Anda di halaman 1dari 53

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERHUBUNGAN


SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT
PROGRAM STUDI DIPLOMA II PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR-BALI

TEKNIK PENGUJIAN KENDARAAN


BERMOTOR
II

Disusun Oleh : I KETUT KARTIKA


Dalam modul ini akan di bahas mengenai pra uji kendaraan bermotor. Namun
sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai tugas dari penguji kendaraan
bermotor, yaitu Penguji Pelaksana dan Pelaksana Lanjutan.

TUGAS PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR SECARA UMUM :

1. Melaksanakan pemeriksaan administrasi bagi kendaraan wajib uji

2. Melaksanakan pemeriksaan teknis kendaraan bermotor wajib uji

3. Wajib membuat laporan dan sistem informasi pengujian kendaraan bermotor

4. Wajib melaksanakan pemeliharaan ringan dan perawatan peralatan uji

5. Melaksanakan tugas – tugas lainnya yang diberikan oleh atasan

TUGAS PENGUJI PELAKSANA :

1. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan


memastikan unjuk kerja genset;
2. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan
memastikan unjuk kerja kompresor;
3. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan
memastikan unjuk kerja alat uji kepekatana asap (smoke tester);
4. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan
memastikan unjuk kerja alat uji emisi gas buang (CO-HC tester);
5. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan
memastikan unjuk kerja alat uji speedometer;
6. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan
memastikan unjuk kerja alat uji kebisingan (noise);
7. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan
memastikan unjuk kerja alat uji side slip;
8. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan
memastikan unjuk kerja alat uji rem (brake tester);
9. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan
memastikan unjuk kerja axle load meter;

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 1


10. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan
memastikan unjuk kerja joint play detector;
11. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan
memastikan unjuk kerja alat uji lampu utama (head ligth tester);
12. Mengukur dimensi panjang kendaraan (over all legth);
13. Mengukur dimensi lebar kendaraan (over all width);
14. Mengukur dimensi tinggi kendaraan (over all heigth);
15. Mengukur dimensi jarak sumbu roda kendaraan (wheel base);
16. Mengukur dimensi julur depan kendaraan (front over hang);
17. Mengukur dimensi julur belakang kendaraan (rear over hang);
18. Mengukur dimensi jarak bebas/terendah kendaraan (ground clearence);
19. Memeriksa visual fisik kendaraan bermotor, kondisi rumah – rumah kendaraan;
20. Memeriksa visual fisik kendaraan bermotor, lengkapan lampu – lampu kendaraan
(rem, penunjuk arah, mundur, posisi);
21. Memeriksa visual fisik kendaraan bermotor, penghapus kaca depan kendaraan;
22. Memeriksa visual fisik kendaraan bermotor, kaca – kaca kendaraan;
23. Memeriksa visual fisik kendaraan bermotor, roda dan ban kendaraan;
24. Memeriksa visual fisik kendaraan bermotor,l interior/kabin/ruang kemudi;
25. Memeriksa visual fisik kendaraan bermotor, kaca sepion;
26. Memeriksa visual fisik kendaraan bermotor, panel indikator/instrumen kendaraan;
27. Memeriksa visual fisik kendaraan bermotor, pedal – pedal/tuas/tombol di ruang
kemudi;
28. Memeriksa visual fisik kendaraan bermotor, tempat duduk;
29. Memeriksa visual fisik kendaraan bermotor, sabuk keselamatan;
30. Menguji speedometer;
31. Menguji tingkat suara klakson (noise);
32. Menguji kincup roda depan (side slip); dan
33. Menguji berat sumbu kendaraan (axle load).

TUGAS PENGUJI PELAKSANA LANJUTAN :

1. Menyiapkan alat uji kendaraan bermotor dengan memeriksa, menghidupkan dan


memastikan unjuk kerja ABS sistem;

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 2


2. Menguji kepekatan asap gas buang;
3. Menguji emisi gas buang (CO-HC);
4. Menguji lampu utama kendaraan bermotor kekuatan pancar lampu utama;
5. Menguji penyimpangan (deviasi) lampu utama;
6. Menguji bagian bawah kendaraan (under carried) dengan pit;
7. Menguji bagian bawah kendaraan (under carried) sistem kemudi dengan joint play
detector; dan
8. Melakukan evaluasi komprehensif terhadap pemenuhan kelaikan jalan.

A. RANGKA DAN BODY

Rangka merupakan bagian kendaraan sebagai pondasi yang berfungsi sebagai


tempat duduknya body, mesin, suspensi, setir, roda dan lain sebagainya sehingga kendaraan
tersebut dapat dioperasikan di jalan.

Sifat – sifat rangka secara umum :


a. Konstruksi sederhana
b. Kuat menahan beban
c. Kuat menerima beban lengkung dan beban puntir
Fungsi rangka :
a. Mendukung kendaraan
b. Mendukung komponen kendaraan
c. Mendukung muatan
d. Menyerap gaya statis dan dinamis seperti gaya rem, pemindah tenaga, kereta
gandengan, dll.

Penggunaannya untuk :

a. Mobil niaga ( truck / mobil barang, bus ) dan


b. Untuk mobil penumpang

Kondisi rangka dapat menentukan jalannya kendaraan meskipun kondisi komponen


lainnnya masih bagus namun bila kondisi rangka tidak bagus maka akan sangat berpengaruh

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 3


terhadap jalannya kendaraan. Kondisi rangka dapat dipengaruhi oleh kecelakaan dan
kesalahan dalam pengerjaan.

Jenis rangka secara umum dapat dibagi dua :

a. Rangka yang terpisah dengan body


b. Rangka yang menyatu dengan body ( monocok body ) / body integral

Syarat – syarat rangka dan body harus : dirancang cukup kuat untuk menahan semua
jenis beban sewaktu kendaraan dioperasikan di jalan dan diikat kukuh pada rangka
landasan.

Pada bagian dalam kendaraan bermotor tidak boleh terdapat bagian yang menonjol
yang dapat membahayakan keselamatan.

Untuk penjelasan lebih jauh tentang body dan rangka ini diatur dalam PP no. 44/93
tentang kendaraan dan pengemudi.

Contoh pembuatan rangka dan body kendaraan.

Contoh bodi monocok :

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 4


Contoh body yang terpisah dengan rangka Rangka model tangga

Rangka khusus untuk bus

Dari sekian banyak komponen kendaraan maka rangka dan body adalah komponen
yang paling jarang diganti bahkan khusus untuk rangka/frame tidak pernah diganti karena di
rangka tersebut di bubuhi nomor rangka yang merupakan indentitas kendaraan selama
dioperasikan dan yang boleh membubuhkan nomor rangka hanya pabrik pembuat atau
ATPM/APM.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 5


Cara menguji rangka dan body : Alat pemadam api

Perhatikan di
daerah pilar A,B,C
dimana bila di
daerah tersebut
mengalami karatan
yang
berlebihan/sikitar
diameter 30 cm
maka pengujiannya
ditolak

Begitu juga dudukan body harus diperhatikan dari :

a. Pengikat body kendor /tidak ada


b. Chasis bengkok/karat yang berlebihan
c. Chasis dimodifikasi / ditambah

Khusus untuk body mobil bus dan penumpang agar berpedoman pada persyaratan
karoseri psl 58 PP 55 th 2012 Khusus untuk pemeriksaan bus agar diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :

a. Ukuran tempat duduk


b. Jarak tempat duduk antara satu dengan yang lainnya
c. Jumlah pintu
d. Ukuran pintu
e. Keberadaan pintu darurat dan jumlahnya
f. Tinggi tangga
g. Tinggi tempat berdiri, bila memang disediakan
h. Syarat-syarat khusus untuk mobil sekolah
i. Alat pemadam kebakaran

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 6


Contoh ukuran tempat duduk pada bus

Tangga pada bus

Contoh tempat duduk mobil bus Tempat berdiri

Ketentuan mengenai sarana angkutan barang curah adalah sebagai berikut :

SK. Dirjendat No. AJ.307/2/7/DRJD/2003

Tanggal 8 Juli 2003.

Diatur hal- hal sebagai berikut :

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 7


a. Sarana angkutan barang curah adalah kendaraan bermotor roda empat atau lebih
dengan bak terbuka termasuk dump truck.
b. Untuk keperluan pengangkutan pasir dan material galian ( tanah, batu, koral, dsb )
hanya dapat dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan barang curah.
c. Dilarang mengangkut pasir dan material galian lainnya dengan menggunakan
kendaraan bermotor yang bukan kendaraan untuk angkutan barang curah. ( BOX )
d. Kendaraan bermotor untuk angkutan curah dapat digunakan untuk mengangkut
barang non curah ( general cargo ) sepanjang tidak menyalahi ketentuan yang
berlaku.
e. Dimensi bak muatan kendaraan bermotor angkutan barang curah :
 Lebar bak muatan maksimum 50 mm dari sisi terluar ban kiri dan ban kanan
pada sumbu ke dua atau sumbu belakang kendaraan.
 Panjang maksimum bak muatan ditentukan oleh :
 Jarak minimum antar dinding terluar kabin bagian belakang dengan
dinding terluar bak muatan bagian depan untuk kendaraan dengan
sumbu belakang tunggal adalah 150 mm dan untuk kendaraan dengan
sumbu belakang ganda atau lebih 200 mm.
 Dinding terluar bak muatan bagian belakang tidak boleh melebihi
unjung landasan/chasis bagian belakang
 Tinggi maksimum ditentukan berdasarkan konfigurasi sumbu dan JBI
kendaraan yaitu sebagai berikut :

Konfig
No. JBI Tinggi bak max
sumbu
1 1.1 s/d 4.500 kg. 550.mm.
2 1.2 s/d 7.500 kg. 700. mm
s/d 13.000 kg 850. mm
3 1.22 s/d 21.000 kg 1000. mm

 Tinggi bak dihitung dari lantai bak sampai tinggi dinding samping paling
bawah.
 Apabila tinggi dinding bak paling depan lebih rendah dari jendela kabin
belakang maka harus dipasang terali besi di jendela kabin tersebut.
f. Tanda/warna khusus yang harus dimiliki oleh angkutan barang curah :
 Warna bak coklat tua.
 Nama perusahaan harus tercantum pada sisi kiri dan kanan
 Ukuran dan warna nama perusahaan ditetapkan sebagai berikut, warna dasar
putih , huruf merah.

Tata cara pemuatan/pengangkutan ditetapkan sebagai berikut :

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 8


 Pemuatan barang dalam bak muatan harus rapi serta tidak boleh melebihi
tinggi bak muatan
 Beban muatan harus terdistribusi secara merata diseluruh bidang bak muatan
dan terhadap sumbu kendaraan.
 Dalam hal terjadi pelanggaran yang disebabkan karena tidak mengikuti
ketentuan yang ditetapkan diatas, Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota
diwilayah terjadinya pelanggaran berhak menjatuhkan sanksi terhadap
pemilik/pemegang kendaraan bermotor angkutan barang, yaitu di kenakan
sanksi berupa penahanan buku uji kendaraan bermotor yang bersangkutan
sampai pemilik / pemegang kendaran tersebut mengubah / memperbaiki
kendaraan nya sesuai dengan ketentuan diatas, dan lamanya waktu untuk
mengubah / memperbaiki kendaran teresebut di tentukan oleh kepala dinas
perhubungan yang menahan buku uji kendaran bermotor tersebut. Selama
kendaraan tersebut belum dilakukan perubahan sesuai ketentuan oleh pemilik /
pemegangnya, kendaraan tersebut dianggap belum memenuhi persyaratan
teknis dan tidak lulus uji.

Terhadap penguji kendaraan bermotor yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap


ketentuan diatas, dikenakan sanksi berupa penurunan kualifikasi teknis penguji / strata yang
dimilikinya atau disebut sesuai dengan tingkat pelanggarannya.

Dinas Perhubungan/LLAJ provinsi selaku instansi pembina dan pengawas terhadap


penyelenggaran pengujian berkala kendaraan bermotor yang dilaksanakan oleh kabupaten /
kota diwilayahnya, agar melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan ini.

Demikian untuk dapat perhatian lebih lanjut.

Direktur Jenderal Perhubungan darat

ttd.

Ir.ISKANDAR ABU BAKAR. M.S c

Nip. 120092889

B. SISTEM REM ( BRAKE SISTEM )

Setiap kendaraan bermotor harus dilengkapi peralatan pengereman yang meliputi


rem utama dan rem parkir.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 9


Ketentuan mengenai keharusan melengkapi peralatan rem parkir sebagaimana
dimaksud tidak berlaku untuk sepeda motor, baik dengan atau tanpa kereta samping.

Rem utama sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 harus memenuhi persyaratan :

a. Pengemudi dapat melakukan pengendalian kecepatan atau memperlambat dan


memberhentikan kendaraan bermotor dari tempat duduknya tanpa melepaskan
tangannya dari roda/setang kemudi
b. Bekerja pada semua roda kendaraan sesuai dengan besarnya beban pada masing-
masing sumbunya, baik kendaraan bermotor yang berdiri sendiri maupun
kendaraan bermotor yang dirangkaikan dengan kereta gandengan atau kereta
tempelan.
c. Apabila ada bagian rem utama yang tidak berfungsi, rem tersebut harus dapat
bekerja sekurang-kurangnya pada roda-roda yang bersebelahan pada satu sumbu
dan dapat digunakan untuk memperlambat dan memberhentikan kendaraan.

JENIS-JENIS REM :

Berdasarkan tenaga penggerak maka jenis-jenis rem dapat dibagi menjadi :

1. Rem hidrolik
2. Rem hidrolik dengan bantuan boster
3. Rem hidrolik dengan tekanan angin
4. Rem angin murni

Berdasarkan fungsinya maka rem dapat dibagi sebagai berikut :

1. Rem utama ( service brake )


2. Rem parkir ( parking brake )
3. Rem perlambat ( engine brake dan/exhaust brake )

Berdasarkan konstruksi nya maka rem dapat dibagi menjadi :

1. Rem cakram ( disc brake )


2. Rem Tromol ( drum brake )
3. Kombinasi Cakram dan Tromol

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 10


Komponen rem dapat dibagi menjadi :

1. Komponen hidrolik yang membangkitkan tenaga


2. Komponen rem penyalur tenaga
3. Komponen rem yang ada di roda

Prinsip dasar kerja rem :

Dalam tabung yang terhubung yang didalamnya terdapat piston kemudian tabung
tersebut diberi cairan ( hidro ), maka bila piston disalah satu tabung tersebut diberikan
tenaga maka tenaga tersebut akan di teruskan oleh cairan yang ada di dalam tabung
tersebut dari satu tabung ke tabung lainnya, dimana bila diameter tabung/piston sama
maka tenaga yang diteruskan pun akan sama.

Bila tabung penyalur diameternya tidak sama dengan tabung pembangkit tenaga
maka besarnya tenaga pada tabung terakhir sangat tergantung dari besarnya diameter
tabung

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 11


Komponen rem pada umumnya :

1. Pedal rem
2. Boster
3. Master cylinder
4. Pipa penyarur minyak rem, dan flexible hoses
5. Minyak rem
6. Komponen yang ada di roda seperti, wheel cylinder, kampas rem, per dan lainnya.

Gambar pedal rem

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 12


Gambar boster :

Master silinder dan spare part di dalamnya

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 13


Pipa penyalur minyak rem dan flexible hoses

Minyak rem

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 14


Komponen yang ada di roda Braker plate

Contoh wheel cylinder

Tromol rem Caliper rem

Contoh kampas rem untk tromol dan piringan

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 15


Cara kerja sistem rem :

Pada saat pedal rem kita injak, maka tekanan dari pedal rem akan diteruskan ke
pusrod yang ada pada master silinder dimana pusrod tersebut akan menekan piston dan
piston akan menekan minyak rem, akibatnya minyak rem akan meneruskan gaya yang
dibangkitkan oleh piston ke roda melalui pipa penyalur minyak rem dan terakhir piston yang
ada di wheel cylinder akan tertekan keluar akibatnya kampas rem atau sepatu rem akan
mengembang atau bergerak menekan tromol/disc/piringan. Kondisi ini yang menyebabkan
roda berhenti karena adanya gesekan antara sepatu rem dengan tromol atau piringan.

Cara kerja diatas adalah sistem rem yang pertama kali ditemukan dan diterapkan
pada kendaraan.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 16


Semua komponen rem setelah terangkai dan terpasang pada kendaraan

Seirama perkembangan teknologi maka sistem rem pun mengalami kemajuan


dimana keamanan dan kenyamanan pengemudi sangat dituntut, untuk memenuhinya maka
oleh para ahli sistem rem yang ada ditambah dengan tenaga bantuan yang berupa vacum
boster, dan /atau dengan tekanan kompresor.

Tujuannya adalah dengan dipasangnya vacum boster/tekanan angin kompresor


maka para pengemudi/sopir tidak lagi memerlukan tanaga yang cukup besar untuk
menekan pedal rem cukup dengan sedikit tenaga saja maka rem sudah bekerja dengan
maksimal.

Disamping itu pula, sistem master cylinder yang dulunya hanya mengandalkan single
piston, maka sekarang sudah digunakan tandem master cylinder. Dimana di dalamnya telah
dipasang dua buah piston, yang berfungsi bila salah satu saluran rem terjadi kebocoran atau
buntu, maka penyalur yang satunya lagi masih diharapkan bekerja, kemungkinan kegagalan
sistem rem dapat diminimalisir sekecil mungkin.

Untuk vacum boster yang dipasang pada kendaraan dengan bahan bakar
premium/bensin kevakuman boster didapat dari intake manifold, sedangkan bagi kendaraan
yang berbahan bakar solar/diesel kevakuman didapat dari pompa vakum yang terpasang
pada belakang alternator. Hal ini di maksudkan karena mesin diesel memerlukan asupan

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 17


udara yang lancar dan tidak boleh terganggu, dengan dipasangnya pompa vakum di
belakang alternator maka diharapkan pasokan udara ke dalam ruang pembakaran mesin
tidak terganggu.

Penyaluran tenaga pada sistem rem model sekarang.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 18


Cara menguji sistem rem utama :

1. Penguji masuk keruang kemudi


a. Periksa pedal rem dari kondisi, keoblakan dan kondisi karet anti slip
b. Periksa free ply pedal rem, dan jarak pergerakan pedal tidak melampaui 2/3
dari jarak semula.
c. Tekan pedal rem sebanyak tiga kali dalam posisi mesin mati dan tahan pedal
rem kuat-kuat
d. Hidupkan mesin dan rasakan apakah ada penurunan pedal rem, ? bila ada
penurunan itu berarti boster rem bekerja dengan abik, bila tidak itu berarti
boster dan perlengkapannya ada kelainan/masalah
e. Periksa kondisi minyak rem di reservoir apakah ketinggiannya cukup/minyak
remnya tidak bening.
f. Gunakan alat penduga kondisi minyak rem jika ada.

Contoh alat pengukur kualitas minyak rem

Minyak
rem bekas

Minyak
rem
baru

2. Penguji ada di bawah kendaraan / di pit


a. Periksa kondisi pipa penyalur minyak rem, hoses dari kebocoran terpuntir
atau bergesekan dengan plat/body kendaraan
b. Bila perlu suruh pengemudi untuk memutar kemudi dan perhatikan selang
flexible hoses terjepit atau tertarik oleh gerakan tersebut
c. Periksa kebocoran wheel cylinder dengan melihat pada braker plate dan
mencium baunya, bila tercium bau minyak rem maka wheel cylinder bocor.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 19


Pipa penyalur tidak boleh ada yang Karet insulator sering tidak ada sehingga
karatan berlebihan/bocor pipa beradu dengan plat lainnya

Periksa pipa dan baut Karet seal/piston tidak boleh ada


pembuangan angin yang karatan berlebihan/bocor

Alasan penolakan :
a. Pedal rem oblak berlebihan, karet anti slip tidak ada.
b. Boster rem tidak berfungsi, atau komponen lainnya tidak lengkap
c. Pipa penyalur minyak rem bocor, atau karat berlebihan dan tidak terikat dengan
aman.
d. Volume minyak rem kurang dari batas minimal atau kondisinya kotor seperti
lumpur.
e. Free ply pedal rem tidak ada jarak pergerakan pedal rem melampaui 2/3 dari jarak
semula
f. Pedal rem dikocok berkali-kali baru ada tekanan ke roda

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 20


Komponen rem angin murni

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 21


REM PARKIR :
Rem parkir harus memenuhi persyaratan :
a. Mampu menahan posisi kendaraan dalam keadaaan berhenti baik pada jalan datar,
tanjakan maupun turunan.
b. Dilengkapi dengan pengunci yang bekerja secara mekanis.

Peralatan pengereman yang melakukan fungsi sebagai rem utama dan rem parkir
dapat mempunyai komponen rangkap.

Selain harus dilengkapi dengan rem utama dan rem parkir, setiap mobil bus dengan
jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 7.000 kg dan mobil barang dengan jumlah berat
yang diperbolehkan lebih dari 12.000 kg, harus pula dilengkapi dengan rem perlambat.

Ketentuan harus dilengkapi rem utama dam rem parkir seperti yang telah dijelaskan
di atas juga berlaku untuk kereta gandengan dan kereta tempelan, dan bekerjanya
bersamaan dengan kendaraan penariknya, atau hampir bersamaan .

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 22


Ketentuan mengenai keharusan melengkapi rem yang dapat menjalankan dua fungsi,
sebagaimana dimaksud, tidak berlaku untuk kereta tempelan satu sumbu yang memiliki
jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 750 kg.

Rem utama kereta gandengan dan kereta tempelan harus dilengkapi dengan
peralatan otomatis menghentikan kereta gandengan dan kereta tempelan apabila alat
perangkai putus/terlepas dari kendaraan penariknya.

Ketentuan di atas tersebut tidak berlaku untuk kereta gandengan yang jarak sumbu
rodanya kurang dari satu meter dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak lebih dari
1.500 kg dan kendaraan penariknya dirancang untuk kecepatan maksimum kurang dari 20
km/ jam.

Cara menguji rem tangan :

Penguji masuk ke ruang kemudi dan menarik tuas rem tangan, hitung bunyi klik
sekitar 3 sampai 12 klik sampai tuas sudah tidak bisa ditarik lagi atau rem parkir sudah
maksimal, jumlah klik yang bagus adalah sekitar 8 klik.

Alasan penolakan :

Rem tangan / rem parkir tidak berfungsi, tuas penarik diluar ketentuan (3 s/d 12 klik).

Rangkaian sistem rem untuk kendaraan dan kereta tempelan/gandengan.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 23


Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 24
Rem perlambat :

Rem perlambat berfungsi untuk memperlambat jalannya kendaraan namun tidak


berfungsi untuk menghentikan kendaraan sampai posisi diam. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu tugas sistem rem utama, terutama pada jalan turunan yang panjang dan
menempuh jarak yang cukup jauh, dengan adanya rem perlambat maka kemungkinan
terjadinya panas yang berlebihan dari komponen rem utama dapat diminimalisir.

Rem perlambat di dapat dengan dua cara :

a. Dengan menggunakan engine brake/ brake retarder


b. Dengan menggunakan exhaust brake

Kedua jenis rem perlambat ini cara kerjanya berbeda, namun menghasilkan efek
yang sama, yaitu sama-sama memperlambat jalannya kendaraan.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 25


Untuk rem perlambat, bila tidak berfungsi maka bukan merupakan alasan penolakan
kita hanya menghimbau kepada pemilik atau pengemudi agar memperbaiki sistem rem
perlambatnya.

Berikut contoh kendaraan yang dilengkapi dengan brake retarder :

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 26


C. SISTEM SUSPENSI

Fungsi sistem suspensi sama ibaratnya dengan kaki-kaki manusia, jadi komponen
suspensi ini sangat berperan dalam menentukan nyamannya dan keselamatan dalam
berkendara. Fungsi suspensi dapat djelaskan sebagai berikut :

a. Menjaga stabilitas arah kendaraan

b. Stabilitas pembelokan

c. Kenyamanan jalannya kendaraan

d. Membatasi olengan, ungkitan dan bantingan

e. Menjamin selalu kontak yang baik antara ban dan permukaan jalan

Gaya – gaya yang dipikul oleh sistem suspensi adalah :

a. Gaya vertikal, berat kendaraan termasuk muatan ( muatan statis ) dan perubahan
muatan yang disebabkan permukaan jalan yang kasar ( muatan dinamis )

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 27


b. Gaya horizontal kesamping terutama pada saat membelok

c. Gaya horizontal yaitu pada arah memanjang, yaitu gaya rem gaya gerak, dan
menahan gelinding

SPRUNG DAN UNSPRUNG

a. Massa sprung adalah massa kendaraan yang ditopang oleh per-per termasuk
didalamnya, body, rangka, dan komponen lainnnya dalam hubungannya dengan
body.

b. Massa unsprung adalah termasuk di dalamnya roda-roda ban, rem, dan


komponen suspensi lainnya yang tidak ditopang oleh per.

SUSPENSI SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN MENJADI :

a. As kaku ( rigid )
b. Bebas ( independent )

1) As kaku/rigid
Model ini menghubungkan kedua roda masing-masing antara kiri dan kanan
sehingga keduanya bergerak secara teratur sesuai dengan permukaan jalan dan
gerakan ini dilanjutkan ke sumbu pada masing-masing sisi kendaraan

2) Bebas / independent
Berbeda dengan model kaku maka model bebas penekanannya pada satu pegas
saja tidak saling mempengaruhi roda yang berhadapan pada satu sumbu / as roda
– roda tersebut dapat bergerak bebas yang satu terhadap yang lainnya

Contoh suspensi as kaku :

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 28


Perhatikan roda kiri dan
kanan sejajar, sementara
bodi miring pada saat belok
( body reaksi )

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 29


Contoh suspensi Bebas/idependent :

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 30


KOMPONEN SUSPENSI :
a. Per ( springs )
b. Sumbu/axle
c. Shock absorber
d. Lengan – lengan ( arm )
e. Ball joint/king pin
f. Batang –batang /rods
g. Stabilizer

a. Per/Springs
Per/springs : Berfungsi untuk menopang seluruh beban kendaraan terutama body
dan muatannya, oleh karena itu peranan per sangat dominan dibandingkan dengan parts –
parts lainnya dalam sistem suspensi. Ada beberapa jenis per yang umum kita jumpai dan
diaplikasikan pada kendaraan.

Karena masing-masing jenis per mempunyai kelemahan dan kelebihan, maka


pemakaian jenis per yang beragam sangat ditentukan oleh jenis kendaraan, kegunaan
kendaraan dan yang terakhir adalah masalah harga. Jenis per yang sering kita jumpai
sebagai berikut :

a. Per daun/leaf springs


b. Per keong/coil spring

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 31


c. Per torsi/torsion bar
d. Per pneumatic/udara

a. Jenis per daun/leaf springs :

b. jenis per keong / spiral

Per keong yang


berwarna merah

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 32


c. Per torsi / torsion bar

d. Per pneumatic/udara

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 33


b. Shock Absorber

Fungsi dari shock absorber adalah untuk meredam kejutan yang diakibatkan oleh
permukaan jalan yang tidak rata, tikungan, yang mana pada saat terjadi kejutan. Maka per
yang berfungsi sebagai penopang muatan akan melakukan reaksi sesuai dengan tingkat
tekanan yang di terima, kondisi ini menyebabkan kendaraan akan berjalan seperti saat kita

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 34


naik kuda, yaitu terjadi gerakan naik turun secara berurutan sampai daya reaksi tersebut
melemah. Nah, dengan adanya shock absorber maka kondisi ini tidak dibiarkan terlalu lama,
cukup sekali saja karena akan sangat berbahaya bila jalan kendaraan agak cepat.

Shock absorber ada dua jenis :

a. Single acting
b. Double acting

Berdasarkan isi tabungnya maka ada :

a. Oli
b. Gas

Contoh konstruksi shock absorber :

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 35


c. Lengan- lengan / arm :

Berfungsi untuk memegang knukle arm atau sumbu depan, khususnya sistem
suspensi bebas, bentuknya sangat beragam dibuat dari baja press dan juga sebagai tempat
dudukan ball joint.

Spet pen sistim pengaman


pada mur pada lengan-lengan
setir

Komponen suspensi depan

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 36


d. As atau sumbu roda :

e. Stabilizer
Stabilizer berfungsi untuk mencegah salah satu roda terangkat pada saat
belok/menjaga agar roda selalu menapak di jalan, pada saat kendaraan berjalan lurus, maka
stabilizer ini tidak bekerja.

Pemasangan stabilizer pada kendaraan

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 37


Jenis/model suspensi :

a. Mc. Pherson
b. Wish bone
c. Double wish bone
d. Link

Type MC PHERSON DOUBLE WISH BONE

MC PERSHON DOUBLE WISH BONE

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 38


MULTI LINK

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 39


KOMPONEN SUSPENSI SECARA KESELURUHAN

Cara menguji sistem suspensi :

a. Posisi penguji di depan kendaraan dan di bawah/di pit.


b. Perhatikan tinggi kendaraan dari depan, apakah body kendaraan dalam keadaan
level/rata-rata air.
c. Bila tidak, maka ada kemungkinan komponen suspensi ada yang tidak baik atau
terlalu aus.
d. Periksa dengan teliti setiap sendi-sendi yang ada, dari keoblakan atau karat yang
berlebihan.
e. Periksa baut pengikat/penguat/pengunci, dengan menggunakan palu kecil dan
lampu penerangan.
f. Pastikan bahwa camber,caster, dan kingpin antara roda kiri dan kanan hampir
sama, atau tidak terlalu ekstrim.
g. Gunakan axle ply detector agar hasil pengujian lebih maksimal.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 40


Alasan penolakan :

a. Body kendaraan miring


b. Ada per yang patah, karet batang-batang setir aus
c. Lengan- lengan bengkok
d. Shock absorber olinya bocor
e. Baut pengikat kendor dan pengaman tidak ada

Contoh cara memeriksa sistim suspensi :

D. SISTEM KELISTRIKAN

Sistem kelistrikan pada kendaraan dapat di bagi dua yaitu :

a. Kelistrikan mesin
b. Kelistrikan body

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 41


Kelistrikan mesin terdiri dari :

a. Ignition/sistem pengapian
b. Charging/sistem pengisian
c. Starter
d. Control/meter indicator

Kelistrikan body :

a. Sistem penerangan atau lampu-lampu


b. AC / sistem pendingin/heater
c. Kelstrikan lainnya untuk hiburan seperti radio, tape, dll.

Yang akan dibahas disini adalah kelistrikan body, karena hal inilah yang
menyebabkan kecelakaan seperti lampu rem tidak menyala, penunjuk arah, dan tentunya
lampu utama. Disamping sistem salurannya juga sangat memegang peranan penting yaitu
kabel yang tidak diisolasi dengan baik dan tidak terikat aman dengan body.

Contoh kelistrikan pada kendaraan

Accu/aki memegang perana sangat penting dalam sistem kelistrikan pada kendaraan
karena aki ini dapat mensuply kebutuhan listrik pada saat start dan juga dapat menyimpan
arus listrik pada saat kendaraan tidak digunakan. Dulu sebelum aki ditemukan, untuk
menghidupkan kendaraan harus di engkol dengan tenaga manusia. Hal ini tentu saja sudah
tidak mungkin digunakan lagi pada saat ini.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 42


Yang perlu mendapat perhatian dari aki ini adalah :

Terminal positif dan negatif harus dijaga kebersihannya dari kerak yang diakibatkan
oleh penguapan air aki. Ketinggian air aki juga harus selalu sesuai dengan standar,
disamping itu kualitasnya sendiri juga perlu diperhatikan.

Contoh gambar accu/aki

Rangkaian kabel body yang ada pada kendaraan

Akibat korsleting listrik pada kendaraan

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 43


E. SISTEM PEMBUANGAN

Sistem pembuangan terdiri dari manifold, peredam suara/muffler, dan pipa


pembuangan. Sistem pembuangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Dirancang dan dibuat dari bahan yang cukup kuat, sehingga tidak terjadi
kebocoran asap dan gas buang, dan memenuhi ambang batas tingkat kebisingan.
b. Gas buang dan asap dari sistem pembuangan diarahkan ke atas atau ke belakang
atau ke sisi kanan di sebelah belakang dengan sudut kemiringan tertentu
terhadap garis tengah kendaraan bermotor yang menjamin keselamatan.
c. Pipa pembuangan tidak menonjol melewati sisi samping atau belakang kendaraan
bermotor.

Arah pipa pembuangan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pemakai jalan lainnya, termasuk orang yang sedang berdiri atau berjalan di pinggir jalan.
Pipa pembuangan tersebut disamping tidak boleh menonjol melewati sisi samping atau sisi
belakang kendaraan bermotor yang bersangkutan, juga tidak boleh terlalu pendek karena
dapat menimbulkan terjadinya pusaran ( turbulensi ) yang dapat mengakibatkan masuknya
asap atau gas buang ke ruang penumpang.
Exhaust manifold
Komponen sistem pembuangan :

a. Exhaust manifold
b. Pipa
c. Peredam getaran
d. Catalytic converter
e. Peredam suara
f. Pipa ekor

Contoh gambar
exhaust manifold

Exhaust yang
dipasngi Turbo
charger

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 44


Flexible agar getaran mesin tidak ke sistim pembuangan

Susunan sistim pembuangan secara keseluruhan :

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 45


Catalitic converter :
Catalytic converter berfungsi untuk meminimalisir kandungan racun yang keluar dari
hasil pembakaran dalam cylinder, dan juga dapat meredam suara kenalpot. Untuk
kendaraan produksi sebelum tahun 1986 belum banyak kendaraan yang diproduksi
menggunakan catalytic converter. Namun sekarang, hampir semua kendaraan sudah
menggunakan catalytic converter.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 46


Cara menguji sistem pembuangan :

a. Pastikan bahwa semua pipa pembuangan tidak ada kebocoran / karat yang
berlebihan
b. Tiap sambungan agar mendapat perhatian lebih
c. Dudukan/ gantungan knalpot harus diikat baik dan karet peredam tidak lepas
d. Arah pipa pembuangan tidak menuju ke arah yang salah

Alasan penolakan :

a. Ada kebocoran pada pipa pembuangan


b. Dudukan, gantungan lepas/tidak ada karet peredamnya
c. Arah pipa pembuangan tidak mengarah kea rah yang benar
Catatan :
Khusus untuk mobil tangki, arah pipa pembuangan boleh kedepan dengan arah
kekanan. Hal ini disebabkan karena sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh
pihak pertamina.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 47


F. SISTEM BAHAN BAKAR :

Sistem bahan bakar berfungsi untuk menyimpan dan menyalurkan bahan bakar dari
tangki sampai ke ruang bakar di mesin, sehingga kendaraan dapat beroperasi dan tidak
menimbulkan kecelakaan/ kebakaran pada saat dioperasikan.

Komponen sistem bahan bakar (diesel) terdiri dari :

(1) Kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin, kerosin, solar, alcohol,
atau bahan bakar cair lainnya yang mudah terbakar harus memiliki :
a. Tangki bahan bakar;
b. Corong pengisi dan lobang udara bahan bakar;
c. Pipa-pipa yang berfungsi menyalurkan bahan bakar.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 48


(2) Tangki sebagaimana dimaksud ayat (1) harus memenuhi persyaratan :
a. Dikontruksi cukup kuat dan tahan terhadap korosi;
b.

Cara menguji sistem bahan bakar :

1) Periksa tangki bahan bakar, apakah terjadi karat yang berlebihan.


2) Tutup tangki harus tertutup dengan baik.
3) Periksa pipa – pipa penyalur dari kebocoran.

Alasan penolakan :

1) Terdapat karat yang berlebih pada tangki.


2) Tutup tangki tidak ada/tidak terikat dengan baik/ditutup dengan kaleng atau plastik
bekas.
3) Terdapat kebocoran pada pipa – pipa penyalur bahan bakar.

G. SISTIM MOTOR PENGGERAK :

Sistim motor penggerak pada kendaraan bermotor secara umum terdiri dari banyak varian
tergantung dari pada pabrik pembuat kendaraan namun secara sederhana sistim motor
penggerak ini dapat di jelaskan sebagai berikut :

Dalam PP No. 55 tahun 2012 disebutkan bahwa :

Pasal 12 :
Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus memiliki motor
penggerak yang memenuhi persyaratan :
a. Mempunyai daya untuk dapat mendaki pada jalan tanjakan dengan kecepatan
minimum 20 kilometer per jam pada segala kondisi jalan.
b. Motornya dapat dihidupkan dari tempat duduk pengemudi, kecuali kendaraan
bermotor yang dirancang dengan kecepatan tidak melebihi 25 kilometer per jam
pada jalan datar.
c. Ambang batas emisi dan gas buang dan kebisingan tertentu………?

Ayat (2)

(1) Pada setiap motor penggerak sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, harus
dibubuhkan nomor motor penggerak.

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 49


(2) Nomor motor penggerak sebagaimana dimaksud ayat (1) ditempatkan secara
permanen pada bagian tertentu motor penggerak dan mudah dilihat serta
dibaca.
Motor penggerak kendaraan bermpotor dengan atau tanpa kereta gandengan atau
kereta tempelan, selain sepeda motor, harus memiliki perbandingan antara daya dan
berat total kendaraan berikut muatannya sekurang-kurangnya sebesar 4,50 ( empat
setengah ) kilowatt setiap 1.000 kilogram dari jumlah berat yang diperbolehkan atau
jumlah berat kombinasi yang dibolehkan.

Perbandingan antara daya motor penggerak dan berat kendaraan khusus atau
sepeda motor ditetapkan sesuai dengan kebutuhan lalu lintas dan angkutan serta
kelas jalan.

Ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku
untuk kendaraan bermotor yang digerakkan dengan tenaga listrik atau kendaraan
bermotor yang dirancang dengan kecepatan tidak melebihi 25 kilometer per jam
pada jalan datar.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat maka motor penggerak juga
mengalami perkembangan yang cukup pesat, sebagai akibat tekanan global, antara lain
setiap motor /engine sekarang dituntut agar :
a. Effisien ( fuel comsumtion yang rendah/irit )
b. Emisi yang rendah / ramah lingkungan
c. Membangkitkan tenaga yang besar.

Perubahan yang terjadi akhir –akhir ini adalah :


a. Diterapkannya sistim EFI ( Electronik fuel injection )
b. VVTi ( Variable valve timing intelligent )
c. Common rail ( Untuk Diesel )
d. Peningkatan compression ratio.
e. Fuel cell
f. Hibride engine
g. Elektrik engine
h. Dan lainnya.

Contoh mesin dengan VVTi dan EFI

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 50


Contoh mesin hibride

Berlanjut ke modul III

REFRENSI

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 51


1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan
Jalan
2. Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi
3. Keputusan Menetri Perhubungan No. 63 tahun 1993 tentang ambang batas laik jalan
kendaraan bermotor Kereta gandengan Dan Kereta Tempelan
4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 71 tahun 1993 Tentang Pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor
5. Keputusan Menteri Perhubungan No. 71 tahun 1993 Tentang Perlengkapan kendaraan
bermotor
6. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 9 tahun 2004 tentang Pengujian tipe kendaraan
bermotor
7. Buku Pedoman teknik Pengujian Kendaraan Bermotor Arge Indoc, Buku IIB
8. Buku Pedoman teknik Pengujian kendaraan Bermotor, Arge Indoc, Buku II D
9. Ed may and William H. Cours “ Automotive Mechanics “ Mc. Grawhill Book Company
Sydney 1992
10. Dari berbagai sumber lainnya ( internet )

Teknik Menguji Kendaraan Bermotor II 52

Anda mungkin juga menyukai