Pengembangan Skala Model Likert PDF
Pengembangan Skala Model Likert PDF
Risnita 1
Abstraksi
Pengungkapan sikap dengan menggunakan skala Likert sangat
popular di kalangan para ahli psikologi sosial dan para peneliti.
Skala Likert berwujud kumpulan pertanyaan-pertanyaan sikap
yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga
respons seseorang terhadap pertanyaan tersebut dapat
diberikan angka (skor) dan kemudian dapat diinterpretasikan.
Metode Likert merupakan metode penskalaan pernyataan sikap
yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan
nilai skalanya.
A. Pendahuluan
Skala Likert umumnya digunakan untuk mengukur sikap atau
respons seseorang terhadap suatu objek. Pengungkapan sikap dengan
menggunakan skala Likert sangat popular di kalangan para ahli
psikologi sosial dan para peneliti. Hal ini dikarenakan selain praktis,
skala Likert yang dirancang dengan baik pada umumnya memiliki
reliabilitas yang memuaskan.
Skala Likert berwujud kumpulan pertanyaan-pertanyaan sikap yang
ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respons
seseorang terhadap pertanyaan tersebut dapat diberikan angka (skor)
dan kemudian dapat diinterpretasikan. Skala Likert tidak terdiri dari
hanya satu stimulus atau satu pernyataan saja melainkan selalu berisi
banyak item (multiple item measure)2.
Sejauhmana suatu skala Likert akan berfungsi seperti yang
diharapkan , yaitu mengungkapkan sikap individu atau sikap kelompok
manusia dengan cermat dan akurat, banyak tergantung pada kelayakan
pertanyaan-pertanyaan sikap dalam skala itu sendiri. Oleh karena itu
1
Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi
2
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 1995), p. 105.
86
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012
3
Http://e.wikipedia.org/iki/Renis _Likert
87
Risnita, Pengembangan …
4
Saifudin Azwar, Op Cit, p 139
5
Saifudin Azwar, Dasar-dasar Psikometri, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), p.
88
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012
89
Risnita, Pengembangan …
90
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012
7
Ibid, p. 114.
91
Risnita, Pengembangan …
8
Saifuddin Azwar. Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Tes
Prestasi (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), p. 7.
9
Sumadi Suryabrata, Pengembangan Alat Ukur Psikologis. (Yogyakarta : Andi
Ofset, 2000), p. 177
92
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012
Operasionalisasi Konsep
Indikator Perilaku
Pemilihan Format
Pensklaan stimulus
Penulisan Butir
Review Butir
Uji coba
Analisis Butir
Pengujian Reliabilitas
Validasi
93
Risnita, Pengembangan …
F. Teknik Pengukuran
Setelah angket diisi, item yang lain dianalisa secara terpisah atau
item individu dikumpulkan agar menghasilkan nilai dari sebuah item
kelompok. Skala Likert biasanya disebut skala sumatif. Responden-
responden dari item likert normalnya di treat dengan data ordinal yang
pada khususnya menggunakan lima kategori, apabila hanya satu
kategori tidak dapat menggambarkan perbedaan yang ada. Ketika di
treat sebagai data ordinal Likert responden dapat dianalisis dengan
menggunakan tes non parametric, seperti Mann-Whitney, Wilcoxon
signed-rank, dan Kruskal-Wallis tes10.
Ketika responden-responden tsb dikumpulkan, kemudian di treat
dengan menggunakan data interval hal ini untuk menentukan variable.
Jika hasilnya berdistribusi normal, maka dengan statistika parametric
dapat diterapkan contohnya pada analisa varians (Anava). Data dari
skala Likert terkadang menunjukkan tingkat nominal dengan
menggabungkan semua respon yang setuju dan tidak setuju ke dalam
dua kategori “diterima” dan “tidak diterima”. Chi-Square, Cochran Q,
atau McNemar tes adalah langkah-langkah dalam statistic digunakan
setelah transformasi11.
Konsensus based assessment(CBA) digunakan untuk membuat
standar objektif skala Likert pada domain dimana tidak ada standar
umum yang diterima atau standar objektif yang sudah ada. CBA
digunakan untuk memastikan atau memvalidasi standar umum yang
diterima.
1. Validitas
Validitas merujuk kepada sejauhmana hasil evaluasi suatu
instrument dapat ditafsirkan terhadap atribut yang diukur, sedangkan
validitas konstruk merupakan tipe validitas yang menunjukkan
sejauhmana instrument mengungkap suatu treat atau konstruk teoritik
yang hendak diukurnya.
10
Http://How to design a Psychologycal tes@Everything2_com.htm
11
Http://www.icbl.hw.ac.uk/ltdi/cookbook/info_likert_scale/indeks.html
94
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012
12
Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral. Terjemahan Landung Simatupang
(Yogyakarta : Gajah Mada University Pres, 2000), p. 751
13
Sumadi Suryabrata, Op cit. p. 42
14
James S. Cangelosi. Designing Tests For Evaluating Student Achievment (New
York : Long Man, 1995), p. 185.
15
Sumadi Suryabarata. Op cit, p. 42.
16
Connie. D Stapleton. “Basic Concepts and Procedures of Confirmatory Factor
Analysis” http://ericae.net//ft/tamu/Cfa. HTM. (Januari, 1997(a).
95
Risnita, Pengembangan …
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan
alat tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas adalah konsistensi suatu
instrument mengukur suatu yang hendak diukur.17 Secara empirik, tinggi
rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut
koefisien reliabilitas. Makin tinggi koefisien reliabilitas, makin dekat nilai
skor amatan dengan skor yang sesungguhnya, sehingga nilai skor
amatan dapat digunakan sebagai pengganti komponen skor yang
sesungguhnya. Ukuran tinggi atau rendahnya koefisien reliabilitas tidak
hanya ditentukan oleh nilai koefisien. Tafsiran tinggi rendahnya nilai
koefisien diperoleh melalui perhitungan, ditentukan pula oleh standar
pada cabang ilmu yang terlibat di dalam pengukuran itu. Makin tinggi
koefisien reliabilitas suatu instrument, maka kemungkinan kesalahan
yang terjadi akan makin kecil, bila orang membuat keputusan
berdasarkan skor yang diperoleh dalam instrument tersebut.
Pada umumnya pengukuran karakteristik afektif memberikan
reliabilitas yang rendah dari pada pengukuran kognitif, karena
keterampilan kognitif cenderung lebih stabil dari karakteristik afektif.
Reliabilitads instrument afektif kurang dari 0,70, sedangkan kognitif
biasanya kira-kira 0,90 atau lebih18.
17
William Wiersma, Research Methods in Education : An Introcduction (Boston:
Allyn and Bacon, Inc, 1986), p.288.
18
Robert K. Gable. Instrumen Development in the Afektice Domain. (Boston:
Kluwer-Nijhoff Publishing, 1986), p.147.
96
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012
3. Model Rasch
Pada prinsipnya data skala likert dapat digunakan untuk
menentukan tingkat interval kontinum dengan cara menerapkan Rasch
model. Pada saat ini, politomi Rasch model juga dapat digunakan untuk
menguji hipotesis yang mencerminkan peningkatan pada perilaku
(sikap). Contoh, pengaplikasian pada sebuah model yang termasuk
pada indikasi kategori netral, hal ini tidak dapat dipresentasikan kembali
pada tingkatan perilaku (sikap) antara kategori setuju dan tidak setuju20.
4. Bias (prasangka)
Walau sebuah tes itu dinyatakan valid dan dapat dipercaya, namun
belum ada jaminan bahwa tes tersebut lepas dari prasangka atau
perlawanan. Sebuah tes dianggap aneh jika sistematikanya dibawah
atau diatas dari nilai yang sebenarnya. Sebagai contoh tes pengetahuan
biasanya terasa aneh jika diberikan pada seseorang yang tidak
mempunyai jalan pikiran untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin mmuncul. Contoh yang lain, tes itelegensi menggunakan
bahasa Inggris, tes ini diberikan pada orang yang tidak bias berbahasa
Inggris. Merupakan hal yang cukup penting dalam menentukan langkah-
langkah dalam membuat tes itu sendiri. Keanehan yang terjadi dapat
muncul dari faktor luar seperti perbedaan kelompok, dan factor dari
dalam seperti beberapa orang berbeda dengan kelompoknya, dan hal ini
dapat menjadi cukup sulit untuk menentukan kriteria bentuk kelompok
dalam tempat pertama. Tentu saja masih banyak contoh yang dapat kita
temukan.
KESIMPULAN
19
Illene Decker, “Reliability and Valididty”,
http://jan.ucc.nau.edu/~mezza/nur390/Mod4/reliability/lesson.html., 1997, p.1 of 5
20
http://en.wikipedia.org/wiki/Likert_scale.
97
Risnita, Pengembangan …
DAFTAR PUSTAKA
98
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012
http://www.icbl.hw.ac.uk/ltdi/cookbook/info_likert_scale/indeks.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Likert_scale.
Wiersma, William, 1986. Research Methods in Education : An
Introcduction. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis.
Yogyakarta : Andi Ofset.
Stapleton. Connie. D. “Basic Concepts and Procedures of Confirmatory
Factor Analysis” http://ericae.net//ft/tamu/Cfa. HTM. (Januari,
1997(a).
Kerlinger, 2000. Asas-asas Penelitian Behavioral. Terjemahan Landung
Simatupang. Yogyakarta : Gajah Mada University Pres.
Decker, Illene, 1997. “Reliability and Valididty”,
http://jan.ucc.nau.edu/~mezza/nur390/Mod4/reliability/lesson.htm
l
99