Anda di halaman 1dari 15

DELEGASI

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah

Manajemen Keperawatan

yang dibina oleh Ibu Sunarti, S.Kep., Ns., MM

Kelompok :
Dian Rahmawati (P17230171007)

Bachtiar Yusuf S. (P17230171011)

Titis Roedhotul I. (P17230171015)

Ananda Aula A. (P17230173023)

Dien Firsta Agna P. (P17230173033)

Ana Septi Dwi M. (P17230173034)

Anggraini Yudia S. (P17230173040)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

KEPERAWATAN

D3 KEPERAWATAN BLITAR

APRIL 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga makalah yang berjudul ”DELEGASI” ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Makalah ini penulis buat berdasarkan kebutuhan seorang perawat dan perawat dalam
merawat kliennya. Agar konsep dan teori keperawatan dapat diterapkan dengan baik.

Penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini sehingga makalah ini selesai pada waktunya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,karena


kurangnya bahan dan buku-buku yang diperoleh. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Judul .................................................................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Tujuan ..................................................................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................................................... 1

BAB II TEORI

A. Definisi Delegasi ..................................................................................................... 2


B. Tujuan Delegasi ...................................................................................................... 3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Delegasi ......................................................... 3
D. Metode-Metode Pendelegasian ............................................................................... 3
E. Alasan Pendelegasian.............................................................................................. 4
F. Wewenang yang Didelegasikan .............................................................................. 4
G. Aspek Penting dalam Pendelegasian ...................................................................... 5

BAB III PERMASALAHAN KLINIK/MANAJEMEN

A. Kasus ....................................................................................................................... 6
B. Naskah Role Play .................................................................................................... 6

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................

DAFTAR RUJUKAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada fase pengarahan dalam
proses manajemen karena sebagian besar tugas yang diselesaikan oleh manajer (tingkat
bawah, menengah dan atas) bukan hanya hasil usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil
usaha pegawai. Bagi manajer, pendelegasian bukan merupakan pilihan tetapi suatu
keharusan. Ada banyak tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam
situasi ini, pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas.
Ada banyak alasan yang tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang kala
manajer harus mendelegasikan tugas rutin sehingga mereka dapat menangani masalah
yang lebih kompleks atau yang membutuhkan keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi.
Manajer dapat mendelegasikan tugas jika seseorang telah dipersiapkan dengan lebih baik
atau memiliki keahlian yang tinggi atau lebih cakap tentang cara menyelesaikan masalah.
Pendelegasian juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran atau “pemberian”
kesempatan kepada pegawai. Pegawai yang tidak didelegasikan tanggung jawab yang
sesuai dapat menjadi bosan, tidak produktif, dan tidak efektif.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian delegasi
2. Untuk mengetahui tujuan dari delegasi
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi delegasi
4. Untuk mengetahui metode-metode pendelegasian
5. Untuk mengetahui alasan dari pendelegasian
6. Untuk mengetahui wewenang apa saja yang dapat didelegasikan
7. Untuk mengetahui aspek penting dalam pendelegasian

C. Manfaat
Kita dapat belajar bersama dan dapat memahami akan penting nya Manajemen
dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi penyusun sendiri dapat lebih memahami
Apa itu wewenang dan tanggung jawab.

1
BAB II

TEORI

A. Definisi
Menurut Marquis dan Huston (1998) dalam Nursalam (2002) bahwa
pendelegasian adalah penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Dapat juga
diartikan sebagai suatu pemberian suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam
menyelesaikan tujuan organisasi.
Pendelegasian adalah bagian dari manajemen yang memerlukan latihan
manajemen professional yang dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian
tanggung jawab secara structural (Swanburg, RC., 2000)
Definisi pendelegasian secara sederhana adalah menyelesaikan tugas melalui
orang lain atau mengarahkan tugas kepada satu orang atau lebih untuk mencapai tujuan
organisasi. Namun, definisi yang lebih komplek dari pendelegasian, superfisi, dan
penugasan telah dibuat oleh American Nurses Association (ANA) dan National Council
of State Boards of Nursing (NCBSN) sebagai respon terhadap adanya kompleksitas
pendelegasian di area pelayanan kesehatan dewasa ini, yaitu meningkatnya jumlah
pekerja, yang relative tidak terlatih dan tidak memiliki izin yang merawat pasien secara
langsung. ANA (1996) mendefinisikan pendelegasian sebagai pemindahan tanggung
jawab dalam melakukan tugas dari satu orang ke orang lain. NCBSN (1995)
mendefinisikan pendelegasian sebagai pemberian wewenang kepada individu yang
kompeten untuk melakukan aktivitas keperawatan tertentu pada situasi yang ditentukan.
Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada
orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
Pendelegaisan adalah pelimpahan kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab
kepada orang lain. Pekerjaan-pekerjaan yang difatnya rutinitas sebaiknya didelegasikan
ke orang lain agar seorang manajer dapat menggunakan waktunya untuk melakukan
tugasnya sebagai seorang manajer.
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting
dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip
delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang
kepada bawahannya.

2
B. Tujuan Delegasi
Tujuan dari delegasi adalah :
1. Memberi tugas, wewenang, dan tanggungjawab kepada staff/bawahan secara
proporsional
2. Memberi kesempatan kepada staff/bawahan untuk mengembangkan diri
3. Meningkatkan mekanisme kerja organisasi
4. Mendorong staff untuk berorientasi pada target dan sekaligus kualitas

C. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Delegasi


Faktor-faktor yang berkaitan dengan pendelegasian terdapat tiga unsur yaitu tugas,
kekuasaan, dan pertanggungjawaban.
1. Tugas
Tugas adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan oleh seseorang pada
suatu jabatan tertentu. Dengan adanya tugas maka akan mendorong staff/bawahan
untuk lebih produktif di dalam sebuah instansi, sehingga efektivitas kerja dapat
tercapai.
2. Kekuasaan
Kekuasaan adalah hak atau wewenang untuk memutuskan segala sesuatu
keputusan yang berhubungan dengan fungsinya tersebut. Dalam menjalankan
pendelegasian wewenang dalam sebuah instansi harus dilandasi dengan kekuasaan
karena dengan kekuasaan seorang staff/bawahan memiliki hak dalam mengambil
sebuah keputusan yang sesuai dengan kepentingan dan fungsinya bagi instansi.
3. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban adalah memberikan laporan bagaimana seseorang
melaksanakan tugasnya dan bagaimana dia memakai wewenang yang diberikan
kepadanya. Tanggung jawab merupakan hal terpenting dalam menjalankan suatu
wewenang instansi karena dengan tanggung jawab seorang staff dapat
memberikan laporan atau pertanggungjawaban suatu keputusan yang diambil.

D. Metode-Metode Pendelegasian
1. Cara bijaksana, yaitu sikap bertanggung jawab penuh dari pemimpin dan
bawahan. Pemimpin melaksanakan pendelegasian serta memberi dukungan,
sementara bawahan siap serta taat kepada pemimpin dalam melaksanakan
tugas/tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya.

3
2. Cara konsistensi, yaitu sikap pasti yang terus-menerus dipertahankan oleh
pemimpin dan bawahan.
3. Efektif dan efisien, yaitu memperhitungkan factor kualitas dan kuantitas kerja.
4. Pragmatis dan produktif, yaitu berorientasi kepada hasil atau produksi tinggi,
sesuai dengan perencanaan.

E. Alasan Pendelegasian
Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan:
1. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang lebih
baik daripada semua kegiatan ditangani sendiri.
2. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
3. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan
perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
4. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang,
bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan
atau keberhasilan.
Manajer perawat/bidan seharusnya lebih cermat dalam mendelegasikan tugas
dan wewenangnya, mengingat kegiatan perawat dan bidan berhubungan dengan
keselamatan orang lain (pasien). Oleh karena itu sebelum mendelegasikan
tugas/wewenang hendaknya dipahami benar tingkat kemampuan dari perawat/bidan
yang akan diberikan delegasi.

F. Wewenang yang Didelegasikan


Wewenang yang didelegasikan itu ialah wewenang yang termasuk :
a. Pekerjaan rutin
b. Pekerjaan yang merupakan harus
c. Pekerjaan yang terlalu banyak
d. Hal-hal yang khusus
e. Pekerjaan terus menerus sama
f. Proyek-proyek yang menyenangkan

Sedangkan wewenang yang tidak boleh didelegasikan yaitu :

a. Upacara
b. Menentukan kebijakan

4
c. Masalah-masalah perssonalia yang khusus
d. Krisis
e. Masalah-masalah rahasia

G. Aspek Penting dalam Pendelegasian


1. Fokus pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan tercapai, dalam upaya
menggapai sasaran/tujuan akhir dari organisasi.
2. Pendelegasian dilaksanakan dengan sikap hormat yang didasarkan atas
penghargaan dan kesadaran terhadap diri sendiri sebagai sesuatu yang “berharga”,
serta memerhatikan harga diri dan kehendak bebas orang lain, di mana setiap
pekerja dipandang sebagai subjek, dan bukan objek kerja.
3. Pendelegasian yang menghasilkan melibatkan harapan-harapan yang meliputi
bidang berikut.
4. Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau diinginkan pada
waktu depan yang telah ditentukan (“desired results”).
5. Pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus dicapai, bukan
bagaimana mencapainya, di mana fokus utama diarahkan kepada hasil produksi.
6. Pendelegasian memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban
membuat/memberi laporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk
diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.
7. Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk (“guidelines”) yang jelas, baik bagi
tugas maupun pelaksana tugas. Artinya pendelegasian menyatakan pedoman-
pedoman, larangan-larangan, dan batas-batas dimana seseorang harus
bekerja/melakukan kewajibannya. Hal ini menolong setiap orang untuk bekerja
dengan baik/patut.
8. Melibatkan sumber-sumber daya (“resources”) yang pasti. Pendelegasian
menyatakan (disertai dengan pernyataan) akan adanya sumber-sumber daya,
antara lain sumber daya manusia, keuangan, teknis, atau organisasi yang dapat
dipakai seseorang untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepadanya.

5
BAB III

PERMASALAHAN KLINIK/MANAJEMEN

A. Kasus
Di suatu Rumah Sakit di ruang Kamboja sedang melakukan pre conference dan
operan dengan dipimpin oleh kepala ruang. Kegiatan dilanjutkan oleh petugas yang jaga
sore, sehingga kepala ruang mendelegasikan tugasnya kepada perawat primer yang jaga
sore dalam memimpin operan dan membagi tugas perawat asosiate sesuai kompetensi,
pada sift tersebut juga terdapat mahasiswa yang sedang praktik klinik, sehingga tugas
perawat associate dibantu oleh mahasiswa yaitu pemeriksaan tanda tanda vital
didelegasikan kepada mahasiswa praktik karena mahasiswa praktik sudah mampu
melakukannnya.

B. Naskah Role Play Pendelegasian

Karu : Agna

PP 1 : Ananda

PP2 : Anggraini

PA1 : Titis

PA2 : Dian

PA3 : Ana Septi

Mahasiswa : Bachtiar

Di Ruang Operan

Karu : “Selamat siang, sebelum kita mulai operan marilah kita berdoa menurut kepercayaan
masing (berdoa mulai ² berdoa selesai). Baik .. Silahkan kepada perawat pagi untuk
menyampaikan operannya.”

PP 1 : “Terima kasih Pak, .. anak Tanti Ruang 304 umur 2 tahun dengan dx kejang demam,
dari UGD jam 11:20, suhu 39,4·C, sudah diberi dumin 1 tube.”

6
Karu : pasien dr. Siapa ?

PP 1 : “Pasien dr. Dany, adv. infus RL 2 flash 24 tts/menit, kompres basah. Observasi ketat
TTV, adanya aura tiap 30 menit takut ada kejang berulang.”

PP 2 : “Tadi pagi sudah kejang berapa kali?”

PP 1 : “Di rumah kejang 2 x, di UGD sampai sekarang 1x.”

PP 2 : “Mbak, ga ada injeksi antibiotik?”

PP 1 : “Sementara belum mbak, masih tunggu dokter visite.”

Karu : “Ya sudah ... lanjut ke ruang selanjutnya.”

PP 1 : “Anak Rio ruang 305 umur 8 tahun. masuk tadi malam dx ISPA, sesak RR
24 x/menit, tx oksigen masker 8L, Tx dokter David ventolin 2x sehari, tadi jam 11
sudah di nebule 1x. Tolong diobservasi sesaknya dan dinebul lagi jam 17.00.

PP 2 : “SpO2 nya berapa mbak?”

PP 1 : “Tadi saya cek 95%, tapi tolong di cek lagi, soalnya 30 menit yang lalu anaknya
mengeluh tambah sesak.”

PP2 : “Rontgennya gimana mbak?”

PP1 : “Sudah di Rontgen, tapi hasilnya belum keluar, tolong konfirmasi lagi ke lab.”

PP2 : “Ok…”

PP1 : “Selanjutnya,.. ruang 306 anak Andre umur 6 tahun dengan dx diare, hari ini BAB
masih cair sudah 6 kali, pasien masih tampak lemah, tidak mau makan, sering
mengantuk, nadi 60 x/menit, TD 90/70. Tx dokter Dani, Dialac 2 x1, infus RL 28
tts/menit, tolong observasi BAB, kesadaran, dan TTV.”

Karu : “Baik ... terima kasih... mba (PP2), seperti biasa.. kamu ya yang pimpin operan
malam. Kalau ada sesuatu yang mendadak, tolong hubungi saya. Karena hari ini
banyak pasien yang butuh observasi ketat, tolong kamu menugaskan perawat yang
berkompeten dalam menangani masing-masing pasien. Selalin itu, tolong sampaikan

7
ke PP dinas malam untuk menerapkan sistem yang sama, yakni membagi tugas
kepada perawat yang berkompeten sesuai kondisi masing-masing pasien.”

PP2 : “Baik Pak, saya akan segera membagi tugas sesuai dengan kompetensi yang dimiki
oleh masing-masing perawat.”

Karu : “Baik. Saya tunggu laporan selanjutnya. Selamat siang dan terima kasih.”

Nurse Station

PP2 : “Selamat siang semuanya, karena hari ini banyak pasien yang membutuhkan
observasi ketat, maka saya akan membagi tugas sesuai dengan kompetensi yang
kalian miliki masing-masing. Untuk ruang 304 anak Tanti, saya minta mba (1)
menangani pasien ini, Hal yang perlu dilakukan diisamping tugas rutin adalah
mengobservasi ketat TTV, adanya aura kejang setiap 30 menit. Karena ditakutkan ada
kejang berulang. Untiuk status bisa dibaca di buku status. Apabila ada hal yan daruat
mohon segera dilaporkan kepada saya.”

PA 1 : “Baik bu, apakah ada hal lainnya?”

PP2 : “Jika dokter Dani visite, tolong ditanyakan terapi antibiotik untuk pasien.”

PA1 : “Baik.”

PP2 : Untuk ruang 305, anak Rio dengan dx Ispa, saya minta mba (2) yang menangani
pasien ini. Seperti biasa selain tugas rutin, tolong lakukan observasi ketat terhadap
saturasi O2 dan sesaknya karena 30 menit yang lalu pasien mengeluh tambah sesak.
Selain itu, tolong konfirmasi hasil rontgennya ke lab.

PA2 : “Apakah pasien mendapatkan nebul?”

PP2 : “Iya, tadi sudah 1x, nanti jam 17.00 diberikan nebul berikutnya. Jika ada hal yang
bersifat darurat, mohon segera dilaporkan.”

PA2 : “Iya”

PP2 : “Untuk anak Andre ruang 306 dengan dx diare, saya minta mbak (3) yang
menangani pasien ini. Hal yang penting adalah observasi adanya tanda-tanda syok

8
pada pasien. Selain itu kesadaran pasien mulai menurun. Apabila dokter Dani visite,
tolong ditanyakan apakah pasien perlu test FL dan terapi lanjutan.”

PA3 : “Apa pasien masih sulit makan, bu?”

PP2 : “Iya mbak. Nanti sekalian ditanyakan ke dokter Dani apakah infus perlu diganti atau
diberikan suplemen tambahan.”

PA3 : “Baik ibu.”

PP2 : “Baik, jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, saya harap kalian mengerti apa
yang harus dilakukan dan dapat bekerja dengan baik. Apabila ada kesulitan atau yang
perlu ditanyakan, kalian bisa langsung menemui saya. Silahkan kembali bekerja.”

Saat bekerja

PA 3 : “Dek, tolong cek TTV lengkap semua pasien ya.”

MHS : “Iya mbak.” (Sambil menyiapkan alat-alat TTV)

Bebrapa menit kemudian…

MHS : “Mbak sudah saya cek TTV lengkap semuanya, untuk hasilnya semua dalam batas
normal.”

PA 3 : “Oke dek, terimakasih ya, tolong hasilnya ditulis di buku TTV pasien ya.”

MHS : “Iya mbak, sekalian saya blue red ya mbak.”

PA 3 : “Boleh dek”

9
BAB IV

PEMBAHASAN

10
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Delegasi merupakan salah satu alat kepemimpinan, kita memerlukan kecakapan
untuk dapat mempergunakanya mengetahui kegunaan dan cara kerjanya sehinga kita
dapat mengambil keputusan dalam memberi delegasi seseorang yang tepat pada orang
yang sesuai dengan bidang atau skilnya. Sementara kekuasaan di pandang sebagai
kerangka interaksi antara manusia yakni diantaranya, identifikasi situasi posting.
Mengusulkan tugas yang dipilih orang, mengidentifikasi apa tujuan yang ingin Anda
capai, Monitoring, atau memberitahu karyawan untuk ketika pekerjaan akan diperiksa dan
apa kriteria, Menilai, atau memberikan umpan balik, baik positif ketika pekerjaan itu
dilakukan dengan sukses. Jika secara rasional dalam pendekatan persuasif bahwa. Jika
saya cukup bekerja, saya berarti saya yang penting dan diperlukan untuk organisasi.

B. Saran
Dalam pembahsan ini sangat penting dalam berorganisasi. Ketika kita sebagai
seorang pemimpin mendelegasikan pekerjaan wewenang yang akan dapat memperlancar
pekerjaan yang tertumpuk. Dan sebagai seorang pemimpin memegang kekuasaan kenapa
kita tidak gunakan delegasi kekuasaan itu. Karena delegasi kekuasaan adalah pelimpahan
tanggung jawab yang dapat mengendalikan organisasi itu sendiri.

11
DAFTAR RUJUKAN

(n.d.). Retrieved from http://sabda.org/lead/files/pendelegasian.htm

Brown, M. (1997). Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta: EGC.

Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Marquis, Bessie, L., & dkk. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: Teori dan
Aplikasi Edisi 4. Jakarta: EGC.

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional Ed 1. Jakarta: Salemba Medika.

Suarli, & Bahtiar, Y. (2002). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Erlangga.

Swanburg, R. (2002). Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Untuk Perawat


Klinis terjemahan. Jakarta: EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai