETENSI
Jumlah
Kasus
keseluruhan
Anestesi bedah umum (abdomen, urologi, ortopedi, plastik,
500
tumor) elektif
Anestesi bedah darurat ( semua jenis ) 200
Anestesi subarkhnoid 100
Anestesi epidural 50
Anestesi blok brakhialis 5
Anestesi blok ( caudal, intravena-regional dll) 5
Anestesi bedah pediatri 100
• Neonatus 10
• Bayi
30
• Anak-anak 60
Anestesi bedah otak elektif 50
• Perdarahan epidural 10
• Perdarahan intrakranial 10
• Tumor intracranial 10
• VP Shunt 10
• Kelainan vertebra 10
Anestesi bedah jantung ( asistensi ) 10
Anestesi bedah thorak / paru 10
Mengelola kasus ICU (variasi jenis kasus ) 10
Mengelola kasus HCU (variasi jenis kasus ) 10
Anestesi bedah THT elektif 200
• TA 20
• FSS + tehnik hipotensi 10
• Timpanoplastik + tehnik hipotensi 10
• Mikrolaringoskopi 10
• Trakeostomi 10
• Lainnya 140
Anestesi bedah mata elektif 200
Anestesi bedah cesar (elektif dan darurat ) 100
• Preeklampsia / eklampsia 20
• Antepartum hemoraghika 10
• Gawat janin 10
• Partum tak maju 10
• Elektif 50
Memasang katheter intra arterial 5
Memasang katheter vena sentral 5
51
Jumlah
Kasus
keseluruhan
Melakukan punksi atau pemasangan pipa intra pleura 5
Melakukan bronchospcopy 5
Menghadapi intubasi sulit, blind intubation, retograde 5
intubation dll
52
PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
YOGYAKARTA
EVALUASI STASE
Nama Mahasiswa :
No.MHS. :
Stase / Semester :
Kasus dan teori :
Tanggal :
( dr. SpAn )
53
PROGRAM STUDI BIDANG ANESTESIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
PENILAIAN UJIAN THESIS
NAMA MAHASISWA :
Tempat / tgl lahir :
No.MHS :
Program Studi : Anastesi dan Reanimasi
Judul Thesis :
Nilai Angka :
3,25 – 4,00 = A (istimewa), bobot nilai 4
2,75 – 3,24 = B (baik), bobot nilai 3
2,00 – 2,74 = C (cukup), bobot nilai 2
1,50 – 1,99 = D (kurang) bobot nilai 1
54
PROGRAM STUDI BIDANG ANESTESIOLOGI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
PENILAIAN PENGETAHUAN ILMIAH
Topik Ujian
PENILAIAN UNTUK KESIMPULAN
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
NBL : 70 A n g k a Angka Minimal
Maksimal
PENGETAHUAN TEORI KLINIK UMUM
P E N G E TA H UA N T E O R I K L I N I K
KHUSUS
LOGIKA DALAM DISKUSI
NILAI TOTAL
KOMENTAR : (UNTUK PENGUJI DAN
YANG DIUJI
KESIMPULAN : BAIK SEKALI / BAIK / CUKUP / KURANG / KURANG SEKALI
Yogyakarta
Pendamping Penguji
(dr. ) (dr. )
catatan :
lembaran penilaian ini agar dikembalikan kepada sekretariat KPS
Anestesiologi FK UGM
55
PENILAIAN HASIL PENDIDIKAN
56
DAFTAR MATA KULIAH PESERTA PPDS I
BIDANG ANESTESIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UGM / RS DR.SARDJITO YOGYAKARTA
No Judul Kuliah
1 Pengantar Anestesiologi
2 Fisika dalam Ilmu Anestesiologi
3 Peralatan dalam sistem Anestesi
4 Bahaya dalam kamar bedah
5 Pemantauan dalam anestesi
6 Dasar-dasar dan evaluasi analisa gas darah
7 Anatomi dan fisiologi sistim pernafasan
8 Anatomi dan fisiologi sistim saraf pusat
9 Anatomi dan fisiologi sistim saraf perifer
10 Anatomi dan fisiologi sistim sirkulasi
11 Fisiologi hati
12 Fisiologi ginjal
13 Fisiologi endokrin dan metabolisme
14 Pengaturan suhu
15 Reaksi alergi dalam anestesi, vara pengenalannya
16 Mekanisme anestesi umum
17 Mekanisme anestesi regional
18 Keracunan anestesi lokal
19 Farmakologi obat depresan dan obat stimulasi SSP
20 Farmakologi obat kardiotonik dan diuretik
21 Farmakologi obat agonis – antagonis alfa beta
22 Farmakologi analgetik narkota dan antagonisnya
23 Farmakologi relaxan dan antagonisnya
24 Pengaruh anestesi terhadap SSP
25 Pengaruh anestesi terhadap sistim pernafasan
26 Pengaruh anestesi terhadap sistim sirkulasi
27 Pengaruh anestesi terhadap hepar
28 Pengaruh anestesi terhadap ginjal
29 Pengaruh anestesi terhadap hormon dan metabolisme
30 Persiapan anestesi prabedah
31 Induksi anestesi
32 Laringoskopi dan intubasi
33 Tehnik anestesi subarakhnoid
57
No Judul Kuliah
34 Tehnik anestesi epidural lumbal
35 Tehnik anestesi kaudal
36 Tehnik anestesi blok aksiler
37 Tehnik anestesi brakhialis
38 Tehnik anestesi brakhial
39 Tehnik anestesi blok ganglion stellatum
40 Keseimbangan air dan elektrolit
41 Terapi cairan selama anestesi dan pembedahan
42 Tranfusi darah dan permasalahannya
43 Resusitasi dasar lanjut perawatan dan sterilisasi alat anestesi
44 Pengendalian infeksi
45 Penyulit dini paska anestesi
46 Penyulit lanjut paska anestesi
47 Anestesi pasien dalam kehamilan
48 Anestesi pada pasien kelainan paru
49 Anestesi pasien kelainan endokrin
50 Anestesi pada pasien kelainan metabolisme
51 Anestesi pada pasien kelainan ginjal
52 Anestesi pada pasien kelainan saraf otot
53 Anestesi pada bedah torak
54 Anestesi pada bedah mata
55 Anestesi pada bedah otak
56 Anestesi pada bedah jantung tertutup
57 Anestesi pada bedah jantung terbuka
58 Anestesi pediatri
59 Anestesi geriatri
60 Anestesi dan analgesi obstetri
61 Anestesi pada prosedur diagnostik
62 Anestesi tanpa mondok
63 Anestesi pada bedah jalan pernafasan
64 Tehnik anestesi hipotensi
65 Tehnik anestesi hipotermia
66 Tehnik anestesi ekstrakorporal
67 Ventilator ( jenis dan penggunaannya dalam anestesi dan ICU)
68 Masalah syok
69 Penatalaksanaan pasien tidak sadar
70 Dasar-dasar nutrisi parenteral
71 Gagal ginjal mendadak
58
No Judul Kuliah
72 Penatalaksanaan tetanus
73 Penatalaksanaan arrythmia mengancam jiwa
74 Penatalaksanaan krisis hipertensi
75 Penatalaksanaan krisis tiroid
76 Penatalaksanaan krisis miastenia gravis
77 Algoritme penatalaksanaan kesulitan mempertahankan jalan nafas atas
78 Penatalaksanaan infeksi nosokomial
79 Tehnik pemasangan kateter vena sentral
80 Penatalaksanaan trauma dada
59
PEDOMAN SISTEM NILAI KREDIT UNTUK PROGRAM
PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DI INDONESIA
60
Agar peserta dapat mencapai tingkat kemampuan yang diharapkan
dalam bidang kognitif, maka sebagai pedoman dianggap bahwa untuk
setiap jam kegiatan (mengikuti kuliah dsb) diperlukan waktu tambahan
2 jam, yang dianggap perlu untuk mempersiapkan dan mengendapkan
alternatif pemecahan masalah
Bidang Kognitif II
Untuk kegiatan-kegiatan yang tersebut dibawah ini, diberikan
1 (satu) SKS untuk setiap 54 jam kerja, mulai dari persiapan sampai
pengajuan karya ilmiah
• menyajikan “journal reading”
• menyajikan sari pustaka
• menyajikan kasus
• Publikasi laporan kasus dan masalah lain
• Melakukan penelitian
61
3. Menyajikan kasus
Peserta mengajukan suatu kasus disertai diskusi singkat atas dasar
kepustakaan. Penonjolan terutama dalam bidang kognitif, walaupun
sesungguhnya ada juga unsur psikomotor. Waktu keterlibatan untuk
satu kegiatan diperkirakan 8 jam, atau dinilai 0,1 kredit semester.
4. Publikasi laporan kasus atau masalah lain
Lebih luas daripada penyajian kasus, khususnya dalam
mengungkapkan pengetahuan dan membahas masalah dengan
bantuan kepustakaan dan membandingkannya. Diperoleh pula
kemampuan penulisan ilmiah,. Waktu keterlibatan rata-rata untuk
satu kegiatan adalah 55 jam dinilai 1 kredit semester.
5. Melakukan penelitian
Peserta akan mendapat kemampuan lebih mendalam dalam bidang
kognitif, serta pengalaman dalam membandingkan dan menilai
hasil penelitiannya. Keterlibatan untuk satu kegiatan tersebut
diperkirakan 180 jam atau 3,5 kredit semester.
Bidang Psikomotor
Kegiatan dalam bidang ini diberi 1 (satu) kredit semester untuk
setiap 54 jam kegiatan. Pedoman umum untuk menenetukan nilai kredit
semester adalah
62
Di dalam Program Studi Klinik, bidang Psikomotor mencakup : a)
diagnostik, b) menggunakan alat diagnostik, c) perawatan medik
dan d) terapi operatif. Kemampuan ini diperoleh melalui keterlibatan
dengan penderita atau tindakan
Kegiatan peserta dalam program studi klinik tidak langsung
melibatkan penderita, akan tetapi dengan alat-alat atau bahan yang dapat
menunjang diagnostik klinik. Dalam hal ini jumlah mempergunakan alat
atau jenis pemeriksaan, analog dengan jumlah penderita atau tindakan
dalam program studi klinik.
Sesuai dengan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, pemecahan
masalah kesehatan dilakukan melalui pendekatan lingkungan. Untuk itu
diperlukan keterlibatan dalam keadaan nyata di lapangan
Bidang Afektif
Untuk Program Studi Klinik, kemampuan dalam bidang ini antara
lain diidentifikasi pada tanggung jawab sebagai dokter jaga diluar
jam kerja di rumah sakit atau dibagian yang bersangkutan.
Dengan
kesepakatan, bahwa makin lanjut tingkat pendidikan, tanggung
jawabpun makin berat, maka nilai kredit untuk masing-masing tingkat
adalah sebagai berikut
Dokter jaga tahun pertama : 1 kredit semester
Dokter jaga tahun kedua : 2 kredit semester
Dokter jaga tahun ketiga : 3 kredit semester
Dokter jaga tahun keempat : 4 kredit semester
63
PENGHITUNGAN JUMLAH SKS YANG DILAKSANAKAN DIPUSAT
PENDIDIKAN PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI FAKULTAS
KEDOKTERAN UGM.
Pada katalog program studi anestesiologi 2008, telah disepakati
bahwa masa pendidikan telah dirubah dari 8 semester menjadi 7
semester, dengan beban studi kira-kira 108 SKS
Bidang Kognitif
Kegiatan Jumlah SKS
Orientasi tatalaksana rumah sakit dan kuliah metodologi 1,4 SKS
penelitian
6 jam x 12 (hari) = 72 jam = 72/54 SKS
Acara laporan pagi (parade) senin s/d Jumat @ 2 jam = 10 jam
Acara ilmiah Jum’at rata-rata waktu 1 jam 49 SKS
jumlah 7 jam/minggu. Dalam 1 semester ada 18 minggu
dalam 7 semester = 7 x 18 x 7 Nilai kredit = 7 x 18 x 7/18
Pembuatan Makalah
• 2 buah tinjauan pustaka 2 SKS
• 1 buah laporan kasus
0,1 SKS
• 1 buah journal reading 0,1 SKS
• 1 buah penelitian 3,5 SKS
Bidang Psikomotor
Jumlah pelayanan pasien (N) 2 orang/hari = 2x5x18/semester
waktu yang diperlukan (W) 2 jam / pasien
Rumus:WxN/54 =180x2/54 = 7SKS/semester 49 SKS
Bidang Afektif
- tugas jaga tahun pertama : 1 SKS
- tugas jaga tahun kedua : 2 SKS
- tugas jaga tahun ketiga : 3 SKS
- tugas jaga tahun keempat : 4 SKS, jumlah 10 SKS
64
Jumlah SKS tersebut bilamana ditambah kegiatan mendidik dan
membimbing mahasiswa atau paramedik
Perkiraan Nilai Kredit mendidik/membimbing 12 SKS
Memberi kuliah 7 SKS
65