Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

PROYEK AKHIR
SISTEM MAINTANANCE DAN
EFISIENSI TURBIN

Oleh :
Doni Muthohar
Nim : 09.02.3551

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2012
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Proyek Akhir

Dengan Judul :

SYSTEM MAINTANANCE DAN


EFISIENSI TURBIN UAP

Disusun Oleh :
DONI MUTHOHAR
09.2.3551

Telah diuji dan disahkan, oleh

Politeknik LPP

Hari : …………………

Tanggal : …………………

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pembimbing I

Yunaidi, ST. M Eng.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kebutuhan terhadap energi merupakan hal mendasar yang dibutuhkan dalam


usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat. Seiring dengan meningkatnya taraf
hidup serta kuantitas dari masyarakat, maka semakin meningkat juga kebutuhan
akan energi. Pada saat ini kebutuhan energi berhubungan langsung dengan tingkat
kehidupan masyarakat serta kemajuan industrisasi di suatu negara. Dalam hal ini,
energi listrik yang menjadi salah satu bentuk energi yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan, karena energi listrik dapat dengan
mudah dan efisien diubah ke bentuk energi yang lainnya.

Industri pertanian belakangan ini berkembang pesat khususnya dalam proses


produksi kelapa sawit. Dimana dalam proses pengolahan kelapa sawit menjadi
minyak mentah atau CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil)
diperlukan energi listrik. Oleh karena itu, pada pabrik kelapa sawit (PKS) harus
memiliki pembangkit listrik sendiri untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
dalam proses pengolahan.

Mesin-mesin konversi energi yang dapat digunakan untuk menghasilkan


energi listrik diantaranya yaitu turbin uap. Dimana turbin uap merupakan
kelompok pesawat-pesawat konversi. Dengan mengubah energi potesial uap
menjadi energi kinetik pada nosel (turbin impuls) dan sudu-sudu gerak (turbin
reaksi) dan diubah menjadi energi mekanik pada poros turbin. Dan dengan
bantuan roda gigi reduksi dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan.
Tergantung dengan mekanisme yang digerakan, turbin uap dapat digunakan pada
berbagai bidang industri, untuk transportasi, dan untuk pembangkit tenaga listrik.

Pada Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS) / PKO (Palm Kernel Oil), unit
instalasi tenaga uap (Steam Power Plant) sangat dibutuhkan sebagai sumber
energi listrik, karena nantinya digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin
proses pengolahan. Dipilihnya instalasi ini, karena fluida kerja pada instalasi
tenaga uap yaitu air sangat mudah diperoleh, sedangkan bahan bakar untuk
menghasilkan uap seperti, serabut (fiber), cangkang (shell), tandan kosong (empty
bunch), juga mudah diperoleh karena merupakan limbah dari pengolahan sawit
(CPO), dan harganya relatif murah dibanding bahan bakar fosil. Selain itu,
instalasi ini mudah dan hemat biaya operasional dalam pembuatan dan
penggunaannya, serta mudah dalam perawatannya.

Pada unit instalasi tenaga uap pabrik pengolahan inti sawit, uap keluaran dari
turbin tidak langsung dibuang ke udara bebas tetapi dimanfaatkan kembali untuk
proses perebusan air di Boiler melalui proses kondensasi, sehingga siklus uap
yang bekerja adalah siklus tertutup. Karena, uap seluruhnya digunakan untuk
menggerakkan turbin, sehingga dapat menghasilkan daya listrik yang cukup besar,
dimana nantinya daya listrik tersebut digunakan untuk menggerakkan mesin-
mesin dalam proses pengolahan inti sawit.

Dari pemaparan di atas jelas bahwa sistem pembangkit tenaga uap adalah
suatu hal yang sangat vital dalam proses produksi CPO dan PKO dari kelapa
sawit. Di dalam sistem ini, turbin adalah salah satu alat yang sangat
mempengaruhi kinerja dari keseluruhan sistem. Berdasarkan fakta ini, pengujian
dan analisa kinerja suatu turbin uap dapat memberikan pertimbangan untuk
membantu peningkatan kinerja dan efisiensi turbin secara khusus dan system
pembangkit secara umum. Pengujian dan analisa kinerja suatu turbin uap dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu cara experiment dan cara numerik. Akhir-akhir
ini, kedua istilah ini masing-masing lebih dikenal dengan istilah Experimental
Fluid Dynamics (EFD) dan Computational Fluid Dynamics (CFD).

1.3. Batasan Masalah


Dalam penelitian ini akan di bahas tentang bagaimana sistem maintanance
yang diterapkan pada turbin uap sehingga efisien yang dihasilkan turbin uap dapat
maksimal. Data dan spesifikasi yang diterapkan diperoleh dari pabrik kelapa sawit
PT. JAW Kalimantan Selatan. Adapun batasan masalah yang akan di bahas dalam
penelitian ini adalah
a. Sistem maintanance yang diterapkan pada turbin uap
- Perawatan yang dilakukan pada saat mesin beroperasi dan sebelum
operasi.
b. Performance turbin uap
- Analisa kebutuhan uap turbin
- Analisa aliran uap
- Efisiensi turbin uap

1.3. Manfaat dan Tujuan

Proposal proyek akhir ini disusun dengan maksud sebagai pendahuluan dalam
rangka penyusunan proyek akhir untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (Amd)
pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik LPP Yogyakarta.

Tujuan dari proyek akhir ini antara lain :


a. Memahami dasar teori untuk diterapkan dalam dunia industri.
b. Memahami secara mendalam system maintenance yang tepat untuk
meningkatkan efisiensi suatu alat, khususnya turbin uap.
c. Sebagai sarana latihan mahasiswa untuk beradaptasi dengan dunia kerja nyata.
d. Membuat usulan-usulan, ide, dan perbaikan terhadap proses pemeliharaan dan
maintenance mesin industri.

1.4. Metode Pengumpulan Data Proyek Akhir


Dalam melaksanakan Proyek Akhir digunakan metode lapangan yang
berguna untuk mendapatkan/ memperoleh data yang tepat dan benar. Adapun
metode yang penyusun gunakan dalam pengumpulan data meliputi berbagai cara
antara lain sebagai berikut :

a. Pendekatan
Metode pendekatan yang dilakukan untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan pada proyek akhir dengan studi pustaka dari peneliti terdahulu.
b. Identifikasi
Tahap identifikasi dilakukan dengan melakukan pencarian data awal seperti
spesifikasi turbin uap dan kondisi operasinya, serta penentuan nilai-nilai
variable yang diperlukan dalam melakukan perhitungan dan analisis masalah.
c. Interview
Interview adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya
jawab secara langsung baik dengan assisten, supervisor, maupun operator yang
ada dilingkunagn industry.
d. Study Perpustakaan
Study perpustakan merupakan metode yang dilakukan dengan cara membaca
dan mempelajari literature yang berhubungan dengan pengoperasian dan
perawatan boiler dan juga bisa dibantu dengan menggunakan catatan selama
kuliah yang mendukung.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Dasar teori turbin uap


Turbin Uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi mekanis
dalam bentuk putaran poros turbin.

Gambar 2.1 kontruksi dan komponen turbin uap


Diambil dari materi kuliah turbin uap

Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk


pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang
digunakan dalam instalasi pembangkit daya jauh lebih rumit dari pada siklus
renkine ideal asli yang sederhana. siklus ini merupakan siklus yang paling banyak
digunakan untuk pembangkit daya listrik sekarang ini. Oleh karena siklus Rankine
merupakan sikus uap cair maka paling baik siklus itu digambarkan dengan
diagram P-v dan T-s dengan garis yang menunjukkan uap jenuh dan cair jenuh.
Fluida kerjanya adalah air (H2O).

Turbin Uap merupakan salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik
tenaga uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel,
kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai
fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap.

Gambar 2.2 Siklus rankine


Sumber : http://www.scribd.com/doc/38900238/27/Siklus-Rankine

Siklus ideal yang terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air pada
siklus 1 dipompakan, kondisinya adalah isentropik s1 = s2 masuk ke boiler
dengan tekanan yang sama dengan tekanan di kondenser tetapi Boiler menyerap
panas sedangkan kondenser melepaskan panas, kemudian dari boiler masuk ke
turbin dengan kondisi super panas h3 = h4 dan keluaran dari turbin berbentuk
uap jenuh dimana laju aliran massa yang masuk ke turbin sama dengan laju aliran
massa keluar dari turbin, ini dapat digambarkan dengan menggunakan diagram
T-s berikut:
Gambar 2.3 Diagram Temperatur (T) – Entropi (S)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Ts-rankine.png

Menurut Hukum pertama Thermodinamika, kerja yang dihasilkan oleh


suatu proses siklus adalah sama dengan Jumlah Perpindahan Kalor pada fluida
kerja selama proses siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk proses Siklus
1 – 2 – 2’ – 3 – 3’ – 4 – 1
Dengan rumus:
W =  T dS
W = Kerja per satuan berat fluida kerja
Ds = Luas 1 – 2 - 2 – 2’ – 3 – 4 - 1 pada diagaram ( T – s )

Dalam kenyataan Siklus sistem Turbin Uap menyimpang dari Siklus


Ideal (Siklus Rankine ) antara lain karena faktor tersebut dibawah ini :
1. Kerugian dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian
gesekan dan kerugian kalor ke atmosfer disekitarnya .
2. Kerugian tekanan dalam ketel uap
3. Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida kerja
dan bagian-bagian dari turbin.
2.2 Prinsip kerja turbin uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
1. Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari
uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.
Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk
ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih
besar dari pada saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar
dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan
dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah
antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu
turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong
dan kemudian memutar roda dan poros turbin.
2. Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti
hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu
turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan
sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris
sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris
pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide
blade ) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap
dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.
3. Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat
dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat
dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin
menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.

2.3 Klasifikasi turbin uap

Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda


berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses
penurunan tekanan uap sebagai berikut:

1. Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya


a. Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor
satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu.
Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.
 Turbin satu tahap.
 Turbin impuls gabungan.
 Turbin impuls gabungan kecepatan.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
- Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi
pada sudu diam / nosel.
- Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan
Rata.
b. Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari
baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi
dapat dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris,
karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap
walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
- Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak
- Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan
Bertingkat.
2. Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam
Turbin
a. Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk
daya kecil, misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
b. Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya
besar. Pada turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga
turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
3. Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap

a. Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam
kompresor.
b. Turbin Tekanan Lawan
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga
masih dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.
c. Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses
pemanasan lain, misalnya proses industri.

2.4 Efisiensi turbin uap


1. Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi turbin
Besarnya kerugian didalam turbin akan mempengaruhi efisiensinya.
Kerugian yang besar berarti efisiensinya rendah. Faktor-faktor penyebab
kerugian didalam turbin diantaranya :
 Kerugian pada Katup Governor.
 Kerugian pada Nosel (Nozzle Loss).
 Kerugian pada Moving Blades.
 Kerugian pada uap meninggalkan moving blades (Leaving
Velocity/Carry Over Loss).
 Kerugian Gesekan.
 Kerugian Celah (Clearance Loss).
 Kerugian akibat kebasahan uap.
 Kerugian akibat kecepatan uap keluar turbin.
 Kerugian luar (External Loss).
2. Performance calculation
Efisiensi turbin dapat di hitung dengan Enthalpy Drop Method sesuai
dengan ASME Power Test Code Report PTC-6S, “ Simplified Procedures
for Routine Performance Test of Steam Turbine” sebagai berikut :
∆ℎ𝐴𝐻𝑃
𝐸𝐻𝑃 = 𝑥100%
∆ℎ𝑆𝐻𝑃
Dimana :
EHP : Effisiensi Turbine High Pressure
∆hAHP = Actual entalphy drop pada turbine high pressure stage
∆hSHP = Actual entalphy drop pada turbine high pressure stage

∆ℎ𝐴𝐼𝑃
𝐸𝐼𝑃 = 𝑥100%
∆ℎ𝑆𝐼𝑃
Dimana :
EHP : Effisiensi Turbine intermediete pressure
∆hAIP = Actual entalphy drop pada turbine intermediete pressure stage
∆hSIP = Actual entalphy drop pada turbine intermediete pressure stage

Perhitungan Actual entalphy drop adalah sebagai berikut :


∆hAHP = hMS – hCR
∆hAIP = hHR – hEX
Dimana :
hMS = Enthalpy dari main steam
hCR = Enthalpy dari cold reheat steam
hHR = Enthalpy dari hot reheat steam
hEX = Enthalpy dari IP exhaust steam

Enthalpy dihitung dari ASME steam table dengan parameter Tekanan (P) dan
Temperatur (T) sebagai berikut :
hMS = ƒ((PMS + PATM). TMS)
hCR = ƒ((PCR + PATM). TCR)
hHR = ƒ((PHR + PATM). THR)
hEX= ƒ((PEX . TEX)
Perhitungan isentropic enthalpy drop sebagai berikut :
∆hSHP = hMS – hSHP
∆hSIP = hHR – hSIP
Di mana :
hSHP = Enthalpy dari steam yang berekspansi secara isentropis pada kondisi
exhaust di high pressure turbine
hSIP = Enthalpy dari steam yang berekspansi secara isentropis pada kondisi
exhaust di intermediete pressure turbine

Enthalpy dihitung dari ASME steam table dengan parameter Tekanan (P) dan
Entropy (S) sebagai berikut :
hSHP = ƒ((PCR + PATM). SMS)
hCR = ƒ((PEX . SHR)
Entropy di hitung dari steam table menggunakan tekanan (P) dan temperatur (T)
sebagai berikut :
SMS = ƒ((PMS + PATM). TMS)
SHR = ƒ((PHR + PATM). THR)
BAB III
PERMASALAHAN

1.1. Rencana Kegiatan


Dalam pembahasan mengenai Turbin Uap cukup luas, maka untuk
mempermudah dalam penyelesaian Proyek Akhir penyusun mengambil
alternative dengan mengoptimalkan kinerja salah satu bagian materi yang
dianggap perlu untuk diperhatikan yaitu mengenai pengoperasian dan
pemeliharaan. Adapun kerangka Proyek Akhir yang penyusun susun yaitu
sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Tujuan dan manfaat proyek akhir
1.5. Sistematika penulisan laporan proyek akhir

BAB II DASAR TEORI


2.1. Pengertian turbin uap
2.2. Cara pengoperasian dan perawatan turbin uap
2.3. Klasifikasi Tubin Uap
2.4. Prinsip Kerja Turbin Uap
2.5. Komponen Turbin Uap

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Metode dalam penelitian

BAB IV ANALISIS KERJA TURBIN UAP DI PT JAW KAL-SEL


4.1. System maintanance turbin uap
4.2. Perhitungan efisiensi turbin uap
4.3. Kebutuhan dan aliran uap pada turbin

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai