Modul 2
Modul 2
Penggunaannya untuk :
Syarat – syarat rangka dan body harus : dirancang cukup kuat untuk menahan semua
jenis beban sewaktu kendaraan dioperasikan di jalan dan diikat kukuh pada rangka
landasan.
Pada bagian dalam kendaraan bermotor tidak boleh terdapat bagian yang menonjol
yang dapat membahayakan keselamatan.
Untuk penjelasan lebih jauh tentang body dan rangka ini diatur dalam PP no. 44/93
tentang kendaraan dan pengemudi.
Dari sekian banyak komponen kendaraan maka rangka dan body adalah komponen
yang paling jarang diganti bahkan khusus untuk rangka/frame tidak pernah diganti karena di
rangka tersebut di bubuhi nomor rangka yang merupakan indentitas kendaraan selama
dioperasikan dan yang boleh membubuhkan nomor rangka hanya pabrik pembuat atau
ATPM/APM.
Perhatikan di
daerah pilar A,B,C
dimana bila di
daerah tersebut
mengalami karatan
yang
berlebihan/sikitar
diameter 30 cm
maka pengujiannya
ditolak
Khusus untuk body mobil bus dan penumpang agar berpedoman pada persyaratan
karoseri psl 58 PP 55 th 2012 Khusus untuk pemeriksaan bus agar diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
Konfig
No. JBI Tinggi bak max
sumbu
1 1.1 s/d 4.500 kg. 550.mm.
2 1.2 s/d 7.500 kg. 700. mm
s/d 13.000 kg 850. mm
3 1.22 s/d 21.000 kg 1000. mm
Tinggi bak dihitung dari lantai bak sampai tinggi dinding samping paling
bawah.
Apabila tinggi dinding bak paling depan lebih rendah dari jendela kabin
belakang maka harus dipasang terali besi di jendela kabin tersebut.
f. Tanda/warna khusus yang harus dimiliki oleh angkutan barang curah :
Warna bak coklat tua.
Nama perusahaan harus tercantum pada sisi kiri dan kanan
Ukuran dan warna nama perusahaan ditetapkan sebagai berikut, warna dasar
putih , huruf merah.
ttd.
Nip. 120092889
JENIS-JENIS REM :
1. Rem hidrolik
2. Rem hidrolik dengan bantuan boster
3. Rem hidrolik dengan tekanan angin
4. Rem angin murni
Dalam tabung yang terhubung yang didalamnya terdapat piston kemudian tabung
tersebut diberi cairan ( hidro ), maka bila piston disalah satu tabung tersebut diberikan
tenaga maka tenaga tersebut akan di teruskan oleh cairan yang ada di dalam tabung
tersebut dari satu tabung ke tabung lainnya, dimana bila diameter tabung/piston sama
maka tenaga yang diteruskan pun akan sama.
Bila tabung penyalur diameternya tidak sama dengan tabung pembangkit tenaga
maka besarnya tenaga pada tabung terakhir sangat tergantung dari besarnya diameter
tabung
1. Pedal rem
2. Boster
3. Master cylinder
4. Pipa penyarur minyak rem, dan flexible hoses
5. Minyak rem
6. Komponen yang ada di roda seperti, wheel cylinder, kampas rem, per dan lainnya.
Minyak rem
Pada saat pedal rem kita injak, maka tekanan dari pedal rem akan diteruskan ke
pusrod yang ada pada master silinder dimana pusrod tersebut akan menekan piston dan
piston akan menekan minyak rem, akibatnya minyak rem akan meneruskan gaya yang
dibangkitkan oleh piston ke roda melalui pipa penyalur minyak rem dan terakhir piston yang
ada di wheel cylinder akan tertekan keluar akibatnya kampas rem atau sepatu rem akan
mengembang atau bergerak menekan tromol/disc/piringan. Kondisi ini yang menyebabkan
roda berhenti karena adanya gesekan antara sepatu rem dengan tromol atau piringan.
Cara kerja diatas adalah sistem rem yang pertama kali ditemukan dan diterapkan
pada kendaraan.
Disamping itu pula, sistem master cylinder yang dulunya hanya mengandalkan single
piston, maka sekarang sudah digunakan tandem master cylinder. Dimana di dalamnya telah
dipasang dua buah piston, yang berfungsi bila salah satu saluran rem terjadi kebocoran atau
buntu, maka penyalur yang satunya lagi masih diharapkan bekerja, kemungkinan kegagalan
sistem rem dapat diminimalisir sekecil mungkin.
Untuk vacum boster yang dipasang pada kendaraan dengan bahan bakar
premium/bensin kevakuman boster didapat dari intake manifold, sedangkan bagi kendaraan
yang berbahan bakar solar/diesel kevakuman didapat dari pompa vakum yang terpasang
pada belakang alternator. Hal ini di maksudkan karena mesin diesel memerlukan asupan
Minyak
rem bekas
Minyak
rem
baru
Alasan penolakan :
a. Pedal rem oblak berlebihan, karet anti slip tidak ada.
b. Boster rem tidak berfungsi, atau komponen lainnya tidak lengkap
c. Pipa penyalur minyak rem bocor, atau karat berlebihan dan tidak terikat dengan
aman.
d. Volume minyak rem kurang dari batas minimal atau kondisinya kotor seperti
lumpur.
e. Free ply pedal rem tidak ada jarak pergerakan pedal rem melampaui 2/3 dari jarak
semula
f. Pedal rem dikocok berkali-kali baru ada tekanan ke roda
Peralatan pengereman yang melakukan fungsi sebagai rem utama dan rem parkir
dapat mempunyai komponen rangkap.
Selain harus dilengkapi dengan rem utama dan rem parkir, setiap mobil bus dengan
jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 7.000 kg dan mobil barang dengan jumlah berat
yang diperbolehkan lebih dari 12.000 kg, harus pula dilengkapi dengan rem perlambat.
Ketentuan harus dilengkapi rem utama dam rem parkir seperti yang telah dijelaskan
di atas juga berlaku untuk kereta gandengan dan kereta tempelan, dan bekerjanya
bersamaan dengan kendaraan penariknya, atau hampir bersamaan .
Rem utama kereta gandengan dan kereta tempelan harus dilengkapi dengan
peralatan otomatis menghentikan kereta gandengan dan kereta tempelan apabila alat
perangkai putus/terlepas dari kendaraan penariknya.
Ketentuan di atas tersebut tidak berlaku untuk kereta gandengan yang jarak sumbu
rodanya kurang dari satu meter dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak lebih dari
1.500 kg dan kendaraan penariknya dirancang untuk kecepatan maksimum kurang dari 20
km/ jam.
Penguji masuk ke ruang kemudi dan menarik tuas rem tangan, hitung bunyi klik
sekitar 3 sampai 12 klik sampai tuas sudah tidak bisa ditarik lagi atau rem parkir sudah
maksimal, jumlah klik yang bagus adalah sekitar 8 klik.
Alasan penolakan :
Rem tangan / rem parkir tidak berfungsi, tuas penarik diluar ketentuan (3 s/d 12 klik).
Kedua jenis rem perlambat ini cara kerjanya berbeda, namun menghasilkan efek
yang sama, yaitu sama-sama memperlambat jalannya kendaraan.
Fungsi sistem suspensi sama ibaratnya dengan kaki-kaki manusia, jadi komponen
suspensi ini sangat berperan dalam menentukan nyamannya dan keselamatan dalam
berkendara. Fungsi suspensi dapat djelaskan sebagai berikut :
b. Stabilitas pembelokan
e. Menjamin selalu kontak yang baik antara ban dan permukaan jalan
a. Gaya vertikal, berat kendaraan termasuk muatan ( muatan statis ) dan perubahan
muatan yang disebabkan permukaan jalan yang kasar ( muatan dinamis )
c. Gaya horizontal yaitu pada arah memanjang, yaitu gaya rem gaya gerak, dan
menahan gelinding
a. Massa sprung adalah massa kendaraan yang ditopang oleh per-per termasuk
didalamnya, body, rangka, dan komponen lainnnya dalam hubungannya dengan
body.
a. As kaku ( rigid )
b. Bebas ( independent )
1) As kaku/rigid
Model ini menghubungkan kedua roda masing-masing antara kiri dan kanan
sehingga keduanya bergerak secara teratur sesuai dengan permukaan jalan dan
gerakan ini dilanjutkan ke sumbu pada masing-masing sisi kendaraan
2) Bebas / independent
Berbeda dengan model kaku maka model bebas penekanannya pada satu pegas
saja tidak saling mempengaruhi roda yang berhadapan pada satu sumbu / as roda
– roda tersebut dapat bergerak bebas yang satu terhadap yang lainnya
a. Per/Springs
Per/springs : Berfungsi untuk menopang seluruh beban kendaraan terutama body
dan muatannya, oleh karena itu peranan per sangat dominan dibandingkan dengan parts –
parts lainnya dalam sistem suspensi. Ada beberapa jenis per yang umum kita jumpai dan
diaplikasikan pada kendaraan.
d. Per pneumatic/udara
Fungsi dari shock absorber adalah untuk meredam kejutan yang diakibatkan oleh
permukaan jalan yang tidak rata, tikungan, yang mana pada saat terjadi kejutan. Maka per
yang berfungsi sebagai penopang muatan akan melakukan reaksi sesuai dengan tingkat
tekanan yang di terima, kondisi ini menyebabkan kendaraan akan berjalan seperti saat kita
a. Single acting
b. Double acting
a. Oli
b. Gas
Berfungsi untuk memegang knukle arm atau sumbu depan, khususnya sistem
suspensi bebas, bentuknya sangat beragam dibuat dari baja press dan juga sebagai tempat
dudukan ball joint.
e. Stabilizer
Stabilizer berfungsi untuk mencegah salah satu roda terangkat pada saat
belok/menjaga agar roda selalu menapak di jalan, pada saat kendaraan berjalan lurus, maka
stabilizer ini tidak bekerja.
a. Mc. Pherson
b. Wish bone
c. Double wish bone
d. Link
D. SISTEM KELISTRIKAN
a. Kelistrikan mesin
b. Kelistrikan body
a. Ignition/sistem pengapian
b. Charging/sistem pengisian
c. Starter
d. Control/meter indicator
Kelistrikan body :
Yang akan dibahas disini adalah kelistrikan body, karena hal inilah yang
menyebabkan kecelakaan seperti lampu rem tidak menyala, penunjuk arah, dan tentunya
lampu utama. Disamping sistem salurannya juga sangat memegang peranan penting yaitu
kabel yang tidak diisolasi dengan baik dan tidak terikat aman dengan body.
Accu/aki memegang perana sangat penting dalam sistem kelistrikan pada kendaraan
karena aki ini dapat mensuply kebutuhan listrik pada saat start dan juga dapat menyimpan
arus listrik pada saat kendaraan tidak digunakan. Dulu sebelum aki ditemukan, untuk
menghidupkan kendaraan harus di engkol dengan tenaga manusia. Hal ini tentu saja sudah
tidak mungkin digunakan lagi pada saat ini.
Terminal positif dan negatif harus dijaga kebersihannya dari kerak yang diakibatkan
oleh penguapan air aki. Ketinggian air aki juga harus selalu sesuai dengan standar,
disamping itu kualitasnya sendiri juga perlu diperhatikan.
a. Dirancang dan dibuat dari bahan yang cukup kuat, sehingga tidak terjadi
kebocoran asap dan gas buang, dan memenuhi ambang batas tingkat kebisingan.
b. Gas buang dan asap dari sistem pembuangan diarahkan ke atas atau ke belakang
atau ke sisi kanan di sebelah belakang dengan sudut kemiringan tertentu
terhadap garis tengah kendaraan bermotor yang menjamin keselamatan.
c. Pipa pembuangan tidak menonjol melewati sisi samping atau belakang kendaraan
bermotor.
Arah pipa pembuangan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pemakai jalan lainnya, termasuk orang yang sedang berdiri atau berjalan di pinggir jalan.
Pipa pembuangan tersebut disamping tidak boleh menonjol melewati sisi samping atau sisi
belakang kendaraan bermotor yang bersangkutan, juga tidak boleh terlalu pendek karena
dapat menimbulkan terjadinya pusaran ( turbulensi ) yang dapat mengakibatkan masuknya
asap atau gas buang ke ruang penumpang.
Exhaust manifold
Komponen sistem pembuangan :
a. Exhaust manifold
b. Pipa
c. Peredam getaran
d. Catalytic converter
e. Peredam suara
f. Pipa ekor
Contoh gambar
exhaust manifold
Exhaust yang
dipasngi Turbo
charger
a. Pastikan bahwa semua pipa pembuangan tidak ada kebocoran / karat yang
berlebihan
b. Tiap sambungan agar mendapat perhatian lebih
c. Dudukan/ gantungan knalpot harus diikat baik dan karet peredam tidak lepas
d. Arah pipa pembuangan tidak menuju ke arah yang salah
Alasan penolakan :
Sistem bahan bakar berfungsi untuk menyimpan dan menyalurkan bahan bakar dari
tangki sampai ke ruang bakar di mesin, sehingga kendaraan dapat beroperasi dan tidak
menimbulkan kecelakaan/ kebakaran pada saat dioperasikan.
(1) Kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin, kerosin, solar, alcohol,
atau bahan bakar cair lainnya yang mudah terbakar harus memiliki :
a. Tangki bahan bakar;
b. Corong pengisi dan lobang udara bahan bakar;
c. Pipa-pipa yang berfungsi menyalurkan bahan bakar.
Alasan penolakan :
Sistim motor penggerak pada kendaraan bermotor secara umum terdiri dari banyak varian
tergantung dari pada pabrik pembuat kendaraan namun secara sederhana sistim motor
penggerak ini dapat di jelaskan sebagai berikut :
Pasal 12 :
Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus memiliki motor
penggerak yang memenuhi persyaratan :
a. Mempunyai daya untuk dapat mendaki pada jalan tanjakan dengan kecepatan
minimum 20 kilometer per jam pada segala kondisi jalan.
b. Motornya dapat dihidupkan dari tempat duduk pengemudi, kecuali kendaraan
bermotor yang dirancang dengan kecepatan tidak melebihi 25 kilometer per jam
pada jalan datar.
c. Ambang batas emisi dan gas buang dan kebisingan tertentu………?
Ayat (2)
(1) Pada setiap motor penggerak sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, harus
dibubuhkan nomor motor penggerak.
Perbandingan antara daya motor penggerak dan berat kendaraan khusus atau
sepeda motor ditetapkan sesuai dengan kebutuhan lalu lintas dan angkutan serta
kelas jalan.
Ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku
untuk kendaraan bermotor yang digerakkan dengan tenaga listrik atau kendaraan
bermotor yang dirancang dengan kecepatan tidak melebihi 25 kilometer per jam
pada jalan datar.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat maka motor penggerak juga
mengalami perkembangan yang cukup pesat, sebagai akibat tekanan global, antara lain
setiap motor /engine sekarang dituntut agar :
a. Effisien ( fuel comsumtion yang rendah/irit )
b. Emisi yang rendah / ramah lingkungan
c. Membangkitkan tenaga yang besar.
REFRENSI