Anda di halaman 1dari 11

Sifat Unsur Golongan IA

- bersifat logam yang sangat reaktif.


- energi ionisasi kecil sehingga cenderung melepaskan elektron valensinya
dan membentuk suatu kation bermuatan +1.

Sifat-Sifat Fisik Unsur Golongan IA (alkali)


Sifat Li Na K Rb Cs
Titik leleh (oC) 181 97,8 63,6 38,9 28,4
Titik didih (oC) 1347 883 774 688 678
Massa jenis (g/cm3) 0,53 0,97 0,86 1,53 1,88

- Semua unsur alkali bewarna putih. Pada suhu kamar, semua unsur alkali
berwujud padat kecuali cesium yang berwujud cair.
- Natrium adalah logam yang bersifat lunak sehingga dapat dipotong
dengan pisau.
- Unsur kalium lebih lunak dari natrium.
- Logam litium, natrium dan kalium memiliki massa jenis lebih kecil dari
massa jenis air yaitu kurang dari 1,0 g/cm3 sehingga ketiga logam
tersebut akan terapung di atas air, tetapi ketiga logam ini sangat reaktif
terhadap air dan bereaksi sangat dahsyat yang disertai nyala api.
- Ketika dibakar di udara, semua logam alkali menghasilkan nyala dengan
warna yang khas. Uji nyala dapat digunanakan untuk mengidentifikasi
keberadaan senyawa yang tidak diketahui.

Sifat Unsur Golongan IIA


- Unsur golongan ini cukup reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan
dengan unsur-unsur logam alkali.
- Logam alkali tanah memiliki energi ionisasi yang cukup rendah sehingga
mudah melepaskan kedua elektron valensinya membentuk kation
bermuatan positif +2.

Sifat-Sifat Fisika dan Kimia Unsur Golongan IIA (Alkali Tanah)


Sifat Be Mg Ca Sr Ba
Titik leleh (oC) 1278 649 839 769 725
Titik didih (oC) 2970 1090 1484 1384 1640
Massa jenis (g/cm3) 1,85 1,74 1,54 2,6 3,51
Keelektronegatifan 1,5 1,2 1,0 1,0 0,9
- Berilium merupakan logam bewarna abu-abu dan bersifat keras
menyerupai besi sehingga cukup kuat untuk menggores kaca.
- Unsur logam alkali tanah yang lain berupa logam bewarna perak dan
lebih lunak dari berilium, tetapi masih lebih keras dibandingkan logam
alkali. Berilium kurang reaktif terhadap air.
- Magnesium bereaksi agak lambat pada suhu kamar, tetapi lebih cepat
dengan uap air. Kalsium bereaksi cepat dengan air. Semua logam alkali
tanah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida logam.
- logam alkali tanah juga memberikan warna nyala yang khas. Warna
nyala senyawa logam alkali tanah ini dapat digunakan untuk identifikasi
awal adanya logam alkali tanah dalam suatu bahan.

Sifat Unsur Golongan IIIA


- Unsur aluminium memiliki 3 elektron valensi maka aluminium dapat
membentnuk kation bermuatan +3.

Sifat Fisika dan Kimia Unsur Aluminium


Titik leleh (oC) Titik didih (oC) Massa jenis (g/cm3) Keelektronegatifan
660 2450 2,70 1,6

- Aluminium dapat bereaksi dengan gas klorin membentnuk aluminium


klorida, AlCl3. Aluminium klorida dapat membentuk polimer yang
disebut polialuminium klorida (PAC). Senyawa ini dapat dipakai untuk
menjernihkan air.

Sifat Unsur Golongan IVA


- Contoh unsur golongan IVA adalah karbon dan silikon yang memiliki
konfigurasi elektron yaitu C = 2, 4 dan Si = 2, 8, 4. Kedua unsur ini
cenderung membentuk ikatan kovalen.

- Karbon membentuk kristal seperti grafit dan intan. Ada juga yang
nonkristal atau disebut amorf. Grafit bersifat lunak, bewarna hitam
mengkilap dengan struktur berlapis dan dapat menghantarkan listrik
(konduktor).

- Intan merupakan padatan berikatan kovalen paling keras, tidak bewarna


dan transparan terhadap cahaya. Tetapi intan tidak dapat
menghantarkan arus listrik (isolator).
Sifat Unsur Golongan VA dan VIA
- Unsur nitrogen memiliki konfigurasi elektron 2, 5, unsur oksigen
memiliki konfigurasi elektron 2, 6 dan unsur belerang memiliki
konfigurasi elektron 2, 8, 6.
- Nitrogen dan oksigen berupa gas diatom, sedangkan belerang berupa
zat padat dengan rumus molekul S8.

Sifat-Sifat Fisika dan Kimia Unsur Nitrogen, Oksigen dan Sulfur (Belerang).
Sifat N O S
Titik leleh (oC) -210 -218 113
Titik didih (oC) -196 -183 445
Massa jenis (g/cm3) 0,0013 0,002 2,07
Keelektronegatifan 3,0 3,5 2,5
Afinitas elektron (kJ/mol) 0,70 141 -200

- Pada suhu kamar, nitrogen relatif kurang reaktif sebab ikatannya kuat.
Akan tetapi, pada suhu tinggi netroden bereaksi dengan unsur lain
seperti dengan oksigen menghasilkan NO. oksigen membentuk molekul
diatom O2 dan bentuk alotropnya adalah ozon (O3).

- Oksigen merupakan gas tidak bewarna, tidak berasa dan berwujud gas
pada keadaan normal. Molekul oksigen merupakan gas reaktif dan dapat
bereaksi dengan banyak zat. Umumnya menghasilkan oksida. Hampir
semua logam bereaksi dengan oksigen membentuk oksida logam.

- Belerang rombik meleleh pada suhu 113oC menghasilkan caiaran


bewarna jingga. Pada pemanasan berlanjut, cairan tersebut akan
menjadi cairan kental bewarna cokelat-merah.

Sifat Unsur Golongan VIIA


- Unsur-unsur halogen sangat reaktif sehingga di alam tidak pernah
ditemukan dalam keadaan atomnya, tetapi membentuk senyawa
dengan berbagai unsur maupun dengan unsur sejenis.
- I2 . Fluorin dan klorin berwujud gas, fluorin berwarna kuning pucat,
sedangkan klorin berwarna kuning kehijauan. Bromin mudah menguap,
cairan dan uapnya berwarna cokelat-kemerahan. Iodin berupa zat padat
berwarna hitam mengkilap yang dapat menyublim menghasilkan uap
berwarna ungu.
- Halogen umumnya berbau menyengat, terutama klorin dan bromin
(bromos, artinya pesing). Kedua gas ini bersifat racun sehingga
penanganannya harus hati-hati. Jika uap bromin keluar dari wadahnya
maka dalam beberapa saat ruangan akan tampak cokelat-kemerahan.
- kenaikan titik leleh dan titik didih dari atas ke bawah dalam tabel
periodik akibat gaya tarik di antara molekul yang makin meningkat
seiring bertambahnya jari-jari atom.

Sifat-Sifat Fisika dan Kimia Unsur Halogen


Sifat-Sifat F Cl Br I At
Titik leleh (oC) -220 -101 -7 114 -
Titik didih (oC) -188 -35 -59 184 -
Massa jenis (g/cm3) 0,0017 0,0032 3,12 4,93 -
Keelektronegatifan 4,0 3,0 2,8 2,5 2,2
Afinitas elektron (kJ/mol) -328 -349 -325 -2,95 270

- Kereaktifan halogen dapat dipelajari dari jari-jari atomnya. Dari atas ke


bawah, jari-jari atom meningkat sehingga gaya tarik inti terhadap
elektron valensi makin lemah. Akibatnya, kereaktifan unsur-unsur
halogen makin berkurang dari atas ke bawah.

Sifat Unsur Golongan VIIIA


- Oleh karena unsur-unsur golongan VIIIA (gas mulia) konfigurasi elektron
valensi penuh (8 elektron) maka unsur-unsur gas mulia bersifat stabil.
- unsur-unsur gas mulia sukar membentuk senyawa
- Selain konfigurasi elektron yang terisi penuh, ketidakreaktifan gas mulia
juga dapat dilihat dari data energi ionisasinya. Makin besar energi
ionisasi gas mulia, makin sukar gas tersebut untuk bereaksi.

Energi Ionisasi Unsur-Unsur Gas Mulia


Gas Mulia He Ne Ar Kr Xe Rn
Energi ionisasi (kJ/mol) 2377 2088 1527 1356 1176 1042

- Gas mulia merupakan gas tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak
berbau.
- Argon, kripton, dan xenon sedikit larut dalam air.
- Helium dan neon tidak dapat larut dalam air.

Sifat-Sifat Fisika Unsur-Unsur Golongan Gas Mulia


Sifat Fisik He Ne Ar Kr Xe Rn
Massa jenis (g/cm3) 0,18 0,90 1,80 3,75 5,80 10,0
Titik didih (oC) -269 -246 -186 -153 -108 -6,2
Titik leleh ( C)
o -272 -249 -189 -157 -112 -71
Unsur transisi mempunyai sifat-sifatyang khas yang membedakannya dari golongan lain, yaitu:

1. Jari-jari Atom. Jari-jari atom unsur transisi periode 4 dari kiri ke kanan (dengan bertambahnya
nomor atom)menurun perlahan bahkan dapat dikatakan konstan. Hal ini disebabkan gaya tolak
elektron pada prbital 3d melindungi elektron 4s dari gaya tarik muatan inti yang semakin kuat.
2. Keelektronegatifan unsur logam transisi pada periode 4 pada umumnya meningkat secara
perlahan berlawanan dengan jari-jari atomnya yang menurun secara perlahan.
3. Energi ionisasi pertama. Energi ionisasi pertama unsur transisi periode 4 meningkat perlahan
dari kiri ke kanan karena perlinduingan orbital 3d terhadap elektron 4s sangat efektif terhadap
bertambahnya inti.
4. Massa jenis. Massa jenis logam transisi periode 4 meningkat seiring dengan naiknya nomor atom
dan turunnya jari-jari atom.
5. Bilangan oksidasi. Unsur logam transisi dapat membentuk ion positif dengan cara melepaskan
elektron valensinya. Pelepasan elektron dimulai dari orbital 4s, kemudian ke orbital 3d, sehingga
unsur transisi dapat memiliki berbagai macam bilangan oksidasi.
6. Sifat logam, semua unsur transisi tergolong logam dengan titik cair dan titik didihnya yang relatif
tinggi.
7. Massa jenisnya tinggi, menunjukkan tingkat kepadatan antara atom-atom logam sangat tinggi.
8. Jari-jari atom unsur relatif pendek, memungkinkan ikatan antara logam sangat kuat yang dikenal
dengan ikatan logam.

BBB kimia
1. Langsung saja untuk Sifat Unsur Transisi Kimia Yang Pertama adalah berbentuk
Logam padat dan memiliki sifat konduktor yg baik.

2. Sifat Unsur Transisi Yang Kedua adalah mempunyai Energi Ionisasi Logam2
transisi yg relatif rendah sehingga akan mudah membentuk Ion Positif.

3. Sifat Unsur Logam Transisi Yang Ketiga adalah mempunyai berbagai macam
bilangan Oksidasi. Bilangan Oksidasi ini umumnya adalah +2 (pada akhir deret
bilangan oksidasi) dan +3 (pada awal deret bilangan oksidasi). Sedangkan untuk
Bilangan Oksidasi didalam Unsur Transisi secara Maksimum dapat dicapai dlm
Senyawa dg Oksigen dan Fluor yg memiliki Keelektronegatifan terbesar.

4. Sifat Unsur Kimia Transisi Yang Keempat adalah banyak senyawa logam transisi
yang bersifat paramagnetik. Sifat Magnetik Ion Kompleks dari Senyawa Transisi
tergantung pd banyaknya Elektron tidak berpasangan yg ada. Lalu Unsur – Unsur
Transisi umumnya yg mempunyai Orbital d dan f yg belum terisi penuh sehingga
Unsur Bebas, Atom ataupun Senyawanya dapat mempunyai Elektron yg tidak
berpasangan. Dan Jumlah Elektron tidak berpasangan didalam Ion Kompleks bisa
diketahui lewat pengukuran Magnetik.

5. Sifat Unsur Transisi Kimia Yang Kelima adalah banyaknya senyawa unsur transisi
yang berwarna. Hal ini jelas berbeda dengan Unsur Senyawa Kimia Alkena dan
Senyawa Kimia Alkali karena Senyawa Kimia Unsur Transisi ini membentuk suatu
Senyawa Kimia yang berwarna. Setiap Ion Logam Transisi membentuk suatu
Kompleks yg memiliki warna karakteristik, selain itu Ion – Ion dg tingkat Oksidasi yg
berbeda memiliki Nyala Warna yg berbeda pula karena Warna – Warna Unsur Kimia
Transisi yang cerah terlihat dikebanyakan didalam Senyawa Kompleks yang nantinya
bisa dijelaskan menggunakan Teori Medan Kristal, bukan Teori Archimedes.
IB
Adapun sifat umum dari golongan IB yaitu:
- Mempunyai titik leleh dan didih yang relatif tinggi
- Paramagnetik ( dapat ditarik oleh magnet)
- Mempunyai bilangan oksudasi lebih dari satu
- Dapat membentuk ion kompleks
- Juka berikatan membentuk senyawa-senyawa berwarna nan rupawan.
- Berdaya katalitik , beberapa unsur dalam golongan in i digunakan sebagai katalis, baik dalam
proses industri maupun metabolisme.

Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingg tahan terhadap korosi. Pada udara
yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang
menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
b. Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan belerang
membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen
membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga(II) klorida.

Penghantar listrik yang sangat baik (Daya hantar listrik perak jauh lebih baik dibandingkan
tembaga karena hambatan jenis perak jauh lebih kecil dibandingkan tembaga. Akan tetapi,
tembaga lebih banyak digunakan sebab perak lebih mahal daripada tembaga).
 Tahan korosi, dan mudah ditempa
 Logam yang tidak reaktif dan tidak teroksidasi oleh oksigen di udara
 Perak murni memiliki konduktivitas kalor dan listrik yang sangat tinggi diantara semua logam
dan memiliki resistansi kontak yang sangat kecil.
 Elemen ini sangat stabil di udara murni dan air, tetapi langsung ternoda ketika diekspos pada
ozon, hidrogen sulfida atau udara yang mengandung belerang.

IIB
Sifat Golongan IIB
Beberapa sifat golongan IIB :
 Jari-jari elektron dari atas ke bawah semakin besar, sebab jumlah kulit elektron semakin banyak.
 Energi ionisasi (Energi yang dibutuhkan untuk melepas elektron yang terikat paling lemah dari
suatu atom netral atau suatu ion dalam keadaan gas) dari atas ke bawah semakin kecil, sebab
jari-jari atom semakin besar, sehingga daya tarik antara inti dengan elektron terluar semakin
lemah.
 Titik leleh (mp) dan titik didih (bp) dari atas ke bawah semakin kecil, sebab energi kohesi
(Energi tarik-menarik atom yang satu dengan lainnya) semakin kecil, sehingga diperlukan suhu
yang rendah untuk memutuskan ikatan antar atom.

2.2.2 Sifat Kimia


A. Seng (Zn)
1. logam zink bersifat lunak dan cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat, misalnya bereaksi
dengan asam encer menghasilkan ion dipositif menurut persamaan berikut :
Zn(s) + 2H3O+(aq) → Zn2+(aq) + H2(g) + 2H2O (l)
2. Logam ini juga terbakar jika dipanaskan secara perlahan dalam gas klorin menghasilkan ZnCl2
:
Zn(s) + Cl2(g)→ ZnCl2(s)
3. Seng terkorosi pada udara yang lembab.
4. Kelarutan logam seng dalam air dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada pH yang cenderung netral,
logam seng tidak larut.
5. Zink bersifat amfoterik
Zn (s) + 2 H3O+ (aq) + 2 H2O(l) → [Zn(H2O)4]2+ (aq) + H2 (g)
Zn (s) + 2 OH- (aq) + 2 H2O(l) → [Zn(OH)4]2- (aq) + H2 (g)
6. Seng merupakan reduktor
7. Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat,
Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengankarbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah
reaksi lebih lanjut dengan udara dan air.
8. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam lainnya.
9. Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar.
10. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung
seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.

B. Kadmium (Cd)
1. Cadmium bersifat lunak , Cd tidak larut dalam basa
2. Larut dalam H2SO4 encer dan HCl encer
Cd + H2SO4 → CdSO4 + H2
3. Cd tidak menunjukkan sifat amfoter
4. Bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, P
5. Cd adalah logam yang cukup aktif
6. Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO
7. Memiliki ketahanan korosi yang tinggi
8. CdI2 larut dalam alkohol
C. Merkuri (Hg)
1. Larut dalam cairan polar maupun tidak polar.
2. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logam-logam yang
lain.Karena penguapan dan toksisitas yang tinggi, air raksa harus disimpan dalam kemasan
tertutup dan ditangani dalam ruang yang cukup pertukaran udaranya.
3. Cenderung membentuk ion-ion M22+.
4. Apabila air raksa direaksikan dengan zat pengoksidasi berlebih, seluruhnya akan berubah
menjadi Hg2+.
5. Sangat sedikit senyawa raksa yang larut dalam air, dan kebanyakan tak terhidrasi.

IIIB
a. Ukuran Atom
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah besar, jumlah
kulit elektron semakin banyak. Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari
semakin pendek, karena ukuran inti semakin ke kanan semakin besar, daya tarik inti dengan
elektron semakin kuat.

b. Densitas
Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar. Hal ini dikarenakan
massa atom relative yang semakin besar pula tetapi menempati volume yang hampir sama.
c. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron
yang terikat paling lemah dari suatu atom netral atau dalam keadaan gas.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur golongan IIIB semakin
menurun, karena dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar sehingga daya tarik inti
dengan elektron terluar semakin lemah, maka energi ionisasinya semakin kecil.
d. Elektronegatifitas
Elektronegatifitas adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom
unsur lain.Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegatifitas unsur golongan IIIB
semakin kecil, karena jari-jarinya semakin besar, volumenya semakin besar dan daya tarik
inti dan elektron semakin lemah.

Sifat kimia dari Skandium:


 Reaksi dengan air:
Ketika dipanaskan maka Skandium akan larut dalam air membentuk larutan yang terdiri
dari ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6H2O(aq) ---> 2Sc3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
 Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk scandium
(III)oksida
4Sc(s) + 3O2(g) ---> 2Sc2O3(s)
 Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk trihalida
2Sc(s) + 3F2(g) --->2ScF3(s)
2Sc(s) + 3Cl2(g) ---> 2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l) ---> 2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s) ---> 2ScI3(s)

 Reaksi dengan asam


Skandium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion
Sc (III) dan gas hidrogen
Sc(s) + 6HCl(aq) ---> 2Sc3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)

Sifat kimia dari Yttrium adalah:


o Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan maka logam Yttrium akan larut dalam air membentuk larutan yang
terdiri dari ion Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6H2O(aq) → 2Y3+ (aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
o Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk Yttrium
(III)oksida
4Y(s) + 3O2(g) → 2Y2O3(s)
o Reaksi dengan halogen
Itrium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk trihalida
2Y(s) + 3F2(g) → 2YF3(s)
2Y(s) + 3Cl2(g) → 2YCl3(s)
2Y(s) + 3Br2(g) → 2YBr3(s)
2Y(s) + 3I2(g) → 2YI3(s)
o Reaksi dengan asam
Yttrium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion
Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6HCl(aq) → 2Y3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)

IVB

VIB
a. Titik Didih dan Titik Leleh
Titik didih dan titik lelehnya (dari unsur Cr sampai Sg) semakin besar nilainya.
b. Jari –jari Atom
Telah diketahui dari tabel Sistem Periodik Unsur bahwa semakin banyak Nomor Atom maka
semakin banyak kulit yang dimiliki atom tersebut sehingga semakin besar jari-jarinya. Jadi
dapat dikatakan bahwa dari unsur Cr sampai Sg, jari-jari makin besar.
c. Kerapatan
Dari data yang terlihat pada table di atas, kerapatan dari unsur Cr sampai Sg semakin besar,
kecuali untuk Rutherfordium belum diketahui kerapatannya.
d. Elektronegativitas
Besarnya keelektronegativitas unsur golongan IVB dari atas ke bawah (Cr sampai Sg) semakin
menurun. Pernyataan ini didukung dengan adanya sumber yaitu Tabel Pauling.
e. Potensial Reduksi Standart (V)
Besarnya potensial reduksi standart dari atas ke bawah (Cr sampai Sg) semakin bernilai
negative (kecil).
f. Energi Ionisasi
Besarnya Energi Ionisasi dari atas ke bawah (Cr sampai Sg), cenderung menurun harganya.

Reaksi Kimia Kromium


 Reaksi dengan air
Tidak bereaksi dengan air pada suhu ruangan.
 Reaksi dengan oksigen
tidak bereaksi denfan oksigen pada suhu ruangan

 Reaksi dengan halogen


Krom bereaksi dengan fluoride pada 4000 C dan pada tekanan 200-300 atm membentuk
chromium (IV) fluoride.
Reaksi: Cr(s) + 3F2(g) → CrF6(s)
Dibawah kondisi ekstrim, chromium (V) fluoride dapat dibentuk.
Reaksi : 2Cr(s) + 5F2(g) → 2CrF5(s)
 Dibawah kondisi lebih normal, reaksi chromium dengan halogen membentuk chromium (III)
trihalides.
Reaksi : 2Cr(s) + 3X2(g) → 2CrX3(S)
 Reaksi dengan asam
Logam kromium larut dalam asam klorida encer untuk membentuk larutan yang
mengandung Cr aquated (II) ion bersama-sama dengan gas hidrogen.
Cr (s) + 2HCl (aq) → Cr2 + (aq) + 2Cl-(aq) + H2 (g)

Reaksi Kimia Molibdenum


 Reaksi dengan air
Tidak bereaksi dengan air pada suhu ruangan

 Reaksi dengan oksigen


Tidak bereaksi dengan oksigen pada suhu ruangan/normal.
Pada temperature tinggi, membentuk Molibdenum (VI) trioxide.
Reaksi:
2Mo(s) + 3O2(g) → 2MoO3(S)
 Reaksi dengan halogen
Pada temperatur ruangan Mo breaksi dengan fluorine membentuk Molibdenum (VI) fluoride.
Reaksi :
Mo(S) + 3F2(g) → MoF6(l)

Anda mungkin juga menyukai