Anda di halaman 1dari 75

MANAJEMEN RISIKO

PENAGIHAN PAJAK
Pengenalan
Definisi Risiko

Definisi Manajemen Risiko

Manfaat Manajemen Risiko

Tujuan Penerapan MR

Proses Manajemen Risiko


Definisi Risiko

 Akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu


perbuatan atau tindakan (KBBI)

 Segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur
berdasarkan kemungkinan dan dampaknya diganti kemungkinan terjadinya
suatu peristiwa yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan.
(PMK-191/2008 diubah dengan PMK-12/PMK.09/2016 tentang
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KEUANGAN)
 Kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi
pemerintah
(PP 60/2008 tentang SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH)
Definisi Manajemen Risiko

 Manajemen Risiko adalah pendekatan sistematis yang


meliputi budaya, proses, dan struktur untuk menentukan
tindakan terbaik terkait Risiko (PMK-
12/PMK.09/2016)
Manfaat MR
1) berkurangnya kejutan (surprises)
2) eksploitasi peluang
3) meningkatnya perencanaan, kinerja, dan efektivitas
organisasi
4) meningkatnya hubungan dengan pemangku kepentingan
5) meningkatnya mutu informasi untuk pengambilan
keputusan
6) meningkatnya reputasi
7) perlindungan bagi pemimpin
8) meningkatnya akuntabilitas dan governance organisasi.
Tujuan Penerapan MR
1) meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan dan
peningkatan kinerja
2) mendorong manajemen yang proaktif
3) memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan
dan perencanaan
4) meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi penggunaan
sumber daya organisasi
5) meningkatkan kepatuhan kepada ketentuan
6) meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan
7) meningkatkan ketahanan organisasi
Prinsip-Prinsip MR
a) berkontribusi dalam pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja
b) menjadi bagian dari proses organisasi secara keseluruhan
c) membantu pengambilan keputusan
d) memperhitungkan ketidakpastian
e) sistematis, terstruktur, dan tepat waktu
f) berdasarkan informasi terbaik yang tersedia
g) disesuaikan dengan keadaan organisasi
h) memperhitungkan faktor manusia dan budaya organisasi
i) transparan dan inklusif
j) dinamis dan tanggap terhadap perubahan
k) perbaikan terus menerus
JENIS RISIKO
Speculative

Static
4 Jenis
Risiko
Dynamic

Inherent
Kriteria Penilaian Risiko

Keparahan Bagaimana mempengaruhi kinerja


sistem?
(severity)

Bagaimana berdampak kepada


Probabilitas jadwal di dlm sistem?
(probablity)

Bagaimana mempengaruhi biaya


Sumber daya sistem?
pengendalian
Identi-
Penetapan Analisis Evaluasi Penangan-an Monitor & Komuni-kasi
fikasi Risiko Reviu & Konsultasi
Konteks Risiko Risiko
Risiko
Proses Manajemen Risiko dilaksanakan
melalui tahapan sebagai berikut:

1
Komunikasi dan konsultasi, dilakukan di setiap
tahapan Proses Manajemen Risiko, baik kepada
para pemangku kepentingan internal maupun
pemangku kepentingan eksternal
2
Penetapan konteks, dilakukan dengan cara
menjabarkan tujuan, mendefinisikan parameter
internal dan eksternal yang akan dipertimbangkan
dalam mengelola Risiko, serta menetapkan
cakupan dan kriteria Risiko untuk proses
selanjutnya
3
Identifikasi Risiko, dilakukan dengan cara
mengidentifikasi kejadian, penyebab, dan
konsekuensi dari peristiwa Risiko yang dapat
menghalangi, menurunkan, atau menunda
pencapaian tujuan organisasi.
4
Analisis Risiko, dilakukan dengan cara
menentukan tingkat konsekuensi dan tingkat
kemungkinan terjadinya Risiko berdasarkan kriteria
Risiko, dengan mempertimbangkan keandalan
sistem pengendalian yang ada
5
Evaluasi Risiko, dilakukan untuk membantu dalam
pengambilan keputusan mengenai perlu tidaknya
dilakukan upaya penanganan Risiko lebih lanjut
serta penentuan prioritas penanganannya
6
Mitigasi Risiko (penanganan Risiko), dilakukan
dengan mengidentifikasi berbagai opsi mitigasi
Risiko yang mungkin diterapkan dan memilih satu
atau lebih opsi mitigasi Risiko yang terbaik,
dilanjutkan dengan penyusunan rencana mitigasi
Risiko, dan pelaksanaan rencana mitigasi tersebut
7

Pemantauan (monitoring) dan reviu, dilakukan


terhadap seluruh aspek dari Proses Manajemen
Risiko.
Tahap Pelaksanaan
Penetapan
Konteks

• Menganalisis lingkungan internal dan eksternal


1

• Menjabarkan ruang lingkup penerapan


2

• Mengidentifikasi dan menetapkan pihak-pihak yang


3 berkepentingan

• Mengidentifikasi dan menetapkan kriteria masing-masing


4 konsekuensi (consequences) dan likelihood

• Laporan hasil penetapan konteks


5
Tahap Pelaksanaan
Penetapan
Konteks

• Menganalisis lingkungan internal dan eksternal


1

• Visi, misi,
• Menjabarkan tujuan
ruang , dan sasaran
lingkup penerapan
2 • Regulasi dan ketentuan
• Struktur, kebijakan, dan prosedur
• Mengidentifikasi dan menetapkan pihak-pihak yang
3 • Aspek berwujud dan tidak berwujud
berkepentingan
• Pemangku kepentingan (internal dan eksternal)
• Mengidentifikasi
• Analisis SWOT dan menetapkan kriteria masing-masing
4 konsekuensi (consequences) dan likelihood
• Sumber daya
• Renstra dan rencana kinerja tahunan
• Laporan hasil penetapan konteks
5
Tahap Pelaksanaan
Penetapan
Konteks

• Menganalisis lingkungan internal dan eksternal


1

• Menjabarkan ruang lingkup penerapan


2
• Tingkat penerapan: eselon I atau eselon II
• Mengidentifikasi dan menetapkan pihak-pihak yang
• Lingkup penerapan: proses, proyek, atau aktivitas tertentu
berkepentingan
3
• Sasaran dan tujuan penerapan
• Sifat keputusan yang
• Mengidentifikasi dandihasilkan
menetapkan kriteria masing-masing
4 konsekuensi
• Waktu dan(consequences)
lokasi kegiatan dan likelihood
• Kajian pendahuluan yang dibutuhkan
• Sumber daya yang dibutuhkan
• Laporan hasil penetapan konteks
5 • Peran dan tanggung jawab pihak yang terkait
• Hubunngan nya dengan kegiatan lain.
Tahap Pelaksanaan
Penetapan
Konteks

• Menganalisis lingkungan internal dan eksternal


1

• Menjabarkan ruang lingkup penerapan


2

• Mengidentifikasi dan menetapkan pihak-pihak yang


3 berkepentingan

• Mengidentifikasi dan menetapkan kriteria masing-masing


4 konsekuensi
• Internal(consequences) dan likelihood
• Eksternal
• Laporan hasil penetapan konteks
5
Tahap Pelaksanaan
Penetapan
Konteks

• Menganalisis lingkungan internal dan eksternal


1

• Menjabarkan ruang lingkup penerapan


2

• Mengidentifikasi dan menetapkan pihak-pihak yang berkepentingan


3

• Mengidentifikasi dan menetapkan kriteria masing-masing konsekuensi


4 (consequences) dan kemungkinan terjadinya risiko (likelihood)

• Tabel kriteria consequences; dan


• Laporan hasilkriteria
• Tabel penetapan konteks
likelihood
5
• Menentukan tingkat risiko untuk dilakukan penanganan atau
tidak
Tabel Kriteria Consequences
Penetapan
Konteks

Tingkat
Keterangan
Consequences
Rendah ▪ Pengaruh terhadap strategi dan aktivitas operasi rendah
▪ Pengaruh terhadap kepentingan para stakeholders rendah
Sedang ▪ Pengaruh terhadap strategi dan aktivitas operasi sedang
▪ Pengaruh terhadap kepentingan para stakeholders sedang
Tinggi ▪ Pengaruh terhadap strategi dan aktivitas operasi tinggi
▪ Pengaruh terhadap kepentingan para stakeholders tinggi
Tabel Kriteria Likelihood
Penetapan
Konteks

Tingkat
Keterangan
Likelihood
Rendah ▪ Tidak pernah - jarang terjadi

Sedang ▪ Kemungkinan terjadinya sedang

Tinggi ▪ Kemungkinan terjadinya tinggi / hampir pasti terjadi


Evaluasi risiko?
Evaluasi 25
Risiko

Apa?
Cara?
Menilai risiko
kedalam urutan
prioritas risiko melalui proses sesuai
kaidah yang sistematis

Hasil?
Daftar urutan prioritas risiko
dan daftar risiko yang akan
ditangani
Tujuan Evaluasi
Evaluasi 26
Risiko

− Menetapkan prioritas
risiko
− Menetapkan perlu tidaknya
penanganan terhadap suatu
risiko
Selera Risiko
Evaluasi
27
Risiko

 Sec. Umum → Persepsi terhadap tinggi rendahnya risiko

 Selera Risiko (risk appetite) adalah tingkat risiko yang


bersedia diambil oleh instansi dalam upayanya untuk
mewujudkan tujuan/sasaran yang telah ditetapkan
Selera Risiko (2)
Evaluasi 28
Risiko

Dua pandangan terkait dengan selera risiko:

Risk Averse Risk Taker

Terwujud → pertimbangan dalam pembuatan keputusan


mengenai penanganan risiko
Pertimbangan Evaluasi Risiko
Evaluasi
Risiko

1. Risiko-risiko yang perlu mendapatkan penanganan


2. Prioritas penanganan
3. Besarnya dampak penanganan tersebut terhadap
konteks yang lebih luas
4. Perlu tidaknya dilakukan analisis risiko lanjutan
Perspektif risiko
Identifikasi risiko

RISIKO
Kategori: Komponen:
✓ strategis ✓ apa yang mungkin terjadi
✓ operasional
✓ penyebab terjadinya
✓ kepatuhan
✓ fraud ✓ kapan terjadinya
✓ finansial ✓ dampak/konsekuensi

didasarkan pada sasaran yang telah


ditetapkan dalam konteks
Kategori risiko
Identifikasi risiko 31

Jenis Uraian
Strategis & Perubahan kebijakan lingkungan organisasi
Kebijakan Kebijakan organisasi sebagai respon terhadap perubahan kebijakan
lingkungan organisasi
Operasional Kegagalan pada orang, proses, dan sistem dalam organisasi
Kepatuhan Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dan
ketentuan yang berlaku
Fraud Kecurangan
Finansial Kegagalan pihak ketiga dalam memenuhi kewajibannya kepada
organisasi
Contoh risiko
apa yang mungkin terjadi?
Identifikasi risiko

Risiko Fraud:
(Perilaku yang disengaja, didesain untuk mengelabui)
Pelaporan keuangan/kinerja:
• Pengakuan berlebih pendapatan atau realisasi
kinerja.
• Pembebanan fiktif
Pencurian aktiva:
• Penggelapan aktiva oleh pegawai/pejabat
• Pencurian aktiva
Korupsi:
• Suap dari rekanan/vendor
• Suap dari pihak yang dilayani
Contoh risiko
apa yang mungkin terjadi?
Identifikasi risiko

Risiko Strategis:

• Penetapan strategi tidak tepat


• Organisasi tidak responsif terhadap
perubahan
• Kondisi ekonomi yang tidak mendukung
misal: tingkat suku bunga, nilai tukar dsb.
• Perubahan undang-undang , ketentuan,
dan/atau kebijakan.
Contoh risiko
apa yang mungkin terjadi?
Identifikasi risiko

Risiko Operasional:

• Tidak berfungsi atau tidak cukupnya


prosedur internal
• Kesalahan manusia
• Problem eksternal yang mempengaruhi
operasi
• Tuntutan hukum
• Kelemahan perikatan
• Ketiadaan ketentuan yang mendukung
Contoh risiko
apa yang mungkin terjadi?
Identifikasi risiko

Risiko Kepatuhan:

• Pelanggaran ketentuan dan peraturan


perundang-undangan.
• Pelanggaran terhadap kontrak.
Contoh risiko
apa yang mungkin terjadi?
Identifikasi risiko

Risiko Finansial:

• Kegagalan pihak ke 3 memenuhi syarat


kontrak.
• credit default,dsb.
Konsep Dasar
Komunikasi
& Konsultasi

• Komunikasi dan Konsultasi merupakan Penyampaian/ Pertukaran


informasi yang relevan (secara dua arah) dari/kepada para
Stakeholders melalui media yang sesuai, agar pihak-pihak yang
terkait dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan baik
Prioritas Risiko
Evaluasi
Risiko

4 2 1
tinggi
KONSEKUENSI

6 5 3
sedang

9 8 7
rendah

rendah
sedang
tinggi
rendah sedang tinggi
KEMUNGKINAN
Opsi Penanganan Risiko

A D
Menghindari Membagi/
C
B Transfer
Mengurangi
Menerima
Konsekuensi

C
Mengurangi
Frekuensi
1A. Menghindari Risiko
Penanganan
Risiko

Yaitu memutuskan untuk tidak


memulai atau meneruskan satu
aktivitas yang meningkatkan risiko

Tidak
Mungkin

Karena Membubarkan
organisasi
1B. Menerima Risiko
Penanganan
Risiko

memutuskan untuk tidak melakukan


langkah mitigasi risiko

mengapa
1. Tingkat Konsekuensi
telah sesuai toleransi
2. Mempunyai
perlindungan hukum
3. Keyakinan di atas 85%
tidak terjadi
kegagalan
1C. Mengurangi Konsekuensi Risiko
Penanganan
Risiko

mengurangi potensi kerugian dari


dampak yang dihasilkan.

Melalui Penanganan
Dampak Risiko
(Risiko telah terjadi)
1D. Mengurangi Frekuensi Risiko
Penanganan
Risiko

mengurangi frekuensi
terjadinya risiko

Melalui Langkah-langkah
Preventif
1E. Membagi Risiko
Penanganan
Risiko

melibatkan pihak lain atau mengalihkan


sebagian risiko kepada pihak lain, umumnya
dengan suatu hubungan timbal balik yang
disepakati

1. Risiko-risiko residual dengan tingkat konsekuensi


mengapa
pada level yang tidak dapat diterima sesuai dengan
toleransi dan risiko instansi yang dapat diterima;

2. Instansi tidak memiliki sumber daya yang memadai


untuk membiayai konsekuensi risiko yang
diperkirakan.
PROSES MANAJEMEN RISIKO
DALAM PENAGIHAN PAJAK
Definisi Penagihan Pajak
(Pasal 1 angka 8 UU PPSP)

Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak


melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak

dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan


seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,
mengusulkan pencegahan,
melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan,
menjual barang yang telah disita.
UU No. 19 Tahun 1997 stdtd UU no. 19 Tahun 2000
tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
(PPSP).

PP No 135 th 2000
Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa

PP No. 136 th2000


Tata Cara Penjualan Barang Sitaan Yang Dikecualikan
Dari Penjualan Secara Lelang Dalam Rangka
Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

PP No. 137 Th 2000


Tempat Dan Tata Cara Penyanderaan, Rehabilitasi Nama
Baik Penanggung Pajak, Dan Pemberian Ganti Rugi Dalam
Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
D
A • PMK - 24/PMK.03/2008 Tanggal 6 Februari 2008 Tata cara penagihan Pajak
S dengan Surat Paksa dan Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus
A • Keputusan Menteri Keuangan nomor 562/KMK.04/2000 tentang Syarat-syarat,
R Tata Cara Pengangkatan Dan Pemberhentian Jurusita Pajak
• PER - 109/Pj./2007, 6 Agustus 2007 ttg Pemblokiran Dan Penyitaan Harta Yang
Tersimpan Pada Bank
• PMK No. 23/PMK.03/2006, 20 Maret 2006Tata Cara Penyitaan Piutang
H • Keputusan Bersama Menteri No. 294/KMK.03/2003, 25 Juni 2003 ttg Penitipan
U sandera Di Rumah Tahanan Negara.
K • KEP - 474/Pj./2002, 12 Nopember 2002 ttg Bentuk, Jenis, Dan Kode Kartu,
U Formulir, Surat, Dan Buku
M • KEP - 459/Pj./2002, 16 Oktober 2002 ttg Penyitaan Piutang
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA
Pasal 20 angka 1 UU KUP
Jumlah pajak yang
masih harus dibayar
yang tidak ditagih
dengan Surat
dibayar oleh
Paksa
STP Penanggung
SKPKB Pajak sesuai
SKPKBT
dengan jangka
waktu
SK Pembetulan
SK Keberatan tidak atau kurang dibayar sampai dengan
Putusan Banding tanggal jatuh tempo pembayaran
Putusan PK tidak atau kurang dibayar sampai dengan
tanggal jatuh tempo penundaan
pembayaran
Tambahan jumlah tidak memenuhi angsuran pembayaran
pajak yang masih pajak
harus dibayar
ALUR DAN JADWAL
PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK
Dasar Hukum :
UU No 19 Tahun 2000
UU No 16 Tahun 2009 ▪ UTANG PAJAK &
Langsun BIAYA
PP No 80 Tahun 2007 g,Pos,
PENAGIHAN
PMK No 24/PMK.03/2008 Ekspedisi PENCABUTAN
/kurir ▪ PUTUSAN
dgn SITA`
PENGADILAN
bukti
kirim
LUNAS

7 hari SURAT 21 hari 2X24 jam SPMP/ Barang


SKP SP PENYITAAN 14 HARI TDK LUNAS Bergerak
TEGURAN 1X
SKPKB
SKPKBT Jatuh tempo
▪ SPMP
PENGUMUMAN
▪ JURUSITA + 2 SAKSI
dll ▪ PARATE EXECUTIE
▪ BAP SITA LELANG
▪ DIBERITAHUKAN
▪ BRG BERGERAK & BRG
OLEH JURUSITA
TDK BERGERAK
PAJAK Barang
▪ BRG YG DISITA DILARANG:
▪ DIBUAT BAP SP ✓ DIPINDAHTANGANKAN Tdk
✓ DISEWAKAN 14 hari Bergerak
2X
✓ DIPINJAMKAN
✓ DISEMBUNYIKAN
✓ DIHILANGKAN
✓ DIRUSAK
▪ PENYITAAN ATAS REK.
PELAKSANAAN
BANK & EFEK LELANG

PENGUMUMAN DI
PEMBLOKIRAN PENCEGAHAN PENYANDERAAN SYARAT:
MEDIA MASA ▪ UTANG PAJAK ≥ Rp100 jt
▪ DIRAGUKAN ITIKAD BAIK
JANGKA WAKTU:
6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6 BLN
AKIBAT:
UTANG PAJAK TDK HAPUS &
PENAGIHAN TETAP DILAKSANAKAN
* KEP / IJIN MENKEU
DASAR PENAGIHAN PAJAK
Pasal 18 ayat (1) UU KUP

STP
SKPKB
SKPKBT

SK Pembetulan
SK Keberatan Merupakan dasar penagihan pajak
Putusan Banding
Putusan PK

Tambahan jumlah
pajak yang masih
harus dibayar
DASAR PENAGIHAN PAJAK

Pasal 12 UU PBB

SPPT
SKP Merupakan dasar penagihan pajak
STP
PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK

Dasar Hukum :
UU No 19 Tahun 2000
UU No 16 Tahun 2009 ▪ UTANG PAJAK &
PP No 80 Tahun 2007 Langsung, BIAYA
Pos, PENAGIHAN
PMK No 24/PMK.03/2008 Ekspedisi/ PENCABUTAN
kurir dgn SITA` ▪ PUTUSAN
bukti PENGADILAN
kirim

LUNAS

7 hari SURAT 21 hari 2X24 jam SPMP/ Barang


SKP SP PENYITAAN 14 HARI TDK LUNAS Bergerak
TEGURAN 1X
SKPKB
SKPKBT Jatuh tempo
▪ SPMP
PENGUMUMAN
▪ JURUSITA + 2 SAKSI
dll ▪ PARATE EXECUTIE
▪ BAP SITA LELANG
▪ DIBERITAHUKAN
▪ BRG BERGERAK & BRG
OLEH JURUSITA
TDK BERGERAK
PAJAK Barang
▪ BRG YG DISITA DILARANG:
▪ DIBUAT BAP SP ✓ DIPINDAHTANGANKAN Tdk
✓ DISEWAKAN 14 hari Bergerak
2X
✓ DIPINJAMKAN
✓ DISEMBUNYIKAN
✓ DIHILANGKAN
✓ DIRUSAK
▪ PENYITAAN ATAS REK.
PELAKSANAAN
BANK & EFEK LELANG

PENGUMUMAN DI
PEMBLOKIRAN PENCEGAHAN PENYANDERAAN SYARAT:
MEDIA MASA ▪ UTANG PAJAK ≥ Rp100 jt
▪ DIRAGUKAN ITIKAD BAIK
JANGKA WAKTU:
6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6 BLN
AKIBAT:
UTANG PAJAK TDK HAPUS &
PENAGIHAN TETAP DILAKSANAKAN
* KEP / IJIN MENKEU
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

(Pasal 20 ayat 3 UU KUP)

UU Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak


dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 19 Tahun 2000
OBJEK PENAGIHAN PAJAK berdasarkan UU KUP
Pasal 20 angka 1 UU KUP
Jumlah pajak yang
masih harus
dibayar ditagih
yang tidak
dibayar oleh dengan
STP Penanggung Surat
SKPKB Pajak sesuai Paksa
SKPKBT dengan jangka
waktu
SK Pembetulan
SK Keberatan tidak atau kurang dibayar sampai dengan
Putusan Banding tanggal jatuh tempo pembayaran
Putusan PK tidak atau kurang dibayar sampai dengan
tanggal jatuh tempo penundaan
pembayaran
Tambahan jumlah tidak memenuhi angsuran pembayaran
pajak yang masih pajak
harus dibayar
Pasal 19 ayat (6) UUPPSP
Hak mendahulu untuk tagihan pajak melebihi segala hak
mendahulu lainnya, kecuali :
o Biaya perkara yang semata-mata disebabkan suatu
penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak
dan atau barang tidak bergerak
o Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan
barang sitaan
o Biaya perkara yang semata-mata disebabkan
pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.
HAK MENDAHULU

Pasal 21 UU KUP
ayat (1)

Negara mempunyai hak mendahulu untuk


utang pajak atas barang-barang milik
Penanggung Pajak.

Ayat ini menetapkan kedudukan negara sebagai kreditur preferen yang


dinyatakan mempunyai hak mendahulu atas barang-barang milik
Penanggung Pajak yang akan dilelang di muka umum.
Pembayaran kepada kreditur lain diselesaikan setelah utang pajak
dilunasi.
HAK MENDAHULU
ayat (2)
Pasal 21 UU KUP

Ketentuan tentang hak mendahulu


meliputi:
❑ Pokok pajak,
❑ Sanksi administrasi berupa:
✓ bunga
✓ denda
✓ kenaikan
❑ dan biaya penagihan pajak.
Pasal 21 UU KUP
HAK MENDAHULU
ayat (3)

Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala


hak mendahulu lainnya, kecuali terhadap:

1.biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu


penghukuman untuk melelang suatu brg bergerak dan/atau
brg tidak bergerak;

2.biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkanbarang


dimaksud; dan/atau

3.biaya perkara, yang hanya disebabkan oleh pelelangan


dan penyelesaian suatu warisan.
Pasal 21 UU KUP
HAK MENDAHULU

ayat (3a)

Dalam hal WP dinyatakan pailit, bubar,


atau dilikuidasi maka kurator,
likuidator, atau orang atau badan yang
ditugasi untuk melakukan pemberesan
dilarang membagikan harta WP dalam
pailit, pembubaran atau likuidasi kepada
pemegang saham atau kreditur lainnya
sebelum menggunakan harta tsb untuk
membayar utang pajak WP tsb.
DALUWARSA HAK MENDAHULU
Pasal 21 UU KUP
ayat (4)

Hak mendahulu
hilang setelah ❑ STP,
❑ SKPKB/SKPKBT
melampaui ❑ SK Pembetulan,
waktu 5 (lima) ❑ SK Keberatan,
tahun sejak ❑ Putusan Banding,atau
❑ Putusan PK,
tanggal yang menyebabkan jumlah
diterbitkan …… pajak yang harus dibayar
bertambah.
DALUWARSA HAK MENDAHULU
Pasal 21 UU KUP

ayat (5)

Perhitungan jangka waktu hak mendahulu


ditetapkan sebagai berikut:

a. Dalam hal Surat Paksa untuk membayar diberitahukan


secara resmi maka jangka waktu 5 (lima) tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dihitung sejak
pemberitahuan Surat Paksa; atau

b.Dalam hal diberikan penundaan pembayaran atau


persetujuan angsuran pembayaran maka jangka waktu 5
(lima) tahun tersebut dihitung sejak batas akhir
penundaan diberikan.
Pasal 41 ayat (1) UUPPSP

Penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan apabila telah


daluwarsa
DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK
(Pasal 22 ayat 1 UU KUP)

Hak untuk melakukan penagihan pajak, (termasuk


bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak),
daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun
terhitung sejak penerbitan :

❑ STP,
❑ SKPKB/SKPKBT,
❑ SK Pembetulan,
❑ SK Keberatan,
❑ Putusan Banding, serta
❑ Putusan Peninjauan Kembali.
DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK
(Pasal 22 ayat 1 UU KUP)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan:

❑ pembetulan,
❑ keberatan,
❑ banding atau
❑ Peninjauan Kembali,

Daluwarsa penagihan pajak 5 (lima) tahun dihitung sejak


tanggal penerbitan:
❑ Surat Keputusan Pembetulan,
❑ Surat Keputusan Keberatan,
❑ Putusan Banding, atau
❑ Putusan Peninjauan Kembali.
TERTANGGUHNYA DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK
Pasal 22 ayat 2 UU KUP

Daluwarsa penagihan pajak dapat melampaui 5 (lima) tahun apabila:

Dirjen Pajak menerbitkan dan memberitahukan Surat Paksa

Daluwarsa penagihan pajak dihitung


sejak tanggal pemberitahuan Surat Paksa .
TERTANGGUHNYA DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK
Pasal 22 ayat 2 UU KUP

Daluwarsa penagihan pajak dapat melampaui 5 (lima) tahun apabila:

Wajib Pajak menyatakan pengakuan utang pajak dengan cara


mengajukan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran
utang pajak sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran.

Daluwarsa penagihan pajak dihitung


sejak tanggal surat permohonan angsuran ataupenundaan
diterima
oleh Direktur Jenderal Pajak.
TERTANGGUHNYA DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK
Pasal 22 ayat 2 UU KUP

Daluwarsa penagihan pajak dapat melampaui 5 (lima) tahun apabila:

Diterbitkan SKPKB atau SKPKBT karena WP melakukan


tindak pidana di bidang perpajakan dan tindak pidana lain
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.

Daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak tanggal


penerbitan SKPKB/SKPKBT tersebut.
TERTANGGUHNYA DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK
Pasal 22 ayat 2 UU KUP

Daluwarsa penagihan pajak dapat melampaui 5 (lima) tahun apabila:

Terhadap Wajib Pajak dilakukan penyidikan tindak pidana


di bidang perpajakan

Daluwarsa penagihan pajak dihitung


sejak tanggal penerbitan Surat Perintah Penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan.
TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK
❑ Penerbitan Surat Teguran/Peringatan
❑ Penerbitan Surat Paksa
❑ Penerbitan SPMP/Penyitaan
(Pemblokiran rekening melaksanakan penyanderaan,Pencegahan)

❑ Pengumuman Lelang
❑ Pelaksanaan Lelang
❑ menjual barang yang telah disita
❑ Penagihan Seketika dan Sekaligus
ALUR DAN JADWAL
PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK
Dasar Hukum :
UU No 19 Tahun 2000
UU No 16 Tahun 2009 ▪ UTANG PAJAK &
PP No 80 Tahun 2007 Langsung, BIAYA
Pos, PENAGIHAN
PMK No 24/PMK.03/2008 Ekspedisi/ PENCABUTAN
kurir dgn SITA` ▪ PUTUSAN
bukti PENGADILAN
kirim

LUNAS

7 hari SURAT 21 hari 2X24 jam SPMP/ Barang


SKP SP PENYITAAN 14 HARI TDK LUNAS Bergerak
TEGURAN 1X
SKPKB
SKPKBT Jatuh tempo
▪ SPMP
PENGUMUMAN
▪ JURUSITA + 2 SAKSI
dll ▪ PARATE EXECUTIE
▪ BAP SITA LELANG
▪ DIBERITAHUKAN
▪ BRG BERGERAK & BRG
OLEH JURUSITA
TDK BERGERAK
PAJAK Barang
▪ BRG YG DISITA DILARANG:
▪ DIBUAT BAP SP ✓ DIPINDAHTANGANKAN Tdk
✓ DISEWAKAN 14 hari Bergerak
2X
✓ DIPINJAMKAN
✓ DISEMBUNYIKAN
✓ DIHILANGKAN
✓ DIRUSAK
▪ PENYITAAN ATAS REK.
PELAKSANAAN
BANK & EFEK LELANG

PENGUMUMAN DI
PEMBLOKIRAN PENCEGAHAN PENYANDERAAN SYARAT:
MEDIA MASA ▪ UTANG PAJAK ≥ Rp100 jt
▪ DIRAGUKAN ITIKAD BAIK
JANGKA WAKTU:
6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6 BLN
AKIBAT:
UTANG PAJAK TDK HAPUS &
PENAGIHAN TETAP DILAKSANAKAN
* KEP / IJIN MENKEU
Aplikasi Manajemen Risiko
dalam
PENAGIHAN PAJAK
Manajemen Risiko Penagihan Pajak
adalah pendekatan sistematis untuk menentukan
tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian
terkait dengan pelaksanaan penagihan Pajak

PROSES PENAGIHAN PAJAK


PROSES PENAGIHAN PAJAK

Anda mungkin juga menyukai