Anda di halaman 1dari 14

MANFAAT HIDROTERAPI UNTUK PENURUNAN KADAR

GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS


TIPE 2 DI RUANGAN BERNADETH IIIB

Pembimbing: Mery Solon, Ns., M.Kes

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
AGUSTINUS BEFI JELLY ADIO MONTJAI
ADRIANUS S SOLIBUT MARCEL STYONOTO
BENEDICTA GERDA MANTESYA
BERGITA DUMAR MERRYLA ROCELYN J
DEVI AGISTA MERTIANA LEMBANG
DEVI MARGARETHA S PUTRI VENI YANTI ADA’
FEBRIYANA WULANDARI S RENNY SILFANI
FELIX ANUGERAH SEVRINA MATHILDA I SIKI
HARVIN PAEMBONAN SILVANA RESKY P
HENDRIANA RINI R BUNGA YOHANA ENI
JAPIANATA PITHER YOHANA MAISI R

PROGRAM SI KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STELLA MARIS MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang
jumlahnya akan terus meningkat dimasa yang akan datang. Diabetes Mellitus
merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada
abad 21. Diabetes Mellitus yaitu suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya (ADA, 2005). Ada beberapa tipe Diabetes Mellitus
berdasarkan klasifikasinya yaitu Diabetes Mellitus Tipe 1 (IDDM), Diabetes
Mellitus Tipe 2 (NIDDM), dan Diabetes Mellitus Gestasional. Menurut
Brunner dan Suddarth (2002), lebih kurang 90%-95% penderita Diabetes
mengalami Diabetes Mellitus Tipe 2. Berdasarkan data WHO, Diabetes
Mellitus Tipe 2 sudah menjadi epidemik dan merupakan salah satu ancaman
kesehatan di dunia (Elmatris, 2012). Secara global, diabetes sedang
didiagnosis pada proporsi epidemi dan sementara itu pada tahun 2013 tercatat
sebanyak 382 juta dan itu diperkirakan akan mempengaruhi 592 juta orang
pada 2035 (Sinclair, 2013).
Indonesia menempati peringkat ke empat dunia kasus Diabetes
Mellitus (DM) dari 10 besar negara berdasarkan data statistik WHO dengan
pertumbuhan sebesar 152% atau dari 8.426.000 jiwa pada tahun 2000
menjadi 21.257.000 jiwa ditahun 2030 (Herliana, 2013). Riset kesehatan
dasar nasional (Riskesdas) menunjukkan Prevelensi penderita Diabetes
Mellitus di Indonesia tahun 2007-2013 (1,1%-2,1%) di Sumatera Barat 2007-
2013 (1,1%-1,9%) (Riskesdas, 2013).
Diabetes Mellitus Tipe 2 ini biasanya menyerang orang-orang
menjalankan gaya hidup yang tidak sehat, misalnya kebanyakan makan
makanan yang berlemak dan berkolesterol namun rendah serat dan vitamin.
Keadaan ini memicu terjadinya obesitas yang merupakan salah satu penyebab
terjadinya Diabetes Mellitus Tipe 2.
Penatalaksanaan diabetes dapat dilakukan secara farmakologi dan
nonfarmakologi. Penatalaksanaan secara farmakologi adalah pengobatan yang
menggunakan obat-obatan seperti golongan sulfonylurea yang sering kali
digunakan untuk menurunkan kadar gula darah secara adekuat pada penderita
diabetes tipe 2, contohnya adalah glipizid, gliburid, tolbutamid, dan
klorpropamid (Shanty, 2011). Sedangkan penatalaksaan secara
nonfarmakologi yaitu pengobatan tanpa menggunakan obat, bisa dilakukan
dengan pengaturan diet, olahraga yang tertatur, hindari stres dan istirahat
yang cukup (Padila, 2013).
Pengobatan non farmakologis dalam menyembuhkan penyakit
Diabetes Mellitus Tipe 2 salah satunya yaitu terapi komplementer. Terapi
komplementer bersifat terapi pengobatan alamiah (Afdal, 2010). Profesi
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dapat melakukan terapi
komplementer secara mandiri. Terapi komplementer yang biasa digunakan
dalam pengobatan diabetes yaitu penggunaan daun sambiloto, jambu biji dan
salah satunya terapi air putih. Konsumsi air putih membantu proses
pembuangan semua racun-racun di dalam tubuh, termasuk gula berlebih. Hal
ini diperkuat dengan penelitian James (2010) bahwa dengan minum air putih
menyebabkan terjadinya pemecahan gula. Untuk membantu mengeluarkan
zat-zat kimia seperti glukosa dan zat-zat melalui ginjal serta proses
pembersihan organ tubuh, diperlukan jumlah cairan yang banyak dalam satu
kali pemberian dipagi hari (Elmatris, 2012).
Tubuh manusia 75% nya terdiri atas air, itu berarti air menjadi unsur
yang sangat penting bagi tubuh. Kekurangan air putih dapat menyebabkan
dehidrasi yang berakibat buruk pada kinerja organ-organ tubuh. Selain itu
juga dapat menyebabkan cepat lupa, cepat lelah akibat tubuh kekurangan
cairan. Selain itu air putih juga termasuk cairan yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh dan diyakini dapat menyembuhkan serta menghambat berbagai
penyakit yang masuk dalam tubuh. Air putih mengandung unsur H2O dan
dinyatakan baik untuk dikonsumsi. Menajemen hiperglikemia yang dapat
dilakukan perawat dalam aktivitas keperawatan untuk mengatasi masalah
hiperglikemia adalah mendorong pasien untuk meningkatkan intake cairan
secara oral dan memonitor status cairan pasien. Dalam praktek keperawatan
terapi komplementer diperlukan untuk melengkapi atau memperkuat terapi
konvensional maupun biomedis, agar bisa mempercepat proses
penyembuhan. Dalam hal ini pengobatan komplementer menangani penyebab
penyakit serta memacu tubuh sendiri untuk menyembuhkan penyakit yang
diderita, sedangkan pengobatan konvensional (kedokteran) lebih
mengutamakan penanganan gejala penyakit (Elmatris, 2012).
Terapi air sebenarnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita,
dan memang terbukti manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Seperti, mampu
menyembuhkan berbagai penyakit. Para peneliti Jepang telah menemukan
bahwa terapi air putih ini terbukti bermanfaat mengatasi beberapa gangguan
kesehatan seperti sembelit, diabetes, sakit kepala, gangguan ginjal, radang
sendi, gangguan telinga, hidung, dan kerongkongan (Tilong, 2013).
Penelitian Daniels & Popkin (2010) mengatakan bahwa dengan
meminum air putih dapat mengurangi obesitas. Kebutuhan serat dan cairan
dapat dipengaruhi dengan melakukan terapi kesehatan yang paling murah dan
sangat besar manfaatnya yaitu dengan membisaakan minum air putih
sebanyak- banyaknya., atau minimal 8 gelas per hari. Konsumsi air putih
(Hidroterapi), membantu proses pembuangan semua racun- racun di dalam
tubuh, termasuk gula darah berlebih.
Hidroterapi (Terapi air putih) pertama kali dikembangkan di India
dan diyakini dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan. Terapi air putih
alami dapat didasarkan pada dua penggunaan yaitu penggunaan air secara
internal atau dengan cara meminum air secara benar dan penggunaan air
secara eksternal. Dalam hal ini penggunaan terapi air putih yang dimaksud
adalah terapi air putih yang dilakukan secara internal yaitu dengan meminum
air putih sebanyak 1,5 liter setiap pagi segera setelah bangun tidur.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman, kencing manis diketahui dapat
disembuhkan dengan terapi air putih dalam waktu selama 7 hari (Elmatris,
2012).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan kami selama melakukan praktik
keperawatan medikal bedah, upaya yang dilakukan untuk menurunkan kadar
dula darah dalam tubuh, yaitu dengan pemberian terapi insulin. Insulin
berperan dalam mengatur penggunaan glukosa sehingga glukosa bisa masuk
kedalam sel dan diubah menjadi energi, serta berperan dalam mengontrol
kadar gula darah dalam tubuh. Selama ini kami belum pernah mendapatkan
penerapan terapi nonfarmakologis untuk menurunkan kadar gula darah. Atas
dasar tersebut, kami tertarik untuk meneliti “apakah ada manfaat hidroterapi
untuk penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2
diruangan Bernadeth IIIb?”

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dari inovasi hidroterapi adalah sebagai
berikut:
Hidroterapi dapat menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
tipe 2 di ruangan Bernadeth IIIB di rumah sakit stella maris Makassar.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pasien dan keluarga
Diharapkan melalui inovasi ini, dapat meningkatkan pengetahuan pasien
dan keluarga tentang adanya terapi non farmakologis, yaitu hidroterapi
yang dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh.
2. Bagi Perawat
Diharapkan melalui inovasi ini dapat menambah pengetahuan perawat
tentang manfaat hidroterapi sebagai terapi non farmakologis untuk
menurunkan kadar gula darah dalam tubuh pada pasien diabetes mellitus
tipe 2, sehingga dapat dijadikan health education bagi pasien diabetes
mellitus tipe 2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Inovasi
Inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang
didasari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau
kelompok untuk diadopsi (Evert M. Rogers, 1983 dalam Sugiato, 2016)
Inovasi adalah ide, cara-cara ataupun objek yang dipersepsikan oleh
seseorang sebagai sesuatu yang baru. Inovasi juga sering digunakan untuk
pada perubahan yang dirasakan sebagai hal yang baru oleh masyarakat yang
mengalaminya (Suryani, 2008)
Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan dan/atau
perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan
konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses
produksi (UU No. 18 tahun 2002).
Berdasarkan beberapa definisi diatas tentang inovasi dalam
pelayanan publik, maka dapat disimpulkan bahwa inovoasi adalah suatu hal
yang baru yang diadopsi dan diterapkan untuk pengembangan suatu bidang
atau organisasi.
Inovasi dalam pelayanan kesehatan adalah suatu ide atau gagasan
yang dirancang dalam bidang kesehatan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan masyarakat guna perbaikan status kesehatan
masyarakat.

B. Isi Inovasi
1. Air
Air berperan penting dalam hal ini karena air merupakan molekul yang
bersifat polar. 𝑂 dalam molekul air lebih elektronnegatif dari pada atom
𝐻+. Sehingga dapat menurunkan viskositas darah dan osmolaritas darah.
Agar dapat larut dalam air, molekul harus memiliki ikatan bermuatan atau
bersifat polar yang dapat berikatan dengan ion bermuatan positif (+)
danion bermuatan negatif (–) parsial yang terdapat dalam air. Senyawa
organik yang mengandung gugus hidrofilik juga cenderung larut dalam
air. Gugus hidroksil pada glukosa misalnya, bersifat polar dan
menyebabkan glukosa larut hampir tak terbatas dalam air (Marks, D.,
Marks, A., & Smith, 2000; Guyton & Hall, 2007; Sherwood, 2011).
Pada penelitian Daniels & Popkin (2010) mengatakan bahwa
dengan meminum air putih dapat mengurangi obesitas. Kebutuhan serat
dan cairan dapat dipenuhi dengan melakukan terapi kesehatan yang paling
murah dan sangat besar manfaatnya yaitu dengan membiasakan minum
air putih sebanyak – banyaknya, atau minimal 8 gelas perhari. Komsumsi
air putih (Hidroterapi), membantu proses pembuangan semua racun –
racun di dalam tubuh, termasuk gula berlebih.(8) Hal ini diperkuat dengan
penelitian James (2010) bahwa dengan minum air putih menyebabkan
terjadinya pemecahan gula. Untuk membantu mengeluarkan zat-zat kimia
seperti glukosa dan zat-zat melalui ginjal serta proses pembersihan organ
tubuh, diperlukan jumlah cairan yang banyak dalam satu kali pemberian.

2. Pengaruh air terhadap gula darah


Menurut Sherwood (2011) menyatakan bahwa ketika tubuh kekurangan
cairan, maka tubuh akan melakukan kompensasi dengan cara
mengaktifkan sistem renin-angiotensin. Angiotensin II kemudian akan
merangsang pelepasan vasopresin yang salah satu efeknya adalah
meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Hal ini didukung oleh
penelitian Roussel et al (2011) yang menyatakan Vasopresin merangsang
proses glukoneogenesis dan pelepasan glukagon sehingga meningkatkan
kadar glukosa dalam darah.
Hasil penelitian ini selaras dengan teori Sherwood (2011) yang
menyatakan bahwa ketika tubuh kekurangan cairan, maka tubuh akan
melakukan kompensasi dengan cara mengaktifkan sistem renin
angiotensin. Angiotensin II kemudian akan merangsang pelepasan
vasopresin yang salah satu efeknya adalah meningkatkan reabsorpsi air
oleh tubulus ginjal. Hal ini didukung oleh penelitian Roussel et al (2011)
yang menyatakan Vasopresin merangsang proses glukoneogenesis dan
pelepasan glukagon sehingga meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
Ketika kadar glukosa darah meningkat menyebabkan viskositas
darah dan osmolaritas darah meningkat. Dalam hal ini air berperan
penting karena air merupakan molekul yang bersifat polar. 𝑂 dalam
molekul air lebih elektronnegatif dari pada atom 𝐻+. Sehingga dapat
menurunkan viskositas darah dan osmolaritas darah. Agar dapat larut
dalam air, molekul harus memiliki ikatan bermuatan atau bersifat polar
yang dapat berikatan dengan ion bermuatan positif (+) danion bermuatan
negatif (–) parsial yang terdapat dalam air. Senyawa organik yang
mengandung gugus hidrofilik juga cenderung larut dalam air. Gugus
hidroksil pada glukosa misalnya, bersifat polar dan menyebabkan
glukosa larut hampir tak terbatas dalam air (Marks, D., Marks, A., &
Smith, 2000; Guyton & Hall, 2007; Sherwood, 2011).
Pada penelitian Daniels & Popkin (2010) mengatakan bahwa
dengan meminum air putih dapat mengurangi obesitas. Kebutuhan serat
dan cairan dapat dipenuhi dengan melakukan terapi kesehatan yang
paling murah dan sangat besar manfaatnya yaitu dengan membiasakan
minum air putih sebanyak – banyaknya, atau minimal 8 gelas perhari.
Komsumsi air putih (Hidroterapi), membantu proses pembuangan semua
racun – racun di dalam tubuh, termasuk gula berlebih.(8) Hal ini
diperkuat dengan penelitian James (2010) bahwa dengan minum air
3. Mekanisme terjadinya diabetes mellitus
Terdapat beberapa faktor pencetus yang dapat menyebabkan
diabetes mellitus yaitu keturunan (genetic), infeksi virus yang menyerang
pankreas sehingga menghentikan produksi hormone insulin, pola makan
yang salah (tinggi lemak dan gula, serat rendah), kegemukan dan gaya
hidup yangtidak sehat (kurang aktivitas fisik, olahraga, kurang istirahat,
dan stress). Dari pencetus tersebut maka pankreas tidak dapat
memproduksi hormone insulin dalam jumlah yang cukup dan juga bisa
karena hormone insulin yang ada di dalam darah tidak dapat bekerja
secara efektif, meskipun jumlah insulin yang diprodukdi pankreas
normal, malah mungkin lebih banyak. Akibatnya glukosa yang ada di
dalam makanan yang dimakan tidak dapat diubah secara maksimal
menjadi energy dan glikogen (simpanan energi dalam otot dan hati). Pada
keadaan seperti ini glukosa yang masuk ke dalam sel menjadi lebih
sedikit sehingga sel-sel tubuh akan kekurangan bahan bakar (glukosa)
dan glukosa dalam darah akan meningkat.

C. EBN dan Sumbernya


1. Pengaruh hidroterapi minum air putih terahdap penurunan kadar gula
darah sesaat pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja
puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta (Yeny, 2017)
Jenis penelitian ini adalah quasy-experiment dengan rancangan
Nonequivalent control group designs dengan sampel berjumlah 12
responden diambil dengan teknik purposive sampling.
Penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2
dengan intervensi hidroterapi minum air putih lebih tinggi (p=0,003)
dibandingkan dengan meminum obat tanpa hidroterapi minum air putih
(p=0,084). Terdapat perbedaan yang signifikan dengan p = 0,018
(p<0,05) dari rata-rata kadar gula darah sewaktu antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.
2. Efek hidroterapi pada penurunan kadar gula darah sesaat (kgds) terhadap
penderita diabetes melitus tipe 2 (Elmatris Sy, Esy Afrianti, Nelwati
Bahri, Yuniarti).
Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan control
group design with pretest and posttest. dengan teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah non probability sampling dengan pendekatan
purposive sampling. Total responden adalah 27 orang, 15 responden
untuk kelompok kontrol dan 12 orang kelompok intervensi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kurang dari separoh (40%)
responden yang mengalami penurunan kadar gula darah sesaat (KGDS)
setelah pemberian terapi oral, dan didapatkan semua responden (100%)
mengalami penurunan KGDS setelah diberikan terapi oral dan
hidroterapi. Dapat disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh hidroterapi
pada penderita diabetes melitus tipe 2 yang diberi terapi oral, ini terlihat
terdapatnya perbedaan yang signifikan dengan p = 0,00 (p<0,05) dari rata-
rata kadar gula darah sesaat (KGDS) antara kelompok intervensi
(pemberian terapi oral dan hidfroterapi) dan kelompok kontrol (hanya
pemberian terapi oral).
3. Pengaruh Terapi Air Putih Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Baso Tahun 2013
(Elfira Husna, Junios)
Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode Quasy Eksperiment
dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di wilayah
kerja Puskesmas Baso dengan teknik pengambilan sampel purpossive
sampling. Jumlah responden yang dijadikan sampel sebanyak 12 orang
yang mana terdiri dari 6 orang kelompok intervensi dan 6 orang kelompok
kontrol. Penelitian ini menggunakan teknik analisis Paired Sampel Test
dan Independent Sampel Test.
Hasil uji statistik menyeluruh nilai p= 0,006 (p<0,05). Berdasakan
hasil besarnya nilai p yang diperoleh maka disimpulkan terdapat pengaruh
terapi air putih terhadap kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2. Setelah penelitian ini diharapkan pasien hendaknya rutin
mengkonsumsi air putih secara teratur setiap hari.
BAB III
METODE PENULISAN

A. Tahapan Penulisan
Dengan sistem kelompok yang dibimbing langsung oleh dosen
pembimbing dengan sistem diskusi dan mencari solusi KMB yang sudah
dilakukan oleh perawat, dengan observasi dan sistem wawancara langsung
dan praktik pada perawat ruangan ditemukan data diantaranya:
1. Pemberian terapi range of motion terhadap pasien stroke
2. Pemberian tehnik relaksasi dingin untuk menurunkan nyeri pada pasien
3. Massage abdomen pada pasien yang mengalami konstipasi
4. Manfaat hidroterapi untuk penurunan kadar gula darah pada pasien
diabetes mellitus tipe 2 di ruangan Bernadeth IIIB
Sehingga kami melaksanakan satu dari beberapa fenomena diatas yaitu
manfaat hidroterapi untuk penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di ruangan Bernadeth IIIB

B. Sumber Penulisan
1. Puspitasari, 2017. Pengaruh hidroterapi minum air putih terahdap
penurunan kadar gula darah sesaat pada pasien diabetes mellitus tipe 2
di wilayah kerja puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta (Diakses pada
tanggal 7 Juli 2018, pukul 22.10 WITA)
2. Elmatris, dkk., 2012. Efek hidroterapi pada penurunan kadar gula darah
sesaat (kgds) terhadap penderita diabetes melitus tipe 2 (Diakses pada
tanggal 7 Juli 2018, pukul 22.15 WITA)
3. Husna dan Junios., 2013. Pengaruh Terapi Air Putih Terhadap Kadar
Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Baso Tahun 2013 (Diakses pada tanggal 7 Juli 2018, pukul
22.20 WITA)
C. Sasaran Penulisan
1. Bagi pasien
Pasien dapat menerima hidroterapi sebagai terapi non farmakologis untuk
menurunkan kadar gula darah.
2. Bagi perawat
Perawat dapat menjadikan manfaat hidroterapi sebagai terapi non
farmakologis untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh pada pada
pasien diabetes mellitus, sehingga dapat dijadikan health education bagi
pasien diabetes mellitus
3. Bagi inovator
Sebagai pedoman untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien
diabetes mellitus.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi kami selama menjalani praktik
keperawatan medikal bedah, sejauh ini upaya yang dilakukan untuk
menurunkan peningkatan kadar glukosa dalam darah dengan pemberian
insulin. Pemberian terapi non farmakologis sebagai upaya untuk menurunkan
kadar glukosa darah belum nampak.

B. Manfaat
Ketika tubuh kekurangan cairan, maka tubuh akan melakukan kompensasi
dengan cara mengaktifkan sistem renin angiotensin. Angiotensin II
kemudian akan merangsang pelepasan vasopresin yang salah satu efeknya
adalah meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Hal ini didukung
oleh penelitian Roussel et al (2011) yang menyatakan Vasopresin
merangsang proses glukoneogenesis dan pelepasan glukagon sehingga
meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Ketika kadar glukosa darah
meningkat menyebabkan viskositas darah dan osmolaritas darah
meningkat. Dalam hal ini air berperan penting karena air merupakan
molekul yang bersifat polar. 𝑂 dalam molekul air lebih elektronnegatif
dari pada atom 𝐻+. Sehingga dapat menurunkan viskositas darah dan
osmolaritas darah. Agar dapat larut dalam air, molekul harus memiliki
ikatan bermuatan atau bersifat polar yang dapat berikatan dengan ion
bermuatan positif (+) danion bermuatan negatif (–) parsial yang terdapat
dalam air. Senyawa organik yang mengandung gugus hidrofilik juga
cenderung larut dalam air. Gugus hidroksil pada glukosa misalnya, bersifat
polar dan menyebabkan glukosa larut hampir tak terbatas dalam air.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai