KP O1
KELOMPOK 7
2017/2018
1
A. PENDAHULUAN
Massage cream adalah sediaan setengah padat yang berfungsi melembutkan
kulit. Ditujukan untuk memperbaiki kulit yang rusak dan meninggalkan minyak
dipermukaan kulit dalam waktu yang agak lama, biasanya berbentuk krim tipe W/O
dengan persyaratan umum kandungan minyak lebih banyak dibanding air, mudah
dioleskan pada kulit, meningkatkan penetrasi, dan tidak mengiritasi kulit ( FI ed . IV
hlm. 16).
Tujuan Pemakaian dari massage cream adalah mencegah kerusakan kulit
ketika dilakukan pemijatan dimana mengangkat sel-sel kulit mati dan melancarkan
peredaran darah. Karakteristik sediaan dari massage cream mampu tertahan pada kulit
selama beberapa jam dan tetap tersirkulasi merata pada kulit bahkan setelah
menggosok kuat (Harry’s Cosmeticology ed. 7, p. 60).
Macam-macam sediaan yang ada di pasaran :
Karakteristik
Bahan Mekanisme Kerja Fungsi Konsentrasi Fisikokimia
(Kelarutan,
Organoleptis, pH, dll
Olive Asam oleat yang Emollient 0,2-12 % Pemerian : tidak
Oil terdapat dalam (HPE ed. 5, berwarna atau kuning,
Olive Oil p. 478) cairan berminyak
merupakan asam transparan
lemak tak jenuh
ganda dan berperan Kelarutan : bercampur
sebagai asam dengan light petroleum
lemak essensial (50-70°C)
bagi tubuh
sehingga dapat Flash Point : 225°C
mencegah
kekeringan kulit Smoke point : 160–188
dan peradangan. °C
Dengan cara (HPE ed. 6, p. 470)
mengurangi
penguapan air dari
kulit dan menarik
air dari udara
masuk ke dalam
stratum corneum
2
yang mengalami
dehidrasi dan
meminimalkan
tanda-tanda
eczema (Nurul
Husna, 2012).
C. BENTUK SEDIAAN
1. Bentuk sediaan terpilih adalah massage cream tipe W/O
2. Tujuan : mencegah kerusakan kulit ketika dilakukan pemijatan dimana
mengangkat sel-sel kulit mati dan meninggalkan minyak dipermukaan kulit
3. Penerimaan konsumen : Bagi konsumen yang tidak menyukai sediaan yang terlalu
berminyak pada tubuh ketika pemijatan maka massage cream menjadi bentuk
sediaan terpilih
D. SPESIFIKASI PRODUK
1. Organoleptis :
- Warna : Putih
- Bentuk : Cream
- Bau : Aromatis
3. pH : 5.00-6.50
8. Homogenitas : Homogen
3
E. FORMULA AWAL
Formula I (Hiroshi Iwata, Kunio Shimada. Formulas, Ingredientss, and Production of
Cosmetics, p. 166-167)
4
F. FORMULA AKHIR
Tabel Formula Sediaan
Bahan Fungsi Konsentrasi Jumlah dalam Jumlah dalam
(%) skala lab skala besar
(100 g) (10.000 g)
Olive Oil Emollient 12 % 12 g 1200 g
Mineral oil Emollient 20 % 20 g 2000 g
Asam stearat Emulsifying 4% 4g 400 g
agent
GMS Emollient; 2% 2g 200 g
emulsifying
agent
Cetanol Emulsifying 6% 6g 600 g
agent
BHA Antioksidan 0,02 % 0,02 g 2g
Span 60 Surfaktan non 4,005 % 4,005 g 400,5 g
ionik
Tween 80 Surfaktan non 0,995 % 0,995 g 99,5 g
ionik
Nipagin Antimicrobial 0,20 % 0,2 g 20 g
Nipasol Antimicrobial 0,10 % 0,1 g 10 g
10 % Potassium Alkalizing 1% 1g 100 g
hydroxide agent
Xanthan gum Meningkatkan 0,20 % 0,2 g
viskositas
Gliserin Humektan 6% 6g 600 g
Chamomile Parfum 4 tetes
Sorbitol Humektan 0,40 % 0,4 g 40 g
Purified water Solvent Ad 100 g 44 ml 4400 ml
Purified water = 100 g – (12 g + 20 g + 4 g + 2 g + 6 g + 0,02 g + 4,005 g + 0,995 g +
0,2 g + 0,1 g + 1 g + 0,2 g + 6 g + 0,4 g + ) = 43,081 g (44 ml)
Perhitungan HLB
Nama Bahan Perhitungan HLB HLB Butuh
Asam Stearat 4 % x 100 = 4 6 4/45 x 6 = 0,53
Cetanol 6 % x 100 = 6 15 6/45 x 15 = 2
Mineral oil 20 % x 100 = 20 5 20/45 x 5 = 2,22
Olive oil 15 % x 100 = 15 6 15/45 x6 = 2
Total 45 6,75 (tipe W/O)
Tween 80 = 15 2,05
6,75
5
Emulsifier = 5 % x 100 g = 5 g
G. CARA PEMBUATAN
Olive oil 12 g Dipanaskan di
Mineral oil 20 g WB 70°C Fase
Stearic acid 4 g BHA
minyak
GMS 2 g O,02 g
(A)
Cetanol 6 g
Tween 80 0,995 g
Nipagin 0,2 g
Nipasol 0,1 g
Dipanaskan di
Gliserin 6 g WB 70°C ad
larut
Fase air
Sorbitol 0,4 g
(B)
Xanthan gum 0,2 g
Dipanaskan mortir & stamper
Aqua 44 ml
Potassium
Campuran A+B
hydroxide 1 ml
Span 60 4,005 g
Digerus ad hom sampai dingin
Diaduk ad hom
Ditimbang 100 g
Dikemas dalam wadah
6
H. EVALUASI AKHIR
1. Uji Organoleptis dengan pancaindra
- Bentuk
- Warna
- Bau
5. Uji viskositas
Alat ukur : Brookfield Cone and Plate seri AT71362 spindel CPE-41
- Tombol ON pada viskometer Brookfield Cone and Plate seri AT71362 ditekan,
kemudian akan muncul kalimat ‘Autozeroing Viscometer’ dan ‘Remove
Spindle, Press Any Key’. Ditekan salah satu tombol apa saja pada viskometer,
akan muncul kalimat ‘Replace Spindle, Press Any Key’.
- Cup sampel dilepas dan cone dipasang pada viskometer, kemudian cup
dipasang kembali, dan dipastikan lampu kuning menyala yang menandakan
adanya gesekan antara cone spindle dengan dasar cup.
- Ring pengatur diputar ke kiri hingga indikator lampu kuning tidak menyala
lagi, kemudian diberi tanda.
- Ring pengatur diputar ke kanan atau berlawanan jarum jam hingga lampu
kuning menyala kembali. Setelah itu, ring pengatur diputar lagi ke kiri
sebanyak 1 garis pada ring pengatur, dan dipastikan lampu kuning menyala.
7
- Dilakukan kalibrasi dengan cup kosong, viskometer diatur dan dinyalakan
dengan kecepatan 10 rpm. Dilakukan pembacaan % torsi, apabila hasil terbaca
adalah pada 0,4% atau lebih, ring pengatur diputar ke kiri atau searah jarum
jam hingga hasil pembacaan mencapai 0,0%.
- Dilakukan kalibrasi viskometer dengan larutan silikon standar yang terkalibrasi
pada suhu 25ºC. Larutan silikon standar dimasukkan sebanyak 2 gram ke
dalam cup, kemudian cup dipasang kembali pada viskometer.
- Tombol ‘select spindle’ ditekan untuk memilih spindle yang akan digunakan,
lalu ditekan tombol panah ke atas atau bawah untuk memilih spindle nomor
S41.
- Ditekan tombol set speed untuk menentukan kecepatan yang digunakan.
Kecepatan yang digunakan pertama kali adalah 0,5 rpm.
- Tombol motor on ditekan untuk menghidupkan motor pada viskometer.
- Viskositas larutan silikon dibaca setelah hasil pembacaan stabil, dan dicatat
hasil pembacaan dengan angka yang paling sering sering muncul.
- Kecepatan yang akan digunakan diubah dengan menekan tombol motor off
untuk menghentikan motor pada viskometer, kemudian ditekan tombol set
speed dan panah atas untuk meningkatkan kecepatan, kemudian ditekan tombol
motor on.
- Viskositas sampel diukur dengan langkah yang sama pada kalibrasi, dan dicatat
hasil pembacaan skala yang tertera pada viskometer dimana angkanya paling
sering muncul.
6. Spreadibilitas
Alat : Lempeng kaca dan beban
Caranya :
- Diteteskan pada lempeng kaca
- Ditimpa dengan lempeng kaca lain
- Diukur dengan penggaris berapa lebarnya
- Diberi beban, lalu diamati kembali
8. Uji homogenitas
Alat : Kaca arloji
Cara kerja : Dioleskan pada kaca arloji dan dilihat homogen atau tidak
8
2. Berat Jenis :
Massa bahan = {(Massa pikno+bahan) – Massa pikno kosong}
= {41,55 – 31.38 }
= 10.17 gram
Volume pikno = 10,0 mL
ῥ = massa / volume
= 10.17 g / 10 mL
= 1.017 g/mL
3. pH :
Indikator Universal : 5
4. Viskositas :
Rpm %T Viskositas (cPs)
0,5 23,6 11590
1 33,0 10104
2 76,1 9234
2,5 92,8 9136
2 83,7 10300
1 49,2 10800
0,5 27,3 13450
5. Sifat Alir :
Dari data viskositas diatas dapat disimpulkan bahwa massage cream memiliki
sifat alir : Pseudoplastis, karena viskositas semakin menurun bila terjadi
peningkatan rpm
9
Kurva RPM vs Viskositas
16000
14000
12000
Viskositas (cPs)
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
RPM (putaran/menit)
6. Spreadibilitas :
Beban (gram) Diameter (cm)
0 4,6
50 5,5
100 5,9
150 6
200 6
10
7. Ukuran Partikel :
2. 24 26 24 26 28 24 26 24 26 28
11
c. Hasil perhitungan diameter droplet secara statistika
12
Kurva Ukuran partikel terhadap distribusi frekuensi
90
80
8. Homogenitas :
Homogen
9. Tipe Cream :
W/O (water in oil)
13
K. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Massage Cream tipe W/O merupakan sediaan semisolid atau sediaan setengah padat
yang berfungsi mencegah pembentukan sel-sel kulit mati secara berlebihan dan menjaga
sirkulasi darah pada epidermal tetap dalam kondisi baik. Massage cream adalah cream yang
digunakan untuk memijat. Massage cream memiliki fungsi melancarkan peredaran darah,
memelihara kelembutan dan kehalusan kulit dan menjaga kelembaban kulit.
Pada percobaan kelompok kami membuat sediaan massage cream yang memiliki
manfaat sebagai perawatan untuk mengurangi rasa sakit dan pegal-pegal pada bagian tubuh
pada proses pemijatan dari massage. Pada hasil sediaan yang kami dapatkan dari uji
organoleptisnnya telah sesuai dengan yang diharapkan. Untuk massage cream kami
mendapatkan krim yang berwarna putih dengan aroma chamomile yang membuat konsumen
merasa rileks. Untuk uji berat jenis didapatkan hasil yang sesuai spesifikasi, untuk
sepsifikasi massage cream yaitu 0,95 – 1,05 g/mL dimana didapat sediaan dengan BJ 1.017
g/mL. Uji tipe krim menunjukkan hasil gambar yang sesuai spesifikasi yaitu krim tipe W/O.
Pada uji pH sediaan pun menghasilkan hasil yang sesuai spesifikasi antara 5.00-6.50 yaitu
pH yang didapat 5.00. Pada uji ukuran partikel (mikromeritik) didapatkan perbedaan ukuran
partikel yang bermacam-macam dan tidak memenuhi spesifikasi yaitu ukuran droplet paling
kecil 5,5 μm dan paling besar 43 μm sedangkan spesifikasinya 50 μm hal ini dapat
dikarenakan oleh pengaruh dari cara pembuatan massage cream yang masih belum tepat.
Daya sebar dilakukan untuk mengetahui luasnya penyebaran krim pada saat dioleskan di
kulit. Permukaan penyebaran yang dihasilkan dengan menaiknya beban ditujukan untuk
menggambarkan suatu karakterisitik daya sebar. Dimana luas permukaan yang dihasilkan
berbanding lurus dengan kenaikan beban yang ditambahkan. Hasil penelitian menunjukkan
semakin besar beban yang ditambahkan semakin meningkat daya sebar krim, pada sediaan
krim yang dibuat mudah menyebar sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan serta
homogen.
14
L. DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI,1995. Farmakope Indonesia ed IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Nurul Husna, Suryanto, dan Djendakita Purba. 2012. The Moisturizer Effect of Sunflower
Seed Oil In Hand Cream Preparation. Journal of Pharmaceutics and Pharmacology,
2012 Vol. 1 (1): 63 – 69. Medan : Departemen Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
Rowe, C. R., Sheskey, J.P., Owen, C.S. 2006. Handbook Of Pharmaceutical Excipients,
Fifth Edition. London :American Pharmaceytical Association.
Rowe, Raymond C., et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th edition.
London Pharmaceutical Press.
15
16